Pencegahan Penyakit Periodontal Permasalahan penyakit-penyakit pulpa gigi dan periodontal berawal dari pembentukan dental plak. Dental plak adalah deposit lunak berwarna putih kekuningan yang tersusun dari garam-garam saliva dan koloni mikroorganisme mulut ( pada umumnya Streptococcus mutans ). Dental plak merekat kuat pada permukaan gigi dan lokasi tersering adalah pada daerah-daerah gigi yang sulit terjangkau saat menggosok gigi seperti pada pit dan fissure dari gigi-gigi premolar-molar atau pada daerah tersembunyi di samping gigi dengan malposisi. Pelekatannya melalui pellicle memerlukan gosok gigi dengan tepat untuk dapat terlepas, tidak sekedar kumur- kumur. Dental plak adalah ‘rumah’ ideal dari mikroorganisme mulut untuk menempel pada gigi, karena kuman terlindung dengan baik dari pembersihan alami dengan saliva dan lidah, kuman akan terus berkembang, membentuk asam dari sisa-sisa makanan dan memicu mineralisasi dari struktur keras gigi, dengan demikian gigi pun perlahan tapi pasti akan ‘keropos’ dan membentuk karies yang jika berlanjut dapat merusak pulp chamber dan memicu penyakit-penyakit pulpa. Namun jika proses tersebut terjadi pada dental plak yang terletak pada gigi dekat gusi, prosesnya akan berlangsung mulai dari marginal dan mengarah pada penyakit-penyakit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pencegahan Penyakit Periodontal
Permasalahan penyakit-penyakit pulpa gigi dan periodontal berawal dari
pembentukan dental plak. Dental plak adalah deposit lunak berwarna putih
kekuningan yang tersusun dari garam-garam saliva dan koloni mikroorganisme
mulut ( pada umumnya Streptococcus mutans ). Dental plak merekat kuat pada
permukaan gigi dan lokasi tersering adalah pada daerah-daerah gigi yang sulit
terjangkau saat menggosok gigi seperti pada pit dan fissure dari gigi-gigi
premolar-molar atau pada daerah tersembunyi di samping gigi dengan malposisi.
Pelekatannya melalui pellicle memerlukan gosok gigi dengan tepat untuk dapat
terlepas, tidak sekedar kumur-kumur. Dental plak adalah ‘rumah’ ideal dari
mikroorganisme mulut untuk menempel pada gigi, karena kuman terlindung
dengan baik dari pembersihan alami dengan saliva dan lidah, kuman akan terus
berkembang, membentuk asam dari sisa-sisa makanan dan memicu mineralisasi
dari struktur keras gigi, dengan demikian gigi pun perlahan tapi pasti akan
‘keropos’ dan membentuk karies yang jika berlanjut dapat merusak pulp chamber
dan memicu penyakit-penyakit pulpa. Namun jika proses tersebut terjadi pada
dental plak yang terletak pada gigi dekat gusi, prosesnya akan berlangsung mulai
dari marginal dan mengarah pada penyakit-penyakit periodontal (gingivitis
marginal, periodontitis marginal bahkan hingga abses periodontal ).
Berbeda dengan penyakit pulpa, khususnya pulpitis akut, dimana pasien merasa
sangat kesakitan hingga mengganggu tidur, makan dan membuat uring-uringan,
pada penyakit periodontal seringkali gejala tidak nyata bahkan asimtomatik.
Dengan demikian pasien dengan penyakit periodontal sering cuek karena sakit
giginya tidak mengganggu aktivitas dan tentunya jarang berkonsultasi ke dokter
gigi, namun sialnya proses periodontal akan terus berlanjut jika tidak dikenali dan
ditangani lanjut. Apabila deteksi telat dimana proses periodontal lanjut telah
terjadi seperti pembentukan dan peradangan pocket, seringkali gigi sudah goyang
dan penanganan lebih sulit. Oleh karena sangat diperlukan pengenalan dini dari
proses tersebut dan upaya-upaya pencegahan standar nya.
Terdapat beberapa langkah-langkah preventif terhadap penyakit periodontal
sebagai berikut :
1.Perlunya mengenal kelainan-kelainan periodontal seperti gingivitis marginal
yang sering terjadi maupun bentuk lainnya seperti gingivitis atrofi/deskuamatif.
Bahkan penanganan harus segera diberikan apabila Acute Necrotizing Ulcerative
Gingivostomatitis ( ANUG) dikarenakan kelainan ini memiliki tingkat destruktif
yang tinggi. Kelainan periodontal lanjut juga harus dikenali seperti sudah
terbentuknya true pocket, periodontitis marginal maupun abses periodontal.
Walaupun pada kelainan-kelainan lanjut ini gigi masih mungkin vital tetapi
resorpsi tulang alveolar umumnya sudah berlangsung dan penanganan lebih lanjut
diperlukan.
2. Mengenal faktor-faktor lokal terkait seperti calculus/tartar/karang gigi , material
alba, food impact dan tentunya dental plak. Dengan demikian pembersihan dan
eliminasi factor-faktor tersebut dapat segera dilakukan. Calculus merupakan
deposit keras karena mengalami kalsifikasi , keberadaannya terutama pada daerah
servikal gigi akan menjadi iritan kronis terhadap gingival sehingga proses
peradangan cepat atau lambat akan terjadi. Masih ada faktor lokal yang harus
dikenal dan ditangani seperti trauma oklusal misal karena gigi yang impacted dan
malposisi, kebiasaan-kebiasaan jelek seperti bruxism-clenching dan bernapas
dengan mulut. Pengenalan cara sikat gigi yang tepat juga diperlukan karena cara
sikat gigi yang salah seperti arah horizontal akan menimbulkan abrasi maupun
resesi gingival.
3. Oral Hygiene Instruction ( OHI)
Merupakan pesan-pesan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pasien perlu
dijelaskan mengenai pentingnya menjaga oral hygiene sehingga mereka dapat
menyadari sendiri kegunaan bagi dirinya.Kesadaran sendiri itu sangat perlu,
merupakan obat pencegah yang paling manjur. Salah satu cara pendekatan yang
baik dan mudah dilakukan adalah dengan menunjukkan dengan kaca saat
pemeriksaan gigi dilakukan oleh dokter gigi kepada pasien itu sendiri, dengan
demikian mereka dapat melihat sendiri seberapa ‘menakutkan’ gambaran penyakit
gigi yang mereka derita sambil dijelaskan komplikasi dan bahaya-bahaya yang
dapat menyertai kelainan tersebut kemudian. Penjelasan bahwa kebanyakan
penyakit-penyakit tersebut berawal mula dari pembentukan dental plak perlu pula
dijelaskan dengan demikian mereka pun dapat mengetahui pentingnya upaya
eliminasi dari plak yang sudah terbentuk dan upaya-upaya pencegahan
pembentukannya lebih lanjut.
Pengenalan cara-cara sehari-hari yang efektif dalam menjaga oral hygiene
seperti :
a. sikat gigi : semua orang sudah tahu tentunya cara yang satu ini, mungkin juga
sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan teknik
sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan
pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim
dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian
lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi,
penyakit-penyakit periondontal akan lebih mudah terjadi.
Pemilihan bulu sikat yang halus juga penting supaya tidak melukai gusi.
Hendaknya sikat gigi diganti sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali, dengan
demikian bulu sikat masih tetap efektif dalam membersihkan gigi. Pasta gigi
berfluoride selayaknya dipilih karena dari penelitian kandungan fluoride tersebut
mampu menurunkan angka karies melalui 2 hal ; mengeliminasi dental plak yang
merupakan cikal bakal karies serta suplemen topikal fluoride bagi gigi sebagai
mineral protektif penting terhadap karies.
b. Kumur-kumur antiseptik( Oral Rinse) : terdapat berbagai bahan aktif yang
sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasal dari
minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat ( seperti pada produk Listerine ),
sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0.20 % ( seperti
pada produk minosep) dan H2O2 1.5 % atau 3.0 %. Kumur-kumur yang lebih
murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
Sebenarnya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan
periodontal sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam
mencegah karies,apalagi jika penggunaannya tidak diawali dengan sikat gigi. Jadi
penting untuk diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan
sikat gigi masih menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi,
khususnya karies. Bahkan jika kumur-kumur terlalu sering digunakan akan
menyebabkan flora normal mulut akan mati dan merangsang pertumbuhan
candida serta juga membuat mulut dan menjadi kering seperti terbakar.
c. Dental floss atau benang gigi : akhir-akhir ini cara ini mulai banyak
diperkenalkan , dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi. Tapi
teknik harus dimengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih-alih mencegah
penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
d. Pembersih lidah : juga mulai banyak digunakan, baik untuk membersihkan
dorsum lingual yang seringkali luput kita bersihkan saat sikat gigi. Tumpukan
debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang
bermukim sebagai flora normal maupun transient. Penjelasan mengenai cara lagi-
lagi diperlukan.
4. Kontrol ke dokter gigi secara teratur diperlukan sebagai salah satu upaya
preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput
mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil. Bagi mereka yang
pernah menderita penyakit periodontal disarankan untuk kontrol secara teratur ke
dokter gigi setiap 3 bulan sekali.
Apabila kelainan periodontal telah terjadi, terapi dan erawatan lanjut diperlukan.
Umumnya terapi non invasive yang dilakukan pada kasus-kasus penyakit
periodontal adalah :
1. Scaling : tindakan semacam pengeboran untuk melepaskan kalkulus dari
tempat perlekatannya pada gigi. ( Umumnya kalkulus supragingiva
berlokasi pada sisi bukal dari gigi-gigi molar rahang atas dan sisi lingual
dari gigi-gigi anterior rahang bawah). Tindakan ini diperlukan karena
kalkulus merupakan deposit yang terkalsifikasi sehingga merekat keras
dan tidak hilang dengan sikat gigi.
2. Kuretase : tindakan pembersihan periodontal pocket yang berisi banyak
food debris maupun kuman untuk mencegah peradangan lanjut.
3. Antibiotik : apabila terbukti keterlibatan kuman baik secara klinis maupun
mikrobiologis, maka antibiotic mutlak diperlukan. Pada umumnya
antibiotic yang digunakan pada penyakit-penyakit gigi adalah golongan
penisilin karena kuman yang sering menjadi causa-nya sensitive terhadap
golongan ini. Tetapi pada penyakit periodontal, terutama yang lanjut, perlu
dipertimbangkan keterlibatan kuman-kuman gram negative serta anaerob,
sehingga dengan demikian pilihan antibiotic jatuh pada tetrasiklin
( seringakali digantikan dengan golongan aminopenisilin karena ber
spectrum luas juga) atau metronidazol karena efektivitas terhadap anaerob.
Pemberian dapat berupa per oral maupun lokal seperti gel, tergantung dari
luasnya dan tahap proses penyakit.
4. Kumur-kumur antiseptic : terutama yang sering digunakan adalah
Chlorhexidine 0.20 %. Kumur-kumur sekurangnya 1 menit sebanyak 10 cc
terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan
periodontal.
5. Analgetik-anti inflamasi : untuk meredakan gejala simtomatik
Pada akhirnya perlu diingat bahwa penyakit periodontal adalah kelainan yang
berawal dari dental plak sehingga kunci sukses dalam upaya preventif adalah
kontol dental plak. Dengan mengabaikan kontrol dental plak, tindakan preventif
maupun terapi secanggih apapun umumnya akan kurang berhasil.
Penyakit periodontal
Highlight
Gejala Penyakit periodontal
Gejala penyakit periodontal termasuk gusi merah dan bengkak, bau mulut gigih,
dan resesi gusi dan gigi lepas. Merokok, beberapa jenis penyakit (diabetes), usia
yang lebih tua, dan faktor lain yang meningkatkan risiko untuk penyakit
periodontal. Jika Anda memiliki penyakit periodontal, dokter gigi Anda dapat
merujuk Anda ke periodontist, seorang dokter gigi yang mengkhususkan diri
dalam merawat kondisi ini. Jika tidak diobati, penyakit periodontal dapat
menyebabkan kehilangan gigi.
Mencegah Penyakit periodontal: Praktik Kebersihan Gigi Bagus
Konsisten kesehatan gigi yang baik dapat membantu mencegah gingivitis dan
periodontitis. The American Dental Association merekomendasikan setiap orang
yang:
* Sikat dua kali sehari dengan pasta gigi fluoride (pastikan untuk mengganti
sikat gigi setiap 1 - 3 bulan).
* Bersihkan sela gigi dengan benang atau pembersih interdental.
* Makan diet seimbang dan batas antara makan makanan ringan.
* Memiliki kunjungan rutin dengan dokter gigi untuk membersihkan gigi dan
ujian lisan.
Pengobatan
Scaling dan perencanaan root adalah pendekatan pertama untuk mengobati
penyakit periodontal. Prosedur ini adalah pembersihan mendalam untuk
menghilangkan plak bakteri dan kalkulus (tartar). Scaling melibatkan Scraping
tartar dari atas dan di bawah garis gusi. Root perencanaan menghaluskan
permukaan akar gigi. Dokter gigi akan mengevaluasi keberhasilan perawatan ini
dalam kunjungan tindak lanjut. Jika kantong periodontal dalam dan infeksi tetap,
operasi periodontal mungkin disarankan.
Penyakit periodontal dan Penyakit Jantung
Penyakit periodontal dan penyakit jantung kedua kondisi inflamasi. Tampaknya
ada hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung, namun belum
jelas apakah memiliki satu kondisi meningkatkan risiko berkembang yang lain.
Dalam sebuah pernyataan konsensus diterbitkan di American Journal of
Cardiology tahun 2009, periodontis dan ahli jantung merekomendasikan agar:
* Pasien yang memiliki penyakit periodontal dan setidaknya salah satu faktor
risiko penyakit jantung harus memiliki evaluasi medis untuk masalah jantung.
* Pasien yang memiliki penyakit jantung harus memiliki ujian reguler untuk
memeriksa
tanda-tanda penyakit periodontal.
AS Preventive Services Task Force saat ini tidak menganggap penyakit
periodontal merupakan faktor risiko yang dibuat untuk penyakit jantung.
Pengantar
Kata periodontal berarti sekitar gigi. Penyakit periodontal adalah penyakit
peradangan kronis dari gusi dan jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi.
Jika tidak diobati, penyakit periodontal dapat menyebabkan kehilangan gigi.
Periodonsium itu?
Bagian dari mulut yang terdiri dari gusi dan struktur pendukung disebut
periodonsium tersebut. Ini terdiri dari bagian berikut:
* Getah (gingiva). Ketika sehat, gingiva adalah pink pucat, perusahaan, dan
tidak bergerak. Ini memiliki tekstur halus atau berbintik-bintik. Jaringan gingiva
antara gigi berbentuk seperti baji.
* Ruang antara gusi dan gigi, yang disebut sulkus. sulkus ini adalah tempat
utama dimana masalah periodontal dimulai.
* Root permukaan gigi (sementum itu)
* Jaringan ikat
* Alveolar tulang. Tulang alveolar berisi soket gigi dan mendukung gigi.
Anatomi gigi
Struktur gigi termasuk dentin, pulp dan jaringan lain, pembuluh darah, dan saraf
tertanam di tulang rahang. Di atas garis gusi, gigi dilindungi oleh penutup enamel
keras.
Penyakit periodontal
penyakit periodontal umumnya dibagi menjadi dua kelompok:
* Gingivitis, yang menyebabkan lesi (luka) yang mempengaruhi gusi
* Periodontitis, yang merusak jaringan tulang dan ikat yang mendukung gigi
Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri. Bahkan di mulut yang sehat, sulkus
ini dipenuhi dengan bakteri, tetapi mereka cenderung varietas berbahaya. Penyakit
periodontal biasanya berkembang karena dua peristiwa dalam rongga mulut:
peningkatan jumlah bakteri dan perubahan saldo dari jenis bakteri berbahaya
untuk bakteri penyebab penyakit. Peningkatan ini bakteri berbahaya dalam massa
dan ketebalan sampai mereka membentuk film lengket yang disebut plak.
Radang gusi
Klik ikon untuk melihat gambar plak dan jaringan gusi rusak.
Dalam mulut yang sehat, plak sebenarnya menyediakan beberapa penghalang
melawan invasi bakteri luar. Ketika terakumulasi ke tingkat yang berlebihan,
bagaimanapun, plak bakteri menempel pada permukaan gigi dan gusi yang
berdekatan dan infeksi menyebabkan, dengan kemerahan berikutnya bengkak,,
dan kehangatan.
Ketika plak diperbolehkan untuk tetap di daerah periodontal, ia berubah menjadi
kalkulus (umumnya dikenal sebagai karang gigi). Bahan ini memiliki konsistensi
rock-suka dan meraih ke permukaan gigi. Adalah jauh lebih sulit untuk
dihilangkan dari plak, yang merupakan massa lembut.
Radang gusi
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, atau gusi. Hal ini ditandai dengan
lembut, merah, bengkak gusi yang mudah berdarah dan mungkin bertanggung
jawab untuk bau mulut (halitosis) di beberapa kasus. Gingivitis dapat diobati
dengan kesehatan gigi yang baik, diet yang tepat, dan berhenti merokok. radang
gusi tidak diobati dapat menyebabkan periodontitis.
Periodontitis
Periodontitis terjadi ketika jaringan gusi terpisah dari gigi dan sulcus, membentuk
saku periodontal. Periodontitis ditandai oleh:
* Gum peradangan, dengan kemerahan dan pendarahan
* Deep kantong (lebih dari 3 mm kedalaman) yang membentuk antara gusi dan
gigi
* Loose gigi, yang disebabkan oleh hilangnya struktur jaringan ikat dan tulang
Ada berbagai bentuk penyakit periodontal. Mereka termasuk:
Periodontitis kronis. Periodontitis kronis adalah jenis yang paling umum
periodontitis. Hal ini dapat dimulai pada masa remaja tetapi penyakit biasanya
tidak menjadi klinis signifikan sampai orang mencapai mereka pertengahan 30-an.
Periodontitis Agresif. Agresif periodontitis adalah subtipe periodontitis kronis
yang dapat terjadi pada awal masa kanak-kanak. Hal ini dapat mengakibatkan
hilangnya tulang parah oleh pasien mencapai waktu awal 20-an.
Penyakit-Terkait Periodontitis. Periodontitis juga dapat dikaitkan dengan sejumlah
penyakit sistemik, termasuk diabetes tipe 1, sindrom Down, AIDS, dan gangguan
beberapa langka sel darah putih.
Necrotizing Penyakit periodontal. Necrotizing penyakit periodontal adalah suatu
infeksi akut pada jaringan gusi. Hal ini ditandai dengan gusi sakit dan berdarah,
bau mulut, dan onset yang cepat sakit. Jika tidak diobati, necrotizing penyakit
periodontal dapat menyebar ke seluruh area wajah (pipi, rahang) dan
menyebabkan kerusakan yang luas. penyakit periodontal Necrotizing biasanya
dikaitkan dengan kondisi kesehatan sistemik seperti HIV atau kekurangan gizi.
Faktor Risiko
Lebih dari 75% orang dewasa Amerika memiliki beberapa bentuk penyakit gusi
tetapi sebagian besar tidak menyadari itu. Faktor risiko untuk penyakit periodontal
termasuk:
Oral Health
Oral Hygiene. Kurangnya kebersihan mulut, seperti tidak menyikat gigi atau
flossing secara teratur, mendorong penumpukan bakteri dan pembentukan plak.
Gula dan Asam. Bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal berkembang di
lingkungan asam. Makan gula dan makanan lain yang meningkatkan keasaman
pada peningkatan jumlah bakteri mulut.
Restorasi berkontur buruk. Buruk berkontur restorasi (tambalan atau mahkota)
yang menyediakan perangkap untuk reruntuhan dan plak juga dapat berkontribusi
periodontitis.
Kelainan anatomis gigi. struktur gigi yang abnormal dapat meningkatkan risiko
penyakit periodontal.
Kebijaksanaan Gigi. Gigi bungsu, juga disebut molar ketiga, dapat menjadi
tempat berkembang biak besar bagi bakteri yang menyebabkan penyakit
periodontal. Bahkan, untuk pasien berusia 20-an, penyakit periodontal yang paling
sering terjadi di sekitar gigi bungsu. Periodontitis dapat terjadi pada gigi bungsu
yang telah menembus gusi serta gigi yang terkena dampak (terkubur). Remaja dan
dewasa muda dengan gigi bungsu harus memiliki dokter gigi untuk memeriksa
tanda-tanda penyakit periodontal.
Umur
Sementara gingivitis hampir universal di antara anak-anak dan remaja,
periodontitis biasanya terjadi ketika orang-orang semakin tua dan yang paling
umum setelah usia 35.
Hormon Wanita
Female hormon mempengaruhi gusi, dan perempuan sangat rentan terhadap
masalah periodontal. Hormon-gingivitis dipengaruhi muncul di beberapa remaja,
pada beberapa wanita hamil, dan kadang-kadang efek samping obat KB.
Menstruasi. Gingivitis dapat suar di beberapa wanita beberapa hari sebelum
menstruasi, ketika tingkat progesteron tinggi. radang gusi juga dapat terjadi
selama ovulasi. Progesteron dilatasi pembuluh darah menyebabkan peradangan,
dan blok perbaikan kolagen, protein struktural yang mendukung gusi.
Kehamilan. Perubahan hormon selama kehamilan dapat memperburuk gingivitis
yang ada, yang biasanya memburuk sekitar bulan kedua dan mencapai puncaknya
pada bulan kedelapan. Kehamilan tidak menyebabkan penyakit gusi, dan
kebersihan oral sederhana pencegahan dapat membantu menjaga gusi yang sehat.
Setiap gingivitis yang berhubungan dengan kehamilan biasanya sembuh dalam
beberapa bulan pengiriman. Karena penyakit periodontal dapat meningkatkan
risiko bayi berat badan rendah dan menyebabkan komplikasi lain, adalah penting
bagi wanita hamil ke dokter gigi.
Menopause. Kekurangan estrogen setelah menopause mengurangi kepadatan
mineral tulang, yang dapat mengakibatkan hilangnya tulang. Tulang rugi yang
berhubungan dengan kedua penyakit periodontal dan osteoporosis (kehilangan
kepadatan tulang).
Faktor Keluarga
Sejarah keluarga. Penyakit periodontal sering terjadi pada anggota keluarga yang
sama. Faktor genetik mungkin memainkan peran.
Keintiman. Bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal mungkin dapat
diberikan kepada orang lain melalui air liur.
Faktor Gaya Hidup
Merokok. Merokok adalah faktor risiko utama tunggal dicegah untuk penyakit
periodontal. Merokok dapat menyebabkan kehilangan tulang dan resesi gusi
bahkan tanpa adanya penyakit periodontal. Risiko penyakit periodontal meningkat
dengan jumlah rokok yang dihisap per hari. Merokok cerutu dan pipa membawa
risiko yang sama seperti merokok.
Penyalahgunaan Zat. jangka panjang penyalahgunaan alkohol dan beberapa jenis
obat-obatan terlarang (amfetamin) dapat merusak gusi dan gigi.
Diet. Diet sehat, termasuk makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin C,
adalah penting bagi kesehatan mulut yang baik. Malnutrisi adalah faktor risiko
untuk penyakit periodontal.
Stres. Stres psikologis dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon inflamasi,
yang dapat memicu penyakit periodontal atau lebih buruk.
Kondisi medis Terkait dengan Penyakit periodontal
Diabetes. Ada hubungan antara diabetes (baik tipe 1 dan 2) dan penyakit
periodontal. Diabetes menyebabkan perubahan dalam pembuluh darah, dan
tingkat tinggi kimia inflamasi tertentu seperti interleukin, yang secara signifikan
meningkatkan kemungkinan terkena penyakit periodontal.
Penyakit Jantung. Tampaknya ada hubungan antara penyakit periodontal dan
penyakit jantung, namun belum jelas apakah memiliki satu kondisi meningkatkan
risiko untuk mengembangkan yang lain (lihat bagian Komplikasi laporan ini).
Kondisi medis lainnya. Sejumlah kondisi medis dapat meningkatkan risiko
ginigivitis mengembangkan dan penyakit periodontal. Mereka mencakup kondisi
yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti leukemia HIV / AIDS, dan
mungkin gangguan autoimun (penyakit Crohn, multiple sclerosis, rheumatoid
arthritis, lupus erythematosus).
Resep Obat-obatan. berlebih gingiva dapat merupakan efek samping obat yang
berbeda, paling sering phenytoin (Dilantin), siklosporin (Sandimmune), dan
bentuk short-acting dari nifedipine calcium channel blocker (Procardia).
Ada beberapa laporan dari osteonekrosis (peluruhan tulang) dari rahang pada
pasien yang mengambil obat risedronat oral seperti alendronate (Fosamax). Obat
ini digunakan untuk mengobati dan mencegah osteoporosis. Namun, hampir
semua kasus osteonekrosis dari rahang yang terkait dengan obat bifosfonat telah
terjadi selama atau setelah penggunaan bifosfonat intravena, yang biasanya
diberikan untuk mengobati kanker tulang atau kanker lainnya yang menyebar ke
tulang. Gejala osteonekrosis rahang termasuk gigi lepas, tulang rahang terkena,
sakit atau bengkak pada rahang, infeksi gusi, dan penyembuhan yang buruk pada
gusi.
Sebagai tindakan pencegahan, American Dental Association (ADA)
merekomendasikan bahwa pasien yang diresepkan atau menerima obat bifosfonat
mendapatkan pemeriksaan gigi secara menyeluruh sebelum memulai terapi obat,
atau sesegera mungkin setelah memulai terapi. ADA juga merekomendasikan
bahwa pasien yang mengambil oral (bentuk pil) obat bifosfonat harus
membicarakan dengan dokter gigi mereka potensi risiko dari prosedur gigi
(seperti ekstraksi dan implan) yang melibatkan tulang rahang. Dalam hal apapun,
pastikan untuk menginformasikan dokter gigi Anda jika Anda mengambil semua
jenis obat bifosfonat. Dokter gigi Anda atau ahli bedah mulut mungkin perlu
mengambil tindakan khusus operasi gigi saat melakukan.
Komplikasi
DAVID ELTZ - GOES KOMPLIKASI SETELAH FAKTOR RISIKO /
SEBELUM GEJALA
Efek pada Penyakit Jantung
Hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung sedang diselidiki.
Respons inflamasi, yang terjadi di kedua penyakit periodontal dan penyakit
jantung, mungkin merupakan elemen umum. Beberapa studi telah melaporkan
bahwa orang yang memiliki penyakit periodontal yang memiliki peningkatan
risiko penyakit jantung dan stroke.
Namun, masih belum jelas apakah sebenarnya penyakit periodontal menyebabkan
penyakit jantung. Penyakit periodontal dapat menjadi penanda risiko untuk
kondisi jantung bukan faktor risiko langsung. AS Preventive Services Task Force
saat ini tidak merekomendasikan penggunaan penyakit periodontal sebagai cara
untuk menentukan risiko orang sehat berkembangnya penyakit jantung.
Juga tidak jelas apakah mengobati penyakit gusi dapat mengurangi risiko penyakit
jantung dan meningkatkan hasil kesehatan untuk pasien dengan penyakit
periodontal dan gangguan jantung pembuluh darah. Studi telah dicampur, tetapi
penelitian sedang berlangsung.
Ahli jantung dan periodontis saat ini mendorong satu sama lain untuk memonitor
kondisi pasien mereka. Periodontis merekomendasikan bahwa pasien yang
memiliki penyakit periodontal dan setidaknya salah satu faktor risiko penyakit
jantung menjalani pemeriksaan kesehatan rutin tahunan untuk memeriksa
kesehatan jantung mereka. Ahli jantung menunjukkan bahwa pasien dengan
penyakit aterosklerosis dan jantung telah ujian periodontal teratur.
[Untuk informasi lebih lanjut, lihat In-Depth Laporan # 03: penyakit arteri
koroner.]
Efek pada Diabetes
Diabetes tidak hanya merupakan faktor risiko untuk penyakit periodontal.
Penyakit periodontal itu sendiri dapat memperburuk diabetes dan membuatnya
lebih sulit untuk mengendalikan gula darah.
Pengaruh terhadap Penyakit Pernafasan
Bakteri yang berkembang biak di mulut juga dapat dilakukan ke dalam saluran
udara di tenggorokan dan paru-paru, meningkatkan risiko untuk penyakit
pernapasan dan memburuknya kondisi paru kronis seperti emfisema.
Empisema
Klik ikon untuk melihat gambar dari emphysema.
Pengaruh pada Kehamilan
Infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal moderat sampai berat
pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi berat lahir
rendah. Semakin berat infeksi, semakin besar risiko bayi. Penelitian menunjukkan
bahwa bakteri dari penyakit gusi dan kerusakan gigi dapat memicu faktor yang
sama dalam sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan dilatasi prematur dan
kontraksi.
Perempuan harus menjalani pemeriksaan periodontal sebelum hamil atau sesegera
mungkin setelah itu. Karena wanita dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi
untuk penyakit periodontal, sangatlah penting bahwa mereka melihat dokter gigi
di awal kehamilan. Dokter masih belum yakin apakah mengobati penyakit
periodontal dapat meningkatkan hasil kelahiran. Dalam hal apapun, perawatan
periodontal aman untuk wanita hamil.
Gejala
Gejala atau penyakit periodontal biasanya kemajuan dari waktu ke waktu dan
mencakup:
* Merah dan Gusi bengkak
* Gum Bleeding. Pendarahan pada gusi, bahkan selama menyikat gigi, adalah
tanda peradangan dan penanda utama penyakit periodontal.
* Bad Breath. Puing dan bakteri dapat menyebabkan rasa tidak enak di mulut
dan bau mulut persisten.
* Gum Resesi dan Gigi Loose. Sebagai kemajuan penyakit, gusi surut, dan
struktur pendukung tulang hilang. Gigi melonggarkan, kadang-kadang
menyebabkan perubahan dalam cara gigi atas dan bawah cocok satu sama lain
ketika menggigit atau bagaimana gigi palsu parsial cocok.
Gusi bengkak
Abnormal menonjol, menonjol, atau gusi bengkak adalah tanda kemungkinan
penyakit.
Radang gusi
Klik ikon untuk melihat gambar gusi tersembunyi.
* Abses. kantong periodontal Pendalaman antara gusi dan tulang bisa menjadi
tersumbat oleh partikel tartar atau makanan. Melawan infeksi sel darah putih
terjebak dan mati. bentuk Pus, dan abses berkembang. Abses dapat
menghancurkan baik jaringan gusi dan gigi, menyebabkan gigi terdekat untuk
menjadi longgar dan menyakitkan, dan dapat menyebabkan demam dan bengkak
kelenjar getah bening.
Gigi abses
Klik ikon untuk melihat gambar abses gigi.
Nyeri biasanya bukan gejala, yang sebagian menjelaskan mengapa penyakit
tersebut dapat menjadi maju sebelum pengobatan dicari dan mengapa beberapa
pasien menghindari perlakuan bahkan setelah periodontitis didiagnosis.
Diagnosa
Praktisi gigi biasanya melakukan sejumlah prosedur selama rutin memeriksa gigi
untuk memeriksa penyakit periodontal. Jika penyakit periodontal dicurigai, dokter
gigi Anda dapat merujuk Anda untuk melihat sebuah periodontist. periodontist
adalah dokter gigi yang mengkhususkan diri dalam diagnosis dan pengobatan
penyakit periodontal.
Sejarah Medis
Dokter gigi pertama akan mengambil riwayat medis untuk mengungkapkan
masalah periodontal masa lalu atau sekarang, setiap penyakit yang mendasari
yang mungkin memberikan kontribusi terhadap masalah, dan setiap pengobatan
pasien mengambil. Dokter gigi juga akan mengajukan pertanyaan tentang rejimen