Top Banner
i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2018 yang berisi data Tahun 2017 dapat tersusun. Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2018 ini merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan guna peningkatan manajemen kesehatan baik di Kabupaten Musi Banyuasin, di daerah Propinsi Sumatera Selatan maupun di tingkat Pusat. Kami menyadari penyusunan Profil ini masih banyak kekurangannya, baik kelengkapan, akurasi data serta ketepatan waktu penyajian. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa datang kritik dan saran pembaca kami harapkan. Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada Tim di sub Bagian Perencanaan serta kerja sama antar lintas sektor serta pihak-pihak lain yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga Profil Kesehatan Tahun 2018 ini dapat tersusun dengan sumber data yang Inshaallah benar,akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak- pihak yang berhubungan dengan Profil ini. Harapan kami selaku penyusun kedepan adalah Profil Tahunan ini dapat lebih cepat terealisasi tentunya dengan sumber data yang baik dan berdaya guna sehingga dapat banyak membantu serta bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannnya. Demikianlah Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2018 ini kami buat dengan sebaik-baiknya atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini sekali lagi kami ucapkan terima kasih pada Allah kami ucapkan syukur Alhamdulillah. Sekayu, 2018 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin dr. H. TAUFIK RUSYDI, M. Kes PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19590313 198902 1 002
64

KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

Sep 11, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rakhmat dan hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2018 yang berisi data Tahun 2017 dapat tersusun.

Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2018 ini

merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Musi

Banyuasin yang dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan guna

peningkatan manajemen kesehatan baik di Kabupaten Musi Banyuasin, di

daerah Propinsi Sumatera Selatan maupun di tingkat Pusat.

Kami menyadari penyusunan Profil ini masih banyak kekurangannya,

baik kelengkapan, akurasi data serta ketepatan waktu penyajian. Untuk itu

guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa datang kritik dan saran

pembaca kami harapkan.

Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada Tim di sub

Bagian Perencanaan serta kerja sama antar lintas sektor serta pihak-pihak

lain yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga Profil

Kesehatan Tahun 2018 ini dapat tersusun dengan sumber data yang

Inshaallah benar,akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak-

pihak yang berhubungan dengan Profil ini.

Harapan kami selaku penyusun kedepan adalah Profil Tahunan ini

dapat lebih cepat terealisasi tentunya dengan sumber data yang baik dan

berdaya guna sehingga dapat banyak membantu serta bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkannnya.

Demikianlah Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2018 ini kami buat dengan sebaik-baiknya atas bantuan berbagai

pihak dalam penyusunan profil ini sekali lagi kami ucapkan terima kasih

pada Allah kami ucapkan syukur Alhamdulillah.

Sekayu, 2018

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin

dr. H. TAUFIK RUSYDI, M. Kes

PEMBINA UTAMA MUDA

NIP. 19590313 198902 1 002

Page 2: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK.................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Tujuan

1. Tujuan Umum............................................................................. 2

2. Tujuan Khusus............................................................................ 2

C. Sistematika Penulisan....................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah..................................................... 5

2. Keadaan Alam................................................................................... 5

3. Penduduk......................................................................................... 6

4. Pemerintahan................................................................................... 8

5. Pendidikan....................................................................................... 8

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN

3.1.MORTALITAS.................................................................................. 9

3.1.1.Angka Kematian Bayi.................................................................... 10

3.1.2.Angka Kematian Ibu...................................................................... 11

3.1.3.Angka Kematian Balita.................................................................. 12

3.2.MORBIDITAS.................................................................................. 13

3.2.1.Gambaran Penyakit Terbanyak di Kabupaten MUBA..................... 13

3.2.2.Penyakit Menular.......................................................................... 14

3.2.3.Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi............................. 18

3.3.STATUS GIZI MASYARAKAT.......................................................... 19

3.3.1.Bayi Berat Badan Lahir Rendah.................................................... 20

3.3.2.Gizi Balita..................................................................................... 21

3.3.3.Pemberian ASI Ekslusif................................................................. 22

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1.PELAYANAN KESEHATAN.............................................................. 24

4.1.1.Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.................................................... 24

4.1.2.Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin................................................ 26

4.1.3.Pelayanan Bayi Baru Lahir........................................................... 32

4.1.4.Pelayanan Kesehatan Balita......................................................... 33

4.1.5.Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar............................... 34

4.1.6.Pelayanan Kesehatan Usia Produktif............................................. 36

4.1.7.Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut................................................. 36

Page 3: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

iii

4.2.AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN............................... 38

4.2.1.Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat................................... 38

4.2.2.Pelayanan Kesehatan dasar........................................................... 39

4.2.3.Pelayanan Kesehatan Rujukaan dan Penunjang............................. 39

4.2.4.Pemanfaatan Obat Generik............................................................ 39

4.3.PERILAKU DAN PERAN SERTA MASYARAKAT.............................. 40

4.4.PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT........................................ 43

4.4.1.Air Bersih...................................................................................... 43

4.4.2.Sarana Kesehatan Lingkungan...................................................... 44

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1.SARANA KESEHATAN................................................................... 45

5.2.TENAGA KESEHATAN................................................................... 47

5.3.SUMBER DANA KESEHATAN........................................................ 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN.................................................................................... 53

B.SARAN-SARAN.................................................................................. 57

LAMPIRAN (TABEL 1-81)

Page 4: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

iv

DAFTAR TABEL

NO NAMA TABEL HALAMAN

TABEL

1 Jumlah penduduk, luas wilayah dan tingkat

kepadatan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin

tahun 2017................................................................. 7

2 Jumlah sarana kesehatan (Pustu dan Poskesdes)

menurut wilayah Kecamatan dan Puskesmas Tahun

2017........................................................................... 46

Page 5: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

v

DAFTAR GRAFIK

NO NAMA GRAFIK HALAMAN

GRAFIK

1 Grafik jumlah desa menurut kecamatan di Kabupaten

Musi Banyuasin Tahun 2017............................................. 7

2 Jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2013-2017............................................ 10

3 Jumlah kasus kematian Ibu di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2013-2017............................................ 11

4 Jumlah kasus kematian balita Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013-2017.............................................................. 12

5 Jumlah 10 penyakit terbanyak Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017....................................................................... 13

6 Angka Kesakitan Malaria di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013-2017.............................................................. 15

7 Jumlah Positif Malaria menurut Puskesmas di Kabupaten

Musi Banyuasin Tahun 2017.......................................... 15

8 Jumlah Kasus TB.Paru (+) dan Angka Kesembuhan

TB.Paru Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-2017...... 16

9 Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2013-2017.............................................. 17

10 Pencapaian Desa UCI menurut Puskesmas Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2017..................................................... 19

11 Jumlah Kasus Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-2017................ 20

13 Persentase Balita ditimbang berdasarkan wilayah puskesmas

di Kabupaten Musi Banyuasi Tahun 2017........................... 21

14 Jumlah balita gizi Buruk menurut wilayah kerja puskesmas

di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017.......................... 22

15 Jumlah Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2013-2017............................................... 23

16 Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

2016-2017........................................................................... 25

17 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten

Musi Banyuasin tahun 2013-2017...................................... 26

18 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

menurut wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2017....................................................... 27

19 Cakupan Pertolongan Ibu Nifas Oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Wilayah Puskesmas di Kabupaten Musi Tahun

2017................................................................................... 28

Page 6: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

vi

20 Pemberian Tablet Fe dan TT2 Ibu Hamil menurut

puskesmas di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017....... 29

21 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu

nifas di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-2017....... 30

22 Persentase Ibu Hamil Resiko Tinggi/ komplikasi yang

ditangani di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-

2017.................................................................................... 31

23 Persentase Ibu Hamil Resiko Tinggi/ komplikasi yang

ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017......................................................................... 32

24 Persentase cakupan Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN

Lengkap) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-

2017.................................................................................... 33

25 Cakupan Pelayanan kesehatan Anak Balita (usia 12-59 bulan)

minimal 8 kali Di Wilayah Puskesmas di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2017…………………………………………………………… 34

26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Setingkat

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013-2017.................... 35

27 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila menurut Puskesmas

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017............................. 37

28 Persentase penduduk yang masuk dalam jaminan kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017............................. 38

29 Jumlah Apotik dan Toko Obat di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013-2017................................................................ 40

30 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2013-2017............................................... 41

31 Persentase Posyandu (Pratama, Purnama, Madya dan

Mandiri) di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017............. 42

32 Persentase Jumlah desa siaga di Kabupaten Musi Banyuasin

tahun 2013-2017................................................................... 42

33 Persentase Keluarga yang memiliki akses air minum di

wilayah puskesmas Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

2017...................................................................................... 44

34 Jumlah Tenaga Kesehatan menurut ketenagaan di

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017............................... 47

35 Jumlah dan Ratio Tenaga Medis (dokter umum dan dokter

spesialis) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016-2017...... 48

36 Ratio tenaga kefarmasian dan ahli gizi Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2016-2017.............................................. 49

37 Ratio tenaga perawat dan bidan di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2016-2017.............................................. 50

38 Ratio Tenaga Sanitasi dan Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016-2017.................... 51

Page 7: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2018 ini

dibuat serta disusun sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2005-2025 sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Daerah Musi Banyuasin Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

2005-2025 yaitu ”MUBA MAJU BERJAYA 2022”. Dinas Kesehatan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesehatan tentunya tidak

terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun

eksternal,akan tetapi permasalahan-permasalahan tersebut harus

dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka

meningkatkan dan mengembangkan pelayanan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin.

Dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

Nomor 9 Tahun 2016 tentang “Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin” dan Peraturan Bupati Musi

Banyuasin Nomor 59 Tahun 2016, tentang “Rincian Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin” maka Tugas Pokok

Dinas Kesehatan selaku SKPD kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin

adalah melakukan urusan pemerintah Kabupaten berdasarkan azas

otonomi dan tugas pembantuan dalam bidang urusan Kesehatan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

pembangunan kesehatan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)

sebagaimana ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun

2016: (1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (2) Pelayanan Kesehatan Ibu

bersalin (3) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (4) Pelayanan Kesehatan

Balita (5) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar (6) Pelayanan

kesehatan pada usia produktif (7) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut (8)

Page 8: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

2

Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi (9) Pelayanan kesehatan

penderita Diabetes Melitus (10) Pelayanan kesehatan orang dengan

gangguan jiwa berat (11) Pelayanan kesehatan orang dengan TB (12)

Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinveksi HIV . Dalam rangka

memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin,

disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2018

(data 2017) ini.

Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi

kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan,

situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2018 (data 2017) ini dibuat sebagai gambaran dari realisasi Indikator SPM

tersebut diatas dan diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem

manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas

Kesehatan Muba tahun 2018 yaitu “MASYARAKAT SEHAT BERKUALITAS

MENUJU MUBA MAJU BERJAYA 2022”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Salah satu tujuan dan maksud penyusunan Profil Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin adalah untuk memberikan gambaran dan

situasi kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Musi Banyuasin

dan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan

operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat

serta mengembangkan informasi sebagai bahan evaluasi dan

memberikan petunjuk dalam pembuatan Rencana Strategis (Renstra)

bidang kesehatan pada pembangunan daerah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Penyusunan profil kesehatan ini adalah sebagai berikut :

a. Diperolehnya gambaran situasi kesehatan secara menyeluruh pada

setiap wilayah puskesmas atau kecamatan dalam Kabupaten Musi

Banyusin.

Page 9: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

3

b. Sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan untuk

pemantauan dan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan,

termasuk kinerja penyelenggaraan pelayanan minimal kesehatan

kabupaten/kota.

c. Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat dan evidance

based.

d. Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas

pelayanan bidang kesehatan yang berdampak meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin guna

menyokong Visi Kesehatan yaitu “ Manusia sehat Berkualitas

Menuju MUBA Maju Berjaya 2022 “.

e. Sebagai bahan acuan untuk penyusunan Profil Kesehatan Tingkat

Provinsi Sumatera Selatan dan Profil Kesehatan Tingkat Nasional.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyusin

adalah sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan

tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyusin Tahun

2018 (data Tahun 2017) serta sistematika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum

Kabupaten Musi Banyusin. Selain uraian tentang letak geografis,

administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya

misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator

mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi

masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan

kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang,

pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan

sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat

kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan

Page 10: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

4

kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator

kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya

pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Musi

Banyusin.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang

sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber

daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting

yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin di tahun yang bersangkutan. Selain

keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan

hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Puskesmas

dan Kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyusin dan 81 tabel data yang

merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator

pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Tabel

lampiran Profil Kesehatan tersebut sesuai dengan Petunjuk Teknis

Penyusunan Kesehatan Kabupaten/Kota, Edisi Terpilah menurut jenis

kelamin, yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan RI 2017.

Page 11: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

5

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

1. Letak Geografis Dan Luas Wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km2 atau

sekitar 15 persen dari luas propinsi Sumatera Selatan terletak antara

1,3 sampai dengan 4 Lintang Selatan dan 103 sampai dengan 105

40’ Bujur Timur.

Batas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Jambi.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Penukal Abab

Lematang Ilir

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas dan

Kabupaten Musi Rawas Utara.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin.

2. Keadaan Alam

a. Iklim

Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim trofis dan basah

dengan variasi curah hujan antara 2179 mm dengan suhu rata-rat

adalah 26,8 °C dengan suhu tertinggi pada Bulan Oktober sekitar

27,8 °C. Hari hujan pada tahun 2017 menunjukan variasi antara

6,7 - 17,3 hari, dengan hari hujan paling banyak pada bulan

Januari 2017 dengan curah hujan rata-rata 398 mm.

b. Topografi

Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan

Bayung Lincir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi

sampai ke Kecamatan Babat Toman tanahnya terdiri dari rawa-

rawa dan dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah rawa-rawa

tersebut luasnya mencapai 53% dan selebihnya 35% tanah datar,

12% tanah bergelombang.

Page 12: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

6

Daerah lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit

dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas

permukaan laut.

3. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan data

Disdukcapil Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017 adalah 676.938

jiwa yang terdiri dari 347.235 laki-laki dan 329.703 perempuan.

Sedangkan jumlah KK tahun 2017 yaitu 185.379 KK. Dari 14 (empat

belas) kecamatan yang ada, jumlah penduduk terbesar terdapat di

wilayah Kecamatan Sekayu sebanyak 98.355 jiwa dengan luas wilayah

hanya sebesar 726,25 km², sedangkan jumlah penduduk terkecil

terdapat di wilayah Kecamatan Batang Hari Leko sebanyak 22.534 jiwa

dengan luas wilayah 991,18 km².

Hal ini menunjukkan persebaran penduduk di Kabupaten Musi

Banyuasin tidak merata dilihat dari perbandingan antara luas wilayah

dengan jumlah penduduk. Rata-rata kepadatan penduduk di

Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2017 adalah 71,84 jiwa/km².

Kepadatan penduduk terbesar terdapat di kecamatan babat toman

dengan jumlah kepadatan peduduk sebesar 176,2 Jiwa per KM2

sedangkan kepadatan penduduk terkecil berada di wilayah kecamatan

Batanghari Leko dengan jumlah kepadatan penduduknya sebesar

22,73 Jiwa per Km2.

Jumlah penduduk dan jumlah kepadatan penduduk serta dapat luas

wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin sebagaimana ditunjukkan pada

tabel 1 di bawah ini.

Page 13: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

7

Tabel 1.

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kab. Musi Banyuasin Tahun 2017

NO KECAMATAN

LUAS JUMLAH JUMLAH PEDDK

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH DESA KEL. DESA+KEL.

RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km2

1 SANGA DESA 610,88 17 2 19 37,170 9,624 3.86 60.85

2 BABAT TOMAN 217,77 11 2 13 38,371 10,083 3.81 176.20

3 BATANGHARI LEKO 991,18 16 0 16 22,534 5,935 3.80 22.73

4 PLAKAT TINGGI 515,00 15 0 15 28,589 8,034 3.56 55.51

5 LAWANG WETAN 392,42 15 0 15 28,639 7,643 3.75 72.98

6 SUNGAI KERUH 1179,27 22 0 22 45,856 12,243 3.75 38.89

7 SEKAYU 726,25 10 4 14 98,355 26,145 3.76 135.35

8 LAIS 717,33 15 0 15 62,577 17,048 3.67 87.24

9 SUNGAI LILIN 408,84 13 2 15 63,958 18,269 3.50 156.44

10 KELUANG 905,07 13 1 14 35,287 10,477 3.37 38.99

11 BABAT SUPAT 1290,43 16 0 16 37,798 10,480 3.61 29.29

12 BAYUNG LENCIR 2128,04 21 2 23 79,314 21,481 3.69 37.27

13 LALAN 1063,42 27 0 27 44,477 12,677 3.51 41.82

14 TUNGKAL JAYA 1280,69 16 0 16 54,013 15,250 3.54 42.17

JUMLAH (KAB/KOTA) 12,427 227 13 240 676,938 185,379 3.65 71.84

Sumber : Disdukcapil Kab.Muba Tahun 2017

Jumlah Desa dan Kelurahan serta kepadatan penduduk per KM² di

Kabupaten Musi Banyuasin sebagaimana ditunjukkan pada grafik

1 di bawah ini.

Grafik 1. Grafik Jumlah Desa Menurut Kecamatan serta kepadatan penduduk

per KM² di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Disdukcapil Kab.Muba Tahun 2017

0

50

100

150

200

19 13 15 16 15 22

14 15 16 15 14 23 16 27

60,8

176,2

73,0

22,7

55,5 38,9

135,4

87,2

29,3

156,4

39,0 37,3 42,2 41,8

Desa & Kel

Page 14: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

8

Dari grafik di atas, bahwa jumlah desa/kelurahan terbanyak Tahun

2017 terdapat di Kecamatan Lalan yaitu berjumlah 27 desa/kelurahan

dengan kepadatan penduduknya yaitu 41,82 per km² sedangkan yang

paling sedikit terdapat di Kecamatan Babat Toman yaitu berjumlah 13

desa/kelurahan dengan kepadatan penduduknya yaitu 176,20 per km².

4. Pemerintahan

Jumlah kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin sampai akhir

tahun 2017 yaitu 14 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan

sebanyak 240 desa/kel. (227 desa, 13 kelurahan). Letak geografis

Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan kecamatan tersebut

sebagaimana peta di bawah ini :

Gambar 1.

Peta Kabupaten Musi Banyuasin

Sumber : BPS Kab. Muba Tahun 2017

5. Pendidikan

Sejalan dengan pesatnya perkembangan pembangunan di

Kabupaten Musi Banyuasin, tingkat pendidikan masyarakat juga

semakin meningkat dan kualitas SDM secara umum sudah mulai

menunjukkan perkembangan kearah yang lebih baik. Angka melek

huruf masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin telah mencapai 100%

di tahun 2017 sama seperti tahun sebelumnya (tabel 3 terlampir).

Page 15: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

9

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Musi

Banyuasin adalah sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, sebagaimana Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis

Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin dan diselaraskan dengan

RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin serta Visi - Misi dari Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Dalam upaya tersebut telah dilaksanakan

beberapa program dan kegiatan baik program dan kegiatan yang bersifat

unggulan, kegiatan penunjang, maupun program dan kegiatan yang

bersifat rutin serta program jangka panjang (lima tahunan) maupun jangka

pendek (tahunan).

Gambaran derajat kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator

seperti mortalitas, morbiditas dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini

diuraikan tentang indikator-indikator tersebut.

3.1. MORTALITAS

Angka kematian (Mortalitas) merupakan salah satu ukuran untuk

melihat gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan

dijadikan acuan untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan.

Angka kematian dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat

dari waktu ke waktu dan pada umumnya dapat dihitung dengan

melakukan Survey dan penelitian. Angka kematian bayi (AKB), kematian

ibu akibat melahirkan (AKI) dan kematian balita (AKA Balita) merupakan

indikator utama dalam menilai pencapaian derajat kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2002 Pemimpin dunia telah menyepakati pencapaian Millenium

Development Goals yang selanjutnya disingkat MDGs bahwa selain

Memberantas kemiskinan dan kelaparan serta Mewujudkan pendidikan

dasar, maka Peningkatan Kesehatan Ibu merupakan indikator utama

yang harus dicapai sampai tahun 2022.

Page 16: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

10

3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan

indikator utama dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat. Angka

kematian bayi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah banyak

mengalami penurunan dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian

sudah dapat dieliminasi.

Angka kematian bayi di Kabupaten Musi Banyuasin dalam beberapa

tahun terakhir masih sulit ditentukan, karena tidak ada survey atau

penelitian khusus. Angka kematian bayi di Kabupaten Musi Banyuasin

dapat kita lihat pada Grafik berikut ini :

Grafik 2. Jumlah Kasus Kematian Bayi termasuk Neonatal Di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013 – 2017

Sumber : BidangYankes & Laporan Data Profil Puskesmas

Jumlah kasus kematian bayi (termasuk neonatal) berdasarkan

laporan puskesmas pada tahun 2017 yaitu 49 kasus atau sekitar 3,3 per

1000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan tahun

2016 yaitu 39 kasus atau sebesar 2,7 per 1000 kelahiran hidup. Namun

jika diasumsikan ke target AKB menurut target MDGs tahun 2017 (23/1000

KH), berarti angka kematian bayi di Kabupaten Musi Banyuasin tergolong

rendah dan telah di atas target tersebut dan jauh lebih rendah

dibandingkan dengan angka kematian bayi di Sumatera Selatan tahun

2017.

5

65

24

39

49

0

10

20

30

40

50

60

70

2013 2014 2015 2016 2017

Page 17: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

11

3.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian perempuan pada saat

hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan

tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan

karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-

sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh.

Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian

terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk

status kesehatan secara umum, `pendidikan dan pelayanan selama

kehamilan dan melahirkan.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Musi Banyuasin masih sulit

diukur karena jumlah penduduk yang masih sangat sedikit, laporan yang

tidak akurat serta dipengaruhi oleh kesalahan sampling yang tinggi dan

selang kepercayaan yang besar, maka tidak mungkin menyimpulkan

pencapaian angka kematian ibu (AKI) tanpa melalui Survey Khusus,

SENSUS dan SUPAS atau survey khusus lainnya.

Jumlah kematian ibu bersalin (AKI) di kabupaten Musi Banyuasin

dapat kita lihat pada grafik berikut :

Grafik 3.

Jumlah Kasus Kematian Ibu Di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013 – 2017

Sumber : BidangYankes & Laporan Data Profil Puskesmas

0

5

10

15

20132014

20152016

2017

8

7

11

9 9

Page 18: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

12

Angka kematian ibu bersalin di Kabupaten Musi Banyuasin

berdasarkan data Profil Kesehatan Tahun 2017 yaitu 9 kasus sama besar

dari data kematian ibu bersalin yang terjadi pada tahun 2016 yaitu 9 kasus

tetapi lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 11 kasus serta lebih rendah daripada AKI yang terjadi di Provinsi

Sumatera Selatan.

3.1.3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Berdasarkan hasil pengumpulan data profil kesehatan Kabupaten

Musi Banyuasin, jumlah kematian balita tahun 2017 adalah sebanyak 49

kasus kematian balita sangat tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2016

yaitu 17 kasus seperti ditunjukkan pada Grafik di bawah ini :

Grafik 4.

Perbandingan Jumlah Kasus Kematian Balita Kabupaten Musi Banyuasin Pada Tahun 2013 s/d 2017

Sumber : BidangYankes & Laporan Data Profil Puskesmas Tahun 2017

20132014

20152016

2017

8

7

11

9 9

Page 19: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

13

Jika dihitung berdasarkan 1000 kelahiran hidup berarti angka

kematian balita sebesar 3,3/1000 Kh, berarti kematian balita di Kabupaten

Musi sangat rendah dan dibawa Target pencapaian Angka Kematian Balita

menurut MDGs tahun 2017 yaitu 32/100.000 KH.

3.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

3.2.1. Gambaran Penyakit Terbanyak di Kab. Musi Banyuasin

Pola penyakit penderita rawat jalan berdasarkan 10 penyakit

terbesar di puskesmas dan rumah sakit tahun 2017 yaitu Infeksi Akut

lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 45.000 kasus,

Hypertensi sebanyak 39.231 kasus, Alergi sebanyak 21.351 kasus,

Influenza sebanyak 17.927 kasus, Gasritis sebanyak 17.549, sedangkan

penyakit Diare menempati urutan keenam yaitu sebanyak 15.374 kasus

dan Penyakit pada Sistim Otot dan Jaringan Pengikat sebanyak 12.121,

Penyakit Lain pada Saluran Pernafasan bagian atas sebayak 5.516

kasus dan penyakit asma sebanyak 5.488 kasus dan terakhir penyakit

cepalgia sebanyak 4.085 kasus serta beberapa penyakit menular dan

tidak menular lainnya seperti ditunjukkan pada Grafik di bawah ini.

Grafik 5.

Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kab. Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Laporan SP2TP Dinkes Muba Tahun 2017

40.221 39.231

21.351 17.927 17.549

15.374 12.121

5.516 5.488 4.085

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

Page 20: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

14

3.2.2. Penyakit Menular

Beberapa kasus penyakit menular yang sangat penting untuk

diperhatikan karena termasuk prioritas dalam upaya penanggulangan dan

pemberantasan penyakit menular yang selaras dengan SPM Bidang

Kesehatan Tahun 2017 adalah Malaria, TB Paru, ISPA dan Pneumonia

balita, dan HIV/AIDS.

1). Malaria

Malaria klinis adalah kasus dengan gejala malaria klinis (demam,

menggigil dan berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,

diare dan nyeri otot atau pegal–pegal). Malaria positif adalah kasus malaria

yang di diagnosis (pemeriksaan specimen/sediaan darahnya) secara

mikroskopist atau rapid diagnosis test hasil positif mengandung

plasmodium. Prevalensi malaria atau angka kesakitan malaria adalah

banyaknya kasus ( kasus baru maupun lama) malaria per 100.000

penduduk yang diukur dengan Annual Parasite Incidence ( API ) dan Annual

Malaria Incidence (AMI). Digunakan untuk memonitor daerah yang

mengalami endemi tinggi malaria yang disinyalir meningkat pada dua

dekade terakhir karena sistem kesehatan yang buruk, meningkatnya

resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, pola perubahan iklim,

gaya hidup, migrasi dan perpindahan penduduk.

Penyakit malaria di Kabupaten Musi Banyuasin masih cukup tinggi

dan termasuk dalam kategori daerah endemis di Provinsi Sumatera Selatan

karena selalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun kasus

kesakitan malaria tahun 2017 relatif lebih kecil dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Angka kesakitan malaria tahun 2017 yaitu 0,39/1.000

penduduk lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 2,38/1.000

penduduk. Sedangkan Angka kejadian Malaria (per 1,000 penduduk) secara

nasional menurut hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu 2,4/1000 penduduk.

Angka kesakitan malaria di Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima

tahun terakhir sebagaimana grafik berikut :

Page 21: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

15

Grafik 6. Persentase Angka Kesakitan Malaria Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013 – 2017

Sumber : Bidang P2P-PL

Kasus penyakit malaria menurut wilayah Puskesmas di Kabupaten Musi

Banyuasin seperti grafik berikut :

Grafik 7. Angka Positif Malaria Berdasarkan Wilayah Puskesmas

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Bidang P2P-PL Tahun 2017

20132014

20152016

2017

0,6

0,3

0,9

0,26

0,39

6

0 0 0

24

0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 22: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

16

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa kasus penyakit malaria

tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Lubuk Bintialo yaitu 24 kasus,

diikuti Puskesmas Ngulak dengan 6 serta Puskesmas Lumpatan sebanyak 1

kasus dan ada beberapa puskesmas yang tidak memiliki kasus malaria

seperti sebagai berikut yaitu puskesmas Babat Toman, Tanah Abang, Bukit

Selabu, Cinta Karya, Sidorahayu, Ulak Paceh, Tebing Bulang, Mekar Jaya,

Lais, Jirak, Gardu Harapan, Teluk Kijing, Sungai Lilin, Karya Maju, Tanjung

Kerang, Bayung Lencir,Balai Agung, Sri Gunung, Karya Maju, Sukajaya,

Karang Mukti, Bandar Agung, Peninggalan, Sumber Harum, dan Bero Jaya

Timur.

2). Tuberculosis (TBC)

Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih

menjadi permasalahan utama di Indonesia. Penemuan Kasus Tb. Paru BTA

(+) masih banyak mengalami kendala terutama karena tingkat kesadaran

masyarakat penderita Tb. Paru untuk berobat masih sangat rendah. Jumlah

Kasus Tb. Paru BTA (+) di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017 yaitu

474 kasus lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Kasus Tb. Paru BTA(+) di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2013 -

2017 adalah sebagaimana grafik berikut :

Grafik 8. Jumlah Kasus Tb. Paru BTA(+)

Kab. Musi Banyuasin Tahun 2013 – 2017

Sumber : Bidang P2P-PL

20132014

20152016

2017

176

385 384

363

474

Page 23: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

17

Untuk penyakit saluran pernafasan lain yaitu kasus Pneumonia pada

Balita di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017 sebesar 316 kasus jauh

lebih kecil dari tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan dalam pencatatan

dan pelaporan kasus Pneumonia yang digunakan saat ini yaitu

berdasarkan pemeriksaan secara spesifik sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan, sedangkan pelaporan dan pencatatan berdasarkan gejala klinis

atau gejala umum. Persentase Balita Pneumonia dalam beberapa tahun

terakhir terlihat semakin kecil dan jumlah Balita Pneumonia yang ditangani

telah mencapai 100 %. Jumlah kasus Pneumonia pada balita dalam 5 tahun

terakhir seperti grafik berikut:

Grafik 9.

Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2013 – 2017

Sumber : Bidang P2P-PL

Dari Grafik di atas terlihat bahwa kasus Pneumonia pada Balita dari

tahun 2013 sampai tahun 2016 terjadi fluktuatif, tahun 2016 terdapat

peningkatan dengan kasus sebanyak 2071 kasus sedangkan pada tahun

2017 menurun ditemukan hanya 316 kasus.

20132014

20152016

2017

59 8

379

2071

316

Page 24: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

18

3). Penyakit HIV/AIDS

Kasus HIV/AIDS yang merupakan penyakit yang paling ditakuti terus

mengalami peningkatan di berbagai daerah. Makin tingginya kasus

HIV/AIDS di Indonesia mengharuskan penanganan serta penanggulangan

penyakit mematikan ini lebih serius dari berbagai pihak. Lebih dari 20 ribu

kasus AIDS terjadi di seluruh kota di Indonesia. Jumlah kasus HIV Positif di

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 tercatat ada 4 kasus lebih tinggi

dari tahun 2016 yaitu tidak terjadinya kasus HIV Positif atau sebesar 0

kasus. Akan tetapi untuk tahun ini Jumlah kasus yang ditemukan belum

dapat ditentukan wilayah mana yang terdapat kasus HIV/AIDS, karena

data yang di peroleh berdasarkan data VCT di RSUD Sekayu.

3.2.3. Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Dalam rangka menurunkan kasus-kasus penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I), kegiatan surveillance dan imunisasi terus

dilaksanakan. Untuk pemberantasan/pencegahan kasus Folio, selain

kegiatan imunisasi, juga dilaksanakan surveillance AFP (Accute Flaccid

Paralysis) untuk menemukan kasus polio liar (AFP). Pada tahun 2017

ditemukan 5 kasus AFP (Accute Flaccid Paralysis).

Beberapa kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

seperti Hepatitis B, Polio dan juga Campak. Pada tahun 2017 ini di

Kabupaten Musi Banyuasin penyakit hepatitis B dan Polio tidak ada kasus

tetapi terjadi padapenyakit campak dengan terjadi kasus sebanyak 113

kasus, yang terdapat di Wilayah beberapa Puskesmas di Kabupaten Musi

Banyuasin diakibatkan karena masih minimnya kesadaran orangtua

membawa anaknya ke posyandu (pos pelayanan terpadu) untuk

diimunisasi.

Pencapaian indikator desa/kelurahan UCI tahun 2017 yaitu sebesar

90,8 persen. namun pencapaian indikator desa/kelurahan UCI masih di

bawah target SPM dan Indonesia Sehat yaitu 100%. Pencapaian Desa UCI

Menurut Puskesmas tahun 2013 - 2017 adalah sebagaimana grafik berikut:

Page 25: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

19

Grafik 10.

Pencapaian Desa UCI Menurut Puskesmas Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Seksi Pengamatan & Pencegahan Penyakit Tahun 2017

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pencapaian desa UCI di

beberapa wilayah puskesmas telah mencapai 100 %, sedangkan pencapaian

desa UCI yang masih rendah adalah Puskesmas Bandar Agung, Suka

Damai, Cinta Karya, Sido Rahayu, Tanah Abang, Bayung Lencir,Lumpatan,

Lais, Karang Mukti, Bukit Selabu dan Peninggalan.

3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator,

antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi

Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur, Kurang Energi Kronik (KEK), dan

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

0

5

10

15

20

25

SangaDesa

BabatToman

LawangWetan

BatangHari Leko

PlakatTinggi

SungaiKeruh

Sekayu LaisBabatSupat

SungaiLilin

KeluangBayungLencir

TungkalJaya

Lalan

19

13 14 13 14

22

10

14

9

22

14

20

15

19

Page 26: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

20

3.3.1. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pencapaian dari indikator status gizi masyarakat tahun 2017 dilihat

dari kasus bayi BBLR (kurang dari 2.500 gram) yang merupakan salah satu

faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.

BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia

kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth

retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetap berat badannya

kurang. Pada negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu

berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria dan menderita Penyakit Menular

Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Dari jumlah bayi lahir yang ditimbang pada tahun 2017 jumlah

kasus berat badan lahir rendah (BBLR) yang dilaporkan sebesar 80 kasus.

Kasus BBLR di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013 sampai tahun 2017

seperti dilihat pada Grafik berikut.

Grafik 11.

Jumlah Kasus Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013 – 2017

Sumber : Seksi Pengamatan & Pencegahan Penyakit

BBLR2013

20142015

20162017

197

124

21

261

80

Page 27: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

21

3.3.2. Gizi Balita

Persentase Balita yang ditimbang pada Tahun 2017 mencapai 100%

meningkat dari Tahun 2016 yaitu 54,2%. Pencapaian ini sudah jauh di atas

target SPM sebesar 100%. Sedangkan Balita BGM tahun 2017 yaitu 0,6%

sama besar persentasenya dari Tahun sebelumnya.

Persentase Balita yang ditimbang berdasarkan wilayah Puskesmas di

Kabupaten Musi Banyuasin tahun tahun 2017 yaitu seperti grafik berikut.

Grafik 13.

Persentase Balita Ditimbang Berdasarkan Wilayah Puskesmas

di Kab. Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Seksi Kesga Tahun 2017

Dari grafik di atas terlihat bahwa Persentase Balita yang ditimbang

menurut wilayah puskesmas yang paling tinggi di Puskesmas Lubuk

Bintialo yang telah mencapai 88,87% , Sedangkan pencapaian terendah

yaitu di Puskesmas Gardu Harapan yaitu 26,93%.

35,6

52,8

66,0 78,1

88,8 80,1 80,5

52,8

69,3

58,5 51,0

58,3

74,2 67,2

26,9

54,9 50,5

74,0 67,1

85,5

50,2 48,2

69,2 73,9 84,1 84,9

57,5

Page 28: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

22

Dari kegiatan pemantauan status gizi balita terdapat beberapa balita

yang gizi buruk di wilayah Puskesmas di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017 yaitu seperti grafik berikut.

Grafik 14. Jumlah Balita Gizi Buruk Di Wilayah Puskesmas

Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Seksi Kesga Tahun 2017

Kasus Balita Gizi Buruk menurut wilayah puskesmas tahun 2017

ditemukan di Puskesmas Mekar Jaya yaitu 2 kasus, sedangkan di

puskesmas Sido Rahayu,Lais,Teluk Kijing masing-masing 1 kasus dan

puskesmas lainnya tidak ditemukan kasus balita gizi buruk pada tahun

tersebut.

3.3.3. Pemberian ASI Ekslusif

Tren pemberian ASI Eksklusif selama lima tahun terakhir adalah

sebagaimana grafik berikut :

0 0 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

1

0

1

0 0 0 0

2

0 0 0 0 0 0

Page 29: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

23

Grafik 15. Jumlah Pemberian ASI Ekslusif di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2013 - 2017

Sumber : Kesga Dinkes

Dari grafik tersebut terlihat bahwa Pemberian ASI Eksklusif pada

tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 terlihat meningkat tiap tahunnya

dan pada tahun 2016 menurun menjadi sebesar 49% lalu menurun pada

tahun 2017 menjadi 56%. Sedangkan target SPM bidang kesehatan

Pemberian ASI Eksklusif adalah sebesar 75%. Jadi Pemberian ASI Eksklusif

pada tahun ini belum mencapai target SPM.

A…

0

10

20

30

40

50

60

20132014

20152016

2017

41

57 60

49

56

Page 30: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

24

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan

yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut

diselenggarakan berbagi upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang

dan terpadu. Berikut ini akan diuraikan beberapa upaya pelayanan

kesehatan selama tahun 2017.

4.1. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi

dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit dan

terhindar dari penyakit.

Upaya - upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dilihat melalui indikator angka kematian ibu, angka kematian anak dan

balita, serta usia harapan hidup. Beberapa upaya pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut seperti pelayanan

kesehatan dasar, pelayanan kesehatan ibu dan bayi, pelayanan kesehatan

anak sekolah dan remaja serta pelayanan keluarga berencana.

4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan antenatal, pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan

terhadap ibu hamil risiko tinggi dirujuk, kunjungan neonatus dan

kunjungan bayi.

1). Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan kesehatan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan

dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama

masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada

dengan titik berat kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan

antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Page 31: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

25

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan antenatal merupakan

gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke

fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal,

indikator akses ini untuk mengetahui jangkauan pelayanan serta

kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Sedangkan K4

adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu

hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan

distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua

kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat

kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.

Pencapaian persentase cakupan K1 dan K4 pada 2 tahun terakhir

mengalami fluktuasi, Tahun 2017 Persentase cakupan K1 mencapai 94,6%

menurun dari tahun 2016 yaitu 90,0%.

Untuk cakupan K4 tahun 2017 yaitu 82,5% menurun dari tahun

2016 yaitu sebesar 90,5%. Beberapa kemungkinan penyebab fluktuasi

cakupan pelayanan K1 dan K4 antara lain masih lemahnya sistem

pencatatan dan pelaporan dari tingkat dasar (puskesmas), data yang

diterima dari Bidan di Desa ke Puskesmas masih ada yang tidak

terlaporkan, PWS KIA sebagai alat pemantauan wilayah setempat untuk

pengumpulan data dan monitoring dalam pengisiannya masih belum sesuai

dengan standar yang ada dan belum dianalisa sebelum dilaporkan ke Dinas

Kesehatan.

Grafik 16.

Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2016 - 2017

Sumber : Kesga Dinkes

92,3 91,8

96,5

90

94,6

86

85

92,5 90,5

82,5

75

80

85

90

95

100

2013 2014 2015 2016 2017

K1

K4

Page 32: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

26

4.1.2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

1) Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi

Kebidanan.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian

besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan

pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi kebidanan (profesional). Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 yaitu sebesar

99,2% atau lebih tinggi dari tahun 2016 yang mencapai 87,3%.

Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun

2013 - 2017 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

Grafik 17.

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013 - 2017

Sumber : Kesga Dinkes

Gambar di atas memperlihatkan cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan dari tahun 2013 sampai tahun 2017, terjadi Fluktuasi naik turun

sejak tahun 2013 sampai tahun 2016 yang mana di Tahun 2017 inipun

persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 99,2%.

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di

Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017 adalah seperti grafik berikut.

87,3

89,2 90,3

87,3

99,2

80

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

2013 2014 2015 2016 2017

Page 33: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

27

Grafik 18.

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan menurut

wilayah Puskesmas Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Kesga Dinkes Tahun 2017

Berdasarkan Grafik di atas terlihat bahwa Cakupan Pertolongan

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2017 di beberapa wilayah

Puskesmas, yang mana persentase tertinggi terdapat di beberapa

Puskesmas yang mencapai 100,0% dan persentase terendah terdapat di

Puskesmas Ulak Paceh dan Sri Gunung yaitu hanya 96,4%.

2). Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu

mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk

deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan

terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3

kali dengan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan

sampai 3 hari :

b. Kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada 4 hari sampai

dengan 28 hari setelah persalinan ;

c. Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan 29 hari sampai dengan 42

hari setelah persalinan.

94

95

96

97

98

99

10099

100

96

100 100 100 100

99

100 100 100 100

99

100 100 100

99

100

96

100

99

98

100 100 100 100 100

Page 34: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

28

Pelayanan kesehatan bagi Ibu Nifas tahun 2016 yaitu 100,0% sedikit

meningkat dari tahun 2015 yaitu 83,94%. Untuk melihat cakupan

pertolongan ibu nifas oleh tenaga kesehatan menurut wilayah puskesmas di

Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah

ini :

Grafik 19.

Cakupan Pertolongan Ibu Nifas oleh Tenaga Kesehatan menurut

wilayah Puskesmas Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Kesga Dinkes Tahun 2017

3). Pemberian Tablet Fe dan TT Ibu Hamil

Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan

pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan

yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas

adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet (Fe3) dan imunisasi TT (TT2+).

663

757

512

234 207 153

313

225 210

467

556

887 870

744

448

340 410

1343

481 398

239

1750

330

464 464

342 335

540

670 759

531

234 207

153

313

228 210

469

557

889 881

744

448

341 415

1347

499

398

242

1789

330

464 464

342 335

540

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Ibu Bersalin Ibu Nifas

Page 35: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

29

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

49,6 49,6

216,8

54,7 58,5 74,9 96,7 62,7 93,0

64,3 97,2 62,6

258,5

165,8

61,7

137,0

83,8

221,8

37,4 102,6

8,0

505,2

70,9 81,6

159,6

25,7 29,9

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya

meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk

mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadia selama

kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin

yang adekuat. Sedangkan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil

sangat penting untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Tahun

2016 Imunisasi TT2+ yaitu 47,5% menurun cukup jauh jika dibandingkan

pencapaian tahun 2015 yaitu 80,6%. Untuk pemberian tablet Fe3 tahun

2016 sebesar 78% menurun juga dari tahun 2015 yaitu sebesar 85,1%,

sedangkan pada tahun 2017 Imunisasi TT2+ mencapai 92,3% sedangkan

pemberian tablet Fe3 sebesar 78,32%, . Pemberian Tablet Fe dan TT Ibu

Hamil menurut wilayah Puskesmas seperti grafik berikut.

Grafik 20.

Pemberian Tablet Fe3 dan TT2 Ibu Hamil Menurut Puskesmas

Di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Kesga Dinkes Tahun 2017

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa persentase cakupan

Pemberian Tablet Fe Ibu Hamil tahun 2017 di beberapa Puskesmas sudah

di atas 80% dan TT2+ tahun 2017 meningkat dari tahun 2016 yaitu rata-

rata di atas 90%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, maka persentase

cakupan Pemberian Tablet Fe dan TT Ibu Hamil semakin meningkat dan

Page 36: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

30

lebih baik. Distribusi ibu hamil mendapatkan Fe1 dan Fe3 dapat dilihat

pada lampiran Tabel 30 dan tabel 32.

Pelayanan kesehatan dalam rangka peningkatan kesehatan ibu, bayi

dan balita dilaksanakan juga Pemberian vitamin A pada bayi usia 6 – 11

bulan, pemberian vitamin A pada balita usia 1 – 4 tahun dan pemberian

vitamin A pada ibu nifas. Pencapaian dari kegiatan tersebut seperti pada

grafik berikut.

Grafik 21.

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita dan Ibu nifas

Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013-2017

Sumber : Kesga Dinkes

Pemberian vitamin A pada bayi usia 6 – 11 bulan tahun 2017 sebesar

89,11% lebih rendah dari tahun 2016 yaitu 90,23%. Sedangkan pemberian

vitamin A pada balita usia 1-4 tahun pada tahun 2017 sudah mencapai

100,0% lebih tinggi dari tahun 2016 yaitu sebesar 85,18%, demikian juga

pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2017 sebesar 99,03%, lebih besar

dari tahun 2016 yaitu 90,06%.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0 91,1 95,8 98,1 96,2

45,6

86,1 89,1

47,2

100,0

73,9

93,5 98,2 99,0

95,1

84,2 82,3

98,3 96,0

75,0

97,7 91,4

79,1

98,1

87,5 96,6 97,8

94,3

Page 37: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

31

4). Ibu Hamil Resiko Tinggi Komplikasi yang Ditangani

Ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) atau komplikasi yang

memerlukan pelayanan kesehatan yang lebih optimal karena terbatasnya

kemampuan baik tenaga dan peralatan di desa atau puskesmas maka perlu

dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Persentase ibu hamil resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani di Kabupaten

Musi Banyuasin dapat dilihat dari grafik berikut :

Grafik 22.

Persentase Ibu Hamil Risiko Tinggi/Komplikasi Yang Ditangani

Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013-2017

Sumber : Kesga Dinkes

Dari grafik tersebut diatas persentase Ibu Hamil Risiko

Tinggi/Komplikasi yang ditangani pada Tahun 2017 yaitu 26,72% lebih

rendah / menurun dibandingkan Tahun 2016 yaitu 36,80%.

Persentase Ibu Hamil Risiko Tinggi/Komplikasi yang ditangani

menurut wilayah puskesmas pada tahun 2017 dapat dilihat pada grafik

berikut ini :

P…

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

20132014

20152016

2017

35,8

27,3

43,1

36,8

26,7

Page 38: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

32

0

50

100

150

200

83 68

118

48

0 0 17

0 0

77

10 4

38

16

0 22 28

18

3

35

59

170

1

35 41

0 0

Grafik 23.

Persentase Ibu Hamil Risiko Tinggi/Komplikasi Yang Ditangani

Berdasarkan Wilayah Puskesmas Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Kesga Dinkes

Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa Persentase Ibu Hamil Risiko

Tinggi/ Komplikasi yang ditangani di beberapa Puskesmas lebih rendah /

menurun dibanding tahun sebelumnya, namun hal ini mungkin disebabkan

karena pelaporan dari pengelola data di Puskesmas yang masih belum

lengkap dan belum mengerti dalam membuat laporan pada tabel profil

nomor 33.

4.1.3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

1)Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang

memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan

pada neonatus (0 – 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 – 7

hari dan satu kali pada umur 8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan

neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan

kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Page 39: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

33

Cakupan kunjungan neonatal (KN) dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat

pada gambar berikut.

Grafik 24.

Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus ( KN 1 dan KN lengkap)

Kab. Musi Banyuasin Tahun 2013-2017

Sumber : Kesga Dinkes

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa Cakupan Kunjungan

Neonatus (KN 1) Tahun 2017 yaitu 94,6% lebih rendah dari tahun 2016

yaitu 97,0%, sedangkan KN lengkap tahun 2017 yaitu 82,5%, mengalami

penurunan dari tahun 2016 yaitu sebesar 90,5%.

4.1.4. Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan Anak Balita (usia 12-59 bulan) minimal 8 kali

Tahun 2017 yaitu 39,9% (Tabel 46). Adapun persentase pelayanan

kesehatan anak balita minimal 8 kali di wilayah puskesmas pada Tahun

2017 dapat kita lihat pada Grafik berikut :

KN1

KN Lengkap75

80

85

90

95

100

20132014

20152016

2017

92,1

83,1

85 97

94,6 88,3

88,7

89,5

90,5

82,5

KN1

KN Lengkap

Page 40: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

34

0

1000

2000

3000

4000

5000

357 604 840

389 786

230 694

288 368

1526

617 916

2142

1062

46

684 797

3118

981

595

203

793 595

957

4511

1032 803

Grafik 25.

Cakupan Pelayanan kesehatan Anak Balita (usia 12-59 bulan) minimal 8

kali Di Wilayah Puskesmas di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Yankes Dinkes

Dari grafik tersebut, terlihat bahwa Pelayanan kesehatan Anak Balita

(usia 12-59 bulan) minimal 8 kali Tahun 2017 di wilayah puskesmas,

persentase tertinggi terdapat di Puskesmas Tebing Bulang yaitu 66,1% dan

persentase terendah terdapat di Puskesmas Gardu Harapan yaitu 3,0%.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar

Pelayanan kesehatan anak dan balita dilakukan dengan pelaksanaan

pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan

anak pra sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/Sederajat, serta

pelayanan kesehatan pada anak remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader

kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Cakupan pelayanan kesehatan siswa

SD setingkat dapat dilihat dari grafik berikut :

Page 41: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

35

Grafik 26.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD setingkat

Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2013 s.d 2017

Sumber : Yankes Khusus Dinkes

Dari grafik tersebut terlihat bahwa Pencapaian pelayanan kesehatan

SD setingkat mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya, pada

tahun 2017 Cakupan Pelayanan Kesehatan SD Setingkat yaitu 81,8%.

Pencapaian pelayanan kesehatan khusus seperti kesehatan gigi dan

mulut, kesehatan kerja dan pelaksanaan UKS di Kabupaten Musi

Banyuasin masih sangat rendah. Dalam pelayanan kesehatan gigi dan

mulut tahun 2017 pencabutan gigi tetap yaitu 2.035 orang.

Untuk melakukan penilaian dalam pelayanan kesehatan kerja masih

terdapat permasalahan yaitu sulitnya mendapatkan data perusahaan yang

telah melaksanakan pelayanan kesehatan kerja. Selain itu juga kurangnya

koordinasi dan kerjasama puskesmas dengan pihak perusahaan. Oleh

sebab itu perlu adanya kerja sama lintas sektor dalam mewujudkan

pelayanan kesehatan kerja secara optimal.

70,5

75

82,6

80

81,8

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

2013 2014 2015 2016 2017

Page 42: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

36

4.1.6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif

Maksudnya adalah Pelayanan Kesehatan pada usia 15 s/d 59 tahun yang

dilakukan di Puskesmas dan Jaringannya atau fasilitas kesehatan yang bekerjasama

dengan Pemerintah Daerah. Standar Pelayanan kesehatan ini diberikan sesuai

dengan kewenangannya oleh :

1. Dokter 3. Bidan

2. Perawat 4. Nutrisionis / Tenaga Gizi

Skrining Pelayan kesehatan ini dilakukan Puskesmas di jaringannya yang

dibentuk bernama Posbindu PTM dengan pelayanan minimal setahun sekali dengan

pelayanan yang diberikan antara lain yaitu :

- Deteksi Kemungkinan Obesitas dilakukan dengan pemeriksaan tinggi dan berat

badan serta lingkar perut.

- Deteksi Hypertensi dengan pemeriksaan tekanan darah sebagai pencegahan

primer.

- Deteksi kemungkinan Diabetes Melitus dengan menggunakan tes cepat gula

darah.

- Deteksi gangguan mental emosional dan prilaku.

- Pemeriksaan ketajaman penglihatan.

- Pemeriksaan ketajaman pendengaran.

- Deteksi dini kanker melalui pemeriksaan payudara klinis dan IVA khusus untuk

wanita umur 30 s/d 59 tahun

Pengunjung yang ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke

fasilitas kesehatan yang mampu menanganinya.

4.1.7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pencapaian Kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang lain adalah

Pelayanan kesehatan usia lanjut yang sejak beberapa tahun terakhir

semakin ditingkatkan, bahkan menjadi prioritas Departemen Kesehatan

dalam peningkatan upaya kesehatan ke depan, hal tersebut dapat dilihat

dari arah kebijakan RPJMN 2015 – 2020 yang menempatkan Lanjut Usia

bersama dengan peningkatan KIA dan perbaikan gizi masyarakat sebagai

fokus prioritas pertama. peningkatan pencapaian program kesehatan usia

lanjut. Jumlah Posyandu Usila semakin meningkat dan kualitas

pelayanannyapun semakin membaik.

Page 43: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

37

0500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

2357

1369

2154

386 431

0

1025

674

353

1605

962

2566 2383

1620

736

1358

803

2171

0

1171

533

3022

1123

1510

916 723

603 468

Cakupan pelayanan kesehatan Usila (60 th +) 2017 yaitu 61,95% lebih

rendah dari tahun 2016 yaitu 60,5%, sedangkan target SPM Kesehatan

yaitu 100 %. Cakupan pelayanan kesehatan Usila tahun 2017 seperti grafik

berikut.

Grafik 27.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas

Kab. Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : Kesga Dinkes Tahun 2017

Dari grafik tersebut terlihat bahwa Cakupan Pelayanan Kesehatan

Usila menurut Puskesmas di Kab. Musi Banyuasin tahun 2017 yang paling

tinggi mencapai 91,25% yaitu Puskesmas Tebing Bulang dan selanjutnya

Puskesmas Balai Agung yang mencapai 85,62% sedangkan pencapaian

terendah yaitu di Puskesmas Bandar Agung hanya sebesar 23,13% hal ini

disebabkan ada 2 Puskesmas yang tidak mengirimkan data kepada Dinas

Kesehatan Musi Banyuasin dan bisa dilihat pada table 52 Profil ini.

Page 44: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

38

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,0035,76

28,35

1,42 3,75 1,88

0,36

49,30

4,67

0,05

4.2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

4.2.1. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses

dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan

tidak mampu agar mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan secara “Gratis” di Kabupaten

Musi Banyuasin yang telah dilaksanakan sejak tahun 2002, dan seluruh

penduduk ditanggung dalam asuransi kesehatan yang meliputi Asuransi

wajib bagi PNS, Asuransi tenaga kerja, Asuransi masyarakat miskin atau

Jamkesmas dan Asuransi Muba Semesta. Berikut adalah gambaran

jaminan kesehatan bagi penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017.

Grafik 28.

Persentase Penduduk yang masuk dalam Jaminan Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Jaminan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Tahun 2017

Dari gambar tersebut terlihat bahwa masyarakat di Kabupaten Musi

Banyuasin rata-rata 42,53% termasuk dalam jaminan Kesehatan Dasar

(Jamkesda) dan Jaminan Kesehatan Nasional sedangkan 28,35% termasuk

dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Asuransi Kesehatan PNS

yaitu sebesar 1,42% dan Pekerja Penerima Upah,Asuransi Swasta dan

Asuransi Perusahaan masih dibawah 5,0 %.

Page 45: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

39

4.2.2. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara

rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan

dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan

pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang

hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan

untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan.

Jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2017 yaitu 215.603 jiwa

kunjungan lebih tinggi dari tahun 2016 yaitu 252.034 jiwa kunjungan,

sedangkan untuk Jumlah kunjungan rawat inap pada tahun 2017 yaitu 275

jiwa kunjungan lebih rendah dari tahun 2016 yaitu 635 jiwa kunjungan.

Untuk jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 2017 sebesar 1.223 jiwa

kunjungan turun sedikit jika dibandinkan dengan tahun 2016 yang hanya

sebesar 1.228 jiwa kunjungan.

4.2.3. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan Kesehatan di

Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR),

rata-rata lama hari Perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO),

rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (BTO), persentase pasien

keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal,

< 24 jam perawatan (NDR).

Pelayanan kesehatan rujukan di rumah Sakit terus mengalami

peningkatan baik secara kuantitatif jumlah kunjungan maupun dari

kualitas pelayanan. Keberadaan 3 Rumah Sakit yaitu RSUD Sekayu, RSUD

Sungai Lilin dan RSUD Bayung Lencir sebagai pusat rujukan di Kabupaten

Musi Banyuasin terus dibina dan dikembangkan, baik sarana dan

prasarana fisik, jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, sistem administrasi

dan manajemen serta mutu dan standar pelayanan.

Untuk mencapai pelayanan prima di RSUD sekayu, maka jumlah

dokter spesialis (4 spesialis dasar) telah terpenuhi, yaitu spesialis

kandungan, spesialis anak, spesialis bedah, dan spesialis penyakit dalam,

bahkan beberapa dokter spesialis lainnya telah dilengkapi seperti Spesialis

Jantung, Syaraf, THT dan Paru meskipun statusnya masih pegawai tidak

tetap / dokter kontrak atau PTT.

4.2.4. Pemanfaatan Obat Generik

Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya

meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas.

Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat

dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya

ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan.

Page 46: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

40

Jumlah apotik dan toko obat di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2013 - 2017 sebagaimana grafik berikut.

Grafik 29.

Jumlah Apotik dan Toko Obat Di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2013 - 2017

Sumber : Yankes Dinas Kesehatan Kab. Muba

Dari grafik tersebut di atas, Jumlah Apotik cenderung mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Jumlah Apotik tahun 2017 yaitu 30 apotik

lebih besar dari tahun 2016 yaitu 18. Sedangkan jumlah toko obat

mengalamai peningkatan sedikit yaitu tahun 2017 berjumlah 9 toko obat

yang mana tahun 2016 berjumlah 8 toko obat.

4.3. PERILAKU DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Kegiatan untuk meningkatkan perilaku hidup masyarakat agar

dapat ber perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari pencapaian

rumah tangga ber-PHBS. Pencapaian Persentase rumah tangga PHBS

tahun 2017 belum diperoleh data yang pasti, namun Persentase rumah

tangga PHBS cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Perkembangan pencapaian

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

20132014

20152016

2017

28 36 40

58

88

10 18

22 30

39

Apotik

Toko Obat

Page 47: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

41

Persentase rumah tangga ber-PHBS dari tahun 2013 sampai tahun

2017 adalah sebagaimana grafik di bawah ini.

Grafik 30.

Persentase rumah tangga ber-PHBS di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2013– 2017

Sumber : P2PL Dinas Kesehatan Kab. Muba

Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa Persentase rumah tangga

ber-PHBS pada Tahun 2017 yaitu 44,38% mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2016 yaitu 59,1%.

Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2017

yaitu 549 sedikit bertambah dari tahun 2016 yaitu sebanyak 514. Sebagian

besar posyandu tersebut merupakan posyandu “Madya” karena belum

memiliki sarana dan prasarana yang lengkap serta belum memiliki sumber

dana swadaya masyarakat. Jumlah posyandu aktif yaitu sebanyak 204

posyandu atau sebesar 37,16%. Rata-rata setiap desa dan kelurahan telah

memiliki 2 unit posyandu. Jumlah Posyandu purnama yaitu 27,32% dan

mandiri sebanyak 9,84% angka ini masih di bawah target yaitu 40%

Posyandu purnama-mandiri. Grafik berikut adalah persentase posyandu

menurut klasifikasi/tingkatan di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2013

dan tahun 2017.

0

10

20

30

40

50

60

70

20132014

20152016

2017

65,2 60,4

44,38

59,1

44,38

Page 48: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

42

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

3

18

0 3 3

2 1

7

1 2 0 0

5

0 0 0 0 2

0 0 0 1 0

7

0 3

1

27 15

0

11 8

1 0 2 2 2

15 13

25

8 12

0 0

21 25

2 2 0

41

16 14

5 4

15

0

1 0 0 0 1 3 3 0 0 1 0 1

5 3

9

0 1 0 1

8 10

2 0 0

4 1 0 0

Pratama

Madya

Mandiri

0%

20%

40%

60%

80%

100%

236 236

236 240

240

236

236 236 240 240

0 0 0 0 0

DesaBiasa

Grafik 31.

Persentase Posyandu (Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri)

Kab. Musi BanyuasinTahun 2017

Sumber : Jaminan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Muba

Persentase Jumlah Desa Siaga di Kab. Musi Banyuasin Tahun 2013

sampai tahun 2017 yaitu seperti grafik berikut.

Grafik 32.

Persentase Jumlah Desa Siaga Di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2013 - 2017

Sumber : Jaminan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Muba

Page 49: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

43

Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa persentase desa siaga di

Kab. Musi Banyuasin telah mencapai 100% sejak tahun 2013.

4.4. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT

Lingkungan Sehat merupakan kebutuhan dasar untuk hidup sehat

dan cermin dari budaya hidup bersih dan sehat bagi masyarakat Kabupaten

Musi Banyuasin sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan

secara umum, maka faktor lingkungan yang merupakan faktor utama yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas

utama juga bagi Kabupaten Musi Banyuasin dalam melaksanakan

Pembangunan kesehatan. Salah satu indikator terpenting yang menyangkut

kebutuhan pokok manusia yaitu “Air Bersih”.

4.4.1. Air Bersih

Penyediaan air bersih bagi masyarakat harus melibatkan berbagai

sektor, baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah Kabupaten

Musi Banyuasin semakin meningkatkan pembangunan sarana air bersih di

berbagai daerah/kecamatan, baik itu melalui saluran perpipaan (PAM),

sumur gali dan sumur bor ataupun pembangunan tempat penampungan

air hujan (PAH) bagi daerah perairan dan daerah sulit sumber air lainnya.

Sarana pengelolaan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin khususnya PDAM telah mengalir di beberapa desa di 14

kecamatan. Jumlah penduduk pengguna PDAM di Kabupaten Musi

Banyuasin berjumlah 442.595 orang dan untuk daerah perairan

mendapatkan bantuan tempat penampungan air hujan, sehingga sebagian

besar masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin sekarang telah dapat

menikmati air bersih.

Pencapaian keluarga yang memiliki akses air minum berdasarkan

wilayah puskesmas di kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2017, dapat

kita lihat pada grafik berikut ini :

Page 50: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

44

Grafik 33.

Persentase Keluarga Yang Memiliki Akses Air Minum di Puskesmas

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017

Sumber : P2PL Dinas Kesehatan Kab. Muba

4.4.2. Sarana Kesehatan Lingkungan

Sarana kesehatan lingkungan yang dijadikan indikator dalam

penilaian lingkungan sehat selain air minum yang layak yaitu Kepemilikan

jamban. Persentase Keluarga yang memiliki sanitasi Jamban yang

memenuhi syarat di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 hanya

mencapai 28,09% dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat

serta kebiasaan penduduk yang masih buang air di sungai dan factor

ekonomi masyarakat yang masih minim, sedangkan Persentase tempat-

tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan di Kab. Musi Banyuasin

Tahun 2017 yaitu mencapai 83,52%. ( dapat dilihat pada table 61 dan 63

Profil ).

0

50

100

150

200

250

74 86 91

34

69 91

67 76 85

63 77

3

48 68

85 110

58

23

203

73 80 74

41 55

97 81

61

23

Page 51: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

45

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1. Sarana Kesehatan

Kegiatan pembangunan atau peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasarana kesehatan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu

juga untuk peningkatan keterjangkauan dan akses masyarakat terhadap

sarana pelayanan yang berkualitas. Pelaksanaan kegiatan ini harus

memperhatikan jumlah penduduk, kondisi geografis daerah seperti luas

wilayah jangkauan puskesmas, pustu dan polindes, serta besarnya

anggaran yang disediakan untuk pembangunan fisik kesehatan.

Dilihat dari jumlah anggaran yang disediakan pemerintah untuk

pembangunan fisik sarana dan prasarana kesehatan terus mengalami

peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga jumlah sarana dan

prasarana kesehatan yang berkualitas semakin meningkat. Pada tahun

2017 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mengalokasi dana yang

lebih besar untuk pembangunan fisik sarana dan prasarana kesehatan yang

meliputi Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas dan Pustu,

pengadaan peralatan kesehatan, pembangunan rumah sakit dan

puskesmas, rehab total ataupun renovasi dan perbaikan berat atau ringan

pustu, poskesdes, perbaikan rumah dinas dan penambahan mess pegawai.

Beberapa Puskesmas telah dibangun dan ditingkatkan sarana fisiknya serta

beberapa daerah yang belum ada sarana kesehatan segera dibangunkan

sarana baik berupa pustu ataupun poskesdes.

Pembangunan Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan rujukan juga

terus ditingkatkan. Tahun 2017 dilakukan pengembangan lanjutan untuk

Rumah Sakit Sungai Lilin dan Bayung Lencir yaitu antara lain Rehabilitasi

gedung kantor meliputi pengecatan,penggantian kramik yang rusak pada

ruangan kantor serta ruang perawatan dan ruang rawat inap.

Jumlah Sarana Kesehatan (Pustu dan Poskesdes) di Kabupaten Musi

Banyuasin Menurut Wilayah Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2017

seperti ditunjukan pada tabel di bawah ini.

Page 52: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

46

Tabel 2.

Jumlah Sarana Kesehatan (Pustu dan Poskesdes)

Menurut Wilayah Kecamatan dan Puskesmas

Tahun 2017

Dokter Para medis

1 SANGA DESA 1 Pkm Ngulak 19 11 18 2 3

2 BABAT TOMAN 2 Pkm Babat Toman 13 4 13 2 3

3 LAWANG WETAN 3 Pkm Ulak Paceh 14 7 14 1 2

4 PLAKAT TINGGI 4 Pkm Cinta Karya 8 7 8 1 3

5 Pkm Suka Damai 6 4 7 1 2

6 Pkm Sido Rahayu 5 3 5 1 2

5 BATANGHARI LEKO 7 Pkm Tanah Abang 7 1 7 1 1

8 Bukit selabu 6 2 6

9 Pkm Lubuk Bintialo 3 1 5 1 3

6 SUNGAI KERUH 10 Pkm Tebing Bulang 10 8 10 1 5

11 Pkm Jirak 12 6 13 1 3

7 SEKAYU 12 Pkm Balai Agung 3 2 4 1 1

13 Pkm Lumpatan 8 4 14 1 3

8 LAIS 14 Pkm Lais 7 5 11 1 2

15 Pkm Teluk Kijing 3 1 7 1 2

16 Pkm Gardu Harapan 5 2 6 1 2

9 KELUANG 17 Pkm Karya Maju 8 4 7 2 5

18 Pkm Mekar Jaya 6 4 5 1 2

10 SUNGAI LILIN 19 Pkm Sungai Lilin 16 7 20 3 4

20 Pkm.Sri Gunung 6 6 8

11 BABAT SUPAT 21 Pkm Tanjung Kerang 9 5 17 1 2

12 BAYUNG LENCIR 22 Pkm Bayung Lencir 19 6 23 2 3

23 Pkm Sukajaya 4 2 6 1 2

13 TUNGKAL JAYA 24 Pkm Peninggalan 6 2 16 1 2

25 Pkm Sumber Harum 6 5 4 1 2

26 Pkm Bero Jaya Timur 4 3 8 1 2

14 LALAN 27 Pkm Karang Mukti 18 6 13 1 3

28 Pkm Bandar Agung 9 4 7 1 3

240 122 282 32 67

RUMAH DINAS / MESS

JUMLAH

NO KECAMATAN NAMA PUSKESMASJUMLAH

DESA/ KEL

JUMLAH

PUSTU

JUMLAH

POSKESDES

Sumber : Seksi Sarana & Alkes Dinkes Muba Tahun 2017

Pembangunan fisik sarana dan prasarana kesehatan yang terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya seperti penambahan jumlah

puskesmas dan jaringannya, jumlah rumah sakit dan perkembangan

fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan

tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Demikian juga

dengan perkembangan jumlah toko obat dan apotik serta sarana kesehatan

lainnya.

Page 53: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

47

5.2. Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin secara umum

sudah lebih baik dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya namun

masih membutuhkan lebih banyak lagi tenaga Kesehatan dari berbagai

bidang atau jurusan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin terus mengupayakan peningkatan jumlah dan kualitas tenaga

kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan khususnya di

puskesmas dan jaringannya yang berada di daerah terpencil dan sulit

dijangkau. Jumlah seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di

Kabupaten Musi Banyuasin yang PNS tahun 2017 yaitu 1102 orang yang

terdiri dari pegawai Puskesmas, Dinas Kesehatan dan pegawai Rumah Sakit.

Jika ditinjau dari jumlah seluruh tenaga Kesehatan baik di Puskesmas

ataupun rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya menurut Jenis

ketenagaan atau jenis pendidikan adalah sebagaimana grafik di bawah ini.

Grafik 34.

Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Ketenagaan

di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017

Sumber : Bidang SDM Dinkes Muba Tahun 2015

Berdasarkan grafik tersebut di atas bahwa jumlah tenaga kesehatan

menurut jenis ketenagaan yang paling banyak adalah perawat dan bidan,

sedangkan Jumlah tenaga kesehatan yang paling kecil adalah tenaga

teknisi medis dan keterafian fisik.

0

100

200

300

400

40 70

304 325

33 31 59

24

Page 54: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

48

02468

1012

0,7

8,99

5,91

10,34

2016

2017

Berdasarkan sumber daya kesehatan, kondisi tenaga kesehatan tahun

2017 adalah sebagai berikut :

1. Ratio Dokter per 100.000 penduduk

Ratio Dokter per 100.000 penduduk Pada tahun 2017 adalah

16,25/100.000 penduduk, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu

9,65/100.000 penduduk. Pencapaian ini menunjukan Rasio Dokter per

100.000 penduduk masih jauh di bawah Target Indikator Indonesia Sehat

yaitu 40/100.000 penduduk atau 1 dokter per 2.500 penduduk. Grafik

berikut menunjukkan pencapaian Ratio tenaga medis (dokter umum dan

dokter spesialis) di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2016 sampai tahun

2017.

Grafik 35.

Jumlah dan Ratio tenaga medis (dokter umum dan dokter spesialis)

Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2016 – 2017

Sumber : Bidang SDM Dinkes Muba

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa Ratio dokter (dokter umum dan

dokter spesialis) di Kabupaten Musi Banyuasin terjadi peningkatan mulai

dari tahun 2016 dan sampai pada tahun 2017.

2. Ratio Tenaga Kefarmasian/Apoteker dan Tenaga Gizi

Ratio tenaga Kefarmasian/Apoteker di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017 yaitu 4,57/100.000 penduduk (33 orang), lebih rendah dari tahun

2016 yang hanya sebesar 6,21/100.000 penduduk (38 orang). Jumlah

tenaga gizi tahun 2017 yaitu 24 orang (3,55/100.000 penduduk) lebih kecil

dari tahun 2016 yaitu 26 orang (4,25/100.000 penduduk).

Page 55: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

49

0123456 5,39

0,81

4,25

4,14

0,74

3,55

2016

2017

Pencapaian Rasio Tenaga Kefarmasian/ Apoteker dan Tenaga Gizi masih

di bawah target Indonesia Sehat (khusus Ratio Apoteker) yaitu 10/100.000

penduduk dan tenaga Ahli Gizi yaitu 22/100.000 penduduk. Berarti di

Kabupaten Musi Banyuasin masih membutuhkan lebih banyak tenaga

Apoteker dan Kefarmasian serta tenaga Ahli Gizi.

Grafik 36.

Ratio tenaga Kefarmasian dan Ahli Gizi

Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2016 – 2017

Sumber : Bidang SDM Dinkes Muba

Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan ratio tenaga farmasi

dan gizi di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2016 sampai tahun 2017.

Ratio tenaga farmasi tahun 2017 lebih rendah jika dibandingkan dengan

tahun 2016, begitupula ratio tenaga gizi tahun 2017 lebih rendah dari

tahun 2016.

3. Ratio Tenaga Bidan per-100.000 Penduduk

Jumlah tenaga Bidan pada tahun 2017 sebanyak 304 meningkat dari

tahun 2016 yang berjumlah 210 orang, namun ratio bidan per 100.000

penduduk mengalami penurunan dari tahun 2016. Ratio bidan per 100.000

penduduk tahun 2017 yaitu 44,91/100.000 penduduk sedangkan pada

tahun 2016 yaitu 70,39/100.000 penduduk, berarti masih jauh dibawah

target Indonesia Sehat yaitu 100 bidan per 100.000 penduduk.

Page 56: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

50

01020304050607080

48,41 70,39

44,76 44,91

2016

2017

4. Ratio Tenaga Perawat per-100.000 penduduk

Pada tahun 2017, Ratio tenaga perawat di Kabupaten Musi Banyuasin

mengalami penurunan dari tahun 2016. Ratio tenaga perawat tahun 2017

yaitu 44,76 per 100.000 penduduk lebih rendah dari tahun 2016 yaitu

48,41 per 100.000 penduduk. Target Indonesia Sehat yaitu 117,5 per

100.000 penduduk. Jadi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

optimal di Kabupaten Musi Banyuasin masih membutuhkan lebih banyak

tenaga Perawat. Ratio Tenaga Perawat dan Bidan di Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2016 sampai tahun 2017 seperti grafik berikut.

Grafik 37.

Ratio Tenaga Perawat dan Bidan

di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2016 – 2017

Sumber : Bidang SDM Dinkes Muba

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa jumlah perawat tahun 2017

mengalami peningkatan sedikit dari tahun 2016, tetapi Ratio Perawat

tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016. Jika

dibandingkan Target Indonesia Sehat tahun 2017, Ratio Tenaga Perawat

dan Bidan masih sangat jauh di bawah target.

5. Ratio Tenaga Sanitasi per-100.000 penduduk

Tenaga Sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin juga mengalami

penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah tenaga sanitasi tahun

2017 adalah 31 orang menurun dari tahun 2016 yaitu 26 orang, namun

dilihat dari ratio per 100.000 penduduk pada tahun 2017 berjumlah

4,58/100.000 penduduk.

Page 57: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

51

0

5

10

2,12 4,25

8,72

4,58

2016

2017

Sedangkan target Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu 40 per 100.000

penduduk. Ini berarti di Kabupaten Musi Banyuasin masih sangat

kekurangan dan membutuhkan lebih banyak tenaga Sanitasi.

6. Ratio Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 penduduk

Ratio Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 penduduk

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016

Ratio Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat hanya 2,12 per 100.000 penduduk

sedangkan pada tahun 2017 sebesar 8,72 per 100.000 penduduk. Jadi rasio

tenaga ahli kesehatan masyarakat masih jauh di bawah target Indonesia

Sehat yaitu 40 per 100.000 penduduk. Jadi di Kabupaten Musi Banyuasin

juga masih sangat kekurangan dan membutuhkan lebih banyak tenaga Ahli

Kesehatan Masyarakat. Ratio Tenaga Sanitasi dan Tenaga Ahli Kesehatan

Masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagaimana grafik

berikut.

Grafik 38.

Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Tenaga Sanitasi

di Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2016 – 2017

Sumber : Bidang SDM Dinkes Muba

Page 58: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

52

5.3. Sumber Dana Kesehatan

Untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal, maka berbagai

program dan kegiatan akan dilaksanakan dan didukung anggaran

kesehatan yang memadai. Penggunaan anggaran secara efektif dan efisien

akan sangat menentukan percepatan pembangunan kesehatan serta

peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pembangunan

kesehatan. Persentase Anggaran Kesehatan terhadap APBD Kabupaten Musi

Banyuasin tahun 2017 yaitu 7,39%,. Jumlah Anggaran Kesehatan tersebut

belum termasuk anggaran pada RSUD Sekayu, Kantor BKBKS dan instansi

lain diluar Dinas Kesehatan yang ikut menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. Jika dibandingkan target Indonesia Sehat yaitu 15%, maka

pencapaian Persentase Anggaran Kesehatan belum terpenuhi.

Page 59: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

53

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin terus

dilaksanakan secara berkesinambungan dan pencapain derajat kesehatan

masyarakat serta usia harapan hidup semakin meningkat. Beberapa

Indikator derajat kesehatan dan indikator pelayanan telah tercapai sesuai

dengan target yang ditetapkan. Pencapaian beberapa indikator telah sesuai

dengan target program, target SPM Kesehatan dan target Indonesia Sehat,

walaupun masih ada beberapa indikator yang pencapaiannya masih rendah,

dan masih dibawah target yang ditetapkan dan bahkan menurun

dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.

Pelaksanaan pembangunan kesehatan tahun 2017 melalui beberapa

program dan kegiatan, baik program / kegiatan yang bersifat unggulan,

penunjang, maupun program dan kegiatan yang bersifat rutin serta

program jangka panjang (lima tahunan) maupun jangka pendek (tahunan).

Program–program tersebut antara lain Program Upaya Kesehatan

Masyarakat ; Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat; Obat dan Perbekalan

Kesehatan; Pengawasan Obat dan Makanan; Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat; Pengembangan Lingkungan Sehat; Pencegahan

dan Penanggulangan Penyakit Menular; Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

Kemitraan Peningkatan Pelayanan kesehatan; Peningkatan dan perbaikan

sarana dan prasarana Puskesmas dan Jaringannya, Peningkatan dan

perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit, serta Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.

Pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin

tahun 2017 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mortalitas/kematian (kematian ibu, bayi dan balita) yang merupakan

indikator derajat kesehatan, secara umum kematian bayi dan

kematian ibu serta kematian balita mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya.

2. Jumlah kasus kematian bayi berdasarkan laporan puskesmas pada

tahun 2017 yaitu 49 kasus atau sekitar 3,3 per 1000 kelahiran hidup.

Jumlah kasus tersebut sedikit lebih besar dari tahun 2016 yaitu 39

kasus.

3. Pencapaian angka kematian ibu bersalin (AKI) di kabupaten Musi

Banyuasin berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2017 yaitu 61

/100.000 KH (9 kasus) lebih rendah sedikit dari tahun 2016 yaitu

63,26/100.000 KH (8 kasus).

Page 60: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

54

4. Jumlah kasus kematian balita tahun 2017 yaitu 49 kasus lebih tinggi

jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 17 kasus. Jika dihitung

berdasarkan 1000 kelahiran hidup berarti angka kematian balita

sebesar 0/1000 Kh, berarti kematian balita di Kabupaten Musi

sangat rendah dan dibawa Target pencapaian Angka Kematian Balita

menurut MDGs tahun 2017 yaitu 32/100.000 KH.

5. Penyakit terbanyak tahun 2017 yaitu Penyakit pada infeksi akut lain

pada saluran pernafasan atas sebanyak 40.221 kasus, diikuti

penyakit tekanan darah tinggi sebanyak 39.231 kasus, penyakit kulit

alergi yaitu 21.351 kasus, dan Penyakit Influenza sebanyak 17.927

kasus, gastritis senbanyak 17.549 kasus sedangkan penyakit diare

urutan keenam yaitu sebanyak 15.374 kasus dan urutan ke tujuh

adalah Penyakit pada system otot dan jaringan pengikat sebanyak

12.121 kasus, diikuti Penyakit lain pada saluran pernafasan atas

sebayak 5.516 kasus dan penyakit asma yaitu 5.488 kasus dan

terakhir penyakit cepalgia sebanyak 4.085 kasus.

6. Kasus penyakit malaria tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas

Lubuk Bintialo yaitu 24 kasus, diikuti Puskesmas Ngulak dengan 6

serta Puskesmas Lumpatan sebanyak 1 kasus dan ada beberapa

puskesmas yang tidak memiliki kasus malaria seperti sebagai berikut

yaitu puskesmas Babat Toman, Tanah Abang, Bukit Selabu, Cinta

Karya, Sidorahayu, Ulak Paceh, Tebing Bulang, Mekar Jaya, Lais,

Jirak, Gardu Harapan, Teluk Kijing, Sungai Lilin, Karya Maju, Tanjung

Kerang, Bayung Lencir,Balai Agung, Sri Gunung, Karya Maju,

Sukajaya, Karang Mukti, Bandar Agung, Peninggalan, Sumber Harum,

dan Bero Jaya Timur.

7. Jumlah Kasus Tb. Paru BTA (+) di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017 yaitu 537 kasus lebih rendah dari tahun 2016 yaitu 2071

kasus.

8. Kasus Pneumonia pada Balita di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017 sebesar 316 kasus lebih rendah dari tahun 2016 yaitu sebesar

2071 kasus. Balita Pneumonia yang ditangani telah mencapai 100 %.

9. Pencapaian desa/kelurahan UCI tahun 2017 yaitu sebesar 90,8 %,

meningkat sedikit dibandingkan tahun 2016 yaitu 90,0 %. namun

pencapaian indikator desa/kelurahan UCI masih di bawah target SPM

dan Indonesia Sehat yaitu 100%.

10. Pencapaian persentase cakupan K1 terakhir mengalami kenaikan

yaitu Tahun 2017 Persentase cakupan K1 mencapai 94,6% meningkat

dari tahun 2016 yaitu 90,0%, Untuk cakupan K4 tahun 2017 yaitu

hanya 82,5% menurun dari tahun 2016 yaitu sebesar 90,5%.

Page 61: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

55

11. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten

Musi Banyuasin Tahun 2017 yaitu sebesar 99,2% meningkat dari

tahun 2016 yang hanya mencapai 87,3%, yang mana persentase

tertinggi terdapat di beberapa Puskesmas yang sudah mencapai 100%

dan persentase terendah terdapat di Puskesmas Ulak Paceh dan sri

Gunung yaitu hanya 94,6%.

12. Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk menurut wilayah puskesmas tahun

2017 yang ditemukan di Puskesmas yaitu 5 kasus, sedangkan di

beberapa puskesmas tidak ditemukan kasus balita gizi buruk.

13. Jumlah penduduk pengguna air bersih di Kabupaten Musi Banyuasin

berjumlah 442.595 orang meningkat dari tahun sebelumnya yang

hanya berjumlah 274.263 orang dan untuk daerah perairan

mendapatkan bantuan tempat penampungan air hujan, sehingga

sebagian besar masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin sekarang

telah dapat menikmati air bersih.

14. Persentase Keluarga yang memiliki sanitasi Jamban yang memenuhi

syarat di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 yaitu mencapai

28,09 % sedangkan Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi

syarat kesehatan di Kab. Musi Banyuasin Tahun 2017 yaitu mencapai

83,52%.

15. Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin tahun

2017 yaitu 549 bertambah dari tahun 2016 yaitu sebanyak 514,

sebagian besar posyandu tersebut merupakan posyandu “Madya”

karena belum memiliki sarana dan prasarana yang lengkap serta

belum memiliki sumber dana swadaya masyarakat. Jumlah posyandu

aktif yaitu sebanyak 204 posyandu atau sebesar 37,14%. Rata-rata

setiap desa dan kelurahan telah memiliki 2 unit posyandu. Jumlah

Posyandu purnama yaitu 27,32% dan mandiri sebanyak 9,84% angka

ini masih di bawah target yaitu 40% Posyandu purnama-mandiri.

16. Jumlah Puskesmas tahun 2017 yaitu 28 unit terdiri dari 22

Puskesmas non Perawatan dan 6 unit Puskesmas Perawatan sama

dengan tahun sebelumnya. Jadi ratio Puskesmas terhadap jumlah

penduduk adalah 4,00 per 100.000 penduduk, Sedangkan jumlah

Pustu yaitu 122 lebih besar dibandingkan dari tahun 2016 yaitu 115,

sedangkan Jumlah Poskesdes meningkat dari tahun sebelumnya yaitu

berjumlah 282 yang dibangun disetiap desa.

17. Ratio Dokter per 100.000 penduduk Pada tahun 2017 adalah

10,34/100.000 penduduk, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu

8,99/100.000 penduduk. Pencapaian ini menunjukan Rasio Dokter

per 100.000 penduduk masih jauh di bawah Target Indikator

Indonesia Sehat yaitu 40/100.000 penduduk atau 1 dokter per 2.500

penduduk.

Page 62: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

56

18. Ratio tenaga Kefarmasian/Apoteker di Kabupaten Musi Banyuasin

tahun 2017 yaitu 4,87/100.000 penduduk ( 33 orang ), lebih rendah

dari tahun 2016 yaitu sebesar 6,21/100.000 penduduk (38 orang).

Jumlah tenaga gizi tahun 2017 yaitu 24 orang (3,55/100.000

penduduk) lebih kecil dari tahun 2016 yaitu 26 orang (4,25/100.000

penduduk). Pencapaian Rasio Tenaga Kefarmasian/ Apoteker dan

Tenaga Gizi masih di bawah target Indonesia Sehat (khusus Ratio

Apoteker) yaitu 10/100.000 penduduk dan tenaga Ahli Gizi yaitu

22/100.000 penduduk. Berarti di Kabupaten Musi Banyuasin masih

membutuhkan lebih banyak tenaga Apoteker dan Kefarmasian serta

tenaga Ahli Gizi.

19. Jumlah tenaga Bidan pada tahun 2017 sebanyak 241 meningkat dari

tahun 2012 yang berjumlah 304 orang, namun ratio bidan per

100.000 penduduk mengalami penurunan dari tahun 2016. Ratio

bidan per 100.000 penduduk tahun 2017 yaitu 44,91/100.000

penduduk sedangkan pada tahun 2016 yaitu 70,39/100.000

penduduk, berarti masih jauh dibawah target Indonesia Sehat yaitu

100 bidan per 100.000 penduduk.

20. Ratio tenaga perawat tahun 2017 yaitu 44,76 per 100.000 penduduk

lebih rendah dari tahun 2016 yaitu 48,41 per 100 penduduk. Target

Indonesia Sehat yaitu 117,5 per 100.000 penduduk.

21. Jumlah tenaga sanitasi tahun 2017 adalah 30 orang meningkat

sedikit dari tahun 2016 yaitu 31 orang, namun dilihat dari ratio per

100.000 penduduk pada tahun 2017 berjumlah 4,58/100.000

penduduk. Sedangkan target Indonesia Sehat tahun 2017 yaitu 40

per 100.000 penduduk.

22. Pada tahun 2017 Ratio Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat telah

mencapai 8,72 per 100.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2016

hanya 2,12 per 100.000 penduduk. Jadi rasio tenaga ahli kesehatan

masyarakat masih jauh di bawah target Indonesia Sehat yaitu 40 per

100.000 penduduk

23. Persentase Anggaran Kesehatan terhadap APBD Kabupaten Musi

Banyuasin tahun 2017 yaitu 7,39%. Persentase belanja langsung

pada tahun 2017 sebesar 53,35% lebih besar dari belanja tidak

langsung yaitu 30,48%.

Page 63: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

57

B. Saran-saran

Pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab segenap potensi

bangsa (Pemerintah, Masyarakat dan Swasta), sehingga semua pihak di

lingkungan pemerintahan secara lintas sektor, legislatif, organisasi

kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan

institusi lainnya di bidang kesehatan diharapkan memikirkan dan

melaksanakan semua kegiatan pembangunan kesehatan demi mencapi

masyarakat yang adil dan makmur.

Selain keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan,

masih ada permasalahan dan hambatan yang harus menjadi pemikiran

bersama dan menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan pada

masa yang akan datang. Beberapa indikator yang pencapaiannya belum

sesuai dengan hasil yang diharapkan atau masih jauh di bawah target yang

ditetapkan, diharapkan untuk segera melaksanakan upaya-upaya

perbaikan, percepatan dan atau membuat terobosan agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarkat yang lebih baik.

Berbagai penyakit menular yang masih menjadi ancaman serius atau

dapat menyebabkan KLB seperti DBD, HIV/AIDS harus segerah

ditanggulangi dan diantisipasi melalui berbagai upaya baik bersifat preventif

ataupun promotif. Demikian juga dengan penyakit-penyakit degeneratif atau

penyakit tidak menular cenderung meningkat dan bahkan memperlihatkan

peningkatan yang sangat tajam seperti Jantung, Hipertensi dan Diabetes

Mellitus sehingga perlu upaya-upaya penanggulangan dan pencegahan

sedini mungkin.

Peningkatan derajat kesehatan harus didukung oleh SDM yang

berkualitas. Oleh sebab itu sumber daya tenaga kesehatan yang masih

rendah pencapaiannya sangat perlu untuk ditingkatkan baik jumlah

ataupun kualitasnya. Alokasi dana bidang kesehatan walaupun cukup

besar namun masih perlu ditingkatkan karena masih di bawah target

Indonesia Sehat yaitu 15 %. Selain itu masih banyak masyarakat daerah

terpencil yang belum mendapat pelayanan kesehatan secara optimal dan

perlu adanya pemerataan pembangunan sarana dan penempatan tenaga

kesehatan sampai ke pelosok desa. Selain itu masih rendahnya kesadaran

Page 64: KATA PENGANTAR - dinkes.mubakab.go.iddinkes.mubakab.go.id/x-admin/data_info/PROFIL-KESEHATAN-20188.pdf · operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat serta mengembangkan

58

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan serta perilaku

masyarakat hidup bersih dan sehat yang masih rendah dan belum sesuai

dengan target yang ditetapkan.

Untuk itu diharapkan kepada semua komponen harus bekerja maksimal

dengan tekad yang kuat untuk mencapai visi “MASYARAKAT SEHAT

BERKUALITAS MENUJU MUBA MAJU BERJAYA 2022”, dan segenap

jajaran pemerintah serta unsur terkait di Kabupaten Musi Banyuasin perlu

meningkatkan kualitas diri agar tercapai masyarakat yang adil, makmur

dan terutama di bidang kesehatan yang menjadi barometer kesejahteraan

masyarakat.

Pencapaian kegiatan selama satu tahun yang telah digambarkan di

dalam profil kesehatan ini, hendaknya dijadikan ukuran dan dimanfaatkan

sebagai bahan untuk mengevaluasi / memantau keberhasilan program

kesehatan secara menyeluruh, kemudian hendaknya dijadikan bahan dalam

perencanaan pembangunan kesehatan selanjutnya.

Mengingat proses pengumpulan data profil ini sangat sulit dan

membutuhkan waktu yang cukup lama serta melibatkan berbagai unsur

dan sektor terkait, hendaknya kelemahan dan keterlambatan dalam

penyusunan profil ini dapat diterima dan dijadikan masukan dalam

pelaksanaan penyusunan profil yang akan datang, sehinggga “Profil

Kesehatan” akan lebih baik dan dapat diselesaikan tepat waktu.

Demikianlah Profil Kesehatan ini dibuat dengan sebaik-baiknya atas

bantuan dan dukungan berbagai pihak penulis ucapkan sekali lagi terima

kasih yang sebesar-besarnya sehingga dapat terselesaikannya Profil

Kesehatan Musi Banyuasin 2018 ini dengan baik mudah-mudahan dapat

berguna dan bermanfaat untuk pihak-pihak yang memerlukannya.

Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.