Pelatihan Dasar Pendamping Sosial ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya Modul Tahapan Pertolongam dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Pelatihan Dasar
Pendamping Sosial.
Materi yang dimuat dalam modul ini lebih ditekankan pada informasi yang akan
dibutuhkan oleh sumber daya manusia Pendamping Sosial dalam melaksanakan
tugasnya. Sekaligus memberikan pendalaman terkait dengan pemahaman
Pendamping Sosial tentang tahapan yang harus dilewati oleh Pendamping Sosial
pada saat melakukan proses pertolongan dan pemberian layanan kepada Penerima
Manfaat/Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) baik invidu, kelompok
maupun masyarakat.
Hal ini dilakukan guna mendukung program pemerintah dalam melakukan
kegiatan pendampingan, pemberdayaan, perlindungan dan rehabilitasi sosial yang
dilakukan oleh Pendamping Sosial yang dalam memberikan layanan bekerjasama
dengan sumber daya manusia lain seperti Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial dan lain-
lain.
Dalam hal ini, kompetensi Pendamping Sosial salah satunya dibangun melalui modul
dalam pelatihan ini. Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran tuntas terkait dengan
semua modul yang tersaji dalam pelatihan ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan antara modul yang satu dengan modul yang lainnya.
Terima kasih diucapkan kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan Modul ini. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak dan kalangan dalam memberikan layanan sesuai dengan bidang tugas dan
sasarannya. Saran konstruktif dalam rangka pengayaan modul di masa datang sangat
kami harapkan. Akhir kata, semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk dan
meridhoi segala usaha yang kita lakukan. Amin.
Jakarta, September 2020
Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan
Kesejahteraan Sosial,
Mulya Jonie
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial iii
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………….……………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….………………………
DAFTAR TABEL …….…………………………………………………….………………………………
DAFTAR GAMBAR .………………………………………….…………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………………..
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………………………
i
iii
iv
v
v
vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………
A. Deskripsi Singkat Modul …………………………………………………………
B. Relevansi ………………………………………………………………………………..
C. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………..
1. Hasil Belajar ……………………………………………………………………….
2. Indikator Hasil Belajar ………………………………………………………..
D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan ………………………………….
E. Media Pembelajaran ………………………………………………………………
F. Metode Pembelajaran ……………………………………………………………
G. Skema Pembelajaran ………………………………………………………………
H. Proses Pembelajaran …………………………………………………………
1
1
2
2
2
2
3
3
4
5
6
BAB II TAHAPAN PERTOLONGAN …………………………….…………………………..
A. Deskripsi Singkat Bab II …………………………………………………………..
B. Uraian Materi ………………………………………………………………………..
1. Tahap Pendekatan Awal ……………………………………………………
2. Tahap Identifikasi Masalah ……………………………….………………
3. Tahap Rencana Pemecahan Masalah ………………………………..
4. Tahap Pemecahan Masalah ………………………………………………
5. Tahap Monitoring dan Evaluasi …………………………………………
6. Tahap Pengakhiran dan Rujukan ……………………………………....
C. Indikator Keberhasilan Pertolongan ……..……………………………....
1. Bagi Penerima Manfaat …………..……………………………………….
2. Bagi Keluarga …………………………………………………………………..
3. Bagi Komunitas dan Masyarakat ………………………….……………
Rangkuman ……………………………………………………………………………
Lembar Kerja 4.1. ..…………………………………………………………………
Lembar Kerja 4.2. ..…………………………………………………………………
Lembar Kerja 4.3. ..…………………………………………………………………
11
11
11
15
16
19
22
23
25
26
26
27
27
27
28
29
29
DAFTAR ISI
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial iv
Halaman
Tabel 1 Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah ………..…………………… 20
Tabel 2 Evaluasi Pelaksanaan Pertolongan Pendamping Sosial ……………..
24
Lembar Kerja 4.4. ..…………………………………………………………………
Lembar Kerja 4.5. ..…………………………………………………………………
Lembar Kerja 4.6. ..…………………………………………………………………
Tes Formatif …………………………………………………………………………..
30
31
32
33
2BAB III PENUTUP ……………………………………………………….…………………………. 34
REFERENSI ……………………………………………………………………………….. 35
BIODATA PENULIS …………………………………………………………………….. 36
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………….. 38
DAFTAR TABEL
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial v
Halaman
Gambar 1 Skema Pembelajaran Modul 4. Tahapan Pertolongan 5
Gambar 2 Tahap Pertolongan Pendamping Sosial 13
Halaman
Lampiran 1 Power Point 38
Lampiran 2 RBPMD/RP 62
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Widyaiswara/Fasilitator diharapkan mengikuti petunjuk penggunaan Modul
Tahapan Pertolongan, sebagai berikut:
1. Sebelum pertemuan dilakukan, pastikan bahwa materi untuk mendukung
pertemuan ini sudah tersedia:
a. Modul 4 tentang Tahapan Pertolongan ini merupakan bagian dari 10 Modul
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial.
b. Bahan tayang (power point) yang diperlukan fasilitator.
c. Peralatan yang diperlukan (LCD, spidol, kertas plano, kertas metaplan, flip
chart, penjepit kertas, lakban kertas, kertas, laptop, lembar kerja)
2. Mempelajari dan memahami Rencana Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP),
Rencana Pembelajaran (RP), dan Modul secara utuh.
3. Harus konsisten menjelaskan Mata Pelatihan ini sesuai urutan penyajian dalam RP
dan substansi yang tercantum dalam Modul.
4. Menguasai atau memahami buku/bahan referensi termasuk peraturan
perundang-undangan yang terkait.
5. Diperbolehkan memberikan pengayaan dari bahan tayangan standar yang ada
dalam modul, sepanjang untuk menambah wawasan peserta dengan mengikuti
perkembangan peraturan, kebijakan, referensi, data/informasi yang relevan. Akan
tetapi tidak keluar dari substansi terkait dengan materi yang disajikan.
6. Kasus yang diangkat dalam diskusi pembahasan modul ini (dalam Lembar Kerja)
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
7. Modul ini merupakan hal-hal dasar yang harus dipahami oleh Pendamping Sosial
dalam memberikan layanan pertolongan sesuai dengan tahapannya kepada
Penerima Manfaat/Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 1
A. DESKRIPSI SINGKAT MODUL
Pada saat melaksanakan tugas pendampingan dan pelayanan kepada Penerima
Manfaat dengan alasan terdapat suatu permasalahan, maka perlu memberikan
layanan pertolongan agar permasalahannya bisa diatasi. Tidak jarang pada saat
memberikan pertolongan, menemui permasalahan seperti motivasi rendah dari
Penerima Manfaat; anak dari Penerima Manfaat yang rentan putus sekolah;
Penerima Manfaat yang melakukan kekerasan pada anak, kesulitan ekonomi atau
modal usaha dan permasalahan lainnya. Dalam menghadapi situasi demikian,
dipandang perlu memberikan pendampingan sosial sesuai dengan tahapan
pertolongan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya tahapan pertolongan Pendamping Sosial terdiri dari tahap:
Pendekatan Awal; Identifikasi Masalah; Rencana Pemecahan Masalah; Pemecahan
Masalah; Monitoring dan Evaluasi; Pengakhiaran dan Rujukan. Di dalamnya peserta
juga dikenalkan pada kegiatan temu bahan kasus (Case Conference) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari managemen kasus yang merupakan tugas utama Pekerja
Sosial sebagai Manager Kasus yang bekerja sama dengan pihak lain untuk menjadi
peserta temu bahan kasus (Case Conference).
Beberapa metode pembelajaran digunakan secara variatif untuk dapat
menyajikan modul, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Disamping
dipergunakan pula beberapa Lembar Kerja untuk mempermudah peserta dalam
menangkap substansi modul.
B. RELEVANSI
Mata pelatihan Tahapan Pertolongan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
materi inti modul Pelatihan Dasar Pendamping Sosial. Secara umum, modul ini
BAB I. PENDAHULUAN
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 2
ditujukan agar peserta mampu melakukan tahapan pertolongan. Baik tahapan
pertolongan yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan profesi lain
dan pihak terkait untuk bersama memberikan layanan kepada Penerima Manfaat
untuk dapat keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Adapun pihak terkait ini
dapat berasal dari lingkup unit kerjanya (internal) maupun dari luar unit kerjanya
(eksternal).
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti diklat diharapkan Pendamping Sosial mampu menguraikan dan
mempraktekan tahapan pertolongan dengan baik dan benar.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan Pendamping Sosial mampu :
a. Menguraikan tahapan pertolongan.
b. Menerapkan tahap pendekatan awal.
c. Mendemontrasikan tahap identifikasi masalah.
d. Mendemontrasikan tahap rencana pemecahan masalah.
e. Mendemontrasikan tahap pemecahan masalah.
f. Mendemontrasikan tahap monitoring dan evaluasi.
g. Mendemontrasikan tahap pengakhiran dan rujukan.
D. POKOK DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Tahap Pendekatan Awal.
a. Membangun kepercayaan dan keterbukaan.
b. Membangun komunikasi dan relasi sosial.
c. Membangun motivasi.
2. Tahap Identifikasi Masalah
a. Penyiapan instrumen identifikasi.
b. Pengumpulan data dan informasi.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 3
c. Analisis.
d. Temu bahas kasus (Case Conference).
3. Tahap Rencana Pemecahan Masalah.
a. Membuat skala prioritas.
b. Menentukan jenis layanan dan rujukan.
c. Membuat kesepakatan.
4. Tahap Pemecahan Masalah.
5. Tahap Monitoring dan evaluasi
6. Tahap Pengakhiranan dan Rujukan.
E. MEDIA BELAJAR
Media belajar yang dipergunakan adalah :
1. 1 Unit Laptop.
2. LCD, projector.
3. Kertas flipchart, spidol, Sticky notes.
4. Bahan presentasi.
5. Modul.
6. Lembar kerja.
7. Video/Film
8. Kasus
F. METODA PEMBELAJARAN
Modul ini di sampaikan dalam 12 jam pelatihan atau 540 menit dimana
masing-masing jam pelatihan terdiri dari 45 menit. Metode dalam proses
pembelajaran bersifat interaktif, di antaranya menggunakan:
1. Ceramah dan Tanya Jawab: Fasilitator memberikan uraian tentang substansi pokok
yang terkandung dalam setiap materi pelatihan. Pendamping Sosial mengajukan
pertanyaan atau mengemukakan pendapat terkait dengan topik yang sedang
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 4
dibahas. Fasilitator memberikan jawaban atau penjelasan atas pertanyaan atau
tanggapan yang diajukan Pendamping Sosial.
2. Curah pendapat: Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana
pengetahuan, kemampuan serta pengalaman Pendamping Sosial berkaitan
dengan pokok pembahasan materi pelatihan.
3. Diskusi Kelompok dan Pleno: yaitu pertukaran pendapat, perasaan, pengalaman
antara dua orang atau lebih tentang suatu topik tertentu. Teknik ini dipakai
sebagai sarana untuk melibatkan anggota kelompok agar berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kelompoknya. Pendamping Sosial dibagi dalam kelompok, tiap
kelompok mendiskusikan suatu materi atau kasus sesuai pedoman diskusi/lembar
kerja yang telah dipersiapkan. Fasilitator terlibat mendampingi Pendamping Sosial
selama diskusi berlangsung. Hasil diskusi dirumuskan dalam suatu laporan yang
akan disampaikan oleh kelompok dalam diskusi pleno. Pada diskusi pleno, tiap
kelompok saling memberi dan menerima tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompoknya. Fasilitator memberikan tanggapan atas meteri yang dibahas dan
jalannya diskusi.
4. Penugasan : Pendamping Sosial baik secara perorangan atau kelompok diberikan
tugas yang harus diselesaikan atau dilakukan. Penugasan untuk melatih
keterampilan Pendamping Sosial dalam mengaplikasikan konsep yang telah
diterimanya. Setelah penugasan, fasilitator dan Pendamping Sosial bersama-sama
bembahas hasil dan pengalaman yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas
tersebut.
5. Pembahasan kasus: Pendamping Sosial mendiskusikan suatu kasus. Kasus dapat
diambil dari pengalaman Pendamping Sosial atau telah dipersiapkan sebelumnya
oleh fasilitator. Studi kasus merupakan metode untuk memberikan kesempatan
kepada Pendamping Sosial untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
untuk memecahkan masalah empirik yang terjadi dalam pelaksanaan tugasnya
sehari-hari.
6. Role Playing; yaitu permainan peran. Dimana anggota kelompok masing-masing
mengidentifikasi dirinya dengan peran orang lain dan dimintakan mencoba
melakukan pola sikap orang lain tersebut dalam suatu keadaan tertentu.
7. Pemutaran Video/Film.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 5
G. SKEMA PEMBELAJARAN
Gambar 1. Skema Pembelajaran Modul 4. Tahapan Pertolongan
H. PROSES PEMBELAJARAN
Langkah 1: Pembukaan (15’)
Langkah ini berisi perkenalan dan membangun suasana kondusif untuk
mengantarkan peserta pada proses pembelajaran serta tujuan yang hendak
dicapai. Kegiatan ini penting untuk membangkitkan motivasi dan minat belajar.
Langkah pembukaan dimulai setelah semua materi dan peralatan pembelajaran
tersedia. Tujuan pada langkah ini adalah untuk mengatur strategi, bagaimana
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan dinamis.
Fasilitator memastikan bahwa peserta sudah memasang Name Tag, memiliki
bahan ajar Modul 4 Tahapan Pertolongan.
Fasilitator mengucapkan salam dan doa, serta mengenalkan diri.
Langkah 9. Refleksi dan
Penutup (15’)
Langkah 4. Mendemontrasikan
tahap identifikasi masalah (90’)
Langkah 2. Menguraikan tahap pertolongan (70’)
Langkah 1. Pembukaan
(15’)
Langkah 7.
Mendemontrasikan tahap monitoring dan
evaluai (60’).
Langkah 8.
Mendemontrasikan tahap
pengakhiran dan rujukan
(30’)
Langkah 6.
Mendemontrasikan
tahap pemecahan masalah
(80’)
Langkah 5. Mendemontrasikan
tahap rencana pemecahan masalah
(90’)
Langkah 3. Menerapkan tahap
pendekatan awal (90’)
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 6
Fasilitator menekankan : bahwa dengan mengetahui program kegiatan
yang ada, peserta dapat memberikan layanan pertolongan sesuai
dengan tahapan pertolongan dan prosedur dari program tersebut.
Fasilitator mencairkan suasana melalui permainan yang menarik untuk
memusatkan konsentrasi belajar peserta.
Fasilitator memutar Video/Film tentang Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu
(SLRT) yang merupakan program layanan yang diberikan oleh Pemerintah dan
membutuhkan sumber daya manusia penyelenggara kesejahteran sosial
untuk menggerakannya.
Fasilitator menanyakan apa yang dilihat dari Video/Film yang telah
ditayangkan. Kaitkan dengan substansi materi yang akan dipelajari.
Fasilitator menyampaikan alasan pentingnya mempelajari modul ini bagi
peserta, apa tujuan modul, bagaimana proses pembelajaran dan metode
pembelajaran Modul 4 ini dengan menggunakan PPT Pembukaan.
Langkah 2: Menguraikan Tahapan Pertolongan (70‘)
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk memahami apa
yang dimaksud dengan tahapan pertolongan, meliputi tahap: pendekatan awal;
pengungkapan dan penggalian masalah; penyusunan rencana penanganan
masalah; pelaksanaan penanganan masalah; monitoring dan evaluasi; serta
tentang pengakhiran penanganan masalah dan rujukan.
Fasilitator membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok dan meminta
kelompok berdiskusi dan menyusun Puzzel tahapan pertolongan beserta
artinya dari masing-masing tahapan dengan menggunakan Lembar kerja 4.1.
Setelah peserta selesai berdiskusi, Fasilitator meminta masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan Fasilitator mengklarifikasi jawaban peserta dengan
menggunakan Power Point tentang tahapan pertolongan.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 7
Langkah 3: Menerapkan Tahap Pendekatan Awal (90”).
Materi ini mengantarkan kepada peserta untuk secara khusus memahami
tentang pendekatan awal dan hal apa yang dapat dilakukan di dalamnya,
sekaligus mempraktekannya.
Fasilitator mengajak peserta untuk melihat fenomena yang berkembang saat
ini di masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, apa yang bisa dilakukan
oleh Pendamping Sosial hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pendekatan
awal ? Klarifikasi jawaban peserta dengan menggunakan Power Point tentang
pendekatan awal.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah dibentuk untuk melakukan Role Play tentang kegiatan pendekatan
awal dalam menangani Kasus/Masalah yang telah dipilih oleh Pendamping
Sosial untuk ditangani dan penugasan ada di Lembar Kerja 4.2.
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok melakukan Role Play dan
Fasilitator memberikan saran masukan terkait Role Play yang sudah dilakukan
Pendamping Sosial.
Langkah 4: Mendemontrasikan Tahap Identifikasi Masalah (90’).
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk secara khusus
memahami tentang identifikasi masalah dan hal apa yang dapat dilakukan di
dalamnya, sekaligus mempraktekannya.
Fasilitator menjelaskan kepada Pendamping Sosial hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap identifikasi masalah dengan menggunakan Power Point
tentang identifikasi masalah.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah dibentuk untuk melakukan Role Play tentang kegiatan identifikasi
masalah dalam menangani masalah yang telah dipilih oleh Pendamping Sosial
untuk ditangani (bisa menggunakan masalah yang sama atau yang berbeda
dari masalah sebelumnya) dan penugasan ada di Lembar Kerja 4.3.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 8
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok melakukan Role Play dan
Fasilitator memberikan saran masukan terkait Role Play yang sudah dilakukan
Pendamping Sosial.
Langkah 5: Mendemontrasikan Tahap Rencana Pemecahan Masalah (90’).
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk secara khusus
memahami tentang penyusunan rencana pemecahan masalah dan hal-hal apa
yang dapat dilakukan di dalamnya, sekaligus mempraktekannya.
Fasilitator menjelaskan kepada Pendamping Sosial hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap rencana pemecahan masalah dengan menggunakan
Power Point tentang rencana pemecahan masalah.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah dibentuk untuk melakukan diskusi rencana pemecahan masalah dalam
menangani masalah yang telah dipilih oleh Pendamping Sosial untuk
ditangani (bisa menggunakan masalah yang sama atau yang berbeda dari
masalah sebelumnya) dengan penugasan ada di Lembar Kerja 4.4.
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan Fasilitator mengklarifikasi jawaban Pendamping Sosial.
Langkah 6: Mendemontrasikan Tahap Pemecahan Masalah (80’).
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk secara khusus
memahami tentang pelaksanaan pemecahan masalah dan hal-hal apa yang
dapat dilakukan di dalamnya, sekaligus mempraktekannya.
Fasilitator menjelaskan kepada Pendamping Sosial hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap pemecahan masalah dengan menggunakan Power
Point tentang pemecahan masalah.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah dibentuk untuk melakukan Role Play tentang kegiatan pemecahan
masalah dalam menangani masalah yang telah dipilih oleh Pendamping Sosial
untuk ditangani (bisa menggunakan masalah yang sama atau yang berbeda
dari masalah sebelumnya) dengan penugasan ada di Lembar Kerja 4.5.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 9
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok melakukan Role Play dan
Fasilitator memberikan saran masukan terkait Role Play yang sudah dilakukan
Pendamping Sosial.
Langkah 7: Mendemontrasikan Tahap Monitoring dan Evaluasi (60’).
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk secara khusus
memahami tentang cara memonitor dan mengevaluasi terhadap kegiatan
pertolongan yang telah dilakukan, sebagai bahan autokritik, sekaligus
mempraktekannya.
Fasilitator menjelaskan kepada Pendamping Sosial hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap monitoring dan evaluasi kegiatan tahapan pertolongan
dengan menggunakan Power Point tentang monitoring dan evaluasi.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah dibentuk untuk melakukan diskusi melakukan monitoring dan evaluasi
dalam menangani masalah yang telah dipilih oleh Pendamping Sosial untuk
ditangani (bisa menggunakan masalah yang sama atau yang berbeda dari
masalah sebelumnya) dengan penugasan ada di Lembar Kerja 4.6.
Demikian seterusnya, satu persatu kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan Fasilitator mengklarifikasi jawaban Pendamping Sosial.
Langkah 8: Mendemontrasikan Tahap Pengakhiran dan Rujukan (30’).
Langkah ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk secara khusus
memahami tentang pengakhiran pemecahan masalah dan rujukan dan hal-hal
apa yang dapat dilakukan di dalamnya, sekaligus mempraktekannya.
Fasilitator menjelaskan kepada Pendamping Sosial hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap pengakhiran dan rujukan dengan menggunakan Power
Point tentang pengakhiran dan rujukan.
Fasilitator menanyakan kepada kelompok besar :
Pada saat seperti apa pengakhiran dan rujukan dilakukan ?
Apa hambatan saat melakukan pengakhiran dan rujukan ?
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 10
Siapa pihak yang dapat digunakan untuk merujuk permasalahan yang
dihadapi oleh Penerima Manfaat yang ditangani.
Langkah 9: Refleksi dan Penutup (15’).
Pada langkah ini diulas kembali hal-hal penting, sekaligus sebagai proses evaluasi
terhadap penyampaian substansi materi.
Pada langkah ini, Fasilitator mengulas kembali hal-hal penting, sekaligus
sebagai proses evaluasi bagi peserta terhadap pemahaman materi yang sudah
dibahas.
Fasilitator melakukan refleksi dan evaluasi dengan menanyakan kepada
beberapa peserta :
“Apa manfaat mempelajari modul ini bagi peserta dalam menjalankan
tugasnya sebagai SDM Pendamping Soial ?”
"Apa pengalaman yang dimiliki terkait dengan materi yang telah dipelajari ?”
“Kesulitan apa yang dihadapi saat mempelajari materi ini?".
"Pengetahuan baru apa yang didapatkan dan perlu dikembangkan lebih
lanjut?”
“apa manfaat mempelajari modul ini bagi Pendamping Sosial dalam
menjalankan tugasnya”.
Selanjutnya Fasilitator menyampaikan rakuman dan “kata kunci” terkait
substansi materi dari pembelajaran Modul 4 dengan menggunakan PPT
tentang Rangkuman.
Fasilitator mengajak pada Pendamping Sosial yang merupakan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) untuk dapat memberikan layanan kepada
Penerima Manfaat yang merupakan bagian dari Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS) sesuai dengan tahapan pertolongan.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 11
Kegiatan Belajar :
BAB II.TAHAPAN PERTOLONGAN 5 1 0 M e n i t
Tujuan dari Bab ini adalah memberikan pemahaman kepada
Pendamping Sosial untuk dapat melakukan tahapan pertolongan yang dapat
digunakan dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh Penerima
Manfaat. Diharapkan dengan diberikannya pemahaman tentang tahapan
pertolongan, kompetensi Pendamping Sosial dalam memberikan layanan
dapat meningkat. Disamping sebagai persiapan dan pembekalan buat
Pendamping Sosial untuk dapat mengikuti sertifikasi.
Bab ini mengantarkan kepada Pendamping Sosial untuk dapat mempraktekan
tahapan pertolongan, meliputi tahap: Pendekatan Awal; Identifikasi Masalah;
Rencana Pemecahan Masalah; Pemecahan Masalah; Monitoring dan Evaluasi; dan
Pengakhiran dan Rujukan. Pada setiap tahapan pertolongan dilakukan pendalaman
materi dengan menggunakan Lembar Kerja yang di dalamnya memuat diskusi
kelompok, pembahasan kasus, presentasi, demontrasi dan role play.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, seorang Pendamping Sosial tidak
jarang menghadapi suatu permasalahan, baik permasalahan invidu, kelompok
maupun masyarakat Penerima Manfaat. Agar dapat mengatasi permasalahan
tersebut, dituntut kemampuan Pendamping Sosial untuk dapat melakukan
pertolongan sesuai dengan tahapan pertolongan pekerjaan sosial.
Menurut Model Intervensi Generalis (Kirst-Ashman & Hull, Jr., 2006), tahapan
pertolongan adalah sebagai berikut:
A. DESKRIPSI SINGKAT BAB II
B. URAIAN MATERI
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 12
1. Engagement (pendekatan awal). Contoh: memperkenalkan diri dan meminta
anggota kelompok memperkenalkan diri.
2. Assessment. Mengetahui/memahami tujuan kelompok, kebutuhan dan potensi
anggota kelompok dan komitmen mereka bagi kelompok. Mengenali kekuatan/
kelebihan masing-masing anggota dapat membantu fokus pada pertumbuhan/
perkembangan dan membantu memberdayakan kelompok. Anggota kelompok
juga mesti mengidentifikasi isu-isu dan masalah yang akan mereka atasi.
3. Planning. Mengidentifikasi tindakan/aksi yang akan diambil untuk menyelesaikan
tugas atau mengatasi masalah kelompok. Termasuk di dalamnya memprioritaskan
masalah/isu yang akan diatasi. Alternatif tindakan juga mesti dipikirkan.
Kemudian memilah dan memilih tujuan (goals & objectives) yang hendak dicapai
untuk menentukan rencana tindakan apa yang akan dilakukan.
4. Implementation (intervensi). Tahap pelaksanaan atau mengerjakan, dimana
anggota kelompok bekerja sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
5. Evaluasi. Setiap tujuan harus terukur sehingga dapat dievaluasi/dinilai
kemajuanya.
6. Terminasi. Tahap ini merupakan pengakhiran dalam setiap pertolongan.
Dalam hal ini tahapan pertolongan Pendamping Sosial terdiri dari 6 (enam)
tahapan yang mengacu pada tahapan pertolongan pekerjaan sosial, seperti terlihat
pada Gambar 2.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 15
Adapun penjelasan masing-masing tahapan pertolongan Pendamping Sosial
yang ada di Gambar 2 sebagai berikut :
1. Tahap Pendekatan Awal
Pendekatan awal merupakan upaya Pendamping Sosial dalam melakukan
pertemuan awal dengan Penerima Manfaat, pemangku kepentingan serta pihak
terkait lainnya dengan tujuan mendapatkan dukungan dalam memberikan
pelayanan sosial khususnya bagi Penerima Manfaat. Dalam hal ini Pendamping
Sosial dapat mencari/menemukan Penerima Manfaat untuk diberikan
pendampingan terkait permasalahan yang dihadapinya. Dapat juga Penerima
Manfaat mencari Pendamping Sosial untuk memperoleh layanan pendampingan
karena merasa memiliki kebutuhan dan permasalahan. Tahap pendekatan awal
penting dilakukan dalam pelayanan yang diberikan kepada Penerima Manfaat
dengan tujuan :
a. Membangun kepercayaan dan keterbukaan antara Pendamping Sosial dengan
Penerima Manfaat dan dengan berbagai pihak dalam tahap pendekatan awal.
Disini Pendamping Sosial dapat melakukan teknik pembauran kegiatan dengan
Penerima Manfaat, dapat juga
melakukan wawancara dan observasi.
Dalam proses pelaksanaan kegiatan
layanan diupayakan adanya
kepercayaan dari Penerima Manfaat,
melalui keikutsertaan Pendamping
Sosial dalam suatu kegiatan yang
dilaksanakan di wilayah Penerima Manfaat. Beberapa contoh kegiatan yang
bisa dilakukan oleh Pendamping Sosial adalah kegiatan pertemuan dengan
perangkat/petugas di kantor kecamatan/kelurahan, kerja bakti di wilayah
Penerima Manfaat, visitasi ke rumah Penerima Manfaat dan lain sebagainya.
b. Membangun komunikasi dan menjalin relasi yang secara rinci akan dibahas
pada Modul 5 dengan Penerima Mnafaat dan pihak terkait seperti pemerintah
daerah setempat tingkat kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan dan RW/RT
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 16
atau tokoh masyarakat lainnya. Dengan terjalinnya komunikasi dan relasi serta
kepercayaan dengan pihak terkait maka diharapkan kegiatan pendampingan
dan atau pemberian layanan selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
Pertemuan tersebut dapat dilakukan secara formal, informal dan nonformal
dengan menjelaskan kebijakan dan pengetahuan sesuai program serta
menjelaskan maksud dan tujuan layanan yang diberikan oleh Pendamping
Sosial dalam suatu program.
c. Membangun motivasi Penerima Manfaat dan keluarganya untuk
menumbuhkan kesadaran akan permasalahan yang dihadapi dan memerlukan
upaya untuk mengatasinya. Motivasi secara langsung melalui pertemuan tatap
muka baik secara individual maupun secara kelompok. Motivasi secara tidak
langsung melalui penyuluhan sosial yang bersifat edukatif dan persuasif, baik
melalui lisan dan tulisan.
Sasaran:
a. Penerima Manfaat/Sasaran Program/PPKS.
b. Keluarga dan masyarakat.
2. Tahap Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan kegiatan mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis dan merumuskan masalah,
kebutuhan, potensi serta sumber yang
dapat dimanfaatkan dalam upaya
pemecahan masalah. Identifikasi
masalah merupakan tindakan untuk
memahami, merumuskan masalah serta
mengungkapkan dan menggali informasi
sebab terjadinya masalah dan akibat yang ditimbulkan atas masalah tersebut.
Kegiatan ini dilakukan melalui metode partisipatif.
Tujuan kegiatan ini adalah terumuskan dan terungkapnya kebutuhan atau masalah
utama yang dihadapi atau dirasakan oleh Penerima Manfaat serta terumuskannya
hubungan sebab akibat antar masalah.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 17
Pendamping Sosial perlu menentukan teknik identifikasi kebutuhan dan
permasalahan yang dinilai efektif dilakukan oleh Pendamping Sosial. Pendamping
Sosial juga dapat menentukan apakah permasalahan yang ditangani bersifat
perseorangan, kelompok atau komunitas. Sekaligus memahami kondisi obyektif
Penerima Manfaat secara komprehensif, guna menyusun rencana pemecahan
dan tindakan pemecahan yang tepat. Produk atau hasil dari kegiatan ini menjadi
dasar pengambilan keputusan tentang rencana pemecahan dan upaya yang akan
dilakukan untuk mencapainya.
Secara umum berikut adalah teknik dalam melakukan identifikasi masalah dan
kebutuhan, di antaranya :
a. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh
informasi dan gambaran umum tentang Penerima Manfaat, meliputi : biodata,
pengalaman, kebutuhan, permasalahan dan lain-lain.
b. Pertemuan kelompok melalui teknik Focus Group Discussion (FGD) merupakan
diskusi terfokus dari
suatu kelompok
untuk membahas
suatu kebutuhan
atau masalah
tertentu dari
Penerima Manfaat.
Teknik ini dinilai
dapat digunakan jika
Pendamping Sosial melakukan tahapan pertolongan kepada Penerima Manfaat
yang bersifat kelompok atau komunitas di suatu wilayah.
c. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang diikuti pencatatan secara
urut oleh Pendamping Sosial kepada Penerima Manfaat.
d. Studi Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data
yang mendukung kegiatan pendampingan. Data tersebut dapat diperoleh dari
Kementerian Sosial, Dinas Sosial dan lembaga terkait lainnya.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 18
e. Dalam penerapan teknik pengungkapan dan penggalian kebutuhan dan
permasalahan, Pendamping Sosial
dapat melakukan pertemuan
individu atau kelompok dengan
Penerima Manfaat bahkan
pertemuan dengan pihak terkait.
Pendamping Sosial juga dapat
mengembangkan jejaring dan
kerjasama dengan profesi lain salah satunya Pekerja Sosial begitupun pada
setiap tahapan pertolongan. Materi terkait dengan jejaring dan kerjasama
secara lebih rinci akan dibahas pada Modul 8.
Kegiatan identifikasi masalah terdiri atas:
a. Kegiatan persiapan merupakan upaya membangun hubungan antara
Pendamping Sosial dan Penerima Manfaat untuk menyusun instrumen yang akan
digunakan.
b. Kegiatan pengumpulan data dan informasi merupakan upaya untuk
mendapatkan data dan informasi dari Penerima Manfaat.
c. Kegiatan analisis merupakan kegiatan interpretasi data dan informasi guna
menemukan masalah dan kebutuhan Penerima Manfaat.
d. Kegiatan temu bahas kasus (Case Conference/CC) merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi masalah dan mengetahui kebutuhan Penerima Manfaat,
dimana Pekerja Sosial menjadi Manager Kasusnya dan Pendamping Sosial
dapat menjadi salah satu peserta temu bahas kasus (Case Conference) dalam
kegiatan managemen kasus yang dilakukan oleh Pekerja Sosial.
Dalam hal ini manajemen kasus merupakan pelayanan yang diberikan kepada
Penerima Manfaat yang rentan agar mereka memperoleh bantuan yang
dibutuhkan dalam sistem pemberian pelayanan yang terfragmentasi atau
terbagi-bagi. Misalnya untuk penanganan kesehatan Penerima Manfaat
melibatkan tenaga medis, untuk penanganan kasus hukum melibatkan
kepolisian. Sedangkan untuk melihat kebiasaan Penerima Manfaat melibatkan
pendamping sosial.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 19
Hasil dari kegiatan identifikasi masalah adalah :
1) Dokumen hasil identifikasi masalah serta diagnose, berisikan data akurat
tentang kondisi, potensi, kemampuan, kebutuhan, dinamika permasalahan
dan sistem sumber yang tersedia. Sistem sumber ini terdiri dari 4 (empat)
komponen meliputi :
a) Sistem Penerima Manfaat, merupakan objek utama yang akan dibantu
penanganan masalahnya;
b) Sistem sasaran, merupakan orang yang berpengaruh besar terhadap
upaya penanganan masalah Penerima Manfaat;
c) Sistem kegiatan, merupakan program kegiatan yang akan digunakan
untuk penanganan masalah Penerima Manfaat; dan
d) Sistem pelaksana kegiatan, merupakan individu yang akan melaksanakan
kegiatan penanganan masalah yang dihadapi oleh Penerima Manfaat.
2) Laporan hasil kegiatan identifikasi
3. Tahap Rencana Pemecahan Masalah
Tahap rencana pemecahan masalah harus didasarkan pada hasil identifikasi yang
telah dilakukan. Fungsi rencana
pemecahan masalah adalah untuk
menyepakati pelayanan apa yang
tepat diberikan kepada Penerima
Manfaat sesuai dengan kebutuhan
dan masalahnya.
Tahap rencana pemecahan masalah
yang dilakukan secara partisipatif merupakan suatu tindakan sistematis untuk
memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan dengan melibatkan
Penerima Manfaat. Tujuan dari rencana pemecahan masalah adalah
mengembangkan rincian kegiatan dan sistem perencanaan yang partisipatif
berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Penerima Manfaat.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 20
Berdasarkan Gambar 2 bahwa tahap pertolongan kepada Penerima Manfaat bisa
bersifat perseorangan, untuk ini Pendamping Sosial dapat menentukan
beberapa langkah, seperti :
a. Menentukan fokus permasalahan yang akan ditangani berdasarkan hasil
identifikasi pemecahan masalah;
b. Menentukan dan menguraikan tujuan dari pemecahan masalah;
c. Menentukan dan menguraikan rencana pemecahan masalah secara
komprehensif meliputi; metode, teknik, strategi, fungsi, tugas dan peran
Pendamping Sosial;
d. Menentukan Potensi dan Sumber kesejahteraan Sosial (PSKS) atau sistem
sumber yang dapat diakses; dan
e. Menentukan rentang waktu pelaksanaan kegiatan.
Jika Pendamping Sosial menentukan rencana pemecahan masalah bersama
kelompok atau komunitas, maka Pendamping Sosial dapat melakukan hal
seperti kepada perseorangan di atas dan melakukan pertemuan kelompok
bersama Penerima Manfaat dengan menentukan rencana pelaksanaan kerja
yang spesifik dalam jangka waktu tertentu.
Pendamping Sosial dapat memfasilitasi pertemuan bersama kelompok atau
komunitas Penerima Manfaat agar rencana pelaksanaan kerja atau proses
pemecahan masalah dapat berjalan dengan baik.
Adapun formulir yang dapat digunakan untuk menyusun rencana pemecahan
masalah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah
Masalah/ kebutuhan
Prioritas Rencana Kegiatan
Pemecahan Masalah
(Jenis layanan)
Tujuan Metode Teknik Fungsi, Tugas, Peran
Pendamping sosial
PSKS/ Sistem Sumber
Waktu &
Tempat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 21
Dari Tabel 1 tentang penyusunan rencana pemecahan masalah,
Pendamping Sosial dapat menentukan urutan prioritas permasalahan dari hasil
identifikasi masalah. Tabel atau formulir tersebut dapat diisi secara partisipatif
bersama dengan Penerima Manfaat, guna menyusun rencana kegiatan apa saja
yang bisa dilakukan untuk merespon permasalahan yang dihadapi. Untuk
metode, teknik, fungsi, tugas dan peran dapat mengacu pada Modul 1.
Secara partisipatif maka ditentukan kegiatan yang akan dilakukan, bisa
berupa: penyuluhan sosial, pemberdayaan, advokasi sosial yang secara rinci
akan dibahas pada Modul 7 atau
kegiatan lainnya. Pendamping Sosial
dapat bekerjasama dengan Pekerja
Sosial serta Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) seperti
terdapat pada Modul 2 dalam
menyusun rencana pemecahan
masalah. Hal ini merupakan kelanjutan dari proses identifikasi masalah jika di
awal penanganan dilakukan oleh Pendamping Sosial bekerjasama dengan Pekerja
Sosial. Pola kolaborasi semacam ini cenderung lebih efektif dalam penanganan
permasalahan, seperti dokter dan perawat dalam menangani pasien, atau polisi
dan TNI dalam menjaga keamanan negara. Maka Pekerja Sosial dan Pendamping
Sosial dapat berkolaborasi dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh
Penerima Manfaat.
Kegiatan penyusunan rencana pemecahan masalah meliputi:
a. Membuat skala prioritas masalah dan kebutuhan Penerima Manfaat ;
b. Menentukan jenis layanan dan rujukan sesuai dengan masalah dan kebutuhan
Penerima Manfaat; dan
c. Membuat kesepakatan jadwal pelaksanaan pemecahan masalah.
Hasil dari kegiatan penyusunan rencana pemecahan masalah adalah dokumen
rencana kegiatan bagi Penerima Manfaat yang akan ditangani.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 22
4. Tahap Pemecahan Masalah
Pelaksanaan pemecahan masalah dilakukan berdasarkan rencana pemecahan
masalah yang telah disusun bersama Penerima Manfaat. Pendamping Sosial mulai
melaksanakan program kegiatan pemecahan masalah dengan melibatkan secara
aktif Penerima Manfaat yang dilayani. Pelaksanaan pemecahan masalah
membutuhkan teori/pengetahuan seperti terdapat pada Modul 3,
membutuhkan nilai, etika, norma, peran, metode dan teknik seperti terdapat
pada Modul 1 yang harus dimiliki Pendamping Sosial.
Dalam proses pertolongan perseorangan, Pendamping Sosial dapat melakukan
diskusi atau wawancara mendalam dengan Penerima Manfaat yang dilayani
untuk mendiskusikan tentang perkembangan upaya pemecahan masalah yang
dilakukan. Pendamping Sosial juga dapat melakukan fungsi supporting, mediasi,
advokasi, fasilitasi, menjangkau aksesibilitas, memberikan rujukan dan lain
sebagainya, seperti yang terdapat pada Modul 1.
Sedangkan proses pertolongan yang bersifat kelompok atau komunitas,
Pendamping Sosial dapat menggunakan diskusi kelompok terfokus (FGD) dan
tukar pikiran untuk mencapai kesepakatan. Teknik yang digunakan oleh
Pendamping Sosial adalah dengan teknik persentasi terlebih dahulu mengenai
tahapan kegiatan yang akan dilakukan dan dengan memaksimalkan upaya :
a. Pengembangan Masyarakat.
Pengembangan masyarakat secara umum meliputi perencanaan,
pengkoordinasian dan pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program
kemasyarakatan. Salah satu contohnya
adalah melakukan penyuluhan sosial
dengan tema pendidikan dan
pengasuhan anak, upaya
penanggulangan bencana, upaya
peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan, seputar kesehatan/gizi
dan lain sebagainya.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 23
b. Pendampingan Sosial
Pendamping Sosial melakukan pendampingan sosial untuk membantu
Penerima Manfaat dengan mengedepankan partisipasi sosial dan
pemberdayaan masyarakat. Pendamping Sosial dapat melakukan fasilitasi,
mediasi dan advokasi kepada Penerima Manfaat yang dilayaninya.
c. Pengembangan Organisasi Lokal
Pengembangan organisasi lokal adalah pendayagunaan dan pengembangan
organisasi yang terdapat di masyarakat
agar dapat menyelenggarakan
pengembangan masyarakat atau
menjadi pelaksana pengembangan
masyarakat dalam meningkatkan usaha
kesejahteraan sosial. Misalnya:
pengembangan organisasi lokal yang peduli kepada penyandang Disabilitas,
lanjut usia, korban perdagangan orang dan lain-lain.
Pelaksanaan kegiatan berorientasi pada kegiatan untuk mendorong perubahan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Hal ini dilakukan agar dukungan
yang diberikan maupun perubahan yang terjadi dapat dievaluasi dan diukur
keberhasilannya.
Pada pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah, beberapa “metode dan teknik”
yang telah dibahas pada Modul 1 dapat menjadi pilihan untuk dapat digunakan
sesuai dengan hasil identifikasi.
5. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan pemantauan terhadap semua proses kegiatan yang
dilaksanakan. Monitoring dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung, baik
oleh lembaga yang mempekerjakan maupun oleh Pendamping Sosial itu sendiri
terkait dengan perubahan yang terjadi pada diri Penerima Manfaat yang
dilayaninya.
Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan atau perubahan yang
terjadi pada Penerima Manfaat sebagai dampak dari kegiatan yang sudah
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 24
direncanakan. Evaluasi dilakukan baik selama proses kegiatan berlangsung
maupun pada akhir bahkan setelah program/kegiatan berakhir.
Evaluasi ini dilakukan selain untuk melihat perkembangan dan perubahan yang
terjadi, juga dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan
dapat tercapai. Disamping sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan
yang dilakukan oleh Pendamping Sosial.
Pada tahap ini, Pendamping Sosial melakukan diskusi dengan Penerima Manfaat
dan rekan sejawat pada setiap tahapan dari awal sampai dengan akhir dan
melakukan pencatatan dan pelaporan atas kegiatan yang telah dilakukan, yang
secara rinci akan dibahas pada Modul 10. Untuk dapat mengisi form evaluasi
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Evaluasi Pelaksanaan Pertolongan Pendamping Sosial
No
Tahapan Aspek Kegiatan Nilai Keterangan (Hambatan, tantangan, peluang)
1 Pendekatan Awal Sosialisasai
Dukungan
2 Identifikasi Masalah
Persiapan/penyusunan instrumen yang akan digunakan.
Pengumpulan data dan informasi
Analisis hasil identifikasi
Temu bahas kasus (Case Conference)
3 Rencana Prioritas
Pemecahan Rencana kegitan (jenis layanan)
Masalah Tujuan kegiatan
Metode
Teknik
Peran
Waktu dan tempat
Potensi dan sumber
4 Pemecahan Kegiatan pemecahan masalah ke 1
Masalah Kegiatan pemecahan masalah ke 2
Kegiatan Pemecahan masalah ke 3, dst
5 Evaluasi Evaluasi
6 Pengakhiran dan Pengakhiran
Rujukan Rujukan
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 25
NB :
Aspek kegiatan yang ada dalam Tabel 2 merupakan aspek kegiatan standar,
dalam pelaksanaannya di lapangan Pendamping Sosial dapat menambahkan
sesuai dengan rincian kegiatan yang dilakukan.
Pendamping Sosial melakukan diskusi untuk melakukan penilaian pada setiap
tahapan dari awal sampai dengan akhir dengan Penerima Manfaat dan rekan
sejawat, dengan penentuan nilai :
1 (satu) = kurang,
2 (dua) = cukup
3 (tiga) = baik
4 (empat) = sangat baik.
6. Tahap Pengakhiran dan Rujukan
Tahap pengakhiran pemecahan masalah merupakan kegiatan pemutusan
pemberian pelayanan sosial. Tujuan kegiatan ini agar Penerima Manfaat dapat
mandiri tidak tergantung secara terus menerus kepada layanan. Kegiatan
pengakhiran penanganan masalah meliputi:
a. Identifikasi keberhasilan yang telah dicapai Penerima Manfaat dilihat dari aspek
biopsikososial dan spiritual; dan
b. Kunjungan kepada keluarga dan pihak terkait dengan kehidupan Penerima
Manfaat.
Tahap ini merupakan tahap pengakhiran atau pemutusan kegiatan. Hal ini
dilakukan bila tujuan pertolongan telah dicapai atau permintaan sendiri Penerima
Manfaat yang dilayani, karena faktor tertentu. Pendamping Sosial dapat
memberikan form pengakhiran pemecahan masalah yang ditandatangani oleh
Pendamping Sosial dan Penerima Manfaat yang menerima pelayanan.
Proses pengakhiran pemecahan masalah harus dilakukan, agar Penerima Manfaat
yang menerima pelayanan dapat berdaya secara mandiri tanpa bantuan dari
pemerintah, Pendamping Sosial dan profesi lainnya.
Rujukan merupakan pengalihan layanan kepada pihak lain agar Penerima Manfaat
memperoleh layanan lanjutan yang sesuai dengan masalah dan kebutuhannya.
Hal yang dilakukan pada kegiatan rujukan, di antaranya :
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 26
a. Melakukan referal Penerima Manfaat untuk mendapatkan pelayanan lebih
lanjut kepada pihak lain yang lebih berkompeten sesuai dengan masalah dan
kebutuhan.
b. Melakukan monitoring untuk memastikan Penerima Manfaat mendapatkan
layanan yang dibutuhkannya.
Adapun lembaga mitra yang dapat dijadikan rujukan terkait dengan
permasalahan yang dialami oleh Penerima Manfaat terdapat dalam Direktori
Lembaga Mitra Kementerian Sosial yang dikeluarkan oleh Biro Hubungan
Masyarakat Kementerian Sosial. Disamping terdapat pula pada Modul 2 terkait
dengan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Indikator keberhasilan pertolongan merupakan kondisi yang ingin dicapai dari
proses layanan dan pertolongan yang dilakukan. Indikator dari proses pemberian
layanan dan pertolongan adalah meningkatnya keberfungsian sosial Penerima
Manfaat sesuai dengan kapasitasnya. Capaian keberhasilan bukan saja bagi Penerima
Manfaat secara individu, tetapi juga menyangkut keluarga dan masyarakat. Adapun
indikator keberhasilan yang diharapkan muncul, antara lain :
1. Bagi Penerima Manfaat:
a. Meningkatnya keberfungsian sosial Penerima Manfaat.
b. Meningkatnya kemampuan relasi Penerima Manfaat dalam keluarga
c. Meningkatnya kemampuan bersosialisasi Penerima Manfaat dengan lingkungan
di luar keluarga.
d. Meningkatnya orientasi mobilitas (mengurangi ketergantungan Penerima
Manfaat kepada orang lain).
e. Mampu menerapkan keterampilan teknis.
f. Mampu bekerja di rumah/keluarga dan dengan orang lain.
g. Mampu bekerja pada sektor formal, informal dan non formal.
h. Mempunyai orientasi kerja dan masa depan.
i. Meningkatnya kemandirian.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN PERTOLONGAN
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 27
2. Bagi Keluarga:
a. Meningkatnya dukungan sosial keluarga (family support). Terkait dengan
dukungan keluarga akan dibahas lebih rinci pada Modul 9.
b. Meningkatnya kapasitas/kemampuan dan keterampilan keluarga dalam
mendukung keberfungsian sosial Penerima Manfaat.
3. Bagi Komunitas dan Masyarakat:
a. Meningkatnya dukungan sosial komunitas dan masyarakat terhadap Penerima
manfaat dan keluarganya. Terkait dengan dukungan komunitas dan
masyarakat akan dibahas lebih rinci pada Modul 9.
b. Hilangnya stigma terhadap Penerima Manfaat.
1. Tahapan pertolongan yang dilakukan oleh Pendamping Sosial terdiri dari 6 (enam)
tahapan yang mengacu pada tahapan pertolongan pekerjaan sosial.
2. Tahap pendekatan awal merupakan upaya Pendamping Sosial dalam melakukan
pertemuan awal dengan Penerima Manfaat, pemangku kepentingan serta pihak
terkait lainnya dengan tujuan mendapatkan dukungan dalam memberikan
pelayanan sosial khususnya bagi Penerima Manfaat.
3. Tahap identifikasi masalah merupakan tindakan untuk memahami, merumuskan
masalah serta mengungkapkan dan menggali informasi sebab terjadinya masalah
dan akibat yang ditimbulkan atas masalah.
4. Tahap rencana pemecahan masalah harus didasarkan pada hasil identifikasi yang
telah dilakukan. Fungsi perencanaan pemecahan masalah adalah untuk
menyepakati pelayanan apa yang tepat diberikan kepada Penerima Manfaat
sesuai dengan masalahnya.
5. Tahap pemecahan masalah dilakukan berdasarkan rencana pemecahan masalah
yang telah disusun bersama Penerima Manfaat. Pendamping Sosial mulai
melaksanakan program kegiatan pemecahan masalah dengan melibatkan secara
aktif Penerima Manfaat yang dilayani.
RANGKUMAN
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 28
6. Tahap monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai kegiatan untuk memantau dan
mengevaluasi terhadap semua proses kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan
perubahan yang terjadi pada diri Penerima Manfaat yang dilayani. Evaluasi
dilakukan baik selama proses kegiatan berlangsung maupun pada akhir program/
kegiatan.
7. Tahap pengakhiran pemecahan masalah merupakan kegiatan pemutusan
pemberian pelayanan sosial, yang ditujukan agar Penerima Manfaat dapat mandiri
dan tidak tergantung secara terus menerus kepada layanan. Sedangkan rujukan
merupakan pengalihan layanan kepada pihak lain agar Penerima Manfaat
memperoleh layanan lanjutan yang sesuai dengan masalahnya.
8. Indikator keberhasilan dari proses pertolongan adalah kondisi yang ingin dicapai
dari proses pertolongan yang dilakukan, berupa meningkatnya keberfungsian
sosial Penerima Manfaat sesuai dengan kapasitasnya. Capaian keberhasilan bukan
saja bagi Penerima Manfaat secara individu, tetapi juga menyangkut keluarga dan
masyarakat.
LEMBAR KERJA 4.1
“Diskusi Kelompok”
Tahapan Pertolongan
Fasillitator membagi Pendamping Sosial menjadi 3 (tiga) kelompok dan
meminta Kelompok untuk menyusun Puzzle tahapan pertolongan beserta
artinya dari masing-masing tahapan.
Fasilitator menyediakan Fuzzle berupa potongan kertas tentang tahapan
pertolongan pada Bagian A dan Puzzle potongan kertas Bagian B arti dari
masing-masing tahapan pertolongan.
Fasilitator meminta Pendamping Sosial memaparkan hasil diskusi kelompoknya.
Fasilitator melihat hasil penyajian dari masing-masing kelompok, apakah ada
yang salah dalam menempatkan urutan tahapannya dan dalam memasangkan
dengan arti dari masing-masing tahapan.
Fasilitator mengklarifikasi.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 29
LEMBAR KERJA 4.2Lembar Kerja 4.2.
“Role Play”
Tahap Pendekatan Awal
Fasilitator meminta Pendamping Sosial memilih kasus yang akan digunakan
sampai akhir yang memuat 5W +1 H
Dengan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk dan dengan kasus yang
sudah dipilih, kelompok melakukan Role Play kegiatan pendekatan awal yang
di dalamnya dilakukan upaya :
Membangun kepercayaan, keterbukaan, komunikasi, relasi dan motivasi
antara Pendamping Sosial dan Penerima Manfaat dan dengan berbagai
pihak terkait. Upaya dilakukan dengan menerapkan Nilai, Etika, Norma,
Fungsi, Tugas, dan Peran Pendamping Sosial yang sudah dipelajari pada
Modul 1.
Masing-masing kelompok melakukan Role Play terkait dengan kegiatan
pendekatan awal.
LEMBAR KERJA 4.3
“Simulasi”
Tahap Identifikasi Masalah
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah terbentuk, melakukan Simulasi.
Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk menggambar satu batang
pohon besar (dapat juga batang pohon disediakan oleh Fasilitator) dan
kemudian Fasilitator memulai dengan bertanya “apa permasalahan yang terjadi
pada kasus 4.1”. Ketika peserta menemukan jawabannya, minta peserta untuk
menuliskan jawabannya di daun pohon dan tanyakan lagi pertanyaan yang
sama, sehingga dapat tergali semua permasalahan yang dihadapi Penerima
Manfaat. (Fasilitator menyediakan potongan kertas sebagai daun untuk diisi
oleh peserta, dapat juga daun dibuat langsung oleh peserta).
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 30
Fasilitator melanjutkan dengan bertanya “apa dampak yang akan terjadi jika
permasalahan tersebut tidak di atasi ?”. Ketika peserta menemukan
jawabannya, minta peserta untuk menuliskan jawabannya sebagai buah dari
pohon dan tanyakan lagi pertanyaan yang sama. (Fasilitator menyediakan
potongan kertas sebagai buah untuk diisi oleh peserta, dapat juga buah dibuat
langsung oleh peserta).
Fasilitator menanyakan kepada peserta “apa yang menjadi penyebab dari
masalah tersebut?”. Ketika peserta menemukan jawabannya, tuliskan jawaban
tersebut pada akar dari pohon dan tanyakan lagi pertanyaan yang sama.
(penyebab masalah dapat dibuat oleh peserta pada bagian akar).
Setelah menuliskan permasalahan yang dihadapi Penerima Manfaat, minta
peserta untuk memikirkan solusi dari masing-masing masalah. Ketika mereka
menemukan solusinya, minta peserta untuk menuliskannya di sticky notes dan
menempelkannya di sebelah masing-masing masalah.
Tanyakan kepada masing-masing kelompok: “Mana di antara masalah yang ada
yang memiliki dampak paling besar dan menuntut upaya yang segera untuk
diatasi ?”
Fasilitator membimbing peserta untuk menemukan fokus permasalahan yang akan
ditangani berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, dengan melingkari masalah
yang memiliki dampak paling besar dan akar masalah paling sulit untuk diatasi
menjadi prioritas penanganan masalah.
LEMBAR KERJA 4.4
“Simulasi”
Tahap Rencana Pemecahan Masalah
Fasilitator meminta Pendamping Sosial tetap bekerja pada kelompok yang
sama.
Berdasarkan hasil diskusi pada Lembar Kerja 4.3 dengan prioritas masalah yang
sudah ditentukan kelompok, Fasilitator meminta peserta untuk melakukan
perencanaan pemecahan masalah dengan menggunakan Tabel 1 tentang
Rencana Pemecahan Masalah.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 31
Setelah selesai fasilitator meminta peserta untuk memaparkan hasil diskusi
dengan cara window shopping.
Form : Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah
Masalah/ kebutuhan
Prioritas Rencana Kegiatan
pemecahan masalah
(jenis layanan)
Tujuan Metode Teknik Fungsi, Tugas, Peran
Pendamping sosial
PSKS/ Sistem sumber
Waktu &
Tempat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
LEMBAR KERJA 4.5
“Role Play”
Tahap Pemecahan Masalah
Fasilitator meminta Pendamping Sosial dengan menggunakan kelompok yang
sudah terbentuk melakukan Role Play sesuai dengan hasil perencanaan
pemecahan masalah yang sudah dilakukan pada Lembar Kerja 4.4 untuk
menangani kasus yang sudah dipilih oleh masing-masing kelompok dan
bagaimana kesepakatan pengakhiran pemecahann masalah dilakukan antara
Pendamping Sosial dengan Penerima Manfaat dan jika harus dirujuk.
Masing-masing kelompok menanggapi Role Play yang dilakukan oleh kelompok
lain secara bergantian terkait dengan kegiatan pelaksanaan pemecahan
masalah.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 32
LEMBAR KERJA 4.6
“Simulasi”
Tahap Evaluasi
Fasilitator meminta Pendamping Sosial tetap bekerja pada kelompok yang
sama.
Berdasarkan hasil diskusi pada Lembar Kerja 4.2 sampai Lembar Kerja 4.5,
Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi terkait tahapan
pertolongan yang sudah dilakukan dengan menggunakan Tabel 2.
Setelah selesai Fasilitator meminta peserta untuk memaparkan hasil diskusinya.
Form : Evaluasi Pelaksanaan Pertolongan Pendamping Sosial
No Tahapan Aspek Kegiatan Nilai Keterangan (Hambatan, tantangan, peluang)
1 Pendekatan Awal Sosialisasai
Dukungan
2 Identifikasi Masalah
Persiapan/penyusunan instrumen yang akan digunakan.
Pengumpulan data dan informasi
Analisis hasil identifikasi
Temu bahas kasus (Case Conference)
3 Rencana Prioritas
Pemecahan Rencana kegitan (jenis layanan)
Masalah Tujuan kegiatan
Metode
Teknik
Peran
Waktu dan tempat
Potensi dan sumber
4 Pemecahan Kegiatan pemecahan masalah ke 1
Masalah Kegiatan pemecahan masalah ke 2
Kegiatan Pemecahan masalah ke 3, dst
5 Evaluasi Evaluasi
6 Pengakhiran dan Pengakhiran
Rujukan Rujukan
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 33
NB :
Aspek kegiatan yang ada dalam Tabel 2 merupakan aspek kegiatan standar,
dalam pelaksanaannya di lapangan Pendamping Sosial dapat menambahkan
sesuai dengan rincian kegiatan yang dilakukan.
Pendamping Sosial melakukan diskusi untuk melakukan penilaian pada setiap
tahapan dari awal sampai dengan akhir dengan Penerima Manfaat dan rekan
sejawat, dengan penentuan nilai :
1 (satu) = kurang,
2 (dua) = cukup
3 (tiga) = baik
4 (empat) = sangat baik.
Evaluasi terhadap Pendamping Sosial pelatihan dilakukan secara kualitatif
dengan cara melihat antusiasme Pendamping Sosial baik dalam memperhatikan
paparan fasilitator, terlibat dalam kegiatan dan diskusi kelompok. Maupun dalam
mengajukan atau menjawab pertanyaan/klarifikasi dalam pembelajaran materi
tahapan pertolongan.
TES FORMATIF
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 34
Kegiatan Belajar :
BAB III. PENUTUP
Modul ini ditujukan terutama bagi SDM Pendamping Sosial untuk
meningkatkan kompetensi dan pemahamannya tentang tahapan pertolongan dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Penerima Manfaat, baik secara individu,
kelompok maupun masyarakat. Keberhasilan Pendamping Sosial dalam menjalankan
fungsi, tugas dan peran, salah satunya ditunjang oleh kemampuannya melakukan
pertolongan dengan menggunakan tahapan yang secara keilmuan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itulah modul ini disusun. Dalam proses pembelajaran
diharapkan:
1. Peserta mengikuti semua tahapan pembelajaran dan diskusi terprogram yang
telah ditetapkan.
2. Kesemua komponen bahan pembelajaran dalam modul ini dipadukan dengan
bahan tayang dan Lembar Kerja yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
materi pembelajaran modul.
3. Semua latihan pada modul ini wajib dikerjakan saat pembelajaran berlangsung.
Namun pada saat proses pembelajaran dimigrasikan kedalam bentuk e-learning
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 35
Adi Fahrudin. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Dwi Heru Sukoco. 1991. Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya.
Bandung: Kopma STKS Bandung.
Edi Suharto. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung:
Refika Aditama.
Friedlander, Walter A. 1982. Introductioning Social Welfare 3rd Edition. New Jersey:
Prentice-Hall. Ellen Netting. F, dkk. Alih Bahasa: Nelson Aritonang, dkk. 2001.
Praktek Makro Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS Bandung.
Kirst-Ashman, K.K. & Hull, Jr., G.H. 2006. Understanding Generalist Practice. 4th
Edition. USA: Thomson Brooks/Cole.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang Standar Rehabilitasi Sosial
dengan Pendekatan Pekerjaan Sosial.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 rahun 2017 tentang Sumber Daya Manusia
Penyelenggara Kesejahteraan Sosial.
Raden Dika Permatadiraja. 2019. Bahan Bacaan Tahapan Pertolongan Tenaga
Kesejahteraan Sosial. Tidak Dipublikasikan.
Zastrow, Charles. 2000. Introduction to Social Work and Social Welfare. United
States: Brooks Cole.
Zastrow, Charles. 1999. The Practice of Social Work. Sixth Edition. Pacific Grove:
Brooks/Cole Publishing Company. An International Thomson Publishing
REFERENSI
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 36
SRI TJAHJORINI SUGIHARTO lahir pada tanggal 12
Agustus 1967 di Bandung. Menyelesaikan pendidikan
untuk tingkat Sarjana pada tahun 1991 dari Sekolah
Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Kemudian
menyelesaikan pendidikan pascasarjana S-2 dari
Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekologi Manusia
Program Studi Penyuluhan Pembangunan pada Tahun
2001. Selanjutnya menyelesaikan S-3 di Institut
Pertanian Bogor dengan jurusan yang sama pada Tahun 2008.
Penempatan pertama sebagai PNS di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Grahita
“Kartini” Temanggung pada Tahun 1993 sampai tahun 1996. Kemudian pindah tugas
di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung (BPPKS)
yang sekarang menjadi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
(BBPPKS) Lembang Bandung. Sejak Tahun 2002 sampai sekarang betugas di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Jakarta dan saat ini menjabat sebagai
Widyaiswara Ahli Utama.
Berbagai seminar telah diikuti baik dalam dan luar negeri, diantaranya
Workshop on Right Based Sosial Work Approach Organized by Ministry of Social
Affairs of the Republic of Indonesia and Equitas, International Human Rights
Education-Montreal Canada (2010), International Workshop on Drug Demand
Reduction for Credentialing and Education of Addiction Professional (ICCE) Colombo
Plan Bangkok Thailand (2015).
Pelatihan yang pernah diikuti, diantaranya TOT PKPS (1997), Diklat Penyegaran
TKSM (1998), Diklat Metodologi Penelitian II (1998), Diklat Metodologi Pembelajaran
(1999), TOT Perencanaan Fungsional Pekerja Sosial (2002), TOT PDPS (2003), TOT
Petugas Pemberdayaan FM (2003), TOT Workshop TOTWorkshop On Right Based
Social Work Approach Organized By Ministry Of Social Affairs Of The Republic Of
BIODATA PENYUSUN DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 37
Indonesia And Equitas (2010), Diklat PIM III (2010), TOT Perlindungan Anak (2011),
TOT Konselor Adiksi Tahap Pertama Angkatan I (2015), TOT FDS (2016), Diklat
Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Utama (2015), Certtificate of Attendance for
Satifactorily completing a 10-days or 108 hours on Immersion Program Learning
Community and 13 Continuing Education hours (2015), TOT Penganggaran Peka
Damai (2015), TOT Pekerja Sosial Adiksi Napza Tahap Kedua Angkatan II (2015), TOT
Manajemen Lembaga Kesejahteraan Sosial (MLKS) (2017), Pembekalan Fasilitator
Bimbingan Orinetasi Pekerja Sosial Supervisor Program Keluarga Harapan selama 26
jam Pelejaran (2018), Pelatihan Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian
IOM (2018), TOT on “Foundational, Employment and Enterpreneurships Training”
EQWIPHUBs Canada (2018).
Pengalaman lain yang diperoleh adalah sebagai Narasumber diberbagai
kegiatan, Tenaga Pelatih/Fasilitor di Pusdiklat Kesejahteraan Sosial dan di Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial, Dinas Bimbingan
Mental dan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak,
Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyalahguna NAPZA dan menjadi Pekerja Sosial Adiksi
Napza yang tersertifikasi secara internasional. Tim Asistensi sekaligus Tim Ahli di
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial sejak Tahun 2010 hingga
Tahun 2018. Tim Pakar dan Tim Kelompok Kerja di Pusat Penyuluhan Sosial. Tim
Evaluasi Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) dan Tim Evaluasi Kegiatan Temu
Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga (TEPAK) bersama dengan Direktorat
Rehabilitasi Sosial Anak dan UNICEF. Disamping terlibat sebagai Narasumber dalam
penyusunan Pedoman serta Petunjuk Teknis di Direktorat Perlindungan Sosial Korban
Bencana Alam, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Pusat
Penyuluhan Sosial, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, dan lain-lain.
Pengkajian yang sudah dilakukan adalah Pengkajian dan Penyusun Kurikulum
Diklat Penanggulangan Bencana, Diklat Managemen Pembangunan Kabupaten
Daerah Tertinggal, Diklat Penanganan Pengungsi, Diklat Manajemen Pimpinan Panti,
Diklat Jabatan Fungsional Pekerjaan Sosial, Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial,
Diklat Konseling Anak, Diklat Kesehatan Jiwa, Diklat Manajemen SDM SLRT, Pelatihan
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 62
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT (RBPMD) TAHAPAN PERTOLONGAN
1. Nama Diklat : Pelatihan Dasar Pendamping Sosial.
2. Nama Mata Diklat : Tahapan Pertolongan
3. Alokasi Waktu : 12 JP (540 menit @ 45 menit).
4. Deskripsi Singkat : Pada saat melaksanakan tugas pendampingan dan pelayanan kepada Penerima Manfaat dengan alasan terdapat suatu
permasalahan, maka perlu memberikan layanan pertolongan agar permasalahannya bisa diatasi. Tidak jarang pada saat
memberikan pertolongan, menemui permasalahan seperti motivasi rendah dari Penerima Manfaat; anak dari Penerima Manfaat
yang rentan putus sekolah; Penerima Manfaat yang melakukan kekerasan pada anak, kesulitan ekonomi atau modal usaha dan
permasalahan lainnya. Dalam menghadapi situasi demikian, dipandang perlu memberikan pendampingan sosial sesuai dengan
tahapan pertolongan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya tahapan pertolongan Pendamping Sosial terdiri dari tahap: Pendekatan Awal; Identifikasi Masalah; Rencana
Pemecahan Masalah; Pemecahan Masalah; Monitoring dan Evaluasi; Pengakhiran dan Rujukan. Di dalamnya peserta juga
dikenalkan pada kegiatan temu bahan kasus (Case Conference) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari managemen kasus yang
merupakan tugas utama Pekerja Sosial sebagai Manager Kasus yang bekerja sama dengan pihak lain termasuk Pendamping Sosial
untuk menjadi peserta dalam temu bahan kasus (Case Conference).
2. RBPMD dan SAP
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 63
Beberapa metode pembelajaran digunakan secara variatif untuk dapat menyajikan modul, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Disamping dipergunakan pula beberapa Lembar Kerja untuk mempermudah peserta dalam menangkap substansi modul.
5. Tujuan Pembelajaran
a. Hasil Belajar : Setelah mengikuti diklat diharapkan Pendamping Sosial mampu menguraikan dan mendemontrasikan tahapan pertolongan dengan baik
dan benar.
b. Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan diharapkan Pendamping Sosial mampu :
1) Menguraikan tahapan pertolongan.
2) Menerapkan tahap pendekatan awal.
3) Mendemontrasikan tahap identifikasi masalah.
4) Mendemontrasikan tahap rencana pemecahan masalah.
5) Mendemontrasikan tahap pemecahan masalah.
6) Mendemontrasikan tahap monitoring dan evaluasi.
7) Mendemontrasikan tahap pengakhiran dan rujukan.
No Indikator
Keberhasilan Materi Pokok Sub Materi Pokok Metode Alat Bantu/Media
Estimasi
Waktu
Peserta dapat:
1 Menguraikan
tahapan
pertolongan.
Tahapan Pertolongan.
a. Tahap Pendekatan Awal.
b. Tahap Identifikasi masalah
c. Tahap Rencana Pemecahan
Masalah.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Pemutaran
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
85 menit
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 64
No Indikator
Keberhasilan Materi Pokok Sub Materi Pokok Metode Alat Bantu/Media
Estimasi
Waktu
d. Tahap Pemecahan
Masalah.
e. Tahap Monitoring dan
evaluasi
f. Tahap Pengakhiranan dan
Rujukan.
Film/Video
Metode make a
mach
Refleksi
Film/Video
Spidol
Stiky notes
Potongan kartu tahapan
pertolongan (Bagian A)
dan potongan arti tahapan
pertolongan (Bagian B)
Lembar kerja
2 Menerapkan tahap
pendekatan awal.
Tahap Pendekatan
Awal.
a. Membangun kepercayaan
dan keterbukaan.
b. Membangun komunikasi
dan relasi sosial.
c. Membangun motivasi.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Role play
Refleksi
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
Spidol
Kasus
Lembar kerja
90 menit
3 Mendemontrasikan
tahap identifikasi
masalah.
Tahap Identifikasi
Masalah.
a. Penyiapan instrumen
identifikasi.
b. Pengumpulan data dan
informasi.
c. Analisis.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Role Play
Demontrasi
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
Spidol
90 menit
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 65
No Indikator
Keberhasilan Materi Pokok Sub Materi Pokok Metode Alat Bantu/Media
Estimasi
Waktu
d. Temu bahas kasus (Case
conference).
Refleksi Kasus
Lembar kerja
4 Mendemontrasikan
tahap rencana
pemecahan
masalah.
Tahap Rencana
Pemecahan Masalah.
a. Membuat skala prioritas.
b. Menentukan jenis layanan
dan rujukan.
c. Membuat kesepakatan.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Demontrasi
Refleksi
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
Spidol
Kasus
Lembar kerja
90 menit
5 Mendemontrasikan
tahap pemecahan
masalah.
Tahap Pemecahan
Masalah.
Pelaksanaan pemecahan
masalah.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Role Play
Demontrasi
Refleksi
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
Spidol
Lembar kerja
Kasu
80 menit
6 Mendemontrasikan
tahap monitoring
Tahap Monitoring dan
Evaluasi.
Monitoring dan evaluasi.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
60 menit
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 66
No Indikator
Keberhasilan Materi Pokok Sub Materi Pokok Metode Alat Bantu/Media
Estimasi
Waktu
dan evaluasi.
Curah Pendapat
Demontrasi
Refleksi
Kertas flipchart
Film
Modul
Spidol
Kasus
Lembar kerja
7 Mendemontrasikan
tahap pengakhiran
dan rujukan.
Tapap Pengakhiran
dan Rujukan.
a. Pengakhiran penanganan
masalah
b. Rujukan.
Presentasi
Diskusi
kelompok
Curah Pendapat
Demontrasi
Refleksi
Laptop
LCD, proyektor
Bahan presentasi
Kertas flipchart
Modul
Spidol
Kasus
Lembar kerja
45 menit
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 67
RENCANA PEMBELAJARAN/SAP
TAHAPAN PERTOLONGAN
1. Nama Diklat : Pelatihan Dasar Pendamping Sosial.
2. Nama Mata Diklat : Tahapan Pertolongan
3. Alokasi Waktu : 12 JP (540 menit @ 45 menit).
4. Deskripsi Singkat : Pada saat melaksanakan tugas pendampingan dan pelayanan kepada Penerima Manfaat dengan alasan terdapat suatu permasalahan,
maka perlu memberikan layanan pertolongan agar permasalahannya bisa diatasi. Tidak jarang pada saat memberikan pertolongan,
menemui permasalahan seperti motivasi rendah dari Penerima Manfaat; anak dari Penerima Manfaat yang rentan putus sekolah;
Penerima Manfaat yang melakukan kekerasan pada anak, kesulitan ekonomi atau modal usaha dan permasalahan lainnya. Dalam
menghadapi situasi demikian, dipandang perlu memberikan pendampingan sosial sesuai dengan tahapan pertolongan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya tahapan pertolongan Pendamping Sosial terdiri dari tahap: Pendekatan Awal; Identifikasi Masalah; Rencana
Pemecahan Masalah; Pemecahan Masalah; Monitoring dan Evaluasi; Pengakhiran dan Rujukan. Di dalamnya peserta juga dikenalkan
pada kegiatan temu bahan kasus (Case Conference) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari managemen kasus yang merupakan
tugas utama Pekerja Sosial sebagai Manager Kasus yang bekerja sama dengan pihak lain termasuk Pendamping Sosial untuk menjadi
peserta dalam temu bahan kasus (Case Conference).
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 68
Beberapa metode pembelajaran digunakan secara variatif untuk dapat menyajikan modul, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Disamping dipergunakan pula beberapa Lembar Kerja untuk mempermudah peserta dalam menangkap substansi modul.
5.Tujuan Pembelajaran
a. Hasil Belajar : Setelah mengikuti diklat diharapkan Pendamping Sosial mampu menguraikan dan mendemontrasikan tahapan pertolongan dengan baik
dan benar.
b. Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan diharapkan Pendamping Sosial mampu :
1) Menguraikan tahapan pertolongan.
2) Menerapkan tahap pendekatan awal.
3) Mendemontrasikan tahap identifikasi masalah.
4) Mendemontrasikan tahap rencana pemecahan masalah.
5) Mendemontrasikan tahap pemecahan masalah.
6) Mendemontrasikan tahap monitoring dan evaluasi.
7) Mendemontrasikan tahap pengakhiran dan rujukan.
6. Pokok dan Sub Pokok Bahasan
a. Tahap Pendekatan Awal.
1) Membangun kepercayaan dan keterbukaan.
2) Membangun komunikasi dan relasi sosial.
3) Membangun motivasi.
b. Tahap Identifikasi Masalah
1) Penyiapan instrumen identifikasi.
2) Pengumpulan data dan informasi.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 69
3) Analisis.
4) Temu bahas kasus (Case conference).
c. Tahap Rencana Pemecahan Masalah.
1) Membuat skala prioritas.
2) Menentukan jenis layanan dan rujukan.
3) Membuat kesepakatan.
d. Tahap Pemecahan Masalah.
e. Tahap Monitoring dan Evaluasi
f. Tahap Pengakhiranan dan Rujukan.
7. Kegiatan Belajar Mengajar (Skenario Pembelajaran)
No Tahap
Kegiatan
Kegiatan Widyaiswara Kegiatan Peserta Metode Bahan dan Media
1 Pendahuluan 1. Salam perkenalan
2. Penyampaian judul materi
3. Tujuan pembelajaran kepada peserta
1. Mendengarkan
2. Menanggapi/
bertanya
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
1. LCD
2. Flipchart
3. Whiteboard
2 Penyampaian
Isi Pokok
Bahasan
1. Menjelaskan dan menguraikan
sistematika materi
2. Menyampaikan penjelasan dan
mempraktekan subtansi isi materi
(Pokok Bahasan dan Sub Pokok
Bahasan)
1.Mendengarkan
2. Menanggapi/
bertanya
3. Curah pendapat
4. Diskusi kelompok
5. Pembahasan kasus
5. Mencatat
6. Melakukan role play
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Tukar pendapat
5. Diskusi kelompok
6. Pemutaran film
7. Pembahasan kasus
8. Demontrasi
-Laptop
-LCD, proyektor
-Bahan presentase
-Kertas flipchart
-Film
-Spidol
-Modul
-Lembar kerja
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 70
7. Melakukan simulasi
8. Melakukan
demontrasi
9. Role play
10. Simulasi
-Sstiky note
-Kasus
3 Penutup 1. Buat rangkuman dan kesimpulan
2. Penutup : - Terima kasih - Maaf
- Salam
1. Memperhatikan
2. Mendengarkan
1. Presentasi
2. Ceramah
1. LCD
2. Flipchart
7. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam setiap pelatihan. Aspek-aspek yang dievaluasi dalam pelatihan meliputi :
a. Evaluasi reaksi (reaction evaluation): Evaluasi ini merupakan respon atau tanggapan peserta terhadap proses pembelajaran dan penyelenggaraan diklat.
b. Evaluasi belajar (learning evaluation): Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perubahan atau peningkatan terhadap aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta.
c. Evaluasi perilaku (behavior evaluation): Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah laku peserta selama dan setelah proses pelatihan.
d. Evaluasi hasil (result evaluation): Evaluasi dilakukan setelah pelatihan berakhir untuk mengetahui pemanfaatan hasil pelatihan alumni peserta, terhadap
peningkatan kinerja dan produktivitasnya di dalam organisasi atau dalam keadaan nyata di lapangan.
e. Tanya jawab, curah pendapat dan diskusi secara insidental selama pembelajaran.
8. Referensi :
Adi Fahrudin. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Dwi Heru Sukoco. 1991. Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya. Bandung: Kopma STKS Bandung.
Edi Suharto. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama.
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 71
Friedlander, Walter A. 1982. Introductioning Social Welfare 3rd Edition. New Jersey: Prentice-Hall. Ellen Netting. F, dkk. Alih Bahasa: Nelson Aritonang,
dkk. 2001. Praktek Makro Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS Bandung.
Kirst-Ashman, K.K. & Hull, Jr., G.H. 2006. Understanding Generalist Practice. 4th Edition. USA: Thomson Brooks/Cole.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang Standar Rehabilitasi Sosial dengan Pendekatan Pekerjaan Sosial.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 rahun 2017 tentang Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial.
Raden Dika Permatadiraja. 2019. Bahan Bacaan Tahapan Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial. Tidak Dipublikasikan.
Zastrow, Charles. 2000. Introduction to Social Work and Social Welfare. United States: Brooks Cole.
Zastrow, Charles. 1999. The Practice of Social Work. Sixth Edition. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. An International Thomson Publishing