-
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA VIDEO
PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA
SISTEM REM
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
oleh
Akid Tyadhuha Edrus
5201411095
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
-
ii
-
iii
-
iv
ABSTRAK
Edrus, Akid Tyadhuha. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran
Berbasis
Masalah Berbantuan Media Video Pada Kompetensi Dasar Memelihara
Sistem
Rem. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri
Semarang. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd.
Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Media Video,
Hasil Belajar.
Pemilihan model pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran dan
memberikan implikasi pada keberlanjutan penerimaan materi dan
kemampuan
siswa. Salah satu model yang sesuai untuk mengajarkan materi
memelihara sistem
rem adalah model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media
video.
Penggunaan model ini mengharapkan siswa dapat memecahkan masalah
dan
mengembangkan pendapat untuk menyelesaikan masalah. Jadi siswa
diharapkan
tidak hanya sekedar menghafal materi tetapi juga mampu berpikir
untuk
memecahkan suatu permasalahan dan mampu menyelesaikan
masalah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran berbasis
masalah dengan berbantuan media video efektif meningkatkan hasil
belajar siswa
kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus tahun ajaran
2014/2015?”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran
berbasis masalah dengan berbantuan media video dalam
meningkatkan
kompetensi dasar memelihara sistem rem kelas XI TKR di SMK
Wisudha Karya
Kudus tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini menggunakan
desain
eksperimen dengan pola pre test – post test group design, yaitu
adanya pre test
dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian
dilakukan dengan jalan menggunakan satu kelas yang mengikuti
mata pelajaran
pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan dengan
pemberian
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
media video pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung media gambar. Pemberian
perlakuan
menggunakan dilakukan setelah pre test dan sebelum post test.
Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil thitung
= 11,796 > ttabel
= 1,67 yang menunjukkan adanya peningkatan. Dengan Uji gain
menunjukkan
bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
sebesar 0,62
(sedang), sedangkan peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol
sebesar 0,20
(rendah). Hal ini dapat memberikan bukti bahwa dengan
menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video efektif
digunakan karena
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar
memelihara
sistem rem. Peneliti menyarankan agar guru menggunakan model
pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media video untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup itu yakin, yakin semua yang diinginkan akan terjadi atas
ijin-Nya.
Jangan melupakan suatu yang terpenting dalam kehidupan yaitu
bersyukur.
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus” (Q.S. Al-fatihah:7)
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Edrus
dan Ibu Retno Sulistiyo Ningsih yang
senantiasa memberikan doa ikhlas dan
menjadi tujuan yang memotivasi di setiap
pilihan.
Untuk Afrilia Purwaningrum.
Untuk teman-teman Pendidikan Teknik
Mesin Angkatan 2011.
Untuk sahabat-sahabatku yang selalu
mengiringi setiap langkahku dengan
semangat motivasi.
-
vi
PRAKATA
Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, skripsi
yang
berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Media
Video Pada Kompetensi Dasar Memelihara Sistem Rem” dapat
terselesaikan.
Skripsi ini diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat
menyempurnakan.
Disadari selama penyusunan skripsi ini penulis mengalami
banyak
kendala, namun berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan kerjasama
dari berbagai
pihak, akhirnya segala kendala tersebut dapat diatasi.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan
terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas
Negeri
Semarang.
2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik
Universitas
Negeri Semarang.
3. Dr. M. Khumaedi, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri
Semarang.
-
vii
4. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah
memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
skripsi
ini.
5. Drs. Sudirman., selaku kepala SMK Wisudha Karya Kudus dan
Amin
Darsa, S.Pd., selaku guru pamong yang telah membantu
terlaksananya
penelitian ini.
6. Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
saran
kepada penulis dan menyusun skripsi ini.
7. Seluruh dosen Jurusan Teknik Mesin, atas ilmu yang telah
diberikan
selama menempuh studi.
8. Peserta didik kelas XI SMK Wisudha Karya Kudus atas
kesediiaannya
menjadi objek penelitian ini.
9. Dan semua pihak tidak terkecuali yang telah membantu
penyusunan
proposal skripsi.
Semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat serta imbalan yang
setimpal
atas jasa dan amal baik beliau-beliau tersebut di atas.
Semarang, 24 Agustus 2015
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
.....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN
........................................................................
iii
ABSTRAK
......................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
.................................................................
v
PRAKATA
.....................................................................................................
vi
DAFTAR ISI
..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
.........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................
xiv
BAB I. PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
............................................................................
2
C. Pembatasan Masalah
...........................................................................
2
D. Rumusan Masalah
...............................................................................
3
E. Tujuan Penelitian
................................................................................
3
F. Manfaat Penelitian
..............................................................................
3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
........................................................................................
5
1. Pengertian Belajar
...........................................................................
5
2. Teori-Teori Belajar
.........................................................................
5
-
ix
3. Hasil Belajar
...................................................................................
6
4. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
................................... 6
5. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
............................... 7
6. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah
..... 8
7. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah
................................. 9
8. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
.................................. 9
9. Pengertian Media Video
.................................................................
10
10. Keuntungan Media Video
...............................................................
11
11. Kelemahan Media Video
................................................................
11
12. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Media
Video
..............................................................................................
11
13. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar
.......... 14
14. Memelihara Sistem Rem
................................................................
15
a. Rem
............................................................................................
15
b. Pemeliharaan Rem Cakram
....................................................... 16
c. Pemeliharaan Rem Tromol
........................................................ 23
B. Kajian Penelitian yang Relevan
.......................................................... 30
C. Kerangka Pikir Penelitian
...................................................................
31
D. Hipotesis
..............................................................................................
32
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
.................................................................
33
B. Populasi dan Sampel
...........................................................................
36
C. Variabel Peneltian
...............................................................................
37
-
x
D. Teknik dan Instrumen Pengumpul data
............................................... 37
E. Validitas dan Reabilitas
.......................................................................
39
F. Teknik Analisis Data
...........................................................................
43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
......................................................................................
48
B. Analisis Data
........................................................................................
51
C. Pembahasan
..........................................................................................
55
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
..............................................................................................
60
B. Saran
.....................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
............................................................................
65
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Media Video
..........................................................................................................................
12
2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung Berbantuan Media
Gambar .
..........................................................................................................................
15
3.1. Desain penelitian
.......................................................................................
33
3.2. Indikator dan Kisi-Kisi
Soal......................................................................
39
4.1. Nilai Rata-Rata Kelas
................................................................................
51
4.2. Hasil Uji Normalitas Data Awal
...............................................................
51
4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Awal
............................................................ 52
4.4. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal
.............................................. 52
4.5. Hasil Uji Normalitas Data
Akhir...............................................................
52
4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Akhir
........................................................... 53
4.7. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Akhir
............................................... 53
4.8. Hasil Uji Gain
...........................................................................................
54
4.9. Hasil Uji Gain pada Rata-Rata Kelas
........................................................ 55
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Ketinggian Fluida
.....................................................................................
16
2.2. Keausan Mekanis
.....................................................................................
17
2.3. Keausan Pad Rem Dengan Listrik
........................................................... 17
2.4. Alur Pada Pad
..........................................................................................
18
2.5. Ketebalan Piringan
............................................................................................
18
2.6. Keolengan Piringan
..................................................................................
18
2.7. Angkat Kaliper
.........................................................................................
19
2.8. Torak Bergerak Keluar
.........................................................................
20
2.9. Pasang Kaliper
.........................................................................................
20
2.10. Komponen Rem Cakram
........................................................................
20
2.11. Lumasi Semua Bagian Yang Bergerak
.................................................. 21
2.12. Pasang Piston
.........................................................................................
21
2.13. Pasang Boot
............................................................................................
21
2.14. Pasang Balok-Balok Rem
.......................................................................
22
2.15. Pasang Busing
........................................................................................
22
2.16. Pasang Kaliper
........................................................................................
22
2.17. Pasang Kaliper Pada Kerangka
...............................................................
23
2.18. Pemberian Grease
.......................................................................................
24
2.19. Kampas Rem
..........................................................................................
24
2.20. Backing plate
..........................................................................................
25
2.21. Roda Bintang
..........................................................................................
25
-
xiii
2.22. Ukur Diameter Tromol
...........................................................................
26
2.23. Lepas Pegas
.....................................................................................................
26
2.24. Lepas Pegas Penahan Sepatu Rem
......................................................... 27
2.25. Lepas Sepatu Rem
..................................................................................
27
2.26. Lumasi Dudukan Sepatu Rem
....................................................................
27
2.27. Komponen Silinder Roda
..........................................................................
28
2.28. Periksa Sepatu Rem
................................................................................
29
2.29. Pegas Sepatu Rem
......................................................................................
29
2.30. Sesuaikan Sepatu Rem Dengan Pengukur Diameter Tromol
................. 29
2.31. Kerangka Pikir Penelitian
........................................................................
32
3.1. Alur Rancangan Penelitian
.......................................................................
34
4.1. Grafik Hasil Pre Test Kelas Kontrol
......................................................... 49
4.2. Grafik Hasil Pre Test Kelas Eksperimen
................................................... 49
4.3. Grafik Hasil Post Test Kelas Kontrol
........................................................ 50
4.4. Grafik Hasil Post Test Kelas Eksperimen
................................................. 50
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Nama Siswa Kelas Uji Coba
............................................................ 65
2. Data Nama Siswa Kelas Kontrol
..............................................................
66
3. Data Nama Siswa Kelas Eksperimen
........................................................ 67
4. Soal Uji Coba Instrumen
...........................................................................
69
5. Kunci Jawaban Uji Instrumen
...................................................................
75
6. Tabulasi Uji Instrumen
.............................................................................
76
7. Perhitungan Analisis Butir Soal
................................................................
79
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
.............................................. 85
9. Soal Pre Test-Post Test
.............................................................................
101
10. Kunci Jawaban Pre Test-Post Test
........................................................... 106
11. Tabulasi Pre Test
......................................................................................
107
12. Tabulasi Post Test
.....................................................................................
111
13. Analisis Data Awal
...................................................................................
115
14. Analisis Data Akhir
...................................................................................
120
15. Penetapan Dosen Pembimbing
.................................................................
128
16. Surat Tugas
...............................................................................................
129
17. Surat Ijin Penelitian
...................................................................................
130
18. Surat Keterangan Penelitian
......................................................................
131
19. Video
.........................................................................................................
132
20. Dokumentasi
.............................................................................................
133
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lanjutan
pendidikan
menengah pertama yang mempunyai tujuan utama menyiapkan tenaga
kerja yang
terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.
Untuk mewujudkan hal tersebut pendidik harus mampu meningkatkan
kualitas
pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan
komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru tentang
materi yang
diajarkan (Santoso, 2013: 54).
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di jenjang
pendidikan
SMK adalah mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga
kendaraan
ringan. Guru mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah
tenaga kendaraan
ringan di SMK Wisudha Karya Kudus dalam proses pembelajaran
masih
menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga model
pembelajaran yang
digunakan kurang efektif. Penggunaan model yang kurang efektif
seperti model
pembelajaran langsung membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti
proses
pembelajaran di dalam kelas. Dengan menggunakan model
pembelajaran
langsung nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran
pemeliharaan sasis dan
pemindah tenaga kendaraan ringan masih rendah. Berikut nilai
ulangan dari kelas
XI TKR dengan jumlah 37 siswa, yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan
minimal sebanyak 22 siswa, sedangkan 15 siswa belum mencapai
ketuntasan
belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74, 00 serta
presentase kelulusannya
-
2
hanya 62%. Keadaan ini masih jauh Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang
telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata kelas dan 75% untuk
presentase
kelulusan kelas. Oleh karena itu, hendaknya model pembelajaran
yang digunakan
dapat lebih bervariasi yaitu model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
media video, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses
pembelajaran di dalam
kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran di
kelas.
2. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi.
3. Rendahnya penggunaan media belajar.
4. Tindakan pendidik dalam penerapan model yang digunakan dalam
proses
pembelajaran kurang efektif.
5. Hasil belajar siswa yang masih rendah pada ranah
kognitif.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi :
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah
model
pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video. Media
video yang
digunakan adalah media video yang dapat di unduh di situs
youtube.
2. Materi kegiatan pembelajaran yang diteliti terbatas pada satu
pokok bahasan,
yaitu memelihara sistem rem, karena sebelumnya telah di sepakati
dengan guru
pengampu mata pelajaran.
3. Hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif.
-
3
D. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, rumusan masalah dalam peneletian ini
adalah :
“Apakah model pembelajaran berbasis masalah dengan berbantuan
media video
efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKR di SMK
Wisudha Karya
Kudus tahun ajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
“Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berbasis
masalah dengan
berbantuan media video dalam meningkatkan kompetensi dasar
memelihara
sistem rem kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus tahun
ajaran
2014/2015”.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan kajian atau informasi mengenai pembelajaran
menggunakan model pembelajaran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
2. Manfaat praktis
a) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan
dalam bidang penelitian dan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media video untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
b) Bagi sekolah
Menambah pengetahuan kepada tenaga pengajar mata pelajaran
memelihara sistem rem menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah
-
4
berbantuan media video dan memberikan masukan bagi sekolah dalam
rangka
pengembangan kualitas belajar.
c) Bagi fakultas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah
referensi
perpustakaan.
-
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam
kepribadian
manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antara
individu dan
lingkungan (Karwati dan Priansa, 2014: 188). Slameto (2010: 2)
mendefinisikan
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan
menurut Sadiman, dkk (2014: 2) belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia
masih bayi
hingga ke liang lahat nanti.
Beberapa pendapat di atas dapat saling melengkapi tentang
definisi
belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah
proses yang
kompleks, dimana disana pasti terjadi interaksi antara individu
dengan lingkungan
atau melalui pengalaman yang menghasilkan perubahan maupun
perbaikan.
2. Teori-Teori Belajar
Adapun teori-teori belajar adalah sebagi berikut:
a. Teori Gestalt
Belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu
memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang
dihadapi.
-
6
Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi
mengerti atau memperoleh insight (Slameto, 2010: 9).
b. Teori belajar menurut J. Brunner
Menurut Brunner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku
seseorang
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga
siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah (Slameto, 2010:
11).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh
peserta
didik berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan
dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah
laku
pada diri individu (Karwati dan Priansa, 2014: 216).
Sedangkan Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dan
Anni, 2011: 85). Dari
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang
dicapai peserta didik dari usahanya sehingga terjadi perubahan
yang signifikan.
4. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Tan (dalam Rusman, 2012: 232) pembelajaran berbasis
masalah
merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan
untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Menurut
Barrow (dalam Huda, 2013: 271) mendefinisikan Pembelajaran
Berbasis-Masalah
(Pembelajaran Berbasis Masalah/PBM) sebagai “pembelajaran yang
diperoleh
melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.
Masalah tersebut
dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran”.
-
7
Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi
pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis
sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui
permasalahan-
permasalahan (Wena, 2011: 91). Sedangkan menurut Hmelo-Silver,
(2004),
Serafino dan Ciccheli, (2005) (dalam Eggen dan Kauchak, 2012:
307)
pembelajaran berbasis masalah seperangkat model mengajar yang
menggunakan
masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah,
materi, dan pengaturan diri.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat didefinisikan
bahwa
pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model
pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan menggunakan masalah sehari-hari di
sekitar siswa untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan memecahkan
masalah,
menganalisis materi dan kemampuan berkomunikasi. Secara garis
besar PBM
terdiri dari kegiatan menyajikan suatu situasi masalah yang
nyata dan bermakna
kepada siswa serta memfasilitasi mereka untuk melakukan
penyelidikan dan
inkuiri.
5. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Rusman (2012: 232-233) karakteristik pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; b.
Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia
nyata yang tidak terstruktur;
c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspective); d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa, sikap,
dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar;
e. Belajar pengarahan diri menjai hal yang utama;
-
8
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam
PBM;
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; h.
Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi
dari sebuah permasalahan;
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi
dari sebuah proses belajar; dan
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan
proses belajar.
6. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis
Masalah
Adapun beberapa teori belajar yang melandasi pendekatan
pembelajaran
berbasis masalah, yakni sebagai berikut:
a. Teori Belajar Bermakna dari David Ausebel Belajar bermakna
merupakan proses belajar dimana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang
yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila
seseorang
memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali
tidak
berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitan dengan
pembelajaran
berbasis masalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan
struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa (Rusman, 2012: 244).
b. Teori Belajar Vigostky Perkembangan intelektual terjadi pada
saat individu berhadapan
dengan pengalaman yang baru dan menantang serta ketika mereka
berusaha
untuk memecahkan masalah yang dimunculkan. Vigostky menyakini
bahwa
interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru
dan
memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan
pembelajaran
berbasis masalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan
struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar
dalam
interaksi sosial dengan teman lain (Rusman, 2012: 244).
c. Teori Belajar Jerome S. Brunner Metode penemuan merupakan
metode dimana siswa menemukan
kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru.
Menurut
Brunner juga menggunakan konsep Scaffolding dan interaksi sosial
di kelas
maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk
membantu
siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas
perkembangannya melalui bantuan guru, teman atau orang lain
yang
memiliki kemampuan lebih (Rusman , 2012: 244-245).
-
9
7. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Sanjaya (2007: 220-221) pembelajaran berbasis
masalah
mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasaan siswa serta memberikan kepuasaan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa. d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
siswa.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga
dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil
maupun proses belajarnya.
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya),
pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang
harus
dimengerti oleh siswa, ukan hanya sekadar belajar dari guru atau
buku-
buku saja.
g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa. h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk
berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus-menerus belajar sekalipun pada pendidikan formal telah
berakhir.
8. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
Di samping keunggulan pembelajaran berbasis masalah juga
mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Sanjaya (2007: 221)
kelemahan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manakala siswa tidak memliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa
yang mereka ingin pelajari.
-
10
9. Pengertian Media Video
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai
sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang
berlangsung antara pendidik dengan peserta didik (Fathurrohman
dan Sutikno,
2009: 65). Sedangkan menurut Sadiman, dkk, (2014: 7) media
adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian
siswa
sedemikian rupa sedemikan proses belajar terjadi.
Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
keterampilan yang menyangkut gerak (Anderson, 1994: 103). Video
juga, sebagai
media audio-visual yang menampilkan gerak (Sadiman, dkk, 2014:
74). Selain
pengertian tersebut Daryanto (2013: 86-87) mengemukakan bahwa
video
merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu
proses
pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual, maupun
berkelompok.
Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi
dan tuntas
karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.
Media Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal
audio
dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekunsial
(Daryanto, 2013:
88). Jadi dapat disimpulkan bahwa media video adalah sarana yang
dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan ataupun informasi dengan
gambar
bergerak dan suara yang dapat langsung sampai kehadapan siswa
secara langsung
untuk membantu proses pembelajaran.Media video yang digunakan
untuk
-
11
penelitian di buat oleh Ditbinsuslat Ditjen PAUDNI (2013) yang
dapat diakses di
https://www.youtube.com/watch?v=KjTBJoR6_7Q.
10. Keuntungan Media Video
Menurut Daryanto (2013: 90) keuntungan menggunakan media
video antara lain:
a. Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
b. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan
lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.
c. Video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.
11. Kelemahan Media Video
Menurut Daryanto (2013: 90) kelemahan media video antara
lain:
a. Fine details artinya media tayangnya tidak dapat menampilkan
obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.
b. Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan
ukuran yang sebenarnya.
c. Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video
umumnya berbentuk dua dimensi
d. Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar
yang
diliahatnya.
e. Setting artinya kalau kita tampilkan adegan dua orang yang
sedang bercakap-cakap diantara kerumnan orang, akan sulit bagi
penonton
untuk menebak dimana kejadian tersebut berlangsung, bisa
saja
ditafsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian
lain.
f. Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk
dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.
g. Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
12. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Media
Video
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah bantuan media
video
dapat dilihat pada tabel berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=KjTBJoR6_7Q
-
12
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Media
Video
No. Langkah-langkah PBM
Arends (2008: 57)
Langkah
pembelajaran
dengan media
(video)
(Daryanto
2013: 47-49)
Langkah-langkah
PBM berbantuan
media video
(peneliti)
1. Pastikan bahwa di
ruangan tempat
kegiatan
pembelajaran
tersedia power
listrik yang
dibutuhkan untuk
memutar program
Pastikan bahwa di
ruangan tempat
kegiatan
pembelajaran tersedia
power listrik yang
dibutuhkan untuk
memutar program
2.
Ruangan
hendaknya sudah
diatur sedemikan
rupa (cahaya,
ventilasi,
pengaturan tempat
duduk, ketenangan,
dan lain-lain)
sehingga peserta
didik dapat
mengikutinya
dengan nyaman
Ruangan hendaknya
sudah diatur
sedemikan rupa
(cahaya, ventilasi,
pengaturan tempat
duduk, ketenangan,
dan lain-lain)
sehingga peserta
didik dapat
mengikutinya dengan
nyaman
3.
Usahakan peserta
didik sudah berada
di tempat kegiatan
pembelajaran
(stand by)
setidaknya 15
menit sebelum
kegiatan
pembelajaran
dimulai dengan alat
tulis, modul atau
buku, LKS dan
kelengkapan
belajar lainnya.
Usahakan peserta
didik sudah berada di
tempat kegiatan
pembelajaran (stand
by) setidaknya 15
menit sebelum
kegiatan
pembelajaran dimulai
dengan alat tulis,
modul atau buku,
LKS dan
kelengkapan belajar
lainnya.
4.
Guru membahas tujuan
Jelaskan kepada
Guru menyampikan
-
13
pembelajaran
mendiskripsikan berbagai
kebutuhan logistik penting
dan memotivasi siswa untu
k terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah
mereka tentang
jenis mata
pelajaran topik
yang akan dibahas
dan tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai
topik yang akan
dibahas dan tujuan
yang akan dicapai
dengan memberikan
motivasi untuk
terlibat kegiatan
mengatasi masalah
5.
Mintalah siswa
untuk
memperhatikan
bak-baik terhadap
materi
pembelajaran yang
akan disampaikan
melalui media
(video), mencatat
bagian-bagian yang
dianggap penting
serta mengikuti
berbagai instruksi
(perintah) yang
akan disampaikan
lewat media
(video)
Mintalah siswa untuk
memperhatikan baik-
baik terhadap materi
pembelajaran yang
akan disampaikan
melalui media
(video), mencatat
bagian-bagian yang
dianggap penting.
6.
Putarkan program
(video) dengan
memutar atau
memencet tombol
play
Putarkan program
(video) dengan
memutar atau
memencet tombol
play
7.
Usahakan suasana
tetap tenang atau
kondunsif selama
pemutaran program
media (video)
Usahakan suasana
tetap tenang atau
kondunsif selama
pemutaran program
media (video)
8.
Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-
tugas belajar yang terkait
dengan permasalahannya
Perhatikan dan
catat berbagai
reaksi peserta didik
selama mereka
mengikuti kegiatan
pembelajaran
dengan
memanfaatkan
Guru memperhatikan
dan mencatat
berbagai reaksi
peserta didik selama
mereka mengikuti
kegiatan
pembelajaran model
PBM berbantuan
Guru mendorong siswa untuk
mendapatkan informasi yang
-
14
tepat, melaksanakan
eksperimen dan mencari
penjelasan dan solusi.
program (video) video, membantu
mengorganisasikan
tugas-tugas belajar
yang terkait dengan
permasalahannya,
dan mendorong siswa
mendapatkan
informasi yang tepat,
serta membantu
siswa dalam
merencanakan dan
menyiapkan artefak-
artefak yang tepat.
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan
menyiapkan artefak-artefak
yang tepat, seperti laporan
rekaman video dan model-
model dan membantu mereka
untuk menyampaikan ke
orang lain
9.
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
investigasinya dan proses-
proses yang mereka gunakan.
Guru membantu
siswa untuk
melakukan refleksi
terhadap
investigasinya dan
proses-proses yang
mereka gunakan.
10.
Berikan Tes untuk
mengukur tingkat
keberhasilan
peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran
melalui
pemanfaatan media
(video)
Berikan Tes untuk
mengukur tingkat
keberhasilan peserta
didik dalam
mengikuti kegiatan
model PBM
berbantuan video
13. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar
Model pembelajaran langsung adalah gaya mengajar dimana guru
terlibat
aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didiknya
secara langsung
kepada seluruh kelas (Suprijono, 2013: 47). Media gambar
merupakan bahasa
yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana
(Sadiman, dkk,
2014: 29).
-
15
Jadi, Model pembelajaran langsung berbantuan media gambar adalah
cara
guru dalam menyampaikan materi terlibat aktif dengan bantuan
media gambar.
Tabel 2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung Berbantuan
Media Gambar
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Estabishing Set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran,
mempersiapkan peserta didik untuk
belajar
Fase 2: Demonstrating
Mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan
yang benar, menyajikan informasi
tahap demi tahap dengan bantuan
media gambar
Fase 3: Guided Practice
Membimbing pelatihan
Merencakan dan memberi pelatihan
awal
Fase 4: Feed Back
Mengececek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek apakah peserta didik telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik
Fase 5: Extended Practice
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Mempersiapkan kesempaatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
pelatihan khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari- hari
Sumber: Suprijono, 2013: 50
14. Memelihara sistem rem
a. Rem
Rem merupakan bagian mobil yang penting sekali, pemeliharaan rem
yang
baik adalalah sangat penting karena menyangkut faktor
keselamatan
penumpangnya (Daryanto, 2005a: 279). Fungsi rem adalah
mengurangi kecepatan
kendaraan atau menghentikan kendaraan (Daryanto, 2005b: 1).
Pengereman bisa
tidak bekerja dengan baik apabila kanvas rem tipis, permukan rem
habis, silinder-
-
16
silinder roda macet, atau slang-slang minyak rem kemasukan udara
(Boentarto,
1995: 34).
Jadi setiap komponen pada kendaraan harus dirawat agar tidak
terjadi
kerusakan termasuk sitem rem. Rem merupakan komponen penting
bagi
keselamatan pengendara, sehingga perawatan rem sebaiknya
dilakukan secara
rutin.
Sebab-sebab utama dari kerusakan rem menurut Arismunandar
dan
Hirao (1998: 88) adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan minyak rem. 2. Terdapat kebocoran pada pipa-pipa
atau sambungan-sambungannya. 3. Terdapat kebocoran minyak rem dari
sebelah dalam dari roda. 4. Kebocoran-kebocoran dari silinder
utama. 5. Terdapat gelembung-gelembung udara di dalam
saluran-saluran minyak
rem.
6. Jarak bebas antara bidang rem dan selubung rem terlalu besar.
b. Pemeliharaan Rem Cakram
Cakram rem dipasangkan pada poros roda yang dapat berputar
diantara
kanvas rem. Jika terjadi pengereman maka tekanan hidrolis dari
silinder master
akan menekan piston, dan piston mendorong kanvas rem untuk
menekan cakram
sehingga terjadi gesekan dan pengereman (Boentarto, 1995: 44).
Adapun
pemeriksaan sistem rem cakram secara visual adalah sebagai
berikut :
1) Periksa ketinggian cairan rem dalam master silinder dan
memeriksa sistem
hidrolik rem.
Gambar 2.1. Ketinggian fluida
(Sugeng, 2013: 146 )
-
17
2) Pemeriksaan kampas rem.
Periksa ketebalan kampas sepatu rem dan balok rem. Ada tiga
jenis indikator
keausan pad rem cakram adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2. Keausan Mekanis
(Sugeng, 2013: 148)
Yang pertama adalah indikator keausan mekanis atau bunyi yang
terdengar
menggunakan strip logam yang melekat pada pad rem dan
diposisikan untuk
membuat kontak dengan cakram rem ketika pad mencapai tingkat
ketebalan yang
ditentukan.
Gambar 2.3. Keausan Pad Rem Dengan Listrik
(Sugeng, 2013: 148)
Tipe kedua adalah indikator keausan pad rem dengan listrik /
elektronik,
dengan menggunakan konektor listrik yang tertanam dalam materi
pad rem.
Ketika bearing mencapai titik yang telah ditentukan, konektor
listrik di pad akan
kontak dengan permukaan cakram, yang akan menghubungkan
rangkaian antara
konektor pad denga ground dan menyalakan lampu peringatan rem
pada panel
instrumen.
-
18
Gambar 2.4. Alur Pada Pad
(Sugeng, 2013: 148)
Tipe ke tiga adalah dengan alur pada pad.
Adapun pemeriksaan sistem rem cakram dengan pengukuran
adalah
sebagai berikut:
1) Periksa ketebalan cakram.
Gambar 2.5. Ketebalan Piringan
(Sugeng, 2013: 149)
Gambar 2.6. Keolengan Piringan
(Sugeng, 2013: 149)
2) Periksa alur cakram.
3) Prosedur untuk mengukur run-out cakram.
Jika cakram tidak bisa dilepas dari hub, kencangkan kembali mur
roda ke
hub untuk menahan cakram di tempat. Dalam beberapa kasus,
mungkin perlu
untuk menginstal spacer sebelum mengencangkan roda. Ikuti
prosedur yang
direkomendasikan produsen. Putar cakram sambil melihat jarum
dial indikator.
seting dial indicator pada angka nol pada titik terbaca
terendah. Terus putar
cakram. Hentikan putaran saat dial indikator di angka tertinggi.
Kurangi
-
19
pembacaan tertinggit dari yang terendah, perbedaannya adalah
runout cakram.
Jika tidak ada perbedaan antara pembacaan tertinggi dan
terendah, maka runout
adalah nol. Jika perbedaannya lebih besar dari 0, 005 maka bubut
cakram.
4) Melepas, memeriksa dan memasang kaliper rem cakram.
Lepas dan periksa caliper. Selalu gunakan alat angkat yang tepat
untuk
menaikkan kendaraan. Lepaskan roda, Tandai roda untuk pemasangan
ulang di
lokasi aslinya. Periksa roda dari retak dan memakaian pola yang
tidak biasa.
Simpan roda ditempat yang aman. Identifikasi apakah kaliper
untuk tetap atau.
Sebuah caliper mengambang mempunyai satu sisi piston. Kaliper
tetap biasanya
mengandung empat piston dua di setiap sisi.
Gambar 2.7. Angkat Kaliper
(Sugeng, 2013: 150)
Angkat kaliper dan keluarkan balok-balok rem. Bersihkan
semua
komponen rem. Gunakan hanya pelarut pembersih rem untuk
membersihkan
komponen rem. Jangan gunakan pelarut mesin atau bensin.
Membongkar caliper
dengan meniupkan udara bertekanan pada lubang selang pleksibel
untuk
mengeluarkan piston. Slipkan kain antara piston dan caliper
untuk melindungi
Piston. Pada caliper tetap, setelah salah satu piston keluar,
maka lepaskan
piston lainnya satu per satu dengan penarik khusus.
-
20
Gambar 2.8. Torak bergerak keluar
(Sugeng, 2013: 151)
Tekan pedal, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet,
kaliper rem
harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat
penekan khusus.
Periksa komponen caliper. Setelah membersihkan semua bagian
internal dengan
pelarut rem yang disarankan, memeriksa piston dari karat, retak,
dan lubang-
lubang. Jika ada salah satu hal tersebut ditemukan, ganti
piston. Periksa busing,
batang dan tabung pengantar
Gambar 2.9. Pasang Kaliper
(Sugeng, 2013: 152)
Pasang kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper
harus
dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya
beratatau
macet, maka busing, batang dan tabung pengantar harus
diperbaiki
Gambar 2.10. Komponen Rem Cakram
(Sugeng, 2013: 152)
-
21
Pasang kembali caliper. Lumasi semua bagian yang bergerak.
Gambar 2.11. Lumasi Semua Bagian Yang Bergerak
(Sugeng, 2013: 152)
Selama pemasangan, lumasi semua bagian yang bergerak dengan
minyak
rem bersih atau pelumas lain yang sesuai. Lumasi seal piston,
Perlahan- lahan
menekan kedalam dengan jari. Kemudian pasang piston
Gambar 2.12. Pasang Piston
(Sugeng, 2013: 153)
Lumasi piston dengan vet silicon. Masukkan kedalam silinder
kaliper,
menekan perlahan – lahan dengan jari. Lalu pasang boot
Gambar 2.13. Pasang Boot
(Sugeng, 2013: 153)
Lumasi tutup karet dengan vet silicon. Pasang perlahan-lahan
dengan jari.
Pasang cincin pengunci / penahan. Pasang balok – balok rem
-
22
Gambar 2.14. Pasang Balok-Balok Rem
(Sugeng, 2013: 153)
Pasang balok–balok rem pada dudukannya dalam kerangka. Lalu
pasang busing
Gambar 2.15. Pasang Busing
(Sugeng, 2013: 153)
Pasang busing, batang dan tabung pengantar pada busing dalam
kaliper.
Kemudian pasang kaliper
Gambar 2.16. Pasang Kaliper
(Sugeng, 2013: 154)
Pasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing
kaliper pada
batang pengantar tetap. Pasang kaliper pada kerangka
-
23
Gambar 2.17. Pasang Kaliper Pada Kerangka
(Sugeng, 2013: 154)
Pasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing
kaliper
pada batang pengantar tetap. Pasang selang rem. Bleeding semua
sistem hidrolis
dan kaliper, periksa ketinggian minyak rem dalam master
silinder. Jika
memasang caliper roda belakang, sambungkan kabel rem parkir dan
setel rem
parkir menurut petunjuk produsen. Pasang kembali roda / ban dan
kencangkan
mur roda dengan torsi sesuai dengan spesifikasi.
c. Pemeliharaan Rem Tromol
Rem tromol hidrolik menggunakan minyak rem sebagai perantara
untuk
meneruskan tekanan dari pedal rem ke kanvas rem dalam tromol
(Boentarto,
1995: 34). Periksa sistem rem tromol secara visual. Lepaskan
tromol sebelum
melakukan pemeriksaan visual. Periksa level minyak rem dalam
master silinder
dan memeriksa sistem hidrolik rem. Gunakan alat angkat yang
tepat untuk
menaikkan kendaraan. Lepaskan roda. Bersihkan semua komponen rem
tromol.
Lepas tromol rem. Dalam beberapa sistem, tromol dapat dilepass
dari hub roda.
Dalam sistem lain, diperlukan untuk melepas bearing roda sebelum
mengeluarkan
tromol.
-
24
Gambar 18. Pemberian Grease
(Sugeng, 2013: 156)
Jika tromol rem beralur oleh paku keling sepatu rem sebagai
akibat dari
pemakaian kanvas sepatu ren yang buruk, alur membuat tromol rem
sulit
dilepas. Jika ini terjadi, setel mundur mundur sepatu rem. putar
roda bintang
dengan sendok rem, untuk menjauhkan sepatu rem terhadap rem
tromol. Periksa
komponen rem tromol. Hati-hati memeriksa komponen rem tromol dan
mencatat
setiap indikasi kebocoran cairan dan mengidentifikasi sumber
kebocoran. Periksa
ketebalan kampas rem.
Gambar 2.19. Kampas Rem
(Sugeng, 2013: 157)
Kepala keling harus setidaknya 1/64 inchi di bawah permukaan
lapisan.
Lapisan yang terikat pada sepatu harus setidaknya setebal sepatu
itu sendiri.
Periksa kampas rem dari retak, paku keling longgar, hilang atau
kawasan yang
rusak, atau masalah lainnya. Ganti sepatu yang tidak jelas
memenuhi standar
ketebalan.
-
25
Gambar 2.20. Backing plate
(Sugeng, 2013: 157)
Periksa backing plate dari retak dan distorsi, ganti jika retak
atau distorsi
yang ditemukan. Pastikan backing plate dipasang dengan aman.
Jika lokasi
kontak dengan sepatu ini beralur maka ganti backing plate.
Periksa pegas
pengembali sepatu rem dari retak dan distorsi. Pastikan pegas
terhubung pada
kedua ujungnya.
Gambar 2.21. Roda Bintang
(Sugeng, 2013: 157)
Pastikan roda bintang roda tidak hilang setiap gigi dan pastikan
bahwa tuas
pengatur diposisikan dengan baik untuk penyetelannya. Periksa
rem tromol
(Perhatikan apakah tromol oval atau berlekuk juga perhatikan
juga apakah tromol
retak atau bintik-bintik).
1) Memeriksa sistem rem tromol dengan pengukuran.
-
26
Gambar 2.22. Ukur Diameter Tromol
(Sugeng, 2013: 158)
Mengukur diameter tromol. Diameter maksimal sering tertera pada
tromol.
Jika tromol tidak konsentris, dapat dibubut sampai batas
diameter maksimal
tromol. Periksa tromol dari alur. Perkirakan kedalaman setiap
alur, Tentukan
apakah dengan membubut alur tromol akan menyebabkan tromol
melebihi
diameter maksimalnya. Spesifikasi diameter maksimal tromol
tertulis pada
bagian luar atau bagian dalam tromol. Selama pemeriksaan rem,
penyetel dapat
dilepas dan dibersihkan tanpa membongkar seluruh komponen rem.
Prosedur
umum untuk pembongkaran, pembersihan, dan pemasangan kembali
dan
menyetel.
2) Melepas sepatu rem.
Gambar 2.23. Lepas Pegas
(Sugeng, 2013: 159)
Lepas pegas pengembali menggunakan alat khusus pelepas pegas
pengembali sepatu rem.
-
27
Gambar 2.24. Lepas Pegas Penahan Sepatu Rem
(Sugeng, 2013: 159)
Lepas ring penahan pegas, penahan sepatu rem dengan memutar ring
dan
menahan pin dari belakang backing palte. Lepas unit pemegang
sepatu rem. Lepas
sepatu rem.
Gambar 2.25. Lepas Sepatu Rem
(Sugeng, 2013: 159)
Lepas sepatu rem dengan menark kedua seaptu rem menjauh dari
backing
plate. Bersihkan backing plate dengan air dan sabun cuci, segera
keringkan.
Pastikan untuk menghilangkan semua kotoran dan karat. Lumasi
dudukan sepatu
rem.
Gambar 2.26. Lumasi Dudukan Sepatu Rem
(Sugeng, 2013: 159)
Pemeriksa daerah yang menjadi persinggungan dengan sepatu rem
dari
tanda-tanda keausan. Selanjutnya melumasi daerah tersebut dengan
pelumas yang
-
28
dirancang untuk menahan suhu tinggi. Bersihkan dan lumasi semua
perangkat
keras rem. Periksa pegas dari korosi dan distorsi. Ganti
komponen yang
berkualitas buruk. Bersihkan dan lumasi penyetel sesuai dengan
prosedur pabrik.
Prosedur perawatan silinder roda. Lepas baut pengikat silinder
roda dari backing
plate. Dorong keluar semua komponen dalam roda silinder -
piston, pegas, seal
Gambar 2.27. Komponen Silinder Roda
(Sugeng, 2013: 160)
Hati-hati membersihkan silinder roda dan dua piston dengan
pelarut yang
direkomendasikan untuk sistem rem. Periksa silinder dan kedua
piston dari
karat, lubang-lubang. Setelah menghoning silinder roda, cuci
silinder dengan
larutan pembersih rem. Pastikan bahwa semua bagian dilumasi
dengan minyak
rem bersih atau pembersi lain yang disetujui rem perakitan
pelumas. Pasang seal
baru dan pegas baru. Dorong kedua seal ke dalam silinder,
sehingga menekan
pegas. seal harus menghadap ke pegas. Pasang kedua piston dengan
sisi datar
menghadap ke arah seal. Kemudian mendorong piston ke silinder
sampai rata
dengan silinder. Pasang boot dan harus bisa memegang piston.
Pasang baut
bleeding. Pastikan bahwa baut bleeding bersih. Pasang silinder
roda pada
backing plate. Pasang pipa atau selang hidrolis sesuai dengan
prosedur manual
perbaikan.
-
29
3) Memasang sepatu rem
Gambar 2.28. Periksa Sepatu Rem
(Sugeng, 2013: 161)
Periksa sepatu rem baru dan tentukan apakah ada perbedaan antara
sepatu
rem baru dan yang lama, kebanyakan tipe rem servo menggunakan
sepatu rem
yang berbeda pada setiap roda, lapisan rem satu sepatu lebih
panjang dari yang
lain. Pasang sepatu rem terletak di masing-masing sisi silinder
roda dengan
menghubungkan ke ujung penyetel sepatu rem dengan pegas. Pasang
pegas
pemegang sepatu rem. Setel sepatu rem.
Gambar 2.29. Pegas Sepatu Rem
(Sugeng, 2013: 161)
Gambar 2.30. Sesuaikan Sepatu Rem Dengan Pengukur Diameter
Tromol
(Sugeng, 2013: 162)
Sesuaikan sepatu rem dengan pengukur diameter tromol.
Kencangkan
kenop untuk mengunci pengukur dalam posisi yang tepat.
mSesuaikan sepatu
rem melalui unit penyetel sampai menyentuh pengukur.
-
30
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan merupakan penelitian yang telah dilakukan
yang
membantu penelitian untuk melakukan penelitian serupa.
Penelitian pertama Budiharyanto, (2015). Meningkatkan Hasil
Belajar
Praktik Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem
Based Learning) Pada Standar Kompetensi AC di Kelas XI
Kompetensi Keahlian
Tehnik Ototronik SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
Tahun
Pelajaran 2013/2014 menyimpulkan bahwa Penerapan Model
Pembelajaran
Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar praktek siswa
kelas XI OTO 3
SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen. Hal itu dapat
dilihat dari
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar pada pra siklus
sebesar 72.5, pada siklus 1
sebesar 77.3 dan pada siklus 2 sebesar 81.7. Selain itu juga
dilihat dari
peningkatan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebanyak 13
siswa (32.5%),
pada siklus 1 sebanyak 25 siswa (62.5%) dan pada siklus 2
sebanyak 40 siswa
(100%).
Penelitian kedua Hidayat dan Suwito, (2014). Penerapan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Kompetensi Dasar Menguji
Baterai
Kelistrikan Otomotif Kelas XII di SMK PGRI 1 Lamongan
menyimpulkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru dalam menyiapkan RPP
adalah 81,36
% (sangat baik) dan aktivitas guru dalam menerapkan RPP adalah
81,46 %
(sangat baik). Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
adalah 80, 62 %
(baik). Respon minat siswa terhadap penerapan model pembelajaran
masalah
-
31
adalah 91,12 % (sangat baik). Hasil belajar siswa yang tuntas
pada siklus I adalah
15 siswa dengan ketuntasan klasikal 60 % dan pada siklus II
adalah 20 siswa
dengan ketuntasan klasikal 80 %.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Permasalahan yang ada di sekolah pada umumnya adalah model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang
masih berpusat
pada guru. Siswa hanya menerima materi yang disampaikan guru
begitu saja.
Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah
karena proses
belajar yang membosankan. Model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
media video memberi kesempatan kepada siswa bekerja dalam
kelompok-
kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah
secara
bersama. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah berbantuan
media video
dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran chasis dan
pemindah
daya. Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video
memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam
pembelajaran
dan sering mengekspresikan ide, siswa memiliki kesempatan lebih
banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan dalam kelompoknya. Ketika
siswa
melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya, maka dengan
sendirinya akan
mendorong potensi siswa untuk melakukan kegiatan yang mengasah
kemampuan
tentang materi yang diberikan kepada siswa ke tingkat berpikir
yang lebih
tinggi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian
hasil belajar
siswa yang meningkat. Untuk mempermudah keterangan dari
pemikiran pada
kerangka pikir penelitian, maka digambarkan dengan model skema
di bawah ini
-
32
Gambar 2.31. Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan dari kerangka berfikir di atas maka disusun suatu
hipotesis
yaitu “ Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media
video efektif
untuk meningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar
memelihara sistem
rem. ”
Masalah di sekolah :
1. Pembelajaran berpusat pada guru
2. Rata-rata hasil belajar belum mencapai KKM
Teknik pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video:
1. Penayangan video
2. Belajar dalam tim (mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan
masalah
tersebut)
3. Evaluasi
Hasil belajar
siswa
Pembelajaran model PBM berbantuan media video
diharapkan mampu meningkatkan rata-rata hasil belajar
-
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif.
1. Desain Eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain eksperimen
dengan pola
pre test – post test group design, yaitu adanya pre test dan
post test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan
dengan jalan
menggunakan satu kelas yang mengikuti mata pelajaran
pemeliharaan sasis dan
pemindah tenaga kendaraan ringan dengan pemberian pembelajaran
menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video pada
kelas
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan
model
pembelajaran langsung berbantuan media gambar. Pemberian
perlakuan
menggunakan dilakukan setelah pre test dan sebelum post
test.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Group Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen E1 X1 E2
Kontrol K1 X2 K2
Keterangan:
E1 : Simbol tes awal untuk kelompok eksperimen yang berupa
tes
tertulis
K1 : Simbol tes awal untuk kelompok kontrol yang berupa tes
tertulis
X1 : Perlakuan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media video
-
34
X2 : Perlakuan berupa pembelajaran model pembelajaran
langsung
berbantuan media gambar
E2 : Simbol tes akhir untuk kelompok eksperimen yang berupa
tes
tertulis
K2 : Simbol tes akhir kelompok kontrol yang berupa tes
tertulis
Berdasarkan desain penelitian di atas tersusunlah alur rancangan
dalam
penelitian ini. Alur rancangan penelitian dapat ditunjukkan
dalam gambar sebagi
berikut :
Gambar 3.1. Alur Rancangan Penelitian
Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
(Kompetensi Dasar Memelihara Sistem Rem)
Eksperimen Kontrol
Pretest Pretest
Perlakuan
Menggunakan Model
Pembelajaran Langsung
Berbantuan Media Gambar
Perlakuan Menggunakan
Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Berbantuan Media Video
Posttest Posttest
Analisa
Kesimpulan
-
35
2. Pelaksanaan Eksperimen
a. Pembuatan RPP
RPP yang dibuat berdasarkan silabus yang ada di sekolah
tersebut.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu
2 x 45 menit per pertemuan.
b. Pembuatan soal
Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun.
c. Uji coba instrumen
Uji coba dilakukan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya
pembeda soal,
validitas dan reliabilitas soal. Soal akan diujicobakan pada
kelas XI TKR 2 SMK
Wisudha Karya Kudus.
d. Tes sebelum perlakuan (pre test)
Pre test diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan. Pre
test
dikenakan pada siswa sebagai subjek penelitian, yaitu pada kelas
eksperimen dan
kelas kontrol.
e. Pemberian perlakuan
Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah
memberikan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
media video pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah
tenaga
kendaraan ringan. Perlakuan diberikan kepada siswa kelas XI TKR
1 sebagai
kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran tanpa model
pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media video siswa kelas XI TKR 3
pada kelas
kontrol.
-
36
f. Tes setelah perlakuan (post test)
Post test dikenakan setelah diberi perlakuan. Melaksanakan post
test pada
kelas eksperimen dan kontrol. Post test berfungsi untuk
mengetahui hasil belajar
siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
berbasis
masalah berbantuan media video.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan
subjek
penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI TKR di
SMK Wisudha Karya dengan jumlah 115 siswa pada tahun pelajaran
2014/2015.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan
menggunakan
cara-cara tertentu (Sudjana, 2005:161). Sampel dalam peneletian
ini adalah bagian
dari siswa kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus. Sampel yang
digunakan
adalah peserta didik kelas XI TKR 1 dengan jumlah 40 siswa
sebagai kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
media video, sebagai kelas kontrol adalah kelas XI TKR 3 dengan
jumlah 37
siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan
media
gambar. Teknik sampling yang dilakukan adalah sampel random,
yaitu sampel
yang diambil dengan cara mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga
semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2013:177).
-
37
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2013:161). Variabel penelitian yang
digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi suatu
kejadian.
Variabel bebas yang dimaksud adalah penggunaan model
pembelajaran berbasis
masalah berbantuan media video pada mata pelajaran pemeliharaan
sasis dan
pemindah tenaga kendaraan ringan di kelompok eksperimen dan
model
pembelajaran langsung berbantuan media gambar di kelompok
kontrol.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel sebagai akibat dari variabel
bebas.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar mata
pelajaran
pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan pada
peserta didik
kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data
Teknik atau metode yang digunakan dalam penelitaian ini adalah
:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang
tertulis.
(Arikunto, 2013:201). Adapun dokumentasi dalam penelitian ini
berupa informasi
mengenai daftar nama peserta didik yang akan menjadi sampel dan
mendapatkan
data nilai yang kemudian akan dianalisis, serta memperoleh
informasi mengenai
-
38
kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan
pemindah
tenaga kendaraan ringan di SMK Wisudha Karya.
2. Metode Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah
dietntukan (Arikunto, 2012:67). Alat tes yang digunakan diuji
validitas dan
reliabilitasnya. Alat tes yang diberikan kepada kelompok
eksperimen dan kelas
kontrol sama. Hasil tes digunakan untuk memperoleh data
kuantitatif yang akan
diolah untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
mudah diolah
(Arikunto, 2013: 203). Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah tes
objektif berupa soal pilihan ganda dengan empat jawaban.
Dalam menyusun perangkat instrumen yang digunakan pada
penelitian ini
ada beberapa langkah yang ditempuh, yaitu:
1. Materi yang diteskan dibatasi pada pembelajaran yang meliputi
:
memelihara sistem rem.
2. Menyusun soal sebanyak 35 butir soal pilihan ganda dengan
empat
pilihan jawaban. Penyusunan soal dengan mempertimbangkan
indikator
dan kisi-kisi soal.
-
39
Tabel 3.2. Indikator dan Kisi-Kisi Soal
No Indikator dan Kisi-kisi Soal Sebelum Uji Coba Setelah Uji
Coba
1. Identifikasi sistem rem dan
komponennya
1, 2,3, 4, 5,
6,7,8,9,10
1,3,4,5,6,7,8,9,10
2. Pemeliharaan sistem rem
dan komponennya sesuai
SOP
11,12.13,14,
15,16,17,18
11,12,14,15,17,18
3. Perbaikan sistem rem dan
komponennya
19,20,21,22,
23,24,25
19,20,21,
22,23,25
4. Overhaul sistem rem
26,27,28,29.30,
31,32,33,34,35
26,27,28,29.30,
31,32,33,34,
JUMLAH 35 30
Keterangan : angka yang dicetak tebal pada kolom sebelum uji
coba merupakan
soal yang tidak valid.
E. Validitas dan Reabilitas
a. Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan
atau kesalihan sesuat instrumen (Arikunto, 2013:211). Rumus
untuk menghitung
validasi menggunakan korelasi point biserial. Rumus antara dua
variabel, dalam
penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi antara item
dengan seluruh tes
atau validasi item. Adapun rumus korelasi point biserial yaitu
:
√
(Arikunto,2012: 93)
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item
yang
-
40
dicari korlasinya dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut
tes)
St = Standar deviasi skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q = 1-p
Setelah didapat nilai rpbis kemudian dengan nilai rtabel
korelasi product-
moment. Apabila rpbis > rtabel korelasi product-moment maka
soal dikatakan valid,
tetapi jika Apabila rpbis < rtabel korelasi product-moment
maka soal dikatakan tidak
valid. Harga kritik dari r product-moment N= 38 0,320.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi point biserial,
maka
diperoleh hasil dari 35 soal, yang tidak valid adalah nomor 2,
13, 16, 24, dan 35.
b. Reabilitas
Reliabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu
(Arikunto, 2013: 221).
(
)(
∑
)
(Arikunto, 2012: 115)
Keterangan:
r11 = reabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
-
41
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)
Jika r11 hitung > rtabel product-moment maka perangkat soal
tersebut realibel dan jika
sebaliknya yaitu r11 tabel < rtabel product-moment tidak
reliabel.
Berdasarkan hasil uji reabilitas terhadap instrumen menggunakan
rumus
tersebut diperoleh koefisien sebesar 0,871. Pada taraf kesalahan
5% dengan n=38
diperoleh harga rtabel sebesar 0,320. Karena koefisien
reabilitas tersebut lebih
besar dari nilai rtabel, dapat dinyatakan bahwa instrumen
tersebut reliabel dan
dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
c. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui
dengan
menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan
menggunakan rumus :
(Arikunto,2012:223)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti indeks kesukaran sering
diklasifikasikan
sebagi berikut :
-
42
1. Soal dengan P 0,00-0,030 adalah soal sukar
2. Soal dengan P 0,31-0,70 adalah soal sedang
3. Soal dengan P 0,71-1,00 adalah soal mudah
(Arikunto,2012:225)
Setelah dilakukan analisis tingkat kesukaran pada soal uji coba
dalam penelitian
ini diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Yang termasuk kriteria mudah yaitu nomor 1, 7, 9, 10, 15, 17,
19, 22, 25,
27, 32, dan 35.
2. Yang termasuk kriteria sedang yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8,
12, 13, 14, 16,
20, 21, 24, 26, 28, 30, 31, dan 33.
3. Yang termasuk kriteria sukar yaitu nomor 11, 18, 23, 29, dan
34.
d. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh
(berkemampuan rendah) (`Arikunto,2012: 226).
Rumus untuk menemukan indeks diskriminasi adalah
(Arikunto, 2012: 228)
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelmpok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan
-
43
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat
P
sebagai indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Daya beda kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D : 0,21 - 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,41 - 0,70 : baik (good)
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2012: 232)
Untuk daya pembeda, soal yang tergolong baik sekali tidak ada.
Soal yang
tergolong baik ada 4 yaitu nomor 4, 5, 6, 17. Soal yang
tergolong cukup ada 27
soal yaitu 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 25, 26, 27,
28.29, 30, 31, 32, 33, dan 34. Soal yang tergolong jelek ada 4
nomor yaitu nomor
13, 16, 24, dan 35.
F. Teknis Analisis Data
1. Analisis Data Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
data
yang akan dianalisis sehingga dapat diketahui hasilnya dengan
menggunakan
rumas uji Chi Kuadrat ( 2
).
-
44
∑
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan:
2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi yang diperoleh dari sampel
Ei = Frekuensi yang diharapkan dari sampel
k =Banyaknya kelas interval
Dengan kriteria pengujian H0 diterima jika < , =0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas
tersebut
mempunyai varians yang sama. Jika sama maka dikatakan homogen.
Untuk
menguji kesamaan varians tersebut digunakan rumus berikut :
(Sudjana 2005: 250)
Peluang untuk distribusi adalah ½ α (α adalah taraf signifikasi,
dalam hal ini 5%)
dan derajat kebebasan untuk pembilang −1 dan derajat kebebasan
untuk
penyebut −1, kriteria :
a. Jika Fhitung > F 0,5 α −1 ( −1), maka varians kedua kelas
sampel tersebut
berbeda
b. Jika Fhitung < F 0,5 α −1 ( −1), maka varians kedua kelas
sampel tersebut
sama
-
45
c. Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji ini berfungsi untuk menguji perbedaan rata-rata pre test
peningkatan
hasil belajar, maupun ketuntasan belajar antara kelas eksperimen
dengan kelas
kontrol digunakan uji t.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : μ2 = μ1
H1 : μ2 ≠ μ1
Keterangan :
μ1 = Rata- rata data kelas eksperimen
μ2 = Rata- rata data kelas kontrol
Berdasarkan varians yang sama, rumus t - test yang digunakan
:
̅̅̅ ̅̅ ̅
√
(Sudjana, 2005: 239)
(Sudjana, 2005: 239)
Keterangan:
̅̅̅: rata-rata nilai kelas eksperimen
̅̅ ̅: rata-rata nilai kelas kontrol
: varians nilai kelas eksperimen
: varians nilai kelas kontrol
:jumlah anggota kelas eksperimen
-
46
: jumlah anggota kelas kontrol
Pernyataan uji analisis uji t-test adalah hipotesis diterima
jika thitung ≥ ttabel
dengan derajat (dk) = ( + -2) dan taraf nyata (1- α = 5%).
Sedangkan jika
harga t hitung < t tabel maka hipotesis ditolak.
2. Analisis Data Akhir (Post Test)
a. Uji Normalitas
Rumus untuk menghitung uji normalitas pada tahap akhir sama
dengan
rumus uji normalitas pada tahap awal.
b. Uji Homogenitas
Rumus untuk menghitung uji homogenitas pada tahap akhir sama
dengan
rumus uji homogenitas pada tahap awal.
c. Uji Kesamaan Rata-Rata
Rumus untuk menghitung uji kesamaan rata-rata pada tahap akhir
sama
dengan rumus uji kesamaan rata-rata pada tahap awal.
d. Uji Gain
Setelah diketahui hasil pre test dan post test antara kelas
kontrol dan
kelas eksperimen, maka tahap selanjutnya adalah mencari/
menghitung
peningkatan hasil sebelum dan sesudah penelitian pada kelas
kontrol dan kelas
eksperimen. Rumus yang digunakan adalah:
(Sundayana, 2014: 151)
-
47
Tabel 3. 1. Interprestasi Gain Ternomalisasi yang
Dimodifikasi
Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi
-1,00 < g < 0,00 terjadi penurunan
g = 0,00 tidak terjadi peningkatan
0,00 < g < 0,30 rendah
0,30 < g < 0,70 sedang
0,70 < g < 1,00 tinggi
(Sundayana, 2014: 151)
-
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian ini berupa data penilaian siswa setelah
menggunakan
instrumen tes tertulis kompetensi memelihara sistem rem.
Instrumen tertulis ini
disusun sesuai materi pembelajaran dan indikator pada silabus
dan diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui validitas dan realibilitas setiap
indikator poin penilaian.
Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas yang telah
dibahas sebelumnya,
maka dapat disimpulkan instrumen tersebut valid dan reliabel
serta dapat
digunakan dalam penelitian.
Sampel dalam peneletian ini adalah bagian dari siswa kelas XI
TKR di
SMK Wisudha Karya Kudus. Sampel yang digunakan adalah peserta
didik kelas
XI TKR 1 dengan jumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video,
sebagai kelas
kontrol adalah kelas XI TKR 3 dengan jumlah 37 siswa yang
menggunakan model
pembelajaran langsung berbantuan media gambar
Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan video akan
digunakan
untuk model pembelajaran pada kelas eksperimen. Sedangkan untuk
kelompok
kontrol mengggunakan model pembelajaran langsung berbantuan
media gambar
akan dilaksanakan sebagai perlakuan yang sebelumnya dilakukan
pre-test
terhadap kedua kelompok. Berikut adalah gambar grafik hasil
nilai pre test pada
kelas kontrol dan eksperimen :
-
49
Gambar 4.1. Grafik Hasil Pre Test Kelas Kontrol
Gambar 4.2. Grafik Hasil Pre Test Kelas Eksperimen
Setelah diperoleh hasil pre-test kemudian dilanjutkan dengan
perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan video
untuk kelompok eksperimen dan menggunakan model pembelajaran
langsung
berbantuan media video. Setelah model pembelajaran berbasis
masalah
berbantuan video diterapkan pada kelompok eksperimen dan
model
pembelajaran langsung berbantuan media video sebelumnya
diterapkan pada
kelompok kontrol didapatkan hasil belajar melalui post-test.
berupa nilai post test
0
2
4
6
8
10
12
14
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00
Fre
ku
en
si
Hasil Belajar
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00
80.00
Fre
ku
en
si
Hasil Belajar
-
50
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini adalah
gambar grafik hasil
Post Test pada kelas kontrol dan eksperimen :
Gambar 4.3. Grafik Hasil Post Test Kelas Kontrol
Gambar 4.4. Grafik Hasil Post Test Kelas Eksperimen
Dari Hasil pre test dan post test terlihat adanya peningkatan
pada kelas
kontrol dan eksperimen. Untuk lebih jelasnya hasil peningkatan
nilai tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
100.00
Fre
ku
en
si
Hasil Belajar
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
100.00
Fre
ku
en
si
Hasil Belajar
-
51
Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata Kelas
No Kelas Pre test Post test
1. Eksperimen 56,08 83,58
2. Kontrol 56,13 66,31
Dari tabel di atas nilai rata-rata pre test pada kelas
eksperimen 56,08 dan
pada kelas kontrol 56,13. Sedangkan nilai post test pada kelas
eksperimen 83,58
dan pada kelas kontrol 66,31. Dari data tersebut nilai pada
kelas eksperimen dan
kelas kontrol nilai rata-rata kelas meningkat, tetapi
peningkatannya berbeda.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Awal
a. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Awal
No Kelas 2hitung 2tabel Kriteria
1. Eksperimen 6,8633 7,81
Normal
2. Kontrol 3,2321 Normal
Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji
normalitas data
kelompok eksperimen diperoleh nilai 2hitung = 6,8633. Dengan
taraf nyata = 5% dan dk
= 3. diperoleh 2tabel = 7,81. Dengan demikian 2hitung <
2tabel (6,8633
-
52
b. Hasil Uji Homogenitas
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Awal
No Kelas Fhitung F tabel Kriteria
1. Eksperimen 1,6987 1,72
Normal
2. Kontrol Normal
Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan untuk
kelompok
eksperimen varians = 51,79 dan untuk kelompok kontrol diperoleh
varians =
87,97. Dari perbandingannya diperoleh Fhitung = 1,6987. Dari
tabel distribusi F
dengan taraf nyata 5% dan dk pembilang =36 serta dk penyebut =
39, diperoleh F
tabel = 1,72. Dengan demikian Fhitung < Ftabel,maka H0
diterima yang berarti kedua
kelompok tidak berbeda secara signifikan atau homogen.
c. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata
Tabel 4.4. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal
No Kelas thitung ttabel Kriteria
1. Eksperimen -0,226 1,67
Tidak Berbeda
Signifikan 2. Kontrol
Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji
kesamaan rata-
rata dengan uji pihak diperoleh thitung = -0,226, sedangkan
ttabel = 1,67, karena
thitung berada pada daerah penerimaan H0, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada
kesamaan hasil pre test antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
2. Analisis Data Akhir
a. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Akhir
No Kelas 2hitung 2tabel Kriteria
1. Eksperimen 4,1043 7,81
Normal
2. Kontrol 6,5628 Normal
-
53
Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji
normalitas data
kelompok eksperimen diperoleh nilai 2hitung = 4,1043. Dengan
taraf nyata = 5% dan dk
= 3. diperoleh 2tabel = 7,81. Dengan demikian 2hitung <
2tabel (4,1043
-
54
Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji
kesamaan rata-
rata dengan uji pihak diperoleh thitung = 11