KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID TAHUN 1999-2001 MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: LAURENTIUS RIGEN DARIS NIM: 101314022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Embed
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID …repository.usd.ac.id/4947/2/101314022_full.pdf · MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID
TAHUN 1999-2001
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
LAURENTIUS RIGEN DARIS
NIM: 101314022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID
TAHUN 1999-2001
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
LAURENTIUS RIGEN DARIS
NIM: 101314022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Makalah ini ku persembahkan kepada:
Kedua orangtuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku.
Kedua kakak perempuanku yang selalu menyemangatiku.
Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.
(Abdurrahman Wahid) Bangunlah suatu dunia dimana suatu bangsa hidup dalam damai
dan persaudaraan (Ir. Soekarno)
Setialah pada hal-hal yang kecil, karena kelak disanalah
kekuatanmu berasal. (Bunda Teresa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID
TAHUN 1999-2001
Oleh: Laurentius Rigen Daris
Universitas Sanata Dharma 2016
Makalah ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Latar belakang kehidupan
Abdurrahman Wahid, (2) Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid, (3) Jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid.
Penulisan makalah ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sosial-budaya. Cara penulisannya bersifat deskriptis analitis.
Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid sebagai seorang tokoh Nahdlatul Ulama yang kemudian menjadi Presiden Indonesia ke-4, (2) Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman dilakukan untuk mereformasi pemerintahan, walaupun terdapat kontroversi dalam melaksanakan kebijakan tersebut, (3) Jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid adalah penegakan nilai-nilai demokrasi, menjunjung Hak Asasi Manusia, melindungi budaya kelompok minoritas dan menjunjung pluralisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT THE POLICIES OF PRESIDENT ABDURRAHMAN WAHID
AT 1999-2001
By: Laurentius Rigen Daris
Sanata Dharma University 2016
This paper aims to describe: (1) The background of Abdurrahman Wahid’s
life, (2) The policies of President Abdurrahman Wahid, (3) Contributions of Presiden Abdurrahman Wahid .
In writing this paper, the writer employed with heuristic, verification, interpretation, and historiography method. The approach used was social-cultural approach. The way of writing was descriptive analytical.
The result of the paper shows: (1) Abdurrahman Wahid’s life as the leader of Nahdlatul Ulama, who later became the 4th President of Indonesia, (2) President Abdurrahman Wahid policies to reform the government, although there is controversy in implementing the policy (3) Contributions of President Abdurrahman Wahid are uplholding the values of democracy, respect for human rights, protection of the culture of minority groups, and upholding of pluralism.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid Tahun 1999-2001”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana, Progam Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Drs. Sutarjo Adisusilo. J.R., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang
telah sabar membimbing, membantu, dan memberikan banyak
pengarahan, saran serta masukan selama penyusunan makalah ini.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh
sumber penulisan makalah ini.
6. Kedua orang tuaku tercinta Petrus Suwaris dan Placidia Indarti yang
telah memberikan dorongan spiritual dan doa sehingga penulis dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................... 5
1. Tujuan Penulisan ..................................................................... 5
Selain berani membela hak minoritas etnis Tionghoa, Abdurrahman
Wahid juga merupakan pemimpin tertinggi Indonesia pertama yang
menyatakan permintaan maaf kepada keluarga PKI yang mati dan disiksa
dalam gerakan pembersihan PKI oleh pemerintahan Orde Baru. Abdurrahman
Wahid juga berhasil menghapus cap PKI pada KTP. Dalam hal ini,
Abdurrahman Wahid merupakan seorang tokoh pahlawan anti diskriminasi.
Dia inspirator pemuka agama untuk melihat kemajemukan suku, agama, dan
ras di Indonesia sebagai bagian dari kekayaan bangsa yang harus dipelihara
dan disatukan sebagai kekuatan pembangunan bangsa yang besar.8
Dalam jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4,
Abdurrahman Wahid sering melontarkan pendapat kontroversial. Dia tak
gentar mengungkapkan sesuatu yang diyakininya benar kendati banyak orang
sulit memahami dan bahkan menentangnya. Kendati suaranya sering
mengundang kontroversi, tapi suara itu tak jarang malah menjadi kemudi arus
sosial, politik dan budaya ke depan. Bahkan, dia tak gentar menyatakan sesuatu
yang berbeda dengan pendapat orang banyak. Jika ditelisik, kebenaran itu
memang seringkali tampak radikal dan mengundang kontroversi.9
Dari latar belakang di atas penulis mencoba untuk menganalisis lebih
dalam tokoh prularisme yang dengan penuh perjuangan membela kaum
minoritas dan menegakkan reformasi untuk mewujudkan demokrasi bagi
bangsa dan negara Indonesia. 8 Ibid, hlm. 55 9 Ibid, hlm. 55-56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi objek penulisan ini. Adapun permasalahannya
sebagai berikut, yaitu:
1. Apa latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid?
2. Apa kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid?
3. Apa jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid bagi Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Penulisan ini secara umum diarahkan untuk menjawab berbagai
masalah yang berkaitan Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
Tahun 1999-2001. Untuk itu penulisan ini bertujuan untuk:
a. Untuk mendeskripsikan latar belakang kehidupan sosial, politik dan
ekonomi Abdurrahman Wahid.
b. Untuk mendeskripsikan kebijakan-kebijakan presiden Abdurrahman
Wahid.
c. Untuk mendeskripsikan jasa-jasa presiden Abdurrahman Wahid bagi
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Universitas Sanata Dharma Khususnya FKIP
Penulisan ini diharapkan untuk menambah bahan bacaan yang
berguna bagi pembaca baik yang berada di lingkungan Universitas Sanata
Dharma maupun bagi pembaca yang berada di luar Universitas Sanata
Dharma khususnya mengenai “Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman
Wahid Tahun 1999-2001”.
b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi dan menambah
perbendaharaan dalam pengembangan sejarah khususnya tentang
“Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid Tahun 1999-2001”.
c. Bagi Pengembangan Diri
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis
karya ilmiah khususnya tentang “Kebijakan-Kebijakan Presiden
Abdurrahman Wahid Tahun 1999-2001” dan juga dapat mempertajam cara
berpikir penulis. Penulis juga berharap, tulisan ini dapat menjadi bahan
refleksi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, berfungsi sebagai
pelajaran tentang pentingnya menanamkan sikap menjunjung tinggi
demokrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Sistematika Penulisan
Makalah yang berjudul “Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman
Wahid Tahun 1999-2001” ini memiliki sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Abdurrahman Wahid dan kebijakan-kebijakannya sebagai Presiden
Republik Indonesia serta analisis atas kebijakan-kebijakan
Abdurrahman Wahid.
Bab III : Berisi kesimpulan dari bab II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID 1999-2001
A. Latar Belakang Kehidupan Abdurrahman Wahid
1. Abdurrahman Wahid dan Keluarga
Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender
Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid
Hasyim dan Sholehah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4
Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya
adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban 1359 Hijriah,
sama dengan 7 September 1940.10
Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti
"Sang Penakluk". Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama
"Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Abdurrahman
Wahid. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang
anak kiai yang berarti "abang" atau "mas".11
Abdurrahman Wahid adalah putra pertama dari enam bersaudara.
Ia lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim
Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri
Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri
Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada 10 M. Hamid, Gus Ger: Bapak Pluralisme & Guru Bangsa, Yogyakarta, Pustaka Marwa, hlm. 13 11 Ibid, hlm. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perempuan. Ayah Abdurrahman Wahid, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam
Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny.
Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. 12
Abdurrahman Wahid secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia
memiliki darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah
keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara
kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak. Tan A
Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri
Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri
kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles
Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang
diketemukan makamnya di Trowulan.13
Pada tahun 1944, Abdurrahman Wahid pindah dari Jombang ke
Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis
Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri
dengan dukungan tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia.
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
Abdurrahman Wahid kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama
perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang tahun
1949, Abdurrahman Wahid pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai
12 Ibid, hlm. 14 13 Ibid, hlm. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menteri Agama.14 Pada bulan April 1953, Abdurrahman Wahid bersama
ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan
madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan
Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Abdurrahman Wahid bisa
diselamatkan, tetapi ayahnya meninggal.15
Sewaktu masih kecil, Abdurrahman Wahid belajar mengaji dan
membaca Al-Qur’an pada kakeknya, K.H. Hasyim Asy'ari. Dalam usia lima
tahun ia telah lancar membaca Al-Qur’an. Pada saat Abdurrahman Wahid
pindah dari Jombang ke Jakarta, ia belajar di SD KRIS sebelum pindah ke
SD Matraman Perwari dan mengikuti les privat Bahasa Belanda. Menjelang
kelulusannya di Sekolah Dasar Abdurrahman Wahid memenangkan lomba
karya tulis se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah.
Abdurrahman Wahid dikirim orangtuanya untuk belajar di Yogyakarta.
Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama)
Gowongan, sambil menjadi santri di pesantren Krapyak. Abdurrahman
Wahid banyak membaca buku berbahasa Inggris seperti buku karya Karl
Max, filsafat Plato, dan Thales. Ia mendengarkan radio Voice of Amerika
serta BBC London untuk meningkatkan berbahasa Inggris dan menambah
wawasan. 16
14 Idem. 15 Ibid, hlm. 16 16 Ibid, hlm. 30-32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Setamat SMEP, Abdurrahman Wahid melanjutkan belajarnya di
pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Pesantren ini diajar oleh K.H.
Chudhari, sosok kiai yang humanis dan dicintai santrinya. Di pesantren ini,
Abdurrahman Wahid dikenalkan dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan
praktik-praktik mistik. Setelah menghabiskan dua tahun di Pesantren
Tegalrejo, Abdurrahman Wahid kembali ke Jombang, dan tinggal di
Pesantren Tambakberas. Di Pesantren Tambakberas milik pamanya, K.H.
Abdul Fatah ini, Abdurrahman Wahid menjadi seorang ustadz dan ketua
keamanan.17
Pada tahun 1963, Abdurrahman Wahid menerima beasiswa dari
Kementrian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di
Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir
berbahasa Arab, Abdurrahman Wahid diberitahu oleh pihak universitas
bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan bahasa
Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki
kemampuan bahasa Arab, Abdurrahman Wahid terpaksa mengambil kelas
remedial. 18
Sewaktu studi di Mesir, Abdurrahman Wahid terlibat dengan
Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah asosiasi tersebut.
Pada akhir tahun, ia berhasil lulus kelas remedial Arabnya. Ketika ia
memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa Arab tahun 1965,
17 Ibid, hlm. 32-33 18 Ibid, hlm. 33-34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Abdurrahman Wahid kecewa; ia telah mempelajari banyak materi yang
diberikan dan menolak metode belajar yang digunakan Universitas karena
hanya menghafal dan masih menggunakan unsur-unsur klasik.19
Di Mesir, Abdurrahman Wahid dipekerjakan di Kedutaan Besar
Indonesia. Pada saat ia bekerja, peristiwa Gerakan 30 September (G30S)
terjadi. Mayor Jendral Suharto menangani situasi di Jakarta dan upaya
pemberantasan komunis dilakukan. Sebagai bagian dari upaya tersebut,
Kedutaan Besar Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan
investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan
politik mereka. Perintah ini diberikan pada Abdurrahman Wahid, yang
ditugaskan menulis laporan.20 Dalam menulis laporan tersebut,
Abdurrahman Wahid berhasil membersihkan sejumlah besar nama
mahasiswa yang dicurigai dengan menyatakan minat mereka terhadap
pemikiran Marxis adalah minat yang sepenuhnya bersifat akademik bukan
ideologi. Namun pada pertengahan 1966, Abdurrahman Wahid gagal dalam
menempuh studi karena sibuk dengan kegiatan di luar studi dan kurang
fokus.21
Ketika Abdurrahman Wahid ditawari kuliah di Mesir, ia diwanti-
wanti oleh pamannya, K. H. Fatah, agar menikah terlebih dahulu.
Abdurrahman Wahid pun menjadi gelagapan. Namun ia akhirnya
sekitar 3000 orang yang ditempatkan di Maluku dari tahun 2000 sampai
2002.74 Laskar Jihad mendatangi Maluku untuk menyelesaikan masalah,
dan mereka mendapat bantuan senjata dari militer. Laskar Jihad pun
melakukan serangan di berbagai desa-desa Kristen. Abdurrahman Wahid
pun marah dan jengkel terhadap militer dan memerintahkan untuk
menghentikan aksi Laskar Jihad. Walaupun Abdurrahman Wahid telah
berusaha menghentikan Laskar Jihad namun ia gagal untuk kekerasan di
Maluku.75
Ia juga berusaha membuka hubungan dengan Israel, yang
menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia. Isu ini
diangkat dalam pidato Ribbhi Awad, duta besar Palestina untuk Indonesia,
kepada parlemen Palestina tahun 2000. Isu lain yang muncul adalah
keanggotaan Abdurrahman Wahid pada Yayasan Shimon Peres.76
Hubungan Abdurrahman Wahid dengan TNI semakin memburuk
ketika Laskar Jihad tiba di Maluku dan dipersenjatai oleh TNI. Laskar Jihad
pergi ke Maluku untuk membantu orang Muslim dalam konflik dengan
orang Kristen. Abdurrahman Wahid meminta TNI menghentikan aksi
Laskar Jihad, namun mereka tetap berhasil mencapai Maluku dan
dipersenjatai oleh senjata TNI.77
74 M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta, Serambi, 2008, hlm. 713-714 75 Greg Barton, op. cit, hlm. 379-381 76 Ibid, hlm. 61 77 Ibid, hlm. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada September 2000, Abdurrahman Wahid menyatakan darurat
militer di Maluku karena kondisi di sana semakin memburuk. Di Papua
Barat, Abdurrahman Wahid memperbolehkan bendera bintang kejora
dikibarkan asalkan berada di bawah bendera Indonesia. Akibatnya
Abdurrahman Wahid dikritik oleh Megawati Soekarnoputri dan Akbar
Tanjung karena hal ini. Pada 24 Desember 2000, terjadi serangan bom
terhadap gereja-gereja di Jakarta dan delapan kota lainnya di seluruh
Indonesia.78
Presiden Abdurrahman Wahid mengeluakan PP. no. 6 tahun 2000
tentang pemulihan hak warga keturunan Tionghoa dalam hal keyakinan,
tradisi dan budaya. Presiden Abdurrahman Wahid juga mencabut Inpres no.
14 tahun 1967 yang melarang semua bentuk ekspresi keagamaandan adat
Tionghoa di muka umum. dengan adanya kebijakan tersebut, warga
Indonesia keturunan Tionghoa dapat berekspresi sesuai keyakinan, budaya
dan tradisi.79 Pada tanggal 9 April 2001 Presiden Abdurrahman Wahid
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomer 19/2001 yang meresmikan Imlek
sebagai hari libur Fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang
merayakannya).80
78 Ibid, hlm. 63 79 MN. Ibad & Ahmad Fikri AF, Bapak Tionghoa Indonesia, Yogyakarta, LkiS, 2011, hlm. 132 80 https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek, diunduh 25 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Jasa-Jasa Presiden Abdurrahman Wahid Bagi Indonesia
1. Pembumian Nilai-Nilai Demokrasi
Di Indonesia, sosok Abdurrahman Wahid telah diakui oleh banyak
kalangan sebagai figur yang identik dengan “demokrasi” itu sendiri. Ia
mungkin satu-satunya tokoh Indonesia yang begitu getol bicara demokrasi,
baik itu dari sudut sosial budaya, politik, hukum, maupun agama. Tentu
semua ini menunjukkan kapasitas dan komitmennya menegakkan nilai-nilai
demokrasi. Bahkan di awal tahun 1990-an, ketika oleh sebagai tokoh
Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid disuruh memilih antara
menjadi ketua PBNU atau forum demokrasi, dengan tegas Abdurrahman
Wahid memilih menjadi Ketua forum demokrasi. Maka NU pun mengalah.
Satu hal yang patut dibanggakan dari Abdurrahman Wahid, demokrasi yang
dia usung bukanlah demokrasi model Barat ataupun Timur melainkan
demokrasi yang bersumber dari nilai-nilai martabat kemanusiaan yang
bersifat universal, baik itu yang ia gali dari agama-agama, dari filsafat,
maupun dari tradisi dan budaya nusantara.81
Kerja keras dan perjuangan tanpa mengenal kata menyerah
dilakukan Abdurrahman Wahid selama ini, baik sebelum, saat dan setelah ia
menjadi presiden. Upaya pembumian nilai-nilai demokrasi yang gradual
itu, diselingi juga dengan serangkaian eksperimen-eksperimentasi
demokrasi. Hal ini secara sporadis terlihat saat ia menjadi presiden RI.
Abdurrahman Wahid selalu tampil terdepan dalam melakukan
pembelaan terhadap minoritas. Pembelaan Abdurrahman Wahid terhadap
sebuah peristiwa dibarengi dengan pengamatan yang cukup mendalam pada
akar permasalahan dan tidak hanya sebatas tampil di depan bersikap sok
pahlawan.84 Hal ini nampak pada kebijakannya menjalin hubungan dengan
Timor Leste, dengan mengunjungi dan bertemu Xanana Gusmao dan Jose
Ramos-Horta. Abdurrahman Wahid berpidato tentang penyesalan dan
kesedihannya mengenai kekerasan yang terjadi di Timtim. Abdurrahman
Wahid pun atas nama seluruh bangsa Indonesia memohon maaf atas
kesalahan yang telah terjadi.
3. Abdurrahman Wahid dan Pluralisme
Abdurrahman Wahid adalah seorang pemikir dan pemimpin besar
umat Islam yang memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat
keseluruhan ajaran Islam. Cara pandangnya yang berbeda inilah yang
membuat Abdurrahman Wahid diterima masyarakat dunia yang beragam
suku, agama, ras dan antargolongan. Beberapa pokok perbedaan cara
pandang Abdurrahman Wahid diantaranya adalah ia lebih menekankan pada
nilai ajaran daripada formalisasi ajaran. Titik tolak pemikiran Abdurrahman
Wahid inilah yang membawa Abdurrahman Wahid pada pandangan bahwa
83 MN. Ibad & Ahmad Fikri AF, op. cit, hlm. 10-11 84 Ibid, hlm. 11-34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Islam sebagai sebuah ajaran yang mengedepankan perdamaian,
penghormatan pada manusia, universal, bukan bersifat skeptik, tertutup, dan
tertentu untuk umat Islam saja.85
Prinsip kewajiban menolong siapa saja yang membutuhkan
pertolonganlah, yang membawa Abdurrahman Wahid berani tampil
membela siapa saja yang tertindas dan terpinggirkan. Karena itu
Abdurrahman Wahid melakukan pembelaan pada ketertindasan umat
manusia, untuk melakukan kebebasan sehingga Abdurrahman Wahid
kemudian memperhatikan kelompok minoritas atau yang terpinggirkan.
Abdurrahman Wahid pada sikap totalitas dalam memperjuangkan
perdamaian umat manusia, antarsuku, antarnegara, dan bangsa serta
antaragama.86 Hal ini nampak pada kebijakannya mengeluakan PP. no. 6
tahun 2000 tentang pemulihan hak warga keturunan Tionghoa dalam hal
keyakinan, tradisi dan budaya. Dan pada tanggal 9 April 2001 mengeluarkan
Keputusan Presiden Nomer 19/2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari
libur Fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).
85 Ibid, hlm. 93-94 86 Ibid, hlm. 97-98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
D. Analisis Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
1. Kelebihan Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
Dari kebijakan-kebijkan yang dilakukan oleh Presiden
Abdurrahman Wahid terdapat kelebihan seperti menjunjung tinggi
demokrasi dengan memperbolehkan Irian Jaya merubah nama menjadi
Papua dan pemberian otonomi khusus untuk daerah Aceh. Abdurrahman
Wahid mereformasi pemerintahan seperti pembubaran daepartemen
penerangan dan departemen sosial serta penggantian para pejabat yang
dianggap korup dan tak bekerja dengan baik. Abdurrahman Wahid juga
menjalin hubungan baik dengan negara lain di negara-negara benua Asia,
Afrika, Amerika dan Eropa untuk meunjukkan eksistensi negara Indonesia.
Abdurrahman Wahid juga fokus terhadap perlindungan serta pengakuan
terhadap kaum minoritas seperti mengeluarkan PP. no. 6 tahun 2000
mengenai pemulihan hak sipil penganut agama konghucu dan menetapkan
tahun baru cina (imlek) sebagai libur fakultatif. Abdurrahman Wahid juga
mengedepankan pruralisme dalam memerintah negara Indonesia.
2. Kelemahan Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
Dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Presiden
Abdurrahman Wahid terdapat kekurangan seperti, mencopot menteri dan
pejabat sehingga menimbulkan perbedaan pendapat, memperbolehkan
bendera bintang kejora berkibar di Papua, tersandung masalah Buloggate
dan Bruneigate, serta mengeluarkan kebijakan yang kontroversial seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pengumuman dekrit pada 23 Juli 2001, yang berisi (1) Membekukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan dewan Perwakilan Rakyat. (2)
mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam
waktu satu tahun. (3) menyelamatkan gerakan reformasi total dari unsur-
unsur Orde Baru dengan membekukan Partai Golongan Karya sambil
menunggu keputusan Mahkamah Agung, untuk itu kami memerintahkan
seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah penyelamatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk tetap tenang serta menjalankan kehidupan sosial
ekonomi seperti biasa.
3. Lengsernya Abdurrahman Wahid
Pada pertemuan dengan rektor-rektor universitas pada 27 Januari
2001, Abdurrahman Wahid menyatakan kemungkinan Indonesia masuk ke
dalam anarkisme. Ia lalu mengusulkan pembubaran DPR jika hal tersebut
terjadi. Pertemuan tersebut menambah gerakan anti-Abdurrahman Wahid.
Pada 1 Februari, DPR bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap
Abdurrahman Wahid. Alasan dikeluarkan nota ini karena banyak elit politik
dari anggota DPR/MPR merasa kecewa dengan gaya kepemimpinan
Abdurrahman Wahid dalam mengemukakan kebijakannya seperti
pemcopota beberapa menteri, memperbolehkan pengibaran bendera bintang
kejora dan kondisi ekonomi yang tak membaik. Nota tersebut berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
diadakannya Sidang Khusus MPR dimana pemakzulan Presiden dapat
dilakukan. Anggota PKB hanya bisa walk out dalam menanggapi hal ini
karena hanya angota Fraksi PKB yang tidak setuju dengan nota tersebut.
Nota ini juga menimbulkan protes di antara NU. Di Jawa Timur, anggota
NU melakukan protes di sekitar kantor regional Golkar. Di Jakarta, oposisi
Abdurrahman Wahid turun menuduhnya mendorong protes tersebut.
Abdurrahman Wahid membantah tuduhan mendorong demonstran dan pergi
untuk berbicara dengan demonstran di Pasuruan. Namun, demonstran NU
terus menunjukkan dukungan mereka kepada Abdurrahman Wahid dan pada
bulan April mengumumkan bahwa mereka siap untuk mempertahankan
Abdurrahman Wahid sebagai presiden hingga mati.87
Pada bulan Maret, Abdurrahman Wahid mencoba membalas
oposisi dengan melawan perbedaan pendapat pada kabinetnya. Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra dicopot dari
kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Abdurrahman Wahid
mundur. Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan
alasan berbeda visi dengan Presiden, berlawanan dalam pengambilan
kebijakan, dan dianggap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan, yang
pada saat itu massanya ikut dalam aksi menuntut Abdurrahman Wahid
mundur. Dalam menanggapi hal ini, Megawati Soekarnoputri mulai
menjaga jarak dan tidak hadir dalam inaugurasi penggantian menteri. Pada
87 M. Hamid, op. cit, hlm. 64-65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
30 April, DPR mengeluarkan nota kedua dan meminta diadakannya Sidang
Istimewa MPR pada 1 Agustus.88
Abdurrahman Wahid mulai putus asa dan meminta Menteri
Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) Susilo
Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat. Yudhoyono
menolak dan Abdurrahman Wahid memberhentikannya dari jabatannya
beserta empat menteri lainnya dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli
2001. Pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR
akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan
juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk
penunjukkan kekuatan.89
Pada 23 Juli 2001, Presiden Abdurrahman Wahid kemudian
mengumumkan dekrit yang berisi (1) Membekukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat. (2)
mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan
serta menyusun badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu
dalam waktu satu tahun. (3) menyelamatkan gerakan reformasi total dari
unsur-unsur Orde Baru dengan membekukan Partai Golongan Karya
sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung, untuk itu kami
memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan
langkah penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
88 Ibid, hlm. 65 89 Ibid, hlm. 65-66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang serta
menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa.90 Namun dekrit
tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi
memakzulkan Abdurrahman Wahid dan menggantikannya dengan
Megawati Soekarnoputri.91
90 https://www.librarry.ohiou.edu/indopubs/2001/07/22/0026.html, diunduh 15 September 2015 91 M. Hamid, op. cit, hlm. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari bab II, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid adalah ia lahir di Jombang,
Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia merupakan anak dari K.H.
Wahid Hasyim dan Hj. Sholehah. Ia belajar di SD KRIS dan SD Matraman
Perwari lalu Ia juga belajar di Pesantren Tegalrejo dan Pesantren Tambakberas.
Abdurrahman Wahid pun melanjutkan belajar di beberapa perguruan tinggi
seperti Universitas Al Azhar di Mesir, dan Universitas Baghdad di Irak.
Abdurrahman Wahid pun menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat
putri. Abdurrahman Wahid menjabat sebagai ketua Nahdlatul Ulama sebanyak
tiga kali dan ia menyetujui pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa yang
berbasis anggota NU. Abdurrahman Wahid pun menjadi Presiden Indonesia
ke-4 menggantikan Presiden B. J. Habibie.
2. Kebijakan-kebijakan politik, ekonomi, sosial dan budaya Presiden
Abdurrahman Wahid yang dilakukannya adalah untuk mereformasi
pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik dari pemerintahan Orde Baru.
Dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya, Abdurrahman Wahid juga tak
lepas dari kontroversi. Salah satu kontroversi yang besar adalah ketika ia
mengumumkan dekrit pada 23 Juli 2001 yang berisi (1) Membekukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat. (2) mengembalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun. (3)
menyelamatkan gerakan reformasi total dari unsur-unsur Orde Baru dengan
membekukan Partai Golongan Karya sambil menunggu keputusan Mahkamah
Agung, untuk itu kami memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk
mengamankan langkah penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang serta
menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa. Namun dekrit tersebut
tidak mendapat dukungan, sehingga ia dilengserkan pada tanggal 23 Juli 2001
dalam Sidang Istimewa MPR dan menggantikannya dengan Megawati
Soekarnoputri.
3. Jasa-jasa dari Presiden Abdurraman Wahid bagi Indonesia saat ini nampak
pada penegakkan nilai-nilai demokrasi seperti mereformasi departemen-
departemen yang korupsi dan berkinerja tidak baik, melindungi budaya
kelompok minoritas, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta menjunjung
pluralisme. Jasanya yang sangat nampak adalah kebijakannya mengeluakan PP.
no. 6 tahun 2000 tentang pemulihan hak warga keturunan Tionghoa dalam hal
keyakinan, tradisi dan budaya. Dan pada tanggal 9 April 2001 mengeluarkan
Keputusan Presiden Nomer 19/2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur
Fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Barton, Greg. 2002. Biografi Gus Dur: The Authorized Boigraphi of
Abdurrahman Wahid. Yogyakarta: Lkis.
Hamid, M. 2010. Gus Ger: Bapak Pluralisme & Guru Bangsa. Yogyakarta:
Pustaka Marwa.
Ibad, MN & Ahmad Fikri AF.2011. Bapak Tionghoa Indonesi. Yogyakarta: LkiS.
Ricklefs, M. C. 2008. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi.
Said Zainal Abidin. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.
Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa.
Jakarta: CV. Rajawali Corporation.
Zainal Arifin Thoha, KH. 2010. Jagadnya Gus Dur. Yogyakarta: Kutub.
Sumber Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan, diakses pada tanggal 16 Juni 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek, diakses tanggal 25 Agustus 2015
https://www.librarry.ohiou.edu/indopubs/2001/07/22/0026.html, diakses tanggal
15 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
SILABUS
Nama Sekolah : SMA N 1 Magelang
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Jenjang : SMA
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : XII /2
Standar Kompetensi: 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/Bahan /Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
2.3. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi serta Perubahan Masyarakat di Indonesia
Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2000): kebijakan -kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
Dengan mengkaji buku, melakukan diskusi, presentasi, dan tanya jawab diharapkan siswa dapat: • Mendeskripsikan
latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid
• Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid
• Tertulis
1. Tes essai
1. jelaskan tentang latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid!
2 JP Sumber:
Barton, Greg. 2002. Biografi Gus Dur: The Authorized Boigraphi of Abdurrahman Wahid. Yogyakarta: Lkis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pada Masa Reformasi
• Mendeskripsikan mengenai kebijakan -kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
• Mendeskripsikan
jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid
• Menganalisis
salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid dengan membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah
• Menunjukkan
sikap tanggung jawab serta mampu bekerja sama dalam kelompok
• Mendeskripsikan
mengenai kebijakan -kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
• Mendeskripsikan jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid
• Menganalisis
salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid dengan membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah
• Portofolio
2. Makalah 3. Skala Nilai
2. jelaskan
kebijakan kebijakan presiden Abdurrahman Wahid?
3. Deskripsikan jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid?
Buatlah makalah tentang salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid.
Hamid, M. 2010. Gus Ger: Bapak Pluralisme & Guru Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Marwa
Riclefs M.C 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.
Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa. Jakarta: CV. Rajawali Corporation.
Alat:
LCD, Komputer, dan papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
• Menunjukkan
sikap tanggung jawab serta mampu bekerja sama dalam kelompok
Media: Power Point
Mengetahui, Kepala Sekolah Placidia Indarti, S.Pd
Magelang, 10 Maret 2016 Guru Mata Pelajaran Sejarah Laurentius Rigen Daris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Magelang
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
1. Standar Kompetensi
2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan Masa
Reformasi.
2. Kompetensi Dasar
2.3. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi serta Perubahan
Masyarakat di Indonesia pada Masa Reformasi.
3. Indikator
• Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid.
• Mendeskripsikan kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid.
• Mendeskripsikan jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid bagi
Indonesia.
• mendeskripsikan proses berakhirnya pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid
• Menganalisis salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman
denganWahid dengan membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah.
• Menunjukkan sikap tanggung jawab serta mampu bekerja sama dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat mendeskripsikan latar belakang kehidupan Abdurrahman
Wahid.
• Siswa dapat mendeskripsikan kebijakan-kebijakan Presiden
Abdurrahman Wahid.
• Siswa dapat mendeskripsikan jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid
bagi Indonesia.
• Siswa dapat mendeskripsikan proses berakhirnya pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid.
• Siswa dapat menganalisis salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman
denganWahid membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah.
• Siswa dapat menunjukkan sikap tanggung jawab serta mampu bekerja
sama dalam kelompok.
5. Materi Pembelajaran
a. Latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid.
1) Abdurrahman Wahid dan keluarga
2) Abdurrahman Wahid dan NU
3) Abdurrahman Wahid dan PKB
4) Pemilihan Umum 1999
b. Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
1) Pengertian Kebijakan
2) Faktor-faktor penentu kebijakan
3) Kebijakan bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Presiden
Abdurrahman Wahid
c. Jasa-jassa Presiden Abdurrahman Wahid Bagi Indonesia
1) Pembumian nilai-nilai demokrasi
2) Abdurrahman Wahid dan misi kemanusiaan dunia 3) Abdurrahman Wahid dan pluralisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
6. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division)
b. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok, presentasi,
tanya jawab dan penugasan.
7. Kegiatan Pembelajaran
No Deskripsi Alokasi
Waktu
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
• Salam pembuka oleh guru, doa sebelum proses
pembelajaran dimulai
• Guru menjelaskan SK, KD, dan tujuan
pembelajaran tentang materi kebijakan-
kebijakan P.residen Abdurrahman Wahid
b. Motivasi
• Guru mengingatkan pelajaran minggu lalu.
c. Orientasi
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
15 menit
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
• Guru menjelaskan secara singkat tentang materi
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
(1999-2001): Kebijakan-kebijakan Presiden
Abdurrahman Wahid.
• Guru menjelaskan teknik pembelajaran hari ini
yaitu menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Achievement Division) yaitu sistem belajar
kelompok yang didalamnya siswa dibentuk ke
dalam kelompok kecil secara heterogen.
b. Elaborasi
• Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang. Kelompok dibagi secara
heterogen yang terdiri dari siswa dengan
beragam latar belakang, misalnya dari segi:
prestasi dan jenis kelamin.
• Guru memberikan tugas kepada kelompok
untuk mengerjakan latihan dan membahas suatu
topik lanjutan bersama-sama. Disini anggota
kelompok harus bekerja sama.
• Guru mempersilakan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya secara
bergantian di depan kelas.
• Setelah kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas, siswa lain
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum di mengerti yang telah
disampaikan oleh presenter.
c. Konfirmasi
• Guru mengkonfirmasi jawaban siswa yang salah
dan menambahkan materi yang belum lengkap
dari proses presentasi yang dilakukan siswa
didepan kelas.
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui.
60 menit
3 Penutup
a. Merangkum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
• Guru memberikan kesimpulan tentang materi
yang telah dibahas.
b. Refleksi
• Guru dan peserta didik bersama-sama
melakukan refleksi tentang materi yang sudah
didapat dan nilai-nilai yang mereka dapat
setelah mempelajari materi tersebut.
c. Tindak Lanjut
• Guru menyampaikan tugas yang harus
dipersiapkan dipertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam penutup kepada
siswa
15 menit
8. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Alat : LCD, Komputer, dan papan tulis
b. Media : Power Point
c. Sumber Pembelajaran :
Badrika, Wayan I. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga.
Barton, Greg. 2002. Biografi Gus Dur: The Authorized Boigraphi of
Abdurrahman Wahid. Yogyakarta: Lkis Hamid, M. 2010. Gus Ger: Bapak Pluralisme & Guru Bangsa. Yogyakarta:
Pustaka Marwa. Riclefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta:
Serambi.
Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari
Masa Ke Masa. Jakarta: CV. Rajawali Corporation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
9. Penilaian
a. Penilaian Kognitif : Terlampir
• Produk:
Alat: Tes
Bentuk: Essai
• Proses:
Alat: Portofolio
Bentuk: Makalah
b. Penilaian Afektif : Terlampir
• Alat: Observasi
• Bentuk: Skala nilai
Mengetahui. Magelang, 10 Maret 2016
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Placidia Indarti, S.Pd Laurentius Rigen Daris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penilaian Kognitif
A. Format Penilaian Tes Essai
• Soal Essai
1. Deskripsikan latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid!
2. Deskripsikan kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid!
3. Deskripsikan jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid bagi Indonesia!
4. Deskripsikan mengenai proses berakhirnya pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid!
• Kunci Jawaban Soal Essai:
1. Latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid yaitu ia lahir di
Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia merupakan
anak dari K.H. Wahid Hasyim dan Hj. Sholehah. Ia belajar di SD
KRIS dan SD Matraman Perwari lalu Ia juga belajar di Pesantren
Tegalrejo dan Pesantren Tambakberas. Abdurrahman Wahid pun
melanjutkan belajar di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas
Al Azhar di Mesir, dan Universitas Baghdad di Irak. Abdurrahman
Wahid pun menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri.
Abdurrahman Wahid menjabat sebagai ketua Nahdlatul Ulama
sebanyak tiga kali dan ia menyetujui pembentukan Partai
Kebangkitan Bangsa yang berbasis anggota NU. Abdurrahman Wahid
pun menjadi Presiden Indonesia ke-4 menggantikan Presiden B. J.
Habibie.
2. Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid adalah kebijakan
yang berkaitan dengan bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya
seperti kunjungan ke beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, dan
Amerika; pembubaran Departemen Penerengan dan Departemen
Sosial; pencopotan beberapa menteri dan pejabat; pemberian otonomi
khusus pada Aceh; memperbolehkan penggantian perubahan nama
Irian Jaya menjadi Papua; pemulihan hak warga keturunan Tionghoa:
mengeluarkan dekrit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Jasa-jasa Presiden Abdurrahman Wahid bagi Indonesia, yaitu
Abdurrahman Wahid telah diakui oleh banyak kalangan sebagai figur
yang identik dengan “demokrasi” itu sendiri. Ia mungkin satu-satunya
tokoh Indonesia yang begitu getol bicara demokrasi, baik itu dari
sudut sosial budaya, politik, hukum, maupun agama. Tentu semua ini
menunjukkan kapasitas dan komitmennya menegakkan nilai-nilai
demokrasi. Kerja keras dan perjuangan tanpa mengenal kata
menyerah dilakukan Abdurrahman Wahid selama ini, baik sebelum,
saat dan setelah ia menjadi presiden. Selain perhatian dan
keterlibatannya dalam persoalan kemanusiaan dan kemiskinan di
dalam negeri, Abdurrahman Wahid juga memberikan perhatian
terhadap masalah-masalah kemanusiaan dunia. Abdurrahman Wahid
lebih mengandalkan ketokohannya dengan melalui pemikiran-
pemikirannya yang dituangkan dalam tulisan-tulisan maupun ceramah
serta menjalin hubungan dan komunikasi bagi terciptanya ruang
dialog yang seimbang. Hampir semua tulisan Abdurrahman Wahid
mengandung muatan pembelaan terhadap hak asasi manusia dalam
segala bidang (ideologi, politik, dan sosial budaya), serta pembelaan
pada minoritas. Pembelaan Abdurrahman Wahid terhadap sebuah
peristiwa dibarengi dengan pengamatan yang cukup mendalam pada
akar permasalahan dan tidak hanya sebatas tampil di depan bersikap
sok Abdurrahman Wahid adalah seorang pemikir dan pemimpin
besar umat Islam yang memiliki sudut pandang berbeda dalam
melihat keseluruhan ajaran Islam. Cara pandangnya yang berbeda
inilah yang membuat Abdurrahman Wahid diterima masyarakat dunia
yang beragam suku, agama, ras dan antargolongan. Beberapa pokok
perbedaan cara pandang Abdurrahman Wahid diantaranya adalah ia
lebih menekankan pada nilai ajaran daripada formalisasi ajaran. Titik
tolak pemikiran Abdurrahman Wahid inilah yang membawa
Abdurrahman Wahid pada pandangan bahwa Islam sebagai sebuah
ajaran yang mengedepankan perdamaian, penghormatan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
manusia, universal, bukan bersifat skeptik, tertutup, dan tertentu
untuk umat Islam saja. Prinsip kewajiban menolong siapa saja yang
membutuhkan pertolonganlah, yang membawa Abdurrahman Wahid
berani tampil membela siapa saja yang tertindas dan terpinggirkan.
Karena itu Abdurrahman Wahid melakukan pembelaan pada
ketertindasan umat manusia, untuk melakukan kebebasan sehingga
Abdurrahman Wahid kemudian memperhatikan kelompok minoritas
atau yang terpinggirkan.
4. Pada pertemuan dengan rektor-rektor universitas pada 27 Januari
2001, Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan kemungkinan
Indonesia masuk kedalam anarkisme. Ia lalu mengusulkan
pembubaran DPR jika hal tersebut terjadi. Pada 1 Februari, DPR
bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap Abdurrahman Wahid.
Nota tersebut berisi diadakannya Sidang Khusus MPR dimana
pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Namun, demonstran NU terus
menunjukkan dukungan mereka kepada Presiden Abdurrahman
Wahid dan pada bulan April mengumumkan bahwa mereka siap untuk
mempertahankan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai presiden
hingga mati. Pada 30 April, DPR mengeluarkan nota kedua dan
meminta diadakannya Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus.
Presiden Abdurrahman Wahid mulai putus asa dan meminta Menteri
Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam)
Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat.
Yudhoyono menolak dan Presiden Abdurrahman Wahid
memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri lainnya
dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli 2001. Akhirnya pada 20
Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan
dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta
dan juga menurunkan tank yang mengarah ke Istana Negara sebagai
bentuk penunjukan kekuatan. Pada 23 Juli 2001 Presiden
Abdurrahman Wahid kemudian mengumumkan pemberlakuan dekrit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang berisi (1) Membekukan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Rakyat. (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan
rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun.
(3) menyelamatkan gerakan reformasi total dari unsur-unsur Orde
Baru dengan membekukan Partai Golongan Karya sambil menunggu
keputusan Mahkamah Agung, untuk itu kami memerintahkan seluruh
jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah penyelamatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk tetap tenang serrta menjalankan kehidupan
sosial ekonomi seperti biasa. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh
dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Presiden
Abdurrahman Wahid dan menggantikannya dengan Megawati
Sukarnoputri.
Rambu-rambu Penilaian
Rambu-rambu Skor Skor
Jawaban lengkap berikut alasan yang tepat 25
Jawaban berdasarkan buku paket dengan alas an seadanya 20
Jawaban sesuai buku paket 15
Jawaban kurang lengkap 10
Jawaban tidak sesuai dengan soal yang ditanyakan 5
Keterangan:
Soal uraian no 1 – 4 sekor maksimal 25
Nilai Akhir = Jumlah Skor Essai
B. Format Penilaian Portofolio
• Soal
Buatlah makalah tentang salah satu kebijakan Presiden Abdurrahman
Wahid (1999-2001):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
• Penilaian
Indikator Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif Deskripsi
Pengantar
Menunjukkan dengan tepat isi
karangan/laporan penelitian,
kesimpulan maupun
rangkuman. Untuk peta,
skema, dan lukisan,
mempersiapkan bahan-bahan.
Isi
Kesesuaian antara judul
dengan isi dan materi.
Menguraikan hasil
karangan/laporan penelitian,
kesimpulan, dan rangkuman
dengan tepat. Menjabarkan
peta dan skema sesuai dengan
tema yang diajukan. Melukis
sesuai dengan wujud benda
yang telah ditentukan.
Penutup Memberikan kesimpulan
karangan/hasil penelitian
Struktur/lo
gika
penulisan
Penggambaran dengan jelas
metode yang dipakai dalam
karangan/penelitian
Orisinalita
s karangan
Karangan/penelitian,
kesimpulan, rangkuman, peta,
skema, dan lukisan merupakan
hasil sendiri
Penyajian,
bahasan
Bahasa yang digunakan sesuai
EYD dan komunikatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan
bahasa
Jumlah
Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1
Penilaian Afektif
• Petunjuk Pengisisan:
Beri tanda Chek List/ centang pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa
dalam proses pembelajaran berlangsung
NO PERNYATAAN
PENILAIAN SIKAP
SS S R TS STS
1 Percaya diri dan bertanggung jawab
2
Jujur dan kritis dalam menyampaikan
pendapat
3
Menghormati pendapat teman yang
berbeda kelompok
4
Menerima keputusan dengan lapang
dada dalam kelompok
5 Menghargai pendapat teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
R : Ragu ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
• NA= Jumlah Perolehan x 100
Skor Maksimal
Mengetahui. Magelang, 10 Maret 2016
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Placidia Indarti, S.Pd Laurentius Rigen Daris
Nilai Akhir= 70% Kognitif + 30% Afektif
Tindak lanjut penilaian:
a. Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat pencapaiannya mencapai KKM 70 b. Memberikan remedi untuk siswa yang tidak mencapai KKM c. Memberikan program pengayaan untuk siswa yang mencapai atau lebih dari KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ringkasan Materi
Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Tahun 1999-2001
Abdurrahman Wahid adalah ia lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal
7 September 1940. Ia merupakan anak dari K.H. Wahid Hasyim dan Hj.
Sholehah. Ia belajar di SD KRIS dan SD Matraman Perwari lalu Ia juga belajar di
Pesantren Tegalrejo dan Pesantren Tambakberas. Abdurrahman Wahid pun
melanjutkan belajar di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Al Azhar di
Mesir, dan Universitas Baghdad di Irak. Abdurrahman Wahid pun menikah
dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri. Abdurrahman Wahid menjabat
sebagai ketua Nahdlatul Ulama sebanyak tiga kali dan ia menyetujui pembentukan
Partai Kebangkitan Bangsa yang berbasis anggota NU. Abdurrahman Wahid pun
menjadi Presiden Indonesia ke-4 menggantikan Presiden B.J Habibie.
Kebijakan-kebijakan politik, ekonomi, sosial dan budaya Presiden
Abdurrahman Wahid yang dilakukannya adalah untuk mereformasi pemerintahan
Indonesia menjadi lebih baik dari pemerintahan Orde Baru. Dalam menjalankan
kebijakan-kebijakannya, Abdurrahman Wahid juga tak lepas dari kontroversi.
Salah satu kontroversi yang besar adalah ketika pada 23 Juli 2001, kemudian
mengumumkan dekrit yang berisi (1) Membekukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat. (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan
rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun. (3) menyelamatkan gerakan
reformasi total dari unsur-unsur Orde Baru dengan membekukan Partai Golongan
Karya sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung, untuk itu kami
memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah
penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada
seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang serta menjalankan kehidupan sosial
ekonomi seperti biasa. Sehingga ia dilengserkan pada tanggal 23 Juli 2001 dalam
Sidang Istimewa MPR dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Jasa-jasa dari Presiden Abdurraman Wahid bagi Indonesia saat ini nampak
pada penegakkann nilai-nilai demokrasi seperti mereformasi departemen-
departemen yang korupsi dan berkinerja tidak baik, melindungi budaya kelompok
minoritas, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menjunjung pluralisme.
Jasanya yang sangat nampak adalah kebijakannya mengeluarkan PP. no. 6 tahun
2000 tentang pemulihan hak warga keturunan Tionghoa dalam hal keyakinan,
tradisi dan budaya. Dan pada tanggal 9 April 2001 mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomer 19/2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur Fakultatif