KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA YANG ADA DI PASAR TALANG BANJAR KOTA JAMBI DAN SAMPING GOR KOTA BARU JAMBI SKRIPSI Oleh : HENI SAPITRI NIM : SIP 162312 PEMBIMBING : Dr. Rahmi Hidayati S.Ag, M,Ag Ahmad Syukron Persaja M,Se JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI 2020
88
Embed
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENERTIBAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENERTIBAN PEDAGANG
KAKI LIMA YANG ADA DI PASAR TALANG BANJAR KOTA JAMBI DAN
SAMPING GOR KOTA BARU JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
HENI SAPITRI
NIM : SIP 162312
PEMBIMBING :
Dr. Rahmi Hidayati S.Ag, M,Ag
Ahmad Syukron Persaja M,Se
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
ىكم ولا تقتلىا يا أيها الذيه آمىىا لا تأكلىا أمىالكم بيىكم بالباطل إلا أن تكىن تجارة عه تزاض م
﴾٩٢أوفسكم إن الل كان بكم رحيما ﴿
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama
suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya ALLAH
adalah Maha penyayang kepadamu.” 1
1 Q.S An-Nisa: 29
vi
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
preferensi dan potensi usaha penangkaran burung walet dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat desa kemuning tua dan apa kendala yang dihadapi dan bagaimana upaya yang
dilakukan dalam mengatasi kedala yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan triangulasi dan perpanjang pengamatan
penelitian untuk mengecek kebenaran atau keabsahan data yang diperoleh. Metode pengumpulan
data yang dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek pada penelitian ini yaitu
pemilik usaha penangkaran burung walet yang ada di desa kemuning tua dan obyek pada
penelitian ini adalah preferensi dan potensi usaha penangkaran burung walet dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat desa kemuning tua. Dari hasil penelitian yang penulis
lakukan dapat disimpulkan bahwa preferensi masyarakat Desa Kemuning Tua memilih usaha
penangkaran burung walet bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Risiko dan
kendala yang dihadapi juga bisa diminimalisir agar tidak terjadi kerugian yang cukup besar.
Usaha penangkaran burung walet ini sangat berpotensi untuk dikembangkan dengan didukung
oleh kondisi lingkungan dan geografis yang sesuai, serta sumber daya yang tersedia untuk
mendukung kehidupan burung walet.
Kata Kunci : Usaha Penangkaran Burung Walet, Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan kerendahan hati yang tulus dan penuh rasa syukur
kepada ALLAH SWT saya persembahkan karya tulis sederhana ini kepada kedua orang tua saya
tercinta, Ayahanda Sahyar dan Ibunda Asriati yang tiada hentinya mendoakan, memberikan
support, motivasi, mengasihi, menyayangi dan membesarkan dengan sepenuh hati, serta
pengorbanannya yang tidak akan bisa saya balas dengan apapun juga. Tanpa kalian saya tidak
akan bisa sampai pada titik ini. Terimakasih untuk semua yang telah Ayahanda dan Ibunda
berikan kepada anakmu ini. Kepada Adik tercinta Eky Riansyah terimakasih atas kasih sayang,
semangat serta support yang telah diberikan selama ini. Dan kepada seluruh keluarga saya terima
kasih karena telah memberikan dukungannya dan mendoakan saya selama ini sehingga saya bisa
sampai pada titik sekarang ini.
Kepada sahabat-sahabat saya keluarga besar Lokal D Ekonomi Syariah 2016, kalian sangat
luar biasa bagi saya, tanpa motivasi, dorongan dan dukungan yang telah kalian berikan kepada
saya, saya bukan apa-apa saat ini. Keluarga Posko 20 KKN Gel-02 Desa Gelanggang, Sungai
Manau, Merangin, tanpa kalian saya tidak akan bisa sampai pada titik ini dan kepada seluruh
masyarakat Desa Gelanggang terimakasih telah menerima dengan sangat baik dan memberikan
saya kesempatan mengabdi untuk menyelesaikan tugas perkuliahan saya. Kepada kak Kartina,
S.E terima kasih telah mensupport, memberi masukan dan mendoakan saya.
Kalian semua sangat luar biasa dan saya sangat berterima kasih kepada kalian semua dan
kepada semua pihak yang telah mendoakan, memberi dukungan dan masukannya yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, saya akan selalu mengingat kalian semua, kalian tidak akan
tergantikan dan selalu menjadi teman, sahabat dan keluarga bagi saya sampai kapanpun.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas
rahmat, ridho serta karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, serta petunjuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Usaha Penangkaran Burung Walet
Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat(Studi Kasus Desa Kemuning Tua, Kec.
Kemuning, Kab. INHIL, Provinsi Riau)”. Sholawat serta salam yang tak lupa tercurahkan
kepada junjungan alam yakni baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) pada program Stara Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jmbi. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu tentunya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
yang dapat memperbaiki skripsi ini, serta harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat
untuk orang lain, lebih khusus untuk mahasiswa yang membutuhkan referensi untuk
penelitiannya.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Secara rinci ucapan terimaksih ini
disampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, ME
selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Sucipto, MA selaku Wakil Dekan III fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syari’ah dan Bapak
M. Yunus, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag.,M.Fil. I selaku Pembimbing I dan Bapak Refky
Fielnanda, S.E.Sy., M.E.I selaku Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh Pegawai dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Anistar selaku Kepala Desa Kemuning Tua beserta Stafnya dan masyarakat Desa
Kemuning Tua.
Akhirnya kepada ALLAH SWT, penulis mengucapkan Hamdallah dan semoga ilmu
pengetahuan yang penulis dapat diridhoi-Nya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, Agustus 2020
Fitria Sahri
EES.160395
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 9
E. Batasan Masalah ................................................................................................................. 9
F. Kerangka Teori ................................................................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................................................30
H. Kerangka Pikiran ................................................................................................................32
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................................................34
B. Pendekatan Penelitian .........................................................................................................34
C. Jenis Dan Sumber Data .......................................................................................................35
D. Subyek Dan Obyek .............................................................................................................39
E. Teknik Analisis Data...........................................................................................................40
F. Teknik Keabsahan Data ......................................................................................................41
BAB III GAMBARAN UMUM DAEARAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis Kecamatan Kemuning .........................................................................43
xi
B. Gorgrafi Dan Iklim .............................................................................................................43
C. Kependudukan ....................................................................................................................45
D. Sosial ...................................................................................................................................46
E. Pertanian .............................................................................................................................47
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Preferensi dan Potensi Usaha Penangkaran Burung Walet Di Desa Kemuning Tua .........50
B. Dampak Positive Dan Negative Usaha Penangkaran Burung Walet ..................................53
C. Risiko yang Dihadapi Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet ....................................55
D. Solusi atau Upaya yang Harus Dilakukan Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet
Dalam Menghadapi Kendala dan Risiko yang Terjadi .......................................................58
E. Peran Pemerintah ................................................................................................................59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................................62
B. Saran ..................................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet
Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kemuning, 2017
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Persentase Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kemuning (%),
2017
Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Desa
Gambar 1 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Hernalis
Gambar 2 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Hendri
Gambar 3 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Sofyan
Gambar 4 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Suardi
Gambar 5 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Edi Muklis
Gambar 6 Gedung Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Sihen
Gambar 7 Wawancara Bersama Kepala Desa Kemuning Tua Bapak Anistar
Gambar 8 Wawancara Bersama Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Jackson
Siregar
Gambar 9 Wawancara Bersama Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Sofyan
Gambar 10 Wawancara Bersama Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet Bapak Hernalis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan ekonomi rakyat identik dengan pemberdayaan usaha kecil (keluarga),
karena secara struktual perekonomian nasional sebagian besar disusun oleh unit-unit
skala kecil, yang umumnya bergerak disektor agroindustry. Selama ini kegiatan usaha
kecil hanya memanfaatkan keunggulan komparatif dengan mengadakan kelimpahan
sumberdaya yang dimiliki dan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Usaha kecil masih
akrab dengan kemiskinan, karena tingkat pendapatan masih rendah. Keunggulan
komparatif harus didayagunakan menjadi keunggulan kompetitif dengan menentukan
kegiatan usaha yang berorientasi pasar. Cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan
pangsa pasar dan nilai tambah melalui pemanfaatan modal (capital-driven), pemanfaatan
inovasi teknologi (innovation-driven) serta kreativitas sumberdaya manusia (skill-
driven).
Agroindustri haruslah menjadi motor penggerak bagi subsistem yang lain untuk
membangun keunggulan komparatif. Sejalan dengan upaya pengembangan agroindustri
tersebut, maka pada subsitem usaha tani perlu dilakukan diversifikasi jenis usaha yang
mampu menangkap peluang sekaligus mampu meminimalisir masalah yang ada pada
kegiatan usaha tani, seperti keterbatasan lahan, aksesibilitas terhadap pasar, posisi tawar
dan sebagainya. Salah satu komoditas agribisnis yang mempunyai peluang pasar besar
terutama pasar ekspor dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi adalah sarang burung
walet.2
2 Ratna Dewi Simbolon, Preferensi Dan Potensi Usaha Penangkaran Burung Walet Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat Desa Ujung Tanjung Kabupaten Rohil Ditinjau Daari Ekonomi Islam, Skripsi (2011), hlm. 1
2
Kegiatan agribisnis di Indonesia sudah ada sejak sebelum adanya Pembangunan
Jangka Panjang (PJP) I. Akan tetapi, pada waktu itu kegiatan utamanya adalah agribisnis
usaha tani, yang lebih dikenal dengan istilah pertanian. Dalam PJP I, kegiatan pertanian
semakin maju sehingga mampu mendorong agroindustri dan perdagangan. Hal ini seolah-
olah agroindustry dan perdagangan menyesuaikan diri dengan pertanian. Sedangkan
dalam PJP II keadaannya berbeda, yaitu agroindustry dan perdagangan yang menarik
pertanian. Adanya kegiatan agroindustry dan perdagangan ini diharapkan akan mengubah
pertanian sehingga pertanian menyesuaikan diri pada agroindustry dan perdagangan.
Lambat laun, pertanian akan menyesuaikan pasar dan inilah visi pertanian masa depan.3
Indonesia adalah salah satu negara diasia tenggara yang memiliki satu jenis
burung yang unik, yaitu burung walet (collocia fushipage). Burung berbulu coklat ini
berkoloni dan memanfaatkan goa-goa untuk berkembang biak. Burung walet memilih
goa sebagai tempat tinggal Karena kondisi goa yang sejuk, lembab, dan gelap. Walet
merasa aman dan nyaman, tidur dan bersarang dilangit goa yang tinggi. Salah satu
keunikan burung walet adalah untuk berkembang biak, walet membuat sarang dengan air
liurnya. Sekarang ini, walet tidak hanya menghuni goa, karena bernilai potensi ekonomi
tinggi, banyak masyarakat Indonesia yang membangun gedung untuk membudidayakan
jenis burung liur mahal ini. Maka, jika berkeliling diseluruh Indonesia, selalu akan
dijumpai gedung-gedung sebagai tempat pembudidayaan burung walet.4
Rata-rata 1.100 ton sarang walet asal Indonesia mengisi pasar luar negeri setiap
tahun. Devisa perniagaan walet itu fantastis, data Badan Karantina Kementerian
3 Muhammad Firdaus, Manajemen Agribisnis, Jakarta: PT Bumi Askara, 2007 4 Elfina Meila, Dampak Usaha Sarang Burung Walet Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat
(Studi:Perubahan Sosial Keluarga Pengusaha Sarang Burung Walet Dinagari Aia Bangih Kec.Sungai Beresam Kab. Pesaman Barat), skripsi (2016), hlm. 5
3
Pertanian menunjukkan nilai ekspor sarang burung walet ke seluruh dunia pada 2017
mencapai Rp27 triliun. Jika dibuat rata-rata, harga sarang burung ke seluruh dunia
Rp24,5 juta per kilogram. Ekspor ke Tiongkok menyumbang Rp 2 triliun hanya dengan
52 ton sarang walet. Harga rata-rata sarang burung walet ke Tiongkok Rp38,4 juta per
kilogram. Artinya harga rata-rata ekspor sarang burung walet ke Tiongkok lebih tinggi
dibandingkan dengan harga rata-rata ekspor ke seluruh dunia. Tiongkok memang
konsumen utama sarang burung walet.
Berdagang adalah salah satu mata pencaharian yang sudah lama ada di dunia, bahkan
sejak zaman nabi. Meski dulu aktivitas berdagang sempat dipandang sebelah mata,
namun kenyataannya sekarang banyak orang mulai tertarik menjadi seorang pengusaha.
Saat ini sudah banyak orang memilih untuk berdagang atau berwirausaha menjual barang
atau pun jasa. Dalam Islam, Rasulullah menganjurkan jika berdagang tidaklah harus
memiliki banyak untung, akan tetapi bisa membuat para pelanggan merasa puas. Dalam
Islam, berdagang adalah salah satu jalan untuk membuka dan mencari rezeki terbaik dan
paling luas. Seorang muslim yang berdagang sesuai syariat agama maka akan
mendapatkan berkah dari Allah. Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda:
"Berdaganglah kalian dengan jujur dan amanat, niscaya orang-orang yang jujur dan
orang-orang yang mati syahid akan bersama dengan Nabi." (HR. Al-Hakim dan
Tirmidzi).
"Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana
apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji
tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela. Apabila menjual tidak berlebihan
(dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila
4
menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan." (Diriwayatkan oleh
Al-Baihaqi)
Usaha penangkaran burung walet selalu ada di setiap desa yang ada di Kecamatan
Kemuning Kabupaten INHIL, akan tetapi jumlah usaha penangkaran sarang burung walet
yang perkembangannya cukup pesat yaitu di Desa Kemuning Tua. Mayoritas masyarakat
desa kemuning tua berprofesi sebagai petani sawit dan karet. Seperti diketahui harga
sawit dan karet yang tidak stabil bahkan terus menerus mengalami penurunan
menyebabkan semakin berkurangnya pendapatan masyarakat Desa Kemuning Tua.
Dilihat dari infoSAWIT, Pekanbaru, merujuk hasil dari tim penetapan harga Tandan
Buah Segar (TBS) sawit provinsi Riau merujuk surat penetapan Harga TBS kelapa sawit
Provinsi Riau No. 38 periode 2 s/d 8 oktober 2019, telah menyepakati harga sawit umur
10-20 tahun turun Rp 30,55/kg menjadi Rp 1.415,45/kg. Melihat tingginya harga jual
sarang burung walet sehingga sebagian masyarakat Desa Kemuning Tua lebih memilih
menjalankan usaha sarang burung walet.
Usaha burung walet yang ada di Desa Kemuning Tua, Kec. Kemuning, Kab. INHIL,
mulai ada pada tahun 2010 hingga sampai sekarang ini selalu mengalami perkembangan
yang cukup pesat, hal ini terbukti dengan bertambah banyaknya masyarakat Desa
Kemuning Tua yang memliki usaha burung walet. Gedung walet yang ada di Desa
Kemuning Tua sebanyak 36 gedung terhitung dari gedung yang telah berpenghasilan.
Bahkan ada beberapa orang yang memiliki gedung usaha walet lebih dari satu gedung.
Sebagian masyarakat Desa Kemuning Tua lebih memilih usaha burung walet daripada
usaha yang lainnya dikarenakan harga jualnya lebih unggul dan sangat menguntungkan
bagi masyarakat, dengan harga jual yang cukup tinggi usaha penangkaran sarang burung
5
walet ini cukup berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kemuning
Tua, meskipun pembuatan gedung untuk usaha burung walet tersebut diperlukan biaya
yang cukup besar.
Tabel 1.1
Data pemilik usaha penangkaran burung walet
No Nama Biaya Pembuatan
Gedung
Gedung yang
dimiliki
Hasil per-
kilogram
Penghasilan/Bul
an
1 Sofyan Rp. 100.000.000 2 4 ons Rp. 3.000.000
2 Jekson
Siregar
Rp. 83.000.000 1 5,5 ons Rp. 5.000.000
3 Rismantio Rp. 50.000.000 1 ⁄ ons Rp. 500.000
4 Selamat Kan Rp. 100.000.000 1 1 ons Rp. 1.000.000
5 Suardi Rp. 1.000.000.000 7 4 kg Rp. 60.000.000
6 Hendra
Gunawan
Rp. 120.000.000 1 1,5 ons Rp. 2.000.000
7 Hernalis Rp. 150.000.000 1 5 ons Rp. 5.000.000
8 Edi Muklis Rp. 100.000.000 1 5 ons Rp. 5.000.000
9 Marzuin Rp. 100.000.000 1 2 ons Rp. 2.000.000
10 Emi Rp. 80.000.000 1 3 ons Rp. 3.000.000
11 Ali Akbar Rp. 100.000.000 1 7,5 ons Rp. 7.000.000
12 Ibrahim Rp. 80.000.000 1 1 0ns Rp. 2.000.000
13 Musleh
Ardiansyah
Rp. 50.000.000 1 2,5 ons Rp. 1.000.000
14 Jubaidah Rp. 85.000.000 1 5 ons Rp. 2.000.000
15 Anto Rp. 100.000.000 1 8 ons Rp. 5.000.000
16 Suarti Rp.150.000.000 1 4,5 ons Rp. 8.000.000
17 Ibrahim/Kas
ma Haila
Rp. 100.000.000 1 5 ons Rp. 5.000.000
18 Zulhamdi Rp. 100.000.000 1 5 ons Rp. 5.000.000
19 Aswandi Rp. 100.000.000 1 7,5 ons Rp. 7.000.000
20 Alis
Sahbendi
Rp. 50.000.000 1 ⁄ ons Rp. 700.000
21 Sukirno Rp. 85.000.000 1 3 ons Rp. 3.000.000
22 Eka Rp. 100.000.000 1 1 ons Rp. 1.000.000
23 M. yusuf Rp. 80.000.000 1 3 ons Rp. 3.000.000
24 Juarno Rp. 75.000.000 1 1 ons Rp. 1.000.000
25 Heri Rp. 85.000.000 1 ⁄ ons Rp. 500.000
26 Ramli Hakim Rp.100.000.000 1 4 ons Rp. 4.000.000
27 Sihen Rp. 250.000.000 2 1,5 kg Rp. 20.000.000
28 Zulfika Rp.100.000.000 1 3 ons Rp. 2.000.000
29 Suherman Rp. 50.000.000 1 ⁄ ons Rp. 500.000
6
Sumber wawancara 2019 dan 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat dari masing-masing pemilik usaha penangkaran burung
walet ada yang memiliki gedung lebih dari 1 gedung dengan penghasilan yang berbeda-
beda dari setiap orang. Dan seberapa besar biaya pembuatan gedung untuk usaha
penangkaran burung walet tersebut. Akan tetatapi meskipun biaya untuk pembuatan
gedung cukup besar, penghasilan perbulan yang didapat juga cukup besar. Penghasilan
perbulan dari masing-masing pemilik usaha juga beragam tergantung seberapa besar
gedung yang dibuat dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan.
Tabel diatas juga merupakan data masyarakat Desa Kemuning Tua yang menambah
pengahasilan mereka yang pada awalnya hanya berfokus terhadap perkebunan kelapa
sawit. Dari 29 orang yang mencoba menambah penghasilan meraka ke usaha
penangkaran burung walet tapi tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar beralih
profesi ke usaha penangkaran burung walet meskipun usaha tersebut sangat menjanjikan
dimasa yang akan datang dengan harga jualnya yang sangat tinggi.
Preferensi merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Preferensi
masyarakat desa Kemuning Tua, Kec. Kemuning, Kab. INHIL, Provinsi Riau
mendukung adanya usaha burung walet, dengan adanya usaha penangkaran burung walet
maka bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kurang memadai
atau memiliki penghasilan yang sedikit. Dengan usaha penangkaran sarang burung walet
diharapkan dapat meningkatakan pendapatan masing-masing masyarakat Desa Kemuning
Tua, disamping juga bisa meningkatkan pasar manca negara, ini merupakan sebuah
prestasi yang cukup membanggakan dan tentunya merupakan suatu usaha yang patut
digalakkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
7
Usaha penangkaran burung walet sangat berpotensi untuk dikembangkan dengan
optimal. Karena permintaan sarang burung walet dalam maupun luar negeri cukup
banyak. Tapi tidak sebanding dengan produksi atau suplainya. Makanya, harga sarang
burung walet tak pernah murah. Maklum, hasil panen tidak seberapa mengingat biaya
produksi dan perawatannya juga besar, sehingga ikut mengerek harga sarang burung
walet, baik mentah maupun sudah jadi olahan makanan.5
Usaha penangkaran burung walet juga memilki dampak positive dan negative
terhadap ekonomi dan sosial masyarakat. Mayoritas masyarakat Desa Kemuning Tua
mendukung adanya usaha penangkaran burung walet. Karena, dengan adanya usaha
penangkaran burung walet dapat mengurangi pengangguran di Desa Kemuning Tua
maka dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang kurang memadai atau
memiliki penghasilan yang minim dari perkebunan kelapa sawit, sehingga akan sangat
berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Kemuning Tua.
Berdasarkan paparan diatas dengan melihat adanya potensi usaha penangkaran
burung walet preferensi usaha penangkaran burung walet berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat, maka, penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul : USAHA PENANGKARAN BURUNG WALET DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DESA
KEMUNING TUA, KEC. KEMUNING, KAB. INHIL, PROVINSI RIAU).
1. Bagaimana preferensi dan potensi usaha penangkaran burung walet dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kemuning Tua, kec. Kemuning, Kab.
INHIL, Provinsi Riau?
2. Bagaimana dampak positif dan negative usaha penangkaran burung walet terhadap
ekonomi dan sosial masyarakat Desa Kemuning Tua, Kec. Kemuning, Kab. INHIL,
Provinsi Riau?
3. Apa kendala yang dihadapi pemilik usaha penangkaran burung walet dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kemuning Tua?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat Desa Kemuning Tua dalam mengatasi
kendala yang ada?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui preferensi dan potensi usaha penangkaran burung walet dalam
meningkatan pendapatan masyarakat desa Kemuning Tua, Kec. Kemuning, Kab.
INHIL, Provinsi Riau.
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negative usaha penangkaran burung walet
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kemuninig Tua, Kec. Kemuning,
Kab. INHIL, Provinsi Riau.
3. Untuk mengetahui kendala pengusaha burung walet dalam meningkatkan
pendapatan.
4. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan masyarakat Desa Kemuning Tua dalam
mengatasi kendala yang ada.
9
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, Salah satu syarat untuk menyelesaikan study pada jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
2. Bagi akademis, dapat menambah pengetahuan tentang preferensi dan potensi usaha
penangkaran sarang burung walet dalam meningkat pendapatan masyarakat.
3. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan tentang preferensi dan potensi usaha
penangkaran burung walet.
4. Bagi pemilik usaha penangkaran sarang burung walet, diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang usaha penangkaran sarang burung walet.
E. BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus maka penulis membatasinya, penelitian
preferensi dan potensi usaha penangkaran sarang burung walet ini hanya dilakukan di
Desa Kemuning Tua.
F. KERANGKA TEORI
1. Preferensi
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mendefinisikan preferensi itu
dapat diartikan suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian kepada orang dan
bertindak terhadap orang. Aktifitas atau situasi yang menjadi objek dari minat
tersebut dengan disertai dengan perasaan senang atau puas.6
6 Rifatul Machmudah, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah
Di Bank Syariah, hlm.24
10
Sedangkan menurut Andi Mappiare definisi preferensi adalah suatu perangkat
mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka,
rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu.
Preferensi merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Preferensi
juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu
produk, barang atau jasa yang dikonsumsi.7
Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya preferensi, secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Dari dalam individu yang bersangkutan (missal :bobot, umur, jenis kelamin,
pengalaman, perasaan mampu, kepribadian).
b) Berasal dari luar, mencakup lingkungan keluarga, sekolah masyarakat.
Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya preferensi, yaitu:
a) Dorongan dari dalam individu, missal dorongan untuk makan akan
membangkitkan preferensi untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat
terhadap produksi makanan dan lain-lain.
b) Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan preferensi untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu.
c) Faktor emosional, preferensi mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.8
7 Putri Intan Srikandi, Analisis Preferensi Pedagang Pasar Tradisional Terhadap Sumber Permodalan Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pedagang Pasar Bawahkota Bandar Lampung), Skripsi (2016). Hlm 22 8 Muhammad Bagus Wicaksono. Potensi Dan Preferensi Usaha Budidaya Buah Naga Seagai Upaya
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi (2018). Hlm 54
11
Preferensi dalam Perspektif Ekonomi Islam
preferensi dalam islam dikaji dimana seseorang dalam menggunakan kekayaan
harus berhati-hati, yang terpenting dalam hal ini adalah cara penggunaan yang harus
diarahkan pada pilihan-pilihan (preferensi) yang mengandung maslahah (baik dan
manfaat). Agar kekayaan atau harta tersebut dapat memberi manfaat untuk
kesejahteraan bagi individu tersebut. Preferensi memiliki arti pilihan atau
kecenderungan individu dalam memilih produk dan jasa, yang berarti kebebasan
memilih. Islam menganggap kebebasan adalah sebagai pondasi dari nilai-nilai
kemanusiaan dan kemuliaan manusia. Kebebasanlah yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Seorang individu mempunyai kebebasan sepenuhnya
memulai, mengelola, mengorganisasi, mengurus dan mempunyai bentuk perniagaan
menurut kehendak. Tiap orang bebas bergerak kemana saja yang ia kehendaki atau
inginkan demi mencari penghidupan dan bebas menggunakan bermacam-macam cara
dalam usaha mendapatkan kekayaan asalkan tidak menggunakan cara-cara yang
haram atau mengambil barang yang haram.9
2. Potensi
a. Pengertian Potensi
Ada beberapa pengertian dari kata potensi yang secara umum maupun yang
merupakan pendapat dari para ahli. Secara umum pengertian potensi adalah sebuah
kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat mungkin untuk dikembangkan,
sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu kemampuan yang masih bisa
dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Pada manusia sendiri sangat penting untuk
memahami potensi diri sendiri, sehingga anda dapat mengembangkan kemampuan
9 Op. cit. Putri Intan Srikandi. Hlm. 28-29
12
yang tepat dan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Dengan mengembangkan
potensi diri anda akan menjadi lebih bermanfaat dan akan merasa lebih hidup apabila
anda benar-benar memahami potensi diri dan mengembangkannya.
Pengertian Potensi Menurut Para Ahli
Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari potensi,
salah satu pakar yang mencoba mendeskripsikan kata potensi adalah Wiyono.
Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih
terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata. Dari
pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang masih
terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Sementara menurut Majadi potensi adalah kemampuan yang
masih bisa di kembangkan lebih baik lagi, secara sederhana potensi merupakan
kemampuan terpendam yang masih perlu untuk dikembangkan.
Ada beberapa pakar lain yang mencoba menjelaskan pengertian potensi dengan
lebih baik, seperti misalnya Endra K Pihadhi yang menjelaskan bahwa potensi adalah
suatu energi ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam
hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa
kekuatan, minat, bakat, kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan secara
optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa. Sedangkan Sri Habsari juga
mencoba menjelaskan arti dari kata potensi, yang mana menurutnya potensi adalah
kemampuan maupun kekuatan pada diri yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan
menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang tepat dan baik.10
Femm M.G Tulusan dan Very Y. Londa, “Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melaluiprogram Pemberdayaan Di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa”. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, volume 1 nomor 1, 2014. Hlm. 93
adalah pertanyaan yang dimaksudkan untuk menggali lebih dalam
dan lebih lengkap jawaban atau respons partisipan yang telah
diberikan terkait pertanyaan esensial.29
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terpimpin dan
tanya jawab secara langsung kepada beberapa responden yaitu
masyarakat Desa Kemuning Tua yang memiliki usaha penangkaran
sarang burung walet dan Kepala Desa Kemuning Tua, pertanyaan-
29Op.cit. Fattah Hanurawan, Hlm 110-114
39
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sebelumnya telah
penulis siapkan dalam format daftar pertanyaan wawancara.
c. Dokumentasi merupakan catatan kejadian atau peristiwa yang sudah
lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan melihat dokumen
yang ada. Penelitian ini akan diperkaya dengan dokumen yang
menginformasikan tentang proses penelitian, seperti buku-buku tentang,
preferensi, potensi, usaha penangkaran burung walet, dan pendapatan
masyarakat yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.
D. Subyek dan Obyek
Menurut Arikunto, subyek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting
kedudukannya didalam penelitian, subyek penelitian harus ditata sebelum peneliti
siap untuk mengumpulkan data. Subyek penelitian dapat berupa benda, hal atau
orang. Dengan demikian subyek penelitian pada umumnya manusia atau apa saja
yang menjadi urusan manusia. Oleh sebab itu maka subyek dalam penelitian ini yaitu
pemilik usaha burung walet yang terdapat di Desa Kemuning Tua. Dalam hal ini
penulis memilih 4 orang pemilik usaha penangkaran sarang burung walet sebagai
responden wawancara dan 1 orang Kepala Desa Kemuning Tua sebagai peran
pemerintah. Dalam hubungan ini S. Nasution menjelaskan bahwa apabila telah
sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak
memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan responden
selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang
berarti. Dari berbagai informan, baik yang lama maupun yang baru, tidak
memberikan data baru lagi. Bila pemilihan sampel atau informan benar-benar jatuh
pada subyek yang benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek), maka
40
merupakan keuntungan bagi peneliti, karena tidak memerlukan banyak sampel lagi,
sehingga penelitian cepat selesai.30
Menurut Sugiyono, obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pemusatan
pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain sesuatu yang menjadi sasaran
penelitian. Sehingga obyek pada penelitian ini yaitu usaha penangkaran burung walet
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kemuning Tua.
E. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti kelapangan, maka jumlah data semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
30 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: ALFABETA. 2017. Hlm. 220-221
41
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif, bertujuan untuk mempertajam pemahaman penelitian terhadap
infprmasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian penjelasan.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada dilapangan.31
F. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui:
1. Triangulasi
31 Ibid. Sugiyono. Hlm 246-252
42
Triangulasi sumber data adalah proses verifikasi wawancara dengan data
sumber tertulis (dokumentasi). Triangulasi adalah proses verifikasi antara data
yang diperoleh dilapangan (wawancara, observasi, dan dokumentasi) dengan
teori-teori dari pakar.
2. Perpanjangan pengamatan/penelitian
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti harus kembali kelapangan,
melakukan pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang baru. Hal
ini bertujuan untuk menumbuhkan keakraban antara peneliti dengan
narasumber sehingga tidak ada lagi informasi yang tersembunyi.32
32 Muhammad Rum, Jurnal Desain Penelitan Kualitatif dan Kuantitatif dalam Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, hlm. 21
43
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis Kecamatan Kemuning
Kecamatan kemuning adalah salah satu dari 20 kecamatan yang ada di kabupaten
Indragiri Hilir dengan luas wilayah 525,48km2 atau 52.548 Ha yang dibentuk sebagai
aktualisasi dari pp nomor : 14 Tahun 1981, dimana merupakan hasil pemekaran dari
kecamatan keritang dengan ibukotanya Kota Baru yang terdiri dari 19 desa, kemudian
pada tahun 2000 telah terjadi pemekaran sehingga bertambah menjadi 24 desa.
Kecamatan kemuning berbatasan dengan :
1. Sebelah utara berbatas dengan kecamatan keritang dan kabupaten Indragiri hulu.
2. Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan tungkal hulu kabupaten tanjumg jabung
barat provinsi jambi.
3. Sebelah barat berbatas dengan kabupaten tanjumg jabung barat provinsi jambi dan
kabupaten ingragiri hulu.
4. Sebelah timur berbatas dengan kecamatan keritang dan kabupaten tanjung jabung
barat provinsi jambi
B. Geografi dan Iklim
Terdapat dibagian selatan Sungai Reteh Kecamatan Kemuning yang berbatasan
dengan Provinsi Jambi.
Keadaan tanahnya yang sebagian besar terdiri dari tanah gambut maka daerah ini
digolongkan sebagai daerah beriklim tropis basah dengan udara agak lembab. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan maret 2017 yaitu 442 mm dan terendah pada bulan juli
44
2017 yaitu 80 mm. Sedangkan hari hujan tertinggi pada bulan November 2017 sebanyak
18 hari dari terendah terjadi pada bulan juli 2017 yaitu 3 hari.
Gambar 3.1
Persentase luas wilayah menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Kemuning (%),
2017
Sumber : inhilkab.bps.go.id
Dapat dilihat dari gambar diatas Desa Kemuning Tua terkecil di Kecamatan Kemuning
dengan persentase hanya 3%
45
Tabel 3.1
Luas wilayah menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Kemuning, 2017
Sumber : inhilkab.bps.go.id
Dapat dilihat dari gambar dan tabel diatas Desa Kemuning Tua merupakan Desa
dengan persentase luas terkecil dibandingkan Desa-Desa yang lainnya yaitu 17,52 km2
dari 524,48 km2 keseluruhan luas Kecamatan Kemuning
atau 3,33%.
C. Kependudukan
Penduduk asli daerah Indragiri Hilir adalah suku melayu dan sering disebut melayu
Riau. Sebagaimana halnya suku-suku melayu yang aada didaerah Riau lainnya, suku
melayu di daerah ini juga mempunyai sistem kekerabatan yang bersifat parental dan
beragama islam, hal tersebut terlihat dengan datangnya dan menetapnya suku-suku lain
dari daerah asalnya ke daerah ini yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
46
dipisahkan satu sama lain yang berlangsung terus menerus dan diikuti pembauran atau
asimilasi antara suku melayu dengan suku-suku pendatang tersebut.
Penduduk Kecamatan Kemuning pada tahun 2017 berjumlah 33.634 jiwa. Rata-rata
jiwa per rumah tangga adalah 4 jiwa. Desa yang paling banyak penduduknya adalah Desa
Keritang yaitu 13.0626 jiwa. Dan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Desa
Tuk Jimun yaitu 563 jwa. Sedangkan untuk Desa Kemuning Tua Penduduk yang
bertempat tinggal di Desa Kemuning Tua berjumlah 1.723 penduduk laki-laki dan
perempuan dengan jumlah KK 475.
D. Sosial
1. Pendidikan
Pendidikan yang merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan, dimana
dalam penyampaian ilmu pengetahuan tersebut dibutuhkan sarana pendidikan atau
sekolah. Jumlah sarana pendidikan yang terdapat dikecamatan kemuning yaitu 40
sekolah, terdiri dar 23 Sekolah Dasar (SD), 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 9 Sekolah
Menengah Pertama (SMP), 3 Madrasah Tsanawiyah (MTS), 1 Sekolah Menegah
Kejuruan (SMK), 2 Madrasah Aliyah (MA) dan 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sarana pendidikan yang ada di Desa Kemuning Tua yaitu 1 Sekolah Dasar (SD) dan 1
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jumlah murid pada tahun 2017 adalah 9.579
orang dan jumlah guru adalah 463 orang.
2. Kesehatan
Tahun 2017 ada 1 puskesmas dan 10 puskesmas pembantu di Kecamatan
Kemuning. Puskesmas berada di ibukota kecamatan yaitu Desa Selensen. Sedangkan
47
puskesmas pembantu berada disetiap desa. Selain itu juga terdapat 35 posyandu yang
tersebar disetiap desa/kelurahan di Kecamatan Kemuning.
3. Agama
Masyarakat Kecamatan Kemuning sebagian besar memeluk Agama Islam.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Dapartemen Agama Kabupaten Indragiri
Hilir ada 45 majid dan 63 surau/mushola yang ada di Kecamatan Kemuning pada
tahun 2017. Selain itu juga terdapat 14 Gereja dimana 9 Gereja berada di Desa
Keritang, 1 Gereja di Sekara, dan 4 Gereja di Sekayan.
E. Pertanian
1. Tanaman Pangan dan Palwija
Pada tahun 2017 di Kecamatan Kemuning terdapat luas panen padi ladang sebesar
109 ha. Sedangkan tanaman palwija yang terdapat di Kecamtan Kemuning yaitu
jagung dengan luas tanam 1.181 ha dan luas panen 161 ha serta kedelai dengan luas
tanam dan luas panen masing-masing 2 ha.
2. Hortikultura
Pada tahun 2017 cabe rawit di Kecamatan Kemuning merupakan jenis sayuran
yang banyak diproduksi di Kecamatan Kemuning yaitu sebesar 15,5 ton dengan
produktivitas sebesar 77,50 kw/ha. Untuk tanaman buah-buahan, duku dan durian
produksi utama yang dihasilkan masing-masing sebesar 239 ton dan 225 ton, dengan
luas tanam masing-masing sebesar 331,84 ha dan 172,31 ha.
3. Perkebunan
48
Pada tahun 2017, produksi kelapa sawit merupakan produksi utama di Kecamatan
Kemuning yaitu sebesar 121.718.538 kg dengan rata-rata produksi sebesar 3.474
kg/ha. Sedangkan produksi terkecil terdapat pada tanaman kelapa hibrida yaitu
sebesar 840 kg.
Mayoritas masyarakat desa kemuning tua berprofesi sebagai petani sawit dan
karet. Seperti diketahui harga sawit dan karet yang tidak stabil bahkan terus menerus
menurun menyebabkan semakin berkurangnya pendapatan masyarakat Desa
Kemnuning Tua. Dilihat dari infoSAWIT, Pekanbaru, merujuk hasil dari tim
penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit provinsi Riau merujuk surat
penetapan Harga TBS kelapa sawit Provinsi Riau No. 38 periode 2 s/d 8 oktober
2019, telah menyepakati harga sawit umur 10-20 tahun turun Rp 30,55/kg menjadi Rp
1.415,45/kg. Melihat tingginya harga jual sarang burung walet sehingga sebagian
masyarakat Desa Kemuning Tua memilih menjalankan usaha sarang burung walet.
49
Gambar 3.2
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DESA
Kepala Desa
Anistar
Kaur Pemerintahan
Umi Kalsum
Kaur Umum
Apendi
Kaur Keuangan
Yuliana, S,SI
Kaur Pembangunan
Yurisman
Sekretaris Desa
Wimbardi
Kadus III
Sukirman
Kadus I
Zulfika
Kadus II
Ramli Hakim,S.E
50
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Preferensi dan Potensi Usaha Burung Walet di Desa Kemuning Tua
“Alasan sebagian masyarakat Desa Kemuning Tua memilih usaha penangkaran
burung walet karena pendapatan yang dihasilkan memang cukup tinggi, meskipun modal
yang dikeluarkan juga tidak sedikit tapi hasil yang didapatkan juga seimbang dengan
yang dikeluarkan. Pengembalian modal yang dikeluarkan juga tidak membutuhkan waktu
yang cukup lama, selain harga nya yang tinggi ketika gedung walet telah selesai dibangun
dan siap dihuni burung walet maka tidak membutuhkan waktu yang lama gedung tersebut
didatangi atau diisi oleh burung walet, tergantung kreativitas pemilik dalam mendesain
gedung agar cepat dihuni burung walet sehingga dibulan ketiga atau keempat sarang
burung walet sudah siap dipanen meskipun hasilnya belum banyak. Dulunya kenapa
usaha penangkaran burung walet di Desa Kemuning Tua tidak sebanyak sekarang, karena
sedikit sekali pengetahuan masyarakat Desa Kemuning Tua akan usaha sarang walet
tesebut, padahal dikecamatan tetangga kecamatan Keritang sudah hampir 20 tahun
masyarakatnya menjalankan usaha penangkaran burung walet. Semakin seringnya
masyarakat Desa Kemuning Tua berdiskusi dan mencari tahu tentang usaha sarang
burung walet ini dengan pemilik usaha sarang burung walet yang ada dikecamatan
tetangga barulah pikiran masyarakat Desa Kemuning Tua terbuka dan mulailah satu-
persatu mereka menjalankan usaha burung walet, dan terus bertambah dari tahun
ketahun.”33
33 Hasil wawancara bersama pemilik usaha penangkarann burung walet dengan bapak Sofyan, 12/06/2020
pukul 20.00 WIB.
51
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;
kesannggupan; daya potensial mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan,
kesanggupan); daya berkemampuan. Usaha adalah kegiatan dengan mengerahan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar,
daya upaya) untuk mencapai sesuatu.34
Usaha penangkaran sarang burung walet di Desa Kemuning Tua pertama kali di
mulai pada tahun 2009 yang dijalankan oleh bapak Hendri dan terus berkembang hingga
saat ini. Jika dilihat dari jumlah peningkatan usaha penangkaran burung walet di Desa
Kemuning Tua dari tahun ke tahun pembangun gedung untuk usaha penangkaran burung
walet semakin bertambah maka dapat disimpulkan bahwa potensi usaha penangkaran
sarang burung walet dimasa yang akan datang sangat baik dan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat di Desa kemuning Tua.
“usaha penangkaran sarang burung walet sangat cocok dan perpotensi untuk
dikembangkan di Desa Kemuning Tua, hal tersebut didukung oleh kondisi lingkungan
dan geografis yang sesuai serta sumber daya yang tersedia untuk mendukung kehidupan
burung walet. Peluang usaha untuk sarang burung walet ini cukup menjanjikan, dilihat
dari harganya yang memang tinggi. Di Desa Kemuning Tua harga sarang burung walet
dengan kualitas tinggi bisa mencapai Rp15 juta perkilogram. Itulah sebabnya kenapa
sarang burung walet ini sangat berpeluang dan berpotensi untuk dikembangkan.”35
34 R.S Hardjapamengkas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utami Grafiti, 1995. Hlm.
102 35 Hasil wawancara bersama pemilik usaha penangkaran burung walet denngan bapak Jckson Siregar pada
tanggal 28/05/2020 pukul 14.15 WIB.
52
Sarang burung walet adalah komoditas bisnis yang tidak banyak tersedia dipasaran
karena burung ini hanya mau bersarang dirumah-rumah tertentu yang sesuai dengan
habitatnya. Tidak heran, potensi keuntungan penjualan sarang burung walet sangat tinggi.
Bayangkan saja dengan mengumpulkan satu kilogram saja, kita bisa mendapatkan omset
antara Rp14 juta hingga Rp17 juta. Permintaan sarang burung walet sangat tinggi
terutama dari luar negeri karena sarang burung walet dipercaya berkhasiat bagi
kesehatan. Sebagian besar dari hasil pengolahannya dijadikan sebagai obat. Selain itu,
sajian sarang burung walet pun menjadi salah satu makanan yang hanya disajikan diresto-
resto mahal dan berkelas. Itulah alasan potensi bisnis dari penjualan sarang burung walet
dinilai sangan menjajikan dari waktu ke waktu.36
Jadi konsumen dari sarang walet ini
bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, sehingga permintaan akan
sarang burung walet ini terus bertambah.
“Konsumen sarang burung walet di Desa kemuning Tua juga berasal dari luar kota
yang mereka biasanya datang sendiri dari luar kota seperti bogor, Surabaya, ke Desa
Kemuning Tua untuk membeli sarang burung walet. Akan tetapi untuk pengusaha baru
biasanya mereka menjual kepada salah satu pengusaha sarang burung walet yang
menerima pembelian dengan jumlah yang sedikit yaitu bapak Suardi. Jadi untuk
pemasaran sarang burung walet yang ada di Desa Kemuning Tua sudah sampai keluar
kota.”37
Jadi dari penjelasan diatas usaha burung walet ini juga akan dapat bertahan lama
dipasaran untuk masa yang akan datang, karena banyaknya manfaat yang bisa dihasilkan
dari saarang burung walet tersebut. Sehingga konsumennya pun bukan semakin
36
Lifepal.co.id, Budidaya Sarang Walet Bernilai Ratusan Juta Rupiah, 2019. Diakses 07/06/2020. 37 Hasil wawancara bersama pemilik usaha penangkaran burng walet dengan Bapak Marzuin pada tanggal
10/06/2020.
53
berkuranng tapi akan terus bertambah seiring dengan semakin banyak yang mengetahui
manfaat dari sarang burung walet ini untuk kesehatan, kecantikan, dan lain sebagainya.
Begitupun dengan usaha sarang burng walet yang ada di Desa Kemuning Tua, juga bisa
bertahan lama hingga masa yang akan datang. Seperti yang dilihat dari seorang
pengusaha burung walet yang pertama kali menjalankan usaha ini di Desa Kemuning Tua
yaitu Bapak Hendri dari tahun 2009 hingga saat ini hasil usaha beliau terus mengalami
peningkatan dan terus berkembang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Kemuning Tua beralih ke
usaha penangkaran burung walet yaitu sebagai berikut :
1. Tidak stabilnya harga kelapa sawit dan karet, bahkan harganya semakin menurun.
2. Usaha penangkaran burung walet merupakan usaha yang menjanjikan sekarang dan
untuk masa yang akan datang dengan harga yang tinggi dan cenderung terus
meningkat.
3. Usaha penangkaran burung walet mempengaruhi pendapatan dan dapat meningkatkan
perekonomian keluarga.
B. Dampak Positif dan Negatif Usaha Penangkaran Sarang Burung Walet
1. Dampak positif
Dampak positif dari usaha sarang burung walet yaitu mempengaruhi pendapatan
dan meningkatkan perekonomian keluarga yang berdampak terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Pendapatan perbulan untuk usaha penangkaran sarang burung walet ini bisa
beragam, tergantung dari seberapa besar dan banyak gedung yang dimiliki dan
54
seberapa lama gedung tersebut berdiri, karena semakin lama gedungnya maka
semakin banyak burung walet yang akan masuk dan menetap didalamnya. Burung
walet ini merupakan salah satu burung yang tidak suka berpindah tempat, kecuali ada
yang mengganggu kenyamannya, seperti banyaknya hama atau tempat terlalu panas
masih banyak lagi gangguan lainnya.
Untuk pendapatan saya sendiri untuk saat ini Rp5 juta perbulannya tapi itupun tidak
menetap bisa lebih tinggi dan bisa juga lebih rendah, biasanya setiap bulan selalu
berubah-ubah.
Dampak positive lainnya dari usaha penangkaran burng walet yaitu dapat
membantu masyarakat yang kurang mampu. Karena, sebagian pemilik usaha
penangkaran burung walet di Desa Kemuning Tua mengeluarkan zakat/sedekah hasil
dari pendapatan usaha penangkaran burung walet tersebut. Zakat/sedekah tersebut
diberikan secara langsung setiap pemilik usaha penangkaran burung walet kepada
orang yang membutuhkan. “ biasanya ketika saya menerima uang dari hasil penjualan
burung walet maka sebagian dari uang tersebut akan saya sedekahkan kepada orang
yang kurang mampu/orang yang membutuhkan, dan saya juga sering mewakafkan
uang saya untuk anak yatim dan pembangunan masjid di Desa Kemuning Tua.”38
2. Dampak negative usaha penangkaran sarang burung walet
Adanya usaha penangkaran burung walet berdampak negative untuk lingkungan
sekitar. Suara musik menyerupai suara burung yang membuat bising, ditambah
dengan kotoran burung yang diindikasi menyebabkan penyakit flu burung.
38 Hasil wawancara bersama Jackson Siregar, 2020.
55
Banyak orang hanya terpancing dengan khasiat besar sarang hewan burung walet buat
kesehatan, serta harga jual sarangnya yang tinggi. Belum begitu banyak yang
mengetahui dampak buruk dari rumah sarang hewan burung walet, sehingga
dibiarkan menjamur di tengah pemukiman warga.
Dampak negative yang terjadi karena adanya usaha sarang hewan burung walet,
seperti dampak lingkungan dan kesehatan bagi warga sekitar. Sebagai berikut :
a. Bising
Di Desa Kemuning Tua dampak negative yang terjadi yaitu dengan
adanya usaha penanngkaran burung walet ini menyebabkan kebisingan sehingga
dapat mengganggu masyarakat sekitar karena rumah sarang hewan burung walet
yang bisa kita lihat sangat menimbulkan kebisingan. Burung dengan jumlah
banyak, dapat menimbulkan suara riuh. Itu kan juga gangguan terhadap
kesehatan. kebisingan oleh suara pemanggil hewan burung walet yang begitu
jelas, tentu sangat mengganggu tetangga. Terlebih ketika sarang hewan burung
walet tersebut berada pada wilayah yang padat penduduk, tentu suaranya akan
sangat mengganggu.
C. Risiko yang Dihadapi Pemilik Usaha Penangkaran Burung Walet
Semua orang menginginkan dari suatu investasi adalah modal kembali dan
keuntungan terus mengalir deras kedalam kantong tabungan. Setiap usaha atau bisnis
selalu pasti didampingi resiko dan tugas kita adalah bagaimana meminimalisir resiko
tersebut dan memperbanyak keuntungan. Bisnis sarang burung walet memang sangat
56
menggiurkan sebab memiliki nilai jual yang sangat fantastis, tapi dibali itu semua kita
juga harus mengetahui apa saja risiko dalam bisnis sarang burung walet.
Berikut beberapa risiko dalam usaha sarang burung walet :
1. Gedung kosong – akibat kesalahn desain.
2. Rawan maling – karena harganya yang menggiurkan.
3. Gagal ditengah jalan – sebab salah menerapkan panen.
4. Kerusakan alat walet – bisa karena alam.
5. Populasi walet tidak berkembang – adanya kesalahan mikro dalam gedung walet.39
Harga dapat terjun bebas. Pengusaha walet local kesulitan bersaing karena beberapa
pengusaha mengimpor sarang burung walet siap konsumsi dari luar dengan harga jauh
lebih murah. Hal tersebut membuat para pengusaha local harus menurunkan nilai jual
produk sarang walet. Sehingga harganya menjadi terjun bebas.40
Kalangan pengusaha atau pembudidayaan sarang burung walet saat ini tengah
mengeluh. Soalnya, harga sarang walet sepekan terakhir mengalami penurunan akibat
terdampak virus corona. Virus corona yang mewabah dikota wuhan, china membuat jalur
ekspor sarang burung walet terhambat. Sehingga para toke sarang walet terpaksa harus
menunda stok yang ada. “pasti ada dampaknya. Karyawan di Wuhan terserang jua. Dah
tu ekspor bahan walet juga terhambat, toke yang ada harus stok dulu” kata Opri agen
sarang walet di Rohil. Dibeberkannya, sepekan ini harga sarang walet turun sebessar Rp2
juta. Kendati demikian harga normalnya Rp12 sampai Rp13 juta perkilogram. Sehingga
kini turun menjadi Rp10 juta. Dampak terhambatnya ekspor sarang walet dari Rohil
sendiri juga bergantung pada agen besarnya yang ada di Surabaya, Jakarta dan Batam.
39
Redfwedscweffel.blogspot.com, Apakah Ada Risiko Usaha Sarang Burung Walet, diakses 27/06/2020 22.30 WIB.
40 Zelebeur.com, bisnis sarang burung walet : kiat, risiko dan tips, 2019. Diakses 01/07/2020.
57
Karena jalur untuk penjualan skala besar dari Rohil sendiri tidak ada. "Khusus di Rohil
kirim ke agen besar Surabaya, Jakarta, Medan dan Batam. Setelah itu baru diekspor ke
China, Tiongkok," katanya. Selain Opri, Rendi yang juga pemilik penangkar walet
mengaku gelisah karena harga yang mulai turun ini. Dikhawatirkannya, jika wabah Virus
Corona tiada hentinya maka harga sarang walet bisa semakin turun dan anjlok karena
ekspor yang terbatas. "Sekarang semua terisolasi. Kita tak bisa masuk dan mereka batasi
keluar daerah. Saya pikir ini bakalan turun terus karena proses ekspor tidak bisa berjalan
normal sehingga barang jadi menumpuk," ungkap Rendi. Sementara itu, pembudidaya
sarang walet lainnya Rawi juga mengaku turunnya harga sarang walet sepekan ini.
Terakhir dirinya menjual sarang walet masih Rp12 juta sekilo sepekan lalu. "Saya jual
sepekan lalu masih Rp12 juta sekilo. Itu harga campur. Kabarnya turun, tapi saya belum
ada jual," ujarnya.41
Diakui, wabah virus corona masih menjadi ketakutan dan kekhawatiran banyak pihak
di seluruh negara hingga berdampak pada dunia usaha atau bisnis seperti sarang burung
walet. Terkini, harga sarang burung walet dilaporkan semakin anjlok yakni hanya
berkisar Rp 7 juta – Rp 8 juta perkilogramnya. Menurut Nurmalim, berdasarkan
informasi yang dia dapat bisnis sarang burung walet diyakini akan pulih kembali. Namun,
kata Nurmalim, pulihnya bisnis sarang burung walet paling tidak dua bulan ke depan.
Meski demikian, Nurmalim tidak mau pula menerka-nerka atau memberi kepastian
karena ini lagi-lagi kembali soal wabah virus corona apakah akan bisa diatasi dua bulan
ke depan. Nurmalim yang juga pengurus teras Partai Demorat Kota Subulussalam
mengatakan pengalaman anjloknya harga sarang burung walet pernah terjadi beberapa
tahun lalu. Hal itu akibat pengaruh krisis global. Namun tak lama kemudian teratasi
41 Halloriau.com, Dampak Virus Corona, Harga Walet Turun Di Rohil, 2020. Diakses 01/06/2020.
58
berkat kesigapan Negara memulihkan ekonomi termasuk bisnis sarang burung walet.
Dikatakan, sarang burung walet juga pernah anjlok 2011 lalu saat itu harganya bahkan
sampai titik nadir. Harga sarang burung walet kala itu, lanjut Nurmalim hanya berkisar
Rp 2 juta sampai Rp 3 jutaan per kilogram. Saat itu malah dikenal dengan harga 234 atau
Rp 2 juta, Rp 3 juta dan Rp 4 juta per kilogram. anjloknya harga sarang burung walet dalam
sebulan terakhir ini disebabkan fokus pasar terhadap penyebaran virus corona bukan faktor lain.
Sebab, kata Nurmalim, selama ini pasar sarang burung walet didominasi ke Hongkong
dan China. Sementara akses perdagangan kini ditangguhkan akibat merebaknya virus
corona di China. Sehingga para tauke di Indonesia seperti di Medan, mulai mengurangi
pembelian. Kalaupun ada yang membeli, lanjut Nurmalim merupakan tauke besar mampu
menyetok barang. Masalahnya, kata Nurmalim sarang burung walet termasuk barang
yang tidak bisa distok dalam jangka panjang alias harus segera dipasarkan atau
digunakan. Sarang burung walet seperti tanaman palawija yang rusak jika tak segera
digunakan.42
D. Solusi atau Upaya yang Harus Dilakukan Pemilik Usaha Penangkaran Burung
Walet Dalam Menghadapi Kendala dan Risiko yang Terjadi
Bisnis sarang burung walet memang memiliki risiko yang cukup besar ditambah
modal yang dikeluarkan juga sangat besar. Namun kerugian dapat anda minimalisir bila
mengikuti beberapa tips berikut ini :
1. Menjaga kualitas kandang walet
42 Serambinews.com, Harga Makin Anjlok, Pengusaha Yakin Sarang Walet Akan Naik Dua Bulan
Mendatang,2020. Diakses 01/06/2020.
59
Kandang merupakan tempat tinggal burung walet yang harus anda jaga
kualitasnya. Ada bannyak cara untuk menjaga kualitas kandang, diantaranya
menyediakan ventilasi udara, menjaga kelembaban kandang, dan membuat kandang
manjadi gelap.
2. Menjauhkan walet dan sarangnya dari tempat-tempat yang banyak terdapat hama
Hama merupakan musuh utama dari pemilik kandang walet. Supaya bisnis anda
tidak merugi, pastikan anda memilih lokasi kandang yang jauh dengan tempat-tempat
berkumpulnya hama seperti tikus. Jika sarang walet sudah rusak akibat dimakan
hama, tentu saja membuat nilai jualnya turun atau bahkan tidak bisa dijual sama
sekali.43
E. Peran Pemerintah
Berbisnis hewan ternak tidak bisa anda lakukan secara sembarangan. Apalagi hewan
yang akan diternakkan merupakan hewan yang hidup bebas di alami. Sebelum memulai,
alangkah lebih baik anda mengetahui terlebih dahulu aturan mengenai usaha peternakan :
Dalam Undang Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (UU 41/2014). Di
dalam Pasal 1 angka 16 UU 41/2014, telah dijelaskan bahwa usaha peternakan
merupakan kegiatan yang menghasilkan produk dan jasa yang menunjang usaha budi
daya ternak. Hal ini berarti bisnis sarang walet merupakan salah satu usaha bidang
peternakan. Sementara itu menurut Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor
404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perizinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan
43 Op.Cit. zelebeur.com.
60
Bagian I dijelaskan bahwa, jenis usaha peternakan dibagi menjadi dua, yakni usaha
peternakan berskala besar dan usaha peternakan berskala kecil.
Jadi, apabila anda ingin mendirikan perusahaan peternakan walet harus memiliki izin
terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan Lampiran Kepmentan 404/2002, Bagian II angka 2
huruf a.44
Usaha penangkaran sarang burung walet di Desa Kemuning Tua memang bagus dan
berpotensi untuk dikembangkan, tapi untuk perizinan dan pendaftaran pembangunan
usaha sarang burung walet belum ditetapkan di Desa Kemuning Tua.
“untuk saat ini, usaha penangkaran sarang burung walet di Desa Kemuning Tua
sudah sangat banyak dan bagus, akan tetapi untuk izin pembangunan gedung walet itu
sendiri belum ada atau belum terlaksana, sehingga belum adanya pembayaran pajak
untuk hasil dari usaha sarang burung walet tersebut, meskipun pendapatan dari hasil
tersebut sudah cukup banyak. Tapi untuk pembangunan usaha penangkaran sarang
burung walet di Desa Kemuning Tua di perbolehkan. Sebenarnya untuk perizinan
pembangunan usaha sarang burung walet ini tidaklah sulit, tapi masyarakat Desa
Kemuning Tua merasa tidak adanya penekanan dari pemerintah desa yang disebabkan
adanya sistem kekeluargaan, sehingga pemilik usaha sarang burung walet yang ada di
Desa Kemuning Tua tidak ada yang mengurus surat izin pembangunan dan usaha
tersebut. Pengaruh adanya usaha penangkaran sarang burung walet cukup besar dalam
meningkatkan perekonomian keluarga masyarakat Desa Kemuning Tua. Bagi masyarakat
yang memiliki usaha saranng burung walet saat ini ekonominya menjadi lebih bagus dan
lebih mapan, hal tersebut juga dapat mensejahterakan masyarakat Desa Kemuning Tua.
Usaha sarang burung walet memang berpotensi untuk dikembangkan di Desa Kemuning
44 0p.Cit. Zelebour.com
61
Tua, tapi untuk kedepannya Pemerintah Desa akan lebih menekankan bagi masyarakat
yang ingin membangun gedung walet ataupun yang telah menjalankan usaha nya untuk
membuat surat izin usaha dan pembanngunan. Pemerintah Desa pun tidak terlalu
mengerti mengenai bagiamana sistem pembayaran pajaknya, mungkin kedepannya
pemerintah Desa akan menanyakan dan mengurus hal tersebut.”45
45 Wawancara bersama kepala desa kemuning tua dengan Bapak Anistar. Pada tanggal 13/06/2020.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1. Preferensi usaha penangkaran sarang burung walet yang dipilih masyarakat Desa
Kemuning Tua sebagai mata pencarian mereka bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian keluarga dengan melihat harga jual sarang burung walet yang
tinggi dan bernilai ekspor. Risiko yang dihadapi juga bisa diminimalisir agar tidak
terjadi kerugian yang cukup besar.
2. Usaha penangkaran burung walet di Desa Kemuning Tua sangat berpotensi untuk
dikembangkan dengan didukung oleh kondisi lingkungan dan geografis yang
sesuai serta sumber daya yang tersedia untuk mendukung kehidupan burung
walet, dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Desa
Kemuning Tua.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai
berikut :
1. Kepada pemilik usaha penangkaran burung walet diharapkan lebih
memperhatikan kebersihan gedung waletnya, agar tidak merusak lingkungan dan
menyebabkan penyakit untuk masyarakat sekitar.
63
2. Aparat pemerintah setempat diharapkan untuk kedepannya melakukan penekanan
kepada masyarakat yang ingin membangun gedung usaha penangkaran burung
walet ataupun masyarakat yang sekarang telah membangun gedung walet. Agar
hasil dari usaha tersebut juga bisa di berikan kepada pemerintah dari hasil pajak
usaha penangkaran burung walet tersebut.
Kepada pemerintah juga sebaiknya memberikan penyuluhan dalam pengolahan
usaha penangkaran burung walet yang baik, sehingga mendapat hasil yang baik
dan tidak merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Q.S An-Nisa: 29
Literatur
Agriwawasan Seri, Budi Daya Walet Seri 1, jakarta:penebar swadaya, 2002.
Bungin Burhan, Metode Penelitian Sosial Dan Ekonomi, Jakarta:Predanamedia Group, 2013,
Firdaus Muhammad, Manajemen Agribisnis, Jakarta: PT Bumi Askara, 2007.
Hanurawan Fattah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi, Jakarka:PT RajaGrafindo
Persada, 2016.
Hardjapamengkas R.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utami Grafiti,
1995.
Hasan M.Iqbal, pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya, jakarta:Ghaila
Indonesia, 2002.
Morissan, metode penelitian survey, Jakarta: KENCANA, 2014.
Sadono Sukirno, ekonomi pembangunan, Jakarta:kencana. 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: ALFABETA. 2017.
Jurnal dan Skripsi
Elfina Meila, Dampak Usaha Sarang Burung Walet Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat
(Studi:Perubahan Sosial Keluarga Pengusaha Sarang Burung Walet Dinagari Aia