Top Banner
KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS FLASH DALAM PEMBELAJARAN CALISTUNG POKOK BAHASAN PEMBUATAN DODOL PISANG DI PKBM BAGUS WANDIRA KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Teknologi Pendidikan oleh Fernando Agung Wahyu Nugroho 1102411081 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
81

KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Jun 26, 2019

Download

Documents

vanphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS FLASH DALAM

PEMBELAJARAN CALISTUNG POKOK BAHASAN PEMBUATAN

DODOL PISANG DI PKBM BAGUS WANDIRA KABUPATEN

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Teknologi Pendidikan

oleh

Fernando Agung Wahyu Nugroho

1102411081

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan

Berbasis Flash dalam Pembelajaran Tematik Calistung Pokok Bahasan

Pembuatan Dodol Pisang di PKBM Bagus Wandira Kabupaten Semarang” telah

disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Januari 2017

Semarang, 25 Januari 2017

Page 3: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 1 Februari

2017

Panitia :

Page 4: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Page 5: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Never say give up, nothing is impossible (Fernando Agung W N)

Setiap orang menjadi guru, Setiap rumah menjadi sekolah (Ki Hajar

Dewantara)

Persembahan :

Kedua orang tuaku, Bapak Budiman dan Ibu Yuliana

yang telah sabar membimbing dengan penuh kasih

sayang sampai saat ini serta adik saya Frand yang juga

memberikan motivasi dan doa sampai selesai

tersusunnya skripsi ini.

PKBM Bagus Wandira Kabupaten Semarang yang

telah memberi izin untuk mengadakan penelitian.

Teman-teman seperjuangan Amor, Bastiar, Willy,

Masrukan, Irfan, Anis dan teman TP’11 lainnya yang

selalu memberi dukungan dan bantuan

Teman-teman dari kampung halaman yang selalu

memberi dukungan.

Almamaterku.

Teman-teman Kost Bu Ndut, Kost Rembol, Noni Kost

dan Kost Suryati yang selalu berbagi cerita.

Penyemangatku, Nadya Eklyma Azzahro

Page 6: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayahNya, kesempatan serta kemudahan, sehingga penulis dapat

bekerja keras serta mampu menyelesaikan skripsi berjudul “Keefektifan Media

Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam Pembelajaran

Tematik Membaca, Menulis, dan Berhitung Pokok Bahasan Pembuatan Dodol

Pisang di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bagus Wandira Desa Candigaron

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan

banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 di

Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di PKBM Bagus Wandira.

3. Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam

penyusunan skripsi.

4. Drs. Wardi M.Pd., Dosen Wali serta Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, selalu sabar membantu dan mengarahkan serta

memberikan masukan terhadap kesempurnaan skripsi ini.

Page 7: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

5. Bapak Riyanto Sutrisno. Ketua Pengelola PKBM Bagus Wandira Kabupaten

Semarang atas izin dan bantuan dalam penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang

telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Maktuf S.Pd., Tutor Keaksaraan Fungsional PKBM Bagus Wandira

Kabupaten Semarang atas bantuan selama penelitian serta warga belajar Desa

Bumen dan Desa Kebonagung Sumowono Kabupaten Semarang atas

partisipasinya dalam penelitian.

8. Keluarga besar TP’11 tanpa terkecuali atas dukungan dan kebersamaannya.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik secara

langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan baik

moril maupun materil demi terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

ABSTRAK

Agung Wahyu N, Fernando 2017. Keefektifan Media Pembelajaran

Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam Pembelajaran Tematik

Calistung Pokok Bbahasan Pembuatan Dodol Pisang di PKBM Bagus

Wandira Kabupaten Semarang.

Dosen Pembimbing: Drs. Wardi M.Pd.

Kata Kunci: Pembuatan Dodol Pisang, Multimedia Pembelajaran Flash,

Keaksaraan Fungsional.

Berdasarkan pengamatan peneliti, ketika tutor mengajar di dalam kelas

mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi keaksaraan fungsional pokok

bahasan pembuatan dodol pisang, hal ini ditengarai karena belum adanya media

pembelajarannya yang inovatif. Warga belajar tampak berbicara sendiri, bermain

sendiri dan kurang memperhatikan. Itu terjadi karena tutor sering menggunakan

media konvensional, sehingga warga belajar merasa bosan. Mengantisipasi

kendala tersebut, dibutuhkan suatu media pembelajaran baru yang menarik serta

dapat merangsang imajinasi dan berpikir, salah satunya adalah multimedia

pembelajaran berbasis flash tentang “Pembuatan Dodol Pisang” pada materi tema

makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif multimedia

pembelajaran berbasis flash “Pembuatan Dodol Pisang” terhadap kognitif warga

belajar. Metode yang dipakai adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian pola pre test-post test group design. Observasi yang dilakukan sebelum

implementasi yaitu pretest yaitu dengan cara memberikan soal test kepada warga

belajar yang berjumlah 15 soal. Sedangkan observasi setelah implementasi yaitu

post test dengan cara memberikan soal yang sama dari soal pre test hanya saja

diacak nomor soalnya. Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra-penelitian

yang observasi awal dan penelitian perencanaan, tahap penelitian adalah

melakukan penelitian untuk mengambil data, dan setelah-penelitian

menyimpulkan hasil penelitian dan data analisis. Analisis data dilakukan dengan

uji satu sampel untuk menghitung perkembangan kognitif warga belajar. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran berbasis flash yang

digunakan untuk menyampaikan materi makanan dengan pokok bahasan

pembuatan dodol pisang dikategorikan sebagai efektif. Hal ini dilihat dari hasil

perhitungan menggunakan derajat kepercayaan 0,05 dan db = 41 sehingga

diperoleh ttabel = 2,680. Dikarenakan thitung = 2,757, Karena thitung ≥ ttabel maka

hipotesis (Ha) diterima. Media pembelajaran tema makanan pokok bahasan

pembuatan dodol pisang efektif pada pembelajaran Keaksaraan Fungsional

PKBM Bagus Wandira Kabupaten Semarang dan karena hal tersebut media

dikatakan efektif. Tutor harus memanfaatkan fasilitas dan menggunakan

multimedia pembelajaran berbasis flash sehingga suasana belajar lebih

menyenangkan tanpa mengurangi esensi dari materi yang disampaikan.

Page 9: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 8

1.5 Penegasan Istilah .............................................................. 10

1.5.1 Keefektifan ............................................................... 10

1.5.2 Media Pembelajaran ................................................. 10

1.5.3 Multimedia Pembelajaran ......................................... 11

1.5.4 Flash ......................................................................... 11

Page 10: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Halaman

1.5.5 Keaksaraan Fungsional ............................................. 11

1.5.6 Pembelajaran Membaca, Menulis, dan Berhitung .... 11

1.5.7 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bagus Wandira 11

1.6 Batasan Pengembangan ....................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 13

2.1 Definisi Teknologi Pendidikan ........................................... 13

2.2 Kawasan Teknologi Pendidikan ......................................... 14

2.3 Belajar dan Hasil Belajar .................................................... 17

2.3.1 Belajar..................................................................... 17

2.3.2 Hasil Belajar ........................................................... 19

2.4 Konsep Media Pembelajaran............................................... 20

2.4.1 Definisi Media Pembelajaran ................................. 20

2.4.2 Kedudukan Media dalam Pembelajaran ................. 21

2.4.3 Manfaat Media Pembelajaran .................................. 22

2.4.4 Klasifikasi Media..................................................... 24

2.4.5 Langkah Pengembangan Media Pembelajaran ........ 30

2.5 Hubungan Media Pembelajaran dalam TP .......................... 30

2.6 Keefektifan Multimedia Pembelajaran dalam Pembelajaran . 32

2.6.1 Pengertian Multimedia Pembelajaran........................ 32

2.6.2 Program Animasi Flash ............................................. 33

2.7 Pengertian PKBM dan Pendidikan Keaksaraan Fungsional . 35

2.7.1 Pengertian PKBM .........................................................35

Page 11: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Halaman

2.7.2 Latar Belakang Pendidikan Keaksaraan Fungsional .. 35

2.7.3 Konsep Pendidikan Keaksaraan Fungsional ........... 40

2.7.4 Komponen Penyelenggaraan Program Keaksaraan

Fungsional ................................................................... 40

2.7.5 Pengembangan Bahan Belajar Tematik Keaksaraan

Fungsional ................................................................... 43

2.7.6 Metode Pembelajaran Keaksaraan Fungsional ........ 46

2.7.7 Bahan dan Media Belajar ........................................ 49

2.7.8 Evaluasi Pembelajaran Calistung ............................ 50

2.8 Perangkat Lunak Pendukung .............................................. 52

2.8.1 Adobe Flash CS 6 ..................................................... 52

2.9 Kerangka Berpikir ................................................................ 55

2.10 Hipotesis ............................................................................. 56

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 57

3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 57

3.2 Prosedur Penelitian............................................................. 59

3.2.1 Potensi dan Masalah ................................................ 59

3.2.2 Pengumpulan Data ................................................... 60

3.2.3 Desain Produk ......................................................... 61

3.2.4 Validasi Desain ........................................................ 61

3.2.5 Revisi Desain ........................................................... 62

3.2.6 Uji Coba Produk ...................................................... 62

3.2.7 Revisi Produk .......................................................... 63

Page 12: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Halaman

3.2.8 Uji Coba Pemakaian ................................................. 63

3.2.9 Revisi Produk .......................................................... 64

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................... 64

3.3.1 Populasi ................................................................... 64

3.3.2 Sampel ..................................................................... 65

3.3.3 Teknik Sampel ......................................................... 65

3.3.4 Instrumen Penelitian ................................................ 65

3.4. Variabel Penelitian ............................................................. 65

3.4.1 Variabel Terikat ....................................................... 66

3.4.2 Variabel Bebas......................................................... 66

3.4.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................ 66

3.5 Metode Analisis Data .......................................................... 67

3.5.1 Observasi ................................................................. 67

3.5.2 Wawancara .............................................................. 67

3.5.3 Kuesioner (Angket) .................................................. 68

3.5.4 Dokumentasi ............................................................ 68

3.5.5 Tes ........................................................................... 68

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................... 69

3.6.1 Analisis Uji Coba Perangkat Tes .............................. 69

3.6.2 Analisis Data ............................................................ 75

3.6.3 Uji t-test .................................................................... 77

3.7 Hasil Pengujian Instrumen ................................................. 79

3.7.1 Uji Validitas.............................................................. 79

Page 13: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Halaman

3.7.2 Uji Reliabilitas .......................................................... 80

3.7.3 Uji Daya Pembeda .................................................... 80

3.7.4 Uji Tingkat Kesukaran ............................................. 81

3.7.5 Uji Normalitas Data ................................................... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 84

4.1 Hasil Pengembangan Produk .............................................. 84

4.1.1 Deskripsi Pengembangan

perangkat GBIM dalam Media ........................................... 80

4.1.2 Deskripsi Pengembangan Media ............................. 87

4.1.3 Deskripsi Keefektifan Penggunaan

Media Pembelajaran ........................................................... 96

4.2 Pembahasan ..................................................................... 104

4.2.1 Hasil Pengembangan GBIM .................................... 105

4.2.2 Hasil Penerapan Media ............................................ 106

4.2.3 Uji Keefektifan Multimedia Pembelajaran Berbasis

Flash Berdasarkan Ketuntasan Warga belajar ................... 110

4.2.4 Hasil Uji Keefektifan Multimedia Pembelajaran

Berbasis Flash Berdasarkan Pengamatan ........................... 111

4.3 Kendala dan Solusi ............................................................. 111

BAB V PENUTUP .................................................................................... 114

5.1 Simpulan ............................................................................... 114

5.2 Saran ..................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 116

Page 14: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

LAMPIRAN ............................................................................................. 120

Page 15: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Range persentase dan kriteria program kualitatif ................................ 67

3.2 Uji Validitas Butir Soal ....................................................................... 77

3.3 Uji Daya Pembeda Butir Soal ............................................................. 77

3.4 Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ......................................................... 78

3.5 Hasil Uji Normalitas Data Pre test........................................................ 80

4.1 Hasil Revisi dari Ahli Materi ................................................................ 89

4.2 Revisi dari Ahli Media .......................................................................... 90

4.3 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................... 92

4.4 Hasil Validasi Ahli Media ..................................................................... 93

4.5 Hasil Kelayakan oleh Warga belajar Kelas Eksperimen....................... 94

4.6 Hasil Nilai Pre test dan Post test Kelas kontrol .................................... 95

4.7 Hasil Nilai Pre test dan Post test Kelas Eksperimen ............................ 96

Page 16: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan ......................................................... 14

2.2 Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ................................. 22

2.3 Kerucut Pengalaman E. Dale ............................................................. 29

2.4 Hubungan Media Pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan .......... 32

2.5 Kerangka Berpikir .............................................................................. 53

3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development .. 55

3.2 Tahap Pengembangan Kombinasi Model BORG & GALL

dan Model ADDIE ............................................................................... 55

Page 17: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tampilan Interface Adobe Flash Profesional CS6 ............................ 51

3.1 Grafik Data Daya Pembeda ................................................................ 55

3.2 Grafik Data Tingkat Kesukaran ......................................................... 78

4.1 Tampilan Pembukaan Multimedia Pembelajaran .............................. 86

4.2 Tampilan Menu Multimedia Pembelajaran ........................................ 87

4.3 Tampilan Apersepsi Multimedia Pembelajaran ................................. 87

4.4 Tampilan Isi Multimedia Pembelajaran ............................................. 88

4.5 Hasil Validasi Ahli Media .................................................................. 93

4.6 Hasil Nilai Pre test dan Post test........................................................ 97

Page 18: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Deskripsi Setting Penelitian ................................................................. 120

2 Kisi-kisi Angket Ahli Materi ............................................................... 125

3 Angket Media Pembelajaran untuk Ahli Materi .................................. 126

4 Kisi-kisi Angket Ahli Media ................................................................ 128

5 Angket Media Pembelajaran untuk Ahli Media................................... 128

6 Kisi-kisi Angket Ahli Warga Belajar ................................................... 133

7 Angket Media Pembelajaran untuk Warga Belajar .............................. 135

8 Uji Kelayakan Produk Oleh Ahli Materi ............................................. 137

9 Uji Kelayakan Produk Menurut Warga Belajar ................................... 138

10 Validasi Ahli Media ........................................................................... 142

11 Daftar Nama Warga Belajar ............................................................... 144

12 Soal Uji Coba ..................................................................................... 145

13 Soal Pre Test ...................................................................................... 152

14 Soal Post Test ..................................................................................... 157

15 Perhitungan Validitas Butir Soal ........................................................ 163

16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ................................................. 165

17 Perhitungan Daya Pembeda Soal ....................................................... 166

18 Perhitungan Realibilitas Instrumen .................................................... 167

19 Hasil Pre test dan Post test Kelas Kontrol ......................................... 168

Page 19: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Lampiran Halaman

20 Hasil Pre test dan Post test Kelas Eksperimen .................................. 169

21 Uji Normalitas Kelas Kontrol Data Pre test ...................................... 170

22 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Data Pre test ................................ 171

23 Uji Homogenitas Data Pre test .......................................................... 172

24 Uji t Satu Pihak ................................................................................. 173

25 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keaksaraan ............................... 174

26 Silabus ................................................................................................ 175

27 Peta Konsep ........................................................................................ 176

28 Peta Kompetensi................................................................................. 179

29 Garis-garis Besar Isi Media (GBIM)................................................... 181

29 Flowchart ............................................................................................ 184

30 Naskah Media Pembelajaran ............................................................... 185

31 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 220

32 Surat Telah Melakukan Penelitian ...................................................... 221

33 Dokumentasi ....................................................................................... 222

Page 20: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya

pengembangan dan pemanfaatan teknologi diberbagai bidang kehidupan.

Disamping itu, perkembangan zaman juga membawa dampak yang sangat

berpengaruh terhadap bidang pendidikan sehingga dapat menunjang keberhasilan

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan yang semakin

maju juga harus diiringi dengan pemerataan pendidikan. Namun, pendidikan saat

ini masih dihadapkan pada kenyataan dimana belum meratanya pendidikan dan

masih banyaknya masyarakat yang belum memperoleh pendidikan. Sampai

dengan tahun 2016, data dari Pemerintah Provisi Jateng, masih ada 776.184 orang

di Jawa Tengah menyandang buta aksara dengan rincian 32,88 % adalah laki-laki

dan 67,12 % wanita. Semula penyandang buta aksara masih 813.858 orang dan

tergarap 37.674 orang pada tahun 2016 ini. Sampai saat ini Provinsi Jawa Tengah

masih menempati urutan kedua terbesar penyandang buta aksara tingkat nasional

setelah Provinsi Jawa Timur (http://pdk.jatengprov.go.id).

Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan

yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan

harkat dan martabat manusia Indonesia. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003

pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Page 21: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

2

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu peningkatan pendidikan yaitu harus dipenuhi melalui

peningkatan kualitas dan kesinambungan komponen pendidikan dan tenaga

pendidik. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan IPTEK tanpa

mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun, etika, dan budaya serta

didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena

pendidikan yang dilaksanakan dari sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup

menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah.

Dalam perkembangan IPTEK yang sangat pesat dan perubahan masyarakat

yang dinamis, maka diperlukan suatu penemuan dengan cara baru dalam

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah yang sementara ini

banyak menggunakan metode lama yaitu metode ceramah, kegiatan menulis dan

masih jarang-jarang penyampaian materi dengan memanfaatkan media belajar

secara efektif.

Media pembelajaran atau media pendidikan merupakan saluran pesan

sedangkan penerima pesannya adalah peserta didik bahkan pengajar itu sendiri.

Sebuah pesan dituangkan oleh pengajar atau sumber lain ke dalam simbol-simbol

komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol

nonverbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol

komunikasi itu disebut encoding. Dalam proses penyampaian pesan tersebut,

pengajar sebagai fasilitator dapat menggunakan media pembelajaran.

Page 22: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

3

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011:24). Maka dari itu, pemilihan media

dalam proses belajar mengajar memiliki banyak jenisnya tinggal menyesuaikan

antara tujuan pembelajaran dengan karakteristik media tersebut.

Beragam jenis media yang ada tersebut mengalami perkembangan yang

pesat terutama dari segi penyajian yang semakin hari semakin inovatif. Dewasa ini

pengembangan media pembelajaran disesuaikan dengan kondisi pengajar dan

peserta belajar, terutama respon dan kebutuhan peserta belajar. Peran media tidak

hanya sebagai alat bantu menyampaikan pesan pengajar kepada siswa saja akan

tetapi media pembelajaran diharapkan mampu menarik minat peserta belajar

untuk mau memahami lebih jauh tentang isi materi yang disampaikan oleh guru

atau pengajar.

Berdasarkan persebaran akses pendidikan di Indonesia yang tidak merata

untuk mencapai tujuan pendidikan secara luas tersebut, maka jalur Pendidikan

Non Formal (PNF) menjadi sarana yang tepat. Hal ini disebabkan Pendidikan Non

Formal (PNF) melakukan pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dan

berkelanjutan sehingga potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan

secara maksimal. Pendidikan Non Formal (PNF) sebenarnya bukanlah barang

baru dalam khasanah budaya dan peradaban manusia.

Pendidikan Non Formal (PNF) telah hidup dan menyatu di dalam kehidupan

setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem

persekolahan. Pendidikan Non Formal (PNF) mempunyai bentuk dan

Page 23: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

4

pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan

persekolahan. Pendidikan Non Formal (PNF) timbul dari konsep pendidikan

seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan

persekolahan/pendidikan formal saja. Pendidikan Non Formal (PNF)

pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan

dalam suatu bidang tertentu.

Dengan kebutuhan yang semakin kompleks, kebutuhan pendidikan pun

semakin berkembang. Namun, pendidikan merupakan hak setiap warga negara,

tidak setiap orang dapat kesempatan untuk belajar. Adapun sistem pendidikan di

Indonesia diselenggarakan pemerintah maupun swasta, dan jenis pendidikan

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal.

Pemerintah menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan.

Walaupun telah diusahakan agar semua masyarakat memperoleh pendidikan

formal atau pendidikan sekolah, namun keterbatasan dan ketidakmampuan

masyarakat masih menjadi penghalang keberhasilan tersebut.

Pemerintah melalui Pendidikan Formal atau Pendidikan Non Formal (PNF)

bertugas dan bertanggungjawab untuk mengantar bangsa agar siap menghadapi

perkembangan jaman dan mampu meningkatkan kualitas bangsa di masa depan.

Terutama bagi mereka yang belum pernah mengikuti pendidikan sekolah atau

yang tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah.

Pendidikan Non Formal (PNF) mempunyai bidang garapan yang sangat luas

yang kesemuanya mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ruang

lingkup Pendidikan Non Formal (PNF) antara lain; Pendidikan Anak Usia Dini

Page 24: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

5

(PAUD), Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan Keaksaraan, dan Kecakapan Hidup

(Life Skill). Dari berbagai ruang lingkup yang ditangani oleh Pendidikan Non

Formal (PNF), terdapat program-program yang dijalankan salah satunya adalah

keaksaraan fungsional yaitu pemberantasan buta aksara. Keaksaraan fungsional

sebagai salah satu program Pendidikan Non Formal (PNF), sekarang ini bukanlah

hal yang asing lagi bagi masyarakat apalagi bagi para penggerak pendidikan.

Di masyarakat pendidikan keaksaraan fungsional lebih dikenal dengan

program pendidikan buta aksara yang bukan hanya sekedar ketidakmampuan

individu atau warga masyarakat dalam membaca dan menulis, tetapi secara luas

terkait dengan ketidakmampuan masyarakat untuk memecahkan berbagi

permasalahan dalam kehidupannya.

Untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar yang optimal, pengajar

keaksaraan fungsional membutuhkan suatu media pembelajaran. Peran media

sangat penting dalam proses pembelajaran karena membantu warga belajar

mempermudah pemahaman tentang materi yang diajarkan. Pemanfaatan ilmu

teknologi dan informasi sebagai media yang mendukung proses pembelajaran

serta memudahkan pengajar keaksaraan fungsional dalam menyampaikan dan

memberikan pengertian kepada warga belajar terhadap materi yang diajarkan,

selain itu dapat memberikan pengalaman baru bagi warga belajar yang terlalu

jenuh dengan model pembelajaran konvensional yang dilakukan tutor dalam hal

ini metode ceramah. Selain itu, media yang digunakan pengajar juga dapat

meningkatkan motivasi belajar dan menarik perhatian warga belajar. Sebagian

besar lembaga sekolah telah memanfaatkan media untuk mendukung

Page 25: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

6

pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang bermutu tinggi serta terampil dalam memanfaatkan teknologi

yang ada.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan tutor di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat Bagus Wandira sudah mempunyai fasilitas liquid crystal

display (LCD), dan beberapa notebook/netbook baik milik pribadi tutor maupun

fasilitator, pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat Bagus Wandira sudah menggunakan dan memanfaatkan media

pembelajaran. Hanya saja media berbasis TIK yang ada belum berkembang pesat

maupun dalam segi kemenarikannya dalam penganimasian maupun

keinteraktifan. Sehingga perkembangan TIK ini berimplikasi terhadap

pemahaman warga belajar yang berada di PKBM kurang. Berdasarkan bukti

lapangan dari 2 kelompok belajar yang di dalamnya beranggotakan rata-rata 20

warga, tidak lebih dari 10 orang yang kurang memahami materi pembelajaran

yang diberikan tutor.

Dipilihnya software adobe flash sebagai basis dari pembuatan aplikasi

media pembelajaran adalah karena tampilan yang lebih menarik dengan dapat

ditambahkannya animasi sebagai pelengkap dari tujuan media pembelajaran

tersebut yang sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan antusiasme dari

peserta didik buta aksara.

Sejalan dengan pemikiran di atas, maka media pembelajaran berbasis Adobe

Flash dapat diterapkan sebagai solusi untuk meningkatkan efektifitas

pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Dengan dasar pemikiran itu,

Page 26: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

7

peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Keefektifan

Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

Pembelajaran Calistung (Membaca, Menulis, dan Berhitung) Pokok Bahasan

Pembuatan Dodol Pisang di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

Bagus Wandira Kabupaten Semarang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pengembangan GBIM (Garis Besar Isi Media) dalam

pengembangan media pembelajaran pendidikan keaksaraan berbasis flash

dalam pembelajaran tematik calistung pokok bahasan pembuatan dodol

pisang di PKBM Bagus Wandira Kabupaten Semarang?

1.2.2 Bagaimana memproduksi program flash dalam pembelajaran tematik

calistung pokok bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus

Kabupaten Wandira Semarang?

1.2.3 Bagaimanakah keefektifan hasil belajar penggunaan media pembelajaran

pendidikan keaksaraan berbasis flash dalam pembelajaran tematik

calistung pokok bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus

Wandira Kabupaten Semarang?

Page 27: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

8

1.3 Tujuan Penelitian

Tiada kegiatan yang tanpa tujuan, begitu juga dengan penelitian ini. Adapun

tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Pengembangan GBIM dalam pengembangan media pembelajaran

pendidikan keaksaraan berbasis flash dalam pembelajaran calistung pokok

bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus Wandira Kabupaten

Semarang

1.3.2 Langkah–langkah memproduksi program flash dalam pembelajaran

calistung pokok bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus

Wandira Kabupaten Semarang

1.3.3 Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan penggunaan media

pembelajaran pendidikan keaksaraan berbasis flash dalam pembelajaran

tematik calistung pokok bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus

Wandira Kabupaten Semarang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

memberikan kontribusi dalam pembelajaran calistung pada warga belajar

khususnya dengan menggunakan multimedia pembelajaran berbasis flash yang

bermanfaat dalam proses pembelajaran di PKBM dan perkembangan dunia

pendidikan pada umumnya.

Page 28: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

9

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan sarana dalam menerapkan pengetahuan

yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah-masalah yang dihadapi di

dunia pendidikan secara nyata.

b. Bagi Jurusan

Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan

bagi pihak Jurusan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi

mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan.

c. Bagi Warga Belajar

Dengan adanya media pembelajaran berbasis adobe flash pada bidang

calistung dapat bermanfaat untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar,

sekaligus dapat memperoleh pengalaman langsung dalam media tersebut.

d. Bagi Tutor

Dapat membantu tutor dalam mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran berbasis flash.

e. Bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat untuk dapat memanfaatkan media pembelajaran

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta

didik.

Page 29: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

10

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadi kesalahan pengertian dan penafsiran judul

dalam proposal skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang

mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu:

1.5.1 Keefektifan

Keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:284) dalam suatu

usaha atau tindakan berarti “keberhasilan”. Dalam pengertian lainnya keefektifan

mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung dari bidangnya, tentunya arti

keefektifan dalam bidang pendidikan akan berbeda dengan bidang ekonomi.

Keefektifan di karya tulis ini dimaksudkan sebagai hasil implementasi

pengembangan media pembelajaran yang diterapkan pada Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat Bagus Wandira.

1.5.2 Media Pembelajaran

Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual

serta peralatannya. Media hendaknya dapat di manipulasi, dapat dilihat, didengar

dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan

tersebut yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga

proses belajar terjadi.

Media pembelajaran itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

Page 30: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

11

merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan warga belajar dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1.5.3 Multimedia Pembelajaran

Multimedia adalah istilah teknik penyampaian materi pembelajaran/

informasi yang menggabungkan informasi berupa teks, grafik, citra, suara,

gambar maupun video.

1.5.4 Flash

Flash merupakan program animasi dua dimensi berbasis vector dengan

kemampuan professional. Sehingga dapat memudahkan dalam pembuatan

multimedia pembelajaran yang menarik.

1.5.5 Keaksaraan Fungsional

Program Keaksaraan Fungsional merupakan bentuk layanan Pendidikan

Non Formal (PNF) untuk membelajarkan warga masyarakat yang berdampak

dengan peningkatan mutu dan taraf hidup warga belajar.

1.5.6 Pembelajaran Calistung

Pembelajaran yang diterapkan program Keaksaraan Fungsional guna

memberikan kemampuan calistung, mengamati dan menganalisis yang

berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi yang ada di

lingkungan sekitarnya.

1.5.7 PKBM Bagus Wandira

Sebagai tempat penelitian yang bertempat di Desa Candigaron, Kecamatan

Sumowono, Kabupaten Semarang.

Page 31: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

12

1.6 Batasan Pengembangan

Media pembelajaran berbasis flash ini diharapkan dapat mengatasi

keterbatasan tutor dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran,

memberikan kemudahan warga belajar dalam belajar karena materi lebih menarik

sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar warga belajar. Media

pembelajaran berbasis flash yang dikembangkan materi yang bersifat praktek

dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar warga belajar yang interaktif

dan divisualisasikan. Proses pengembangan media pembelajaran berbasis flash

menggunakan metode Research and Development.

Page 32: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Teknologi Pendidikan

Dalam ranah ilmu teknologi pendidikan terdapat banyak definisi yang ada

yaitu: Pertama, definisi AECT 1963. Dalam definisi ini diterangkan bahwa

komunikasi audiovisual adalah cabang dari teori dan praktik pendidikan yang

terutama berkepentingan dengan mendesain dan menggunakan pesan guna

mengendalikan proses belajar. Kedua, definisi Komisi Teknologi Pembelajaran

1970. Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran/pendidikan

berarti media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan

untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis. Ketiga,

definisi Silber tahun 1970.

Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,

evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran

(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha

pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik dengan tujuan untuk

memecahkan masalah belajar. (Seels & Richey, 1994:16-19).

Sedangkan menurut definisi AECT tahun 2004, “Educational technology

is the study and ethical practice of facilitating learning and improving

performance by creating, using, and managing appropriate technological

processes and resources”, yang artinya “Teknologi Pembelajaran adalah studi dan

Page 33: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

14

etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui

penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi”.

Jadi, Teknologi pendidikan atau pembelajaran merupakan teori dan praktik

dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses

dan sumber untuk belajar.

2.2 Kawasan Teknologi Pendidikan

Definisi teknologi pendidikan oleh AECT 2004 (The Association for

Educational Communication and Technology) menyatakan bahwa :

“Educational technology is the study and ethical practice of facilitating

learning and improving performance by creating, using, and managing

appropriate technological processes and resources”.

Definisi ini mengandung beberapa elemen kunci seperti pada bagan seperti

di bawah ini:

Bagan Elemen/kawasan Teknologi Pendidikan 2004

(Molenda and Alan, 2010: 5)

Studi, merupakan pemahaman teoritis, sebagaimana dalam praktek

teknologi pendidikan memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang

Page 34: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

15

berkelanjutan melalui penelitian dan refleksi praktek, yang tercakup dalam istilah

studi. Dalam hal ini, studi diartikan sebagai pengumpulan informasi dan analisis

diluar konsepsi penelitian tradisional, termasuk didalamnya penelitian kuantitatif

dan kualitatif serta berbagai macam bentuk disiplin penelitian seperti

pengungkapan teori, analisis filosofis, penyelidikan historis, proyek

perkembangan, analisis kesalahan, analisis sistem dan evaluasi.

Penelitian telah menjadi generator ide-ide baru serta merupakan sebuah

proses evaluatif untuk membantu memperbaiki praktik. Penelitian dapat

dilaksanakan dengan berdasarkan pada berbagai gagasan metodologi maupun

perbandingan teori.

Penelitian dalam teknologi pendidikan telah berkembang dari usaha

penyelidikan untuk membuktikan bahwa media dan teknologi merupakan

perangkat efektif untuk pengajaran, penyelidikan dilakukan untuk memeriksa

aplikasi yang sesuai digunakan baik dalam proses maupun teknologi untuk

meningkatkan pembelajaran.

Elemen yang kedua yaitu etika praktek, mengacu kepada standar etika

praktis sebagaimana didefinisikan oleh AECT secara aktif mendefinisikan

bahasan standar etis dan menyajikan contoh kasus didalamnya untuk didiskusikan

dan dipahami serta penerapan urusan etis dalam praktik.

Perhatian terbaru dalam masyarakat dalam hal penggunaan media secara

etis berkenaan dengan properti intelektual telah disampaikan oleh komite AECT

dalam bidang teknologi pendidikan. Etika praktik sesuatu yang esensial untuk

Page 35: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

16

kesuksesan profesional dimana tanpa adanya perhatian terhadap etika, sukses

tidak akan mungkin tercapai.

Elemen yang ketiga yaitu fasilitasi. Pergeseran paradigma ke arah

kepemilikan dan tanggung jawab pembelajar yang lebih besar telah merubah

peran teknologi dari pengontrol menjadi pemfasilitasi. Fasilitasi mencangkup pula

desain lingkungan, pengorganisasian sumber, dan penyediaan peralatan. Kegiatan

belajar dapat dilaksanakan secara tatap muka maupun lingkungan virtual seperti

pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran merupakan elemen yang ke empat, dimana pengertian

pembelajaran saat ini sudah berubah dari beberapa puluh tahun yang lalu.

Terdapat kesadaran yang memuncak mengenai perbedaan antara penyimpanan

informasi yang umum dalam tujuan pengujian dan pemerolehan pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang dimunculkan diluar lingkup kelas.

Elemen yang kelima peningkatan. Peningkatan berkenaan dengan

perbaikan produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan

dalam kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata,

Kinerja menjadi elemen yang keenam. Kinerja berkenaan dengan

kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan mengaplikasikan kemampuan

yang baru didapatkannya.

Penjelasan di atas merupakan penjabaran dari masing-masing elemen

kunci definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004.

Definisi teknologi pendidikan yang dikeluarkan tahun 2004 ini mencakup fungsi-

fungsi penting, meliputi: penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan. Fungsi-

Page 36: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

17

fungsi ini sangat penting dalam aktivitas desain dan pengembangan bahan serta

program pembelajaran yang merupakan aktivitas inti dalam bidang teknologi

pendidikan.

2.3 Belajar dan Hasil Belajar

2.3.1 Belajar

Menurut Badawi (1985:59) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru individu secara

keseluruhan sebagai hasil perjalanan individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Perubahan tingkah laku itu terjadi secara sadar, bersifat kontinue,

bersifat positif serta bertujuan dan berarah.

Berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari perubahan itu atau

sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:11),

bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.

Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

organisme atau pribadi.

Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,

mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya

termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah

perubahan.

Menurut Sujana (2000:28) Pengertian belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari

Page 37: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

18

proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

Dengan adanya pengertian-pengertian belajar di atas belajar dapat

diartikan sebagai tindakan atau usaha individu yang merupakan suatu proses

dalam berinteraksi dengan lingkungan agar memperoleh pengetahuan dalam

rangka mendapatkan perubahan tingkah laku baik yang berupa kognitif, afektif

dan psikomotor. Perubahan-perubahan tersebut bersifat kontinu, positif, terarah

dan bertujuan serta terdapat dua aspek yang sama yaitu adanya perubahan tingkah

laku dan pengalaman yang mempengaruhi beberapa faktor, baik yang disadari

maupun yang timbul sendiri akibat praktek, pengalaman, latihan dan bukan secara

kebetulan.

Belajar diharapkan terjadi perubahan-perubahan pada individu yang

belajar. Perubahan itu tidak hanya pada pengetahuan saja akan tetapi dalam

kecepatan, penguasaan diri, sikap, kebiasaan, dan keterampilan yang didapat dari

hasil proses belajar yang diberikan.

Istilah pembelajaran merupakan pengganti istilah mengajar yang cukup

lama dipakai dalam dunia pendidikan. Menurut para pakar pendidikan, praktek

mengajar di sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak berpusat pada guru.

Artinya bila guru mengajar, lebih mempersiapkan dirinya supaya berhasil dalam

menyampaikan materi pelajaran. Guru harus menguasai materi, harus menguasai

metode mengajar, mampu melakukan evaluasi belajar dll, tanpa memperhatikan

bahwa siswa-siswanya dapat belajar atau tidak. Jadi siswa hanya sebagai obyek,

Page 38: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

19

padahal siswa adalah subyek pendidikan. Oleh karena itu istilah mengajar yang

dianggap berkonotasi “teacher centered” diganti dengan istilah pembelajaran.

Dengan ini guru diharapkan selalu ingat bahwa tugasnya adalah membelajarkan

siswa atau dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk mencapai hasil

yang optimal.

Menurut Rohani (1997:24) Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk

membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan

memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Sesuai dengan pengertian pembelajaran yaitu usaha sadar guru untuk

membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan

kebutuhan dan minatnya. Guru berfungsi sebagai fasilitator, yaitu orang yang

menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat

mewujudkan kemampuan belajarnya. (Tim MKDK, 1996:10).

2.3.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012:22). Sedangkan menurut

Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar

mengajar (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3).

Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2012:22).

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

Page 39: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

20

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah

(Sudjana, 2012: 22).

2.4 Konsep Media Pembelajaran

2.4.1 Definisi Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari

medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam

bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam Arsyad (2009:3) mengatakan bahwa

“Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

Page 40: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

21

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap”.

Sadiman (2009:7) menyatakan bahwa “Media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa media adalah semua objek yang digunakan sebagai perantara

untuk menyampaikan pesan atau informasi agar pesan tersebut dapat diterima

dengan baik oleh penerima pesan.

2.4.2 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

Sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem,

karena di dalamnya mengandung komponen-komponen yang saling berkaitan dan

saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Komponen-komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, media dan

evaluasi. Masing-masing komponen saling berkaitan erat yang merupakan satu

kesatuan yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber: Gerlach & Ely (1971) dalam Arsyad (2009:3)

Tujuan Materi

Evaluasi Metode

Media

Page 41: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

22

Bagan 2.2. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa proses perencanaan

pembelajaran selalu di awali dengan perumusan tujuan instruksional khusus

sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum.

Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh

penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik

komponen penggunanya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksanakan

evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik

kegiatan yang telah dilaksanakan dan apabila ternyata hasil belajar siswa rendah,

maka perlu mengidentifikasi bagian-bagian apa yang mengakibatkannya. Khusus

dalam penggunaan media, apakah media yang digunakan sudah dipandang tepat

atau bahkan perlu ditinjau ulang sehingga tujuan pembelajaran benar-benar

tercapai. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa betapa

pentingya keberadaan atau kedudukan media pembelajaran.

2.4.3 Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai manfaat yang banyak sekali, antara lain

dapat memberikan penjelasan yang lebih konkret karena materi dapat disajikan

dengan logis dan jelas, baik media pembelajaran berupa gambar, foto, miniatur,

film, video, CD interaktif, komputer dan lain sebagainya. Selain itu dengan media

pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, dalam hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Arsyad (2009:25) “media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

Page 42: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

23

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar”.

Sudjana & Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran

dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar

pada setiap jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-

lain.

Sementara Encyclopedia of Educational Recsearch dalam Hamalik

(1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,

Page 43: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

24

oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui

gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu

perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara

lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam

belajar.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain

itu, media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan memungkinkan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

2.4.4 Klasifikasi Media

Asyad (2009:29) “Dalam perkembangannya media pembelajaran

mengikuti perkembangan teknologi”. Teknologi yang paling tua yang

dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar

prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audiovisual yang menggabungkan

penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. “Teknologi yang

Page 44: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

25

muncul terakhir adalah teknologi mikro prosesor yang melahirkan pemakaian

komputer dan kegiatan interaktif”. (Seel & Richey, 1994 dalam Arsyad 2002:29).

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat

dikelompokan ke dalam empat kelompok yaitu: media hasil teknologi cetak,

media hasil teknologi audiovisual, media hasil teknologi yang berdasarkan

komputer, media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Pernyataan lain

mengenai klasifikasi media diungkapkan oleh Ardiani (2009) bahwa “Media

diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audiovisual.

1. Media Visual

Media visual dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Media Yang Tidak Diproyeksikan

1) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus

dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke

obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan

pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari

keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,

ekosistem, dan organ tanaman.

2) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang

merupakan representasi atau pengganti dari benda yang

sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala

tertentu sebagai pengganti realita. Misal untuk mempelajari

sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem

ekskresi, dan syaraf pada hewan.

Page 45: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

26

3) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan

melalui simbol–simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah

menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan

mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan

jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media

grafis adalah gambar/foto dan sketsa diagram/skema yang

merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis ataupun

simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara

garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari

sel sampai organisme.

4) Gambar/chart: menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga

lebih mudah dicerna siswa. Selain itu gambar mampu

memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam

gambar sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar,

diagram, berbasis, atau lambang verbal.

5) Grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol

verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.

Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

b) Media Proyeksi

1). Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka

sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat

bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).

Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak

Page 46: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

27

(Overhead transparancy/OHT) dan perangkat keras

(Overheadprojector/OHP).

2). Film bingkai/slide adalah film transparan yang umumnya

berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket

berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain.

Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP,

hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan

kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal

serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor

slide.

2. Media Audio

Media audio dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan

untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat

mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan

baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat

digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

b) Kaset Audio

Kaset-audio adalah kaset pita yang sering digunakan di sekolah.

Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena

biaya pengadaan dan perawatan murah.

3. Media Audiovisual

Page 47: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

28

Media visual dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Media Video

Media video merupakan salah satu jenis media audiovisual, selain

film, yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,

biasa dikemas dalam bentuk VCD.

b) Media Komputer

Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain.

Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,

komputer juga dapat digunakan secara interaktif bukan hanya

searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat

memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta

menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

Edgar Dale yang mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat

dari yang paling konkret hingga hal yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut

dikenal dengan nama kerucut pengalaman (coneof Experience), berikut

gambarnya:

Page 48: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

29

Sumber: E. Dale dikutip dari Arief Sadiman (dkk) (2007:8)

Bagan 2.3. Kerucut Pengalaman

Dan menurut Edgar Dale pula,secara umum media mempunyai kegunaan:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Page 49: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

30

2.4.5 Langkah-Langkah Pengembangan Media Pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas

tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan

penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan

pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-

langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6

(enam) langkah sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

b. Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas.

c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan.

d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

e. Menulis naskah media.

f. Mengadakan tes dan revisi.

2.5 Hubungan Media Pembelajaran dalam Teknologi

Pendidikan

Teknologi Pendidikan dikembangkan adalah untuk memecahkan persoalan

belajar manusia atau dengan kata lain mengupayakan agar manusia (peserta didik)

dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara optimal. Pemecahan

masalah belajar tersebut terjelma dalam bentuk semua sumber belajar atau sering

dikenal dengan komponen pendidikan yang meliputi: pesan, orang/manusia,

bahan, peralatan, teknik, dan latar/lingkungan. Pemecahan masalah tersebut

ditempuh melalui proses analisis masalah, penentuan cara pemecahan,

Page 50: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

31

pelaksanaan, dan evaluasi yang tercermin dalam fungsi pengembangan media

dalam bentuk riset-teori, desain, produksi, evaluasi, seleksi, logistik dan

penyebarluasan/pemanfaatan. Agar semua fungsi ini berjalan dengan baik, maka

perlu adanya koordinasi yang kegiatannya tercermin dalam fungsi pengelolaan

pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan pengelolaan personal.

Pemanfaatan sumber belajar merupakan suatu kegiatan memfasilitasi

kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh setiap pengembang sistem pendidikan.

Adapun sumber belajar itu sendiri meliputi semua sumber belajar yang dapat

digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,

untuk memberikan fasilitas belajar. (AECT, 1986:9)

Komponen-komponen sumber belajar adalah bahan dan peralatan.

Walaupun secara tidak eksplisit media tercantum sebagai komponen sumber

belajar, tetapi kedua komponen tersebut sebenarnya adalah komponen media. Alat

dan bahan yang kita kenal dengan software dan hardware tidak lain dan tidak

bukan adalah media (Sadiman, 1986:6). Dengan demikian dapat disimpulkan,

media merupakan salah satu komponen dalam sumber belajar, dan sekaligus

merupakan salah satu bentuk pemecahan belajar menurut teknologi pendidikan

dengan melalui suatu perencanaan yang sistematis. Hubungan antara media

dengan teknologi pendidikan tidak dapat dilepaskan. Penggunaan media dalam

kegiatan pendidikan pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan.

Jika digambarkan dalam sebuah skema hubungan antara media

pendidikan/pembelajaran dengan teknologi pendidikan akan tampak sebagai

berikut:

Page 51: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

32

Sumber: Sukiman (2012:25)

Bagan 2.4. Hubungan Media Pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan

2.6 Keefektifan Multimedia Pembelajaran dalam Pembelajaran

2.6.1 Pengertian Multimedia Pembelajaran

Multimedia sering diartikan sebagai gabungan dari banyak media atau

setidaknya terdiri lebih dari satu media. Multimedia dapat diartikan sebagai

komputer yang dilengkapi dengan CD-player, sound card, speaker dengan

kemampuan memproses gambar gerak, audio dan grafis dalam resolusi yang

tinggi. Kemudian dari sudut pandang software, akan diartikan sebagai

kemampuan untuk mencipta dunia maya dimana pengguna dapat berinteraksi

dengan komputer.

Selain itu multimedia dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai

media yang terdiri dari teks, gambar, grafis, animasi, suara dan video untuk

menyampaikan pesan kepada publik (Wahono,2008). Sementara itu, komputer

mempunyai kemampuan untuk menyimpan, mengolah, dan menyajikan data

secara cepat. Program multimedia interaktif yang dirancang sebagai media

pembelajaran disebut dengan Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI).

Page 52: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

33

Multimedia Pembelajaran Interaktif dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari

berbagai media yang dikemas secara terpadu dan interaktif untuk menyajikan

pesan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut Murni (2008:1) multimedia

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,

bertujuan dan terkendali. Program ini sering juga disebut sebagai Computer-

Asissted Instruction (CAI) dan sejumlah sebutan lainnya.

2.6.2 Program Animasi Flash

Multimedia interaktif dengan animasi komputer untuk pembelajaran

diantaranya media audiovisual untuk keperluan pembelajaran mulai ditekuni para

pengajar sejak tahun 1920-an, ketika itu teknologi film mulai berkembang pesat

(Microsoft Corporation, 1999). Stimulus visual yang menyertai suara menjadikan

pembelajaran konsep-konsep menjadi terjelaskan secara konkret.

Komputer sebagai alat bantu pembelajaran telah lama dikenal dan

dikembangkan. Istilah-istilah CAI (Computer-aided Intruction), CBL (Computer-

aided Learning), CBT (Computer-based Training) telah menjadi bagian dari

kosakata para ahli teknologi pembelajaran sejak tahun 1980-an.

Perkembangan teknologi komputer yang memungkinkan penayangan

informasi grafik, suara dan gambar dan teks yang memungkinkan dibuat

audiovisual yang bersifat interaktif. Multimedia adalah istilah teknik penyampaian

informasi yang menggabungkan informasi berupa teks, grafik, citra, suara,

gambar maupun video.

Page 53: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

34

Bahan-bahan ajar maupun informasi multimedia juga banyak

didistribusikan melalui compact disk (CD). Banyak multimedia dalam bentuk CD

memerlukan program khusus untuk penayangan informasinya. Program khusus

tersebut disertakan dalam CD untuk dipasang di komputer pemakai. Kemudian

dalam bentuk CD akan ditampilkan tayangan yang sudah diformat dalam bentuk

animasi. Materi yang sudah dibuat dalam format tayangan animasi akan terkesan

lebih hidup, konkret karena sesuai dengan contoh yang ada dan menarik ditambah

dengan efek suara dan gambar.

Animasi flash secara tepat telah menjadi suatu teknologi pilihan untuk

pembuatan animasi-animasi yang dinamis dan interaktif. Selain itu juga

digunakan untuk pembuatan isi dari multimedia, pembuatan animasi untuk

kebutuhan halaman web, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti untuk

kebutuhan proses pembelajaran. Beberapa faktor yang mempunyai kontribusi

besar pada teknologi yang membuat animasi flash menjadi popular adalah (1).

Format yang dapat mengompres film gambar dan suara, termasuk format-format

vector, dan scaleable grafik dengan ukuran file yang sangat kecil; (2). Flash

player mempunyai kemampuan streaming yang dapat menjalankan preloading

image dan suara ke dalam cache browser pengunjung dan mempunyai

kemampuan untuk men-stream animasi dan saat animasi dijalankan tanpa

membuat pengunjung menunggu untuk melihat animasi tersebut sampai download

selesai.

Page 54: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

35

2.7 Pengertian PKBM dan Pendidikan Keaksaraan Fungsional

2.7.1 Pengertian PKBM

Menurut UNESCO defenisi PKBM adalah pusat kegiatan belajar

masyarakat adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggrakan di luar sistem

pendidikan formal diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan

dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka

untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan

mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu

meningkatkan kualitas hidupnya. (Mustafa kamal, 2009: 85)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan satuan pendidikan

nonformal sebagai tempat pembelajaran dan sumber informasi yang dibentuk dan

dikelola oleh masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam

bidang ekonomi, sosial dan budaya.

2.7.2 Latar Belakang Pendidikan Keaksaraan Fungsional

Istilah keaksaraan fungsional telah lama dikenal, yakni sejak pertengahan

tahun 1960-an dan merupakan konsep yang sangat berpengaruh dalam

membangun pendidikan melalui program keaksaraan. Pesona ide tersebut sangat

kuat dan tersebar luas. Banyak pihak yang sangat peduli terhadap ide tersebut,

antara lain pendidik orang dewasa, para ahli pembangunan ekonomi, pekerja

pembangunan desa, lembaga-lembaga penyebar inovasi, para perencana dan

lembaga-lembaga internasional, tampaknya semuanya sangat peduli dengan

keaksaraan fungsional. Ide dibalik itu sepertinya adalah bahwa keaksaraan dapat

Page 55: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

36

mempunyai fungsi atau peran membangkitkan pembangunan sosial ekonomi suatu

masyarakat.

Pengembangan suatu konsep tentu ada rasionalnya sebagai anteseden atau

adanya pemikiran–pemikiran yang mendahuluinya. Pemahaman terhadap suatu

teori dan kajian-kajian sering kali menjadi lebih baik apabila didahului oleh studi

kita tentang anteseden yang merupakan dimensi historis dan latar belakang dari

konsep keaksaraan fungsional. Beberapa anteseden atau latar belakang tersebut,

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Ideologis

Ada anggapan yang barangkali boleh disebut keyakinan bahwa kecakapan

baca tulis merupakan bekal kelak setelah mati menghadap Tuhan guna

memperoleh kehidupan yang lebih baik di akhirat. Ada pemikiran bahwa

membaca dan menulis akan memperoleh kuntungan secara politik karena

akan memperoleh dukungan politik dari orang-orang tersebut karena

pemahaman mereka sebagai konsituen menjadi lebih terbuka dengan

bertambahnya media tulis. Disamping itu dengan membaca, para petani,

buruh, dan orang-orang lapisan bawah memahami kepentingannya

sehingga dapat terhindar dari tindakan eksploitasi kelas penguasa. Dalam

hidup, kita mengenal kebajikan bagi sesama yakni hak asasi manusia,

setiap orang mempunyai hak untuk pandai dan hidup layak.

b. Kultural

Teori dan hasil penelitian antropologi budaya sudah tersedia khususnya

tentang kebudayaan dan kepribadian yang mendukung keaksaraan

Page 56: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

37

fungsional. Kepribadian kita dibentuk oleh kebudayaan kita melalui unsur-

unsurnya seperti bahasa, adat istiadat, tradisi dan teknologi, berbagai

kebiasaan dibentuk oleh budaya kita, berbagai pola tingkah laku juga

dihasilkan oleh budaya kita. Nilai-nilai kehidupan juga berubah mengikuti

perkembangan zaman dan melalui pendidikan. Dalam hal ini, media tulis

memegang peranan penting. Keaksaraan telah dipandang sebagai

pemegang peranan penting. Keaksaraan telah dipandang sebagai pembuka

kunci potensi manusia, kultur, sosial, dan ekonomi.

Di antara dua manusia, beberapa hal memang bisa sama. Orang yang bisa

baca tulis akan lebih dapat mengatasi kebutuhan informasi dan dapat

mengatasi berbagai kesulitan dalam lingkungan, sosial, politik, dan

ekonomi dibandingkan dengan orang yang buta aksara. Memang orang

buta aksara juga bisa menggunakan simbol-simbol, tetapi yang bisa baca

tulis memiliki dua macam simbol dalam dua tingkatan, yaitu lisan dan

tulisan.

c. Ekonomi

Teori ekonomi mendukung keaksaraan fungsional dengan penelitian yang

dilakukan oleh Phillips (1964) dengan dasar rancangan, analisis sistem

ekonomi yang menunjukkan adanya pertumbuhan di bidang produksi di

negara berkembang setengah abad terakhir ini tidak dapat diperhitungkan

melalui masukan kapital fisik, jam kerja dan sumber daya alam. Sebagian

besar harus dianggap berasal dari kemajuan teknis dan kualitas sumber

daya manusia, yang keduanya ini merupakan peranan pendidikan. Adapun

Page 57: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

38

dampak program keaksaran terhadap produktivitas potensi manusia,

tergambar dalam penelitian kuasi eksperimental yang dihasilkan oleh

Stanislav Strumlin (1965) yang menunjukan bahwa seorang pekerja yang

berpendidikan setahun di sekolah dasar memiliki pertumbuhan

produktivitas sebesar 30%, sedangkan pekerja buta aksara yang

dimagangkan di industri selama satu tahun hanya memiliki pertambahan

produktivititas sebesar 12%. Peningkatan yang dihasilkan dari sekolah

selama satu tahun rata–rata mempunyai 2,6 kali lebih besar daripada yang

satu tahun magang di perusahaan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan

bahwa program fungsional memberikan sumbangan besar terhadap

pembangunan ekonomi.

d. Linguistik

Ide pokok dari keaksaraan fungsional adalah mengajarkan keterampilan

ekonomi dan baca tulis secara bersamaan dari awal yang merupakan

bagian pokok keaksaraan fungsional. Memang konsep ini agak kurang

efektif apabila kita tidak memahami dengan baik metodologi membaca

yang diperoleh dari linguistik, seperti metode global dalam membaca yang

diperoleh dari linguistik, seperti metode global dalam membaca.

Pertama kali tentu harus dipahami apa yang menjadi mata pencaharian

warga didik. Dari situ diidentifikasi kata dan kalimat yang sering kita

dengar dalam pembicaraan sekitar mata pencaharian tersebut. Kata dan

kalimat tersebut setelah dikumpulkan, dicari mana kata dan kalimat yang

menjadi motivasi atau mengandung motivasi kuat, serta menjadi

Page 58: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

39

kekhawatiran kecemasan dalam mencari nafkah. Kemudian kita coba-coba

merangkai kata dan kalimat menjadi suatu cerita sederhana. Cerita tersebut

diperiksa apakah ada kata yang sulit untuk diucapkan atau dikenali karena

terlalu kompleks. Pilihan kata yang tepat dan ejaan yang mudah akan

mempermudah warga belajar membacanya.

Disamping itu, cerita tadi disusun dengan memperhatikan adanya

kandungan masalah sehingga belajar membaca berlanjut dengan diskusi.

Dari diskusi kita coba mencari pemecahan bersama tentang kesulitan atau

kebutuhan belajar yang terkait dengan perbaikan mencari nafkah atau

ekonomi mereka. Jika perlu belajar keterampilan, tentu harus diteruskan

dengan pelatihan, jika perlu tindak lanjut mencontoh model pencarian

nafkah di tempat lain, tentu diteruskan dengan karya wisata yang hasilnya

bermanfaat untuk memperbaiki tingkat hidup mereka baik secara

perseorangan maupun kolektif.

e. Motivasi

Sebenarnya ada sesuatu yang tersembunyi di dalam keaksaraan fungsional,

yaitu teori psikologi motivasi. Orang dewasa menginginkan insentif

berupa ganjaran atau pujian dalam tingkah laku belajarnya. Membaca tidak

berdiri sendiri, melainkan harus memberikan kepuasan sebagai suatu

tindakan, dan sekali lagi apa yang mereka baca harus betul-betul menarik

dan bermakna serta bermanfaat bagi kehidupan mereka. Mengenai manfaat

memang semua bermanfaat tetapi ada yang manfaatnya masih lama karena

Page 59: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

40

bersifat laten, ada juga yang bermanfaat dalam waktu dekat dan mendesak

dalam kehidupan mereka.

2.7.3 Konsep Pendidikan Keaksaraan Fungsional

Keaksaraan fungsional terdiri dari dua konsep yaitu “keaksaraan” dan

“fungsional”. Keaksaraan (literacy) secara sederhana diartikan sebagai

“kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhitung”. Sedangkan “fungsional”

(functional) berkaitan erat dengan “fungsi dan/atau tujuan pembelajaran”, serta

adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar-benar “bermakna atau

bermanfaat” (fungsional) bagi “peningkatan mutu dan taraf hidup” warga

belajar dan kehidupan masyarakat.

Program keaksaraan fungsional merupakan bentuk pelayanan Pendidikan

Luar Sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara,

agar memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan menganalisa, yang

berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfatkan potensi yang ada di

lingkungan sekitarnya, sehingga warga belajar dan masyarakat dapat

meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

2.7.4 Komponen Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional

a. Warga Belajar

Sesuai dengan target Dakar dan Rencana Aksi Nasional Pendidikan

Keaksaraan, warga belajar untuk program ini memiliki persyaratan sebagai

berikut:

Kelompok Usia: usia 16-24 (prioritas I), usia 25-44 (prioritas II), dan

45 ke atas (prioritas III).

Page 60: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

41

Warga masyarakat buta huruf (khususnya perempuan), dan miskin;

putus SD/MI kelas I-III;

b. Tutor

Berpendidikan minimal SLTA dan telah mengikuti pelatihan tutor;

Bertempat tinggal di lokasi kegiatan belajar dilaksanakan (berasal dari

daerah setempat);

Mampu mengelola proses pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan belajar WB, dan menguasai subtansi materi yang akan

dibelajarkan;

Mampu mengembangkan metode pembelajaran partisipatif; dan

memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan kewajibannya sebagai

tutor;

c. Kelompok Belajar

Dapat dibentuk di mana saja dengan persyaratan:

Setiap Kejar terdiri 10-20 WB, dan dibimbing oleh seorang tutor yang

sudah dilatih.

Dalam hal kesulitan untuk mendapatkan jumlah WB yang cukup untuk

membentuk satu Kejar dalam tahap yang sama, dimungkinkan untuk

membentuk Kejar multi level yang WB-nya memiliki kemampuan dan

keterampilan keaksaraan yang berbeda-beda.

Waktu dan jadwal pertemuan di kelompok ditentukan bersama-sama

antara tutor dengan WB

Tersedia tempat belajar, seperti rumah penduduk, balai

Page 61: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

42

desa/pemerintah, yayasan/lembaga, dan mudah dijangkau oleh warga

belajar, dan tersedia bahan-bahan belajar yang relevan dengan

kebutuhan dan minat, serta masalah yang dihadapi warga belajar.

d. Program Belajar

Dirancang bersama warga belajar, yang berisi obyek-obyek spesifik dan

dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan nyata (real needs) yang

dirasakan oleh WB, dan dimulai dari satu bagian ke bagian berikutnya sesuai

kontrak belajar. Untuk program belajar keaksaraan fungsional, cukup terbagi

menjadi dua aspek, yaitu: (1) aspek baca-tulis-hitung fungsional yang

bertujuan meningkatkan mutu hidup; dan (2) aspek keterampilan fungsional

yang mengacu pada peningkatan taraf hidup.

e. Proses Pembelajaran

Proses pembelajarannya mengutamakan daur berikut:

diskusi~menulis~membaca~ berhitung~dan aksi. Aksi disini, tidak hanya

bersifat keterampilan vokasional, tetapi juga kemampuan-kemampuan lain

yang diperlukan warga belajar dalam kehidupannya, seperti tentang

kesehatan, mendidik anak, berhubungan dengan bank/koperasi/pos, dan

sebagainya

f. Bahan dan Media Belajar

Menggunakan segala potensi yang ada, tidak mesti berasal dari buku

Paket atau bahan belajar yang hanya berisi informasi fungsional, tetapi bahan

belajar ini dapat saja dibuat dan diciptakan sendiri oleh warga belajar bersama

tutor, dan semaksimal mungkin menggunakan media yang ada atau dapat

Page 62: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

43

disediakan dari lingkungan sekitar, seperti KTP, KK, mata uang, guntingan

koran/majalah dan sebagainya.

g. Fungsionalisasi Hasil Belajar

Apa yang dipelajari di kelompok belajar harus dapat diterapkan atau

difungsionalisasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka harus dapat

menerapkan kemampuan baca-tulis-hitungnya dalam kehidupan, seperti dalam

mengisi (membaca-menulis-berhitung) formulir KTP, menulis dan berkirim

surat melalui kantor pos, berhubungan dengan bank dan sebagainya.

2.7.5 Pengembangan Bahan Belajar Tematik Keaksaraan Fungsional

Tema-tema umum yang diistilahkan dengan tematik, awalnya

dikembangkan oleh Paulo Freire yang berbasis pada pendidikan pemunculan

masalah (problem possing education) melalui proses penyadaran warga belajar

tentang dunia kehidupannya (realita). Sebenarnya bentuk pembelajaran tematik ini

berupa penyajian gambar-gambar yang melukiskan situasi kehidupan nyata dalam

bentuk simbol atau gambar. Seraya mengamati gambar-gambar atau poster

tersebut, warga belajar dirangsang untuk mengenali kenyataan kehidupan mereka

dan selanjutnya ditantang untuk merefleksikan dan memikirkan kenyataan

tersebut (berbasis pada realitas masyarakat).

Dalam proses pembelajarannya, digunakan pula tema-tema penggerak dan

kata-kata kunci yang diangkat dari masalah kehidupan masyarakat dan

mengandung makna langsung bagi kehidupan warga belajar. Kata-kata kunci

tersebut dipilih dari berbagai alternatif kata yang diajukan oleh para warga belajar,

kemudian kata-kata yang telah dipilih digunakan sebagai tema belajar untuk

Page 63: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

44

memancing pikiran kritis warga belajar, sejak awal kegiatan sampai dengan akhir

kegiatan pembelajaran. Alasan digunakannya metode “kata kunci” dan

“pengembangan tema umum” ini adalah berdasarkan pertimbangan pentingnya

menghubungkan baca tulis dengan kehidupan nyata sehari-hari. Inti pembelajaran

tematik adalah untuk mengajak dan menyadarkan warga belajar agar terlibat

dalam masalah yang dihadapi terus menerus (tetapi kurang disadari), yang

sebenarnya mengganggu situasi dan keadaan mereka. Oleh karena itu, langkah

pertama yang mungkin dijalankan adalah mengaitkan masalah-masalah yang

menjadi kendala setiap saat, menjadi potensi pembelajaran yang bermanfaat ke

dalam proses pembelajaran Keaksaraan Fungsional. Dengan demikian, warga

belajar tidak saja hanya belajar tentang kata-kata (Calistung), tetapi juga diajak

“membaca” dan berfikir tentang kehidupan nyata yang sering dialami.

Disamping itu, proses pembelajaran keaksaraan menggunakan metode kata

kunci dan pengembangan tema-tema umum, tidak berfungsi hanya sekedar

pengalihan informasi belaka. Implikasinya, proses pembelajaran calistung tidak

hanya sekedar pemindahan pengetahuan dengan hafalan, melainkan mengajak

warga belajar untuk belajar dari dunia kehidupannya. Contoh seorang petani yang

mengalami gagal panen, dapat ditarik suatu tema-tema menarik untuk dijadikan

sebagai bahan belajar seperti; “Cara penanggulangan hama”, “Cara penggunaan

pestisida” dan sebagainya. Tema-tema ini jauh lebih menarik dan menguntungkan

dikembangkan menjadi tema belajar, daripada mengambil tema di luar

permasalahan yang dihadapi oleh petani pada saat itu. Keunggulan dari bahan

belajar tematik adalah (1). bahan belajar ini didasarkan pada penggunaan topik-

Page 64: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

45

topik yang bermakna bagi kehidupan masyarakat; (2). warga belajar diberi

kesempatan untuk memberi masukan terhadap proses dan materi belajar; (3).

dimungkinkan adanya variasi kegiatan, bukan sekedar belajar membaca dan

menulis; dan (4) warga belajar dapat melihat dan merefleksikan, serta

mendiskusikan berbagai masalah kehidupan yang mereka alami.

Upaya tutor dalam mencari, menemukan, memilih dan menetapkan tema-

tema belajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran itulah yang disebut

Pembelajaran Tematik. Sedangkan penyusunan bahan ajar adalah suatu upaya

merumuskan atau merancang materi dan alat yang akan disajikan dalam proses

pembelajaran berdasarkan tema-tema yang telah ditetapkan. Pemilihan tema

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

dengan melibatkan warga belajar dapat dimulai pada saat tutor berhadapan dengan

warga belajar dalam kelompok belajar. Oleh sebab itu sebelum memulai proses

pembelajaran kesiapan tutor amat diperlukan agar hasil dan dampak belajar dapat

dicapai secara optimal.

Setiap warga belajar memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda dengan

warga belajar lainnya. Perbedaan dapat dilihat pula dari lingkungannya seperti

desa, kota, daerah pantai, pegunungan dan daerah terpencil. Ada warga belajar

yang lebih berminat untuk mempelajari bidang pertanian dibandingkan dengan

perdagangan. Terdapat pula warga belajar yang tertarik pada bidang perdagangan

daripada bidang seni. Oleh karena itu,dituntut kemampuan tutor untuk dapat

memilih tema pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan warga

belajar dan dapat menyusun bahan belajar sesuai dengan tema yang dipilih.

Page 65: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

46

Situasi belajar yang terjadi pada saat tutor melakukan pembelajaran juga dapat

menentukan pemilihan tema. Perumusan tema dan bahan ajar bertujuan agar

proses pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal bagi warga belajar.

Tugas tutor adalah memilih tema dan menyusun bahan ajar yang sesuai dengan

minat dan kebutuhan warga belajar bukan ditekankan pada kemauan tutor.

2.7.6 Metode Pembelajaran Keaksaraan Fungsional

a) Metode Pendekatan Pengalaman Berbahasa ( PPB )

Metode PPB ini merupakan cara pembelajaran keaksaraan (baca-tulis)

berdasarkan pengalaman warga belajar. Warga belajar membaca dan

menulis melalui proses membuat bahan belajar dari ide/gagasan atau

kalimat yang diucapkan oleh warga belajar sendiri bukan dari pihak luar

dengan menggunakan bahasa ucapan tutor.

Langkah–langkah penerapan Pendekatan Pengalaman Berbahasa ( PPB )

1. Tutor meminta warga belajar untuk menentukan topik dan

mengungkapkan satu kalimat tentang topik dengan kata-katanya

sendiri. (akan lebih baik jika kegiatan PPB berdasarkan hasil BDPS

(peta, tabel dan lain-lain))

2. Tutor menulis setiap kata yang diucapkan oleh Warga Belajar,

misalnya

3. Tutor membaca kalimat di atas bersama-sama dengan WB, kemudian

meminta mereka mengucapkan kalimat tersebut berulang-ulang

sampai lancar.

Saya ingin belajar membaca

Page 66: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

47

4. Tutor menulis kalimat tersebut pada kertas, kemudian memotongnya

kata perkata.

5. Tutor membantu WB mengingat kata-kata di atas dengan

menggunakan permainan diantaranya: buka-tutup, memindahkan

posisi, dan sebagainya, misalnya:

6. Tutor membimbing WB menyusun kata-kata tersebut sampai

membentuk kalimat yang benar dan dapat dimengerti.

7. Warga Belajar menyalin kalimat tersebut dalam buku catatannya dan

memasukkan kata-kata baru yang ditemuinya ke dalam kamus

pribadinya.

8. Tutor membimbing WB untuk praktek memotong huruf dari suku kata

maupun memotong kata dari kalimat sampai paham dan benar.

9. Menyalin kata kunci dalam kamus yang dibuat sendiri.

Saya ingin belajar membaca

Saya belajar membaca

Saya membaca

Saya ingin membaca

Page 67: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

48

b) Metode Structure Analytic Synthesis ( SAS )

Menekankan bahwa belajar membaca dan menulis akan bermanfaat serta

menarik minat warga belajar jika menggunakan berbagai informasi yang

dekat dengan diri mereka. Ketertarikan itu akan bertambah lagi jika apa

yang dipelajarinya itu memang diperlukan dan fungsional bagi

kehidupannya.

Langkah–langkah penerapan metode Structure Analytic Synthesis ( SAS ) :

1. Tutor membuat atau menyalin dari buku satu kalimat yang lengkap

(minimal terdiri Subyek, Predikat, dan Obyek ).

2. Tutor membacakan kalimat tersebut, dan warga belajar mengikutinya.

3. Tutor memenggal kalimat tersebut menjadi kata, suku kata, hingga

huruf dan sebaliknya (lihat contoh prosesnya di atas).

4. Tutor membimbing WB menyusun suku kata, menjadi kata-kata baru

atau menyusun kata-kata sampai membentuk kalimat baru.

5. Warga belajar diminta menyalin kalimat, kata, suku kata, huruf, dan

sebaliknya ke dalam buku catatannya serta memasukkan kata-kata

baru ke dalam kamus pribadinya.

c) Metode Key Words

Menggunakan kata-kata kunci yang sangat dikenal warga belajar

berdasarkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Kata-kata kunci tersebut dipilih dari berbagai alternatif kata yang diajukan

oleh para warga belajar, kemudian kata-kata yang telah dipilih digunakan

Page 68: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

49

untuk memancing pikiran kritis warga belajar sejak awal kegiatan sampai

dengan akhir kegiatan pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan metode Key Words :

1. Tutor mengajak WB berfikir dan menemukan masalah yang menjadi

persoalan bersama, namun kurang disadari oleh WB. Melalui

penyajian cerita dan penggunaan berbagai media belajar (poster,

gambar dan sebagainya).

2. Tutor bersama WB mendiskusikan masalah dan berbagai gagasan

yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi tersebut.

3. Tutor bersama WB mencari dan mendiskusikan KATA KUNCI

berkaitan dengan masalah tersebut untuk dijadikan pemicu

pembelajaran di kelompok belajar.

4. WB belajar dan berlatih dengan menggunakan kata-kata baru yang

berkaitan dengan masalah di atas.

5. WB diajak berfikir dan bertindak untuk mencoba menyelesaikan

permasalahan yang dihadapinya.

d) Strategi Belajar Berhitung

Untuk bisa membelajarkan warga belajar berhitung, tutor perlu mengamati

aktivitas berhitung masyarakat. Selain itu tutor perlu mengamati cara

belajar keterampilan berhitung yang digunakan oleh masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain untuk membelajarkan warga

berhitung dengan menggunakan aritmetika sosial yang berkembang di

masyarakat tersebut dan disangkutpautkan dengan tematik.

2.7.7 Bahan dan Media Belajar

Menggunakan segala potensi yang ada, tidak mesti berasal dari buku Paket

atau bahan belajar yang hanya berisi informasi fungsional, tetapi bahan belajar ini

Page 69: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

50

dapat saja dibuat dan diciptakan sendiri oleh warga belajar bersama tutor, dan

semaksimal mungkin menggunakan media yang ada atau dapat disediakan dari

lingkungan sekitar, seperti KTP, KK, mata uang, guntingan koran/majalah dan

sebagainya.

2.7.8 Evaluasi Pembelajaran Calistung

Evaluasi dalam program keaksaraan fungsional merupakan satu kesatuan

(terintegrasi) dengan proses pembelajaran di kelompok belajar dan dilakukan

sebelum, selama dan setelah pembelajaran tutor menggunakan hasil dari penilaian

awal untuk membuat rencana belajar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

warga belajar. Kemudian penilaian selama proses pembelajaran, tutor menilai

kemajuan WB setiap bulan, guna membuat rencana belajar bulan berikutnya.

Dalam periode ini, tutor menilai keterampilan calistung dan kemampuan

Fungsional setiap WB. Penilaian setelah proses pembelajaran, merupakan uji

akhir untuk menilai hasil belajar dalam periode pembelajaran tersebut. Ada dua

aspek penilaian belajar dalam pembelajaran keaksaraan Fungsional yaitu :

a) Penilaian Kemajuan Warga Belajar

1. Aspek Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam

ranah kognitif. Berdasarkan pengertian tersebut, pada penelitian ini

guna mengukur pemahaman warga belajar terhadap bahan ajar yang

disampaikan dengan cara:

Pre test

Page 70: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

51

Post test

2. Aspek Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang

dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki

kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan

dapat diamati pada warga belajar dalam berbagai tingkah laku, sebagai

berikut:

Warga belajar mempunyai perhatian lebih terhadap bahan ajar

yang di terangkan oleh tutor

Warga belajar berperan aktif dalam pembelajaran

Warga belajar dapat mengorganisasikan kelompok belajar

menjadi kelompok kecil dengan cara diskusi

3. Aspek Psikomotorik

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Pada ranah psikomotorik,

warga belajar diharapkan mampu menerapkan ilmu dari tutor yang

berguna untuk mengembangkan ide kreatif warga sehingga dapat

dipergunakan untuk salah satunya lahan perekonomian baru bagi

warga belajar.

Page 71: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

52

b) Penilaian Kemajuan Kelompok Belajar

Karena setiap kelompok belajar melaksanakan proses pembelajaran

berdasarkan minat dan kebutuhan warga belajar, maka untuk mengetahui

kemajuan proses pembelajarannya perlu dilakukan monitoring secara

sungguh-sungguh dan konsisten. Kegiatan monitoring tersebut dapat

dilakukan oleh TLD/Penilik atau melalui Laporan Pelaksanaan Bulanan.

Pada saat pertemuan paguyuban tutor, atau saat kunjungan/supervisi ke

kelompok belajar, tutor dapat melaporkan kegiatan, hasil, hambatan, dan

kebutuhan yang dihadapi kelompok belajar, kemudian TLD/Penilik atau

Pengelola dapat mencarikan solusinya.

2.8 Perangkat Lunak Pendukung

2.8.1 Adobe Flash CS 6

Adobe Professional CS6 telah membuktikan dirinya sebagai program

animasi dua dimensi berbasis vector dengan kemampuan professional. Dalam

perkembangannya, Adobe Flash selalu melakukan banyak penyempurnaan pada

setiap versinya. Adobe Flash Professional CS6 menghadirkan fitur-fitur baru yang

menjadikan flash semakin diakui sebagai program yang handal.

Page 72: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

53

Gambar 2.1. Tampilan Interface Adobe Flash Profesional CS6

Dalam menggunakan program Adobe Flash CS6 terlebih dahulu

menganalisis kebutuhan sistemnya. Analisis kebutuhan sistem dibagi menjadi

beberapa bagian diantaranya:

a. Analisis Kebutuhan Sistem Fungsional, diantaranya:

1. Sistem harus dapat menampilkan tampilan lembar untuk menggambar.

2. Sistem harus dapat digunakan untuk menggambar.

3. Sistem harus dapat menampilkan pilihan warna.

4. Sistem harus dapat menyimpan file dalam bentuk gambar.

5. Sistem harus dapat menampilkan info dan fungsi tombol.

b. Analisis Kebutuhan Sistem Non-Fungsional, diantaranya:

1. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang diperlukan untuk membuat aplikasi ini antara lain:

a. Microsoft Windows XP atau Windows 7 sebagai Sistem Operasi.

Page 73: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

54

b. Adobe Flash Professional CS6 sebagai software untuk membuat

aplikasi.

c. Java ™ Runtime Environment 1.6 (biasanya sudah tersedia di OS/

Included).

2. Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah sebuah

komputer dengan spesifikasi :

1. Intel Pentium 4 atau AMD Athlon 64 processor

2. 2GB RAM (3GB disarankan)

3. 3.5GB free HD space (tidak dapat menginstal pada perangkat

penyimpanan removable flash)

4. Monitor 1024x768 display (1280x800 disarankan)

5. DVD-ROM drive

3. Brainware

Aplikasi ini dapat digunakan oleh siapa saja, terutama pengguna gadget (user

public).

Page 74: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

55

2.9 Kerangka Berpikir

S

umber: Data yang diolah 2016

Bagan 2.5. Kerangka berpikir

Pemahaman hasil belajar pada pembelajaran calistung untuk Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat Bagus Wandira masih kurang dari standar yang

ditentukan dan penyampaian materi tergolong belum maksimal, sehingga perlu

adanya media pembelajaran yang mampu memvisualisasikan konsep materi

pelajaran dengan baik. Melihat identifikasi masalah kebutuhan karakteristik

peserta didik tersebut maka peneliti terlebih dahulu menyusun GBPM (Garis

Besar Pembuatan Media) dalam rangka melakukan desain atau rancangan

pembuatan program media flash, kemudian barulah program media pembelajaran

berbasis flash diproduksi. Setelah program media pembelajaran berbasis flash

diproduksi, media harus diuji terlebih dahulu oleh ahli materi dan ahli media.

Ahli materi yang dimaksud adalah tutor mata pembelajaran calistung

untuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yaitu Bapak Maktuf, S.Pd. Sedangkan

ahli media yang dimaksud adalah Ibu Rafika Bayu K, M.Pd dari Dosen

Penyusunan GBIM Aplikasi Calistung

Identifikasi Masalah

Kebutuhan Karakteristik

Warga Belajar

Produksi Program Flash Calistung

Uji Keefektifan

(Hasil Belajar)

Di uji ahli materi dan media

Page 75: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

56

Multimedia Pembelajaran Universitas Negeri Semarang, hal ini bertujuan

memberikan penilaian, masukan, kritik dan saran agar kualitas media menjadi

lebih baik. Kemudian media pembelajaran diuji keefektifannya kepada kelompok

belajar peserta didik calistung untuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

2.10 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelompok belajar yang

pembelajarannya menggunakan media pembelajaran berbasis flash dengan

yang tidak menggunakan media pembelajaran flash.

2. Kelompok belajar yang pembelajarannya menggunakan media

pembelajaran berbasis flash hasil belajarnya lebik baik daripada kelas yang

tidak menggunakan media pembelajaran berbasis flash.

3. Kelompok belajar yang pembelajarannya menggunakan media

pembelajaran berbasis flash siswanya lebih aktif daripada kelompok

belajar yang tidak menggunakan media pembelajaran berbasis flash.

Page 76: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

113

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Pengembangan multimedia pembelajaran berbasis flash didasari oleh

model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,

Implementation, Evaluation). Tahapan dalam pengembangan multimedia

pembelajaran berbasis flash ini dimulai dari menganalisis terlebih dahulu

potensi dan masalah, pengumpulan data dan materi produk, desain naskah

dan produk multimedia pembelajaran, pengujian, revisi, validasi,

implementasi di PKBM yang diteliti kemudian dievaluasi. Multimedia

pembelajaran berbasis flash berhasil dikembangkan sebagai media

pembelajaran untuk keaksaraan fungsional pembelajaran calistung pokok

bahasan pembuatan dodol pisang di PKBM Bagus Wandira Kabupaten

Semarang.

5.1.2. Multimedia pembelajaran berbasis flash yang telah disusun selanjutnya

diukur keefektifannya berdasarkan pendapat para ahli dan warga belajar

sebagai berikut :

1. Ahli materi Tutor Keaksaraan Fungsional PKBM Bagus Wandira

Ahli materi menyatakan bahwa materi dalam multimedia pembelajaran

berbasis flash pokok bahasan pembuatan dodol pisang termasuk dalam

kategori layak

Page 77: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

114

2. Ahli media oleh dosen kurikulum dan teknologi pendidikan

Untuk pengukuran keefektifan, multimedia pembelajaran berbasis

flash ini dibagi menjadi 3 aspek yakni aspek media, kemudian aspek

tampilan dan hasil produk serta aspek kualitas dan keefektifan. Dari ketiga

aspek tersebut mutimedia pembelajaran sudah memenuhi syarat menjadi

media yang efektif. Hal ini dapat diartikan bahwa multimedia

pembelajaran berbasis flash pokok bahasan pembuatan dodol pisang

termasuk dalam kategori layak.

3. Warga Belajar Keaksaraan Fungsional PKBM Bagus Wandira

Warga belajar tertarik dan dapat memahami materi yang disampaikan

melalui multimedia pembelajaran yang didesain secara atraktif dan tidak

membosankan sesuai dengan usia dari warga belajar. Multimedia

pembelajaran berbasis flash pokok bahasan pembuatan dodol pisang

termasuk dalam kategori layak.

5.1.3 Keefektifan program media pembelajaran berbasis flash ini juga didukung

dengan perbandingan hasil pre test dan post test yaitu ttabel > ttabel. Berdasar

hasil tersebut maka terdapat perbedaan efektifitas pembelajaran sebelum

menggunakan media pembelajaran berbasis flash dengan pembelajaran

setelah menggunakan media pembelajaran berbasis flash.

Page 78: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

115

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan

5.2.1. Para tutor sebaiknya belajar dan lebih memanfaatkan kemampuan dalam

bidang teknologi, karena seiring dengan kemajuan teknologi maka dunia

pendidikan juga akan membutuhkan teknologi sebagai salah satu

komponen penting dalam penunjang proses pembelajaran.

5.2.2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan multimedia

pembelajaran berbasis Flash apakah dapat digunakan untuk pembelajaran

lain di PKBM.

5.2.3. Untuk menghasilkan produk media pembelajaran yang bermanfaat bagi

pembelajaran warga belajar, pengembangan program media pembelajaran

dilakukan oleh pengembang teknologi pendidikan dan tutor melalui

tahapan pada metode Research and Development.

Page 79: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

116

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Koesnandar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Pustekkom.

AECT. 2004. AECT Definition and Terminology Committee Document:

The Meanings of Educational Technology. Washington, D.C :

Association for Educational Communications and Technology.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar.2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Arsyad, Ashar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BP-PLSP Regional I, 2006. Buku Saku Tutor Keaksaraan Fungsional.

Depdiknas. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2005). Acuan Bahan Belajar Pendidikan

Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Luar

Sekolah Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2006). Panduan Umum Pelatihan Program

Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Luar

Sekolah Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

H. Ketamo and M. Suominen. 2010. Learning-by-Teaching in an Educational

Game: The Educational Outcome, User Experience and Social Networks.

Journal of Interactive Learning Research. Volume 21. Hal. 75-94.

Januszewski, Alan and Michael Molenda. 2010. Educational Technology. New

York: Lawrence Erlbaun.

Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Page 80: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

117

Kusnadi et al. (2005), Pendidikan Keaksraan Filosofi, Strategi, Implementasi.

Jakarta : Ditjen PLS.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Langkah-langkah Pengembangan Media http://meretasmasadepan.blogspot.com/

2011/03/langkah-langkah-pengembangan-media.html [diakses pada 26

Maret 2016 pukul 19.31 WIB]

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Model-model pengembangan R & D http://berbahasa-

bersastra.blogspot.com/2011/10/metode-penelitian-research-and.html

M. Syukri. 2008. Jurnal Cakrawaka Kependidikan Volume 6 No. 2. Pontianak:

Program Studi Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2009. Epistemologi Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan bidang pendidikan.

Bandung : Alfabeta.

Pengertian Adobe Flash CS6 http://www.adobe.com.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun

2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta.

Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press.

Sadiman AS, Rahardjo R, Haryono A & Rahardjito. 2010. Media Pendidikan

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Page 81: KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …lib.unnes.ac.id/31042/1/1102411081.pdf · Skripsi berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Flash dalam

118

Seels, B dan RC Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan

Kawasannya. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sudjana dan Ahmad Rifa’i. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya Offest.

Tim MKDK,1996. Belajar dan Pembelajaran.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R &D. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Susilana Rudi dan Cepi Riyana.2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV

Wacana Prima.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No : 20 tahun 2003.