i
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadhirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan bagi kami untuk dapat menyajikan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Agama Pekanbaru tahun 2018 ini tepat pada waktunya. Salawat
beriring salam kami sampaikan ke haribaan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
petunjuk kepada umat untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja sendiri sebelum
dievaluasi oleh Allah SWT, yang maha mengawasi setiap perbuatan makhluk-Nya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Agama Pekanbaru,
menguraikan capaian Kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru dalam Tahun 2018 yang terdiri
dari keberhasilan yang telah dicapai dan pertanggungjawaban terhadap beberapa kinerja yang
belum tercapai secara maksimal sebagaimana tujuan dan sasaran strategis dalam mewujudkan
visi dan misi organisasi sesuai Rencana Kinerja yang telah ditetapkan.
Dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018 ini, Pengadilan Agama
Pekanbaru memberikan informasi yang akurat, tepat, relevan, transparan tentang kinerja yang
telah dilakukan pada tahun 2018, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil
manfaat dan menilai secara tepat, serta acuan bagi sasaran dan langkah yang dapat diambil
untuk tahun mendatang.
Atas tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Agama
Pekanbaru ini, kami mengucapkan terima kasih kepada team yang ditunjuk dan semua pihak
yang telah memberikan bantuan sehingga LKjIP Tahun 2018 ini tersaji dengan baik, dengan
harapan semoga jerih payah dan karya baktinya menjadi amal yang saleh di sisi Allah SWT dan
semoga bermanfaat untuk pelaksanaan tugas serta menjadi pemicu semangat dalam memacu
kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru ke arah yang lebih baik di masayang akan datang.
Pekanbaru, 14 Februari 2019 Ketua Pengadilan Agama Pekanbaru,
Drs. H. Syaifuddin, SH., M. Hum
KATA PENGANTAR
ii
Pengadilan Agama Pekanbaru yang merupakan salah satu badan peradilan yang
berada di bawah Mahkamah Agung RI mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam
melaksanakan prioritas pertama RPJMN 2015-2019 yaitu reformasi birokrasi dan tatakelola
sebagaimana Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Lainnya di bawah Mahkamah Agung.
Untuk itu, seluruh program kerja Pengadilan Agama Pekanbaru didasarkan pada tujuan,
sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Kerja
Tahunan (RKT), Kontrak Kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru dengan Pengadilan Tinggi
Agama Pekanbaru, serta Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun
2015-2019 secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan.
Pengadilan Agama Pekanbaru telah menetapkan 4 (empat) sasaran strategis yang akan
dicapai dalam tahun 2018. Keempat sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan
mengaplikasikan 12 indikator kinerja dan 12 target kinerja.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari empat sasaran strategis yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018 berhasil dilaksanakan dengan baik (≥100%), yaitu
Sasaran Strategis: Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,
peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, serta meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan.
Secara keseluruhan, tingkat pencapaian kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru adalah
sebesar 101,83%. Perincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Sasaran Strategis I
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)
Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100% 100% 100%
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 91% 87,15% 95,77%
Persentase penurunan sisa perkara 1% 1,17% 117%
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
a. Banding 93% 97,91% 105,3%
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
b. Kasasi 87% 90,22% 103,70%
c. Peninjauan Kembali 99% 99,90% 100,91%
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap peradilan
84% 84,28% 100,33%
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis I 79,29% 80,34% 101,32%
Sasaran Strategis II
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)
Persentase isi putusan yang diterima oleh pihak tepat waktu
100% 100% 100%
Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
5% 5,02% 100,4%
Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100%
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis II 100% 100,02% 100,01%
mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) 100% 100% 100%
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis III 100% 106% 106%
Sasaran Strategis IV
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
100% 100% 100%
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis IV 100%
Sasaran Strategis III
Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100 % 112% 112%
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................i
Ikhtisar Eksekutif........................................................................................ .................................. ii
Daftar isi ..................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
BAB II PERENCANAAN KINERJA .......................................................................................... 5
A. Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2015 – 2019 .................................................... 5
B. Perjanjian Kinerja tahun 2018 ...................................................................................... 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 9
A. Capaian Kinerja tahun 2018 ................................................................................................ 9
B. Realisasi Anggaran .............................................................................................................. 27
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 32
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 32
B. Saran ............................................................................................................................. 33
Lampiran - lampiran
v
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kinerja organisasi merupakan hasil yang
diharapkan pada reformasi birokrasi di area akuntabilitas. Untuk itu perlu adanya
pengukuran pada tiap sasaran strategis sehingga bisa diperoleh gambaran progres kerja yang
mencerminkan kinerja lembaga. Pada tahap akhir dari rangkaian proses kerja adalah
pendokumentasian sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban yang kemudian
dievaluasi secara komprehensif untuk memberikan umpan balik pada perencanaan kinerja
tahun berikutnya.
Penyusunan LKjiP Pengadilan Agama Pekanbaru mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah, dan secara teknis berpedoman pada Peraturan Kementerian PAN dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peningkatan kinerja instansi pemerintah melalui tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) merupakan faktor penting dalam meningkatkan pelayanan publik.
Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang diantaranya adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010
– 2025.
Dalam mewujudkan hal tersebut di atas, Pengadilan Agama Pekanbaru telah
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas SAKIP untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja lembaga peradilan yang baik dan dipercaya oleh publik. Sasaran yang
diinginkan dalam akuntabilitas kinerja adalah menjadikan Pengadilan Agama
Pekanbaru akuntabel dalam melaksanakan aktivitas, responsif, transparan dan dipercaya
masyarakat dalam pelaksanaan penegakan hukum, yang artinya akan meningkatkan tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan sehingga meningkatkan kredibilitas
serta citra penegakan hukum pada khususnya.
2
B. Kedudukan, Wewenang dan Fungsi
1. Kedudukan Pengadilan Agama Pekanbaru
Pengadilan Agama Pekanbaru adalah salah satu peradilan tingkat pertama
pada lingkungan Peradilan Agama yang eksistensinya diakui dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Perubahan ke III pada Pasal 24 ayat (2) bersama-
sama dengan tiga lingkungan peradilan lainnya, yaitu Peradilan Umum, Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Pengadilan Agama Pekanbaru sebagai
peradilan tingkat pertama berada pada urutan ke satu di wilayah hukum Pengadilan
Tinggi Agama Pekanbaru.
2. Wewenang dan Fungsi Pengadilan Agama Pekanbaru
a. Wewenang
Pengadilan Agama Pekanbaru sebagai salah satu pelaksana kekuasaan
Kehakiman, memiliki kewenangan menerima, memeriksa, mengadili dan
menyelesaikan perkara-perkara tertentu ditingkat pertama, sebagaimana diatur
dalam pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu dalam
perkara-perkara:
a. perkawinan
b. waris
c. wasiat
d. hibah
e. wakaf
f. zakat
g. infaq
h. sadaqah
i. ekonomi syari'ah
Selain tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama Pekanbaru juga bertugas
memberikan pelayanan hukum Islam bagi instansi pemerintah yang memerlukan
fatwa hukum di wilayahnya, termasuk didalamnya pengisbatan terhadap rukyah
hilal dalam menetukan hari-hari besar Islam dan awal bulan Ramadan dan Sawal.
b. Fungsi
Pengadilan Agama Pekanbaru sebagai lembaga yudikatif yang mempunyai tugas
pokok menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara, juga
menjalankan fungsi sebagai berikut:
3
1. Fungsi Pengawasan (pasal 53 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989) yang
mengatur sebagai berikut:
Ayat (1) Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas
dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, dan jurusita didaerah
hukumnya;
Ayat( 2) Selain tugas sebagaimana diatur dalam ayat (1) Ketua Pengadilan
Agama didaerah hukumnya melakukan pengawasan terhadap
jalannya peradilan di Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan
di selenggarakan dengan seksama dan sewajarnya;
2. Fungsi Nasehat (pasal 52 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989) yang mengatur
sebagai berikut:
Ayat 1. Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat,
tentang hukum Islam kepada instansi-instansi pemerintah di daerah
hukumnya apabila diminta;
3. Fungsi Administratif (angka 3 penjelasan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989) yang mengatur sebagai berikut:
Pengadilan Agama berfungsi sebagai pengelolaan administrasi
pengadilan yang menyangkut aspek ketertiban dalam menyelenggarakan
administrasi, baik di bidang perkara maupun kepegawaian, gaji, kepangkatan,
peralatan kantor, dan lain-lain, karena hal ini sangat mempengaruhi kelancaran
penyelenggaraan pengadilan itu sendiri.
Administrasi pengadilan dalam undang-undang dibedakan menurut
jenisnya dan dipisahkan penanganannya, yaitu administrasi kepaniteraan dan
administrasi kesekretariatan. Dalam rangka pertanggungjawaban masing-
masing bidang administrasi tersebut, sejak keluarnya Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 7 Tahun 2015 pada bulan September 2015 yang memisahkan
antara Panitera dengan Sekretaris, maka beban administrasi kepaniteraan
menjadi tanggungjawab Panitera, dan beban administrasi kesekretariatan
menjadi tanggungjawab Sekretaris.
4. Fungsi pelayanan kepada Publik (Pasal 64.A Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009) yang mengatur sebagai berikut:
Ayat 2 (1) Pengadilan wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan putusan dan biaya
perkara dalam proses persidangan;
4
Pengadilan Agama Pekanbaru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemberi pelayanan yang prima kepada masyarakat yang memerlukan
layanan, mengalami masalah dalam hal sumber daya manusia di bidang
penguasaan teknologi. Minimnya tenaga yang menguasai tekhnologi
informatika menjadi salah satu hambatan bagi tercapainya pelayanan secara
maksimal, baik dalam target percepatan proses pelayanan maupun dalam
penyelesaian perkara.
5
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019
Rencana kinerja Mahkamah Agung menjadi landasan dan titik awal dari
rangkaian kegiatan kerja yang tidak terlepas dari semangat visi Mahkamah Agung
yaitu ”Terwujudnya Badan Peradilan Agama Pekanbaru Yang Agung”. Untuk mencapai
visi tersebut Pengadilan Agama Pekanbaru menetapkan misi sebagai berikut:
a. Menjaga kemandirian peradilan agama Pekanbaru
b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan peradilan agama Pekanbaru
d. Meningkatkan kredibiltas dan transparansi Peradilan Agama Pekanbaru.
Potensi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dianalisa untuk menunjang
perencanaan yang tepat sehingga akan mendorong peningkatan kinerja khususnya
dari segi akuntabilitas.
1. Tujuan dan Sasaran Strategis
a. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun. Tujuan
strategis yang termuat di dalam rencana strategis adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan
melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2) Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi;
3) Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan;
4) Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
b. Sasaran Strategis
Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur maka Pengadilan
Agama Pekanbaru menetapkan sasaran strategis sebagai berikut:
1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2) Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
6
3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan;
4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
2. Program Utama dan Kegiatan
a. Program Utama
Keempat sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapaiPengadilan Agama
Pekanbaru dalam tahun 2015–2019. Untuk mewujudkan visi dan misi serta
sasaran strategis, maka Pengadilan Agama Pekanbaru mempunyai program,
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
2) Pengelolaan penyelesaian perkara
3) Peningkatan manajemen peradilan melalui bantuan terhadap masyarakat
miskin dan terpinggirkan
4) Pelaksanaan eksekusi terhadap putusan perkara perdata khusus yang telah
BHT.
b. Kegiatan Pokok
1) Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru melaksanakan dukungan di bidang
teknis dan administrasi yustisial kepada majelis Hakim dalam memeriksa,
mengadili, dan menyelesaikan perkara. Dalam tugas dan fungsi ini
mempunyai indikator kinerja output yakni perkara yang diselesaikan di
Pengadilan Agama Pekanbaru.
2) Sekretaris sebagai perencana, penyusunan anggaran, dan sarana dan prasarana
dapat mengoptimalkan anggaran dan sarana maupun prasarana untuk
Pengadilan Agama Pekanbaru, sehingga tercapainya anggaran, sarana dan
prasarana yang layak untuk Pengadilan Agama Pekanbaru. Unit ini
mempunyai indikator output, website yang diakses oleh masyarakat pencari
keadilan, dan alokasi anggaran yang diberikan untuk pembebasan biaya
perkara (prodeo), dan bantuan hukum, serta alokasi pemeliharaan perangkat
teknologi informasi untuk menunjang proses penyelesaian perkara.
3) Hakim Pengawas Bidang sebagai pelaksana pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas (baik tugas administrasi umum dan administrasi peradilan,
perencanaan dan realisasi anggaran, teknis peradilan, serta semua tugas
lainnya) di lingkungan Pengadilan Agama Pekanbaru, mempunyai indikator
outcome yaitu temuan yang ditindaklanjuti.
7
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Perjanjian kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2018 berpedoman dan
terkait langsung dengan hasil Reviu Renstra 2015-2019 yang telah disesuaikan dengan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Agama Pekanbaru serta diselaraskan
dengan sasaran-sasaran hasil reviu yang akan dicapai Pengadilan Agama Pekanbaru
pada tahun 2018.
Perjanjian kinerja tahun 2018 telah disinkronisasikan dengan IKU tersebut serta
mengembangkan sasaran-sasaran yang menjadi isu strategis Pengadilan Agama
Pekanbaru pada tahun 2018 serta target yang ada pada Rencana Kinerja Tahun 2018
yang telah disesuaikan, maka dapat diperinci sebagai berikut:
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
1 Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
91%
c. Persentase penurunan sisa perkara 1%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
1. Banding 93%
2. Kasasi 87%
3. Peninjauan Kembali 99%
e. Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
84%
2 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Presentese isi putusan yang yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
b. Presentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
5%
c. Presentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
3 Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
a. Presentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
b. Presentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)
100%
8
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
a. Presentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
100%
9
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru tahun
2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator
sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pengadilan Agama
Pekanbaru tahun 2018 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Pengadilan
Agama Pekanbaru tahun 2018 berdasarkan hasil pengukurannya dapat
diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 Terwujudnya Proses
Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
95% 95,01% 100,01%
c. Persentase penurunan sisa perkara
1% 1,17% 117%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
Banding 93% 97,91% 105,3%
Kasasi 87% 90,22% 103,70%
Peninjauan Kembali 99% 99,90%
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap peradilan
84% 84,28% 100,33%
2 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
5% 5,02% 100,40%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus.
100% 100% 100%
3 Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 112% 112%
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat
100% 100% 100%
10
layanan bantuan hukum (posbakum)
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
100% 100% 100%
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja pada tiap sasaran
strategis:
Sasaran Strategis I : Terwujudnya proses peradilan yang pasti,
transparan dan akuntabel
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Agama Pekanbaru dalam
memberikan peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Sasaran ini terdiri dari lima
indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2. Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
95% 95,01% 100,01%
c. Persentase penurunan sisa perkara 1% 1,17% 117%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
Banding 93% 97,91% 105,3%
Kasasi 87% 90,22% 103,70%
Peninjauan Kembali 99% 99,90% 100,91%
e. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap peradilan 84% 84,28% 100,33%
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut
Sasaran I
Indikator kinerja ke- 1: Persentase sisa perkara yang diselesaikan.
- Persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara
yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan;
- Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara di tahun
2018;
- Sisa perkara adalah jumlah beban perkara tahun sebelumnya yang belum diputus.
11
Tabel 3.3. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2018 2017 2016
Presentase sisa perkara yang
diselesaikan 100% 100%
100%
dari 313
100%
dari 278
100%
dari 255
Adanya sisa perkara umumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun
belum diputus pada tahun berjalan sehingga menjadi beban pada tahun berikutnya,
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4. Data Penyelesaian Sisa Perkara
Sisa perkara tahun 2017 sebanyak 313 perkara, dari jumlah tersebut telah diselesaikan
seluruhnya di tahun 2018 sebanyak 313 perkara (100%). Hal ini menunjukan bahwa Indikator
Kinerja penyelesaian sisa perkara telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan
yakni 100%.
Sasaran I
Indikator kinerja ke - 2: Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan antara
jumlah perkara yang diselesaikan tepat waktu dengan beban perkara.
- Indikator ini untuk mengukur kinerja penyelesaian perkara sesuai dengan ketentuan
jangka waktu penanganan perkara berdasarkan SE KMA Nomor: 2 Tahun 2014 tanggal
13 Maret 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat
Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yaitu paling lambat 5 bulan. Terhadap sifat
No Jenis Perkara Sisa Perkara Tahun 2017
Diselesaikan Tahun 2018
Sisa
1 2 3 4 5 6
A.
Per
kaw
inan
1 Izin Poligami 2 2 -
2 Pembatalan Perkawinan 1 1 -
3 Cerai Talak 79 79 -
4 Cerai Gugat 209 209 -
5 Harta Bersama 6 6 -
6 Hadhonah 3 3 -
7 Isbat Nikah 2 2 -
7 Dispensasi Kawin 1 1 -
B 9 Ekonomi Syari’ah 1 1 -
C 10 Kewarisan 3 3 -
D 11 Penetapan Ahli Waris 5 5 -
12 Penetapan Ahli Waris Kontensius 1 1 -
Jumlah 313 313 -
12
dan keadaan perkara tertentu yang penyelesaian perkaranya memakan waktu lebih dari 5
(lima) bulan untuk pengadilan tingkat pertama, majelis hakim membuat laporan kepada
Ketua Pengadilan yang tembusannya ditujukan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding
dan Ketua Mahkamah Agung.
Tabel 3.5: Persentase Perkara Yang Diselesaikan Tepat Waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2018 2017 2016
Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu 95%
1.999 dari
2.104
(95,01%)
100,01% 99,47% 91,69%
Pada tahun 2018 capaian kinerja perkara yang diselesaikan tepat waktu sebesar 95,01% atau
100,01% dari target sebesar 95%. Apabi la dibandingkan capaian k inerja pada
tahun 2017 yang hanya mencapai 99,47% dengan capaian tahun 2018 sebesar
100,01% maka terdapat peningkatan sebesar 0 ,58%.
Beban perkara tahun 2018 sebanyak 2.414 perkara terdiri dari sisa perkara tahun 2017
sebanyak 313 perkara dan 2.101 perkara yang diterima tahun 2018 dan yang diselesaikan
tepat waktu sebanyak 1.999 perkara dari 2.104 perkara putus atau 95,01%.
Tabel 3.6: Beban Perkara Tahun 2015 – 2018
No Tahun Sisa Tahun Lalu Masuk Tahun ybs Jumlah Beban
Perkara
1 2015 278 1.861 2.139
2 2016 255 1.899 2.144
3 2017 274 1.960 2.234
4 2018 313 2.101 2.414
Rerata waktu menyelesaikan perkara pada masing-masing jenis perkara sebagaimana
tabel berikut:
13
Tabel 3.7: Rerata Waktu Menyelesaikan Perkara Pada Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun
2018
No Jenis
Perkara
Perkara diterima Waktu Penyelesaian
Perkara
Sisa
Sis
a T
ahu
n
2017
Dit
erim
a
2018
Jum
lah
S.d
. 3 b
ula
n
S.d
. 5 b
ula
n
Leb
ih
dar
i
5 b
ula
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A.
Per
kaw
inan
1 Izin Poligami 2 4 6 6 - - -
2 Pembatalan Perkawinan 1 - 1 1 - - -
3 Cerai Talak 79 494 573 332 118 50 73
4 Cerai Gugat 209 1419 1629 1101 286 34 207
5 Harta Bersama 6 33 39 12 3 11 13
6 Hadhonah 3 16 17 12 3 3 1
7 Perwalian - 8 9 8 - - -
8 Isbat Nikah 2 16 18 12 4 - 2
9 Dispensasi Kawin 1 13 14 14 - - -
10 Wali Adhal - 2 2 2 - - -
B 11 Ekonomi Syari’ah 1 - 1 - - 1 -
C 12 Kewarisan 3 25 28 10 4 4 10
D 13 Wasiat - 1 1 1 - - -
14 Wakaf - 2 2 2 - - -
E 15 Hibah - 3 3 2 - 1 -
F 16 Penetapan Ahli Waris 5 61 66 61 2 - 3
I
17 Daden Verzet - 2 2 1 - - -
18 Penetapan Ahli Waris
Kontensius 1 2 2 1 - - 1
Jumlah 313 2101 2414 1577 422 105 310
Dari tabel di atas terlihat bahwa penyelesaian perkara tepat waktu (yang tidak melebihi
5 (lima) bulan adalah sebanyak 1.999 perkara atau 82,81 % dari perkara yang diterima di tahun
2018, sedangkan jika dibandingkan dengan jumlah perkara yang diputus, maka persentasi
perkara yang diputus tepat waktu adalah 95,01%.
Perkara yang diselesaikan melebihi 5 (lima) bulan sebanyak 105 perkara atau 4,35% dari
perkara yang di terima pada tahun 2018. Sedangkan jika dibandingkan dengan jumlah seluruh
perkara yang diputus, maka jumlah perkara yang putus melebihi 5 (lima) bulan adalah 4,99%.
Sisa perkara yang belum diputus sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 adalah
sebanyak 310 perkara (12,84%) dari seluruh perkara yang diterima tahun 2018. Namun bila
dibandingkan Sisa perkara tersebut menunjukkan tidak tercapainya target sisa perkara
dibawah 10% untuk tahun 2018. Namun demikian bila dilihat sisa perkara tahun 2018 tersebut
14
dapat diklasifikasikan penyebab belum diputusnya adalah sebagai berikut:
1. Perkara PNS dan TNI-POLRI yang diterima sejak bulan Juli 2018 sebanyak 37 perkara,
karena pengurusan izin atasan selama 6 bulan;
2. Perkara Ghaib yang diterima sejak bulan September 2018 sebanyak 62 perkara, yang akan
disidangkan paling cepat bulan Januari 2019;
3. Perkara yang dimediasi diterima bulan November 2018 sebanyak 39 perkara;
4. Perkara tabayyun yang diterima sejak awal Desember 2018 sebanyak 21 Perkara.
5. Perkara yang diterima pertengahan Desember 2018 sebanyak 46 perkara.
6. Klasifikasi selain poin 1-5 sebanyak 105 Perkara
Tabel 3.8. Klasifikasi penyebab belum putusnya perkara sampai dengan 31 Desember 2018
NO KLASIFIKASI PERKARA JUMLAH KET
1. PNS, TNI-POLRI 37 Perkara
Dengan tenggang waktu pengurusan izin atasan 6 bulan maka perkara yang masuk sejak bulan Juli 2018 tidak mungkin diselesaikan di tahun 2018
2. Ghaib 62 Perkara
Pengumuman di Media massa selama 4 bulan maka perkara yang diterima sejak bulan September 2018 tidak akan dapat diselesaikan di tahun 2018.
3. Mediasi 39 Perkara
Perkara yang mediasi dengan tenggang waktu 30 hari maka perkara yang diterima pada bulan November 2018 tidak akan dapat diselesaikan di tahun 2018.
4. Tabayun 21 Perkara
Dengan masa pemanggilan perkara tabayun selama 3 minggu, maka perkara yang diterima di awal Desember 2018 tidak akan mungkin dapat diselesaikan di tahun 2018.
5. Diterima Medio Desember 46 Perkara
Perkara yang diterima pada pertengahan Desember 2018 tidak akan mungkin dapat diselesaikan ditahun 2018.
6. Selainnya 105 Perkara
Dari 310 perkara (12,84%) perkara yang menjadi sisa pada tahun 2018 yang tidak mungkin
diselesaikan tanpa adanya regulasi yang khusus sampai tanggal 31 Desember 2018 adalah
kumulasi poin 1 sampai dengan poin 5 sepereti tersebut di atas yang total keseluruhannya
adalah 205 perkara. Dengan demikian sebenarnya sisa perkara tahun 2018 adalah 310 perkara
dikurangi dengan 205 perkara yang belum ada regulasi penyelesaiannya, maka sisa perkara
15
tahun 2018 adalah sebanyak 105 perkara atau 4,35%. Dengan demikian capaian kinerja pada
indikator kinerja ini telah tercapai bahkan telah melebihi target yang sudah ditetapkan. Hal ini
terjadi karena adanya program kerja yang telah dicanangkan oleh Ketua Pengadilan Agama
Pekanbaru tentang strategi percepatan penyelesaian perkara diantaranya adalah:
a. PMH, PHS, dan Penunjukan JS/JSP dilaksanakan pada hari yang sama dengan pendaftaran
perkara;
b. Pemanggilan pihak yang berperkara dilaksanakan pada hari yang sama dengan
pendaftaran perkara jika perkara tersebut diterima dan diregister sebelum jam 12.00 WIB
dan keesokan harinya jika perkara tersebut diterima dan diregister diatas jam 12.00 WIB.
c. mengadakan kerjasama (MoU) dengan PT. Bank BRI Syariah Cab. Pekanbaru untuk
memudahkan para pihak bertransasksi dalam pembayaran panjar biaya perkaranya
maupun penambahan panjar biaya perkara;
Sasaran I
Indikator kinerja ke - 3: Persentase penurunan sisa perkara
Persentase penurunan sisa perkara adalah perbandingan selisih jumlah sisa
perkara tahun sebelumnya dan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun
sebelumnya.
Tabel 3.9: Persentase Penurunan Sisa Perkara
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2018 2017 2016
Persentase penurunan sisa perkara 1%
310 dari
2.414 atau
1,17%
117% NA NA
Capaian kinerja sasaran strategis untuk Indikator Kinerja Utama ini adalah persentase sisa
perkara tahun sebelumnya dikurangi dengan persentase sisa perkara tahun berjalan. Sisa
perkara tahun sebelumnya (2017) sebanyak 313 perkara dari 2.234 perkara yang harus
diselesaikan (14,01%), sedangkan pada tahun 2018 ini sisa perkara sebanyak 310 perkara dari
total jumlah perkara yang harus diselesaikan sebanyak 2.414 perkara (12,84%), sehingga terjadi
penurunan sisa perkara pada tahun 2018 yakni sebesar 14,01% - 12,84% = 1,17%. Dari kondisi
tersebut target penurunan sisa perkara tahun 2018 sebesar 1% telah tercapai.
16
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa realisasi Indikator Kinerja Utama untuk penurunan
persentase sisa perkara telah dapat mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2018, yakni
ditargetkan 1% dan realisasinya 1,17%.
1. Penerimaan perkara lima tahun terakhir
Sesuai dengan renstra tahun 2015-2019, maka berikut ini dijelaskan jumlah
penerimaan perkara dari tahun 2015 – 2018.
Pada tahun 2018 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, dimana pada tahun 2015 diterima sejumlah 1.861 perkara, pada tahun 2016
diterima sejumlah 1.889 perkara, pada tahun tahun 2017 diterima sejumlah 1.956 perkara,
dan pada tahun 2018 diterima sejumlah 2.101 perkara.
Apabila dilihat dari jumlah penerimaan perkara dari tahun 2015 - 2018 terdapat
kenaikan penerimaan perkara seperti tabel di bawah:
Tabel 3.10 Persentase Penerimaan perkara
No Tahun Perkara diterima Selisih dari tahun sebelumnya Persentase
Kenaikan
1. 2015 1.861 147 8.58
2. 2016 1.889 28 1,5%
3. 2017 1.956 67 3,55%
4. 2018 2.101 145 7,41%
Total Selisih tahun 2015-2018 387 21.04%
Dari tabel di atas terlihat kenaikan penerimaan dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebanyak
28 perkara (1,5%), dari tahun 2016 sampai tahun 2017 naik sebanyak 67 perkara (3,55%),
sedangkan dari tahun 2017 sampai tahun 2018 naik sebanyak 145 perkara (7,41%). Dan total
kenaikan penerimaan perkara dari tahun 2015 – 2018 sebanyak 240 perkara (12,46%).
Beban perkara tahun 2018 sebanyak 2.414 perkara, kemudian jumlah yang diputus
sebanyak 2.104 perkara, sehingga sisa perkara tahun 2018 sebanyak 310 perkara,
berkurang 0,96% dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 313 perkara. Rasio jumlah sisa
perkara dibandingkan dengan jumlah beban perkara tahun 2018 adalah sebesar 12,84%. Rasio
17
sisa perkara ini berkurang 1,14% dari tahun 2017 yang berjumlah 13,98%. Dengan
demikian, jumlah sisa maupun persentase sisa dibandingkan jumlah beban perkara tahun
2018 mengalami penurunan yang dari tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 3.10: Data Penurunan Sisa Perkara Periode 2015 – 2018
No Tahun Sisa Tahun
Lalu
Masuk
Tahun ybs
Jumlah
Beban
Perkara
Putus
Sisa
Akhir
Sisa vs
Beban
(%)
1 2015 278 1.861 2.139 1.884 255 11,92
2 2016 255 1.796 2.051 1.773 278 13,55
3 2017 278 1.960 2.257 1.921 313 13,98
4 2018 313 2.101 2.414 2.104 310 12,84
Sasaran I
Indikator kinerja ke - 4: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
- Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum adalah perbandingan
antara jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum dengan jumlah perkara putus;
- Indikator ini untuk mengukur jumlah pencari keadilan yang puas atas putusan
pengadilan.
Untuk mengetahui persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding,
kasasi, dan Peninjauan Kembali terlebih dahulu harus dihitung berapa perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum banding, berapa perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
kasasi, dan berapa perkara yang tidak mengajukan uapaya hukum Peninjauan Kembali.
Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah perkara contentius putus
pada tk. I dikurang perkara yang mengajukan upaya hukum banding, dan perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum kasasi adalah Jumlah perkara banding ditambah perkara tk. I putus
voluntair dikurang jumlah perkara kasasi, sedangkan perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum Peninjauan Kembali adalah Jumlah putusan Tk. I yang telah BHT ditambah putusan
banding yang telah BHT ditambah putusan kasasi dikurangi jumlah perkara Peninjauan
Kembali.
18
Untuk memperbandingkan persentasi perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
baik banding, kasasi, maupun peninjauan kembali tiga tahun terakhir di Pengadilan Agama
Pekanbaru, maka berikut data perkara yang dibutuhkan pada tahun 2016, 2017, dan 2018:
Jenis Putusan Uraian
Tahun
2018 2017 2016
Con Vol Con Vol Con Vol
Tk. I Jlh Putus 2008 96 1828 93 1753 113
Jlh BHT 1880 96 1750 92 1679 112
Tk. Banding Jlh Banding 42 0 31 0 30 0
Jlh Putus 37 0 23 0 16 0
Jlh BHT 24 0 22 0 15 0
Kasasi Jlh Kasasi 13 0 8 1 2 0
Jlh Putus 6 0 3 0 0 0
PK Jlh PK 2 0 0 0 0 0
Jlh Putus 0 0 0 0 0 0
Ket.
Con = Contentious vol= Voluntair
Dari data di atas dapat diperhitungkan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
tahun 2018, 2017, dan 2016 seperti tabel di bawah ini:
Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun 2018
Jlh BHT Jlh Tdk Putus BHT Jlh Tdk Putus Jlh Tdk Putus
Contentius 2008 1880 42 1966 37 24 13 29 6 2 1908
Voluntair 96 96 0 0 0 0 96 96
Jumlah 2104 1976 42 1966 37 24 13 125 6 2 2004 0
Jenis PerkaraPutus Tk. I Banding Kasasi PK
19
Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun 2017
Jlh BHT Jlh Tdk Putus BHT Jlh Tdk Putus Jlh Tdk Putus
Contentius 1828 1750 31 1797 23 22 8 23 3 0 1775 0
Voluntair 93 92 0 0 0 0 1 92 0 0 92 0
Jumlah 1921 1842 31 1797 23 22 9 115 3 0 1867 0
Jenis PerkaraPutus Tk. I Banding Kasasi PK
Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun 2016
Setelah diketahui Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding,
kasasi, dan Peninjauan Kembali tahun 2018, 2017, dan 2016, maka berikutnya adalah
menentukan persentasi perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi, dan
Peninjauan Kembali.
1. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding:
2. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi:
3. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali:
Berdasarkan rumus di atas, maka:
1. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah:
a. Tahun 2018
= 97,91%
b. Tahun 2017
= 98,30%
c. Tahun 2016
= 98,29%
2. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi adalah:
Jlh BHT Jlh Tdk Putus BHT Jlh Tdk Putus Jlh Tdk Putus
Contentius 1753 1679 30 1723 16 15 2 28 0 0 1694 0
Voluntair 113 112 0 0 0 0 0 113 0 0 112 0
Jumlah 1866 1791 30 1723 16 15 2 141 0 0 1806 0
Jenis PerkaraPutus Tk. I Banding Kasasi PK
20
a. Tahun 2018
= 90,58%
b. Tahun 2017
= 92,74%
c. Tahun 2016
= 98,60%
3. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali:
a. Tahun 2018
= 99,90%
b. Tahun 2017
= 100%
c. Tahun 2016
= 100%
Dari perhitungan realisasi di atas maka dapat dibuat perbandingan berdasarkan target
dan realisasi tiga tahun terakhir jika target tahun 2016 yang tidak mengajukan upaya hukum
banding 95%, yang tidak mengajukan kasasi 95%, serta yang tidak mengajukan Peninjauan
Kembali 99%. Sedangkan target tahun 2017 untuk yang tidak mengajukan banding 95%, yang
tidak mengajukan kasasi 96, dan yang tidak mengajukan Peninjauan Kembali 99%.
Tabel 3.11: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2018 2017 2016
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Banding 93% 97,91% 105,28% 103,47% 103,46%
Kasasi 87% 90,58% 104,11% 96,60% 103,79%
Peninjauan Kembali 99% 99,90% 100,91% 101% 101%
Analisis capaian sebagai berikut:
1. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum banding:
Capaian kinerja sasaran strategis untuk Indikator Kinerja Utama ini untuk
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah jumlah perkara
putus (contentius) yang tidak mengajukan upaya hukum banding dibandingkan
dengan jumlah perkara contentius yang diputus pada tahun 2018.
21
Perkara contentius yang diputus pada tahun 2018 sebanyak 2008 perkara, yang
mengajukan banding sebanyak 42 perkara, maka yang tidak mengajukan upaya
hukum banding sebanyak 1.966 atau 97,91%.
Dengan demikian capaian kinerja untuk Indikator Kinerja Utama untuk perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Banding telah melebihi target seperti
yang telah ditetapkan pada tahun 2018 sebanyak 93% sedangkan realisasi
97,91%.
2. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
Capaian kinerja sasaran strategis untuk Indikator Kinerja Utama untuk perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi adalah jumlah perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum kasasi dibandingkan dengan jumlah perkara yang di
putus dan mungkin untuk mengajukan Kasasi.
Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi adalah perkara hukum
banding yang diputus dikurang perkara yang mengajukan kasasi ditambah
perkara voluntair yang diputus dikurang perkara voluntari yang mengajukan
kasasi. Perkara banding 2018 adalah sebanyak 42 perkara contentius dan telah
diputus sebanyak 37 perkara, maka perkara contentius yang mempunyai potensi
untuk Kasasi adalah 37 perkara. Sedangkan yang mengajukan kasasi sebanyak
13 perkara (contentius), maka perkara contentius yang tidak mengajukan
uapaya hukum kasasi adalah sebanyak 37 perkara dikurang 13 perkara = 24
perkara. Dan perkara voluntair yang diputus pada tahun 2018 sebanyak 96
perkara, maka perkara voluntair yang mempunyai potensi mengajukan upaya
hukum Kasasi adalah sebanyak 96 perkara, dan dari 96 perkara tersebut tidak
ada yang mengajukan upaya hukum kasasi. Total perkara yang mempunyai
potensi untuk mengajukan upaya hukum kasasi adalah perkara banding yang
telah diputus ditambah perkara voluntair yang telah diputus (37 + 96 = 133).
Perkara yang mengajukan upaya hukum Kasasi sebanyak 13 perkara, maka
yang tidak mengajukan hukum kasasi adalah perkara putus yang mempunyai
potensi kasasi dikurang perkara yang mengajukan kasasi (133 – 13 = 120).
Dari data tersebut perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
sebanyak 120 perkara jika dibanding dengan perkara yang mempunyai potensi
22
untuk mengajukan Kasasi sebanyak 133 perkara berarti yang tidak mengajukan
upaya hukum kasasi sebesar 90,23%.
Dengan demikian capaian kinerja untuk Indikator Kinerja Utama untuk perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi telah melebihi target seperti yang
telah ditetapkan pada tahun 2018 sebanyak 90% sedangkan realisasi 90,23%.
3. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali
Capaian kinerja sasaran strategis untuk Indikator Kinerja Utama untuk perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali adalah jumlah
perkara putus tahun 2018 yang telah berkekuatan hukum tetap tingkat pertama
dan tingkat banding ditambah perkara yang diputus tingkat Kasasi berjumlah
2006 perkara. yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 2
perkara, maka yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
sebanyak 2004 perkara atau 99,90%.
Dengan demikian capaian kinerja untuk Indikator Kinerja Utama untuk
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali telah
melebihi target seperti yang telah ditetapkan pada tahun 2018 sebanyak 98%
sedangkan realisasi 99,90%.
Berikut ini adalah keadaan perkara pada Pengadilan Agama Pekanbaru pada
tahun 2018: Pengadilan Agama Pekanbaru selama tahun 2018 menerima
sebanyak 2.101 perkara, sisa perkara tahun 2017 sebanyak 313 perkara, sehingga
beban perkara yang ditangani berjumlah 2.414 perkara. Perkara yang telah
diputus sebanyak 1.731 perkara dan dicabut sebanyak 373 perkara.
Jumlah perkara yang diterima tahun 2018 meningkat 7,19% dibandingkan
penerimaan tahun 2017 sebanyak 2.101 perkara. Jumlah perkara putus
meningkat 6,26%, dan jika dibandingkan dengan beban perkara rasionya adalah
8,06%. Rasio sisa perkara dibandingkan dengan beban perkara sebesar -0.96%.
Tabel 3.12: Perbandingan keadaan perkara pada Pengadilan Agama Pekanbaru
Tahun 2017 – 2018.
23
Tahun
Sisa
Tahun
Lalu
Masuk Jumlah Putus Cabut Sisa
2017 274 1.960 2.234 1.629 292 313
2018 313 2.101 2.414 1.731 373 310
Rasio
Perbandingan 14,23% 7,19% 8,06% 6,26% 27,74% -0,96%
Sasaran I
Indikator kinerja ke - 5: Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
Indikator kinerja ini bertujuan untuk menggambarkan indeks kepuasan masyarakat atas
penyelenggaraan pelayanan publik di Pengadilan Agama Pekanbaru.
Tabel 3.13: Indeks Responden Pencari Keadilan Yang Puas Terhadap Layanan Pengadilan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Indeks responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan Pengadilan Agama
Pekaanbaru
84% 84,28% NA NA 100,33%
Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan diukur berdasarkan
Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Adapun 9 unsur/indikator yang dijadikan sebagai acuan pengukuran Survey Kepuasan
Pencari Keadilan, yang meliputi :
1. Kesesuaian Persyaratan pelayanan
2. Kemudahan Prosedur
3. Kecepatan Pelayanan
4. Kewajaran biaya/tariff pelayanan
5. Kesesuaian produk pelayanan
24
6. Kemampuan/Kompetensi petugas pelayanan
7. Kesopanan petugas pelayanan
8. Kualitas Sarana dan Prasarana
9. Penanganan Pengaduan oleh Petugas Pelayanan
Pada Tahun 2018, pelaksanaan survey dimulai sejak bulan Mei s.d November 2018.
Dari 100 responden, index kepuasan masyarakat mencapai 84,28%. Dengan demikian
capaian kinerja untuk Indikator Kinerja Utama ini telah melebihi target seperti yang
telah ditetapkan pada tahun 2018.
Sasaran Strategis
II
: Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Agama Pekanbaru dalam
meningkatkan pengelolaan penyesaian perkara. Sasaran ini terdiri dari empat indikator,
sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.14: Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
5% 5,02% 100,4%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase putusan yang menarik
perhatian masyarakat (ekonomi
syariah) yang dapat diakses secara
online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100%
25
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
Sasaran II
Indikator kinerja ke - 1: Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat
waktu
Capaian kinerja sasaran strategis untuk Indikator Kinerja Utama ini adalah jumlah isi
putusan yang diterima tepat waktu dibandingkan dengan jumlah putusan. Perkara
yang berhasil diselesaikan dan diputus oleh Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2018
sebanyak 2.104 perkara. Dari putusan 2.104 tersebut semuanya telah disampaikan
kepada para pihak (100%) sehingga realisasi dari sasaran kinerja pada indikator utama
ini telah mencapai target seperti yang telah ditetapkan pada tahun 2018 yaitu sebesar
100% sebagaimana table berikut ini:
Tabel 3.14: Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase isi putusan yang diterima oleh
para pihak tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100%
Sasaran II
Indikator kinerja ke - 2 : Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah perbandingan jumlah
perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan
mediasi.
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi.
Tabel 3.15: Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase perkara yang diselesaikan
melalui mediasi 5% 5,02% 100% 165,5% 100,4%
Pada tahun 2018 perkara di Pengadilan Agama Pekanbaru yang diselesaikan melalui
mediasi realisasinya 5,02% maka capaian kinerjanya 100,4%. Terdapat penurunan
26
capaian kinerja dari 165,5% di tahun 2017 menjadi 100,4% pada tahun 2018. Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang
menghendaki setiap perkara yang diterima Pengadilan Agama Pekanbaru harus
melalui proses mediasi kecuali perkara yang dikecualikan dari mediasi. Mediasi
dilakukan oleh Mediator Hakim sama ada mediator Hakim bersertifikat atau Non
Hakim Non bersertifikat maupun Mediator Hakim. Dari 2104 perkara yang diputus
pada tahun 2018, 2008 dinataranya adalah perkara contentius dari 2008 perkara itu
telah dimediasi sebanyak 498 perkara dan 25 perkara yang dimediasi berhasil
didamaikan, sedangkan 1606 perkara dikecualikan dari mediasi karena 96 perkara
voluntair dan 1.510 perkara verstek. Dari data tersebut perkara yang diselesaikan
melalui mediasi sebanyak 25 perkara atau 5,02% dari total perkara yang dimediasi.
Dalam hal mediasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam
proses mediasi diantaranya budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Pekanbaru
sangat kental dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Jika terjadi permasalahan dalam
rumah tangga antara suami istri, maka pihak keluarga akan berupaya mendamaikan
suami istri tersebut, dan tidak jarang pula melibatkan tokoh masyarakat maupun tokoh
agama. Jika upaya tersebut tidak tercapai dan perceraian tidak dapat dihindari, maka
barulah perkara tersebut diajukan ke Pengadilan. Dengan demikian, sangat kecil
kemungkinannya pasangan suami istri yang mengajukan perkara cerai ke Pengadilan
Agama akan diakhiri dengan perdamaian melalui mediasi. Selain itu dari 2104 perkara
yang diputus di Pengadilan Agama Pekanbaru tahun 2018, perkara diantaranya
diputus dengan verstek, yaitu perkara yang diputus tanpa hadirnya Tergugat atau
Termohon, yang berarti tidak termasuk perkara yang harus dimediasi. Di samping itu
terdapat pula perkara voluntair yang memang dikecualikan dari mediasi. Dan realisasi
kinerja untuk sasaran indicator utama ini telah mencapai target sesuai dengan yang
telah ditetapkan pada tahun 2018 sebesar 5% dan realisasinya 5,02%.
Sasaran II
Indikator kinerja ke - 3: Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi
dan peninjauan kembali secara lengkap dan tepat waktu.
Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK secara lengkap
dan tepat waktu adalah jumlah berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan
27
PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu dibandingkan dengan jumlah
perkara yang dimohonkan upaya hukum.
Indikator ini untuk mengukur kelengkapan dan ketepatan penyampaian berkas
perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu.
Tabel.3.16: Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase berkas perkara yang
dimohonkan banding, kasasi dan PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
Pada tahun 2018 Pengadilan Agama menerima perkara Permohonan banding
sebanyak 42 perkara, kasasi sebanyak 13 perkara dan PK 2 perkara. Dari semua perkara
yang dimohonkan upaya hukum tersebut dinyatakan lengkap dan selanjutnya telah
dikirim ke Pengadilan Tingkat Banding untuk Permohonan banding dan ke Mahkamah
Agung untuk perkara kasasi dan Peninjauan Kembali. capaian kinerja untuk Indikator
Kinerja Utama ini telah mencapai target seperti yang telah ditetapkan pada tahun 2018
yaitu sebesar 100% dan realisasinya 100%.
Sasaran II
Indikator kinerja ke - 4: Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat
(ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam
waktu 1 hari sejak diputus.
Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang
dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus adalah jumlah amar
putusan perkara ekonomi syariah yang diupload dalam website dibandingkan dengan
jumlah putusan perkara.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase putusan yang menarik perhatian
masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat 100% 100% NA 100% 100%
28
diakses secara online dalam waktu 1 hari
sejak diputus
Pada tahun 2018 perkara ekonomi syariah yang ditangani oleh Pengadilan
Agama Pekanbaru sebanyak 1 perkara yang merupakan sisa perkara tahun 2017 yang
lalu, dan putusan perkara tersebut telah diupload ke website. Dengan demikian target
capaian kinerja yang ditetapkan pada tahun 2018 telah mencapai target.
Sasaran Strategis
III
: Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan terutama bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan, Pengadilan Agama Pekanbaru berupaya keras
untuk memberikan solusi yang berkeadilan bagi masyarakat pencari keadilan melalui
indikator-indikator di bawah ini:
Tabel 3.16: Meningkatnya akses masyarakat terhadap keadilan terutama bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 112% 112%
b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)
100% 100% 100%
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
Sasaran III
Indikator kinerja ke - 1: Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo adalah
perbandingan antara jumlah perkara prodeo yang diselesaikan dengan jumlah perkara
prodeo.
Indikator ini untuk mengukur kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru dalam
memberikan akses untuk memperoleh keadilan bagi masyarakat tidak mampu.
29
Tabel 3.17. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan 100% 112% 100% 100% 112%
Pada DIPA Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor: DIPA-005.04.2.402073/2018
menargetkan penyelesaian perkara melalui mekanisme pembebasan biaya perkara atau
yang lebih dikenal dengan prodeo sebanyak 100 perkara. Dari target 100 perkara
tersebut Pengadilan Agama Pekanbaru dapat menyelesaikan perkara prodeo selama
tahun 2018 sebanyak 112 perkara sehingga dengan demikian realisasi pada indikator
kinerja ini telah melampaui target yang telah ditetapkan pada tahun 2018 yakni 100%
menjadi 112%.
Sasaran III
Indikator kinerja ke–2: Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum).
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan
hukum adalah perbandingan antara jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapatkan layanan bantuan hukum dengan jumlah pencari keadilan golongan
tertentu.
Tabel 3.18: Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu Yang Mendapat
Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapat layanan bantuan
hukum (posbakum)
100% 100% 100% 100% 100%
Posbakum di Pengadilan memberikan manfaat yang sangat besar bagi para
pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena melalui program ini
masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa informasi, konsultasi, dan
30
advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum berupa surat gugatan yang
dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara di pengadilan.
Pada tahun 2018 jumlah masyarakat pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) Pengadilan Agama Pekanbaru
sebanyak 101 orang dengan jumlah layanan mencapai 700 jam layanan. Dari 101 orang
tersebut telah diberikan layanan bantuan hukum yang diperlukan selama berperkara di
Pengadilan Agama Pekanbaru. Dengan demikian realisasi yang dicapai telah mencapai
target sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018.
Sasaran Strategis
IV
: Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan
pengadilan
Sasaran IV
Indikator Kineja: Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan
yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat
ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga semakin sedikit permohonan eksekusi maka
kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi.
Tabel 3.20. Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2016 2017 2018
Persentase putusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi) 100% 100% 100% 100% 100%
Pada tahun 2018 Pengadilan Agama Pekanbaru telah memutus perkara sebanyak 2104
perkara terdiri dari 2.008 perkara contentious dan 96 perkara voluntair. Dari 2.008 putusan
perkara contentious tersebut yang mengandung potensi untuk diajukan ekseskusi sebanyak
121 perkara karena putusannya bersifat condemnatoir. Dari 121 perkara tersebut telah
diajukan eksekusi sebanyak 1 perkara, dan permohonan tersebut telah ditindaklanjuti pada
tahap aanmaning yang pada akhirnya dicabut karena berdamai. Dari 121 perkara 120 perkara
tidak mengajukan eksekusi berarti tingkat kepatuhan para pihak dalam melaksanakan
putusan Pengadilan Agama Pekanbaru pada tahun 2018 adalah 120 / 121 x 100 % = 99,17%,
meskipun demikian 120 perkara yang tidak mengajukan eksekusi tersebut tidak menutup
31
kemungkinan mengajukan eksekusi pada tahun yang akan datang. Pada tahun 2018 terdapat
permohonan eksekusi sebanyak 5 perkara dan yang diajukan terhadap perkara tahun 2015
sebanyak ….. perkara, terhadap perkara tahun 2017 sebanyak 3 perkara dan terhadap
perkara tahun 2018 sebanyak 1 perkara. Terhadap semua permohonan eksekusi tersebut telah
ditindaklanjuti pada tahap eksekusi tahun 2018.
Untuk melihat bagaimana perbandingan kepatuhan para pihak terhadap putusan
Pengadilan Agama Pekanbaru tiga tahun terakhir yakni tahun 2016, 2017, dan 2018 akan
disajikan seperti pada table di bawah ini:
NO URAIAN TAHUN
2018 2017 2016
1 Putusan Contentius 2008 1867 1764
2 Putusan condemnatoir 121 150 116
3 Permohonan Eksekusi Terhadap Putusan
Tahun Berjalan 1 0 2
4 Tingkat Kepatuhan 99,17% 100% 98,27%
5 Permohonan eksekusi Keseluruhan 5 3 7
Bersifat tentative.
B. Realisasi Anggaran
Untuk pelaksanaan indikator kinerja yang berorientasi hasil di atas, maka diperlukan
adanya progam kerja yang dapat menghasilkan output dan outcome. Program kerja
Pengadilan Agama Pekanbaru adalah melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan
oleh unit eselon I Mahkamah Agung RI, dimana ada 3 program kerja yang harus
dilaksanakan oleh satker Pengadilan Agama Pekanbaru, antara lain sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama;
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung;
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung.
Program kerja di atas masing-masing didukung dengan anggaran yang telah
direncanakan dalam APBN Tahun 2018. Sehingga program kerja tersebut harus dapat
dipertanggung jawabkan, akuntabilitas anggaran maupun kinerja anggaran dengan
hasil outcomenya. Akuntabilitas anggaran tahun 2018 yang mendukung program
kerja tersebut dapat dijelaskan sebagaimana pada tabel berikut :
32
No Program Kerja Pagu Realisasi %
1 Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Agama 92.600.000 90.050.000 97,25
2
Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
13.840.582.000 13.687.576.488 99,40
3
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 386.750.000 386.642.130 99,97
Grafik
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
99.5
100
2017 2018
Program Peningkatan ManajemenPeradilan Agama
99.49 97.25
Program Dukungan Manajemendan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya MA99.58 99.4
Program Peningkatan Sarana danPrasarana Aparatur MA
99.24 99.97
Axi
s Ti
tle
PENYERAPAN ANGGARAN PER-PROGRAM
33
Tabel Realisasi Anggaran
Realisasi DIPA Nomor: 005.01.2.402072/2018 (DIPA 01):
No
Akun Uraian Pagu Dipa
Realisasi % Sisa Awal Revisi
1 2 3 4 5 6 7 8
051 Layananan Dukungan Manajemen Satker Daerah dan Satker Baru (Non Operasional)
1 524113 Transport dalam kota 1.350.000 4.050.000 4.050.000 100 -
2 524111 Perjalanan Dinas Biasa 20.070.000 15.310.000 15.310.000 100 -
3 521211 Konsumsi Rapat 510.000 400.000 390.750 97,69 9.250
001 Gaji dan Tunjangan 12.528.572.000 12.700.138.000 12.502.061.218 99,99 1.270.537
1 511111 Gaji Pokok PNS 2.953.252.000 3.656.449.000 3.656.442.700 100 6.300
2 521119 Pembulatan 49.000 43.000 427087 99,32 292
3 511121 Blj.Tunj S/I 229.893.000 284.383.000 283.409.804 98,96 973.196
4 511122 Blj.Tunj.Anak 66.309.000 78.706.000 78.687.761 99,98 18.239
5 511123 Tunj.Struktural 37.440.000 40.320.000 430.320.000 100 0
6 511124 Tunj.Fungsional 6.716.708.000 6.503.520.000 6.503.530.000 100 0
7 511125 Tunj. PPh PNS 1.452.281.000 975.327.000 975.239.890 99,99 87,110
8 511126 Tunj. Beras 178.607.000 161.497.000 161.496.600 100 400
9 511129 Uang makan 522.720.000 572.955.000 572.955.000 100 0
10 511151 Tunj.Umum PNS 37.796.000 28.605.000 28.420.000 99,35 185.000
11 511157 Tunj.Kemahalan
Hakim 333.450.000 398.250.000 398.280.000 100 0
002 Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
1 521111 Keperluan Ktr 431.993.000 361.707.000 361.706.651 100 349
2 521811 Persediaan brng
Kosumsi 69.900.000 69.900.000 69.899.100 100 900
3 521111 Langganan Internet
dan Web hosting 85.680.000 85.675.175 99,99 4.825
4 521114 Pengiriman surat dinas 8.400.000 3.564.000 3.559.500 99,87 4.500
5 522111 Listrik 159.000.000 196.710.000 196.707.270 100 2.730
6 522112 Telepon 4.800.000 3.072.000 3.067.807 99,86 4.193
7 523111 Pemeliharaan Gedung 97.208.000 130.085.000 130.083.276 100 1.724
8 523121 Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin 124.287.000 105.584.000 105.581.874 100 2.126
9 521115 Honor Satuan Kerja 45.600.000 44.820.000 44.819.000 100 1.000
10 521119 Operasional lainnya 22.350.000 26.072.000 26.071.693 100 307
Operasional Satker Baru Pengadilan Agama Siak Sri Indrapura
1 521111 Keperluan Ktr 5.300.000 5.300.000 5.297.222 99,95 2.778
3 521811 Persediaan brng 15.050.000 4.000.000 4.000.000 100 -
34
Kosumsi
4 522111 Listrik 1.290.000 1.290.000 1.279.000 99,15 11.000
6 52213 Langganan Air 400.000 400.000 340.000 85 60.000
7 523111 Pemeliharaan Gedung 61.000.000 61.000.000 60.999.952 100 48
8 523121 Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin 1.500.000 1.500.000 1.500.000 100 -
9 524111 Perj.Dinas Biasa 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100 -
051 Belanja Modal 386.750.000 - 386.642.130 99,97 107.870
1 533111 Blj. Modal Gedung dan
Bangunan 94.731.000 - 94.684.000 99,95 47.000
2 536111 Blj. Modal Peralatan dan
Fasilitas Kantor 97.019.000 - 96.992.630 99,97 26,370
3 532111 Blj. Modal Pengolah
Data dan Komunikasi 195.000.000 - 194.965.500 99,98 34,500
Jumlah 13.900.790.000 12.245.766.000 14.225.764.863 99,86 20.001.137
Realisasi DIPA Nomor: 005.04.2.402074/2018 (DIPA 04):
No Uraian Anggaran Realisasi % Realisasi Anggaran
Sisa Anggaran
1 2 3 4 5 5
1 Honor Korwil 3.600.000 3.600.000 100 0
2 Pembebasan Biaya Perkara 40.000.000 37.450.000 93,63 2.550.000
3 Jasa Layanan Pos Bantuan Hukum
49.000.000 49.000.000 100 0
Jumlah 92.600.000 92.600.000 97,25 2.550.000
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2018 ini
merupakan gambaran pencapaian kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru tahun
2018 dan sekaligus merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pengadilan
Agama Pekanbaru dalam pelaksanaan tugas. LKjIP ini dapat memberikan
gambaran tentang seberapa jauh pelaksanaan tugas Pengadilan Agama
Pekanbaru dalam rangka memberikan pelayanan pada masyarakat.
Dari indikator-indikator sasaran yang telah ditetapkan tersebut diatas telah
dilaksanakan namun masih terdapat perbedaan dengan kondisi yang diharapkan
oleh masyarakat. Selain dari itu, terdapatnya aturan yang belum responsif dengan
keadaan layanan yang diinginkan masyarakat sebagai pengguna layanan, seperti
proses perkara perceraian yang pihak Tergugatnya gaib dan yang pihaknya
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang memerlukan waktu relative lama.
Dalam tahun mendatangkan dipersiapkan pengumpulan dan pengukuran
data kinerja sehingga indicator keberhasilan yang diperoleh dapat
menggambarkan kondisi nyata yang diharapkan masyarakat.
Kiranya LKjIP Tahun 2018 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan
sekaligus menjadi sumber informasi dalam mengambil keputusan guna
peningkatan kinerja Pengadilan Agama Pekanbaru.
A. Saran-Saran:
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan-kegiatan dapat ditempuh beberapa
penyelesaian sebagai berikut :
1. Lebih mengoptimalkan penerapan Sistem SAKIP pada Pengadilan Agama
Pekanbaru mulai dari penyusunan Renstra, Rencana Kinerja Tahunan,
36
Indikator Kinerja Utama, Penetapan Kinerja dan Penganggaran dana, antara
lain :
Memanfaatkan Renstra sebagai acuan dalam perumusan berbagai dokumen
perencanaan lainnya, seperti rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja
dan lain-lain.
Dalam tahun mendatang dipersiapkan penerapan sistem pengukuran dan
pengumpulan data kinerja yang handal, termasuk penetapan indicator
kinerja yang berbasis outcome, sehingga Pengadilan Agama Pekanbaru dapat
memperlihatkan manfaat program dan kegiatan bagi masyarakat.
2. Perlu adanya anggaran untuk tahun mendatang yang mengacu kepada
indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan Strategis Tahun
2015- 2019.
3. Menjadikan capaian sasaran dalam LKjIP Tahun 2018 ini sebagai masukan
dalam proses pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja
Pengadilan Agama Pekanbaru.
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2018
2. Dokumen Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)
3. Dokumen Reviu Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
4. Dokumen Rencana Kinerja tahun 2018, Tahun 2019 dan Tahun 2020
5. Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2018 dan Tahun 2019.