Top Banner
Anak-anak zaman sekarang tak asing lagi dengan gadget dan teknologi. Marc Prensky—pakar pendidikan lulusan Universitas Harvard dan Yale dari Amerika, yang juga penulis buku Digital Game-Based Learning, menyebut anak-anak berusia 14 tahun ke bawah sebagai ”digital natives”—alias ”penduduk asli” yang menghuni dunia digital ini. Tinggal sebut saja, entah itu komputer PC, komputer tablet, play station, sampai beraneka jenis smartphone yang dimiliki orangtua di rumah, pasti sudah ”khatam” diutak-atik oleh si praremaja. Untuk apa lagi kalau bukan untuk menjajal beraneka macam game seru yang tersedia online, baik yang bisa diunduh gratis maupun yang berbayar? Hanya, menurut penelitian yang pernah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics—yang antara lain dilakukan di Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010), dan Stanford University School of Medicine (2009), kebanyakan main game bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak, antara lain berupa: - Masalah sosialisasi. Berhubung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan mesin (bukan manusia), si praremaja bisa merasa canggung dan kurang nyaman kala datang kesempatan untuk bergaul dengan temannya. - Masalah komunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan sebatas berbicara dan mendengarkan kalimat yang terucap, tetapi juga membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang sering bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini. - Mengikis empati. Seringkali anak menyukai jenis game yang melibatkan kekerasan, seperti perang-perangan, martial art, dan sebagainya. Efek samping dari memainkan jenis game ini adalah terpicunya agresivitas anak dan terkikisnya empati si kecil terhadap orang lain. - Gangguan motorik. Tubuh yang kurang aktif bergerak akan mengurangi kesempatan anak untuk melatih kemampuan motoriknya. Risikonya, anak bisa terserang obesitas dan pertumbuhan tinggi badannya tidak maksimal.
25

Kecanduan game

Apr 07, 2023

Download

Documents

Muhammad Nasir
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kecanduan game

Anak-anak zaman sekarang tak asing lagi dengan gadget dan teknologi. Marc Prensky—pakar pendidikan lulusan Universitas Harvard dan Yale dari Amerika, yang juga penulis buku Digital Game-Based Learning, menyebut anak-anak berusia 14 tahun ke bawah sebagai ”digital natives”—alias ”penduduk asli” yang menghuni dunia digital ini.

Tinggal sebut saja, entah itu komputer PC, komputer tablet, play station, sampai beraneka jenis smartphone yang dimiliki orangtua di rumah, pasti sudah ”khatam” diutak-atik oleh si praremaja. Untuk apa lagi kalau bukan untuk menjajal beraneka macam game seru yang tersediaonline, baik yang bisa diunduh gratis maupun yang berbayar?

Hanya, menurut penelitian yang pernah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics—yang antara lain dilakukan di Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010), dan Stanford University School of Medicine (2009), kebanyakan main game bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak, antara lain berupa:

- Masalah sosialisasi. Berhubung lebih banyak menghabiskan waktu untukbermain dengan mesin (bukan manusia), si praremaja bisa merasa canggung dan kurang nyaman kala datang kesempatan untuk bergaul dengantemannya.

- Masalah komunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan sebatas berbicara dan mendengarkan kalimat yang terucap, tetapi juga membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang sering bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.

- Mengikis empati. Seringkali anak menyukai jenis game yang melibatkankekerasan, seperti perang-perangan, martial art, dan sebagainya. Efek samping dari memainkan jenis game ini adalah terpicunya agresivitas anak dan terkikisnya empati si kecil terhadap orang lain.

- Gangguan motorik. Tubuh yang kurang aktif bergerak akan mengurangi kesempatan anak untuk melatih kemampuan motoriknya. Risikonya, anak bisa terserang obesitas dan pertumbuhan tinggi badannya tidak maksimal.

Page 2: Kecanduan game

- Gangguan kesehatan. Menatap layar video games secara konstan dalam waktu lama bisa mencetus serangan sakit kepala, nyeri leher, gangguan tidur, dan gangguan penglihatan.

Anak yang kecanduan internet, pada Mei mendatang akan digolongkan memiliki penyakit mental yang serius. Seperti dikutip dari laman Sun Herald, gangguan penggunaan internet ini akan dimasukkan dalam golonganDSM IV atau Diagnostik Manual dan Statistik Gangguan Mental.

Diagnostik tersebut termasuk orang-orang yang kecanduan dengan smarthphone, seperti penggunaan komputer tablet maupun desktop. Ilmuwan Autralia yang tergabung dalam Psychological Society Australia menyampaikan klasifikasi tambahan tentang kecanduan permainan internetini.

Pada Mei mendatang, pengguna gangguan internet akan terdaftar sebagai kondisi yang direkomendasikan untuk dipelajari lebih lanjut. Oleh paraahli tersebut, kecanduan diartikan sebagai mental yang ''harus selalu'' menggunakan game internet ini. Fenomena ini sudah banyak melanda banyak negara selama dekade terakhir, di mana akses internet murah dan makin banyaknya muncul smartphone.

Mike Kyrios dari Swinburne University of Technology, yang membantu penulisan pengajuan gangguan ini, mengatakan penelitian diinvestasikanuntuk gangguan tersebut. Penelitian ini memungkinkan para profesional kesehatan mendiagnosa anak-anak dengan perilaku adiktif dari penggunaan teknologi yang berlebihan itu. Dan kemudian mengarah ke pengobatan yang tepat.

Page 3: Kecanduan game

"Game untuk anak-anak adalah masalah yang jelas. Tapi secara keseluruhan, penggunaan teknologi bisa menjadi masalah potensial," ujarnya.

Begitu juga dengan psikolog Emil Hodzic yang kerap menangani anak-anakyang kecanduan video game. Dia mengatakan pernah menangani klien muda yang berumur 12 tahun yang sedang kecanduan internet dan video game. "Tanda yang paling khas dari kecanduan ini adalah gejala penarikan diri, sehingga ekspresi marah atau frustasi akan muncul ketika ia tidak bisa bermain," ujarnya.

Lain halnya dengan psikiater Rhosel Lenroot yang memberikan catatan kepada media massa. "Saya kira itu memang berbahaya kalau kita tidak fokus untuk memperhatikan permasalahan ini. Tetapi di lain hal tidak ada yang salah dengan teknologi," katanya.

 Berikut adalah beberapa gejala kecanduan game. Jika gejala di bawah ini ternyata banyak yang menimpa anak Anda, maka waspadalah..- anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-jam di luar sekolah- tertidur di sekolah- sering melalaikan tugas- nilai di sekolah jeblok- berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk ngegame- lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman- menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan ekskul)- merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame

Sementara gejala-gejala fisik yang bisa menimpa seseorang yang kecanduan game antara lain:- Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena saraf tertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)- mengalami gangguan tidur- sakit punggung atau nyeri leher- sakit kepala- mata kering- malas makan / makan tidak teratur

Page 4: Kecanduan game

- mengabaikan kebersihan pribadi (misal: malas mandi)

Kecanduan internet kini telah menjadi permasalahan atau fenomena sosial yang perlu diperhatikan bagi beberapa kalangan kesehatan untuk anak-anak/remaja atau bahkan orang dewasa yang mengidap penyakit kecanduan tersebut. Menurut penelitian, kecanduan game online dapat memicu gangguan kejiwaan bahkan kecanduan game hampir sama dengan kecanduan seksual maupun narkoba.

Itu disebabkan oleh para pecandu game telah kehilangan beberapa fungsikesadaran dan bahkan bisa merusak beberapa syaraf otak pengendali kesadaran.

Bagi para orang tua atau orang dewasa yang kecanduan game online dan tidak mampu melepaskan kecanduan tersebut, solusinya adalah konseling psikologi bersama ahli psikologi. Para ahli psikologi akan memberikan berbagai sesi konseling psikologi untuk meredakan kecanduan ataupun melepaskan mindset kecanduan game online tersebut.

"Accurate" Health Center  merupakan pusat pengobatan psikologi atau konseling psikologi dapat membantu anda atau anak anda yang kecanduan internet secara berkesinambungan melalui beberapa sesi terapi. Terapi yang paling baik untuk diperlukan oleh para pecandu game online adalahhipnoterapi dan psikoterapi, namun terapi akupunktur dan beberapa pemijatan syaraf kepala dapat membantu mereka lebih konsentrasi dan lebih sadar terhadap perilaku mereka yang buruk atau kecanduan.

"Accurate" Health Center dapat membantu pasien melaksanakan terapi relaksasi, terapi refleksi otak, terapi penenangan, hipnoterapi, terapi masa depan, terapi moralitas, terapi motivasi untuk meningkatkan arah atau tujuan hidup pasien sehingga mulai kembali memikirkan kesuksesannya dan tangung jawabnya.

Page 5: Kecanduan game

Komputer dan game adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan darikehidupan anak-anak masa kini. Bagi kebanyakan anak remaja, bermain game di komputer, konsol, atau perangkat genggam adalah salah satu kegiatan rutin yang mereka lakukan setiap hari. Sebenarnya tak masalah selama masih dalam batas wajar, bagaimanapun mereka hidup dan berkembang di jaman serba teknologi.

Game-game beraliran Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (MMORPG) seperti “World of Warcraft” nyatanya berhasil menarik jutaan pemain setiap harinya. Umumnya pemain menikmati hobi mereka ini sampai rela berjam-jam ngegame. Banyak pula yang mengaku tidak bisa berhenti bermain.

Namun bagaimana jika sudah sampai mengganggu aktivitas lain, misal sudah tidak peduli dengan kehidupan di luar, nilai sekolah jeblok, tidak mau lagi beraktivitas di kegiatan ekskul, menarik diri dari dunia luar atau sering terpaku berlama-lama ngegame di depan komputer / gadget elektronik lainnya? Besar kemungkinan anak sudah kecanduan game.

Kecanduan game memang tidak termasuk dalam klasifikasi diagnostikdan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut Diagnosticand Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Meskipun demikian, banyak pakar kesehatan mental mengatakan bahwa bermain video game hampir sama dengan bermain judi dalam hal proses kecanduannya.

Lalu mengapa bisa kecanduan?

Ketahuilah bahwa di game multiplayer online, para pemain bisa berperilaku sangat kontras dengan kepribadian mereka sehari-hari.Di sini, seorang anak pasif bisa menjadi agresif, anak yang sulitmendapat teman tiba-tiba mampu berteman atau memimpin pasukan.

Page 6: Kecanduan game

Mereka bahkan bisa melampiaskan kebrutalan mereka di dunia maya tanpa konsekuensi yang nyata. Jangan heran jika ada anak yang kesulitan berteman di dunia nyata ternyata sangat mudah bergaul dan mendapatkan teman di dunia maya karena di sini mereka bisa berinteraksi tanpa harus bertatap muka.

Menurut para dokter yang meneliti kecanduan video game, alasan seseorang bisa ketagihan bermain game adalah karena game tersebutsengaja dirancang agar pemainnya semakin sering bermain game.

1. Pemain butuh menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan sebuah karakter dan persona virtual mereka. Game tersebut memang dirancang agar mereka ‘menginvestasikan’ banyak waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan kemampuan mereka.

2. Belum lagi pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score yang tinggi, ini akan membuat pemain enggan berhenti bermain sebelum mereka memenuhi target mereka. Tentu saja, begitutarget tercapai, selalu ada target yang lebih besar berikutnya, dan berikutnya.

3. Game multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agarpemain bekerja sama untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu pemain merasa tidak dapat meninggalkan permainan sebelum memenuhikewajiban untuk tim mereka.

4. Daya tarik lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di dunia game online tersebut mereka bisa menjadi siapa saja sesuai yang mereka inginkan, dan relatif mudah untuk meningkatkan karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang kesulitan berteman.

5.  Candu lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan sebagai pelarian dari masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh negatif karena lebih banyak menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan masalah yang dihadapi.

***

Page 7: Kecanduan game

Berikut adalah beberapa gejala kecanduan game. Jika gejala di bawah ini ternyata banyak yang menimpa anak Anda, maka waspadalah..

- anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-jam di luar sekolah- tertidur di sekolah- sering melalaikan tugas- nilai di sekolah jeblok- berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk ngegame- lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman- menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan ekskul)- merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame

Sementara gejala-gejala fisik yang bisa menimpa seseorang yang kecanduan game antara lain:- Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena saraftertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)- mengalami gangguan tidur- sakit punggung atau nyeri leher- sakit kepala- mata kering- malas makan / makan tidak teratur- mengabaikan kebersihan pribadi (misal: malas mandi)

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, ketika seorang pengguna internet berat menghentikan kegiatannya atau offline, mereka mengalamigejala-gejala menagih yang mirip dengan pengguna narkoba.

Page 8: Kecanduan game

Penelitian mengenai dampak buruk penggunaan internet secara berlebihantersebut dilakukan oleh tim dari Univeritas Swansea dan Milan, Italia.

Sebanyak 16 partisipan, rata-rata berusia 25 tahun, dites untuk mengetahui level penggunaan internetnya. Pengguna berat adalah mereka yang menggunakan internet secara obsesif atau sampai mengganggu hubungan sosial dan pekerjaannya.

Mereka kemudian diminta untuk berselancar di internet, memasuki situs apa pun yang disukai selama 15 menit. Setelah itu mereka dites level mood dan kecemasannya. Para partisipan yang tergolong "kecanduan" internet ternyata mengalami mood negatif setelah diminta berhenti berselancar di dunia maya.

"Meski kita belum tahu banyak tentang kecanduan internet, tetapi hasilstudi itu menunjukkan banyak orang muda yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk internet. Hal itu menyebabkan konsensekuensi negatif," kata Phil Reed, salah satu peneliti.

Kemudahan memakai internet juga membuat orang kecanduan media sosial, main games online, sampai belanja online. Sebuah penelitian juga menunjukkan orang yang kecanduan tersebut akan mengalami kegelisahan jika tidak "online".

Page 9: Kecanduan game

Game online memang mengasyikkan untuk dimainkan oleh siapa saja dan kapan saja. Namun menjadi kecanduan terhadap sebuah game online tentulah tidak baik. Karena kecanduan terhadap sebuah gameonline akan berimbas terhadap banyak hal, mulai dari hubungan sosial, nilai sekolah, hingga hubungan terhadap orangtua. Apakah kalian termasuk salah satu orang yang kecanduan terhadap game online? Bila kalian tidak mengetahuinya, berikut ini gejala-gejalanya kalian kecanduan terhadap game online.

Terus menerus memikirkan tentang game online yang dimainkan.

Ketika kalian sudah kecanduan, kalian akan terus-menerus memikirkan game online yang kalian mainkan sekarang. Bila kalian melakukan ini tidak hanya di rumah, namun hingga di sekolah ketika menerima pelajaran, bahkan ketika sedang jalan-jalan bersama teman-teman, berarti kalian sudah memiliki gejala kecanduan game online. Kecanduan yang seperti ini akan membuat kalian sulit fokus ketika menerima pelajaran. Wah, bahaya kan?

Rela membolos demi bermain game online

Wah, kalau yang ini sudah parah nih kecanduan game onlinenya. Ketika kalian sudah tidak perduli lagi dengan sekolah, kuliah, atau pekerjaan dan lebih memilih untuk bermain game online di rumah atau di warnet, artinya kalian sudah mengalami kecanduan yang parah terhadap game online.

Bermain tanpa kenal waktu

Gejalan lain dari kecanduan game online adalah bermain game online secara eksesif atau tanpa mengenal waktu. Seseorang yang sudah kecanduan terhadap game online bisa duduk tanpa bergerak didepan monitor komputer untuk bermain game online hingga lebih dari lima jam. Bila ia sudah tidak lagi terganggu dengan rasa

Page 10: Kecanduan game

lapar dan haus, kecanduan yang dimiliki oleh orang tersebut sudahmasuk dalam taraf membahayakan jiwa. Kurangi segera!

Membeli item mall secara berlebihan

Tidak ada yang salah dengan membeli item mall untuk membuat karakter game online kalian menjadi lebih sakti. Namun apabila kalian sudah sampai mengorbankan uang jatah makan untuk membeli item mall game online yang kalian mainkan, ini yang tidak baik. Ini artinya kalian sudah mengalami kecanduan parah terhadap game online tersebut.

Resah dan gelisah ketika tidak bermain

Ini dia gejala paling gampang untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengalami kecanduan game online. Ia akan menjadi resah dan gelisah apabila tidak bisa bermain game online kesayangannya.Entah karena tidak punya uang untuk membayar sewa warnet atau tidak diijinkan oleh orang tua, ia menjadi gelisah bahkan cenderung gampang marah apabila tidak bisa bermain game online kesayangannya.

Kurang tidur

Tidak jarang orang yang kecanduan game online wajahnya pucat, kusut, dan lesu karena kurang tidur. Ia rela begadang di tiap malamnya untuk mengejar level atau menjelajahi dungeon-dungeon yang ada di game online yang ia mainkan untuk mendapatkan senjataatau armor paling sakti. Apabila kalian kurang tidur tentunya kalian tidak akan bisa fokus di sekolah, kuliah atau pekerjaan bukan?

Itu dia enam gejala yang dialami oleh orang yang kecanduan game online. Apakah kalian memiliki gejala-gejala di atas? Wah, berarti kalian sudah kecanduan game online. Harus dikurangi ya! Bagaimanapun juga, sekolah, kuliah atau pekerjaan dan keluarga jauh lebih penting dibandingkan bermain game online. Setuju? ^_^

Page 11: Kecanduan game

Game online merupakan permainan elektronik melalui internet yang saat ini sangat menjamur di masyarakat apalagi di kalangan remaja dan anak-anak. Menurut Poetoe (2012) Game Online adalah game yang bersifat dunia maya dan biasanya dimainkan di dalam PC/laptop serta menggunakan media internet sehingga user dari berbeda tempatpun bisa bermain bersama dalam satu waktu dan permainan yang sama. Pengaruh globalisasi ini sangat cepat menyerang anak-anak yang sedang berada pada masa bermain, yang menjadi masalah pada pembahasan ini adalah bukan tentang game online nya namun yang menjadi masalah adalah ketergantungan pada

Page 12: Kecanduan game

aktivitas nge-games ini bagi sebagian anak, games online memilikisifat adiktif atau candu sehingga waktu anak banyak dihabiskan untuk bermain game-online. Menurut Hapsari (2010) Fenomena game online ini muncul sejak tahun 2000-an, namun sepertinya pada tahun inilah merupakan puncak dari fenomena game online tersebut.Ada banyak jenis permainan yang ditawarkan di game online, contohnya adalah AyoDance, Dot.A, Ragnarok, Yulgang, Street Dance, dan Counter Strike, dll. Jenis permainan CS inilah yang awalnya sangat booming pada tahun 2000-an. Namun seiring perjalanan waktu trend game online pada tahun ini beralih ke suatu game bernama Point Blank atau yang lebih dikenal dengan sebutan PB. Sama seperti CS, game PB juga banyak diminati masyarakat dari anak-anak seusia SMP hingga SMA, bahkan tak jarang anak SD, mahasiswa, dan para karyawan pun kecanduan dengangame ini.

American Psychological Association (APA) mengatakan bahwa kecanduan internet juga merupakan suatu penyakit yang disebut dengan Internet Addictive Disorder (DIS) yang merupakan salah satu gangguan mental (Hapsari: 2010) Selain itu ciri-ciri penderita DIS ini adalah terlihat letih, lesu, lunglai, matanya merah akibat kurang tidur, menjadi anti sosial, mengisolasi diri dan juga prestasi dan kinerja individu tersebut mengalami penurunan. Dinamakan kecanduan ketika aktifitas ini sudah sampai mengganggu aktivitas lain, misal sudah tidak peduli dengan kehidupan di luar, nilai sekolah jeblok, tidak mau lagi beraktivitas di kegiatan ekskul, menarik diri dari dunia luar atau sering terpaku berlama-lama ngegame di depan komputer / gadget elektronik lainnya.

Kecanduan game-online ini memiliki dampak bagi psikologis anak. Jika anak bermain game dengan bijak, tentu tidak akan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perkembangan anak, bahkan menurut Sampurno (2012) game online dapat menjadi ajang melatih konsentrasi dan menurut Poetoe (2012) menyebutkan bahwa game-online dapat membuat anak mahir menggunakan komputer, yang menjadi masalah adalah dampak game-online yang membuat anak menjadi kecanduan karena setelah anak kecanduan bermain game-online anak dapat menghabiskan sebagian besar waktunya di depan komputer/laptop sehingga menurut pandangan psikologi hal ini dapat menghambat perkembangan sosial anak karena menurut A.N

Page 13: Kecanduan game

(2011) game-online akan mengurangi aktivitas positif yang seharusnya dijalani oleh anak pada usia perkembangan mereka. Anakyang mengalami ketergantungan pada aktivitas games, akan mengurangi waktu belajar dan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya mereka. Jika ini berlangsung terus menerus dalam waktu lama, di pekirakan anak akan menarik diri pada pergaulan sosial, tidak peka dengan lingkungan, bahkan bisa membentuk kepribadian asosial, dimana anak tidak mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Dari segi permainannya, game online memiliki fitur yang

menarik, berisi gambar-gambar, animasi-animasi yang mendorong

anak agar tertarik bermain game selain itu macam-macam games

tersebut dirancang khusus agar anak menjadi ingin terus bermain,

tentu saja demi mengeruk keuntungan bagi para pengelolanya tanpa

menghiraukan dampak baik dan buruknya bagi perkembangan anak.

Rachmat (2012) memaparkan beberapa faktor penyebab anak kecanduan

bermain game-online mengutip dari para dokter yang meneliti

kecanduan video game, alasan seseorang bisa ketagihan bermain

game adalah karena game tersebut sengaja dirancang agar pemainnya

semakin sering bermain game.

1.      Pemain butuh menghabiskan banyak waktu dan energi untuk

menciptakan sebuah karakter dan persona virtual mereka. Game

tersebut memang dirancang agar mereka ‘menginvestasikan’ banyak

waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan kemampuan mereka.

2.      Pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score

yang tinggi, ini akan membuat pemain enggan berhenti bermain

sebelum mereka memenuhi target mereka. Tentu saja, begitu target

Page 14: Kecanduan game

tercapai, selalu ada target yang lebih besar berikutnya, dan

berikutnya.

3.      Game multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agar

pemain bekerja sama untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu

pemain merasa tidak dapat meninggalkan permainan sebelum memenuhi

kewajiban untuk tim mereka.

4.      Daya tarik lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di

dunia game online tersebut mereka bisa menjadi siapa saja sesuai

yang mereka inginkan, dan relatif mudah untuk meningkatkan

karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar

bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang

kesulitan berteman.

5.      Candu lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan

sebagai pelarian dari masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja

hal ini merupakan pengaruh negatif karena lebih banyak

menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

Fitur-fitur games ini menarik perhatian anak dari aktifitas

belajar sehingga anak yang sudah kecanduan game-online menjadi

malas untuk berangkat ke sekolah mereka lebih memilih duduk

berjam-jam didepan komputer/laptop daripada belajar, faktor

lainnya adalah dari lingkungan sosial terutama lingkungan

keluarga, orangtua yang cenderung membiarkan anaknya berlama-lama

dikomputer tanpa diawasi, mudahnya anak mengakses komputer di

sekitarnya dan pengaruh teman sebaya merupakan faktor yang

Page 15: Kecanduan game

menyebabkan anak kecanduan bermain game-online. Rachmat (2012)

memaparkan ciri-ciri anak yang kecanduan game-online

diantaranya :

a.       Anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-

jam di luar sekolah

b.      Tertidur di sekolah

c.       Sering melalaikan tugas

d.      Nilai di sekolah jeblok

e.       Berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk

ngegame

f.       Lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman

g.      Menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan

ekskul)

h.      Merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame

Sementara gejala-gejala fisik yang bisa menimpa seseorang yang

kecanduan game antara lain:

a.       Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena

saraf tertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)

b.      Mengalami gangguan tidur

c.       Sakit punggung atau nyeri leher

d.      Sakit kepala

e.       Mata kering

f.       Malas makan / makan tidak teratur

g.      Mengabaikan kebersihan pribadi (misal: malas mandi)

Page 16: Kecanduan game

REFERENSI

Poetoe. (2012). Game Online Sebagai Sahabat Anak. [Online]. Tersedia:

http://putuananta.blogspot.com/2012/03/game-online-sebagai-

sahabat-anak-anak.html . [17 April 2012].

Hapsari, Indria (2010). Kecanduan Game Online. [online]. Tersedia di :

http://miegosong.blogspot.com/2010/10/kecanduan-game-online.html.

[17 April 2012]

Rachmat, Adam (2012). Ciri-ciri Anak Kecanduan Game Online. [online].

Tersedia di :

http://adamonline.web.id/internet-dan-jaringan/ciri-anak-

kecanduan-games-online. [17 April 2012]

Sampurno, Adam (2012). Dampak Positif dan Negatif dari Game yang Juga

Berpengaruh Kepada Kesehatan. [online[. Tersedia di :

http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/dampak-positif-dan-

negatif-dari-game.html#ixzz1sRRCWVV2. [17 April 2012]

A.N (2011). Bahaya Games On-Line Terhadap Perkembangan Psikologis.

[online]. tersedia di :

http://www.psychologymania.com/2011/10/bahaya-games-on-line-

terhadap.html. [17 April 2012]

Page 17: Kecanduan game

Hampir semua anak dan remaja menyukai game online. Situs GirlsgoGames.com pernah merilis laporan yang menyatakan bahwa sekitar 50% anak perempuan berusia 8 hingga 12 tahun mulai ketagihan pada games social dan hiburan di internet.

Sebenarnya tidak ada salahnya anak bermain game selama masih dalam batas wajar. Namun jika sudah sampai mengganggu aktivitasnya di dunia nyata, bisa jadi mereka sudah mulai kecanduan. Sama seperti kecanduan obat, kecanduan game pun dapat membuat hidup anak berantakan.

Gejala kecanduan game antara lain anak mulai tertidur di sekolah dan sering melalaikan tugas, nilainya jeblok, lebih memilih main game daripada main sama teman, menjauhkan diri dari kelompok sosialnya, atau merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame.

Menurut psikolog Novita Tandry pada acara seminar Game Online di HotelMillenium, Rabu (14/11/2012), apapun bisa dilakukan anak bila sudah kecanduan game online, termasuk melakukan hal-hal negatif. Demi game, seorang anak bisa bolos sekolah misalnya, menyelewengkan uang SPP, mengambil uang teman, memakai kartu kredit orang tua secara diam-diam karena ingin naik ke tingkat permainan berikutnya dan lain-lain.

Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Anak yang kecanduan game akan mudah emosional, berperilaku lebih agresif dan mudah marah, apalagi jika dipaksa melepaskan kesenangannya itu. Mereka jadi gampangmengucapkan kata-kata kasar dan kotor, terutama bila gagal menaklukkan"lawannya" di layar monitor, atau game terhenti di tengah jalan.

Page 18: Kecanduan game

Dari sudut pandang psikologi, Novita menuturkan bahwa kondisi sering emosional dan mudah marah tidak baik bagi perkembangan anak karena kecerdasan emosional anak menjadi tidak terlatih. Oleh karena itu peran orangtua sangat penting dalam mengawasi anak bermain game. Orangtua tidak boleh cuek begitu saja ketika anaknya bermain.

Sebaliknya, orang tua harus berusaha mengikuti tren game yang sedang berkembang dan mengetahui isi kontennya. Berikan panduan yang jelas tentang game tersebut, khususnya untuk anak kecil yang belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak. Kalau perlu buatlah aturan jam bermain. (dew) ;

Dengan emosi yang masih labil, remaja rentan mengalami

gangguan jiwa. Bukan hanya asmara, hobi bermain game juga bisa

membuat jiwanya terganggu. Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol

misalnya, sudah empat remaja yang dirawat karena kecanduan game

selama 2012 ini.

Salah satunya kini masih dirawat di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak

dan Remaja, RSJ Soeharto Heerdjan, atau yang lebih dikenal dengan

nama RSJ Grogol karena terletak di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Remaja tersebut, sebut saja namanya Andi, sebenarnya anak

yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, remaja

Page 19: Kecanduan game

berusia 17 tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video

game yang memang sudah menjadi kegemarannya sejak masih kecil.

Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai

menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua

yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video

gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-

ngamuk.

"Pandangan matanya jadi hostile kalau dilarang main video

game. Tatapannya memusuhi," tutur dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K),

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Grogol saat

ditemui dalam kunjungan media di tempat kerjanya, Jumat

(5/10/2012).

Kecanduan games tidak bisa dianggap sepele, terutama kalau

sudah mempengatuhi perilaku. Menurut dr Suzy, gangguan jiwa

psikotis yang ditandai dengan cara berpikir yang mulai kacau bisa

juga berawal dari kecanduan games yang tidak ditangani dengan

baik.

Ditambahkan oleh dr Suzy, kasus Andi sudah termasuk gangguan

jiwa psikotis karena sampai ngamuk-ngamuk kalau dilarang

orangtuanya. Itu berarti keinginannya untuk selalu bermain video

games telah mengganggu perilaku dan membuatnya gelisah sepanjang

waktu.

"Perlu treatment itu kalau sudah mengganggu fungsi sehari-hari,

misalnya nggak mau sekolah. Nggak mau sekolah itu merupakan

kedaruratan psikiatri utama pada anak dan remaja," tambah dr

Suzy.

Page 20: Kecanduan game

Treatment atau penanganan yang diberikan di RSJ Grogol antara

lain mencakup terapi perilaku dan kalau diperlukan juga akan

diberikan obat-obatan antipsikotik. Andi termasuk bagus dalam

merespons terapi, sehingga dalam tiga minggu masa perawatan

perilakunya sudah lebih terkontrol, dan dalam waktu dekat bisa

kembali ke rumah orangtuanya lagi.

Contoh kasus di atas hanya merupakan satu dari sekian banyak

kasus yang terjadi akibat kecanduan teknologi (dalam kasus ini

video game). Seperti kita ketahui, setiap hal pasti memiliki 2 hal

yang berlawanan. Yakni, baik dan buruk, positif dan negatif serta

pro dan kontra. Segala sesuatu yang dilakukan/digunakan secara

berlebihan tentunya tidaklah baik. Seperti kata pepatah “lebih

baik mencegah daripada mengobati”. Jadi, ada baiknya kita

perhatikan orang terdekat kita yang berpotensi mengalami

kecanduan teknologi dan internet sebelum terlambat sampai

akhirnya dapat sangat merugikan dirinya sendiri serta orang di

sekitarnya. Saya menyebutkan kasus semacam ini dapat merugikan

diri sendiri karena ketika kita sudah kecanduan sesuatu (dalam

hal ini teknologi) hal itu dapat mengakibatkan kerusakan pada

bagian otak dan mungkin pada bagian tubuh lainnya yang disebabkan

oleh lamanya posisi tubuh yang salah saat bermain game tersebut.

Sedangkan, merugikan orang lain adalah kecanduan sesuatu dapat

menyebutkan orang tersebut menjadi lebih agresif dalam

berperilaku.

Page 21: Kecanduan game

Berikut adalah beberapa gejala fisik dari kecanduan game:

1.      Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena

saraf tertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)

2.       Mengalami gangguan tidur

3.       Sakit punggung atau nyeri leher

4.       Sakit kepala

5.       Mata kering

6.       Malas makan / makan tidak teratur

Berikut adalah beberapa gejala psikis dari kecanduan game:

1.       Berperilaku lebih agresif

2.       Menjauhkan diri dari lingkungan

3.       Mudah berbohong

4.       Mudah marah ketika keinginannya untuk bermain game dilarang

Berhubungan dengan intrapersonal atau dapat kita sebut pencitraan

diri, ketika sesuatu sudah menjadi candu maka sulit untuk

menyadarkan diri sendiri atas bahaya candu tersebut dan membangun

kembali pribadi yang bebas dari candu yang tentunya dapat

merugikan. Maka, di sinilah pengaruh hubungan dengan orang lain

(interpersonal) sangat membantu untuk menyembuhkan seseorang dari

candu tersebut. Peran orang-orang terdekat sangatlah berpengaruh

besar untuk menghilangkan candu ini. Dengan membangun kembali

hubungan yang baik dan meminta dukungan orang sekitar maka akan

lebih mudah pula untuk terbebas dari candu.

Page 22: Kecanduan game

http://inet.detik.com/read/2012/10/05/151726/2055633/654/

kecanduan-game-4-remaja-dibawa-ke-rsj-grogol

Page 23: Kecanduan game

TEMPO Interaktif, NOTTINGHAM:Riset yang diadakan oleh Mark Griffith, profesor dari Nottingham Trent University, Inggris, menyimpulkan 12 persen dari pemain game online menunjukkan gejala kecanduan.

Setidaknya mereka termasuk dalam tiga kriteria kecanduan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), yaitu sangat membutuhkan game: gejala menarik diri dari lingkungan, kehilangan kendali, dan tak peduli dengan kegiatan lainnya.

Menurut Griffith, penyebabnya, pada game online pemain tak akan pernah bisa menyelesaikan permainan sampai tuntas. Sebab, game online tak pernah berhenti. “Anda bahkan tak akan bisa menghentikan sementara (pause) sebuah game,” ujar Griffith.

Jajak pendapat ini dilakukan terhadap sekitar 7.000 pemain game online. Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki berusia 21 tahun. Game bergenre massively multiplayer online games, seperti Warcraft, Guild Wars, dan Second Life, semakin populer. Saat ini ada sekitar 7,5 juta pelanggan game jenis itu.

Sumber: http://lcc-ptc.blogspot.com/2008/01/kecanduan-game-online.html

Page 24: Kecanduan game

Para orangtua harus ekstra ketat mengawasi anak-anaknya dalam bermainan game karena apabila anak memainkan game tertentu bisa membuat anak-anak menjadi kecanduan bermain game tanpa batasan. Anak-anak yang kecanduan game mereka seolah-olah menganggap masa depan mereka ada di dunia game sehingga masa depan yang sebenarnya dianggap tidak penting dan hanya mengganggu aktivitas main game mereka saja.

Gejala, Tanda atau Ciri-Ciri Anak-Anak yang Kecanduan Main Game :1. Main game yang itu-itu saja bisa bermain lebih dari 3 jam sehari2. Rela mengeluarkan banyak uang untuk main game tersebut3. Prestasi sekolah pada umumnya menurun dan jadi malas belajar4. Lebih suka belajar meningkatkan prestasi game daripada sekolah5. Lebih dari 1 bulan masih tetap getol bermain game yang sama6. Bisa punya teman atau komunitas sesama pecinta game tersebut7. Kesal dan marah jika dilarang total bermain game tersebut8. Senang menularkan hobi ke orang lain di sekitarnya9. Sangat antusias sekali jika ditanya masalah game tersebut10. Pada zaman sekarang kemungkinan besar game online masal

Jika orangtua tidak mampu mengontrol anaknya maka anak tersebut bisa terancam masa depannya karena gagal sekolah. Banyak contoh di berita-berita yang memberitakan dampak buruk dari bermain game berlebihan khususnya game online seperti ada beberapa orang yang meninggal di warnet setelah bermain berhari-hari tanpa banyak melakukan aktivitas lain. Ada juga beberapa orangtua muda yang anak bayinya meninggal dunia karena lupa mengurus anak, dan lain-lain.

Untuk itu sebagai orangtua yang baik jangan mengajarkan anak-anaknya

Page 25: Kecanduan game

bermain game secara berlebihan. Ajarkan memainkan kehidupan nyata agarmengasyikkan seperti game menjadi orang sukses, menjadi pengusaha konglomerat (tycoon), menjadi orang yang beriman dan bertakwa, game tinggi-tinggian nilai sekolah/kuliah, game bertahan hidup di dunia nyata yang keras, game mencari jodoh yang terbaik, dan masih banyak permisalan lainnya.