Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jakarta, 31 Agustus 2015 1 Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum
20
Embed
Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar …jamalwiwoho.com/wp-content/uploads/2015/09/Kebijakan_Pengawasan... · Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah
Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD
Inspektur Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jakarta, 31 Agustus 2015
1
Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDBoleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum
MISI:1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomidengan mengamankan sumberdaya maritim, danmencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negarakepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dandemokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif danmemperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yangtinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingannasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalamkebudayaan.
Visi:Terwujudnya
Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri,
danBerkepribadianBerlandaskan
Gotong Royong
VISI DAN MISI KABINET KERJA (2015-2019)PERPRES NOMOR 2 TAHUN 2015
2
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bagsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan pembangunan dan tata kelola pemerintah
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
PROGRAM PRIORITAS KABINET KERJA (2015-2019)PERPRES NOMOR 2 TAHUN 2015
3
4
5
LINGKUP PENGAWASAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI
118
38
35
115
14 Audit Universe
PTN
Unit Utama
Program Nasional
Kegiatan Mandatori
Satker non PTN
Kopertis
Dari data lingkup audit tersebut, disusun Program Kerja PengawasanTahunan (PKPT) dengan menggunakan pendekatan Audit Berbasis Risiko
Hibah dan PHLN termasuk dalam data Program Nasional yang menjadisalah satu lingkup pengawasan Itjen Kemristekdikti
KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGASINSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI
6
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ITJEN KEMRISTEKDIKTI
TUJUAN STRATEGIS: Meningkatkan KualitasPengawasan Internal
SASARAN STRATEGIS 1: Meningkatnya
Akuntabilitas KeuanganKemristekdikti
INDIKATOR: Opini Auditor atas LK Kemristekdikti WTP
SASARAN STRATEGIS 2: Meningkatnya
Akuntabilitas KinerjaKemristekdikti
INDIKATOR: Nilai Pengelolaan Sistem
Akuntabilitas KinerjaKemristekdikti 80
INDIKATOR: Nilai Pengelolaan
Reformasi BirokrasiKemristekdikti 80
SASARAN STRATEGIS 3: Meningkatnya Kualitas
Sistem PengawasanInternal Kemristekdikti
INDIKATOR: Kapabilitas Itjen
Kemristekdikti padalevel 4 (Terkelola Baik)
7
1. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal:a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit
kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi.b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal
dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional.d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara
baik.e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak
lain yang terkait.f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik.
KEBIJAKAN TEKNIS ITJEN KEMERISTEKDIKTI
2. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN:a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTNb. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTNc. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN
8
1. Untuk memberikan keyakinan bahwa semuaprogram berjalan dengan baik, maka perludilakukan pengawasan.
2. Mengawal pelaksanaan program dengan anggaranbaik dari APBN (termasuk PHLN), APBN-P.
MENGAWAL PROGRAM UNIT UTAMA
9
1. Pendampingan dapat dilakukan denganpermintaan dari unit eselon I terkait proses PBJ.
2. Itjen akan menugaskan para Inspektur untukmelakukan pendampingan proses pengadaan.
3. Proses Pengadaan harus sesuai dengan Perpresdan/atau Guidelines dari negara donor.
PENDAMPINGAN PROSES PBJ (PENGADAAN BARANG/JASA)
10
4. Pemanfaatan dana pinjaman harus memenuhiprinsip-prinsip:a. transparan;b. akuntabel;c. efisien dan efektif;d. kehati-hatian;e. bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
PENDAMPINGAN PROSES PBJ (PENGADAAN BARANG/JASA)
11
5. Kontrak Fisik yang menggunakan gabunganlumpsum dan unit price (harga satuan) apabilaakan dilakukan perubahan harus mendapatkanopini dari Auditor Pemerintah.
6. Perubahan spesifikasi teknis terhadap kontrakFisik harus memperoleh persetujuan Lender(IsDB/SFD) dan pengajuan perubahan spesifikasiteknis tersebut harus disertakan data dukung yangdapat dipertanggungjawabkan setelah memperolehopini Auditor Pemerintah.
PENDAMPINGAN PROSES PBJ (PENGADAAN BARANG/JASA)
12
7. Apabila terdapat usulan permintaan perubahanpekerjaan tambah yang berakibat perubahan nilaikontrak (penambahan maksimal 10% dari nilaikontrak) harus mempertimbangkan tersedianyaalokasi dana pinjaman civil work component dalamloan agreement dan diproses sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.
PENDAMPINGAN PROSES PBJ (PENGADAAN BARANG/JASA)
13
1. Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah.
2. Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 35 Tahun 2011 tentang PerubahanPertama Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas PeraturanPresiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 172Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas PeraturanPresiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atasPeraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah.