Pemberian Legal Standing Pembuatan Partai Politik The Role of The Host State to The Protecticn of Human Right and The Environment from The Violation Done by Transnational Corpcration SriWartini kepada Perseorangan atau Kelompok Masyarakat dalam Usul Allan FGW & Harrv S. LegalAid Scheme in Indonesia Between The Po!icy and The lmplementation Elisabeth Sunciari Dialektika antaraAliran HukumAlam dan Hukum Positif dan Relevansidengan Hukum lslam Hajar M. Gender dan Korupsi (Pengaruh Kota Yogyakarta) Strategi Hukum dan Penerapan P Daerah di Sulawesi Selatan Keoudukan BUMN Persero sebagai Keuangan Negara pada Permodalan Dinamika Pemilihan Guber Pemberantasan Korupsi di Aroma EM & Dwi Hastuti Batas RS. m Kaitannya dengan Pemisahan Inda Rahadiyan R. Nazriyah Terakreditasi SK Diryen Dikti No 56/DIKTI/Kep/2012
19
Embed
Kedudukan BUMN Persero Sebagai Separate Legal Entity Dalam ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pemberian Legal StandingPembuatan Partai Politik
The Role of The Host State to The Protecticn of Human Right and The Environment from TheViolation Done by Transnational Corpcration
SriWartini
kepada Perseorangan atau Kelompok Masyarakat dalam Usul
Allan FGW & Harrv S.
LegalAid Scheme in Indonesia Between The Po!icy and The lmplementationElisabeth Sunciari
Dialektika antaraAliran HukumAlam dan Hukum Positif dan Relevansidengan Hukum lslamHajar M.
Gender dan Korupsi (PengaruhKota Yogyakarta)
Strategi Hukum dan Penerapan PDaerah di Sulawesi Selatan
Keoudukan BUMN Persero sebagaiKeuangan Negara pada Permodalan
Dinamika Pemilihan Guber
Pemberantasan Korupsi di
Aroma EM & Dwi Hastuti
Batas
RS.
m Kaitannya dengan Pemisahan
Inda Rahadiyan
R. Nazriyah
Terakreditasi SK Diryen Dikti No 56/DIKTI/Kep/2012
PELINDUNG
Dekan Fakultas Hukum Ull
KETUA PENGARAH
Dr, Ni'matul Hucia, S.H., It4.Hum.
KETUA PENYUNTING
Prof. Dr. Ridwan Khairandy, S.H,, M.H.
DEWAN PENYUNTING
Prol'. Jawahir Thontcwi, S.H., Ph.D.
Frof. Dr. Ridwan Khairanciy, S.H., M,H.
Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph D
Drs, Agus Triyanta, M.A., M.H., Ph.D
Dr. Ni'maiulHuda, S.H., M.Hum.
Dr. Sit;Anisah, S.H., M.l-l
PENYTJNTING PELAKSANA
Melisa Fitria Dini S.H.
Zay anti Mandesari, S. H.
TATAUSAHA
M, HasbiAsh Shiddiki, S.Pd.l
The Role of The Host State to The Protection of Human Right
and The Environment from The Violation Done bv Transnational
Corporations
SriWartini 501'522
Pemberian Legal Standingkepada Perseorangan atau Kelompok
Masyarakat dalam Usul Pembubaran Partai Politik
Allan FGW & Harry S. ... 523-544
Legal Aid Scheme in Indonesia: Between The Policy and The
lmplementaton
Elisabeth Sundari 545-562
Dialektika antara Aliran Hukum Alam dan Hukunn Positif dan
Relevansi dengan Hukum lslam
Hajar M. 563-579
Gender dan Korupsi (Pengaruh Keseteraan Gender DPRD dalam
Pemberantasan Korupsi di Kota Yogyakarta)
Aroma EM. & DwiH ...... 580-60'1
Strategi Hukum dan Penerapan Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelesaian Sengketa Batas Daerah diSumatera Selaian
lza Rumeslen RS. ................ 602-623
Kedudukan BiJMN Persero sebagai Separate Lega I Entity dalam
AbstrakPermasalahan yang dikaji cialam penelitian ini: pertama, bagaimanakah konsepsi kemandirian
BUMN Persero sebagai separarc legal entitl'berclasarkan pada teori dan doktrin hukum perseroan
beserta segala konsekuensi hukumnya? kerlua, bagaimanakah kedudukan kekayaan negata cialam
permodalan BUMN Persero? ketiga, bagaimanakah hubungan antara BUMN Persero dengan anak-
anak pei.usahaannya berdasarkan pada teori dan doktrin hukirnt cersei'oan terbatas? Penelitian ini
menggunakan metode penelitian hukum normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama,
BUMI{ Persero sebagai separate legat ertity menyandang hak uniuk memiliki harta kekayaan sendiri
yang terpisah dari harta kekayaan para pengurusnya termasuk dari harta kekayaan pribadi para
be*lgang sahamnya. Kedua, dalam konteks BUMN Persero, penyertaan kekayaan negara ke dalam
permodalin BUMN merupakan hasil dari pemisahan kekayaan negara sebagaimana ditentukan oleh
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Ketiga, BUMN Persero beserta dengan
anak-anak perusahaan BUMN merupakan suatu badan hukum mandiri, pengelolaannya harus
dilakrkan berdasarkan kaidah (good corporate governance) lanpa adanya intervensi atau campur
tangan dari pihak manapun.
I(ata kunci : Perseroan terbatas, badan hukum yang berdiri sendiri, BUIVIN.
tnda Rahadiyan. Kedudukan BUMN"' 625
Pendahuluan
Perseroan merupakan badan hukum rrrandiri yang menyandang hak dan
kewajibannya sencliri termasukhak atas harta kekayaanyang terpisah dari kekayaan
pribadi para pendiri maupun pengurusnya. Perseroan memperolehpengakuan untuk
"haue the capacity in its own nflme to acquire andhold property, to enter into contracts, to sue
and be srrecl, nncl to haae sn existence with duration independent of the persons comprising its
sha.reholders.l Berdasarkan pada konsepsi yang demikian maka jelaslah bahwa setiap
Perseroan Terbatas harus mendapatkan pengakuan secara yuridis atas status
kemandiriannya sebagai badan hukum' Dalam kaitan ini, pertanyaan mengenai
kernandirian Baclan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mengemuka beberapa
waktu belakangan. Pertanyaan dernikian muncul bersamaan dengan uPaya
sinergitas BUI\4N yangtengah gencar diiakukan oleh Pemerintah'
Eksistensi BUMN sel,,agai suatu badan hukum mandi ri (separate legnl etftity) telah
mendapatkarr pengakuan elalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2A03'2
Pengakuan demikian mengakibatkan berlakunya seluruh prinsip kemandirian
Perseroan Terbatas ke dalam kelembagaan BUMN khususnyabagi BUMN Persero'
Namun clemikian, ketidaksinkrortan pengaturan berkaitan dengan kelembagaan
BUNIN dr clalam peraturan perundang - undangan telah rnengakibatkan kekaburan
hukurn dalam tataran normatif . Ketidaksinkronan tersebut aniara iain narnpak dalam
undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN (UU BUMN), Undang-
Unciang Nomor 17 Tah.un 2-003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara)
serta undar.rg-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (uuPT)'
LIU BUMN secara eksplisit telah menegaskan berlakunya segala ketentuan dan
prinsip perseroan sehagaimana diatur dalarn uuPT basi -kelembagaan
BUMN
persero.3 Melalui pengaiuran yang demikian maka jelaslah bahvra segala prinsip
kemancirian PT demi. hukum berlaku bagi BuMIrl Persero.
sebagaimana telah dikemukakaru kekaburan hukum terjadi manakala ketentuan
UU BUMN disandingkan dengan ketentuan UU Keuangan Negara' UU Keuangan
Negara mengkategorikan '(ekayaan perusahaan neSara sebagai bagian dari
keuangan negara' .aKetentuan ini seakan memberikan legitimasi bagi negara untuk
I Baca Philip I Blumberg, 1.983,The l-a:t'' of Corporate Groapt Pmcedarall-zw'Boston'Utde Brown & co'
, Baca Pasal 1 Undang-I]ndangNomor t-9 t^tr,.,., 2003 tentang BUMN mengenai definisi BUMN itu sendiri'
3 Lihat pasal 1 Undang-Undullg No1-11o, 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara'
a Baca Pasal 2 undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang l(euangan Negara'
626 Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM NO.4 VOL. 20 OKTOBER 2013:624 - 640
melakukan campur tangan atas pengelolaan BUMN Persero yang sejatinya
merupakan badan hukum mandiri. Inilah yang kemudian menimbulkan begitu
banyak implikasi baik dalam tataran normatif maupun dalam tataran praktis. Salah
satunya adalah mengenai campur tangan negara dalam pengeiolaan BUMN Persero
yang terus-menerus dilakukan hingga menimbulkan berbagai persoalan bahkan
tak jarang memunculkan indikasi monopoli.
Kondisi demikian sejatinya tidak perlu terjadi apabila seluruh stakeholders dalam
pengelolaan BUMN Persero menginsyafi dan memahami konsep kemandirian badan
hukum perseroan. Jangan sampai intervensi negara clalam pengelolaan BUMN
Persero justru 'menodai' prinsip kemandirian BUM|.i Persero itu sendiri. Dalam
kaitan inilah pengkajian mengenai kemandirian BUMN Persero menjadi penting
untuk dilakukan.
Pengkajianmengenai kemandirian BUMN Persero memang telah beberapa kali
dilakukans, akan tetapi kajian ini akan lebih diarahkan pada konsep dan doktrin-
doktrin kemandirian Perseroan Terbatas sebagai suatu separate legal entity dalam
kaitannya dengan upaya sinergitas BUMN yang saat ini tengah dilakukan oleh
Pemerintah.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini r.eliputr: pertama,
bagaimanakah konsepsi kemandirian Btll\4I.J Persero sebagai separate legal entity
berdasarkan pada teori dan doktrin hukum perseroan beserta segala konsekuensi
hukumnya? Kedua, bagainranakah kcdudukan kekayaan negara dalam permoda.lan
BLIMN Persero? Ketign,bagaimanakah hubungan antara BUMN Persero dengan anak-
anak perusahaanya berdasarkan pada teori dan doktrin hukum perseroan ierbatas?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mengkaji konsepsi kemandirian BUMN
Persefo sebagai suatu separate ligal entity berdasarkan pada doktrin hukurn perseroan
5 Pengkaiian mengenai hal tersebut di zntaranya pernah dilakukan oleh Erman Rajagukguk dan Ridwan
I(hairandv. Lihat Erman Raiagukguk, '?eranan BUMN Dalan MendorongBUMN hleningkatkan Pendapaian Negara dar
ksgjabteraan Ra,@ai", www.ermanhukum.com dan Ridwan Khairar,dy, "Kontpsi di Badan Usaha Milik Negam KhwtsrlaPervsahaan Perseroan: ,fualt KQian Atat Mckna kkalaan Negaralang Dipiubkan dan kaangan Negara",Jurnal Hqkum
Sebagaimana koi.sepsi keniandirian badan hukum perseroan yang ciitentukan
daiam undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (uuPT)
maka jelas bahwa BLIMN Persero merupakan suatu badart hukuin mendiri'
Berlakunya konsepsi kemancliriarr BUMN Persero sebagai suatu badan httkum
manCiri mendapat pengakuan 1'uridis berdasalkan ketentuarr Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN (UU BUMN)' Lebih khusus' UU BUMN juga
memberikan pengaturan terhaclap berlakunya segala ketenttran dan prinsip
Perseroan Terbatas bagi tsUIvIN Persero'7
BI-IMN adaiah badan usaha yangseluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang ciipisahkan.s Kekayaan negara yangdipisahkan dalarn hal ini adalah kekayaan
ffi,oridanMeiodologiPenelitianNonza4BayumediaPublishing,Malang,2006,n,I:u,7 pasal 11 Undang-undang Nomor 11t Tihun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara menyatakan bahwa
terhadap BUMN Persero ierlaku ,egal, k t ntuan dan prinsip - prinsipyang belaku bagiPerseroan Terbatas sebagaimnna
diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas ( UndangUnaang Nolor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Tcrbatas
sebagaimana telat, diubah l.?g"r Urrdurg-undang N.mJr 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)'
I pasal 1 angka 1 Undang-Undrng No-.rr 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara'
628 Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM NO.4 VOL.20 OKTOBER 2013:624 - 640
negara yang berasal dari APBN untuk clijadikan penyertaan modal oleh negara pada
persero d.anf atau perum serta perseloan terbatas lainnya. Sementara pemisahan
keuangan negara adalah pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan
cian Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN untuk
selanjutnya pembinaan clan pengelolaan keuangan tersebut tidak lagi didasarkan
pada sistem APBN namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip
- prinsip perusahaan yang sehat.e
Berdasarkan pada definisi yuridis mengenai BUMN sebagaimana terdapat di
dalam Undang-Undang BUMN maka terdapat beberapa kriteria bagi suatu
perusahaan agar dapat disebut sebagai BUMN, yakni;101) merupakan badan usaha
atau perusahaan;2) memiliki modal yang seluruhnya atau sebagian besar dimiliki
oleh negara. Kepemilikan modal minimum oleh negara harus sebesar Sl%;3)negara
melakukan penyertaan langsung ke dalam permodalan BUMN tersebu0il 4) penyertaan
oleh negara berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Secara substantif BUIvIN Persero tidak lain rrrerupakan suatu badan hukum
mandiri (separnte legal entity) yang berbentuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan tradisi
Common Lazo,karakteristik utarna atas kedudukan Perseroan sebagai badan hukum
mandiri adalah mengenai adanya pemisahan yang tegas antara pengelolaan
Perseroan dengan kekuasaan para pemiliknya (a rnnjor characteristic of the cotporatioll
is this rlistirtction between tlrc business and iis oruners)."- Black's Larv L)ictionary
menyatakan bahwa an entiiy, other than a natural persotl, who lias sufJicient existence in
legal conten'tplatation thnt it cnn function legally,'oe sued or sue and malce decisions through
agents as in the case of corporation.l3
Selain karakteristik tersebu t, secaralebih rinci suatu perusahaan sebagai subjek
hukum manCiri memiliki beb,:rapa karakteristik substantif yang melekat yaitu:14 .L)
terbatasnya tauggun g jawab, pada dasarny'a oara pendiri atau pemegang saham
atau anggota suatu korporasi tidak bertanggungjavzab secara pribadi atas kerugian
" Penielasan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undarrg Nornor 1 9 f'ahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.1" Ridwan I(hairandli Lnc.Cit.
" Sebagai konsekuensinya maka negara bcrkedudukan sebagai pemegang saham dan oleh karena itu negara
nremililil risiko menanggung kerugian atas kegiatan usaha BUMN dimaksud. Penjelasan Pasal 4 ayat (3:S Undang-
Undang BUMN menentukan bahvra pemisahan kekayaan negara sebagai penyertaan dalam BUMN hanya dapat dilakukan
dengan penyertaan langsung oleh negara ke dalarn BUN{N sehingga setiap penyertaan langsung sebagaimana dimaksud
harus clitetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
'2 Lihat: Don Hofstran d, 'Corporation", www.extension.iastate.edtlagdn diakses tanggal 03 November 2013.13 Henry Campbell Black, 1990, Bkck': Lttn, Dictionary tyith Pronanciatioaq St. Paul Minn: West Publishing Co,
him. 985.
'o Ridwan Khairandy, Op. Cit., hlm. 11.
lnda Rahadiyan. Kedudukan B!!!t 6n
atau utang korporasi. Dalam konteks ini apabila korporasi berbentuk Perseroan
Terbatas maka tanggung jawab para Pemegang saham terbatas pada saham yang
dimilikinya dalam perseroan tersebut.ls Tanggung jawab terbatas ini dalam kondisi-
kondisi tertentu dapat ditembus berdasarkan cioktrin piercing the corporateueil sepanjilg
terbukti adanya kesalahan dari pemeE4ng saham yang mengakibatkan kerugian bagi
perseroan serta beberapa kondisi lainnya,l6 2) peryetual succession, sebagaibadan hukum
mandiri yang menyanclang berbagai hak rlan kewajibannya senCiri maka perubahan
keanggotaan atas kepemilikan suatu korporasi tidak berimplikasi pada eksistensi
korporasi itu sendiri. Dalam konteks Perseroan Terbatas pemegang saham berhak
melakukan pengalihan atas saham yang dimiliknrya kepada pihak ke tiga terutama
bagi PT terbuka yang telah tistin{? di Bursa.18 3) memiliki harta kekayaan sendiri, seluruh
kekayaan yang berada dalam keuangan korporasi secara hukum berada dalam
kepemilikan korporasi itu sendiri bukan merupakan bagian dari kekayaan para
pemegang saham ataupun para Pengurusnya. Dalam konteks PT, kekayaan pelseroan
rru ciapat rnenjadi'jaminan bagi pihak ke tiga atas perikatar' - perikatan yang dibuat
oleh pT.re 4) memiliki kewenangan konlraktual serta dapat rn-enuntut cian dituntut atas
namanya sendiri, baclan hukum sebagai srrbjek hukum (recht persort) oleh hukum
diperlakukan sebagai orang sehingga dapat menyandang hak dan kewajibannya
sendiri.2o Sudah menjacii suatu koirsekuensr yuritlis bahwa sebagai subjek hukum maka
badan hrrkum dapat menggugai maupun digugai di l'.adapan- pengadilan'
.t l$"r.fl"*klan cliekui .lan cliatur dalam Undr.ng-Unclang Notnor 40 Tahun 20C7 tentang Perseroan
Tcrb2rrlis. pasal 3 avat (i) Undang,Urrtlang ini rncnyat:rk^n bahu'a 'pcrncgang sr.ham Perseroan tidak bertantgung lawab
secara pribadi aias perikatan yang clil;uat aias rratna Pcrseroan cjatr ticiak bcrtanggitng jarvab atas kerugian Perseroan
melebihi saham 1'ang dimiliki'r,, Doktrin rersebut dianut pula oleh Unclang-Unclang Nomcr 40 Tehrin 2007 tenrang Perscroan Tcrbatas' Pasal 3
a,t.ar e)Undang-Ur,clang ini menyatakan bahwa 'ketentuanieh".gaimana dir::raksud pada ayat (1) ticlak berlaku apabiL'
a. Pcrsyaraten l)erseroan s.b^g^l baclan hukum belum atau tiJak terpenuh . r
b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung rnauPun dclak langsung clengan itikad buruk memanfaatkan
Perseroan untuk kepentingan pribadi
c pemcgang saharn yar-rg b.ir^nikuron terlibat dalan-r perbr.ratarr rne lawan hukum yang dilakukan oleh perseroan
cl. Pcr-negang sahan-r yang bersangkutan baik langsung mauPun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan
kckat,aan p",....,,.' u^ng mengakibatkan kekal,aan b.,,...,"., menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroatr.
' I{husus mengenai perseroan Terbatas yangteLa|gopablic,vaiansecara mendalam iihat I-lamud M'Balfaz'
2012, Flnkunt Pasar Modal di inrionesiu,Jakarta, PT Tata Nusa, hlm 25-89'
18 Terhadap perseroan Terbatas yang telah go public maka berlaku pula ketentuan Pasar modal sebagaimana
terd.apat di cialam Undang-Undang Nor.ro, 8 T.hun 1995 tentang Pasar Mndal beserta peratLrran pelaksana.annya'
r,) Mengenai kaitan antanpara pendiri P1 clengan permodalan PT pada saat pendiriannya, Pasal 7 a'yat Q)
Unclang-Undang Ivf menentrk"n bahw" 'setiap Pencliri i.rr.r.run o,oiib mengambil bagian saham pada saat Perseroan
didirikan. I(etentuan pasal ini mengakibatkan berubahnya status pendiri PT meniadi Pemegang saham PT sesaat
setelah para Pendiri PT mengambil baglan saham';t*. prt^ iuaitn,rt-tnl.r, oksino,MengenalHakant,2006, Penerbit LiberryYogyakxra,hlm'73-74'
630 Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM NO.4 VOL. 20 OKTOBER 2013:624 - 640
Berkaitan dengan alasan filosofis pendirian badan hukum, Nindyo Pramono
menyatakan bahwa dengan kematian pendirinya,harta kekayaan badan hukum
diharapkan tetap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, hukum
menciptakatr kreasi atas badan hukum sebagai'sesuatu'yang oleh hukum diakui
dan dian ggap sebagai subjek hukum mandiri layaknya orang. Ilmu hukumkemudian menyebut 'sesuatu' tersebrrt sebagai badan hukum (recht person).
Mengingat badan hukum sejatinya bukanlah orang dalam pengertian scsungguhnya
maka badan hukum membutuhkan organ2l sebagai alat untuk melaksanakan segala
hak dan kewajibannya.
Agar badan hukum dapat melakukan interaksi dalam pergaulan hukum dengan
subjek hukum lainnya dan agar badan hukum dapat melaksanakan kegiatan
usahanya maka diperlukairlah modal.22 Modal arval yang dimiliki oleh badan hukum
termasuk dalam hal irri BUMN Persero berasal dari kekayaan pendiri yang
dipisahkan,23
Dalarn konteks dernikian, pcnulis herada paCa pendapat bahwa scjatinya
kekayaan yang dimiliki oleh BUMN merupakan kekayaan BUMN itu senCiri dan
bukan merupakan bagian dari keuangan negara. Pendapat ini berdasarkan pada
beberapa argumentasi: a) secara teoritis jelas bahwa kepemilikan harta kekayaan
y^ng terpisah dari harta kekayaan pemilik/pengurrrsnya rnerupakan karakteristik
rrtarna bagi eksisiensi srratu badan huku:n. Konsep demikian nantinya juga akan
berkairan dengan kemanrpuan bacian hukurn2luntuk menjalankan segaia hak dan
ke'.vaiiban yang tinrbui dari perikatan-perikatarr yang diperbuat olehnya; b)
berdasarkan pada teori hukum perseroan terbatas jelaslah bahwa perseroan terbatas
rnemiliki harta kekayaan serrdiri yang terpisah dari harta kekayaan para pemegang
saham. Konsep demikian berkaitan pula d^ngan tanggung jawab pemegang saham
yang terbatas hanya pada saham yang dirnilikinya dalanr perseroan.2s Dengan
2t l)alair-r konteks PT, organ perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Sahan.r, Direksi scrta I(omisaris.Dalam hukum perseroan modern kedudukan ketiga organ tersebut adalah sejaiar. Di Indonesia, dahulu berdasarkanUndang-Undang Nomor I Tahun 1995 maka RUPS mempakan orsan perseroan yang tertinggi. I(onsep demikiantidak lagi djanut oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahr-rn 2007. Undang-Undang ini telah menganut beberapa konsephukum perseroan modern termasuk kesejdjaran kec{u<lukan di antara organ - organ PT. Perhatikan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 khususrr;'a pada bagian de finisi terhadap masing - masing organ Perseroan.
22 Uhat Bab III llndang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Bab tersebut mengaturmengenai modal dan saham PT.
21 Nindyo Pramono, Op.Cit., hlm. 17.2a Secara lebih mendasar badan hukum diartikan sebagai suatu badan yeng oleh hukum dianggap sebagai orang
/subjek hukum yang dapat mengampu hak dan kewaiiban. Lihat Sudikno Mertokusumq Mengenal Hukan,Op.Cit.
?5 Lihat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
lnda Rahadiyan. Kedudukan BUMN'.. 631
demikian penulis sepakat dengan pendapat pakar hukum Erman Rajagukguk yang
menyatakan bahwa sejatinya kekayaan negara yang terdapat dalarr' BUMN
merupakan suatu bentuk kepemilikan saham oleh negara dalam BUMN yang
bersangkutan dan bukan merupakan bagian dari keuangan negara26 sebagaimana
ditentukan oleh Undang-Undang Keuangan Negara. Mengenai hal ini sekiranya
perlu dipahami prinsip - prinsip dasar hukum perseroan terbatas agar pada masa
yangakan datang kekelir.ran penafsiran atas kekayaall perseroan terbatas tidak
terulang kembali .27 c) fatwa Mahkamah Agung Republik Indonesia terkait
penanganan kredit bermasalah (Non Perforrrting Loan /NPL) pada PT'BRI (l'ersero)
tbk., PT. Bank BNI (Persero) tbk., serta PT. Bank Mandiri (Persero), tbk' pada
pokoknya menyatakan bahwa tagihan yang dimiliki oleh bank BUMN bukan
melupakan tagihan negara karena bank BUMN Persero tunduk par)'a ketentuan
LJndang-Undang Perseroan Terbatas.28 Berdasarkan pada fatvra ini maka dapat
dikatakan bahwa harta kekayaan BUMN terpisah dari harta kekayaan negara'
Kedud'kan BUMN dan Anak - Anak Perusahaan BUMN sebagai Separate Legal
Entity Berdasarkan Hukum Petseroan Terbatas
Berk-aitan,Jengan rrrasalah kekayaan lregara pada BUIvtN maka pertanyaan
yang juga seringkali mengemuka a.dalah mengenai kectudukan ciari auak-anak
perusahaan BUMN. Apakah anak-anak perusahaan BUivlN ac{alah juga BUMN?
undang-Undang BUMN mencntukan bahwa terhaciap Perscrc dan Perurr, berlaku
prinsip-prinsip dan ketentuan sebagaimana terdapat cli dalarn tlndang-undang
Perseroan Terbatas. Berciasarkan pada Undang-Undang Perseroan Terbatas
(meski tidak ditentukan secara eksplisit)2e tetap clapat dipahanri bahwa anak-anak
@nan!].IJMNDa/antAIetiriorottgBU|rtN\4eningkatkanPendaparanNetrgaianKesfa|lteraanfu b,,, r ",$aures1rlatrhlkuegon. Ciaks e s tang gal 03 N overnbe r 20 1 3'
Abstraksi yang4,apatdiiadikan sebagai contoh terkait dengan hal tersebut adalah pada saat Pendirian Perseroan
Terbatas pada saat par" p.,-rdir! 'merr,asukkan nrodal drlam suatu PT (inhren-Q'. Seteiah inbrengdtlakukan maka secara
hukum terha.dap ,.g"1^ ,.ru^r., vang telair di- inbreng-kantersebut (misal berupa uang) sah meniadi bagian dari harta
liekavaan dari P'f itu sendiri.27 Sebagai conroh clari prinsip clasar-sebagairnana dimaksrrd adaiah prinsip tanggung jav"-ab tcrbatas clari pemegeng
saham (linirerl tiubititl), prinstp fduciary daty setta prinsip businusladgnent 'a/e',, pzdasaat itu y^ng di-^krud aclaiah Undang-l-indang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas'
2e Undang-Una^ng Xunlo, 40 Tahun 2007 tidak mengatur mengenai istilah 'anak perusahaan' dalam batang
tubuhnya. N**,-in demikiln berdasarkan pada ketentuan Undang - Undang tersebut, hubungan hukum antara induk
dan anak perusahaan ant^t^ lain dapat teriadi berdasarkan tindakan pengambilalihan atas mayoritas saham suatu
perscroan Terbatas atas perseroan Terbatas yang lain. N{elalui pengambilalihan <iemikian maka kemudian lahidah
konsep hubungan a'tara Induk dcngan anak pe*."^h""r,. Hal clemikian pada ptakteknya dapat menimbulkan implikasi
yang sangzr luas terutama menyangkut konsep pettanggungfawaban Pemagang saham mengingat hingaa saat ini
632 Jurnal Hukum
perusahaan dari suatu Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang
rnandiri.
sebelum melanjutkan pembahasan rnengenai anak-anak perusahaan BUMN ada
baiknya clikemukakan pembahasan secara singkat mengenai keterkaitan antara
induk cian anak perusahaan cialarn kerangka pengaturan di Indonesia' Hal ini penting
untuk dilakukan guna memberikan sebuah pemaharnan menCasar mengenai
kedudukan anak perusahaan dalam hukum perseroan'
Undang-undang Nonror 40 T',ahun 2007 (uuPT) dan peraturan perundang -
unrlangan laimya masih memberikan pengakuan ;rl1idis terhadap status badan
menjadi sangat berbahaya. Apabila pengelolaan BUMN terbukti justru merugikan
keuangan BUMN maka bisa jadi manajernan (Direksi) dari BUMN bersangkutan
dijerat clengan Undang-Undang Tipikcr. Hal demikian terjadi karena pengurus
Bulv,ll\ (Direksi) dianggap telah mengakibatkan timbulnya 'kerugian keuangan
negara'. Ini jelas sangat bertentangan dengan prinsip hukum Perseroan terbatas
mengenai kedudukan perseroan sebagai separate legal entity.
Dalam hukum perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Und*g
Nomor 40 Tairun 2007 sejatinya anggota Direksi danf atau Komisaris tidak dapat
dinrintai pertanggungjawaban atas timbulnya kerugian dalam pengurusan Perseroan
Terbatas sepanjang pengurusan sebagaimana dimaksud dilakukan berdasarkan itikad
baik, penuh tanggun gjawab serta sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan Terbatas.
Dalam hukum perseroan, prinsip ini dikenal sebagai prinsip Business ludgment Rule.3s
' 'i5 Baca Sulistiowati,Op.Cit., hlm.78.i(' Pasal 1 angka 11 Undang-U,rdang Nomor 40 -lhhun 20[t7 mendefinisikan 'Pengambilalihan' sebagai suatu
perbuatan hukum ,vang dilakukan oleh badan hukum atau orang Perseorangan untuk mengambilalih saham Perseroan
yang lrrengakibatkan beralihnya pe ngendalian atas peiseroan vang sahamnya telah diambilalih. Dengan perkataan lain,
pengambilalihan saham oleh suatu perseroan atas perseroan lainnya berarti iuga pengambilalihan pengendalian.3r N{isal mengenai privatisasi BUN{N, Pemerintah harus terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan DPR.3s Pasal 97 ayat (5) Undang-Undang Non-ror 40 Tahun 2007 menene tukan bahwa anggota Direksi tidak dapat
dipertang€lungjatvabkan atas kerugian vang tirnbul dalam p:ngurusan Perseroan apabila dapat membuktikan:
634 Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM NO. 4 VOL. 20 OKTOBER 2013: 624 - 640
Kekayaan Negara sebagai Kekayaan yang Dipisahkan dalam Permodalan BUMN
Persero
Unclang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (tJndang-
Undang BUMN) menyatakan bahwa perusahaan persero yang selanjubrya disebut
Persero adalah BUMN yang berbentuk Perseroan yang modalnl'a terbagi dalarn saham
yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Itepubliklndonesiayang tujuanutamanya me-ngejarkeuntungan.3e Lebih lanjut,
Undang-Undang BUMN juga rnenentukan bahwa segala ketentuan dan prinsip - prinsip
yang berlaku bagi pers,':can terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan f'erbatas berlaku bagi BUMN Persero.o
Sebagaimana telah disinggung pada bagian scbelumnya, salah satu karakteristik
badan hukum adalah adanya pemisahan harta kekayaan badan hukum dari harta
kekayaan pribadt pendiri/pengurusnya. Ini merupakan konsekuensi yuridis dari
kedudukan perseroan sebagai separatelegni entity.at Hal demikian berarti bahwa suatrr
badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas memiiiki harta kekavaannya
sendiri yang terpisah dari harta kekayaan organ-orgaflrr1ra.a2
Berkeritan deirgan status hukum bagi Perusahaan LJrrrum, Undang-UnCang
BUMI.J inenentukan bahwa Perusahaan Umum (Ferum) iuga merupakan badan
hukum. Perurn menrperoleh status sebagai badan hukum sejak diundangkannya
peraturan pemerintah tentang Perum bersangkutan.a3 Berdasarkanpada ketentuan-
ketentuan sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RUMN dan Undang-
Undang Perseroan Terbatas maka jelaslah bahwa kekayaan yang dimiliki oleh BUMN
baik yang berbentuk Perserc maupun Peruin bukan lagi kekayaan negara.
a. I(erLig.ian tersebut bukan karena kesalahan 2talr keialaiannl'a
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati - hatian untuk kepentingan dan se suai dengan maksud
dan tujrian p€rseroan
c Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan Pengurusan Yang
r,rengakibatkan kerugian, dan
d. Telah rrengambil tindakan untuk menccgah timbul dan berlanjutnya kerugian tersebut.r'r Pasal 1 angka 2 Undang-Undang N<>mor 19 Tahun 2003 tentang Perseroan Tetbatas.a" Pasal 11 Undang-UndangNomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
'' Lihat Sulistiowati, Op.Cit., him. 75.a2 Organ Perseroan Terbatas sebagaimana diarur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 terdiri dari
Rapat Umrrm Pemegang Saham sebagar organ yar.rg memiliki keuasaan yang tidak diberikan kepada Direksi dan
I(omisaris, Direksi sebagai ofgan yang meiaksanakan pengurusan sehari-hari atas PT serta l(omisaris yang secara
umum meiakukan pengawasan atas kinerja Direksi se kaligus memberikan nasihat kepada Direksi. Konsep pemisahan
kekayaan sebagaimana dimaksud iuga berlaku bagi Yayasan <Jan koperasi dimana keduanya memiliki harta kekayaan
sendiri yang terpisah dari pengurusnya... Pasal 35 ayat (2) dzn ayat (3) UU N o. 1 9 Tahun 2003 tentang Badan Usal.ra Milik Negara.
tnda Rahadiyan. Kedudukan BUMN... 635
Mengingat kedudukan BUMN Persero sebagai badan hukum mandiri dengan
segala konsekuensi yuridisnya maka demi hukum negara harus ditafsirkan dalam
keduclukannya sebagai pemegang saham layaknya pemegang saham dalam suatu PT.
Sebagai seorang pemegang saham maka negara dilarang melakukan intervensi atau
campur tangan apa pun dalam pengelolaan/ pengurusan BUMN Persero (sEaration
between owr tersl ip nnd cor ftrol).a+
Sebagian besar atau seluruh pennodalan pada BUMN berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan.as Berdasarkan pada ketentuan yang ciemikian rnaka demi
hukurn kekalrasn negara yang telah dipisahkan dan menjacli bagian dalam
permodalair BUMN sah menjadi milik BUMN itu sent.,.ri. Selanjutnya, Direksi
BUIvIN v,rajlbrr.elakukan pengurusan atas B{IMN la,vaknya Direksi yang melakukan
pengurusan PT dengan itikad baik, pemrh tanggung jawab serta sesuai dengan
maksuci dan tujuana6 PT. Demikian pula Dewan Kornisaris vzajib melaksanakan
pensawase.n atas pengelolaan PT dengan itikad baik, penuh tanggung jawab serta
sesuai deirgan nraksud dan tujuan PT.a7
Kembali pada masalah pen;'ertaan m,odal oleh negara ke dalam BUMN maka
penyertaan tersebut hai-us dimaknai sebagai suatu keikutsertaan dalam suatu badan
hukum PT. Hal ini menimbulkan suatu konsekuensi yuridis bahwa segala
permodalan dalam suatu PT yang termanifestasi daiam wujud saham rnerupakan
milik dari badan hukum PT itu sendiri. Dengan demikian penulis berpendapat
bahwa pemaknaan kekayaan BUIvIN sebagai bagian dari keuangan negaraas
merupakan sebuah pemaknaan yang tidak tepat. Apabila pemaknaan demikian
terus berlangsung maka sejatinya telah terjadi penyimpangan atas ketentuan
aa Dalam l-rukum perseroan modern pdnsip demikian terutama dimaksudkan untuk mencegah digunakannl'a
pT sebagai 'rameng' bani berbagai tindakan pelanggaran hukum semata-mata demi kepentirrg^ PAr^ Pemegang
sahan,nya.,3 Lihat Pasal 1 arrgka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tatrr-rn 2003 tentang Badan Ljsaha Milik Negara.
a('l\{aksud dan tuiuan Perseroan Terbatas tertuang di dalam Angaran Dztsar dari Perseroan Terbatas yang
bcrsrngl;utrn^ot Lrhat Unclar-rg-Undi,ng Nomor 4t) Tahur.r 2001 tentangPerseroen Terbatas khususnyapada Bab - Bab yang
mclgarur Dircksi clan I)ewan Ko,nisaris. Dalam teori hukum Perseroan modern keu'ajiban Pengurusan PT secara baik
sebagainrana tersebut cli atas merupaktn.fithciat.'y durT (tugas yang timbul berdasarkan hubungan kepercayaan antara|"|
deng^n Direksi dan l{omisaris). I(husus mengenaifdaciary dug',lihat puia Bernaril S. Black, 'Tlte Pincipal Fiduciary
Daiu oJ'Bamb o-f Diredars", Presentation at Third Asia Roundtable on Corporate Governance, Singapore,200l',
wrvw.oecd.org. Dalam cakupan yang lebih luas, bed<aitan dengan doktrin-doktrin modern hukum Perseroan ini lihat
pula Irdwarcl lrreeman, ".f ipttitrttifbeorl of tlte l\1odern Curporation",w$nv.aeademic.sdayrcn €du4r'r pasal 2 Unclang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang I(cuangan Negara mengkategorikan kekayaan negara
yang telah dipisahkan padaperusahaannegaraftlaerah termasuk dalam pengertian keuangan fleg r^. Pengaturan yang
demikian paJa praktiknva telah menimbulkan kekaburar.r penafsiran sekaligus memicu timbuJnl'a berbagai permasalahan
hukum.
636 Jurnal Hukum lus QUIA lusTUM NO l VoLS OKTOBER 2013:624'640
Undang-Undang Perseroan Terbatas sebagai dasar bagi eksistensi kegiatan BUMN
itu sendiri.ae Oleh karena itu, sudah sepatutnya apabila pacla masa yang akan
dilakukan revisi atas ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara khususnya'
mengenai kekayaan BUMN yang dikategorikan sebagai bagian dari keuangan
negara.
secara yuridis nrodal yang disertakan ke daiam Perseroan bukan lagi menjadi
milik pribadi para penditinya/pemegang saham. Demi hukum telah terjadi
pem-isahan kekayaan yang berasal dari kekayaan pribadi pemegang sahanr ke dalam
kekayaan Perseroan. IJcrdasarkan karakteristik yang demikian maka sangat logis
apabila clalam hukum Perseroan Terbatas berlaku tanggung jawab terbatas bagi
para pemegang sah,am.5o
Kekab,rran Httkum terhadap Unsur Kekayaan Ncgara dalam Permodalan BUMN
Persero
Persoaian yang kemudian rnrrncul berkaitan dengan kekayaan negara dalam
penyertaan mo,Jal BUMN adalah a;rabila d.ikaitkan dengan cakupan keuangan
negara sebagaimana diatur dalam Undang-Unciang Nomor 17 Tahun 2003 tentarrg
Keuangan Negara. Pasal 2 Undang-Undang Keuangan lriegara merumuskan cakupan
keuangan negara yang meiiputi; 1) hak ne}ata unfrtk memungut pajak,
mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman, 2) kewajiban
negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara, 3)
penyertaan modal ke dalam BUMN masih merupakan bagian dari keuangan negara.
Ketentuan demikian jelas bertentangan dengan prinsip - prinsip kemandirian PT.
Bahkan ketentuan demikian seakan menodai hakikat BUMN Persero sebagai separate
lagal entity. Mengenai hal ini, penulis berpendapat sekiranya perlu dilakukan
pengkajian kembali rnengenai ketentuan Undang-Undang Keuangan negara
khususnya berkaitan dengan kekayaan BUMN. Hal ini menjadi sangat penting
terlebitr dalam era globalisasi dimana setiap perusahaan dituntut untuk rrrerniliki
sistem pengelolaan secara baik berdasarkan pada konsep Good Corporate Coaernance
(GCG)' apabila ingin tetap bertahan dalarn era persaingan global. Akan sangat sulit
bagi BUMN Persero untuk dapat menerapkan prinsip GCC, terlebih untuk dapat
bersaing clengan perusahaan s'w,asta asing sepanjang pengelolaan terhadapnya masih
berada dalarn bayang-bayal1g cainpur tairgan petnerintaL'
Si.nergitas BUMN sebagai Kebijakan yang Bertentangan dengan Konsep
Kem-andirian BIJMN Persero sebagai Separate Legal Entity
Salalr satu permasalahan yailt muncul sebagai akibat masih aclanya kckabrrran
terkait pengaturan kekayaan negara dalam permodalan BUMN adalah mengenai
sinergitas BUIvIN yang saat ini tengah ciigalakkan oleh Pemerintah rnelahri
Kementrian BUMN. Dari sudut pandang pemerintah sinergitas BUMN dibutuhkan
terutarna dalam rangka menyatukan kekuatan BUIvIN guna menghaciapi persaingan
global.s3 Sejak bebcrapa tahun ter'akhir setidaknya telah dilakukan beberapa
penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) dalarn rangka sinergitas
BUMN. Di antara BUMN yarrg telah melakukan sinergitas adalah Pfl. Pertamina
dengan beberapa BUMN karya seperti PT. Adhi Karya, PT. I{utama Karya serta PT.
Wijaya Karya.sa
Dari sudut pandang hukum Perseroan Terbatas, sinergitas BUMN dapat dinilai
sebagai suatu tindakan yang bertentangan dengan konsepsi kemandirian BUMN
sebagai separate legal entity. Sinergitas yang dikoordinir oleh Kementrian BUMI{
52 "Corporate Gouernance is tlte relalionthip auung uarioat paiicipants indeternining the direction and perfarmance of
corporation". Acla puia penulis lain yang mendeflniskan GCG sebagai "lhe sltstcn b1 wltic/: companiet are directed and
can/ro//ed. tjhat Indr Rahadiyan, Pengawasan Pasar N{odal di Indonesia Pasca Terbentuknya Oto;itasJasa I(euangan,
Tesis, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum tlniversitas Gadjah Mada,201.2. hlm. 116.s3 Saat ini sineryitas antar Bl IMN antara lain dilakukan oleh beberapa BUN{N yang memiliki keterkaitan bidang
usaha misalnya rencana sinergitas antara PT Pertamina, PT. Telkom dan PT. PLN. Selain itu, beberapa waktu lalu
sine rgitas juga telah dilal<ukan antara PT. PLN dengan PT. D jakarta I-lyod. Baca " BUMIxi Beri@ Had@i DanQakACTfA",
Balfaz, M., Hamud, Hukum Pasar Modal di lndonesia,PT Tata Nusa,Jakarta,2012.
Bernard S. Black, "The Principal Fiduciary Duties of Boards of Directors", Presentation atThird Asia Roundtable on Corporate Governance, Singapore, 2001.,
www.oecd.org.
Dina Mirayanti Hrrtauruk, "Duh, Sinergi Antar-BUMN Rawan Praktik Monopoli",Wlgw.akgzqne.c9n1
Don Hofstrand, " Corporation ", www.extension.iastate.edu/agdm.
Edward Freeinan , " Stakeholder Theory ,f the Modern Corporation",www. academic. udalrton.edu.
Erman RajagukgLrk, "Peranan BUMN Dalam Mendorong BUMN MeningkatkanP en dap nf an N e gar n dan Ke s ej aht er aan Raky at ", www. ermanhukum. com
Henry Black, Champel, Henry, Black's l.aw Dictiormry with Pronunciations, St. PaulMinn: West Publishing Co.,1990.
640 Jurnal Hukum lus QUIA lusTUM NO.4 VOL. 20 OKTOBER 2013:624'-640
Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Bayumedia Publishing,
Malang,2006.
Mertoksumo, Sudikn o, Mengenal Hukum. Penerbit Liberty, Yogyakarta,2006'
Nian Poloan, " Sinergitas BUMN Semakin Bertambah",
prasetya, Rgdhi, Kedudakan Mandiri Perseroan'l'erbatas Disertai dengan Ulasan Menurut" indung - iriong Nomor l Tahun 1995 tentang PerseroanTebatas. Penerbit PT'
Alumni, Bandung, 1995.
Ridwan Khairand,v, "Korupsi di Badan Usaha Milik Negara Khususnya Perusahaan
Perser<ran : Suatu kajian ntas Makna Kekayain \eg1.a Ytlg Dipisahkan
darr Keua"g"" Negara", lurnal Hukum Hukwt Nc.i Vol.i.6 ianuari 2009'
vrvrw.law.uii.ac.id
Sulisticvra li. Aspek Hukum dctn Rerilitas tsisttis Perusa'lnan Grup di Indonesia, Penerbit
Eflangga, J akat ta, 2010.
undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 ientang Ketrangan |Jegara
Undang-uirdang Nomor i9 Tahun 2003 ter,tang Badan usaha Milik Negara
Undang-Undang Nomor 40lairun 2007 tentang Per-seroan Terbatas