Page 1
KEBIJAKAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA PADA
MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
2014-2019
Implementasi Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Adhitya Fauzan
11151120000062
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441H/2020M
Page 5
iv
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kebijakan pembinaan ideologi Pancasila
yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Peraturan Presiden
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Kebijakan
pembinaan ideologi Pancasila ditujukan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dengan dilakukan
pembinaan ideologi Pancasila kepada masyarakat. Kebijakan pembinaan ideologi
Pancasila yang dikeluarkan oleh Jokowi bertujuan untuk menegakkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Untuk mewujudkan tujuan kebijakan tersebut Jokowi membentuk Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai lembaga yang berfungsi untuk membina
ideologi Pancasila. Upaya-upaya membina Pancasila tersebut diantaranya
mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat, melakukan
kerjasama dengan kementerian, lembaga, dan pemerintahan daerah dalam pembinaan
ideologi Pancasila.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam
dan literatur tambahan yang penulis anggap penting. Untuk menganalisa kebijakan
pembinan ideologi Pancasila tersebut, penelitian ini menggunakan teori kebijakan
publik James Anderson dan juga konsep ideologi menurut Paul Ricoeur. Penelitian
ini menemukan bahwa hal yang menjadi dasar dari dikeluarkannya kebijakan
pembinaan ideologi Pancasila pada tahun 2018 ialah permasalahan-permasalahan
yang disebabkan kurangnya pemahaman terhadap pembinaan ideologi Pancasila,
seperti kasus intoleransi, gerakan radikal, isu-isu radikalisme, hingga hilangnya
kepercayaan terhadap ideologi Pancasila dari sebagian masyarakat. Implementasi
pembinaan ideologi Pancasila oleh BPIP cukup membuahkan hasil dengan
banyaknya program pembinaan ideologi Pancasila yang telah dilaksanakan oleh
BPIP, dan juga berdampak positif yang dirasakan masyarakat dari hadirnya Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila.
Kata Kunci: Kebijakan, Ideologi, Pembinaan, Peraturan, Pancasila
Page 6
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur tercurah kepada Allah S.W.T karena berkat rahmat, hidayah dan
limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat
serta salam penulis panjatkan kehadirat besar Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan umatnya kenikmatan hidup di masa yang terang benderang seperti saat
ini.
Dalam proses pengerjaannya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
memiliki kekurangan. Tanpa adanya bantuan, dukungan, doa, dari berbagai pihak
yang ada di lingkungan penulis penulis mungkin tidak bisa menyelesaikan penelitian
ini dengan maksimal. Izinkan penulis memberikan ungkapan rasa terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajarannya.
3. Dr.Iding Rosyidin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Suryani, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Page 7
vi
5. Dr. Nawiruddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak bantuan kepada penulis mulai dari membimbing, mengkritik dan
memberikan dorongan untuk penulis dalam merampungkan penelitian ini.
6. Terima kasih kepada penguji yang telah bersedia untuk menguji serta
memberikan kritik dan masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas
penelitian penulis demi menperoleh kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.
7. Seluruh dosen pengajar Progran Studi Ilmu Politik yang tidak bisa disebutkan
satu per satu. Terima kasih atas seluruh ilmu yang berkualitas dan bermanfaat
semasa penulis menimba ilmu di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orang tua tercinta, Bapak Sugeng Wiyono dan Mama Siti Hazar. Serta Adik
Farha Fahira. Mungkin ucapan terima kasih tidak cukup untuk menggambarkan
segala dukungan dan doa yang disampaikan untuk segera merampungkan skripsi
ini.
9. Kepada Dr. Lia Kian selaku Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Dr. Ani
Purwanto selaku Direktur Analisis dan Sinkronisasi BPIP, Chaider S Bamualim
M.A, Kak Shofi, Abdiel dan Deri selaku staf deputi 3 dan 4 BPIP yang telah
membantu penulis untuk memperoleh data selama proses penelitian. Bapak Ali
Munhanif Ph.D, Bapak Chaider Bamualim M.A, yang sangat membantu penulis
untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini. Ray Rangkuti Direktur LIMA.
Juga Ega dan Fahri yang membantu dalam pengumpulan data penelitian ini.
10. Seluruh kanda/yunda keluarga besar HMI KOMFISIP Cab. Ciputat.
Page 8
vii
11. Senior-senior Ilmu Politik Fajar Fachrian, Travellio, Ka Uul, Aldo Serena,
Dendi, Masbay, Eza Fachriza, Indra yang membantu dalam proses penulisan
skripsi ini.
12. Teman-teman Ilmu Politik 2015 A dan B.
13. Kawan-kawan SELASAR, Bang Fajar, Masbay, Bang Afdal, Bang Aco, Fajar,
Pimen, Kacang, Ahong, Irul, Icat, Irpun, Jengky, Dodi, Katak, Padel, Cendol,
Ajiz, Nabol, Mikail, Kuler, Aplah, Rangga, Botel. Pitria.
14. Kawan-kawan Dahu, Mahessa, Hafiz, Kiting, Gery
15. Kawan-kawan KKN, Dwike Nuraini, Amalia Suci, Rizal Asyari, yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam penlisan skripsi ini.
16. Sahabat-sahabat dan saudara, Syafiq, Kamal, Acan, Suaslam, Rivaldy, Hary,
Peteng, Jupri.
Tanpa adanya mereka semua, penulis tidak yakin dapat merampungkan
penelitian ini dengan baik. Penulis berharap setiap doa, dukungan serta bantuan yang
diberikan mendapatkan balasan anugrah kenikmatan dari Allah SWT. Penulis sadar
bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan di banyak sisi. Tetapi
penulis berharap bahwa penilitian ini dapat berguna bagi pembaca dan Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila. Akhir kata terima kasih banyak atas semua pihak yang
mungkin tidak penulis cantumkan sebelumnya, atas segala dukungan, bantuan, dan
doanya penulis ucapkan rasa syukur sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Page 9
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...........................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................... iii
ABSTRAKSI ..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 10
E. Metode Penelitian......................................................................... 16
E.1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 16
E.2. Sumber dan Jenis Data.......................................................... 17
E.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 17
E.4. Teknik Analisis Data ............................................................ 19
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 20
BAB II TEORI DAN KONSEP ..................................................................... 22
A. Teori Kebijakan Publik ................................................................ 22
A.1. Definisi Kebijakan Publik .................................................... 22
A.2. Teori Kebijakan Publik James Anderson ............................. 23
B. Konsep Ideologi ........................................................................... 25
B.1. Pengertian Ideologi ............................................................... 25
B.2. Konsep Ideologi Paul Ricoeur .............................................. 27
B.3. Tipe-Tipe Ideologi ................................................................ 28
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI
PANCASILA ..................................................................................... 30
A. Profil Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ................................ 30
A.1. Latar Belakang Lahirnya BPIP ............................................ 30
A.2. Struktur Organisasi ............................................................... 31
Page 10
ix
A.3. Visi Misi ............................................................................... 33
B. Tugas dan Fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ............. 33
B.1 Tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ......................... 33
B.2 Fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ........................ 34
BAB IV Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila Pada Masa Pemerintahan
Jokowi – JK ....................................................................................... 35
A. Kebijakan Presiden Jokowi tentang Pembinaan Ideologi Pancasila
...................................................................................................... 35
1. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila............... 40
2. Tindakan Jokowi dalam Pembinaan Ideologi Pancasila ........ 44
B. Implementasi Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila .......................................... 49
1. Program Pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila ............ 49
2. Dampak Pembinaan Ideologi Pancasila di Masyarakat ......... 59
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64
A. Kesimpulan .................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................. 65
B.1. Saran Akademis .................................................................... 65
B.2. Saran Praktis ......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
Page 11
x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel. 1. Daftar Kampus Unggulan di Indonesia .............................................. 4
Gambar. 1. Gambar Pelaksanaan Sosialisasi Pancasila BPIP ............................. 53
Page 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian ini mengkaji tentang kebijakan pada masa Pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla tentang pembinaan ideologi Pancasila. Kebijakan yang
dikeluarkan Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tersebut
adalah Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila atau yang disingkat BPIP dikeluarkan pada tanggal 28 Februari
2018. BPIP sendiri merupakan lembaga yang diberi amanah sebagai pembantu
Presiden dalam menentukan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila. Penulis
berusaha menjelaskan kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi – Jusuf
Kalla dalam rangka pembinaan ideologi Pancasila dan apa yang dilakukan oleh
BPIP dalam membina ideologi Pancasila Sebelumnya penulis akan menjelaskan
terlebih dahulu kondisi Indonesia dan permasalahan pudarnya nilai-nilai ideologi
Pancasila.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia
dengan lebih dari 17.000 pulau. Pulau-pulau besar yang berpenghuni seperti
Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Papua. Sebagai negara majemuk,
Indonesia juga memiliki budaya, kultur, agama, suku dan golongan dengan
berbagai karakter dan sifat masyarakat Indonesia yang beragam. Menurut Wakil
Ketua MPR, Mangindaan (2017), keragaman ini sesungguhnya adalah sebuah
Page 13
2
tantangan bagi Indonesia untuk tetap menjaga persatuan1 dan keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat sebagai bangsa yang satu di tengah perbedaan.
Menyadari kondisi Indonesia demikian, para pendiri bangsa telah
menyepakati sebuah ideologi yang kita kenal dengan nama Pancasila. Sebagai
pandangan hidup, ideologi bersama serta solusi atau jawaban untuk
mempertahankan keutuhan Indonesia dengan latar belakang yang disebutkan di
atas. Pancasila di letakkan sebagai dasar negara dengan lima asasnya yang
diyakini paling ideal dengan kondisi negara Indonesia.2
Pancasila sendiri sebagai ideologi negara Indonesia yang seharusnya
menjadi pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam menghadapi
ancaman perpecahan dan isu-isu radikalisme, Pancasila dapat dijadikan sebagai
bingkai utama dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kondisi sosial seperti,
karakter masyarakat, ragam suku dan etnis, kemajemukan masyarakat di
Indonesia menjadikan pentingnya peran Pancasila dalam kehidupan bernegara.
Sudah seharusnya Pancasila menjadi benteng utama persatuan dari ancaman
perpecahan seperti radikalisme, sektarian dan ekslusivitas masyarakat pada saat
ini. Upaya menjaga persatuan bangsa Indonesia dapat terwujud jika Pancasila
beserta nilai-nilai yang terkandung tetap kokoh menjadi pondasinya.
Menurut Mahfud MD (2018) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia, Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum serta menjadi sumber bagi
kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan
1 “Tantangan Indonesia Menjaga Keberagaman Bangsa.” 2017. Beritasatu. Diunduh 25
Oktober 2018 (https://www.beritasatu.com/nasional/456754/mangindaan-tantangan-indonesia-
menjaga-keberagaman-bangsa) 2 ”Mahfud MD: Negara Pancasila Paling Ideal.” 2017. KMNU. Diunduh 26 Oktober 2018
(https://kmnu.or.id/mahfudz-md-negara-pancasila-paling-ideal/)
Page 14
3
di tengah bahaya radikaslisme dan perpecahan pada era globalisasi saat ini.
Kurangnya pemahaman terhadap Pancasila yang seharusnya dipahami sebagai
landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, menyebabkan anak muda rentan
dipecah belah. Oleh sebab itu, nilai-nilai kemurnian dan kearifan Pancasila
dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk kembali
menguatkan semangat persatuan.
Selain itu terdapat pula ancaman terhadap ideologi Pancasila, bahwa
berdasarkan salah satu hasil survei menyebutkan 9% dari rakyat Indonesia tidak
setuju dengan ideologi Pancasila sebagai dasar negara. Menurut Mahfud, angka
9% ini tidak bisa dianggap remeh, karena walaupun hanya 9%, hal tersebut
berpotensi merusak negara. Berkembangnya angka rakyat Indonesia yang tidak
setuju terhadap ideologi Pancasila ini disebabkan pasca reformasi Pancasila tidak
lagi digaungkan secara masif, Pancasila tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang
gagah, akibatnya banyak masyarakat yang tidak memahami nilai-nilai Pancasila.3
Terlebih di tengah perkembangan zaman saat ini nilai-nilai Pancasila
semakin memudar. Persatuan dan kesatuan terancam di tengah perkembangan
zaman, krisis persatuan dapat dilihat dari semakin banyaknya isu perpecahan,
sepertii perselisihan, konflik agama, perbedaan pendapat, lunturnya nilai-nilai
luhur, sampai munculnya isu disintegrasi yang mengancam kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia.
3 “Memahami Pancasila di Zaman Now.” 2018. Kompas. Diunduh 26 Oktober 2018
(https://edukasi.kompas.com/read/2018/02/05/19450091/memahami-pancasila-di-zaman-now).
Page 15
4
Berdasarkan hasil survei Alvara Research yang dilakukan pada bulan
Desember 2017, menunjukkan adanya mahasiswa yang setuju dengan Ideologi
Islam sebesar 16,8% dan setuju dengan negara khilafah sebesar 17,8% dengan
total sampel 1800 responden dari 25 kampus unggulan di Indonesia. 4 Hasil survei
dengan komposisi sampel sebagai berikut;
Tabel. 1. Daftar Perguruan Tinggi Unggulan di Indonesia
No Perguruan Tinggi Jumlah Sampel
1 Universitas Indonesia 100
2 Institut Teknologi Bandung 80
3 Universitas Gadjah Mada 100
4 ITS 80
5 Universitas Airlangga 100
6 Institut Pertanian Bogor 80
7 Universitas Diponegoro 100
8 Universitas Brawijaya 100
9 Universitas Padjajaran 100
10 Universitas Pendidikan Indonesia 60
11 Universitas Negeri Jakarta 60
12 Universitas Negeri Yogyakarta 60
13 Universitas Negeri Semarang 60
14 Universitas 11 Maret 60
15 Universitas Andalas 60
16 Universitas Sumatera Utara 60
17 Universitas Riau 60
18 Universitas Hasanuddin 60
19 Binus University 60
20 Universitas Gunadarma 60
21 Universitas Trisakti 60
22 IPDS 60
23 STAN 60
24 STIS 60
25 Universitas Telkom 60
Total 1800
Sumber : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristekdikti
4 Artikel dari website Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristekdikti diunduh pada 01 November 2019 pukul 3.03
https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2017/12/Paparan-Narsum-Materi-
Radikalisme-Dikti-2.0.pptx
Page 16
5
Contoh kasus Pertama, Ajakan untuk mengganti Pancasila sebagai dasar
Negara oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Papua. Ancaman oleh HTI yang
berusaha membawa paham anti Pancasila dan NKRI tersebut terjadi pada 18 Juni
2017 di Masjid Koya Barat, Papua. Di mana pada saat pelaksanaan itikaf di
masjid tersebut, Ustadz Purwanto selaku ketua HTI provinsi Papua mengatakan
bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi kekacauan dan berbagai masalah di
Indonesia adalah dengan menerapkan sistem Khilafah di Indonesia, alih-alih
untuk menyelamatkan Indonesia dari masalah kekacauan. Hal tersebut
disampaikan oleh Ustadz Purwanto di tengah sekitar 40 orang simpatiasan HTI
yang dipimpin oleh Ustad Purwanto dalam sebuah acara pengajian i’tikaf.5
Kedua, Gerakan separatis oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pada 10
Desember 2018, Sebby Sambom selaku komando nasional Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah
menyampaikan melalui surat terbuka untuk Presiden Jokowi menolak permintaan
pemerintah Indonesia untuk menyerah, terlebih justru kelompok tersebut
menuntut referendum untuk memutuskan masa depan Papua.6 OPM sendiri telah
ada sejak tahun 1963, awalnya gerakan tersebut muncul atas reaksi terhadap sikap
pemerintah, kemudia bertranformasi menjadi gerakan yang mendukung
kemerdekaan Papua.
5 “Ancaman HTI Bagi Pancasila dan NKRI Semakin Menjadi.” 2017. PapuaToday.
Diunduh 26 Juli 2019 (https://papuatoday.id/2017/06/19/ancaman-hti-bagi-pancasila-dan-nkri-
semakin-menjadi/). 6 “Organisasi Papua Merdeka yang menuntut pemisahan Papua dari Indonesia, apa dan
siapa mereka?”. 2018. BBC Indonesia. Diunduh 26 Juli 2019
(https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46539502).
Page 17
6
Ketiga, Pelecehan butir-butir Pancasila yang dilakukan oleh anak berusia
15 tahun berinisial VAM warga Desa Tegalsari, Malang. Gadis tersebut
mengubah butir-butir Pancasila lalu diunggah di akun media sosial Facebook
miliknya yang bernama Khenyott Dhellown pada 26 Januari 2018. Adapun
unggahan tersebut berisi “Hee rekk pancasila saiki ono sing anyar : 1. Kenalan
Disek 2. Pacaran 3. Sex 4. Meteng (Hamil) 5. Mbayi’ (Melahirkan). Kasus
tersebut sampai pada pelaporan ke polisi dan ditangani oleh Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak Polres Malang. Namun dikarenakan beberapa
pertimbangan, gadis dibawah umur tersebut tidak sampai dipenjarakan, namun
diberikan pembinaan.7
Keempat, Penghinaan lambang negara oleh Zaskia Gotik. Pada 15 Maret
2016 dalam sebuah acara televisi swasta, Zaskia mengatakan bahwa lambang dari
sila ke5 berbentuk Bebek Nungging dan ia juga menyebutkan bahwa tanggal
kemerdekaaan Indonesia bukanlah 17 Agustus melainkan 32 Agustus. Menindak
lanjuti ulah Zaskia, Polda Metro Jaya memanggil Zaskia pada 30 Februari 2016
dan ditangani oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus dengan
pemeriksaan. Perkataan Zaskia tersebut merupakan sebuah penghinaan terhadap
negara dan melanggar Pasal 24 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.8
7 “Bina Penghina Pancasila , Polres Malang Dinilai Pancasilais.” 2018. JawaPos.
Diunduh 27 Juli 2019 (https://www.jawapos.com/jpg-today/26/01/2018/bina-penghina-pancasila-
polres-malang-dinilai-pancasilais/) 8 “Kasus Bebek Nungging, Zaskia Gotik Penuhi Panggilan Polisi.” 2016. Liputan 6.
Diunduh 27 Juli 2019 (https://www.liputan6.com/showbiz/read/2471006/kasus-bebek-nungging-
zaskia-gotik-penuhi-panggilan-polisi?)
Page 18
7
Kelima, Kasus intoleran antar umat beragama di Yogyakarta. Seorang
warga bernama Slamet Sumiarto ditolak oleh warga sekitar untuk tinggal di
kontrakannya yang berada di kawasan RT 08 Dusun Karet, Kelurahan Pleret,
Kecamatan Banguntapan Bantul. Penolakan tersebut disebabkan karena Slamet
beragama berbeda dari mayoritas warga di lingkungan RT 08 tersebut. Pada 30
Maret 2019, ketika hendak izin ke Ketua RT, Slamet ditolak oleh Ketua RT dan
Ketua Dukuh karena ia merupakan non-muslim.9
Berbarengan dengan maraknya kasus yang disebabkan oleh kurangnya
pemahaman dan pengamalan ideologi Pancasila, seperti masalah-masalah di atas
yang mengancam kesatuan dan persatuan negara kesatuan Republik Indonesia
yang terjadi pada masa pemerintahan Jokowi – JK. Sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan pada Februari 2018 Jokowi mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
sebagai badan atau lembaga yang melakukan pembinaan terhadap ideologi
Pancasila.
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis menyadari bahwa penting
untuk mendalami mengapa Perpres Nomor 7 Tahun 2018 dan Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila harus hadir pada masa pemerintahan Jokowi – JK , bagaimana
implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018, serta bagaimana
program-program pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan oleh Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul
“KEBIJAKAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA PADA MASA
9 “Akhir Damai Penolakan Slamet di Dusun Karet Bantul.” 2019. Liputan 6. Diunduh 28
Juli 2019 (https://www.liputan6.com/regional/read/3932221/akhir-damai-penolakan-slamet-di-
dusun-karet-bantul)
Page 19
8
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO – JUSUF KALLA 2014 – 2019
(Implementasi Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila)” agar dapat lebih memahami bagaimana
kebijakan pembinaan ideologi Pancasila pada masa pemerintahan Jokowi – JK
serta bagaimana impelementasi pembinaan ideologi Pancasila berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila tersebut.
Page 20
9
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, terdapat beberapa poin
yang menjadi fokus masalah untuk diteliti, yaitu apa kebijakan Jokowi – JK
tentang pembinaan ideologi Pancasila, bagaimana implementasi dari Badan
Pembinaan Idoelogi Pancasila dalam membina Pancasila, sehingga menimbulkan
beberapa pertanyaan penelitian:
1. Mengapa pemerintahan Jokowi – JK menetapkan kebijakan tentang
pembinaan ideologi Pancasila?
2. Bagaimana implementasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam
pembinaan ideologi Pancasila di tahun 2019?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
C.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang
hadirnya kebijakan pembinaan Ideologi Pancasila pada masa pemerintahan
Jokowi – JK, lalu bagaimana implementasi dari Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila dalam membina ideologi Pancasila sesuai Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018.
Page 21
10
C.2 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dalam disiplin kebijakan publik serta untuk mengetahui
bagaimana pentingnya ideologi Pancasila sehingga perlu dibentuknya
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam pelaksanaan pembinaan
ideologi Pancasila.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan menjadi
bahan masukan bagi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam
mengevaluasi program pembinaan ideologi Pancasila agar dapat diraskan
secara nyata manfaatnya bagi masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, terdapat beberapa penelitian yang
berhubungan yang telah dilakukan, penelitian sebelumnya membantu penulis
untuk melakukan penelitian tentang kebijakan pembinaan ideologi Pancasila.
Beberapa tinjauan pustaka tersebut diantaranya:
Pertama, jurnal yang berjudul, “Penguatan Ideologi Pancasila Di
Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”. Seperti yang kita ketahui era
reformasi telah banyak menciptakan hal-hal baru, termasuk perubahan-perubahan
yang cukup cukup signifikan dalam ranah kehidupan sosial, politik, ekonomi serta
dalam dunia pendidikan. Di era reformasi juga Pancasila mulai tergeser sehingga
mengakibatkan keterpurukan pada hampir semua bidang kehidupan di Indonesia.
Page 22
11
Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat kembali dari generasi ke
generasi, hal tersebut dapat diperkuat kembali melalui bidang pendidikan,
khususnya di perguruan tinggi mengingat mahasiswa merupakan sebagai agen
perubahan yang dapat membawa nilai-nilai kehidupan sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode kuantitatif
deksriptif, dengan data primer yang diperoleh dengan kuisioner terhadap 50
responden di Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
ditemukan fakta-fakta terkait nilai-nilai Pancasila sebagai berikut; A) Penerapan
pada sila pertama dinilai baik, dengan tiga indikator. Namun terdapat satu
indikator belum baik. 2) Penerapan pada sila kedua dinilai sudah baik, dengan tiga
indikator. Namun terdapat dua indikator lain yang belum baik. 3) Penerapan sila
ketiga dinilai sudah baik, dengan dua indikator. Namun terdaapat satu indikator
lain yang belum baik. 4) Penerapan sila keempat dinilai sudah sangat baik, dengan
tiga indikator. 5) Penerapan sila kelima dinilai sangat baik, dengan lima
indikator.10
Kedua, penelitian sebelumnya merupakan sebuah tesis yang berjudul
“Revitalisasi Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bermasyarakat Di Era
Globalisasi” oleh Darmawan dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Tesis ini membahas Pancasila yang merupakan sebuah refleksi dari kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Karena Pancasila adalah intisari
dari kebhinekaan sekaligus Pancasila juga sebuah jawaban atau jalan tengah bagi
10 Natal Kristiono, “Penguatan Ideologi Pancasila Di Kalangan Mahasiswa Universitas
Negeri Semarang,” JURNAL HARMONY Vol.2 No.2. (September 2017), hal. 203-204.
Page 23
12
semuan kepentingan anak bangsa yang beraneka-ragam. Hal ini disepakati oleh
leluhur pendiri bangsa, karena Pancasila sendiri terbentuk dari hasil konsensus
bersama guna mengakomodir kepentingan bersama dan segala perbedaan.
Oleh sebab itu, revitalisasi Pancasila sebagai pedoman bermasyarakat di
era globalisasi menjadi penting ditengah arus era globalisasi, di mana informasi
dan teknologi berkembang pesat. Namun dampak globalisasi dapat menjadi mata
pisau, karena Indonesia akan mengalami ancaman, dari dalam ataupun dari luar.
Salah satu ancaman terbut adalah terjadinya pergeseran nilai dari sebuah. Dalam
hal ini nilai-nilai Pancasila yang terancam oleh nilai-nilai dan budaya dari luar
yang terbawa oleh arus globalisasi. Hal tersebut jika tidak dibentengi makan
tradisi, nilai-nilai luhur pancasila kemungkinan akan tergeser oleh nilai-nilai
barat.11
Ketiga, penelitian sebelumnya adalah sebuah tesis yang berjudul
“Kebijakan Legislatif Dalam Rangka Perlindungan Ideologi Dan Konstitusi
Negara Dengan Hukum Pidana” oleh Muhammad Zumar Aminuddin dari
Universitas Diponegoro. Tesis tersebut membahas tentang salah satu cara untuk
melindungi ideologi dan konstitusi negara yaitu dengan memggunakan hukum
pidana. Seperti diketahui ancaman terhadap ideologi negara Pancasila pernah
terjadi pada tahun 1948 dan 1965, di mana ancaman itu datang dari
pemberontakan PKI. Namun, pada era globalisasi saat ini, bukan hanya
komunisme atau PKI yang menjadi ancaman, tapi nilai-nili dan paham lain dari
11 Darmawan, Tesis: “Revitalisasi Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bermasyarakat Di
Era Globalisasi” (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2018).
Page 24
13
luar yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, seperti budaya-budaya luar
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Penelitian tersebut dilakukan melalui pendekatan kebijakan, dengan tipe
penelitian deskriptif-preskriptif, guna memaparkan permasalahan masa kini dan
masa yang akan datang. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ideologi
dan konstitusi negara masih perlu dilindungi, yaitu salah satu jalannya dengan
hukum pidana. Hal ini dilihat dari bermacam-macam sudut pandang, yaitu
historis, yuridis, komparatif maupun dari sudut pandang filosofis, ideologi
Pancasila dan konstitusi negara perlu untuk dijadikan kepentingan hukum yang
pantas mendapat perlindungan hukum pidana demi menjaga dan melindungi
ideologi dan konstitusi negara. Lingkup tindak pidana tersebut perlu
mempertimbangkan rumusan tentang asas legalitas materiil dengan tujuan
menampung tindak pidana yang membahayakan dan mengancam ideologi negara
yang tidak tertulis secara eksplisit dalam perundang-undangan sebelumnya yang
telah ada.12
Keempat, jurnal agastya yang berjudul “Model Pembelajaran Nilai-nilai
Karakter Bangsa Di Indonesia Dari Masa Ke Masa”. Artikel tersebut membahas
tentang model-model pembelajaran karakter bangsa dari setiap masa
pemerintahan di Indonesia, di mana salah satu tujuan dari pembinaan ideologi
bangsa atau penguatan Pancasila adalah terbangunnya karakter bangsa yang sesuai
dengan nilai luhur yang terkandung dalam setiap sila yang ada di Pancasila. Sejak
awal kemerdekaan Indonesia, pembangunan karakter bangsa ini telah menjadi
12 Muhammad Zumar Aminuddin, Tesis: “Kebijakan Legislatif Dalam Rangka
Perlindungan Ideologi Dan Konstitusi Negara Dengan Hukum Pidana” (Semarang: Universitas
Diponegoro, 2006).
Page 25
14
agenda yang penting untuk terus dijalankan. Oleh karena itu lagi-lagi penguatan
ideologi bangsa menjadi agenda penting dalam dunia pendidikan. Karenanya,
model-model pembelajaran nilai-nilai pancasila dan karakter bangsa ini terus
berlangsung di setiap masa pemerintahan Indonesiaa, dan model pembelajaran
tersebut juga tergantung dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah
Indonesia dari masa ke masa.
Di masa Orde Lama atau masa demokrasi terpimpin, model pembelajaran
Ordenilai-nilai pancasila dan karakter bangsa lebih mengarah pada model yang
indoktrinatif, seperti materi Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi atau yang disingkat
Tubapi, materi-materi di dalamnya ialah tentang Pancasila dan Manifestasi Politik
UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin,
dan Kebudayaan Indonesia atau yang disingkat Manipol USDEK. Selanjutnya
pada masa pemerintahan Orde Baru yang juga dengan model pembelajaran nilai-
nilai pancasila dan karakter bangsa yang bersifat indoktrinatif, seperti yang kita
ketahui pada masa Orde Baru kebijakan mengenai Penataran P4, PSPB dan mata
pelajaran PMP begitu digaungkan dalam setiap ranah sosial. Begitu pentingnya
pendidikan tentang karakter bangsa dan nilai-nilai Pancasila dalam rangka
memperkuat karakter bangsa, maka pendidikan tersebut perlu dipersiapkan
dengan matang juga dilaksanakan bertahap di setiap ruang pendidikan dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan atau pembinaan ideologi
Page 26
15
bangsa Pancasila ini dapat dilaksanakan dengan kebijakan tertentu dari
pemerintah sehingga dapat berjalan baik sesuai rencana yang diharapkan.13
Kelima, tesis yang berjudul “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
dalam Perspektif Lembaga Non Struktural dan Sistem Ketatanegraan Di Indonesia
(Studi Perubahan Kelembagaan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi
Pancasila Menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) oleh Labib Muttaqin dari
Universitas Gadjah Mada.
Tesis ini bertujuan untuk menganalis perubahan kelembagaan UKP-PIP
menjadi BPIP dari tinjauan konsekuensi yuridis, serta menganalisis BPIP dari segi
kedudukannya dalam tunjauan perspektif lembaga non struktural dan struktural
lembaga negara di Indonesia. Adapun lembaga negara jika dilihat dari fungsi dan
wewenangnya terdapat dua jenis, yakni main state’s ogan dan auxiliary state’s
organ. Lembaga Non Strukturan seperti BPIP dapat dikatakan sebagai auxiliary
state’s organ karna dibentuk dengan tujuan membantu atau menunjang fungsi
pemerintahan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat
konskuensi yuridis dari perubahan UKP-PIP menjadi BPIP, yaitu perubahan
kewenangan dan susunan organisasi. Sebagai suatu badan, BPIP kini memiliki
sususan organisasi dan kewenangan yang lebih kuat dan mapan dari sebelumnya
saat masih sebagai unit kerja presiden. Sedangkan dalam perspektif
ketatanegaraan di Indonesia, BPIP sebagai lembaga non struktural berada dalam
13 Yudi Hartono, “Model Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter Bangsa Di Indonesia Dari
Masa Ke Masa” JURNAL AGASTYA Vol. 7 No. 1 (Januari 2017), hal. 34.
Page 27
16
dimensi dependen-eksekutif Presiden, serta dalam bingkai executive agencies,
BPIP berkedudukan sebagai auxiliary state’s organ.14
Berdasarkan pemaparan penelitian sebelumnya, maka yang membedakan
penelitian ini dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini
akan dibahas mengenai kebijakan tentang pembinaan ideologi Pancasila di masa
pemerintahan Jokowi-JK dengan studi peran Badan Pembinaan Ideologi
Paancasila (BPIP) dalam penguatan ideologi Pancasila dan NKRI, bagaimana
implementasi dari perpres nomor 7 tahun 2018 tersebut, serta bagaimana cara
BPIP dalam melakukan pembinaan Pancasila di tengah perkembangan zaman saat
ini.
E. Metode Penelitian
E.1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, metode kualitatif
merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian sehingga menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku manusia yang dapat
diamati dan diarahkan pada individu secara utuh.15 Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang
berkaitan dengan tema, kemudian menganalisisnya untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,
14 Labib Muttaqin, Tesis : “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam
Perspektif Lembaga Non Struktural Dan Sistem Ketatanegaraan Di Indonesia”, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 2008) 15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hal. 82.
Page 28
17
penulis berharap dapat mengkaji dan meneliti tentang kebijakan Jokowi
dalam pembinaan ideologi Pancasila dan impelementasi dari Perpres
Nomor 7 tahun 2018, serta pelaksanaan sosialisai Pancasila oleh BPIP.
E.2. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
berdasarkan hasil tanya jawab atau wawancara dengan sumber-sumber
atau pihak-pihak yang terkait dengan masalah-masalah penelitian yang
menurut penulis sesuai dan kemudian dikaitkan dengan kriteria topik
pembahasan penelitian.16
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan penulis terhadap penelitian ini
bersumber dari buku-buku, jurnal, dan data elektronik dari internet yang
berkaitan dengan topik penelitian.
E.3. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan
data, antara lain:
16 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), hal. 12.
Page 29
18
a. Dokumentasi
Dokumen primer berasal dari pengambilan data langsung terhadap
pihak yang bersangkutan, yaitu dengan wawancara lamgsung dengan
informan utama. Sedangkan dokumen sekunder yang digunakan berupa
buku, jurnal, data-data yang terkait dengan penelitian ini, kutipan gambar
atau surat kabar, foto dan segala macam benda yang dapat memberikan
keterangan yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumentasi digunakan
untuk mempermudah peneliti menemukan jawaban dari permasalahan dan
menjabarkan secara detail terkait dengan peraturan presiden nomor 7 tahun
2018 dan pembinaan pancasila.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data, yaitu dengan cara
penulis mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada pihak yang
berkompeten. Tujuan wawancara adalah mendapatkan jawaban dari
pertanyaanpertanyaan atau menguji hipotesis.17 Penulis melakukan
beberapa wawacara kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian
dan memiliki pengetahuan dan informasi terkait fenomena yang sedang
diteliti. Penulis berhasil mewawancarai Lia Kian sebagai Staf Khusus
Dewan Pengarah BPIP, Ani Purwanti sebagai Direktur Analisis dan
Sinkronisasi Bidang Advokasi, Hukum, dan Pengawasan Regulasi BPIP,
Chaider Bamualim selaku tenaga ahli BPIP, Abdiel dan Deri sebagai staf
17 Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015), hal. 362.
Page 30
19
dari BPIP, Ray Rangkuti sebagai pengamat politik. Prof. Ali Munhanif
sebagai Akademisi, Dekan FISIP UIN Jakarta, Ega sebagai anggota
Pemuda Pancasila dan Sapma PP, dan Fachri sebagai mahasiswa.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan setiap kegiatan dengan tujuan
melakukan pengukuran. Observasi juga dapat diartikan sebagai
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam proses penelitian ini, observasi yang
dilakukan penulis adalah mendatangi gedung Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila yang terletak di Jalan Veteran III Jakarta Pusat dan penulis juga
mendatangi kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang dilakukan Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila di Fifo Resto, Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan pada 30 Agustus 2019.
E.4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data
dimulai dengan bekerja secara mendalam dan mengumpulkan data-data
terkait dari teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis. Setelah
data terkumpul, maka dilanjutkan ketahap reduksi data, yaitu proses
mentransformasi dari data yang didapat, seperti mentranskripkan hasil dari
wawancara-wawancara yang telah dilakukan, dokumentasi dan dilanjutkan
Page 31
20
dengan pengolahan data.18 Proses analisis data dalam penelitian ini dibagi
dalam tiga bagian, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.19 Selain itu, data-data yang telah didapat akan dianalisis oleh teori
kebijakan publik Anderson yang salah satunya tentang hasil kebijakan
yang terdapat dalam kerangka teoritis.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulis membagi kedalam lima
bab, di antaranya:
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini diuraikan tentang hal yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teoretis, dan metode penelitian terkait kebijakan Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2018 dalam masa pemerintahan Jokowi – JK.
BAB II TEORI DAN KONSEP. Pada bab ini diuraikan teori kebijakan
publik menurut James Anderson, dan konsep ideologi menurut Paul Ricoeur
sebagai acuan yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI
PANCASILA. Bab ini berisi tentang profil Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
dan gambaran umum tentang Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018.
18 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal. 147. 19 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung,
2006), hal. 275.
Page 32
21
BAB IV KEBIJAKAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA PADA
MASA PEMERINTAHAN JOKOWI – JK 2014 - 2019 (IMPLEMENTASI
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN
PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA). Pada bab ini berisi hasil penelitian
penulis terhadap kebijakan pembinaan ideologi Pancasila yang ditetapkan oleh
Presiden Jokowi, dan bagaimana implementasi pembinaan ideologi Pancasila
yang dilakukan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
dianggap perlu dari hasil penelitian ini.
Page 33
22
BAB II
TEORI DAN KONSEP
A. Teori Kebijakan Publik
A.1. Definisi Kebijakan Publik
Umumnya istilah “kebijakan” atau “policy” dimaksudkan untuk menunjuk
aktor-aktor seperti pejabat, lembaga pemrintahan, kelompok dalam perilakunya
pada suatu bidang tertentu. Namun definisi ini kurang bersifat ilmiah apabila
menyangkut analisis kebijakan publik. Dalam memahami kebijakan publik, perlu
memahami konsep pengertian dari kebijakan dan pengertian publik itu sendiri.
Berdasarkan pemahaman tentang definisi kebijakan dan publik kita dapat
memahami bahwa kebijakan publik merupakan disiplin bidang yang berhubungan
erat sebagai bidang publik.
Umumnya terdapat banyak pengertian dan batasan dari pengertian dan
maksud dari kebijakan publik dalam literatur-literatur ilmu politik. Pengertian
yang dijabarkan para ahli memiliki penekanannya masing-masing, perbedaan
penakanan dari ahli ini disebabkan latar belakang dari para ahli yang berbeda.
Dye, mendefinisikan kebijakan publik sebagai apa yang yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh pemerintah. (whatever governments choose to do or not
to do). Menurut Irfan Islamy, kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan
dari pemerintah yang dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, yang memiliki tujuan
Page 34
23
tertentu dalam kepentingan seluruh masyarakat.20 Sedangkan menurut Robert
Eyestone secara luas kebijakan publik dapat dipahami sebagai hubungan suatu
unit pemerintah dengan lingkungannya.21
Kebijakan merupakan sebuah ketetapan yang berlaku, tercermin oleh
perilaku yang konsisten dan berulang, dimana perilaku .tersebut dilakukan oleh
pembuat kebijakan ataupun yang melaksanakan kebijakan tersebut. Kebijakan
juga dipahami sebagai prinsip-prinsip yang bersifat mengatur dan mengarahkan
sebuah tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi dengan kata lain kebijakan
merupakan suatu ketetapan yang berisi prinsip-prinsip tertentu guna mengarahkan
cara bertindak yang konsisten pada tujuan tertentu22.
A.2. Teori Kebijakan Publik James Anderson
Dalam penelitian ini penulis merujuk pada teori kebijakan publik menurut
James Anderson. Menurut Anderson kebijakan publik merupakan serangkaian
arah tindakan yang memiliki tujuan tertentu, yang ditetapkan oleh pembuat
kebijakan untuk mengatasi suatu persoalan atau masalah.23 Anderson merinci
kebijakan publik sebagai serangkaian arah tindakan menjadi lima kategori yang
dapat digunakan untuk memahami lebih baik teori tersebut.24
20 Uddin B. Sore dan Sobirin, Kebijakan Publik (Makassar: CV SAH MEDIA, 2017), hal.
34. 21 Robert Eyestone, The Treads of Policy: A Study in Policy Leadership (Indianapolis:
Boobs Merril), hal. 18 Dikutip dari Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Gblobalisasi
(Yogyakarta: CAPS, 2016), hal. 19. 22 Uddin B. Sore dan Sobirin, Kebijakan Publik (Makassar: CV SAH MEDIA, 2017), hal.
3. 23 James Anderson, Publik Policy Making (New York: Rinehart Winston, 1969), hal. 4
Dikutip dalam Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Gblobalisasi (Yogyakarta: CAPS, 2016), hal.
20. 24 James Anderson, Public Policy Making, hal. 4-5. Dikutip dari Budi Winarno,
Kebijakan Publik Era Globalisasi, hal. 23.
Page 35
24
a) Tuntutan kebijakan (policy demand)
Tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh aktor-aktor pemerintah, swasta
ataupun kelompok dalam masyarakat yang ditujukan kepada pejabat-
pejabat pemerintah yang berada dalam suatu sistem politik. Tuntutan dapat
berupa desakan yang bersifat umum agar pemerintah mengambil tindakan
guna menyelesaikan suatu persoalan.
b) Keputusan kebijakan (policy decisions)
Keputusan kebijakan dapat diartikan sebagai keputusan-keputusan yang
diambil oleh para pejabat pemerintah sebagai arah tindakan serta subtansi
terhadap pelaksanaan kebijakan publik, untuk menciptakan ketentuan-
ketentuan dasar. Seperti mengeluarkan perintah-perintah eksekutif,
mengumumkan peraturan-peraturan yang bersifat administratif, ataupun
membuat penafsiran yuridis terhadap suatu undang-undang.
c) Pernyataan kebijakan (policy statements)
Merupakan sebuah pernyataan resmi, penjelasan ataupun artikulasi
mengenai kebijakan publik. Pernyataan kebijakan beberapa diantaranya
berupa; Keputusan Presiden, Dekrit Presiden, ketetapan MPR dan lain-
lain. Ataupun pernyataan langsung dari pejabat-pejabat pemerintah dalam
pidato-pidato yang mengarah pada tujuan pemerintah tentang apa yang
akan dilakukan kedepannya dalam mencapai tujuan tertentu ataupun untuk
menyelesaikan persoalan tertentu.
d) Hasil kebijakan (policy outputs)
Page 36
25
Hasil kebijakan merupakan manifestasi nyata atau perwujudan dari sebuah
kebijakan publik. Bagaimana hal-hal sebenarnya yang dilakukan
pemerintah untuk merealisasikan kebijakan publik, sesuai keputusan dan
pernyataan kebijakan. Dengan kata lain, hasil kebijakan merupakan hal
apa yang akan dilakukan atau dikerjakan oleh pemerintah untuk
menyelesaikan suatu persoalan
e) Dampak kebijakan (policy outcomes)
Berbeda dengan hasil kebijakan, dampak kebijakan lebih mengacu pada
akibat-akibat yang dirasakan oleh masyarakat dari suatu kebijakan.
Dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik yang diharapkan atau tidak,
dari tindakan yang diambil pemerintah ataupun tidak adanya tindakan
pemerintah.
Penulis menggunakan teori kebijakan publik menurut James Anderson
pada tahap keputusan kebijakan dan hasil kebijakan karena dinilai paling cocok
untuk digunakan di penelitian ini
B. Konsep Ideologi
B.1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari dua kata idea dan logos. Idea yang berarti konsep,
gagasan, pengertian dasar, cita- cita, dan logos yang berarti ilmu. Ideologi yang
berasal dari gagasan, ide, cita-cita lalu berkembang menjadi sebuah paham yang
berisi pemikiran dan paham yang dijadikan pegangan hidup bagi seseorang atau
Page 37
26
kelompok tertentu. Seperti yang dikatakan Soerjono Soekanto dalam Fokky25,
ideologi merupakan serangkaian ide, gagasan, kepercayaan dan keyakinan yang
secara sistematis dan menyeluruh, di dalamnya menyangkut bidang sosial, politik,
budaya, dan agama.
Menurut Antoine Destutt de Tracy, salah satu tokoh yang pertama kali
mencetuskan istilah ideologi, secara bahasa ideologi adalah pengutaraan terhadap
sesuatu yang terumus dari dalam pikiran. Sedangkan secara terminologis, ideologi
dapat dikatakan sebagai “Manner or content of thinking characteristic of an
individual or class” yaitu cara hidup dalam bertingkah laku yang mendefinisikan
sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas).26
Harol H. Titus mendefinisikan ideologi sebagai seperangkat cita-cita
dalam hal politik, ekonomi, filsafat sosial yang kerap dilaksanakan untuk sebuah
rencana yang sistematis mengenai cita-cita yang dijalankan oleh kelompok
masyarakat.27
Terdapat dua pengertian terhadap ideologi di dalam ilmu-ilmu sosial,
pertama ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. Pertama, secara
fungsional ideologi dapat diartikan sebagai sekumpulan gagasan yang dianggap
paling baik dan benar tentang masyarakat dan negara. Kedua, secara struktural
ideologi dapat diartikan sebagai suatu sistem pembenaran, hal ini berarti setiap
25 Fokky Fuad Wasitaatmaja, Spiritualisme Pancasila (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hal. 1-2. 26 Moh. Suardi, Ideologi Politik Pendidikan Kontemporer (Yogyakarta: 2015,
DEEPUBLISH), hal. 9. 27 Ronto, M.Si, Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Jakarta: PT Balai
Pustaka, 2012), hal. 16.
Page 38
27
gagasan atau formula politik dalam setiap kebijakan atau peraturan dan tindakan
yang diambil oleh penguasa dapat dibenarkan atas nama ideologi.28
Jadi, ideologi dapat dikatakan sebagai cara pandang terhadap segala
sesuatu, dengan akal sehat yang berasal dari kecenderungan serangkaian ide
filosofis yang dimunculkan oleh kelas masyarakat yang dominan dan disebarkan
keseluruh anggota masyarakat.
B.2. Konsep Ideologi Paul Ricoeur
Ricoeur menegaskan bahwa terdapat tiga fungsi ideologi dalam kehidupan
sebuah bangsa dan Negara, Fungsi pertama yaitu ideologi sebagai distorsi realitas
sosial. Ideologi seringkali digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk
memanipulasi fakta atau realitas sosial, demi kepentingannya sendiri. Ideologi
difungsikan sebagai alasan atau sumber pembenaran tindakan yang menyimpang
dari pengetahuan dan kesadaran umum demi tujuan politik tertentu.
Fungsi idologi kedua, ideologi sebagai alat legitimasi kekuasaan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Pentingnya legitimasi atas
sebuah kekuasaan karena ada kecenderungan ketidakpatuhan masyarakat terhadap
sebuah kekuasaan. Ideologi dipandang sebagai sebuah instrumen yang paling baik
untuk mengatasi kesenjangan antara berbagai klaim yang dibuat oleh penguasa
dan kepatuhan warga masyarakat.
Ketiga, dalam penelitian ini penulis merujuk pada konsep fungsi ideologi
menurut Paul Ricoeur yang melihat ideologi dari sudut pandang filsafat sosial-
28 Moh. Suardi, Ideologi Politik Pendidikan Kontemporer (Yogyakarta: 2015,
DEEPUBLIS), hal. 10.
Page 39
28
politik memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu ideologi sebagai
bentuk intergrasi sosial. Ideologi merupakan pandangan simbolik yang kokoh dan
mendasar yang mampu mempersatukan beberapa kelompok atau golongan di
dalam dimensi kehidupan bersama dalam masyarakat.29
B.3. Tipe-Tipe Ideologi
Adapun tipe ideologi menurut Franz secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka.30
Pertama, Ideologi Tertutup ialah ideologi yang isinya tidak boleh
dipertanyakan dan tidak boleh diragukan kebenarannya (dogmatis). Tidak dapat
dimodifikasi atas dasar pengalaman (apriori) Ideologi tertutup memaksa atau
menuntut ketaatan tanpa reserve bersifat otoriter dengan cara yang totaliter..
Bersumber dari elit yang dipropagandakan, bukan berasal dari masyarakat.
Kedua, Ideologi Terbuka. Berbanding terbalik dengan ideologi tertutup.
Ideologi Terbuka yang berorientasi dasar dengan tujuan dan norma sosial politik
yang terbuka untuk dipertanyakan, sesuai dengan prinsip moral dan sesuai dengan
cita-cita masyarakat. Prakteknya dalam kehidupan bermasyarakat disepakati
dengan cara demokratis, tidak secara apriori. Tidak dapat digunakan untuk
melegitimasi kekuasaan kelompok, karena ideologi terbuka bersifat inklusif dan
tidak otoriter.
Penulis menggunakan teori kebijakan publik menurut Anderson untuk
menganalisis serangkaian tindakan-tindakan kebijakan yang diambil Presiden
29 Andreas Doweng Bolo, dkk., Pancasila, Kekuatan Pembebas (Yogyakarta: PT
KANISIUS, 2012), hal. 32. 30 Franz Magnis-Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis (Jakarta: Kanisius, 1992), hal. 232-
238.
Page 40
29
Jokowi terkait kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, dari mulai tuntutan
kebijakan, keputusan kebijakan, pernyataan kebijakan, hasil kebijakan, dan
dampak dari kebijakan pembinaan ideologi Pancasila atau Peraturan Presiden
Nomor 7 Tahun 2018.
Serta konsep ideologi menurut Paul Ricoeur bahwa ideologi berfungsi
dalam sudut pandang filsafat sosial-politik dalam kehidupan bermasyarakat
sebagai bentuk intergrasi sosial. Penulis menggunakan konsep ideologi menurut
Paul Ricoeur tersebut untuk melihat bagaimana upaya pembinaan ideologi
Pancasila oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada masyarakat dengan
harapan nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, yang kemudia dapat lebih memperkuat persatuan
dan kesatuan Indonesia.
Page 41
30
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA
A. Profil Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau yang disingkat BPIP merupakan
lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BPIP
dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 yang
ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 28 Februari 2018. BPIP dibentuk dalam
rangka menegakkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan
program yang disusun secara terencana, sistematis, dan terpadu sehingga menjadi
panduan bagi seluruh penyelenggara negara, komponen bangsa, dan warga negara
Indonesia.31
A.1. Latar Belakang Lahirnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila adalah dalam rangka menegakkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, oleh karenanya perlu dilakukan
pembinaan ideologi Pancasila bagi seluruh penyelenggara negara, komponen
bangsa, dan warga negara Indonesia melalui program yang disusun secara
terencana, sistematis, dan terpadu.
Sebelum terbentuknya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sebagai
embrio dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Jokowi terlebih dahulu telah
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 yang membentuk Unit
31 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Page 42
31
kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).32 Namun UKP-PIP
dinilai perlu disempurnakan dan direvitalisasi tugas dan fungsinya sehingga
menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Lahirnya Peraturan Presiden
Nomor 7 Tahun 2018 adalah dalam rangka penguatan dalam pembinaan ideologi
Pancasila, juga menandakan dicabutnya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2017 tentang Unit Kerja Presiden.33
Namun menurut Mahduf MD (2018) selaku Dewan Pengarah BPIP, Latar
belakang dibentuknya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yaitu karena adanya
ancaman terhadap ideologi Pancasila, ancaman-ancamaan tersebut datang dari
gerakan-gerakan radikal yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
lain.34
A.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dalam Badan Pembinaan Ideologi Pancasila terdiri
dari Dewan Pengarah dan Pelaksana.
a) Dewan Pengarah
Ketua Dewan Pengarah BPIP diisi oleh Megawati Soekarnoputri dan
Anggota Dewan Pengarah yang terdiri dari delapan orang;
1. Try Sutrisno
2. Said Aqil Siradj
3. Ahmad Syafii Maarif
4. Rikard Bagun
32 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 33 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 34 “Mahfud: BPIP Dibentuk Karena Ada Ancaman terhadap Ideologi Pancasila.” 2018.
DetikNews. Diunduh 27 Maret 2019 (https://news.detik.com/berita/d-4046816/mahfud-bpip-
dibentuk-karena-ada-ancaman-terhadap-ideologi-pancasila).
Page 43
32
5. Mahfud MD
6. Sudhamek
7. Andreas Anangguru Yewangoe
8. Wisnu Bawa Tenaya
Secara khusus Dewan Pengarah memiliki tugas memberikan petunjuk
arahan kepada pelaksana dalam hal menentukan arah kebijakan pembinaan
ideologi Pancasila, arahan yang dimaksud merupakan hasil dari pembahasan rapat
Dewan Pengarah
b) Pelaksana
1. Kepala; Hariyono (Plt Kepala)
Adapun secara khusus tugas dari Kepala merupakan sebagai pemimpin
dan penanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPIP dengan menerima
arahan dari Ketua Dewan Pengarah.
2. Wakil Kepala
3. Sekretariat Utama
4. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan
Jaringan
5. Deputi Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi
6. Deputi Bidang Pengkajian dan Materi
7. Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan
8. Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi
Page 44
33
A.3. Visi Misi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Visi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menjadi institusi penyemai
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada dimensi
keyakinan, pengetahuan, dan tindakan dengan semangat gotong royong untuk
mewujudkan cita-cita nasional. Misi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
membudayakan nilai-nilai Pancasila di kalangan penyelenggara negara, warga
negara, agar menjadi laku hidup.35
B. Tugas dan Fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
B.1. Tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Di dalam Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tertulis tugas
BPIP sebagai berikut;
a) Membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan
ideologi Pancasila
b) Melaksanakan koordinasi,sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan
ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan
c) Melaksanakan penyusunan standarisasi pendidikan dan pelatihan, serta
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan
atau regulasi yang bertentangan dnegan Pancasila kepada lembaga
tinggi negara, kementrian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi
sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya.
35 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analis dan Sinkronisasi BPIP pada
24 September di Gedung BPIP.
Page 45
34
B.2. Fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Fungsi BPIP seperti yang tertulis di Pasal 4 Perpres Nomor 7 Tahun 2018
antara lain;36
a) Perumusan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila
b) Penyusunan garis-garus besar haluan ideologi Pancasila dan peta jalan
pembinaan ideologi Pancasila
c) Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan program pembinaan
ideologi Pancasila
d) Koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pelaksanaan pembinaan
ideologi Pancasila
e) Pengaturan pembinaan ideologi Pancasila
f) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengusulan langkah dan
strategi untuk memperlancar pelaksanaan pembinaan ideologi
Pancasila
g) Pelaksanaan sosialisasi dan kerja sama serta hubungan dengan
lembaga tinggi negara, kementrian/lembaga, pemerintahan daerah,
organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya dalam
pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila
h) Pengkajian materi dan metodologi pembelajaran Pancasila
i) Advokasi penerapan pembinaan ideologi Pancasila dalam
pembentukan dan pelaksanaan regulasi
j) Penyusunan standarisasi pendidikan dan pelatihan Pancasila serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
k) Perumusan dan penyampaian rekomendasi kebijakan atau regulasi
yang bertentangan dengan Pancasila
36 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Page 46
35
BAB IV
KEBIJAKAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA PADA MASA
PEMERINTAHAN JOKOWI – JUSUF KALLA
A. Kebijakan Presiden Jokowi tentang Pembinaan Ideologi Pancasila
Indonesia sebagai negara yang memiliki latar belakang ribuan pulau,
dengan bermacam-macam suku, agama, menjadikan Indonesia memiliki tingkat
pluralitas yang sangat tinggi, hingga keadaan tersebut dapat berdampak negatif
pada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.37 Untuk mengatasi potensi
dampak negatif dari tingkat pluralitas bangsa Indonesia yang sangat tinggi, para
pendiri bangsa telah menetapkan sebuah konsep yang paling cocok dengan
Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila ditetapkan menjadi ideologi nasional dan
sebagai dasar negara, yang berakar dari pandangan hidup dan budaya bangsa, dan
nilai-nilai moralitas bangsa Indonesia.38
Pancasila menjadi pandangan hidup masyarakat Indonesia dan sebagai
ideologi Indonesia telah bertahan cukup lama sebagai ideologi yang mampu
merekatkan dan menyatukan segala unsur keberagaman yang ada di Indonesia.
Hal ini membuktikan Pancasila berhasil menjadi subtansi yang sangat penting
bagi bangsa Indonesia.
Disebutkan bahwa sebuah bangsa dapat bertahan, kuat, dan utuh
apabila diikat oleh unsur-unsur yang homogen. Dalam pengertian
filsafat unsur-unsur homogen yang mengikat dan merekatkan
37 Fokky Fuad Wasitaatmadja, Spiritualisme Pancasila (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hal. 5. 38 Fokky Fuad Wasitaatmadja, Spiritualisme Pancasila (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hal. 4.
Page 47
36
anasir-anasir yang ada dalam satu kesatuan disebut subtansi.
Singkatnya, subtansi diartikan sebagai unsur dasar atau
fundamental yang menentukan sifat suatu hal tertentu sehingga
sesuatu itu tetap ada secara objektif dan permanen dan
membedakannya dengan unsur yang lain.39 Objektif berarti bahwa
unsur-unsur itu menjadi dasar pembenaran bersama karenanya
berlaku bagi semua anggota sebuah bangsa, sementara permanen
berarti bahwa ikatan tersebut akan tetap eksis dan hidup, Faktor
eksternal apapun yang memengaruhinya, unsur-unsur fundamental
tersebut tetap menjadi penguat yang mengikat sebuah bangsa
dalam kesatuan utuh. Sedangkan ketiadaan ‘subtansi’
menyebabkan kecenderungan sebuah bangsa mengalami
disintegrasi.40
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pancasila menjadi
subtansi yang fundamental yang dapat diterima bagi semua kelompok atau
golongan yang ada di dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Pancasila
sebagai subtansi fundamental bagi bangsa Indonesia bernilai sangat penting untuk
memperkuat kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai sebuah ideologi
negara Indonesia menjadi sebuah pemikat seluruh bagian dari bangsa Indonesia,
karena Pancasila yang paling cocok dengan Indonesia, bukan ideologi-ideologi
lain.41
Namun beberapa tahun belakangan pada masa pemerintahan Jokowi –
Jusuf Kalla terdapat permasalahan yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman
terhadap ideologi Pancasila yang berdampak kasus-kasus seperti gerakan separatis
Organisasi Papua Merdeka, penyebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan
39 Budiono Kusumohamijoyo, Masalah Masyarakat Indonesia (Bandung: Filsafat
UNPAR. 1999), hal. 24-26. 40 Andreas Doweng Bolo, dkk., Pendidikan Nilai Pancasila (Bandung: Unpar Press,
2007), hal. 3. 41 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi Bidang
Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP pada 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Page 48
37
Pancasila, kasus intoleransi dan penghinaan terhadap Pancasila. Seperti yang
dikatakan Mahfud bahwa terdapat 9% dari rakyat Indonesia yang tidak setuju
dengan ideologi Pancasila, Angka 9% menurutnya dapat berpotensi merusak
negara kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut disebabkan Pancasila tidak lagi
digaungkan secara masif pasca Reformasi hingga berdampak pada banyaknya
masyarakat Indonesia yang tidak memahami nilai-nilai Pancasila42. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvara Research bahwa terdapat 16,8%
mahasiswa yang setuju dengan ideologi Islam, serta terdapat 17,8% mahasiswa
yang setuju dengan negara khilafah dari total sampel 1800 responden mahasiswa
di 25 universitas unggulan di Indonesia.43
Adanya mahasiswa yang masih percaya tegaknya negara Islam yang
berlandaskan syariah-syariah Islam selain Pancasila dan NKRI diakui Prof. Ali
Munhanif sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta,
bahwa tantangan ideologi di kalangan anak muda dan mahasiswa tetap nyata.44
Sedangkan menurut Direktur Advokasi, Hukum dan Pengawasan Regulasi
mengatakan bahwa banyaknya orang yang berpikir radikal disebabkan
perkembangan zaman saat ini
Banyaknya orang yang berpikir radikal sekarang ini, dalam artian
menganggap ideologi Pancasila bukanlah ideologi yang cocok
42 “Memahami Pancasila di Zaman Now.” 2018. Kompas. Diunduh 26 Oktober 2018
(https://edukasi.kompas.com/read/2018/02/05/19450091/memahami-pancasila-di-zaman-now). 43 Artikel dari website resmi Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemeristekdikti,
diunduh pada 1 November (https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2017/12/Paparan-Narsum-Materi-Radikalisme-Dikti-2.0.pptx) 44 Wawancara Pribadi dengan Ali Munhanif Dekan FISIP UIN Jakarta pada 8 November
2019 di Gedung FISIP UIN Jakarta.
Page 49
38
untuk Indonesia dikarenakan perkembangan zaman dan era
keterbukaan, dan era kebebasan berpendapat45 atau post-truth46.
Lebih lanjut menurut Direktur Analisis dan Sinkronisasi Bidang Hukum
Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP mengatakan bahwa di era keterbukaan
sekarang ini ada sekelompok orang yang menganggap bahwa ideologi Pancasila
bukan lagi ideologi yang cocok di Indonesia, melainkan ideologi Islam. Bahkan
ada sekelompok orang, sekelompok ormas, sekolompok warga negara yang ingin
mengganti Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia.47
Sekarang ini kan karena orang banyak berpikir, di era kebebasan,
di era keterbukaan, kebebasan berpendapat, akhirnya banyak orang
yang akhirnya berfikir radikal, nah berfikir radikal ini pada
akhirnya menganggap ideologi pancasila itu tidak cocok untuk
indonesia, ideologi tuh harus ada di semua negara, selalu ada, tapi
harus yang cocok, nah sekelompok orang itu beranggapan ideologi
di Indonesia ini yang cocok apedalah ideologi Islam, bukan
Pancasila.
Masalah-masalah yang telah disebutkan di atas merupakan akibat dari
kurangnya pemahaman terhadap ideologi Pancasila, yang menurut Mahfud jika
tidak diatasi dapat berpotensi merusak Kesatuan Negara Republik Indonesia.
Kurangnya pemahaman terhadap ideologi Pancasila menyebabkan secara
keseluruhan bangsa Indonesia belum terintegrasi dengan sempurna, seperti masih
adanya sebagian masyarakat Indonesia yang menganggap ideologi Pancasila
bukanlah ideologi yang cocok untuk Indonesia, hingga ada sekelompok
45 Wawancara Pribadi dengan Direktur Advokasi, Hukum dan Pengawasan Regulasi
BPIP pada 24 September 2019 di Gedung BPIP. 46 Post-truth merupakan suatu kondisi dimana hal-hal yang benar dan fakta-fakta yang
bersifat objektif bukan lagi faktor yang penting dan berpengaruh untuk menilai kebenaran, namun
kebenaran dinilai berdasarkan keyakinan dan kesesuaian emosional di kutip langsung dari Alois
Wisnuhardana , Anak Muda & Medsos (Jakarta: Gramedia, 2018) hal. 72. 47 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi BPIP
pada 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Page 50
39
masyarakat yang menentang dan ingin mengganti Pancasila sebagai Ideologi
negara Indonesia.
Menurut Paul Ricoeur, seharusnya ideologi berfungsi sebagai perekat bagi
sebuah bangsa, ideologi juga sebagai bentuk integrasi sosial dan merupakan
pandangan simbolik yang kokoh dan mendasar yang mampu mempersatukan
berbagai kelompok atau golongan di dalam dimensi kehidupan bersama dalam
masyarakat. Namun di Indonesia Pancasila sebagai Ideologi, belum dipahami oleh
masyarakat Indonesia secara keseluruhan, bahkan Pancasila sebagai ideologi
belum sepenuhnya menunjukkan menjadi ideologi yang terbaik dengan berbagai
praktik pemerintahan dan hukum yang saat ini terjadi, sehingga menggerus
kepercayaan masyarakat akan sistemnya.48 Sehingga kurangnya pemahaman
terhadap ideologi Pancasila menyebabkan munculnya permasalahan yang telah
disebutkan di atas.
Menanggapi hal tersebut, seharusnya pemerintah mengambil tindakan
untuk menjaga dan membina ideologi Pancasila. Salah satu pihak, atau lembaga,
atau wadah yang dapat menjaga ideologi Pancasila adalah Presiden, sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan yang diamanahkan oleh Undang-undang
untuk menjaga ideologi bangsa. Dengan dasar hukum UUD Tahun 1945 Pasal 4
ayat (1) yang berbunyi Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
Pemerintahan menurut Undang-undang Dasar, dan sesuai dasar pertimbangan
dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
48 Wawancara Pribadi dengan Prof. Ali Munhanif, Dekan FISIP UIN Jakarta pada 8
November 2019 di Gedung BPIP.
Page 51
40
Bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik
Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari
waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian
dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam
kehidupan bermasyarakat49
Menurut James Anderson, kebijakan publik merupakan serangkaian
tindakan yang di ambil pemerintah yang mengarah pada tujuan tertentu untuk
mengatasi persoalan tertentu, serangkaian tindakan tersebut adalah tuntutan
kebijakan, keputusan kebijakan, pernyataan kebijakan, implementasi kebijakan
dan hasil kebijakan 50 Oleh karena itu penulis merujuk pada teori kebijakan publik
Anderson untuk menganalisis kebijakan tentang pembinaan ideologi Pancasila
pada masa pemerintahan Jokowi – JK yaitu Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2018, dan bagaimana implementasi pembinaan ideologi Pancasila oleh Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila.
1. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Seperti yang dikatakan Anderson bahwa sebuah kebijakan merupakan
serangkaian tindakan yang diambil oleh pemerintah unttuk mengatasi persoalan
tertentu, maka tindakan yang pertama dalam sebuah kebijakan adalah tuntutan
kebijakan. Tuntutan dalam kebijakan diajukan oleh aktor-aktor pemerintah,
swasta ataupun kelompok dalam masyarakat yang ditujukan kepada pejabat-
pejabat pemerintah yang berada dalam suatu sistem politik. Tuntutan tersebut
dapat berupa desakan umum supaya pemerintah berbuat sesuatu, hingga usulan
49 Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila 50 Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Globalisasi (Yogyakarta: CAPS, 2016), hal. 23.
Dikutip dari James Anderson, Public Policy Making, hal. 4-5.
Page 52
41
untuk mengambil tindakan tertentu untuk mengatasi suatu masalah yang terjadi di
dalam masyarakat.51
Masalah-masalah yang telah disebutkan di atas, terkait permasalahan
Pancasila sebagai ideologi serta situasi sosial-politik yang terjadi beberapa tahun
belakangan ini, tepatnya pada masa pemerintahan Jokowi - JK merupakan sebuah
tuntutan mengapa Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila ini harus lahir. Latar belakang Perpres Nomor 7
Tahun 2018 lahir karena situasi sosial-politik kacau-balau, ideologi Pancasila
yang semakin terancam, oleh karena itu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini
lahir.52
Menurut Lia Kian selaku staf khusus dewan pengarah BPIP, yang
menuntut lahirnya BPIP dengan dasar hukum Perpres Nomor 7 Tahun 2018
tersebut adalah karena adanya permasalahan terkait ideologi, seperti adanya
mahasiswa yang setuju dengan ideologi Islam dan Negara Khilafah.
Berkaitan dengan adanya riset yang menyebutkan bahwa ada
mahasiswa yang setuju dengan ideologi Islam dan khilafah dan ada
juga yang tidak setuju dengan Pancasila, itu lah salah satu alasan
yang menuntut kenapa lembaga ini harus lahir. Bukan asumsi
belaka.53
51 Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Globalisasi (Yogyakarta: CAPS, 2016), hal. 23.
Dikutip dari James Anderson, Public Policy Making, hal. 4-5. 52 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi BPIP
pada 24 September 2018 di Gedung BPIP. 53 Wawancara Pribadi dengan Lia Kian, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP pada 30
Agustus 2019 di FIFO Resto Ciputat.
Page 53
42
Sesuai dengan apa yang dikatakan Chaider, selaku Tenaga Ahli BPIP,
bahwa yang menyebabkan lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
tentang BPIP adalah sebagai respon dari situasi sosial-politik yang terjadi saat ini.
Kehadiran Perpres tersebut lebih sebagai response terhadap situasi
sosial-politik yang terjadi saat ini, dimana nilai ideologi Pancasila
memudar, politik identitas menguat, ikatan-ikatan kebangsaan
melemah, negara lemah, penegakan hukum lemah, kesenjangan
sosial menguat, radikalisme, konflik sosial, dan intoleransi
menyeruak. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan terhadap
ideologi Pancasila. Konteks ini lah yang mendorong lahirnya
BPIP.54
Sedangkan menurut Benny Susetyo selaku Staf Khusus Ketua Dewan
Pengarah BPIP, lahirnya BPIP dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
ini, dikarenakan adanya permintaan dari komisi II DPR RI
Perumusan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atas rekomendasi
komisi 2 DPR RI kepada presiden, serta ada permintaan agar
lembaga yang memiliki kewenangan untuk mampu berkoordinasi
dalam pembinaan Pancasila. BPIP ini lebih kepada kepentingan
negara bukan kepentingan pemerintah apalagi kepentingan
kekuasaan. Maka BPIP ini merupakan lembaga negara yang mau
mengaktualisasikan Pancasila dalam perilaku kehidupan.55
Lalu menurut Mahfud selaku Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila bahwa faktor yang melatarbelakangi dibentuknya BPIP adalah
karena terdapat ancaman terhadap ideologi Pancasila. Ancaman terhadap ideologi
Pancasila menurutnya adalah adanya gerakan-gerakan radikal yang memiliki
54 Wawancara Pribadi dengan Chaider Bamualim, Tenaga Ahli BPIP pada 28 Agustus
2019 di Hotel Savero Depok. 55 “Penasihat Kepala BPIP: Rekomendasi DPR, UKPPIP jadi BPIP.”2018. CNN
Indonesia. Diunduh 30 September 2019 (https://www.youtube.com/watch?v=IyB3i6F0bMM).
Page 54
43
tujuan mengganti Pancasila dengan ideologi lain sebagai dasar negara Republik
Indonesia.56
Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa tuntutan atas lahirnya
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dengan Perpres Nomor 7 Tahun 2018
berasal dari Komisi II DPR RI sebagai aktor pemerintah berupa permintaan dan
rekomendasi kepada Presiden. Namun menurut keterangan beberapa sumber lain,
faktor yang menyebabkan lahirnya Perpres Nomor 7 Tahun 2018 yang
membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai lembaga yang
mengurus dan bertanggung jawab dalam pembinaan ideologi Pancasila lebih
dikarenakan tuntuan dari desakan kondisi situasi sosial-politik yang terjadi saat
ini, seperti permasalahan-permasalahan ideologi, dan ancaman disintegrasi,
sehingga dibutuhkan lembaga untuk melakukan pembinaan ideologi Pancasila.
Menanggapi tuntutan atas hadirnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
di atas, menurut Ray Rangkuti bahwa memang ada kebutuhan yang mendesak
sebagai sebuah bangsa untuk segera menanam kembali ideologi Pancasila, karena
saat ini masyarakat Indonesia seperti kehilangan orientasinya terhadap Pancasila,
mengingat juga munculnya berbagai ideologi yang mengancam ideologi
Pancasila. Dimana hal itu hanya mungkin ditangani oleh presiden sebagai kepala
pemerintah dan kepala negara, karena hal itu tugas kepresidenan dalam pengertian
sebagai kepala negara.57
Ini memang semacam kebutuhan kita sebagai sebuah bangsa. Karena
kita ini seperti kehilangan orientasi kita terhadap Pancasila selama
56 “Mahfud: BPIP Dibentuk Karena Ada Ancaman terhadap Ideologi Pancasila.” 2018.
DetikNews. Diunduh 27 Maret 2019 (https://news.detik.com/berita/d-4046816/mahfud-bpip-
dibentuk-karena-ada-ancaman-terhadap-ideologi-pancasila). 57 Wawancara Pribadi dengan Ray Rangkuti, Direktur Lingkar Madani.
Page 55
44
kurang lebih 10 tahun belakangan ini, mengingat munculnya berbagai
ideologi yang mengancam Pancasila dan NKRI. Jadi memang ada
kebutuhan yang mendesak untuk mulai menanam kembali falsafah
kebangsaan kita Pancasila terhadap masyrakat Indonesia yang itu
hanya mungkin dilakukan oleh Presiden sebagai kepala pemerintah
dan kepala negara, karena ini tugas kepresidenan dalam pengertian
sebagai kepala negara.
2. Tindakan Jokowi dalam Pembinaan Ideologi Pancasila
Keputusan kebijakan dapat diartikan sebagai keputusan-keputusan yang
diambil oleh para pejabat pemerintah sebagai arah tindakan serta subtansi
terhadap pelaksanaan kebijakan publik, untuk menciptakan ketentuan-ketentuan
dasar. Seperti mengeluarkan perintah-perintah eksekutif, mengumumkan
peraturan-peraturan yang bersifat administratif, ataupun membuat penafsiran
yuridis terhadap suatu undang-undang.
Merujuk pada pengertian kebijakan publik menurut James Anderson,
bahwa kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang di ambil
pemerintah yang mengarah pada tujuan tertentu.58 Untuk menjaga ideologi,
pemerintah dapat mengambil sebuah tindakan berupa keputusan kebijakan dalam
pembinaan ideologi Pancasila.
Dalam hal ini untuk menjaga dan membina ideologi Pancasila, keputusan
kebijakan yang di ambil Jokowi sebagai kepala pemerintahan adalah dengan
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila pada 28 Februari 2018.59 Perpres Nomor 7 Tahun 2018
58 James Anderson, Public Policy Making, hal. 4-5. Dikutip dalam Budi Winarno,
Kebijakan Publik Era Globalisasi (Yogyakarta: CAPS, 2016), hal. 23. 59 “Presiden Teken Perpres, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.” 2018. Situs Resmi
Sekretariat Negara, 6 Maret 2018. Diunduh 25 November 2019 (https://setkab.go.id/presiden-
teken-perpres-ukp-pip-jadi-badan-pembinaan-ideologi-pancasila/)
Page 56
45
dundangkan oleh Yasonna H. Laoly selaku Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia, sesuai Pasal 65, Perpres tersebut mulai berlaku sesuai tanggal
diundangkan.60 Dalam perpres tersebut juga berisi aturan-aturan, tugas, fungsi dan
sebagainya. BPIP menjadi badan atau lembaga yang bertanggung jawab dalam
membina dan mengurus segala hal terkait Pancasila. Seperti apa yang
disampaikan oleh Direktur Analisis dan Sinkronisasi Deputi Hukum, Advokasi,
dan Pengawasan Regulasi dalam wawancara pribadi penulis
BPIP adalah lembaga yang tugasnya menyemai nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa, terus membudidayakan nilai
Pancasila. Tugas fungsinya membantu presiden, jadi BPIP itu
tugasnya membantu presiden dalam pembinaan ideologi Pancasila,
tadi yang ideologi tadi ternyata oleh presiden diputuskan Perpres
Nomor 7 Tahun 2018 dan dibentuk BPIP maksudnya apa? Agar
ada rumusan untuk arah pembinaan ideologi Pancasila, dengan
sosialisasi nilai-nilai Pancasila, melaksanakan koordinasi,
sinkronisasi, mengendalikan pembinaan secara menyeluruh
berkelanjutan, melaksanakan penyusunan standarisasi pendidikan,
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap
kebijakan regulasi yang bertentangan dengan Pancasila.61
Tujuan dikeluarkannya kebijakan tentang Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila sesuai dengan isi Perpres Nomor 7 Tahun 2018 adalah dalam rangka
menegakkan dan mengimpelemtasikan nilai-nilai Pancasila, maka perlu dilakukan
pembinaan ideologi Pancasila melalui program yang disusun secara terencana,
sistematis, dan terpadu sehingga menjadi panduan bagi seluruh penyelenggara
negara, komponen bangsa, dan warga negara Indonesia. Sesuai dengan
wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Dr. Ani Purwanti selaku Direktur
60 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 61 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi Deputi
Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi pada 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Page 57
46
Analisis dan Sinkronisasi Kedeputian Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan
Regulasi BPIP menyebutkan bahwa tujuan dikeluarkan Perpres Nomor 7 Tahun
2018
Latar belakang perpres itu lahir karena tadi itu, situasi politik kacau
balau, ideologi Pancasila ini semakin terancam, makanya lembaga
ini lahir, tujuannya untuk mengatasi semua permasalahan terkait
dengan ideologi yaitu seperti pengaruh-pengaruh ideologi lain,
gerakan separatis atau radikal yang muncul yang dapat mengancam
kesatuan negara Indonesia. Makanya kita melakukan pembinaan
ideologi Pancasila agar dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari62
Sedangkan sasaran dari Perpres Nomor 7 Tahun 2018 tersebut adalah
tertuju pada seluruh warga negara Indonesia, termasuk penyelenggara negara.
Sesuai wawancara penulis dengan Direktur Analisis dan Sinkronisasi Deputi
Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi
Membudayakan nilai pancasila di kalangan penyelenggara negara,
warga negara agar menjadi pendirian hidup dan laku hidup
berbangsa dan bernegara, dan melakukan pembinaan Pancasila
untuk seluruh rakyat.63
Jadi, tujuan dari diputuskannya kebijakan Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila adalah untuk membina
ideologi Pancasila dalam rangka menegakkan dan mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila dan mengatasi permasalahan terkait ideologi Pancasila dengan cara
membina ideologi Pancasila kepada masyarakat.
62 Wawancara pribadi dengan Dr. Ani Purwanti, Direktur Analisis Dan Sinkronisasi
Deputi Bidang Hukum, Advokasi, Dan Pengawasan Regulasi pada 24 September 2019 di Gedung
BPIP. 63 Wawancara pribadi dengan Dr. Ani Purwanti, Direktur Analisis Dan Sinkronisasi
Deputi Bidang Hukum, Advokasi, Dan Pengawasan Regulasi pada 24 September 2019 di Gedung
BPIP.
Page 58
47
Setelah diputuskan sebuah kebijakan, tindakan selanjutnya menurut James
Anderson adalah pernyataan kebijakan. Yaitu sebuah pernyataan resmi,
penjelasan ataupun artikulasi mengenai kebijakan publik. Pernyataan kebijakan
diantaranya dapat berupa; Keputusan Presiden, Dekrit Presiden, ketetapan MPR
dan lain-lain. Ataupun pernyataan langsung dari pejabat-pejabat pemerintah dalam
pidato-pidato yang mengarah pada tujuan pemerintah tentang apa yang akan
dilakukan kedepannya dalam mencapai tujuan tertentu ataupun untuk
menyelesaikan persoalan tertentu.
Setelah Jokowi memutuskan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
pada 28 Februari 2018, kemudian Jokowi melantik secara resmi Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila pada 22 Maret 2018 di Istana Negara dengan dasar hukum
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018, hal ini merupakan sebuah penegasan
atau pernyataan kebijakan tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.64
Menanggapi keputusan Jokowi membentuk Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila, secara eksplisit memang ada keperluan untuk membentuk sebuah
lembaga yang bekerja dan bertanggung jawab dalam membina ideologi Pancasila
dan mengatasi masalah-masalah dari tantangan ideologi kebangsaan. Hal tersebut
merupakan rencana baik dari pemerintahan Jokowi dengan berupaya mengatasi
64 “Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BPIP”. 2018. Kompas. Diunduh
28 November 2019 (nasional.kompas.com/read/2018/03/21/17134921/kamis-jokowi-lantik-
megawati-jadi-ketua-dewan-pengarah-bpip)
Page 59
48
berbagai tantangan ideologi, seperti meredam perkembangan ideologi-ideologi
transnasional yang bertentangan dengan Pancasila dalam masyarakat Indonesia.65
Melalui otoritas dan legitimasi politik yang dimiliki pemerintah, seringkali
pemerintah pusat memiliki penilaiannya sendiri, adakalanya pemerintah pusat
mengartikan masalah-masalah terkait ideologi, konflik-konflik yang terjadi di
masyarakat ataupun gejala-gejala politik yang terjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sebagai ancaman yang membahayakan kelangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga konsekuensinya adalah berupa kebijakan
ataupun tindakan yang harus dilakukan menurutnya. Terlebih jika menyangkut
perwujudan nasionalisme dan ideologi yang harus ditanamkan ke masyarakat
Indonesia yang multi etnis, suku, budaya, dan agama. Hal tersebut merupakan
strategi politik pemerintah untuk mengendalikan kemajemukan dan pluralitas
rakyat Indonesia. 66
Jika merujuk pada pernyataan di atas, Jokowi sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan menganggap permasalahan terkait ideologi Pancasila sebagai
sesuatu yang membahayakan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
mengambil sebuah keputusan kebijakan yaitu Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2018 yang membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Seperti yang
dikatakan Lia Kian, pembinaan ideologi Pancasila ini bertujuan untuk
65 Wawancara Pribadi dengan Prof. Ali Munhanif, Dekan FISIP UIN Jakarta pada 8
November 2019 di Gedung FISIP UIN Jakarta. 66 Ramadhani Yusron dan Asrinaldi A, “Negara Kuat dalam Pelaksanaan Demokrasi
Lokal di Indonesia: Tinjauan Awal terhadap Pemberlakuan Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004” JURNAL DEMOKRASI Vol. IV No. 2 (2005), hal. 78.
Page 60
49
menguatkan ideologi Pancasila yang pada akhirnya akan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia.67
B. Implementasi Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
1. Program Pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila
Menurut Anderson, hasil kebijakan merupakan manifestasi atau
perwujudan dari sebuah kebijakan publik. Bagaimana hal-hal sebenarnya yang
dilakukan pemerintah untuk merealisasikan kebijakan publik, sesuai keputusan
dan pernyataan kebijakan. Setelah Presiden Jokowi menetapkan Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 yang membentuk Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila, maka hasil dari kebijakan (policy outputs) dari Perpres Nomor 7 Tahun
2018 adalah pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila oleh Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila merupakan lembaga pemerintah
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam
pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila. Adapun implementasi dari tugas dan
fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sesuai isi Peraturan Presiden Nomor
7 Tahun 2018 diantaranya:
67 Wawancara Pribadi dengan Lia Kian, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP pada 30
Agustus 2019 di Fifo Resto Ciputat
Page 61
50
a) Sosialisasi dan Kerjasama dalam Pembinaan Ideologi Pancasila
dengan Kementerian dan Lembaga
Pelaksanaan sosialisasi dan kerjasama pembinaan ideologi
Pancasila dilakukan dengan kementerian-kementerian. Menurut Chaider
selaku Tenaga Ahli sewaktu BPIP dalam hal kerjasama BPIP adalah
dengan melakukan koordinasi lintas instansi di beberapa kementerian.
Seperti apa yang disampaikannya:68
Sesuai pengalaman saya, melakukan koordinasi lintas
instansi guna membahas kerjasama dalam hal konten
maupun strategi. Kerjasama pernah dilakukan dengan
Kemenrsitekdikti, Kemenkominfo, Kemenag, sejumlah
kampus dan pemprov dalam rangka pembinaan Pancasila.
Kerjasama dalam hal pembinaan ideologi Pancasila, BPIP
melakukannya berupa membuat MoU dengan kementerian-kementerian
yang bekerjasama dengan BPIP, seperti kerjasama dengan Kemendagri
untuk melakukan diklat terhadap para kades di Indonesia. Seperti yang
dikatakan Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP69
Koordinasi dengan kemendagri bagaimana agar seluruh
instansi pemerintah di tanggal 1 juni melakukan upacara,
selanjutnya kami sudah buat MoU dengan mendagri, pada
hari ini 30 agustus, salah satu yg akan kami lakukan adalah
dibawah kemenadgri kami elaborasi kerjasama, seperti
kemendagri punya desa dan kepala desa, tapi kemendagri
nanti memberikan ruang kepada BPIP untuk melatih,
mendidik membina 80.000 kades di seluruh indonesia.
68 Wawancara langsung dengan Chaider Bamualim Tenaga Ahli BPIP pada 28 Agustus
2019 di Hotel Savero Depok. 69 Wawancara langsung dengan Lia Kian Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP pada 30
Agustus 2019 di FIFO Resto Ciputat.
Page 62
51
Selain kerjasama dengan Kemendagri berupa pembinaan Pancasila
terhadap kepala desa di seluruh Indonesia, BPIP juga melakukan
kerjasama dengan Kemenristekdikti dan Kemendikbud agar memasukan
kurikulum Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan, seperti yang
disampaikan oleh Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP:
Kita sudah melakukan clearing house dengan kementerian2
lain dikaitkan dengan kurikulum pancasila, yaitu, kalau
pendidikan dasar sampai atas kita sudah melakukan
formulasi dengan kemendikbud, nanti teknisnya mungkin
2020. Nah untuk permenristek 55 itu sudah lewat
kemenristekdikti, untuk di kampus UIN sudah di
koordinasikan dengan Kemenag, jadi sesuai dengan kamar-
kamarnya. Ini lah langkah strategis, jadi nanti para
kementerian itu yang melakukan, kami menitip pembinaan
pancasila lewat segment-segment perguruan tinggi dan
sekolah-sekolah lewat kementerian yang bersangkutan.
Dalam rangka mengatasi isu radikalisme, BPIP juga melakukan
kerjasama dengan Tentara Negara Indonesia (TNI) dan kepolisian serta
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Seperti apa yang
dikatakan Ketua Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP
Kita kerja sama dengan TNI, salah satunya kita sudah mendeteksi
pulau-pulau terluar dan pulau-pulau terkecil yang berpotensi
mudah dimasuki dan dipengaruhi paham-paham radikal. Kita
datang kesana untuk melakukan konsolidasi dengan pihak yang
berkuasa disana, seperti kepala adat, kepala desa, dan kepolisian
setempat.
Kerjasama BPIP dan BNPT dengan membuat nota kesepahaman
pada 1 Oktober 2019 di Gedung BUMN dalam pelaksanaan pembinaan
ideologi Pancasila untuk menangkal paham radikalisme. Kerjasama antar
Page 63
52
BPIP dan BNPT diantaranya menyusun bahan ajar dan metode pembinaan
ideologi Pancasila kepada masyarakat umum, pelaku terorisme, dan aparat
hukum yang memiliki fungsi penanganan tindak pidana terorisme, serta
melaksanakan program konseling terhadap pelaku terorisme.70 Menurut
Direktur Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi
BNPT ini lembaga utama untuk urusan teroris, nah dia
membutuhkan sentuhan Pancasila untuk membantu
pekerjaan mereka. Jadi pada saat BNPT sosialisasi
keseluruh masyarakat terkait pencegahan terhadap
radikalisme dan terorisme, nah itu dia membutuhkan dari
kita, juga memberikan masukan terhadap apa yang mereka
sedang lakukan, tapi khusus terkait dengan Pancasila.
Pelaksanaan sosialisasi nilai-nilai Pancasila telah dilaksanakan oleh
BPIP ke hampir seluruh provinsi di Indonesia. Menurut Aris selaku
Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, sosialisasi nilai-nilai
Pancasila dilakukan untuk seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan
mengarusutamakan nilai-nilai Pancasila di ruang publik, sehingga nilai-
nilai Pancasila dapat dipahami dan diamalkan oleh seluruh masyarakat.71
70 BPIP dan BNPT Tandatangani Nota Kesepahaman dikutip dari situsi resmi BPIP
diunduh pada 30 Oktober 2019 (http://www.bpip.go.id/informasi/bpip-dan-bnpt-tandatangani-
nota-kesepahaman/) 71 Wawancara tertulis dengan Aris Heru, Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan
BPIP.
Page 64
53
Gambar. 1. Pelaksanaan Sosialisasi Pancasila BPIP
Berdasarkan hasil pengamatan langsung penulis dalam acara
sosialisasi nilai-nilai Pancasila di Fifo Resto Ciputat pada 30 Agustus 2019
yang dilakukan BPIP melibatkan mahasiswa, tokoh-tokoh, dan organisasi-
organisasi masyarakat dan pejabat dari BPIP itu sendiri. Dalam acara
sosialisasi Pancasila tersebut berisi materi-materi nilai dan mutiara
Pancasila dan semangat gotong royong sesuai Pancasila sesuai dengan
tema sosialisasi tersebut. Dalam acara sosialisasi nilai-nilai Pancasila,
BPIP juga membagikan kaos dan tas yang bertuliskan “Saya Indonsia,
Saya Pancasila”
Berdasarkan keterangan dari beberapa sumber di atas, dalam hal
kerjasama pembinaan ideologi Pancasila dengan kementerian, BPIP
menjadi pihak yang menyediakan bahan dan materi dalam hal pembinaan
Ideologi Pancasila.
Page 65
54
b) Mengawasi Peraturan-Peraturan yang Tidak Sesuai Pancasila
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila juga meregulasi peraturan-
peraturan yang bertentangan dengan Pancasila yang dilaksanakan oleh
Deputi 2 Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi melakukan
pengawalan atau peninjauan pembentukan dan analisis peraturan-peraturan
yang tidak sesuai dengan Pancasila, menurut Direktur Hukum, Advokasi,
dan Pengawasan Regulasi
Jadi kan semua peraturan perundang-undangan mulai
undang-undang sampai Perda harus sesuai dengan
Pancasila tapi nyatanya masih banyak yang belum sesuai,
nah kami mengawal kalau mau melahirkan peraturan
perundang-undanganan, supaya ingat harus dasarnya
Pancasila, terus bagi undang-undang atau perda yang sudah
lahir, kami analisis, apakah undang-undang ini sesuai atau
tidak dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya perda ini yang
bertentangan dengan sila kelima, kami mengawasi itu yang
saya lakukan, jadi agak khusus ke arah itu. Jadi apa yang
sekarang sedang dilakukan kemendagri dan BPIP, sedang
mensinergikan indikator penyesuaian peraturan-peraturan
dengan Pancasila itu, bahkan nanti tanggal 14 Oktober
kami akan memfinalkan indikator itu.72
Pengawasan regulasi suatu peraturan yang bertentangan dengan
Pancasila dilakukan dengan kerjasama BPIP dan Kementrian Dalam
Negeri. Parameter suatu peraturan yang tidak bertentangan dengan
72 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi BPIP
pada 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Page 66
55
Pancasila merupakan peraturan yang mencakup nilai dan norma
Pancasila.73
c) Menyusun Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila
Penyusunan garis-garis besar haluan ideologi Pancasila (GBHIP)
dilakukan oleh Deputi 3 Bidang Pengkajian dan Materi yang telah
melakukan pembuatan buku tentang garis besar halaun ideologi Pancasila
dan modul standarisasi untuk pelatihan Pancasila yang berlaku untuk
seluruh masyarakat Indonesia. Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila
tersebut akan diterbitkan pada bulan oktober 2019. Menurut Direktur
Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulas BPIP:
Pada bulan oktober akan di launching dokumen negara
tentang Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila, bahwa nanti
akan ada buku garis besar pembinaan ideologi Pancasila
yang berlaku untuk seluruh rakyat indonesia. Semua, jadi
kalau instansi itu misalnya mau pakai untuk apa, kalau
kemenag mau dipakai informasi itu diharuskan oleh seluruh
dosen dan pengajar yang ada di kemenag, kalau dikti mau
dipakai pada dosen-dosen perguruan tinggi, kalau dikbud
dipakai untuk guru, silahkan, tapi itu bentuk konkrit
pembinaan ideologi pancasila disitu.
Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila berisi tentang pedoman-
pedoman Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
berlaku untuk seluruh masyarakat Indonesia. Juga berisi rumusan tentang
pedoman-pedoman dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan
kebijakan pembangunan nasional dari segala bidang kehidupan. Sebagai
73 BPIP : Regulasi Tidak Bertentangan Selama Selaras Pancasila dikutip dari situs resmi
BPIP diunduh pada 30 November 2019 (bpip.go.id/informasi/bpip-regulasi-tidak-bertentangan-
selama-selaras-pancasila/)
Page 67
56
implementasi mengaktualisasikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila.
GBHIP juga berfungsi sebagai pembatas dan penuntut terhadap
pemahaman akan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta panduan bagaimana pembangunan nasional kedepannya
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.74
d) Menyusun Standardisasi Pendidikan dan Pelatihan Pancasila
Fungsi penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pancasila dilakukan oleh
Deputi 4 Bidang Pendidikan dan Pelatihan, yang telah melakukan
penyusunan modul untuk pendidikan dan pelatihan Pancasila pada
lembaga-lembaga yang selama ini telah melakukan diklat Pancasila
Saat ini sedang menyusun modul-modul yang nantinya
akan diserahkan pada lembaga-lembaga yang selama ini
melaksanakan diklat, kalau perguruan tinggi kan mata
kuliah, tapi kalau pegawai negeri juga ada diklatnya, TNI
ada diklatnya polisi juga, nah modul itu akan di sinergikan
dengan apa yang selama ini mereka lakukan.75
e) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Pancasila
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pancasila yang dilakukan
Deputi Pendidikan dan Pelatihan BPIP salah satunya yang telah dilakukan
kepada Bintara Pembina Desa (BABINSA), yang diikuti 100 orang
BABINSA dari seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Medan selama
74 GBHIP Sebagai Pedoman Pembangunan Berdasarkan Pancasila. Dikutip langsung
dari situs resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila diunduh pada 30 November 2019
(http://www.bpip.go.id/informasi/gbhip-sebagai-pedoman-pembangunan-berdasarkan-pancasila/) 75 Wawancara Pribadi dengan Ani Purwanti, Direktur Analisis dan Sinkronisasi BPIP
pada 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Page 68
57
5 hari 4 malam. Tujuan dari diklat tersebut agar peserta diklat
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Tidak hanya
memberi materi Pancasila, BPIP juga memberikan sertifikat bagi peserta
yang telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila dimasyarakat.76
Kami malakukan diklat untuk Babinsa. kita selanggarakan
diklat di Medan untuk Babinsa dari seluruh Indonesia,
sampai 100 orang itu. Selama 5 hari 4 malam. nah diklatnya
ini ada 6 materi diklat bermuatan Pancasila, dan sudah di
selaraskan dengan kementerian lembaga, agar tidak terjadi
singgungan dari diklat-diklat dari kementerian lain yang
berhubungan dengan Pancasila. Salah satu materi diklat itu
kontekstualisasi yang nanti disesuaikan para pesertanya.
Misal kemarin untuk Babinsa, berarti konteks diklat untuk
babinsa disesuaikan dengan profesi dan tugas dan fungsi
babinsa.
f) Membuat aturan Upacara Bendera pada Tanggal 1 Juni
Melalui surat edaran B.116/Ka.BPIP/05/2019 perihal Pedoman
Peringatan Hari Lahir Pancasila yang dibuat Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila yang dikeluarkan pada 13 Mei 2019, BPIP menghimbau kepada
seluruh kementerian/lembaga, Pemerintah Darah seluruh Indonesia, dan
Perwakilan RI di luar negeri untuk menyelenggarakan upacara bendera di
tanggal 1 Juni dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila.77
Implementasi pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan BPIP di atas
semua program-programnya, baik sosialisasi, pelatihan dan pendidikan, advokasi
bertujuan untuk menguatkan Pancasila sebagai ideologi dan dalam jangka panjang
76 Wawancara Pribadi dengan Deri, Staf Deputi Pendidikan dan Pelatihan BPIP pada 10
November 2019 di Jalan Kingkit IV Jakarta Pusat. 77 Surat Edaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila diunduh pada 30 November 2019
(https://www.mahkamahagung.go.id/media/5995)
Page 69
58
diharapkan dapat menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui
pembinaan ideologi Pancasila.78
Namun menurut Prof. Ali Munhanif program kerja BPIP dalam pembinaan
ideologi Pancasila masih terlalu bersifat akademik, sehingga program-program
kerja BPIP dalam pembinaan ideologi Pancasila belum dapat disejajarkan dengan
program-program birokrasi yang lain. Sehingga berakibat BPIP belum dapat
menjadi lembaga yang bekerja atau working instituion secara birokrasi.79
Menanggapi pernyataan di atas, berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara penulis dengan staf pengkajian dan materi BPIP, memang program-
program kerja BPIP dalam pembinaan ideologi Pancasila masih terlalu bercorak
akademis. Hal ini disebabkan karena latar belakang pejabat-pejabat dalam struktur
BPIP memang mayoritas berasal dari kalangan akademisi, sehingga berdampak
pada program kerja yang bersifat akademik.
Maklumlah mas masih terlalu akademis, karena memang kepala
pelaksananya juga akademisi, deputi-deputi dan direktur-
direkturnya juga akademisi. Jadi program kita akhirnya cenderung
akademis.80
78 Wawancara Pribadi dengan Chaider Bamualim, Tenaga Ahli BPIP pada 28 Agustus
2019 di Hotel Savero Depok. 79 Wawancara Pribadi dengan Prof. Ali Munhanif, Dekan FISIP UIN Jakarta pada 8
November di Gedung FISIP UIN Jakarta 80 Wawancara Pribadi dengan Abdiel, staf Deputi Pengkajian dan Materi BPIP pada 10
November 2019 di Jalan Kingkit IV Jakarta Pusat
Page 70
59
2. Dampak Pembinaan Ideologi Pancasila di Masyarakat
Dampak kebijakan lebih mengacu pada akibat-akibat yang dirasakan oleh
masyarakat dari suatu kebijakan. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik
yang diharapkan atau tidak, dari tindakan yang diambil pemerintah ataupun tidak
adanya tindakan pemerintah.
Dampak dari Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 dengan hadirnya
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai lembaga yang melakukan
pembinaan ideologi Pancasila melalui diantaranya sosialisasi nilai-nilai Pancasila
kepada masyarakat dirasa dampaknya oleh salah satu mahasiswa yang mengikuti
program sosialisasi nilai-nilai Pancasila oleh BPIP, bahwa dengan hadirnya BPIP
merasa diwadahi dalam diskursus Pancasila, dan mendapatkan pemahaman lebih
tentang Pancasila, karena selama ini sebagai mahasiswa menurut Fahri, ruang
diskusi Pancasila masih terbatas. Selain itu, menurut Fahri, selama ini diskusi
Pancasila biasanya hanya sesama mahasiswa, dengan hadirnya BPIP lewat
program sosialisasi Pancasila, sebagai mahasiswa ia merasa mendapatkan
kesempatan ruang dialogis Pancasila dengan elit BPIP.81 Seperti yang
disampaikan pada wawancara penulis
Kalau apa yang saya dapat, kami sebagai mahasiswa, kami merasa
di wadahi, secara diskusi bahwa diskusi Pancasila menjadi topik
utama. Kami cenderung selama ini diskusi hanya dengan sesama
mahasiswa, kami jarang punya ruang dialogis pancasila dengan
elite. Dan kalau pun ada ruang lingkup itu terbatas. Sedangkan
BPIP ini hadir dengan terobosan dalam sosialisasi untuk membuat
ruang diskusi dengan mahasiswa, dosen, OKP dan juga elite BPIP.
Dari diskusi dalam sosialisasi Pancasila itu kita jadi tahu lebih
81 Wawancara Pribadi dengan Fahri, Mahasiswa pada 12 November 2019 di FAS Cafe
Ciputat.
Page 71
60
banyak tentang Pancasila, lebih memahami dan mencintai
Pancasila.
Selain itu, dampak dari hadirnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
menurut Ega selaku Bendahara Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila
Tangerang Selatan, dengan adanya BPIP ia merasa dipedulikan oleh pemerintah
dari segi pemahaman ideologi. Juga menganggap bahwa BPIP ini merupakan
wadah untuk terlindung dari pengaruh-pengaruh ideologi lain, karena dengan
adanya pembinaan ideologi Pancasila menurut Ega, menambah wawasan dan
pemahaman ideologi Pancasila dan semakin yakin bahwa ideologi Pancasila
merupakan ideologi yang paling baik dan cocok di Indonesia dan mengingatkan
agar mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.82
Cukup bagus menurut saya dengan adanya BPIP ini, karena kami
merasa dipedulikan oleh pemerintah dalam pemahaman Pancasila.
Seperti ada pengingat bagi kami untuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam keseharian, dan tentunya bahwa ideologi Pancasila
ini masih kuat. Dipedulikan dalam artian sebagai wadah bagi kami
untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh ideologi lain yang
bertentangan dengan Pancasila. Dengan adanya BPIP ini, terutama
sosialiasi nilai-nilai Pancasila, selain menambah wawasan dan
pemahaman Pancasila, kami menjadi lebih yakin terhadap ideologi
Pancasila bahwa ideologi ini lah yang final dan cocok bagi
Indonesia dengan latarbelakangnya.
Menanggapi hadirnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, menurut Ega,
kebijakan ini sangat ditunggu yaitu hadirnya lembaga pemerintah yang khusus
mengurus dan membina ideologi Pancasila, karena selama ini nilai-nilai Pancasila
kurang digaungkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam perilaku
82 Wawancara Pribadi dengan Ega, Bendahara SAPMA PP pada 25 Oktober 2019 di FAS
Cafe Ciputat.
Page 72
61
kehidupan. Dalam pelaksanaan sosialisasi nilai-nilai Pancasila, BPIP juga
mengajak kerjasama dengan Sapma PP untuk terlibat dalam sosialisasi tersebut.
Di sisi lain, lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 dengan
dibentuknya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila memberi kesan bahwa
kebijakan ini dimaksudkan untuk menampung ruang dan jabatan bagi orang-orang
dekat Jokowi, sehingga badan ini terkesan politis. Namun lahirnya kebijakan ini
menurut Prof. Ali niatnya bagus, karena Jokowi merupakan salah satu Presiden
pasca reformasi yang memiliki keinginan untuk menjaga ideologi negara dan
NKRI hingga membentuk sebuah badan yang membina dan menangani ideologi
Pancasila.83
Menurut Ray Rangkuti, presiden lebih serius dalam menanggapi
sosialisasi Pancasila ini sebagai sesuatu yang urgent, terkait kebijakan Jokowi
membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai sesuatu bagus dan
dibutuhkan pada saat ini, karena adanya berbagai pemaknaan baru dan masalah-
masalah ideologis, sehingga diperlukan suatu badan dalam kerangka
mensosialisasikan ideologi Pancasila dengan pendekatan yang baru. Menurutnya
kinerja BPIP juga cukup bagus, karena setidaknya sumbangsih BPIP dalam
membina ideologi Pancasila dan meredan isu-isu radikalisme sudah cukup terlihat
dari upaya BPIP dalam membina dan mensosialisasikan ideologi Pancasila.
83 Wawancara Pribadi dengan Prof. Ali Munhanif, Dekan FISIP UIN Jakarta pada 10
November 2019 di Gedung FISIP UIN Jakarta.
Page 73
62
Sehingga upaya BPIP dalam memperkuat pemahaman tentang Pancasila dengan
sendirinya akan memperkuat kecintaan terhadap NKRI.84
Ini memang baru, tapi dibutuhkan, karena ini kan ada pemaknaan
baru terhadap ideologi Pancasila, oleh karena itu diperlukan suatu
badan baru dalam kerangka mensosialisasi pancasila dengan
pendekatan baru dan makna baru. Saya pikir sudah cukup bagus
setidaknya sumbangsih mereka untuk meredam apa namanya isu-
isu tentang katakanlah khilafah macam macam, menurut saya sih
sudah cukup kelihatan.
Menurut keterangan beberapa sumber di atas menunjukan bahwa dampak
dari Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 yang membentuk Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila meskipun terbilang masih baru namun cukup memberikan
manfaat dalam dimensi pembinaan ideologi Pancasila melalui pelaksanaan
program pembinaan seperti sosialisasi Pancasila dan hadirnya Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila menjadi sebuah wadah atau ruang dialogis tentang nilai-nilai
dan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang diharapkan dapat diaktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hadirnya BPIP ini awalnya terkesan
sebagai lembaga yang politis.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, hadirnya Perpres Nomor 7 Tahun
2018 yang dikeluarkan oleh Jokowi dengan tujuan membina ideologi Pancasila,
hal ini disebabkan munculnya masalah-masalah ideologis sebagai akibat dari
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap ideologi Pancasila, maka dibentuk
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang ditugaskan untuk membina ideologi
Pancasila terhadap masyarakat Indonesia secara menyeluruh, mulai dari
84 Wawancara Pribadi dengan Ray Rangkuti, Direktur Lingkar Madani pada 22
September 2019 di Jalan Kertamukti Ciputat.
Page 74
63
melakukan sosialisasi nilai-nilai Pancasila, mengawasi peraturan-peraturan yang
tidak sesuai dnegan Pancasila, bekerjasama dengan kementrian, lembaga,
organisasi-organisasi masyarakat dalam pembinaan ideologi Pancasila,
memasukan pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan, hingga
memberikan pendidikan dan pelatihan ideologi Pancasila sebagai upaya
menanamkan ideologi Pancasila secara menyeluruh agar Pancasila dapat
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga menunjukkan adanya
interest atau ketertarikan dari pemerintahan Jokowi – JK terhadap nilai-nilai
Pancasila saat ini.
Pembinaan ideologi Pancasila tersebut merupakan upaya menjaga ideologi
negara dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pembinaan
Pancasila. Seperti yang dikatakan Paul Ricoeur bahwa ideologi dari sudut
pandang filsafat sosial-politik memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu
ideologi sebagai bentuk intergrasi sosial. Ideologi merupakan pandangan simbolik
yang kokoh dan mendasar yang mampu mempersatukan beberapa kelompok atau
golongan di dalam dimensi kehidupan bersama dalam masyarakat Sehingga apa
yang dilakukan BPIP dalam membina ideologi Pancasila merupakan upaya untuk
menanamkan dan memberikan pemahaman ideologi Pancasila kepada masyarakat
agar Pancasila sebagai ideologi dapat menjadi pandangan hidup yang mendasar
dan kokoh di dalam masyarakat Indonesia, sehingga kedepannya Pancasila
menjadi bentuk intergrasi atau pemersatu bangsa Indonesia yang dapat menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Page 75
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan
yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Wdodo tentang pembinaan ideologi
Pancasila adalah Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila. Peraturan tersebut dikeluarkan oleh Jokowi pada
tahun 2018 dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan terkait ideologi Pancasila,
seperti pudarnya nilai-nilai Pancasila, adanya kelompok yang tidak setuju dengan
Pancasila dan NKRI, kasus intoleransi, gerakan-gerakan separatis, dan penghinaan
terhadap Pancasila sebagai ideologi. Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya
pemahaman terhadap ideologi Pancasila Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2018 juga dikarenakan adanya permintaan an rekomendasi dari komisi II
DPR RI.
Lalu, implementasi kebijakan dari Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam membina ideologi
Pancasila dari awal berdiri sampai pada bulan November 2019 telah menghasilkan
enam program kerja, seperti sosialisasi nilai-nilai Pancasila, merumuskan Garis
Besar Haluan Ideologi Pancasila, melaksanakan pendidikan dan pelatihan ideologi
Pancasila dan lain-lain. Meskipun implementasi dari Perpres tersebut telah
menghasilkan diantaranya enam program kerja, namun hasil secara nyata tidak
dapat terlihat oleh masyarakat umum, mengingat pemerintah telah memberikan
Page 76
65
anggarannya sendiri pada BPIP berupa DIPA, namun program kerja yang
dilaksanakan terkesan hanya program-program ceremonial semata dan terlalu
bercorak akademis. Dampak dari salah satu program yaitu sosialisasi nilai-nilai
Pancasila oleh BPIP lumayan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya
dikalangan mahasiswa. Hadirnya program sosialisasi Pancasila oleh BPIP cukup
menjadikan wadah bagi pemahaman ideologi Pancasila yang lebih mendalam,
namun khusus pada program ini. Meskipun lahirnya Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila awalnya sempat menimbulkan kontroversi, karena terkesan politis atau
sebagai ruang yang menampung orang-orang dekat Jokowi. Selain itu pada
dasarnya tugas dan fungsi BPIP dalam membina ideologi Pancasila merupakan
hal yang kontra-produktif, mengingat pembinaan Pancasila telah terlebih dahulu
ditampu oleh MPR dalam sosialisasi empat pilarnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat
memberikan saran yakni saran akademis dan juga saran praktis seperti berikut:
a. Saran Akademis
Pertama, penelitian ini difokuskan pada serangkaian arah tindakan
dalam kebijakan publik, yaitu tuntutan kebijakan, keputusan kebijakan,
pernyataan kebijakan, hasil kebijakan dan dampak kebijakan. Lebih
lanjut pada evaluasi kebijakan dapat menguatkan atau memverifikasi
temuan-temuan dalam penelitian ini. Kedua, variabel data analisisnya
juga dapat diperkaya dengan menambahkan data wawancara atau
Page 77
66
dokumentasi dari pihak-pihak yang merasakan langsung kebijakan
pembinaan ideologi Pancasila yang dilaksanakan oleh Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila untuk dimintai pendapatnya.
b. Saran Praktis
Pertama, agar kebijakan pembinaan ideologi Pancasila dapat terus
dievaluasi baik program-program pembinaan ideologi Pancasila,
ataupun dampak-dampak nyatanya bagi masyarakat. Kedua, program-
program kerja pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan oleh BPIP
yang masih terlalu bersifat akademis agar dapat dievaluasi sehingga
dapat menjadi program-program kerja yang sejajar program-program
birokrasi yang lain.
Page 78
67
DAFTAR PUSTAKA
Buku
B. Sore, Uddin dan Sobirin. Kebijakan Publik. Makassar: CV SAH MEDIA,
2017.
Doweng Bolo, Andreas dkk. Pancasila, Kekuatan Pembebas. Yogyakarta: PT
KANISIUS, 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga, 2009.
Eyestone, Robert. The Treads of Policy: A Study in Policy Leadership.
Indianapolis: Boobs Merril, 2016.
Anderson, James. Publik Policy Making. New York: Rinehart Winston, 1969.
Winarno, Budi. Kebijakan Publik Era Gblobalisasi. Yogyakarta: CAPS, 2016.
Fuad Wasitaatmaja, Fokky. Spiritualisme Pancasila. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018.
Suardi, Moh. Ideologi Politik Pendidikan Kontemporer. Yogyakarta: 2015,
DEEPUBLISH, 2015..
Ronto, M.Si. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta: PT Balai
Pustaka, 2012.
.
Kusumohamijoyo, Budiono. Masalah Masyarakat Indonesia. Bandung: Filsafat
UNPAR. 1999.
Doweng Bolo, Andreas dkk. Pendidikan Nilai Pancasila. Bandung: Unpar Press,
2007.
Page 79
68
Wisnuhardana, Alois. Anak Muda & Medsos. Jakarta: Gramedia, 2018.
Jurnal
Hartono, Yudi. “Model Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter Bangsa Di Indonesia
Dari Masa Ke Masa.” JURNAL AGASTYA Vol. 7 No. 1 (Januari
2017): hal. 34.
Yusron, Ramadhani dan Asrinaldi A, “Negara Kuat dalam Pelaksanaan
Demokrasi Lokal di Indonesia: Tinjauan Awal terhadap Pemberlakuan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.” JURNAL DEMOKRASI Vol.
IV No. 2 (2005): hal. 78.
Kristiono, Natal. “Penguatan Ideologi Pancasila Di Kalangan Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang,” JURNAL HARMONY Vol.2 No.2.
(September 2017): hal. 203-204.
Dokumen
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila
Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila 2019 Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila
Tesis
Darmawan. “Revitalisasi Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bermasyarakat Di
Era Globalisasi” Tesis S2, Universitas Islam Negeri Raden Intan,
2018.
Zumar Aminuddin, Muhammad. “Kebijakan Legislatif Dalam Rangka
Perlindungan Ideologi Dan Konstitusi Negara Dengan Hukum
Pidana” Tesis S2, Universitas Diponegoro, 2006.
Page 80
69
Muttaqin, Labib. “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam Perspektif
Lembaga Non Struktural Dan Sistem Ketatanegaraan Di Indonesia”
Tesis S2, Universitas Gadjah Mada, 2008.
Internet
“Memahami Pancasila di Zaman Now.” Kompas, 05 Februari 2018.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/02/05/19450091/memahami-
pancasila-di-zaman-now diunduh pada 26 Oktober 2018.
Artikel dari website Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristekdikti https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2017/12/Paparan-Narsum-Materi-Radikalisme-Dikti-
2.0.pptx diunduh pada 01 November 2019.
“Ancaman HTI Bagi Pancasila dan NKRI Semakin Menjadi.” PapuaToday, 10
Juni 2017. https://papuatoday.id/2017/06/19/ancaman-hti-bagi-
pancasila-dan-nkri-semakin-menjadi/ diunduh 26 Juli 2019.
“Organisasi Papua Merdeka yang menuntut pemisahan Papua dari Indonesia, apa
dan siapa mereka?.” BBC Indonesia, 13 Desember 2018.
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46539502 diunduh pada 26
Juli 2019.
“Bina Penghina Pancasila , Polres Malang Dinilai Pancasilais.” Jawa Pos, 26
Januari 2018. https://www.jawapos.com/jpg-today/26/01/2018/bina-
penghina-pancasila-polres-malang-dinilai-pancasilais/ diunduh pada
27 Juli 2019.
“Kasus Bebek Nungging, Zaskia Gotik Penuhi Panggilan Polisi.” Liputan 6, 30
Maret 2016. https://www.liputan6.com/showbiz/read/2471006/kasus-
bebek-nungging-zaskia-gotik-penuhi-panggilan-polisi? diunduh pada
27 Juli 2019.
“Akhir Damai Penolakan Slamet di Dusun Karet Bantul.” 2019. Liputan 6, 02
April 2019. https://www.liputan6.com/regional/read/3932221/akhir-
damai-penolakan-slamet-di-dusun-karet-bantul diunduh 28 Juli 2019.
“Penasihat Kepala BPIP: Rekomendasi DPR, PIP jadi BPIP.” CNN
Indonesia, 17 Maret 2018.
https://www.youtube.com/watch?v=IyB3i6F0bMM diunduh 30
September 2019.
“Mahfud: BPIP Dibentuk Karena Ada Ancaman terhadap Ideologi Pancasila.”
DetikNews, 31 Mei 2018. https://news.detik.com/berita/d-
Page 81
70
4046816/mahfud-bpip-dibentuk-karena-ada-ancaman-terhadap-
ideologi-pancasila diunduh pada 27 Maret 2019.
“Presiden Teken Perpres, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.” 2018. Situs
Resmi Sekretariat Negara, 6 Maret 2018.
https://setkab.go.id/presiden-teken-perpres-ukp-pip-jadi-badan-
pembinaan-ideologi-pancasila/) diunduh pada 25 November 2019.
“Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BPIP.” Kompas, 21 Maret
2018. nasional.kompas.com/read/2018/03/21/17134921/kamis-
jokowi-lantik-megawati-jadi-ketua-dewan-pengarah-bpip diunduh
pada 28 November 2019.
“BPIP dan BNPT Tandatangani Nota Kesepahaman.” Situs Resmi BPIP, 04
November 2019. http://www.bpip.go.id/informasi/bpip-dan-bnpt-
tandatangani-nota-kesepahaman/ diunduh pada 30 Oktober 2019.
“BPIP : Regulasi Tidak Bertentangan Selama Selaras Pancasila.” Situs Resmi
BPIP, 07 November 2019. bpip.go.id/informasi/bpip-regulasi-tidak-
bertentangan-selama-selaras-pancasila/ diunduh pada 30 November
2019.
“GBHIP Sebagai Pedoman Pembangunan Berdasarkan Pancasila.” Situs Resmi
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, 15 Agustus 2019.
http://www.bpip.go.id/informasi/gbhip-sebagai-pedoman-
pembangunan-berdasarkan-pancasila/ diunduh pada 30 November
2019.
“Surat Edaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.” Situs Resmi Mahkamah
Agung, 1 Juni 2019. https://www.mahkamahagung.go.id/media/5995
diunduh pada 30 November 2019.
Wawancara
Wawancara langsung dengan Ani Purwanti, Direktur Analis dan Sinkronisasi
BPIP, Jakarta, 24 September 2019 di Gedung BPIP.
Wawancara langsung dengan Dr. Lia Kian, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP,
Jakarta, 30 Agustus 2019 di FIFO Resto Ciputat.
Wawancara langsung dengan Dr. Chaider S. Bamualim, Tenaga Ahli BPIP,
Depok, 28 Agustus 2019 di Hotel Savero.
Wawancara langsung dengan Ray Rangkuti Direktur Lingkar Madani, Tangerang
Selatan, 22 September 2019 di Jalan Kertamukti Ciputat.
Page 82
71
Wawancara langsung dengan Ega Saluja Bendahara SAPMA PP (Satuan Pelajar
dan Mahasiswa Pemuda Pancasila), Tangerang Selatan, 25 Oktober
2019 di FAS Cafe Ciputat.
Wawancara langsung dengan Abdiel Staf Deputi 3 BPIP, Jakarta, 10 November
2019 di Jalan Kingkit IV, Jakarta Pusat.
Wawancara langsung dengan Prof. Ali Munhanif Dekan FISIP UIN Jakarta,
Tangerang Selatan, 8 November 2019 di Gedung FISIP UIN Jakarta.
Wawancara langsung dengan Deri Staf Deputi 4 BPIP, Jakarta, 10 November
2019 di Jalan Kingkit IV, Jakarta Pusat.
Wawancara tertulis dengan Aris Heru, Direktur Sosialisasi BPIP, Jakarta, 22
November 2019.
Wawancara langsung dengan Fahri, Mahasiswa, Tangerang Selatan, 12 November
2019 di FAS Cafe, Ciputat.