ii KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena atas perkenannNya, penulisan buku NOMINA ANATOMICA ini dapat diselesaikan. Penulisan buku ini didorong oleh munculnya kecenderungan untuk tidak konsisten lagi dalam menggunakan istalah-istilah anatomi di kalangan medis baik di media cetak maupun dalam penggunaan kesehariannya. Nomina Anatomica atau Terminologia Anatomica merupakan istilah-istilah dasar anatomi yang bersifat universal, dinodai oleh para penggunanya sendiri dengan mencampur adukkan dengan berbagai istilah yang bersifat regional, sehingga makna universalitas Nomina Anatomica menjadi tidak sakral lagi. Dalam memaknai istalah anatomi melalui Nomina Anatomica tidak hanya bagaimana mengucapkan yang benar, tetapi juga haruslah ditulis berdasarkan kaidah-kaidah penulisan anatomi yang benar pula. Banyak istilah-istilah anatomi ditulis dengan cara diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (misalnya uterus diganti dengan rahim), serta banyak istilah-istilah anatomi yang ditulis hanya berdasar pada kesamaan bunyinya saja (misalnya pharynx diganti dengan faring), yang justru dilakukan oleh kalangan medis sendiri; padahal seharusnya merekalah yang berperan untuk pengemban dalam menyelamatkan kaidah-kaidah pelafalan dan penulisan istilah-istilah Nomina Anatomica ini. Kalau demikian halnya, kapan mahasiswa kenal dengan Nomina Anatomica?. Merasa terpanggil untuk ikut bertanggungjawab dalam menyelamatkan keaslian istilah-istilah dalam Nomina Anatomica ini, penulis menyajikan buku Nomina Anatomica ini sebagai pegangan bagi penyelenggara pendidikan Kedokteran dan Kesehatan pada umumnya serta para praktisi medis. Buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan di-sana-sini, maka dengan rendah hati saya siap menerima kritik, saran dan pendapat lain demi perbaikan buku ini pada edisi berikutnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi para penggunanya. Surakarta, Juni 2011 Hormat saya, Penulis
44
Embed
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah .../Pidana... · pegangan bagi penyelenggara pendidikan Kedokteran dan Kesehatan pada umumnya serta para praktisi medis.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena atas perkenannNya, penulisan buku NOMINA ANATOMICA ini dapat diselesaikan. Penulisan buku ini didorong oleh munculnya kecenderungan untuk tidak konsisten lagi dalam menggunakan istalah-istilah anatomi di kalangan medis baik di media cetak maupun dalam penggunaan kesehariannya. Nomina Anatomica atau Terminologia Anatomica merupakan istilah-istilah dasar anatomi yang bersifat universal, dinodai oleh para penggunanya sendiri dengan mencampur adukkan dengan berbagai istilah yang bersifat regional, sehingga makna universalitas Nomina Anatomica menjadi tidak sakral lagi. Dalam memaknai istalah anatomi melalui Nomina Anatomica tidak hanya bagaimana mengucapkan yang benar, tetapi juga haruslah ditulis berdasarkan kaidah-kaidah penulisan anatomi yang benar pula. Banyak istilah-istilah anatomi ditulis dengan cara diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (misalnya uterus diganti dengan rahim), serta banyak istilah-istilah anatomi yang ditulis hanya berdasar pada kesamaan bunyinya saja (misalnya pharynx diganti dengan faring), yang justru dilakukan oleh kalangan medis sendiri; padahal seharusnya merekalah yang berperan untuk pengemban dalam menyelamatkan kaidah-kaidah pelafalan dan penulisan istilah-istilah Nomina Anatomica ini. Kalau demikian halnya, kapan mahasiswa kenal dengan Nomina Anatomica?. Merasa terpanggil untuk ikut bertanggungjawab dalam menyelamatkan keaslian istilah-istilah dalam Nomina Anatomica ini, penulis menyajikan buku Nomina Anatomica ini sebagai pegangan bagi penyelenggara pendidikan Kedokteran dan Kesehatan pada umumnya serta para praktisi medis. Buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan di-sana-sini, maka dengan rendah hati saya siap menerima kritik, saran dan pendapat lain demi perbaikan buku ini pada edisi berikutnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi para penggunanya. Surakarta, Juni 2011
Hormat saya, Penulis
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Nomina Anatomica
Nomina Anatomica (NA) adalah Badan resmi tata nama Anatomi, khususnya yang telah direvisi oleh International Anatomical Nomenclature Committee yang ditunjuk oleh Kongres International Ahli Anatomi ke-5 (Oxford, 1950) dan disetujui oleh Kongres International Ahli Anatomi ke-6 (Paris, 1955) yang direvisi dan disetujui oleh Kongres International Ahli Anatomi ke-7 (New York, 1960), ke-8 (Wiesbaden, 1965), ke-9 (Leningrad, 1970), ke-10 (Tokyo, 1975), ke-11 (Mexico City, 1980) dan ke-12 (London, 1985). Pada tahun 1998, bersama Federative Committee on Anatomical Terminology dan 56 Member Associations of the International Associations of Anatomists, badan ini resmi diganti dengan nama Terminologia Anatomica (TA) Berdasarkan etimologi, istilah anatomi diambil dari beberapa buku, seperti dari: (1). E.J. Field and R.J. Harrison, Anatomical Terms. Their Origin and Derivation, Heffer, Cambridge, 2nd ed ., 1957. (2). H.A. Skinner, The Origin of Medical Terms, William and Wilkins, Baltimore, 2nd ed., 1961. (3). H. Wain, The Story Behind the Word, Thomas, Springfield, Illinois, 1958.
Sampai menjelang akhir abad ke-19, diperkirakan telah terkumpul sekitar 50.000 istilah anatomi yang dipakai untuk sekitar 5.000 struktur tubuh manusia. Tetapi di akhir tahun 1895, terdapat sekitar 4.500 istilah anatomi, yang disepakati di Basle; sistem nomenklatur yang dipakai kemudian dikenal dengan Basle Nomina Anatomica (B.N.A.) dengan ditetapkan bahasa utama yang dipakai adalah bahasa Latin. Selanjutnya terjadi revisi yang dilaksanakan di Britain, disebut kemudian dengan Birmingham Revision atau BR di tahun 1933, dan di Jerman pada tahun 1935 dengan nama Jena Nomina Anatomica atau disingkat dengan J.N.A. Terminologi yang pertama secara aklamasi telah diterima oleh Anatomical Association of Great Britain and Ireland dan tetap mendasarkan dengan bahasa Latin sebagai bahasa utama Anatomi,
2
yang kemudian akhirnya dapat juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berdasarkan amandemen di New York tahun 1960, meskipun masih tetap diharuskan mencantumkan synonim ke dalam bahasa Latin. Dalam menyampaikan ilustrasi tertentu dibenarkan dengan memakai bahasa negara masing-masing untuk memudahkan proses pemahamannya, tetapi istilah akhir yang dipergunakan dalam konteks Medical Terminology haruslah tetap mengacu kepada bahasa Latin. Nomina Anatomica ini di awali dengan termini generales atau Anatomia generalis, adalah istilah-istilah anatomi dasar baik tentang nomina generalia, partes corporis humani maupun plana, linea et regiones, selanjutnya disusul dengan anatomia systematica secara keseluruhan. Ada beberapa pelafalan huruf-huruf tertentu dalam bahasa Latin seperti tersebut di bawah ini yang harus dilafalkan dengan benar. Contoh: ae diucapkan seperti e (dalam bea) oe diucapkan seperti oi (dalam oikumene) u diucapkan seperti u (dalam udang) c di depan a,o,u dan di depan huruf konsonan diucapkan seperti k (dalam katak) c di depan e, i, y diucapkan seperti s (dalam susu) ch diucapkan seperti kh (dalam khusus) g diucapkan seperti g (dalam gugur) v diucapkan seperti v (dalam valuta)
3
BAB 2 Termini Generales
Termini generales atau Anatomia generalis adalah istilah
dasar anatomi, yang di dalamnya termasuk nomina generalia, partes corporis humani dan plana, linea et regiones. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memaknai Nomina Anatomica atau Terminologia Anatomica ini, yaitu: 1. Istilah yang terdapat dalam kurung kotak [---] berarti sinonim atau alternatif Misalnya: - a). arteria dorsalis nasi [arteria nasi externa] - b). sulci arteriosi [arteriales] - c). cavitas [regio] abdominalis Contoh b) dan c) sebagai alternatif hanya untuk bagian tubuh dengan sebutan lengkap, atau “full term” 2. Untuk struktur yang sifatnya bilateral, dilengkapi dengan dexter / sinister; misalnya pulmo dexter / sinister. Hal yang hampir sama, untuk membandingkan struktur pada laki-laki dan perempuan; misalnya, nervi scrotales / labiales posteriores 3. Istilah yang terletak dalam kurung biasa (---) mempunyai beberapa tujuan: a. Menunjukkan struktur yang “inconstant” Contoh: (ossa suturalia); (sutura frontalis [sutura metopica]) b. Menunjukkan istilah alternatif penting lainnya Contoh: tractus corticopinalis (tractus pyramidalis) nucleus nervi facialis (nucleus facialis) c. Menunjukkan komponen penting tertentu yg sering dipakai
Misalnya: splenium (corporis callosi) arachnoidea (mater) Termini generales atau Anatomia generalis Verticalis Frontalis Superficialis Horizontalis Occipitalis Profundus Medianus Superior Proximalis Coronalis
4
Inferior Distalis Sagittalis Cranialis Centralis Dexter Caudalis Peripheralis Sinister Rostralis Radialis Transversalis Apicalis Ulnaris Medialis Basalis Fibularis Tibialis Intermedius Basilaris Lateralis Medius Palmaris Volaris Anterior Transversus Posterior Longitudinalis Plantaris Flexor Ventralis Axialis Dorsalis Externus Extensor Internus Regiones et Partes Corporis Arti secara tepat dari istilah regio tidak mudah untuk di-definisikan; termasuk di sini adalah untuk suatu area di permukaan tubuh, yang disebut dengan Regiones Superficiales. Definisi dari suatu batasan regio tertentu, misalnya abdomen, terdapat beberapa variasi secara universal; oleh karena adanya beberapa konsep terutama aplikasinya dalam klinik maka definisi secara tepat tidak terlalu penting untuk keseragaman dalam nomenklatur seperti regio tersebut. Sebagian besar disebutkan berdasarkan aplikasi klinis, sedang yang lainnya biasanya disebutkan secara faktual ditentukan berdasarkan titik tertentu di tulang. Istilah regio seringkali dipergunakan untuk sekelompok struktur yang terdapat di dalam tubuh, misalnya: Regio infratemporalis, regio pterygoidea, regio poplitea, dan lain-lain. Istilah regio tersebut di atas ini seringkali disebut dengan Fossa infratemporalis, dan seterusnya, yang juga terdapat dalam Nomina Anatomica. Pemakaian ini sebenarnya tidak logis, oleh karena untuk fossa misalnya, hanya dipergunakan untuk suatu daerah yang telah diambil isinya yang terdapat di regio tersebut.
10
BAB 3 OSTEOLOGIA
Istilah-istilah yang dipakai dalam hubungannya dengan systema
skeletale, seperti yang disebutkan di bawah ini. Systema skeletale Pars ossea: - periosteum - endosteum - substantia corticalis - substantia compacta - substantia spongiosa; substantia trabecularis Pars cartilaginea:
- perichondrium Skeleton axiale Skeleton appendiculare Os longum Os breve Os planum Os pneumaticum Os sesamoideum Os irregulare
Epiphysis Diaphysis Metaphysis - cartilago epiphysialis - linea epiphysialis Tuber Tuberculum Tuberositas Eminentia Processus Condylus Epicondylus Crista Linea Incisura Fossa
Istilah-istilah yang dipakai dalam arthrologia adalah seperti tersebut di bawah ini. 1. ARTICULATIONES FIBROSAE a. SYNDESMOSIS Ligamentum pterygospinale Ligamentum stylohyoideum Ligamenta interspinalia Ligamenta flava Ligamenta intertransversaria Ligamenta supraspinalia Ligamentum nuchae Syndesmosis [articulatio] radio-ulnaris - membrana interossea antebrachii - chorda obliqua Syndesmosis [articulatio] tibiofibularis - membrana interossea cruris
- m. rectus capitis anterior - m. rectus capitis posterior major - m. rectus capitis posterior minor - m. rectus capitis lateralis - m. obliquus capitis superior - m. obliquus capitis inferior
4. MUSCULI FACIALES et MASTICATORES - m. epicranius - m. occipitofrontalis: - venter frontalis
- septum interventriculare - pars muscularis - pars membranacea
- septum atrioventriculare - atrium cordis
- auricula atrialis
89
Bab 7 SPLANCHNOLOGIA -1 ANGIOLOGIA (VENAE)
Dalam hubungannnya dengan venae di tubuh, tersebut di bawah ini adalah istilah-istilah yang dipakai. VENAE PULMONALES 1. VENAE PULMONALES DEXTRAE Vena pulmonalis dextra superior
- r. apicalis - pars intrasegmentalis
- pars intersegmentalis - r. anterior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - r. posterior - pars infralobaris - pars intralobaris (intersegmentalis) - r. lobi medii - pars lateralis
- pars medialis Vena pulmonalis dextra inferior - r. superior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - v. basalis communis - v. basalis superior - radix basalis anterior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - v. basalis inferior
90
2. VENAE PULMONALES SINISTRAE Vena pulmonalis sinistra superior - r. apicoposterior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - r. anterior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - r. lingualis - pars superior - pars inferior Vena pulmonalis sinistra inferior
- r. superior - pars intrasegmentalis - pars intersegmentalis - v. basalis communis - v. basalis superior - r. basalis anterior - pars intrasegmentalis
- pars intersegmentalis - v. basalis inferior VENAE CORDIS - sinus coronarius - v. cardiaca magna - v. posterior ventriculi sinistri - v. obliqua atrii sinistri - plica v. cavae sinistriae - v. cardiaca media - v. cardiaca parva - vv. cardiacae anteriores - vv. cardiacae minimae - vv. atriales - vv. ventriculares - vv. atrioventriculares
101
Bab 8 SPLANCHNOLOGIA -1
ANGIOLOGIA (SYSTEMA LYMPHATICUM) Systema lymphatica di tubuh seperti yang tersebut di bawah ini. VASA LYMPHATICA - vas lymphocapillare - rete lymphocapillare - vas lymphaticum - plexus lymphaticus - vas lymphaticum superficiale - vas lymphaticum profundum TRUNCI LYMPHATICI
Yang tersebut di bawah ini termasuk ke dalam systema digestorium. CAVITAS ORIS 1. Vestibulum oris - rima oris - labia oris - labium superius - philtrum - tuberculum - labium inferius - commissura labiorum
(MENINGES, MEDULLA SPINALIS, RHOMBENCEPHALON DAN MESENCEPHALON)
Semua yang disebut di bawah berhubungan dengan meninges, medulla spinalis, rhombencephalon dan mesencephalon. - Neurona, neurofibrae.
- Terminationes nervosum. MENINGES 1. Dura mater
a. Dura mater encephali - falx cerebri - tentorium cerebelli - incisura cerebelli - falx cerebelli - diaphragma sellae - cavum trigeminale - spatium subdurale b. Dura mater spinalis - filum terminale externum [durale] - cavitas [cavum] epiduralis 2. Arachnoidea mater a. Arachnoidea mater encephali - cavitas [cavum] subarachnoidea - liquor cerebrospinalis - cisterna subarachnoideae - cisterna cerebellomedullaris - cisterna fossae lateralis cerebri - cisterna chiasmatis - cisterna interpeduncularis - granulationes arachnoideales
b. Arachnoidea mater spinalis - cavitas [cavum] subarachnoidea - liquor cerebrospinalis
143
3. Pia mater a. Pia mater encephali - tela choroidea ventriculi quarti - plexus choroideus ventriculi quarti - tela choroidea ventriculi tertii - plexus choroideus ventriculi tertii - plexus choroideus ventriculi lateralis - glomus choroideum b. Pia mater spinalis
(PROSENCEPHALON - DIENCEPHALON) Yang disebut di bawah ini tentang prosencephalon, terutama mengenai diencephalon. DIENCEPHALON 1. EPITHALAMUS - habenula - sulcus habenulae [habenularis] - trigonum habenulae [habenularis] - commissura habenularum [habenularis] - commissura epithalamica - corpus pineale [gld. pinealis] SECTIONES EPITHALAMUS - nuclei habenule medialis et lateralis
[SYSTEMA NERVOSUM PARS AUTONOMICA] Berikut ini berhubungan dengan systema nervosum autonomicum. Plexus autonomici [viscerales] Ganglia plexuum autonomicorum [visceralium] Pars thoracica systematis autonomicae PLEXUS AORTICUS THORACICUS
COMMUNE DAN MAMMA) Tersebut di bawah ini berhubungan dengan organon olfactus, organon gustus, integumentum commune dan mamma. I. ORGANUM OLFACTUS [OLFACTORIUM] Regio olfactoria tunicae mucosae nasi Glandulae olfactoriae II. ORGANUM GUSTUS [GUSTATORIUM] - caliculus gustatorius [Gemma gustatoria] - porus gustatorius III. INTEGUMENTUM COMMUNE - cutis - sulci cutis - cristae cutis - retinacula cutis - toruli tactiles (foveola coccygea) - retinaculum caudale
a. PIDERMIS b. DERMIS (CORIUM) - papillae - tela subcutanea - panniculus adiposus - terminationes nervorum - pili - lanugo - capili - supercilia - cilia