Top Banner
v KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Judul yang diangkat dalam skripsi ini adalah AKIBAT HUKUM TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA TIDAK MELAKUKAN PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIKdimana penulisan skripsi ini adalah merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, serta sebagai salah satu perwujudan tanggung jawab untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang lebih khususnya tentang ilmu hukum. Berbagai, hambatan, dan persoalan tidak sedikit muncul dalam proses penyelesaian skripsi ini, karena menyadari akan keterbatasan kemampuan, namun semua dapat dilewati dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana. 2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, S.H., M.H. Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana. 3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, S.H., M.H. Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana. 4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH. Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.
29

KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

Mar 02, 2019

Download

Documents

lamhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atau

Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya skripsi ini

dapat terselesaikan. Judul yang diangkat dalam skripsi ini adalah “AKIBAT HUKUM

TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA TIDAK MELAKUKAN

PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK” dimana penulisan skripsi ini adalah

merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Hukum

Universitas Udayana, serta sebagai salah satu perwujudan tanggung jawab untuk

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang lebih khususnya tentang ilmu hukum.

Berbagai, hambatan, dan persoalan tidak sedikit muncul dalam proses

penyelesaian skripsi ini, karena menyadari akan keterbatasan kemampuan, namun

semua dapat dilewati dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Melalui kesempatan ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, S.H., M.H. Pembantu Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Udayana.

3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, S.H., M.H. Pembantu Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH. Pembantu Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

Page 2: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

vi

5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi

Fakultas Hukum Universitas Udayana.

6. Bapak Anak Agung Ketut Sukranatha, SH., MH. Sekretaris Program Ekstensi

Fakultas Hukum Universitas Udayana.

7. Ibu Dr.Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum. Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Suatra Putrawan, SH.MH. Pembimbing II yang telah banyak memberikan

arahan dan telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing.

9. Bapak/Ibu Dosen yang telah berjasa dalam memberikan ilmu pengetahuan

khususnya Ilmu Hukum.

10. Bapak/IbuPegawai Tata Usaha pada Fakultas Hukum Universitas Udayana yang

selama masa studi Hukum dengan sabar memberikan pelayanan hingga akhir

masa studi.

11. Para informan yang telah banyak memberikan masukan-masukan dalam

penysunan skripsi ini.

12. Seluruh keluarga, bapak dan ibu, kakak yang dengan segenap kemampuan serta

semangat selalu mendorong saya dalam menempuh cita-cita.

13. Terimakasih saya ucapkan kepada teman-teman saya atas saran-saran dan

memberikan dorongan untuk saya dalam menyelesaikan skripsi.

Page 3: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

vii

Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah

pengetahuan bagi pembaca. Akhirnya, kritik dan saran sangat diharapkan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 2 November 2016

Penulis

Page 4: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM .............................. ii

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................................ xiii

ABSTRACT ............................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3 Ruang Lingkup Masalah .................................................................... 7

1.4 Orisinalitas Penelitian ........................................................................ 7

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

1.5.1 Tujuan umum ............................................................................ 9

1.5.2 Tujuan khusus ........................................................................... 9

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

Page 5: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

x

1.6.1 Manfaat teoritis ......................................................................... 9

1.6.2 Manfaat praktis ......................................................................... 10

1.7 Landasan Teoritis .............................................................................. 10

1.8 Metode Penelitian .............................................................................. 15

1.8.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 15

1.8.2 Jenis Pendekatan...................................................................... 16

1.8.3 Sifat penelitian......................................................................... 16

1.8.4 Sumber Data ............................................................................ 16

1.8.5 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ........................................ 17

1.8.6 Teknik penentuan sampel penelitian ........................................ 18

1.8.7 Teknik Analisis ....................................................................... 18

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA DAN DOKUMEN

ELEKTRONIK

2.1. Pengertian Hukum Jaminan .............................................................. 21

2.2. Ruang Lingkup Hukum Jaminan ....................................................... 22

2.3. Jenis Jaminan.................................................................................... 22

2.3.1 Jaminan perorangan ................................................................... 23

2.3.2 Jaminan kebendaan .................................................................... 23

2.4. Asas Hukum Jaminan ....................................................................... 24

2.5. Pengertian Dokumen Elektronik ....................................................... 25

2.6. Pembuktian Dokumen Elektronik ..................................................... 25

Page 6: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

xi

2.7.Jaminan Fidusia ................................................................................. 26

2.7.1 Pengertian jaminan fidusia ........................................................ 26

2.7.2 Asas jaminan fidusia ................................................................. 30

2.7.3 Dasar hukum jaminan fidusia .................................................... 31

2.7.4 Objek dan bubjek jaminan fidusia ............................................. 31

2.7.5 Pembebanan jaminan fidusia ..................................................... 34

2.7.6 Pendaftaran jaminan fidusia ...................................................... 36

BAB III AKIBAT HUKUM DARI PENDAFTARAN FIDUSIA SECARA

ELEKTRONIK

3.1 Pengaturan Pendaftaran Fidusia Secara Elektronik (Online) ............. 41

3.2 Pelaksanaan Pendaftaran Fidusia Pada Bank Perkredita Rakyat ........ 44

3.2.1 Faktor yang membuat Bank Perkreditan Rakyat tidak mendaftarkan

fidusia secara online ............................................................... 46

3.2.2 Prosedur permohonan jaminan fidusia yang diajukan BPR jika

tidak didaftarkan secara online ............................................... 50

3.3 Akibat Hukum Jika Tidak Didaftarkannya Fidusia Secara Online…... 55

BAB IV KEABSAHAN SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA ELEKTRONIK

4.1 Syarat Sahnya Sertifikat Jaminan Fidusia ......................................... 59

4.2 Isi dari Sertifikat Jaminan Fidusia Elektronik ................................... 63

4.3 Keabsahan Sertifikat Jaminan Fidusia Elektronik .............................. 65

Page 7: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

xii

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 73

5.2 Saran-saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 75

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN

Page 8: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

xiii

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA TIDAK

MELAKUKAN PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK Oleh :

Komang Andhika Yuna Arinata Thema

ABSTRAK

Jaminan Fidusia merupakan salah satu usaha perbankan dalam pemberian

kredit. Pendaftaran fidusia telah berkembang menjadi didaftarkan secara elektronik. Walaupun pendaftaran jaminan fidusia sangat penting tetapi masih ada dari pihak penerima fidusia yang tidak mendaftarkan jaminan fidusia. Permasalahan yang diteliti adalah apakah akibat hukum dari pendaftaran fidusia secara elektronik dan bagaimanakah keabsahan sertifikat fidusia secara elektronik. Penelitian ini penting dilakukan dikarenakan penerima fidusia maupun pemberi fidusia perlu mengetahui pentingnya pendaftaran jaminan fidusia.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum empiris.

Adapun sumber data dalam penelitian yaitu data primer diperoleh secara langsung dari penelitian lapangan yang berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sedangkan data sekunder berasal dari penelitian pustaka melalui peraturan perundang-undangan, literatur, buku-buku dan dokumen-dokumen resmi.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendaftaran jaminan fidusia

memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang berkepentingan. Keabsahan dari sertifikat jaminan fidusia elektronik sudah diakui bahwa dokumen elektronik dan hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. Saran yang didapat berdasarkan penelitian ini adalah diperlukan pengkajian ulang dari undang-undang jaminan fidusia terutama mengenai biaya pendaftaran jaminan fidusia agar dibuat standar biaya yang terjangkau dan diharapkan dalam membuat jaminan fidusia didaftarkan secara elektronik

Kata Kunci : Pendaftaran, Sertifikat, Fidusia, Elektronik, Kredit,

Page 9: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

xiv

LEGAL CONSEQUENCES TO FIDUCIARY RECIPIENTS IF NOT DOING ELECTRONIC REGISTRY

By :

Komang Andhika Yuna Arinata Thema

ABSTRACT

Fiduciary is one of the banking business in the provision of credit. Fiduciary registration has grown to be registered electronically. Although the fiduciary registration is very important but there is still the creditors who do not register fiduciary. The problem under is whether the legal consequences of electronic fiduciary registration and how the validity of fiduciary certificates electronically. This research is important because the creditors needs to know the importance of fiduciary registration.

The method used is the method of empirical legal research. The source of the

data in the study of primary data obtained directly from field research in the form of descriptions of the parties involved in this research and secondary data derived from the research literature through legislation, literature, books and official documents.

From these results it can be concluded that the registration of fiduciary

provide legal certainty for the parties concerned. The validity of fiduciary electronics certificate has been recognized that electronic documents and prints are valid legal evidence. Suggestions were obtained based on this research is necessary reexamination of fiduciary law, especially regarding the registration fee fiduciary standards to be made affordable cost and is expected to make fiduciary registered electronically

Keywords: Registration, Fiduciary, Certificates, Electronic, Credit

Page 10: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah Fidusia berasal dari bahasa belanda, yaitu fiducie, sedangkan dalam

bahasa inggris disebut difuciary transfer of ownership, yang artinya kepercayaan.

Di dalam berbagai literatur, fidusia lazim disebut dengan istilah eigendom

overdract (FEO), yaitu penyerahan hak milik berdasarkan atas kepercayaan.1

Jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan

belanda sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi, yang semula

berasal dari zaman romawi. Dinegeri asalnya tersebut, selain bentuk jaminan juga,

sebagai lembaga titipan.2

Dalam hukum romawi lembaga fidusia ini dikenal dengan nama fiducia cum

creditore contrracta (artinya janji kepercayaan yang dibuat kreditur). Isi janji yang

dibuat oleh debitur dengan krediturnya adalah debitur akan mengalihkan

kepemilikan atas suatu benda sebagai jaminan utangnya dengan kesepakatan

bahwa debitur tetap akan menguasai secara fisik benda tersebut dan kreditur akan

mengalihkan kembali kepemilikannya tersebut kepada debitur bilamana

utanngnya sudah dibayar lunas. Dengan demikian berbeda dari gadai yang

mengharuskan penyerahan secara fisik benda yang digadaikan. Dalam hal fiducia

cum creditore pemberi fiduisa tetap menguasai benda yang menjadi objek

1 H.Salim HS, 2014, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, h.55 2 Rachmadi Usman, 2016, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, h.150

Page 11: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

2

fidusia. Pemberi fidusia dapat menggunakan benda dimaksudkan dalam

menjalankan usahanya. 3

Hukum romawi mengenal satu lembaga titipan yang dikenal dengan nama

fiducia cum amico contracta (artinya janji kepercayaan yang dibuat dengan

teman). Lembaga fidusia ini sering digunakan oleh seorang pater familias yang

harus meninggalkan keluarga dan tanahnya untuk jangka waktu yang lama,karena

ia harus membuat perjalanan jauh atau pergi perang. Dalam hal demikian, pater

familias tersebut akan menutupkan familia-nya, yaitu keluarga dan seluruh

kekayaannya, kepada seorang teman yang selanjutnya akan mengurus tanah dan

kekayaannya serta memberi bimbingan dan perlindungan kepada keluarga yang

ditinggalkan oleh pater familias. Tentu antara pater familias dan temannya

tersebut dibuat janji bahwa teman tersebut akan mengembalikan kepemilikan atas

familias tersebut bilamana pater familias sudah kembali dari perjalanannya. Pada

dasarnya lembaga fidusia cum amico sama dengan lembaga trust sebagaimana

dikenal dalam sistem hukum common law.4

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia (selanjutnya disebut UU Jaminan Fidusia) menyatakan bahwa,

pengertian fidusia adalah “ pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar

kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang

diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu”. Pengalihan hak

kepemilikan dapat diartikan sebagai pemindahan hak kepemilikan dari pemberi

3 Ibid, h.151

4 Ibid

Page 12: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

3

fidusia kepada penerima fidusia atas dasar kepercayaan, dengan syarat bahwa

benda yang menjadi objeknya tetap berada di tangan pemberi fidusia.5

Undang – Undang Jaminan Fidusia Pasal 1 Angka 6 menyatakan “

penerima fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang mempunyai

piutang yang pembayarannya dijamin dengan Jaminan Fidusia”. Dalam hal ini

yang merupakan salah satu dari penerima fidusia adalah Bank.

Salah satu usaha perbankan adalah berupa pemberian kredit. Pemberian

kredit merupakan pemberian pinjaman uang oleh bank kepada anggota

masyarakat yang umumnya disertai dengan penyerahan jaminan kredit oleh

debitur (peminjam).Terhadap penerimaan jaminan kredit tersebut terkait dengan

berbagai ketentuan hukum jaminan.6

Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang prinsip-prinsip hukum

jaminan, pengikatan jaminan, lembaga jaminan, eksekusi dan penjualan jaminan,

penanggungan utang, dan lainnya sepenuhnya wajib dan seharusnya dipatuhi bank

dalam rangka kegiatan pemberian kreditnya. Bank sebagai badan usaha yang

wajib dikelola berdasarkan prsinsip kehati – hatian tidak terlepas dari ketentuan

hukum yang berlaku agar dapat mengamankan dan melindungi kepentingannya.

Jaminan kredit yang diterima bank dari debitur termasuk sebagai salah satu objek

yang berkaitan dengan kepentingan bank. Jaminan kredit tersebut harus dapat

diyakini sebagai jaminan yang baik dan berharga sehingga akan dapat memenuhi

5 H.Salim HS, op.cit, h.56 6 M. Bahsan, 2007, Hukum jaminan dan jaminan kredit perbankan Indonesia, PT Raja

Grafindo Persada, h.70

Page 13: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

4

fungsi-fungsinya, antara lain dengan memerhatikan aspek hukum yang terkait

termasuk aspek hukum jaminan.7

Pada proses pemberian kredit, bank akan menekan resiko kerugian yang

akan terjadi, salah satunya dalam pemberian kredit pihak bank juga harus

mengetahui bagaimana dalam pelaksanaannya dimana penerima kredit tidak dapat

melakukan kewajiban yang telah disepakati. Hal ini kemudian akan menimbulkan

masalah karena memberi dampak kepada pengusaha perbankan. Oleh karena itu,

diperlukan pengamanan yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam

pemberian kredit disamping unsur keseimbangan dan keuntungan. Salah satu

bentuk pengamanan kredit dalam praktek perbankan dilakukan dengan pengikatan

jaminan fidusia.

Jaminan fidusia adalah lembaga jaminan yang dapat digunakan untuk

mengikat objek jaminan yang berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak

khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.8 Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia mewajibkan bahwa fidusia dibuat

dalam akta notaris dan kemudian didaftarkan, karena pendaftaran fidusia

melahirkan hak preferens bagi penerima fidusia dan menampung kebutuhan

masyarakat mengenai pengaturan jaminan fidusia sebagai salah satu sarana untuk

membantu kegiatan usaha.

Notaris sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat terlebih lagi

dalam pembuatan akta otentik yang merupakan perbuatan hukum yang diharuskan

oleh peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

7 Ibid.

8 Ibid, h.50

Page 14: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

5

Tentang Jabatan Notaris sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

memberi kewenangan pada notaris untuk membuat akta otentik untuk menjamin

kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum. Salah satu peran notaris adalah

melayani kepentingan para pihak misalnya dalam membantu membuat perjanjian

hutang piutang. Perjanjian hutang piutang ini apabila dibebani dengan jaminan

yang hanya untuk benda bergerak maka timbulah perjanjian fidusia yang

merupakan perjanjian accecoir yang keberadaanya selalu mengikuti perjanjian

pokok. Selain itu Notaris juga membantu para pihak membuat akta jaminan

fidusia kemudian mendaftarkan jaminan ke Kantor Kementrian Hukum dan HAM

selanjutnya akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia yang berirah irah “ Demi

Keadilan Berdasarakan Ketuhanan Yang Maha Esa ”.

Keberadaan pendaftaran fidusia yang sebelumnya didaftarkan secara

manual, sekarang telah berkembang menjadi pendaftaran secara elektronik. Surat

Edaran dari Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum tertanggal 5 Maret

2013 Nomor 06.OT.03.01. tahun 2013 menjadi dasar lahirnya regulasi baru ini.

Dikeluarkannya Permenkumham Nomor 9 Tahun 2013 tentang pemberlakuan

pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik membuat notaris mendapat

kemudahan dalam masalah pelayanan publik.

Fidusia online merupakan terobosan dari Direktorat Jenderal Administrasi

Hukum Umum dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat demi Indonesia

yang lebih baik. Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 8 Tahun 2013 tentang pendelegasian penandatanganan sertifikat jaminan

Page 15: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

6

fidusia menyatakan “ Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik adalah

pendaftaran jaminan fidusia yang dilakukan oleh pemohon, kuasa atau wakilnya

dengan mengisi aplikasi secara elektronik ”.

Fidusia online yang diluncurkan oleh Kementrian Hukum dan HAM

membuat pendaftaran fidusia menjadi dimudahkan karena menurut data dari

Kementrian Hukum dan HAM banyak fidusia yang tidak tertampung

pendaftarannya secara manual karena terlalu banyak. Dengan adanya pendaftaran

fidusia online diharapkan akan mempermudah pendaftaran, dan berjalan dengan

cepat, akurat.

Permasalahan yang sering terjadi adalah beberapa dari pihak penerima

fidusia tidak mendaftarkan jaminan fidusia, karena masih mengacu pada

kepercayaan saja. Pelanggaran ini biasanya dilakukan oleh bank untuk nilai

pinjaman yang kecil, dengan alasan demi efisiensi dalam menghadapi persaingan

dengan lembaga pembiayaan lainnya.

Walaupun pendaftaran jaminan fidusia sangat penting dan saat ini dengan

berlakunya sistem online membuat pendaftaran jaminan fidusia semakin mudah

dan cepat, tetapi masih ada dari pihak penerima fidusia yang tidak mendaftarkan

jaminan fidusia. Salah satu faktor adalah biaya pendaftaran jaminan fidusia dan

juga keabsahan dari sertifikat jaminan fiduisa yang dibuat secara elektronik.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai

“AKIBAT HUKUM TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA TIDAK

MELAKUKAN PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK”.

Page 16: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah akibat hukum dari pendaftaran fidusia secara elektronik ?

2. Bagaimanakah keabsahan sertifikat fidusia secara elektronik ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang menyimpang dari masalah yang

ada, maka dipandang perlu memberi batasan penulisan skripsi ini. Adapun yang

dibahas dalam penulisan ini adalah : Pertama, apakah akibat hukum dari

pendaftaran fidusia secara elektronik. Kedua, akan dibahas mengenai

bagaimanakah keabsahan sertifikat fidusia secara elektronik.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Terkait orisinalitas dari penelitian ilmiah ini, penulis akan memperlihatkan

skripsi sebagai perbandingan yang pembahasannya berkaitan dengan akibat

hukum terhadap penerima fidusia apabila tidak melakukan pendaftaran secara

elektronik, namun sebagai pembanding yang menunjukkan orisinalitas penelitian

ini maka penulis mencantumkan penelitian sebelumnya yaitu berupa skripsi dalam

ilmu hukum sebagai berikut:

No Judul Penelitian Penulisan Rumusan Masalah

1 Akibat Hukum Jaminan

Fidusia Tidak Didaftarkan

Pada Kantor Departemen

Gede Fajar

Bagyastra

1. 1.Bagaimana

Pembebanan Jaminan

Fidusia dalam

Page 17: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

8

Hukum dan HAM di Denpasar

Fakultas Hukum Universitas

Udayana Tahun 2009

pemberian kredit pada

PT.Bank BPD Bali?

2. 2.Akibat Hukum

apakah yang timbul

apabila pembebanan

Jaminan Fidusia tidak

didaftarkan kepada

Kantor Departemen

Hukum dan HAM

2 Akibat Hukum Pendaftaran

Jaminan Fidusia Dalam Sistem

Online

Fakultas Hukum Universitas

Udayana Tahun 2015

Ida Ayu Made

Widyari

3. 1.Bagaimanakah

pengaturan tata cara

pendaftaran jaminan

fidusia terhadap

permohonan

pendaftaran jaminan

fidusia yang lewat

waktu dari 60 (enam

puluh) hari setelah

Peraturan Menteri

Nomor 10 Tahun

2013 ditetapkan?

4. 2.Bagaimanakah

Page 18: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

9

akibat hukum jaminan

fidusia yang tidak

terdaftar dalam

5. sistem online?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada umumnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai,

yang dapat memperoleh hasil dari pelaksanaan penelitian. Adapun tujuan

penelitian yang hendak penulis capai adalah sebagai berikut :

1.5.1 Tujuan umum

Bertujuan untuk melakukan penelitian lebih mendalami tentang

pengaturan pendaftaran jaminan fidusia elektronik terhadap penerima fidusia.

1.5.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui akibat hukum jika penerima fidusia tidak mendaftar

fidusia secara elektronik , dan keabsahan dari sertifikat fidusia elektronik

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

dan pemahaman baik berupa konsep-konsep pemikiran atau teori dalam ilmu

hukum yang menyangkut aspek-aspek hukum jaminan fidusia dan proses

pendaftaran fidusia yang sekarang dilakukan secara elektronik serta akibat hukum

jaminan fidusia terhadap penerima fidusia.

Page 19: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

10

1.6.2 Manfaat praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelaku usaha yang hendak

menggunakan jaminan fidusia sebagai salah satu lembaga jaminan serta sebagai

bahan pertimbangan kepada penerima fidusia juga masyarakat pada umumnya

dalam informasi mengenai penerapan fidusia online menjadi bermanfaat dan

berkepastian hukum.

1.7 Landasan teoritis

Landasan teoritis merupakan suatu pengertian yang terlebih dahulu harus

dipahami dalam suatu karya ilmiah, oleh karena itu teori berguna untuk

menunjang pembahasan pokok permasalahan. Berdasarkan landasan tersebut

diharapkan mampu memperjelas serta dapat mengemukakan suatu kerangka

teoritis yang menjadi kerangka berfikir dan yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang dibahas.

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Pasal 1 angka 1

menyatakan “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membaut akta

autentuk dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya”.

Praktik Kenotariatan di Indonesia, notaris bertindak sebagai pelayan

masyarakat. Hal itu karena mereka adalah pejabat yang diangkat oleh pemerintah

Page 20: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

11

unutuk melayani kebutuhan masyarakat akan dokumen-dokumen legal yang sah

Salah satu praktik notaris di Indonesia adalah pembuatan akta jaminan fidusia.9

Bank dalam memberikan kredit ke masyarakat wajib melakukan

pengaman agar kredit tersebut dilunasi debitur yang bersangkutan dengan adanya

jaminan sebagai syarat permohonan kredit. Hubungan Jaminan kredit dengan

pengamanan kredit diatur dalam Pasal 1131 KUH Perdata yakni “segala

kebendaan siberutang baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, baik yang

sudah ada, maupun yang baru aka nada di kemudian hari, menjadi tanggungan

untuk segala perikatannya perorangan.

Pengertian fidusia menurut pasal 1 angka 1 Undang–Undang Jaminan

Fidusia No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia menyatakan “ Fidusia adalah

pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan

bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan

pemilik benda ”.

Menurut A.Hamzah dan Senjun Manullang, Fidusia adalah suatu cara

pengoperan hak milik dari pemiliknya ( debitor ), berdasarkan adanya suatu

perjanjian pokok ( perjanjian utang-piutan ) kepada kreditor, akan tetapi yang

diserahkan hanya haknya saja secara yuridise-levering dan hanya dimiliki oleh

kreditor secara kepercayaan saja ( sebagai jaminan utang debitor ), sedangkan

barangnya tetap dikuasai oleh debitor, tetapi bukan lagi sebagai eigenaar maupun

9 Ira Koesoemawati danYunirman Rijan, 2009, Ke notaris, Raih Asa Sukses, Jakarta, h.28

Page 21: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

12

bezitter, melainkan hanya sebagai detentor atau houder untuk dan atas nama

kreditor-eigenaar.10

Pengertian Jaminan Fidusia menurut Pasal 1 angka 2 Undang – undang

Jaminan Fidusia No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia “Jaminan Fidusia

adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak

berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4

Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan

Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan

kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya”.

Jaminan fidusia bersifat assesoir. Perjanjian asseosir merupakan suatu

perjanjian yang lahir adanya perpindahan dan berakhir/hapusnya bergantung pada

perjanjian pokoknya. Pada pengertian assesoir dalam perjanjian jaminan dan

perjanjian kredit, dapat didefinisikan bahwa perjanjian pokok bias lahir tanpa

adanya perjanjian jaminan, sedangkan perjanjian jaminan tidak mungkin ada/lahir

tanpa ada perjanjian pokoknya (perjanjian kredit.11

Jaminan Fidusia memiliki 3 asas utama yaitu :

1. Asas Droit De Preference

2. Asas Spesialitas

3. Asas Publisitas

10 John Salindeho, 1994, Sistem Jaminan Kredit dalam Era Pembangunan Hukum, Sinar

Grafika, Jakarta, H.5 11 D.Y.Witanto, 2015, Hukum Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Pembiayaan

Konsumen, (selanjutnya disingkat D.Y.Witanto I), CV. Mandar Maju, Bandung, h.105

Page 22: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

13

Asas droid de preference adalah setiap kreditur pemegang jaminan

kebendaan pada umumnya selalu memiliki hakuntuk mendahului, atau emmiliki

kedudukan yang didahulukan dari kreditur – kreditur lainnya.12

Asas spesialitas adalah seluruh objek yang dibebankan menjadi jaminan

ditentukan secara spesifik.13

Asas Publisitas adalah setiap pembebanan jaminan dilakukan secara

terbuka dan tegas, tidak dilakukan secara diam – diam dan tersembunyi, menurut

asas publisitas ini setiap pembebanan jaminan wajib didaftarkan ditempat dimana

undang-undang telah menunjuk tempat pendaftaran.14

Saat ini Pendaftaran Fidusia mengalami perubahan yang dahulu

didaftarkan secara manual sekarang dilakukan secara elektronik.Pengertian

Pendaftaran Fidusia secara elektronik menurut Permenkumham Nomor 8 Tahun

2013 tentang pendelegasian penandatanganan sertifikat jaminan fidusia Pasal 1

ayat 1: “Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik adalah pendaftaran

jaminan fidusia yang dilakukan oleh pemohon, kuasa atau wakilnya dengan

mengisi aplikasi secara elektronik.” Berdasarkan Surat Edaran Jendral

Administrasi Hukum Umum Nomor AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013 Angka 2:

“Kantor Pendaftaran Fidusia diseluruh Indonesia dalam menjalakan tugas dan

fungsinya tidak lagi menerima permohonan pendaftaran jaminan fidusia secara

manual dan turut menginformasikan kepada pemohon untuk melakukan

permohonan pendaftaran fidusia secara elektronik”.Jadi dalam hal ini pendaftaran

fidusia dapat dilakukan langsung melalui notaris saja.

12 Ibid, h.114 13 Ibid, h.116 14 Ibid, h.117

Page 23: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

14

Dalam hal ini adanya kepastian hukum diperlukan agar masyarakat dapat

mengetahui tata cara pendaftaran fidusia dan keuntungan dari mendaftarkan

fidusia. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus

diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang atau tidak

dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini dapat diwujudkan melalui penormaan

yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan akan jelas pula penerapanya,

dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya, subjeknya dan

objeknya.

Kepastian hukum secara normatif adalah suatu peraturan dibuat dan

diundangkan secara pasti digunakan untuk mengatur secara jelas dan logis suatu

hal. Jelas tidak menimbulkan keragu-raguan dan logis dalam artian bahwa ia

menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau

menimbulkan konflik norma, kekosongan norma ataupun adanya kekaburan

norma. Menurut Gustaf Radbruch hukum memiliki tujuan yang berorientasi pada

tiga hal yaitu kepastian hukum, keadilan dan daya guna.15

Dalam pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia dengan sistem online

tentunya kepastian hukum harus dapat dijamin baik itu bagi pemberi fidusia,

penerima fidusia maupun bagi pihak ketiga. Memberikan kepastian hukum

sebagai tujuan dari dilakukannya pendaftaran jaminan fidusia menjadi hal

terpenting dalam pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik terutama

menyangkut tata cara pendaftaran fidusia secara elektronik serta akibat hukum.

15 O. Notohamidjojo, 2011, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, Griya Media, Jakarta, h. 33

Page 24: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

15

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara atau langkah-langkah yang digunakan

untuk menganasilis atau menjawab suatu permasahan yang di teliti. Menurut

Soerjono Soekanto, metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara

memecahkan sutu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-

hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan

manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses, prinsip-prinsip

dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan

penelitian.16

1.8.1 Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan

penelitian empiris, dimana penelitian dilakukan langsung pada penerima fidusia

kemudian dikaitkan dengan ketentuan perundang-undangan dan dikaji

berdasarkan teori serta asas hukum secara langsung, serta meneliti bagaimana

kepatuhan masyarakat terhadap hukum yang berlaku. Dalam menggunakan

metode penelitian hukum empiris ini lebih relevan dilakukan penelitian ke

lapangan terhadap hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.17

16 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UII Press, Jakarta, h.6 17

Ronny Hartijo Soemitro, 2001, Metode Penelitian Hukum, Graha Indonesia, Jakarta, h.40

Page 25: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

16

1.8.2 Jenis pendekatan

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta. Pendekatan perundang-

undangan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang

bersangkutan dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan fakta

dilakukan dengan melakukan penelitian melalui wawancara langsung kepada

suatu lembaga yang menjadi objek penelitian.

1.8.3 Sifat penelitian

Dalam penelitian hukum empiris ini digunakan penelitian deskriptif, yaitu

menggambarkan suatu keadaan atau gejala untuk menentukan ada atau tidaknya

hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Pada skripsi

ini menggambarkan tentang akibat hukum fidusia apabila tidak melakukan

pendaftaran secara elektronik terhadap penerima fidusia. Bagaimana akibat

hukum terhadap penerima fidusia dan keabsahan dari sertifikat jaminan fidusia

elektronik.

1.8.4 Sumber data

1.Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh langsung dari

responden maupun informan.18 Dimana diperolah dari hasil wawancara

dilapangan langsung pada pihak penerima fidusia.

2.Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

18 Amiruddin & Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali

Pers, Jakarta, h.30

Page 26: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

17

kepustakaan, yang terdiri dari:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Penandatanganan Sertifikat

Jaminan

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia

Secara Elektronik

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia

Secara Elektronik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris.

1.8.5 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan membaca dan

mencatat literatur-literatur yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.

Teknik wawancara yang digunakan yaitu proses tanya-jawab dengan

informan terkait dengan pengumpulan data dari pihak BPR. Wawancara adalah

proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana

dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

Page 27: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

18

informasi atau keterangan-keterangan.19 Wawancara tersebut dilakukan secara

langsung, dimana peneliti memberikan beberapa pertanyaan secara kepada

narasumber untuk memperoleh data dan menghadiri workshop/seminar fidusia

yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Bali di Nirmala Hotel Denpasar, tanggal 18 November 2015.

1.8.6 Teknik penentuan sampel penelitian

Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah

teknik Non Probability Sampling, yaitu dalam hal ini tidak ada ketentuan yang

pasti berapa sample harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya

sebagaimana halnya dalam teknik random sampling. Bentuk dari Non Probability

Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu sample dipilih atau

ditentukan sendiri oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan pemilihan sampel

didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan sifat-sifatnya

atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari populasinya.

1.8.7 Teknik analisis

Teknik analisis dalam makalah ini adalah setelah semua data diperoleh

melalui baham hukum primer maupun sekunder , lalu data tersebut diolah secara

kualitatif sesuai dengen permasalahan , kemudian data tersebut dideskripsikan

secara deskriptif analitis.

19

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, h.202

Page 28: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

19

Menurut Zainuddin Ali metode penelitian yang menggunakan bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier, maka penelitian

tersebut menggunakan teknik deskriptif analitis yang menganalisis peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi

obyek penelitian dan bahan hukum ini bersifat:

a. Deskripsi

Tahapan pendeskripsian atau penggambaran dengan menguraikan proposisi-

proposisi hukum sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji

b. Sitematisasi

Dalam proses sistematisasi ini terbentuk atau dirumuskan sejumlah aturan

umum dan pengertian-pengertian hukum atau konsep hukum (legal concept)

yang digunakan untuk memudahkan pengolahan bahan

hukum dalam proses sistematisasi bahan hukum tersebut.

c. Evaluasi

Tahapan evaluasi atau analisis dengan memberi penilaian berupa tepat atau

tidak tepat, setuju atau tidak setuju, benar atau salah syah atau tidak syah

oleh peneliti terhadap suatu pandangan, proposisi, pernyataan rumusan

norma, keputusan baik yang tertera dalam bahan hukum primer maupun

dalam bahan hukum sekunder.

d. Argumentasi.

Page 29: KATA PENGANTAR TERHADAP PENERIMA FIDUSIA APABILA … · vi 5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH., Msi. Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana. 6. Bapak Anak

20

Teknik argumentasi, teknik argumentasi tidak bisa dilepaskan dari teknik

evaluasi karena penilaian harus didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat

penalaran hukum.20

20 Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 105.