PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR HASIL LITBANG SUMBER DAYA AIR KATALOG KATALOG
i
KATA PENGANTAR
Penyusunan Buku Katalog Hasil Litbang Sumber Daya Air dimaksudkan untuk memberikan informasi terkait hasil litbang yang telah dihasilkan oleh Puslitbang Sumber Daya Air sebagai salah satu institusi pemerintah di bidang penelitian kepada para pemilik kepentingan.
Buku Katalog Hasil Litbang Sumber Daya Air ini berisikan informasi singkat mengenai beberapa hasil litbang yang disajikan kedalam 3 bagian yaitu : Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air sesuai dengan 3 pilar utama UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Diharapkan buku katalog ini dapat memberikan informasi awal kepada para pemilik kepentingan terkait teknologi yang sudah dihasilkan sehingga dapat ditindaklanjuti dengan pemanfaatan dan pengembangan secara optimal guna mendukung pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan oleh para pemilik kepentingan.
Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air
Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M.EngNIP. 195404251980121002
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
Ÿ FLOOD EARLY WARNING SYSTEM (FEWS)Ÿ BLOK BETON TERKUNCI SEBAGAI TEKNOLOGI PELINDUNG GERUSAN LOKAL DAN
DEGRADASI DASAR SUNGAIŸ REVERTMENT TIPE SANGKAR BETON DAN BLOK BETON BERGIGIŸ BLOK BETON BERBENTUK I SEBAGAI KOMPONEN PENGAMAN TEBING PANTAIŸ BLOK BETON 3B( Berkait, Berongga dan Bertangga) SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI
PENGAMAN PANTAIŸ PENGGUNAAN PIPA BETON SILINDER SEBAGAI PELINDUNG PANTAIŸ PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)Ÿ PENERAPAN GEOSINTETIK UNTUK BANGUNAN PELINDUNG TEBING SUNGAIŸ SISTEM POLDER PENGENDALI BANJIR PERKOTAANŸ SISTEM PEMBERITAAN DINI BAHAYA LONGSOR BERBASIS SELULERŸ PEMANFAATAN STRUKTUR GRAVEL EJECTOR PADA FREE INTAKEŸ UJI MODEL HIDRAULIK FISIK DAN NUMERIKŸ PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN BIO-ENGINEERING YANG BERWAWASAN
LINGKUNGANŸ GEOCELL SEBAGAI PELINDUNG TEBING SUNGAIŸ TEKNOLOGI PENGAMAN PANTAI PEDESAANŸ SABO DAM SEMEN TANAH
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Ÿ AQUIFER STORAGE RECOVERY (ASR)Ÿ SARANA RESAPAN AIR HUJAN SANGAT SEDERHANA (SARASS)Ÿ EKOTEKNOLOGIŸ ECOTECH GARDENŸ INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SEDERHANA (IPALS)Ÿ BANGUNAN AKUIFER BUATAN SIMPANAN AIR HUJAN (ABSAH)Ÿ AKUIFER BUATAN DAUR ULANG AIR HUJANM (ABDULAH)Ÿ BENDUNG DAN PELIMPAH TIPE GERGAJIŸ BENDUNGAN BAWAH TANAHŸ INSTALASI PENGOLAHAN AIR GAMBUT UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIHŸ INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA (IPASS)Ÿ SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH DARURAT SAAT BANJIRŸ TEKNOLOGI TRICKLING UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PENDUDUK MENGUNAKAN
MEDIA BATMIK DAN PLASTIKŸ
ð 1ð 2ð 3ð 4ð 5ð 6ð 7ð 8ð 9ð 10ð 11ð 12ð 13
ð 14ð 15ð 16ð 17
ð
ð 18ð 19ð 20ð 21ð 22ð 23ð 24ð 25ð 26ð 27ð 28ð 29ð 30
ii
i
iii
DAFTAR ISI
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Ÿ BIGGUN SPRINKLERŸ BOX TERSIER DENGAN BAHAN FERROCEMENTŸ JARINGAN IRIGASI PERPIPAANŸ IRIGASI TETESŸ PINTU KLEP OTOMATISŸ PINTU SORONG TONJOL BERBAHAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)Ÿ PENANGKAP PASIR TIPE PUSAIR IIŸ PETA KEKERINGAN BULANANŸ PETA TREND HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNANŸ KINCIR AIRŸ MIKROHIDROŸ RIVER BASIN SIMULATION MODEL (RIBASIM)Ÿ NEO-PERDASŸ SYSTEM RICE INTENSIFICATION (SRI)Ÿ BENDUNG KARETŸ SUMUR RESAPAN
ð 31ð 32ð 33ð 34ð 35ð 36ð 37ð 38ð 39ð 40ð 41ð 42ð 43ð 44ð 45ð 46
BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Ÿ PUBLIKASI DATA TAHUNAN DEBIT SUNGAIŸ PUBLIKASI DATA HUJAN HARIANŸ PUBLIKASI DATA HUJAN OTOMATIKŸ PUBLIKASI DATA KLIMATOLOGIŸ PUBLIKASI BASIS DATA AIR TANAHŸ PETA TREND HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNANŸ PETA KEKERINGAN BULANANŸ SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
ð 47ð 48ð 49ð 50ð 51ð 52ð 53ð 54
iii
DAFTAR ISI
PRODUK BUKU
Ÿ TINGKAT KEAMANAN BENDUNGAN DI JAWAŸ BANGUNAN SABO DI INDONESIAŸ BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DAN PENGENDALI MUARA DI INDONESIA VOL. 1Ÿ DATA UJI PEMOMPAAN MENERUS UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK HIDRAULIK
AKUIFER DAN AKUITARŸ STATUS MUTU AIR SUNGAI DI INDONESIAŸ MENGENAL LEBIH DEKAT EKOTEKNOLOGI SEBAGAI PENGENDALIAN PENCEMARAN
AIRŸ IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BAK PENGENDAP BERKEPING UNTUK PENJERNIHAN
AIR BAKU SECARA OTOMATISŸ HARMONISASI DENGAN SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN
KESEHATAN MASYARAKAT, KUALITAS SUMBER DAYA AIR, LINGKUNGAN DAN EKONOMI
Ÿ POTENSI ALIRAN SUNGAI DI INDONESIAŸ PANDUAN PENGOPERASIAN SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BERBASIS
MASYARAKAT DI SUNGAI JENEBERANGŸ SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARJOŸ PEMETAAN TINGKAT RISIKO BENCANA ALAM GEMPAŸ PENYEDIAAN AIR BAKU DI PULAU-PULAU KECIL Ÿ MODUL PELATIHAN OPERASIONAL HIDROLOGI PEKERJAAN LAPANGANŸ PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN DUMP STONESŸ APLIKASI IRIGASI CURAH BERTEKANAN MENENGAH DAN TINGGI SPRINKLER
IRRIGATIONŸ SERI TEKNOLOGI IRIGASI: IRIGASI HEMAT AIR SEBAGAI DUKUNGAN KETAHANAN
PANGANŸ SERI TEKNOLOGI IRIGASI: IRIGASI MIKRO ALTERNATIF TEKNOLOGI IRIGASI PADA
LAHAN KERINGŸ SERI TEKNOLOGI IRIGASI: RANCANG BANGUN PINTU GFRP (GLASS FIBER
REINFORCED POLYMER)Ÿ SERI TEKNOLOGI IRIGASI: SALURAN DAN BOKS TERSIER PRA CETAK DARI BAHAN
FEROSEMENŸ BUKU SAKU: PEDOMAN TEKNIS SEDERHANA BANGUNAN PENGAIRAN UNTUK
PEDESAANŸ BUKU TEKNOLOGI AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)Ÿ TEKNOLOGI PENANGGULANGAN EROSI PANTAI DENGAN REVETMEN BLOK BETON
BERKAIT (3B)Ÿ BUKU TEKNOLOGI INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA (IPASS)Ÿ FENOMENA KUALITAS AIR MENDUKUNG INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR
BERWAWASAN LINGKUNGANŸ IPASS (INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA) BERKAH AIR BAKU
UNTUK PETANI MANDIRI
ð 55ð 56ð 57ð 58
ð 59ð 60
ð 61
ð 62
ð 63ð 64
ð 65ð 66ð 67ð 68ð 69ð 70
ð 71
ð 72
ð 73
ð 74
ð 75
ð 76ð 77
ð 78ð 79
ð 80
iii
DAFTAR ISI
PRODUK BUKU
Ÿ MITIGASI KEKERINGAN MONITORING DAN PEMETAANŸ BANGUNAN PENGAMAN PANTAI JENIS REVETMEN BLOK BETON BERGIGIŸ TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRŸ UPAYA PENYELAMATAN WADUK WONOGIRI DARI SEDIMENTASIŸ BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DAN PENGENDALI MUARA DI INDONESIA VOL. 2Ÿ EUTROFIKASI WADUK DAN DANAU: PERMASALAHAN, PEMODELAN, DAN UPAYA
PENGENDALIANŸ KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN PADA WILAYAH SUNGAI DI INDONESIAŸ KOMPENDIUM ADVIS TEKNIS BERBAGAI JENIS BENDUNGŸ MITIGASI BENCANA MERAPI TINJAUAN PENGELOLAAN BANJIR LAHAR PASCA
ERUPSI 2010Ÿ PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA BANJIRŸ PENGELOLAAN ALOKASI AIR DI WILAYAH SUNGAIŸ PERKEMBANGAN DAN APLIKASI TELEMETRI DALAM BIDANG SUMBER DAYA AIR DI
INDONESIA
ð 81ð 82ð 83ð 84
ð 85ð 86
ð 87
ð 88
ð 89
FLOOD EARLY WARNING SYSTEM (FEWS)
1
FEWS adalah program open sources yang dikembangkan oleh Deltares- Belanda. Pengembangan FEWS di Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintahan Indonesia yang diwakili oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air dan BMKG, serta pemerintahan Belanda yang diwakili oleh Deltares dan KNMI. Keuntungan DELFT-FEWS ini adalah dapat dihubungkan ke aplikasi apapun, menggunakan data eksternal (Satelit, Radar, Telemetri), dapat dengan mudah untuk melakukan peramalan dan memiliki kinerja data secara spasial dan temporal.
Apa itu DELFT - FEWS??
l Toolbox untuk pengembangan sisteml Binding dataflow + models.l Konfigurasi sepenuhnya oleh userl Real Timel Implememntasi cepat, terukur dan
flexiblel Automatic/Manual dan stand Alone
Delft - FEWS• import• validation
transformation / interpolationdata hierarchygeneral adapterexport / report
• administration (data ,forecasts)• viewing (data ,forecasts)• archiving
Data Feeds
Konsep DELFT - FEWS
Models
Export & Dessimination
Pu
blis
hed
Int
erfa
ce
Imp
ort
Client-Server
DELFT - FEWS Setting
Stand Alone
October 2010Delft -FEWS Configuration Courses 31
central database
master controller
admin interface
serverclient
forecasting shell(s)
FSS
operator client(s)
OCMC
LDSAI
Tahapan dalam melakukan peringatan dini banjir (flood warning) adalah: l Detectionl Forecastingl Warning and Disseminationl Response
Detection Warning Response
Forecasting
Simulation
Konsep Peringatan Dini Banjir
2
BLOK BETON TERKUNCI SEBAGAI TEKNOLOGI PELINDUNG GERUSAN LOKAL DAN DEGRADASI DASAR SUNGAI
Keunggulan Blok Beton Terkunci
Fungsi — Penanggulangan masalah gerusan lokal di hilir
bendung (pengganti rip-rap batu), degradasi, dan perubahan morfologi sungai.
— Perkuatan ujung krib gerusan tebing sungai.— Sebagai bottom panels untuk melindungi
tembok pangkal jembatan atau sayap bendung dari gerusan.
— Struktur pelindung pilar jembatan dari gerusan.
— Dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang modular.— Komponen dapat dicetak secara fabrikasi atau insitu.— Berat komponen “relatif ringan” tetapi dapat saling mengait dalam arah vertikal,
horizontal, dan arah memanjang aliran. Dalam keadaan saling terkait blok beton terkunci mampu menahan gaya seret sebesar 5 – 7 kali lebih besar dibandingkan jika blok beton tersebut berdiri sendiri.
— Kaitan antar komponen cukup lentur tetapi tidak mudah lepas agar bangunan dapat menyesuaikan dengan perubahan morfologi sungai.
— Tahan terhadap abrasi dan benturan batu oleh aliran sungai yang membawa pasir kerakal dan batuan.
Spesifikasi Teknik
Penentuan gaya seret kritis gerak mula sebuah blok beton tunggal disarankan untuk dianalisis menggunakan grafik Shields (Van Rijn, 1989) dengan menerapkan nilai diameter nominal dari blok beton tersebut sebagai diameter acuan.
Ø 12 mmØ 12 mm
Ø 10 mm
24,5 24,525 2550
15 15
10
149 cm
125 c
m
50 cm
Ø10 mm
50
Blok Beton Balok Kaki Enam
REVERTMENT TIPE SANGKAR BETONDAN BLOK BETON BERGIGI
Blok Beton Bergigi
Batu Belah
Karung Geosintetik
Tiang Beton Bertilang
Batu Belah Ø 25 cm
Revetmen dibangun sebagai bangunan pantai yang dibuat untuk mencegah longsor serta melindungi pergeseran garis pantai karena erosi akibat arus dan gelombang air laut maupun akibat adanya beban bangunan-bangunan lain yang berada di dekat garis pantai tersebut. Umumnya revetment merupakan bangunan pantai konstruksi teringan dibandingkan dengan jenis-jenis bangunan pantai yang lainnya. Revetmen dipergunakan untuk kondisi gelombang yang Moderat (dengan tinggi gelombang maks 1,5 m).
Fungsi dan Kegunaan
b) Beton Sangkar
Tiang beton bertulang dan sangkar beton bergigi 2memiliki mutu K-250 Kg/cm , dengan dimesi ukuran
0,15 X 0,20 X 6,00 m, yang dipasang berjajar dengan jarak 0,40 m. Sangkar beton bertulang, merupakan struktur balok Beton dengan tulangan yang mempunyai ukuran 0,20 X 0,20 m, panjang 4.00 m, dipasang dibagian mercu struktur blok - blok beton bergigi maupun tiang beton, di cor pada balok beton memanjang di bagian kepala sampai di bagian belakang struktur berjajar dengan jarak 0,50 m. Pada bagian kaki tiang beton, di bengkokan sepanjang 0,50 m sebagai dudukan tiang Beton di atas struktur pelindung khaki.
a) Armor Blok Beton Bergigi
Unit armor beton bergigi berupa beton pracetak yaitu elemen atau komponen beton dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum disusun menjadi elemen armor revetmen.
2 Beton bergigi memiliki mutu K-250 - K-400 Kg/cmdigunakan untuk struktur beton dengan tulangan diameter 8 mm dan menggunakan semen PC (Type V).
Spesifikasi
3
4
BLOK BETON BERBENTUK ISEBAGAI KOMPONEN PENGAMAN TEBING PANTAI
Pelindung Kaki
Batu Belah
Blok Beton Berbentuk I
Pasir
Pengamanan pantai dengan bangunan pantai antara lain dapat dilakukan dengan struktur pelindung tebing tipe rubel (rubble mound). Unit-unit lapisan luar yang langsung menahan gelombang dikenal dengan armor. Armor dapat terdiri dari batu, atau blok-blok beton. Blok-blok beton yang telah banyak dikenal di lapangan antara lain kubus, tetrapod, dolos, akmond dan quatripod. Salah sau besaran yang mempengaruhi
berat unit armor adalah harga koefisien kestabilan armor yang dikenal dengan K . d
Untuk tinggi gelombang yang sama, makin tinggi harga Kd, makin ringan berat setiap unit armornya. Selain itu faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingginya sruktur; yang dipengaruhi oleh nilai koefisien rayapan r. Makin rendah harga r, elevasi puncak struktur makin rendah, sehingga harga bangunan menjadi lebih murah. Salah sau besaran yang mempengaruhi berat unit armor adalah harga koefisien kestabilan armor yang dikenal dengan K . Untuk tinggi gelombang yang sama, makin tinggi harga d
Kd, makin ringan berat setiap unit armornya. Selain itu faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingginya sruktur; yang dipengaruhi oleh nilai koefisien rayapan r. Makin rendah harga r, elevasi puncak struktur makin rendah, sehingga harga bangunan menjadi lebih murah.
Cara pengangkutan blok Pemasangan/penyusunan blokPersiapan pemasangan
5
BLOK BETON 3B SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PENGAMAN PANTAI
( Berkait, Berongga dan Bertangga)
Material Pengisi
Plat Beton Penyangga
Cerucuk BetonPelindung Kaki
Pengisian Pasir
Keunggulan Blok Beton 3BKeunggulan revetmen dengan blok beton bertulang tipe 3 B dibanding dengan revetmen lainnya adalah mempunyai stabilitas yang lebih lebih tinggi. Hasil pengujian dilaboratorium, armor blok beton bertulang tipe 3B mempunyai koefisien Stabilitas(K )D
sebesar 53
Spesifikasi TeknikTipe blok beton ini merupakan sebagai bahan pengganti material batu besar dengan berat tertentu yang sulit didapat. Spesifikasi teknik dari blok beton ini adalah:1. Bahan dari beton K222. Berat blok beton dengan dimensi tetrera pada gambar = 230 kg/unit3. Koefisien stabilitas lapis lindung(K ) = 34,63D
4. kemampuan menahan tinggi gelombang = 2 m35. Menggunakan tulangan praktis = 115 kg/m
Tampak belakang
50
5 15 10 15 5
Tampak depanTampak samping
20
1410
10
55
21
15 20
35
46
6
1214
4
5 15 10
50
15 5
6
Karung Geotextil diisi Pasir
Pipa Beton Silinder
Batu Kosong
Geotextil
Penggunaan pipa beton silinder sebagai unit konstruksi pengamanan pantai dimaksudkan untuk mengenalkan konstruksi yang mudah dalam pelaksanaannya, tidak perlu menggunakan alat-alat berat serta dapat dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain mudah, pelaksanaan konstruksi pengamanan pantai dengan pipa juga akan lebih cepat. Hal ini sangat menguntungkan untuk pekerjaan-pekerjaan di laut yang dipengaruhi oleh pasang surut.
Kanstin
1:50
1.000.25 0.35
1.00 1.00 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 2.00 1.95
+ 2.560
Tanah Dasar Asli
Urugan Dipadatkan
Geotectile
1.75
-0.740
2:1 4:1
+0.260
+1.231
2.575 2.00 2.95
+0.060
-1.240
2:1
1:1.5
Blok Beton 1.00 x 1.00 x 0.20
Angker 12 mm
Buis Beton 1.00 - 0.50
Beton Cor 1:2:3
Beton Cor 1:3:5
Batu Kosong 50 - 100 kg
Batu Kosong 5 - 10 kg
Usaha pengamanan pantai dengan susunan pipa beton bulat telah dilakukan di pantai-pantai Bengkulu, Tanjung Pasir dan Pangandaran Jawa Barat, Kedung Semat - Semarang, Tuban - Jawa Timur, Sanur, Kuta 2 dan Nusa Dua - Bali, Senggigi - Lombok dan Manado. Dibawah ini diuraikan secara ringkas 4 tipe pengaman pantai yang telah dilakukan pada lokasi-lokasi Tanjung Pasir dan Pangandaran, Jawa Barat, Tanjung Benoa dan Nusa Dua Bali.
Lokasi Penerapan
PENGGUNAAN PIPA BETON SILINDER SEBAGAI PELINDUNG PANTAI
PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)
Fungsi• Sebagai pemecah gelombang untuk melindungi pantai• Berperan sebagai pengimbuh pantai sekaligus perehab pantai yang tererosi,
• Tidak mengganggu pemandangan ke arah laut, karena dipasang pada kedalaman muka air rendah
• Gelombang tidak dimatikan secara total sehingga respon pantai relatif seragam pada arah memanjang pantai,
• Gelombang dibelakang PEGAR energinya telah berkurang sehingga perairan dibelakangnya aman untuk berenang
• Dampak yang ditimbulkan PEGAR lebih kecil dari Pemecah Gelombang konvensional, karena itu PEGAR lebih ramah lingkungan.
Lokasi Uji Coba: Pasir Putih Anyer, Kabupaten Serang
Kelebihan
7
8
PENERAPAN GEOSINTETIK UNTUK BANGUNAN PELINDUNG TEBING SUNGAI
Karakteristik Geosintetik untuk Bangunan Pelindung Tebing:
Penerapan :Ÿ Bangunan tanggul S. Silandak,
Semarang.Ÿ Bangunan pelindung tebing S. Indragiri
Hilir di Parit 8, Riau.Ÿ Bangunan pelindung tebing S. Indragiri
di Rengat, Riau.Ÿ Bangunan pelindung tebing S. Siak,
Riau.Ÿ Bangunan pelindung tebing S.
Cipunegara, Jawa Barat.Ÿ Bangunan pelindung tebing S. Cibeet,
Jawa Barat.
Lolos air, shingga dapat menurunkan tinggi muka air di tebing. Fleksibel dan mampu menahan gaya lateral tanah, sehingga menambah kekuatan tebing. Jika terjadi kerusakan, perbaikan hanya mengganti bagian yang rusak (setempat). Masih memerlukan perlindungan permukaan dari kerusakan akibat perilaku manusia / vandalisme (penyobekan, dll).
9
Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir/rob dengan kelengkapan sarana fisik yang meliputi; sistem drainase kawasan, kolam retensi, tanggul keliling kawasan, pompa dan / pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Manajemen sistem tata air dilakukan dengan mengendalikan volume, debit, muka air, tata guna lahan dan lansekap.
• Mengendalikan air• Obyek Wisata / Rekreasi• Lahan Pertanian/ Perikanan• Lingkungan Industri dan Perkantoran
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa manfaat sistem polder bersifat multi purpose (serba guna), yakni:
Manfaat
Kolam RetensiTanggul Stasiun Pompa
Bendungan
Struktur Utama Polder
SISTEM POLDER PENGENDALI BANJIR PERKOTAAN
10
SISTEM PEMBERITAAN DINIBAHAYA LONGSOR BERBASIS SELULER
AlatDeteksiLongsor
(ektensometer)
Microkontroler
Skema konfigurasi system peringatan dini longsorberbasis seluler
RainfallLoger
Sirine
Satelit BTSGSMBTS
GSM Server
Handphone
Handphone
KentonganWorkstation
Produk ini merupakan suatu system/cara yang dapat memberikan peringatan dini akan terjadinya suatu bahaya longsor, sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalikan.
—
—
—
Dapat memberikan data pergerakan tanah secara cepat dan akurat.Dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan penanggulangan bahaya bencana sedimen akibat tanah longsor atau tanah gerakMeningkatkan kesiapsiagaan dan rasa aman penduduk serta untuk meningkatkan kinerja SATLAK PBP daerah setempat
Fungsi dan Manfaat
Mahkota
Rekahan melengkung
Permukaan tanah asli
Rekahan melintang
tepi longsoran
Rekahan
Lidah
KakiBidang gelincir
Gawir kedua
Rekahan melintang
Gawir Utama
Kepala
Kerusakan akibat terjadinya pergeseran tanah
Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Provisi Jawa Tengah
Lokasi Penerapan
11
PEMANFAATAN STRUKTUR GRAVEL EJECTORPADA FREE INTAKE
Struktur gravel ejector adalah bangu-nan berbentuk kotak terowongan yang dibangun di percabangan saluran. Berfungsi menghisap angkutan sedimen fraksi kerikil secara hidraulik dari kantong penangkap sedimen yang selanjutnya dibuang ke saluran pembilas dan seterusnya ke sungai.
Jika dioperasikan pintu intake dan pintu pembilas maka aliran menuju saluran akan menjadi dua lapis. Lapisan aliran atas menuju ke saluran irigasi. Lapisan aliran bawah masuk ke terowongan yang selanjutnya ke sungai. Lapisan aliran bawah di terowongan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga dapat membilas angkutan sedimen yang berada di kantong sedimen.
Prinsip Kerja
Terowongan diletakan membentuk tikungan dari arah saluran ke arah sungai. Di bagian hilir terowongan di buat pintu sorong besi yang berfungsi sebagai pintu pembilas. Di atas pintu pembilas dibangun banjir scherm.
Tata Letak
12
PEMODELAN NUMERIK/MATEMATIK
Keunggulan : Mempelajari masalah detil dan lokal, antara lain: gerusan lokal, longsoran tebing, kinerja bangunan air.
PEMODELAN HIDRAULIK FISIK
Keunggulan : mempelajari permasalahan fisik sungai yang panjang dengan perioda waktu yang lama.
0.0 2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 12000.0 14000.0 16000.0[m]
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
55.0
60.0
65.0
70.0
75.0
80.0
85.0
90.0
95.0
100.0
105.0
110.0
115.0
120.0
125.0
130.0
135.0
140.0
CIPAMINGKIS 0 - 17431
023
325
035
047
455
663
972
191
611
8514
1616
1318
0519
0219
9920
9621
9323
8825
8627
9330
0831
97
4061
4651
4747
4844
4940
5036
5251
6688
6883
7395
7780
7901
8228
8637
9220
9883
1007
810
300
1047
310
588
1081
911
021
1142
6 1162
511
814
1202
712
227
1235
212
561
1274
912
962
1317
7
1376
213
982
1413
914
341
1450
814
644
1487
115
074
1526
815
457
1568
115
818
1599
016
104
1630
516
502
1667
116
875
1698
317
171
1736
017
431
BK 1
BK 5
BK 4
BK3
Jembatan Cibarusah
BK 6
BK 7
BK 8
BK Usulan III
BK Usulan II
BK Usulan I
Gambar contoh uji model fisik dalam pengecekan kapasitas pelimpahan bendungan dan perkiraan kondisi gerusan di hilir
bangunan
Gambar contoh uji model fisik dalam pengecekan kapasitas pelimpahan bendungan dan perkiraan kondisi gerusan di hilir
bangunan
Contoh uji hiraulik :Jawa Tengah (Serayu), Jawa Barat (Bendung gerak Rentang, Pelimpah bendungan Saguling), Jawa Timur (Bendung karet Jatimlerek)
Bendung Kaliwadas, Pelimpah bendungan Kedung Ombo, Krib di Sungai
Pemodelan Numerik untuk memperkirakan Kondisi Profil
Muka Air dan Perubahan Dasar di Sepanjang Sungai
pada Debit dan Waktu Tertentu
Contoh pemodelan numerik yang telah dilakukan adalah:o Penanggulangan degradasi dasar Sungai Kuto di Jawa Tengah,o Penanggulangan degradasi dasar sungai Cipamingkis di Jawa Barat,o Penanggulangan banjir di cekungan Bandung.
UJI MODEL HIDRAULIK FISIK DAN NUMERIK
13
PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN BIO-ENGINEERINGYANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Keunggulan
Spesifikasi Teknik
Prinsip Kerja
Teknologi sederhana, alami, ramah lingkungan, mempunyai efek peredaman sehingga dampak ke arah hulu dan hilir sangat sedikit, murah, mudah pelaksanaannya, bahannya mudah didapat, sehingga masyarakat dapat dengan swadaya melindungi tanahnya dari erosi arus sungai.
Karena adanya krib, maka terjadilah perlambatan kecepatan arus sehingga sedimen mengendap di dasar tebing yang tergerus arus sungai, akibat adanya endapan maka bidang lonsor tebing dapat diputus.
Pelindung tebing sungai dengan Bio-Engineering adalah teknologi sederhana berwawasan lingkungan yang dapat melindungi tebing sungai, biaya murah, bahan mudah didapat di sekitar lokasi, pada skala kecil masyarakat mampu dan mudah menirunya.
Tebing sungai yang stabil
Endapan baru
membentuk kaki tebing
Ipomea Carnia atau vetiver
Kriteria bambu yang dapat digunakan:© dari jenis yang kuat dan bisa tumbuh jika dipancang© diameter bambu antara 8 - 10 cm © sudah cukup umur© diambil pada bagian pangkalnya saja
Kriteria jenis rumput / vegetasi © Mudah didapat di sekitar lokasi© Kuat terhadap serangan arus sungai© Mudah untuk tumbuh dan berkembang© Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya© Tahan terhadap keadaan basah dan kering
Pelindung tebing ini terdiri dari 2 komponen, yaitu: krib bambu dan tanaman/vegetasi
14
7
Geocell merupakan salah satu jenis bahan geosintetis terbuat dari HDPE (High Density Poly Ethylene). Dengan melihat bentuk geocell dalam keadaan terpasang yang menyerupai sarang tawon, diperkirakan cukup efektif untuk bangunan pelindung tebing terhadap adanya erosi.
1. Usia pakai yang lama untuk lereng yang stabil.2. Mudah dibawa dan pemasangannya di lokasi proyek.3. Pemasangannya cepat dan sederhana .4. Mudah dibongkar dan dapat digunakan kembali.5. Tahan terhadap biologi dan kimia dari tanah.
Keunggulan
GEOCELL SEBAGAI PELINDUNG TEBING SUNGAI
15
Teknologi pengamanan pantai pedesaan adalah merupakan teknologi yang umum
dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan dengan menggunakan bahan lokal, seperti
karung-karung plastik diisi pasir tanpa cerucuk dan cerucuk-cerucuk bambu dikombinasi
dengan karung-karung plastik di belakangnya. Dalam rangka meningkatkan kinerja dari
bangunan pengamanan pantai teknologi pedesaan ini telah dilakukan modifikasi dengan
tambahan susunan batu kosong sebagai bahan pengisi di belakang cerucuk-cerucuk.
Selanjutnya di belakang susunan batu kosong diisi karung plastik yang diisi pasir.
11
9
2
7
10
53 6
8 1
4
Kondisi Pantai Setelah Diadakan Perbaikan
1. Bambu pasak 0,10 dipancang setiap jarak 1,0 m masuk kedalam ± 1,0 m
2. Cerucuk bambu Æ 0,10 m dipancang setiap 0,20 m, masuk kedalam dasar ± 1,5 m
3. Bambu penopang Æ 0,10 m dipancang setiap jarak 1,0 m, masuk kedalam dasar ± 1,0 m
4. Bambu pengikat dipasang horizontal5. Karung geotektil bekas di isi pasir (kalau karung
geotekstil bekas tidak ada, dapat diganti dengan karung plastik)
6. Susunan batu kosong Æ 0,20 - 0,30 m sebagai lapisan pengisi/peredam gelombang
Æ 7. Lapisan batu kosong untuk badan jalan pantai lebar 1,5 m, tebal ± 0,35 m
8. Matras/anyaman bambu9. Pagar batas bangunan pengaman pantai dan
pemukiman10. Urugan tanah atau pasir yang dilakukan oleh
penduduk setempat11. Tanaman pantai untuk penghijauan12. Pemukiman
±
Keterangan
12
TEKNOLOGI PENGAMAN PANTAI PEDESAAN
16
Keunggulan
Spesifikasi Teknik
a. Tubuh Bendung : Semen-Tanahb. Lapisan Luar pada Mercu : Beton K225c. Lapisan apron : Beton K175d. Side Wall : Pasangan Batue. Lapisan Pelindung : Batuan Besar
a
bc
d
Sabodam semen tanah adalah Sabodam yang dibuat dari semen tanah sebagai komponen utama dengan cara mencampur material tanah dengan semen sebagai upaya stabilisasi dan perkuatan material tanahSabo cePat Aman dan Mudah (SPAM) adalah metode yang digunakan dalam pembuatan Sabodam, pelaksanaan pembangunan Bangunan Sabo dapat dilakukan dengan Mudah dan Cepat.
ð Material didaerah vulkanik pada umumnya memiliki kualitas yang relatif bagus dan memenuhi syarat untuk mendapat perlakuan sebagai semen tanah.
ð Pelaksanaan pekerjaan relatif lebih cepat dan aman dan murah karena menggunakan material setempat, dilaksanakan secara masal dan menggunakan peralatan berat.
ð Penggunaan semen tanah pada tubuh Sabodam harus dilapisi beton pada sisi luarnya sebagai pelindung dari abrasi dan pukulan aliran debris.
SABO DAM SEMEN TANAH
17
Bencana letusan Gunung Merapi yang terjadi pada akhir tahun 2010 telah menyebabkan kerusakan bangunan air yang ada di sekitar Gunung Merapi, terkait hal ini Puslitbang Sumber Daya Air telah melakukan pemetaan lokasi bangunan air yang mengalami kerusakan.
PETA INFORMASI BENCANA MERAPI 2010
18
Pisomete Pantau diameter 5 cmPipa Imbuhan diameter 5 cm
Penutup SumurPipa Jetpump
Flowmeter
Flowmeter Sensor Kualitas Air
Sensor Kualitas Air
Bak PenampungAir Imbuhan
Ke Bak Penampungan
Lantai beton + 25 cm
Anulus Pipa Jambang dan Lubang Bor diameter > 15 cm
Muka Air Tanah
Semen Penyekat
Pipa jambang diameter > 7,5 cm
Lempung Penyekat
Pasir (akifer)
Lempung
Gravel
Screen
Penggunaan air tanah yang berlebihan telah mengakibatkan terjadinya krisis air tanah dan gejala “landsubsidence” serta instrusi air laut. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu teknologi konservasi air tanah berupa modifikasi terhadap bentuk sumur resapan yang telah ada agar diperoleh hasil yang lebih efektif
Konsep dasar adalah artificial recharge atau imbuhan buatan dengan sumur berbasis akuifer. Filosofi ini adalah optimalisasi potensi akuifer sebagai underground reservoir, untuk tempat penyimpanan dan pengambilan air. Berbasis pemanenan air hujan (rainwater harvesting) seoptimal mungkin yang dikombinasikan dengan pemanfaatan air permukaan dilengkapi dengan bangunan pelengkap untuk menampung air hujan dan limpasan permukaan yang dapat bersifat komunal dengan skala regional.
Konsep Dasar Teknologi
Prototipe Sumur Imbuhan Dalam di Banjaran-Bandung)Bangunan penampung yang dilengkapi keping pengendapdan saringan pasir lambat
Air permukaan Plat pengendap
Ruanglumpur
Pasir
Pipa over flow
Pipa under drain 3”
2
1
A A
3 4
5
Sumurimbuhanair tanah
Kerikil
Geotekstil/ijuk
Keterangan :1. Sumber air baku (air permukaan)2. Bak pengendap plat settler (3,00 x 1,00 x 2,00) m3. Bak saringan pasir lambat (2,00 x 1,00 x 2,00 ) m4. Bak penampung (0,80 x 1,00 x 2,00) m5. Sumur imbuhan air tanah
Keterangan : Kedalaman umumnya diatas 40 m; sumur dibuat dengan mesin bor.Baik diterapkan untuk perkantoran, hotel, industri, mall, (pengguna air tanah dalam).Dikombinasi dengan bak tampungan air hujan dan air permukaan sebelum bak pengolahan.Dapat dibuat dengan memodifikasi sumur jetpump yang sudah ada.Baik diterapkan didaerah yang krisis air tanah, landsubsidence dan intrusi air laut.
Komponen Teknologi
- Sumur bor.- Bangunan penampung air hujan dan permukaan yang berupa kolam dilengkapi dengan saringan pasir lambat.
Lokasi Penerapan Prototip- PT. Sunson, Rancaekek - Sumedang- PT. Mulia Lestari, Cimahi- Banjaran, Soreang, Kabupaten Bandung
AQUIFER STORAGE RECOVERY (ASR)
19
Pemasangan pipa Inlet dan peluap
Skema Konstruksi SaRASS
100
- 250
cm
Pipa Talang 10 - 20 cm(dengan saringan)
Æ
Beton Penutup Æ 60 - 100 cm
Buis beton 50 - 100 cmÆ
Kerikil 2 - 5 cmÆ
Kerikil 2 - 5 cmÆ
Lubang resapan 2 - 5 cmÆ
25 cm 25 cm
Zeolit
Zeolit
Kerikil 2 - 5 cmÆ
Æ 60 s/d 110 cm
50 s/d 75 cm
20 cm
Peluap
15 cm
Pengangkat besi ( 0,3 - 0,5) Æ
Æ 70 s/d 110 cm
Sarana resapan air hujan sangat sederhana (SARASS) adalah salah satu teknologi yang mampu melakukan pengisian air tanah (groundwater recharge) untuk konservasi air tanah, namun relatif tetap aman dari pencemaran. Material yang digunakan adalah eolit dan Kerikil
Pemasangan kerikil dan zeolit
Pengaturan saluran inlet, dan pipa peluap
Pemasangan Buis Beton
SARANA RESAPAN AIR HUJAN SANGAT SEDERHANA (SARASS)
20
UNIT EKOTEKNOLOGI
Tanah Liat
Tanah Keras
Bak PenampungHasil Olahan untukMengontrolKualitas HasilPengolahan
PipaUndedrain
Batu Krikil 30 Cm
Tanah Gembur 20 Cm
Ambang Bebas
Ekoteknologi, adalah salah satu alternatif p e n g o l a h a n l i m b a h c a i r d e n ga n menggunakan tanaman air, yang dalam hal ini menggunakan tanaman hias air.
BakEqualisasi Pintu Air
Alat UkurDebit
Bar Screen
Penyerapan pencemar (BOD,COD, Detergen, SS) oleh tanaman terjadi di zone akar dan penyerapan nutrisi (N dan P) terjadi di daerah Rhizosphere yang memerlukan oksigen. Dengan proses-proses tersebut populasi mikro organisme meningkat ±10-100 kali lebih banyak, sehingga membantu penyerapan bahan pencemar dari air limbah yang diolah. (Tresna Dermawan Kunaefi, dkk,1998).
Mekanisme Absorpsi Zat Pencemar Oleh Tumbuhan Air
Filtrasi & Absorpsi N, P oleh akar Filtrasi dengan Denitrifikasi & Absorpsi Efektif kontak dengan batang tanaman
Fungsi Teknologi
—
— Biaya Operasional dan Pemeliharaan lebih murah karena tidak memerlukan peralatan mekanikal dan elektrikal.
— Tidak membutuhkan tenaga ahli.— Efisiensi pengolahan dengan tanaman mampu menyerap zat pencemar khususnya BOD, COD,
Amonium, P-total, Nitrat dan Bakteri.
Teknologi yang ramah lingkungan dan alami tanpa menggunakan bahan kimiaKeunggulan
EKOTEKNOLOGI
Pontederia Cordata Cana Air
Cana air (Pisang brazil) Typha angustifollaCyperus papyrus
21
Ÿ Estetika lingkungan meningkat;Ÿ Dalam jangka pendek menurunkan beban BOD, Total-N dan Total-P yang terbuang ke sungai;Ÿ Menurunkan bau, indikator dari penurunan kadar Amonia sebesar 50 % (semula 10,50 mg//l
turun di outlet 5,3 mg/L) sedangkan kriteria limbah domestik berbau minimal 6 mg/L (Arnold S.Vernik,1987)
Ÿ Tambahan pendapatan dari penjualan bibit bunga yang dihasilkan ±Rp.219.000 per tahun,atau 2Rp.106.000,-per m , walau harga cenderung menurun bila ada jenis tanaman hias baru
Ecotech Garden adalah salah satu teknologi alternatif pengolahan air selokan (grey water) atau effluent tangki septik, dengan menggunakan tanaman hias air.
Manfaat
Grafik Kinerja Ecotech Garden utuk Mengolah Air Selokan200
150
100
50
BOD COD T-N T-P MBAS SSInletOutletEffisiensi
18476
59 %
33,724,4
28 %
0,4140,405
2 %
18,411,2
39 %
4826
46 %
7432
57 %
Mekanisme Penyerapan Zat Pencemar
( a ) Saluran terbuka Greay Water
( d )
( b ). Inlet Ecotech Garden
( e ) dan ( f )Skema Ecotech Garden Sebagai Pengolah Selokan Grey Water
( c ) Outlet Ecotech Garden
( g )
Sumber : Kumpulan foto lapangan, Ratna Hidayat, 2005
(a) (b)
(d)
(c )
(a) (f) (g)
Kinerja Ecotech Garden atau Penurunan Zat Pencemar
Aneka Tanaman Hias yang Digunakan pada
Arrowhead Sagita Japonica Melati Air
ECOTECH GARDEN
22
Saringan Halus &Alat Ukur Debit
Bak Pengumpul
Pipa Overflow
Pipa Penguras
BV1
BV6
BV5BV4
Bv3
Bv2
1
3
64
4A
Bak AnaerobUpflow Filter
Bak Pembagi
Bak Multi SaringanHorizontal (MSH 1)
Bak Multi SaringanHorizontal (MSH 2)
1,2,3,4,5,6
1,2,3,4a,5,6
BV 1,2,3,4,5,6
: lokasi sampling Sistem Parallel
: Lokasi sampling Sistem Seri
: Ballvalve
: Pipa Sistem Parallel: Pipa Sistem Seri
Saluran Cikandang
: Media saringan arang tempurung
: Media saringan zeolit
: Media saringan serbuk gergaji
5
Gambar Bagan Alir Instalasi Pengolahan Air Limbah Sederhana
2
Salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk menanggulangi limbah cair, kombinasi proses pengolahan air limbah secara biologi dan fisika, yaitu sistem anaerob upflow filter (proses pengolahan secara biologi) dan multi saringan (proses pengolahan secara fisika).
Mereduksi kadar bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah peternakan sapi perah, seperti parameter BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), zat padat tersuspensi, total nitrogen.
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Sistem pengaliran secara gravitasiTidak menggunakan energi listrikMudah dalam pengoperasianTidak memerlukan tenaga ahliBiaya operasi relatif lebih murah dibandingkan jika menggunakan proses fisika dan kimia.
Ÿ Saluran Pembawa dan Bak Pengumpul ž Saluran pembawa (5,00 x 0,30 x 0,30
m)ž Bak pengumpul (1,00 x 1,00 x 1,00 m)ž Saringan halus (0,35 x 0,34 m)
Ÿ Bak Anaerob Upflow Filter (3,50 x 1,20 x 1,80 m)
Ÿ Bak Multi Saringan Horizontal (2,88 x 0,50 x 0,60 m)
Fungsi Teknologi
Keunggulan
Spesifikasi Teknik
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SEDERHANA (IPALS)
23
Bangunan ABSAH merupakan salah satu bangunan konservasi dan sekaligus pendayagunaan air. Bangunan ini dapat menirukan aliran air yang terjadi di alam, berupa: 1) aliran air tanah alami.2) aliran air tanah di sekitar sumur gali atau sumur bor.3) aliran mata air.4) proses hidrologi dalam daerah aliran sungai (atapbangunan merupakan daerah aliran tangkapan hujan).5) proses penyaringan fisik di alam.6) proses penambahan mineral di alam, proses fisik, kimia dan biologi
Bangunan ABSAH dapat disebut sebagai bangunan penyediaan air baku mandiri, yang bisa dibuat terlepas dari sistem penyediaan air yang berlaku umum seperti yang dimiliki oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
Sketsa pembagian sekat bangunan ABSAH
Rancangan Bangunan ABSAH
BANGUNAN AKUIFER BUATAN SIMPANAN AIR HUJAN(ABSAH)
24
Penampang generik Bangunan Abdulah
ABDULAH merupakan bangunan ABSAH khusus dibangun untuk memenuhi kebutuhan ari wudu di mesjid, musholla dan langgar. Prinsip konservasi yang diterapkan adalah menggunakan air Hujan yang tersimpan untuk di pakai secara berulang-ulang. Air yang mengalir melalui lapisan akuifer buatan yang disusun secara vertikal, secara berulang-ulang. Secara spiritual bangunan ABDULAH merupakan bangunan akuifer buatan untuk suci ulang air yang berasal dari air hujan.
Selama terdapat curah hujan tahunan dan luas bidang penangkap air hujan berupa atap bangunan yang memadai. Bisa dianggap merupakan bagan penyediaan air baku air wudlu. Keberlangsungannya tidak memerlukan syarat yang berat, bersifat luwes dalam penerapannya dan bisa dibentuk sesuai dengan ketersediaan lahan, bahkan bisa juga ditempatkan di bawah bangunan tempat tinggal dan gedung
Keunggulan
AKUIFER BUATAN DAUR ULANG AIR HUJAN(ABDULAH)
25
a) Melimpahkan sebagian air berlebih dengan aman ke arah hilir.b) Mengendalikan muka air udik saat banjir.c) Menstabilkan fluktuasi muka air di udik pelimpah.d) Menahan atau mengurangi laju angkutan sedimen ke arah hilir.e) Mempertahankan dan atau meninggikan dasar sungai.
Fungsi
a) Kapasitas limpahan lebih besar dari tipe pelimpah lain untuk bentang yang sama.b) Perubahan tinggi muka air di udik relatif stabil akibat fluktuasi debit.c) Dapat berfungsi sebagai peredam energi oleh benturan air.d) Struktur tubuh bendung dan pelimpah relatif ramping.
Keunggulan
2a
A
A
a
c
b udik
hilir
Arah Aliran
a
p
h
Lokasi Penerapana) Bendung Ciwadas di Pejompongan.b) Bendung Tami dan Kalibumi di Propinsi Papua.c) Bendung Kalola di Sulawesi Selatan.d) Bendung Toili di Sulawesi Tengah.
BANGUNAN DAN PELIMPAH TIPE GERGAJI
26
1. Menjadi tandon air selama musim kering untuk keperluan air baku (rumah tangga, pertanian/peternakan, turisme)
2. Memperkaya kandungan air tanah setempat, agar tumbuhan sekitar bertambah hijau dan subur (back to nature)
3. Memproteksi instrusi air laut (untuk lahan yang dekat pantai)4. Adanya stabilisasi fluktuasi air baku sehingga pertanian dapat diatur sesuai
kepentingan 5. Tidak banyak mengganggu kondisi alam aslinya
1. Cocok untuk daerah dengan jenis batuan alluvial dan batu gamping (limestone)2. Cocok untuk diterapkan di pulau-pulau kecil jenis atol, alluvial dan vulkanik3. Cocok untuk daerah dengan kegempaan yang tinggi
Manfaat
Konsep Bendungan Bawah Tanah
Penerapan
Pemompaan Air
BENDUNGAN BAWAH TANAH
27
Penduduk yang tinggal di daerah pasang surut dan daerah rawa di Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga terutama air minum. Hal ini disebabkan karena sumber air yang terdapat didaerah tersebut adalah air gambut, teknologi IPA Gambut merupakan teknologi dimana air gambut dapat di olah menjadi air untuk keperluan rumah tangga dan air minum
Keunggulan Ÿ Proses pengolahan airnya menggunakan
bahan kimia yang ada di pasaran dan sudah dikenal oleh masyarakat yaitu tawas dan kapur.
Ÿ Dapat dikembangkan ke bebrapa rumah tangga sampai skala PDAM ibukota kecamatan/kota besar
Ÿ Komponen - komponen instalasi pengolahan air dapat dibuat secara lokal atau produk dalam negeri karena menggunakan proses pengolahan yang sudah biasa dilakukan PDAM dengan modifikasi kriteria desain pada unit koagulasi, flokuasi dan sedimentasi serta dapat digabungkan dengan panel surya sebagai energi
INSTALASI PENGOLAHAN AIR GAMBUT UNTUKPENYEDIAAN AIR BERSIH
28
IPASS merupakan sarana alternatif penyediaan air bersih di daerah pedesaan yang masih sulit terjangkau PDAM, khususnya disekitar saluran irigasi. Diharapkan masyarakat mampu membuat dan memanfaatkan teknologi IPASS secara swadaya dan dengan menggunakan bahan setempat.
—
—
—
—
Bak pengendap dengan keping pengendap, untuk mengendapkan partikel kasar.Saluran perata aliran, berfungsi sebagai perata aliran dan inlet saringan pasir lambat.Saringan pasir lambat, berfungsi untuk menyaring partikel halus yang tidak terendapkan pada bak pengendap.Bak penampung dan disinfeksi, berfungsi untuk sebagai penampung hasil penyaringan dan sekaligus tempat pembubuhan kaporit bila diperlukan.
Sistem IPASS
1. Pipa intake 5. Papan penutup t = 4 cm2. Bendung sederhana 6. Kerikil ( Æ 2 - 5 cm)3. Bak pengendap 7. Pasir ( Æ 0,2 - 0,5 cm)4. Bak penampung air bersih 8. Ijuk
(dari buis beton Æ 50 cm) 9. Pasangan Øbata kedap air
Keterangan :
1
2
3 5 4
6
97
8
A A
INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA(IPASS)
29
© Ekonomi ž Murah Rp 125 ribu, Depkes Rp 200 ribu (gentong tanah liat)
3ž Pengolahan Rp 245/m (25 % harga PDAM): Al.Sulfat + Kapur
3ž Pengolahan Rp 192,5/m (19 % harga PDAM): PAC
© Kesehatan & Lingkungan ž Mencegah Water Borne Diseasesž Reduksi sampah padat BAMK
© Teknisž Tahan pecah, tak perlu listrikž Praktis : bahan kimia (koagulant+kaporit) dikemas per sekali pakai
a. Koagulasi,Flokulasi dan Sedimentasi (Kof sed) dengan Bahan Air Minum Kemasan (BAMK) 19 Lb. Filtrasi. (BAMK 19 L), media filter arang batok dan pasir (dibungkus kantung kain berpori)c. Desinfeksi (BAMK 19 L).d. Filtrasi (BAMK 19 L), media filter arang batok dan pasir (dibungkus kantung kain berpori)
Keterangan Gambar
c
d
a
b
Pengaduk
Pasir beton/kuarsa(dicuci terlebih dahulu)
Air bersih
Tawas (Alumunium Sulfat) 1-2 Sendok Makan/19L
Kaporit (Chlorinasi)1-2 Sendok Makan/19L
Arang batok(dicuci terlebih dahulu)
Pasir beton/kuarsa(dicuci terlebih dahulu)
Arang batok(dicuci terlebih dahulu)
Keuntungan
SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH DARURAT SAAT BANJIR
30
Keunggulan
Trickling Filter adalah salah satu alternatif sistem pengolahan air limbah yang menggunakan media filter khusus yang dimodifikasi luas medianya sehingga memiliki luas permukaan lebih besar dari media konvensional (batu kali), media filter ini terdiri dari bata keramik (batmik) dan plastik.
l
limbah domestik, oleh karena itu cukup baik apabila diterapkan dalam mengolah effluent septik tank di daerah permukiman yang tidak dilengkapi dengan bidang resapan.
l Kinerja media batmik dan plastik dalam penurunan bahan pencemar lebih baik dibandingkan dengan kinerja IPAL Trickling Filter yang menggunakan media filter secara konvensional dari bahan batu kali.
l Kadar T-N dan T-P yang relatif masih tinggi di air effluent Trickling Filter dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian
Filter dengan media plastik dan batmik efektif menurunkan sumber pencemar dari
Ÿ Media filter plastik dapat menurunkan BOD sekitar 14 - 33 mg/L,
Ÿ Media filter plastik dapat menurunkan COD antara 21 - 115 mg/L,
Ÿ Media filter batmik dapat menurunkan BOD antara 10 - 31 mg/L,
Ÿ Media filter batmik dapat menurunkan COD antara 26-93 mg/L,
(2). Media Filter Plastik:
(1). Media Filter Batmik:
Korelasi harga media filter terhadap penurunan zat pencemar dibatasi untuk parameter BOD dan COD, untuk masing masing media filter yaitu :
TEKNOLOGI TRICKLING UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PENDUDUKMENGGUNAKAN MEDIA BATMIK DAN PLASTIK
31
Untuk pemanfaatan lahan kering diperlukan untuk rekayasa teknologi yang efisien, Irigasi curah (sprinkler) merupakan teknologi yang cocok dan sesuai untuk pengembangan lahan kering .
dukungan ilmu pengetahuan yang tepat
Spesifikasi Sprinkler type BIR versi 1
3.54.04.55.05.56.06.5
34.236.237.440.442.644.546.2
RadiusPancaran
(m)
RadiusPancaran
(m)
68.472.474.880.885.289.092.4
8.589.119.249.48
10.0010.5611.16
Debit(Lt/det)Debit
(Lt/det)Diameter
Basah(m)
DiameterBasah
(m)
TekananSprinkler
(Bar)
TekananSprinkler
(Bar)
Radius Pancaran (m)
Teka
nan S
prink
ler (B
ar)
HUBUNGAN TEKANAN VS RADIUS PANCARAN
* Untuk mendapatkan radius pancaran yang maksimal tidak disarankan menggunakan tekanan di atas 6.5 Bar.
Kinerja Sprinkler Type BIR Versi 1
Material : Perpaduan Aluminium, Stainles Steel dan Kuningan Berat : 23 KgPutaran per menit : 1.7 RPM
Sistem pengoperasiannya adalah berputar (rotating head system). Terdiri dari satu buah nozzle yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan memukul dari alat pemukul (hammer blade). Sprinkler disambung dengan suatu peninggi (riser) dan yang disambungkan dengan pipa lateral. Alat pemukul sprinkler bergerak karena adanya gaya impulse dari aliran jet semprotan air, kemudian berbalik karena adanya regangan pegas.Sistem pengoperasiannya adalah berputar (rotating head system). Terdiri dari satu buah nozzle yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan memukul dari alat pemukul (hammer blade).
Salah satu inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Balai Irigasi adalah rekayasa sprinkler yang lebih mengutamakan produk lokal yang efisien dengan tetap mempertahankan kualitas serta kinerja nya. Salah satu hasil inovasi teknologi tahun 2008 ini berupa sprinkler dan nozzle type BIR versi 1 yang mampu mencurahkan air irigasi untuk luasan + 1 Ha lahan pertanian, dengan efisiensi investasi alat sebesar + 30% dari harga produk sprinkler di pasaran.
Efisiensi Investasi dan Produk Lokal
Sistem Pengoperasian
BIGGUN SPRINKLER
32
Box Tersier Ferrocement adalah konstruksi tepat guna bidang irigasi yang mendistribusikan air sesuai kebutuhan, berbahan ferrocementKarakteristikŸ Kuat tekan 365 kg/cm dan tekanan lentur 628 kgŸ Kedap AirŸ Ringan (Relatif Tipis = 3 cm)Ÿ Tidak menunjukan keruntuhan seketika
KeunggulanŸ Kemudahan dalam pembuatan dan pemasanganŸ Dapat dibuat sesuai kondisi lapangan
Tipe Tetap (Permanent)Kerangka box tersier mempunyai berat = 224 kg. ambang pintu dibuat terpisah dengan lebar sesuai kebutuhan, setiap ambang pintu beratnya 28 kg, dapat dengan cepat diganti atau ditukar sesuai proporsi yang dibutuhkan.
Tipe Bongkar Pasang (knockdown)Kerangka Box atau dinding box dibuat secara terpisah yang juga berfungsi sebagai pintu keluaran. Pembuatan cetakan dan mencetak betonnya lebih mudah. berat setiap sisi pintu beratnya = 45 kg, besar pelat dasar = 73 kg, sehingga mudah untuk di bawa ke lapangan. Pengunci bagian atas dilengkapi slot sebagai penguat rangkaian box tersier
SLOT
BOS TERSIERDENGAN BAHAN FERROCEMENT
33
Ÿ Air irigasi akan cepat sampai tujuanŸ Efisiensi akan lebih tinggiŸ Tidak mudah tercemar oleh keadaan sekitarnya,
sehingga pada umumnya dapat digunakan sebagai air minum, mandi dan mencuci, bahkan dapat dibuat fasilitas khusus untuk itu di dekat rumah penduduk.
Ÿ Volume pembagian air dapat diketahuiŸ Pemasangan pipa dan bangunan pelengkapnya
cukup sederhana dan mudah.Ÿ Menghemat luasan tanah yang digunakan
untuk jaringanŸ Pembagian airnyapun lebih tepat dan cepat
dibanding dengan penggunaan saluran terbuka serta kualitas airnya mulai dari pump stand sampai dengan box turn out terjamin tidak tercemar
Keuntungan :
Untuk meningkatkan hasil pertanian diperlukan teknologi tekait pendistribusian air yang efektif di samping mengembangkan jenis atau mutu tanaman. Teknologi yang dikembangkan oleh Puslitbang SDA terkait pendistrbusian air irigasi diantaranya adalah teknologi jaringan irigasi sistem perpipaan.
JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN
34
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Membantu petani dalam mengatasi permasalahan pemberian air ke lahan-lahan petani dengan efisiensi tinggi;
Air irigasi langsung diberikan tepat ke zona perakaran, dan diberikan pada volume tidak berlebihan
Berdasarkan hasil penelitian penghematan air pada irigasi tetes mampu memberikan efisiensi penghematan air >70% dibanding dengan irigasi alur.
Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani;Optimalisasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang sudah dibangun, khususnya pada lahan kering;Semakin berkembangnya partisipasi petani dalam pengelolaan sistem irigasi non padi khususnya irigasi tetes;
Model 1
Model jaringan irigasi tetes ini di buat lebih sederhana menggunakan emiter tipe drip tape. Terdiri dari tangki penampung air kap. 1000 liter, konstruksi tower terbuat dari kayu yang mudah dibuat dan mudah diperoleh disekitar lahan. Tinggi tower 2 m, dapat beroperasi pada tekanan < 0,2 bar, dengan luas layanan + 1000 m2 Model jaringan ini tidak membutuhkan biaya investasi besar, namun memberikan kinerja yang tetap baik sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai model percontohan jaringan irigasi tetes yang diminati petani.
Terdiri dari reservoir (tangki penampung air) kap. 2200 liter dengan konstruksi tower terbuat dari rangka baja tinggi 6 meter. Mempunyai tekanan operasi + 0.6 bar, dengan emiter tipe true drip dan drip tape, dengan luas layanan + 3000 m2.
Manfaat
Model 2
Dalam rangka pengembangan model irigasi dilakukan percontohan jaringan irigasi tetes berbasis partisipasi petani.
IRIGASI TETES
35
Bingkai pintu
Engsel
Lubang pintu Pintu klep
Datum
HdB
A
Kondisi aliran di hulu dan hilir pintu klep
Hu
Dh
l
l Bobot pintu dapat diatur dengan mengisi rongga pintu dengan airl Dapat beroperasi dengan baik pada beda muka air antara muka air di hulu dan di hilir yang kecil,
sekitar 2 cml Lebih tahan terhadap keretakan (fracture) dibandingkan dengan bahan kayu;l Fabrikasi (pembuatan dan kontrol mutu) lebih terjamin;l Mobilisasi/transportasi relatif lebih mudah;l Pemasangan dan pengoperasian lebih mudah;l Kebocoran lebih kecil, sehingga mengurangi biaya pemeliharaan ;l Telah didukung oleh pengujian di laboratorium dengan uji model fisik dan kekuatan
bahan.
Bobot pintu (berat jenis) yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan lain;Kelebihan
Bahan
l Daun pintu klep : Fiber resinl Engsel daun pintu : Plat / logam
dilapis fiber resinl Sistim kedap air pintu : Karet tebal 1 - 2 cml Stop kran pengatur berat : PVCUkuran l Lubang frame pintu klep : 60 x 60 cml Frame daun pintu segi - 4
(Tingi x Lebar x Tebal) : 100 x 120 x 3 cml Daun pintu klep segi - 4
(tinggi x lebar x tebal) : 80 x 80 x 10 cml Lebar flens daun pintu : 10 cml Engsel pintuk klep : 30 cm , d = 5 cm
SPESIFIKASI PINTU KLEP TIPE PUSAIR PA-FG1, 60 CM
Dalam rangka mendukung pengembangan lahan pertanian di daerah pasang surut dikembangkan pintu air otomatis tahan korosi.
PINTU KLEP OTOMATIS
36
PU. FIGASI.01.500
PU. FIGASI.01.1200
Grafik debit pintu
Balai Irigasi, Puslitbang SDA, Balitbang PU bekerjasama dengan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB telah merekayasa pintu air berbahan baku fiberglass/Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) yang dapat digunakan sebagai pintu pengatur dan pengukur debit.
a. PU.FIGASI.01.500, dengan dimensi standar 58 cm (lebar) x 75 cm (tinggi) dan tebal 1,2 cm. Pintu air berukuran kecil untuk pintu sadap tersier. Pergerakan dilakukan secara manual. Bukaan pintu dikunci dengan menggunakan pen pengunci.
b. PU.FIGASI.01.1200, dengan dimensi standar 128 cm (lebar) x 180 cm (tinggi) dan tebal 2 cm, Pintu air berukuran besar dapat digunakan untuk sadap sekunder. Pergerakan dilakukan dengan menggunakan sistem mekanik.
Pintu air dikembangkan dalam 2 tipe yaitu:
Tonjolan berbentuk setengah lingkaran (diameter 20 cm) dipasang di bagian bawah pintu. Tonjolan ini dibuat dengan sistem knock down untuk mempermudah proses pembuatan dan pemasangan pintu.
Pengujian hidrolis yang telah dilakukan menghasilkan koefisien kontraksi (Cc) pintu sorong tonjol sebesar 0,867. Indeks performansi/tingkat kesalahan/Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang didapatkan dari pengujian ini adalah sebesar 3,8 % untuk aliran sempurna dan 10.4 % untuk aliran tidak sempurna. Dari hasil tersebut dapat disusun grafik debit untuk memudahkan pengukuran debit menggunakan pintu sorong tonjol.
Grafik Debit Pintu Sorong Tonjol (Lebar 50 cm) Bukaan 10 cm
020406080
100120140160
0 10 20 30 40 50 60h2 (cm)
Q(l/det)
h1 = 70 cm
h1 = 20 cmh1 = 30 cmh1 = 40 cmh1 = 50 cmh1 = 60 cm
PINTU SORONG TONJOL BERBAHAN GFRP(GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)
37
Mengapa Bangunan Penangkap Pasir Sangat diperlukan
Karakteristik Utama Bangunan Penangkap Pasir Tipe PUSAIR IIŸ Penangkap pasir dibagi dalam beberapa bilik dan dilengkapi dengan lorong bilas agar operasi
pembilasan endapan sedimen secara hidraulik dapat dilakukan bergantian untuk masing-masing bilik tanpamengganggu pasok air ke sistem irigasi
Ÿ Pengendalian keseimbangan distribusi debit dan kondisi aliran menuju masing-masing bilik dilakukan dengan membangun ambang rendah di udik kantong endapan
Ÿ Poros pintu bilas dan lorong bilas disatukan dan diletakan pada satu garis lurus dengan poros kantong endapan sedimen, Hal ini menghasilkan penghematan lahan dan kesederhanaan sistem
Ÿ Pelimpah gergaji Tipe PUSAIR digunakan untuk mengatur muka air di penangkap pasir dan sebagai alat ukur debit.
Angkutan muatan sedimen di sungai yang ikut tersadap melalui bangunan pengambil dapat mengakibatkan masalah: Sedimentasi yang berlebihan pada jaringan irigasi dan lahan pertanian, atau Kavitasi / abrasi pada pipa pesat atau sudu-sudu turbin pembangkit tenaga hidraulik.
PENANGKAP PASIR TIPE PUSAIR II
38
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Peta Kekeringan merupakan interprestasi nilai indeks kekeringan melalui peta isohit yang menunjukan sebaran tingkat kekeringan di suatu wilayah. Peta kekeringan bulanan menggambarkan pola pergerakan tingkat kekeringan dengan skala tingkat keparahan tertentu berdasarkan nilai indeks kekeringanya (SPI).
Kelas kekeringan SPI
Sangat tinggi = -2.0Tinggi -2.0 < SPI = -1.5
Sedang -1.5 < SPI = -1.0
Rendah -1.0 < SPI = 0.0
Tidak Kering > 0.0
PETA KEKERINGAN BULANAN
39
Nilai trend koefisien tau kendall yang dihasilkan berkisar diantara -1 sampai dengan +1. Jika nilai trend mendekati nilai +1 atau -1 maka trendnya makin kuat. Sedangkan jika nilai trend makin mendekati nilai 0 maka trendnya makin lemah. Bila nilai trend sama dengan 0 maka tidak ada trend. Nilai trend negatif menunjukkan bahwa pos tersebut memiliki trend nilai hujan harian maksimum tahunannya cenderung menurun. Nilai trend positif menunjukkan bahwa pos tersebut memiliki trend nilai hujan harian maksimum tahunannya cenderung naik.Hasil analisis korelasi peringkat dengan metode spearman dan metode Tau Kendall, dari 1600 pos hujan di pulau Jawa yang berhasil dikumpulkan, yang mempunyai data lebih dari 30 tahun dan terdapat kordinatnya ada 304 pos (19%) yang memiliki trend. 250 pos (82%) memiliki trend negatif (turun) dengan range - 0,06 sampai – 0,59 untuk metode Tau – Kendall dan – 0,09 sampai – 0,74 untuk metode Spearman. 54 pos (18%) memiliki trend positif (naik) dengan range 0,09 sampai 0,43 untuk metode Tau – Kendall dan 0,13 sampai 0,59 untuk metode Spearman. Dari 304 pos yang memiliki trend, di sebelah utara ada 162 pos (53%) yang memiliki trend, dengan 129 pos (80%) memiliki trend negatif (turun) dan 33 pos (20%) memiliki trend positif (naik). Sedangkan di sebelah selatan ada 162 pos (53%) yang memiliki trend, dengan 121 pos (85%) memiliki trend negatif (turun) dan 21 pos (15%) memiliki trend positif (naik). Hasil analisis korelasi peringkat menunjukkan bahwa dari 304 pos yang memiliki trend, ada 146 pos (48%) berada di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dimana 130 pos (89%) memiliki trend negatif dan 16 pos (11%) memiliki trend positif. Di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ada 85 pos (28%) yang memiliki trend, dimana 60 pos (71%) memiliki trend negatif dan 25 pos (29%) memiliki trend positif. Di wilayah Jawa Timur ada 73 pos (24%) yang memiliki trend, dimana 60 pos (82%) memiliki trend negatif dan 13 pos (18%) memiliki trend positif.
PETA TREND HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN
40
Kincir air adalah sebuah alat berbentuk lingkaran yang dibangun di sungai. Alat ini berputar pada sumbunya karena adanya dorongan aliran air sungai yang cukup deras. Sejalan dengan berputarnya kincir, alat ini sekaligus mengambil air dari sungai dan menumpahkannya ke talang/penampung air. Selanjutnya air dari talang didistribusikan s e c a r a g r a v i t a s i k e d a e r a h y a n g membutuhkan.
l Pengambilan air sungai (+10 L/dt) jauh lebih besar dibandingkan kincir air tradisional (+1 L/dt).
l Lebih tahan lama.l Pemasangan dan pengoperasian lebih
mudah.
Kelebihan
Bahanl Kincir air& perlengkapanny :besil Tabung pengambil air :pipa PVC
Kemampuanl Pengambilan air sunga : 10 L/dtl Kecepatan aliran sungai : (1- 2)m/dtl Pengarah aliran : Containerbekas di isi sirtul Pengaman tebing : Turap kayu danban bekas
Spesifikasi Teknik
KINCIR AIR
41
—
—
Memompa air ke lokasi yang lebih tinggi, untuk didistribusikan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkan.Dapat membangkitkan tenaga listrik yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik penduduk yang belum dilayani oleh jaringan listrik PLN.
—
—
—
—
Aman, karena pompa tidak dijalankan dengan tenaga listrik.Biaya operasi dan pemeliharaan rendah dibandingkan dengan penggunaan tenaga diesel atau listrik, karena memanfaatkan tenaga air yang merupakan sumber daya alam yang terbarukan.Efisiensinya tinggi.Penerapan cukup mudah dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara dan suara.
Manfaat
Keuntungan
Teknologi mikrohidro adalah teknologi yang dapat membangkitkan daya berskala mikro dengan memanfaatkan potensi terjunan air.
Lokasi penerapan di sungai atau saluran irigasi yang mempunyai terjunan 3 - 5 m, sebagai tenaga penggerak atau pemutar poros turbin.
MIKROHIDRO
42
Puslitbang SDA bersama Deltares telah mengembangkan perangkat lunak River Basin Simulation Model (RIBASIM) dengan sistem operasi Bahasa Indonesia agar mempermudah penggunaan. Piranti lunak ini dibutuhkan untuk melakukan perencanaan pengelolaan sumber daya air, termasuk perencanaan alokasi air pada suatu Daerah Aliran Sungai.
RIVER BASIN SIMULATION MODEL (RIBASIM)
43
Untuk mendukung pengolahan data yang dikumpulkan, telah dilakukan pengembangan perangkat lunak Neo-perdas, untuk mengolah data mentah menjadi data debit hingga siap untuk dipublikasikan. Pengelola hidrologi di Indonesia bisa mendapatkan perangkat lunak ini secara gratis.
Q (m3/det) T (%)3623.78 02817.16 102377.57 202052.68 301679.41 401336.77 501045.43 60907.99 70804.97 80613.33 90508.41 100
HIDROGRAF DEBIT SUNGAI S.BARITO-MUARA TEWEH 2009LENGKUNG DURASI DEBIT HARIAN S.BARITO-MUARA TEWEH 2009
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Debit(m3/det)
Waktu (hari)
HIDROGRAF DEBIT SUNGAI S.BARITO-MUARA TEWEH 2009
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Debit(m3/det)
Waktu (%)
LENGKUNG DURASI DEBIT HARIAN S.BARITO-MUARA TEWEH 2009
:::
:Keterangan mengenai Pos Duga Air
:::
Ringkasan Data Aliran Ekstrim::
Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini:::
:
Pelaksana Analisis Data :
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1921 3623 2170 1395 1587 2256 984 543 1444 888 1171 22061489 3230 2362 1138 1771 2261 830 542 1320 863 986 22841135 2856 2671 1014 2259 1966 730 536 940 853 935 2272952 2614 2992 1302 2678 1575 873 536 1107 850 764 2366951 2314 3189 1513 2684 1289 1241 536 1482 856 752 2305
960 1985 3327 1680 2434 1070 1570 533 1032 859 642 24631502 1582 3393 2302 1890 861 1863 521 1012 1033 572 24072170 1182 3507 2398 1336 800 2512 517 873 777 542 26791721 727 3508 2507 934 842 2432 517 867 824 684 28471286 601 3166 2955 707 799 2303 517 867 923 574 2918
1052 560 2961 3378 973 1004 2112 514 867 1056 632 26361200 546 3100 3403 1232 925 1905 508 867 1113 747 26771198 556 2882 3236 1346 1113 1398 508 1290 1272 975 2724904 556 2460 3241 1272 921 777 508 1371 1347 1164 2829746 556 2185 2965 1222 838 639 594 1211 1584 1427 2757
762 556 2001 2803 1364 1092 836 704 1029 1667 1677 2671889 556 1987 2714 1528 1069 979 769 1492 1515 2038 27391103 556 2029 2817 1765 1047 927 550 1281 1382 2397 2682966 556 2048 2602 1943 1043 710 749 1052 1351 2900 25301389 556 2105 2350 2108 906 763 920 875 1238 3006 2376
1566 602 2269 2029 2154 909 674 772 867 1302 2944 22041767 657 2139 1761 2238 777 643 647 867 1622 3341 20401867 1043 2412 1626 2519 982 658 585 867 1783 3542 19781745 1516 2817 1647 2810 620 837 786 867 2014 3489 19831897 2120 2829 1659 2983 699 860 986 867 2179 2974 1636
2124 2383 2377 2026 3047 637 894 976 867 2395 2206 13362173 2364 2153 1803 2736 791 908 993 867 2672 1828 10552498 2068 2177 1509 2546 665 798 1041 876 2942 1793 7992744 2022 1385 2308 908 601 987 885 3081 1840 7833092 1911 1441 2101 830 569 961 868 1455 1984 971
3544 1756 1966 552 1040 1302 1232
1591 1394 2545 2153 1950 1050 1109 690 1033 1451 1684 217452.1 45.6 83.3 70.5 63.8 34.3 36.3 22.6 33.8 47.5 55.1 71.1139 110 223 182 171 89.1 97.3 60.5 87.7 127 143 1904262 3372 6818 5582 5223 2722 2971 1850 2678 3888 4366 5823
Data Tahunan:Rata-rata 1571 m3/det; Aliran km2 51.4Tinggi aliran 1623 mm; Total aliran 4956 meter kubik (106).
* = Tanggal PengukuranK = Debit Perkiraan Berdasarkan HydrographE = Debit Ekstrapolasi
HIDROGRAF DEBIT SUNGAI LENGKUNG DURASI DEBIT HARIAN S.BARITO-MUARA TEWEH 2009S.BARITO-MUARA TEWEH 2009
0 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Induk Sungai
DATA DEBIT SUNGAI
S.BARITO-MUARA TEWEH No. 3- 27- 0- 1 Tahun 2009S.Barito
Catatan
Aliran TerbesarAliran TerkecilPenentuan Besarnya Aliran
Aliran TerbesarAliran Terkecil
DidirikanPeriode PencatatanJenis Pos
Luas Daerah Pengaliran 30536 KM2 ; Elevasi PDA :+ ...... M
Data GeografiLokasi
00 58 00 LS 114 54 00 BTProp.Kalimantan Tengah,Kab. Kapuas, Kec.Kapuas Tengah,Kamp./Desa Pujon--
24
13
2345
6789
10
1112
1415
16
Tanggal
1
Tabel Besarnya Aliran Harian (m 3/det)
Tanggal - -1976 oleh DPMATanggal - -1976 sampai dengan 31-12-2009Pos Duga Air Otomatik Mingguan/Pos Duga Air Biasa
M.A. = 9.93( +.00) M ; Q =3626.33 M3/DET ; TGL 1- 2-2009M.A. = .04( +.00) M ; Q = 64.87 M3/DET ; TGL 4-10-2009
Pengukuran aliran masih kurang terutama untuk muka air tinggi, muka air tertinggiyang pernah diukur pada 12.51 m dengan Q = 2979.5 m3/det. Tanggal 24/03/1991.Balai Hidrologi dan Tata Air, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
M.A. = 15.44( +.00) M ; Q =5584.00 M3/DET ; TGL 30-12-1982M.A. = .02( +.00) M ; Q = 62.11 M3/DET ; TGL 9- 9-2001Besarnya aliran ditentukan oleh lengkung aliran dengan menggunakan Metode Hymos Manningdengan rumus Q =159.11 (H+0.464)^1.335 yang dibuat berdasarkan data pengukurandebit dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2009 tidak ada pengukuran.
Keterangan:
Rata-rataAliran/km 2 (l/det)Tinggi Aliran(mm)Meter Kubik(10 6)
2627282930
31
25
2223
17181920
21
NEO-PERDAS
44
HASIL KEGIATANŸ Data tingkat efisiensi pemakaian
air, produktifitas dan R/C dengan metode SRI
Ÿ Pola pengelolaan air, tanah, unsur hara dan tanaman dalam SRI yang optimal dan dapat diterapkan di lahan petani
Ÿ Tersedianya bahan bagi System Planning and Design dan pedoman OP SRI untuk petak tersier dan Daerah Irigasi
MANFAAT Ÿ Meningkatnya IP (Indeks Pertanaman)
di Daerah Irigasi, produksi beras nasional dan pendapatan petani
Ÿ Acuan dalam penentuan kebijakan mengenai metode budidaya padi yang akan digunakan di suatu Daerah Irigasi oleh masyarakat
Ÿ Dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun System Planning and Design dan Pedoman OP di tingkat tersier dan DI yang akan mengimplementasikan SRI
dengan
Prinsip dasar SRI: jarak tanam lebar, 1 lubang 1 benihdan pemberian air intermitten
Sistem pemberian air SRI yang selama masapetumbuhan maksimal hanya sampai macak-macak
dapat menghemat air irigasi
Melalui SRI, penghematan air irigasi disertaipeningkatan produksi padi dapat tercapai
SRI adalah metode budidaya padi hemat air dengan menitikberatkan pada pengelolaan air, tanah, unsur hara dan tanaman secara terpadu berdasarkan pengalaman para petani (Khususnya di Jawa Barat)
SYSTEM RICE INTENSIFICATION (SRI)
45
Bendung karet dapat diumpamakan sebagai kantong karet yang dipasang melintang sungai atau saluran air. Dengan memompa air atau udara kedalamnya, bendung karet akan menggelembung sehingga akan menahan aliran serta dapat menaikan tinggi muka air di sungai atau saluran tersebut. Sebaliknya dengan mengempiskan secara manual atau otomatis akan dapat dibuat rata penuh dengan dasar sungai/saluran. Dan apabila diinginkan dapat dikempiskan sebagian. Bendung Karet terdiri dari 2 (dua) komponen Utama yaitu tubuh bendung dimana tabung karet tersebut dipasang dan Ruang kontrol yang dilengkapi beberapa perlengkapan (mesin) guna mengembangkan (inflated) maupun mengempiskan (deflated).
1. Waktu pelaksanaan relatif cepat dan sederhana / mudah.2. Bentang dapat lebih panjang (max.: 100 m), tanpa/sedikit pilar.3. Tubuh bendung flesibel dapat mengikuti bentuk pondasi.4. Konstruksi sub struktur (pondasi) relatif lebih ringan sehingga biaya lebih murah dan
flesibel terhadap penurunan tanah dan pondasi.5. Operasi dan pemeliharaan tanpa membutuhkan daya yang besar, biaya rendah, tidak
perlu pengecatan dan tidak korosi.
Keunggulan
Di Indonesia bendung karet dirintis pertama kali di Jati Mlerek dan Menturus yang merupakan cakupan Wilayah Kerja Proyek pengembangan Wilayah Sungai Brantas pada tahun 1990, namum karena bentang cukup panjang (masing-masing dengan panjang 150 meter) maka realisasi pelaksanaan memerlukan waktu yang lama (selesai tahun 1993). Sementara untuk Kali Kumpulan Demak yang merupakan cakupan Wilayah kerja proyek Pengembangan Wilayah Sungai Jratun Seluna dengan bentang 42 meter terselesaikan pada tahun 1991.
BENDUNG KARET
46
Bangunan peresap adalah sarana untuk menampung dan meresapkan air hujan atau air permukaan kedalam tanah. Menggantikan peresap alami yang hilang atau berkurang akibat meluasnya lahan pembangunan yang menjadi kedap tertutup bangunan/jalan, dengan cara mendrainasekan sebagian aliran permukaan sebagai subtitusi peresap alami yang terjadi sebelum dilakukan pembangunan.Bangunan peresap ini perlu dibangun pada daerah-daerah yang mengalami permasalahan-permasalahan sebagai berikut :· Adanya tendensi bahwa lahan peresap alami makin menyempit.· Melimpahnya air permukaan di musim hujan.· Sumur-sumur penduduk mengalami kekeringan di musim kemarau.
Agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, disamping persyaratan adanya permasalahan diatas, persyaratan lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dan bentuk bangunan adalah :
· Daya resap lapisan batuan yang mendasari bidang peresapan harus cukup besar.· Kondisi & kualitas lingkungan alam dan keairan disekitar bangunan peresap harus
memenuhi persyarat konservasi.· Biaya pembangunan dan pemilihan hendaknya realistis/relatif tidak mahal.
1. Mengimbangi perubahan penggunaan lahan.2. Mengurangi banjir dan genangan lokal3. Mengurangi beban dan mencegah kerusakan sarana drainase permukaan. 4. Menambah cadangan air tanah sebagai usaha konservasi air.
Keunggulan
muka airtanah
RESAPAN PADA HALAMAN RUMAH
Perkerasan lolos air
Bangunan peresap dapat berupa : sumur peresap, parit peresap, perkerasan lulus air, saluran drainase berlubang, situ, retensi dilapangan parkir, dsb. Dipilih berdasarkan tujuan penerapan bangunan peresap, kondisi alam dan lingkungan pada daerah sekitar rencana lokasi, aspek keamanan, estetika, dan biaya yang tersedia
SUMUR RESAPAN
47
PUBLIKASI DATA TAHUNAN DEBIT SUNGAI
Data debit sungai bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas PU Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.
Data Publikasi Debit Sungai berisi informasi antara lain:Ÿ Debit HarianŸ Debit rata-rata bulananŸ Rata-rata debit tahunanŸ Tinggi aliran sungaiŸ Aliran KmŸ Total AliranŸ Debit maksimum sesaat tahunan
2
48
PUBLIKASI DATA HUJAN HARIAN
Data Hujan Harian merupakan salah satu kegiatan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air yang bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas PU Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.
Pada data Publikasi Hujan Harian Berisi informasi antara lain:Ÿ Data jumlah hujan harianŸ Hujan maksimum bulananŸ Jumlah curah hujan bulananŸ Jumlah hari hujanŸ Hujan maksimum harian Ÿ Hujan ekstreme
49
Data Hujan Otomatik bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas PU Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia. Pada Publikasi Data Hujan Otomatik berisi informasi antara lain:Ÿ Jumlah curah hujan perjamŸ Jumlah curah hujan harian Ÿ Jumlah curah hujan bulananŸ Maksimum hujan bulananŸ Hari hujan perbulan
PUBLIKASI DATA HUJAN OTOMATIK
50
PUBLIKASI DATA KLIMATOLOGI
Data Klimatologi bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas PU Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia. Pada Publikasi Data Klimatologi berisi informasi antara lain:
Data Harian, data maksimum, ,inimum dan rata-rata untuk parameter:Ÿ TemperaturŸ Kelembaban udaraŸ Kecepatan anginŸ PenguapanŸ Penyinaran matahari
51
Publikasi data air tanah ini berisi informasi mengenai Data Sumur Bor, Data Sumur Gali dan Data Mata Air di beberapa lokasi pendayagunaan air tanah.
Basis data air tanah bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas PU Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.
PUBLIKASI BASIS DATA AIR TANAH
52
— Daerah dengan warna biru menunjukkan bahwa intensitas hujan ekstrim semakin naik setiap tahunnya yang mengindikasikan banjir saat ini dan mendatang semakin besar, jika ditambah dengan kerusakan lahan, banjir akan semakin lebih besar lagi.
— Semakin tua warna birunya, menunjukkan bahwa trend naik semakin kuat.
— Data :Seri data hujan harian maksimum tahunan dari 1600 buah pos hujan (1916 2004) yang sudah lolos uji
— Metode :Non Parametrik Tau Kendall dengan tingkat kepercayaan 95 %
Keterangan Peta :
Catatan :
9
9
9
9
99
9
E
E
E
9
9
E
E
E
9
9
9
9
9
9
9
E
9
9
9
9
99
99
E
9
9
9
9
9
9
9
9
E
9
99
9
9
9
9
9
9
9
9
99
9
9
9
9
9
9
9
9 9
9
9
9
99
99
9
9
9
E
9
9
99
9
9
9
9
9
9
9
E
99
9
9
9
99
9
9
9
9
9
9
E
E
9 EE
99
9
9
99
9
9
9
9
9
9
EEE
9
E9
9
9
9E
E
E
9
9
EE
E
E
E
9
E
9
9
99
9
9
9
9
9
E
9
9
99
E
9
9
999
99
E
9
9
9
9
9
E
9
9
99
9
99
9
9
99
9
9
9
9
9
9
9
99
9
99
E9
E
9
9
E99
9
9
9
99
99
9
9
9
9
9
99
9
9
9
9
9
9
99
9
9
9
9
9
9
9
EEE
9
99
9
9
9
9
9
9
E
99
9
E
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.1
0.1
0.30.2
0.1
0
0.2
0.2
00.1
0.1
0.1
0
0.2
0.2
0.1
0
0.3
0.2
0
0
0.2
0
0.2
0.2
0.1
0.2
0.2
0.1
0
0
0.2
0
0.1
0
0.1
0.1
0
0.2
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.1
-0.5
-0.3
-0.2
-0.4
-0.3
-0.1
-0.1
-0.2
-0.2
-0.3
-0.1
-0.1
-0.5
-0.2
-0.3
-0.4
-0.4
-0.3
-0.4
-0.2
-0.1
-0.3-0.1
-0.4
-0.2
-0.2
-0.2
-0.4
-0.4
-0.3
-0.1
-0.1
-0.1
-0.2
-0.1-0.3
-0.5
-0.1
-0.2
-0.4
-0.3
-0.1
-0.5
-0.3
-0.3
-0.3
-0.3
-0.1
-0.2
-0.2
-0.1
-0.1
-0.2
-0.1
-0.3
-0.3
-0.2
-0.3
-0.2 -0.1
-0.2
-0.2
-0.3
-0.1
-0.5
-0.5
-0.2
-0.1
-0.4-0.4
-0.2
-0.2
-0.3
-0.3
-0.3
-0.2
-0.3
k.bengawan solo
citarum
serayu
cimanuk
citanduy
k.progo
serang - lusi
ciujung
pemali
cibuni
cimandiri
k.opak-oyo
cisadane
k.bekasi
cilaki
k.juwana
cikaso
comal
ciwulan
ciliwung
k.grindulu
cipunagara
k.beji
ciwado
cidurian
k.buyaran
ciasem
cipanas
cisanggarung
k.bodri
lok ulo
k.jati
k.kosta
cimedang
cikarang
ciliman
cijulang
k.garang
cipatujahcikawungaten
cibungur
cisadeacikondang
cimadur
k.kuto
cibaliung
k.sambi
cihara
k.bondetk.kurir
cisekeut
cisokan
cisolok
k.ijo
cilamaya
k.badegolan
k.bogowonto
cimanceuri
cikulecetapi
sunter
cikaingan
k.bengawan
k.bakalrejo
waluh
k.gembul
k.tipar
cisawarna
k.rasuka
k.asem
cacaban
cibanten
cidanau
k.gelis
sengkarangk.kabuyutan
cisanggiri
k.bangka deres
k.blorong
kali anyer
k.urang
k.rambut
k.sampol
k.kupang
cipandak
cibereum
cakung
cimajeng
k.blukar
cimanggis
k.watutengga
k.bancong
k.sawatu
cibutuhdeuing
k.balong
kanal jajar
K.pandansari
k.kedung segok
cipeucangpare
cipasuruan
k.banjarank.bakalan ganduk.gandu
112° E
112° E
111° E
111° E
110° E
110° E
109° E
109° E
108° E
108° E
107° E
107° E
106° E
106° E
105° E
105° E
5° S
6° S
7° S
8° S
9° S
LEGENDATau Kendall (Ʈ) Isoline (Interval 0,1)
HASIL PENELITIAN TAHUN 2010
0 100 200 30050Km
Koefisien Tau Kendall
-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4-0.5-0.6 0.5
E Ʈ ≈ +1 (Positif)
Ʈ ≈ -1 (Negatif)9 Trend Negatif
Trend Positif
Batas DAS
cimanuk Nama DAS
9
E
E
9 9
9
9
E
9
99
99
9
9
9
E
9 9
9
99
9
9
9
9
9 9
9
99
99
E
9
E9
E9
E
9
9
9
9
9
E9 9
9
9
9
9
9
9
9 9
9 E
0.1
0
0.1
0
0
0.3
0.2
0.1
0
0.2
0
0.1
0.1
0.3
0.2
0.2
0.1
-0.1
-0.2
-0.3 -0.2
-0.3
-0.2
-0.2
-0.4
-0.2
-0.2
-0.4
-0.2
-0.2
-0.2
-0.1
-0.1
-0.2
-0.2
-0.2
-0.2
-0.3
-0.1
-0.1
k.brantas
k.ambulu
k.sampean
k.baru
k.bedadung
k.bondoyudo
k.lamong
k.pokem
k.welang
k.baret
k.rejoso
k.biru
k.tangkil
k.rejali
k.kramat
k.bambang
k.kelor
k.blambangan
k.mujur
k.banyuputih
k.setail
k.deluwang
k.pekalen
k.sukamade
k.lengkongk.tanggul
k.pandan laras
k.tambong
k.mengarang
k.sambong
k.bajulmati
k.karang tambak
k.gembong
k.bendaran
115° E
115° E
114° E
114° E
113° E
113° E
5° S
7° S
8° S
9° S
SKALA 1:1.500.000
U
TB
S 6° S
PETA TREND HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN
53
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Peta Kekeringan merupakan interprestasi nilai indeks kekeringan melalui peta isohit yang menunjukan sebaran tingkat kekeringan di suatu wilayah. Peta kekeringan bulanan menggambarkan pola pergerakan tingkat kekeringan dengan skala tingkat keparahan tertentu berdasarkan nilai indeks kekeringannya (SPI).
Kelas kekeringan SPI
Sangat tinggi = -2.0Tinggi -2.0 < SPI = -1.5
Sedang -1.5 < SPI = -1.0
Rendah -1.0 < SPI = 0.0
Tidak Kering > 0.0
PETA KEKERINGAN BULANAN
54
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
SIGSDA adalah website GIS (geographic information system) yang mempublikasi data bidang sumber daya air yang dikelola oleh Tim Basisdata balai, Tim IT Pusat, dan seluruh elemen terkait di lingkungan Puslitbang SDA.
Data yang terdapat dalam SIGSDA terkait dengan bidang:- Hidrologi dan Tata Air- Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan- Lingkungan Keairan- Sungai- Irigasi- Pantai - Sabo
Buku ini memberikan informasi dan data teknis, beserta instrumentasi geoteknik yang terpasang, kondisi dan perilaku, kinerja dan tingkat keamanan bendungan-bendungan tipe urugan di Jawa Timur,Jawa Tengah dan Jawa Barat.
TINGKAT KEAMANAN BENDUNGAN DI JAWA
55
BANGUNAN SABO DI INDONESIA
Buku ini menyajikan informasi yang meliputi: jenis bahan dimensi, dan fungsi bangunan sabo di Gunung Merapi, yang merupakan bangunan pengendali untuk menanggulangi dan mencegah bencana akibat aliran debris dan sedimen berlebih.
56
BANGUNAN PENGAMAN PANTAIDAN PENGENDALIAN MUARA DI INDONESIA
Melalui buku ini dapat diperoleh beragam tipe bangunan pantai dan pengendalian muara yang telah dibangun di Indonesia khususnya di pulau Jawa Bali dan pulau Bali. Buku ini menyajikan informasi meliputi jenis, bahan, fungsi dan dampak adanya bangunan serta saran untuk perbaikan yang diperlukan.
57
58
DATA UJI PEMOMPAAN MENERUSUNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK HIDRAULIK AKUIFERDAN AKUITAR
Modul pelatihan ini berisi dasar-dasar analisis dan evaluasi data uji pemompaan untuk penentuan karakteristik hidraulik berbagai jenis akuifer. Digunakan sebagai pegangan dasar bagi para pengelola hidrologi di seluruh Indonesia, khususnya yang menangani masalah pengembangan air tanah dalam wilayah sungai dan pekerjaan pengeboran air tanah.
STATUS MUTU AIR SUNGAI DI INDONESIA
Melalui buku ini diperoleh data mengenai lingkungan keairan di tiga sungai penting potensial di indonesia, yaitu: Sungai Cisadane, Sungai Ciliwung dan Sungai Citarum. Dalam buku ini pula terdapat beragam informasi antara lain; kondisi air sungai khususnya mutu air sungai dari hulu ke hilir, potensi dan sumber-sumber pencemaran serta perubahan kualitas air sungai dan potensi pemanfaatannya.
59
MENGENAL LEBIH DEKAT EKOTEKNOLOGI SEBAGAI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Buku ini memberikan informsi mengenai bagaimana cara mengendalikan pencemaran air dengan biaya pembangunan dan pengoperasian yang relatif murah dan bersifat ramah lingkungan.
60
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BAK BERKEPINGUNTUK PENJERNIHAN AIR BAKU SECARA OTOMATIS
Buku ini menyajikan informasi mengenai bagaimana cara mengendalikan pencemaran air akibat limbah fisik tersebut dengan biaya pembangunan dan pengoperasian yang relatif murah, tepat guna, tahan lama dan bersifat ramah lingkungan.
61
HARMONISASI DENGAN SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KESEHATAN MASYARAKAT, KUALITAS SUMBER AIR, LINGKUNGAN DAN EKONOMI
Buku ini memberikan informasi mengenai konsep sampah organik pasar yang sudah terbebas dari bahan pencemar seperti B3 untuk dijadikan pakan ternak dan bersifat ramah lingkungan yang dapat mengatasi kesulitan untuk mendapatkan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
62
POTENSI ALIRAN SUNGAI DI INDONESIA
Buku ini menyajikan informasi besarnya potensi aliran air sungai di Pulau Jawa untuk berbagai kondisi rencana pemanfaatan dan probabilitasnya
63
PANDUAN PENGOPERASIAN SISTEM PERINGATAN DINIBANJIR DEBRIS BERBASIS MASYARAKAT DISUNGAI JENEBERANG
Buku ini merupakan buku panduan dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana, tanggap darurat, dan upaya rehabilitasi terhadap banjir debris di Sungai Jeneberang.
64
SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARJO
Maksud dan tujuan penulisan buku ini merupakan salah satu bentuk kepedulian tentang peristiwa semburan lumpur di sidoarjo serta melaporkan langkah-langkah apa yang sudah dilakukan oleh timnas PSLS. Secara rinci buku ini memberikan informasi tentang:
1. Upaya menghentikan seburan lumpur dengan menggunakan relief well2. Manajemen bencana penanggulangan luberan lumpur yang berada di
permukiman, termasuk proses pembuangan lumpur ke kali Porong 3. Penanganan masalah sosial kemasyarakatan4. Pengamanan infrastruktur.
65
PEMETAAN TINGKAT RISIKO BENCANA ALAM GEMPA
Buku ini membahas tentang beragam informasi, antara lain pengertian tentang bencana alam gempa, longsoran dan tsunami, penyebab kerusakan akibat gempa dan ikutannya, dasar-dasar teknik kegempaan, serta metode analisis bahaya gempa dan stabilitas lereng bangunan infrastruktur di daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Barat&Timur), dan Papua.
66
PENYEDIAAN AIR BAKU DI PULAU-PULAU KECIL
Buku ini berisi gambaran tentang pulau -pulau kecil di Indonesia terkait dengan penilaian sumber-sumber air yang ada dan penilaian tentang kemungkinan penerapan teknologi tepat guna yang cocok dengan kondisi pulau selain itu dijelaskan tentang pemanfaatan air oleh penduduk yang tinggal di pulau-pulau pada saat ini
Informasi awal mengenai kondisi sumber daya air pulau-pulau kecil di Indonesia yang dimuat pada buku ini, diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran dasar untuk penelitian selanjutnya dan semoga bermanfaat serta dapat digunakan untuk kegiatan penelitian yang lebih komprehensif.
67
68
MODUL PELATIHAN OPERASIONAL HIDROLOGI PEKERJAAN LAPANGAN
Modul ini berisi tentang:Ÿ Perencanaan jaringan stasiun pengematan hidrologiŸ Pembangunan stasiun hidrologi dan pemasangan peralatanŸ Pengukuran debit dan pengambilan sampelŸ Operasi dan pemeliharaanŸ Kesalahan dan koreksi dalam pengamatan dan pengukuran
PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN DUMP STONES
Buku ini berisi informasi tentang konstruksi pelindung tebing sungai dengan teknologi dump stones. Informasi yang diberikan meliputi pengertian, jenis, material struktur, keuntungan dan kerugian dump stones.
69
APLIKASI IRIGASI CURAH BERTEKANAN MENENGAH DAN TINGGI SPRINKLER IRRIGATION
Buku ini berisi penerapan irigasi curah di beberapa daerah di Indonesia, serta bagaimana mengaplikasikannya di daerah-daerah.
70
71
SERI TEKNOLOGI IRIGASI: IRIGASI HEMAT AIRSEBAGAI DUKUNGAN KETAHANAN PANGAN
Buku ini merupakan sebuah bentuk dukungan ketahanan pangan dalam keterbatasan air yang dihadapi Indonesia saat ini. Buku ini membahas secara rinci tentang budidaya padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI).
72
SERI TEKNOLOGI IRIGASI: IRIGASI MIKROALTERNATIF TEKNOLOGI IRIGASI PADA LAHAN KERING
Buku ini berisi gambaran umum mengenai irigasi mikro mulai dari jenis, kelebihan, dan kekurangannya, perencanaan jaringan, pelaksanaan di lapangan, contoh penerapan, evaluasi kinerja, serta operasi dan pemeliharaannya.
73
SERI TEKNOLOGI IRIGASI:RANCANG BANGUN PINTU GFRP
(GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)
Buku ini membahas mengenai rancang bangun teknologi alternatif pintu air yang berbahan GFRP yang mencakup bahan, perencanaan, pembuatan, dan contoh penerapan pintu air.
74
SERI TEKNOLOGI IRIGASI:SALURAN DAN BOKS TERSIER PRA CETAK DARI BAHAN FEROSEMEN
Buku ini berisi pengembangan metode penggunaan ferosemen sebagai alternatif bahan bangunan yang dapat dipakai untuk lapisan penutup kedap air.
75
BUKU SAKU:PEDOMAN TEKNIS SEDERHANABANGUNAN PENGAIRAN UNTUK PEDESAAN
Buku ini merupakan cetakan kedua yang dilengkapi dengan data pendukung baru yang tidak ada di buku sebelumnya. Bahasa yang digunakan di dalam buku mudah dipahami dan dilengkapi dengan gambar sehingga setiap metode dapat diaplikasikan langsung oleh pembaca. Buku ini dapat digunakan oleh kalangan akademisi maupun praktisi.Buku saku ini terdiri dari sembilan judul, yaitu: Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Skala Kecil di Jaringan Irigasi, Bendung Bronjong Kawat Diisi Batu Kali, Saluran Pembawa Air dan Boks Bagi, Bangunan Penahan Longsoran Tanah, Bangunan Pelindung Pantai Sederhana dengan Turap, Bendung Cerucuk, Sawah Irigasi, Bangunan Pengambilan Bebas, dan Embung Tipe Urugan.
76
BUKU TEKNOLOGIAQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)
Buku ini berisi rangkaian kegiatan penelitian yang mengembangkan teknologi terapan untuk penanggulangan krisis air tanah yang terintegrasi dengan air permukaan. Buku ini dapat digunakan untuk penyediaan air baku terutama di kota-kota besar di Indonesia.
77
TEKNOLOGI PENANGGULANGAN EROSI PANTAI DENGAN REVETMEN BLOK BETON BERKAIT (3B)
Buku ini berisi informasi mengenai bagaimana cara melindungi pantai dengan revetmen yang ramah lingkungan. Buku ini dapat digunakan sebagai sumber informasi, pedoman, dan acuan bagi masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur bidang SDA yang ramah lingkungan.
78
Buku ini berisi pengaplikasian teknologi IPASS yang mampu menyediakan air bersih secara mandiri dengan biaya murah dan memenuhi persyaratan kesehatan.
BUKU TEKNOLOGI INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA (IPASS)
79
FENOMENA KUALITAS AIRMENDUKUNG INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Buku ini memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fenomena kualitas air dan teknologi yang dapat diterapkan dalam menjaga kualitas air di badan air.
80
IPASS (INSTALASI PENGOLAHAN AIR SANGAT SEDERHANA)BERKAH AIR BAKU UNTUK PETANI MANDIRI
Buku ini berisi informasi untuk mendapatkan air baku yang layak secara mandiri dengan biaya pembangunan dan pengoperasian yang relatif murah serta ramah lingkungan.
81
MITIGASI KEKERINGANMONITORING DAN PEMETAAN
Buku ini berisi informasi mengenai tingkat kekeringan secara temporal dan spasial di suatu wilayah. Diharapkan buku ini dapat memberi ide dalam menangani dampak negatif kekeringan yang berbasis manajemen bencana dengan perangkat lunak dan perangkat keras.
82
BANGUNAN PENGAMAN PANTAI JENIS REVETMEN BLOK BETON BERGIGI
Buku ini berisi modifikasi dan pengembangan revetment dengan lapisan lindung dari bahan alternatif pengganti material alam. Buku ini merupakan sebuah komponen pendukung dalam usaha perbaikan pantai yang mengalami permasalahan erosi.
83
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Secara garis besar, buku ini berisi teknologi untuk mengolah limbah sehingga dapat memenuhi baku mutu limbah cair untuk mengurangi/mencegah masuknya beban pencemar ke dalam badan air.
84
UPAYA PENYELAMATAN WADUK WONOGIRI DARI SEDIMENTASI
Berisi berbagai informasi mengenai Waduk Wonogiri dan penyebab degradasi fungsi waduk serta memberi ide untuk upaya penyelamatannya.
85
BANGUNAN PENGAMAN PANTAIDAN PENGENDALI MUARA DI INDONESIA
Buku ini berisi tentang tipe bendungan pengaman pantai, teknologi yang diperlukan, fungsi serta dampak akibat adanya bangunan, kerusakan bangunan, serta saran perbaikannya. Melalui buku ini diharapkan masyarakat dapat berperan serta dalam usaha pengamanan pantai serta pengendalian muara untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
86
EUTROFIKASI WADUK DAN DANAU:PERMASALAHAN, PEMODELAN, DAN UPAYA PENGENDALIAN
Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memberikan informasi tentang permasalahan eutrofikasi yang sering terjadi pada danau dan waduk. Diharapkan buku ini dapat menjadi acuan dalam upaya pengelolan danau dan waduk yang terintegrasi dalam pengelolaan DAS. Buku ini dapat menjadi pedoman dalam terwujudnya langkah-langkah pengelolaan waduk secara efisien untuk mencegah timbulnya penyuburan yang berlebihan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan serta keterpaduan antar sektor.
87
KETERSEDIAAN AIR PERMUKAANPADA WILAYAH SUNGAI DI INDONESIA
Drs. Waluyo Hatmoko, M.ScRadhika S.SiS. Amirwandi, Dipl. HWildan Herwindo, ST, S.IP, MTMuhammad Fauzi, S.Si
KETERSEDIAAN AIR PERMUKAANPADA WILAYAH SUNGAI DI INDONESIA
Buku ini menyajikan gambaran ketersediaan air permukaan pada seluruh wilayah sungai di Indonesia, yang disusun berdasarkan data debit aliran sungai yang terukur dari masing-masing pos duga air di dalam wilayah sungai. Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi ketersediaan air di wilayah sungai adalah dengan konversi debit aliran sungai dari hasil pengukuran pos duga air, menjadi nilai ketersediaan air di wilayah sungai.
88
KOMPENDIUM ADVIS TEKNISBERBAGAI JENIS BENDUNG
Advis teknis merupakan sebuah kegiatan pemberian rekomendasi teknis dalam membantu pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi masalah-masalah teknis yang timbul dalam bidang ke-Puan. Buku ini berisi kumpulan ringkasan rekomendasi teknis dalam berbagai jenis bendung yang dilakukan oleh tim ahli Pusat Litbang SDA dari tahun 2003 s/d 2011. Permasalahan teknis yang terjadi di lapangan dikelompokkan berdasarkan tipe bendungannya, yaitu bendung tetap, bendung gergaji, bendung gerak, bendung karet, dan bendung tyrol.
89
Buku ini menyajikan karakteristik morfologi sungai pasca erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010, sebagai dasar untuk mitigasi bahaya yang mungkin timbul dengan menganalisis peta tematik, analisis citra penginderaan jauh, data sekunder, pengamatan lapangan, dan telaah terhadap hasil kajian.
MITIGASI BENCANA MERAPI TINJAUAN PENGELOLAAN BANJIR LAHAR
PASCA ERUPSI 2010
90
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN
RESIKO BENCANA BANJIR
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN
RESIKO BENCANA BANJIR
Disusun Oleh :Prof (R). Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT.
Asep Sulaeman, ST.
PARTISIPASI MASYARAKATDALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA BANJIR
Buku ini berisi pola partisipasi masyarakat dalam menangani pengurangan risiko bencana banjir. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah identifikasi kemampuan desa, penguatan kapasitas masyarakat, pelaksanaan kegiatan fisik, pelaksanaan kegiatan non fisik, pelatihan evakuasi banjir dan lain sebagainya.
91
PENGELOLAAN ALOKASI AIRDI WILAYAH SUNGAI
PENGELOLAAN ALOKASI AIRDI WILAYAH SUNGAI
Disusun Oleh :Drs. Waluyo Hatmoko, M.Sc.
Prof. Ir. R. Wahyudi Triweko, M.Eng., Ph. D
Disusun Oleh :Drs. Waluyo Hatmoko, M.Sc.
Prof. Ir. R. Wahyudi Triweko, M.Eng., Ph. D
N MOI AT NA GL ESI MG EE NL TD SN TA A TY ECI GL IEO SP WATER
ALLOCATION
PENGELOLAAN ALOKASI AIRDI WILAYAH SUNGAI
Buku Pengelolaan Alokasi Air di Wilayah Sungai ini memperkenalkan konsep pengelolaan alokasi air dengan berbagai aspeknya, yang meliputi hak guna air, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi alokasi air, status dan kendala yang dijumpai dalam alokasi air di wilayah sungai Indonesia, serta identifikasi langkah-langkah peningkatan kinerja pengelolaan alokasi air secara adil, efisien dan berwawasan lingkungan.
92
PERKEMBANGAN DAN APLIKASI TELEMETRIDALAM BIDANG SUMBER DAYA AIR
DI INDONESIA
Drs. Petrus Syariman, MT
PERKEMBANGAN DAN APLIKASI TELEMETRIDALAM BIDANG SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA
Buku ini membahas tentang perkembangan telemetri dsi Indonesia, khususnya di bidang pengumpulan data hidrologi yang banyak digunakan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur sumber daya air di Indonesia. Buku ini dikemas dalam bentuk praktis, dengan harapan agar mudah dipahami terutama oleh pengelola sumber daya air, pengambil keputusan maupun praktisi sumber daya air lainnya.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIRJl. Ir. H. Juanda 193 Bandung 0135
Tlp. : (022) 2501083; 2504053; Fax: (022) 2500163E-mail: [email protected]; Website: www.pusair.pu.go.id