Top Banner
Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi ABSTRAK Percobaan ini bertujuan untuk mencari konstanta kecepatan reaksi penyabunan Etil Asetat (CH 3 COOC 2 H 5 ) dengan Natrium Hidroksida (NaOH). Percobaan dilakukan dengan menambahkan larutan Etil Asetat (CH 3 C00C 2 H 5 ) ke dalam larutan Natrium Hidroksida (NaOH) kemudian diaduk dengan stirer. Pada saat Etil Asetat (CH 3 COOC 2 H 5 ) dimasukkan stopwatch dihidupkan. Setiap 4 menit sampel diambil sebanyak 6 ml dan ditambahkan phenophtalein (C 20 H 14 O 4 ) hingga larutan menjadi merah rosa. Kemudian larutan dititrasi dengan larutan Asam Klorida (HCl) hingga larutan menjadi bening. Kemudian volume Asam Klorida (HCl) yang terpakai dicatat. Percobaan dilakukan sampai diperoleh volume HCl yang konstan. Diperoleh harga konstanta kecepatan reaksi rata-rata dengan pengadukan adalah 0,390 M -1 menit -1 . Sedangkan harga konstanta kecepatan reaksi rata-rata tanpa pengadukan adalah -0,574 M -1 menit –1 . Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004
51

kecepatan reaksi

Jan 24, 2016

Download

Documents

Fadli Ikhwan

penjelasan kecepatan reaksi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk mencari konstanta kecepatan reaksi

penyabunan Etil Asetat (CH3COOC2H5) dengan Natrium Hidroksida (NaOH).

Percobaan dilakukan dengan menambahkan larutan Etil Asetat (CH3C00C2H5) ke

dalam larutan Natrium Hidroksida (NaOH) kemudian diaduk dengan stirer. Pada saat

Etil Asetat (CH3COOC2H5) dimasukkan stopwatch dihidupkan. Setiap 4 menit

sampel diambil sebanyak 6 ml dan ditambahkan phenophtalein (C20H14O4) hingga

larutan menjadi merah rosa. Kemudian larutan dititrasi dengan larutan Asam Klorida

(HCl) hingga larutan menjadi bening. Kemudian volume Asam Klorida (HCl) yang

terpakai dicatat. Percobaan dilakukan sampai diperoleh volume HCl yang konstan.

Diperoleh harga konstanta kecepatan reaksi rata-rata dengan pengadukan adalah

0,390 M-1menit-1. Sedangkan harga konstanta kecepatan reaksi rata-rata tanpa

pengadukan adalah -0,574 M-1menit–1.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 2: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan sekalian alam.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman ilmiah sehingga praktikan dapat

melaksanakan praktikum dan pembuatan laporan pada Praktikum Kimia Fisika di

Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara dengan baik.

Judul praktikum ini adalah Kecepatan Reaksi. Adapun tujuan dari laporan ini

dibuat adalah untuk melengkapi persyaratan yang telah ada pada pelaksanaan

perkuliahan. Keikutsertaan praktikan dalam pembuatan laporan dan tes yang

dilakukan menunjukkan bahwa praktikan telah mengikuti praktikum Kimia Fisika.

Dalam kesempatan ini praktikan ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Laboratorium Kimia Fisika : Ibu Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MSc

2. Orang tua yang telah memberikan bantuan baik materil maupun moril

3. Abang-abang dan Kakak-kakak asisten Laboratorium Kimia Fisika, terutama kak

Mada selaku asisten yang menangani modul ini.

4. Teman-teman stambuk 2008, terutama rekan satu kelompok, Ayu “Broe” atas

kerja sama nya dalam pelaksanaan praktikum dan penulisa laporan ini.

Namun demikian praktikan menyadari apa yang ada dalam laporan ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu adanya kritik dan saran yang membangun sangat

membantu dalam penyempurnaan laporan. Akhirnya praktikan berharap semoga

laporan ini ada manfaatnya bagi praktikan dan yang membacanya.

Medan, Maret 2010

Praktikan,

( Rakhmat Akbar Sinaga )

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 3: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk persatuan

waktu. Di mana terjadi penurunan konsentrasi reaktan dan kenaikan konsentrasi

produk. Di saat kita berbicara tentang kinetika kimia dan teknik-teknik yang

mendukungnya, hal ini telah terbukti bahwa studi atau pengkajian ini erat

hubungannya dengan perkembangan pengertian mekanisme reaksi.

Reaksi kimia berlangsung dengan cepat yang berbeda-beda, dari reaksi yang

berlangsung sangat cepat, seperti meledaknya bom, sampai reaksi sangat lambat

seperti perkaratan besi atau fosfolisasi sisa-sisa organisme.

Dalam bidang Teknik Kimia, pengetahuan akan kecepatan reaksi sangat

penting. Industri kimia yang menghasilkan suatu produk sudah tentu memanfaatkan

reaksi kimia. Produk yang diinginkan adalah produk dengan tingkat kemurnian yang

tinggi dan dapat diperoleh dengan bahan baku yang tidak banyak. Untuk itu perlu

diketahui mekanisme reaksi tersebut. Untuk memahami bagaimana perubahan kimia

berlangsung, perlu dipelajari perubahan bertahap yang dialami atom, molekul radikal

dan ion ketika diubah dari pereaksi ke produk.

Selain itu kecepatan reaksi juga perlu diketahui agar dapat ditentukan kondisi

reaksi (temperatur, tekanan, konsentrasi, dan sebagainya) yang paling baik untuk

reaksi yang bersangkutan. Hal inilah yang melatarbelakangi kita untuk mempelajari

dan mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang kecepatan reaksi.

Percobaan ini dilakukan seperti halnya dijelaskan pada tujuan percobaan,

adalah untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi dari reaksi penyabunan etil

asetat dengan NaOH. Pada praktikum kali ini, akan ditentukan pengaruh pengadukan

terhadap kecepatan reaksi. Dimana secara umum, pengadukan akan menyebabkan

tebal lapisan difusi semakin tipis dimana semakin tipis lapisan difusi maka akan

mempercepat reaksi dan kelarutan suatu zat.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 4: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

1.2 Perumusan Masalah

Hal yang menjadi permasalahan dalam percobaan kecepatan reaksi ini adalah

menentukan dalam selang waktu tertentu dapat diperoleh kekonstanan volume

pentiter (HCl) dalam menentukan konstanta kecepatan reaksi.

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan “Kecepatan Reaksi” ini adalah untuk menentukan

konstanta kecepatan reaksi dari reaksi penyabunan Etil Asetat (CH3COOC2H5) dan

Natrium Hidroksida (NaOH).

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan kecepatan reaksi ini adalah:

1. Praktikan dapat mengetahui cara menentukan konstanta kecepatan reaksi dari

reaksi saponifikasi antara etil asetat dan NaOH.

2. Praktikan dapat menambah pengetahuan tentang kecepatan reaksi dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya dan memungkinkan kita untuk mengendalikan

suatu reaksi sesuai dengan yang kita kehendaki.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan

Percobaan “Kecepatan Reaksi” ini dilakukan dalam ruang Laboratorium

Kimia Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruang:

Tekanan udara : 760 mmHg

Temperatur : 300C

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaOH, etil asetat,

HCl, phenolptalen dan aquadest. Sedangkan peralatan yang digunakan pada

percobaan antara lain stirer, buret, beaker glass, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet

tetes, corong gelas, statif, klem dan stopwatch.

Analisa dilakukan setiap 4 menit terhadap campuran NaOH 0,4 M 400 ml dan

CH3COOC2H5 0,38 M 300 ml, lalu dititrasi dengan HCl 0,45 M 350 ml sampai

diperoleh volume pentiter (HCl) konstan.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 5: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa reaksi kimia berlangsung demikian cepatnya, sehingga zat yang

melakukan reaksi, seolah-olah berubah seluruhnya dalam waktu singkat kedalam zat

yang lain. Suatu contoh tentang hal ini, adalah penyalaan dari suatu campuran gas

letus tetapi sebaliknya reaksi yang lain berlangsung demikian lambatnya, sehingga

setelah bertahun-tahun belum dapat terlihat perubahan yang nyata dalam zat asal

misalnya pengoksidaan bahan bakar pada suhu normal. Antara kedua keadaan ini,

terdapat semua bentuk peralihan. Untuk dapat membandingkan kecepatan dari

berbagai reaksi satu sama lain, kita membutuhkan suatu ukuran tertentu.

Laju kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi dalam suatu

satuan waktu. Hal ini dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu

produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol perliter tetapi untuk reaksi fasa

gas maka satuannya adalah tekanan seperti atm, mmHg, Pa, dapat dipakai sebagai

pengganti konsentrasinya.

(Sukardjo, 2002).

2.1 Kecepatan Reaksi

Dalam suatu reaksi kimia konsentrasi semua spesies yang ada berubah

terhadap waktu, sehingga sifat-sifat suatu sistem juga berubah, kecepatan reaksi

diukur dengan mengukur nilai dari sifat-sifat yang tepat yang dapat dihubungkan

dengan komposisi sistem sebagai waktu.

Sifat yang dipilih harus mudah diukur dan berubah seperlunya untuk

menunjukkan perbedaan komposisi sistem seiring dengan perubahan waktu.

Ada banyak metode mempelajari reaksi terhadap waktu, perubahan tekanan,

perubahan pH, perubahan indeks bias, perubahan penyerapan satu atau lebih

gelombang, perubahan resistensi listrik. Metode-metode fisika ini lebih mudah

digunakan dari pada metode kimia.

Konsentrasi reaktan dan produk berubah terhadap waktu. Konsentrasi reaktan

berkurang dari keadaan semula (biasanya nol) ke arah kesetimbangan. Hal ini

ditunjukkan oleh gambar 2.1

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 6: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

C (molar)

t (menit)

Gambar 2.1 Variasi Konsentrasi Terhadap Waktu(Sukardjo, 2002)

2.2 Laju Reaksi

Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu satuan

yang umum adalah mol/liter. Ada beberapa cara untuk mengukur laju dari suatu

reaksi. Sebagai contoh, jika gas dilepaskan dalam suatu reaksi, kita dapat

mengukurnya dengan menghitung volume gas yang dilepaskan per menit pada waktu

tertentu selama reaksi berlangsung. Definisi Laju ini dapat diukur dengan satuan

cm3s-1. Bagaimanapun, untuk lebih formal dan matematis dalam menentukan laju

suatu reaksi, laju biasanya diukur dengan melihat berapa cepat konsentrasi suatu

reaktan berkurang pada waktu tertentu.

Sebagai contoh, andaikan kita memiliki suatu reaksi antara dua senyawa A

dan B. Misalkan setidaknya salah satu mereka merupakan zat yang bisa diukur

konsentrasinya, misalnya, larutan atau dalam bentuk gas.

A + B Produk

Untuk reaksi ini kita dapat mengukur laju reaksi dengan menyelidiki berapa cepat

konsentrasi, katakan A, berkurang per detik. Kita mendapatkan, sebagai contoh, pada

awal reaksi, konsentrasi berkurang dengan laju 0.0040 mol dm -3 s-1. Hal ini berarti

tiap detik konsentrasi A berkurang 0.0040 mol per desimeter kubik. Laju ini akan

meningkat seiring reaksi dari A berlangsung.

(Clark, 2004).

2.3 Persamaan Laju Reaksi

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

(Produk)

(Reaktan)

Page 7: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah

menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.

Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup

besar. Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan

berkurang pula kecepatannya.

Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

V = k(A) x (B) y

dimana:

V = kecepatan reaksi

k = tetapan laju reaksi

x = orde reaksi terhadap zat A

y = orde reaksi terhadap zat B

(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan

(A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.

(Anonim, 2000).

Ada beberapa cara untuk mengukur laju dari suatu reaksi. Sebagai contoh,

jika gas dilepaskan dalam suatu reaksi, kita dapat mengukurnya dengan menghitung

volume gas yang dilepaskan per menit pada waktu tertentu selama reaksi

berlangsung. Definisi Laju ini dapat diukur dengan satuan cm3s-1 Bagaimanapun,

untuk lebih formal dan matematis dalam menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya

diukur dengan melihat berapa cepat konsentrasi suatu reaktan berkurang pada waktu

tertentu.

Sebagai contoh, andaikan kita memiliki suatu reaksi antara dua

senyawa A dan B. Misalkan setidaknya salah satu mereka merupakan zat yang bisa

diukur konsentrasinya-misalnya, larutanatau dalam bentuk gas.

Untuk reaksi ini kita dapat mengukur laju reaksi dengan menyelidiki berapa cepat

konsentrasi, katakan A, berkurang per detik.

Kita mendapatkan, sebagai contoh, pada awal reaksi, konsentrasi berkurang dengan

laju 0.0040 mol dm-3 s-1.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 8: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Hal ini berarti tiap detik konsentrasi A berkurang 0.0040 mol per desimeter kubik.

Laju ini akan meningkat seiring reaksi dari A berlangsung.

(Clark, 2004).

Kecepatan reaksi ialah kecepatan perubahan konsentrasi pereaksi dan produk

terhadap waktu (-dC/dt). Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam reaksi disebut

molekularitas dan yang menentukan kecepatan reaksi disebut tingkat reaksi

(Sukardjo, 2002).

2.3.1 Reaksi Tingkat Satu

Reaksi tingkat satu ini molekuler dapat dituliskan:

A Produk

…………………………………………..(1)

Dimana = k1 : Tetapan kecepatan reaksi

Ca : Konsentrasi A pada saat t

A Produk

t = 0 a 0 a = konstanta awal

t = t (a – x ) x (a – x) = konstanta saat t

2.3.2 Reaksi Tingkat Dua

Reaksi tingkat dua biomolekuler dapat dituliskan:

a. A + B Produk

t = 0 a b 0

t = t (a = x) (b – x) x

dimana: a = Konsentrasi awal zat A

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 9: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

b = Konsentrasi awal zat B

x = a dan b yang bereaksi pada waktu t

k2 = Tetapan kecepatan reaksi

Hasil integrasi:

b. 2 A Produk

t = 0 a 0

t = t (a – x) x

2.3.3 Reaksi Tingkat Tiga

Reaksi tingkat tiga termolekular dapat ditulikan:

a. A + B + C Produk

t = 0 a b c 0

t = t (a – x) (b – x) (c – x) x

b. A + B + C Produk

t = 0 a b c 0

t = t (a – x) (a – x) (c – x) x

(Sukardjo, 2002).

2.4 Orde rekasi

Order reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat

menentukan apapun tentang order reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari

suatu reaksi. Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 10: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu

reaktan, A, berubah, Beberapa hal-hal sederhana yang akan kita temui adalah ;

Kemungkinan pertama: laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A

Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan

berlipat ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4, laju

reaksi pun akan menjadi 4 kali lipat.

Kita dapat mengekspresikan persamaan ini dengan simbol :

Adalah cara yang umum menulis rumus dengan tanda kurung persegi untuk

menunjukkan konsentrasi yang diukur dalam mol per desimeter kubik (liter). Kita

juga dapat menulis tanda berbanding lurus dengan menuliskan konstanta (tetapan), k.

Kemungkinan lainnya : Laju reaksi berbanding terbalik dengan kuadrat

konsentrasi A

Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi dari A, laju reaksi akan

bertambah 4 kali lipat (22). Jika konsentras dari Ai ditingkatkan tiga kali lipat, laju

reaksi akan bertambah menjadi 9 kali lipat (32). Dengan simbol dapat dilambangkan

dengan:

Secara umum, dengan melakukan percobaan yang melibatkan reaksi

antara A dan B, kita akan mendapatkan bahwa laju reaksi berhubugngan dengan

konsentrasi A dan B dengan cara :

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 11: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Hubungan ini disebut dengan persamaan laju reaksi :

Kita dapat melihat dari persamaan laju reaksi bahwa laju reaksi dipengaruhi

oleh pangkat dari konsentrasi dari A dan B. Pangkat-pangkat ini disebut dengan

order reaksi terhadap A dan B. Jika order reaksi terhadap A adalah 0 (no), berarti

konsentrasi dari A tidak mempengaruhi laju reaksi.

Order reaksi total (keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap

order. Sebagai contoh, di dalam reaksi order satu terhadap kedua A dan B (a = 1 dan

b = 1), order reaksi total adalah 2. Kita menyebutkan order reaksi total dua.

(Clark, 2004).

2.5 Kinetika Reaksi Homogen

Kinetika kimia adalah ilmu bagian dari kimia fisika yang mempelajari

tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi tersebut.

Termodinamika kimia mempelajari hubungan tenaga antara pereaksi dan hasil-hasil

reaksi, tidak mempelajari bagaimana reaksi-reaksi tersebut berlangsung dan dengan

kecepatan berapa kesetimbangan untuk reaksi tersebut dicapai. Tidak semua reaksi

kimia dapat dipelajari secara kinetik. Reaksi-reaksi yang berjalan sangat cepat seperti

reaksi ion-ion atau pembakaran da reaksi yang sangat lambat seperti perkaratan

(korosi), tidak dapat dipelajari secara kinetik. Diantara kedua jenis reaksi ini, banyak

reaksi-reaksi yang dapat diukur kecepatannya. Kecepatan reaksi tergantung dari :

- Jenis zat pereaksi

- Temperatur reaksi

- Konsentrasi zat pereaksi

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 12: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Kenaikan temperatur 10 0C rata-rata mempercepat reaksi 2 atau 3 kali lebih

besar, hingga reaksi yang berjalan sangat lambat pada temperatur kamar dapat

berjalan cepat pada temperatur tinggi.

Sebaliknya reaksi yang pada suhu kamar berjalan cepat, dapat dibekukan

pada temperatur rendah. Konsentrasi pereaksi besar pengaruhnya pada kecepatan

reaksi. Reaksi berjalan cepat pada awal reaksi, akan semakin lambat setelah waktu

tertentu dan akan berhenti pada waktu yang tidak terhingga. Kecepatan reaksi

biasanya dipelajari pada temperatur tetap, dengan menggunakan termostat. Untuk

mengetahui koefisien temperatur terhadap kecepatan reaksi, dapat diadakan

percobaan pada berbagai temperatur.

Reaksi yang berjalan dalam satu fase disebut reaksi yang homogen, misalnya

reaksi antara gas-gas atau reaksi dalam bentuk larutan. Reaksi yang berjalan dalam

dua fase seperti reaksi pada permukaan zat padat disebut reaksi heterogen.

(Sukardjo, 2002)

2.6 Teori Tumbukan

Reaksi yang hanya melibatkan satu partikel mekanismenya sederhana dan

kita tidak memikirkan tentang orientasi dari tumbukan. Reaksi yang melibatkan

tumbukan antara dua atau partikel akan membuat mekanisme reaksi menjadi lebih

rumit. Sudah merupakan suatu yang tak pelak lagi jika keadaan yang mlibatkan dua

partikel dapat bereaksi jiki mereka melakukan kontak satu dengan yang lain.

Partikel-partikel ini pertama harus bertumbukan, lalu memungkinkan terjadinya

reaksi. Pada reaksi ini kedua partikel harus bertumbukan dengan mekanisme yang

tepat, dan energi yang lebih besar untuk memutuskan energi ikatan mereka

sebelumnya.

Pertimbangkan suatu reaksi sederhana yang melibatkan tumbukan antara dua

molekul etena dan hidrogen klor, HCl sebagai contoh. Keduanya bereaksi untuk

menghasilkan kloroetan.

Sebagai hasil dari tumbukan antara dua molekul, ikatan rangkap diantara dua

karbon berubah menjadi tunggal. Satu hidrogen atom berikatan dengan satu karbon

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 13: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

dan atom klor berikatan dengan satu karbon lainnya. Reaksi hanya dapat terjadi bila

hidrogen yang merupakan ujung ikatan H-Cl mendekati ikatan rangkap karbon-

karbon. Tumbukan selain daripada itu tidak bekerja dikarenakan kedua molekul

tersebut akan saling bertolak (Anonim, 2009h).

Gambar 2.2 Tumbukan Antar Molekul(Anonim, 2009)

Tumbukan-tumbukan yang ditunjukkan pada gambar, hanya tumbukan 1 saja

yang memungkinkan terjadinya rekasi. Mengapa tumbukan 2 tidak terjadi. Ikatan

rangka dikelilingi oleh konsentras negatifitas yang tinggi sebagai akibat elektron-

elektron yang berada di iktan tersebut. Pendekatan atom klor yang memiki negatifitas

lebih tinggi di ikatan rangkap menyebabkan tolakan karena kedua-duanya memiliki

negatifitas yang tinggi. Di dalam tumbukan yang melibatkan partikel-partikel yang

tidak simetris, kita dapat menduga mekanisme melalui bagaimana cara mereka

bertumbukan untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu reaksi terjadi.

(Anonim, 2009)

2.7 Aplikasi Kecepatan Reaksi Dalam Industri

Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO terhadap Produk Metil Palmitat

dalam Reaktor Tumpak

Laju reaksi transesterifikasi juga sangat dipengaruhi oleh suhu reaksi. Reaksi

transesterifikasi dapat berlangsung sempurna pada suhu kamar dengan waktu reaksi

yang cukup lama. Umumnya suhu reaksi yang terjadi mengikuti suhu didih metanol

(60-70 0C) pada tekanan atmosferik. Hasil reaksi yang maksimum didapatkan pada

kisaran suhu reaksi antara 60-80 0C dengan perbandingan mol alkohol dengan

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 14: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

minyak (6:1). Apabila terjadi kenaikan suhu maka hal ini dapat mengurangi hasil

reaksi. Kondisi reaksi diatas berlaku apabila menggunakan CPO sebagai bahan baku.

Apabila menggunakan bahan minyak yang berbeda maka suhu reaksinya juga akan

berbeda.

Minyak nabati yang sedang dikembangkan sekarang adalah CPO, tidak dapat

digunakan langsung pada mesin karena viskositasnya yang tinggi. Reaksi

transesterifikasi pada CPO dapat memecah rantai trigliserida menjadi lebih pendek

dengan menggunakan katalis asam atau basa. Ada 3 tahapan reaksi transesterifikasi,

yaitu pembentukan produk antara digliserida (DG) dan monogliserida (MG) yang

akhirnya membentuk 3 mol metil ester (POME) dan 1 mol gliserol (GL).

Katalis yang umum digunakan untuk reaksi transesterifikasi adalah katalis

asam dan basa. Untuk katalis asam biasanya digunakan asam sulfonat dan asam

sulfat sedangkan katalis basa digunakan NaOH, KOH danNaOCH3. Reaksi

transesterifikasi dengan katalis basa lebih cepat 4000 kali dibandingkan katalis asam,

dan juga katalis alkali tidak sekorosif katalis asam. Logam alkali alkoksida (seperti

CH3ONa untuk metanolisis) adalah katalis yang paling aktif dengan memberikan

hasil yang sangat tinggi (>98%) pada waktu reaksi yang singkat yaitu selama 30

menit dan konsentrasi katalis yang rendah (0,5 %mol).

Preparasi Sampel

CPO yang digunakan perlu ditentukan terlebih dahulu kadar air dan bilangan

asam. Kadar air diuji dengan metoda gravimetri pada suhu 105 0C. Pengujian

bilangan asam mengikuti prosedur dari JECFA-FAO. Jika bilangan asam tinggi perlu

penetralan, dan jika kadar air tinggi dilakukan pengeringan untuk meningkatkan

kualitas CPO. Peningkatan kualitas CPO dilakukan untuk mengurangi asam lemak

bebas di dalamnya, yaitu dengan penambahan Na2CO3 pada 90 0C.

Reaksi Transesterifikasi dalam Reaktor Tumpak

Reaksi transesterifikasi dilakukan dalam reaktor tumpak yang dilengkapi

dengan pemanas, agitator, kondenser, dan termometer. Pada reaktor tumpak

dilakukan variasi suhu 55 0C, 60 0C, 65 0C, dan 70 0C. Kondisi standar yang

digunakan adalah perbandingan reaktan (6 :1), jumlah katalis 1% dan kecepatan

agitator 195 rpm. CPO high quality sebanyak 200 g dimasukkan ke dalam reaktor

tumpak dan suhu dijaga tetap selama reaksi berlangsung.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 15: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Katalis NaOH dicampurkan dengan metanol untuk membentuk NaOCH3.

sodium metoksida ini kemudian dimasukkan ke dalam reaktor tumpak dengan

perlahan. Reaksi dilakukan selama 1,5 jam. Sampel produk diambil pada tiap selang

waktu 5, 10, 15, 25, 35, 50, 70 dan 90 menit, untuk diuji konsentrasinya.

Analisis Produk

Produk POME yang diasumsikan sebagai metal palmitat, dianalisis dengan

menggunakan Gas Chromatography (GC) jenis FID. Kolom yang digunakan jenis

packed kolom dengan jenis packing GP 3% SP- 2310/2%SP-2300 on Chromosorb W

AW produksi Supelco. Panjang kolom 1 m x ¼“ stainless steel dengan suhu oven

190-220 0C dan suhu injektor 240 0C.

Hasil reaksi terbesar didapatkan pada kondisi suhu reaksi 70oC; 12,53 %,

Besarnya kandungan FFA dan kandungan air dalam CPO sangat berpengaruh besar

pada laju reaksi dan pada konsentrasi akhir metil ester. Adanya air di dalam metil

ester akan membuat konsentrasi turun pada saat awal-awal reaksi yang semestinya

laju reaksinya cepat, akibat terjadinya reaksi hidrolisis ester yang membentuk asam

lemaknya kembali. Kenaikan suhu berpengaruh terhadap kenaikan konstanta laju

reaksi. Konstanta laju reaksi untuk suhu 55-70 0C adalah 0,0002785-0,000304/menit.

Energi aktivasi yang diperoleh adalah 6,195x103 J/mol

Gambar 2.3 Diagram Alir Penelitian

(Utami, 2007)

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 16: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan, Peralatan & Rangkaian Peralatan

3.1.1 Bahan

1. Asam Klorida (HCl)

A. Sifat Fisika

1. Densitas : 1,18 gcm-3

2. Massa molar : 34,46 gmol-1

3. Titik lebur : -27,32 0C

4. Titik didih : 110 0C

5. Berwarna bening

6. Larut dalam air

7. Bersifat korosif

8. Zat cair encer

9. Berbau tajam dan menyengat

B. Sifat Kimia

1. Apabila direaksikan dengan NaOH akan membentuk garam dan air

HCl + NaOH NaCl + H2O

2. Reaksi dengan Fe2O3 akan menghasilkan ikatan anorganik

Fe2O3 + 6HCl 2FeCl3 + 3H2O

2. Aquadest (H2O)

A. Sifat Fisika

1. Densitas : 0,998 gcm-3 pada suhu 20 0C

2. Massa molar : 18,0153 gmol-1

3. Titik lebur : 0 0C

4. Titik didih : 100 0C

5. Zat cair tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau

6. Pelarut yang sangat baik

7. Berada dalam keadaan dinamis antara fase padat dan cair

8. Memiliki tegangan permukaan yang kuat

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 17: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

B. Sifat Kimia

1. Terbentuk dari reaksi antara molekul hidrogen dan –OH

H + -OH H2O

2. Membentuk gas hidrogen dan oksigen pada reaksi elektrolisis

2H2O(l) + 2H2(g) O2(g)

3. Etil Asetat (C2H5COOCH3)

A. Sifat Fisika

1. Densitas : 0,897 gcm-3

2. Massa molar : 88,12 gmol-1

3. Titik lebur : -83,6 0C

4. Titik didih : 77,1 0C

5. Tidak beracun

6. Zat cair tidak berwarna

7. Memiliki bau yang khas

8. Digunakan sebagai pelarut

9. Larut dalam etanol, aseton, dietileter dan benzen, tidak larut dalam air

B. Sifat Kimia

1. Dihasilkan dari reaksi antara etanol dan asam asetat

CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOCH2CH3 + H2O

2. Reaksi dengan NaOH akan menghasilkan etanol dan sodium asetat

CH3COOC2H5 + NaOH C2H5OH + CH3COONa

4. Natrium Hidroksida (NaOH)

A. Sifat Fisika

1. Densitas : 2,1 gcm-3

2. Massa molar : 39,9971 gmol-1

3. Titik lebur : 318 0C

4. Titik didih : 1390 0C

5. Larut dalam pelarut polar seperti etanol tetapi tidak larut dalam

dietileter dan pelarut non polar lainnya.

6. Bersifat basa dan paling umum digunakan di laboratorium

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 18: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

7. Larut dalam air

8. Berbentuk padatan berwarna putih

9. Bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap CO2 dari udara

B. Sifat Kimia

1. Terbentuk dari reaksi antara NaCl dan H2O

NaCl + H2O HCl + NaOH

2. Reaksi dengan asam asetat akan menghasilkan sodium asetat dan H2O

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

5. Phenolftalein (C20H14O4)

A. Sifat Fisika

1. Densitas : 1,227 gcm-3 pada suhu 320C

2. Massa molar : 318,323 gmol-1

3. Titik lebur : 262,5 0C

4. Larut dalam etanol

5. Berbentuk serbuk

6. Berfungsi sebagai indikator asam basa

7. Zat cair tidak berwarna

8. Tidak larut dalam air

B. Sifat Kimia

1. Akan menimbulkan warna pink dalam keadaan larutan basa

2. Sering digunakan dalam titrasi

3.1.2 Peralatan

1. Statif dan Klem

Fungsi : Sebagai alat tempat menggantung buret pada saat titrasi.

2. Corong gelas

Fungsi : Untuk mempermudah memasukkan zat ke dalam buret.

3. Buret

Fungsi : Sebagai alat titrasi.

4. Timbangan

Fungsi : Sebagai alat mengukur massa zat yang akan digunakan.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 19: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

5. Labu erlenmeyer

Fungsi : Sebagai tempat zat yang akan dititrasi

6. Gelas ukur

Fungsi : Untuk mengukur volume larutan.

7. Pipet tetes

Fungsi : Untuk menambahkan larutan yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil.

8. Stirrer

Fungsi : Untuk Mengaduk Larutan

9. Beaker gelas

Fungsi : Sebagai wadah tempat larutan.

10. Stopwatch

Fungsi : Untuk menghitung waktu

3.1.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 20: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Prosedur Percobaan dengan Pengadukan

1. Dibuat 300 ml larutan etil asetat 0,38 M, 400 ml larutan NaOH 0,4 M dan

350 ml larutan HCl 0,45 M.

2. Larutan NaOH dimasukkan dalam beaker glass.

3. Kemudian larutan etil asetat dimasukkan ke dalam beaker gelas secara

perlahan-lahan sambil diaduk dengan stirer dan stopwatch dihidupkan.

4. Setelah 4 menit diambil sampel sebanyak 6 ml, tambahkan dengan indikator

Phenolpthalein, dan dititer dengan HCl 0,45 M sampai diperoleh volume HCl

yang konstan.

5. Volume HCl yang digunakan pada setiap titrasi dicatat.

6. Diulangi hingga volume HCl yang digunakan konstan.

3.2.2 Prosedur Percobaan Tanpa Pengadukan

1. Dibuat larutan 300 ml etil asetat 0,38 M, larutan 400 ml NaOH 0,4 M dan

larutan 350 ml HCl 0,45 M.

2. Larutan NaOH dimasukkan dalam beaker glass dan didiamkan tanpa

pengadukan.

3. Kemudian larutan etil asetat dituangkan ke dalam beaker gelas secara

perlahan-lahan dan stopwatch dihidupkan.

4. Setelah 4 menit diambil sampel sebanyak 6 ml, tambahkan dengan indikator

Phenolpthalein, dan dititer dengan HCl 0,45 M sampai diperoleh volume

HCl yang konstan.

5. Volume HCl yang digunakan pada setiap titrasi dicatat.

6. Diulangi hingga volume HCl yang digunakan konstan.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 21: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

3.3 Flowchart Percobaan

3.3.1 Flowchart Percobaan dengan Pengadukan

Gambar 3.2 Flowchart Percobaan dengan Pengadukan

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Ya

Ya

Tidak

Dituang larutan etil asetat ke dalam beaker glass secara perlahan-lahan dan

diaduk dengan stirer

Stopwatch dihidupkan

Diambil sampel sebanyak 6 ml setiap 4 menit

Tambahkan phenolphthalein 3 tetes hingga larutan menjadi merah rosa

Titrasi dengan larutan HCl 0,45 M

Apakah larutanmenjadi bening?

Catat volume HCl 0,45 M yang terpakai

Apakah volume HCl sudah konstan?

Dicatat volume HCl yang dipakai

Mulai

Dibuat larutan NaOH 0,4 M 400 ml, etil asetat 0,38 M 300 ml, dan HCl 0,45 M 350 ml

Larutan NaOH dimasukkan ke dalam beaker glass

Selesai

Tidak

Page 22: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

3.3.2 Flowchart Percobaan Tanpa Pengadukan

Gambar 3.3 Flowchart Percobaan Tanpa Pengadukan

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Ya

Ya

Tidak

Dituang larutan etil asetat ke dalam beaker glass secara perlahan-lahan

Stopwatch dihidupkan

Diambil sampel sebanyak 6 ml setiap 4 menit

Tambahkan phenolphthalein 3 tetes hingga larutan menjadi merah rosa

Titrasi dengan larutan HCl 0,45 M

Apakah larutanmenjadi bening?

Catat volume HCl 0,45 M yang terpakai

Apakah volume HCl sudah konstan?

Dicatat volume HCl yang dipakai

Mulai

Dibuat larutan NaOH 0,4 M 400 ml, etil asetat 0,38 M 300 ml, dan HCl 0,45 M 350 ml

Larutan NaOH dimasukkan ke dalam beaker glass

Selesai

Tidak

Page 23: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Dengan Pengadukan

Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan Kecepatan Reaksi dengan Pengadukan

Not

(menit)

Konsentrasi Konversi K(M-1 menit-1)

-rA

(M/menit)CA CB XA XB

1 4 0,372 0,394 0,022 0,016 0,014 0,002

2 8 0,357 0,383 0,061 0,044 0,020 0,003

3 12 0,259 0,309 0,318 0,227 0,096 0,008

4 16 0,117 0,203 0,693 0,494 0,334 0,008

5 20 0,034 0,141 0,910 0,648 1,024 0,005

6 24 0,034 0,141 0,910 0,648 0,853 0,004

4.1.2 Tanpa Pengadukan

Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan Kecepatan Reaksi Tanpa Pengadukan

Not

(menit)

Konsentrasi Konversi K(M-1 menit-1)

-rA

(M/menit)CA CB XA XB

1 4 0,342 0,371 0,101 0,072 0,070 0,009

2 8 0,349 0,377 0,081 0,058 0,028 0,004

3 12 0,102 0,191 0,732 0,522 0,535 0,010

4 16 0,072 0,169 0,811 0,578 0,609 0,007

5 20 -0,041 0,084 1,107 0,789 -1,811 0,006

6 24 -0,026 0,096 1,068 0,761 -3,207 0,008

7 28 -0,093 0,045 1,246 0,888 -0,522 0,002

8 32 -0,093 0,045 1,246 0,888 -0,457 0,002

9 36 -0,093 0,045 1,246 0,888 -0,406 0,002

4.2 Pembahasan

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 24: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

4.2.1 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi Vs. Waktu (dengan Pengadukan)

Gambar 4.1 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi Vs. Waktu (dengan Pengadukan)

Menurut teori, harga konstanta reaksi akan semakin kecil nilainya seiring

dengan bertambahnya waktu. Semakin lama waktu yang dibutuhkan reaksi itu untuk

memperoleh nilai konstan maka akan semakin kecil nilai konstanta kecepatan

reaksinya (Sukardjo, 2002).

Pada grafik hasil percobaan terlihat bahwa k yang diperoleh tidaklah

konstan, tetapi selalu berubah naik turun dari harga k-nya. Pada saat t = 4 menit

konstanta kecepatan reaksi sekitar 0,014 M-1menit-1, pada saat t = 8 menit terlihat

memiliki nilai yang besar, yaitu sekitar 0,020 M-1menit-1, dan pada saat t= 20 grafik

terus memperlihatkan kenaikan, yakni sebesar 1,024 M-1menit-1. Namun seterusnya

akan mengalami penurunan hingga akhirnya pada saat t = 24 menit diperoleh harga

konstanta reaksi sebesar 0,853 M-1menit-1.

Maka grafik diatas tidak sesuai dengan teori yang ada dimana semakin

tingginya waktu berlangsungnya suatu reaksi maka konstanta kecepatan reaksinya

menurun. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat melakukan percobaan,

misalnya:

1. ketidaktelitian dalam mengukur volume larutan

2. ketidaktelitian dalam menghitung waktu

3. kurang teliti dalam menitrasi.

4.2.2 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi Vs. Waktu (Tanpa Pengadukan)

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 25: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Gambar 4.2 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi Vs. Waktu (Tanpa Pengadukan)

Menurut teori, harga konstanta reaksi akan semakin kecil nilainya seiring

dengan bertambahnya waktu. Semakin lama waktu yang dibutuhkan reaksi itu untuk

memperoleh nilai konstan maka akan semakin kecil nilai konstanta kecepatan

reaksinya (Sukardjo, 2002).

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin meningkatnya waktu untuk

bereaksi maka konstanta kecepatan reaksinya mengalami kenaikan dan penurunan

yang cukup signifikan. Dari grafik terlihat, pada saat t = 4 menit harga konstanta

kecepatan reaksi sebesar 0,070 M-1menit-1 dan pada akhirnya mengalami kenaikan

hingga t = 16, yakni 0,609 M-1 menit-1. Lalu terus mengalami penurunan hingga

menuju harga -3,207 dan naik lagi pada -0,406 ketika t=36 menit.

Maka grafik diatas tidak sesuai dengan teori yang ada dimana semakin

tingginya waktu berlangsungnya suatu reaksi maka konstanta kecepatan reaksinya

menurun. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat melakukan percobaan,

misalnya:

1. ketidaktelitian dalam mengukur volume larutan

2. ketidaktelitian dalam menghitung waktu

3. kurang teliti dalam menitrasi.

Namun grafik tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa konstanta

kecepatan reaksi dengan pengadukan lebih besar dari pada tanpa pengadukan.

4.2.3 Grafik Laju Reaksi Vs. Waktu (dengan Pengadukan)

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 26: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Gambar 4.3 Grafik Laju Reaksi Vs. Waktu (dengan Pengadukan)

Pada dasarnya, dari hukum laju reaksi dapat terlihat bahwa laju reaksi

berbanding terbalik dengan waktu. Hal ini berhubungan dengan jumlah zat pereaksi

(reaktan). Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi maka jumlah zat pereaksi akan

makin sedikit, sedangkan jumlah zat sebagai produk semakin banyak. Maka, dapat

dikatakan laju reaksi adalah laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya

produk (Sukardjo, 2002).

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin meningkatnya waktu untuk

bereaksi maka lajunya makin menurun. Disaat waktu berlangsungnya reaksi 4 hingga

12 menit laju reaksinya meningkat, sedangkan disaat waktu 16 hingga 24 menit laju

reaksi semakin lambat. Berdasarkan teori yang ada bahwa semakin lama waktu yang

dibutuhkan untuk bereaksi maka laju reaksinya pun berkurang.Namun grafik diatas

mengalami ketidakstabilan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh :

1. ketidaktelitian dalam mengaukur volume larutan

2. ketidaktelitian dalam menghitung waktu

3. kurang teliti dalam menitrasi.

4.2.4 Grafik Laju Reaksi Vs. Waktu (Tanpa Pengadukan)

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 27: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Gambar 4.4 Grafik Laju Reaksi Vs. Waktu (Tanpa Pengadukan)

Pada dasarnya, dari hukum laju reaksi dapat terlihat bahwa laju reaksi

berbanding terbalik dengan waktu. Hal ini berhubungan dengan jumlah zat pereaksi

(reaktan). Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi maka jumlah zat pereaksi akan

makin sedikit, sedangkan jumlah zat sebagai produk semakin banyak. Maka, dapat

dikatakan laju reaksi adalah laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya

produk (Sukardjo, 2002).

Pada grafik percobaan tanpa pengadukan, telihat bahwa terjadi penurunan

laju reaksi seiring dengan bertambahnya waktu dari kondisi awalnya. Hal ini dapat

kita lihat pada saat waktu berlangsungnya reaksi 4 menit laju reaksinya 0,09 M/menit

dan disaat reaksi terus berjalan hingga mencapai waktu 32 menit laju reaksinya

berkurang menjadi 0,002 M/menit. Hal ini ditandai dengan semakin konstannya

penggunaan HCl selama proses titrasi berlangsung. Berdasarkan grafik yang

diperoleh laju akhir reaksi tanpa pengadukan lebih kecil dari pada dengan

pengadukan, maka hal ini telah sesuai dengan teori yang telah ada. Namun, terjadi

sedikit kesalahan pada saat 12 menit, dimana hal ini kemungkinan diakibatkan oleh

ketidaktelitian dalam melakukan titrasi.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 28: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil pengamatan pada percobaan ini harga konstanta reaksi seharusnya

memiliki harga yang konstan, namun dapat dilihat dari grafik yang diperoleh

dari kedua percobaan memiliki nilai yang tidak konstan karena mengalami

kenaikan dan penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam

percobaan maupun metode perhitungan yang tidak sesuai.

2. Dari hasil pengamatan pada percobaaan ini harga laju reaksi berbanding

terbalik dengan selang waktu. Laju reaksi akan semakin berkurang dengan

pertambahan waktu yang mengakibatkan penurunan pada grafik laju reaksi vs

waktu. Semakin besar waktu yang dibutuhkan akan semakin kecil harga laju

reaksinya. Semakin lama reaksi berlangsung maka kecepatan reaksi akan

semakin menurun karena jumlah pereaksi semkin berkurang.

3. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh konstanta laju reaksi rata-rata

dengan pengadukan adalah sebesar 0,390 M-1menit-1. Sedangkan harga

konstanta laju reaksi rata-rata tanpa pengadukan adalah -0,574 M-1menit–

5.2 Saran

1. Diharapkan praktikan lebih teliti dalam pengambilan sampel dan penentuan

waktu yang diperlukan dalam pengambilan sampel.

2. Diharapkan praktikan hati-hati dalam menggunakan alat, seperti stirer.

3. Diharapkan praktikan menguasai teori dan prosedur percobaan.

4. Praktikan berikutnya harus sangat berhati-hati dalam melakukan titrasi,

karena volume HCl sangat meentukan walaupun sedikit.

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 29: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

LAMPIRAN A

DATA PERCOBAAN

A.1 Data Percobaan dengan Pengadukan

Tabel A.1 Tabel Data Percobaan dengan Pengadukan

Waktu (menit) Volume HCl (ml)

4 7,0

8 6,8

12 5,5

16 3,6

20 2,5

24 2,5

28 2,5

A.2 Data Percobaan Tanpa Pengadukan

Tabel A.2 Tabel Data Percobaan Tanpa Pengadukan

Waktu (menit) Volume HCl (ml)

4 6,6

8 6,7

12 3,4

16 3

20 1,5

24 1,7

28 0,8

32 0,8

36 0,8

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 30: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

LAMPIRAN B

PERHITUNGAN

B.1 Pembuatan Larutan yang Dipakai

B.1.1 Etil Asetat 0,38 M 300 ml

etil asetat = 0,901 gr/ml

BM etil asetat = 88 gr/mol

% etil asetat = 99,5 %

= 10,18 M

M2 = 0,38 M

V2 = 300 ml

M1 x V1 = M2 x V2

10,18 x V1 = 0,38 x 300

V1 = 11,2 ml

Jadi, volume etil asetat yang diambil adalah 11,2 ml lalu ditambahkan

aquadest sebanyak 288,8 ml.

B.1.2 Natrium Hidroksida 0,4 M 400 ml

V NaOH = 400 ml

M NaOH = 0,4 M

BM NaOH = 40 gr/mol

n NaOH = M x V = 0,4 x 400 = 160 mmol = 0,16 mol

m NaOH = n x BM = 0,16 x 40 = 6,4 gr

Jadi, ditimbang NaOH sebanyak 6,4 gram kemudian dilarutkan dalam

aquadest hingga volume mencapai 400 ml.

B.1.3 Asam Klorida 0,3 M 350 ml

asam klorida = 1,19 gr/ml

BM asam klorida = 36,5 gr/mol

% asam klorida = 37 %

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 31: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

= 12,063 M

M2 = 0,3 M

V2 = 350 ml

M1 x V1 = M2 x V2

12,063 x V1 = 0,3 x 350

V1 = 8,7 ml

Jadi, volume asam klorida yang diambil adalah 8,7 ml lalu ditambahkan

aquadest sebanyak 341,29 ml.

B.2 Penentuan Konversi Reaktan yang Bereaksi

B.2.1 Dengan Pengadukan (t = 4 menit)

Vol. pentiter HCl = 7,0 ml

Vol. awal etil asetat = 300 ml

Vol. basa yang digunakan, NaOH = 400 ml

Mol etil asetat = 300 ml x 0,38 M =114 mmol

Mol NaOH = 400 ml x 0,4 M = 160 mmol

Mol pentiter = 7,0 ml x 0,45 M = 3,15 mmol

Karena digunakan prinsip titrasi, maka dianggap :

Maka mol NaOH yang bereaksi (x) adalah :

Vsampel : VNaOH=

300 ml : 6 ml = (b – x) : 3,15 mmol

50 = (160 – x) : 3,15 mmol

x = 160 – 157,5

x = 2,5 mmol

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 32: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

Reaksi : CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

M : 114 160 - -

R : 2,5 2,5 2,5 2,5

S : 111,5 157,5 2,5 2,5

A = larutan CH3COOC2H5

B = larutan NaOH

dimana:

NA = 111,5 mmol NA0 = 114 mmol

NB = 157,5 mmol NB0 = 160 mmol

Maka,

B.2.2 Tanpa Pengadukan (t = 4 menit)

Vol. pentiter HCl = 6,6 ml

Vol. awal etil asetat = 300 ml

Vol. basa yang digunakan, NaOH = 400 ml

Mol etil asetat = 300 ml x 0,38 M =114 mmol

Mol NaOH = 400 ml x 0,4 M = 160 mmol

Mol pentiter = 6,6 ml x 0,45 M = 2,97 mmol

Karena digunakan prinsip titrasi, maka dianggap :

Maka mol NaOH yang bereaksi (x) adalah :

Vsampel : VNaOH=

300 ml : 6 ml = (b – x) : 2,97 mmol

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 33: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

50 = (160 – x) : 2,97 mmol

x = 160 – 148,5

x = 11,5 mmol

Reaksi : CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

M : 114 160 - -

R : 11,5 11,5 11,5 11,5

S : 102,5 148,5 11,5 11,5

A = larutan CH3COOC2H5

B = larutan NaOH

dimana:

NA = 102,5 mmol NA0 = 114 mmol

NB = 148,5 mmol NB0 = 160 mmol

Maka,

B.3 Penentuan Konsentrasi (CA dan CB)

B.3.1 Dengan Pengadukan (t = 4 menit)

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 34: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

B.3.2 Tanpa Pengadukan (t = 4 menit)

B.4 Penentuan Harga Kecepatan Reaksi

B.4.1 Dengan Pengadukan (t = 4 menit)

B.4.2 Tanpa Pengadukan (t = 4 menit)

B.5 Penentuan Kecepatan Reaksi

B.5.1 Dengan Pengadukan (t = 4 menit)

-rA = K x CA x CB

-rA = 0,014 M-1 menit-1 x 0,372 M x 0,394 M

= 0,002 M menit-1

B.5.2 Tanpa Pengadukan (t = 4 menit)

-rB = K x CA x CB

-rB = 0,07 M-1 menit-1 x 0,342 M x 0,371 M

= 0,009 M menit-1

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 35: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

LAMPIRAN E

GRAFIK PENENTUAN HARGA Krata-rata

E.1 DENGAN PENGADUKAN

Tabel E.1 terhadap Waktu

T (menit) 4 8 12 16 24

-0,4384 -0,2177 -0,1444 -0,1075 -0,086

Slope = (CB0 – CA0) k

Grafik E.1 Grafik terhadap waktu

(CB0 – CA0) krata-rata =

(0,5 – 0,2) krata-rata = 0,01468

krata-rata = 0,04895

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004

Page 36: kecepatan reaksi

Laboratorium Kimia Fisika Kecepatan Reaksi

E.2 TANPA PENGADUKAN

Tabel E.2 terhadap Waktu

T (menit) 4 8 12 16

)1(ln

A

A

XM

XM

-0,4155 -0,214 -0,1392 -0,1044

Slope = (CB0 – CA0) k

Grafik E.2 Grafik)1(

lnA

A

XM

XM

terhadap waktu

(CB0 – CA0) krata-rata =

(0,5 – 0,2) krata-rata = 0,01728

krata-rata = 0,0576

Rakhmat Akbar Sinaga/ 080405004