i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga dapat diselesaikannya Laporan Pelaksanaan
Kegiatan “Sosialisasi Pedoman tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi”, yang telah dilaksanakan pada Kamis-Sabtu, 08-
10 Desember 2016, bertempat di Hotel Seruni III Bogor Jawa Barat.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan pedoman pengelolaan data dan
informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
dengan tujuan menyampaikan informasi, pengadaptasian, penyesuaian, pengenalan,
penjabaran dan harapan terbangunnya persamaan persepsi dalam mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan bagi setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sehingga paham akan peran dan
fungsinya dalam pelaksanaan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Saya mengucapkan terimakasih dan penyampaian apresiasi kepada Kepala Bidang
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta seluruh jajarannya yang telah
mempersiapkan segala sesuatunya sehingga Kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan
Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat terlaksana dengan
baik.
Jakarta, Desember 2016
Kepala Pusat
Data dan Informasi
Helmiati, SH, M.Si
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………........................................................................... i
DAFTAR ISI ………………….......................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN…………………........................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………................................................................ 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN …………………......................................................... 4
C. MATERI KEGIATAN …………………............................................................... 5
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN …………………............................................. 6
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. TAHAP PERSIAPAN …………………................................................................ 7
2. TAHAP PELAKSANAAN …………………......................................................... 7
a. Waktu & Tempat Pelaksanaan ………………….............................................. 7
b. Pelaksanaan Kegiatan …………………............................................................ 8
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ………………….......................................................................... 19
B. SARAN …………………...................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA …………………............................................................................ 21
LAMPIRAN …………………........................................................................................... 22
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan dan Informasi (Balilatfo) Pada Kegiatan Sosialisasi
Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Laporan Penyelenggaraan Pada Acara Pembukaan Sosialisasi
Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Dokumentasi Kegiatan
23
24
25
26
27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah perencanaan pembangunan institusi/lembaga/organisasi, data
merupakan salah satu elemen penting, perencanaan bisa berjalan dengan baik
apabila didukung dengan data yang valid. Oleh Karena itu penyusunan data baik
di tingkat pusat maupun pada tingkat daerah harus seakurat mungkin, khususnya
database pada tingkat desa/kelurahan, harus selalu dioptimalkan.
Urgensi pembuatan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 10
tahun 2016 didasarkan pada adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa PDT No.10 tahun 2016 merupakan revisi
dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 09 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian yang dapat
dijadikan payung hukum dalam melakukan pengelolaan data dan informasi.
Peraturan Menteri (Permen) Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikeluarkan oleh
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, menjelaskan
bahwa data merupakan sekumpulan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar,
tanda-tanda, tulisan yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Informasi
adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai,
makna, dan pesan, sementara pengelolaan data dan informasi adalah proses
2
mempersiapkan informasi mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan
menganalisis data menjadi informasi yang siap disajikan untuk mendukung
penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi seperti yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Desa, Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 10 Tahun 2016 dapat digunakan sebagai landasan hukum/acuan dalam
melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan “Good Governance”.
Data dan Informasi yang akurat dan valid merupakan kewajiban yang harus
tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas. Dalam proses
perencanaan pembangunan masih terbatasnya ketersediaan data dan informasi
yang akurat dengan keadaan saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan proses
perencannaan pembangunan itu sendiri terkadang dilakukan dengan
menggunakan data yang tidak up to date. Misalnya, perbedaan data jumlah
penduduk, jumlah penduduk miskin, perubahan kawasan, dan seterusnya. Oleh
sebab itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
harus mempunyai basis data (data base) yang terpercaya, valid dan senantiasa
diperbaharui (up to date).
Akses informasi yang disajikan dalam bentuk pelayanan publik, misalnya,
akan lebih banyak disoroti oleh masyarakat dalam era digital. Tentu saja, dengan
memanfaatkan teknologi pula, pemerintah perlu melakukan revisi terhadap
pengelolaan atas teknologi informasi, sehingga didapatkan informasi data yang
3
akurat dan kredibel. Penyajian data dengan mempergunakan perangkat komputer
merupakan sebuah sistem informasi yang akan mempermudah pengguna data
dalam mengakses dan melakukan analisis. Kemampuan sumber daya manusia,
infrastruktur perangkat komputer, dan struktur organisasi, harus menjadi
pertimbangan utama dalam pengembangan sistem pengolahan dan penyajian
informasi yang akan dilakukan.
Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi data yang ada pada berbagai
institusi merupakan salah satu kendala lain dalam proses perencanaan
pembangunan. Perlunya kesamaan pradigma seluruh unit teknis terkait dalam
pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data tentang pentingnya
data dan informasi dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan dan dapat
diimplementasikan secara menyeluruh, baik di pusat maupun di daerah.
Masing-masing level pemerintahan tentunya telah memiliki data
pembangunan yang dibutuhkan dalam penyusunan rencana kegiatan
pembangunan daerah untuk jangka panjang, menengah dan pendek. Setiap
kegiatan dan prioritas yang disusun setiap tahun tentunya merupakan hasil
pemikiran dan analisis terhadap serangkaian atau sekumpulan data dan informasi
terkait. Data dan Informasi tersebut umumnya didapatkan secara langsung dari
masing-masing Kabupaten/Kota.
Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan
kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah sehingga
pelaksanaan pembangunan baik yang berhubungan dengan teknis institusinya
maupun dengan pembangunan daerah bisa terukur dan diketahui target
4
pencapaiannya. Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan
kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Untuk menjamin optimalisasi pelaksanaan pengelolaan data dan informasi
di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, maka seyogyanyalah dilakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sehingga setiap unit teknis
dan unit pendukung di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi memahami tugas dan fungsinya dalam melakukan
pengelolaan data dan informasi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pedoman tentang Pengelolaan Data
dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang terdiri dari
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
mengenai Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi adalah untuk memberikan pemahaman mengenai Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa,
5
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi kepada seluruh unit teknis di
seluruh lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Maksud dari kegiatan ini adalah terwujudnya pemahaman mengenai
landasan hukum tentang Pedoman pengelolaan data dan informasi desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi yang nantinya digunakan oleh seluruh unit teknis
dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi yang optimal, sehingga
mempermudah dalam melakukan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan
penyajian data dan informasi serta mempermudah proses mengakses data dan
informasi di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, serta sebagai instrument untuk melakukan koordinasi, integrasi,
sinergitas, dan sinkronisasi rencana dari berbagai sektor, dinas terkait dan
masyarakat.
C. MATERI KEGIATAN
Materi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 tahun 2016 tentang E-Goverment di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
6
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan ini secara umum dilaksanakan agar terwujudnya pemahaman
mengenai landasan hukum tentang Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa,
Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang nantinya digunakan oleh
seluruh unit teknis dalam rangka melakukan pengelolaan data dan informasi.
Langkah-langkah yang diupayakan sebagai pendukung tercapainya kegiatan
tersebut, maka perlu dilaksanakan beberapa kegiatan secara khusus, antara lain:
a. Menerjemahkan Kerangka Acuan Kerja dengan Perumusan langkah-langkah
rencana kerja dalam pelaksanaan identifikasi kebutuhan dalam Kegiatan
Sosialisai Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
c. Menyusun laporan kegiatan sesuai dengan schedule yang telah disusun
bersama.
7
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahapan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terdiri dari :
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016yang sudah di sah-
kan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Menelaah kembali Peraturam Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016.
c. Melakukan Koordinasi dengan berbagai pihak/unit teknis dan unit pendukung di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi melalui pertemuan yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembukaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
8
dilakukan di (Op-Room) Operational Room lantai 1, Gedung Utama
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan di Hotel Seruni
Jl. Raya Pirus, Kampung Baru Tegal, Cibeureum, Cisarua, Bogor, Jawa Barat
selama 3 (tiga) hari, mulai hari Kamis - Sabtu tanggal 8 - 10 Desember 2016.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Pembukaan dihadiri oleh Pejabat Eselon 1 (Staf Ahli Menteri Bidang
Pembangunan dan Kemasyarakatan dan Staf Ahli Bidang Pembangunan
Ekonomi Lokal), beberapa pejabat eselon 2 di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pejabat dan staf di
lingkungan Pusat Data dan Informasi, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi dan panitia. Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (BALILATFO)
dalam arahannya yang disampaikan pada pembukaan menyatakan bahwa Proses
Pengelolaan Data dan Informasi di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Organisasi akan efektif dan
efisien apabila memahami bisnis proses, baik pada tingkat Kementerian maupun
pada tingkat unit eselon 1.
9
Bisnis proses disusun atas permintaan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negaran dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Pegawai di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi diharapkan mampu untuk memahami dan melaksanakan bisnis
proses dengan baik agar kinerja berjalan dengan baik.
Aplikasi yang dibuat oleh pusdatin berdasarkan peraturan yang telah
disetujui oleh seluruh eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam pembuatan aplikasi seharusnya ada
kerjasama antara unit kerja teknis dan pusdatin sehingga seluruh Direktorat
Jenderal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dapat memanfaatkan aplikasi yang dibangun.
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) seharusnya dapat dikelola
lebih baik dan lebih dimaksimalkan. Kemampuan SDM memahami teknologi
informasi menjadi penting dalam mengelola data yang meliputi 74.754 desa.
Perencanaan based on data selalu menjadi yang pertama dilakukan dimana data
yang digunakan harus update dan akurat. Oleh karena itu dibuat Peraturan
Menteri Desa, Pembanguna Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi terkait dengan data dan bisnis proses.
Peraturan/Perundangan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan data
dan informasi, semula berupa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi
Ketransmigrasian, dengan adanya perubahan nomenklatur Kementerian menjadi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sudah
10
seharusnya diubah menjadi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi sebagai pedoman yang mengatur tentang
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai peranan penting
dalam setiap elemen kehidupan, termasuk pengelolaan data dan informasi Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, guna mencapain sasaran-sasaran strategis
yang telah tertuang dalam Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dan mewujudkan cita-cita Nawacita ke-3 yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa-desa dalam kerangka negara kesatuan.
Wilayah kerja pembangunan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi berada di desa, kedudukan fungsi pembangunan
daerah tertinggal dan fungsi pengembangan daerah tertentu merupakan
penajaman lokus prioritas desa-desa yang dibangun, sedangka fungsi
pembangunan kawasan perdesaan dan fungsi ketransmigrasian merupakan
instrumen untuk pembangunan desa dan kawasan perdesaan.
Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang memuat ketentuan tentang pengelolaan, prosedur
pengelolaan, prosedur pelaporan, pendanaan pengelolaan dan pembinaan serta
pengendalian pengelolaan data dan informasi dapat digunakan sebagai landasan
hukum/acuan dalam melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja,
prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan
“Good Govermance”.
11
Kepala Pusat Data dan Informasi menyampaikan paparannya mengenai
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan payung hukum dalam
pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
dimana adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Wilayah kerja pembangunan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi secara umum berada di desa, kedudukan fungsi
pembangunan daerah tertinggal, pengembangan daerah tertentu merupakan
lokus prioritas desa yang dibangun, sedangkan fungsi pembangunan kawasan
perdesaan dan fungsi ketransmigrasian merupakan instrument untuk
pembangunan desa dan kawasan perdesaan.
Penanggung jawab dalam pengelolaan data dan informasi pada tingkat
pusat merupakan Kepala Balilatfo Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi yang di serahkan kepada Kepala Pusat Data dan
Informasi, Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Kepala Sub Bagian Data dan Informasi,
Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Jenderal
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha Masing-masing Biro), Inspektur Jenderal
(Kepala Bagian Tata Usaha), dan Balilatfo (Kepala Bagian Tata Usaha).
12
Penanggung jawab daerah pada tingkat provinsi dikelola oleh Kepala
Satuan Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi. Penanggung jawab tingkat Kabupaten/Kota dikelola oleh
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Penanggung jawab Balai Besar Pengembangan
Latihan Masyarakat, Balai Besar Latihan Masyarakat dan Balai Latihan
Masyarakat berada dibawah struktur organisasi Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (BALILATFO), Sub
Bagian Data dan Informasi.
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan
pengendalian terhadap pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing
yang dilaksanakan melalui advokasi dan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan
serta pemantauan dan evaluasi. Maksud dan tujuan pembinaan tersebut
ditujukan untuk meningkatkan mutu pengelolaan data dan informasi desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi dan mengembangkan pengelolaan data dan
informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, e-government adalah
penyelenggaraan Pemerintah berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
13
E-government Kementerian adalah aplikasi informasi berbasis internet dan
perangkat digital lainnya yang dikelola oleh Pemerintah untuk keperluan
penyampaian informasi dari Pemerintah ke Masyarakat, mitra bisnis, pegawai,
badan usaha dan lembaga-lembaga lainnya secara online. Data dan informasi
internal dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian, sedangkan data dan informasi eksternal dipergunakan untuk
masyarakat.
Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-government wajib
disediakan oleh masing-masing unit Organisasi Kementerian sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Data dan informasi tersebut dikelola
dan dikumpulkan oleh unit organisasi dan Pusdatin, dan disimpan pada data
centre Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
selanjutnya dilaksanakan di Hotel Seruni Bogor pada tanggal 8 Desember – 10
Desember 2016 membahas mengenai urgensi pembuatan Peraturan Menteri
Desa, PDT dan Transmigrasi No. 10 tahun 2016 didasarkan pada adanya
perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menjadi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa
PDT No.10 tahun 2016 dapat dijadikan payung hukum dalam melakukan
pengelolaan data dan informasi.
14
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipaparkan oleh Ibu Elly
Sarikit selaku Kepala Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi. Dalam paparannya menjelaskan bahwa Pengelolan data
merupakan suatu proses yang berkelanjutan melalui pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan dan penyajian/ pelaporan data dan informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Jenis data pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 terdapat 9 jenis data, antara lain Data
dan Informasi (Datin) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Datin
Pembangunan Kawasan Perdesaan, Datin Daerah Tertentu, Datin Daerah
Tertinggal, Datin Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi, Datin Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Datin Sekretariat
Jenderal, Datin Inspektorat Jenderal, dan Datin Balilatfo.
Hasil penyusunan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
membedakan jenis data berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 06 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja,
dan Bisnis Proses yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015 tentang Bisnis Proses
Level 0.
15
Berdasarkan unit kerja yang ada di PDTT terdapat 9 jenis data memiliki
format isian yang harus dilengkapi dengan mekanisme tata cara pengisian. Oleh
karena itu terdapat turunan dari pedoman berupa Keputusan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi yang
akan disahkan oleh Kepala BALILATFO. Setiap unit eselon 1 dan dirjen
memliki kasubbag datin yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan
datin. Untuk menunjang kegiatan tersebut membutuhkan panduan yang tepat
yang nantinya akan disahkan oleh Kepala BALILATFO. Subbagian Datin
masing-masing Direktorat Jenderal akan menjadi wali data, Sekretaris Jenderal,
Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi wali data terdapat pada subbagian Tata Usaha. Lebih
lanjut akan disusun organisasi pengelolaan data dan informasi yang akan
disahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
atau Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi.
Teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai peranan penting
dalam setiap elemen kehidupan, termasuk pengelolaan data dan informasi pada
Balilatfo yang berada dibawah naungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi guna mencapai sasaran-sasaran strategis
yang telah tertuang dalam Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, dan mewujudkan cita-cita Nawacita ke-3 yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa-desa dalam kerangka negara kesatuan.
16
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipaparkan oleh
Bapak Aditya Hendra Krisna selaku Kepala Bidang Pengembangan Sistem
Informasi dan Sumber Daya Informatika. Dalam paparannya menyampaikan
bahwa Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government dapat mengatur
publikasi data. E-government adalah penyelenggara pemerintahan berbasis
system elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk menigkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi merupakan suatu hal
yang saling mendukung dalam keberhasilan. Wali data dalam masing-masing
unit kerja 1 menjadi partner kerja dalam pengembangan sistem yang diberikan
tanggung jawab sebagai wali data. Pusat Data dan Infomasi memfasilitasi
instrumen yang dibutuhkan untuk sistem informasi UKE 1, dan aplikasi yang
sudah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh Ditjen teknis.
Pada tahun 2016 difokuskan pada pelaksanaan desa online yang dilakukan
pada lima region, dimana aplikasi desa online tersebut nantinya dapat
dimanfaatkan oleh PPMD. Server dan data center sudah dikelola oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang
berpusat di Kalibata dan Abdul Muis.
Aplikasi e-government harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen desain
aplikasi, struktur program, kode program, prosedur standar manual, kebutuhan
17
sumber daya informatika, hak login dan dokumentasi. Nama domain
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah
“kemendesa.go.id” atau yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan penggunaan nama sub domain
dikoordinasikan oleh Pusdatin.
Berdasarkan hasil tanya jawab dan diskusi disimpulkan bahwa Pusat Data
dan Informasi merupakan unit kerja yang menfasilitasi penyusunan pedoman
pengelolaan data dan informasi di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang selanjutnya dijadikan acuan dalam pengelolaan data dan
informasi. Setiap unit kerja, baik di Pusat maupun Daerah seyogyanya
memahami peran dan fungsinya masing-masing.
Keberhasilan tujuan pengelolaan data dan informasi sangat tergantung
pada kerjasama antara seluruh unit teknis yang diimplementasikan melalui
penunjukkan wali data yang dapat berperan aktif secara berkelanjutan dalam
pengelolaan data dan informasi.
Kegiatan sosialisasi ini perlu dilakukan secara terus menerus agar setiap
unit kerja yang terlibat dalam pengelolaan data dan informasi dapat memahami
peran, fungsi dan tugasnya masing-masing.
Pusat data dan informasi adalah Bank data yang bertugas melakukan
pengumpulan data dasar, sedangkan data teknis dikumpulkan oleh unit teknis
yang bersangkutan. Sejauh ini selain data dasar Pusat Data dan Informasi telah
18
melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan bidang desa, kawasan
perdesaan, daerah tertinggal, daerah tertentu dan transmigrasi yang dapat
diakses melalui website Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi yaitu kemendesa.go.id.
Pusat data dan informasi telah membangun aplikasi yang dapat digunakan
oleh unit kerja dalam melakukan pengelolaan data dan informasi, yang terdiri
dari aplikasi E-Perdin, E-Meeting, E-Monev, E-Budgeting, Sistem Informasi
Persuratan, Sistem Informasi Pembangunan Desa, Sistem Informasi Monitoring
Desa, Kemendesa Webmail, Sistem Informasi Kepegawaian, E-Budgeting,
Pemberdayaan Desa, Portal Desa Online, JDIH, Potensi Desa, LPSE, Bumdes,
Layanan Desa, STKD, Jelajah Desa, Kawasan Transmigrasi dan SIDTT.
Peran aktif peserta yang mewakili unitnya masing-masing terhadap
pembahasan mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan antusiasme serta
keseriusan para peserta menjadikan diskusi dan pembahasan berjalan dengan
baik.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Selama proses pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Pentingnya landasan hukum tentang proses pengelolaan data dan informasi
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagai tolak ukur pencapaian
program dan kinerja serta menjadi bahan perencanaan, monitoring dan
evaluasi bagi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-
government adalah payung hukum yang dapatt digunakan sebagai
pedoman/acuan dalam melakukan proses pengelolaan data dan informasi,
serta pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
20
3. Setiap Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi seyogyakan mampu berperan aktif dan
memahami tugas dan fungsinya, khususnya dalam proses pengelolaan data
dan informasi.
4. Para peserta berharap akan kegiatan sosialisasi ini dapat dilakukan secara
kontinu dan berkelanjutan sehingga semua unit kerja dapat memahami dan
melaksanakan proses pengelolaan data dan informasi secara maksimal.
B. SARAN
1. Melakukan sosialisasi baik Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
maupun Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara periodik dan
berkelanjutan, baik ditingkat Pusat maupun Daerah.
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan unit teknis
dalam upaya memahami Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-
government agar proses pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan
secara maksimal.
21
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01
Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Dr. Ir. HM. Nurdin, MT, 2016, Sambutan dan Arahan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi pada Pelaksanaan
Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang
E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
22
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN 1
PERATURAN MENTERI NOMOR 01 TAHUN
2016 TENTANG E-GOVERNMENT DI
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN
TRANSMIGRASI
- 1 -
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi, informasi dan
komunikasi yang sangat pesat memberi peluang
pengaksesan informasi yang cepat dan akurat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat;
b. bahwa e-government di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi perlu kesamaan pemahaman,
keserempakan tindak dan keterpaduan langkah
dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik dalam
meningkatkan layanan publik yang efektif dan
efisien;
Ranc. 070116 0948
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
- 2 -
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang E-government di
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4843);
2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4846);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4916);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5348);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Nomor 5598);
7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
- 3 -
Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 5 Tahun 2015 tentang Register Nama
Domain Instansi Penyelenggara Negara (Berita
Nrgara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
209);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja (Berita Nrgara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. E-government adalah penyelenggaraan
pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan eifisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
2. E-government Kementerian adalah aplikasi
informasi yang berbasis internet dan perangkat
digital lainnya yang dikelola oleh pemerintah
untuk keperluan penyampaian informasi dari
pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai,
- 4 -
badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya
secara online.
3. Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat
dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi
elektronik.
4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang
terdiri dari lembaga, sumber daya manusia,
perangkat keras, perangkat lunak, sustitansi data
dan informasi yang terkait satu sama lain dalam
satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan
informasi.
5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarkan informasi.
6. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol,
gambar, tanda-tanda, tulisan yang
mempresentasikan keadaan yang sebenanrnya.
7. Data center adalah suatu fasilitas yang digunakan
untuk menempatkan sistem komputer dan
komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem
telekomunikasi dan sistem repositori.
8. Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Ketransmigrasian adalah gabungan,
rangkaian dan analisis data yang berbentuk angka
yang diolah, naskah dan dokumen yang
mempunyai arti, nilai, dan makna tertentu
mengenai Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Ketransmigrasian.
9. Infrastruktur teknologi informasi adalah piranti
keras, piranti lunak sistem operasi dan aplikasi,
pusat dan jaringan komunikasi data serta fasilitas
- 5 -
pendukung lainnya, untuk mendukung
penyelenggaraan e-government.
10. Aplikasi adalah komponen sistem informasi yang
di gunakan untuk menjalankan fungsi, proses dan
mekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan e-
government.
11. Aplikasi umum adalah aplikasi e-government yang
dapat digunakan oleh unit kerja di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dan publik.
12. Aplikasi Khusus adalah aplikasi e-government
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unit
kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
13. Master Plan adalah dokumen perencanaan yang
menjadi acuan penyelenggaraan e-government.
14. Portal Web adalah kumpulan halaman web yang
berisi informasi elektronik yang dapat diakses.
15. Interoperabilitas adalah kemampuan dua sistem
atau dua komponen atau lebih untuk bertukar
infomasi dan untuk menggunakan informasi yang
telah dipertukarkan.
16. Nama domain adalah alamat internet
penyelenggara negara, orang, badan usaha
dan/atau masyarakat yang dapat digunakan
dalam berkomunikasi melalui internet yang
berupa kode atau susunan karakter yang bersifat
unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam
internet.
17. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi
dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau
dalam jaringan.
18. Badan Usaha adalah perusahaan perorangan atau
perusahaan persekutuan, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
19. Repositori adalah sistem pengkoleksian berkas
siap pakai dan siap cetak dari berbagai macam
- 6 -
sistem informasi menjadi suatu informasi turunan
atau agregat secara terintegrasi.
20. Pola terpusat adalah pengintegrasian sistem
informasi yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi dengan unit kerja eselon
I untuk mendapatkan dan memberikan data
agregat (data yang telah diolah dari data individu
yang dimiliki oleh unit kerja) untuk kepentingan
internal dan eksternal.
21. Pola tersebar adalah sistem informasi yang
dilaksanakan oleh unit kerja eselon I untuk
kepentingan unit kerja eselon I yang bersangkutan
dan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi
lain melalui pola terpusat yang di bangun oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan, dan Informasi.
22. Data agregat adalah data yang telah diolah dari
data individu yang dimiliki oleh unit kerja.
23. Government Chief Information Officer selanjutnya
disingkat dengan GCIO adalah Jabatan umum
yang diberikan kepada orang di suatu instansi
penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung
jawab untuk teknologi informasi dan sistem
komputer yang mendukung tujuan e-government.
24. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan, dan Informasi yang selanjutnya
disebut Balilatfo adalah unit kerja di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang mempunyai tugas dan fungi di
bidang perumusan, pengelolaan dan
pengembangan sistem informasi desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
25. Pusat Data dan Informasi yang selanjutnya
disebut Pusdatin adalah unit kerja di kementerian
- 7 -
yang mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan, pengelolaan dan
penyediaan data, infrastruktur bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
serta penyelenggaraan sistem informasi dan
sumber daya informatika dalam rangka
mendukung manajemen Kementerian.
26. Kementerian adalah Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
27. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan
desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan
daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi
pembangunan dan pengembangan sistem informasi
desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi, yang terdiri dari:
a. sumber daya manusia;
b. data dan informasi;
c. ifrastruktur teknologi informasi dan komunikasi;
d. aplikasi;
e. nama domain Kementerian;
f. portal web Kementerian; dan
g. surat elektronik (e-mail) Kementerian.
- 8 -
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk mengatur
penyelenggaraan e-government di kementerian.
Pasal 4
Peraturan menteri ini bertujuan untuk:
a. memberikan acuan pelaksanaan atau pedoman
dalam rangka penyelenggaraan e-government dalam
lingkungan Kementerian;
b. menciptakan sinergi antar unit kerja dalam
lingkungan Kementerian;
c. mengoptimalkan penyelenggaraan e-government
dalam pelayanan publik dalam lingkungan
Kementerian; dan
d. mendorong terjadinya tata kelola pemerintahan
yang baik dan bersih dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 5
(1) Sumber daya manusia yang dapat
menyelenggarakan e-government harus sesuai
dengan standar kompetensi yang dibutuhkan.
(2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- 9 -
BAB IV
DATA DAN INFORMASI
Pasal 6
Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-
government berupa:
a. data dan informasi internal; dan
b. data dan informasi eksternal.
Pasal 7
(1) Data dan informasi internal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dipergunakan
untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian.
(2) Data dan informasi eksternal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dipergunakan
untuk pelayanan kepada masyarakat.
Pasal 8
(1) Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-
government wajib disediakan oleh masing-masing
unit organisasi Kementerian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikelola dan dikumpulkan oleh unit
organisasi dan Pusdatin.
(3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) harus disimpan pada data center
Kementerian
- 10 -
Pasal 9
Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) harus memenuhi kaidah struktur
data, interoperabilitas, kebaruan, keakuratan,
kerahasiaan, dan keamanan informasi.
BAB V
INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Pasal 10
Infrastruktur yang diperlukan dalam e-government
harus sesuai dengan standar manual peralatan,
interoperabilitas, dan keamanan sistem informasi
yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 11
(1) Kementerian menyediakan fasilitas berupa pusat
jaringan informasi untuk pengelolaan e-
government.
(2) Pusat jaringan informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Standar fasilitas pusat jaringan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. peruntukan dan luas ruangan;
b. kondisi ruangan seperti suhu, kelembaban,
kebisingan;
c. keamanan fisik dan logik;
d. pemeliharan; dan
e. back up dan restore.
- 11 -
BAB VI
APLIKASI
Pasal 12
(1) Aplikasi e-government terdiri atas aplikasi umum
dan aplikasi khusus.
(2) Aplikasi e-government sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilengkapi dokumen:
a. desain aplikasi;
b. struktur program;
c. kode program;
d. prosedur standar manual;
e. kebutuhan sumber daya informatika;
f. Hak log-in; dan
g. Dokumentasi.
Pasal 13
(1) Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
harus menggunakan perangkat lunak resmi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi standar interoperabilitas, standar
keamanan sistem informasi, dan mudah
digunakan.
Pasal 14
Hak cipta atas aplikasi dan struktur program (source
code) yang dibangun oleh mitra kerja menjadi milik
negara.
- 12 -
BAB VII
NAMA DOMAIN KEMENTERIAN
Pasal 15
(1) Nama domain resmi kementerian adalah
kemendesa.go.id atau yang di tetapkan
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Penggunaan nama sub domain dikoordinasikan
oleh Pusdatin.
BAB VIII
PORTAL WEB KEMENTERIAN
Pasal 16
(1) Nama domain portal web resmi kementerian
adalah www.kemendesa.go.id.
(2) Portal web resmi kementerian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh Pusdatin.
Pasal 17
(1) Nama domain situs web unit organisasi di
kementerian yang menggunakan nama domain
portal web sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) diletakkan di depan nama domain
kementerian menjadi nama sub domain.
(2) Situs web unit organisasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikelola oleh unit organisasi masing-
masing.
- 13 -
BAB IX
SURAT ELEKTRONIK
Pasal 18
(1) Alamat surat elektronik resmi kementerian
menggunakan nama domain
mail.kemendesa.go.id.
(2) Akun surat elektronik resmi kementerian
menggunakan alamat @kemendesa.go.id.
(3) Surat elektronik kementerian diperuntukkan bagi
Aparatur Sipil Negara kementerian dengan
mengajukan permohonan secara resmi kepada
Pusdatin.
(4) Surat elektronik kementerian dikelola oleh
Pusdatin.
Pasal 19
(1) Portal web resmi kementerian dikelola oleh Balilatfo.
(2) Portal web kementerian, antara lain meliputi:
a. data dan informasi;
b. peraturan perundang-undangan;
c. berita;
d. struktur organisasi Kementerian;
e. forum diskusi publik;
f. layanan online;
g. internet;
h. intranet; dan
i. surat elektronik.
Pasal 20
(1) Portal web kementerian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, dilaksanakan oleh:
- 14 -
a. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama
untuk berita Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Ketransmigrasian.
b. Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana
untuk informasi peraturan perundang-
undangan, konsultasi hukum dan FAQ.
(2) Dalam melaksanakan pengelolaan portal web
kementerian, Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja
Sama dan Biro Hukum, Organisasi, dan Tata
Laksana bekerja sama dengan Balilatfo.
(3) Penyajian data dan informasi pada portal web
kementerian disajikan dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Internasional.
BAB X
TATA KELOLA
Pasal 21
(1) E-government di Kementerian menggunakan pola
terpusat dan pola tersebar.
(2) Pola terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem
informasi antar lembaga/instansi terkait
dilaksanakan oleh Balilatfo.
(3) Pola tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai
tugas, fungsi dan kewenangannya.
Pasal 22
(1) E-government yang diselenggarakan oleh unit kerja
Eselon I dikoordinasikan oleh Balilatfo.
(2) Dalam penyelenggaraan e-government sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Balilatfo mempunyai tugas:
a. sebagai Government Chief Information Officer
(GCIO) kementerian;
- 15 -
b. menetapkan master plan, standar sistem
informasi desa, pembangunan daerah tertinggal,
dan ketransmigrasian;
c. memfalitasi pusat dan daerah dalam
pembangunan dan pengembangan sistem
informasi desa, pembangunan daerah tertinggal
dan ketransmigrasian;
d. menyediakan data dan informasi untuk
keperluan internal dan eksternal sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
e. membangun, mengembangkan dan memelihara
aplikasi umum berdasarkan masukan proses
kerja;
f. menyediakan infrastruktur teknologi informasi
unit eselon I di Kementerian;
g. membangun, mengembangkan dan memelihara
aplikasi yang melibatkan lebih dari satu unit
eselon I;
h. memfasilitasi dan mengelola nama sub domain
pemerintah untuk situs web resmi unit eselon I;
i. menyediakan menu unit eselon I pada situs web
Kementerian sebagai sarana pendukung
penyelenggaraan e-government; dan
j. melakukan evaluasi sistem informasi secara
berkala.
Pasal 23
(1) Kepala Balilatfo diberikan tugas dan kewenangan
sebagai GCIO.
(2) GCIO sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang:
a. menyetujui atau menolak usulan anggaran dan
kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja dan
unit kerja yang berkaitan dengan e-government
atau Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
- 16 -
b. mengintegrasikan seluruh sistem informasi di
lingkungan Kementerian.
(3) Satuan kerja wajib memberikan wewenang kepada
GCIO dan perangkat kerja serta personilnya untuk
mengelola seluruh sistem informasi yang ada pada
satuan kerja untuk kepentingan integrasi e-
government di Kementerian.
Pasal 24
(1) Penyelenggara e-government unit Eselon I di
Kementerian dilaksanakan oleh Sekretariat
Direktorat Jenderal, Sekretariat Badan, Biro
Perencanaan untuk Sekretariat Jenderal dan
Sekretariat Inspektorat Jenderal.
(2) Sesuai kewenangannya penyelenggara e-
government sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai tugas:
a. melaporkan dan mengkoordinasikan
penyelenggara e-government;
b. menyusun rencana e-government unit kerja
sesuai master plan sistem informasi desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan
ketransmigrasian;
c. menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten;
d. menyediakan dan memutakhirkan data dan
informasi;
e. menyediakan akses bagi sistem informasi lain;
f. menyediakan aplikasi khusus; dan
g. mengelola situs web.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya penyelenggara e-
government unit eselon I sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) berkoordinasi dengan Balilatfo.
- 17 -
Pasal 25
Penyelenggara e-government sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 dapat bekerja sama dengan instansi
Pemerintah Pusat, Daerah, Badan Usaha dan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB XI
PEMBIAYAAN
Pasal 26
Pengalokasian anggaran dalam rangka pelaksanaan
Peraturan Menteri ini dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB XII
EVALUASI
Pasal 27
(1) Evaluasi e-government di Kementerian
dilakukansecara periodik setiap 6 (enam) bulan
sekali oleh Kepala Balilatfo.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. sumber daya manusia;
b. data dan informasi;
c. infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi;
d. aplikasi;
e. portal web unit eselon I; dan
f. portal web kementerian.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaporkan kepada Menteri.
- 18 -
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Januari 2016
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARWAN JAFAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 93
Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi,
dan Tata Laksana
Eko Bambang Riadi
24
LAMPIRAN 2
PERATURAN MENTERI NOMOR 10 TAHUN
2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
DATA DAN INFORMASI DESA, PDT DAN
TRANSMIGRASI
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan data dan informasi
yang akurat, tepat dan akuntabel, perlu pengelolaan
data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
- 2 -
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5050);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4828);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
- 3 -
9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 264);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012
tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5658);
11. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar;
12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
13. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 259);
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
463);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015
tentang Bisnis Proses Level 0 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1933);
16. Peraturan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pengelolaan Perbatasan Negara
Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 589);
- 4 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI.
BAB I KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pengelolaan data dan informasi adalah proses
mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan
menganalisis data menjadi informasi yang siap
disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan
manajemen dan pelayanan publik.
2. Data adalah sekumpulan fakta berupa angka,
karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan
yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya.
3. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,
dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna,
dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya
yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang
disajikan dalam berbagai kemasan dan format
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi secara elektronik ataupun non
elektronik.
4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang
terdiri dari lembaga, sumber daya manusia,
perangkat keras, perangkat lunak, substansi data
dan informasi yang terkait satu sama lain dalam
satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan
informasi.
- 5 -
5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarkan informasi.
6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
8. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, ketrampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
dan pendampingan yang sesuai.
9. Desa Sangat Tertinggal, atau bisa disebut sebagai
Desa Pratama, atau dapat disebut sebagai Desa
Pratama, adalah Desa yang mengalami kerentanan
karena masalah bencana alam, goncangan
ekonomi, dan konflik sosial sehingga tidak
berkemampuan mengelola potensi sumber daya
sosial, ekonomi, dan ekologi, serta mengalami
kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
10. Desa Tertinggal, atau bisa disebut sebagai Desa
Pra-Madya adalah Desa yang memiliki potensi
sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi
belum, atau kurang mengelolanya dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa,
- 6 -
kualitas hidup manusia serta mengalami
kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
11. Desa Berkembang, atau bisa disebut sebagai Desa
Madya adalah Desa potensial menjadi Desa Maju,
yang memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya
secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan
menanggulangi kemiskinan.
12. Desa Maju, atau bisa disebut sebagai Desa Pra
Sembada adalah Desa yang memiliki potensi
sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta
kemampuan mengelolanya untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup
manusia, dan menanggulangi kemiskinan.
13. Desa Mandiri, atau bisa disebut sebagai Desa
Sembada adalah Desa Maju yang memiliki
kemampuan melaksanakan pembangunan Desa
untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa
dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan
ketahanan ekologi secara berkelanjutan.
14. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
15. Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah
pembangunan antar desa yang dilaksanakan dalam
upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa
melalui pendekatan partisipatif yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikota.
16. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya
disingkat BUM Desa, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
- 7 -
Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
Desa.
17. Badan Usaha Milik Desa Bersama, yang
selanjutnya disebut BUM Desa Bersama, adalah
badan usaha yang dibentuk dalam skema kerja
sama antar-Desa.
18. Pembangunan Daerah Tertinggal yang selanjutnya
disingkat PDT adalah suatu proses, upaya, dan
tindakan secara terencana untuk meningkatkan
kualitas masyarakat dan wilayah yang merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional.
19. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang
wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang
dibandingkan dengan daerah lain dalam skala
nasional.
20. Daerah Tertentu adalah adalah daerah yang
memiliki karakteristik tertentu seperti daerah
rawan pangan, rawan bencana, perbatasan,
terdepan, terluar, dan pasca konflik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
21. Pengembangan Daerah Tertentu adalah upaya-
upaya meningkatkan mengembangkan daerah
tertentu agar keluar dari karakteristik daerah
tertentu.
22. Daerah Rawan Pangan adalah Kondisi suatu
daerah yang tingkat ketersediaan, akses, dan/atau
keamanan pangan sebagian masyarakat dan
rumah tangganya tidak cukup untuk memenuhi
standar kebutuhan fisiologis dan pertumbuhan dan
kesehatan.
23. Daerah Perbatasan adalah bagian wilayah negara
yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas
wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal
- 8 -
Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan
Perbatasan berada di kecamatan.
24. Daerah Rawan Bencana adalah daerah yang
mempunyai karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah
untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai
kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
25. Daerah Pasca Konflik adalah merupakan interpelasi
sosial yang berbentuk pertentangan karena adanya
suatu perbedaan, baik perbedaan fisik maupun
perbedaan pandangan.
26. Pulau Kecil Terluar adalah pulau dengan luas areal
kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua ribu
kilomenter persegi) yang memiliki titik-titik dasar
koordinat geografis yang menghubungkan garis
pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum
internasional dan nasional.
27. Ketransmigrasian adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi.
28. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara
sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan
menetap di kawasan transmigrasi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah.
29. Transmigran adalah warga negara Republik
Indonesia yang berpindah secara sukarela ke
kawasan transmigrasi.
30. Wilayah Pengembangan Transmigrasi yang
selanjutnya disingkat WPT adalah wilayah potensial
yang ditetapkan sebagai pengembangan
permukiman transmigrasi yang terdiri atas
beberapa satuan kawasan pengembangan yang
salah satu diantaranya direncanakan untuk
mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru
- 9 -
sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.
31. Lokasi Permukiman Transmigrasi yang selanjutnya
disingkat LPT adalah lokasi potensial yang
ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi
untuk mendukung pusat pertumbuhan wilayah
yang sudah ada atau yang sedang berkembang
sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.
32. Satuan Kawasan Pengembangan yang selanjutnya
disingkat SKP adalah satu kawasan yang terdiri
atas beberapa satuan permukiman yang salah satu
di antaranya merupakan permukiman yang
disiapkan menjadi desa utama atau pusat kawasan
perkotaan baru.
33. Kawasan Perkotaan Baru yang selanjutnya
disingkat KPB adalah bagian dari kawasan
transmigrasi yang ditetapkan menjadi pusat
pertumbuhan dan berfungsi sebagai pusat
pelayanan kawasan transmigrasi.
34. Permukiman Transmigrasi adalah satu kesatuan
permukiman atau bagian dari satuan permukiman
yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan
tempat usaha transmigran.
35. Satuan Permukiman yang selanjutnya disingkat SP
adalah bagian dari SKP berupa satu kesatuan
permukiman atau beberapa permukiman sebagai
satu kesatuan dengan daya tampung 300-500 (tiga
ratus sampai dengan lima ratus) keluarga.
36. Satuan Permukiman Baru yang selanjutnya disebut
SP-Baru adalah bagian dari SKP berupa satu
kesatuan permukiman atau beberapa permukiman
sebagai satu kesatuan dengan daya tampung 300-
500 (tiga ratus sampai dengan lima ratus) keluarga
yang merupakan hasil pembangunan baru.
37. Satuan Permukiman Pemugaran yang selanjutnya
disebut SP-Pugar adalah bagian dari SKP berupa
- 10 -
permukiman penduduk setempat yang dipugar
menjadi satu kesatuan dengan permukiman baru
dengan daya tampung 300-500 (tiga ratus sampai
dengan lima ratus) keluarga.
38. Satuan Permukiman Penduduk Setempat yang
selanjutnya disebut SP-Tempatan adalah
permukiman penduduk setempat dalam deliniasi
Kawasan Transmigrasi yang diperlakukan sebagai
SP.
39. Transmigrasi Umum adalah jenis transmigrasi yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau
pemerintah daerah bagi penduduk yang mengalami
keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja
dan usaha.
40. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan adalah jenis
transmigrasi yang dirancang oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah dengan
mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra
usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi
berkembang untuk maju.
41. Transmigrasi Swakarsa Mandiri adalah jenis
transmigrasi yang merupakan prakarsa
transmigran yang bersangkutan atas arahan,
layanan, dan bantuan pemerintah dan/atau
pemerintah daerah bagi penduduk yang telah
memiliki kemampuan.
42. Permukiman dalam KPB adalah satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan
fungsi lain di KPB.
43. Kawasan Transmigrasi adalah kawasan budidaya
yang memiliki fungsi sebagai permukiman dan
tempat usaha masyarakat dalam satu sistem
pengembangan berupa wilayah pengembangan
transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi.
44. Rencana Kawasan Transmigrasi yang selanjutnya
disingkat RKT adalah hasil perencanaan kawasan
- 11 -
transmigrasi yang digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan rencana perwujudan kawasan
transmigrasi.
45. Pusat Pelayanan Kawasan Transmigrasi yang
selanjutnya disingkat PPKT adalah KPB yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kawasan
transmigrasi.
46. UPTP Balai Besar/Balai Latihan Masyarakat adalah
unit teknis penunjang yang bertanggung jawab
kepada Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dan mempunyai tugas
pelaksanaan pelatihan masyarakat dan salah satu
fungsinya sebagai pengumpul data dasar desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi.
47. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disebut SKPD, adalah organisasi/lembaga pada
pemerintah daerah yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/tugas
pemerintahan di bidang tertentu di daerah provinsi,
kabupaten, atau kota.
48. Kementerian adalah Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
49. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
50. Beberapa pengertian diambil dari output yang
datanya akan diambil dari Bisnis Proses.
51. Survey adalah metode pengumpulan data dan
informasi.
Pasal 2
Pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi dipergunakan sebagai pedoman bagi
aparat yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam
- 12 -
pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi pada Kementerian, Dinas dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
BAB II
DATA DAN INFORMASI
DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Pasal 3
(1) Data dan informasi desa terdiri atas data dan
informasi mengenai:
a. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa; dan
b. Pembangunan Kawasan Perdesaan.
(2) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Data dan Informasi-Status Perkembangan Desa;
b. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan
Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa;
c. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal
Sosial Dasar Desa;
d. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal
Prasarana dan Sarana Desa;
e. Data dan Informasi-Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa; dan
f. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa (BUM
Desa).
(3) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan
Kawasan Perdesaan;
b. Data dan Informasi-Prasarana dan Sarana Dasar
Kawasan Perdesaan;
c. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa
Bersama (BUM Desa Bersama);
- 13 -
d. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa
yang Kompeten di Kawasan Perdesaan; dan
e. Data dan Informasi-Pusat Pertumbuhan Kawasan
Perdesaan.
Pasal 4
(1) Data dan Informasi Daerah Tertinggal terdiri atas
data dan informasi mengenai:
a. Pengembangan Daerah Tertentu; dan
b. Pembangunan Daerah Tertinggal.
(2) Data dan informasi Daerah Tertinggal sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Data dan Informasi-Profil dan Program Daerah
Perbatasan;
b. Data dan Informasi-Profil dan Program Pulau Kecil
dan Terluar;
c. Data dan Informasi-Daerah Rawan Bencana;
d. Data dan Informasi-Daerah Rawan Pangan;
e. Data dan Informasi-Daerah Pasca Konflik;
f. Data dan Informasi-Prioritas Lokasi dan Kegiatan
Utama Penanganan Daerah Tertentu;
g. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan
Daerah yang Dialokasikan di Daerah Tertentu;
h. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I
Lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi yang dialokasikan di
Daerah Tertentu;
i. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Bencana;
j. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Pangan;
k. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Konflik;
l. Data dan Informasi-Wilayah Perbatasan yang
Berdaya Saing; dan
m. Data dan Informasi-Pulau Kecil dan Terluar yang
Berdaya Saing.
(3) Data dan Informasi Daerah Tertinggal sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Tertinggal;
- 14 -
b. Data dan Informasi-Profil Kabupaten Daerah
Tertinggal;
c. Data dan Informasi-Rancangan Program Intervensi
Kabupaten Daerah Tertinggal;
d. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan
Daerah yang dialokasikan untuk Pembangunan
Daerah Tertinggal;
e. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I
Lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi yang Dialokasikan
untuk Pembangunan Daerah Tertinggal; dan
f. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Maju yang
Sebelumnya Merupakan Kabupaten Daerah
Tertinggal.
Pasal 5
(1) Data dan Informasi Transmigrasi terdiri atas data dan
informasi mengenai:
a. Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi; dan
b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
(2) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Data dan Informasi-Kawasan Transmigrasi yang
Ditetapkan;
b. Data dan Informasi-Kerjasama Antar-Daerah
Pelaksanaan Transmigrasi;
c. Data dan Informasi-Rencana Detail Kawasan
Perkotaan Baru;
d. Data dan Informasi-Rencana Rinci Satuan
Kawasan Pengembangan;
e. Data dan Informasi-Rencana Teknis Satuan
Permukiman;
f. Data dan Informasi-Rencana Teknis Detail
Prasarana dan Sarana;
g. Data dan Informasi-Rencana Pengembangan
Masyarakat;
- 15 -
h. Data dan Informasi-Hak Pengelolaan Lahan;
i. Data dan Informasi-Bidang Tanah Hasil
Konsolidasi;
j. Data dan Informasi-Permukiman Layak Huni,
Layak Usaha, dan Layak Berkembang; dan
k. Data dan Informasi-Persebaran Penduduk yang
Tertata.
(3) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap
Penyesuaian;
b. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap
Pemantapan;
c. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap
Kemandirian;
d. Data dan Informasi-Pusat Satuan Kawasan
Pengembangan/Desa Utama;
e. Data dan Informasi-Kawasan Perkotaan Baru;
f. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Milik;
g. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Pakai;
h. Data dan Informasi-Kemitraan dengan Badan
Usaha; dan
i. Data dan Informasi-Koordinasi dengan Lintas
Sektor Terkait.
Pasal 6
Data dan Informasi Sekretariat Jenderal terdiri atas data
dan informasi mengenai:
a. Data dan Informasi-Rencana, Program, dan
Anggaran;
b. Data dan Informasi-Laporan Keuangan dan Barang
Milik Negara (BMN);
c. Data dan Informasi-Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
d. Data dan Informasi-Kepegawaian;
e. Data dan Informasi-Ketatalaksanaan;
f. Data dan Informasi-Kelembagaan;
- 16 -
g. Data dan Informasi-Aparatur Sipil Negara yang
Profesional; dan
h. Data dan Informasi-Pelayanan Publik.
Pasal 7
Data dan Informasi Inspektorat Jenderal terdiri atas data
dan informasi mengenai:
a. Data dan Informasi-Objek Pengawasan;
b. Data dan Informasi-Prioritas Objek Pengawasan;
c. Data dan Informasi-Laporan Hasil Pengawasan;
d. Data dan Informasi-Atensi Hasil Pengawasan;
e. Data dan Informasi-Tindak Lanjut Pengawasan; dan
f. Data dan Informasi-Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pasal 8
Data dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi terdiri atas data
dan informasi mengenai:
a. Data dan Informasi-yang Tersajikan;
b. Data dan Informasi-Arahan Kebijakan Berbasis
Pengetahuan;
c. Data dan Informasi-Desa;
d. Data dan Informasi-Rancangan Kawasan
Perdesaan;
e. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa
yang Kompeten; dan
f. Data dan Informasi-Pegawai yang Profesional.
Pasal 9
(1) Format isian Data dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Ketentuan mengenai format isian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) akan diatur dengan
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
- 17 -
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi.
BAB III
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Pasal 10
Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi, meliputi:
a) Pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan
penyajian serta pelaporan data dan informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pasal 11
(1) Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian
data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
menggunakan sarana dan prasarana pengelolaan
data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi berupa perangkat lunak dan perangkat
keras.
(2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud ayat (1)
tersebut di atas dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen survey.
(3) Penyajian data dan informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan secara manual
dan/atau menggunakan teknologi
informasi/memanfaatkan jaringan informasi yang
tersedia yang disediakan oleh Kementerian, Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota.
- 18 -
Pasal 12
(1) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, 5, 6, 7, dan
8 dilakukan oleh Pusat dan Daerah.
(2) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk
tingkat Pusat adalah Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi (BALILATFO) yang dalam pelaksanaan
sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusat Data dan
Informasi.
(3) Unit Teknis dalam hal ini Eselon 1 di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi melaksanakan pengelolaan data
dan informasi yang terkait pelaksanaan kegiatan
teknis secara detail di bidang masing-masing.
(4) Penanggungjawab pengelolaan data dan informasi
pada masing-masing unit eselon 1 di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi dilakukan oleh Kepala Sub Bagian
Data dan Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat
Direktorat Jenderal.
(5) Penanggungjawab pengelolaan data dan informasi
pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Tata
Usaha pada masing-masing Biro, Inspektur, dan
Pusat serta masing-masing Subbag Evaluasi dan
Pelaporan pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dan
Subbag Evaluasi dan Pelaporan pada Sekretariat
Balilatfo.
(6) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk
tingkat daerah, dilaksanakan oleh;
- 19 -
a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
membidangi desa, daerah tertinggal, dan atau
transmigrasi di tingkat Provinsi;
b. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
membidangi desa, daerah tertinggal, dan atau
transmigrasi di tingkat Kabupaten/Kota;
c. Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan
Masyarakat, Kepala Balai Besar Latihan
Masyarakat dan Kepala Balai Latihan Masyarakat
yang berada di bawah struktur organisasi Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi (BALILATFO).
BAB IV PROSEDUR
PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI
Pasal 13
(1) Prosedur pengelolaan data dan informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan
dengan ketentuan sistem pengelolaan data dan
informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dilaksanakan secara berjenjang
sesuai dengan lingkup tanggung jawab masing-
masing SKPD di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi,
dan Pemerintah Pusat;
(2) Sistem pengelolaan data dan informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi secara
berjenjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dilaksanakan oleh masing-masing Kepala SKPD di
tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani
bidang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan Balai-Balai Pelatihan Masyarakat
meliputi:
a. pengelolaan data dan informasi dalam lingkup
kewenangannya;
- 20 -
b. pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana; dan
c. operasionalisasi dan/atau pemeliharaan sistem
informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
(3) Sistem pengelolaan data dan informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggunakan
pola terpusat dan tersebar. Pola terpusat
dilaksanakan oleh Balilatfo dalam memenuhi
kebutuhan kerja sama sistem informasi antar
lembaga/instansi terkait. Pola tersebar
dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai
tugas, fungsi, dan kewenangannya.
BAB V
PROSEDUR DAN MEKANISME
PELAPORAN DATA DAN INFORMASI
Pasal 14
(1) Prosedur pelaporan data dan informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan secara
periodik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Data dan Informasi yang disusun oleh SKPD di
tingkat Kabupaten/Kota, disampaikan kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Kepala
SKPD Provinsi;
b. Data dan Informasi yang disusun oleh SKPD di
tingkat Provinsi dan data dan informasi yang
diterima dari SKPD Kabupaten/Kota, disampaikan
kepada Gubernur dengan tembusan Menteri
melalui Direktur Jenderal yang bersangkutan dan
tembusan kepada Kepala Balilatfo melalui Pusat
Data dan Informasi;
c. Data dan Informasi yang disusun oleh Unit Teknis
Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, melalui Sub Bagian Data dan
- 21 -
Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat
Direktorat Jenderal disampaikan kepada Menteri
dengan tembusan kepada Kepala Balilatfo melalui
Pusat Data dan Informasi; dan
d. Penyampaian data dan informasi dilaksanakan
setiap 1 (satu) tahun, paling lambat bulan Januari
tahun berikutnya.
BAB VI PENDANAAN
PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI
Pasal 15
(1) Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggungjawab
terhadap pendanaan pengelolaan data dan informasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
(2) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dikelola
oleh Kementerian bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dikelola
oleh Daerah dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 16
(1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan
pembinaan dan pengendalian terhadap pengelolaan
data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan
- 22 -
transmigrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditujukan untuk:
a. meningkatkan mutu pengelolaan data dan
informasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
b. mengembangkan pengelolaan data dan informasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
(3) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. pemantauan dan evaluasi.
BAB VIII KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 17
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka
ketentuan mengenai Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Ketransmigrasian, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 23 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2016
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARWAN JAFAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 875
Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi,
dan Tata Laksana
Eko Bambang Riadi
- 24 -
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI DESA, DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
FORMAT ISIAN
I. Data dan Informasi Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa
A. Data dan Informasi-Status
Perkembangan Desa
: Data dan Informasi-PPMD 01
B. Data dan Informasi-Perencanaan
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
: Data dan Informasi-PPMD 02
C. Data dan Informasi-Standar Pelayanan
Minimal Sosial Dasar Desa
: Data dan Informasi-PPMD 03
D. Data dan Informasi-Standar Pelayanan
Minimal Prasarana dan Sarana Desa
: Data dan Informasi-PPMD 04
E. Data dan Informasi-Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa
: Data dan Informasi-PPMD 05
F. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa)
: Data dan Informasi-PPMD 06
II. Data dan Informasi Pembangunan Kawasan Perdesaan
A. Data dan Informasi-Perencanaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan
: Data dan Informasi-PKP 01
B. Data dan Informasi-Prasarana dan
Sarana Dasar Kawasan Perdesaan
: Data dan Informasi-PKP 02
C. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik
Desa Bersama (BUM Desa Bersama)
: Data dan Informasi-PKP 03
D. Data dan Informasi-Sumber Daya
Masyarakat Desa yang Kompeten di
Kawasan Perdesaan
: Data dan Informasi-PKP 04
E. Data dan Informasi-Pusat Pertumbuhan
Kawasan Perdesaan
: Data dan Informasi-PKP 05
- 25 -
III. Data dan Informasi Pengembangan Daerah Tertentu
A. Data dan Informasi-Profil dan Program
Daerah Perbatasan
: Data dan Informasi-PDTu 01
B. Data dan Informasi-Profil dan Program
Pulau Kecil dan Terluar
: Data dan Informasi-PDTu 02
C. Data dan Informasi-Daerah Rawan
Bencana
: Data dan Informasi-PDTu 03
D. Data dan Informasi- Daerah Rawan
Pangan
: Data dan Informasi-PDTu 04
E. Data dan Informasi-Daerah Rawan
Konflik
: Data dan Informasi-PDTu 05
F Data dan Informasi-Prioritas Lokasi dan
Kegiatan Utama Penanganan Daerah
Tertentu
: Data dan Informasi-PDTu 06
G. Data dan Informasi-Program Lintas
Sektor dan Daerah yang Dialokasikan di
Daerah Tertentu
: Data dan Informasi-PDTu 07
H. Data dan Informasi-Program Unit Kerja
Eselon I Lingkup Kementerian Desa
PDTT yang Dialokasikan di Daerah
Tertentu
: Data dan Informasi-PDTu 08
I. Data dan Informasi-Daerah Tangguh
Bencana
: Data dan Informasi-PDTu 09
J. Data dan Informasi-Daerah Tangguh
Pangan
: Data dan Informasi-PDTu 10
K. Data dan Informasi-Daerah Tangguh
Konflik
: Data dan Informasi-PDTu 11
L. Data dan Informasi-Wilayah Perbatasan
yang Berdaya Saing
: Data dan Informasi-PDTu 12
M. Data dan Informasi-Pulau Kecil dan
Terluar yang Berdaya Saing
: Data dan Informasi-PDTu 13
IV. Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal
A. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah
Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 01
B. Data dan Informasi-Profil Kabupaten
Daerah Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 02
C. Data dan Informasi-Rancangan Program
Intervensi Kabupaten Daerah Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 03
D. Data dan Informasi-Program Lintas
Sektor dan Daerah yang Dialokasikan
Untuk Pembangunan Daerah Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 04
E. Data dan Informasi-Program Unit Kerja
Eselon I Lingkup Kementerian Desa
PDTT yang Dialokasikan Untuk
Pembangunan Daerah Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 05
- 26 -
F. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah
Maju yang Sebelumnya Merupakan
Kabupaten Daerah Tertinggal
: Data dan Informasi-PDT 06
V. Data dan Informasi Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Tranmigrasi
A. Data dan Informasi- Kawasan
Transmigrasi yang Ditetapkan
: Data dan Informasi-PKP2Trans 01
B. Data dan Informasi-Kerjasama Antar-
Daerah Pelaksanaan Transmigrasi
: Data dan Informasi-PKP2Trans 02
C. Data dan Informasi-Rencana Detail
Kawasan Perkotaan Baru
: Data dan Informasi-PKP2Trans 03
D. Data dan Informasi-Rencana Rinci
Satuan Kawasan Pengembangan
: Data dan Informasi-PKP2Trans 04
E. Data dan Informasi-Rencana Teknis
Satuan Permukiman
: Data dan Informasi-PKP2Trans 05
F. Data dan Informasi-Rencana Teknis
Detail Prasarana dan Sarana
: Data dan Informasi-PKP2Trans 06
G. Data dan Informasi-Rencana
Pengembangan Masyarakat
: Data dan Informasi-PKP2Trans 07
H. Data dan Informasi-Hak Pengelolaan
Lahan
: Data dan Informasi-PKP2Trans 08
I. Data dan Informasi-Bidang Tanah Hasil : Data dan Informasi-PKP2Trans 09
J. Data dan Informasi-Permukiman Layak
Huni, Layak Usaha, dan Layak
Berkembang
: Data dan Informasi-PKP2Trans 10
K. Data dan Informasi-Persebaran
Penduduk yang Tertata
: Data dan Informasi-PKP2Trans 11
VI. Data dan Informasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi
A. Data dan Informasi-Satuan Permukiman
Tahap Penyesuaian
: Data dan Informasi-PKTrans 01
B. Data dan Informasi-Satuan Permukiman
Tahap Pemantapan
: Data dan Informasi-PKTrans 02
C. Data dan Informasi-Satuan Permukiman
Tahap Kemandirian
: Data dan Informasi-PKTrans 03
D. Data dan Informasi-Pusat Satuan
Kawasan Pengembangan/Desa Utama
: Data dan Informasi-PKTrans 04
E. Data dan Informasi-Kawasan Perkotaan
Baru
: Data dan Informasi-PKTrans 05
F. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Milik : Data dan Informasi-PKTrans 06
G. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Pakai : Data dan Informasi-PKTrans 07
- 27 -
H. Data dan Informasi-Kemitraan dengan
Badan Usaha
: Data dan Informasi-PKTrans 08
I. Data dan Informasi-Koordinasi dengan
Lintas Sektor Terkait
: Data dan Informasi-PKTrans 09
VII. Data dan Informasi Sekretariat Jenderal
A. Data dan Informasi-Rencana, Program,
dan Anggaran
: Data dan Informasi-Setjen 01
B. Data dan Informasi-Laporan Keuangan
dan Barang Milik Negara (BMN)
: Data dan Informasi-Setjen 02
C. Data dan Informasi-Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
: Data dan Informasi-Setjen 03
D. Data dan Informasi-Kepegawaian : Data dan Informasi-Setjen 04
E. Data dan Informasi-Ketatalaksanaan : Data dan Informasi-Setjen 05
F. Data dan Informasi-Kelembagaan : Data dan Informasi-Setjen 06
VIII. Data dan Informasi Inspektorat Jenderal
A. Data dan Informasi-Objek Pengawasan : Data dan Informasi-Itjen 01
B. Data dan Informasi-Prioritas Objek
Pengawasan
: Data dan Informasi-Itjen 02
C. Data dan Informasi-Laporan Hasil
Pengawasan
: Data dan Informasi-Itjen 03
D. Data dan Informasi-Atensi Hasil
Pengawasan
: Data dan Informasi-Itjen 04
E. Data dan Informasi-Tindak Lanjut
Pengawasan
: Data dan Informasi-Itjen 05
F. Data dan Informasi-Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP)
: Data dan Informasi-Itjen 06
IX. Data dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan, dan Informasi
A. Data dan Informasi-Yang Tersajikan : Data dan Informasi-Balilatfo 01
B. Data dan Informasi-Arahan Kebijakan
Berbasis Pengetahuan
: Data dan Informasi-Balilatfo 02
C. Data dan Informasi-Desa : Data dan Informasi-Balilatfo 03
- 28 -
D. Data dan Informasi-Rancangan Kawasan
Perdesaan
: Data dan Informasi-Balilatfo 04
E. Data dan Informasi-Sumber Daya
Masyarakat Desa yang Kompeten
: Data dan Informasi-Balilatfo 05
F. Data dan Informasi-Pegawai yang
Profesional
: Data dan Informasi-Balilatfo 06
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARWAN JAFAR
Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi,
dan Tata Laksana
Eko Bambang Riadi
25
LAMPIRAN 3
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN DAN INFORMASI
(BALILATFO)
SA
MB
UT
AN
KE
PA
LA
BA
LIL
AT
FO
Bis
mill
ahir
roh
man
irro
him
.
Ass
alamu’
alai
kum
Wr
Wb
Sal
am s
ejah
tera
un
tuk
kita
sem
ua.
Sel
amat
pag
i.
Puj
i sy
ukur
kita
pan
jatk
an k
epad
a T
uhan
Yan
g M
aha
Esa
, ka
rena
ata
s
berk
ah d
an k
arun
ia-N
ya,
kita
dap
at b
erku
mpu
l be
rsam
a ke
mba
li da
lam
aca
ra
pem
buka
an k
egia
tan
fin
alis
asi p
enyu
suna
n P
erat
uran
Men
teri
Des
a, P
DT
dan
Tra
nsm
igra
si
tent
ang
P
edom
an
Pen
gelo
laan
D
ata
dan
Info
rmas
i D
esa,
Dae
rah
Ter
tingg
al d
an T
rans
mig
rasi
.
Bap
ak Ib
u y
ang
kam
i Ho
rmat
i,
Per
lu
kam
i sa
mpa
ikan
ke
mba
li ba
hwa
peru
baha
n no
men
klat
ur
di
seju
mla
h ke
men
teria
n K
abin
et
Ker
ja
saat
in
i m
emba
wa
dam
pak
pada
bebe
rapa
per
ubah
an.
Mul
ai d
ari
angg
aran
, rit
me
kerja
hin
gga
pada
beb
erap
a
peru
baha
n ya
ng
pe
rlu
di
laku
kan
da
lam
pera
tura
n-p
erat
uran
ya
ng
dike
luar
kan
oleh
kem
ente
rian.
Per
atur
an/P
erun
dang
an
yang
be
rkai
tan
den
gan
keg
iata
n pe
ngel
olaa
n
data
dan
inf
orm
asi,
sem
ula
be
rupa
P
erat
uran
M
ente
ri T
enag
a K
erja
dan
Tra
nsm
igra
si N
omor
9 T
ahun
201
2 te
ntan
g P
edom
an P
enge
lola
an D
ata
dan
Info
rmas
i K
etra
nsm
igra
sian
, de
ngan
ad
anya
pe
ruba
han
nom
enkl
atur
Kem
ente
rian
men
jadi
K
emen
teria
n D
esa,
P
DT
da
n T
rans
mig
rasi
su
dah
seha
rusn
ya
di
ubah
men
jadi
Per
atur
an
M
ente
ri
Des
a,
PD
T
dan
Tra
nsm
igra
si
seb
agai
p
edom
an
yan
g
men
gatu
r te
ntan
g P
enge
lola
an D
ata
dan
Info
rmas
i Des
a, D
aera
h T
ertin
ggal
dan
Tra
nsm
igra
si.
Had
irin
yan
g B
erb
ahag
ia,
Tek
nolo
gi i
nfor
mas
i da
n si
stem
inf
orm
asi
mem
puny
ai p
eran
an p
entin
g
dala
m s
etia
p el
emen
keh
idup
an,
term
asuk
pen
gelo
laan
dat
a da
n in
form
asi
Des
a,
Dae
rah
Ter
tingg
al
dan
Tra
nsm
igra
si,
guna
men
capa
i sas
aran
-sas
aran
stra
tegi
s ya
ng
tela
h te
rtua
ng
dala
m
Ren
stra
K
emen
teria
n D
esa,
P
DT
da
n
Tra
nsm
igra
si d
an m
ewu
judk
an
cita
-cita
N
awac
ita
ke-3
ya
itu
mem
bang
un
Indo
nesi
a da
ri pi
nggi
ran
deng
an m
empe
rkua
t da
erah
– d
aera
h da
n de
sa –
desa
dal
am k
eran
gka
nega
ra k
esat
uan.
Sec
ara
umum
, w
ilaya
h ke
rja p
emba
ngun
an K
emen
teria
n de
sa, P
DT
dan
Tra
nsm
igra
si
bera
da
di
desa
, ke
dudu
kan
fung
si
pem
bang
unan
da
erah
tert
ingg
al d
an f
ungs
i pe
ngem
bang
an d
aera
h te
rten
tu
mer
upak
an
pena
jam
an
loku
s pr
iorit
as
desa
-des
a ya
ng
diba
ngun
, se
dang
kan
fung
si
pem
bang
unan
kaw
asan
per
desa
an d
an f
ungs
i ke
tran
smig
rasi
an m
erup
akan
ins
trum
en u
ntuk
pem
bang
unan
de
sa
dan
kaw
asan
pe
rdes
aan
. D
isin
ilah
pera
n te
knol
ogi
info
rmas
i da
n si
stem
inf
orm
asi
yang
die
mba
n ol
eh P
usda
tin g
una
mer
ekat
kan
dan
men
ajam
kan
fung
si –
fun
gsi
ters
ebut
mel
alui
pen
yiap
an d
an p
enye
diaa
n
data
da
n in
form
asi
dibi
dang
de
sa,
pem
bang
unan
da
erah
te
rtin
ggal
da
n
tran
smig
rasi
.
Had
irin
yan
g b
erb
ahag
ia,
Ped
oman
Pen
gelo
laan
Dat
a da
n In
form
asi
Des
a, D
aera
h T
ertin
ggal
dan
Tra
nsm
igra
si
yang
m
emua
t ke
tent
uan
tent
ang
peng
elol
aan,
pr
osed
ur
peng
elol
aan,
pr
osed
ur
pela
pora
n,
pend
anaa
n pe
ngel
olaa
n da
n pe
mbi
naan
sert
a pe
ngen
dalia
n pe
ngel
olaa
n da
ta d
an i
nfor
mas
i da
pat
digu
naka
n se
baga
i
land
asan
huk
um /
acu
an d
alam
mel
akuk
an p
enge
lola
an d
ata
dan
info
rmas
i
Des
a, D
aera
h T
ertin
ggal
Dan
Tra
nsm
igra
si,
sesu
ai d
enga
n tu
gas
dan
fung
si,
tata
ker
ja,
pros
edur
ker
ja d
an s
iste
m k
erja
mas
ing
-mas
ing
unit
kerja
unt
uk
mew
ujud
kan
“Goo
d Go
verm
ance
”.
Akh
ir ka
ta,
peng
harg
aan
dan
ucap
an t
erim
a ka
sih
disa
mpa
ikan
kep
ada
sem
ua
piha
k ya
ng
tela
h ha
dir
dan
mem
bant
u da
lam
pe
laks
anaa
n ke
giat
an
final
isas
i pe
nyus
unan
Per
atur
an M
ente
ri D
esa,
PD
T d
an T
rans
mig
rasi
ten
tang
Ped
oman
Pen
gelo
laan
D
ata
dan
Info
rmas
i D
esa,
D
aera
h T
ertin
ggal
da
n
Tra
nsm
igra
si.
Den
gan
men
guca
pkan
“B
ismill
ahirr
ohm
anirr
ohim
” sa
ya
nyat
akan
kegi
atan
fin
alis
asi
peny
usun
an
pedo
man
pe
ngel
olaa
n da
ta
dan
info
rmas
i
Des
a, D
aera
h T
ertin
ggal
dan
Tra
nsm
igra
si, s
ecar
a re
smi d
ibuk
a.
Was
sala
mu’a
laiku
m W
r W
b.
Bog
or,
A
pril
2016
Kep
ala
Bad
an
Pen
eliti
an d
an P
enge
mba
ngan
, P
endi
dika
n da
n P
elat
ihan
dan
Info
rmas
i
Dr.
Ir. M
.Nu
rdin
, MT
N
IP.
1964
0510
199
010
1 00
3
26
LAMPIRAN 4
LAPORAN PENYELENGGARAAN PADA
ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI
LAPORAN PENYELENGGARAAN PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN PENGELOLAAN DATIN DESA, DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI Ruang Oproom. Gd Utama Lt 1 Kementerian Desa PDTT , Kamis, Tanggal 8
Desember 2016
Yth. - Kepala Badan Penelitian,Pengembangan,Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi,
Bapak Dr. Ir. H. M. Nurdin, MT
Yth. - Para pejabat Eselon 1, 2, 3 dan 4 di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
Yth. - Para peserta kegiatan finalisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2016.
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian dan selamat pagi
Marilah kita panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, sehingga masih diberikan kesehatan dan
dapat menghadiri acara Pembukaan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kami menyampaikan ucapan terimakasih atas keringanan langkah dan kehadiran
bapak/ibu sekalian dalam acara pagi ini.
Bapak Kepala Balilatfo, yang kami hormati
Ijinkanlah kami menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi pedoman
pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagai
berikut:
1. Kegiatan Sosialisasi ini merupakan salah satu media untuk menyebarluaskan
informasi mengenai:
a. Permendesapdtt Nomor 1 tahun 2016 tentang E-Government;
b. Permendesapdtt Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data
dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
2. Tujuan kegiatan sosialisasi tersebut diatas adalah:
a. Agar semua unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi mengetahui, mengenal dan memahami tugas,
fungsi dan peran dalam proses pembangunan / pengembangan sistem
informasi dan proses pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi;
b. Terciptanya sinergitas dalam pembangunan/pengembangan sistem informasi
dan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
3. Kegiatan Sosialisasi ini di laksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai hari kamis, 8
Desember s/d Sabtu 10 Desember 2016, yang meliputi :
a. Acara pembukaan, dengan undangan para Pejabat eselon I dan eselon II di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dilaksanakan pagi ini;
b. Acara selanjutnya dengan undangan para Pejabat eselon IV sebagai pejabat
yang berperan secara teknis dilaksanakan di hotel Seruni, puncak, Bogor akan
dilaksanakan mulai malam hari nanti.
4. Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini adalah:
a. “Prosedur Penyusunan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.” Yang akan disampaikan oleh Kepala Biro Hukum,
Organisasi dan Tata laksana;
b. “Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 1 tahun 2016 tentang E-Government dan
Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi”. Yang akan disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.
5. Pada kesempatan ini kami laporkan, bahwa undangan yang telah hadir pada acara
pembukaan ini adalah;
a. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT;
b. Inspektur Jenderal Kemendesa PDTT;
c. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa,
Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Direktur Jenderal
Pengembangan Daerah Tertentu, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal, Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi, Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi.
d. Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri
Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal.
e. Para Pejabat Eselon II dari Setjen, Itjen, Balilatfo dan Ditjen Teknis di
Lingkungan Kementerian Desa PDTT.
f. Narasumber (Bapak Ir. Harry Heriawan Saleh, M.Sc, Bapak Ir. Oon Kurniaputra,
dan Bapak Drs. Mirwanto Manuwiyoto, MM)
6. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
di distribusikan kepada para Pejabat eselon I dan Pejabat eselon II di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan
Nota Dinas nomor 960/Balilatfo.1/10/2016 tanggal 14 Oktober 2016 hal
Penyampaian Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Hadirin yang berbahagia
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berkenan hadir pada
acara pembukaan ini dan mengirim perwakilannya untuk berpartisipasi aktif pada
kegiatan ini, Kami berharap semoga upaya dan kerja keras kita bersama mendapat
ridho dari Allah SWT dan membawa manfaat yang sebesar besarnya bagi Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi.
Selanjutnya Kepada Bapak Kepala Badan, kami mohon, berkenan untuk memberikan
arahan, sekaligus membuka secara resmi Kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan
Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sekian dan terimakasih.
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Panitia Penyelenggara
27
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI KEGIATAN
DOKUMENTASI SOSIALISASI PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI