Page 1
KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT CAHAYA
SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI
KABUPATEN BANJARNEGARA
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Indah Larasati
1401411184
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau hasil karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 1 Juni 2015
Indah Larasati
1401411184
Page 3
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 1 Juni 2015.
Mengetahui,
Koordinator UPP Tegal Dosen Pembimbing
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. Drs. Daroni, M.Pd.
19630923 198703 1 001 19530101 198103 1 0
Page 4
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-
sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara, oleh Indah Larasati
1401411184, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES
pada tanggal 10 Juni 2015.
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Fakhruddin, M.P Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19560427 198603 1 001 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Mur Fatimah, S. Pd, M. Pd.
19761004 200604 2 001
Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2
Drs. Yuli Witanto, M.Pd. Drs. Daroni, M.Pd.
19640717 198803 1 002 19530101 198103 1 005
Page 5
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu, maka kamu akan memberikan yang
terbaik untuk orang lain (Penulis)
2. Keberuntungan ialah bertemunya persiapan dengan kesempatan (Adrian
Brody)
3. Jangan engkau katakan setiap apa yang engkau ketahui, tapi ketahuilah setiap
yang engkau katakan (Hadist)
4. Bereksperimenlah, karena eksperimen akan membantumu menemukan jati diri
(Penulis)
Persembahan:
Untuk Ibu Widiastuti tercinta, simbah, bulek,
om, pakdhe, budhe yang selalu memberikan
doa dan dukungannya selama ini; Fajar
Lazuardi dan Dayu Wiyati yang selalu
menjadi hebat untukku.
Page 6
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Metode
Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi
Kabupaten Banjarnegara”.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin menempuh
pendidikan guru sekolah dasar.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal, yang telah
memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti.
5. Drs. Daroni, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran,
dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada peneliti demi terselesaikannya skripsi
ini.
Page 7
vii
6. Suhada, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Masitah, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kalibenda yang telah
memberikan ijin melakukan uji coba.
8. Bapak/Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal yang telah
membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.
9. Umi Nurhayati S.Pd.SD. dan Robingah S.Pd.SD., guru kelas V SDN 1 Prigi
Kabupaten Banjarnegara yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
10. Siswa kelas V SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang telah menjadi
sumber data penelitian.
11. Retno, Ratih, Sanah, Isti, Resti, Cicih, Mega, Nirwana, Agung, dan teman-teman
mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2011, yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada peneliti.
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Tegal, 14 Juni 2015
Peneliti
Page 8
viii
ABSTRAK
Larasati, Indah. 2015. Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat
Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Skripsi.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing: Drs. Daroni, M.Pd.
Kata Kunci: Metode eksperimen, hasil belajar, IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan di sekolah dasar. IPA mengajarkan siswa untuk menemukan konsep dengan
melalui proses terlebih dahulu. Dengan adanya proses yang dijalani selama penemuan,
siswa dilatih untuk berpikir kritis, berpendapat, bekerja sama, serta menghargai orang
lain. Secara tidak langsung IPA akan melatih dan membangun karakter siswa. Oleh
karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya berjalan dengan baik agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
berhasilnya suatu pembelajaran, salah satunya yaitu pemilihan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu teknik yang dipilih dan digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang cocok diterapkan
pada pelajaran IPA yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen melatih siswa untuk
mempelajari IPA secara konsep yang berdasarkan fakta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui keefektifan metode pembelajaran eksperimen dibandingkan dengan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V.
Populasi dalam penelitian ini yaitu 22 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB
SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Seluruh populasi dijadikan sebagai anggota sampel
karena peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan
kesamaan rata-rata. Analisis akhir atau pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan uji-t.
Hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa menggunakan rumus independent
sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,648 dan ttabel sebesar 2,020 (thitung >
ttabel) maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar
IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V antara yang menggunakan metode eksperimen
dan yang menggunakan metode demonstrasi. Sementara hasil uji keefektifan
menggunakan rumus one sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,588 dan
ttabel sebesar 2,086 (thitung > ttabel), maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan
penghitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA materi sifat-sifat
cahaya siswa kelas V yang menggunakan metode eksperimen lebih baik dari pada yang
menggunakan metode demonstrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, metode eksperimen
efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat
cahaya.
Page 9
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ........................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ...................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing ........................................................................................... iii
Pengesahan ................................................................................................................. iv
Motto dan Persembahan .............................................................................................. v
Prakata ....................................................................................................................... vi
Abstrak ...................................................................................................................... viii
Daftar Isi ..................................................................................................................... ix
Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv
Daftar Bagan .............................................................................................................. xv
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xvi
Bab
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
1.5.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 9
1.5.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 9
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
Page 10
x
1.6.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 9
1.6.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 10
1.6.2.1 Bagi Siswa .................................................................................................. 10
1.6.2.2 Bagi Guru ................................................................................................... 10
1.6.2.3 Bagi Sekolah ............................................................................................... 10
2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 11
2.1 Landasan Teori dan Hipotesis .................................................................... 11
2.1.1 Hakikat Belajar ............................................................................................ 11
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ................................................................................. 13
2.1.3 Hasil Belajar ................................................................................................ 14
2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA ......................................................................... 15
2.1.5 Karakteristik Siswa SD ................................................................................ 17
2.1.6 Metode Pembelajaran ................................................................................. 19
2.1.7 Metode Demonstrasi ................................................................................... 20
2.1.8 Metode Eksperimen .................................................................................... 22
2.1.8.1 Pengertian Metode Eksperimen .................................................................. 22
2.1.8.2 Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen .................................................... 23
2.1.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ....................................... 24
2.1.9 Materi Sifat-sifat Cahaya ............................................................................ 26
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 27
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32
2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 33
3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 35
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 35
Page 11
xi
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 37
3.2.1 Populasi ....................................................................................................... 37
3.2.2 Sampel........................................................................................................... 38
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 38
3.3.1 Variabel Terikat ............................................................................................ 38
3.3.2 Variabel Bebas .............................................................................................. 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 39
3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur ...................................................................... 39
3.4.2 Dokumentasi ................................................................................................. 39
3.4.3 Tes .................................................................................................................. 40
3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 40
3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen ....................................................................... 41
3.5.1.1 Validitas Logis ............................................................................................... 41
3.5.1.2 Validitas Empiris ........................................................................................... 42
3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ................................................................... 43
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran ........................................................................... 44
3.5.4 Analisis Daya Beda ........................................................................................ 45
3.6 Metode Analisis Data .................................................................................... 47
3.6.1 Deskripsi Data ................................................................................................ 47
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ..................................................................................... 47
3.6.2.1 Uji Normalitas ............................................................................................... 47
3.6.2.2 Uji Homogenitas ............................................................................................ 48
3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata ................................................................................ 48
3.6.3 Analisis Akhir ................................................................................................ 49
Page 12
xii
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 52
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 52
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 52
4.1.1.1 Kelas Eksperimen ........................................................................................... 53
4.1.1.2 Kelas Kontrol .................................................................................................. 55
4.1.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ................................................................ 57
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Bebas ................................................................ . 57
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Terikat. .............................................................. 58
4.1.2.2.1 Tes Awal . ..................................................................................................... 58
4.1.2.2.1 Tes Akhir. ..................................................................................................... 59
4.2 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian . ....................................................... 60
4.2.1 Data Sebelum Eksperimen . ........................................................................... 60
4.2.1.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal . ............................................................. 61
4.2.1.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal. .......................................................... 62
4.2.1.3 Uji Kesamaan rata-rata . ................................................................................ 64
4.2.2 Data Setelah Eksperimen . ............................................................................. 66
4.2.2.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir. ........................................................... 66
4.2.2.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Akhir. ........................................................ 67
4.2.2.3 Uji Hipotesis . ............................................................................................... 69
4.2.2.3.1 Hipotesis Pertama. ....................................................................................... 69
4.2.2.3.1 Hipotesis Kedua. .......................................................................................... 71
4.3 Pembahasan. .................................................................................................... 75
5. PENUTUP....................................................................................................... 82
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 82
Page 13
xiii
5.2 Saran ............................................................................................................... 83
5.2.1 Bagi Guru ........................................................................................................ 83
5.2.2 Bagi Sekolah ................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85
LAMPIRAN ............................................................................................................... 86
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba .................................................... 42
3.2 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................................... 43
3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................................. 45
3.4 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba .......................................................... 46
4.1 Deskripsi Data Tes Awal Siswa ........................................................................ 58
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal ................................................................. 59
4.3 Deskripsi Data Tes Akhir Siswa ....................................................................... 59
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir ................................................................ 60
4.5 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Awal ......................................... 62
4.6 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Awal ..................................... 63
4.7 Hasil Penghitungan Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal .......................... 65
4.8 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Akhir ......................................... 67
4.9 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir ....................................... 68
4.10 Hasil Penghitungan Uji Hipotesis Pertama ........................................................ 71
4.11 Hasil Penghitungan Uji Pihak Kanan ................................................................. 74
Page 15
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 34
Page 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa Kelas IVA SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara
Tahun Pelajaran 2014/2015 .. .............................................................................. 88
2. Daftar Nama Siswa Kelas IVB SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara
Tahun Pelajaran 2014/2015.. ............................................................................... 89
3. Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjanegara
Tahun Pelajaran 2014/2015 ................................................................................... 90
4. Silabus Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .......................................... 91
5. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen ......................................................... 95
6. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ................................................................ 101
7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ....................................................... 109
8. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua .......................................................... 126
9. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama .............................................................. 139
10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua . ............................................................... 156
11. Lembar Validasi oleh Penilai Ahli ...................................................................... 169
12. Kisi-kisi Soal Uji Coba ....................................................................................... 175
13. Kisi-kisi Soal Tes Awal dan Tes Akhir .............................................................. 179
14. Soal Uji Coba ...................................................................................................... 183
15. Soal Tes Awal dan Tes Akhir ............................................................................. 191
16. Kunci Jawaban Soal Uji Coba, Tes Awal, dan Tes Akhir ................................... 195
17. Daftar Nilai Tes Uji Coba ................................................................................... 196
18. Output Uji Validitas Butir Soal ........................................................................... 197
Page 17
xvii
19. Pembagian Kelompok Atas dan Bawah .............................................................. 200
20. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... ............................................................ 203
21. Analisis Daya Beda Butir Soal ............................................................................ 204
22. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ........................................................ 205
23. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 206
24. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ...................................................... 207
25. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen ................................................. 208
26. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ............................... 209
27. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol ...................................... 212
28. Output Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal 214
29. Output Uji Normalitas dan Homogenitas Nilai Tes Akhir .................................. 219
30. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......................... 223
31. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................ 224
32. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 225
33. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ............................................................. 226
34. Surat Keterangan Uji Coba ................................................................................. 227
Page 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan akan dibahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian. Berikut ini merupakan penjabaran dari beberapa sub bab
pendahuluan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam menjalani kehidupan. Pentingnya pendidikan salah satunya yaitu
memberikan pengetahuan bagi setiap individu. Era globalisasi menuntut individu
mengembangkan diri dan potensi yang nantinya dijadikan sebagai bekal bersaing
di masyarakat. Jadi, dengan pendidikan seseorang mampu memperoleh
pengetahuan tentang dunia, mampu bersaing dan memperoleh karir yang baik,
serta mampu membangun karakter sehingga menjadi warga negara yang beradab
dan bertanggung jawab.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 menyebutkan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Page 19
2
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pasal tersebut menjelaskan pengertian pendidikan, dimana pendidikan
secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang
sebagai proses pengembangan diri dan potensi agar seseorang dapat
melangsungkan kehidupan. Seseorang dapat melangsungkan kehidupannya
dengan baik manakala dirinya memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan bagi dirinya maupun
orang lain yang diperoleh melalui pendidikan.
Pendidikan sendiri diperoleh dari berbagai macam satuan pendidikan.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI
pasal 13 ayat 1 menjelaskan “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.”
Dinyatakan pula pada pasal 14 bahwa “Jalur pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas.”
Jalur pendidikan menurut undang-undang di atas, terdiri dari pendidikan
formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan di
sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal terbagi lagi menjadi
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas.
Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan baca,
tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka mengikuti
Page 20
3
pendidikan di jenjang berikutnya. Ada enam tingkatan kelas dalam jenjang
sekolah dasar. Masing-masing tingkatan disesuaikan dengan perkembangan siswa.
Kelas I, II, dan III merupakan kelas rendah, dimana pada usia ini anak-anak masih
dalam tahap senang bermain dan penyesuaian belajar. Sedangkan kelas IV, V, dan
VI merupakan kelas tinggi dimana siswa sudah dapat dituntut untuk lebih
berkembang dalam proses belajarnya.
Takson inilah yang membedakan proses belajar anak. Siswa pada kelas
rendah hanya belajar berhitung, membaca, dan menulis. Tingkat pemikiran anak
akan dikembangkan di kelas tinggi melalui mata pelajaran yang lebih kompleks.
Mata pelajaran pada pendidikan formal telah di atur dalam kurikulum. Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X pasal 37
ayat 1 menerangkan “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani
dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal”.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada siswa dalam satu periode jenjang pendidikan. Undang-
Undang Sisdiknas menjelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib tersusun dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah.
Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) menyatakan bahwa IPA merupakan
rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mengkaji fenomena alam
Page 21
4
yang faktual. Pembelajaran IPA cenderung menitikberatkan pada proses
penelitian dan pemecahan masalah (Wisudawati dan Sulistyowati 2014: 10).
Berdasarkan pendapat tersebut maka IPA merupakan salah satu mata pelajaran
yang penting untuk diajarkan. IPA melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif
dalam pelaksanaan penelitian dan pemecahan masalah. IPA juga sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, dimana anak masih berpikir realistis.
Konsep mata pelajaran IPA yang abstrak namun dikemas dengan penemuan-
penemuan langsung saat mempelajari konsep yang ada menjadikan siswa selalu
berpikir sebelum mereka mengolah suatu materi.
Keberhasilan pemerolehan materi oleh siswa juga bergantung pada
bagaimana peran guru dalam pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan
keberlangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Ada
beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, salah satunya yaitu metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa (Susanto 2013: 92).
Metode pembelajaran umumnya memiliki pengertian yang lebih luas dari
teknik pembelajaran, namun perbedaannya tidak terlalu jelas. Kita mengenal
beberapa metode mengajar yang utama ialah: ceramah, diskusi, tanya jawab,
sumbang saran, eksperimen, demonstrasi, pemecahan masalah, penugasan,
widyawisata, proyek, pameran, latihan, dsb. Setiap metode mengajar itu memiliki
keunggulan dan kekurangan. Ada enam hal yang perlu kita pertimbangkan dalam
memilih metode belajar untuk pembelajaran IPA yakni tujuan belajar, psikologi
Page 22
5
belajar, kemampuan siswa, bahan ajar, alokasi waktu, dan prasarana yang tersedia,
serta pribadi guru (Sapriati dkk. 2009: 3.50).
Metode pembelajaran dipilih sebagai suatu sarana mempermudah guru
untuk menyampaikan materi pelajaran dan menjadikan pembelajaran menjadi
lebih bermakna. Pembelajaran pada umumnya akan lebih bermakna bagi siswa
apabila siswa menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran. Artinya, siswa
dilibatkan aktif dalam pemerolehan ilmu pengetahuan.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah dasar saat ini masih
menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran, tidak sebagai subjek. Guru
masih berperan aktif dalam pemberian materi, bukan sebagai fasilitator, sehingga
siswa menjadi pasif dalam menerima informasi. Ini juga disebabkan kurangnya
variasi model atau metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru
hendaknya mencari model atau metode yang menarik perhatian siswa, serta
mampu mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih bermakna.
Pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara sudah
menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran IPA pada materi
yang memerlukan praktek terutama materi sifat-sifat cahaya menerapkan metode
pembelajaran demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan peragaan suatu proses
atau kejadian yang dilakukan oleh guru dengan disertai penjelasan dalam
demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi dikatakan inovatif karena metode ini
sudah menggunakan media atau alat peraga dalam penyampaian informasi.
Berbeda dengan metode konvensional dimana guru hanya menjelaskan dengan
Page 23
6
ceramah tanpa bantuan media dan alat peraga. Metode demonstrasi baik
diterapkan pada pembelajaran IPA karena metode ini dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pembelajaran ceramah dengan cara
menghadirkan objek yang sebenarnya melalui alat peraga. Siswa juga akan
memahami dengan jelas karena perhatian mereka terpusatkan, namun beberapa
kelemahan peneliti temukan pada metode pembelajaran demonstrasi. Apabila
metode ini diterapkan di dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak, maka
siswa sukar untuk melihat dengan jelas proses demonstrasi tersebut sehingga
keadaan kelas menjadi kurang kondusif.
Hal lain yang menurut peneliti menjadikan metode demonstrasi kurang
maksimal yaitu metode pembelajaran demonstrasi yang di terapkan di SDN 1
Prigi Kabupaten Banjarnegara tergolong pembelajaran yang belum mengaktifkan
siswanya. Artinya, guru masih aktif memberikan informasi tanpa memberikan
siswa kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya
memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan mencatat hal-hal
penting.
Metode pembelajaran inovatif yang lain dan menurut peneliti baik untuk
diterapkan pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu metode
eksperimen. Sapriati dkk. (2009: 3.23) mengemukakan:
Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
dimana siswa secara aktif melakukan dan membuktikan sendiri
tentang materi yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini siswa
dapat melakukan serangkaian aktivitas ilmiah seperti: mengamati
suatu objek sehingga akan memberikan penguatan pada ingatan siswa
sebab banyak melibatkan siswa dalam proses belajarnya.
Page 24
7
Pendapat di atas menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah sebuah
metode yang memberikan siswa ruang untuk bisa aktif mengamati dan
mempelajari suatu materi. Siswa dilatih untuk menyusun sendiri konsep-konsep
dalam struktur kognitifnya lewat percobaan dan penelitian langsung yang
dilakukan sendiri oleh siswa. Metode eksperimen menjadikan pembelajaran
berbasis sains lebih nyata dan akan lebih mudah dipahami sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan membekas bagi siswa.
Metode eksperimen sendiri merupakan metode yang mirip dengan metode
demonstrasi. Penerapan konsep dilakukan dengan pengamatan dan penelitian
langsung, namun perbedaannya yaitu di dalam metode demonstrasi guru yang
melakukan penelitian dan siswa hanya mengamati, sedangkan dalam metode
ekpserimen guru hanya mengamati proses penelitian yang dilakukan oleh siswa
untuk menghindari kesalahan yang terjadi.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD.
Permasalahan tersebut antara lain:
(1) Guru umumnya belum menerapkan metode yang variatif atau masih
dominan menggunakan demonstrasi.
Page 25
8
(2) Guru belum menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan maksud dan tujuan serta agar lebih efektif
dan efisien dalam mengadakan penelitian, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan
sebagai berikut:
(1) Keefektifan Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Hasil Belajar
Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten
Banjarnegara.
(2) Penelitian memfokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya.
(3) Membandingkan pembelajaran IPA yang menerapkan metode eksperimen
dan metode demonstrasi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Adakah perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sifat-sifat
Cahaya melalui penerapan metode eksperimen dibandingkan dengan metode
demonstrasi?
Page 26
9
(2) Apakah penerapan metode pembelajaran eksperimen pada materi Sifat-sifat
Cahaya lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dibagi
menjadi dua, yaitu:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan
metode eksperimen materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi
Kabupaten Banjarnegara.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
(1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara penerapan metode
eksperimen dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat cahaya.
(2) Membuktikan bahwa metode eksperimen lebih baik daripada metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat
praktis, yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori pendidikan
dan pembelajaran, sehingga dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Hasil
Page 27
10
penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan pemecahan masalah atas
kendala-kendala pembelajaran yang terjadi, khususnya pembelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini berupa manfaat bagi siswa, guru dan
sekolah.
1.6.2.1 Bagi Siswa
Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Karena metode ini membantu siswa
untuk menemukan sendiri persoalan-persoalan melalui percobaan.
1.6.2.2 Bagi Guru
Guru dapat mengembangkan kemampuannya melalui metode eksperimen
sehingga pembelajaran di kelas semakin baik, serta dapat meningkatkan
profesionalitas dan kinerja guru.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk perbaikan kualitas
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran
IPA.
Page 28
11
11
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka akan membahas tentang landasan teori, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Berikut ini merupakan penjabaran dari
sub bab kajian pustaka tersebut.
2.1 Landasan Teori dan Hipotesis
Landasan teori ini akan membahas tentang teori-teori yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian ini. Teori-teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu: hakikat belajar, hakikat pembelajaran, hasil belajar,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), karakteristik siswa SD, metode
pembelajaran, metode demonstrasi, metode eksperimen, dan materi sifat-sifat
cahaya.
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar menurut Slameto (2010: 2) merupakan usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sependapat
dengan Slameto, Hamdani (2011: 21) juga mengungkapkan bahwa “belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan.” Kegiatan yang dimaksudkan oleh Hamdani misalnya membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
Page 29
12
Hilgard (1958) dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan “Learning is
the process by wich an activity originates or changed through training procedurs
(wether in the laboratory or the natural invironment) as distinguished from
changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard belajar adalah
sebuah proses perubahan melalui kegiatan atau latihan di dalam kelas maupun
dalam lingkungan alamiah. Belajar di dalam kelas siswa dapat memperoleh teori
tentang pengetahuan, sedangkan di luar kelas siswa dapat menerapkan teori yang
sudah dipelajarinya serta dapat terlihat pula perubahan perilku yang terjadi pada
siswa setelah mempelajari sebuah teori. Proses belajar juga terjadi pada
lingkungan alamiah, misalnya pada lingkungan keluarga dan teman sepermainan.
Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2008:
29). Tujuan dari belajar adalah adanya suatu perubahan yang terjadi dalam diri
individu. Perubahan ini biasanya bersifat permanen dan menuju ke arah yang
lebih baik.
Bruner (1915) dalam Rusmono (2012: 14) menyatakan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang.
Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan
informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, (3)
menguji relevansi dan ketepatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau
tahapan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan
tersebut yaitu perubahan pengetahuan atau tingkah laku. Perubahan ini biasanya
bersifat permanen dan menuju ke arah yang lebih baik. Proses perubahan ini bisa
didapatkan dari pengalaman langsung atau mengkaji teori tertentu.
Page 30
13
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Miarso (2004) dalam Rusmono (2012: 6) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja dikendalikan dan bertujuan agar
orang lain melakukan kegiatan belajar. Hamalik (2014: 57), menyatakan
“pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.” Unsur manusiawi yang dimaksud di sini yaitu
guru dan siswa. Unsur material, fasilitas, dan perlengkapan yang bisa menunjang
pembelajaran misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, lapangan, dan lain
sebagainya. Serta prosedur seperti teknik, strategi, model maupun metode
pembelajaran.
Trianto (2013: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengarahkan siswa dalam
proses belajar agar tercapai tujuan yang diharapkan. Tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu berupa pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Cara
mengukur tingkat pemahaman siswa yaitu dengan melakukan evaluasi.
Gagne (1998) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 193) menyatakan:
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,
memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan
proses yang bersifat individual, yang merubah stimulus dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk
ingatan jangka panjang.
Pembelajaran diciptakan berdasarkan kondisi kelas, baik kondisi siswa
maupun lingkungan. Teknik atau metode yang dipilih guru dalam pembelajaran
harus disesuaikan dengan materi, suasana, serta karakteristik siswa. Gagne
Page 31
14
mengatakan keberhasilan pembelajaran apabila dari karakter siswa yang berbeda
satu sama lain, akan menghasilkan persepsi yang sama dalam bentuk ingatan
jangka panjang.
Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran merupakan suatu
kondisi yang sengaja diciptakan untuk membantu keberhasilan seseorang dalam
proses belajar atau pemerolehan informasi. Jika belajar merupakan usaha yang
dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, maka pembelajaran merupakan
suasana yang diciptakan untuk mendukung usaha tersebut.
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bukti bahwa seseorang telah belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2008: 30). Hal
ini sejalan dengan pengertian hasil belajar menurut Rifa‟i dan Anni (2011: 85),
“hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar”. Perubahan tingkah laku yang terjadi tergantung
pada apa yang telah dipelajari oleh siswa.
Suprijono (2011: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Menurut Susanto (2013: 5) “hasil belajar adalah perubahaan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”.
Hasil belajar sendiri terbagi ke dalam tiga ranah. Benyamin S. Bloom
(1956) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 86) menyampaikan tiga taksonomi yang
Page 32
15
disebut ranah belajar yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut
penjabaran dari masing-masing ranah.
Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Contohnya seperti menghafal, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah afektif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
Ciri-ciri hasil belajar dari ranah afektif akan terlihat pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku. Ranah afektif mencakup penerimaan, tanggapan,
penghargaan, pengorganisasian, dan pembentukkan pola hidup.
Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, keterampilan intelektual, dan
keterampilan sosial. Ranah psikomotor mencakup persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari kegiatan belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur berupa
ranah kognitif siswa dan diukur dengan menggunakan tes akhir pembelajaran atau
postest.
2.1.4 Hakikat pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟
Page 33
16
sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu
(Trianto 2010: 136). Adapun Wahyana (1986) dalam Trianto (2010: 136)
mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.
Laksmi Prihantoro dkk., (1986) dalam Trianto (2010: 137) mengatakan
bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai
produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan
bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan
untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk
sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat
memberi kemudahan bagi kehidupan.
Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam
Carin (1993:5) adalah : (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati,
(3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4)
menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan
tersebut benar (Samatowa 2011: 5). Ardiyanti (2013: 1-2) juga mengungkapkan
bahwa “proses pembelajaran IPA tidak cukup dilaksanakan dengan
menyampaikan informasi tentang konsep tetapi juga harus memahami proses
terjadinya fenomena IPA dengan melakukan penginderaan sebanyak mungkin,
mengamati peristiwa yang terjadi secara langsung melalui kegiatan demonstrasi
dan eksperimen, serta mencatat informasi-informasi yang muncul dari peristiwa
tersebut”.
Page 34
17
Beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di
dalam kurikulum sekolah (Samatowa 2011: 6) yaitu :
(1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa
banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,
sebab IPA merupakan dasar tekonologi, dan disebut-sebut sebagai tulang
punggung pembangunan.
(2) Bila diajarkan IPA menurut cara tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
(3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan
belaka.
(4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA pada hakikatnya
adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbatas pada
apa yang ada di alam. Selain itu, IPA juga merupakan pengetahuan yang
menekankan proses dalam pemerolehan informasi, sehingga anak mampu
memahami pengetahuan dengan lebih bermakna. Hal ini kemudian memberikan
banyak manfaat bagi individu itu maupun masyarakat luas. Inilah alasan mengapa
IPA dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah dasar.
2.1.5 Karakteristik Siswa SD
Seorang anak pada umumnya memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar
pada usia 6 tahun. Diperkirakan anak pada usia ini sudah siap menerima pelajaran
Page 35
18
dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah
(Sumantri dan Syaidoh 2011: 3.5). Berdasarkan usianya, kemampuan anak secara
afektif, kognitif, dan psikomotor berbeda-beda.
Piaget (t.t) dalam Sumantri dan Syaidoh (2011: 1.21) mengelompokkan
perkembangan kognitif atas empat fase :
(1) Sensor motorik (0-2)
(2) Pra operasional (2-7)
(3) Operasional konkret (7-11)
(4) Operasional formal (11-15)
Untuk anak usia sekolah dasar, yaitu 7-11 tahun, menurut Piaget termasuk
ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun)
kemampuan berpikir logis seorang anak sudah muncul. Mereka dapat berpikir
secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini
permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan konkret (Sumantri dan
Syaidoh 2011: 1.15).
Berdasarkan uraian di atas, maka siswa sekolah dasar kelas V berada
dalam tahap operasional konkret. Usia ini anak memerlukan pembelajaran yang
nyata. Artinya perlu pengamatan langsung untuk memahami suatu konsep atau
persoalan. Karakteristik siswa pada penelitian ini sama seperti karakteristik siswa
pada umumnya. Siswa kelas V SDN 1 Prigi masih senang bermain, bergerak,
bekerja dalam kelompok, dan melakukan sesuatu secara langsung. Tahapan
berpikirnya termasuk tahap operasional konkret. Siswa sudah mampu berpikir
sistemastis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret.
Page 36
19
2.1.6 Metode Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980) dalam Abimanyu (2008: 2-5)
menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara berpikir yang teratur dan untuk
mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), selain itu juga digunakan untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T.Raka Joni (1993)
mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
untuk mencapai tujuan tertentu (Abimanyu 2008: 2-5). Widodo (2013: 5)
menjelaskan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyajikan materi dan menumbuhkan interaksi dalam proses pembelajaran
dengan tujuan agar siswa termotivasi dalam belajar serta dapat meningkatkan
aktivitas dan kreativitasnya sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, baik
dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor”.
Senjaya (2008) dalam Haryono (2013: 69) mengemukakan bahwa “metode
belajar dapat diartikan sebagai away inachieving something”. Artinya bahwa
metode pembelajaran merupakan suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuan. M. Sobri Sutikno (2009: 88) menjelaskan “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan”. Siswa dapat menerima penjelasan guru salah satunya
berpengaruh pada cara guru menyampaikan materi. Semakin sesuai pemilihan
metode pembelajaran, semakin baik pula tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Page 37
20
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara yang yang dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran yaitu pemahaman akan materi
pelajaran. Metode yang dipilih oleh guru juga hendaknya memungkinkan siswa
untuk belajar melalui banyak proses, bukan hanya belajar produk. Belajar dengan
proses memungkinkan siswa untuk mendapatkan lebih banyak materi dan akan
mencapai kompetensi baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor.
2.1.7 Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi menurut Cole & Chan (1998) dalam Wulandari
(2012), “a demostration was defined as a physical display of object or event”.
Artinya, demonstrasi merupakan gambaran suatu kejadian. Menurut Saregar dan
Sunarno (2013: 103), “metode demonstrasi adalah suatu teknik penyajian
pembelajaran yang melibatkan seorang guru/kelompok siswa memperagakan
kepada seluruh siswa mengenai sesuatu proses sehingga siswa dapat mengamati
dan merasakan proses tersebut”. Dikatakan oleh Haryono (2013:73) tahap
pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:
(1) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk memperhatikan
demonstrasi.
(2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
menegangkan.
(3) Mengamati semua siswa agar siswa tetap terfokus mengikuti jalannya
demonstrasi dengan cara memperhatikan reaksi seluruh siswa.
Page 38
21
(4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
Beberapa hal juga harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode
demonstrasi yaitu dalam persiapan dan akhir pembelajarannya. Pada persiapan
pembelajaran guru harus bisa menempatkan dan mengatur siswa agar siswa secara
menyeluruh melihat proses demonstrasi dan tidak saling berebut.
Kemudian pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya diberikan tugas-
tugas tertentu yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah peserta siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak, serta untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
(Haryono 2013: 74).
Setiap metode selalu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan
kelemahan metode demonstrasi dikemukakan oleh Wisudawati dan Sulistyowati
(2014: 149), yaitu:
(1) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau sistem
kerja dan konsep yang merupakan materi dari pembelajaran IPA.
(2) Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis penjelasan tentang konsep
IPA.
(3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Selain kelebihan, Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 149) juga
mengemukakan kelemahan metode demonstrasi, antara lain:
(1) Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika dilaksanakan
dalam kelas besar.
Page 39
22
(2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
(3) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
materi.
2.1.8 Metode Eksperimen
Pada sub bab ini akan dibahas beberapa teori meliputi pengertian, tahap,
kelemahan dan kelebihan metode eksperimen. Berikut merupakan penjelasan dari
teori-teori tersebut.
2.1.8.1 Pengertian Metode Eksperimen
Saregar dan Sunarno (2013: 103) menjelaskan ” Metode eksperimen
adalah suatu teknik pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa
secara langsung untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil
percobaan”. Schoenherr (1996) dalam Haryono (2013: 69) menyatakan bahwa
metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sains. Hal ini
karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Dalam
metode eskperimen guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,
serta emosional siswa. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional diharapkan
mampu menumbuhkan sikap percaya diri, inovatif dan kreatif pada siswa.
Roestiyah (2001:80) mengungkapkan “Metode eksperimen adalah suatu
cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”. Metode
eksperimen bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam
Page 40
23
menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang dipelajari
(Wisudawati dan Sulistyowati 2014:157).
Jadi, bisa dikatakan metode eksperimen merupakan metode yang efektif
diterapkan pada mata pelajaran IPA. Hal ini karena mata pelajaran IPA bersifat
abstrak dan siswa bisa memahami materi yang ada dalam mata pelajaran IPA
dengan melakukan percobaan dan penemuan sendiri.
Metode eksperimen juga memiliki manfaat bagi siswa. Manfaat ini
dikemukakan oleh Duru (2010: 585), yaitu: “Experimental teaching method helps
to improve student’s hand skills, makes them more productive, and increases their
active involvement in learning.”Artinya Metode pembelajaran eksperimen dapat
membantu meningkatkan keterampilan kerja siswa, membuat mereka lebih
produktif, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2.1.8.2 Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003)
dalam Cahyati (2013) meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
(1) Percobaan awal, siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya. Pada tahap ini siswa melakukan
percobaan.
(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa untuk mengamati dan mencatat
peristiwa selama siswa melakukan percobaan.
(3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
(4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
Page 41
24
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
(5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan
pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan
pokok bahasan.
2.1.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen juga memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan
metode eksperimen yaitu (Cahyati 2013):
(1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku.
(2) Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
(3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Page 42
25
(4) Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan
eksperimen
(5) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan
untuk percobaan.
(6) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir
ilmiah.
(7) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang
bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
(8) Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam,
mengenai pelajaran yang diberikan.
(9) Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak
hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
(10) Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.
Selain kelebihan metode eksperimen, Cahyati juga mengungkapkan
beberapa kelemahan metode eksperimen, yaitu:
(1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan
mengadakan ekperimen.
(2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
(3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam
bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan dan
keputusan.
Page 43
26
(4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru
dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
(5) Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan
serta membuat alat-alat eksperimen
(6) Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya.
Cenderung memandang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan
memberatkan.
2.1.8 Materi Sifat-sifat Cahaya
Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat
Cahaya di kelas V semester 2 sekolah dasar. Materi Sifat-sifat Cahaya terdapat
pada kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya/model. Alokasi waktu yang digunakan dalam mengajarkan materi
pokok sifat-sifat cahaya yaitu 4 jam pelajaran dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan yang terdiri dari materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat
lurus, cahaya dapat menembus benda, dan cahaya dapat dipantulkan serta sifat-
sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan.
Fisikawan Skotlandia, James Clerk Maxwell (1891-1897), mengatakan
cahaya adalah rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik
dan medan magnet. Gelombang yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan
medan magnet disebut gelombang elektromagnetik. Cahaya adalah energi
berbentuk gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 380-750
nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, dsb. Benda-benda
yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang
utama bagi bumi yaitu matahari.
Page 44
27
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya
tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.
Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,
misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya
bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan
bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).
Berdasarkan uraian materi sifat-sifat cahaya tersebut, dapat disimpulkan
bahwa materi sifat-sifat cahaya penting untuk disampaikan karena materi tersebut
berlangsung di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan metode
eksperimen akan mempermudah siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya.
Siswa akan menjadi lebih paham karena dapat membuktikan secara nyata
peristiwa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai
metode pembelajaran eksperimen. Berikut ini merupakan beberapa penelitian
tentang metode eksperimen.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Meilinda (2012) yang berjudul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Eksperimen
pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02 Bermain Ilir”. Penelitian
dilaksanakan dengan metode PTK menggunakan empat tahap kegiatan, yaitu
Page 45
28
merencanakan, melakukan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen
pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari pra siklus
dengan nilai rata-rata 5,4 meningkat 6,5 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi
7,1 pada siklus ke II.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Lestari (2013) yang berjudul “Penerapan
Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPA Kelas V pada Materi Sifat-sifat Cahaya”. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Melalui metode eksperimen ini hasil belaajr siswa
menunjukkan adanya peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah
68,00 dan presentase KKM 54,28%. Sedangkan nilai rata-rata siklus II adalah
78,57 dan 80% untuk pencapaian KKM-nya. Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pangestika (2012) yang berjudul
“Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas”. Berdasarkan uji hipotesis
menggunakan uji T tipe Independent Samples Test, hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode
ceramah. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Daur Air melalui metode
eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah. Ada perbedaan aktivitas
Page 46
29
peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen
dibandingkan metode ceramah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Daur Air
melalui metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan
Rosnita (t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas IV”. Penerapan Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA
Kelas IV bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental,
dan emosional dalam pembelajaran IPA dengan metode eksperimen pada siswa
kelas IV SDN 07 Tanak Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau. Metode yang
digunakan dalam penelitian metode deskriptif. Bentuk penelitian deskriftif yang
digunakan adalah penelitian survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Dari hasil pengamatan pra tindakan siswa yang terlibat aktif rata-rata
baru mencapai 44,9% dan meningkat menjadi 78 % pada siklus II. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN 07
Tanak.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Triyono, dan Suryanto
(t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dengan Media Realia dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yang dilaksanakan dalam
tiga siklus. Tiap siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pembelajaran
Page 47
30
metode eksperimen dengan media realia dapat meningkatkan pembelajaran belajar
IPA bagi siswa kelas IV. Pada proses pembelajaran siklus I, persentase siswa
mencapai 61,11%, pada siklus II 73,46%, dan pada siklus III meningkat menjadi
83,33%. Pada pra tindakan persentase ketuntasan siswa masih 0%, setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa menjadi 47,73%,
pada siklus II meningkat menjadi 73,46% dan siklus III meningkat menjadi
83,33%.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih, Zainudin, dan
Sukmawati (2012) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dalam
Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas IV SDN 15 Segedong”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN 15
Segedong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
bentuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif. Teknik yang
digunakan yaitu observasi langsung dan pengukuran dengan alat pengumpul data
berupa lembar observasi guru dan lembar soal. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus. Pada siklus I skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran
sebesar 13,5 (rata-rata 2,7) dan pada siklus II sebesar 17,0 (rata-rata 3,4). Ada
peningkatan sebesar 3,5. Skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran
sebesar 10,21 pada siklus I dan 14,21 pada siklus II, ada peningkatan 4,0.
Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 59,09 dan 81,82
pada siklus II, ada peningkatan sebesar 22,73.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, terbukti bahwa
metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain
Page 48
31
meningkatkan juga membuktikan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan
metode pembelajaran eksperimen lebih baik daripada hasil belajar siswa yang
menerapkan metode pembelajaran ceramah. Hal inilah yang menjadi acuan
peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui keefektifan
metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten
Banjarnegara.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pangestika, Meilinda, dan Lestari yaitu sama-sama menggunakan metode
pembelajaran eksperimen yang diterapkan pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini
dan penelitian yang dilakukan oleh Pangestika merupakan penelitian eksperimen,
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Meilinda dan Lestari yang
merupakan penelitian tindakan kelas. Selain itu, penelitian ini juga memiliki
persamaan dalam materi pembelajarannya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari yaitu materi sifat-sifat cahaya.
Tiga penelitian lain, yaitu penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita,
penelitian Rahmawati, Triyono, dan Suryanto, serta penelitian Yulianingsih,
Zainudin, dan Sukmawati juga memiliki persamaan dan perbedaan. Ketiga
penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas, berbeda dengan
penelitian ini yang merupakan penelitian eksperimen. Kemudian, tiga penelitian
di atas juga mengambil sampel di kelas IV sekolah dasar, berbeda dengan
penelitian ini yaitu kelas V sekolah dasar. Selain sampel dan jenis penelitian,
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan
Rosnita juga memiliki perbedaan pada variabel penelitian. Variabel dalam
Page 49
32
penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita yaitu aktivitas belajar, sedangkan
dalam penelitian ini hanya hasil belajar, sama dengan dua penelitian lain.
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan di sekolah dasar. Hal ini karena IPA adalah mata pelajaran yang
dapat mengembangkan tingkat berpikir siswa. Pembelajaran IPA di jenjang
sekolah dasar seharusnya mampu mengembangkan rasa ingin tahu dan daya
berpikir kritis pada siswa, namun pada kenyataannya pembelajaran IPA di sekolah
dasar jarang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran juga masih berpusat
pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran IPA yang bersifat abstrak akan sulit dipahami siswa yang
tingkat perkembangannya masih dalam berpikir konkret. Apabila guru hanya
menjelaskan materi tanpa mengajak siswa secara aktif mengkaji materi, maka
pembelajaran akan kurang bermakna bagi siswa. Siswa memahami suatu konsep
hanya dari penjelasan guru. Dengan begitu, menjadikan siswa untuk menghafal
suatu konsep abstrak, bukan mempelajari dan memahami secara nyata. Untuk itu,
guru harus menggunakan pendekatan/strategi yang bervariasi sesuai materi
pelajaran agar pembelajaran IPA bermakna bagi siswa.
Materi sifat-sifat cahaya yang dibahas dalam penelitian ini menggunakan
metode eksperimen. Melalui metode eksperimen, siswa akan melakukan kegiatan
penemuan untuk memahami secara nyata sebuah konsep atau fakta dari materi
pelajaran. Hal ini akan menimbulkan konsep atau fakta tersebut menjadi ingatan
Page 50
33
jangka panjang bagi penemunya. Pembelajaran juga akan lebih bermakna bagi
siswa.
Penelitian ini akan mengujikan metode eksperimen pada kelas eksperimen
dan metode demonstrasi pada kelas kontrol. Kemudian hasil belajar dari kedua
kelas tersebut akan dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut, diharapkan
dapat diketahui model mana yang lebih efektif terhadap hasil belajar siswa.
Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir keefektifan metode eksperimen
terhadap hasil belajar materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi
Kabupaten Banjarnegara dalam bentuk bagan.
Bagan 2.1. Kerangka berpikir
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
Proses
pembelajaran
Metode
eksperimen di
kelas
eksperimen
Hasil belajar
siswa dengan
metode
pembelajaran
eksperimen
Hasil belajar
siswa dengan
metode
pembelajaran
demonstrasi
dibandingkan
Metode
demonstrasi di
kelas kontrol
Pembelajaran IPA materi sifat-
sifat cahaya dengan metode
yang belum mengaktifkan
siswa
Page 51
34
kalimat pernyataan (Sugiyono 2014: 99). Berdasarkan landasan teori, penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho1 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V
SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode
pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan metode pembelajaran
demonstrasi. (µ1 = µ2)
Ha1 : terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN
1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode
pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan metode pembelajaran
demonstrasi. (µ1 ≠ µ2)
Ho2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten
Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen tidak lebih
efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 ≤ µ2)
Ha2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten
Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen lebih
efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 > µ2)
Page 52
35
35
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang desain penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta
teknik analisis data. Berikut ini merupakan penjelasan setiap metode penelitian
yang telah disebutkan.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu Quasi
Experimental. Menurut Sugiyono (2014: 116) bentuk desain eksperimen ini
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Bentuk desain penelitian Quasi Experimental yang akan digunakan peneliti adalah
Nonequivalent Control Group Design dengan paradigma sebagai berikut:
Keterangan:
O1 = tes awal kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 = tes akhir kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan
X = perlakuan yang diberikan, yaitu metode eksperimen
O1 X O2
O3 O4
Page 53
36
O3 = tes awal kelompok kontrol
O4 = tes akhir kelompok kontrol
Desain nonequivalent control group design hampir sama dengan desain
true experimental bentuk pretest-posttest control group design, hanya saja pada
desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono 2014: 118). Kelompok O1 (kelompok eksperimen) diberi
perlakuan (X) yaitu pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sedangkan
kelompok O3 (kelompok kontrol) tidak diberi perlakuan (tidak menggunakan
metode eksperimen).
Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan tes awal pada kelas kontrol
dan eksperimen. Tes awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
kedua kelas tersebut. Menurut Sugiyono (2014: 114), kedua kelompok tersebut
bisa dijadikan subjek penelitian jika memenuhi syarat, yaitu bila hasil tes awal
antara kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (O1 = O3). Apabila hasil
dari tes awal tidak menunjukkan tingkat kemampuan siswa yang sama, peneliti
dapat menganalisis menggunakan nilai UTS. Setelah dilaksanakan tes awal,
peneliti memulai pembelajaran pada kedua kelas tersebut dengan menggunakan
metode pembelajaran yang berbeda. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi pada kelas kontrol, dimana metode ini sudah
biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA. Berbeda dengan kelas
kontrol, peneliti menerapkan metode eksperimen pada kelas eksperimen sebagai
perlakuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain quasi
Page 54
37
experimental yang menerapkan bentuk nonequivalent control group design. Data
penelitiannya berupa data kuantitatif guna menerangkan hasil belajar siswa setelah
mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan metode eksperimen yang akan
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan
metode demonstrasi.
3.2 Populasi dan Sampel
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai besar populasi dan penentuan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan selengkapnya yaitu
sebagai berikut.
3.2.1 Populasi
Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Prigi
Kabupaten Banjarnegara, tahun pelajaran 2014/2015. Anggota populasi terdiri
dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 43 siswa, kelas VA
sebanyak 21 siswa (kelas kontrol) dan VB 22 siswa (kelas eksperimen).
Penentuan populasi ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu keadaan
lingkungan sosial siswa yang relatif sama karena masih berada dalam satu
wilayah; guru di kedua kelas tersebut memiliki kualifikasi yang sama yakni
pendidikan terakhir S1 dengan status kepegawaian PNS; siswa kedua kelas
Page 55
38
tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, dibuktikan dengan uji kesamaan
rata-rata nilai tes awal mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hasil uji
kesamaan rata-rata dapat dilihat pada lampiran 4.
3.2.2 Sampel
Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2014: 126) menjelaskan bahwa
penggunaan seluruh anggota populasi dapat dilakukan jika peneliti ingin membuat
generasilisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Menurut Sugiyono
(2014: 126) teknik penentuan sampel dengan menggunakan seluruh anggota
sampel dinamakan sampling jenuh.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Jadi seluruh
siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara digunakan sebagai sampel
penelitian. Selanjutnya untuk penentuan kelas kontrol dan eksperimen peneliti
menggunakan undian. Hasil undian menunjukkan bahwa kelas VA terpilih
sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen.
3.3 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 2014:
64). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
3.3.1 Variabel Terikat
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2014:64). Variabel terikat dalam
Page 56
39
penelitian ini yaitu hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN
Prigi 1 Kabupaten Banjarnegara.
3.3.2 Variabel Bebas
“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono 2014:
64). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitiannya. Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu wawancara tidak
terstruktur, dokumentasi, dan tes. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur
“Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya” (Sugiyono 2014: 191).
Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk membantu peneliti dalam
mengetahui kondisi awal sebelum penelitian. Baik kondisi siswa, proses
pembelajaran, maupun hasil belajar siswa sehingga peneliti nantinya akan mampu
menentukan permasalahan atau variabel yang harus diteliti.
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
Page 57
40
buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, dan data penelitian yang relevan (Riduwan 2013: 58). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian, foto-foto serta video
sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.
3.4.3 Tes
“Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”
Riduwan (2013:57). Dalam penelitian ini tes terbagi menjadi dua, yaitu tes awal
dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum pembelajaran atau sebelum memperoleh perlakuan. Sedangkan tes akhir
dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah memperoleh perlakuan.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 25 butir dan terdapat empat alternatif jawaban.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian yang digunakan
sebagai alat ukur penelitian (Sugiyono 2014:148). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu soal tes tentang materi sifat-sifat cahaya untuk
mengukur hasil belajar siswa dan lembar pengamatan pembelajaran untuk menilai
aktivitas guru dan siswa. “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian
Page 58
41
dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa” (Sudjana 2011:35). Tes
yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis. Bentuk tes yaitu pilihan
ganda sebanyak 20 soal dengan empat opsi jawaban.
Sebelum soal menjadi alat ukur penelitian, terlebih dahulu soal
diujicobakan kepada kelas di luar sampel. Kelas uji coba dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas VI SDN 1 Prigi kabupaten Banjarnegara. Data hasil analisis
tersebut kemudian dianalisis untuk mencari validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda. langkah-langkah analisis soal tersebut akan dijelaskan
secara rinci sebagai berikut:
3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah” (Arikunto 2010: 211). Dalam penelitian ini terdapat
dua validitas instrumen, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
3.5.1.1 Validitas Logis
Validitas logis adalah validitas yang pada umumnya dilakukan oleh
pertimbangan para ahli. Validitas ini juga mempunyai peran penting untuk tes
pencapaian hasil belajar. Tidak ada formula matematis khusus, pengamatan serta
pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur (Sukardi 2011: 33). Pada
penelitian ini, validitas logis dilakukan oleh dua ahli yaitu Drs. Daroni, M.Pd.
(pembimbing) dan Robingah (guru kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara)
dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis.
Page 59
42
3.5.1.2 Validitas Empiris
“Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila
sudah diuji dari pengalaman” (Arikunto 2012: 81). Pengujian tersebut dilakukan
dengan membandingkan kondisi intrumen yang bersangkutan dengan kriteria atau
sebuah ukuran. Jadi, sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas apabila
sudah dilakukan uji coba. Peneliti melakukan uji coba instrumen kepada siswa
kelas V SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjarnegara. Alasan peneliti memilih SDN
1 Kalibenda sebagai kelas uji coba karena adanya kesamaan kualitas sekolah baik
guru maupun siswa, serta wilayah yang tidak terlalu jauh sehingga masih
memungkinkan suasana di sekolah tersebut dengan tempat penelitian memiliki
suasana yang sama.
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan software statistical
product and service solution (SPSS) versi 17 dengan Corrected Item-Total
Correlation. Menu yang digunakan untuk mencari validitas pada SPSS 17 yaitu
analyze – scale – reliability analysis. Kriterianya yaitu butir soal dikatakan valid
jika rhitung ≥ rtabel pada taraf signifikansi 0,05, dan jika rhitung < rtabel, maka hasil
rhitung pada butir tertentu dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91). Rekap data
hasil penghitungan SPSS versi 17 pada soal tes uji coba dapat dibaca pada Tabel
3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan rtabel = 0,396;
Taraf Signifikansi 0,05 dan n= 25 (Corrected Item-Total Correlation)
No Kriteria No Soal Jumlah
1. Valid 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27, 29,
31, 32, 33, 36, 37, dan 40
22
2. Tidak Valid 2, 4, 5, 7, 11, 13, 16, 17, 20, 21, 23, 26, 28, 30,
34,35, 38, dan 38
18
Page 60
43
Berdasarkan hasil outpout validitas emprik menggunakan SPSS versi 17,
diperoleh 22 butir soal yang valid dan 18 butir soal yang tidak valid. Butir soal
yang valid terdiri dari soal nomor 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27,
29, 31, 32, 33, 36, 37, dan 40. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 18.
3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana 2011: 16).
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 17 dengan
metode cronbach alpha. Menu yang digunakan yaitu analyze – scale – reliability
analysis.
Kriteria untuk data yang dinyatakan reliabel menurut Sekaran (1992)
dalam Priyatno (2010: 98) yaitu reliabilitas kurang dari 0,6 dinyatakan kurang
baik, reliabilitas 0,7 dapat diterima dan reliabilitas di atas 0,8 dinyatakan baik.
Hasil uji reliabilitas tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 18. Berikut adalah
hasil uji reliabilitas soal:
Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.865 40
Hasil dari uji reliabilitas di atas menerangkan bahwa nilai cronbach alpha
sebesar 0,865. Jadi, dapat dikatakan bahwa soal-soal uji coba tersebut sudah
reliabel dan berkategori baik karena lebih dari 0,8.
Page 61
44
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Soal yang terlalu mudah akan membuat siswa tidak berpikir lebih dalam
memecahkan masalah. Soal yang terlalu sukar juga akan membuat siswa mudah
putus asa (Arikunto 2012: 222). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
JS
B=P
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Banyaknya seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 - 0,30 = soal kategori sukar
Soal dengan P 0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
Soal dengan P 0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
(Arikunto 2012: 223-5)
Penghitungan tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar pada
setiap butir soalnya dan dibandingkan dengan banyaknya jumlah siswa peserta
tes. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan manual analisis tingkat kesukaran. Soal
yang dianalisis tingkat kesukarannya hanya soal yang sudah valid dan reliabel.
Page 62
45
Tabel 3.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
No Kriteria No Soal Jumlah
1. Mudah 3, 10, 15, 22, 32, 33 6
2. Sedang 1, 6, 12, 14, 18, 24, 25, 27, 31, 36, 37, dan 40 12
3. Sukar 8, 9, 19, 29 4
3.5.4 Analisis Daya Beda
Daya pembeda soal menurut Arikunto (2012: 226) adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menajwab benar
Untuk menafsirkan hasil dari analisis daya beda, Arikunto (2012: 232)
menafsirkannya sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 berarti jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 berarti cukup (satisfactory)
D = 0,41 – 0,70 berarti baik (good)
D = 0,71 – ke atas berarti baik sekali (excellent)
Page 63
46
Sebelum menganalisis daya beda soal, siswa terlebih dahulu dibagi
menjadi dua kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh masing-masing siswa
dengan cara rangking. Kelompok ini nantinya dinamakan kelompok atas dan
kelompok bawah. Kelompok atas yaitu siswa dengan rangking 1 sampai 12,
sedangkan kelompok bawah yaitu siswa dengan rangking 14 sampai 25. Siswa
dengan rangking 13 tidak diikutkan dalam kelompok dan tidak ikut dihitung
karena dijadikan sebagai nilai tengah.
Penghitungan selanjutnya dilakukan dengan cara jumlah siswa kelompok
atas yang menjawab soal dengan benar dibanding jumlah siswa kelas atas (PA)
dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
dibanding jumlah siswa kelas bawah (PB). Berdasarkan hasil perhitungan maka
diperoleh soal dengan kategori jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Berikut
rekapitulasi hasil analisis daya beda.
Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba
No Kriteria No Soal Jumlah
1. Jelek - 0
2. Cukup 9, 10, 24, 29, 32, 33, 36 7
3. Baik 1, 3, 6, 8, 14, 15, 19, 22, dan 37 9
4. Baik sekali 12, 18, 25, 27, 31, 40 6
Berdasarkan analisis daya beda tersebut terdapat 7 soal dengan kategori
cukup, 9 soal dengan kategori baik, dan 6 soal dengan kategori baik sekali. Dari
hasil analisis soal-soal uji coba tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 22
butir soal yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian. Memenuhi syarat dalam hal ini karena suda dinyatakan valid, reliabel
Page 64
47
dan memenuhi kriteria mudah, sedang, sukar, dan memiliki daya beda cukup,
baik, dan baik sekali. Selanjutnya, dari 22 butir soal tersebut peneliti memilih 20
soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
Setelah data-data dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya
yaitu menganalisis data. Dalam proses penganalisisan data terdapat berbagai
metode analisis data yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.
3.6.1 Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan
mengujikan keefektifan penggunaan sebuah metode pembelajran eksperimen
terhadap hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V
SDN 1 Prigi. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa data kuantitatif berupa hasil
belajar siswa. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan/scoring (Sugiyono 2014: 4).
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis berguna untuk menentukan metode pengujian
hipotesis yang sesuai dengan data yang diperoleh. Uji prasyarat analisis yang
dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
kesamaan rata-rata.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 17. Menu yang digunakan untuk mengetahui normalitas data
Page 65
48
adalah analyze – descriptive statistic – explore. Kriteria yang digunakan dalam
menentukan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, peneliti melihat nilai
signifikansi pada kolom kolmogorov-smirnov. Jika nilai signifikansinya > 0,05
maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal atau jika signifikansi <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya jika uji normalitas data
menunjukan data tersebut normal, maka analisis diteruskan dengan uji
homogenitas (Priyatno 2010: 73).
3.6.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki terpenuhi
tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Priyatno (2010: 76) juga
mengemukakan bahwa uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak. Selanjutnya, Priyatno
(2010: 35) menjelaskan bahwa sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan uji
homogenitas dengan Levene’s test.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui rumus uji t mana yang akan
digunakan. Jika varians sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed
dan jika varians berbeda, menggunakan Equal Variances Not Assumed. Uji
homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi
normal. Nilai homogenitas ditunjukkan melalui penghitungan dengan taraf
kesalahan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka datanya
homogen. Pengujian homogenitas dihitung dengan program SPSS versi 17.
3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen sebelum pembelajaran
Page 66
49
dilaksanakan. Uji ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes awal siswa
kelas kontrol dan eksperimen.
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.
Menu yang digunakan yaitu analyze – compare means – independent sample t
test. Untuk mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak yaitu dengan
melihat nilai t dalam kolom T-Test for Equality of Means. Nilai thitung
dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika didapatkan nilai thitung > ttabel, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan
juga bisa dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari
0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05
maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
3.6.3 Analisis Akhir
Analisis akhir digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh setelah
dilakukan penelitian. Analisis ini untuk menguji hasil belajar siswa pada materi
sifat-sifat cahaya dari kelompok eksperimen dan kontrol setelah masing-masing
kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda. Analisis akhir ini dilaksanakan
saat semua data di lapangan telah terkumpul. Analisis akhir yang dilakukan yaitu
analisis hasil belajar yang diuji secara empiris dan statistik.
Pada analisis akhir secara statistik, pengujian hipotesis pertama normalitas
menyatakan data berdistribusi normal, maka analisis hasil belajar menggunakan
statistik parametris menerapkan rumus independent sample t-test yang
penghitungannya dilakukan dengan program SPSS versi 17. Menu yang
digunakan yaitu analyze – compare means – independent samples t test. Untuk
Page 67
50
mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak, yaitu dengan melihat nilai t
dalam kolom t-test for equality of means. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai
ttabel. Jika didapatkan nilai thitung lebih besar daripada ttabel, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan bisa juga
dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka
Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho
ditolak (Priyatno 2010: 35). Ketentuan di atas digunakan untuk menguji hipotesis
dengan uji dua pihak (two tailed).
Apabila pengujian normalitas menyatakan data tidak berdistribusi normal,
maka analisis hasil belajar menggunakan statistik nonparametris. Untuk pengujian
hipotesis menggunakan U Mann Whitney, menu yang dipilih yaitu analyze –
nonparametrics tests – 2 independent samples. Untuk mengetahui apakah Ha atau
Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai pada kolom asymp. Sig. (2-
tailed). Ketentuan dalam uji U Mann Whitney yaitu apabila Uhitung kurang dari
Utabel atau nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sebaliknya, apabila Uhitung lebih dari atau sama dengan Utabel atau nilai signifikansi
lebih dari atau sama dengan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Menurut Sugiyono (2014: 118), analisis akhir secara empiris
menggunakan rumus:
Keterangan:
O1 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen
O2 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol
(O3-O1) - (O4-O2)
Page 68
51
O3 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas eksperimen
O4 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas kontrol
Sementara itu, analisis statistik untuk uji keefektifan (hipotesis 2)
menggunakan uji pihak kanan (Sugiyono 2014: 219). Untuk melakukan uji pihak
kanan, harus mencari thitung terlebih dulu, kemudian dibandingkan dengan ttabel.
Jika menggunakan software SPSS, maka menggunakan pengujian one sample t
test. Langkah-langkahnya yaitu analyze - compare means - one sample t test.
Dari pengujian menggunakan uji t ini akan diketahui perbedaan rata-rata nilai
sampel di kelas eksperimen yang dibandingkan dengan rata-rata nilai sampel di
kelas kontrol. Dengan pengambilan keputusan jika –ttabel≤thitung ≤ttabel, maka Ho
diterima, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen
tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika –ttabel>thitung dan thitung> ttabel, maka Ho
ditolak, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol (Priyatno 2010: 31).
Page 69
82
82
BAB 5
PENUTUP
Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bab ini berisi
simpulan dan saran dari hasil penelitian. Simpulan dan saran dari hasil penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang
berjudul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat
Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”, dapat
dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut.
(1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V
antara yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan yang
menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini dibuktikan dengan
data hasil penghitungan menggunakan rumus independent samples t test
melalui program SPSS versi 17 yang menunjukkan nilai thitung= 2,648, ttabel =
2,020, dan nilai signifikansi sebesar 0,011. Artinya thitung > ttabel dan nilai
signifikansi < 0,05. Dengan demikian maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
(2) Hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V yang menggunakan
metode pembelajaran eksperimen lebih efektif daripada yang menggunakan
metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini ditunjukkan dengan uji hipotesis
secara empiris yang menunjukkan bahwa tingkat keefektifan sebesar 8,85.
Page 70
83
Selain itu juga dengan perolehan uji pihak kanan dengan one sample t test
yang menunjukkan bahwa thitung = 3,588 ttabel = 2,086 dan nilai signifikansi
0,002. Artinya bahwa thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05. Dengan
demikian maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, bahwa metode pembelajaran
eksperimen terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA materi sifat-sifat cahaya, sehingga disarankan:
5.2.1 Bagi Guru
Guru hendaknya mulai menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian, dimana metode
pembelajaran eksperimen efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Sementara itu, dalam rangka mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih
maksimal dalam penerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran
IPA, guru disarankan untuk:
(1) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi,
meskipun antaranggota dalam sebuah kelompok sudah saling memotivasi,
tetap saja ada beberapa siswa yang kurang termotivasi untuk mencari
pengetahuan dan pasif berpartisipasi. Oleh karena itu, guru perlu
membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, sehingga siswa mampu
berpartisipasi aktif dan termotivasi untuk mencari dan membangun
pengetahuannya sendiri.
(2) Memberikan pengarahan kepada siswa untuk bersikap sportif atas keputusan
guru, sehingga siswa tidak mengeluh atau menggerutu.
Page 71
84
(3) Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen
secara rinci dan jelas, agar siswa benar-benar memahami tata cara
pelaksanaan model pembelajaran tersebut Dengan demikian, pembelajaran
dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
(4) Menambah pengetahuan mengenai metode dalam pembelajaran, terutama
metode pembelajaran eksperimen. Dengan demikian, guru dapat lebih
memahami tata cara pelaksanaan metode pembelajaran, sehingga
pembelajaran berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
5.2.2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran
eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa daripada metode
pembelajaran demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten
Banjarnegara, oleh karena itu kepada pihak sekolah disarankan untuk:
(1) Memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung metode
pembelajaran eksperimen baik bagi guru maupun siswa. Fasilitas dan
kelengkapan yang dimaksud antara lain media pembelajaran, sumber belajar
yang memadai, dan buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk
lebih memahami metode pembelajaran eksperimen.
Memberikan sosialisasi kepada guru-guru kelas mengenai metode
pembelajaran eksperimen. Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru kelas
mengetahui bahwa metode pembelajaran eksperimen efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru kelas dapat menerapkan metode
tersebut di kelas lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Page 72
85
85
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimin. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara
Cahyati, Rama. 2012. Strategi Pembelajaran Eksperimen. Online:
https://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/11/15/strategi-pembelajaran-
eksperimen/ [accessed: 20/01/2015]
Duru, Adem. 2010. The Eksperimental Teaching in some of Topics Geometry.
Academic Journal. Usak University. [accessed: 10/04/2015]
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press
Lestari, Riyanti Dini. 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas V Pada Materi Sifat-
sifat Cahaya. Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia. [accessed: 12/04/2015]
Meilinda. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan
Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02
Bermain Ilir. Jurnal Skripsi. [accessed: 10/04/2015]
Pangestika, Rintiz Rizkia. Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran
Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom
Rahmawati, Triyono, dan Suyanto. (t.t). Penerapan Metode Eksperimen dengan
Media Realia dalam Peningkatan Pembelaajran IPA bagi Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Jurnal. Universitas Sebelas Maret. [accessed: 10/04/2015]
Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press
Page 73
86
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia
Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Slameto: 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka
Sapriati, Amalia dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Saregar, Sunarno, dan Cari. 2013. Pembelajaran Fisika Kontekstual melalui
Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia
Interaktif ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Verbal Siswa.
[accessed: 10/04/2015]
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Syuri, Ita dan Nurhasanah. 2006. Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar
Kelas V. Erlangga.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Page 74
87
Undang-undang Repuplik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2009. Jakarta: Diperbanyak oleh CV Novindo
Pustaka Mandiri.
Widodo. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran
Membaca Gambar Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten. Jurnal Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta. [accessed: 10/04/2015]
Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara
Wulandari, Desi. 2012. Definisi metode Pembelajaran Menurut Para Ahli.
Online: http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metode-
pembelajaran-menurut.html [accessed: 20/01/2015]
Yulianingsih, Zainudin, dan Sukmawati. 2012. Penerapan Metode Eksperimen
dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas V SDN 15 Segedong.
Artikel Penelitian. Universitras Tanjungpura. [accessed: 10/04/2015]
Page 75
88
Lampiran 1
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VA)
TAHUN AJARAN 2014/2015
No NAMA L/P
1 Antiyani P
2 Hafidz L
3 Bela S. P
4 Jaka Antoni L
5 Kabul P. L
6 M. Z. Karim L
7 Afiyah A. P
8 Aldiana Dwi P. P
9 Alwan Nata P. L
10 Anggi L. P
11 Anggita N. P
12 Annas N. L
13 Arjuna V. R L
14 Dea Hasna P
15 Diva Dzari H. L
16 Andi N. L
17 K. Pangky T. L
18 Wisnu A. L
19 Fadil M. L
20 Dina S. R P
21 Mei Ristiana P
22 Riska Triana P
Page 76
89
Lampiran 2
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VB)
TAHUN AJARAN 2014/2015
No NAMA L/P
1 Nasib Junanto L
2 Feri Budiyanto L
3 Jaka Swara L
4 Puput Romadhon L
5 Yuliati Chomsyiyah P
6 Caisar Yudha Permana L
7 Faisal Fahrudin L
8 Mico Hendra Pratama L
9 Oca Willy L
10 Rahmadhan Dwi P. L
11 Rina Trianahayu P
12 Safana Dani Puspita P
13 Safitri Wahyu Agustin P
14 Safitna Azzakiyah P
15 Sofyan Ali Imron L
16 Tohid Darusman L
17 Vera Deka R. P
18 Vista Rahayu P
19 Wahyu Tani Hidayat L
20 Tegar Arya Guna L
21 Rohmatin Maghfiroh L
Page 77
90
Lampiran 3
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 KALIBENDA
Alamat: Jalan Raya Wonosobo Km.5 Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA (V)
TAHUN AJARAN 2014/2015
No Nama L/P No Nama L/P
1 Ahmad Fadhil L 14 Meilita Nur Azzahro P
2 Ahmad Salis L 15 Mega Andriana A. P
3 Damar Rojab Saputra L 16 Nanang Feriawan P L
4 Fisnu Giri Pandito L 17 Rere Gavriella A. P
5 Rifky Agil Saputra L 18 Silvia Priti Insania P
6 Tiana Rahmawati P 19 Tri Nur Khasanah P
7 Amalia Nisaul F P 20 Yoga Prasetyo L
8 Aninda Dewi H P 21 Putri Eka Maharani P
9 Arrafika Mauly A. P 22 Arifana Fajar Zacky L
10 Candra Oktavianto
L 23 Melati
Kusumaningtyas P
11 Firdausa Meiana K L 24 Syafii‟ah Dhiya U P
12 Laela Kholifatun N P 25 Dimas Fadhil Aqila L
13 Melani Putria Syifa P
Mengetahui,
Page 78
91
SILABUS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi dasar
Materi Kegiatan pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi waktu
Sumber
Tehnik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Sifat-sifat cahaya
Melakukan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya merambat lurus
Diskusi hasil percobaan
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
Melakukan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya menembus benda bening
Diskusi hasil percobaan
- Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya merambat lurus
- Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya menembus benda bening
Tertulis
Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya?
2. Sebutkan dua macam benda yang menggunakan sifat-sifat cermin cembung!
4jp
Buku IPA
Lam
pira
n 4
Page 79
92
Kompetensi dasar
Materi Kegiatan pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi waktu
Sumber
Tehnik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
Melakukan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dipantulkan
Diskusi hasil percobaan
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
Melakukan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
Diskusi hasil percobaan
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
Melakukan pengamatan tentang peristiwa yang menunjukkan
- Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dipantulkan
- Mendemonstras
ikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
- Memberi
contoh peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan
pemantulan pada cermin (datar, cekung
3. Sebutkan dua contoh peristiwa pembiasan cahaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari!
Page 80
93
Kompetensi dasar
Materi Kegiatan pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi waktu
Sumber
Tehnik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
Diskusi hasil pengamatan
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
Melakukan percobaan yang menyelidiki pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung dan cembung
Diskusi hasil percobaan
Melaporkan hasil diskusi (pleno)
Perbaikan dan rangkuman
dan cembung)
6.2.Membuat suatu karya/model misal: Periskop atau lensa dari bahan-bahan
Membuat periskop sederhana
Menceritakan cara membuat model periskop atau lensa sederhana dalam penerapan sifat-sifat cahaya
- Merancang model periskop dan lensa sederhana
- Membuat
Tertulis Isian 1. Periskop merupakan alat ....
2. Tujuan merancang gambar
6jp Buku IPA
Page 81
94
Kompetensi dasar
Materi Kegiatan pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi waktu
Sumber
Tehnik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
sederhana Membuat periskop dan lensa sederhana sesuai rancangan dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar
Menguji penggunaan periskop dan lensa sederhana yang telah dibuat
Mendiskusikan hasil pengujian
Perbaikan dari hasil karyanya
Membuat laporan dari hasil pengujian model periskop dan lensa sederhana
Memprosentasekan laporan
periskop dan lensa sederhana sesuai rancangannya dari bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar
- Membuat
laporan hasil pengujian model periskop dan lensa sederhana
adalah .... 3. Periskop
biasanya dipakai pada ....
Page 82
95
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
6.1.
Mendeskripsika
n sifat-sifat
cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Dapat
menembus
benda
bening
2. Merambat
lurus
3. Dapat
dipantulkan
a. Percobaan awal:
setelah guru
membagi siswa
dalam beberapa
kelompok,
siswa kemudian
melakukan
percobaan
untuk
membuktikan
adanya sifat-
sifat cahaya
dapat
menembus
benda bening,
- Mendemonstrasika
n percobaan yang
menyelidiki sifat
cahaya merambat
lurus
- Mendemonstrasika
n percobaan yang
menyelidiki sifat
cahaya menembus
benda bening
- Mendemonstrasika
n percobaan yang
menyelidiki sifat
Tertulis
Uraian
1. Sebutka
n sifat
cahaya
pada
benda
bening!
2jp
Next Step
IPA Aktif 5
untuk
Sekolah
Dasar
Kelas V,
karangan
Ita Syuri
dan
Nurhasana
h
Lam
pira
n 5
Page 83
96
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
merambat lurus,
dan dapat
dipantulkan.
b. Pengamatan:
bersamaan
dengan
percobaan,
siswa juga
melakukan
pengamatan
dengan
mencatat hal-
hal penting
yang terjadi saat
proses
percobaan.
c. Hipotesis awal:
setelah siswa
selesai
melakukan
percobaan,
kemudian siswa
berdiskusi
untuk
merumuskan
hipotesis
sementara
berdasarkan
cahaya dapat
dipantulkan
Page 84
97
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
hasil
pengamatannya
pada percobaan.
d. Verifikasi:
setelah diskusi
selesai, siswa
menyampaikan
hasil dskusi di
depan kelas.
Guru bertugas
sebagai
pendamping
dan pengawas
dalam
presentasi serta
meluruskan hal-
hal yang kurang
benar selama
proses diskusi.
e. Aplikasi konsep
dan evaluasi:
siswa
mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.
Page 85
98
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
6.1.
Mendeskripsika
n sifat-sifat
cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Dapat
dibiaskan
2. Dapat
diuraikan
a. Percobaan awal:
setelah guru
membagi siswa
dalam beberapa
kelompok,
siswa kemudian
melakukan
percobaan
untuk
membuktikan
adanya sifat-
sifat cahaya
dapat dibiaskan
dan dapat
diuraikan.
b. Pengamatan:
bersamaan
dengan
percobaan,
siswa juga
melakukan
pengamatan
dengan
mencatat hal-
hal penting
yang terjadi saat
proses
percobaan.
- Mendemonstrasika
n percobaan yang
menyelidiki sifat
cahaya dapat
dibiaskan
- Mendemonstrasika
n percobaan yang
menyelidiki sifat
cahaya dapat
diuraikan
Tertulis Uraian 1. Mengap
a cahaya
putih
dikataka
n terdiri
dari
berbagai
warna?
2jp Next Step
IPA Aktif 5
untuk
Sekolah
Dasar
Kelas V,
karangan
Ita Syuri
dan
Nurhasana
h
Page 86
99
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
c. Hipotesis awal:
setelah siswa
selesai
melakukan
percobaan,
kemudian siswa
berdiskusi
untuk
merumuskan
hipotesis
sementara
berdasarkan
hasil
pengamatannya
pada percobaan.
d. Verifikasi:
setelah diskusi
selesai, siswa
menyampaikan
hasil dskusi di
depan kelas.
Guru bertugas
sebagai
pendamping
dan pengawas
dalam
presentasi serta
meluruskan hal-
Page 87
100
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
hal yang kurang
benar selama
proses diskusi.
e. Aplikasi konsep
dan evaluasi:
siswa
mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.
Page 88
101
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
6.1.
Mendeskripsik
an sifat-sifat
cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Merambat
lurus
2. Dapat
menembus
benda bening
3. Dapat
dipantulkan
1. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru
menyampaikan
materi tentang
cahaya sebagai
pengantar.
- Guru membagi
siswa menjadi
lima kelompok,
masing-masing
kelompok
beranggotakan
4-5 siswa.
- Guru
- Mendemonstrasik
an percobaan
yang menyelidiki
sifat cahaya
merambat lurus
- Mendemonstrasik
an percobaan
yang menyelidiki
sifat cahaya
menembus benda
bening
- Mendemonstrasik
an percobaan
Tertulis
Uraian
2. Sebutkan
sifat
cahaya
pada
benda
bening!
2jp
Next
Step IPA
Aktif 5
untuk
Sekolah
Dasar
Kelas V,
karangan
Ita Syuri
dan
Nurhasan
ah
Lam
pira
n 6
Page 89
102
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
merambat lurus.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
merambat lurus.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
menembus
benda bening.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya
menembus
benda bening.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
yang menyelidiki
sifat cahaya dapat
dipantulkan
Page 90
103
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
sifat cahaya
dapat
dipantulkan.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
dipantulkan.
b. Elaborasi
- Siswa secara
berkelompok
mengamati
demonstrasi
yang dilakukan
oleh guru.
- Siswa mencatat
peristiwa
tersebut pada
lembar kerja
dan
pengamatan.
- Siswa
mendiskusikan
hasil
pengamatan
yang diperoleh
Page 91
104
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
dari
demonstrasi
guru.
- Siswa
merumuskan
hipotesis
tentang sifat
cahaya dapat
merambat lurus,
menembus
benda bening
dan dapat
dipantulkan.
- Siswa
melaporkan
hasil diskusi
kepada
kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
hal-hal yang
kurang
dimengerti.
Page 92
105
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
- Guru
memberikan
umpan balik
positif dan
penguatan
dalam bentuk
lisan terhadap
keberhasilan
siswa.
6.1.
Mendeskripsik
an sifat-sifat
cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Dapat
dibiaskan
2. Dapat
diuraikan
1. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru membagi
siswa menjadi
lima kelompok,
masing-masing
kelompok
beranggotakan
4-5 siswa.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
dapat dibiaskan.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
- Mendemonstrasik
an percobaan
yang menyelidiki
sifat cahaya dapat
dibiaskan
- Mendemonstrasik
an percobaan
yang menyelidiki
sifat cahaya dapat
diuraikan
Tertulis Uraian
2. Mengapa
cahaya
putih
dikataka
n terdiri
dari
berbagai
warna?
2jp
Next
Step IPA
Aktif 5
untuk
Sekolah
Dasar
Kelas V,
karangan
Ita Syuri
dan
Nurhasan
ah
Page 93
106
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
tentang sifat
cahaya dapat
dibiaskan.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
dapat diuraikan.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
diuraikan.
b. Elaborasi
- Siswa secara
berkelompok
mengamati
demonstrasi
yang dilakukan
oleh guru.
- Siswa mencatat
peristiwa
tersebut pada
lembar kerja
dan
pengamatan.
Page 94
107
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
- Siswa
mendiskusikan
hasil
pengamatan
yang diperoleh
dari
demonstrasi
guru.
- Siswa
merumuskan
hipotesis
tentang sifat
cahaya dapat
dibiaskan dan
dapat diuraikan.
- Siswa
melaporkan
hasil diskusi
kepada
kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
hal-hal yang
Page 95
108
Kompetensi
dasar
Materi Kegiatan
pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Teknik Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
kurang
dimengerti.
- Guru
memberikan
umpan balik
positif dan
penguatan
dalam bentuk
lisan terhadap
keberhasilan
siswa.
Page 97
110
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-1
oleh
Indah Larasati
1401411184
PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page 98
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.1. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya merambat lurus
6.1.2. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat dipantulkan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari.
Page 99
112
3. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat menembus
benda bening.
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
5. setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama
F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat
dipantulkan (Terlampir)
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Pemberian tugas
4. Tanya-jawab
5. Eksperimen
Page 100
113
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game.
- Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas,
setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi
maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan
mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah
melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar.
Kemudian menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya merambat
lurus, menembus benda bening dan dapat dipantulkan.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
b. Elaborasi
- Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, siswa kemudian melakukan percobaan untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat menembus benda
bening, merambat lurus, dan dapat dipantulkan.
- Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan
pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat
proses percobaan.
- Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan,
kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
Page 101
114
- Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi
di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas
dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama
proses diskusi.
- Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang
berhubungan dengan materi.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media Pembelajaran:
1. Lampu senter
2. Gelas bening
3. Gelas berwarna
4. Kertas karton
5. Kertas tipis
6. Botol bening berisi air jernih
7. Botol bening berisi air keruh
8. Buku
9. Kaca bening
Page 102
115
10. Lilin
11. Korek api
12. Stereofoam
13. Cutter/silet
14. Gunting
15. Sendok alumunium
16. Cermin
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.
J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
- Kisi-kisi soal (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 50
Page 103
116
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal
Banjarnegara, 15 April 2015
Page 104
117
Lampiran
MATERI AJAR
Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang
gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber
cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya
tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.
Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,
misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya
bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan
bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).
1) Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter
kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter
tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan
bahwa cahaya merambat lurus.
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun
kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu
akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon
yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk?
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar.
Page 105
118
Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter
gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya
senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat
ditembus cahaya.
3) Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam
hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan
lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu.
Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu
akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding.
Mengapa demikian?
Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu
melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal
dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali
ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan
jika mengenai suatu permukaan.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar,
cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah
saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya
mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala
arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
Page 106
119
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat menembus benda bening
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Lampu senter
4. Gelas bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Kaca bening
9. Gelas berwarna
B. Langkah Kegiatan
1. Letakkan masing-masing benda di atas meja
2. Sorotkan cahaya dari lampu sentermu mengenai masing-masing benda
3. Amati berkas cahaya senter di balik tiap benda saat disinari
4. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi tanda
(√)
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
Page 107
120
Tabel hasil pengamatan
No. Nama benda Tembus
cahaya senter
Tidak tembus
cahaya senter
1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Gelas bening
4. Kaca bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Gelas berwarna
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter?
2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih?
4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 108
121
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat merambat lurus
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. Kardus
2. Lilin
3. Korek api
4. Stereofoam
5. Cutter/silet
6. gunting
B. Langkah Kegiatan
1. Siapkan 3 lembar potongan kardus dengan ukuran sama besar.
2. Pada tiap-tiap potongan kardus, dibuat lubang kecil tepat
ditengahnya.
3. Tegakkan potongan kardus tersebut dengan menggunakan
stereofoam. Usahakan agar lubang pada satu garis lurus.
4. Letakkan sebuah lilin yang menyala di belakang potongan kardus
yang ketiga.
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
Page 109
122
5. Lihatlah cahaya lilin dari depan potongan kardus yang paling dekat
dengan mata. Dapatkah kamu melihat lilin itu?
6. Salah satu karton digeser ke kanan atau kiri sehingga ketiga lubang
tidak dalam satu garis lurus. Dapatkah kamu melihat cahaya lilin?
7. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi
tanda (√)
Tabel hasil pengamatan
No. Posisi lubang-lubang Cahaya lilin
Terlihat Tidak terlihat
1. Dalam satu garis lurus
2. Tidak dalam satu garis lurus
Pertanyaan Diskusi:
1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ?
2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat?
3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 110
123
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dipantulkan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. Cermin
2. Sendok alumunium
B. Langkah Kegiatan
1. Arahkan cermin pada sinar matahari.
2. Perhatikan bagaimana arah sinar matahari tersebut.
3. Hadapkan cermin ke depan wajah. Bagaimana bayangan yang
terbentuk di dalam cermin?
4. Hadapkan sendok bagian dalam ke depan wajah. Bagaimana
bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
5. Hadapkan sendok bagian luar ke depan wajah. Bagaimana
bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?
6. Catatlah hasil kegiatanmu dengan menjawab soal berikut!
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar?
2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
Page 111
124
3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?
4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin?
5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 112
125
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut ....
2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya ....
3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu ....
4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat
cahaya yaitu cahaya dapat ....
5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....
KUNCI JAWABAN
1. Sumber cahaya (10)
2. Cahaya (10)
3. Kardus (10)
4. Dipantulkan (10)
5. Cekung (10)
Penilaian = skor perolehan x 100
skor maksimal
Page 113
126
126
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1.
Mendeskripsi
kan sifat-
sifat cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Menembu
s benda
bening
2. Merambat
lurus
3. Dapat
dipantulka
n
- Siswa dapat menyebutkan
pengertian sumber cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
manfaat cahaya
- Siswa dapat menyebutkan satu
contoh benda yang tidak
tembus cahaya
- Disediakan contoh penerapan
sifat cahaya dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa dapat
menyebutkan sifat cahaya
yang ada pada contoh
- Disediakan contoh penerapan
cermin pada benda. Siswa
dapat menyebutkan penerapan
cermin yang ada pada contoh
Isian
Isian
Isian
Isian
Isian
C2
C1
C1
C3
C2
1
2
3
4
5
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Page 114
127
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-2
oleh
Indah Larasati
Page 115
128
1401411184
PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN II)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Page 116
129
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.4. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
6.1.5. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat diuraikan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat
dibiaskan.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Setelah melakukan percobaan tentang dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.
Page 117
130
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan
dalam kehidupan sehari-hari.
E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama
F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Eksperimen
4. Pemberian tugas
Page 118
131
5. Tanya-jawab
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
b. Elaborasi
- Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, siswa kemudian melakukan percobaan untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi
saat proses percobaan.
Page 119
132
- Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
- Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan
pengawas dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama proses diskusi.
- Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media Pembelajaran:
1. Sendok
2. Pensil
Page 120
133
3. Gelas bening
4. Kertas karton
5. Kertas putih
6. Lem
7. Gunting
8. Jarum
9. Benang
10. Jangka
11. Spidol warna
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit
Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty
dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 109-117.
J. PENILAIAN
Page 121
134
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 40
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal
Banjarnegara, 18 April 2015
Page 122
135
Lampiran
MATERI AJAR
1. Cahaya dapat Dibiaskan
Page 123
136
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa
pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat
yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal
daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi
air. Pensil tersebut akan tampak patah.
2. Cahaya dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi
berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas
banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.
Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk
membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada
permukaan balon air tersebut.
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Page 124
137
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dibiaskan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. Sendok
2. Gelas bening
3. Pulpen/pensil
B. Langkah Kegiatan
1. Letakkan dua gelas bening di atas meja
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
Page 125
138
2. Isi salah satu gelas bening dengan air
3. Letakkan pensil/pulpen dan sendok ke dalam kedua gelas tersebut
4. Amati apa yang terjadi
5. Catat hasil kegiatanmu pada tabel berikut!
Tabel hasil pengamatan
No. Nama benda Gelas berisi
air
Gelas kosong
1. Sendok
2. Pulpen/pensil
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong?
2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 127
140
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat diuraikan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
Page 128
141
1. Kertas karton
2. Kertas putih
3. Spidol warna
4. Benang
5. Jarum
6. Gunting
7. Jangka
8. Lem
B. Langkah Kegiatan
1. Sediakan kertas karton, kertas manila putih, pensil dan spidol warna
2. Buatlah 2 buah lingkaran dari kertas karton dan kertas manila putih dengan garis tengah 12 cm
3. Bagilah lingkaran manila putih I menjadi 6 bagian dan warnailah tiap-tiap bagian dengan warna yang berbeda yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu
4. Bagilah lingkaran manila putih II menjadi 4 bagian dan warnailah dengan warna yang berbeda yaitu merah, kuning, biru
dan hijau
5. Tempelkan kertas manila tersebut pada kertas karton
6. Lubangi bagian tengah lingkaran tersebut menggunakan jarum dan masukkan benang ke dalam lubang tersebut sehingga
menjadi cakram
7. Putar cakram tersebut dan amati apa yang terjadi pada lingkaran saat berputar
Page 129
142
8. Catat hasil pengamatanmu pada tabel
Tabel hasil pengamatan
No. Lingkaran Bagaimana warna yang
terlihat pada cakram
1. Lingkaran I
2. Lingkaran II
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat?
2. Mengapa demikian?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 130
143
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan mengalami ....
2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut ....
3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa ....
4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal.
KUNCI JAWABAN
Page 131
144
1. Pembiasan cahaya (10)
2. Spektrum cahaya (10)
3. Penguraian cahaya (10)
4. Mendekati (10)
Penilaian = skor perolehan x 100
skor maksimal
Page 132
145
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1.
Mendeskripsi
kan sifat-
sifat cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
1. Dapat
dibiask
an
2. Dapat
diuraik
an
- Siswa dapat menjelaskan
peristiwa pembiasan
cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian spektrum
cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
contoh peristiwa
penguraian cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya
Isian
Isian
Isian
Isian
C2
C2
C2
C2
1
2
3
4
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Page 133
146
146
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-1
oleh
Indah Larasati
1401411184
PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page 134
147
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL (PERTEMUAN I)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.1. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya merambat lurus
6.1.2. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat dipantulkan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari.
Page 135
148
148
3. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat menembus benda bening.
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
5. setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama
F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat
dipantulkan (Terlampir)
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Pemberian tugas
4. Tanya-jawab
5. Demonstrasi
Page 136
149
149
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game.
- Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas,
setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi
maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan
mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah
melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya merambat lurus.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat merambat lurus.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya menembus
benda bening.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
menembus benda bening.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat
dipantulkan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat dipantulkan.
Page 137
150
150
b. Elaborasi
- Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru.
- Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan
pengamatan.
- Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari
demonstrasi guru.
- Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat
merambat lurus, menembus benda bening dan dapat
dipantulkan.
- Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media Pembelajaran:
1. Lampu senter
2. Gelas bening
3. Gelas berwarna
4. Kertas karton
Page 138
151
151
5. Kertas tipis
6. Botol bening berisi air jernih
7. Botol bening berisi air keruh
8. Buku
9. Kaca bening
10. Lilin
11. Korek api
12. Stereofoam
13. Cutter/silet
14. Gunting
15. Sendok alumunium
16. Cermin
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.
J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
Page 139
152
152
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
- Kisi-kisi soal (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 50
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal
Banjarnegara, 17 April 2015
Page 140
153
153
Lampiran
MATERI AJAR
Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang
gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber
cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya
tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.
Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,
misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya
bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan
bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).
1) Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter
kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter
tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan
bahwa cahaya merambat lurus.
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun
kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu
akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon
yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk?
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar.
Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter
gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya
Page 141
154
154
senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat
ditembus cahaya.
3) Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam
hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan
lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu.
Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu
akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding.
Mengapa demikian?
Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu
melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal
dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali
ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan
jika mengenai suatu permukaan.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar,
cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah
saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya
mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala
arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
Page 142
155
155
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat menembus benda bening
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
B. Langkah kegiatan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................
7. .....................................
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
Page 143
156
156
Tabel hasil pengamatan
No. Nama benda Tembus
cahaya senter
Tidak tembus
cahaya senter
1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Gelas bening
4. Kaca bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Gelas berwarna
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter?
2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih?
4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 144
157
157
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat merambat lurus
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
B. Langkah Kegiatan
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
6. ....................................
7. ....................................
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
Page 145
158
158
Tabel hasil pengamatan
No. Posisi lubang-lubang Cahaya lilin
Terlihat Tidak terlihat
1. Dalam satu garis lurus
2. Tidak dalam satu garis lurus
Pertanyaan Diskusi:
1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ?
2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat?
3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 146
159
159
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dipantulkan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ................................
B. Langkah Kegiatan
1. ................................
2. ................................
3. ................................
4. ................................
5. ................................
6. ................................
7. ................................
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
Page 147
160
160
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar?
2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?
4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin?
5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 148
161
161
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut ....
2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya ....
3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu ....
4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat
cahaya yaitu cahaya dapat ....
5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....
KUNCI JAWABAN
1. Sumber cahaya (10)
2. Cahaya (10)
3. Kardus (10)
4. Dipantulkan (10)
5. Cekung (10)
Penilaian = skor perolehan x 100
skor maksimal
Page 150
163
163
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1.
Mendeskrips
ikan sifat-
sifat cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
4. Menemb
us benda
bening
5. Meramb
at lurus
6. Dapat
dipantul
kan
- Siswa dapat menyebutkan
pengertian sumber cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
manfaat cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
satu contoh benda yang tidak
tembus cahaya
- Disediakan contoh
penerapan sifat cahaya
dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa dapat menyebutkan
sifat cahaya yang ada pada
contoh
- Disediakan contoh
penerapan cermin pada
benda. Siswa dapat
menyebutkan penerapan
cermin yang ada pada contoh
Isian
Isian
Isian
Isian
Isian
C2
C1
C1
C3
C2
1
2
3
4
5
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Page 151
164
164
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-2
oleh
Indah Larasati
1401411184
PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page 152
165
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL (PERTEMUAN II)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.4. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya
dapat dibiaskan
6.1.5. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat
diuraikan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.
Page 153
166
166
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan dalam kehidupan
sehari-hari.
E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama
F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Eksperimen
4. Pemberian tugas
5. Tanya-jawab
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran
pada pertemuan sebelumnya.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
Page 154
167
167
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat dibiaskan.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat diuraikan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat diuraikan.
b. Elaborasi
- Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru.
- Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan
pengamatan.
- Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari
demonstrasi guru.
- Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat
dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
Page 155
168
168
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media Pembelajaran:
1. Sendok
2. Pensil
3. Gelas bening
4. Kertas karton
5. Kertas putih
6. Lem
7. Gunting
8. Jarum
9. Benang
10. Jangka
11. Spidol warna
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.
J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
Page 156
169
169
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 40
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal
Banjarnegara, 20 April 2015
Page 157
170
170
Lampiran
MATERI AJAR
3. Cahaya dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah
rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
pembiasan.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya
cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat
dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman
sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak
patah.
4. Cahaya dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).
Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya
berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,
sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.
Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk
warna-warna pelangi.
Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon
air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air
sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam
warna berkilauan pada permukaan balon air tersebut.
Page 158
171
171
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dibiaskan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ...............................
B. Langkah Kegiatan
1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ...............................
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
Page 159
172
172
Tabel hasil pengamatan
No. Nama benda Gelas berisi
air
Gelas kosong
1. Sendok
2. Pulpen/pensil
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong?
2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 160
173
173
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
Sub pokok bahasan : Cahaya dapat diuraikan
Alokasi waktu : 10 menit
A. Alat dan Bahan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
B. Langkah Kegiatan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................
7. .....................................
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
Page 161
174
174
Tabel hasil pengamatan
No. Lingkaran Bagaimana warna yang
terlihat pada cakram
1. Lingkaran I
2. Lingkaran II
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat?
2. Mengapa demikian?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Jawaban:
Page 162
175
175
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan
mengalami ....
2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut ....
3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa ....
4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal.
KUNCI JAWABAN
1. Pembiasan cahaya (10)
2. Spektrum cahaya (10)
3. Penguraian cahaya (10)
4. Mendekati (10)
Penilaian = skor perolehan x 100
skor maksimal
Page 163
176
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1.
Mendeskripsik
an sifat-sifat
cahaya
Sifat-sifat
cahaya:
3. Dapat
dibiaskan
4. Dapat
diuraikan
- Siswa dapat menjelaskan
peristiwa pembiasan cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian spektrum cahaya
- Siswa dapat menyebutkan contoh
peristiwa penguraian cahaya
- Siswa dapat menjelaskan proses
pembiasan cahaya
Isian
Isian
Isian
Isian
C2
C2
C2
C2
1
2
3
4
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Page 164
177
LEMBAR VALIDASI SOAL OBJEKTIF BENTUK PILIHAN GANDA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V/ 2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 1
Prigi Kabupaten Banjarnegara, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan
kriteria telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi
1. Soal sudah sesuai de-ngan
indikator soal dalam kisi-kisi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai
dengan jenis tes/bentuk soal yang
dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan
logis.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lam
pira
n 1
1
Page 165
178
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6. Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan
yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan
logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram,
atau sejenisnya jelas dan
berfungsi.
- - - - - - - - - - - - - √ √ - - - - -
11. Panjang pilihan jawaban relatif
sama.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Page 166
179
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif
dan sesuai dengan jenjang pen-
didikan peserta didik.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah mengguna-kan bahasa
Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/ kelom-pok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan
pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Page 167
180
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan
indikator soal dalam kisi-
kisi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan
sesuai dengan jenis tes/
bentuk soal yang diper-
gunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen
dan logis.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Hanya ada satu kunci
jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
B. Konstruksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pokok soal dirumuskan
dengan singkat, jelas, dan
tegas.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan
pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan
saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari
pernyataan yang bersifat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Page 168
181
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
negatif ganda.
9. Pilihan jawaban homogen
dan logis di-tinjau dari segi
materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel,
diagram, atau sejenisnya
jelas dan ber-fungsi.
- - - - - - - - - - - - - √ - - - - - -
11. Panjang pilihan jawa-ban
relatif sama.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang
berbentuk angk/waktu
disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau
krono-logisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal
sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C. Bahasa/Budaya
Page 169
182
No. Aspek yang Diperhatikan
Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
15. Bahasa soal sudah
komunikatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan
peserta didik.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah meng-gunakan
bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan
bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak
mengulang kata/ kelompok
kata yang sama, kecuali
meru-pakan satu kesatuan
pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tegal,
Penilai Ahli 1 Penilai Ahli 2
Page 170
183
KISI – KISI SOAL UJI COBA
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / 2
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1
Mendeskripsi
kan sifat-
sifat cahaya
Sifat-Sifat
Cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian sumber cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
contoh benda yang tidak
tembus cahaya
- Siswa dapat memberikan
contoh sifat cahaya dapat
menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-
hari
- Disediakan data tentang
sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung. Siswa
dapat menunjukkan ciri-
ciri bayangan pada cermin
cembung
- Siswa dapat menunjukkan
terjadinya peristiwa
dispersi cahaya
- Siswa dapat memberikan
PG
PG
PG
PG
PG
PG
C2
C1
C3
C2
C3
C3
1, 21
2, 22
3, 23
4, 24
5, 25
6, 26
Mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Lam
pira
n 1
2
Page 171
184
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
contoh sifat cahaya dapat
dipantulkan dalam
kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menunjukkan
pemanfaatan penggunaan
cermin cembung pada
benda
- Dipaparkan sebuah
peristiwa contoh penerapan
sifat cahaya merambat
lurus. Siswa dapat
mengidentifikasi peristiwa
cahaya berdasarkan
peristiwa
- Siswa dapat menjelaskan
proses pemantulan teratur
- Siswa dapat menunjukkan
kegiatan untuk
membuktikan sifat cahaya
dapat diuraikan
- Siswa dapat menyebutkan
tempat terjadinya
pemantulan baur
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian benda bening
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
C2
C3
C3
C2
C3
C1
C2
7, 27
8, 28
9, 29
10, 30
11, 31
12, 32
13, 33
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Page 172
185
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
- Disajikan gambar tentang
percobaan sifat cahaya
merambat lurus. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
merambat lurus
berdasarkan gambar
- Disajikan gambar tentang
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan
berdasarkan gambar
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menyebutkan
sifat bayangan pada cermin
datar
- Siswa dapat menyebutkan
contoh pemanfaatan
cermin cekung pada benda
- Dipaparkan data tentang
sifat bayangan pada cermin
datar. Siswa dapat
menunjukkan sifat
bayangan pada cermin
PG
PG
PG
PG
PG
PG
C3
C3
C2
C1
C1
C1
14, 34
15, 35
16, 36
17, 37
18, 38
19, 39
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Page 173
186
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
datar berdasarkan data
- Siswa dapat menyebutkan
persamaan sifat bayangan
cermin datar dan cembung
PG
C1
20, 40
Sedang
Page 174
187
KISI – KISI SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / 2
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
1. 6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1
Mendeskripsi
kan sifat-
sifat cahaya
Sifat-Sifat
Cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian sumber cahaya
- Siswa dapat menyebutkan
contoh benda yang tidak
tembus cahaya
- Siswa dapat memberikan
contoh sifat cahaya dapat
menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-
hari
- Disediakan data tentang
sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung. Siswa
dapat menunjukkan ciri-
ciri bayangan pada cermin
cembung
- Siswa dapat menunjukkan
PG
PG
PG
PG
PG
C2
C1
C3
C2
C3
1
22
3
24
25
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Lam
pira
n 1
3
Page 175
188
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
terjadinya peristiwa
dispersi cahaya
- Siswa dapat memberikan
contoh sifat cahaya dapat
dipantulkan dalam
kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menunjukkan
pemanfaatan penggunaan
cermin cembung pada
benda
- Dipaparkan sebuah
peristiwa contoh penerapan
sifat cahaya merambat
lurus. Siswa dapat
mengidentifikasi peristiwa
cahaya berdasarkan
peristiwa
- Siswa dapat menjelaskan
proses pemantulan teratur
- Siswa dapat menunjukkan
kegiatan untuk
PG
PG
PG
PG
PG
PG
C3
C2
C3
C3
C2
C3
6
27
8
9
10
31
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
Page 176
189
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
membuktikan sifat cahaya
dapat diuraikan
- Siswa dapat menyebutkan
tempat terjadinya
pemantulan baur
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian benda bening
- Disajikan gambar tentang
percobaan sifat cahaya
merambat lurus. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
merambat lurus
berdasarkan gambar
- Disajikan gambar tentang
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan
berdasarkan gambar
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
PG
PG
PG
PG
PG
C1
C2
C3
C3
C2
12
33
14
15
36
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Page 177
190
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat
Kesulitan
- Siswa dapat menyebutkan
sifat bayangan pada cermin
datar
- Siswa dapat menyebutkan
contoh pemanfaatan
cermin cekung pada benda
- Dipaparkan data tentang
sifat bayangan pada cermin
datar. Siswa dapat
menunjukkan sifat
bayangan pada cermin
datar berdasarkan data
- Siswa dapat menyebutkan
persamaan sifat bayangan
cermin datar dan cembung
PG
PG
PG
PG
C1
C1
C1
C1
37
18
19
40
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Page 178
191
191
Lampiran 14
SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 60 menit
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Benda yang memancarkan cahaya disebut ....
a. sumber cahaya c. bohlam
b. benda bening d. lampu
2. Di bawah ini benda yang tidak dapat ditembus cahaya yaitu ....
a. gelas bening c. rumah kaca
b. kaca jendela d. dinding
3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena ....
a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. benda memancarkan cahaya
4. Perhatikan data di bawah ini!
1) Semu
2) Nyata
3) Diperbesar
4) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 1, 4
b. 2, 3 d. 2, 4
Page 179
192
192
5. Peristiwa berikut yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu ....
a. terlihat pelangi setelah hujan
b. bayangan pada cermin
c. pensil dalam air terlihat patah
d. elang dapat melihat ikan di dalam air
6. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya dapat dipantulkan yaitu ....
a. terbentuknya pelangi pada saat hujan
b. kolam renang terlihat lebih dangkal
c. terbentuknya bayangan pada cermin
d. rambatan cahaya matahari ketika melewati genting kaca
7. Jika cahaya datang dari zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat,
maka cahaya akan ....
a. dibiaskan mendekati garis normal
b. dipantulkan kembali
c. dibiaskan menjauhi garis normal
d. merambat lurus
8. Diantara jenis cermin berikut yang biasa digunakan untuk membuat lensa
pada kamera yaitu ....
a. cermin datar c. cermin cekung
b. cermin cembung d. prisma kaca
9. Amir melihat cahaya di lantai kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata
cahaya tersebut berasal dari celah genting di atasnya. Peristiwa ini
membuktikan bahwa ....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
c. cahaya dapat dibiaskan
d. cahaya dapat dipantulkan
10. Jika bayangan dipatulkan pada benda yang memiliki permukaan datar
hasil pantulan akan ....
a. teratur c. simpang siur
b. baur d. tidak teratur
Page 180
193
193
11. Cakram warna saat diputar dengan cepat akan menghasilkan warna putih.
Hal ini membuktikan sifat cahaya ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat diuraikan
c. merambat lurus
d. menembus benda bening
12. Pemantulan baur dapat terjadi pada ....
a. air yang bergelombang c. air yang membeku
b. air yang tenang d. lantai keramik
13. Benda yang dapat ditembus cahaya adalah benda ....
a. gelap c. keruh
b. putih d. bening
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat
cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan c. dapat
dipantulkan
b. dapat diuraikan d. merambat
lurus
15. Perhatikan
gambar samping!
Gambar di samping menunjukkan kegiatan
percobaan untuk membuktikan sifat cahaya
yaitu ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat dipantulkan
Page 181
194
194
c. menembus benda bening
d. merambat lurus
16. Jika cahaya datang dari zat yang
kurang rapat menuju zat yang rapat, maka cahaya akan ....
a. dibiasan mendekati garis normal
b. dipantulkan kembali
c. dibiaskan menjauhi garis normal
d. diteruskan sejajar garis normal
17. Sifat bayangan cermin datar yaitu ....
a. semu, tegak, sama besar
b. maya, terbalik, sama besar
c. nyata, tegak , sama besar
d. nyata, terbalik, sama besar
18. Kacamata minus merupakan contoh
pemanfaatan cermin ....
a. cembung c. datar
b. cekung d. prisma kaca
19. Perhatikan data di bawah ini!
1) Maya
2) Nyata
3) Sama besar
4) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan
oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 1, 4
20. Semu dan tegak merupakan sifat
bayangan yang terlihat pada cermin ....
a. cembung dan cekung c.
cekung dan datar
Page 182
195
195
b. cembung dan datar d.
semua jawaban benar
21. Matahari merupakan sumber cahaya
karena ....
a. memancarkan cahaya redup
b. memancarkan cahaya terang
c. memancarkan cahaya dengan bantuan
bulan
d. memancarkan cahaya sendiri
22. Kardus merupakan benda yang tidak
dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda ....
a. bening c. kusam
b. terang d. gelap
23. Salah satu contoh sifat cahaya dapat
menembus benda bening yaitu ....
a. kita dapat melihat bayangan kita di
cermin
b. kita dapat melihat ikan di aquarium
c. kita dapat melihat pelangi
d. kita dapat melihat kaki lebih pendek
di dalam air
24. Perhatikan data di bawah ini!
1) Nyata
2) Maya
3) Tegak
4) Terbalik
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 2, 4
25. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses ....
Page 183
196
196
a. pembiasan cahaya c. pemantulan cahaya
b. dispersi cahaya d. spektrum cahaya
26. Kita dapat melihat bayangan kendaraan di belakang kita lewat spion
ketika mengendarai motor. Hal ini terjadi karena adanya sifat cahay yaitu
....
a. dapat dibiaskan c. dapat diuraikan
b. dapat dipantulkan d. merambat lurus
27. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ...
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
28. Cermin cembung dapat dimanfaatkan sebagai ....
a. kaca untuk berhias c. kaca pembesar
b. kaca spion d. kaca jendela
29. Ketika siang hari Andi berjalan-jalan, Andi melihat bayangan gelap yang
menyerupai dirinya di tanah. Peristiwa ini membuktikan bahwa ....
a. cahaya dapat diuraikan
b. cahaya dapat dibiaskan
c. cahaya menembus benda bening
d. cahaya merambat lurus
30. Bayangan akan terlihat teratur apabila dipantulkan pada benda dengan
permukaan ....
a. berkelok-kelok
b. meliuk-liuk
c. datar
d. keras
31. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan
kegiatan ....
a. membuat cakram warna
b. memasukkan pensil ke dalam gelas
Page 184
197
197
c. berhias di depan cermin
d. melihat ikan di aquarium
32. Bayangan yang terlihat pada air yang bergelombang merupakan contoh
dari pemantulan ....
a. teratur c. difus
b. sejajar d. terbalik
33. Benda bening adalah ....
a. benda yang dapat diuraikan
b. benda yang dapat dibiaskan
c. benda yang dapat dipantulkan
d. benda yang dapat ditembus cahaya
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas cahaya dapat terlihat karena ....
a. berkelak-kelok di atas karton
b. menyebar ke segala arah
c. merambat lurus melalui lubang karton
d. menembus karton
35. Pensil terlihat patah karena adanya ....
a. pembelokkan arah rambat cahaya
b. pemantulan arah rambat cahaya
c. penguraian arah rambat cahaya
d. pembalikkan arah rambat cahaya
36. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari ..
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
Page 185
198
198
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
37. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin ....
a. cekung c. cembung
b. datar d. prisma kaca
38. Contoh pemanfaatan cermin cekung yaitu pada ....
a. kaca spion c. kacamata minus
b. kaca jendela d. kaca pembesar
39. Perhatikan data di bawah ini!
1) Nyata
2) Semu
3) Tegak
4) Terbalik
Sifat dari bayangan pada cermin datar ditunjukkan pada nomor ....
a. 1, 3 c. 1, 4
b. 2, 3 d. 2, 4
40. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung
yaitu ....
a. maya, tegak c. maya, diperbesar
b. nyata, terbalik d. nyata, diperkecil
Page 186
199
199
Lampiran 15
SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 60 menit
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Benda yang memancarkan cahaya disebut ....
a. sumber cahaya c. bohlam
b. benda bening d. lampu
2. Kardus merupakan benda yang tidak
dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda ....
a. bening c. kusam
b. terang d. gelap
3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena ....
a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. benda memancarkan cahaya
Page 187
200
200
4. Perhatikan data di bawah ini!
5) Nyata
6) Maya
7) Tegak
8) Terbalik
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 2, 4
5. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses ....
a. pembiasan cahaya c. pemantulan cahaya
b. dispersi cahaya d. spektrum cahaya
6. Peristiwa yang merupakan bukti
cahaya dapat dipantulkan yaitu ....
a. terbentuknya pelangi pada saat hujan
b. kolam renang terlihat lebih dangkal
c. terbentuknya bayangan pada cermin
d. rambatan cahaya matahari ketika
melewati genting kaca
7. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ...
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
8. Diantara jenis cermin berikut yang
biasa digunakan untuk membuat lensa pada kamera yaitu ....
a. cermin datar c. cermin
cekung
b. cermin cembung d.
prisma kaca
9. Amir melihat cahaya di lantai
kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata cahaya tersebut berasal dari celah
genting di atasnya. Peristiwa ini membuktikan bahwa ....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
Page 188
201
201
c. cahaya dapat dibiaskan
d. cahaya dapat dipantulkan
10. Jika bayangan dipatulkan pada benda
yang memiliki permukaan datar hasil pantulan akan ....
a. teratur c. simpang siur
b. baur d. tidak teratur
11. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan
kegiatan ....
a. membuat cakram warna
b. memasukkan pensil ke dalam gelas
c. berhias di depan cermin
d. melihat ikan di aquarium
12. Pemantulan baur dapat terjadi pada
....
a. air yang bergelombang
c. air yang membeku
b. air yang tenang d. lantai
keramik
13. Benda bening adalah ....
a. benda yang dapat diuraikan
b. benda yang dapat dibiaskan
c. benda yang dapat dipantulkan
d. benda yang dapat ditembus cahaya
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat
cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan c. dapat
dipantulkan
b. dapat diuraikan d. merambat
lurus
Page 189
202
202
15. Perhatikan gambar
samping!
Gambar di samping menunjukkan kegiatan percobaan
untuk membuktikan sifat cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat dipantulkan
c. menembus benda bening
d. merambat lurus
16. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari ..
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
17. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin ....
a. cekung c. cembung
b. datar d. prisma kaca
18. Kacamata minus merupakan contoh
pemanfaatan cermin ....
a. cembung c. datar
b. cekung d. prisma kaca
19. Perhatikan data di bawah ini!
5) Maya
6) Nyata
7) Sama besar
8) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan
oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 1, 4
20. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung
yaitu ....
a. maya, tegak c. maya, diperbesar
b. nyata, terbalik d. nyata, diperkecil
Page 190
203
203
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
Page 191
204
204
1. A
2. D
3. C
4. C
5. A
6. C
7. C
8. B
9. A
10. A
11. B
12. A
13. D
14. D
15. A
16. A
17. A
18. B
19. A
20. B
21. D
22. D
23. B
24. C
25. B
26. B
27. A
28. B
29. D
30. C
31. A
32. C
33. D
34. C
35. A
36. C
37. B
38. C
39. A
40. A
KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR
Lampiran 17
DAFTAR NILAI TES UJI COBA
1. A
2. D
3. C
4. C
5. B
6. C
7. A
8. B
9. A
10. A
11. A
12. A
13. D
14. D
15. A
16. C
17. B
18. B
19. A
20. A
Page 192
205
205
No Nama Nilai
1 Ahmad Fadhil 72,5
2 Ahmad Salis 72,5
3 Damar Rojab Saputra 60
4 Fisnu Giri Pandito 60
5 Rifky Agil Saputra 70
6 Tiana Rahmawati 55
7 Amalia Nisaul F 72,5
8 Aninda Dewi H 62,5
9 Arrafika Mauly A. 47,5
10 Candra Oktavianto 87,5
11 Firdausa Meiana K 52,5
12 Laela Kholifatun N 52,5
13 Melani Putria Syifa 40
14 Meilita Nur Azzahro 85
15 Mega Andriana A. 35
16 Nanang Feriawan P 85
17 Rere Gavriella A. 17,5
18 Silvia Priti Insania 45
19 Tri Nur Khasanah 25
20 Yoga Prasetyo 65
21 Putri Eka Maharani 70
22 Arifana Fajar Zacky 47,5
23 Melati Kusumaningtyas 75
24 Syafii‟ah Dhiya U 40
25 Dimas Fadhil Aqila 70
Lampiran 18
OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
rtabel =0,396; taraf signifikansi 0,05; n = 25
Page 193
206
206
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
no1 22,80 50,417 ,494 ,859
no2 22,44 54,090 ,000 ,866
no3 22,64 50,657 ,562 ,858
no4 23,16 52,973 ,136 ,866
no5 22,64 54,490 -,094 ,870
no6 22,84 49,223 ,658 ,855
no7 22,92 54,993 -,154 ,873
no8 23,20 50,500 ,549 ,858
no9 23,20 50,917 ,480 ,859
no10 22,72 50,710 ,486 ,859
no11 22,80 51,500 ,334 ,862
no12 22,96 49,123 ,658 ,855
no13 22,48 54,593 -,184 ,868
no14 22,84 49,223 ,658 ,855
no15 22,64 51,157 ,474 ,860
no16 22,88 55,277 -,192 ,874
no17 22,88 53,527 ,041 ,869
no18 22,80 49,000 ,707 ,854
no19 23,16 50,307 ,550 ,858
no20 22,92 51,077 ,378 ,861
no21 22,76 52,607 ,182 ,865
no22 22,68 49,727 ,679 ,855
no23 22,92 54,077 -,033 ,870
no24 22,96 50,457 ,466 ,859
no25 22,96 49,123 ,658 ,855
no26 22,76 52,607 ,182 ,865
no27 22,96 49,123 ,658 ,855
no28 22,72 52,460 ,214 ,865
no29 23,20 50,917 ,480 ,859
no30 22,48 53,510 ,185 ,865
no31 22,80 49,000 ,707 ,854
no32 22,68 51,143 ,442 ,860
no33 22,68 51,143 ,442 ,860
no34 22,84 55,223 -,186 ,873
no35 23,24 53,440 ,081 ,867
no36 22,96 50,457 ,466 ,859
no37 22,84 49,223 ,658 ,855
no38 22,92 53,077 ,101 ,867
no39 23,08 53,827 ,003 ,869
no40 22,80 49,000 ,707 ,854
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
Page 194
207
207
,865 40
Keterangan:
Penghitungan validitas dan reliabilitas soal pada penelitian ini
menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan rtabel= 0,396 dan taraf
signifikasi= 0,05 dan n= 25. Dari output data uji validitas dapat diketahui bahwa
soal yang valid sebanyak 22 soal, dan semua soal reliabel karena nilai cronbach’s
alpha lebih dari 0,6. Berikut rekapitulasi uji validitas dan reliabilitas soal uji coba.
REKAPITULASI UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
SOAL UJI COBA
Page 195
208
208
No. Soal
Corrected
Item-Total
Correlation
Validitas
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Reliabilitas
1 0.494 Valid 0.859 Reliabel
3 0.562 Valid 0.858 Reliabel
6 0.658 Valid 0.855 Reliabel
8 0.549 Valid 0.858 Reliabel
9 0.480 Valid 0.859 Reliabel
10 0.486 Valid 0.859 Reliabel
12 0.658 Valid 0.855 Reliabel
14 0.658 Valid 0.855 Reliabel
15 0.474 Valid 0.860 Reliabel
18 0.707 Valid 0.854 Reliabel
19 0.550 Valid 0.858 Reliabel
22 0.679 Valid 0.855 Reliabel
24 0.466 Valid 0.859 Reliabel
25 0.658 Valid 0.855 Reliabel
27 0.658 Valid 0.855 Reliabel
29 0.480 Valid 0.859 Reliabel
31 0.707 Valid 0.854 Reliabel
32 0.442 Valid 0.860 Reliabel
33 0.442 Valid 0.860 Reliabel
36 0.466 Valid 0.859 Reliabel
37 0.658 Valid 0.855 Reliabel
40 0.707 Valid 0.854 Reliabel
Page 197
210
PEMBAGIAN KELOMPOK ATAS DAN BAWAH
Soal 1-20
No Nama Siswa Nomor Soal
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ahmad Fadhil M 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 Atas
2 Ahmad Salis 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Atas
3 Damar Rojab S 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
4 Fisnu Giri Pandito 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 Bawah
5 Rifky Agil Saputra 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 Atas
6 Tiana Rahmawati 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 Bawah
7 Amalia Nisaul F 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 Atas
8 Aninda Dewi H 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 Atas
9 Arrafika Mauly A 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 Bawah
10 Candra Oktavianto 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Atas
11 Firdausa Meiana K 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 Bawah
12 Laela Kholifatun N 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 Bawah
13 Melani Putri Syifa 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 Bawah
14 Meilia Nur A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Atas
15 Mega Andriana A 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 Bawah
16 Nanang Feriawan P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Atas
17 Rere Gavriella A 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 Bawah
18 Silvia Pitri Insania 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 Bawah
19 Tri Nur Khasanah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 Bawah
20 Yoga Prasetyo 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 Atas
21 Putri Eka Maharani 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 Atas
Lam
pira
n 1
9
Page 198
211
No Nama Siswa Nomor Soal
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 Arifana Fajar Zacky 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bawah
23 Melati K 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 Atas
24 Syafii‟ah Dhiya U 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 Bawah
25 Dimas Fadhil A 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 Atas
Total 16 25 20 7 20 15 13 6 6 18 16 12 24 15 20 14 14 16 7 13
Soal 21-40
No Nama Siswa Nomor Soal Skor
Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 Ahmad Fadhil M 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 29
2 Ahmad Salis 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 29
3 Damar Rojab S 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 24
4 Fisnu Giri Pandito 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 24
5 Rifky Agil Saputra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28
6 Tiana Rahmawati 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 22
7 Amalia Nisaul F 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 29
8 Aninda Dewi H 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 25
9 Arrafika Mauly A 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 19
10 Candra Oktavianto 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 35
11 Firdausa Meiana K 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21
12 Laela Kholifatun N 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 21
13 Melani Putri Syifa 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16
14 Meilia Nur A 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 34
Page 199
212
No Nama Siswa Nomor Soal Skor
Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
15 Mega Andriana A 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 14
16 Nanang Feriawan P 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 34
17 Rere Gavriella A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
18 Silvia Pitri Insania 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 18
19 Tri Nur Khasanah 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10
20 Yoga Prasetyo 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 26
21 Putri Eka Maharani 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
22 Arifana Fajar Zacky 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 19
23 Melati K 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 30
24 Syafii‟ah Dhiya U 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 16
25 Dimas Fadhil A 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 28
Total 17 19 13 12 12 17 12 18 6 24 16 19 19 15 5 12 15 13 9 16 586
Page 200
213
213
Lampiran 20
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
No
Soal B Js P Kriteria
1 16 25 0,64 Sedang
3 20 25 0.8 Mudah
6 15 25 0.6 Sedang
8 6 25 0.24 Sukar
9 6 25 0,24 Sukar
10 18 25 0.72 Mudah
12 12 25 0.48 Sedang
14 15 25 0.6 Sedang
15 20 25 0.8 Mudah
18 16 25 0.64 Sedang
19 7 25 0.28 Sukar
22 19 25 0.76 Mudah
24 12 25 0.48 Sedang
25 12 25 0.48 Sedang
27 12 25 0.48 Sedang
29 6 25 0.24 Sukar
31 16 25 0.64 Sedang
32 19 25 0.76 Mudah
33 19 25 0.76 Mudah
36 12 25 0,48 Sedang
37 15 25 0,6 Sedang
40 16 25 0,64 Sedang
Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
Page 201
214
214
Lampiran 21
ANALISIS DAYA BEDA BUTIR SOAL
No
Soal BA JA BB JB PA PB D Kriteria
1 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
3 12 12 7 12 1 0,58 0,42 Baik
6 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
8 6 12 0 12 0,5 0 0,5 Baik
9 5 12 1 12 0,42 0,08 0,33 Cukup
10 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
12 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
14 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
15 12 12 7 12 1 0,58 0,42 Baik
18 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
19 6 12 1 12 0,5 0,08 0,42 Baik
22 12 12 6 12 1 0,5 0,5 Baik
24 8 12 4 12 0,67 0,33 0,33 Cukup
25 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
27 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
29 5 12 1 12 0,42 0,08 0,33 Cukup
31 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
32 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
33 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
36 8 12 4 12 0,67 0,33 0,33 Cukup
37 11 12 4 12 0,97 0,33 0,58 Baik
40 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
Page 202
215
215
Lampiran 22
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL (VA)
No NAMA NILAI
1 Antiyani 45
2 Hafidz 65
3 Bela S. 35
4 Jaka Antoni 25
5 Kabul P. 35
6 M. Z. Karim 45
7 Afiyah A. 50
8 Aldiana Dwi P. 55
9 Alwan Nata P. 55
10 Anggi L. 35
11 Anggita N. 55
12 Annas N. 40
13 Arjuna V. R 45
14 Dea Hasna 35
15 Diva Dzari H. 55
16 Andi N. 55
17 K. Pangky T. 45
18 Wisnu A. 40
19 Fadil M. 60
20 Dina S. R 30
21 Mei Ristiana 30
22 Riska Triana 40
Rata-rata 44,32
Page 203
216
216
Lampiran 23
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB)
No NAMA NILAI
1 Nasib Junanto 35
2 Feri Budiyanto 50
3 Jaka Swara 20
4 Puput Romadhon 60
5 Yuliati Chomsyiyah 40
6 Caisar Yudha Permana 25
7 Faisal Fahrudin 55
8 Mico Hendra Pratama 30
9 Oca Willy 30
10 Rahmadhan Dwi P. 70
11 Rina Trianahayu 25
12 Safana Dani Puspita 60
13 Safitri Wahyu Agustin 60
14 Safitna Azzakiyah 35
15 Sofyan Ali Imron 50
16 Tohid Darusman 45
17 Vera Deka R. 65
18 Vista Rahayu 55
19 Wahyu Tani Hidayat 35
20 Tegar Arya Guna 45
21 Rohmatin Maghfiroh 60
Rata-rata 45,24
Page 204
217
217
Lampiran 24
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL (VA)
No NAMA NILAI
1 Antiyani 50
2 Hafidz 85
3 Bela S. 55
4 Jaka Antoni 55
5 Kabul P. 60
6 M. Z. Karim 55
7 Afiyah A. 60
8 Aldiana Dwi P. 80
9 Alwan Nata P. 75
10 Anggi L. 45
11 Anggita N. 60
12 Annas N. 65
13 Arjuna V. R 75
14 Dea Hasna 75
15 Diva Dzari H. 65
16 Andi N. 60
17 K. Pangky T. 45
18 Wisnu A. 40
19 Fadil M. 75
20 Dina S. R 60
21 Mei Ristiana 60
22 Riska Triana 50
Rata-rata 61,36
Page 205
218
218
Lampiran 25
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA
UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB)
No NAMA NILAI
1 Nasib Junanto 75
2 Feri Budiyanto 70
3 Jaka Swara 45
4 Puput Romadhon 75
5 Yuliati Chomsyiyah 65
6 Caisar Yudha Permana 55
7 Faisal Fahrudin 75
8 Mico Hendra Pratama 55
9 Oca Willy 55
10 Rahmadhan Dwi P. 95
11 Rina Trianahayu 95
12 Safana Dani Puspita 65
13 Safitri Wahyu Agustin 70
14 Safitna Azzakiyah 80
15 Sofyan Ali Imron 60
16 Tohid Darusman 75
17 Vera Deka R. 85
18 Vista Rahayu 70
19 Wahyu Tani Hidayat 80
20 Tegar Arya Guna 75
21 Rohmatin Maghfiroh 80
Rata-rata 71,42
Page 206
219
219
Lampiran 26
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS EKSPERIMEN
Nama Praktikan :
Nama Pengamat :
Hari/ Tanggal :
Petunjuk:
Amatilah proses pembelajaran IPA materi Sifat-Sifat Cahaya dengan
menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat
kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi!
No Langkah
kegiatan
Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian
1 2 3 4
1. Apersepsi Guru melakukan
apersepsi dengan
permainan/game
Siswa antusias
dengan apersepsi
yang dilakukan guru
√
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
Siswa
mendengarkan
dengan baik tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
√
2. Eksplorasi Guru membagi
siswa ke dalam
beberapa kelompok
Siswa dengan tertib
berkelompok sesuai
arahan guru
√
Guru membagikan
lembar kerja siswa
Siswa menerima
lembar kerja dan
mempelajarinya
√
3. Elaborasi Guru mengamati
langkah-langkah
yang dilakukan
siswa dalam
eksperimen
a. Percobaan awal:
siswa melakukan
percobaan untuk
membuktikan
adanya sifat-sifat
cahaya.
√
Page 207
220
220
No Langkah
kegiatan
Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian
1 2 3 4
Guru membimbing
dan mengamati
siswa dalam
pelaksanaan
eksperimen
b. Pengamatan:
bersamaan
dengan
percobaan, siswa
juga melakukan
pengamatan
dengan mencatat
hal-hal penting
yang terjadi saat
proses
percobaan.
√
Guru mendampingi
dan mengawasi
proses diskusi.
c. Hipotesis awal:
siswa berdiskusi
untuk
merumuskan
hipotesis
sementara
berdasarkan
hasil
pengamatannya
pada percobaan.
√
4.
Konfirmasi
Guru membahas
hasil diskusi dengan
menyampaikan
kesimpulan dan
meluruskan
kesalahan yang
dilakukan siswa
d. Verifikasi: siswa
melakukan
presentasi untuk
menyampaikan
hasil dskusi di
depan kelas.
√
5. Penutup Guru memberi
tugas kepada siswa
sebagai implikasi
dari pembelajaran
e. Aplikasi konsep
dan evaluasi:
siswa
mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.
√
Guru memancing
siswa untuk
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Siswa dengan
didampingi guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran
√
Page 208
221
221
Keterangan:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
4 : sangat baik
Skor maksimal = 40
Banjarnegara, 15 April 2015
Pengamat
Page 209
222
222
Lampiran 27
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS KONTROL
Nama Praktikan :
Nama Pengamat :
Hari/ Tanggal :
Petunjuk:
Amatilah proses pembelajaran IPA materi Sifat-Sifat Cahaya dengan
menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat
kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi!
No Langkah
kegiatan
Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian
1 2 3 4
1. Apersepsi Guru melakukan
apersepsi dengan
permainan/game
Siswa antusias
dengan apersepsi
yang dilakukan guru
√
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
Siswa
mendengarkan
dengan baik tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
√
2. Eksplorasi Guru membagi
siswa ke dalam
beberapa kelompok
Siswa dengan tertib
berkelompok sesuai
arahan guru
√
Guru membagikan
lembar kerja siswa
Siswa menerima
lembar kerja dan
mempelajarinya
√
Guru melakukan
percobaan untuk
membuktikan
adanya sifat-sifat
cahaya.
Siswa dengan tertib
mengamati
percobaan yang
dilakukan oleh guru
√
Guru membimbing
dan mengamati
siswa dalam untuk
mencatat hal-hal
penting saat
Siswa melakukan
pengamatan dengan
mencatat hal-hal
penting yang terjadi
saat proses
√
Page 210
223
223
No Langkah
kegiatan
Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian
1 2 3 4
percobaan
berlangsung
percobaan.
3. Elaborasi Guru mendampingi
dan mengawasi
proses diskusi.
Siswa berdiskusi
untuk merumuskan
hipotesis sementara
berdasarkan hasil
pengamatannya
pada percobaan.
√
4.
Konfirmasi
Guru membahas
hasil diskusi dengan
menyampaikan
kesimpulan dan
meluruskan
kesalahan yang
dilakukan siswa
Siswa melakukan
presentasi untuk
menyampaikan hasil
diskusi di depan
kelas.
√
5. Penutup Guru memberi
tugas kepada siswa
sebagai implikasi
dari pembelajaran
Siswa mengerjakan
soal yang
berhubungan dengan
materi.
√
Guru memancing
siswa untuk
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Siswa dengan
didampingi guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran
√
Keterangan:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
4 : sangat baik
Skor maksimal = 40
Banjarnegara, 17 April 2015
Pengamat
Page 211
224
224
Lampiran 28
OUTPUT UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS,
DAN KESAMAAN RATA-RATA NILAI TES AWAL
1. Output Uji Normalitas Data Tes Awal
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kontrol 21 95,5% 1 4,5% 22 100,0%
eksperimen 21 95,5% 1 4,5% 22 100,0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kontrol ,176 21 ,087 ,933 21 ,161
eksperimen ,137 21 ,200* ,949 21 ,332
Page 214
227
227
2. Output Uji Homogenitas Data Tes Awal
Page 215
228
228
Group Statistics
kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
tesawal kelas
eksperimen
21 45,24 14,788 3,227
kelas kontrol 22 44,32 10,834 2,310
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
F Sig.
tesawal Equal variances
assumed
3,483 ,069
Equal variances not
assumed
3. Output Kesamaan Rata-raa Tes Awal
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e Lower Upper
Tes
awal
Equal
variances
assumed
3,483 ,069 ,233 41 ,817 ,920 3,940 -7,037 8,877
Equal
variances not
assumed
,232 36,594 ,818 ,920 3,968 -7,124 8,964
Page 216
229
229
Lampiran 29
OUTPUT UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS
NILAI TES AKHIR
1. Output Uji Normalitas Data Tes Akhir
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kontrol 21 48,8% 22 51,2% 43 100,0%
eksperimen 21 48,8% 22 51,2% 43 100,0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kontrol ,182 21 ,069 ,954 21 ,407
eksperimen ,133 21 ,200* ,963 21 ,589
Page 220
233
233
2. Output Uji Homogenitas Data Tes Akhir
Group Statistics
Kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Tesakhir kelas
eksperimen
21 71,43 12,859 2,806
kelas kontrol 22 61,36 12,069 2,573
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
F Sig.
Tesakhir Equal variances
assumed
,042 ,839
Equal variances not
assumed
Lampiran 30
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DI KELAS EKSPERIMEN
Siswa melakukan diskusi kelompok Siswa melakukan apersepsi
Page 221
234
234
Siswa melakukan diskusi kelompok Siswa melakukan eksperimen
Siswa melakukan eksperimen Siswa melakukan diskusi kelompok
Lampiran 31
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DI KELAS KONTROL
Page 222
235
235
Siswa melakukan apersepsi Siswa mengamati demonstrasi
Siswa melakukan diskusi kelompok
Lampiran 32
SURAT IJIN PENELITIAN
Page 223
236
236
Lampiran 33
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
Page 224
237
237
Lampiran 34
Page 225
238
238
SURAT KETERANGAN UJI COBA