KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT BERBANTUAN ALAT PERAGA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMA EFATA SOE KABUPATEN TTS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh Nonci M. Uki 0402513103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i
213
Embed
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/26423/1/full.pdfKEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT BERBANTUAN ALAT PERAGA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD DAN NHT BERBANTUAN ALAT PERAGA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMA EFATA SOE
KABUPATEN TTS
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Nonci M. Uki
0402513103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“ Kekuatan TUHAN nyata dalam hidup kita saat kita menghadapi masalah tanpa
putus asa”
Tesis ini dipersembahkan kepada:
1. Almamater tercinta Universitas Negeri Semarang
2. STKIP SoE
3. Keluarga tercinta
iv
ABSTRAK
Uki, N.M. 2015. “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan
NHT Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan Manusia Di SMA Efata
SoE Kab. TTS” Tesis, Program Studi pendidikan ilmu pengetahuan alam,
program pascasarjana, Universitas negeri semarang. Pembimbing I Prof.
Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S., pembimbing II Dr. Ir. Dyah. R.
Indriyanti, M.P.
v
ABSTRACT
Uki, N.M. 2015. " The effectiveness of Cooperative Learning STAD and NHT
Models Assisted with Learning Tools about Human Respiratory System in Efata
Senior High School, SoE, TTS" Department of natural science education, Thesism
graduate programs, Semarang State University. Supervisor I Prof. Dr. Priyantini
Widiyaningrum, M.S. supervisor II Dr. Ir. Rini Dyah Indriyanti , M.P.
Keywords: Learning tools, learning outcomes, motivation, NHT, STAD
The observation results in some schools in Timor Tengah Selatan (TTS) shows
that student learning results obtained are still below the minimum completeness
criteria ( KKM ). This is because the limitless of teachers’ in selecting appropriate
methods in learning process, and there are many teachers who do not utilize the
learning medium so the students feel bored and ultimately affect the students’
motivation and learning outcomes. This study aimed to analyze the effectiveness
of cooperative learning STAD model, NHT and Conventional assisted with
learning tools toward students’ motivation and learning outcomes about human
respiratory system. The method used is Quasi- Experiment with design
Nonequivalent control group design involving three classes, which use the model
of STAD, NHT and Conventional. The data were analyzed using ANOVA test
one lane at α = 0.05. The results showed that the average results of the study
group STAD (36.47), NHT group (41.20) and Conventional (34.84) , show
significant differences at the 0.05 significance level . The use of cooperative
learning model NHT assisted with learning tools is more effectively improve
students’ learning outcomes compared with STAD and conventional models. The
average students’ motivation STAD class ( 50.20 ) , class NHT ( 52.07 ) and
Conventional ( 50.11 ) , did not show a difference at a significance level of 0.05
thus be concluded that all three models applied learning did not affect students'
motivation .
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT
Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan di SMA Efata SoE Kabupaten TTS”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan sebelum memulai penelitian
dalam meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA
Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tesis
ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para
pembimbing: Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S (Pembimbing I) dan Dr.
Ir. Dyah Rini Indriyanti M.P (Pembimbing II) yang telah meluangkan waktu dan
pemikiran untuk penyusunan tesis ini.
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pula kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Direksi pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas dukungan kelancaran
yang diberikan bagi pebulis dalam menempuh studi.
3. Ketua Program studi IPA Universitas Negeri Semarang yang menyediakan
kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Ketua STKIP SoE dan seluruh citivitas akademika yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan studi dan pelaksanaan penelitian.
5. Ketua Yayasan Perguruan Tinggi SoE yang mengijinkan penulis mengikuti
program perkuliahan pada Pascasarjana Unnes.
6. Ketua Yayasan Victory Kupang yang telah memberikan bantuan biaya
perkuliahan bagi penulis selama masa studi di Pascasarjana Unnes.
7. Teman-teman mahasiswa S2 program studi Pendidikan IPA Konsentrasi
Biologi Reguler Pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas segala
vii
bantuan dan kebersamaan selama menempuh pendidikan di program studi
Pendidikan IPA.
8. Teman-teman S2 dari STKIP SoE atas segala motivasi dan dukungannya
selama perkuliahan di Semarang.
9. Orang tua tercinta Bapak Mesakh Uki, Ibu Yuliana Uki Sanam, Kak Mel
bersama Kak Uce, Amon, Anja & yang terkasih kak Sisko, terimakasih atas
doa dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di program
magister.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan program magister
di Pascasarja Universitas Negeri Semarang
Penulis sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil tesis ini
bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Hasil observsi di beberapa sekolah di Kabupaten Timor Tengah
Selatan (TTS) menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih
di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini disebabkan karena
sarana prasarana dalam proses pembelajaran yang kurang memadai,
keterbatasan kreativitas guru dalam memilih metode yang tepat dalam proses
pembelajaran, keterbatasan guru dalam mengembangkan berbagai strategi
pembelajaran yang menarik siswa untuk belajar, dan masih banyak guru yang
belum memanfaatkan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan
pada akhirnya berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh
Karena itu, guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi serta menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga
dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerja
sama dengan peserta didik yang lain.
Materi sistem pernapasan pada manusia merupakan materi yang
bersifat abstrak dan berkaitan dengan mekanisme serta proses yang terjadi di
dalam tubuh, sehingga sulit bagi siswa untuk memahami materi tersebut.
Oleh karena itu, untuk membantu siswa dalam memahami materi sistem
pernapasan pada manusia maka dalam proses pembelajarannya diperlukan
bantuan alat peraga.
1
2
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk menyampaikan materi pelajaran yang bertujuan
memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar, sehingga
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan serta menumbuhkan motivasi
siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti bertanya
terhadap sesuatu yang belum dipahami.
Alat peraga dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan
konsep-konsep atau gejala-gejala yang dipelajari. Pemanfaatan alat peraga
diharapkan mampu mengurangi kesulitan yang dialami siswa dan membantu
guru dalam pembelajaran sehingga penyampaian konsep lebih bermakna dan
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya,
dengan demikian akan tercipta suatu proses pembelajaran yang berkualitas.
Hasil observasi di SMA Efata SoE dalam pembelajaran biologi
terutama materi sistem pernapasan pada manusia, ternyata proses
pembelajarannya berpusat pada buku paket yang sudah ada, belum
memanfaatkan media pembelajaran berupa alat peraga dan kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas dalam proses
pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar siswa rendah.
Katili (2009) mengemukakan bahwa kebiasaan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran masih cenderung menggunakan metode
konvensional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran. Guru cenderung
menulis di papan tulis, ceramah, dan siswa mencatat, sehingga motivasi dan
hasil belajar siswa di bawah KKM yang sudah ditentukan.
3
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang semula teacher
centered menjadi student centered. Pembelajaran secara klasikal yang berubah
menjadi pembelajaran kooperatif, bertujuan untuk memaksimalkan kerja
sama antar siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang heterogen
dalam kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, guru diharapkan
mengurangi dominasi di dalam kelas, siswa harus aktif berpartisipasi
menemukan dan membentuk sendiri pengetahuannya. Ada berbagai model
pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Division (STAD ) dan pembelajaan kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT).
Metode STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang sederhana untuk permulaan bagi guru yang menggunakan
pendekatan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher centered
menjadi student centered. Hal ini didukung oleh pendapat Slavin (2008) yang
menyatakan bahwa pada model STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, dan
jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim
dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada
saat tes siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu.
4
Metode NHT yang merupakan metode belajar kelompok yang
diawali dengan pemberian nomor kepada setiap anggota kelompok, nomor-
nomor tersebut yang akan menjadi identitas siswa dalam proses pembelajaran.
Ciri khas dari NHT yaitu guru hanya menunjuk siswa dengan menyebutkan
salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Hal ini merupakan upaya sangat baik untuk meningkatkan
tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok, serta adanya saling
ketergantungan antara sesama individu dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian Balfakih (203) menyimpulkan bahwa
hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih baik
dari pada dengan model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa yang
menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada dengan model
konvensional (Jamalong 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan NHT
memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada dengan model
konvensional (Sunandar 2008). Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan
penelitian tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
NHT berbantuan alat peraga sistem pernapasan manusia di SMA Efata Soe
Kabupaten TTS. Dari kedua model ini, manakah yang lebih efektif dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan khususnya di SMA Efata SoE
sebagai berikut;
a. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi pada
materi sistem pernapasan pada manusia
b. Hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).
c. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga
siswa menjadi malas dan jenuh.
d. Kurangnya pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran
1.3 Cakupan Masalah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu diberikan
cakupan masalah sebagai berikut:
a. Keefektivan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu, besarnya pengaruh
penerapan metode pembelajaran STAD dan NHT berbantuan alat peraga
dilihat dari hasil belajar kognitif siswa.
b. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan
kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
c. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan ciri utamanya penomoran
dengan adanya penomoran maka siswa akan merasa bertanggungjawab
atas anggota kelompoknya.
6
d. Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar,
dimana alat peraga membuat materi ajar yang abstrak menjadi
konkrit.Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga
mekanisme pernapasan pada manusia dan alat peraga untuk mengetahui
efek rokok bagi kesehatan, yang akan dibuat oleh siswa.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan alat peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada
materi sistem pernapasan pada manusia?
b. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ?
c. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
a. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan alat peraga dengan model NHT berbantuan alat peraga
7
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
pada manusia.
b. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
c. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan
dalam pemilihan model pembelajaran sebagai upaya untuk menyajikan
materi pelajaran agar lebih menarik.
b. Bagi siswa, pengembangan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat
peraga diharapkan dapat memberikan sumbangan bermanfaat untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmayanti dan Amaria
(2013) tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STADpada
materi koloid, menunjukkan bahwa, rata-rata ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dari pretest ke posttestyaitu sebesar 35% menjadi
80%. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebesar 78% yang dinyatakan kuat. Kemampuan guru mengelola model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mendukung peningkatan ketuntasan
belajar siswa. Guru yang mampu mengelola model pembelajaran kooperatif
dengan baik membuat siswa bersemangat dan mengalami proses belajar
dengan maksimal, sehingga ketuntasan belajar siswa pun meningkat. Hal ini
didukung oleh penelitian Lailiyah et al. (2013) yang menunjukkan bahwa
ketuntasan klasikal siswa meningkat seiring dengan meningkatnya
kemampuan guru mengelola model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Penelitian yang dilakukan oleh Balfakih (2003) tentang
STADdengan menggunakan dua kelompok, kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan di provinsi Timur
dengan hasil 8, 97 poin, sedangkan kelompok kontrol dilakukan di provinsi
Utara dengan hasil 8,75 poin. Dari data yang diperoleh terdapat perbedaan
antara group kontrol dan group eksperimen. Dat (2013) menyimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan tingkat prestasi
8
9
akademik siswa dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika di
sekolah menengah Vietnam.
Siregar (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
nilai rata-rata postestdi kelas eksperimen sebesar 77,4. Sedangkan di kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata postest sebesar 69,9. Artinya terdapat
perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Selain meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe
NHT ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, diperoleh bahwa
aktivitas siswa mengalami peningkatan yang positif.
Menurut Tiya dan Anggo (2012), model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa pada
pokok bahasan statistika dan hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan
peningkatan yang signifikan, dengan nilai rata-rata 34,83 menjadi 55,00 pada
akhir siklus 1, pada akhir siklus II 77,67, dan pada akhir siklus III 80,83.
Menurut Jamalong (2012), hasil belajar siswa sebelum
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak ada satu pun
siswa yang mencapai tingkat ketuntasan. Setelah diterapkan metode kooperatif
tipe NHT pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 11 siswa (34,38%) dan pada siklus II terdapat 20 siswa
(54,82%) yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa model
10
kooperatif tipe NHT sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Intani (2009), hasil belajar dapat ditingkatkan dengan model
pembelajaran NHT, hal ini ditunjukan oleh rata-rata nilai tes akhir siklus I dari
64,11 menjadi 68,4% dan pada siklus 2 ketuntasan belajar klasikal meningkat
dari 68,4% menjadi 77,5%.
Menurut Anidityas et al. (2012) hasil penelitinnya menunjukkan
bahwa keaktifan siswa termasuk kategori sangat baik yaitu sebesar 93%.
Secara klasikal ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat baik
yakni sebesar 89,58%, serta tanggapan siswa selama proses pembelajaran
termasuk kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
peraga sistem pernapasan manusia dapat mengoptimalkan kualitas belajar
siswa.
Menurut Prasetyarini et al. (2013), hasil penelitian menunjukan
bahwa pemanfaatan alat peraga IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep
fisika siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep fisika
siswa pada tiap siklus.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka perlu
dilakukan penelitian bagaimana keefektifan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa SMA.
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2008) adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
11
dijadikan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Menurut Riyanto
(2010) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus
keterampilan sosial. Sementara itu, Hayati (2002) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi.
Pembelajaran sistem kooperatif, siswa belajar bekerja sama
dengan anggota lainnya. Model pembelajaran kooperatif siswa memiliki
dua model tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok kecil dan mereka melakukan
seorang diri (Rusman, 2011). Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Riyanto, 2010). Disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri atas 4-5 orang siswa dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri yaitu: a)
setiap anggota memiliki peran, b) terjadi hubungan interaksi langsung
diantara siswa, c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
12
belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, d) guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e)
guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim,
2000).
Teori yang menjadi pendukung model pembelajaran kooperatif
adalah: 1) teori psikologi kognitif (Piaget dan Vygotsky), dan 2) teori
psikologi sosial (Dewey, Thelan, Allport, dan Lewin)
1. Teori psikologi kognitif
a. Teori Piaget
Pieget memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin
tahu bahwa yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkunan sosialnya.
Piaget meyakini bahwa pengalaman secara fisik dan
pemanipulasian lingkungan akan mengembangkan
kemampuannya. Ia juga mempercayai bahwa interaksi sosial
dengan teman sebaya, khususnya dalam mengemukakan ide dan
berdiskusi akan membantunya memperjelas hasil pemikirannya
dan menjadikan hasil pemikirannya lebih logis. Melalui pertukaran
ide dengan teman lain, seorang anak yang sebelumnya memiliki
subjektif terhadap sesuatu yang diamati akan merubah
13
pemikirannya menjadi objektif. Aktivitas berpikir anak seperti itu
terorganisasi dalam suatu struktur kognitif (mental) yang disebut
dengan scheme atau pola berpikir (patterns of behavior or thinking)
Riyanto (2010).
b. Teori Vygotsky
Vygotsky dalam memandang perkembangan kognitif anak
secara akuisisi (sistem isyarat) terjadi dalam sekuen tahapan yang
invarian untuk setiap anak sebagaimana disampaikan oleh Piaget.
Namun, Vygotsky berbeda dalam memandang perkembangan
kognitif anak. Ia meyakini bahwa perkembangan kognitif anak
terkait sangat kuat dengan masukan dai orang lain. Vygotsky
mendasarkan karyanya pada dua ide utama. Pertama,
perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari
konteks pengalaman historis dan budaya anak. Kedua,
perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat (sign system)
dimana ia tumbuh (Hayati, 2002).
Teori Vygotsky mempunyai dua implikasi utama dalam
pembelajaran yaitu, perlunya pengelola pembelajaran secara
kooperatif dengan pengelompokan peserta didik secara heterogen
dari sisi kemampuan akademik, dan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pentingnya scaffolding, dengan menekankan
pentingnya tanggung jawab peserta didik pada tugas belajarnya
(Hayati, 2002).
14
2. Teori psikologi sosial
a. Teori John Dewey dan Herbert Thelan
Teori John Dewey menyatakan bahwa, kelas seharusnya
merupakan cermin dari masyarakat luas dan berfungsi sebagi
laboratorium belajar dalam kehidupan nyata. Dewey menegaskan
bahwa guru perlu menciptakan sistem sosial yang bercirikan
demokrasi dan proses ilmiah dalam lingkungan belajar peserta
didik dalam kelas. Tanggung jawab utama guru adalah memotivasi
peserta didik untuk belajar secara kooperatif dan memikirkan
masalah-masalah sosial yang penting setiap hari. Bersamaan dalam
aktivitasnya memecahkan masalah dalam kelompoknya, peserta
didik belajar prinsip-prinsip demokrasi melalui interaksi dengan
peserta didik lain (Arends, 1997).
b. Teori Gordon Allport
Allport berpandangan bahwa hukum saja tidaklah cukup
untuk mengurangi kecurigaan dan meningkatkan penerimaan
secara baik antar kelompok. Pandangan Allport dikenal dengan the
nature of prejudice. Untuk mengurangi kecurigaan dan
meningkatkan penerimaan satu sama lain adalah dengan jalan
mengumpulkan mereka (antar suku atau ras) dalam satu lokasi,
kontak langsung dan dapat bekerja sama (Arends, 1997).
15
c. Teori Kurt Lewin
Lewin sangat tertarik pada masalah-maslah pergerakan
yang dinamis dalam kelompok (group dynamic movement),
terutama tentang resolusi konflik sosial yang terjadi di antara
peserta didik. Dalam suatu kelompok, ada dua kemungkinan yang
dapat terjadi, yaitu mendorong penerimaan sosial atau
meningkatkan jarak/ketegangan sosial. Banyak hasil penelitian
Lewin yang mengetengahkan pentingnya partisipasi aktif dalam
kelompok untuk mempelajari keterampilan baru, mengembangkan
sikap baru, dan memperoleh pengetahuan (Rusman, 2011)
2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif yang sederhana. Pembelajaran ini peserta didik
akan belajar bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
untuk mengusai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Slavin
(2008) gagasan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah untuk memotivasi peserta didik supaya dapat saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang diajarkan
oleh guru. Komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menurut Slavin (2008) yaitu: a) presentasi kelas, b) tim, yang
terdiri dari 4-5 orang yang heterogen, c) kuis, dilakukan setelah satu atau
dua periode penyampaian materi dan satu atau dua periode praktikum tim,
16
d) skor kemajuan individual, e) rekognisi tim, tujuan dari pemberian skor
adalah memberi penghargaan pada tiap-tiap kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Slavin (2008) adalah sebagai berikut: a) persiapan,b) menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa,c) menyajikan/menyampaikan informasi,d)
mengorganisasikan siswa dalam kelompk-kelompok belajar, guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang,
e) membimbing kelompok bekerja dan belajar,f) evaluasi,g) memberikan
penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
beberapa keunggulan yaitu: a) siswa aktif membantu dan memotivasi
untuk berhasil bersama, b) berinteraksi secara aktif dan positif sehingga
kerja sama antar kelompok menjadi lebih baik, c) membantu siswa untuk
menjalin pertemanan yang lebih banyak, d) siswa bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain keunggulan tersebut metode
pembelajaran STAD juga memiliki kekurangan yaitu model pembelajaran
STAD ini memerlukan kemampuan khusus guru, dimana guru dituntut
sebagai fasilitator, motivator dan evaluator (Slavin, 2008)
2.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu tipe
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan
bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pelajaran baik seara
kelompok maupun individual. Hal inisejalan dengan pendapat Lie (2004)
17
bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa
untuk meningkatan semangat kerja sama mereka.
Metode pembelajaran NHT mempunyai beberapa keunggulan
yaitu: a) siswa terlibat secara aktif dalam proses belajarnya, b) dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, c) siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang pandai, d) tidak ada siswa yang
mendominasi dalam kelompok. Selain keunggulan tersebut metode
pembelajaran NHT juga memiliki kekurangan-kekurangan yaitu: a)
kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru, b) tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, Trianto (2011). Adapun
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: a) pembagian
kelompok dan penomoran, b) mengajukan pertanyaan, c) berpikir
bersama, d) menjawab, e) tanggapan, f) kesimpulan
2.2.4 Pembelajaran Konvensional
Metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah,
karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional
yang dimaksud adalah metode belajar yang lebih banyak digunakan guru
18
dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori, kegiatan
guru yang pertama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau
mencatat apa yang telah disampaikan guru (Suprijono, 2009).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pembelajaran biologi secara konvensional adalah suatu kegiatan
belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru lebih
mendominasi kelas dengan metode ekspositori, dan siswa hanya
menerima apa-apa saja yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa
menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena
lebih banyak hafalan.
2.2.5 Motivasi Belajar
Membahas mengenai motivasi tentu tidak lepas dari kata motif.
Motif adalah keadaan didalam orang yang mendorong untuk melakukan
aktivitas dan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari
adanya suatu kebutuhan (Hamalik, 1995). Menurut Sardiman (2007),
motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak. Menurut Sagala (2003) motivasi adalah motif atau hal
yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dimyati & Mudjiono (2006)
19
motivasi adalah dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah usaha keras yang dilakukan oleh masing-msing individu untuk
meningkatkan kecakapan diri dalam semua aktivitas. Dalam diri individu
motivasi belajar akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan
menumbuhkan individu-individu yang bertanggung jawab dan dengan
motivasi belajar yang tinggi juga akan membentuk individu menjadi
pribadi yang kreatif, sehingga dapat mencapai kemajuan yang teramat
cepat.
Adapun fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman
(2007) yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi, 2) menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan Fathurrohman dan Sutikno (2007) terdapat beberapa
cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: 1) menjelaskan
tujuan kepada peserta didik, 2) hadiah, 3) saingan/kompetisi, 4) pujian,
5) hukuman, 6) membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk
belajar, 7) membentuk kebiasaan belajar yang baik , 8) membantu
kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok,
20
9) menggunakan metode yang bervariasi, 10) menggunakan media
pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.2.6 Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik
pula, Pupuh dan Sobry (2009). Menurut Syah (2004) dalam psikologi,
belajar juga menguraikan tentang karakteristik perubahan sebagai hasil
belajar yaitu: 1) perubahan intensional, 2) perubahan positif aktif, 3)
perubahan efektif fungsional.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan ukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan Hamalik (2005). Ada tiga aspek yang
harus dinilai untuk mengetahui beberapa besar pencapaian kompetensi,
yaitu:
a. Ranah kognitif, merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang
proses berfikir, mulai dari tingkatan rendah sampai yang tinggi, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Pada ranah
afektif terdapat lima jenjang yang terdiri dari, penerimaan atau
21
perhatian, tangapan, penilaian, pengorganisasi, dan karakteristik
terhadap suatu atau beberapa nilai.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas atau keaslian.
2.3 Kerangka Berpikir
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, akan
menggunakan alur berpikir yang terdapat pada Gambar 2.1 di bawah ini :
Kondisi Awal Guru Masih
Menggunakan Metode
Ceramah
Motivasi & Hasil
Belajar Rendah
STAD Tindakan NHT
Meningkatkan:
Kognitif
Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik
Motivasi Belajar
Kondisi Akhir Yang Efektif Metode NHT
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
22
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
lata peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata
peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata
peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
3.1 Desain Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian menggunakan Quasi Experimental.Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen untuk
membandingkan perlakuan belajar mengajar pada kelas imen dan kelas
kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control
Group Design, Sugiyono (2012).
Tabel 3.1 Pola rancangan penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
E O X1 O
K
O
O
X2
X3
O
O
Sumber: (Sugiyono, 2012)
Keterangan :
E : kelas eksperimen
K : kelas kontrol
O : soal pre test dan soal post test
X1 : pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbantuan alat peraga
X2 : pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan alat peraga
X3 : pembelajaran konvensional
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 SMA Efata
Soe yang terdiri dari empat kelas yang berjumlah 90 siswa.
23
24
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster
randomsampling diambil 3 kelas yang berjumlah 60 siswa, untuk
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas IPA1
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, kelas IPA2 mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT sedangkan kelas IPA3 dengan pembelajaran
konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI SMA Efata SoE pada materi sistem pernapasan pada
manusia.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian mengenai jenis data,
teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan.
Tabel 3.2. Teknik dan instrumen pengumpulan data
No Data Teknik Instrumen pengumpulan data
1 Hasil belajar
Kognitif Tes Soal pilhan ganda
25
Afektif 2 Psikomotorik
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
3 Motivasi
Angket
Observasi
Nilai postest
kurang nilai
pretest
Angket
Lembar angket
Lembar observasi
Analisis Gain
Lembar angket
3.5 Teknik Analisa Data
3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum
perlakuan, untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Setelah dilakukan uji normalitas ketiga sampel menggunakan SPSS
maka nilai sig.= 0,133 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistibusi
normal, Lampiran 36.
3.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum
perlakuan, dengan tujuan untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel yang
digunakan berawal dari kondisi yang sama atau homogen.
Hipotesis untuk uji homogenitas adalah:
H0 : ��2 = ��2
( varians populasi adalah homogen),1 2
H1 : ��2 ≠ ��
2 ( varians populasi adalah tidak homogen)1 2
Dengan statistik uji 𝐹 = � � �� � � �� ���� �
�������������
Kriteria pengujian : Tolak H0 jika F ≥ F1/2 α (v1,v2) dengan F ½ α
(v1,v2)didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat
kebebasan v1
26
Setelah dilakukan uji homogenitas ketiga sampe menggunakan
SPSS maka nilai sig. = 0,756 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistribusi
homogen, Lamppiran 36.
3.6 Analisis Instrumen Soal
a. Validitas
Untuk menentukan validitas tiap soal (item) digunakan rumus
product moment (Arikunto, 2006) sebagai berikut.
N XY – X Y rxy =
N X2 – X 2 N Y2 – Y 2
Keterangan : rxy = Korelasi produk moment N = Banyak peserta tes X = Skor item soal Y = Skor total.
X2
= Jumlah kuadrat skor item
Y2
= Jumlah kuadrat skor total
XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut:
0,80 < rxy≤ 1,00 = sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,79 = tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,59 = cukup 0,20 < rxy ≤ 0,39 = rendah
Setelah dilakukan uji validitas instrumen diperoleh data yang valid
sebanyak 27 dari 40 soal. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria
validitas butir soal terdapat pada Lampiran 12.
b. Releabilitas
27
)
Penghitungan reliabilitas skor tes dilakukan untuk mengetahui
tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Pada penelitian ini reliabilitas
diukur dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson K-R 20 karena alat
evaluasi berbentuk tes pilihan ganda (Arikunto, 2006).
n r11 = ( �2 −Σ pq
( )n −1 �2
Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen n : Banyaknya butir soal p : Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q=1-p) Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S
2 : Varians total
Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
0,81 < r ≤ 1,00 = sangat tinggi
0,71 < r ≤ 0,90 = tinggi
0,41 < r ≤ 0,70 = cukup
0,21 < r ≤ 0,40 = rendah
0,00 < r ≤ 0,20 = sangat rendah
Setelah dilakukan uji releabilitas dengan SPSS 16 dihasilkan nilai sebesar
0.854 yang memenuhi kriteria sangat tinggi (Lampiran 12)
c. Taraf Kesukaran
Soal dapat dikatakan baik apabila soal tersebut merupakan soal
yang tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah yang dapat dilihat melalui
nilai indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besar indeks kesukaran
antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi).
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
0,00 < P ≤ 0,30 = Sukar
0,31 < P ≤ 0,70 = Sedang
28
0,71< P≤ 1, 00 = Mudah
Rumus mencari P menurut Arikunto (2012) untuk tes pilihan
ganda adalah: 𝑃 = �
𝐽𝑆
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan berhasil
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran untuk setiap butir soal
sebanyak 27 soal termasuk kategori sedang (Lampiran 13).
d. Daya Pembeda
Untuk menghitung besarnya daya beda soal harus menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Selururuh siswa test dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah,
b. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai
terbawah
c. Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus:
𝐷 = � � −
� � = 𝑃 − 𝑃
𝐽 � 𝐽 � � �
Keterangan:
JA= banyaknya peserta kelompok atas JB= banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar. BB= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar. PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = Daya pembeda soal Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
0,00 < D ≤ 0,20 = Jelek
0,21 < D ≤ 0,40 = Cukup
0,41 < D ≤ 0,70 = Baik
29
0,71 < D ≤ 1,00 = Sangat Baik
Setelah dilakukan uji daya pembeda soal diperolah hasil sebanyak 21
soal kategori cukup dan 6 soal kategori baik (Lampiran 13).
3.7 Analisis Hasil Belajar
3.7.1 Analisis Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif yang dihitung adalah selisih antara nilai
Posttest – nilai Pretest. Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
diperoleh signifikansi hasil belajar kognitif model pembelajaran STAD,
Nama sekolah : SMA Efata SoE Mata pelajaran : Biologi Kelas/semester : XI/II Alokasi waktu : 6 x 2 JP Standar kompetensi : 3 Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
saling temas
Kompetensi dasar
Kompetensi sebagai hasil belajar
Indikator Materi pokok Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Bahan Alat
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta
kelainan/pen
yakit yang
dapat terjadi
pada sistem
pernapasan
pada
manusia
Mengidentifikasi organ-organ yang terlibat dalam sistem pernapasan manusia
Membuat alat peraga mekanisme pernapasan manusia
Mengidentifikasi
perbedaan
pernapasan dada
dan pernapasan
perut
Membuat alat peraga efek rokok bagi kesehatan
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
struktur dan fungsi alat-alat pernapasan alat
pernapasan manusia
berupa hidung,
laring, faring,
trakea, paru-
paru (bronkus,
bronkiolus) yang
membangun system
yang khas
Mengamati sistem pernapasan untuk menemukan struktur alat-alat pernapasan manusia.
Mengkaji dari berbagai literature dengan kerja kelompok untuk menemukan contoh hubungan struktur dan fungsi alat-alat pernapasan
Jenis tagihan Tugas individu, tugas
kelompok,
ulangan
Observasi
Sikap ilmiah
dalam
mengamati
percobaan dan
diskusi
Tes
Pemahaman
tentang konsep
pernapasan
pada manusia
6 x 2 jp Sumber Buku Biologi
SMA
kelas XI
Alat
Laptop,
LCD
Bahan
LKS
Botol
bekas
untuk
pembuat
an alat
peraga
53
Melakukan
demontrasi tentang mekanisme pernapasan yang terjadi pada manusia
Menjelaskan
perbedaan
pernapasan perut
dan pernapasan
dada
Menjelaskan pertukaran gas O2
dan CO2
Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume pernapasan
Mekanisme
pernapasan pada
manusia
Pernapasan
dilakukan secara
inspirasi dan
ekspirasi yang
terjadi karena
adanyan perbedaan
tekanan udara pada
rongga dada.
Mengkaji organ yang terlibat dalam mekanisme pernapasan melalui bimbingan guru
Menganalisis
menggunakan alat
peraga untuk
mengetahui
mekanisme
pernapasan pada
manusia
Menganalisis efek rokok bagi kesehatan
Kelainan dan penyakit yang terjadi Beberapa kelainan atau penyakit
antara lain
faringitis,
tonsillitis, diferti,
dll
Mengamati efek rokok bagi paru-paru dan kesehatan
54
55
56
57
58
59
Lampiran 3.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KOOPERATIF TIPE NHT
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Sistem Pernapasan pada Manusia
Pertemuan ke- : 1 (pertama)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat
pernapasan pada manusia
3. Siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
C. Materi Ajar : Terlampir
1. Sistem pernapasan
2. Organ-organ sistem pernapasan
D. Metode Pembelajaran
Model : Kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
60
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ Alat
a. Sumber
Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulsai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memotivasi siswa
“ada yang perna
melihat orang yang
baru selesai
berolahraga?
Memulai
pembelajaran dengan
menjawab salam dan
doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru
10 menit
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru mengajukan pertanyaan “apakah yang akan terjadi jika salah satu organ pernapasan kita terganggu (sakit)
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
61
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5:
Menjawab
Fase 6:
Tanggapan
Guru membagikan
LKS kepada siswa
sebagai bahan
diskusi dan
presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menunjuk
siswa lain dengan
nomor yang
berbeda dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau menambahkan
pernyataan dari
kelompok
sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa berpikir
bersama untuk
mengerjakan LKS
yang dibagikan oleh
guru secara
berkelompok
Siswa dari kelompok
tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru ada
siswa yang bertanya
mengenai materi yang
belum dimengerti
40 menit
15 menit
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama
siswa merumuskan
kesimpulan mengenai
materi hasil diskusi
Guru menutup
Siswa bersama-sama
guru menyimpulkan
materi.
62
pelajaran dengan
Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“mekanisme
pernapasan ”.
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari
di rumah untuk
pertemuan
selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke- : II (dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang
mekanisme pernapasan manusia
2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut
3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui
percobaan sederhana menggunakan alat peraga
2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan pernapasan perut dan pernapasan dada
3. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara
pernapasan
C. Materi Ajar : Terlampir
Mekanisme pernapasan
64
D. Metode Pembelajaran
Model : kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ Bahan/ Alat
1. Sumber
Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
2. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples,
gunting, dll)
3. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memotivasi siswa “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Memulai
pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk
kelompok belajar, tiap
kelompok
Siswa berpindah
tempat duduk
berkumpul
10 menit
65
beranggotakan 4-5
orang, setiap siswa
dalam kelompok akan
mendapatkan nomor
bersama teman kelompoknya dan
menerima nomor
yang dibagikan
guru
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia .
Guru mengajukan
pertanyaan “apakah
yang akan terjadi
pada balon karet
saat membran karet
ditarik? Mengapa
terjadi demikian
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5:
Menjawab
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa berpikir
bersama untuk
mengerjakan LKS
yang dibagikan
oleh guru secara
berkelompok
Siswa dari
kelompok tertentu
melaporkan hasil
diskusi
kelompoknya
40 menit
15 menit
66
Fase 6: Tanggapan
Guru menunjuk siswa lain dengan nomor yang berbeda dari kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan pernyataan dari kelompok sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepasa siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru ada
siswa yang
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama
siswa merumuskan
kesimpulan mengenai
materi hasil diskusi
Guru menutup pelajaran
dengan Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“kelainan pada sistem
pernapasan”.
Siswa bersama-
sama guru
menyimpulkan
materi.
Siswa
mendengarkan dan
mencatat materi
yang harus
dipelajari di rumah
untuk pertemuan
selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
67
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
����� ℎ ���� ������Nilai akhir =
���� ��������
𝑥 100%
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan pada
manusia
Pertemuan ke- : III (tiga)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi
paru-paru dan kesehatan
2. Mengetahui kandungan di dalam rokok
B. Tujuan pembelajaran
1. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok
2. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zat-
zat yang terdapat di dalam sebatang rokok
3. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari
efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan
69
4. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan
perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan
dengan rokok
C. Materi ajar : terlampir
Gangguan pada sistem pernapasan
D. Metode pembelajaran
Model : kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ bahan/ alat
a. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol,
sebatang rokok, dll)
c. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaika
n tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
“pernah melihat ini
(dengan menunjuan
sebatang rokok) apa
Memulai
pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
70
namanya? Dikelas ini
apa ada yang sudah
pernah menghisapnya
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
“hari ini kita akan
belajar dan
mengetahui apakah
ada efek yang dapat
ditimbulkan oleh asap
rokok ini terhadap
paru-paru dan
kesehatan.”
Siswa
mendengarkan dan
mencatat tujuan
pembelajaran
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru
10 menit
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai baha rokok bagi kesehatan
Guru memberikan
instruksi dengan
jalannya
demonstrasi
Guru mengajukan
pertanyaan “apa
yang akan terjadi
dengan kapas
setelah udara
ditiupkan dalam
botol?
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
Dengan tekun dan
tanggung jawab
siswa mengikuti
arahan dari guru
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
Fase 4: Berpikir bersama
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing dan mengawasi
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa berpikir bersama untuk
40 menit
71
jalannya diskusi mengerjakan LKS
yang dibagikan oleh
guru secara
berkelompok
Fase 5: Menjawab
Fase 6:
Tanggapan
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menunjuk
siswa lain dengan
nomor yang
berbeda dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau menambahkan
pernyataan dari
kelompok
sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang materi yang belum dimengerti
Siswa dari kelompok tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Siswa dari
kelompok lain
menanggapi atau
menambahkan.
Harapan guru, ada
siswa yang bertanya
mengenai materi
yang belum
dimengerti
15 menit
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi hasil diskusi
Guru mengadakan
post test secara
tertulis untuk
mengetahui
kemampuan siswa
Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi.
Siswa mengerjakan soal post test
72
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
����� ��������
𝑥 100%
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KOOPERATIF TIPE STAD
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Sistem Pernapasan Pada Manusia
Pertemuan ke- : 1 (pertama)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat
pernapasan pada manusia
C. Materi Ajar : Terlampir
1. Sistem pernapasan
2. Organ-organ sistem pernapasan
D. Metode Pembelajaran
Model : Kooperatif Tipe STAD
Metode : informasi, Diskusi, Percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
74
E. Sumber/ Alat
c. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
d. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatif Tipe STAD
Tahap Tingkah laku Aloka si
waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1 :
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru memberikan
motivasi “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2 : Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan perlunya pernapasan
Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
10 menit
Fase 3 : Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
15 menit
Kegiatan inti Fase 4 :
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Eksplorasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing dan mengawasi
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan
40
menit
75
jalannya diskusi
Elaborasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas
Guru meminta siswa yang lain memberikan tanggapan atau penjelasan tanbahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang di lakukan siswa
Guru memberikan
pertanyaan tentang
materi yang telah
didiskusikan
oleh gur secara berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan yang di
berikan guru
Kegiatan penutup Fase 5:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
mendapatkan kelompok
terbaik
Guru memberikan
motivasi kepada
kelompok lain yang
belum mendapat
peringkat kelompok
terbaik
Guru menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“Mekanisme
Pernapasan”.
Siswa yang memperoleh
peringkat kelompok
terbaik maju ke depan
kelas untuk menerima
penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang
disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari di
rumah untuk pertemuan
selanjutnya.
10
menit
76
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
4. Sikap : Angket
5. Pengetahuan : Tes Tertulis (Pilihan Ganda)
6. Keterampilan : Lembar Observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke- : II (dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator
1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang
mekanisme pernapasan manusia
2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut
3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan
I. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui
percobaan sederhana menggunakan alat peraga
5. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi
6. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
7. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara
pernapasan
J. Materi Ajar : Terlampir
Mekanisme pernapasan
78
K. Metode Pembelajaran
Model : kooperatif tipe STAD
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
L. Sumber/ Bahan/ Alat
a. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples,
gunting, dll)
c. Alat
Laptop
M. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe STAD
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru memberikan
motivasi “ada yang
pernah melihat orang
yang baru selesai
berolahraga?
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2 : Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan
perlunya pernapasan
Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
10 menit
79
Fase 3: Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia sebagai bahan diskusi dan pengerjaan LKS
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya seperti pada pertemuan pertama
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan
Siswa berpindah tempat
duduk bersama
kelompoknya
15 menit
Kegiatan inti Fase 4:
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Fase 5:
Evaluasi
Eksplorasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Elaborasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas
Guru meminta
siswa yang lain
memberikan
tanggapan atau
penjelasan
tambahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa
Guru memberikan pertanyaan tentang
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan Guru
Siswa mengerjakan
LKS yang
dibagikan oleh gur
secara
berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan guru
50
menit
80
yang telah
didiskusikan
Kegiatan penutup Fase 6:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
mendapatkan
kelompok terbaik
Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain yang belum mendapat peringkat kelompok terbaik
Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“kelainan pada sistem
pernapasan”.
Siswa yang memperoleh
peringkat kelompok
terbaik maju ke depan
kelas untuk menerima
penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari di
rumah untuk pertemuan
selanjutnya.
10
menit
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
81
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Penyakit/kelainan pada Sistem Pernapasan
Pertemuan ke- : III (tiga)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator
1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi
paru-paru dan kesehatan
2. Mengetahui kandungan di dalam rokok
I. Tujuan pembelajaran
5. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok
6. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zat-
zat yang terdapat di dalam sebatang rokok
7. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari
efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan
8. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan
perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan
dengan rokok
J. Materi ajar : terlampir
Gangguan pada sistem pernapasan
83
K. Metode pembelajaran
Model : kooperatif tipe STAD
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
L. Sumber/ bahan/ alat
d. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
e. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol,
sebatang rokok, dll)
f. Alat
Laptop
M. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe Stad
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran
dengan salam dan
doa
Guru menyampaikan
apersepsi “ pernah
melihat ini (dengan
menunjukkan
sebatang rokok)?apa
namanya?dikelas ini
apa da yang sudah
pernah
menghisapnya??”
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
“hari ini kita akan
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
5 menit
84
belajar dan
mengetahui apakah
ada efek yang dapat
ditimbulkan oleh
asap rokok ini
terhadap paru-paru
dan kesehatan.”
Fase 2: Menyajikan in
formasi
Guru meminta perwakilan siswa untuk maju ke depan untuk mendemonstrasikan bahaya rokok
Guru memberikan instruksi dengan jalannya demonstrasi
Perwakilan siswa maju kedepan untuk melakukan demonstrasikan
Dengan tekun dan tanggung jawab siswa mengikuti arahan dari guru
10 menit
Fase 3: Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen
Guru memberikan
sebuah kasus
permasalahan
kepada siswa
dengan pertanyaan
yang berkaitan
dengan hasil
demonstrasi
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
Siswa mendengarkan
kasus yang
diungkapkan oleh guru
Siswa dapat
menanyakan kepada
guru hal-hal yang
belum dipahami
15 menit
Kegiatan inti Fase 4:
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Elaborasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa mengerjakan
LKS yang dibagikan
oleh gur secara
berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
50
menit
85
Fase 5:
evaluasi
depan kelas Guru meminta
siswa ynag lain
memberikan
tanggapan atau
penjelasan
tanbahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah didiskusikan
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan guru
Kegiatan penutu Fase 6:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kelompok terbaik
Guru
memberikan
motivasi kepada
kelompok lain
yang belum
mendapat
peringkat
kelompok
terbaik
Guru
mengadakan
post test secara
tertulis untuk
mengetahui
kemampuan
siswa
Siswa yang memperoleh peringkat kelompok terbaik maju ke depan kelas untuk menerima penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang
disampaikan oleh guru
Siswa mengerjakan
soal post test
10 menit
86
N. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
4. Sikap : angket
5. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
6. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
����� ℎ ���� ������Nilai akhir =
���� ��������
𝑥 100%
87
88
89
90
91
Lampiran 5 Bahan Ajar
A. Sistem Pernapasan
Coba perhatikan orang yang selesai berolahraga seperti pada gambar
di bawah. Orang yang selesai berolahraga akan tampak kelelahan dan
frekuensi pernapasannya semakin cepat. Sekarang, cobalah kita menghirup
dan menghembuskan napas secara perlahan. Apa yang kita rasakan di dalam
rongga dada saat menghirup dan menghembuskan napas??
Gambar 1orang yang selesai berolahraga
Bernapas merupakan salah satu ciri makluk hidup. Semua makluk
hidup melakukan proses ini, demikian juga manusia. ketika bernapas, kita
menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbon dioksida (CO2). Kita harus
menghirup udara karena udara mengandung O2yang dibutuhkan oleh setiap sel-
sel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak. Tanpa O2 sel otak akan rusak
hanya dalam beberapa menit. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat
makanan (protein, lemak, karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran itu
menghasilkan energy serta karbon dioksida. Energi inilah yang digunakan
manusia untuk malakukan kegiatan sehari-hari. Untuk lebih jelas kita akan
mempelajari mengenai pernapasan atau proses pertukaran gas dalam tubuh.
Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ penyusun sistem
pernapasan.
92
Faring
Laring
Trakea
Paru-paru
Bronkus
B. Organ-Organ Pernapasan Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ-organ pernapasan terdiri
dari, hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru-
paru (lihat gambar 2)
Hidung
Mulut
Epiglotis
Bronchioles
Alveolus
Bronkiolus
Pembuluh Darah
Pembuluh Darah
Diafragma
Tepi Membran Pleura
Kapiler
https://padamara88.wordpress.com/ayo-belajar/alat-pernapasan-2/ Gambar 2. Struktur organ pernapasn
Organ pernapasan utama pada manusia paru-paru.Kita dapat
memahami struktur dan fungsi organ-organ pernapasan pada manusia
dengan mempelajari materi berikut.
1. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau.
Hidung terdiri atas lubang hidung dan rongga hidung (lihat gambar 3).