Page 1
i
KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERKAIT ORGANISASI
TERORIS BOKO HARAM DI NIGERIA PADA MASA PEMERINTAHAN
PRESIDEN BARACK OBAMA (2012-2014)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Nanang Febriyansah
1110114000021
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Page 2
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERKAIT ORGANISASI TERORIS
BOKO HARAM DI NIGERIAPADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN BARACK
OBAMA (2012-2014)
1. Merupakan karya hasil saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlakudi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasilkarya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Maret2016
Nanang Febriyansah
Page 3
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi Menyatakan bahwa Mahasiswa
Nama : Nanang Febriyansah
NIM : 1110114000021
Program Studi : Hubungan Internasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERKAIT ORGANISASI TERORIS
BOKO HARAMDI NIGERIA PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN BARACK
OBAMA(2012-2014)
Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 21 Maret 2016
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Dr. Badrus Sholeh, MA Dr. Badrus Sholeh, MA
NIP. 19710211 199903 1 002 NIP. 19710211 199903 1 002
Page 4
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERKAIT ORGANISASI
TERORIS BOKO HARAM DI NIGERIA PADA MASA PEMERINTAHAN
PRESIDEN BARACK OBAMA (2012-2014)
oleh
Nanang Febriyansah
1110114000021
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik
Universitas Islam Syarif HidayatullahJakarta pada tanggal 25 Januari 2016. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh GelarSarjana Sosial (S.Sos) pada
Program Studi Hubungan Internasional.
KetuaSidang, SekretarisSidang,
Dr. BadrusSholeh, MA Eva Mushoffa, MHSPS
NIP. 19710211 199903 1 002
Penguji I, Penguji II,
Nazaruddin Nasution, SH.MA Andar Nubowo, DEA
Diterimadandinyatakanmemenuhisyaratkelulusanpadatanggal 26Februari 2016
Ketua Program Studi
FISIP UIN Jakarta,
Dr. BadrusSholeh, MA
NIP. 19710211 199903 1 002
Page 5
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi
kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa Presiden Obamadalam menciptakan
perdamaian di Nigeria terkait organisasi teroris Boko Haram.Hasil penelitian menunjukan
bahwa keterlibatan AS dalam melawan organisasi teroris Boko Haram didasari oleh
kepentinganterhadap cadangan minyak yang dimiliki oleh Nigeria. Untuk itu,dibawah
kepemimpinan Obama mengeluarkan tiga kebijakan luar negerinya yang bersifat non-
konfrontasi langsung terhadap organisasi teroris Boko Haram yang terjadi adalah kebijakan
yang diterapkan oleh Obama masih belum bisa menciptakan perdamaian di Nigeria, yang
disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan internal yang telah mendukung organisasi teroris
Boko Haram sehingga dengan adanya dukungan ini kebijakan yang telah diterapkan oleh
Obama masih belum mampu mengurangi jumlah korban sipil di Nigeria.
Kata Kunci :Kepentingan cadangan minyak, kebijakan luar negeri, non-konfrontasi langsung,
faktor pendukung Boko haram
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
atas segala rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
dengan judul KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERKAIT
ORGANISASI TERORIS BOKO HARAM DI NIGERIA PADA MASA PEMERINTAHAN
PRESIDEN BARACK OBAMA(2012-2014) sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pada jurusan Hubungan Internasional.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Abdul Salam,S.sos.MM and my lovely mother Mukminah.
Terima kasih atas doa, nasihat, motivasi, keikhlasan, keridhoan dan kesabaran Bapak
dan Ibu selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
2. Dosen pembimbing penulis Bapak. Dr.Badrus Sholeh, MA. Terima kasih atas saran,
arahan, waktu, nasehat, dan kesabaran Bapak dalam membimbing penulis selama
proses pengerjaan skripsi ini.
3. Bapak Badrus Sholeh, MA selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta.
4. Bapak Nazarudin Nasution, MA, Bapak Ali Munhanif, PhD, Bapak Ahmad Al fajri,
MA, Bapak Irfan Hutagalung, LLM, Ibu Muthi, Ibu Eva dan juga seluruh staf Dosen
di jurusan Hubungan Internasional yang telah mengajarkan dan berbagi ilmunya
kepada penulis selama masa studi di UIN.
Page 7
vii
5. Staf Program Studi Hubungan Internasional Pak Jajang dan Pak Amali penulis
mengucapkan terimakasih yang sudah banyak membantu dalam proses administrasi
penulis.
6. Abang sekaligus guru saya bang Ikhwan yang telah memberikan motivasi serta
support kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman sekaligus orang yang di kagumi oleh penulis “Juwita Nur Indah Sari”. Terima
kasih atas dukungan serta doanya, sehingga penulis selalu semangat dalam
mengerjakan Skripsi ini.
8. Teman-Teman Karang Taruna Kel. Tugu Selatan yang telahmemberikan dorongan,
semangat, motivasi dan lain-lain kepada penulis.
9. Teman-Teman KKN “BERDIKARI” yang telah memberikan support kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudara-saudara saya, serta adik saya Sofhian Adharyadi, Firmansyah dan Indra
Cahyadi yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman-teman pada jurusan Hubungan Internasional (kelas internasional) yang telah
memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat penulis, Juli Setiadi, Afria Susandi, Abidzar Alghifari, dan Reniati Sumanta
yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 21 Maret2016
Nanang Febriyansah
Page 8
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 11
F. Kerangka Teori ................................................................................... 15
1. Konsep Kebijakan Luar Negeri .............................................. 16
2. Konsep Kepentingan Nasional ................................................ 18
G. Metode Penelitian ............................................................................... 20
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 21
Page 9
ix
BAB II DINAMIKA KONFLIK BOKO HARAM SERTA
KETERLIBATAN AS TERKAIT ORGANISASI TERORIS BOKO
HARAM
A. Awal Munculnya Organisasi Teroris Boko Haram ....................... 23
B. Keputusan AS Menetapkan Boko Haram Organisasi Teroris....... 31
C. Respon Pemerintah Nigeria ......................................................... 34
1. Melakukan Dialog dengan Organisasi Teroris Boko Haram .. 34
2. Keterlibatan Joint Task Force (JTF) ....................................... 35
3. Operasi Militer dan Warga Sipil ............................................. 37
BAB III KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS DALAM MELAWAN
ORGANISASI TERORIS BOKO HARAM
A. Respon Amerika Serikat terkait Organisasi Teroris Boko Haram ...... 40
B. Kebijakan Luar Negeri AS Terhadap Boko Haram ............................ 44
1. U.S-Nigeria Binational Comission (BNC) ................................... 45
2. Program Kerjasama Kemitraan AS-Nigeria ................................. 51
3. Keterlibatan USAID...................................................................... 55
C. Ketidakmampuan Kebijakan Non-Konfrontasi Langsung Obama .... 58
BAB IV FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI
AS DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DI NIGERIA .......... 63
A. Kepentingan Kebijakan Luar Negeri Obama ....................................... 64
B. Faktor-Faktor yang Menghambat Kebijakan Luar Negeri AS Dalam
Mencapai Perdamaian Di Nigeria ........................................................ 67
1. Faktor Internal
Page 10
x
a. Dukungan Masyarakat Nigerian Utara Terhadap Kelompok
Boko Haram ............................................................................. 68
2. Faktor Eksternal
a. Dukungan Organisasi Teroris Internasional ............................ 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 82
Daftar Pustaka ............................................................................................................. xv
Page 11
xi
DAFTAR SINGKATAN
FTO : Foreign Terrorist Organization
AQIM : Al-Qaeda in Maghreb Islamy
BNC : U.S.-Nigeria Binational Commission
USAID : U.S. Agency for International Development
DOD : Department of Defense
SDGTs : Specially Designated Global Terrorists
JTF : Joint Task Force
JMNTF : Joint Multi-National Task Force
SGI : Security Governance Initiative
GPOI : GlobalPeacekeeping Operations Initiative
CTF : Counter Terrorist Finance
GSCF : Global Security Contingency Fund
TSCTP : The Trans-Sahara Counterterrorism Partnership
UNICEF : United Nations Children's Fund
CJTF : Civilian Joint Task Force
FMF : Foreign Military Financing
IED : Improvised Explosive Devices
VBIEDs : Vehicle-Borne IEDs
MUJAO : The Movement for Unity and Jihad in West Africa
SSS : State Security Service
PDP : People Democratic Party
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: (menunjukkan hasil serangan kelompok Boko Haram setelah diterapkannya
Bi-Komisi Nasional AS / Nigeria dan memberikan pelatihan, serta dukungan intelijen
untuk militer Nigeria oleh Amerika Serikat antara Januari s/d April
2012).........................................................................................................................59
Tabel 2: (menunjukkan hasil serangan kelompok Boko Haram setelah keterlibatan
USAID dalam membantu Nigeria melawan organisasi teroris Boko Haram antara
Oktober 2012 s/d Desember 2014)..........................................................................60
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1. Kota-Kota yang menerapkan Hukum Syariah di
Nigeria..........................................................................................................................25
Page 14
xiv
DAFTAR GRAFIK
Gambar. 2.2. Laporan korban Meninggal dalam Serangan Boko
Haram...................................................................................................................30
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nigeria adalah suatu negara yang mempunyai sejarah panjang dalam hal konflik
komunal dan kekerasan etnoreligius, tentunya hal ini sangat mempengaruhi terbentuknya
etnis, budaya, tradisi keagamaan, serta sejarah lokal didalamnya.1 Keanekaragaman yang
dimiliki oleh masyarakat Nigeria. Sering kali, menyebabkan munculnya konflik pertumpahan
darah yang berkepanjangan antara etnis-etnis yang tersebar di Nigeria, seperti Hausa di
wilayah Nigeria Utara, Igbo di bagian Timur dan Selatan, serta Yoruba di sebelah Barat daya
Nigeria yang disebabkan oleh pemerintah Nigeria yang tidak dapat memberikan
kesejahteraan dan kesetaraan dalam hal ekonomi dan politik terhadap masyarakat di Nigeria,
khususnya pada Nigeria Utara yang merasa terpinggirkan oleh pemerintah Nigeria.
Terlebih lagi ketika Amerika Serikat mendukung "demokratisasi" di Nigeria pada
29 Mei tahun 1999.2 Karena sebelum mengadopsi sitem demokrasi, Nigeria terlebih dulu
dipimpin oleh pemerintah yang mengadopsi sistem pemerintahan militer selama 33 tahun.
Dari 1966 hingga 1999 masyarakat sipil Nigeria telah menderita cukup panjang melalui 1 Jacob Oluwole, dan Odeyemi, “A Political History of Nigeria and the crisis of ethnicity in Nation-Building”, Vol.
3, No. 1, 2014, 87-95, dapat dilihat di wscholars.com/index.php/ijds/article/.../459/pdf. Diakses pada tanggal 25
Maret 2015. 2 Nigeria telah berkali-kali berada di bawah pemerintahan militer yaitu dari tahun 1966 sampai 1999, khususnya
setelah Nigeria merdeka dari Inggris. Stabilitas politik telah menjadi pertimbangan penting bagi Amerika Serikat
sehubungan dengan Nigeria, karena Amerika sendiri tidak menginginkan rezim diktator hadir dalam sistem
pemerintahan di Nigeria dengan alasan bahwa pemerintahan semacam itu tidak dibangun di atas dukungan rakyat,
masuknya AS di Nigeria pada priode Presiden ke-12 tahun 1999 yaitu Obasanjo pola pemerintahan didasarkan pada
konstitusi federal ditandai oleh cabang eksekutif dipimpin oleh seorang presiden, majelis legislatif bikameral,
peradilan yang independen, dan jaminan hak-hak dasar. Sejak tahun 1999, kekuatan politik di Nigeria telah dibagi
oleh tiga partai politik. Salah satu dari tiga ini, Partai Rakyat Demokratik (PDP), Partai Jenderal Obasanjo,
mengontrol presiden dan kedua majelis Majelis Nasional, Saiful Mujani. “Religious Democrats: Democratic culture
and Muslim Participation in Post Suharto Era”. Columbus: Ohio State University 2001, dapat dilihat di
https://etd.ohiolink.edu/!etd.send_file?accession=osu105472222&disposition=inline diakses pada tanggal 25 Maret
2015.
Page 16
2
perjuangan pro-demokrasi dan anti militer. Kelompok-kelompok sipil yang berjuang dalam
menentang otokrasi militer menjadi semakin militan dalam upayanya mencapai pemerintahan
yang demokratis. Ironisnya, begitu kelompok militer harus menyerahkan kekuasaan
politiknya kepada sipil yang terpilih, Negara ini mulai bergeser mengalami krisis dalam
bentuk yang lain, seperti masalah korupsi dan kesenjangan ekonomi di beberapa daerah, serta
persaingan antar kelompok etnis dan agama untuk mendapatkan kekuasaan yang paling
tinggi.3 Menurut Transparency, Nigeria masuk ke dalam salah satu negara paling banyak
melakukan tindakan korupsi di dunia, akibat korupsi ini kelompok Boko Haram
memberontak, ingin mendirikan negara Islam. Boko Haram berharap dengan menjadikan
Nigeria negara Islam, maka korupsi akan berkurang, dengan kata lain kelompok Boko Haram
menginginkan adanya transisi politik dari demokrasi ke penerapan hukum Islam diseluruh
Nigeria.4
Organisasi teroris Boko Haram atau yang dikenal dengan sebutan Jamiat Ahlus
Sunnah lil-dawati wal Jihad, pertama kali muncul pada tahun 2002 di kota Maiduguri, yang
terletak pada perbatasan kota Chad. Pendiri dari kelompok ini adalah Mohammad Yusuf dan
tujuan didirikannya kelompok ini adalah untuk mendirikan negara Islam yang menerapkan
interpretasi ketat hukum syariah di Nigeria. Alasan Muhammad Yusuf dalam mendirikan
Boko Haram tampaknya adalah karena ia melihat kesempatan dalam memanfaatkan
kemarahan publik terhadap pemerintahannya yang telah melakukan praktik korupsi di
Nigeria dan Boko Haram menduga hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh Barat dalam
3 Andrew Walker. 21 Agustus 2013. “What Is Boko Haram ?”, dalam United States Institute of Peace, dapat dilihat
di http://www.usip.org/sites/default/files/SR308.pdf:, diakses pada tanggal 10 April 2015. 4Transparency. 2013. “Corruption by Country/Territory: Nigeria”, dapat dilihat di
.http://www.transparency.org/country#NGA, diakses pada tanggal 04 Februari 2016
Page 17
3
sistem pemerintahan di Nigeria.5 Tujuan dari hal ini adalah semata-mata hanya demi
mendapatkan dukungan masyarakat Nigeria dalam melawan pengaruh Barat di Nigeria.
Ketidakmampuan pemerintah untuk melaksanakan reformasi ekonomi dan sosial,
khususnya yang berkaitan dengan korupsi dan pengelolaan sektor minyak telah membuat
Nigeria menjadi negara yang lemah, sehingga kegagalan secara jelas ditunjukkan dalam
mengatasi munculnya milisi dan organisasi teroris Boko Haram. Ini terjadi karena beberapa
hal yaitu lemahnya negara menciptakan ketidakmampuan untuk mempertahankan,
memberikan keamanan, menjaga ketertiban umum dan sosial, serta perdamaian. Hal ini
terlihat pada saat Boko Haram menyerang sekolah perempuan di Chibok, negara bagian
Borno dan menculik 230 anak perempuan.6 Terlebih lagi, kelompok Boko Haram telah
melakukan hubungan kerjasama dengan organisasi teroris internasional lainnya, seperti Al-
Qaeda dan AQIM yang keduanya telah memfasilitasi persenjataan serta pelatihan agar dapat
menunjang serangan-serangan yang dilakukan oleh Boko Haram terhadap pemerintah.
Hal ini memberikan perhatian serius bagi pemerintah Nigeria dan Amerika
Serikat, sehingga kedua Negara juga ikut terlibat dalam mencari solusi yang akurat untuk
mengatasi krisis di Nigeria. Pemerintahan Obama telah mendukung inisiatif reformasi di
Nigeria terutama dalam mengupayakan atau mendeklarasikan anti-korupsi, reformasi
ekonomi, privatisasi sektor energi, dan program untuk mempromosikan perdamaian serta
pembangunan di Delta Niger, reformasi yang diterapkan oleh Obama telah menjadi pilihan
5 Farouk Chothia. 20 May 2014. “Who Are Nigeria‟s Boko Haram Islamists ?”, dalam surat kabar BBC Africa,
dapat dilihat di http://www. bbc.com/news/world-africa-13809501, diakses pada tanggal 10 April 2015. 6 Martin Uadiale.2012. Implication of the Political and Economic factors in the rise of “Boko Haram” insurgence
in Nigeria dalam International Journal of Advance Legal Studies And Governance. Vol. 3. No.3. Hal. 93
Page 18
4
alternatif bagi Amerika Serikat dalam mengurangi gejolak sosial yang terjadi di Nigeria
Utara.7
Kebijakan Amerika Serikat terhadap organisasi teroris Boko Haram telah
menunjukan bahwa pentingnya hubungan strategis AS dengan Nigeria karena Nigeria
sendiri telah menjadi produsen minyak dan pusat ekonomi terbesar di Afrika dan telah
menjadi salah satu negara yang paling penting di dunia, tentunya hal ini telah menjadi
perhatian khusus bagi Amerika Serikat.8 Untuk itu, AS menjadikan kelompok Boko Haram
sebagai target utama kebijakannya di Afrika yang harus diselesaikan karena seperti yang
telah diketahui kelompok Boko Haram telah menjadi ancaman serius tidak hanya bagi
kepentingan Amerika Serikat semata, tetapi juga bagi stabilitas keamanan di Nigeria, dan
berpotensi menyebar ke daerah sekitarnya khususnya pada negara-negara tetangga.
Departemen Luar Negeri telah mengumumkan penunjukan kelompok Boko
Haram sebagai Foreign Terorist Organization (FTO) pada bulan November tahun 2013.
Pernyataan ini didasarkan pada Pasal 219 dari Undang-Undang Imigrasi dan
Kewarganegaraan, sebagaimana yang telah diubah menjadi undang-undang khusus teroris
internasional dibawah bagian 1 (b) dari Executive Order 13224.9 Organisasi teroris Boko
Haram adalah kelompok militan Nigeria yang memiliki jaringan dengan Al-Qaeda in the
Islamic Maghreb (AQIM) yang bertanggung jawab atas ribuan kematian di Timur laut dan
7 Helena Cooper. Januari 2015. “Rifts between U.S. and Nigeria impeding fight against Boko Haram”, dalam New
York Times, dapat dilihat pada http://www.nytimes.com/2015/01/25/world/rifts-between-us-and-nigeria-impeding-
fight-against-boko-haram.html?_r=0 diakses pada tanggal 11 April 2015. 8 Lauren Ploch Blanchard. Maret 2015. “Nigeria‟s 2015 Elections and the Boko Haram Crisis”, dalam
Congressional Research Servive, dapat dilihat pada https://www.fas.org/sgp/crs/row/R43881.pdf diakses pada
tanggal 11 April 2015. 9 U.S. Department of state. 2013. “Terorist Designations of Boko Haram and Ansura”, dapat dilihat di
http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2013/11/20131114286738.html#axzz3vCtlUSMd diakses pada
tanggal 12 April 2015.
Page 19
5
Tengah Nigeria selama beberapa tahun terakhir termasuk pembunuhan yang ditargetkan ke
warga sipil.10
Amerika Serikat sangat cepat merespon setiap isu terorisme sejak pasca serangan
Teroris di World Trade Center dan Pentagon di AS pada 9/11. Hal ini tercermin dari
kebijakan-kebijakan politik luar negerinya yang berusaha mencari simpati dunia
internasional dalam kampanye pemberantasan jaringan terorisme pada masa kepemerintahan
Presiden Bush Jr. Hal ini sejalan dengan pendapat William D.Coplin bahwa : “Politik luar
negeri suatu negara merupakan substansi dari hubungan internasional, terselenggara sebagai
sarana interaksi antar negara demi pencapaian tujuan nasional.”11
Sebelum mengadakan
serangkaian tindakan dalam hubungan luar negerinya, suatu negara terlebih dahulu harus
menentukan pola politik luar negerinya berdasarkan atas kebutuhan nasional sehingga
kepentingan nasional berperan sebagai kontrol dalam setiap pelaksanaan politik luar
negerinya. Di sini, tujuan nasional Amerika Serikat adalah berusaha melindungi seluruh
warga dan kepentingan di dalam dan di luar negeri sedangkan instrumen yang digunakan
adalah cenderung kepada politik. Menciptakan rasa aman bagi warganya dinilai sebagai
kebutuhan yang mendesak, mengingat warga dan kepentingannya tersebar ke seluruh
belahan dunia.
Kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Amerika Serikat saat ini dalam
melawan organisasi teroris Boko Haram di Nigeria lebih cenderung melalui pelibatan aktor-
aktor non-pemerintah, pendekatan-pendekatan yang bersifat normatif, kunjungan
10
UN News Centre. 2014. “Nigerian Group That Kidnapped Schoolgirls, Put on UN Terror Sanctions List”, dapat
dilihat di http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=47874#.U8fKlhBAuVo diakses pada tanggal 12 April
2015. 11
William D Coplin, Pengantar Politik Internasional, Bandung : Pustaka Bersama 1992 hal 32.
Page 20
6
kenegaraan dan forum-forum pembicaraan. Pada tahun 2012, di bawah Presiden Barack
Obama kebijakan Amerika Serikat dalam melawan terorisme secara bertahap menghadapi
fase yang baru dari konfrontasi langsung, dan sekarang bergeser pada non-konfrontasi
langsung. Strategi ini telah diterapkan oleh Amerika Serikat dalam menaruh peran di
Nigeria.12
Bahkan, dalam penelitian USAID menyatakan bahwa organisasi teroris Boko
Haram adalah ekspresi dari ketidakpuasan masyarakat Nigeria terhadap praktik korupsi yang
dilakukan oleh pemerintah Nigeria.13
Oleh karena itu, penyelesaian yang harus diambil oleh
pemerintah Amerika Serikat tidak harus melakukan konfrontasi langsung, namun
sebaliknya, strategi yang terkoordinasi yang melibatkan pemerintah baik negara dan lokal,
terutama di wilayah Nigeria Utara lebih efektif digunakan dibanding konfrontasi langsung.14
Pada awalnya pemerintahan Obama menganggap bahwa Boko Haram tidak
berafiliasi dengan Al Qaeda. Namun, faktanya di tahun 2013 para pejabat militer Amerika
Serikat telah mengidentifikasikan bahwa kelompok ekstrimis Boko Haram telah
mendapatkan bantuan dana, bahan peledak, bantuan senjata serta pelatihan-pelatihan dari
organisasi jihad yang dikenal dengan Al-Qaeda in Maghreb Islamy (AQIM) yang bertujuan
untuk melawan pemerintah yang mendukung kepentingan Barat. Hal ini terindikasi jelas dari
serangan bunuh diri yang dilakukan oleh organisasi teroris Boko Haram di kantor PBB yang
terletak di Abuja, Nigeria tahun 2011.15
12
Laurent Plonch. 18 Juli 2012. “Nigeria: Current Issues and U.S Policy”,dapat dilihat di
www.refworld.org/pdfid/504db3912.pdf diakses pada tanggal 13 April 2015. 13
Ibid 14
WND Exclusive. 2012. “Obama: Slaughter of Christians a Misunderstanding”, dapat dilihat di
http://mobile.wnd.com/2012/05/obama-slaughter-of-christians-a-misunderstanding, diakses pada tanggal 13 April
2015. 15
Joe Brock. 2012. “Boko Haram: Growing Threat to the U.S. Homeland”, Special Report: Boko Haram-between
Rebellion and Jihad, dalam Committe on Homeland Security of US House of Representative, dapat dilihat di:
Page 21
7
Meskipun ada kekhawatiran terhadap kerjasama kelompok Boko Haram dengan
organisasi teroris internasional lainnya seperti AQIM dan Al-Qaeda, Amerika Serikat telah
berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan ini melalui kebijakan luar negeri yang
bersifat non-konfrontasi langsung. Terdapat tiga kebijakan luar negeri Amerika Serikat
dalam menciptakan perdamaian di Nigeria, kebijakan ini meliputi : Pertama, melalui
mekanisme dialog formal yang dikenal sebagai U.S.-Nigeria Binational Commission (BNC).
Dialog tersebut pertama dibentuk pada tahun 2010 oleh Obama, hal ini bertujuan untuk
mendukung upaya pemerintah Nigeria untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Nigeria
terhadap pihak polisi dan militer dan bertujuan dalam merespon lebih efektif segala
ancaman-ancaman dari kelompok ekstremis.16
Kedua, keterlibatan USAID, pemerintah
Amerika juga telah melibatkan USAID dalam memerangi organisasi teroris Boko Haram di
Nigeria. USAID dijadikan sebagai alat untuk menerapkan kebijakan Amerika dalam
menciptakan solusi melalui program bantuan dengan bertajuk Peace Project, proyek ini
dianggap efektif dalam melawan konflik dan ekstrimisme di Nigeria.17
Ketiga, penyediaan
keamanan terkait pelatihan dan pendanaan oleh program kerjasama kemitraan Amerika
Serikat-Nigeria. Program ini telah menyediakan pemerintah Nigeria dengan pelatihan yang
berhubungan dengan keamanan serta pendanaan. Pasukan tentara khusus Amerika Serikat
telah memberikan pelatihan kontra pasukan Nigeria, dengan tujuan membantu mereka dalam
mempersiapkan diri untuk melawan organisasi teroris Boko Haram. Jenderal Carter Ham
mengatakan bahwa hubungan militer Amerika Serikat dengan Nigeria sudah terjalin sangat
http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria bokoharamidUSTRE80U0LR20120131, diakses pada tanggal
15 April 2015. 16
J. Onuoha. 2008. Beyond Diplomacy: Contemporary Issues in International Relations. Nsukka: Great AP Express
Publishers. 17
C. Smith. 2012. “How to Resolve the Boko Haram Insurgency”, dalam berita harian Vanguard, United States
Agency for International Development (USAID) Report (2012), dapat dilihat di www.usaid.gov diakses pada
tanggal 16 April 2015.
Page 22
8
lama, hal ini sangat membantu dan sangat berguna dalam menjaga kepentingan Amerika
Serikat di Nigeria.18
Kebijakan Luar Negeri AS yang bersifat non-konfrontasi langsung nyatanya
masih belum berhasil meredakan kelompok ekstrimis Boko Haram. Ketiga kebijakan ini
mengalami hasil yang kurang diinginkan oleh Presiden Obama dan masih belum mampu
menciptakan perdamaian di wilayah tersebut. Hal tersebut terjadi karena Boko Haram telah
mendapatkan dukungan internal dan eksternal dari berbagai pihak, baik itu dari masyarakat
Nigeria ataupun dari organisasi teroris internasional lainnya. Kekejaman kelompok Boko
Haram semakin membabi buta setelah pemerintah Nigeria dan Amerika Serikat
memberlakukan posisi proaktif dalam melawan kelompok Boko Haram. Pada bulan Mei
2013 di Adamawa, Borno, dan Yobe kelompok Boko Haram semakin menargetkan
serangannya terhadap kelompok yang rentan, termasuk perempuan, anak-anak, pelajar, dan
masyarakat pedesaan.19
Human Rights Watch memperkirakan sejak tahun 2009, lebih dari
7.000 warga sipil telah tewas dalam ratusan serangan kelompok Boko Haram di Timur laut
Nigeria dan ibukota Abuja, serta lebih dari 4.000 warga sipil telah tewas dalam lebih dari
192 serangan sejak Mei 2013 di kota yang sama.20
18
Jonah Onuoha and Michael I. Ugwueze.2014. “United States Security Strategy and The Management of Boko
Haram Crisis in Nigeria”. Global Journal of Arts Humanities and Social Sciences, Vol.2, No.3, pp.22-43, dapat
dilihat di http://www.eajournals.org/wp-content/uploads/United-States-Security-Strategy-and-the-Management-of-
Boko-Haram-Crisis-in-Nigeria.pdf, diakses pada tanggal 06 Maret 2016. 19
Human Rights Watch menerbitkan laporan-laporan penelitian tentang berbagai pelanggaran norma-norma hak
asasi manusia seperti yang ditetapkan dalam deklarasi hak-hak manusia se-dunia dan norma-norma hak asasi lainnya
yang diakui dunia internasional. Human Rights Watch news release. 1 May 2013. “Nigeria Massive Destruction
Deaths From Military Raid,” dapat dilihat di http://www.hrw.org/news/2013/05/01/nigeria-massive-destruction-
deaths-military-raid diakses pada tanggal 16 April 2015. 20
Human Rights Watch. 2014. “Spiraling Violence: Boko Haram Attacks and Security Force Abuses in Nigeria”,
dalam World Report 2014, dapat dilihat di http://www.hrw.org/reports/2012/10/11/spiraling-violence-0; diakses
pada tanggal 19 April 2015.
Page 23
9
Bukan hanya itu saja serangan Boko Haram ini telah membuat warga sipil
mengungsi sekitar 300.000 orang, sebagian besar di antaranya melarikan diri ke negara-
negara lain, dengan tujuan berlindung diri di negara-negara tetangga dari keganasan
organisasi teroris Boko Haram. Sedangkan pada awal tahun 2014 setidaknya 2.053 warga
sipil tewas oleh kelompok Boko Haram pada awal dan pertengahan tahun 2014.21
Bukti
yang dikumpulkan oleh Human Rights Watch mengindikasikan bahwa situasi di Borno,
Yobe, dan Negara Adamawa, merupakan konflik bersenjata yang memakan banyak korban
di dalamnya. Hal ini menandakan bahwa kebijakan non-konfrontasi langsung yang
diterapkan oleh Obama masih belum mampu menangani operasi serta kekerasan yang
dilakukan oleh kelompok Boko Haram di Nigeria.
Dengan melihat kasus tersebut, tulisan ini ingin meneliti kebijakan luar negeri
apa saja yang diterapkan oleh AS dalam melakukan respon terhadap kelompok Boko Haram
dan seberapa besar pengaruh dari kebijakan yang telah dirancang oleh kebijakan luar negeri
AS pada masa Presiden Obama dalam menciptakan perdamaian di Nigeria, serta lebih
khusus lagi tulisan ini ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi
kebijakan luar negeri AS sehingga sulitnya menghentikan perlawanan dari kelompok Boko
Haram.
B. Rumusan Masalah
Jika melihat dari judul dan paparan diatas, permasalahan yang muncul bersifat
universal dan memiliki kompleksitas yang bervariasi. Untuk itu, tulisan ini membatasi
yaitu hanya berkisar pada kebijakan yang dilakukan oleh AS pada masa Presiden Barack
21
Charles Obiorah Kwuelum. 18 Juli 2014. “Support for the Victims of Boko Haram”, dapat dilihat di
http://www.counterpunch.org/2014/07/18/support-for-the-victims-of-boko-haram/, diakses pada tanggal 19 April
2015.
Page 24
10
Obama dalam mencapai perdamaian dalam melawan organisasi teroris Boko Haram di
Nigeria dan mengenai alasan mengapa kebijakan yang diterapkan masih belum mampu
mencapai perdamaian di wilayah tersebut.
Dari pembatasan tersebut, maka penulis merumuskannya ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi Kebijakan luar
negeri yang diterapkan oleh Barack Obama, sehingga sulit terciptanya
perdamaian di Nigeria Utara (2012-2014) ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan yang deteliti ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa peran dari Kebijakan Luar Negeri AS dalam
mengatasi organisasi teroris Boko Haram di Nigeria
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan peluang dan tantangan yang dihadapi Amerika
Serikat dalam menghadapi Organisasi Teroris Boko Haram di Nigeria
3. Menganalisa alasan ketidakeafektifan strategi yang digunakan AS dalam melawan
Organisasi Teroris Boko Haram dalam menciptakan perdamaian di Nigeria
D. Manfaat Penelitian
Tulisan ini dapat berguna, baik di kalangan akademis atau umum. Adapun
pentingnya bagi akademis adalah penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih
mendalam mengenai strategi dan kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh Amerika
Serikat pada masa kepemimpinan Barack Obama dalam usahanya mengakhiri organisasi
Page 25
11
teroris Boko Haram di Nigeria, tindakan-tindakan yang diambil, serta hal-hal yang
menghambat keberhasilan strategi dan Kebijakan luar negeri AS dalam mengurangi
perlawanan organisasi teroris Boko Haram di Nigeria. Sedangkan bagi kalangan umum,
diharapkan penelitian ini akan mampu menggambarkan keadaan dan kondisi di Nigeria
selama konflik berlangsung dari tahun 2012 hingga 2014, serta menjelaskan proses
penerapan Kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh AS dalam meredam organisasi
teroris Boko Haram di Nigeria.
E. Tinjauan Pustaka
Terdapat banyak penelitian yang membahas mengenai peran Kebijakan luar
negeri AS dalam melawan organisasi teroris Boko Haram di Nigeria. Namun, hanya
sedikit dari penelitian tersebut membahas atau menganalisa mengenai kemampuan
Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam usahanya mengurangi perlawanan
kelompok Boko Haram di Nigeria. Untuk itu, dalam tulisan ini membahas upaya yang
dilakukan oleh Kebijakan luar negeri AS pada masa kepemimpinan Presiden Barack
Obama dalam menciptakan perdamaian di Nigeria terhadap organisasi teroris Boko
Haram, khususnya dalam mengurangi para korban dan penculikan anak-anak, serta
faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi kebijakan luar negeri AS sehingga
sulitnya menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.
Untuk itu, dalam menunjang penulisan skripsi ini maka tulisan ini
menggunakan hasil penelitian yang sudah diteliti, baik itu dalam bentuk buku-buku dan
jurnal akademis, sehingga tulisan ini dapat mengambil permasalahan yang belum diteliti
terkait permasalahan ini. Pertama, diambil dari penelitian yang ditulis oleh Racine W. E.
Page 26
12
Robertson pada tahun 2012 yang berjudul Pre-emptive Threat Mitigation: Neutralizing
The Boko Haram Threat to U.S. Interests di dalam tulisannya dia mengatakan bahwa
Afrika Barat, tepatnya di Nigeria telah menghadirkan tantangan yang unik dan kompleks
untuk keamanan dan kepentingan Amerika Serikat di wilayah tersebut. Nigeria adalah
suatu wilayah yang paling diplomatis, dan mempunyai militer yang kuat, serta Negara
yang progresif ekonominya dibandingkan negara Afrika lainnya. Saat ini Nigeria
menghadapi ancaman berat dari organisasi teroris Boko Haram yang telah menimbulkan
ketidakstabilan di negara tersebut.22
Keterlibatan US Africa Command (USAFRICOM) di
Afrika Barat diharapkan dapat mencegah penggelinciran kemajuan yang dialami Nigeria
dalam dua puluh tahun terakhir, melindungi kepentingan energi infrastruktur AS di
Nigeria terkait lebih dari 8% dari impor minyak AS disana dan dapat mencegah serangan
teroris massa di Afrika yang akan mengancam keamanan bagi kedua belah pihak, baik itu
bagi AS sendiri maupun Nigeria. Di dalam penelitian ini penulis hanya menyoroti tentang
kebijakan Amerika Serikat dalam bentuk USAFRICOM untuk mengurangi kerentanan
munculnya banyak korban di Nigeria yang disebabkan oleh organisasi teroris Boko
Haram.
Dikutip dari Buku James J.F. Forest yang berjudul Confronting the
Terrorism of Boko Haram in Nigeria, pada tahun 2012. Ahli kontraterorisme James
Forest menilai bahwa ancaman Boko Haram telah menimbulkan ketakutan kedua negara
dalam hal kepentingan keamanan nasional Nigeria dan AS, untuk mengatasi tantangan
keamanan yang ditimbulkan oleh organisasi teroris Boko Haram dan lain-lain. Forest
22 Robertson. 04 May 2012. “Pre-emptive Threat Mitigation: Neutralizing the Boko Haram Threat to U.S.
Interests”, dalam Naval War Coll Newport RI Joint Military Operations Dept, dapat dilihat di
http://www.dtic.mil/get-tr-doc/pdf?AD=ADA563893, diakses pada tanggal 16 Januari 2016.
Page 27
13
mendukung penggunaan kepolisian intelijen yang dipimpin dan dibangun dengan
berdasarkan pada kepercayaan antara pemerintah dan rakyat.23
Non-governmental organization (NGO) dan aktor masyarakat, yang memiliki
legitimasi berdasarkan afiliasi suku atau etnis, juga harus memainkan peran kunci dalam
melawan ancaman yang telah dilakukan oleh organisasi teroris Boko Haram di Nigeria.
Hal ini bertujuan untuk membangun building trust terhadap masyarakat Nigeria dalam
mendukung usaha pemerintah Nigeria dan AS dalam mengatasi ancaman teroris Boko
Haram dan keluhan masyarakat terkait operasi-operasi Boko Haram terhadap rakyat sipil.
Pendekatan seperti ini mencirikan misi dan kegiatan dari Pasukan Operasi Khusus (SOF)
yang telah dirancang oleh AS terkait organisasi teroris Boko Haram. Disebabkan karena
mengingat peran Nigeria sebagai kunci sekutu strategis AS. Penelitian yang dilakukan
oleh Forest ini telah menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin mempelajari lebih lanjut
tentang keadaan penting ini, tantangan yang dihadapi, dan cara yang mungkin untuk
mengatasi permasalahan mengenai terorisme di Nigeria. James Forest hanya menjelaskan
solusi serta kebijakan yang harus diambil oleh Nigeria dan AS dalam menjaga
perdamaian di wilayah Afrika Barat. Terlebih lagi bagi AS yang merasa terancam
kepentingannya di wilayah tersebut. Namun di dalam semua paparan dari hasil yang telah
diteliti oleh James Frost tidak dijelaskan mengenai keefektifan Kebijakan Luar Negeri
AS, serta tidak menjelaskan mengenai faktor-faktor penghambat apa saja yang diterima
oleh Kebijakan luar negeri AS khususnya pada masa pemerintahan Barack Obama.
Yang terakhir diambil dari penelitian Clarence J. Bouchat yang berjudul The
Causes Of Instability In Nigeria And Implications For The United States pada tahun
23 James J.F. Forest. 2012. Confronting the Terrorism of Boko Haram in Nigeria : MacDill Air Force Base. Florida :
The JSOU Press.
Page 28
14
2013, menjelaskan bahwa dalam keterbatasan yang dimiliki oleh Nigeria dalam
mengatasi organisasi teroris Boko Haram, militer AS harus mengambil peran vital dalam
mengatasi masalah ini dan hal ini dapat diimplementasikan secara lebih baik melalui
kekuatan sendiri dalam hal sharing keahlian dengan militer Nigeria di misi operasi
stabilitas, operasi perdamaian, kontraterorisme, dan penindasan kejahatan transnasional
dan pembajakan. Semua ini dapat meningkatkan profesionalisasi militer Nigeria melalui
kontak biasa dalam latihan dan pelatihan.24
Profesionalisasi yang terbaik melalui kontak
teratur dan mapan, dan keselarasan pasukan AS ke wilayah tersebut adalah
kecenderungan ke arah yang benar, tetapi lebih menekankan untuk mendapatkan hasil
maksimal dari program yang diperlukan. Semua ini datang dengan peringatan,
komplikasi, dan biaya yang diperlukan untuk mendukung pasangan yang benar-benar
penting untuk kepentingan Amerika. Sebuah program bantuan keamanan yang kuat untuk
Nigeria bisa menjadi bagian dari upaya yang lebih besar untuk pembangunan politik,
ekonomi, dan sosial yang dirancang untuk mengatasi masalah di Nigeria dan membantu
menstabilkan, tetap utuh, dan memimpin ke arah potensinya sebagai berpengaruh dan
sejahtera negara-pertemuan baik AS dan kepentingan Nigeria. Dari penelitian yang telah
dibahas oleh Clarence J. Bouchat telah menunjukan bahwa hasil penelitiannya hanya
menjelaskan mengenai program-program dari Kebijakan AS dalam melawan setiap
ancaman yang diberikan oleh organisasi teroris Boko Haram. Namun, di dalam
penelitiannya tidak dijelaskan mengenai keefektifan dari kebijakan tersebut, serta tidak
dijelaskan mengenai perkembangan dari kebijakan AS yang diterapkan di wilayah
tersebut.
24 Clarence J. Bouchat. 2013. The Causes of Instability in Nigeria and Implications for The United States : Strategic
Studies Institute : U.S. Army War College Press.
Page 29
15
Tulisan ini menjelaskan mengenai kebijakan luar negeri AS dalam melawan
Organisasi teroris Boko Haram, tetapi juga akan memberikan pandangan yang sangat
jelas alasan mengapa sampai saat ini kebijakan luar negeri AS yang diterapkan di Nigeria
masih belum mampu menciptakan perdamaian di wilayah tersebut dalam kurun waktu
(2012-2014), dan faktor-faktor penghambat apa saja yang menyebabkan kebijakan AS
sulit melumpuhkan segala aktifitas yang dilakukan oleh Boko Haram di Nigeria.
Hal ini tentunya sedikit berbeda dengan apa yang telah diteliti oleh para
peneliti, khususnya pada permasalahan ini. Hal yang membedakan adalah sebagian besar
literatur yang telah dipaparkan di atas hanya mengambil sudut pandang dalam segi
pendekatan dominan dari orientasi Kebijakan luar negeri AS terhadap organisasi teroris
Boko Haram di Nigeria. Namun, dalam tulisan ini tidak hanya menjelaskan mengenai
orientasi dari Kebijakan luar negeri AS semata, melainkan tulisan ini akan menjelaskan
mengenai kolaborasi kebijakan yang dilakukan oleh kedua negara yaitu AS dan Nigeria
sebagai tuan rumah.
F. Kerangka Teori
Dalam membantu menganalisa permasalahan yang telah diulas diatas maka
tulisan ini ingin menggunakan konsep Kebijakan luar negeri, serta konsep kepentingan
nasional, sehingga tulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai faktor
apa saja yang menjadi penghambat bagi Kebijakan luar negeri Amerika Serikat, sehingga
kebijakannya masih belum mampu menciptakan perdamaian di Nigeria.
Page 30
16
1. Konsep Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri muncul sebagai suatu fenomena sosial karena setiap
negara tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan-kebutuhan sosial, politik, dan
ekonominya bila hanya mengandalkan sumber daya yang terdapat di dalam
teritorialnya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah suatu negara pada umumnya akan
berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang di luar batas wilayah
teritorialnya atau dengan cara berhubungan dengan negara-negara lainnya pada arena
Internasional.25
Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian Kebijakan luar negeri yang
telah dijelaskan oleh James N Rosenau bahwa pengertian Kebijakan luar negeri yaitu
upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan
memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Kebijakan luar negeri
ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara.
Lebih lanjut, menurut Rosenau, apabila kita mengkaji Kebijakan luar negeri suatu
negara maka kita akan memasuki fenomena yang luas dan kompleks, meliputi
kehidupan internal (internal life) dan kebutuhan eksternal (eksternal needs) termasuk
didalamnya adalah kehidupan internal dan eksternal seperti aspirasi, atribut nasional,
kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi, dan aktivitas rutin yang ditujukan untuk
mencapai dan memelihara identitas sosial, hukum, dan geografi suatu negara sebagai
negara dan bangsa.26
25 Amstutz, R. Mark.1995. International Conflict and Cooperation: An Introduction to World Politics.Dubuque:
Brown & Benchmark, hal.146. 26
J. N. Rosenau dan K.W. Thompson, World Politics; An Introduction, New York: The Free Press, 1976, hal 27.
Page 31
17
The definition of Foreign policy based on Holsti (1992) : Foreign Policy
can be defined as ideas or actions designed by policy makers to solve a problem or
promote some change in the policies, attitudes, or actions of another states, in
nonstate actors, in the international economy, or in the physical environment of the
world, (arti dari definisi kebijakan luar negeri menurut Holsti (1992), adalah suatu
gagasan atau tindakan yang dirancang oleh pembuat keputusan suatu negara untuk
menyelesaikan permasalahan maupun mempromosikan sejumlah perubahan, pada
perilaku sebuah atau beberapa aktor negara lain maupun non-negara; ataupun juga
mengubah atau mempertahankan sebuah objek, kondisi atau praktik di lingkungan
eksternal).27
Kebijakan juga mengandung komponen tindakan, yakni hal yang
dilakukan pemerintah kepada pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memenuhi
peran atau mencapai dan mempertahankan tujuan tertentu. Tindakan pada dasarnya
merupakan satu bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mengubah atau
mendukung perilaku pemerintah negara lain yang sangat berperan untuk menentukan
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pemerintah yang bersangkutan. Tindakan
dapat juga dianggap sebagai isyarat yang dikirimkan oleh seorang aktor untuk
mempengaruhi pandangan si penerima mengenai si pengirim.28
Pokok permasalahan dalam penentuan Kebijakan luar negeri pada umumnya
dititikberatkan pada usaha untuk memecahkan berbagai permasalahan, baik yang
berkaitan dengan masalah domestik maupun masalah eksternal suatu Negara serta
mempromosikan sebuah perubahan. Jadi, pada dasarnya Kebijakan luar negeri
27
K. J. Holsti, Internasional Politics: A Framework for Analysis, 6th
ed. (New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1992) h.82. 28
Kalevi J Holsti, Politik Internasional, Edisi keempat Jilid I, Jakarta: Erlangga. 1988. hal 158
Page 32
18
memiliki tujuan jangka panjang dalam meletakan pengaruh pada suatu Negara, hal ini
bertujuan untuk mencapai perdamaian, keamanan dan kekuasaan.
Kebijakan luar negeri merupakan pilihan dari individu, kelompok, atau
koalisi yang akan mempengaruhi tindakan negaranya dalam lingkup internasional.29
Kebijakan luar negeri dijalankan oleh pemerintah suatu Negara yang bertujuan untuk
mencapai kepentingan nasional suatu bangsa dan ditentukan oleh kemampuan suatu
Negara dalam mempengaruhi Negara lain, untuk memenuhi kepentingan nasionalnya
itu. Negara-negara maupun aktor tersebut melakukan berbagai macam kerjasama,
diantaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, regional, dan multilateral.30
2. Konsep Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional sangat erat kaitannya dengan kebutuhan dasar tiap
negara sebagai salah satu aktor internasional. Kepentingan nasional tiap negara
berbeda satu dengan lainnya dikarenakan beberapa hal, seperti keadaan geografis,
geopolitik, geostrategis, ideologi, power, keamanan, serta struktur budaya dan
karateristik masyarakat negara tersebut. Kepentingan nasional pula dapat
menggerakkan tiap negara untuk melakukan kerjasama, baik bilateral maupun
multilateral, untuk menunjang kesempatan bagi tercapainya kepentingan mereka.
Melalui pola dan aktivitas sebuah negara dalam merespon perkembangan dunia
internasional, dapat dengan mudah untuk mengidentifikasi kepentingan apa yang
ingin dicapai oleh negara tersebut.
29
Alex Mintz dan Karl DeRouen Jr., Understanding Foreign Policy Decision Making, (Cambridge: Cambridge
University Press, 2010). 30
Mochtar Mas‟oed. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodelogi, Jakarta: LP3ES, 1994, hal. 184.
Page 33
19
Kepentingan nasional digunakan untuk menggambarkan dan mendukung
kebijakan-kebijakan tertentu. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Negara dirangkum
dalam sebuah kebijakan yang didalamnya terdapat kepentingan nasional. Terkait
dengan eksistensi Negara dan bagaimana Negara dapat melangsungkan kehidupannya
agar mancakup general-welfare. Kepentingan nasional dibuat untuk kebaikan Negara.
Suatu sikap atau kebijakan yang dianggap bisa menguntungkan suatu Negara dalam
hubungan dengan Negara lain bisa dikatakan sebagai national interest.31
“National interest, expressing itself in term of power objectives, comprises a
fixed, minimum requirment – the preservation of the state’s phsical, political and
cultural identity – and a variable, less durable and less essential element derived
from the interplay of domestic pressures and the demands of interest group” (yang
artinya bahwa kepentingan nasional adalah kemampuan minimum Negara untuk
melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan budaya dari gangguan
Negara lain). Dari tinjauan ini para pemimpin Negara menurunkan kebijakan spesifik
terhadap Negara lain yang sifatnya kerjasama atau konflik.32
Konsep kepentingan nasional sering dipakai sebagai pengukur keberhasilan
suatu politik luar negeri dan kepentingan nasional (national interest) merupakan pilar
utama bagi teori tentang politik luar negeri dan politik internasional yang realis. Pada
hakikatnya kepentingan nasional tidak dapat dipisahkan dengan kebijakan politik luar
negeri suatu Negara. Kepentingan nasional di sisi lain juga merupakan refleksi dari
tujuan nasional yang ingin dicapai oleh negara tersebut. Singkatnya, negara kemudian
31
John Baylis and Steve Smith, The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations, hal
210. 32
Morgenthau dalam (ed.) Hyndman. 1960. National Interest and the New Look, International Journal, Vol.26, No.
1:pp. 5-18, diakses pada tanggal 20 April 2015.
Page 34
20
menetapkan kebijakan luar negerinya sebagai media untuk memperoleh kepentingan
atau tujuan nasionalnya tersebut.
Dalam mengupayakan pencapaian kepentingan nasional, perlu merumuskan
serangkaian strategi tertentu. Hal ini bertujuan agar dalam pergaulan dunia
internasional jangan sampai merugikan kepentingan nasional. Strategi-strategi
tersebut hanya dapat berjalan dengan baik jika perumusan kebijakan luar negerinya
tepat. Oleh sebab itu, perumusan kebijakan luar negeri sangat menentukan seberapa
mampu sebuah negara untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan nasionalnya.
Setidaknya ada enam faktor yang perlu diperhatikan dalam memperjuangkan
kepentingan nasional yaitu.33
1) Identifikasi sebagai aspek kepentingan, 2)
Tingkatkan kepentingan nasional, 3) Jangka waktu pencapaiannya, 4) Perkiraan hasil
yang mungkin tercapai, 5) Peluang-peluang dan hambatan-hambatan dalam
pencapaiannya, 6) Yang terakhir adalah kemampuan untuk mencapainya. Jadi,
kepentingan nasional adalah sebuah rangkaian konsep aktor internasional yang
berkaitan dengan tujuan suatu Negara, kebijakan tersebut dibuat berdasarkan faktor
determian dari lingkungan domestik maupun lingkungan eksternal suatu negara.
G. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana penulis mencoba
menggambarkan dan menjelaskan tentang kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat
terhadap terorisme di Nigeria terkait isu Pembrontakan Boko Haram.
33
Sufri Jusuf, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri: Sebuah Analisa Teoritis dan Uraian Tentang
Pelaksanaannya, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1998, hal. 10 dikutip oleh Victor Tangalayuk Batara, ―Dimensi
Pendidikan Dalam Hubungan Bilateral Intdonesia-Australia‖, skripsi, Universitas Hasanuddin, 2009, hal. 28.
Page 35
21
2. Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dokumen, dan bahan dari internet. Data
tentang kebijakan politik luar negeri dan tentang terorisme pada penelitian ini didapatkan
dari beberapa buku, jurnal, dan internet.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah
pustaka (library research) yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari literatur
yang berkaitan dengan masalah yang di bahas. Selain itu juga mengunjungi beberapa situs
di internet untuk melengkapi data yang penulis kumpulkan.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Data
yang dikumpulkan melalui penelitian lapang dilakukan dengan metode kualitatif, karena
sifat data penelitian ini merupakan informasi kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskrpitif berupa kata-kata tertulis maupun yang
terucapkan dari para pelaku yang diamati.
H. Sistematika Penulisan
Kajian ini direncanakan akan terdiri dari lima bab. Masing-masing bab
mengetengahkan persoalan sebagai berikut :
Pada Bab I tulisan ini akan menjelaskan latar belakang permasalahan, pokok
permasalahan yang dipilih, kerangka pemikiran yang digunakan, tujuan dan manfaat
penulisan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan proposal skripsi
Page 36
22
itu sendiri. Pada Bab kedua akan dijelaskan mengenai awal terjadinya konflik Boko
Haram di Nigeria yang berkaitan dengan profil di Negara Nigeria, serta membahas
mengenai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Nigeria dalam meminimalisir
organisasi teroris Boko Haram. Pada Bab ketiga akan dijelaskan mengenai kebijakan luar
negeri AS serta Strategi yang digunakan dalam melawan Organisasi Teroris Boko Haram
dan tantangan-tantangan bagi AS dalam menciptakan perdamaian di Nigeria. Pada Bab
keempat tulisan ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat
berjalannya kebijakan luar negeri Amerika Serikat sehingga sulitnya menciptakan
perdamaian di Negara tersebut. Sedangkan pada Bab kelima merupakan keseluruhan isi
materi skripsi yang dikumpulkan dalam bentuk kesimpulan.
Page 37
23
BAB II
DINAMIKA KONFLIK BOKO HARAM SERTA KETERLIBATAN AMERIKA
SERIKAT TERKAIT ORGANISASI BOKO HARAM
A. Awal Munculnya Organisasi Teroris Boko Haram di Nigeria
Internal Conflict dalam konteks hubungan Internasional dapat muncul karena
adanya hubungan yang tidak harmonis antara kelompok identitas seperti suku, agama dan
budaya dengan pemerintah, serta gagalnya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar
kemanusiaan sehingga terjadinya proses kemiskinan terhadap rakyatnya sendiri, dengan
terjadinya hal tersebut. Maka, akan lahirnya kelompok-kelompok ekstrimis yang
biasanya muncul dalam sebuah negara yang sistem politiknya tidak bisa mengakomodasi
kepentingan berbagai pihak yang berada didalamnya. Kelompok yang tidak merasa puas
ini akhirnya mencari jalan diluar aturan atau hukum yang berlaku guna mengekspresikan
ketidakpuasan dan tuntutan mereka kepada otoritas resmi. Mereka inilah yang biasanya
memicu lahirnya konflik internal yang asimetris dan biasanya berlarut-larut.
Aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok pemberontak biasanya melahirkan
konflik yang bercabang, selama konflik ini masih bisa ditangani oleh pemerintah sebuah
Negara, maka konflik tersebut merupakan internal conflict yang lingkupnya nasional atau
urusan dalam negeri Negara itu. Namun, ketika konflik vertikal itu telah meluas hingga
keluar batas wilayah sebuah Negara dan mengganggu keamanan Negara tetangga, maka
konflik internal yang tadinya merupakan urusan dalam negeri, kini telah memiliki
dimensi internasionalnya. Ketidakmampuan pemerintah dalam menangani sebuah
gerakan kelompok pemberontakan ini juga akan berimbas kepada status kelompok
Page 38
24
pemberontak tersebut dapat menjadi sekelompok organisasi teroris yang mempunyai
jangkauan secara global.
Konflik internal sering terjadi di Afrika baik itu yang bersifat nasional
ataupun yang ruang lingkupnya secara global. Nigeria telah menjadi salah satunya yang
dimana di Negara tersebut terdapat sekelompok organisasi teroris yang dikenal sebagai
Boko Haram yang muncul di wilayah Nigeria Utara. Istilah Boko Haram itu sendiri
merupakan turunan dari boko dalam bahasa Hausa yang berarti animisme, Barat atau
pendidikan non-Islam, sementara haram berasal dari bahasa Arab yang berarti dosa tapi
secara harfiah disebut terlarang, dalam bahasa Hausa diterjemahkan berarti pendidikan
Barat adalah haram. Boko Haram adalah nama populer untuk organisasi teroris di Nigeria
yang mempunyai nama lain Jama'atul Alhul Sunnah wal Jihad Lidda'wati atau orang-
orang yang berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Nabi dan Jihad.34
Organisasi teroris Boko Haram tumbuh dari seorang pemuda Islam radikal
yang dikagumi di Masjid Ndimi Alhaji Muhammadu di Maiduguri yaitu ibukota negara
bagian Borno pada tahun 1990 mulai berkembang tahun 2002.35
Dia adalah Muhammad
Yusuf yang juga mejadi pemimpin organisasi teroris Boko Haram dan Yusuf adalah
seorang mahasiswa dari Sheik Abubakar Gumi pemimpin spiritual gerakan Izala tahun
1990 awal dan juga dibimbing oleh Sheik Jafaar Adam. Muhammad Yusuf juga seorang
sarjana Quran karismatik dan populer yang berdakwah secara luas di seluruh Nigeria
Utara.36
Penafsiran literatur tentang Al-Quran membuatnya menganjurkan bahwa aspek
34
Mohammed Aly Sergie and Toni Johnson. 5 Maret 2015. “Boko Haram, dalam Council on Foreign Relations”,
dapat dilihat di http://www.cfr.org/africa/boko-haram/p25739, diakses pada tanggal 10 Juni 2015. 35
Andrew Walker. 2012. “What is Boko Haram ?”, dalam U.S. Institute of Peace (USIP), dapat dilihat
www.usip.org/sites/default/files/SR308.pdf, diakses pada tanggal 10 Juni 2015. 36
Shehu Sani. 2011. “Boko Haram: History, ideas, and revolt”, dalam berita harian Vanguard, dapat dilihat:
http://www.vanguardngr.com/2011/07/boko-haram-history-ideas-and-revolt-5/, diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
Page 39
25
pendidikan Barat yang dianggap bertentangan dengan Al-Quran, seperti teori evolusi,
teori big bang, sistem demokrasi, unsur kimia dan geografi harus dilarang dari Nigeria.
Muhammad Yusuf juga menegaskan sangat menolak sistem demokrasi di
terapkan di Nigeria dan mereka juga telah memiliki misi ingin menerapkan hukum
syariah, serta mendirikan negara Islam di seluruh Nigeria.37
Saat ini, hukum syariah
terpantau di 12 dari 36 negara Nigeria sebagai hasil dari akar rumput gerakan yang
bertepatan dengan transisi Nigeria untuk demokrasi di tahun 1999.38
Gambar 2.1 Kota-Kota yang Menerapkan Hukum Syaria Di Nigeria
Sumber: http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/3137890.stm, diakses pada tanggal 10 Juni 2015, pukul
18.00.
Beberapa sarjana menggambarkan bahwa kelompok Boko Haram adalah hasil
dari gerakan Maitatsine yang telah menjadi pemberontakan besar fundamentalis Islam
pertama di Nigeria.39
Dalam pengertian mereka peradaban Barat selalu digambarkan
37
Oarhe Osumah. 2012. Boko Haram Insurgency in Northern Nigeria and the Vicious Cycle of Internal Security.
Small Wars & Insurgencies 24, no. 3 : hal. 536- 560. 38
Ibid 39
Gerakan Maitatsine mengambil namanya dari seorang pengkhotbah Islam di Nigeria utara yaitu Muhammad
Marwa yang pindah dari Negara asalnya Kamerun ke Nigeria utara sekitar tahun 1945, yang memiliki tujuan untuk
memurnikan Islam di Nigeria, kekerasan Maitatsine berakhir ketika pasukan keamanan menewaskan pemimpin
sekte mereka. Danjibo. 2012. “Islamic Fundamentalism and Sectarian Violance : The “Maitatsine” and “Boko
Haram” Crises in Northern Nigeria”, dapat dilihat di http://www.ifra-nigeria.org/IMG/pdf/N-_D-
Page 40
26
sebagai dagut (jahat) dan tidak layak diimplementasikan pada negara mereka, serta
mereka datang untuk menolak legitimasi negara Nigeria yang sekuler.40
Kemunculan organisasi teroris Boko Haram pada dasarnya disebabkan oleh
adanya dua faktor yaitu faktor politik dan ekonomi. Faktor politik, terpilihnya Goodluck
Jonathan menjadi presiden pada pemilu 2011. Masyarakat Nigeria Utara yang mayoritas
Islam menganggap pemimpin Nigeria saat ini harusnya dari kalangan yang beragama
Islam juga dikarenakan masa kepemimpinan presiden sebelumnya yaitu Umaru
Yar‟Adua berakhir karena disebabkan oleh kematian, bukan karena masa jabatan yang
habis sehingga kemenangan Goodluck Jonathan pun mengundang dugaan kecurangan
pada pemilu yang dituduhkan oleh pesaingnya, Muhammadu Buhari dan mengakibatkan
para pendukungnya yang tidak terima mengobarkan kekerasan di beberapa negara
bagian.41
Faktor ekonomi, penurunan sumber daya negara mengarah pada
ketidakmampuan untuk memberikan kesempatan ekonomi, pelayanan dan fasilitas sosial,
tenaga kerja dan kondisi hidup yang baik. Sudah bertahun - tahun industri minyak di
Nigeria dikendalikan dengan kepengurusan yang salah dan juga yang paling parah adalah
hasil dari minyak dikorupsi oleh petinggi negara. Bank Dunia memperkirakan bahwa dari
80% hasil dari pendapatan energi ini di Nigeria hanya 1% yang bisa dinikmati oleh
_DANJIBO__Islamic_Fundamentalism_and_Sectarian_Violence_The_Maitatsine_and_Boko_Haram_Crises_in_No
rthern_Nigeria.pdf, pada tanggal 15 Februari 2016. 40
Tomson Valarie.2012. “Boko Haram and Islamic Fundamentalism in Nigeria”, Global Security Studies, Volume 3,
Issue 3, dapat dilihat di http://globalsecuritystudies.com/Thomson%20Boko%20Haram.pdf , diakses pada tanggal
15 Juni 2015. 41 RNW. 2011. “Kecurangan Pemilu Nigeria”, dapat dilihat di http://m.rnw.nl/bahasa-indonesia/node/41264
diakses tanggal 27 Januari 2016
Page 41
27
masyarakat.42
Akibat dari korupsi sudah sangat parah dan tidak mampu memberikan
kondisi hidup yang baik bagi masyarakat di Nigeria khususnya pada Nigeria Utara.
Bentrokan kelompok Boko Haram dengan pasukan keamanan semakin
berkembang ketika terjadinya peristiwa naas pada tanggal 12 Juli 2009 yang melibatkan
penembakan 14 anggota Boko Haram oleh petugas keamanan setelah munculnya dugaan
bahwa anggota militan telah mengabaikan hukum yang mengharuskan pengendara
sepeda motor untuk memakai helm.43
Kejadian ini memicu seluruh kelompok Boko
Haram yang menuntut permintaan maaf dari pemerintah. Mereka bersumpah untuk
membalas dendam atas apa yang terjadi pada anggota mereka jika pemerintah menolak
untuk meminta maaf baik pemerintah maupun aparat keamanan bereaksi terhadap
ancaman ini.
Pada tanggal 16 Juli 2009, kelompok Boko Haram melakukan konfrontasi
secara langsung dengan menyerang kantor polisi di Maiduguri sebagai bentuk ancaman
mereka terhadap pemerintah Nigeria. Sejak itu, serangan organisasi teroris Boko Haram
di Nigeria Utara telah menunjukan peningkatan jangkauan geografis, mereka melakukan
ekspansi serangan keluar tidak hanya dilakukan di Kota Abuja tetapi juga semakin
meluas ke Maiduguri dan negara bagian Borno. Selama lima tahun terakhir Boko Haram
juga melakukan serangan di negara-negara bagian Utara dan Timur Kano, Yobe,
Adamawa dan Bauchi.44
42
Anonim. 2012. “Oil in Nigeria a cure or a curse ?”, dapat dilihat di :
http://www.globalcitizen.org/Content/Content.aspx?id=2e0d195b-5b4b-41d2-9c3a-bac3d7957be7, diakses pada
tanggal 28 Januari 2016 43
Mohammed Aly Sergie. 12 Juni 2014. "Boko Haram", Council on Foreign Relations, dapat dilihat di :
http://www.cfr.org/nigeria/boko-haram/p25739 diakses pada tanggal 15 Juni 2015. 44
Foard Copeland. February 2013. “The Boko Haram Insurgency in Nigeria”, dalam Civil-Military Fusion Centre”,
dapat dilihat di, http: //www.reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/20130220%20Boko%
20Haram%20in%20Nigeria.pdf, diakses pada tanggal 17 Juni 2015.
Page 42
28
Pada tanggal 26 juli 2009, pemberontakan akhirnya dapat ditangani oleh
kepolisian dan serangan militer, pasukan keamanan mengepung dan menyerbu kompleks
masjid kelompok Boko Haram di Maiduguri, sehingga menimbulkan ratusan anggota
Boko Haram yang tewas dan masjid kelompok Boko Harampun ikut dihancurkan.
Kekerasan akhirnya mereda setelah Muhammad Yusuf ditangkap, dipukuli, diinterogasi,
dan akhirnya ditembak mati ketika mencoba melarikan diri. Akibat terjadinya konflik
tersebut tidak kurang dari 700 orang tewas dan sejumlah bangunan umum, termasuk
kantor-kantor pemerintah, kantor polisi, sekolah, masjid, dan gereja, ikut hancur akibat
konflik tersebut.45
Pada September 2010, kelompok Boko Haram kembali muncul, secara
radikal, lebih ganas dan bertekad untuk melakukan balas dendam pada pemerintah
Nigeria terkait serangan yang telah membunuh pemimpin mereka yaitu Muhammad
Yusuf. Misi balas dendam tersebut di komandoi oleh Imam Abubakar Shekau, yang
secara resmi menggantikan peran Muhammad Yusuf sebagai ketua organisasi teroris
Boko Haram, Shekau melakukan serangan terhadap penjara Nigeria yang mengakibatkan
lepasnya 700 tahanan, termasuk diantaranya 150 anggota Boko Haram ikut dibebaskan.46
Di bawah kepemimpinan Shekau, Boko Haram telah berkembang dari sebuah gerakan
keagamaan pinggiran menjadi salah satu organisasi teroris yang paling mematikan di
dunia.
Menurut David Cook, target serangan kelompok Boko Haram antara
September 2010 dan September 2011 dapat dibagi menjadi tujuh sasaran kategori:
Militer, Polisi, Guru, Universitas, Bank dan Pasar, serangan pemurnian pada peminum
45
Roman Loimeier. 2012. Boko Haram: The Development of a Militant Religious Movement in Nigeria. Africa
Spectrum. 47:2‐3. Hal.151 46
Ibid , P.151
Page 43
29
bir, pemain kartu, dll.47
Dalam sebuah laporan Human Right Watch pada Oktober 2012,
memperkirakan bahwa sekitar 1.500 warga sipil telah tewas akibat kekerasan sedangkan
pada bulan November tahun 2013, menunjukkan bahwa angka ini meningkat menjadi
5.000 kematian.48
Pada awal tahun 2014, Human Rights Watch mendokumentasikan
kematian sedikitnya 2.053 warga sipil dari serangan Boko Haram, total perkiraan dari
2009 sampai Juli 2014, mengungkapkan bahwa lebih dari 7.000 warga sipil telah tewas
dalam kerusuhan terkait Boko Haram dan kekerasan di Timur laut Nigeria. Angka-angka
ini berasal dari laporan analisis media lokal dan internasional yang kredibel, dan data
tersebut didapat dengan cara mewawancarai para saksi dan korban yang telah diserang
oleh organisasi teroris Boko Haram.49
Gambar 2.2 Laporan Korban Meninggal Dalam Serangan Boko Haram (2010-2015)
Sumber: http://mashable.com/2015/01/15/boko-haram-nigeria/#6daQA5DMHkqP, diakses pada
tanggal 12 Juni 2015. pukul 13.30
47
David Cook. 2013. “Boko Haram: Reversals and Retrenchment”, CTC Sentinel, Vol 6, pp. 10–12. 48
Human Rights Watch. 11 Oktober 2012. Spiraling Violence: Boko Haram Attacks and Security Force Abuses in
Nigeria, dapat dilihat di http://www.hrw.org/reports/2012/10/11/spiraling-violence-0; diakses pada tanggal 17 Juni
2015. 49
Human Rights Watch news release. 15 Juli 2014. “Nigeria: Boko Haram Kills 2,053 Civilians in 6 Months,” dapat
dilihat di http://www.hrw.org/news/2014/07/15/nigeria-boko-haram-kills-2053-civilians-6-months, diakses pada
tanggal 17 Juni 2015.
0
2000
4000
6000
8000
10000
2010 2011 2012 2013 2014 Jan.2015
Deaths tied to Boko Haram in Nigeria
Nigerian death
Page 44
30
Gambar tersebut menggambarkan bahwa penyerangan Boko Haram terjadi
selama dua fase Tahap 1 (2010). Intensitas serangan yang dilakukan oleh kelompok Boko
Haram cenderung belum adanya ancaman yang signifikan, Tahap 2 (2011 s/d 2014)
ditandai dengan meningkatnya tingkat kekerasan yang telah dibuktikan dengan adanya
intensitas serangan yang semakin meningkat, sehingga menimbulkan banyak korban yang
meninggal khususnya rakyat sipil akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok Boko
Haram dan dari gambar tersebut pada tahun 2015 serangan yang dilancarkan oleh
kelompok Boko Haram masih tetap dilancarkan.50
Kelompok pemberontak juga menargetkan sekolah dan siswa. Baru-baru ini,
menurut UNICEF serangan Boko Haram di Borno telah menghancurkan 211 sekolah dan
di Yobe mereka hancurkan 21 sekolah.51
Dalam laporan media dan wawancara oleh
Human Rights Watch menunjukkan bahwa jumlah siswa, hampir semua anak laki-laki,
telah tewas selama serangan terhadap sekolah. Dalam serangan yang luar biasa kejam
pada bulan Februari 2014, kelompok Boko Haram menewaskan sampai 59 siswa laki-laki
dari Universitas Negeri di Yobe.
Menurut laporan komite Presiden Nigeria 20 Juni 2014, pada serangan di
kota Chibok, kelompok Boko Haram telah menculik 276 siswi, 57 di antaranya ada yang
telah melarikan diri, sementara 219 masih belum ditemukan, penculikan ini memicu
protes nasional dan internasional.52
Pemerintah federal mengklaim bahwa penculikan
siswi telah menghambat upaya negara untuk mempromosikan pendidikan anak
50
U.N. Office of the Coordination of Humanitarian Affairs, Humanitarian Bulletin: Nigeria, Issue 03. April 2014.
See also the Council on Foreign Relations‟ Nigeria Security Tracker, dapat dilihat di http://www.cfr.org, for a tally
of Boko Haram attacks, diakses pada tanggal 18 Juni 2015. 51
United Nations International Children Education Fund (UNICEF). Juni 2014. “Nigeria CO Humanitarian
Situation”, dapat dilihat di http://reliefweb.int/report/nigeria/nigeria-co-humanitarian-situation-report-june-2014
diakses pada tanggal 18 Juni 2015. 52
Ibid
Page 45
31
perempuan dan menutup kesenjangan gender dalam pendidikan, yang memiliki angka
partisipasi untuk anak laki-laki sebesar 35,4 persen lebih tinggi dibandingkan
perempuan.53
B. Keputusan AS Menetapkan Boko Haram sebagai Organisasi Teroris
Organisasi teroris Boko Haram telah melancarkan serangan yang brutal
terhadap militer, pemerintah, dan sasaran sipil di Nigeria. Pada bulan September 2013
kelompok Boko Haram telah menewaskan lebih dari 160 warga sipil yang tak berdosa,
termasuk perempuan dan anak-anak, serta kelompok Boko Haram juga telah melakukan
serangan terhadap sasaran internasional, seperti pemboman bunuh diri dari gedung PBB
di Abuja pada tanggal 26 Agustus 2011 yang telah menewaskan 21 orang dan melukai
puluhan lainnya. Kelompok Boko Haram saat ini tampaknya telah menjadi ancaman
terutama untuk stabilitas domestik di Nigeria dan target internasional, termasuk warga
Barat di wilayah tersebut.54
Serangan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram terhadap pemerintahan
di Nigeria Utara telah menjadi perundingan dalam pemerintah Amerika Serikat antara
kongres dan Department of Defense (DOD) mengenai status yang akan diberikan kepada
kelompok Boko Haram yang dilihat dari rekam jejaknya baik itu dari tingkat domestik
ataupun intenasional. Pada bulan November 2013, kelompok Boko Haram telah secara
resmi ditunjuk sebagai Foreign Terrorist Organization (FTO) oleh Departemen Luar
Negeri Amerika Serikat dan sudah termasuk kedalam daftar teroris global AS. Keputusan
53
Michael Olugbode and Damilola Oyedele. 17 Juni 2014. “Nigeria: UNICEF - Boko Haram Has Dragged Back the
North-East,” dapat dilihat di http://allafrica.com/stories/201406170900.html diakses pada tanggal 18 Juni 2015. 54
Human Rights Watch. 2013. “Spiraling Violence: Boko Haram Attacks and Security Force Abuses in Nigeria”,
dapat dilihat di https://www.hrw.org/report/2012/10/11/spiraling-violence/boko-haram-attacks-and-security-force-
abuses-nigeria+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id diakses pada tanggal 18 Juni 2015.
Page 46
32
AS menujuk kelompok Boko Haram sebagai FTO telah berlandaskan pada Bagian 219
dari undang-undang Imigrasi dan Kewarganegaraan, sebagaimana yang telah diubah
sebagai Specially Designated Global Terrorists (SDGTs) di bawah Executive Order
13224 (2001).55
Pemerintah Amerika Serikat khususnya Komite Dewan Perwakilan Keamanan
Dalam Negeri, telah membentuk kriteria hukum yang dapat dikategorikan sebagai
Foreign Terrorist Organization, antara lain.56
Pertama, AS berpendapat bahwa suatu
kelompok yang dapat dikatakan sebagai terorisme apabila kegiatan organisasi tersebut
telah mengancam keamanan warga negara AS atau keamanan nasional (pertahanan
nasional, hubungan luar negeri, atau kepentingan ekonomi) dari Amerika Serikat. Kedua,
organisasi tersebut telah memiliki affiliasi dengan FTO lain atau telah menerima bantuan
dana serta pelatihan dari FTO lain seperti yang telah tercantum dalam bagian 212 (a) (3)
(B) dari INA (8 USC § 1182 (a) (3) (B), megenai terorisme.57
Jika dilihat dari kriteria
tersebut Boko Haram tergolong kedalam Foreign Terorist Organization (FTO), hal ini
telah dibuktikan dengan adanya hubungan antara Boko Haram dan Al Shahab di
Semenanjung Arab dan Somalia begitu juga dengan Al Qaeda in Maghreb Islamic
(AQIM), sebuah jaringan kriminal dan teroris yang beroperasi di daerah Sahel dan Afrika
Utara. AQIM juga dikabarkan telah memberikan bantuan dana dan pelatihan bagi
anggota Boko Haram.
55
Press Release, US Dep‟t of State, Rewards for Justice – First Reward Offers for Terrorists in West Africa, dapat
dilihat di : http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/06/210204.htm, diakses pada tanggal 25 Juni 2015. 56
Christopher O‟Connor. 2013. “Should Boko Haram be labeled a Foreign Terrorist Organization ?”, dapat dilihat
di : http://africanarguments.org/2013/11/11/should-boko-haram-be-labeled-a-foreign-terrorist-organization-by-
christopher-oconnor/, diakses pada tanggal 25 Juni 2015. 57
U.S. Department of State Foreign Affairs Manual Volume 9 – Visas, dapat dilihat di :
http://www.state.gov/documents/organization/86966.pdf diakses pada tanggal 25 Juni 2015.
Page 47
33
Pada Maret 2010, Al-Qaeda in Islamic Maghreb (AQIM) mengaku membantu
ekstrimis Nigeria dengan pelatihan dan senjata untuk menghadapi pemerintah Nigeria.
Kelompok ini mengatakan bahwa "Kami siap untuk melatih kelompok Boko Haram dan
memberikan dukungan apa pun yang kami bisa pada mereka, persediaan senjata dan
amunisi untuk memungkinkan membela orang-orang kami di Nigeria".58
Hal ini
dikuatkan ketika sekitar 100 orang asing dalam tahanan di Nigeria yang terkait dengan
kegiatan Boko Haram di Nigeria. Sebagian besar orang-orang ini dari Republik Niger,
Chad, Mali dan beberapa Negara di Afrika Utara.59
Para pejabat militer AS telah mengidentifikasi Boko Haram sebagai ancaman
terhadap kepentingan Barat di kawasan itu selama beberapa tahun. Untuk itu, status
Foreign Terrorist Organization (FTO) yang diberikan kepada kelompok Boko Haram
dapat membantu Amerika Serikat untuk memprioritaskan lebih besar peran dari
keamanan dan intelijennya dalam melawan kelompok Boko Haram dan status FTO juga
memungkinkan Amerika Serikat untuk mempengaruhi pembiayaan dan imigrasi dari
anggota kelompok dengan pemberian sanksi dapat mencakup penolakan visa, memblokir
aset, penuntutan pendukung yang memberikan dukungan material atau dana, dan
deportasi dari anggota.
58
J. Bamgbose Adele Ph.D. 2013. “The Boko Haram Crisis and Nigeria‟s External Relations”, dapat dilihat di
http://www.bjournal.co.uk/paper/BJASS_11_2/BJASS_11_02_01.pdf diakses pada tanggal 30 Juni 2015. 59
Ibid
Page 48
34
C. Respon Pemerintahan Nigeria
Eskalasi serangan Boko Haram terhadap pemerintahan dan masyarakat sipil
pada awal 2010 masuk kedalam daftar catatan kaki pemerintah.60
yaitu serangan balas
dendam kelompok Boko Haram terhadap kematian Yusuf. Sejak tahun 2012, serangan
yang dilakukan organisasi teroris Boko Haram telah meningkatkan anggaran pertahanan
pemerintah Nigeria menjadi 100 miliar naira ($ 625.000.000), sedangkan di tahun 2010
mencapai 927 triliun naira ($ 6 milyar) dan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 telah
mencapai satu triliun naira ($ 6,25 miliar). Sebagian besar kenaikan ini adalah untuk
memerangi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram.61
Termasuk
memperkuat undang-undang anti-terorisme, meningkatkan kapasitas militer dan badan-
badan keamanan lainnya, melakukan dialog dengan para kelompok Boko Haram, dan
meluncurkan serangan militer terhadap organisasi teroris Boko Haram. Dalam proses
melawan kebrutalan organisasi teroris Boko Haram, pemerintah Nigeria yang dipelopori
oleh presiden Goodluck Jonathan telah melakukan berbagai cara, diantaranya antara lain :
1. Melakukan Dialog dengan Organisasi Teroris Boko Haram
Dari awal pemberontakan, pemerintah Nigeria mengatakan pihaknya
terbuka untuk berdialog dengan kelompok Boko Haram tetapi sering tidak
menemukan solusi perdamaian. Pada tanggal 2 Agustus 2011, pemerintah
membentuk sebuah komite delapan keanggotaan yang dipimpin oleh Usman
60
Jonathan. Agustus 2013. “Boko Haram Took Us by Surprise”, dapat dilihat di Daily Trust, dapat dilihat di
http://www.dailytrust.com.ng/daily/index.php/top-stories/2748-boko-haram-took-us-by-surprise-jonathan diakses
pada tanggal 16 Juli 2015. 61
Marc-Antoine Pérouse de Montclos. 2014. “Boko Haram: Islamism, politics, security and the state in Nigeria”.
Dalam African Studies Centre, West African Politics and Society Series, Vol. 2, dapat dilihat di :
https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/23853/ASC-075287668-3441-01.pdf?sequence=2,diakses
pada tanggal 17 Juli 2015.
Page 49
35
Galtimari, mantan utusan Chad, dengan tujuan agar dapat mempelajari
tantangan keamanan Boko Haram dan menyarankan agar kelompok Boko
Haram dapat mengakhiri kekerasan yang telah dilakukannya.62
Pada 17 April 2013 dan di bawah tekanan dari elit Utara, termasuk
Sultan Sokoto, Muhammad Sa'ad Abubakar, Jonathan mendirikan komite
amnesti 26 anggota yang dipimpin oleh Menteri Kabiru Tanimu Turaki. Ia
diberikan mandat tiga bulan untuk terlibat dalam dialog dan meyakinkan
kelompok Boko Haram untuk meletakkan senjata.63
Komite Rekonsiliasi
Nigeria telah menyampaikan kepada presiden pada 5 November 2013 yang
mengatakan bahwa anggota Boko Haram telah merespon positif dalam
menanggapi opsi dialog. Namun, organisasi teroris Boko Haram menolak
laporan tersebut dan menganggap respon positif yang diberikan hanya sebuah
sandiwara. Pada akhirnya titik temu antara kedua belah pihak tidak menuai
hasil.
2. Keterlibatan Joint Task Force (JTF)
Sampai April 2014 penculikan telah mencapai lebih dari 200 siswi di
Chibok. Strategi satunya Nigeria adalah menggunakan kekuatan untuk
melawan Boko Haram. Pada bulan Mei tahun 2013, Presiden Nigeria
Goodluck Jonathan telah menyatakan bahwa Nigeria sedang dalam keadaan
62
Agbambu Chris. 9 September 2011. “Boko Haram plans to bomb defence headquarters” – Report, Nigerian
Tribune, dapat dilihat di http://www.nairaland.com/756179/boko-haram-plans-bomb-defence diakses pada tanggal
23 Juli 2015. 63
Joe Brock. 14 Mei 2013. “Nigeria declares emergency in areas hit by Islamists”, Reuters, dapat dilihat di
http://www.reuters.com/article/us-nigeria-emergency-idUSBRE94D0ZH20130514 diakses pada tanggal 23 juli
2015.
Page 50
36
darurat dan mengerahkan satuan tugas gabungan dari polisi dan personel
militer di negara bagian Yobe, Borno, dan Adamawa yang bertujuan untuk
membantu mengurangi kekerasan dan menciptakan perdamaian.64
JTF didirikan untuk menangani masalah-masalah Boko Haram di
timur laut Nigeria di mana sekte yang paling aktif. Markas besar JTF terletak
di Maiduguri, ibukota Negara Borno, dan dipimpin oleh Mayor Jenderal.
Operasi JTF ini dijuluki "Operasi Pemulihan Order" dan diharapkan untuk
mengalahkan pemberontakan sepenuhnya.
Pada awal berdirinya, operasi mengumpulkan informasi tentang
operasi dari sekte Boko Haram, strategi yang digunakan JTF Bertujuan untuk
menundukkan kelompok melalui tindakan keras militer dengan maksud untuk
memberantas organisasi tersebut. Tindakan JTF kebanyakan ditujukan untuk
membatasi ruang operasi untuk sekte dan menghilangkan atau menangkap
anggota kelompok dan pendukung mereka. Operasi yang dilakukan oleh JTF
untuk mencapai tujuan ini adalah melibatkan penggunaan pasukan keamanan
militer untuk melakukan blok jalan, cordon dan operasi pencarian, dan patroli
bersenjata.
Dengan 200.000 tentara dan 300.000 personil paramiliter, JTF cukup
besar untuk melawan kelompok Boko Haram.65
Namun, terdapat kelemahan
yang dimiliki oleh militer Nigeria yaitu buruknya perlegkapan persenjataan
64
Amnesty International. Maret 2014. "Nigeria: War Crimes and Crimes against Humanity as Violence Escalates in
North-East," dapat dilihat di http://www.amnesty.org/en/news/nigeria-war-crimes-and-crimes-against-humanity-
violence-escalates-north-east-2014-03-31 diakses pada tanggal 27 Juli 2015. 65
International Institute for Strategic Studies.2013. “Nigeria‟s Emergency: Countering Boko Haram”, dapat dilihat
di http://www.pharosobservatory.com/c/africa/Nigeria/nigeria-2013-assessment-of-government-action-against-boko-
haram-en, diakses pada tanggal 27 Juli 2015.
Page 51
37
yang dimiliki oleh militer Nigeria dan kurangnya pengawasan, serta tidak
memiliki intelijen yang kuat, terlebih lagi kurang adanya dukungan yang
diberikan oleh publik, telah menunjukan bahwa langkah-langkah proaktif
yang diambil oleh Goodluck Jonathan melalui JTF untuk mengalahkan
organisasi teroris ini, belum mampu menghentikan operasi Boko Haram di
Nigeria Utara, dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa kurangnya
strategi yang efektif untuk menangani krisis.66
Sebuah program pelatihan bagi pasukan Nigeria yang menekankan
protokol etika dan fokus pada keamanan manusia akan meningkatkan persepsi
publik mereka. Legitimasi antara masyarakat diperlukan untuk operasi yang
efektif dan pembangunan kembali di daerah konflik. Sebuah gaya lebih
disiplin akan membatasi kemampuan kelompok Boko Haram untuk
menggunakan represi pemerintah dan korban sebagai sarana untuk
mendapatkan dukungan.
3. Operasi Militer dan Warga Sipil
Dimulai pada awal tahun 2011, pemerintah mengerahkan sekitar 3.600
personil di kota Maiduguri dan kota-kota utara-timur utama lainnya sebagai
bagian dari Joint Task Force (JTF). Mereka dilengkapi dengan kontingen kecil
dari Chad dan Niger, anggota dari Joint Multi-National Task Force (JMNTF)
66
The Majority Staff of the Committee on Homeland Security.2013. “Growing threat to the US Homeland”, dapat
dilihat di: http://homeland.house.gov/sites/homeland.house.gov/files/documents/09-13-13-Boko-Haram-Report.pdf
diakses pada tanggal 24 Juli 2015.
Page 52
38
awalnya dibuat untuk memerangi penyelundupan.67
Namun, setelah kelompok
Boko Haram muncul pasukan tersebut dibentuk khusus untuk memerangi
kelompok Boko Haram dengan banyak didorong dan didukung oleh militer,
polisi, dan masyarakat, serta kelompok pejuang muda, bagaimanapun sangat sulit
bagi pemerintah Nigeria dalam mengontrol daerah yang terlalu besar khususya
dalam melawan kelompok Boko Haram.68
Hal ini tampaknya banyak menjadi pertanda perubahan positif dalam
situasi keamanan internal yang genting di Nigeria. Pada tanggal 11-12 Mei 2013,
pemerintah mengirim 2.000 tentara tambahan, disertai dengan peralatan militer
berat termasuk jet tempur di kota Maiduguri. Sedangkan pada tanggal 14 Mei
Jonathan mengumumkan keadaan darurat di daerah Timur dan Utara Nigeria,
seperti Adamawa, Borno dan Yobe. Dalam siaran Nasional, Jonathan
memerintahkan pasukan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan
dengan tujuan untuk mengakhiri impunitas pemberontak dan teroris".69
Keesokan harinya, Jet tempur mulai membombardir kamp Boko Haram
di Borno utara, dan sehari kemudian pasukan Boko Haram disegel dari perbatasan
dengan Chad, Niger dan Kamerun dan mengambil alih operasi kontraterorisme di
Borno, Yobe dan Adamawa.70
Sejak Juni 2013, operasi di kota Maiduguri telah
didukung oleh warga sipil, pemuda dari lingkungan kota yang awalnya
67
Multinasional Joint Task Force (MNJTF) adalah 'gabungan' formasi (multinasional), terdiri dari unit, sebagian
besar militer, dari Benin, Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria. Hal ini bermarkas di N'djamena dan diberi mandat
untuk mengakhiri organisasi teroris Boko Haram. dapat dilihat di : http://www.bbc.com/news/world-africa-
31695508 diakses pada tanggal 25 Juli 2015. 68
Haruna Umar and Adamu Adamu. 14 May 2014. "Vigilante Groups Killing Suspected Boko Haram Militants in
Nigeria after Kidnapping of 270 Schoolgirls," dalam National Post, dapat dilihat
:http://news.nationalpost.com/2014/05/14/vigilante-groups-killing-suspected-boko-haram-militants-in-nigeria-after-
kidnapping-of-270-schoolgirls/ diakses pada tanggal 28 Juli 2015. 69
Ibid 70
ibid
Page 53
39
mengorganisir diri dalam kelompok-kelompok untuk melakukan patrol di jalan-
jalan untuk mencari Boko Haram. Mereka akan menyerang rumah yang diketahui,
dan diduga sebagai anggota Boko Haram dan kemudian menyerahkan mereka ke
militer. Masyarakat sipil yang terlibat dalam perang melawan kelompok Boko
Haram hanya bersenjatakan parang, kapak, busur, tongkat, pedang dan belati.
Kelompok warga sipil ini disebut Civilian Joint Task Force (CJTF ) yang
dibentuk Mei 2013 telah menjadi penting dalam kampanye anti-pemberontakan.
Para warga tersebut akan disusun dalam lingkungan "sektor" di bawah
pengawasan sektor JTF commands.71
Pada bulan Juli 2013, juru bicara JTF, menegaskan warga adalah
sukarelawan, mereka sekarang menerima upah negara, dan JTF membayar untuk
pengobatan luka yang diderita dalam pertemuan dengan Boko Haram dan
memberikan keuangan bantuan kepada keluarga korban yang tewas akibat
keterlibatannya melawan kelompok Boko Haram. Pada tanggal 14 Maret 2013,
kelompok Boko Haram menyerang barak Giwa di Maiduguri, negara bagian
Borno dan merilis lebih dari 1.000 tahanan yang ditangkap karena dicurigai
menjadi anggota kelompok atau simpatisan. Tiga hari kemudian, video baru
muncul yang dimana Shekau mengutuk serangan itu dan bersumpah untuk
pertama kalinya, bahwa kelompok Boko Haram akan menyerang kilang minyak
di Delta Niger dan membunuh beberapa pemimpin nasional.72
71
Hamza Idris, Yahaya Ibrahim, and Ibrahim Sawab.2012. "Who are Borno's „Civilian JTF'?" Weekly Trust, dapat
dilihat di: http://www.dailytrust.com.ng/weekly/index.php/top-stories/16115-who-are-borno-s-civilian-jtf, diakses
pada tanggal 15 september 2015. 72
AderopoAyodele Egbeleke. 2013. “Rethinking Boko Haram: Contending perspectives among Nigerians in
Diaspora and Youths”, dalam International Institute of Social Studies (ISS), dapat dilihat di :
Page 54
40
BAB III
KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT DALAM MELAWAN ORGANISASI TERORIS
BOKO HARAM
A. Respon Amerika Serikat terkait Boko Haram
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama menegaskan
bahwa strategi melawan terorisme secara bertahap diberi fase baru yaitu dengan
melakukan tindakan non-konfrontasi langsung. Hal ini terlihat dari reaksi serta respon
yang dilakukan oleh Obama terhadap organisasi teroris yang terorganisir di Nigeria Utara
yaitu Boko Haram. Presiden Barack Obama lebih memilih melakukan Kebijakan non-
konfrontasi langsung karena melihat konsekuensi yang akan ditimbulkan dari konfrontasi
langsung seperti pada masa pemerintahan Bush. Dengan kata lain, presiden Barack
Obama merespon Boko Haram dengan bijak agar peristiwa 9/11 tidak terulang kembali.73
Pergeseran pola Kebijakan luar negeri ternyata tidak lepas dari isu yang harus
dihadapi oleh kedua pemimpin. Jika Bush didominasi oleh isu stabilitas keamanan, maka
kepemimpinan Obama didominasi oleh pemulihan citra dan popularitas Amerika Serikat
yang terpuruk akibat tindakan Bush pada peristiwa 9/11. Realisasi soft diplomacy yang
dijalankan Obama antara lain melalui pelibatan aktor-aktor non-pemerintah, pendekatan-
pendekatan yang bersifat normatif, kunjungan kenegaraan dan forum-forum pembicaraan
terhadap Negara-negara Islam yang semakin intensif dan lain-lainnya.
AEgbeleke_moodledata_temp_turnitintool_886076797._42_1384410037_2033.pdf, diakses pada tanggal 01
Agustus 2015. 73
WND Exclusive. 2012. “Obama: Slaughter of Christians a Misunderstanding”, dapat dilihat di
http://mobile.wnd.com/2012/05/obama-slaughter-of-christians-a-misunderstanding, diakses pada tanggal 13 Mei
2013.
Page 55
41
Organisasi teroris Boko Haram telah menculik ratusan pria, wanita, anak
perempuan dan anak laki-laki, serta menewaskan 3.000 orang di Nigeria yang hampir
dari keseluruhannya adalah warga sipil.74
Presiden Barack Obama telah menyatakan
bahwa pemerintah Amerika Serikat akan melakukan segala kemungkinan untuk bisa
membantu pemerintah Nigeria dalam menemukan dan membebaskan gadis-gadis yang
telah diculik oleh kelompok Boko Haram dan melakukan kerjasama kemitraan dengan
pemerintah Nigeria, Negara tetangga, dan sekutu Internasional lainnya dalam melawan
Boko Haram. Mengingat pentingnya Nigeria sebagai pemimpin politik dan ekonomi
regional telah membuat Amerika Serikat memiliki kepentingan vital dalam membantu
memperkuat lembaga-lembaga demokratis Nigeria dan meningkatkan kemakmuran serta
keamanan Nigeria terhadap ancaman organisasi teroris Boko Haram.75
Dengan alasan-alasan ini Amerika Serikat telah memberikan bantuan kepada
pemerintah Nigeria yang diperlukan untuk mencegah perkembangan kelompok Boko
Haram lebih jauh lagi. Amerika Serikat telah memberikan $ 3 juta untuk pelatihan kontra
terorisme pada tahun 2013 dan bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat terus
berlanjut dalam mengakhiri ancaman dari organisasi teroris Boko Haram. Seperti,
Amerika Serikat telah memberikan bantuan dalam bentuk pesawat tak berawak dengan
tujuan untuk memberikan kemudahan bagi militer Nigeria dalam melakukan pengawasan
dan pengintaian.76
74
Daniel Bekele and Richard Dicker.2013. “Letter to the Committee on Dialogue and Peaceful Resolution of
Security Challenges in the North.”, dalam Human Rights Watch, dapat dilihat di http://www.hrw.org/node/116887
diakses pada tanggal 12 Agustus 2015. 75
W. Minter. 2012. “US is Pushed to Label Nigeria‟s Boko Haram a Terrorist Group”, dapat dilihat di
http://www.mcclatchydc.com/2012/07/23/1513, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015. 76
ibid
Page 56
42
Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Barack Obama telah
berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh Nigeria dan negara-
negara tetangganya dalam melawan ancaman kelompok Boko Haram dengan cara yang
lebih efektif, khususnya dalam menghormati hak asasi manusia dan memajukan kerja
sama regional. Untuk itu, dalam merealisasikan tujuanya Presiden Barack Obama telah
menyatakan bahwa Nigeria ikut berpartisipasi di Security Governance Initiative (SGI)
dalam KTT AS-Afrika pada bulan Agustus 2014.77
SGI merupakan inisiatif baru Presiden
yang di mana Amerika Serikat dan Nigeria akan bekerja sama untuk meningkatkan
kapasitas lembaga sektor keamanan untuk melindungi warga sipil dan menghadapi
tantangan dan ancaman yang diberikan oleh organisasi teroris Boko Haram dengan
integritas dan akuntabilitas dari kedua pihak.78
Presiden Barack Obama juga telah melibatkan Advisory support dalam
melindungi hak asasi manusia di Nigeria yaitu tim satuan tugas Multi-disiplin. Tim ini
ditempatkan pada bulan Mei 2014 dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada pihak
militer di Nigeria dalam mengambil keputusan dan mengamankan kembalinya mereka
yang telah diculik, serta mendorong pendekatan komprehensif untuk memastikan
77
Security Governance Initiative (SGI) telah dibentuk oleh Pemerintah AS dan para pemimpin Ghana, Kenya, Mali,
Niger, Nigeria, dan Tunisia pada bulan Agustus 2014. Merupakan langkah positif pertama dalam mengalokasikan
bantuan sektor keamanan atas dasar prinsip PDD-23. Inisiatif khususnya berfokus pada: 1) sistem, proses, dan
lembaga-lembaga yang memperkuat demokrasi tata kelola sektor keamanan; dan 2) meningkatkan kapasitas bangsa
mitra untuk memenuhi kebutuhan keamanan warga negara, seperti mengakses keadilan, dan mempromosikan
pemerintahan yang demokratis, supremasi hukum, dan menghormati hak asasi manusia. Richard Sokolsky, Gordon
Adams. July 2015. “Governance and Security Sector Assistance”, dapat dilihat di
http://carnegieendowment.org/2015/07/19/governance-and-security-sector-assistance-missing-link-part-ii/idm0,
diakses pada tanggal 13 Agustus 2015. 78
Lauren Ploch Blanchard. 4 Juni 2015. “U.S. Security Assistance in Africa”, dalam Congressional Research
Service, Dapat dilihat di http://www.foreign.senate.gov/imo/media/doc/060415_Blanchard_Testimony.pdf diakses
pada tanggal 14 Agustus 2015.
Page 57
43
keamanan wilayah.79
Tim ini terdiri dari berbagai individu dengan beragam rangkaian
latar belakang yang mencakup ahli sipil dan kemanusiaan, anggota militer Amerika
Serikat, penasihat penegakan hukum, ahli negosiasi terhadap sandera, dan orang yang
ahli dalam komunikasi strategis.
Dalam laporan Subkomite Keamanan Terorisme dan Intelijen House
Homeland tercatat bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat juga telah melakukan
kerja sama dengan militer Nigeria untuk meningkatkan pelatihan dan profesionalisasi
pasukannya dalam melawan kelompok Boko Haram dengan memberikan dana sebanyak
$ 22 Milyar untuk pengembangan unit infanteri kontraterorisme.80
Strategi non-
konfrontasi langsung telah menjadi senjata khusus bagi Amerika Serikat di bawah
kepemimpinan Presiden Obama dalam membantu Nigeria Utara melawan organisasi
teroris Boko Haram. Strategi ini terfokus pada warga sipil yang menjadi korban dan
menerapkan pelatihan-pelatihan kontra terorisme kepada warga sipil Nigeria, serta
Pemerintah Nigeria. Hal ini telah tergambarkan oleh kebijakan-kebijakan luar negeri
Obama yang bersifat kemitraan, serta pendanaan yang terus diberikan kepada pemerintah
Nigeria khususnya Nigeria Utara.
79
Jesse Sloman. 13 November 2014. “How Can U.S. Intel Training Help Fight Boko Haram ?”, dalam Council on
Foreign Relations dapat dilihat di http://blogs.cfr.org/campbell/2014/11/13/how-can-u-s-intel-training-help-fight-
boko-haram/ diakses pada tanggal 14 Agustus 2015. 80
U.S. Department of State. 10 April 2013. “Executive Budget Summary: Function 150 & Other International
Programs,” dapat dilihat di : http://www.state.gov/documents/organization/207305.pdf diakses pada tanggal 14
Agustus 2015.
Page 58
44
B. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Boko Haram
Pemerintahan Obama telah melihat kelompok Boko Haram sebagai konflik
lokal di Nigeria Utara. Namun konflik tersebut berpotensi menyebar di daerah Afrika
Barat dan menjadi ancaman pada daerah tersebut. Kebijakan Amerika Serikat terhadap
organisasi teroris Boko Haram didorong oleh penilaian terkait sejauh mana konflik
tersebut menjadi ancaman langsung terhadap Amerika Serikat dan kepentingan Amerika
Serikat khususnya di Nigeria. Selain itu kebijakan Amerika Serikat dipengaruhi oleh
hubungan AS dan Nigeria. Dengan adanya ancaman teroris lainnya di benua Afrika
menuntut perhatian dan sumber daya yang lebih besar dari Amerika Serikat dalam
melakukan tindakan terhadap hal-hal tersebut.81
Presiden Obama dalam pidatonya di Universitas Pertahanan Nasional pada
bulan Mei 2013 mengatakan bahwa melawan terorisme membutuhkan pendekatan yang
holistic :
Countering terrorism requires a holistic approach. We continue to work with
Nigeria and other international partners to help promote and support such an
approach to Boko Haram. The United States has been working to counter Boko
Haram for many years, and we will continue to do so.82
(AS akan terus bekerja
sama dengan Nigeria dan mitra internasional lainnya untuk membantu
mempromosikan dan mendukung pendekatan tersebut. Dengan kata lain, Amerika
81
U.S Department of State. 30 Mei 2013. “Country Reports on Terrorism 2012,” Office of the Coordinator for
Counterterrorism, dapat dilihat di http://www.state.gov/j/ct/rls/crt/2012/, diakses pada tanggal 15 Agustus 2015. 82
U.S. Department of State Office of the Spokesperson. Mei 2014. “Boko Haram and U.S. Counterterrorism
Assistance to Nigeria”, dapat dilihat di http://photos.state.gov/libraries/nigeria/487468/pdfs/Factsheet-BokoHaram-
May142014.pdf diakses pada tanggal 15 Agustus 2015.
Page 59
45
Serikat bekerjasama dengan pemerintah Nigeria untuk melawan kelompok Boko
Haram selama bertahun-tahun, dan kami akan terus melakukannya).
Dalam pernyataannya diatas Presiden Obama telah menunjukan bahwa AS
tidak ingin melakukan konfrontasi secara langsung dengan kelompok Boko Haram
melainkan menggunakan resolusi konflik yang cenderung mengarah pada soft diplomacy
dalam menghadapi organisasi teroris Boko Haram di Nigeria Utara. Kebijakan luar negeri
yang digunakan oleh Barack Obama dalam membantu Nigeria Utara meliputi :
1. U.S-Nigeria Binational Comission (BNC)
Pemerintahan Obama telah berkomitmen, melalui mekanisme
dialog formal yang dikenal sebagai U.S-Nigeria Binational Comission
(BNC), adalah suatu program kemitraan untuk mengupayakan dukungan
pada Nigeria dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap militer
dan polisi agar dapat merespon lebih efektif terhadap ancaman organisasi
teroris Boko Haram.83
U.S-Nigeria Binational Comission dibentuk oleh
pemerintahan Obama pada bulan April 2010, tujuannya dikutip dari
pernyataan Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton, adalah untuk
membantu kedua negara bekerja sama pada isu-isu yang menjadi perhatian
bersama dan tanggung jawab bersama, serta mendukung aspirasi rakyat
Nigeria untuk damai, makmur, dan stabil.
83
Internasional Crisis Group.3 April 2014. “Curbing Violence in Nigeria (II): The Boko Haram Insurgency”, dapat
dilihat di http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/africa/west-africa/nigeria/216-curbing-violence-in-nigeria-ii-the-
boko-haram-insurgency.pdf, diakses pada tanggal 15 Agustus 2015.
Page 60
46
BNC memiliki empat kelompok kerja: 1) Pemerintahan yang
baik dan transparansi, berfokus pada pemilu, korupsi, dan memperkuat
lembaga-lembaga demokratis Nigeria dan masyarakat sipil; 2) Kerjasama
regional dan kolaborasi pada keamanan, terorisme, dan Niger Delta; 3)
Reformasi energi dan investasi; dan 4) Ketahanan pangan, serta
pembangunan pertanian.84
Pada pertemuan kelompok kerja keamanan
regional BNC 15 Agustus 2013 di Abuja, Wakil Menteri Luar Negeri
Wendy Sherman berpendapat bahwa upaya keamanan yang diperlukan
untuk mengalahkan kelompok Boko Haram yaitu harus adanya kolaborasi
antara pemerintah dan masyarakat Nigeria yang mencakup strategi
pemulihan ekonomi sebagai pelengkap strategi keamanan pemerintah.
Namun, pemerintah Amerika Serikat dan mitra keamanan internasional
lainnya perlu menjaga tekanan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram
dan menindaklanjutinya dengan dukungan masyarakat Nigeria untuk
program-program yang membahas kemiskinan, dan tindakan korupsi.85
Keterlibatan diplomatik AS-Nigeria telah difokuskan pada
ancaman Boko Haram melalui kelompok kerja keamanan regional BNC,
serta melalui keterlibatan rutin oleh para pejabat kedutaan besar Amerika
Serikat di Abuja, melalui dialog BNC Amerika Serikat juga telah
mendukung upaya Nigeria untuk mendirikan sebuah pusat gabungan
84
H Pauline Baker. February 2013. “a US Strategy of State-Building” , dalam Society for International
Development- Washington DC, dapat dilihat di http://www.sidw.org/assets/sos_final%20report.pdf diakses pada
tanggal 15 Agustus 2015. 85
Mariano Castillo, Elise Labott, Jim Acosta, Paul Courson, Vlad Duthiers, and Shirley Henry. 15 Mei 2014. "U.S.
support to Nigeria beset by complications.", dalam berita harian CNN. dapat dilihat
http://www.cnn.com/2014/05/14/world/africa/nigeria-girls-abducted/ diakses pada tanggal 15 Agustus 2015.
Page 61
47
intelijen bersama, seperti FBI yang telah memberikan dukungan secara
berkala kepada pemerintah Nigeria untuk membantu dalam penyelidikan
insiden tertentu yang diakibatkan oleh Boko Haram.86
Negeria telah menerima bantuan yang cukup besar dari keamanan
ragional BNC untuk mendukung penyebaran penjaga perdamaian militer
Nigeria melalui Global Peacekeeping Operations Initiative (GPOI) sebesar
$ 2 juta menjadi $ 3 juta per tahun dalam beberapa tahun terakhir.87
Nigeria
juga menerima rata-rata $ 1 juta per tahun melalui Foreign Military
Financing (FMF) yang telah digunakan untuk mempertahankan armada
negara.88
Tujuan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dalam
memerangi organisasi teroris Boko Haram adalah untuk menemukan cara
bagaimana mengurangi aliran dana ke Boko Haram, untuk itu Presiden
Obama membentuk Counter Terrorist Finance (CTF) yang bekerja sama
dengan Pemerintah Nigeria untuk mengatasi aliran dana organisasi teroris
Boko Haram, dengan fokus khusus pada masalah penculikan di Nigeria.89
86
Lauren Ploch. 2013. “Nigeria: Current Issues and U.S. Policy”, dalam Congressional Research Service, dapat
dilihat di https://www.fas.org/sgp/crs/row/R43558.pdf/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2015. 87 Global Operasi Perdamaian Initiative (GPOI) adalah program bantuan keamanan AS yang didanai oleh
Pemerintah AS yang bekerja untuk memenuhi permintaan global dan tenaga terlatih dalam melakukan operasi
khusus perdamaian internasional dengan membangun kemampuan negara-negaramitra AS dalam melatih dan
mempertahankan pasukan penjaga perdamaian dan memfasilitasi persiapan, dukungan logistik, serta penyebaran
pasukan penjaga perdamaian. Offices of the Spokesperson .2014. “Global Peace Operation Initiative”, dapat dilihat
di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232265.htm, diakses pada tanggal 31 Januari 2016. 88
Ibid 89 Konferensi ini mempertemukan para pembuat kebijakan, organisasi internasional, lembaga keuangan dan
pengelola bisnis untuk mengevaluasi lanskap keuangan teroris, menganalisis sumber eksternal dan internal
pendanaan dan menilai bagaimana meningkatkan strategi kontra-terorisme, dengan merusak pengelolaan keuangan
kelompok teror dan langkah-langkah koordinasi hukum untuk memerangi mereka. Chatham House.2016.
“Countering Terrorist Financing”, dapat dilihat di : https://www.chathamhouse.org/conferences/countering-terrorist-
financing#sthash.whbpCdfK.dpuf. Diakses pada tanggal 02 Februari 2016
Page 62
48
Duta Besar Benjamin menjelaskan bahwa :90
Program Negara
yaitu CTF telah bekerja sama dengan antar-instansi untuk membantu
Pemerintah Nigeria dalam berbagai pelatihan, khususnya mengenai
pelatihan dalam menyertakan penyelundupan cash massal, investigasi
keuangan teroris, pelatihan penganalisaan keuangan, serta pengembangan
soft skill yang menargetkan sistem regulasi keuangan Boko Haram dengan
mengadopsikan legislasi AML / CTF yang memenuhi standar internasional.
Nigeria mungkin menjadi salah satu negara yang terbaik di Afrika Barat,
jika dilegkapi dengan hal tersebut dalam mengatasi ancaman pencucian
uang dan pendanaan terhadap organisasi teroris Boko Haram.
Dalam upaya pembangunan kerjasama regional dalam
menghentikan aliran dana organisasi teroris Boko Haram dan barang illegal
yang dikirim melalui Afrika Barat ke Eropa, pemerintah Amerika Serikat
telah bermitra dengan departemen keamanan dalam negeri di Nigeria pada
bulan Juli 2012 agar dapat menyampaikan program baru AS dalam
melakukan kemitraan baik dengan pemerintahan Senegal dan Nigeria.
Kerjasama ini akan berguna bagi pemerintah Nigeria karena dapat berfungsi
sebagai platform untuk berdialog dengan masing-masing Negara dan untuk
membahas tantangan-tantangan bersama yang disajikan oleh organisasi
seperti Boko Haram.”91
90
Gartenstein-Ross, D and Vassefi, T. 2012. “Current US Policies toward Nigeria‟s Boko Haram”, dapat dilihat di
http://gunpowderandlead.org/2012/06/current-u-s-policies-toward-nigeriaboko-haram/, diakses pada tanggal 16
Agustus 2015. 91
Paul R.Pillar. 2001. “Terrorism and US Foreign Policy”. Washington DC: Brookings Institution Press
Page 63
49
Duta Besar Benjamin mengutip bahwa fakta yang terjadi terkait
ketidakamanan yang disebabkan oleh terorisme perlu perjuangan kolektif
yang harus dilakukan oleh kombinasi kekuatan regional yaitu dengan
adanya dukungan publik tersebut, dengan kata lain dengan adanya BNC
masih kurang cukup dalam melawan organisasi teroris Boko Haram tanpa
adanya sebuah strategi komprehensif dan kerjasama yang erat dari kedua
Negara, dalam hal ini AS sangat membutuhkan kerjasama dengan mitra
lokal yang akan memberikan jalan untuk keamanan yang berkelanjutan bagi
Nigeria terhadap ancaman kelompok Boko Haram.
Keputusan pemerintah Obama dalam menggeser kebijakan AS yang
awalnya melalui perang dan tindakan genjatan senjata yang kemudian bergeser
dengan melaui dialog memang telah menjadi evolusi yang positif. Namun pada
dasarnya dialog adalah suatu upaya dalam mencapai kepercayaan serta
kepentingan bersama, seperti yang terjadi pada saat perang dalam mengatasi
musuh, meskipun dengan melalui cara yang lebih beradab dibandingkan harus
berperang. Pergeseran paradigma akan memerlukan perubahan revolusioner
dari debat dialog. Dikarenakan dengan melalui dialog pihak yang terlibat
konflik memiliki "kebebasan, rasionalitas, legalitas dan hak", karena pada
dasarnya dialog adalah proses perundingan bersama untuk membangun saling
pengertian dan kepercayaan dari beberapa aspek perbedaan dan menciptakan
hasil yang positif melalui komunikasi verbal.
Menurut Audrey Kurth Cronin dalam Jurnalnya yang berjudul
"When we should talk with terrorists ?" (2009) :
Page 64
50
Negotiations with terrorist group are best approached as long term,
managed processes demanding patience, resilience, extensive intelligence,
and steady determination, rather than the kinds of intensive meetings and
well-publicized signing ceremonies that follow civil war cease-fires or the
endings of coventional wars, and he has reaffirms that States’ measures to
combat terrorism must comply with international law, in particular
international human rights, refugee and humanitarian law, and emphasizes
the importance of the broader context in strengthening the fight against
terrorism, including an enhanced dialogue and understanding among
civilizations in order to prevent the targeting of different religions and
cultures, and the need to address unresolved regional confl icts and the full
range of global issues, including development issues”.92
(yang artinya
Negosiasi dengan kelompok teroris adalah pendekatan terbaik sebagai
jangka panjang, karena proses keberhasilannya menuntut kesabaran,
ketahanan, kecerdasan yang luas, dan tekad yang kuat, dibandingkan dengan
menggunakan jenis pertemuan intensif yang mengagendakan gencatan
senjata terhadap terorisme, dan ia menegaskan kembali setiap Negara bahwa
'langkah-langkah untuk memerangi terorisme harus mematuhi hukum
internasional, khususnya hak internasional manusia, pengungsi dan hukum
humaniter, dan menekankan pentingnya konteks yang lebih luas dalam
memperkuat perang melawan terorisme melaui dialog harus lebih
ditingkatkan dan pemahaman antar peradaban dalam rangka untuk
92
Audrey Kurth Cronin. 2010. “When Should We Talk to Terrorists ?”, dalam Special Report : United States
Institute of Peace, dapat dilihat di http://www.usip.org/sites/default/files/SR240Cronin.pdf, diakses pada tanggal 14
Januari 2016.
Page 65
51
mencegah penargetan agama dan budaya yang berbeda, dan kebutuhan
untuk mengatasi konflik regional yang belum terselesaikan dan berbagai isu-
isu global, termasuk isu-isu pembangunan).
2. Program Kerjasama Kemitraan AS-Nigeria
Amerika Serikat terus melibatkan pemerintah Nigeria melalui
program-program perdamaian dalam bentuk kerjasama kemitraan yang
bertujuan untuk peningkatan kapasitas di sektor-sektor tertentu dari
penegakan hukum, tindakan militer, dan keterlibatan warga Negara. Ada
tiga tindakan spesifik yang telah diambil oleh pemerintahan Obama dalam
melawan kelompok Boko Haram dalam program kerjasama kemitraan ini
yaitu peluncuran Global Security Contingency Fund dan menciptakan The
Trans-Sahara Counterterrorism Partnership.93
Pertama, kerjasama kemitraan yang dibentuk oleh Departemen
Luar Negeri dan Departemen pertahanan Amerika Serikat yaitu Global
Security Contingency Fund (GSCF), GSCF sendiri adalah program
pendanaan Amerika Serikat yang didirikan berdasarkan otoritas dari
undang-undang pertahanan nasional Amerika Serikat untuk tahun fiskal
2012 pada bagian 1207 yang didirikan pada tahun 2009. "Undang-undang
otorisasi pertahanan Nasional FY2012 Bagian 1207, telah menciptakan
Global Security Contingency Fund (GSCF) sebagai proyek percontohan
selama empat tahun yang secara bersama-sama dikelola dan didanai oleh
93
The White House. 14 Oktober 2014. “Fact Sheet: U.S. Efforts to Assist the Nigerian Government”, dapat dilihat
di https://www.whitehouse.gov/the-press-office/2014/10/14/fact-sheet-us-efforts-assist-nigerian-government-its-
fight-against-boko-, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015
Page 66
52
Departemen Pertahanan AS dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat,
yang bertujuan untuk menyediakan dana dalam membantu dalam keamanan
dan pelatihan kontra terorisme, serta program aturan hukum.94
Dalam mendukung tujuannya, GSCF telah menjanjikan $ 40 juta
untuk menerapkan kegiatan dalam memperkuat pertahanan regional dan
memerangi terorisme di Negara penerima dana seperti Nigeria. Salah satu
kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militer dan
keamanan mengenai perbatasan dan keamanan maritim, keamanan internal,
dan upaya dalam tindakan kontra terorisme. Dalam bagian ini dana tersebut
akan digunakan untuk membantu instansi pemerintah di Nigeria.95
Pengaliran dana yang dilakukan oleh GSCF juga disalurkan untuk
mendukung pemerintah Nigeria agar kebijakan serta tindakan yang
dilakukan oleh Nigeria searah dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
khususnya mengenai tindakan militer, tindakan yang ditujukan untuk
stabilitas, dan mengembangkan perdamaian.96
Kedua, Program kerjasama kemitraan yang diterapkan oleh
pemerintahan Obama yaitu The Trans-Sahara Counter Terrorism
Partnership (TSCTP), TSCTP sendiri merupakan kelanjutan dari program
Pan-Sahel Initiative (PSI).97
TSCTP resmi dimulai pada bulan Juni 2005
sebagai program kemitraan antara Departemen Luar Negeri dan Departemen
94
Nina Serafino. April 2014. “Global Security Contingency Fund: Summary and Issue Overview,” Congressional
Research Service, dapat dilihat di http://fas.org/sgp/crs/row/R42641.pdf, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015. 95
Ibid 96
Ibid 97 PSI dibuat pada tahun 2002 oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai program bantuan keamanan. PSI
memberikan pelatihan kontra terorisme dan bantuan ke Mauritania, Mali, Niger dan Chad. Program PSI dilanjutkan
dengan TSCTP. Alexander Thurston & Andrew Lebovich, A Handbook on Mali‟s 2012 - 2013 Crisis, hal.37
Page 67
53
Pertahanan AS. Program TSCTP berfokus dalam melawan terorisme,
penyeludupan dan radikalisasi pemuda di Aljazair, Burkina Faso, Chad,
Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Nigeria, Senegal dan Tunisia. TSCTP
adalah inisiatif yang dipimpin Departemen Negara AS yang secara khusus
dikembangkan untuk mengatasi potensi perluasan operasi oleh organisasi
teroris dan ekstrimis di Afrika Barat dan Utara. Secara garis besar tujuan
dari TSCTP adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat adat di Afrika
khusunya di wilayah Pan-Sahel (Mauritania, Mali, Chad, Burkina Faso dan
Niger, serta Nigeria dan Senegal) dalam menghadapi tantangan yang
ditimbulkan oleh organisasi teroris di wilayah tersebut.98
Program mereka saat ini dibagi menjadi 6 daerah khusus yaitu:
membangun kapasitas militer, penegakan hukum anti-terorisme, sektor
peradilan, diplomasi publik, keterlibatan masyarakat, dan pelatihan
kejuruan.99
Pembangunan kapasitas militer dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan dasar keterampilan militer dan komunikasi serta
membantu untuk memfasilitasi komunikasi antara negara-negara mitra.
Sedangkan, kapasitas pembangunan penegakan hukum anti-terorisme
bertujuan untuk membangun kapasitas investigasi penegakan hukum lokal,
meningkatkan respon mereka terhadap situasi krisis, dan memperkuat
kemampuan mereka untuk melindungi infrastruktur penting dari masing-
masing wilayah.100
98
Ibid 99
Ibid 100
Ibid, hal.36-37.
Page 68
54
TSCTP terfokus juga pada sektor peradilan untuk memperkuat
undang-undang anti-terorisme, melawan kejahatan terorganisir
transnasional, meningkatkan manajemen penjara, dan meningkatkan
kapasitas peradilan dan mitra legislatif untuk menangani teroris.101
Misalnya, saat ini ada upaya di Nigeria untuk membangun unit pendanaan
counter-terrorism yang akan membantu penegakan hukum dengan dibantu
oleh diplomasi publik dalam melakukan operasi informasi untuk
"mempromosikan moderasi dan toleransi dalam melawan ideologi
kelompok ekstremis”. Saat ini, tim dukungan informasi militer bekerja sama
dengan Angkatan Darat Nigeria, pembuat kebijakan Nigeria, dan Badan
Penegakan Hukum Obat-obatan Nasional dalam mendidik penduduk
setempat khususnya bagi kalangan pemuda-pemuda di Nigeria tentang
kegiatan-kegiatan ilegal dan mendorong mereka untuk melaporkan kegiatan
tersebut kepada penegak hukum setempat.102
Keterlibatan masyarakat melalui TSCTP telah melibatkan banyak
anggota masyarakat Nigeria untuk bekerjasama menuju tujuan bersama
dalam menciptakan perdamaian di Nigeria.103
Mereka berharap program ini
akan berfungsi untuk meningkatkan pemahaman antar agama dan
membangun kepercayaan antara warga di Nigeria. TSCTP juga akan
memberikan pelatihan kejuruan untuk membantu masyarakat sipil dalam
101
Ibid, hal. 41. 102
Lesley Anne Warner. 2014. “The Trans Sahara Counter Terrorism Partnership: Building Partner Capacity to
Counter Terrorism and Violent Extremism,” dalam CNA Analysis and Solutions, dapat dilhat di http:// www.
cna.org/ sites/default/files/research/CRM-2014-U-007203-Final.pdf diakses pada tanggal 18 Agustus 2015. 103
Kemitraan yang ikut serta kedalam TSCTP termasuk Aljazair, Maroko, Tunisia, Chad, Mauritania, Nigeria, dan
Senegal, Lianne Kennedy Boudali. 2007. “The Trans-Sahara Counterterrorism Partnership,” dapat dilihat
http://www.dtic.mil/cgi-bin/GetTRDoc?AD=ADA466542 , diakses pada tanggal 18 Agustus 2015.
Page 69
55
mencari pekerjaan, hal ini bertujuan agar masyarakat di Nigeria Utara
khususnya dikalangan pemuda tidak beralih menjadi anggota Boko Haram.
3. Keterlibatan U.S. Agency for International Development (USAID)
United States Agency for International Development disingkat
USAID adalah sebuah lembaga pemerintah federal Amerika Serikat yang
bersifat independen dan bertanggung jawab atas sebagian besar bantuan luar
negeri non-militer dari Amerika Serikat dan diresmikan oleh John
F.Kennedy, sebagai bagian dari Undang–Undang tentang Bantuan Luar
Negeri tahun 1961.104
Tim spesialis dari U.S. Agency for International Development
(USAID) telah menyelesaikan penilaian dinamika konflik di Nigeria,
USAID melaporkan bahwa kelompok ekstremis Boko Haram menimbulkan
ancaman signifikan bagi stabilitas Nigeria. Hal ini telah direkomendasikan
bahwa USAID terus berkonsentrasi terhadap masalah struktural yang telah
menyebabkan organisasi teroris Boko Haram menjadi berkembang. Presiden
Obama turut beperan penting terhadap tindakan yang diambil oleh
USAID.105
Presiden Barack Obama telah mendorong USAID agar mereka
mengangkat peran pembangunan jangka panjang setelah peristiwa 11
September, dengan alasan bahwa akan dijadikan sebagai instrumen untuk
104
Press Release.2015.“United States Provides Additional Assistance to Displaced Populations in Northeast
Nigeria”, dapat dilihat di https://www.usaid.gov/, pada tanggal 06 Januari 2016 105
Nathaniel Myers. 12 December 2014. “How USAID‟s growing Relevance Could Destroy it”, dapat dilihat di
http://carnegie-mec.org/2014/12/12/how-usaid-s-growing-relevance-could-destroy-it diakses pada tanggal 19
Agustus 2015.
Page 70
56
memajukan kepentingan AS sebagai pertahanan dan diplomasi. USAID juga
memiliki tujuan dalam mengurangi ancaman jangka panjang untuk
keamanan nasional AS dengan membantu membangun Negara yang stabil,
makmur, dan masyarakat yang damai dan USAID ditunjuk sebagai lembaga
pemerintah utama dalam upaya ini.106
USAID telah dilibatkan oleh Presiden Obama di Nigeria Utara
dalam mencari cara baru untuk mengatasi organisasi teroris Boko Haram
dan ancaman dari luar tanpa melibatkan militer. USAID membentuk suatu
program untuk mendukung penduduk atas serangan yang dilakukan oleh
Boko Haram, Amerika Serikat telah mengelurkan dana sebesar $ 4,5 juta
untuk program ini yaitu memberikan trauma konseling pada korban
serangan Boko Haram.107
Peran pekerja sosial yang terlibat dalam konseling
ini adalah untuk menyadarkan masyarakat dalam mencegah stigma terhadap
mereka yang diculik.
USAID juga bekerja pada peluncuran langkah awal di daerah
transisi di Nigeria yang bertujuan untuk menstabilkan dan memperkuat
demokrasi di Nigeria Utara. Upaya ini bekerja untuk membangun kapasitas
masyarakat yang mungkin rentan terhadap kelompok-kelompok ekstremis
dalam perjuangan mereka untuk melawan pengaruh kelompok-kelompok
seperti Boko Haram. Mereka berencana untuk melakukan hal ini dengan
meningkatkan dialog antara pemerintah dan warga negara, membantu dalam
106
Ibid 107
Peacock, S. 2012. “Obama: Slaughter of Christians a Misunderstanding”, dapat dilihat di
http://mobile.wnd.com/2012/05/obama-slaughter-of-christians-a-misunderstanding diakses pada tanggal 20 Agustus
2015.
Page 71
57
memberikan informasi lebih kredibel untuk umum terkait masalah
terorisme, dan memberikan dukungan yang akan mengurangi kerentanan
pemuda terhadap organisasi-organisasi ekstremis.108
Terlebih lagi, USAID
juga bekerja pada sebuah proyek yang disebut Mitigasi konflik dan
Manajemen Regional Dewan yang akan mempertemukan warga yang
berpengaruh dalam agama, pemerintah, dan masyarakat sipil dengan
harapan memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat Nigeria
untuk mengurangi konflik yang terjadi di Nigeria.
Dalam dialog The OSCE Office for Democratic Institutions
and Human Rights (ODIHR) yang membahas tentang “The Role of Civil
Society in Preventing Terrorism” tahun 2007 yang diselenggarakan di
Spanyol, menyatakan bahwa : “Civil society and NGOs had an important
and meaningful role to play in the prevention of terrorism. They have
valuable expertise and experience in addressing conditions conducive to the
spread of terrorism. Specific reference was made to civil society institutions
and NGOs working on strengthening respect for human rights and the rule
of law and on promoting democratic accountability” (yang artinya dengan
keterlibatan USAID sebagai NGO yang dilibatkan oleh AS dalam melawan
organisasi teroris Boko Haram, dapat dikatakan bahwa Civil Society dan
NGO memiliki peran penting dalam pencegahan terorisme, keduanya
memiliki keahlian dan pengalaman berharga dalam menangani kondisi yang
108
Donald Sampler. December 2015. “Testimony of Assistant Administrator for Africa, Earl Gast, Before the House
Subcommittee on African Affairs”. dalam U.S.Agency for International Development, dapat dilihat di
http://www.usaid.gov/news-information/congressional-testimony/testimony-assistant-administrator-africaearl-gast-
house diakses pada tanggal 20 Agustus 2015.
Page 72
58
kondusif bagi penyebaran terorisme, sehingga dapat menguatkan
penghormatan terhadap hak asasi manusia dan aturan hukum dalam
mempromosikan akuntabilitas demokratis).109
Hal ini berguna bagi USAID
dalam mengembangkan strategi kontra-terorisme yang efektif dalam
melawan organisasi teroris Boko Haram.
Kolaborasi antara USAID dan masyarakat sipil di Nigeria dapat
menekankan angka kemiskinan di Nigeria yang memicu timbulnya tindakan
terorisme, proses ini bekerja dalam dua cara. Pertama, proporsi
pertumbuhan dana bantuan USAID disalurkan langsung melalui lembaga
militer ke masyarakat sipil dan kedua, program pembangunan semakin
diimplementasikan dalam mendukung operasi militer, sehingga
menghilangkan porsi yang lebih besar dari masyarakat yang berpotensi
rawan aksi terorisme yang berhutang untuk kemiskinan dan kelaparan.
C. Ketidakmampuan Kebijakan Non-Konfrontasi Langsung AS
Dalam menyikapi tindakan yang dilakukan oleh organisasi teroris Boko Haram,
Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Barack Obama lebih mengedepankan
strategi non-konfrontasi langsung seperti menggunakan dialog formal dan kemitraan
daripada menggunakan konfrontasi secara langsung yang biasa digunakan pemimpin
sebelumnya yaitu George.W.Bush. Tujuan utama dari kebijakan luar negeri Barack
109
Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Direktorat Terorisme, Kementerian Luar Negeri Spanyol,
Mr. Malaikat Lossada, Direktur ODIHR, Duta Besar Christian Strohal,dan tiga puluh peserta dari masyarakat sipil
dan organisasi non-pemerintah (NGO). The Role of Civil Society in Preventing Terrorism, dalam Informal Working
Level Meeting, dapat dilihat di http://www.osce.org/odihr/25142?download=true diakses pada tanggal 10 Januari
2016.
Page 73
59
Obama tidak lain adalah didasari oleh tiga hal, yaitu adanya ancaman terorisme, upaya
mempromosikan demokrasi, dan faktor sumber daya alam di Afrika khususnya Nigeria
yang memiliki cadangan minyak didalamnya. Presiden Barack Obama telah memilih
kebijakan dengan cara non-konfrontasi langsung dalam menghadapi organisasi teroris
Boko Haram, yang dimana kebijakan ini lebih mengedepankan pada kerjasam kemitraan
dan pemberian pelatihan, serta pendanaan terhadap militer Nigeria dalam melawan Boko
Haram. Dengan semua kebijakan yang telah diterapkan oleh Presiden Barack Obama
dalam menciptakan perdamaian di Nigeria, terdapat data berupa tabel yang dapat
memperhitungkan apakah strategi non-konfrontasi langsung yang diterapkan oleh Obama
telah mampu dalam mengurangi korban sipil di Nigeria serta membatasi operasi yang
dilakukan oleh kelompok Boko Haram. Untuk memperhitungkan hal ini, maka dapat
dilihat di tabel sebagai berikut :
Tabel 1: (Menunjukkan hasil serangan kelompok Boko Haram setelah
diterapkannya Bi-Komisi Nasional AS / Nigeria dan memberikan pelatihan, serta
dukungan intelijen untuk militer Nigeria oleh Amerika Serikat antara Januari s/d
April 2012).
S/N Tanggal Lokasi Serangan Jumlah Korban
1
6 Januari 2012 Penyerangan terhadap gereja
Apostolik, Yola, Adamawa
dan penyerangan di Mubi
dan Adamawa.
17 orang terbunuh dan
20 orang terbunuh di
Mubi.
2
20 Januari 2012 Beberapa serangan di Kano Sekitar 250 orang
terbunuh
3
22 Januari 2012
Serangan pada 2 gereja dan
markas Tafawa Balewa LGA
di negara bagian Bauchi
Sekitar 10 orang
terbunuh
Page 74
60
4 26 Januari 2012 Ledakan bom di Kota Sabon
Gari, Kano.
50 orang terluka
5 15
Februari 2012
Penyerangan terhadap
penjara di Koton Karji, di
wilayah kota Kogi
Seorang sipir tewas dan
199 tahanan dibebaskan
6
8 April 2012
Ledakan bom pada hari
Minggu Paskah dekat sebuah
gereja di Kaduna
36 orang terbunuh
dengan 13 lainnya
terluka
Source: Okpaga et al (2012: 88-89) “Activities of Boko Haram and Insecurity Question in Nigeria”,
Arabian Journal of Business and Management Review. 1 (9): 77-98 and Vanguard December 1st, 2012 dapat
dilihat di www.vanguardngr.com diakses pada tanggal 18 September 2015
Tabel 2: (Menunjukkan hasil serangan organisasi teroris Boko Haram setelah
keterlibatan USAID dalam membantu Nigeria melawan organisasi teroris Boko
Haram antara Oktober 2012 s/d Desember 2014)
S/N Tanggal Lokasi Serangan Jumlah Korban
1 1 Oktober 2012
Serangan terhadap Universitas
Negeri Adamawa dan Sekolah
Tekhnologi Kesehatan dan juga
Universitas Maiduguri di Kota
Borno.
Sekitar 43 pelajar
terbunuh
2 7
Oktober 2012
Konfrontasi antara militer dan
anggota sekte di Damaturu,
negara bagian Yobe.
Sekitar 32 orang
terbunuh termasuk
30 anggota sekte dan
2 warga sipil
3 8
Oktober 2012
Serangan Balasan atas kematian
perwira militer melalui IED di
Maiduguri
10 orang terbunuh
4 14 Oktober 2012
Penyerangan di Desa Dongo
Dawa.
24 orang terbunuh
5 28 Oktober 2012
Penyerangan di Kota Kaduna 8 orang terbunuh dan
100 orang terluka
6 1 Januari 2013
Penembakan di Kota Maiduguri 14 orang terbunuh
termasuk 13 anggota
sekte dan seorang
tentara
7 2 Januari 2013
Penyerangan di kantor Polisi di
Kota Adamawa.
4 orang terbunuh
termasuk 2 Polisi
dan 2 Warga Sipil
8 4 Januari 2013
Serangan terhadap sebuah pos
pemeriksaan militer di Kota
7 orang terbunuh
termasuk 5 anggota
Page 75
61
Marte yang terletak di Negara
Adamawa.
sekte dan seorang
tentara, seorang
polisi
9 21
Januari 2013
Penyerangan terhadap pasar di
Kota Damboa.
18 orang terbunuh
yang sebagian
besarnya adalah
local hunters
10 18
Maret 2013
Ledakan bom di sebuah taman
bus mewah di Kano
Lebih dari 70 orang
terbunuh dan
beberapa lainnya
terluka sebnyak 29
orang
11 16
April 2013
Bentrokan antara pasukan JTF
dan anggota sekte Baga dan
Borno
Lebih dari 200
orang terbunuh,
sebagian besar
warga sipil
12 14 February 2014
Pembantaian Borno di Konduga,
di Negara Borno.110
121 warga desa
Kristen terbunuh
13 14 April 2014
Pengeboman di Kota Abuja.111
Lebih dari 88 orang
terbunuh
14 15 April 2014
Penculikan siswi Chibok di
Negara Borno
276 wanita dan
anak-anak diculik
15 5 Mei 2014
Serangan Gamboru Ngala di kota-
kota kembar Gamboru dan Ngala
yang terletak di Negara Borno.
Kurang lebih 300
orang terbunuh
16 20 Mei 2014
Pengeboman Jos di kota Jos
118 warga Desa
terbunuh oleh
pengeboman melalui
mobil
17 23 June 2014
Penyerangan Pusat Kota Nigeria
in the Middle Belt of Nigeria.
Sekitar 171 orang
terbunuh
18 13 December 2014
Penculikan di Gumsuri
Antara 32 s/d 35
orang terbunuh dan
172 s/d 185 diculik
110 Human Right Watch. 2013. “Boko Haram Violence against Women and Girls in Northeast Nigeria”,dapat dilihat
di https://www.hrw.org/sites/default/files/reports/nigeria1014web.pdf, pada tanggal 13 Januari 2016. 111 Amnesty International.2014. “Nigeria: More Than 1,500 killed in armed conflict in North-Eastern Nigeria in
early 2014”, dapat dilihat di
https://www.amnesty.org.uk/sites/default/files/nigeria__more_than_1500_killed_in_armed_conflict_0.pdf, pada
tanggal 13 Januari 2016.
Page 76
62
Source: Okpaga et al (2012: 88-89) “Activities of Boko Haram and Insecurity Question in Nigeria”,
Arabian Journal of Business and Management Review. 1 (9): 77-98 and Vanguard December 1st, 2012 dapat
dilihat di www.vanguardngr.com diakses pada tanggal 18 September 2015.
Dengan melihat data pada tabel dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung
kebijakan non-konfrotasi langsung yang diterapkan oleh Obama masih belum mampu
mengurangi korban yang diakibatkan oleh organisasi teroris Boko Haram dari kurun
waktu 2012 s/d 2014, dari tiap tahun yang terdapat pada tabel, korban yang diakibatkan
oleh organisasi teroris Boko haram semakin meningkat pada lokasi yang berbeda-beda.
Untuk itu, Amerika Serikat semakin khawatir terhadap serangan-serangan yang dilakukan
oleh Boko Haram dan ternyata strategi non-konfrontasi langsung yang diterapkan oleh
Obama masih belum cukup untuk melumpuhkan operasi-operasi serta serangan-serangan
yang dilakukan oleh Boko Haram di Nigeria, dengan kata lain kebijakan yang telah
diterapkan oleh Obama telah membuat angka korban di Nigeria semakin bertambah pada
tahun 2014.
Page 77
63
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI
AMERIKA SERIKAT DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DI
NIGERIA
Tindakan kekerasan dan penculikan yang dilakukan oleh kelompok Boko
Haram di Nigeria Utara telah membuat sejumlah aktor internasional khususnya Amerika
Serikat melakukan upaya perdamaian untuk menghentikan tindakan yang dilakukan oleh
kelompok Boko Haram. Terlebih lagi serangan organisasi teroris Boko Haram di Nigeria
Utara telah menunjukan peningkatan jangkauan geografis. Mereka melakukan ekspansi
serangan keluar tidak hanya dilakukan di Kota Abuja tetapi juga semakin meluas ke
Maiduguri dan negara bagian Borno. Selama lima tahun terakhir Boko Haram juga
melakukan serangan di negara-negara bagian Utara dan Timur Kano, Yobe, Adamawa
dan Bauchi. Hal ini tentu semakin membuat Amerika Serikat khawatir dengan ekspansi
yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram akan berdampak pada kepentingannya di
Afrika yaitu di Nigeria.
Peran Amerika Serikat di bawah kepimpinan Barack Obama merupakan salah
satu Negara yang paling berperan dalam mendukung perdamaian antara pemerintah
Nigeria dengan kelompok Boko Haram. Kebijakan-kebijakan non-konfrontasi langsung
yang diterapkan oleh Obama dalam membantu pemerintah Nigeria melawan kelompok
Boko Haram telah dianggap masih belum mampu menghentikan kekerasan dan
penculikan anak di Nigeria yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram. Dalam
menganalisa faktor apa saja yang menyebabkan sulitnya kebijakan yang diterapkan oleh
Page 78
64
Obama dalam menghentikan kelompok Boko Haram di Nigeria dan mengupayakan
perdamaian di Nigeria, maka analisa ini akan dimulai dengan melihat kepentingan
nasional Amerika Serikat yang akan menjadi landasan atas kebijakan luar negeri yang
dibuat oleh Amerika Serikat.
A. Kepentingan Kebijakan Luar Negeri Obama
Kepentingan nasional atau National Interest tidak dapat dipisahkan dari suatu
Negara karena dasar kepentingan itu sendiri merupakan upaya untuk memenuhi
kebutuhan bangsanya. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan
bagaimana landasan suatu negara dalam mengambil kebijakan. Hal ini pula dapat
menggambarkan secara khusus kebutuhan vital yang diperlukan oleh suatu negara,
seperti pertahanan, keamanan, militer, maupun kesejahteraan ekonomi.112
Seperti halnya AS sebagai negara adidaya yang menginginkan pengaruhnya
tetap mendominasi di dunia internasional dengan cara mengembangkan sistem
pertahanan, meningkatkan keamanan di wilayah kekuasaanya. Menurut Waltz tentang
kepentingan nasional merupakan suatu tujuan yang akan memerintahkan para pemimpin
negara kapan dan kemana harus bergerak. Selanjutnya Waltz mejelaskan bahwa mereka
(pemimpin Negara) pada dasarnya secara langsung akan melaksanakan kebijakan luar
negerinya berdasarkan pada petunjuk yang digariskan oleh kepentingan nasional Negara
tersebut.113
Dengan melihat konsep kepentingan nasional yang telah dijelaskan oleh Waltz,
maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh Presiden
112 Jack C. Plano dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin, hal. 5. 113 Jackson,R.,& George Sorensen.1999.Pengantar Studi Hubungan Internasional. New York: Oxford University
Press, hal.115.
Page 79
65
Barack Obama di Nigeria terkait kelompok Boko Haram hanya semata-mata untuk
melindungi kepentingan AS di Nigeria. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat dan
Nigeria memiliki hubungan yang kuat, sehingga Nigeria menjadi penting bagi kebijakan
luar negeri AS. Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Nigeria dan Nigeria adalah
pemasok terbesar impor minyak keempat ke Amerika Serikat. Kontribusi yang dilakukan
oleh Amerika Serikat terhadap misi penjaga perdamaian internasional telah mendukung
stabilitas dan perdamaian di Afrika dengan tujuan agar kepentingan AS tidak terancam
dengan kehadiran organisasi teroris Boko Haram di Nigeria, di satu sisi peningkatan
kekerasan dan ketidakstabilan di Nigeria bisa memiliki efek spillover serius di negara-
negara lain pada benua tersebut.
Ketidakstabilan yang terjadi di Nigeria Utara telah memiliki implikasi yang
signifikan bagi kepentingan AS, dikarenakan AS telah mengimpor lebih banyak minyak
dari Nigeria dibandingkan dari negara lain di Afrika. Hingga September 2011, AS
mengimpor lebih dari setengah juta barel minyak di Nigeria per hari. Laporan khusus
surat kabar Vanguard pada 2 Mei 2012 menekankan permasalahan ini lebih lanjut bahwa
“AS memiliki tanggung jawab untuk melindungi kepentingan strategisnya yaitu minyak
di wilayah Delta Niger dan AS juga telah mengambil alih sebagian besar kekayaan
minyak di Nigeria. Selain itu, mengingat hampir semua minyak mentah di Nigeria telah
diekspor ke AS”. Hal ini tentunya telah membuat Nigeria menjadi sekutu strategis yang
paling penting bagi AS di wilayah Sub-Sahara Afrika.114
Organisasi teroris Boko Haram telah dianggap mengancam kepentingan AS di
Nigeria baik itu dari segi ekonomi ataupun politik. Untuk itu, Obama bertindak tegas
114
Omonobi. 2012. “Boko Haram and other security challenges before Jonathan.” Vanguard News, Mei12.
Page 80
66
dengan operasi-operasi yang dilakukan oleh organisasi teroris Boko Haram karena
Obama khawatir cadangan minyak yang dimiliki oleh Nigeria khususnya di Delta Niger
akan dikuasai juga oleh Boko Haram. Cadangan minyak yang terdapat di wilayah Delta
Niger bukan hanya menjadi kepentingan utama bagi AS di Nigeria tetapi juga AS
memiliki kepentingan lain selain minyak yaitu masalah sistem demokrasi yang telah
diimplementasikan oleh AS di Nigeria semenjak Nigeria terlepas dari jajahan Inggris, AS
khawatir organisasi teroris Boko Haram akan membuat Nigeria lepas dari sistem
demokrasi yang telah dibentuk oleh AS selama bertahun-tahun di Negara tersebut.115
Selain menjadi penerima utama dari bantuan luar negeri AS, Nigeria adalah
tujuan terbesar kedua untuk investasi swasta AS di Afrika, dengan total sekitar $ 5 miliar,
dan menyumbang lebih dari 40% dari total ekspor minyak mentah Nigeria sampai
2012.116
Nigeria saat ini memproduksi rata-rata sekitar 2,4 juta barel per hari, sehingga
membuatnya menjadi produsen minyak terbesar di Afrika dan salah satu eksportir
minyak utama ke negara-negara lain. Minyak di Nigeria terletak di Niger-Delta, ada
kekhawatiran bahwa Boko Haram semakin menargetkan kemampuan minyak Nigeria
sebagai simbol kesenjangan antara Utara dan Selatan.
Pada tahun 2012, ditekankan bahwa strategi Presiden Obama untuk Afrika
khususnya Nigeria menetapkan empat pilar yang saling memperkuat untuk memajukan
Negara tersebut dan untuk menjaga kepentinganya di Nigeria dengan memperkuat
lembaga-lembaga demokrasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, memajukan keamanan,
115
Xinhua. 6 May 2013. “Boko Haram Releases Abducted Former Nigeria Oil Minister,” dalam Africa Review,
dapat dilihat di http://www.africareview.com/News/Boko-Haram-releases-abducted-former-oil-minister/-
/979180/1843966/-/embjwe/-/index.html, diakses pada tanggal 29 Agustus 2015. 116
United States House of Representatives Committee on Homeland Services, 13 September 2013. “Boko Haram:
Growing Threat to the U.S. Homeland”, dapat dilihat di
http://homeland.house.gov/sites/homeland.house.gov/files/documents/09-13-13-BokoHaram-Report.pdf/ diakses
pada tanggal 30 Agustus 2015.
Page 81
67
dan mempromosikan pembangunan jangka panjang Amerika Serikat,.117
Empat pilar
tersebut telah dianggap efektif oleh Obama dalam menjaga kepentingan AS di Nigeria.
Disini dapat dilihat bahwa pendekatan Amerika Serikat dalam menjaga
kepentingan ekonomi negaranya, dilakukan dengan cara membantu pemerintah Nigeria
dalam melawan kekerasan dan penculikan yang dilakukan oleh organisasi teroris Boko
Haram. Kehadiran Amerika Serikat di Nigeria menandakan bahwa kebijakan-kebijakan
non-konfrontasi lagsung yang dilakukan oleh Presiden Obama semata-mata ingin
menjaga kepentingannya di Nigeria terhadap ancaman yang diberikan oleh organisasi
teroris Boko Haram.
B. Faktor- Faktor yang Menghambat Kebijakan Luar Negeri AS Dalam Mencapai
Perdamaian di Nigeria
Kebijakan luar negeri merupakan instrumen dari kepentingan nasional
suatu Negara. Dengan kata lain, kebijakan luar negeri merupakan strategi atau
rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi
negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai
tujuan nasional yang spesifik sehingga dituangkan dalam terminologi kepentingan
nasional.118
Dalam menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh Amerika Serikat
terkait kebijakannya yang masih belum mampu menciptakan perdamaian di Nigeria,
dalam hal ini yang menjadi perhatian besar bagi Amerika Serikat adalah strategi yang
117
The White House Office of the Press Secretary. 14 June 2012. “U.S. Strategy for Africa”, dapat dilihat di
http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2012/06/14/fact-sheet-new-strategy-towardsubsaharan-
africa/,diakses pada tanggal 03 September 2015. 118
Jack C. Plano dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional. (Bandung: Abardin, 1999), hal. 5.
Page 82
68
digunakan oleh kelompok Boko Haram yang begitu akurat dalam mengambil
serangkaian aspek lingkungan internal dan eksternal di Nigeria. Strategi tersebut
digunakan dengan tujuan menyingkirkan seluruh ideologi Barat di Nigeria dan
mendirikan negara Islam di Nigeria. Untuk mengetahui faktor apa saja yang
menyebabkan sulitnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang diterapkan oleh
Obama, pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor internal dan eksternal yang
mendukung organisasi teroris Boko Haram dalam menghambat kebijakan luar negeri
Amerika Serikat. Faktor internal dan faktor eksternal tersebut akan dibahas secara
rinci pada bagian berikut :
1. Faktor Internal
a. Dukungan Masyarakat Nigeria Utara Terhadap Kelompok Boko Haram
Organisasi teroris Boko Haram tampaknya telah memiliki strategi dalam
melawan kontra-terorisme pemerintah yang telah didukung oleh AS untuk
menyingkirkan organisasi ini. Dalam mencegahnya kelompok Boko Haram
berusaha membuat strategi khusus dengan tujuan mendirikan negara Islam di
Nigeria terwujud dan menyingkirkan segala ideologi-ideologi Barat yang masih
berada pada sistem pemerintahan Nigeria. Untuk itu, organisasi teroris Boko
Haram menggunakan dukungan internal yaitu dukungan publik khususnya pada
Nigeria Utara dan dukungan kelompok elit, seperti politisi serta partai yang kontra
terhadap pemerintahan Presiden Jonathan Goodluck.
Dukungan publik yang diberikan kepada Boko Haram terbagi atas dua
perwakilan yaitu elemen aktif dan pasif dari masyarakat Nigeria Utara,
Page 83
69
pendukung pasif mungkin tidak membuat pengorbanan pribadi dalam bentuk
serangan bunuh diri. Namun, simpati mereka dengan kegiatan organisasi teroris
Boko Haram, serta penolakan untuk mengkhianati mereka, adalah faktor kunci
dalam upaya mendukung organisasi tersebut dalam melawan kontra-terorisme
pemerintah.119
Oleh karena itu, dukungan publik yang dimaksud mengacu pada
keduanya yaitu dukungan aktif dan pasif kelompok oleh lapisan masyarakat
Nigeria.
Dukungan secara pasif terhadap Boko Haram lahir dengan adanya
dukungan lokal masyarakat Nigeria Utara. Organisasi teroris Boko Haram telah
memberikan pengaruh bagi orang-orang di Nigeria Utara yang merasa kecewa
dengan pemerintahan di Nigeria.120
Pengangguran dan kemiskinan yang kronis
disertai dengan korupsi dan kegagalan pemerintah untuk mengatasi
ketidaksetaraan telah membuat masyarakat semakin bersimpatik dengan
kelompok Boko Haram. Menurut Biro Statistik Nasional Nigeria, "Kemiskinan
relatif paling jelas didominasi oleh Nigeria bagian utara 70%, sekitar pada tahun
2010 angka kemiskinan tersebut semakin meningkat".121
Para ahli percaya bahwa
ketidaksetaraan di Nigeria telah menjadi alat bagi organisasi teroris Boko Haram
dalam mempromosikan dukungan yang luas di Nigeria, dengan kata lain
119
International Crisis Group. 2010. “Northern Nigeria: Background to Conflict”, dalam International Crisis Group
Africa Report no. 168, dapat dilihat di http://www.crisisgroup.org/en/regions/africa/west-africa/nigeria/168-
northern-nigeria-background-to-conflict.aspx diakses pada tanggal 04 September 2015. 120
Akinola ,O. 2013. “Nigeria‟s Troubled North: Interrogating the Drivers of Public Support for Boko Haram” ,
dalam International Centre for Counter Terrorism, dapat dilihat di http://www.icct.nl/download/file/ICCT-Olojo-
Nigerias-Troubled-North-October-2013.pdf diakses pada tanggal 04 September 2015. 121
Konye Obaji Ori. 14 February 2012. “Nigeria‟s Growing Poverty,” dalam The Africa Report, dapat dilihat di
http://www.theafricareport.com/index.php/2012021450181576/west-africa/nigeria-s-growing-poverty-
50181576.html diakses pada tanggal 05 September 2015.
Page 84
70
kelompok Boko Haram telah memanfaatkan keluhan ini dalam upaya
menggunakan sejumlah taktik untuk menarik dukungan publik di Nigeria Utara.
Sedangkan dukungan secara aktif yang telah dilakukan oleh organisasi
teroris Boko Haram merupakan sekelompok individu yang melakukan konfrontasi
langsung terhadap pemerintah yang berasal dari gabungan ekstremis Islam dan
para pemuda miskin yang menganggur dan terpinggirkan. Mereka telah dihasut,
dimobilisasi dan didukung oleh beberapa politisi untuk mengacaukan
pemerintahan Nigeria. Para anggota Boko Haram direkrut dari negara-negara
tetangga seperti Benin, Chad, Niger, Sudan, Somalia, dan Mauritania.122
Strategi yang digunakan oleh organisasi teroris Boko Haram tidak
hanya menarik dukungan dari masyarakat yang terpinggirkan saja, melainkan
politisi Nigeria pun telah mendukung dan melindungi Boko Haram terhadap
kontra-terorisme pemerintah.123
Bahkan, Presiden Jonathan sendiri telah
mempercayai adanya pendukung Boko Haram dalam pemerintahannya dan
tentara keamanannya.124
Terdapat fakta yang mengindikasikan bahwa koneksi
tersebut ada, diantaranya yang terkuat adalah kasus Sanda Umar Konduga, yang
ditangkap oleh State Security Service (SSS) pada 21 November 2011.125
Konduga
122
Aghedo, Iro and Osumah, Oarhe. 2012. Boko Haram Uprising: How Should Nigeria Respond ?. Third World
Quarterly, 33:5, 853-869 123
Peter Okutu. 21 Agustus 2012. “Elechi accuses politicians of hijacking Boko Haram”, dalam berita harian
Vanguard, dapat dilihat di http://www.vanguardngr.com/2012/08/elechi-accuses-politicians-of-hijacking-boko-
haram/ diakses pada tanggal 05 September 2015. 124
ibid 125
Seorang juru bicara Boko Haram yaitu Ali Sanda Umar Konduga ditangkap pada bulan November 2011, akibat
dilaporkan telah terlibat melayani Senator Mohammed Ali Ndume dan mantan Gubernur dari partai yang berkuasa
di Negara tersebut sebagai sponsor kegiatan teroris agar keduanya dapat mendukungn aktivitas Boko Haram di
Nigeria. Ndume adalah anggota dari komite yang ditunjuk oleh Presiden Jonathan dalam mempertimbangkan
negosiasi damai dengan Boko Haram. Lauren Ploch. November 2011. “Boko Haram: Emerging Threat to the U.S.
Homeland” , dapat dilihat dari https://homeland.house.gov/files/Testimony%20Ploch.pdf, diakses pada tanggal 07
Februari 2016.
Page 85
71
mengatakan bahwa dia adalah anggota Boko Haram, dan mengklaim bahwa
gerakan itu telah membentuk aliansi pragmatis dengan anggota dari People
Democratic Party (PDP) setelah pemilu 2011.
Konduga juga mengungkapkan nama-nama sejumlah politisi yang ia
klaim telah memberikan dukungan finansial terhadap kelompok Boko Haram,
termasuk mantan Duta Besar Nigeria untuk Sao Tome dan Principe Saidu Pindar.
Dia juga mengatakan bahwa pada tanggal 21 November 2012 s/d 2013, Senator
Ndume ditangkap oleh SSS yang mengakui juga mendukung Boko Haram.126
Laporan menunjukkan beberapa politisi di Nigeria Utara telah menggunakan
Boko Haram sebagai pembunuh politik untuk menghilangkan persaingan mereka.
Tentu saja, ini membuat sulit untuk mengidentifikasi mitra daerah yang dapat
diandalkan untuk melawan Boko Haram yang merupakan hambatan utama untuk
melawan ancaman mereka.127
Organisasi teroris Boko Haram juga dilaporkan memiliki berbagai cara
untuk mengumpulkan pendanaan di dalam Negeri, salah satu sumber offunding
telah dilakukannya pungutan harian sekitar 100 naira sama dengan sekitar $ 0,6
USD yang harus dibayar oleh setiap anggotanya.128
Organisasi teroris Boko
Haram juga telah disalahkan atas serangkaian perampokan yang terjadi di Nigeria
126
This day Live. 22 Maret 2012. “Nigeria: Ndume Moves to Abort Trial, dapat dilihat di
http://allafrica.com/stories/201203220630.html”, diakses pada tanggal 06 September 2015. 127
Tobi Soniyi. 4 Juli 2012. “Nigeria: Terrorism - Court Resumes Ndume's Trial”, dapat dilihat di
http://allafrica.com/stories/201207040581.html diakses pada tanggal 06 September 2015. 128
Freedom C. Onuoha. November 2010. “The 9/7 Boko Haram Attack on Bauchi Prison: A Case of Intelligence
Failure,” dalam Special Report, Peace & Conflict Monitor, dapat dilihat di
http://www.monitor.upeace.org/innerpg.cfm?id_article=754, diakses pada tanggal 09 September 2015.
Page 86
72
yang telah mendapatkan sekitar 500 juta naira atau 3 juta USD melalui
perampokan bank-bank komersil.129
Pada tahun 2012, organisasi teroris Boko Haram juga menerima
dana dari politisi, pengusaha, pejabat pemerintah dan orang-orang kaya di
Nigeria, dana tersebut dipergunakan untuk melancarkan operasi mereka dalam
melawan tindakan kontra terorisme pemerintah dan kebijakan luar negeri AS.
Dana yang didapat dihasilkan dengan mengancam akan menculik jika tidak
membayar biaya yang dibutuhkan oleh kelompok Boko Haram. Tidak hanya itu,
organisasi teroris Boko Haram juga telah didukung oleh LSM asing: yang paling
terkenal tuduhan menyangkut Al-Muntada Trust Fund yang berbasis di Inggris
pada tahun 2012 dan beberapa organisasi yang berbasis di Timur Tengah.
Organisasi teroris Boko Haram telah mendapatkan total pendanaan sekitar 70 juta
USD dari LSM tersebut.
Al-Muntada al-Islami adalah sebuah lembaga yang dipimpin oleh Dr.
Adil bin Mohammed al-Saleem, yang berbasis di Inggris dan terkait dengan amal
dan lembaga Da'awa Arab Saudi serta lembaga lainnya yang telah
diklasifikasikan sebagai lembaga terror-financing, dan diidentifikasikan bahwa
organisasi ini telah menyediakan dana untuk organisasi teroris Boko Haram.130
Dengan melihat adanya peran dari masyarakat di Nigeria khususnya di Nigeria
Utara telah membuat kebijakan non konfrontasi langsung Amerika Serikat yang di
pelopori oleh Presiden Obama mengalami kesulitan dalam mengurangi kekerasan
dan penculikan yang dilakukan oleh Obama. Hal ini disebabkan kurangnya
129
Ibid 130
Stephen Shwatz. 2001. “Islamic Extremism on the Rise in Nigeria,” Jamestown Foundation, dapat dilihat di
http://www.jamestown.org/ diakses pada tanggal 10 September 2015.
Page 87
73
kerjasama atau dukungan masyarakat Nigeria terhadap kebijakan luar negeri
Amerika Serikat khususnya di Nigeria Utara.
2. Faktor Eksternal
a. Dukungan Organisasi Teroris Internasional
Organisasi Boko Haram ini memiliki sejarah hubungan yang panjang
dengan gerakan ekstrimis Islam internasional dikarenakan memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk menghilangkan pengaruh Barat di negara mereka dan ingin
mendirikan Negara Islam. Hubungan antara AQIM dan Boko Haram sekarang ini
semakin diketahui dan terbentuk dengan baik. Hal tersebut tampak ketika pada
awal bulan Januari 2010, pemimpin AQIM yang bernama Abdelmalek Droukdel
mengumumkan bahwa AQIM akan membantu Boko Haram dalam hal pelatihan,
pasukan, dan peralatan.131
Pada bulan November 2011, juru bicara resmi dari Boko Haram yakni
Abu Qaqa menyampaikan pernyataan bahwa, “We are together with Al Qaeda.
They are promoting the cause of Islam just as we are doing. Therefore, they help
us in our struggle and we help them, too” (yang artinya bahwa kita bersama-sama
dengan Al Qaeda, hal ini dikarenakan tujuan mereka adalah menyebarkan agama
Islam seperti apa yang kita lakukan sekarang. Untuk itu, mereka menolong
perjuangan kita dalam mencapai hal tersebut).132
Abu Qaqa juga mengklaim
131 Felipe Pathe Duarte. 2011. “Maghrebian Militant Maneuvers: AQIM as a Strategic Challenge”, dalam Center for
Strategic and International Studies, dapat dilihat di http://csis.org/publication/maghrebian-militant-maneuvers-
aqim-strategic-challenge, diakses pada tanggal 10 September 2015. 132 Joe Brock. 2012. “Special Report: Boko Haram-between Rebellion and Jihad”, Reuters News,dapat dilihat di
http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria bokoharamidUSTRE80U0LR20120131, diakses pada tanggal
10 September 2015.
Page 88
74
bahwa, “Any Muslim group that is struggling to establish an Islamic state can get
support from Al-Qaeda if they reach out to them. It is true that we have links with
Al-Qaeda they support us and we support them”.133
(Kelompok muslim yang
ingin berjuang dalam membangun negara Islam bisa mendapatkan dukungan dari
Al-Qaeda jika mereka membutuhkannya. Hal ini benar bahwa kita mempunyai
hubungan dengan Al-Qaeda dikarenakan mereka membantu kita dan kita
membantu mereka)
Bentuk konkret dari jaringan yang terbentuk di antara kedua kelompok
teroris tersebut diperjelas pula oleh Abu Qaqa dalam wawancaranya dengan The
Guardian yang menjelaskan bahwa :
“Al-Qaeda are our elder brothers. In August 2011, our leader
travelled to Saudi Arabia and met Al-Qaeda there. We enjoy financial and
technical support from them. Anything we want from them we ask them.” 134
(Al-Qaeda adalah saudara tertua kita. Pada bulan Agustus 2011, pemimpin kita
berkunjung ke Arab Saudi dan bertemu dengan Al-Qaeda disana. Kita
menikmati semua bantuan yang diberikan baik itu bantuan keuangan dan
bantuan tekhnis dari mereka. Apapun yang kita inginkan dari mereka kita akan
memintanya).
Dukungan yang disebutkan oleh Abu Qaqa dalam wawancaranya
terkait dengan jaringan anggota Boko Haram terhadap Al-Qaeda menjelaskan
133 Vanguard. 24 November 2011. “Al-Qaeda Assist us and we Assist Them–Boko Haram spokesman”, dapat dilihat
di http://www.vanguardngr.com/2011/11/al-qaeda-assist-us- and-weassist-them-boko-haram-spokesman/, diakses
pada tanggal 10 September 2015 134
Monica Mark. 2012. “Boko Haram Vows to Fight until Nigeria Establishes Sharia Law”, The Guardian News,
tersedia pada situs: http://www.guardian.co.uk/world/2012/jan/27/boko-haramnigeria-sharia-law, diakses pada
tanggal 11 September 2015
Page 89
75
bahwa pemimpin terdahulu Boko Haram yakni Mohammed Yusuf telah berhaji
ke Arab Saudi dalam dua kesempatan di pertengahan tahun 2000-an. Pada
kesempatannya ke Arab Saudi itu, Yusuf melakukan kontak dengan orang-
orang Salafi anggota AQIM yang diketahui menyediakan pendanaan bagi
kelompok tersebut.135
Selain dari segi finansial, AQIM dalam hal ini
menyediakan Boko Haram serangkaian pelatihan yang canggih dan teknik-
teknik baru dalam menghadapi ancaman dari pihak keamanan internasional.
Sebagai ganti dari program pelatihan yang diberikan, AQIM memerluas
wilayah operasinya hingga ke Nigeria, sebuah negara yang memiliki
signifikansi penting bagi Amerika Serikat.136
Kerjasama yang terjalin antara AQIM dan Boko Haram telah
didokumentasikan secara publik seiring dengan pernyataan dari Menteri Luar
Negeri Nigeria Olugbenga Ashiru bahwa anggota-anggota Boko Haram telah
menerima pelatihan dari AQIM di Mali.137
Informasi tersebut seperti yang
dikemukakan oleh Subkomite pada bidang Counter terrorism and Intelligence
dalam laporannya di tahun 2011, Pelatihan dan pengaruh yang diberikan oleh
AQIM terefleksikan juga dalam penggunaan internet oleh Boko Haram guna
menyebarkan pesan-pesan yang mengimplikasikan kekerasan dengan
menggunakan cara yang mirip dengan banyak organisasi teroris yang
135
Andrew Walker. 2012. “Special Report: What is Boko Haram ?”, dalam United States Institute of Peace Special
Report, dapat diakses pada : http://www.usip.org/publications/what-boko- haram, diakses pada tanggal 11
September 2015. 136 Committe on Homeland Security of US House of Representative. 2013. “Boko Haram: Growing Threat to the
U.S. Homeland ” , hal. 21 137
William Davison dan Maram Mazen. 2013. “Nigeria‟s Boko Haram Members Trained in Mali, Minister Says”,
Bloomberg, dapat dilihat di http://www.bloomberg.com/news/2013-01- 25/nigeria-s-bokoharam-members-trained-
in-mali-minister-says.html.
Page 90
76
berafiliasi dengan Al Qaeda. Sebuah video di YouTube yang dirilis pada bulan
Januari 2012 misalnya, menampilkan pemimpin Boko Haram yakni Abubakar
Shekau yang sedang membahas keadaan yang terjadi di Nigeria dan
memuliakan tindakan-tindakan Boko Haram melawan orang-orang Kristiani.
Video tersebut mencerminkan video serupa yang pernah dibuat oleh para
pemimpin Al-Qaeda di masa lalu. Pada video Shekau tersebut, penampilan,
sikap, dan geraknya mulai dari jenggot, penutup kepala, hingga gerakan
tangan, mengingatkan banyak orang pada video pernyataan terdahulu yang
dibuat oleh mantan pemimpin Al-Qaeda yakni Osama Bin Laden.138
Video Shekau itu pun memiliki nada jihad yang familiar dengan
suara rendah, penggunaan jaket anti-peluru, dan adanya senapan Kalashnikov
yang terlihat jelas di dalam pengambilan gambar video.139
Tanda-tanda yang
tampak pada video Shekau tersebut mengindikasikan bahwa di luar dukungan
operasional yang diberikan oleh AQIM, semangat kolektif dari jihad global
dapat menyatukan Boko Haram dan AQIM.
Abubakar Shekau sebagai pemimpin Boko Haram yang
menggantikan Yusuf juga telah menyatakan simpatinya terhadap Al-Qaeda dan
perjuangan mereka melawan retorika pemerintah AS. Pada tahun 2010, Shekau
membuat pernyataan mengenai dirinya sangat anti terhadap Amerika. Hal ini
terlihat dari beberapa pidato dan khotbahnya yang menegaskan ancamannya
terhadap AS yang diyakini pidato tersebut telah ditulis langsung oleh Al-
138 Joe Brock. 2012. “Special Report: Boko Haram-between Rebellion and Jihad”, dalam Reuters, tersedia pada
situs: http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria bokoharamidUSTRE80U0LR20120131, dalam
Committe on Homeland Security of US House of Representative, 2013, Boko Haram: Growing Threat to the U.S.
Homeland, hal. 22 139
Ibid
Page 91
77
Qaeda.140
Di dalam videonya ia memperingatkan Amerika Serikat bahwa : “do
not think jihad is over. Rather, jihad has just begun… Oh, America, die with
your fury”.141
Shekau menyatakan solidaritas kelompoknya dengan Al-Qaeda
yang berafiliasi di Afghanistan, Irak, Afrika Utara, Somalia dan Yaman, serta
menyerukan sesama pejuang untuk melanjutkan jihad mereka di semua lini
pertempuran, termasuk di Libya, Mali, Somalia dan Yemen.142
Begitu juga
Mamman Nur sebagai pemimpin ketiga setelah Shekau yang kemudian
berpisah dari Boko Haram dan mendirikan Ansaru juga dilaporkan dilatih oleh
AQIM.143
Terdapat berbagai sumber dari informan di Nigeria, khususnya
media Barat yang menunjukkan bahwa Boko Haram memiliki hubungan
dengan organisasi teroris lainnya di Afrika, khususnya dengan organisasi
teroris AQIM yang telah memberikan pelatihan dan beberapa pembiayaan
untuk Boko Haram.144
Berbicara mengenai dukungan dalam bentuk pelatihan
yang diberikan oleh AQIM terhadap Boko Haram, hasil yang tampak dari
proses pelatihan tersebut dapat diamati dari perbedaan jenis serangan yang
digunakan oleh kelompok Boko Haram pada aksi-aksinya dalam beberapa
140
Ibid 141
John Campbell. 3 Desember 2012. “Nigerian Terrorist Threatens the United States”, dalam Africa in Transition,
dapat dilihat di http://blogs.cfr.org/campbell/2012/12/03/nigerian-terrorist-threatens-the-united-states/ diakses pada
tanggal 12 September 2015. 142
Tim Cocks. 30 November 2012. “Nigeria Boko Haram leader urges global jihad in video”, dalam harian
Reuters,dapat dilihat di http://uk.reuters.com/article/2012/11/30/uk-nigeria-bokoharam-idUKBRE8AT0S020121130
diakses pada tanggal 12 September 2015. 143
Jacob Zenn. 2014. “Leadership Analysis of Boko Haram and Ansaru in Nigeria.” CTC Sentinel 7, no. 2, dapat
dilihat di http://www.ctc.usma.edu/posts/leadership‐analysis‐of‐boko‐haram‐and‐ansaru‐in‐nigeria diakses pada
tanggal 13 September 2015. 144
Jacob Zenn. 2013. “Boko Haram‟s International Connections.” CTC Sentinel 6, no. 1 (January): 8, dapat dilihat
di http://www.ctc.usma.edu/posts/boko‐harams‐international‐connections diakses pada tanggal 10 September 2015.
Page 92
78
waktu terakhir yakni melalui pemboman bunuh diri. Serangan bom bunuh diri
pada tanggal 16 Juni 2011 dengan sasaran markas kepolisian merupakan yang
pertama pernah terjadi di Nigeria sekaligus pertama kalinya Boko Haram
menggunakan vehicle-borne improvised explosive devices (VIED) yakni
semacam alat peledak berteknologi canggih dari yang semula hanya pisau dan
alat peledak yang masih sederhana dalam bentuk improvised explosive devices
(IEDs).145
Dua bulan kemudian, kelompok teroris ini melakukan serangan bom
bunuh diri kedua dengan menargetkan markas PBB yang berkedudukan di
Abuja dengan memakan korban jiwa sebanyak 21 orang.146
Banyak pengamat
melihat adanya transisi menuju VIEDs dan serangan bom bunuh diri sebagai
peningkatan signifikan dalam kemampuan Boko Haram yang mengindikasikan
bahwa kelompok tersebut telah menerima pelatihan dari jaringan teroris
lainnya. Kelompok Boko Haram menerima keuangan, militer, dan dukungan
pelatihan yang cukup dari AQIM dan Al-Qaeda, bantuan dana yang dihasilkan
yaitu melalui perdagangan narkoba (Afrika Barat merupakan wilayah transit
bagi kokain dan heroin dari Amerika Selatan ke Eropa), perdagangan senjata
(terutama dari Libya dan Chad), penyelundupan, penculikan dan perampokan.
Beberapa pendanaan telah digunakan oleh kelompok Boko Haram untuk
pengayaan pribadi, pembayaran kepada anggota, pembelian senjata dan
145
Ibid 146
David Cook, 2011, The Rise of Boko Haram in Nigeria, dalam CTC Sentinel 4 (9): 3-5
Page 93
79
informasi, komunikasi dan perlindungan, juga diyakini berasal dari hasil
'pemerasan pada pemerintah.147
Kemahiran kelompok Boko Haram ini menunjukkan pembuat bom
kelompok Boko haram memang menerima pelatihan dari militan yang
berpengalaman di tempat lain. Hal ini berpotensi menunjukkan hubungan yang
lebih kuat antara organisasi teroris Boko Haram dengan AQIM dan Al-
Shabaab. Selain membangun persenjataan canggih, sekarang mungkin bahwa
Boko Haram telah mengakuisisi, atau akan memperoleh misil SA-7 dan SA-24.
Terdapat sejumlah laporan terkait anggota Boko Hatam yang
menerima pelatihan di beberapa bagian wilayah Sahel, khususnya di Niger dan
Mali. Beberapa laporan mengenai pelatihan terhadap anggota Boko Haram
berikut ini diurutkan berdasarkan tatanan kronologis, antara lain: (1) Pada
bulan Desember 2011, anggota PBB yang membawa misi terkait dampak dari
krisis di Libya terhadap regional Sahel melaporkan bahwa mereka telah diberi
informasi tentang jalinan hubungan yang terbentuk antara Boko Haram dengan
AQIM dan bahwa anggota Boko Haram telah menerima pelatihan di markas
AQIM yang berlokasi di Mali selama musim panas tahun 2011. Mereka juga
melaporkan bahwa tujuh anggota Boko Haram ditangkap ketika singgah di
Niger dalam perjalanannya menuju Mali, (2) Pada bulan April 2012,
pemerintah Nigeria dan media internasional melaporkan bahwa Muhammad
Suleiman Ashafa dituduh oleh pemerintah Nigeria sebagai perantara antara
Boko Haram dan Al Qaeda mengakui telah memfasilitasi program pelatihan
147
Scott Stewart. 2012. “Nigeria's Boko Haram Militants Remain a Regional Threat”, dalam Security Weekly Edisi
26 Januari, Stratfor Global Intelligence, tersedia pada situs: http://www.stratfor.com/weekly/nigerias-boko-haram-
militants-remain-regionalthreat, diakses pada tanggal 15 September 2015
Page 94
80
untuk beberapa anggota Boko Haram di wilayah Sahel.148
(3) Pada bulan Juli
2012, dua anggota Boko Haram yakni Khalid Al-Barnawi dan Adam Kambar
dilaporkan telah menjalani pelatihan di salah satu markas pelatihan AQIM di
Algeria sejak tahun 2009.149
(4) Pada bulan September 2012, militer Nigeria
menyatakan bahwa mereka telah menangkap seorang staf imigrasi karena
menjadi anggota aktif Boko Haram. Berdasarkan penuturan juru bicara pihak
militer, staf imigrasi tersebut mengaku bahwa dirinya telah dilatih bersama 15
anggota Boko Haram lainnya dalam hal pengendalian senjata, praktek
pembunuhan, dan operasi khusus di Niger.150
(5) Berdasarkan keterangan dari
Kepala Staf pasukan militer Nigeria yang ditugaskan ke Mali yakni Letnan
Jendral Azubuike Ihejrika disebutkan bahwa, “We have evidence that some of
the terrorists operating in Nigeria were trained in Mali”.151
Hubungan yang erat antara kelompok Boko Haram dengan
organisasi teroris internasional seperti Al-Qaeda dan AQIM telah membantu
kelompok Boko Haram dalam mempertahankan eksistensinya dalam melawan
kebijakan-kebijakan AS di Nigeria, serta telah membuat kelompok Boko
Haram menjadi semakin kuat. Kerjasama yang dilakukan oleh kelompok Boko
Haram dengan organisasi teroris internasional telah membuat AS khususnya
148 Elena Mizrokhi, “Nigeria‟s Boko Haram and Sahel Insecurity”, dalam Geopoliticalmonitor, Edisi 16 April 2012,
dapat dilihatb di: http://www.geopoliticalmonitor.com/nigerias-boko-haram- andsahel-insecurity-4663, diakses pada
tanggal 15 Desember 2015 149
Ibid 150 This Day, “Army Arrests Immigration Officer, Others over Boko Haram Links”, Edisi 29 September 2012,
tersedia pada situs: http://www.thisdaylive.com/articles/army-arrestsimmigrationofficer-others-over-boko-haram-
links/126376/, dalam Oftedal, Boko Haram: A Transnational Phenomenon, hal. 72 151 Ismail Mudashir, Maryam Ahmadu-Suka and Victor Edozie, “Nigeria: Boko Haram Trained in Mali - Army
Chief”, dalam Daily Trust, Edisi 18 Januari 20113, dapat dilihat di: http://allafrica.com/stories/201301180599.html,
diakses pada tanggal 18 Desember 2015
Page 95
81
kebijakan Obama semakin sulit menciptakan perdamaian di Nigeria. Hal ini
dikarenakan adanya fasilitas yang diberikan oleh Al-Qaeda dalam melawan
pemerintah Nigeria dan AS. Fasilitas tersebut meliputi pendanaan, pasokan
senjata, dan pemberian pelatihan terhadap setiap anggota Boko Haram,
tentunya hal inilah yang menjadi penghambat bagi ketiga kebijakan Obama
yang bersifat non-konfrontasi langsung dalam melawan kelompok Boko
Haram.
Page 96
82
BAB V
KESIMPULAN
Penelitian ini telah mencermati mengenai bagaimana pemerintah Amerika
Serikat pada masa Obama menerapkan setiap kebijakan luar negerinya dalam melawan
organisasi teroris Boko Haram yang pada intinya, tujuan dari serangan-serangan
kelompok Boko haram terhadap pemerintah dan warga sipil yaitu hanya semata-mata
ingin menerapkan hukum syaria negara Islam di Nigeria. Masalah ini memberikan
perhatian khusus bagi pemerintah Nigeria dan Amerika Serikat sehingga kedua Negara
juga ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam mencari solusi yang akurat dalam
mengatasi krisis, hal ini disebabkan karena AS memiliki kepentingan dan hubungan yang
erat dengan Nigeria, terlebih lagi AS memiliki kepentingan yaitu cadangan minyak yang
terdapat di Niger Delta. Untuk itu, cadangan minyak yang ada di Nigeria akan terus di
pertahankan dari berbagai ancaman seperti, gangguan organisasi teroris Boko Haram dan
penguasaan minyak oleh rezim-rezim yang bertentangan dengan pemerintah AS.
Presiden Obama telah berkomitmen akan menggunakan strategi non-
konfrontasi langsung dalam melawan kelompok Boko Haram, Obama lebih memilih
melakukan konfrontasi non-kekerasan karena melihat konsekuensi yang akan ditimbulkan
dari konfrontasi langsung seperti pada masa pemerintahan Bush. Kebijakan-Kebijakan
luar negeri non konfrontasi langsung presiden Obama meliputi. Pertama, pemerintah AS
telah mendirikan U.S-Nigeria Binational Comission (BNC). Kedua, setelah itu presiden
Obama membentuk program kerjasama kemitraan AS-Nigeria dengan melalui program-
program perdamaian ada tiga tindakan spesifik yang telah diambil oleh pemerintahan
Page 97
83
Obama terkait program perdamaian yaitu Global Security Contingency Fund dan
menciptakan The Trans-Sahara Counter terrorism Partnership. Ketiga, yang terakhir
presiden Obama melibatkan U.S. Agency for International Development (USAID) dalam
memerangi organisasi teroris Boko Haram di Nigeria, USAID dijadikan sebagai alat
untuk menerapkan kebijakan Amerika dalam menciptkan solusi melalui program bantuan
dengan bertajuk Peace Project, proyek ini dianggap efektif dalam melawan konflik dan
ekstrimisme di Nigeria. Namun, kebijakan yang telah diterapkan oleh Obama masih
belum mampu menciptakan perdamaian di wilayah tersebut dan korban yang muncul
semakin bertambah, hal tersebut terjadi karena adanya dukungan domestik dan eksternal
yang telah mendukung operasi-operasi kelompok Boko Haram, sehingga menyulitkan
kebijakan yang telah diterapkan oleh Obama.
Dalam hal ini terdapat dua faktor yang telah menyebabkan kebijakan luar
negeri Obama masih belum berhasil menciptakan perdamaian di Nigeria yaitu Faktor
Internal yang mempengaruhi kebijakan non konfrontasi langsung yaitu organisasi teroris
Boko Haram menggunakan dukungan publik, organisasi teroris Boko Haram tampaknya
telah memiliki strategi dalam melawan kontra-terorisme pemerintah yang telah didukung
oleh AS untuk menyingkirkan organisasi ini, dalam mencegah hal ini Boko Haram
berusaha membuat strategi khusus dengan tujuan mendirikan Negara Islam di Nigeria
terwujud dan menyingkirkan segala ideologi-ideologi Barat yang masih berada pada
sistem pemerintahan Nigeria. Untuk itu, Boko Haram menggunakan dukungan internal
yaitu dukungan publik khususnya pada Nigeria Utara dan dukungan kelompok elit,
seperti politisi serta partai yang kontra terhadap pemerintahan Presiden Jonathan
Goodluck.
Page 98
84
Faktor eksternal organisasi teroris Boko Haram mendapatkan dukungan dari
Al-Qaeda dan AQIM, kelompok Boko Haram dalam serangnnya mengadopsi metode
operasional yang biasanya berhubungan dengan kelompok teroris yang berorientasi
secara internasional yaitu dengan menggunakan serangan bom bunuh diri dan penerbitan
video-video amatir milik mereka. Faktanya adalah kelompok Boko Haram memiliki
hubungan dengan kelompok teroris lainnya di Afrika, khususnya di Sahel. Yang paling
sering dikutip dari ini adalah Al-Qaeda in Maghreb Islamic (AQIM), yang kabarnya telah
memberikan pelatihan dan beberapa pembiayaan untuk kelompok Boko Haram.
Dapat disimpulkan bahwa peran dari kebijakan luar negeri AS masih belum
adanya kerjasama yang signifikan antara pemerintah Nigeria dan AS, sehingga kebijakan
luar negeri non konfrontasi langsung masih belum mampu menciptakan perdamian di
kawasan tersebut dan masih banyak korban berjatuhan akibat serangan yang dilakukan
oleh kelompok Boko Haram. Untuk itu, kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh
Obama membutuhkan kerjasama yang kompak dengan pemerintah Nigeria dan negara
tetangga dalam menghentikan kelompok Boko Haram, tanpa adanya kerjasama yang
serius dari kedua negara, maka organisasi teroris Boko Haram sangat sulit untuk
dihentikan.
Page 99
xv
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adogamhe, P.G. 2006. Rethinking the North/South Relations: An Analysis of the
US/Nigerian Hegemonic Overtures, Nigerian Journal of International Affairs.
Akinola,O. 2013. „Nigeria‟s Troubled North: Interrogating the Drivers of Public Support
for Boko Haram, p.3, International Centre for Counter Terrorism, dapat dilihat di
http://www.icct.nl/download/file/ICCT-Olojo-Nigerias-Troubled-North-October-
2013.pdf diakses pada tanggal 04 September 2015.
Baylis, John and Smith Steve, The Globalization of World Politics: An Introduction to
International Relations.
Bouchat, Clarence J. 2013. The Causes of Instability in Nigeria and Implications for The
United States : Strategic Studies Institute : U.S. Army War College Press.
Coplin,William D, Pengantar Politik Internasional, Bandung : Pustaka Bersama 1992 .
Forest, James J.F. 2012. Confronting the Terrorism of Boko Haram in Nigeria : MacDill
Air Force Base. Florida : The JSOU Press.
Freedom, C. Onuoha. 2010. The 9/7 Boko Haram Attack on Bauchi Prison : A Case of
Intelligence Failure, dalam Special Report, Peace & Conflict Monitor, dapat dilihat
di http://www.monitor.upeace.org/innerpg.cfm?id_article=754, diakses pada
tanggal 09 September 2015.
Holsti, K. J. Internasional Politics : A Framework for Analysis, 6th
ed. (New Jersey:
Prentice Hall, Inc., 1992)
Page 100
xvi
Iro, Aghedo and Osumah, Oarhe. 2012. Boko Haram Uprising: How Should Nigeria
Respond ?. Third World Quarterly, 33:5.
Jusuf, Sufri. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri: Sebuah Analisa Teoritis
dan Uraian Tentang Pelaksanaannya, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1998.
Kalevi, J Holsti, Politik Internasional, Edisi keempat jilid I, Jakarta: Erlangga. 1988.
Mas‟oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodelogi, (Jakarta:
LP3ES, 1994).
Mintz, Alex dan Karl De Rouen Jr. Understanding Foreign Policy Decision Making,
(Cambridge: Cambridge University Press, 2010).
Morgenthau, 1960 dalam Hyndman, National Interest and the New Look, International
Journal, Vol.26, No. 1:pp. 5-18.1970/19717, diaksespadatanggal 20 April 2015.
Osumah, Oarhe. 2013. Boko Haram Insurgency in Northern Nigeria and the Vicious
Cycle of Internal Security. Small Wars & Insurgencies 24, no.3.
Onuoha, J. 2008. Beyond Diplomacy: Contemporary Issues in International Relations.
Nsukka: Great AP Express Publishers.
Plano, Jack C. dan Olton Roy. Kamus Hubungan Internasional. (Bandung: Abardin,
1999),
Rosenau, J. N. dan Thompson K.W., World Politics; An Introduction, (New York: The
Free Press, 1976).
Page 101
xvii
Jurnal
Afokpa, V. J. Regional Profits: The Rise of Hybrid Terrorism in West Africa Post 9/11
Center for International Security and Cooperation, Stanford University, 2013; and
Financial Action Task Force (TAFT) Report: Terrorist Financing in West Africa,
October 2013.
Akinola, O. 2013. “Nigeria‟s Troubled North: Interrogating the Drivers of Public
Support for Boko Haram”, dalam International Centre for Counter Terrorism, dapat
dilihat di http://www.icct.nl/download/file/ICCT-Olojo-Nigerias-Troubled-North-
October-2013.pdf diakses pada tanggal 04 September 2015.
Audrey, Kurth Cronin.2010. “When Should We Talk to Terrorists ?”, dalam Special
Report : United States Institute of Peace, dapat dilihat di
http://www.usip.org/sites/default/files/SR240Cronin.pdf, diakses pada tanggal 14
Januari 2016.
Bekele, Daniel and Richard Dicker. 2013. “Letter to the Committee on Dialogue and
Peaceful Resolution of Security Challenges in the North”, dalam Human Rights
Watch, dapat dilihat di http://www.hrw.org/node/116887 diakses pada tanggal 12
Agustus 2015.
Brock, Joe. 2012. “Boko Haram: Growing Threat to the U.S. Homeland”, dalam
Committe on Homeland Security of US House of Representative, dapat dilihat di
http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria
bokoharamidUSTRE80U0LR20120131 diakses pada tanggal 15 April 2015.
Bamgbose, J. Adele Ph.D. 2013. “The Boko Haram Crisis and Nigeria‟s External
Relations”, dapat dilihat di
http://www.bjournal.co.uk/paper/BJASS_11_2/BJASS_11_02_01.pdf, diakses
pada tanggal 30 Juni 2015.
Page 102
xviii
Blanchard, Lauren Ploch. 2015. “U.S. Security Assistance in Africa”, dalam
Congressional Research Service, Dapat dilihat di
http://www.foreign.senate.gov/imo/media/doc/060415_Blanchard_Testimony.pdf
diakses pada tanggal 14 Agustus 2015.
Baker, H Pauline. 2013. “A US Strategy of State-Building”, dalam Society for
International Development- Washington DC, dapat dilihat di
http://www.sidw.org/assets/sos_final%20report.pdf diakses pada tanggal 15
Agustus 2015.
Gartenstein-Ross, D and Vassefi, T. 2012. “Current US Policies toward Nigeria‟s Boko
Haram”, dapat dilihat di http://gunpowderandlead.org/2012/06/current-u-s-
policies-toward-nigeriaboko-haram/, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015.
International Crisis Group. 2010. “Northern Nigeria: Background to Conflict”,
International Crisis Group Africa Report no. 168, dapat dilihat di
http://www.crisisgroup.org/en/regions/africa/west-africa/nigeria/168-northern-
nigeria-background-to-conflict.aspx diakses pada tanggal 04 September 2015.
Jacob, Oluwole & Odeyemi. 2014. “A Political History of Nigeria and the crisis of
ethnicity in Nation-Building”. Vol. 3, No. 1, dapat dilihat di
wscholars.com/index.php/ijds/article/.../459/pdf, diakses pada tanggal 25 Maret
2015.
Loimeier, R. 2012. “Boko Haram: The Development of a Militant Religious Movement
in Nigeria.” Africa Spectrum. 47/2-3, dapat dilihat di http://journals.sub.uni-
hamburg.de/giga/afsp/article/view/555 diakses pada tanggal 12 September 2015.
Manni, Nathaniel. 2012. “Boko Haram: A Threat to African and Global Security”, dalam
Global Security Studies Research, Vol. 3, Issue 4, dapat dilihat pada
Page 103
xix
globalsecuritystudies.com/Manni%20BH%20FINAL.pdf diakses pada tanggal 10
April 2015.
Marc-Antoine, Pérouse de Montclos. 2014. “Boko Haram: Islamism, politics, security
and the state in Nigeria”, dalam African Studies Centre, West African Politics and
Society Series, Vol.2, dapat dilihat di :
https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/23853/ASC-075287668-
3441-01.pdf?sequence=2, diakses pada tanggal 17 Juli 2015.
Michael, Olugbode and Damilola Oyedele. 2014. “Nigeria: UNICEF - Boko Haram Has
Dragged Back the North-East,” dapat dilihat di
http://allafrica.com/stories/201406170900.html diakses pada tanggal 18 Juni 2015.
Ori, Konye Obaji. 2012. “Nigeria‟s Growing Poverty,” dalam The Africa Report, dapat
dilihat di http://www.theafricareport.com/index.php/2012021450181576/west-
africa/nigeria-s-growing-poverty- 50181576.html diakses pada tanggal 05
September 2015.
Paul R.Pillar. 2001. “Terrorism and US Foreign Policy”. Washington DC: Brookings
Institution Press.
Rajaratman, J. 2012. “Counter terrorist trends and Analysis”, Volume 4: Issue 7, dapat
dilihat di http://www.pvtr.org/pdf/ctta/2012/ctta-july12.pdf, diakses pada tanggal
10 April 2015.
Page 104
xx
Serafino, Nina. 2014. “Global Security Contingency Fund: Summary and Issue
Overview,” dalam Congressional Research Service, dapat dilihat di
http://fas.org/sgp/crs/row/R42641.pdf, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015.
United States House of Representatives Committee on Homeland Services.13 September
2013. “Boko Haram: Growing Threat to the U.S. Homeland”. dapat dilihat di
http://homeland.house.gov/sites/homeland.house.gov/files/documents/09-13-13-
BokoHaram-Report.pdf/ diakses pada tanggal 30 Agustus 2015.
U.S. Department of State Foreign Affairs Manual Volume 9 – Visas, dapat dilihat di :
http://www.state.gov/documents/organization/86966.pdf diakses pada tanggal 25
Juni 2015.
Walker, Andrew. 2013. “What Is Boko Haram ?”, dalam United States Institute of Peace,
dapat dilihat di http://www.usip.org/sites/default/files/SR308.pdf, diakses pada
tanggal 10 April 2015.
Zenn, Jacob. 2013. “Boko Haram‟s International Connections.” CTC Sentinel 6, no. 1
(January), dapat dilihat
dihttp://www.ctc.usma.edu/posts/boko‐harams‐international‐connections diakses
pada tanggal 10 September 2015.
Zenn, Jacob. 2014. “Leadership Analysis of Boko Haram and Ansaru in Nigeria.” CTC
Sentinel 7, no. 2, dapat dilihat di
http://www.ctc.usma.edu/posts/leadership‐analysis‐of‐boko‐haram‐and‐ansaru‐in‐ni
geria diakses pada tanggal 13 September 2015.
Page 105
xxi
Internet dan Berita Online
Blanchard, Lauren Ploch. “Nigeria‟s 2015 Elections and the Boko Haram Crisis”, dalam
Congressional Research Servive, dapat dilihat pada
https://www.fas.org/sgp/crs/row/R43881.pdf diakses pada tanggal 11 April 2015.
Cooper, Helena. 2015. “Rifts between U.S. and Nigeria impeding fight against Boko
Haram.” dalam New York Times, dapat dilihat pada
http://www.nytimes.com/2015/01/25/world/rifts-between-us-and-nigeria-
impeding-fight-against-boko-haram.html?_r=0 diakses pada tanggal 11 April 2015.
Copeland, Foard. 2013. “The Boko Haram Insurgency in Nigeria,” Civil-Military
Fusion Centre, dapat dilihat di
http://www.reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/20130220%20Boko%
20Haram%20in%20Nigeria.pdf, diakses pada tanggal 17 Juni 2015.
Curbing Violence in Nigeria (II): The Boko Haram Insurgency. 2014. dalam
Internasional Crisis Group, dapat dilihat di
http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/africa/west-africa/nigeria/216-curbing-
violence-in-nigeria-ii-the-boko-haram-insurgency.pdf, diakses pada tanggal 15
Agustus 2015.
Cook, David. 2012. “Boko Haram and the Threat to the Secular Nigerian State,” e-
International Relations, , dapat dilihat di http://www.e-ir.info/2012/01/23/boko-
haram-and-the-threat-to-the-secularnigerian-state/ diakses pada tanggal 10
September 2015.
Castillo, Mariano, Elise Labott, Jim Acosta, Paul Courson, Vlad Duthiers, and Shirley
Henry. "U.S. Support to Nigeria Beset by Complications." CNN News. dapat
dilihat http://www.cnn.com/2014/05/14/world/africa/nigeria-girls-abducted/
diakses pada tanggal 15 Agustus 2015.
Page 106
xxii
Campbell, John. 2012. “Nigerian Terrorist Threatens the United States”, Africa in
Transition, , dapat dilihat di http://blogs.cfr.org/campbell/2012/12/03/nigerian-
terrorist-threatens-the-united-states/ diakses pada tanggal 12 September 2015.
Farouk, Chothia. 2014. “Who Are Nigeria‟s Boko Haram Islamists ?”, dalam BBC
News Africa, dapat dilihat di http://www.bbc.com/news/world-africa-13809501,
diakses pada tanggal 10 April 2015.
Human Rights Watch. 2012. “Spiraling Violence: Boko Haram Attacks and Security
Force Abuses in Nigeria”, dapat dilihat di
http://www.hrw.org/reports/2012/10/11/spiraling-violence-0; diakses pada tanggal
17 Juni 2015.
Human Rights Watch, “Spiraling Violence: Boko Haram Attacks and Security Force
Abuses in Nigeria”, dapat dilihat di
https://www.hrw.org/report/2012/10/11/spiraling-violence/boko-haram-attacks-
and-security-force-abuses-nigeria+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id diakses pada
tanggal 18 Juni 2015.
Human Rights Watch. 2013. “Nigeria Massive Destruction Deaths From Military
Raid,” dapat dilihat di http://www.hrw.org/news/2013/05/01/nigeria-massive-
destruction-deaths-military-raid diakses pada tanggal 16 April 2015.
Human Rights Watch. 2013. “Nigeria Massive Destruction Deaths From Military
Raid”, dapat dilihat di http://www.hrw.org/news/2013/05/01/nigeria-massive-
destruction-deaths-military-raid diakses pada tanggal 16 April 2015.
Human Rights Watch news release. 2014. “Nigeria: Boko Haram Kills 2,053 Civilians in
6 Months,” dapat dilihat di http://www.hrw.org/news/2014/07/15/nigeria-boko-
haram-kills-2053-civilians-6-months diakses pada tanggal 17 Juni 2015.
Page 107
xxiii
Idris, Hamza, Yahaya Ibrahim, and Ibrahim Sawab, "Who are Borno's „Civilian JTF'?",
dalam berita harian Weekly Trust, dapat dilihat di
: http://www.dailytrust.com.ng/weekly/index.php/top-stories/16115-who-are-
borno-s-civilian-jtf, diakses pada tanggal 15 september 2015.
Kwuelum, Charles Obiorah. 2014. Support for the Victims of Boko Haram, dapat
dilihat di http://www.counterpunch.org/2014/07/18/support-for-the-victims-of-
boko-haram/. Diakses pada tanggal 19 April 2015.
Laurent, Plonch. 2012. “Nigeria: Current Issues and U.S Policy” dapat dilihat
diwww.refworld.org/pdfid/504db3912.pdf diakses pada tanggal 13 April 2015.
Minter, W. 2012. “US is Pushed to Label Nigeria‟s Boko Haram a Terrorist Group”,
dapat dilihat di http://www.mcclatchydc.com/2012/07/23/1513, diakses pada
tanggal 12 Agustus 2015.
Mujani, Saiful. “Religious Democrats: Democratic culture and Muslim Participation in
Post Suharto Era”. Columbus: Ohio State University 2001, dapat dilihat di
https://etd.ohiolink.edu/!etd.send_file?accession=osu105472222&disposition=inlin
e diakses pada tanggal 25 Maret 2015.
Matthew, Bey and Sim Tack. 2013. “The Rise of a New Nigerian Militant Group”,
Security Weekly, Strat for Global Intelligence, dapat dilihat di
http://www.stratfor.com/weekly/rise-new-nigerian-militantgroup diakses pada
tanggal 15 September 2015.
Okutu, Peter. 2012. “Elechi accuses politicians of hijacking Boko Haram”, dalam berita
harian Vanguard, dapat dilihat di
Page 108
xxiv
http://www.vanguardngr.com/2012/08/elechi-accuses-politicians-of-hijacking-boko-
haram/ diakses pada tanggal 05 September 2015.
Patte, Gregoire and Ahmed S. Hashim. 2012. “Western Ways Are Evil‟: The Emergence
and Evolution of Boko Haram”, dalam Counter terrorist trends and Analysis,
Volume 4: Issue, dapat dilihat di http://www.pvtr.org/pdf/ctta/2012/ctta-july12.pdf,
diakses pada tanggal 10 April 2015.
Peacock, S. 2012. “Obama: Slaughter of Christians a Misunderstanding”, dapat dilihat
di http://mobile.wnd.com/2012/05/obama-slaughter-of-christians-a-
misunderstanding diakses pada tanggal 20 Agustus 2015.
Smith, C. 2012. “How to Resolve the Boko Haram Insurgency”, dalam berita harian
Vanguard, August 12 United States Agency for International Development
(USAID) Report (2012) dapat dilihat di www.usaid.gov diakses pada tanggal 16
April 2015.
Shehu, Sani, Vanguard, “Boko Haram: History, ideas, and revolt”, dapat dilihat:
http://www.vanguardngr.com/2011/07/boko-haram-history-ideas-and-revolt-5/,
diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
Sloman, Jesse. 2014. “How Can U.S. Intel Training Help Fight Boko Haram?‟ dalam
Council on Foreign Relations, dapat dilihat di
http://blogs.cfr.org/campbell/2014/11/13/how-can-u-s-intel-training-help-fight-
boko-haram/ diakses pada tanggal 14 Agustus 2015.
Page 109
xxv
Stewart, Scott. 2015. “Boko Haram Faces Backlash in Nigeria”, Strafor Global
Intelligence, dapat dilihat di http://www.stratfor.com/analysis/boko-haram-faces-
backlash-nigeria, diakses pada tanggal 15 September 2015.
Sergie, Mohammed Aly & Toni Johnson. 2011. “Boko Haram,” dalam Council on
Foreign Relations, dapat dilihat di http://www.cfr.org/africa/boko-haram/p25739,
diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
Soniyi, Tobi. 2012. “Nigeria: Terrorism - Court Resumes Ndume's Trial”, dapat dilihat
di http://allafrica.com/stories/201207040581.html diakses pada tanggal 06
September 2015.
Shwatz, Stephen. 2001. “Islamic Extremism on the Rise in Nigeria,” Jamestown
Foundation, 2001, dapat dilihat di http://www.jamestown.org/ diakses pada tanggal
10 September 2015.
The White House.2014. “FACT SHEET: U.S. Efforts to Assist the Nigerian
Government”, dapat dilihat di https://www.whitehouse.gov/the-press-
office/2014/10/14/fact-sheet-us-efforts-assist-nigerian-government-its-fight-
against-boko-, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015.
The Vanguard, Newspaper. 2012. dapat dilihat di www.vanguard.ngr.com, diakses
pada tanggal 29 Agustus 2015.
Page 110
xxvi
The Role of Civil Society in Preventing Terrorism, dalam Informal Working Level
Meeting, dapat dilihat di http://www.osce.org/odihr/25142?download=true diakses
pada tanggal 10 Januari 2016.
U.S. Department of state, “Terorist Designations of Boko Haram and Ansura”.
2013.dapat dilihat
dihttp://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2013/11/20131114286738.ht
ml#axzz3vCtlUSMd diakses pada tanggal 12 April 2015.
UN News Centre, “Nigerian Group That Kidnapped Schoolgirls, Put on UN Terror
Sanctions List”. 2014. dapat dilihat
dihttp://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=47874#.U8fKlhBAuVo diakses
pada tanggal 12 April 2015.
WND Exclusive . 2012. “Obama: Slaughter of Christians a Misunderstanding”, dapat
dilihat di http://mobile.wnd.com/2012/05/obama-slaughter-of-christians-a-
misunderstanding diakses pada tanggal 13 April 2015.
Xinhua. 2013. “Boko Haram Releases Abducted Former Nigeria Oil Minister, dapat
dilihat di http://www.africareview.com/News/Boko-Haram-releases-abducted-
former-oil-minister/-/979180/1843966/-/embjwe/-/index.html, diakses pada tanggal
29 Agustus 2015.