KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MAGOT (BSF) SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN DAN BAHAN BAKU PAKAN IKAN Webinar IPB: Inovasi Black Soldier Fly (BSF) Jakarta, 16 Maret 2021 Oleh : Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MAGOT (BSF)SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN DAN BAHAN BAKU PAKAN IKAN
Webinar IPB: Inovasi Black Soldier Fly (BSF)Jakarta, 16 Maret 2021
Oleh :Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.SiDirektur Jenderal Perikanan BudidayaKementerian Kelautan dan Perikanan
Kebijakan dan RegulasiMendukung Budidaya Maggot
1
Arah Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya
3
Center of Excellence Pusat Pelayanan Wujud Kehadiran Negara
1. Trigger pertumbuhan ekonomi,berorientasi bisnis, tidaktergantung pada APBN
2. Sumber pendapatan negara dariPNBP
3. Mengembangkan kawasanterintegrasi dari hulu ke hilir,melalui pembangunan KampungPB dan Shrimp Estate
4. Pusat perekayasaan teknologiadaptif
5. Pusat jejaring perbenihan,produksi, usaha, pakan, dankesehatan ikan
1. Layanan laboratorium uji (sampelpenyakit, residu, pakan, obat,kultur jaringan rumput laut)
2. Layanan diseminasi(penyebarluasan) teknologikepada pembudidaya danstakeholders
3. Layanan pendampingan teknis kepembudidaya (bekerjasamadengan penyuluh perikanan)
4. Sertifikasi Sistem ProduksiPerikanan Budidaya (CPIB danCBIB)
1. Pelaksana kebijakan PemulihanEkonomi Nasional (PEN) melaluistimulus bantuan pemerintahkepada pelaku usaha skala kecil
3. Pelaksana kebijakan gerakansosial ketika terjadi permasalahanpangan di masyarakat
4. Mendukung ketahanan pangandan penyerapan tenaga kerja
KKP Rebound bertujuan ingin mewujudkan KKP tahun2021-2024 berkinerja lebih baik dengan mengedepankan
keberlanjutan (sustainable).
01
02
03
04
05
PENGELOLAAN PERBENIHAN
• Pembangunan sistem logistikperbenihan
• Penerapan teknologi pembenihan• Benih ikan lokal bernilai ekonomis
tinggi yang diproduksi dari unitpembenihan
PENGELOLAAN PAKAN DAN OBAT IKAN
• Penyediaan bahan baku pakan dari lokal• Pakan mandiri dan pakan pabrikan• Pemanfaatan dan penyediaan pakan alternatif• Peredaran dan perizinan pakan dan obat ikan
PENGELOLAAN PRODUKSI DAN USAHA• Akses permodalan dan perlindungan
usaha budidaya skala kecil;• Kompetensi SDM pembudidaya• Pengelolaan kelembagaan
pembudidaya ikan• Persyaratan sertifikasi ekspor
ASPEK LINTAS SEKTOR
• Regulasi dan perizinan usaha lintassektor
• Norma, Standar, Prosedur, danKriteria (NSPK) dalam pengelolaanperikanan budidaya
• Sistem pendataan perikananbudidaya
PENGELOLAAN KAWASAN
& KESEHATAN IKAN
• Pemanfaatan tata ruang lahandan air
• Sentra kawasan perikanan budidayayang terintegrasi hulu-hilir
• Pembangunan Infrastruktur, sepertisaluran irigasi, jalan produksi, wadah budidaya
• Pengelolaan kesehatan ikan• Daya dukung lingkungan
Tantangan PembangunanPerikanan Budidaya
6 4
Pengelolaan
Kawasan
Peningkatan
Produksi
Peningkatan
Kesejahteraan
Integrasi
Lintas Sektor
• Akselerasi peningkatan produksi akuakultur melalui intensifikasi dan ektensifikasi
• Pengembangan komoditas ekonomis penting untukkonsumsi domestik dan ekspor
• Pengembangan pakan ikan mandiri (pakanbuatan dan pakan alami)
• Pengembangan sistem perbenihan ikan nasionalmelalui penguatan jejaring/sistem logistik perbenihan
• Penyusunan standar dan pelaksanaan sertifikasi akuakultur
• Pengembangan kawasan kluster usaha budidaya ikanterintegrasi dan berkelanjutan
• Pengembangan kesehatan ikan dan lingkungan• Pembangunan infrastruktur perikanan budidaya• Pengembangan SKPT• Penguatan Sarpras UPT DJPB
• Penguatan kelembagaan pembudidaya ikan• Pemberian stimulus usaha• Fasilitasi skema pembiayaan yang murah• Sertifikasi lahan• Asuransi usaha• Pendampingan teknis• Pengaturan akses perizinan dan investasi usaha
Strategi Pembangunan Perikanan Budidaya
5
Regulasi Mendukung Budidaya Pakan Alami (Maggot)
6
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan;
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.
1
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam;
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kemudahan bagi pembudidaya ikan dalam memperoleh sarana pembudidayaan ikan melalui penjaminan ketersediaan dan pengendalian harga terhadap sarana tersebut. Salah satu jenis sarana tersebut adalah pakan ikan.
2
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan;
Pakan ikan dapat berupa pakan ikan alami dan pakan ikan buatan.
3
Permen Kelautan dan Perikanan No. 55/MEN/2018 tentang Pakan Ikan;
Pakan Ikan Alami adalah organisme hidup atau mati baik tumbuhan maupun hewan yang dapat dikonsumsi oleh Ikan.
4
Proyeksi Kebutuhan Pakan dan Bahan Baku Pakan
2
Proyeksi Produksi dan Kebutuhan Pakan Ikan 2020-2024
• Pada tahun 2021, target produksi ikan/udang sebesar 7,92 juta ton.• Untuk memenuhi target produksi tersebut, dibutuhkan pakan ikan/udang sebesar 10,22 juta ton• Kebutuhan pakan tersebut dipenuhi dari produksi pabrik pakan dengan kapasitas +6,4 juta ton/tahun• Terdapat defisit pakan sekitar +2,9 juta ton.• Defisit pakan diharapkan dipenuhi melalui pakan mandiri di masyarakat, terdiri dari pakan buatan (pellet) dan
pakan alami termasuk maggot.• Diperlukan dukungan penyediaan bahan baku tepung hewani dan nabati. 8
No JENIS 2020 2021 2022 2023 2024
A Kebutuhan Pakan (Ton) 9.594.940 10.225.117 11.234.412 12.269.857 13.370.396
B Kebutuhan Bahan Baku (Ton)
1 Fish Meals 1.140.759 1.210.262 1.324.852 1.441.663 1.565.165
2 Meat Bone Meals 1.348.609 1.439.892 1.584.456 1.733.140 1.891.497
Total Bahan Baku Pakan 9.439.295 10.058.165 11.050.006 12.067.396 13.148.613
Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku Pakan Ikan 2020-2024
• Maggot bisa diproyeksikan menjadi alternatif subtitusi tepung ikan (fish meals)• Kondisi Eksisting:
➢ Nilai ekonomis maggot untuk bahan baku pakan ikan masih lebih rendah dibandingkan tepung ikan.➢ Harga tepung ikan Rp 9.000/kg, sementara fresh maggot Rp 5.000/kg.➢ Jika fresh maggot dikonversi menjadi tepung maggot (mag meal) rendemen 30%, maka harganya Rp 20.000-40.000/kg.➢ Pemanfaatan fresh maggot sebagai alternatif pakan ikan lebih ekonomis dibandingkan sebagai bahan baku.➢ Fresh maggot hanya dimanfaatkan untuk pakan pembesaran, bukan untuk pakan pembenihan.
• Hasil analisa proksimat maggot mengandung protein 43.42%, lemak 17.24%, serat kasar 18.82%, abu 8.70% dan kadar air 10.79%• Kandungan asam amino esensial maggot sebesar 29,46% dan asam amino non esensial sebesar 28,22%• Asam amino esensial maggot antara lain Arginin, Histidine, Leusine, Isoleusin, Lysin, Methionin, Phenylalanin, Threonin, Trypytofan, dan Valin 9
Kebijakan Pengembangan Maggot untuk Pakan dan Bahan Baku Pakan
3
BLACK SOLDIER FLY/BSF(Hermetia Illucens)
Product turunan dan olahan dari magot
Maggot meal sebagai alternatif bahan baku dalam formulasi pakan ikan
Fresh maggot sebagai alternatif pakan ikan
Pemanfaatan dan Keunggulan Maggot
a) Memiliki kandungan protein 40-48%dan lemak 25-32%;
b) Produksi magot tidak membutuhkanair, listrik & bahan kimia sertainfrastruktur yang digunakan relatifsederhana;
c) Magot mampu mendegradasi limbahorganik menjadi material nutrisilainnya;
d) Teknologi produksi magot dapatdiadopsi dengan mudah olehmasyarakat;
e) Magot digunakan sebagai bahanbaku alternatif pakan ikan dandapat diproses menjadi tepungmagot (mag meal) sehingga dapatmenekan biaya produksi pakan.
Keunggulan Magot
11
Pemanfaatan Magot
1• Bantuan pemerintah 1 paket percontohan budidaya maggot di masyarakat dengan kapasitas
olah limbah organik 2,5 ton/hari (Tahun 2020) dan skala kecil di masyarakat Tahun 2021
2• Pengembangan 1 paket budidaya magot skala industri di UPT Ditjen Perikanan Budidaya
(Jepara) Tahun 2020 dan 1 paket di Mandiangin Kalsel Tahun 2021
3 • Pengembangan sistem budidaya magot terintegrasi dengan pembudidaya ikan sehinggadapat meningkatkan perekonomian masyarakat
4 • Penyusunan Pedoman Teknis Budidaya Magot untuk budidaya ikan
5• Pengaturan lokasi dan pengembangan kawasan budidaya magot dengan sistem klaster
(tersentralisasi dalam 1 kawasan)
6• Kebijakan yang terintegrasi dengan pihak terkait terutama Dinas LH dan Kementerian LHK
serta stakeholder terkait dalam pemanfaatan limbah sampah organik
Konversi limbah – magot :2,5 ton sampah + 175 g telur = 250 - 300 kg fresh magot dan
200- 250 kg pupuk kompos organik
Waktu konversi = 15 - 20 hariWadah konversi 1 ton sampah = 9-10 m2
Nilai jual produk konversi ▪ Magot fresh = Rp 5.000 – 8.000/kg▪ Tepung magot = Rp 10.000-25.000
/Kg▪ Pupuk = Rp 3.000 – 4.000 /kg
Model Percontohan Budidaya Magot Skala Industri (2,5 ton limbah)
Insectarium 1000m2 , memiliki kapasitas produksi 5 kg telur/hari
Penetasan telur BSF dengan media limbah organik :
Telur meneta 2-3 hari dan pelihara hingga 6-7 hari
Fresh magot 300 kg/hari dan pupuk kompos 250 kg/hari
10-15%
10%
1%
74%
Larva
Pupuk
Residu
Penguapanair limbah
15
13 Perorangan DI SUMUT2 Perorangan DI SUMBAR2 Perorangan DI JAMBI2 Perorangan DI BENGKULU1 Perorangan DI BABEL2 Pokdakan 2 Perorangan DI SUMSEL1 Pokdakan 6 Perorangan DI RIAU4 Pokdakan 6 Perorangan DI LAMPUNG5 Perorangan DI BANTEN9 Perorangan DI DKI7 Pokdakan 39 Perorangan DI JABAR2 Pokdakan 26 Perorangan DI JATENG4 Perorangan DI DIY2 Pokdakan 17 Perorangan DI JATIM1 Perorangan DI BALI1 Pokdakan 2 Perorangan DI NTB2 Perorangan DI KALSEL2 Perorangan DI KALTENG6 Perorangan DI KALTIM2 Perorangan DI KALBAR1 Perorangan DI SULSEL1 Perorangan DI GORONTALO1 Pokdakan 1 Perorangan DI SULUT2 Perorangan DI PAPUA
Kapasitas produksi fresh maggot 100 kg/hari untuk pakan ikan/ternak
Sebaran Budidaya Maggot di Indonesia
16
Hasil yang Diharapkan pada Percontohan Maggot
17
Meningkatkan produksi fresh magot 11.160 ton untuk bahan baku dan pakan ikan dalam lima tahun
Meningkatkan kesejahteraan pembudidaya magot dengan pendapatan Rp. 5,242.500/bulan/pembudidaya
Menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan menyerap tenaga kerja 1.240 KK langsung dalam lima tahun
Menerapkan inovasi teknologi budidaya magot dan teknologi produk turunan magot
Mengimplementasikan usaha magot skala industri yang terintegrasi di masyarakat
Melibatkan Instansi terkait (KLHK, Kementan, Kemendes, Pemda) dengan KKP sbg.leading sector dalam kegiatan peningkatan ekonomi berbasis industri magot ini
Lingkungan yang bersih dari sampah organik
Membentuk kelembagaan usaha profesional (Corporate Farming) dimana share holder nya masyarakat pembudidaya ikan (pembenih dan pembuat pakan ikan), petani pengguna pupuk, peternak, dll yang tergabung dalam koperasi / kelompok.
Dukungan perizinan daerah, mulai dari tingkat wilayah terkecil sampai kabupaten (IPPT, IMB, Lingkungan, dll)
Dukungan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Maggot
18
Akses penyediaan limbah organik
Kondusifitas keamanan di lokasi kegiatan
Sosialisasi pemanfaatan maggot untuk berbagai kegiatan perikanan, pertanian, peternakan
Pembinaan dan pendampingan operasional dan produksi magot di kelompok dari instansi terkait
DukunganPemda
Direktorat Jenderal Perikanan BudidayaGedung Mina Bahari IV Lantai 5-8