KEBUTUHAN AIR PEMADAM KEBAKARAN UNTUK KAWASAN PEMUKIMAN DI RW 01 KELURAHAN TAMAN SARI, BANDUNG NAMA ANGGOTA: 1. Rika Sri Amalia (16309863) 2. Yogi Oktopianto (16309875) 3. Yurista Vipriyanti (16309876) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 2012
28
Embed
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan taman sari, bandung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBUTUHAN AIR PEMADAM KEBAKARAN UNTUK
KAWASAN PEMUKIMAN DI RW 01 KELURAHAN
TAMAN SARI, BANDUNG
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia (16309863)
2. Yogi Oktopianto (16309875)
3. Yurista Vipriyanti (16309876)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana diantaranya adalah banjir,
kekeringan, angin topan, kebocoran nuklir, peristiwa kebakaran dan lainnya.
Bencana yang sering terjadi adalah kebakaran, tak jarang kita melihat atau
mendengar diberbagai media infromasi tentang berita kebakaran. Dengan jumlah
bencana kebakaran yang tinggi, tentunya pemerintah akan melakukan tindakan-
tindakan yang dapat mengurangi atau meniadakan bencana kebakaran itu terjadi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q
bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan, pengurangan dan
pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan gas. Maka
dari itu, setiap instansi pemerintah ataupun non pemerintah bertanggung jawab
dalam kegiatan pencegahan bencana kebakaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jenis peralatan apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran
pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung ?
2. Bagaimana perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman api
pada pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung?
3. Berapa jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable
yang dibutuhkan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam pencegahan
kebakaran pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung.
2. Untuk mengetahui kebutuhan air yang dibutuhkan pada proses
pemadaman api.
3. Untuk mengetahui jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan
Hydrant Portable yang dibutuhkan dalam pencegahan kebakaran.
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penulisan tugas ini yaitu :
1. Peralatan pencegah kebakaran yang digunakan adalah Fire Alarm Box,
Hydrant Pillar dan Hydrant Portable.
2. Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman kebakaran di
RW 1 Kelurahan Taman Sari, Bandung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Sistem penanggulangan kebakaran dapat diterapkan pertama kali pada
bangunannya. Klasifikasi bangunan menurut ketentuan struktur utamanya
terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C dan D
a) Kelas A
Struktur bangunan utama harus tahan terhadap api minimal 3 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti Hotel,
Perkantoran, Perbelanjaan, Pasar Raya, Rumah Sakit, Bangunan Industri, Tempat
Hiburan, Bangunan Multi Fungsi dan lainnya.
b) Kelas B
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 2 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan perumahan bertingkat, asrama,
sekolah dan tempat peribadatan.
c) Kelas C
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 1 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan tidak bertingkat dan sederhana,
misalnya rumah 1 lantai.
d) Kelas D
Struktur Bangunan Utama yang tidak tercakup oleh Kelas A, B dan C
seperti Instalasi Nuklir dan Gudang Senjata/Mesin.
2.1.1 Alat-Alat Yang Membantu Mencegah Kebakaran
sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara
melengkapi bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah
kebakaran dan mengurangi membesarnya api. berikut ini Alat-alat yang
digunakan untuk mencegah kebakaran di kawasan pemukiman warga 1 RW
adalah sebagai berikut :
1. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing (Apar)
Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing adalah peralatan
pemadam api yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan
oleh satu orang. Peralatan ini juga sering disebut Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Alat ini beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg.
Keunggulan dari alat ini yaitu ringan dan dapat dibawa dan dioperasikan
oleh satu orang. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat memadamkan
api yang berukuran besar.
Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) antara lain :
a) Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau seal)
b) Chemical foam jenis kran atau seal
c) Dry powder jenis Yamato
d) Bromo Chloroh6ydiFluoro methane (BCF)
e) Carbon Tetra Chloride (CTC)
f) Carbon Dioxide (CO2)
Konstruksi Umum Dan Prinsip-Prinsip/Cara Menggunakan
Peralatan Pemadam Kebakaran.
1) Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Gambar 2.1 Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Keterangan gambar:
1. Tutup
2. Saringan
3. Timah
4. Cairan A
5. Selang
6. Cairan B
7. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran (posisi alat tegak).
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya (bila ada).
d) Balik tabung tersebut sambil mengarahkan nozzle ke api.
e) Semprotkan busa ke dinding tempat minyak terbakar.
Perhatian :
o Daya semprot 6 meter
o Busa diarahkan ke dinding tempat minyak terbakar
o Alat ini tidak boleh digunakan utk kebakaran listrik
2) Chemical Foam Jenis Kran atau Seal
Gambar 2.2. Chemical Foam Jenis Kran Atau Seal
Keterangan
1. Tutup Pengaman
2. Pemecah Sel timah
3. Seal Timah
4. Saringan gambar
5. Cairan A
6. Cairan B
7. Selang
8. Pemancar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan sealnya (untuk jenis seal) atau buka penuh kerannya
(untuk jenis keran).
e) Pegang nozzle ke arah api.
f) Angkat tabung tersebut mendatar atau balik (tergantung kondisi
kebakaran.
g) Semprotkan busa ke arah dinding tempat minyak terbakar.
3) Dry Powder Jenis Yamato
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Cabut split pen (pen penahan).
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
h) Semprotkan bubuk ke daerah kebakaran dengan cara mengibaskan
nozzle sebaik mungkin (tangan kanan mengangkat tabung sambil
menekan tutupnya, sedangkan tangan kiri memegang nozzle dan
mengibaskannya ke arah api).
4) Bromo ChlorodiFluoro methane (BCF)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Cabut pen pen penahan katup.
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan ke sumber api dari arah datangnya angin sehingga api
padam.
Catatan :
o Bila perlu, kibaskan nozzle jika daerah kebakaran luas ; dan segera
jauhi asapnya, karena asapnya beracun (mengandung gas chloor).
o Benda-benda logam yang disemprot dengan gas BCF, sebaiknya
dibersihkan, agar tidak berkarat.
5) Carbon Tetra Chloride (CTC)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Putuskan seal timah (loces).
d) Putar Handle pompa 1/4 putaran ke kiri.
e) Pompa dan arahkan ke sumber api dari arah datangnya angin.
Catatan :
o Asapnya sangat beracun.
o Asap tersebut menyelimuti bagian yang terbakar, lebih baik bila
digunakan di daerah yang tertutup.
o Cairannya mengandung zat korosif/mudah karat.
o Saat ini sudah dilarang ; karena beracun.
6) Carbon Dioxide (CO2)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagi berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan nozzle ke arah api dan usahakan menutup seluruh
daerah kebakaran.
Gambar 2.3 Hydran CO2
Perhatian :
o Nozzle harus dipegang pada kayunya.
o Baik untuk kebakaran listrik,kertas,minyak,dll.
7) Air Bertekanan
Gambar 2.4 Hydran Protable Air Bertekanan
Keterangan :
1. Tutup Pengaman
2. Plunyer pemecah seal
3. Safety valve
4. Gas cartridge
5. Batas isian air
6. Saluran keluar air
7. Saringan
8. Air
9. Selang
10. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbb :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya
d) Putuskan lead seal (loces)
e) Cabut split pen (pen penahan)
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak)
h) Semprotkan air ke daerah kebakaran khususnya di pangkal api.
a. Busa (foam) : Busa kimia (Chemical foam) dan Busa
mekanik
b. Gas : CO2 (Carbon Dioxide/Gas Asam Arang)
2. Hydran Halaman
Adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut
pancar(nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi
keperluan pemadaman kebakaran dan diletakkan di halaman bangunan
gedung.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman,
maka hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam
jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus
sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu
mengalirkan air minimmal selama 30 menit.
Gambar 2.5 Posisi Akses Bebas Mobil Pemadam Terhadap Hidran Kota
Gambar 2.6 Letak Hidran Halaman Terhadap Jalur Akses Mobil Pemadam
Tabel 2.1 Hydran Halaman
KONDISI TINDAKAN KOREKTIF
Tidak dapat diakses Buat supaya dapat diakses
Kebocoran di outlet atau bagian atas
hidran pillar
Perbaiki atau ganti gasket, paking,
atau komponen seperlunya
Keretakan di batang pilar hidran Perbaiki atau ganti