Top Banner

of 22

Kebudayaan Sunda

Jan 14, 2016

Download

Documents

elisa chen

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki bahasa, adat istiadat dan budaya serta kebudayaan yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan kebudayaan.


* makalah ini masih jauh dari sempurna. apabila terdapat kesalahan didalamnya, mohon dimaafkan.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BUDAYA DAN KEBUDAYAAN SUNDA

BAB IIPEMBAHASAN

Asal Kata Sunda

Sunda berasal dari kata Su yang berarti Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan.

Kata Sunda bisa mengandung berbagai arti yang secara umum berkaitan dengan etnis/suku bangsa Sunda di bagian barat Nusantara.

Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 M untuk menyebut ibukota kerajaan yang didirikannya, Sundapura, sehingga masyarakat yang menghuni wilayah tersebut dikenal sebagai orang Sunda yang disebut hingga kini. Catatan sejarah tertua yang sudah ditemukan, mengandung kata "Sunda" adalah prasasti Kebonkopi yang dibuat tahun 458 Saka (536 M)

Suku Sunda

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Karena letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku Batak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruh daerah Jawa Barat.Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia, setelah etnis Jawa. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda.

Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas).

Cageur (sehat) , yakni harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka atau menjauhkan sifat suudzonisme. Bageur (baik) yaitu baik hati, sayang kepada sesama, banyak memberi pendapat dan kaidah moril terpuji ataupun materi, tidak pelit, tidak emosional, baik hati, penolong dan ikhlas menjalankan serta mengamalkan, bukan hanya dibaca atau diucapkan saja.Bener (benar) yaitu tidak bohong, tidak asal-asalan dalam mengerjakan tugas pekerjaan, amanah, lurus menjalankan agama, benar dalam memimpin, berdagang, tidak memalsu atau mengurangi timbangan, dan tidak merusak alam. Singer (mawas diri), yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya. Pinter (cerdas), yaitu pandai ilmu dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan orang lain.

KEBUDAYAAN SUKU SUNDAKebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :1. SISTEM KEPERCAYAANMayoritas orang Sunda beragama Islam, tetapi juga ada yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha. Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan (agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda). Praktek-praktek sinkretisme dan mistik masih dilakukan atau masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda. Pada dasarnya, seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta. Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata, yang mungkin bisa menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka).2. MATA PENCAHARIANMata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah1. Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.2. Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.3. Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.3. BAHASABahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah, dan di kawasan selatan provinsi Banten.Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa.Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini adalah:1. Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan.2. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura.3. Dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. 4. Dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka.5. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. 6. Dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.

Bahasa Sunda Kuna adalah bentuk bahasa Sunda yang ditemukan pada beberapa catatan tertulis, baik di batu (prasasti) maupun lembaran daun kering (lontar).

Aksara sunda mirip dengan aksara jawa dan tulisan bahasa sansekerta ha na ca ra kaaksara sunda

4. SISTEM KEKERABATANSistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanyapancakakiyaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak,incu(cucu),buyut (piut), bao, canggahwarengataujanggawareng, udeg-udeg, kaitsiwurataugantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudarapiut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula katasajarahdansarsilah(salsilah, silsilah). Maknasajarahadalah susun galur/garis keturunan.

5. KESENIANA. SENI TARIa. Tari JaiponganTanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira.

Jaipongan atau Tari Jaipong merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.

Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Goong, Saron, Kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan Orkestra dalam musik Eropa/Amerika.

Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, di mana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke mancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan.

b. Ketuk TiluKetuk tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.Istilah ketuk tilu adalah berasal dari salah satu alat pengiringnya yaitu boning yang dipukul tigakali sebagai isyarat bagi alat instrument lainnya seperti rebab, kendang besar dan kecil, goong untuk memulai memainkan sebuah lagu atau hanya sekedar instrumentalia saja.Saat ini daerah-daerah yang masih memiliki kesenian tari ketuk tilu adalah di Kabupaten Bandung, Karawang, Kuningan dan Garut

c. Tari Merak

Tari Merak merupakan tari paling populer di Tanah Jawa. Versi yang berbeda bisa didapati juga di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Seperti namanya tarian Merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan burung Merak.

Merupakan tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa orang penari. Penari umumnya memakai selendang yang terikat dipinggang, yang jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari juga memakai mahkota berbentuk kepala burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan iringan gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.

Tari Merak

d. Tari TopengTari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan Jatibarang. Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

B. SENI SUARAa. SindenSelain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas biasanya adalah seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari. Di bawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :1. Bubuy Bulan2. Es Lilin3. Manuk Dadali4. Tokecang5. Warung Pojokb. Tembang Cianjuran

Tembang Cianjuran merupakan seni vokal Sunda dengan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan rebab. Di tempat kelahirannya, Cianjur, sebenarnya nama kesenian ini adalah mamaos. Dinamakan tembang Sunda Cianjuran sejak tahun 1930-an dan dikukuhkan tahun 1962 ketika diadakan Musyawarah Tembang Sunda sa-Pasundan di Bandung.

c. Kliningan Bajidoran

Kliningan banjidoran adalah bentuk kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa Barat, khususnya di daerah Subang dan Karawang. Musik pengiringnya adalah seperangkat gamelan yang pada umumnya menggunakan laras salendro, sering dipentaskan oleh penyelenggara atau biasa disebut pamangku hajat, mengiringi pesta syukuran inisiasi (kelahiran bayi, khitanan, perkawinan), atau acara syukuran lainnya yang berkaitan dengan upacara-upacara ritual (hajat bumi, panen, menyambut datangnya hujan, bersih desa, dan lain-lain).

C. SENI MUSIKa. Rampak Kendang

Rampak Kendang adalah salah satu kreasi musik tradisional yang dimainkan bersama-sama oleh sekitar dua sampai puluhan pemain. Instrumen-instrumen yang digunakan ditabuh secara bersamaan sesuai musik yang dilantunkan. Dalam Rampak Kendang, instrumennya tidak hanya kendang saja, tapi dapat divariasikan dengan alat-alat lainnya, seperti gamelan, rebab, gitar, dlsb.

Dalam memainkannya, dapat juga sebagai pengiring dari suatu tari Jaipongan. Seni Rampak Kendang telah diterima sebagai salah satu seni kreasi dan telah dipertunjukan pada acara-acara resmi, baik di lingkup pemerintahan, lingkup swasta maupun masyarakat umum.

b. Kacapi Suling

Kacapi suling adalah bentuk musik Sunda dari Jawa Barat pada dasarnya merupakan Tembang Sunda tanpa vokal (nyanyian) yang ditampilkan pada selingan di antara lagu pada pertunjukan Sunda Tembang. Instrumen-instrumen yang digunakan adalah kacapi rincik (bernada tinggi) , kacapi indung (bernada rendah) dan suling.

c. Seni BangrengSeni Bangreng adalah pengembangan dari seni Terbang dan Ronggeng. Seni terbang itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan Terbang, yaitu semacam rebana tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang penabu gendang besar dan kecil.

D. ALAT MUSIKa. DegungDegung adalah salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda, perkembangannya diperkirakan pada sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Sesungguhnya ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan Salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat.

degung

b. CalungCalung adalah alat musik Sunda yang dimainkan dengan cara memukul batang dari ruas-ruas yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik. Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing. Namun jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum adalah calung jinjing.

c. AngklungAngklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat, yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisionalAlat musik ini dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.

Angklung terdaftar oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization Organisasi PBB untuk pendidikan, ilmu, dan budaya) sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia (The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada sidang ke-5 Inter-Governmental Committe UNESCO di Nairobi, Kenya, 16 November 2010.

E. KARYA SASTRADaftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerah kebudayaan Sunda:1. Babad Cerbon2. Cariosan Prabu Siliwangi3. Carita Ratu Galuh4. Carita Purwaka Caruban Nagari5. Carita Waruga Guru6. Kitab Waruga Jagat7. Layang Syekh Gawaran8. Pustaka Raja Purwa9. Sajarah Banten10. Suluk Wuyung Aya11. Wahosan Tumpawarang12. Wawacan Angling Darma13. Wawacan Syekh Baginda Mardan14. Kitab Pramayoga/jipta SaraF . KIRAB HELARANKirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat Jawa Barat, khas Subang yang ditampilkan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet.

Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus, seperti; menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar lainnya.

G. PENCAK SILAT CIKALONGPencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya Maempo Cikalong. Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini. H. WAYANG GOLEKJepang boleh terkenal dengan Boneka Jepangnya, maka tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebabWayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada tokoh yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawaladan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

I. KUDA RENGGONGKuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

J. REOG (SUNDA)Selama ini orang mengenal Kebudayaan / Seni Reog hanya dari Ponorogo, tapi ternyata tidak. Reog di Jawa Barat adalah sebutan untuk suatu bentuk kesenian Sunda. Di Indonesia, reog jenis ini diperkenalkan secara nasional oleh Kelompok Reog BKAK, sebuah kelompok dari Polri (dahulu: Angkatan Kepolisian). Para pemainnya adalah Mang Udi, Mang Diman, Mang Hari dan Mang Dudung.

K. Rengkongadalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur, orang yang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan.

Perlengkapan seni rengkong yang digunakan untuk suatu pertunjukan terdiri dari, bamboo gombong, umbul-umbul, tali injuk dan satu himpunan tangkai padi seberat 10 kg. Pemainnya menggunakan busana yang terdiri dari : baju kampret, celana pangsi, ikat kepala dan tidak menggunakan alas kaki.

Seni tradisional ini biasanya dilakukan pada waktu upacara memanen padi, namun lambat laun sering digunakan pada waktu yang lain seperti menyambut kedatangan tamu atau upacara peringatan hari besar nasional.

RengkongL. Karawitan Karawitan adalah kesenian daerah baik vokal maupun instrumental yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu sendiri. Karawitan dibagi 3, yakni: Karawitan Sekar, Karawitan Gending, Karawitan Sekar Gending.Karawitan Sekar

Karawitan Sekar merupakan salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan terhadap unsur vokal atau suara manusia.Karawitan Gending

Karawitan Gending merupakan salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan unsur instrumental atau alat musik.Karawitan Sekar Gending

Karawitan Sekar Gending adalah salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya terdapat unsur gabungan antara karawitan sekar dan gending

BAB IIIPENUTUP

I. KESIMPULANKata Sunda yang berasal dari kata Su mengandung berbagai arti yang secara umum berkaitan dengan etnis/suku bangsa Sunda di bagian barat Nusantara.

Suku Sunda yang merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Barat, memiliki karakter adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas), yang tercermin dari budaya dan kebudayaan yang dimilikinya, baik dari segi kepercayaan, mata pencaharian, bahasa, sistem kekerabatan, adat istiadat, kesenian (tari, seni suara, seni musik, alat musik, dan sastra) , dan lain sebagainya.

Kebudayaan yang dimiliki suku Sunda ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya. Melalui makalah Budaya dan Kebudayaan Suku Sunda , diharapkan kita semua dapat mengenal lebih dekat kebudayaan suku Sunda tersebut serta dapat menambah wawasan & pengetahuan tentang keanekaragaman salah satu suku terbesar di Indonesia.II. SARAN

Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, hendaknya kita menjaga, memelihara dan melestarikan budaya, baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Angklunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Calunghttp://id.wikipedia.org/wiki/degunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaiponganhttp://id.wikipedia.org/wiki/kacapi_Sulinghttp://id.wikipedia.org/wiki/ketuk_tiluhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reog_(Sunda)http://id.wikipedia.org/wiki/Sisingaan http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/tembang_cianjuranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_golekhttp://oerangtasik.byethost3.com/?p=34http://rustandhie.blogspot.com/http://suhesammy.files.wordpress.com/2010/11/aksara-sunda.jpeghttp://suhesammy.files.wordpress.com/2010/11/gamelan_instruments2.jpghttp://suhesammy.files.wordpress.com/2010/11/kacapi.jpghttp://suhesammy.files.wordpress.com/2010/11/karawitan.jpghttp://wahana-budaya-indonesia.comhttp://www.kasundaan.org/id/www.datasunda.org

2