Mar 23, 2016
Sekolah, yang merupakan sebuah wadah atau tempat menimba pengalaman dan pengetahuan secara formal, telah menelurkan sebuah tradisi atau budaya urban yang kemudian menjadi noise bagi kegiatan belajar–mengajar yaitu bullying. Bullying telah menjadi fenomena. Bahkan ketika berada di sekolah, bullying dapat menembus bermacam strata sosial apapun yang berada di masyarakat.
Lantas apakah bullying itu?, dikutip dari sebuah tulisan, school bullying dapat dide inisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut., Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005). Bullying sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: Kontak Fisik, Kontak Verbal langsung, Perilaku non-verbal langsung, Perilaku non-verbal tidak langsung, dan Pelecehan seksual.
Sebagai sebuah perilaku sosial, bullying merupakan dampak negatif bagi sebuah komunitas, entah itu ditingkat komunitas terkecil, yaitu keluarga, maupun komunitas yang lebih besar, seperti lingkungan kerja, ataupun struktur pemerintahan sebuah Negara. Ironisnya, semua berawal dari sekolah, dan diperparah dengan ketidaktahuan (keengganan) lingkungan sekitar untuk menghentikan perilaku tersebut. Guru, sebagai sebuah komponen penting di sekolah bahkan menganggap bullying sebagai bagian dari anak-anak bermain.
Namun dilain pihak, bullying pun dapat memancing beberapa sifat sosial seperti solidaritas, dan kebersamaan antar korban. Tetapi dampak positif itupun masih sangat jauh dibandingkan hasil negatif dari bullying itu sendiri, hal ini dapat dilihat dari terus berjatuhan korban-korban hasil kesalahan persepsi tersebut.Serrum, dalam hal ini sebagai sebuah komunitas seni rupa yang mempunyai ruang lingkup pendidikan mencoba mengambil sisi unik antara Pro dan Kontra bullying untuk kemudian dijadikan sebuah tema dalam Project residensi artis periode ke-7 (Project_or #7). Project_or kali ini mengundang antara lain, seniman, mahasiswa kependidikan, dan siswa/i SMA yang terpilih untuk mendiskusikan tema bullying ini. Hasilnya adalah sebuah project seni kolaboratif yang akan dipamerkan ke publik sebagai sebuah rangkaian utuh sebuah kampanye anti bullying.
Diharapkan dengan diselenggarakannya project kolaboratif ini, wacana bullying akan semakin muncul ke publik. sehingga nantinya (mungkin) akan tercipta penanganan secara serius dan lebih dini atas tindak bullying.
Project_or # 7BASTRDBullying as Terror and Denial
Institut Francais d’Indonesie (IFI), Salemba, 21st - 28th September 2011
3/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
AprilJudul : GestaltMedia : Fotogra iKonsep visual : April menampilkan sebuah kondisi yang bertolak belakang antara
masa lalu yang menampilkan keceriaan masa kanak-kanak dan masa kini yang menggambarkan kesuraman dari seorang gadis remaja yang mengalami bullying si sekolahnya.
2/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : Bull RingMedia : Stencil di atas instalasi papan Konsep visual : Figur seorang pegulat di adopsi untuk menampilkan tokoh senior yang
arogan dan suka membully junior-nya di sekolah. Figure tersebut lewat beberapa tema yang berbeda-beda. Sebelum dipamerkan nanti, instalasi tersebut akan diletakkan sebelumnya di titik-titik strategis bullying dari sebuah sekolah.
Rudy “Die”
3/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
AbdurrahmanJudul : AloneMedia : KomikKonsep visual : Mengisahkan tentang pengalaman bullying seorang tokoh di sekolah
dari awalnya dia masuk sekolah. Pada awalnya tokoh tersebut mendapat bullying dari para seniornya ketika sang tokoh baru masuk ke sebuah SMA. Akibat perlakuan demikian, sang tokoh mendapatkan gangguan psikologis sehingga kemudian ketika tokoh tersebut mendapat kesempatan membalas dendam perlakuan tersebut kepada juniornya, tokoh tersebut menolaknya.
4/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : The King of BullyingMedia : MuralKonsep visual : Mural ini menampilkan illustrasi seorang senior yang menjadi raja dari
yang akan di lukiskan lewat 3 bidang gambar berseri di sebuah kantin sekolah.
Dado
5/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : Eff ect Media : Fotogra iKonsep visual : Seorang siswi baru di bully oleh 2 orang seniornya dikarenakan
siswi baru ini terlihat sok imut,menurut seniornya. Si senior yang iri terhadap siswi baru ini kemudian mem-bully si siswi baru, dan akhirnya mengakibatkan si siswi baru menjadi muram,pendiam dan benci untuk sekolah karena ia trauma di siksa secara isik dan mental oleh seniornya
Nila
6/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : Siklus BullyingMedia : Digital PrintKonsep visual : Kiki mencoba untuk meriset dan mencari data tentang bullying dari
beberapa sekolah kemudian ditampilkan lewat graphic chart yang menampilkan informasi dari riset tersebut.
Kiki
7/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : Do you still remains to silents?Media : VideoKonsep visual : Diam memiliki banyak arti, “takut” atau “tidak peduli?” itulah yang
ingin divisualisasikan dalam video ini. Mengajak khalayak umum untuk merubah persepsi bahwa bullying itu tidak hanya terjadi di 2 pihak, korban maupun pelaku. Yang tanpa disadari. Pihak yang mendiamkan itu ikut terlibat di dalam, bisa menjadi korban, pelaku atau mungkin keduanya.
Giri
8/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Judul : The FrustationMedia : Fotogra iKonsep visual : Menceritakan Dido, Tokoh yang digambarkan lewat lego, yang
digambarkan selalu menyendiri. akibatnya Dido selalu menjadi gunjingan teman-temannya karena kebiasaanya yang dianggap aneh. Hampir setiap hari dia diejek dan mendapat tatapan sinis teman-temannya, padahal jauh didalam hatinya, dia ingin sekali bermain bersama mereka
Anggi
9/ P
roje
ct_o
r #
7 B
ASTR
D
Ade
Judul : Titik CerahMedia : Instalasi + CerpenKonsep visual : Cerpen tentang seorang korban bullying yang mepunyai isik dan
gesture feminin. Cerpen ini ditampilkan lewat tulisan tangan diatas kain yang berbentuk seragam sekolah.
10/
Proj
ect_
or #
7 B
ASTR
D
Citra
Judul : Saya Korban BullyingMedia : VideoKonsep visual : Video ini dilatarbelakangi bahwa setiap orang punya pengalaman
berbeda-beda tentang bullying, video ini mengumpulkan quota dari beberapa siswa/siswi tentang pengalaman mereka akan bullying. Kemudian dirangkum dan ditampilkan lewat video berdurasi 4 menit.
11/
Proj
ect_
or #
7 B
ASTR
D
Project_or adalah sebuah program dari Serrum yang memfasilitasi seniman terpilih sebagai partisipan untuk berdiskusi, mengembangkan ide atau gagasan, riset dan berkarya. Program ini merupakan sebuah media alternatif mengingat kampus adalah sebagai laboratorium bagi mahasiswa untuk bekerja kreatif dan memberi peluang bagi mahasiswa untuk melakukan eksperimen dan eksplorasi secara intens pada bidang-bidang kesenirupaan seperti lukis, patung, video, desain grafi s, seni grafi s murni, fotografi , keramik dan lain sebagainya.
Project_or memilih mahasiswa seni rupa dan jurusan lain serta sangat mungkin untuk silang kampus dan komunitas independen lainnya. yang memiliki bakat, ketertarikan dan prestasi di bidang seni khususnya seni rupa untuk disupport, difasilitasi dan dimotivasi.
Dalam prosesnya, project_or merekrut mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda untuk mengkolaborasi ide bersama, diskusi dan riset selama 1 bulan, dan 1 bulan berikutnya untuk melakukan proses eksekusi karya individual. Dalam hal ini choosen artist (partisipan) dapat berproses, bekerja sama, dan mempresentasikan karyanya dalam mengangkat tema bersama sebagai konsep dasar berkarya. Proses keseluruhan ini memakan waktu kurang lebih selama 3 bulan.