Top Banner
Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial i KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai pemantauan penyelenggaraan RUK serta pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan RUK. Buku ini disusun dalam 5 (lima) bab, meliputi Pendahuluan, Penyusunan Indikator Kinerja Penyelenggaraan RUK, Pengelolaan Data dan Informasi Kinerja Penyelenggaraan RUK, Pemantauan Penyelenggaraan RUK, dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Penyelenggaraan RUK. Bandung, Desember 2018 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
69

KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Mar 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

i

KATA PENGANTAR

Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan

untuk memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai

pemantauan penyelenggaraan RUK serta pengelolaan data dan informasi

penyelenggaraan RUK.

Buku ini disusun dalam 5 (lima) bab, meliputi Pendahuluan, Penyusunan

Indikator Kinerja Penyelenggaraan RUK, Pengelolaan Data dan Informasi Kinerja

Penyelenggaraan RUK, Pemantauan Penyelenggaraan RUK, dan Penutup.

Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari

materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif

peserta pelatihan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun

atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan

dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu

dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara di

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam

Penyelenggaraan RUK.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Jalan, Perumahan, Permukiman, dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Page 2: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

ii Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 3: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc,Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW)

Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST., MT (Kepala Bidang TM Perkim)

Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid Teknik Pelatihan,

Bidang TM Perkim)

Nur Fajri Arifiani, ST., MT., M.Eng (Kasubbid Materi Pelatihan,

Bidang TM Perkim)

TIM PENYUSUN

Suminarti, ST., MT. (Kasubdit. Perencanaan Teknik dan Evaluasi,

Direktorat RUK)

Ir. Hardi Simamora, MPL (Widyaiswara Utama)

NARASUMBER

Ir. Moch Yusuf Hariagung, MM, MT (Direktur Rumah Umum

dan Komersial)

Suryono Herlambang, ST., M.Sc (Tenaga Ahli)

Diterbitkan Oleh: Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bandung, Desember 2018

Page 4: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

iv Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I

DAFTAR ISI........................................................................................................ IV

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ VII

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... IX

A. Deskripsi ............................................................................................ix

B. Persyaratan ........................................................................................ix

C. Metode .............................................................................................. x

D. Alat Bantu/Media ............................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 2

B. Deskripsi Singkat ................................................................................ 3

C. Kompetensi Dasar .............................................................................. 3

D. Indikator Hasil Belajar ........................................................................ 3

E. Materi dan Submateri Pokok .............................................................. 3

F. Estimasi Waktu .................................................................................. 4

BAB 2 PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN

RUK .................................................................................................... 5

A. Indikator keberhasilan........................................................................ 6

B. Pemahaman Dasar Data dan Informasi ............................................... 6

C. Penerapan NSPK .............................................................................. 10

D. Penyediaan Tanah ............................................................................ 12

E. Bantuan Stimulan PSU ...................................................................... 13

F. Program Sejuta Rumah..................................................................... 15

G. Hunian Berimbang ........................................................................... 17

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) . 19

Page 5: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

v

I. Latihan ............................................................................................. 20

J. Rangkuman ...................................................................................... 20

BAB 3 PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN

RUK .................................................................................................. 21

A. Indikator keberhasilan ...................................................................... 22

B. Pemahaman Dasar Indikator Kinerja ................................................. 22

C. Penerapan NSPK ............................................................................... 23

D. Penyediaan Tanah ............................................................................ 25

E. Bantuan Stimulan PSU ...................................................................... 28

F. Program Sejuta Rumah ..................................................................... 29

G. Hunian Berimbang ............................................................................ 30

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) . 31

I. Latihan ............................................................................................. 32

J. Rangkuman ...................................................................................... 33

BAB 4 PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN RUK . 35

A. Indikator keberhasilan ...................................................................... 36

B. Pemahaman Dasar Pemantauan dan Evaluasi ................................... 36

C. Penerapan NSPK ............................................................................... 38

D. Penyediaan Tanah ............................................................................ 40

E. Bantuan Stimulan PSU ...................................................................... 42

F. Program Sejuta Rumah ..................................................................... 44

G. Hunian Berimbang ............................................................................ 46

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) . 48

I. Latihan ............................................................................................. 49

J. Rangkuman ...................................................................................... 49

BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 51

A. Simpulan .......................................................................................... 52

Page 6: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

vi Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

B. Tindak Lanjut ................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 55

GLOSARIUM .................................................................................................... 56

BAHAN TAYANG .............................................................................................. 59

Page 7: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengelolaan dan Manfaat Data .......................................................... 6

Gambar 2 Pengolahan dan Kualitas Informasi .................................................... 8

Gambar 3 Langkah Strategis Penyusunan NSPK RUK ........................................ 11

Gambar 4 Progres Pendataan Lahan ................................................................ 13

Gambar 5 Capaian Pelaksanaan Pembetian Bantuan PSU ................................. 14

Gambar 6 Capaian Program Sejuta Rumah ....................................................... 17

Gambar 7 Isu Strategis Hunian Berimbang ....................................................... 19

Gambar 8 Indikator Kegiatan RUK .................................................................... 32

Gambar 9 Penyelenggaraan Perumahan .......................................................... 40

Page 8: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

viii Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 9: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

ix

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Deskripsi

Modul Pemantauan Penyelenggaraan Rumah Umum dan Komersial ini terdiri

dari 3 (tiga) materi pokok. Materi pokok pertama membahas tentang

Pengelolaan Data dan Informasi Kegiatan Penyelenggaraan RUK dengan sub

materi tentang penerapan NSPK, Penyediaan Tanah, Bantuan Stimulan PSU,

Program Sejuta Rumah, Hunian Berimbang dan Perhimpunan Pemilik dan

Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS).

Materi pokok kedua membahas Penyusunan Indikator Kinerja Penyelenggaraan

RUK, dengan submateri mengenai penerapan NSPK, Penyediaan Tanah, Bantuan

Stimulan PSU, Program Sejuta Rumah, Hunian Berimbang dan Perhimpunan

Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS).

Materi pokok ketiga membahas Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Penyelenggaraan Kegiatan RUK, dengan submateri tentang penerapan NSPK,

Penyediaan Tanah, Bantuan Stimulan PSU, Program Sejuta Rumah, Hunian

Berimbang dan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun

(PPPSRS).

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang

berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena

materi ini menjadi dasar untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Direktorat Rumah Umum dan

Komersial. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan.

Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau

evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah

mempelajari materi dalam modul ini.

B. Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan

perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi pelaksanaan

Pemantauan Penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Direktorat Rumah Umum

dan Komersial.

Page 10: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

x Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

C. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah

dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber)

dan metode Role Play/Inquiri, dimana para peserta akan diberi kasus kemudian

peserta mengutarakan hasil pencarian data dan informasi terkait kasus dan

didiskusikan dalam kelompok serta dipresentasikan. Dalam kegiatan

pembelajaran juga diberikan kesempatan tanya jawab, curah pendapat, dan

diskusi.

D. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat

bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :

a. LCD/projector

b. Laptop

c. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

d. Flip chart

e. Bahan tayang

f. Modul dan/atau Bahan Ajar

g. Laser pointer

Page 11: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 12: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

2 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Juga

dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman telah ditegaskan bahwa rumah adalah satu kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh

sebab itu, rumah yang layak huni merupakan dasar dan salah satu komponen

penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan.

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman antara lain bertujuan

untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan

berkelanjutan, seperti diamanatkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2011. Untuk itu

salah satu tugas Pemerintah Pusat antara lain mengalokasikan dana dan/atau

biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya perumahan bagi

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan memfasilitasi penyediaan

perumahan dan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR

Dalam rangka penerapan pencapaian good governance di lingkungan

pemerintahan yang dicanangkan melalui TAP MPR RI Nomor IX/MPR/1998 dan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dipandang perlu untuk

melakukan penerapan akuntabilitas. Dimana hal tersebut juga di atur dalam

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa akuntabilitas

sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara.

Penerapan akuntabilitas terkait dengan kinerja penyelenggaraan organisasi

Kementerian/Lembaga, sebagaimana di atur dalam Undang-undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menegaskan bahwa kinerja

instansi pemerintah tidak dapat dipisahkan dari kinerja individu sehingga dapat

Page 13: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

3

dikatakan bahwa untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah harus

didukung oleh kinerja masing-masing individu yang ada dalam lembaga atau

organisasi instansi pemerintah. Selanjutnya, kinerja dari lembaga/organisasi

Pemerintah harus disampaikan kepada Presiden RI berupa laporan, sehingga

pimpinan Negara dapat mengetahui kinerja lembaga yang membantu

pelaksanaan tugas Presiden RI. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan

terhadap pelaksanaan kegiatan dan program yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan kegiatan dalam lembaga atau organisasi instansi pemerintah.

Selain itu, penerapan akuntabilitas dalam penyelenggaran negara yang bersih

dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme juga diamanatkan dalam Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Salah satu asas best

practices dalam pengelolaan keuangan negara adalah “akuntabilitas

berorientasi pada hasil”. Untuk mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan

suatu penyelenggaraan kegiatan, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan kegiatan tersebut.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK

memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai pengelolaan data

dan informasi serta pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan RUK.

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengkuti pembelajaran pada pelatihan ini, peserta pelatihan

diharapkan mampu mengelola data dan informasi penyelenggaraan rumah

umum dan komersial serta melaksanakan pemantauan dan evaluasi

penyelenggaraan kegiatan rumah umum dan komersial.

D. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu:

a. mengelola data dan informasi penyelenggaraan kegiatan RUK;

b. menyusun indikator kinerja penyelenggaraan RUK;

c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan RUK.

E. Materi dan Submateri Pokok

Materi dan submateri pokok dalam mata Pelatihan ini adalah:

a. Pengelolaan Data dan Informasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK

Page 14: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

4 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

1) Penerapan NSPK;

2) Penyediaan Tanah;

3) Bantuan Stimulan PSU;

4) Program Sejuta Rumah;

5) Hunian Berimbang;

6) PPPSRS;

b. Indikator Kinerja Penyelenggaraan RUK

1) Penerapan NSPK;

2) Penyediaan Tanah;

3) Bantuan Stimulan PSU;

4) Program Sejuta Rumah;

5) Hunian Berimbang;

6) PPPSRS;

c. Pelaksanaan Pemantauan Penyelenggaraan RUK

1) Penerapan NSPK;

2) Penyediaan Tanah;

3) Bantuan Stimulan PSU;

4) Program Sejuta Rumah;

5) Hunian Berimbang;

6) PPPSRS.

F. Estimasi Waktu

Untuk mempelajari mata pelatihan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan

kegiatan RUK ini, dialokasikan waktu sebanyak 4 (empat) jam pelajaran.

Page 15: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

5

BAB 2

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

PENYELENGGARAAN KEGIATAN RUK

Page 16: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

6 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Pengelolaan Data dan Informasi

Penyelenggaraan Kegiatan RUK

A. Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu mengelola data dan

informasi penyelenggaraan kegiatan RUK.

B. Pemahaman Dasar Data dan Informasi

Pendataan berasal dari kata dasar data. Pengertian data adalah bukti yang

ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau

pendapat. Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan

dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang

menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di

lapangan. Simbol angka, huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah

atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep

atau gejala tertentu. Besaran data tersebut belum memiliki arti apa pun jika

belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam bentuk informasi

atau indikator pendidikan. Jadi secara teknis, data lebih berkaitan dengan

pengumpulannya secara empiris.

Gambar 1 Pengelolaan dan Manfaat Data

Selain itu, data yang tersebar di sekeliling kita mempunyai peran yang sangat

strategis di hampir seluruh sektor kehidupan manusia. Demikian pula halnya

dengan data kinerja, memiliki manfaat yang besar dalam menentukan program

penyelenggaran RUK. Manfaat data dalam kinerja kegiatan, secara garis besar

Page 17: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

7

dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yakni: a) dasar penyusunan

rencana dan program; b) alat kontrol atau monitor pelaksanaan program; c)

dasar penilaian atau evaluasi; dan d) pengambilan keputusan atau penentuan

kebijakan.

Pengertian Informasi adalah sekumpulan data/fakta yang diorganisasi atau

diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Dengan

demikian yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi dapat juga di

katakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman,

atau instruksi.

Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa kata “informasi” memiliki arti

yang berbeda dengan kata “data”. Data adalah fakta yang masih bersifat

mentah atau belum diolah, setelah mengalami proses atau diolah maka data itu

bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat. Informasi dapat disajikan dalam

beragam bentuk, mulai dari tulisan, gambar, tabel, diagram, audio, video, dan

lain sebagainya.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data

dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya

yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan

untuk pengambilan keputusan. Kualitas informasi ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu:

1. Keakuratan dan teruji kebenarannya

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan,

berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas

mencerminkan maksudnya.

2. Kesempurnaan informasi

Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan,

dan pengubahan.

3. Tepat waktu

Infomasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar

dalam pengambilan keputusan, berarti informasi yang diterima tidak

boleh terlambat.

Page 18: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

8 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

4. Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi

tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan, berarti

informasi tersebut mempunyai manfaat dari pemakainya.

5. Mudah dan murah

Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal,

maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan

mencari alternatif substitusinya (Budi Sutedjo Dharma Oetomo, 2002).

Gambar 2 Pengolahan dan Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat diperlukan dalam menyampaikan hasil pelaksanaan

program penyelenggaraan pembangunan perumahan yang dilaksanakan pada

saat ini merupakan program unggulan Presiden dimana program tersebut akan

membangun rumah untuk rakyat, terutama untuk masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) yang memiliki rumah tidak layak huni. Selain itu program

unggulan lainnya adalah memenuhi jumlah kebutuhan perumahan atau yang

dikenal dengan nama blacklog perumahan, dimana permintaan perumahan

MBR yang terus bertambah hingga mencapai 13,6 juta unit dari sisi kepemilikan

dan jumlah permukiman kumuh yang terus meningkat mencapai 59 ribu

hektare (BPS 2010 dan Kemenpera) serta peningkatan kualitas rumah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka tugas Direktorat Rumah Umum,

dan Komersial adalah melaksanakan perencanaan teknik dan evaluasi,

penyusunan standar dan pedoman, bantuan rumah umum, fasilitasi

Page 19: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

9

pelaksanaan hunian berimbang dan fasilitasi penyediaan tanah bagi

perumahan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Rumah Umum dan Komersial

menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu:

a. Penyusunan rencana teknik, data, evaluasi, dan pelaporan di bidang

penyelenggaraan penyediaan rumah umum dan komersial;

b. Penyusunan norma, standar, pedoman, dan kriteria di bidang

penyelenggaraan penyediaan rumah umum dan komersial;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan

penyediaan rumah umum dan komersial;

d. Pemberian bantuan rumah umum di bidang penyelenggaraan penyediaan

rumah umum;

e. Fasilitasi pelaksanaan hunian berimbang di bidang penyelenggaraan

penyediaan rumah umum dan komersial;

f. Fasilitasi penyediaan lahan bagi perumahan; dan

g. Pelaksanaan tata usaha direktorat.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana Permen PUPR Nomor

15/PRT/M/2015, terdapat juga beberapa tugas tambahan yang merupakan

kegiatan strategis nasional dalam melaksanakan nawacita Presiden. Dengan

demikian informasi dari Direktorat Rumah Umum dan Komersial, meliputi:

a. Penerapan NSPK yang terkait dengan pelaksanaan Rumah Umum dan

Komersial, seperti perijinan pelaksanaan pembangunan perumahan,

pelaksanaan penerapan hunian berimbang, dan lain sebagainya;

b. Fasilitasi Penyediaan Tanah kepada Pemerintah Daerah yang dilaksanakan

dalam rangka penyediaan tanah untuk pengembangan rumah bagi MBR;

c. Bantuan Stimulan PSU yang di berikan kepada para pengembang yang

melakukan pembangunan perumahan bagi MBR;

d. Pendataan pelaksanaan pembangunan rumah dalam rangka Program

Sejuta Rumah;

e. Fasilitasi pelaksanaan penerapan kebijakan Hunian Berimbang;

f. Penyusunan Rapermen PPPSRS.

Page 20: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

10 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

C. Penerapan NSPK

Kebijakan bidang perumahan yang dituangkan dalam UU No 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan UU No 20 Tahun 2011

tentang Rumah Susun, menjelaskan akan kebutuhan penjabaran kebijakan

melalui peraturan menteri atau kebijakan sejenisnya. Dari amanat yang

dituangkan dalam ke 2 Undang-Undang tersebut, masih terdapat berbagai

kebijakan penyelenggaraan perumahan yang belum tersusun secara lengkap

dan harus dijabarkan kembali melalui Peraturan Menteri, yaitu:

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011

a) Amanat 20 PP yang masih harus disusun sebagai turunan dari

Undang-Undang, sudah terbit 3 PP (PP 66/2014, PP 14/2016,

64/2016), terkait Tusi Ditjen PnP : 8 PP terkait Tusi Ditjen Lain: 10

PP; dan

b) Amanat 6 Permen yang masih harus disusun sebagai turunan dari

Undang-Undang, sudah terbit 1 Permen (demand), terkait Tusi

Ditjen PnP : 5 Permen, terkait Tusi Ditjen Lain: 1 Permen;

2. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011

a) Amanat 15 PP yang masih harus disusun sebagai turunan dari

Undang-Undang, sudah terbit 1 PP, terkait Tusi Ditjen PnP : 5 PP

terkait Tusi Ditjen Lain: 9 PP; dan

b) Amanat 6 Permen yang masih harus disusun sebagai turunan dari

Undang-Undang, terkait Tusi Ditjen PnP : 4 Permen, terkait Tusi

Ditjen Lain: 2 Permen.

Beberapa permasalahan terkait penyelenggaraan rumah susun dan rumah

tapak saat ini semakin kompleks, meskipun telah ditetapkannya undang-undang

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman tersebut, potensi permasalahan

yang dialami oleh konsumen perumahan masih sedemikian besar, karena

peraturan-peraturan yang telah disusun belum sepenuhnya sudah

disosialisasikankepada masyarakat dan masih menimbulkan multitafsir serta

belum dapat diimplementasikan secara penuh. Untuk itu Direktorat RUK, perlu

menyusun dan melengkapi beberapa regulasi tentang perumahan dengan

peraturan, pedoman, petunjuk teknis, dan petunjuk pelaksanaan agar semua

proses berjalan sesuai aturan yang berlaku dan semua pemangku kepentingan

dan juga Pemerintah Daerah selaku Pembina dan pengawas di tingkat daerah

Page 21: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

11

dapat melaksanakan tugas penyelenggaraan penyediaan perumahan khususnya

terkait penyelenggaraan RUK.

Beberapa langkah strategis yang dilakukan dalam penyusunan NSPK

penyelenggaraan RUK, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut,

yaitu:

1. Pemetaan permasalahan;

2. Penyusunan Family Tree dan Roadmap;

3. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Aksi ;

4. Penyusunan:

a) Peraturan baru yang diperlukan;

b) Revisi dan/atau Penggabungan Peraturan yang sudah ada;

c) Deregulasi (pencabutan peraturan yang menghambat). LANGKAH STRATEGIS PENYUSUNAN NSPK RUK

Penyusunan Family Tree

dan Roadmap02

Penyusunan dan

Pelaksanaan Rencana Aksi 03

Pemetaan permasalahan

01

Peraturan baru

Revisi dan/atau Penggabungan

Deregulasi

Penyusunan:

04

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DIREKTORAT RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL

Gambar 3 Langkah Strategis Penyusunan NSPK RUK

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan

regulasi untuk penyelenggaraan kegiatan Direktorat RUK adalah Subdit Standar

dan Pedoman. Namun demikian, selain kegiatan yang diamanatkan oleh

undang-undang, Subdit Standar dan Pedoman juga menyusun kebijakan yang

bersifat diskresi, yaitu kebijakan yang merupakan keputusan atau tindakan yang

ditetapkan atau dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk mengatasi

persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam

hal peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur,

tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan.

Penggunaan kewenangan ini harus oleh pejabat yang berwenang dan sesuai

dengan tujuannya.

Page 22: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

12 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

D. Penyediaan Tanah

Dalam pelaksananaan pengembangan perumahan bagi seluruh rakyat Indonesia

sebagaimana amanat dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011, maka faktor

pertanahan sangat berpengaruh dan menentukan dalam perencanaan dan

pembangunan perumahan tersebut. Salah satu permasalahan yang

mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah backlog, yaitu ketersediaan

lahan yang semakin lama semakin terbatas dan mahalnya harga lahan, hal

tersebut menuntut pemerintah dan pemerintah daerah untuk segera

menentukan zonasi untuk penyediaan lahan perumahan berskala besar dimana

memerlukan lahan yang luas. Namun, untuk mendapatkan lahan yang luas

dengan harga yang murah didaerah perkotaan, sulit didapatkan.

Untuk memastikan ketersediaan lahan perumahan sesuai dengan kebutuhan

hunian di kabupaten/kota diperlukan pendataan untuk memperoleh data dan

informasi penggunaan lahan yang meliputi luas lahan, lokasi lahan, penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan secara sistimatis dengan

melakukan pendataan kebutuhan dan ketersediaan lahan di kabupaten/kota.

Data ini nantinya akan menjadi dasar kajian untuk penyediaan lahan bagi

pengembangan rumah bagi MBR.

Selain itu, persoalan urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang sedemikian

tinggi serta perkembangan aglomerasi industri yang pesat juga menjadi

permasalahan perkotaan yang menimbulkan degradasi kualitas lingkungan,

sehingga perlu penyediaan perumahan dan permukiman bagi penduduk suatu

kota yang merupakan salah satu strategi untuk menguraikan beban kota

menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru melalui pengembangan kota baru

sebagai penyangga kota besar di sekitarnya, sekaligus sebagai kota baru mandiri

di sekitar kota besar yang telah ada.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Direktorat RUK melakukan pendataan terhadap

lahan-lahan yang potensial untuk pembangunan perumahan di kabupaten/kota

yang belum termanfaatkan secara optimal, khususnya yang secara tata ruang

wilayah termasuk ke dalam zonasi perumahan. Hasil pendataan tersebut akan

diolah menjadi suatu informasi kebutuhan dan ketersediaan lahan untuk rumah

umum yang dapat disajikan dalam sistem informasi penyediaan lahan

perumahan.

Page 23: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

13

Dengan disajikannya pendataan lahan dalam sistem informasi penyediaan lahan

perumahan, beberapa kemudahan yang didapat yaitu:

1. Memberikan informasi yang akurat terkait ketersediaan lahan untuk

pembangunan perumahan;

2. Memproyeksikan kebutuhan lahan untuk pembangunan perumahan di

daerah;

3. Memberikan rekomendasi skenario penyediaan lahan untuk

pembangunan perumahan di daerah;

4. Tersedianya basis data mengenai lahan untuk pembangunan

perumahan yang akurat dan dapat segera dibangun dan/atau

dikerjasamakan untuk pembangunan perumahan, terutama dalam

mendukung pengembangan kota baru.

Lahan Terverifikasi:

1. Bina Marga

35 Bidang, Luas: 230 Ha

2. Pemda

19 Bidang, Luas:: 97,15 Ha

3. Eks BPPN

Bidang 27, Luas: 385 Ha

Lahan Terindetifikasi:

1. Bina Marga

36 Bidang, Luas: 123 Ha

2. Pemda

35 Bidang, Luas: 230 Ha

3. Eks BPPN

Bidang 27, Luas: 385 Ha

Lahan Siap Bangun:

1. Bina Marga

14 Bidang, Luas: 44 Ha

2. Pemda

9 Bidang, Luas:: 20 Ha

3. Eks BPPN

Bidang 3, Luas: 33.,4 Ha

PROGRES PENDATAAN LAHAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DIREKTORAT RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL

Gambar 4 Progres Pendataan Lahan

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan Fasilitasi

Penyediaan Lahan untuk penyelenggaraan kegiatan Direktorat RUK adalah

Subdit Fasilitasi Penyediaan Lahan Perumahan.

E. Bantuan Stimulan PSU

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) perumahan merupakan

kelengkapan fisik untuk mendukung terwujudnya rumah yang layak huni dan

terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,

terpadu, dan berkelanjutan. Dengan pengertian tersebut maka dalam suatu

lingkungan perumahan harus di dukung dengan ketersediaan PSU yang

memadai. Dukungan PSU yang memadai diharapkan dapat menciptakan dan

meningkatkan kualitas perumahan.

Page 24: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

14 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Bantuan PSU di Lingkungan Rumah Umum dan Komersial adalah pemberian

stimulan komponen PSU bagi perumahan yang membangun rumah umum baru

berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan di

lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan. Dalam

pelaksanaan Bantuan PSU perlu dilakukan pendataan perumahan umum yang

bisa mendapat bantuan PSU secara optimal, terkait dengan adanya kriteria dan

persyaratan administrasi, teknis dan lokasi yang harus terpenuhi agar bantuan

ini tepat sasaran dan berhasil guna bagi MBR sebagaimana yang di atur dalam

peraturan Menteri PUPR Nomor 03 Tahun 2018.

Untuk mendapatkan calon lokasi penerima bantuan PSU, maka dilakukan

verifikasiterhadap data kelengkapan persyaratan administrasi dan teknis

terhadap usulan-usulan lokasi yang telah disampaikan kepada Kementerian

PUPR cq Direktorat Rumah Umum dan Komersial. Dengan proses verifikasi,

diharapkan memperoleh lokasi perumahan yang memenuhi kriteria dan

persyaratan dokumen administrasi, teknis dan lokasi Bantuan PSU untuk

Perumahan Umum. Dari hasil verifikasi, dihasilkan data usulan lokasi yang

memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditentukan dan dilanjutkan

dengan pengajuan usulan lokasi yang akan mendapat bantuan dalam bentuk SK

Dirjen Penyediaan Perumahan. Selanjutnya, pelaksanaan bantuan PSU

dilaksanakan melalui proses lelang penunjukan langsung, dimana pelaksana dari

pembangunan bantuan PSU ini adalah pemilik dari perumahan yang mendapat

bantuan.

TARGET RENSTRA

KEMENTERIAN PUPR

676.950 unit rumah

Capaian 2015 - 2018

(per 2018)

104.512 unit rumah

Rencana Capaian 2019

13.000 unit rumah

Prognosis Total Capaian

2015 - 2019

117. 512 unit rumah

(17.4 %)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DIREKTORAT RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL

CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PSU

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

2015 2016 2017 2018

65000

74359

104637

137557

40700

25000

14000

2750029956 26884

17000

27951

PERBANDINGAN CAPAIAN BANTUAN PSU ANTARA JUMLAH USULAN, ALOKASI DIPA DAN REALISASI PEMBANGUNAN TAHUN 2015-2018

Alokasi DIPA lebih

kecil dari usulan

dan cenderung

menurun

Realisasi menurun

sesuai alokasi DIPA

Usulan meningkat

dari tahun ke

tahun.

PERBANDINGAN CAPAIAN BANTUAN PSU ANTARA JUMLAH

USULAN, ALOKASI DIPA DAN REALISASI PEMBANGUNAN TAHUN

2015-2018

Gambar 5 Capaian Pelaksanaan Pembetian Bantuan PSU

Page 25: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

15

Capaian Program Bantuan PSU Perumahan Tahun 2015-2018 adalah 104.512

unit rumah di 850 lokasi, dengan rincian sbb. :

1. Tahun Anggaran 2015 : 29.956 unit, 169 lokasi

2. Tahun Anggaran 2016 : 26.884 unit, 203 lokasi

3. Tahun Anggaran 2017 : 17.266 unit, 156 lokasi

4. Tahun Anggaran 2018 : 30.406 unit, 322 lokasi

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan Fasilitasi

Bantuan Stimulan PSU untuk penyelenggaraan kegiatan Direktorat RUK adalah

Subdit Bantuan Rumah Umum.

F. Program Sejuta Rumah

Menghadapi kurangnya ketersediaan rumah layak huni khususnya bagi MBR,

pemerintah mengembangkan strategi dengan pendekatan pasokan bersama

dengan mitra kerja utamanya sektor formal/para pengembang swasta formal.

Namun hingga kini masih dihadapi GAP yang besar dalam penyediaan rumah,

khususnya bagi MBR. Program Satu Juta Rumah didukung program kerjasama

pemerintah dan badan usaha serta penerbitan regulasi dan berbagai

kemudahan dalam pembangunan perumahan seperti Bantuan Subsidi dari

Pemerintah terdiri atas KPR FLPP, Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Subsidi

Bantuan Uang Muka (SBUM) dengan kontribusi sebesar 30%. Sektor properti

yang didukung oleh swasta dan pemerintah telah meningkat signifikan, hingga

lebih dari 900,000 unit rumah terbangun dan sebagian besar dihuni. Namun

dari jumlah itu, sektor yang diandalkan dalam penyediaan perumahan ini baru

berhasil menjangkau sejumlah kecil MBR.

Data pembangunan program satu juta rumah ini, merupakan data

pembangunan rumah umum dan komersial yang dilaksanakan melalui berbagai

program pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah, rumah yang dibangun oleh pelaku pembangunan, LSM,

CSR, melalui pembiayaan perumahan dan pihak perbankan serta pembangunan

rumah yang dilakukan oleh lembaga dan kementerian lainnya. Sumber

pendataan program sejuta rumah dibagi menjadi data internal dan data

eksternal, yaitu:

Page 26: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

16 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

1. Data Internal

a. Ditjen Penyediaan Perumahan, data pembangunan rumah layak

huni melalui pembangunan rumah susun, rumah khusus dan rumah

swadaya;

b. Ditjen Pembiayaan Perumahan, data perumahan yang mendapat

dana bantuan subsidi perumahan melalui dana DAK dan Subsidi

Fasilitasi Likuidasi Pembangunan Perumahan (FLPP), Subsidi

Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembangunan Perumahan

Berbasis Tabungan (BP2BT) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB).

2. Data Eksternal

a. Ditjen Pembiayaan Perumahan, Perbankan, Pengembang, Asosiasi

dan Pemda, data rumah yang dibangun oleh pengembang;

b. Pemerintah Daerah, data rumah yang dibangun oleh masyarakat

dan data rumah yang dibangun oleh dunia usaha (CSR).

Untuk data eksternal ini didapatkan dari hasil survey, wawancara dan

pelaporan oleh masing-masing instansi.

Setelah semua data diterima, maka dilakukan verifikasi dan sinkronisasi data

untuk menghindari adanya data yang sama dari sumber yang berbeda, adapun

hal-hal yang di verifikasi dan di sinkronkan, yaitu:

1. Variable data (nama pengembang, nama perumahan, dan lokasi) hal ini

untuk menghindari double countingI;

2. Jumlah rumah berdasarkan jenis rumahm sumber pendanaan dan

kriteria MBR dan Non MBR;

3. Tabulasi data untuk melakukan sinkronisasi data;

4. Entry data melakukan sistem informasi pendataan PSR (apabila ada

data double maka ada warning dari sistem)

Page 27: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

17

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

2015 2016 2017

Non MBR

MBR

CAPAIAN PROGRAM SATU JUTA RUMAH 2015 – 2017

65%71%

75%

35% 25%

699.770

Unit

805.169

Unit

904.758

Unit

Non MBR

MBR69%

31%

1.132.621Unit

Sumber : Data PSR, 2018

29%

CAPAIAN PROGRAM SATU JUTA

RUMAH 2018(STATUS 31 Desember 2018)

CAPAIAN PROGRAM SATU JUTA RUMAH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DIREKTORAT RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL

Gambar 6 Capaian Program Sejuta Rumah

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan Fasilitasi

Program Satu Juta Rumah yang merupakan tugas tambahan untuk

penyelenggaraan kegiatan Direktorat RUK adalah Subdit Fasilitasi Hunian

Berimbang.

Untuk mendukung program Nawacita Presiden ini, maka telah disusun

peraturan-peraturan untuk kemudahan perijinan bagi pembangunan

perumahan khususnya perumahan bagi MBR, antara lain:

1. Intruksi kepada 6 kementerian dalam hal penyederhanaan perizinan;

2. Luas lahan yang mendapat kemudahan adalah 0,5 ha s/d 5 Ha;

3. Jumlah perizinan yang semula sebanyak 33 jenis menjadi 11 jenis;

4. Jangka waktu proses yang semula selama 769 hari menjadi hanya 44

hari;

5. Memberikan Akses untuk MBR dalam mendapatkan rumah murah;

6. Penyederhanaan dan efisiensi dalam proses penerbitan IMB semula 30-

60 hari kerja menjadi 3-7 hari kerja;

7. Percepatan dalam penerbitan izin dan penggabungan beberapa

perizinan serta waktu proses dipercepat.

G. Hunian Berimbang

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman bertujuan untuk

menjamin terwujudnya rumah yang layak hunidan terjangkau dalam lingkungan

yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan,

sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2011. Dalam rangka

Page 28: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

18 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

menyediakan rumah untuk MBR, maka Pemerintah Pusat menciptakan konsep

hunian berimbang seperti tercantum dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun

2011 tentang Perumahandan Kawasan Permukiman dan Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun yang mewajibkan Badan hukum

yang melakukan pembangunan perumahan dalam skala besar wajib

mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang, dalam satu hamparan

tetapi jika tidak memungkinkan tidak dalam satu hamparan, maka

pembangunan rumah umum harus dilaksanakan dalam satu daerah

kabupaten/kota.

Konsep Hunian Berimbang adalah perumahan dan kawasan permukiman yang

dibangun secara seimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah

tunggal atau rumah deret antara rumah sederhana, rumah menengah dan

rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun umum dan

rumah susun komersial atau dalam bentuk rumah tapak (tunggal dan deret) dan

rumah susun umum.

Peraturan yang melandasi pelaksanaan pengembangan perumahan dengan

penerapan hunian berimbang yaitu Peraturan Menteri Perumahan Rakyat

Nomor 07 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perumahan

Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan

Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang, saat ini sedang dilakukan

revisi untuk menyesuaikan kebijkan dan nomenklaktur menjadi Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Tentang

Penyelenggaran Perumahan dengan Hunian Berimbang.

Ketentuan yang tercantum dalam peraturan tentang Hunian Berimbang, antara

lain:

1. Menjamin ketersediaan rumah MBR;

2. Interaksi sosial antar golongan dalam masyarakat;

3. Efisiensi penggunaan lahan;

4. Subsidi silang.

Hal-Hal yang diatur dalam peraturan Hunian Berimbang, meliputi: Persyaratan

(komposisi) jumlah hunian, Perencanaan, Pembangunan, Insentif, Pengawasan,

Pengendalian, dan Pembinaan.

Page 29: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

19

Untuk pelaksanaan penerapan kebijakan Hunian Berimbang ini, maka perlu

peningkatan pemahaman pemerintah daerah terhadap penerapan hunian

Berimbang agar dapat diterapkan secara optimal, dengan melakukan sosialisasi

kepada pemerintah daerah. ISU STRATEGIS HUNIAN BERIMBANG

1

2

3

:

:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DIREKTORAT RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL

Rumah

Sederhana

Rumah

Menengah

Rumah

Mewah

Hunian Berimbang (amanah Psl 34 UUPKP dan Psl 14 UU Rusun))

Hunian Berimbang adalah perumahan dan kawasan permukiman yang dibangun secara seimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal atau rumah deret antara rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun umum dan rumah susun komersial atau dalam bentuk rumah tapak (tunggal dan deret) dan rumah susun umum

Wujud Hunian Berimbang

Pembangunan perumahan skala besar wajib mewujudkan hunian berimbang dalam satu hamparan

• Perbandingan ketersediaan rumah mewah : rumah menengah : rumah sederhana

• Pelaksanaan HB didasari prinsip : keserasian dan subsidi silang

Ketentuan: Hunian Berimbang

• Menjamin ketersediaan rumah

MBR

• Interaksi sosial antar golongan

dalam masyarakat

• Efisiensi penggunaan lahan

• Subsidi silang

Hal-Hal yang Diatur:

• Persyaratan (komposisi) **)

• Perencanaan

• Pembangunan

• Insentif

• Pengawasan, Pengendalian, dan

Pembinaan

Pihak yang menjalankan ketentuan:

• Pengembang (Badan Hukum)

• Pemerintah Daerah

Gambar 7 Isu Strategis Hunian Berimbang

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan Fasilitasi

pelaksanaan kebijakan Hunian Berimbang dalam penyelenggaraan kegiatan

Direktorat RUK adalah Subdit Fasilitasi Hunian Berimbang.

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS)

Ketersediaan rumah semakin terbatas dan mahal, karena terbatasnya lahan di

perkotaan, sehingga mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan

mendorong pembangunan perumahan dan permukiman ke arah rumah susun

(apartemen, kondotel, dll.) untuk daerah yang berkepadatan penduduk tinggi,

terutama kota-kota besar dan metropolis.

Pada Tanggal 10 November 2011 pemerintah telah mengeluarkan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, sebagai pengganti

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, yang dianggap

sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum, kebutuhan setiap orang, dan

partisipasi masyarakat serta tanggung jawab negara dalam penyelenggaraan

perumahan berbentuk rumah susun. Permasalahan terkait penyelenggaraan

rumah susun semakin kompleks, meskipun telah ditetapkannya undang-undang

Page 30: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

20 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

baru tentang Rumah Susun tersebut, potensi permasalahan yang dialami oleh

konsumen perumahan masih sedemikian besar.

Ada beberapa hal yang bersifat krusial dalam penanganan persoalan rumah

susun terkait pengelolanya, yaitu:

1. Kriteria badan pengelola terkait pengelolaan rusun milik;

2. Persyaratan teknis yang harus dilakukan Badan Pengelola untuk dapat

melakukan pengelolaan rusun milik;

3. Mekanisme penunjukan Badan Pengelola Rusun Milik;

4. Mekanisme pembentukan Badan Pengelola Rusun Milik;

5. Penanganan kepastian dan kewenangan terhadap pengelolaan gedung

selama belum adanya kepastian hukum;

6. Masa waktu pengurusan surat ijin ke pemda serta penanganan apabila

pemda terlambat atau tidak mengeluarkan ijin pengelolaan.

Unit kerja Direktorat RUK yang memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan

kebijakan PPPSRS dan melakukan sosialisasi kebijakan tersebut adalah Subdit

Standar dan Pedoman

I. Latihan

Berikan ulasan mengenai pengelolaan data dan informasi dalam rangka

monitoring dan evaluasi program sejuta rumah yang merupakan bagian dari

penyelenggaraan rumah umum dan komersial!

J. Rangkuman

Penyelenggaraan Rumah Umum dan Komersial memiliki kebijakan yang

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses MBR terhadap rumah yang

layak dan terjangkau yang dilengkapi dengan PSU yang memadai. Untuk

mengetahui ketepatan pemberian bantuan terhadap MBR yang membutuhkan

peningkatan kualitas rumahnya melalui stimulasi bantuan PSU, maka diperlukan

data dan informasi yang akurat. Data dan Informasi penyelenggaraan RUK ini

ditujukan kepada pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun

pemerintah kabupaten/kota serta stakeholder terkait agar dapat memberikan

pengetahuan informasi yang disampaikan terhadap program unggulan di bidang

perumahan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan yaitu mewujudkan rumah

yang layak huni bagi MBR.

Page 31: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

21

BAB 3

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA

PENYELENGGARAAN KEGIATAN RUK

Page 32: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

22 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Penyusunan Indikator Kinerja Penyelenggaraan

Kegiatan RUK

A. Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu menyusun indikator

kinerja penyelenggaraan RUK.

B. Pemahaman Dasar Indikator Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance yang memiliki arti prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang/organisasi. Pengertian

kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Sedangkan Indikator merupakan alat yang digunakan untuk menjelaskan

mengenai suatu kondisi. Indikator juga dapat berguna untuk menetapkan target

kinerja dan untuk menilai kemajuan pencapaian target tersebut.

Indikator kinerja merupakan indikator yang menjelaskan mengenai kinerja dan

sebagai alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuannya melalui masukan, keluaran, hasil dan

dampak dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Hal-hal yang direncanakan akan

menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilan pencapaiannya

dengan menggunakan indikator kinerja.

Tipe Indikator terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai

nilai (berapa) dan satuan memberikan arti dari nilai tersebut (apa). Angka yang

digunakan sebagai indikator kinerja menghasilkan beberapa tipe indikator.

Berdasarkan tipenya, indikator kinerja dapat dibagi menjadi beberapa tipe,

yaitu:

1. Kualitatif: menggunakan skala

2. Kuantitatif Absolut: menggunakan angka absolut

3. Persentase: menggunakan angka persentase

4. Rasio: membandingkan angka absolute dengan angka absolut lain yang

terkait

Page 33: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

23

5. Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian

6. Indeks: angka patokan dari beberapa variabel

Ada tiga kriteria yang menunjukkan berkualitas tidaknya indikator kinerja, yaitu:

1. Fokus pada hal-hal yang penting bagi organisasi, ditunjukan melalui

rumusan indikator yang mampu mencerminkan apa yang menjadi

tujuan, visi, dan misi organisasi;

2. Mampu menjaga organisasi untuk tetap berada pada track serta

memberikan feed back yang positif, harus mampu mendorong

continuous improvement dari peride ke periode. Hal ini bisa ditunjukan

dengan tumbuhnya trajectory target serta upaya tindak lanjut atas feed

back; dan

3. Mampu mengukur dampak/hasil atas apa yang di lakukan, sedapat

mungkin mampu mengukur dampak/hasil atas aktivitas yang dilakukan

bukan hanya terbatas pada penyelesaian aktivitas-aktivitas saja.

Adapun manfaat dan sasaran dari Indikator kinerja, yaitu:

1. Dapat memperjelas tentang informasi program yang dilaksanakan oleh

Direktorat RUK;

2. Menciptakan kesepakatan untuk menghindari kesalahan interpretasi

dan perbedaan pendapat;

3. Membangun dasar bagi pemantauan dan evaluasi;

4. Untuk mengenalkan dan memotivasi pelaksana program dalam

pencapaian hasil; dan

5. Untuk mengkomunikasikan dan melaporkan hasil yang telah dicapai.

C. Penerapan NSPK

Penyelenggaraan perumahan diharapkan berlangsung secara ideal, dengan

memperhatikan kondisi yang ada, potensi dan kapasitas pemerintah yang

ditumbuh kembangkan, serta nilai yang melandasi hakekat perumahan bagi

kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi. Program pembangunan

perumahan dilaksanakan dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan

serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, namun dalam

pelaksanaannya masih ada beberapa permasalahan dalam peraturan

perundangan, yaitu:

1. Belum optimalnya pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Page 34: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

24 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang

Rumah Susun. Kedua Undang-Undang tersebut sampai saat ini masih

belum implementatif karena peraturan perundangan turunannya belum

selesai. Selain itu, banyaknya Peraturan, baik di tingkat Pusat maupun

Daerah yang terbit setelah Tahun 2011, belum mengakomodasikan

substansi yang ada dalam UU tersebut. Dalam hal ini perlu dilakukan

review terhadap Peraturan-Peraturan tersebut;

2. Banyak Peraturan-peraturan menyangkut Perumahan dan Kawasan

Permukiman yang saling tumpang-tindih, belum/tidak sinergis, baik

antar Kementerian/ Lembaga Negara secara horisontal, maupun

dengan Pemerintah Daerah secara vertikal;

3. Kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan PKP belum

terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional dan kebijakan

lintas sektor;

4. Lemahnya perencanaan kebijakan karena tidak didukung oleh data yang

memadai;

5. Banyak Peraturan-peraturan yang sudah berjalan lama, berubah secara

cepat karena belum optimal dalam implementasinya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan NSPK Penyelenggaraan RUK,

yaitu:

1. Mempermudah peraturan pelaksanaan penyediaan Perumahan untuk

rakyat;

2. Menghindari tumpang tindih peraturan PKP;

3. Melindungi kepentingan industry property dan konsumen;

4. Melaksanakan deregulasi dan debirokrasi;

5. Mempercepat proses penyusunan dan penetapan NSPK;

6. Melibatkan stakeholders (meningkatkan ownership peraturan/ NSPK

yang disusun).

Indikator kinerja untuk bidang regulasi dan kebijakan (NSPK) adalah jumlah

regulasi penyelenggaraan RUK yang telah dan atau akan disusun dalam jangka

waktu yang telah ditentukan, sebagaimana yang termuat dalam Renstra RUK.

Sasaran strategis yang hendak dicapai dalam upaya pengembangan

ketersediaan dan meningkatkan upaya pelaksanaan regulasi dan kebijakan serta

dalam penyelenggaraan RUK, adalah tersusunnya 35 NSPK bidang

penyelenggaraan RUK.

Page 35: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

25

D. Penyediaan Tanah

Pengadaan tanah merupakan masalah utama pembangunan perumahan

sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan hak dasar rakyat. Tanah juga

merupakan faktor utama untuk penyelenggaraan rumah umum dan komersial.

Terbatasnya tanah di perkotaan menyebabkan pemerintah kota dituntut untuk

dapat memanfaatkan tanah secara efisien dengan meningkatkan intensitas

penggunaannya. Langka dan mahalnya tanah di daerah perkotaan

menyebabkan sulitnya pemerintah untuk menyediakan perumahan bagi rakyat.

Jika tidak ada tanah, proses pembangunan rumah akan terkendala.

Selain itu perencanaan kawasan yang terpadu mulai dari pemerintah pusat

hingga daerah untuk pembangunan penyelenggaraan rumah umum dan

komersial juga perlu diperhatikan, agar pembangunan tidak melanggar aturan

tata ruang. Demikian juga dengan keseimbangan dari aspek ekonominya,

pembangunan perumahan dan pengembangan kedepan harus difasilitasi oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan mempermudah proses

perijinan dan menghapuskan pungutan-pungutan yang memberatkan dunia

usaha dan para pelaku pembangunan perumahan.

Tujuan dari proses pembangunan perumahan pada akhirnya harus memiliki

dampak sosial. Aspek sosial ini terkait dengan komitmen pemerintah dan dunia

usaha untuk membantu penyediaan rumah bagi MBR.

Dalam pasal 106 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman (PKP) diamanatkan bahwa penyediaan tanah untuk

pembangunan rumah, perumahan, dan kawasan permukiman dapat dilakukan

melalui :

1. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai

negara;

2. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

3. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;

4. Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah Barang Milik Negara atau

Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau

6. Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 36: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

26 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Hal ini ditegaskan kembali dalam pasal 22 Undang-undang Nomor 20 Tahun

2011 tentang Rumah Susun (UU Rusun) menyatakan bahwa penyediaan tanah

untuk pembangunan rusun dapat dilakukan melalui :

1. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai

negara;

2. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

3. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;

4. Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah Barang Milik Negara atau

Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Pendayagunaan tanah wakaf;

6. Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau

7. Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kedua undang-undang di atas mencantumkan model konsolidasi tanah sebagai

alternatif penyediaan tanah bagi pembangunan perumahan. Konsolidasi tanah

(land consolidation) untuk perumahan dikenal dengan istilah konsolidasi tanah

perkotaan (urban land consolidation). Konsolidasi tanah ini merupakan konsep

pembangunan lingkungan pemukiman yang terpadu, karena merupakan

penetapan kembali terhadap penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfataan tanah secara optimal, tertib dan teratur, yang pelaksanaannya

didasarkan pada prinsip “membangun tanpa menggusur” dengan

mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam bentuk “dari, oleh dan untuk

masyarakat”.

Dalam Pasal 18 UU PKP dinyatakan bahwa konsolidasi tanah adalah penataan

kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah untuk

kepentingan pembangunan perumahan dan permukiman guna meningkatkan

kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi

aktif masyarakat.

Page 37: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

27

Beberapa aspek Pengadaan Tanah dalam penyelenggaraan RUK perlu

diperhatikan, adalah:

1. Program dan Strategi Bank Tanah (Land Banking) yang belum berjalan

sesuai harapan;

2. Kesulitan Penyediaan Tanah untuk kepentingan umum dalam kondisi

Harga Pasar.

Hal-hal tersebut dikarenakan belum jelasnya pelaksanaan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, tentang Pengadaan Tanah bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana dalam Pasal 10 huruf (n),

disebutkan penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi

tanah, serta perumahan untuk MBR dengan status sewa; serta belum jelasnya

pemanfaatan Aset Pemerintah Pusat (dan BUMN) dan Pemerintah Daerah (dan

BUMD) untuk pembangunan Rumah Umum.

Dalam kegiatan fasilitasi penyediaantanah untuk penyelenggaraan RUK,

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pemerintah menjamin penyediaan tanah untuk permukiman MBR

dengan:

a. Penerapan land banking dan KASIBA LISIBA untuk mengendalikan

harga tanah bagi MBR;

b. Penetapan lokasi untuk perumahan MBR yang didukung dengan

PSU;

c. Pengendalian harga dalam pembebasan lahan;

d. Penetapan NJOP sesuai harga yang dengan harga rumah MBR;

e. Pendanaan khusus untuk pembebasan dan subsidi pengadaan

lahan;

f. Low Entorcement;

2. Implementasi penyelenggaraan tanah bagi pembangunan yang

diperuntukan untuk kepentingan umum (UU Nomor 2 tahun 2012);

3. Memperkuat peran Perum Perumnas sebagai instrumen Negara dalam

memproduksi perumahan umum bagi MBR;

4. Inventarisasi lahan-lahan terlantar milik pemerintah-negara-eks BPPN

Dalam Renstra Direktorat RUK, sasaran strategis yang hendak dicapai dalam

upaya penyelenggaraan RUK melalui fasilitasi penyediaan tanah, yaitu

terfasilitasinya penyediaan lahan untuk perumahan khususnya bagi MBR adalah

Page 38: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

28 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

75 pemerintah daerah yang mendapatkan layanan teknis penyediaan tanah

untuk rumah umum. Jadi indikator untuk penyediaan tanah adalah

terselenggarannya fasilitasi penyediaan tanah untuk pengembangan

perumahan bagi MBR kepada pemerintah daerah yang terdiri dari:

1. Jumlah lahan yang telah teridentifikasi;

2. Jumlah lahan yang telah terverifikasi;

3. Jumlah yang siap bangun.

E. Bantuan Stimulan PSU

Pemberian Bantuan PSU bertujuan untuk mendukung capaian RPJMN 2015-

2019 terkait dengan perumahan, yaitu dalam meningkatkan akses MBR

terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh

penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai. Bantuan PSU untuk

Perumahan Umum termuat juga dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Bantuan PSU merupakan salah satu

usaha untuk memberikan kemudahan dan/atau bantuan pembangunan rumah

bagi MBR oleh pemerintah daerah. Di sisi supply Bantuan PSU berfungsi untuk

menstimulasi pembangunan rumah/perumahan baru.

Penyelenggaraan pemberian Bantuan PSU sebagaimana yang diamanatkan

dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, diberikan dalam rangka menstimulasi pembangunan rumah/

perumahan baru untuk MBR oleh Pelaku Pembangunan. Selain itu, bantuan ini

juga untuk mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan oleh Presiden

Joko Widodo pada tanggal 29 April 2015, dimana program satu juta rumah ini

merupakan wujud dari butir ke 2 amanah Nawacita, yakni Pemerintah tidak

absen untuk membangun pemerintahan yang efektif, demokratis dan

terpercaya, serta butir 5, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Kebijakan pemerintah menyebutkan bahwa penyediaan Prasarana, Sarana, dan

Utilitas Umum (PSU) Rumah Umum merupakan kelengkapan dasar fisik

lingkungan fasilitas penunjang dan sarana penunjang untuk pelayanan

lingkungan perumahan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam

pembangunan perumahan secara keseluruhan. Namun demikian,

penyelenggaraan perumahan masih mengalami permasalahan dalam hal

penyediaan kebutuhan sarana, prasarana dan utilitas umum yang memadai.

Page 39: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

29

Disamping itu penyediaan lokasi perumahan rumah umum mempunyai lokasi

yang kurang strategis sehingga berdampak pada sulitnya aksesibilitas.

Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk perwujudan hunian

yang layak dan terjangkau yang didukung oleh PSU yang memadai khususnya

untuk pembangunan rumah bagi MBR, maka telah disusun Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 03 Tahun 2018 tentang Bantuan

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum, dengan

komponen bantuan, meliputi:

1. Jaringan Air Bersih;

2. Tempat Pengelolaan Sampah 3R; dan

3. Jalan Lingkungan.

Dalam Renstra Direktorat RUK, sasaran strategis yang hendak dicapai dalam

upaya penyelenggaraan RUK untuk terwujudnya hunian yang layak dan

terjangkau yang didukung oleh PSU yang memadai, khususnya bagi MBR, adalah

terbangunnya 676.950 unit rumah melalui pelaksanaan Bantuan Stimulan PSU

Perumahan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka indikator kinerja penyelenggaraan

Rumah Umum dan Komersial untuk Bantuan Stimulan PSU adalah jumlah

Bantuan Stimulan PSU yang telah diberikan kepada para pengembang yang

membangun rumah baru untuk MBR.

F. Program Sejuta Rumah

Program Satu Juta Rumah untuk Rakyat yang telah dicanangkan oleh Presiden

Joko Widodo pada tanggal 20 April 2015 merupakan gerakan yang dilaksanakan

dalam rangka untuk mewujudkan amanat dalam Undang-Undang 1948 pasal 28

ayat 1 yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” serta dalam rangka

percepatan penyediaan hunian layak bagi masyarakat dalam rangka

pengurangan backlog perumahan periode 2015-2019. Pengurangan backlog

yang dimaksud, tidak hanya fokus pada backlog kepemilikan, tetapi juga

backlog penghunian dan penanganan rumah tidak layak huni (RTLH).

Pendataan program satu juta rumah ini merupakan pendataan pelaksanaan

pembangunan rumah baru yang dilaksanakan di seluruh Indonesia yang

Page 40: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

30 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

dilaksanakan oleh semua pihak, bila dilihat dari sumber pendanaan, maka

pendataan program satu juta rumah adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan oleh pemerintah pusat dengan dana APBN melalui

pembangunan rumah susun, rumah khusus dan rumah swadaya, serta

bantuan subsidi pembiayaan perumahan melalui program FLPP, Subsidi

Uang Muka, Subsidi Selisih Bunga;

2. Pembangunan oleh Pemerintah daerah dengan dana APBD melalui

pembangunan rumah susun dan rumah umum;

3. Pembangunan oleh Swasta yaitu pengembang perumahan melalui

pembangunan perumahan untuk rakyat, baik rumah mewah, menengah

maupun sederhana;

4. Pembangunan oleh Masyarakat melalui pembangunan rumah secara

swadaya oleh masyarakat, dilihat dari data IMB.

Program satu juta rumah ini bukanlah merupakan tugas dan fungsi Direktorat

Rumah Umum dan Komersial, oleh karenanya capaian program ini tidak

tercantum dalam Renstra Direktorat RUK tahun 2015-2019. Namun demikian,

program satu juta rumah ini merupakan salah satu program Nawacita Presiden

Jokowi. Jadi Indikator keberhasilan program ini adalah tercapainya

pembangunan rumah sebanyak 1 juta unit/ tahun.

G. Hunian Berimbang

Penerapan Pembangunan Perumahan dengan Hunian Berimbang, dilaksanakan

agar penerapan keserasian dapat segera diterapkan, dan terwujudnya rumah

yang layak huni dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman,

serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan, sebagaimana yang

diamanatkan dalam Pasal 34 sampai 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Kebijakan hunian berimbang ini bertujuan untuk mewujudkan perumahan dan

kawasan permukiman yang sehat, aman, serasi dan teratur dengan berbagai

kelompok masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial,

berbasis rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kegotong-royongan serta

menghindari terciptanya lingkungan perumahan eksklusif, yang dapat

mendorong terjadinya kerawanan dan kecemburuan sosial melalui pola 1:2:3 (1

rumah mewah : 2 rumah menengah : 3 rumah sederhana).

Page 41: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

31

Pelaksana kebijakan hunian berimbang ini adalah pemerintah daerah yaitu

dengan menerapkan pola 1:2:3 terhadap program pengembangan perumahan

di wilayahnya. Termasuk dalam hal ini adalah pengawasan pembangunan yang

dilakukan oleh pelaku pembangunan perumahan yang harus sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah daerah.Dalam pelaksanaannya, Direktorat RUK akan

melakukan sosialisasi dan pendampingan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan, pemahaman serta koordinasi pelaksanaan Hunian Berimbang

bagi Pemerintah Daerah sebagai pembina daerah terkait.

Dalam Renstra Direktorat RUK, sasaran strategis yang hendak dicapai dalam

upaya penyelenggaraan RUK melaui kebijakan hunian berimbang yaitu

terlaksananya sosialisasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

hunian berimbang adalah 75 pemerintah daerah yang mendapatkan layanan

teknis pelaksanaan hunian berimbang.

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS)

Dalam hal pengurusan pengelolaan dan kepenghunian perlu dibentuk suatu

perhimpunan yang berkewajiban mengurus kepentingan para pemilik dan

penghuni yang berkaitan dengan pengelolaan kepemilikan benda bersama,

bagian bersama, tanah bersama dan penghunian. Sebagaimana amanat dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun merumuskan

dalam Pasal 74 ayat (1) bahwa pemilik sarusun wajib membentuk Perhimpunan

Pemilik dan Penghuni Sarusun (PPPSRS), ayat (2) bahwa PPPSRS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) beranggotakan pemilik atau penghuni yang mendapat

kuasa dari pemilik sarusun, ayat (3) dari ketentuan tersebut memberikan

kedudukan PPPSRS sebagai badan hukum.

Ada beberapa hal yang bersifat krusial dalam penanganan persoalan rumah

susun terkait pengelolanya, yaitu:

1. Kriteria badan pengelola terkait pengelolaan rusun milik;

2. Persyaratan teknis yang harus dilakukan Badan Pengelola untuk dapat

melakukan pengelolaan rusun milik;

3. Mekanisme penunjukan Badan Pengelola rusun milik;

4. Mekanisme pembentukan badan pengelola rusun milik;

5. Penanganan kepastian dan kewenangan terhadap pengelolaan gedung

selama belum adanya kepastian hukum;

Page 42: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

32 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

6. Masa waktu pengurusan surat ijin ke pemda serta penanganan apabila

pemda terlambat atau tidak mengeluarkan ijin pengelolaan.

Penyusunan peraturan tentang Pembentukan Perhimpunan Pemilik dan

Penghuni Sarusun merupakan salah satu amanat dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun dalam Pasal 74 ayat (1) sebagai pengganti

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 15/PERMEN/M/2007

tentang Tata Laksana Pembentukan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun

Sederhana Milik, dimana aturan tersebut masih mengacu kepada Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang sudah digantikan

dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Selain

itu, muatan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

15/PERMEN/M/2007 tentang Tata Laksana Pembentukan Perhimpunan

Penghuni Rumah Susun Sederhana Milik juga sudah tidak sesuai dengan kondisi

yang ada sehingga dipandang perlu melakukan revisi. Jadi Indikator

keberhasilan adalah tersusunnya peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat tentang Pembentukan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni

Sarusun.

01

02 Penyediaan Tanah

03 Bantuan Stimulan PSU

04 Program Sejuta Rumah

05 Hunian Berimbang

06 PPPSRS

Penerapan NSPK 01

02 Data jumlah Lahan siap bangun

03Jumlah unit rumah yang mendapat

Bantuan Stimulan PSU

04

05

06 Tersusun Permen PUPR

tentang PPPSRS

Jumlah NSPK yang terbit

Indikator Kegiatan RUK

Capaian pendataan pembangunan

rumah sebanyak satu juta per tahun

Terselenggaranya pelaksanaan

Hunian Berimbang

Gambar 8 Indikator Kegiatan RUK

I. Latihan

1. Jelaskan indikator kinerja yang dapat digunakan untuk menilai

penerapan NSPK Penyelenggaraan RUK!

Page 43: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

33

2. Jelaskan indikator kinerja yang dapat digunakan untuk menilai

implementasi hunian berimbang yang merupakan bagian dari

penyelenggaraan RUK!

J. Rangkuman

Indikator kinerja merupakan alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuandan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan

sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan dan merupakan kunci dalam

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja yang disampaikan dalam laporan

akuntabilitas kinerja.

Dalam Renstra Direktorat RUK, sasaran strategis yang hendak dicapai dalam

upaya penyelenggaraan RUK antara lain:

1. Pengembangan ketersediaan dan meningkatkan upaya pelaksanaan

regulasi dan kebijakan serta dalam penyelenggaraan RUK, adalah

tersusunnya 35 NSPK bidang penyelenggaraan RUK;

2. Terfasilitasinya penyediaan lahan untuk perumahan khususnya bagi

MBR adalah 75 pemerintah daerah yang mendapatkan layanan teknis

penyediaan tanah untuk rumah umum;

3. Terwujudnya hunian yang layak dan terjangkau yang didukung oleh PSU

yang memadai, khususnya bagi MBR, adalah terbangunnya 676.950 unit

rumah melalui pelaksanaan Bantuan PSU Perumahan;

4. Tercapainya peningkatan sinergi dan koordinasi penyelenggaraan

perumahan antar pemangku kepentingan, yang berupa terlaksananya

kerjasama dan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam

mendukung sasaran dan target bidang pengembangan RUK di daerah.

Indikator kinerja penyelenggaraan RUK, diambil dari capaian pelaksanaan

kegiatan yang telah dilakukan terhadap rencana sasaran strategis yang

dituangkan dalam Renstra Direktorat RUK.

Page 44: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

34 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 45: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

35

BAB 4

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PENYELENGGARAAN KEGIATAN RUK

Page 46: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

36 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan

Kegiatan RUK

A. Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan melaksanakan pemantauan

dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan RUK.

B. Pemahaman Dasar Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan merupakan prosedur penilaian yang secara deskriptif dimaksudkan

mengidentifikasi/mengukur pengaruh dari kegiatan yang sedang berjalan (on-

going) tanpa mempertanyakan hubungan kausalitas (Wollman, 2003:6).

Pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sampai dengan ayat (4) pada PP No.39/2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan, dilakukan terhadap perkembangan

realisasi penyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran (output), dan

kendala yang dihadapi. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ayat (4), dan ayat (5) disusun dalam bentuk laporan triwulanan.

Adapun tujuan dari pemantauan, menurut Dunn (1981), yaitu:

1). Mengumpulkan data dan informasi; 2). Memberikan masukan tentang

kebutuhan; 3). Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan; 4). Memberikan

informasi tentang metode yang tepat; 5). Mendapatkan informasi kesulitan dan

hambatan; 6). Memberikan umpan balik bagi penilaian; 7). Memberikan

pernyataan berupa fakta dan nilai.

Sedangkan Fungsi dari pemantauan, yaitu: 1). Ketaatan (compliance) 2).

Pemeriksaan (auditing) 3). Laporan (accounting) dan 4). Penjelasan

(explanation).

Dalam melakukan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan RUK dibutuhkan upaya koordinasi untuk mencapai suatu kesatuan

sikap pandangan dan gerak langkah di antara kementerian, lembaga, dan

pemerintah daerah dengan Direktorat RUK. Upaya tersebut dilakukan untuk

Page 47: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

37

menghindari adanya ketidakselarasan dan/atau tumpang tindih pelaksanaan

program dan kegiatan penyelenggaraan RUK, oleh karena itu perlu disusun

langkah-langkah pemantauan, yaitu:

1. Menetapkan standar pelaksanaan yang meliputi tujuan, sasaran atau

aspek yang akan diukur, faktor pendukung dan penghambat,

pendekatan, teknik, instrumen, waktu dan jadwal, serta biayanya;

2. Pengukuran pelaksanaan; dan

3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar

dan rencana.

Prinsip-prinsip dasar dalam melakukan kegiatan penyusunan, pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan RUK, meliputi:

1. Terpusat dan terpadu

Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan RUK

dilakukan melalui koordinasi yang jelas dan mendukung adanya

keterpaduan tindakan oleh pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

2. Terus menerus dan berkesinambungan

Terdapat koordinasi yang dilakukan secara terus menerus sepanjang

pelaksanaan kegiatan kebijakan Dit. RUK sebagai rangkaian kegiatan

yang saling berhubungan dan berkaitan sehingga berbagai keterbatasan

dan kendala dapat segera diatasi.

3. Obyektif dan profesional

Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penyelenggaraan RUK dilakukan secara profesional berdasarkan analisis

data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian yang

obyektif dan masukan yang tepat dalam rangka mendukung

pelaksanaan penyelenggaraan RUK.

4. Transparan

Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penyelenggaraan RUK dilakukan secara terbuka dan hasilnya dilaporkan

secara berkala melalui berbagai media yang ada.

5. Partisipatif

Kegiatan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan penyelenggaraan RUK dilakukan dengan melibatkan secara

aktif dan interaktif para pemangku kepentingan.

Page 48: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

38 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

6. Pemberdayaan

Pemantauan dan evaluasi tidak hanya dilakukan untuk kepentingan

penilaian (judgement process), tetapi juga merupakan bagian dari

proses pembelajaran bagi para pelaksana kegiatan agar menjadi lebih

paham, peduli, dan berdaya dalam pelaksanaan penyelenggaraan RUK

selanjutnya.

7. Akuntabel

Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penyelenggaraan RUK harus dapat dipertanggungjawabkan secara

internal maupun eksternal.

8. Tepat waktu

Penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penyelenggaraan RUK harus dilakukan sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan.

Tujuan dalam melakukan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan penyelenggaraan RUK adalah:

1. Untuk memastikan agar indikator keberhasilan yang ditetapkan dapat

tercapai sesuai dengan yang ditargetkan;

2. Memastikan bahwa kegiatan dan program penyelenggaraan RUK

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan;

3. Mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai persoalan yang dihadapi

Direktorat RUK dalam pelaksanaan penyelenggaraan RUK;

4. Mengukur capaian dan dampak pelaksanaan penyelenggaraan RUK;

5. Memberikan saran untuk mendorong perubahan dan perbaikan

pelaksanaan penyelenggaraan RUK.

C. Penerapan NSPK

Permasalahan terkait penyelenggaraan rumah susun dan rumah tapak semakin

kompleks, meskipun telah ditetapkannya undang-undang baru tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, potensi permasalahan yang dialami oleh

konsumen perumahan masih sedemikian besar.

Pada rumah susun, muncul permasalahan pengelolaan kepenghunian seperti

pembentukan Persatuan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun.

Sementara pada Rumah Tapak, permasalahan yang sering dihadapi adalah

Page 49: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

39

mengenai Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum serta permasalahan terkait

PPJB seperti pada proses penerbitan SHM (Surat Hak Milik).

Dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah sebagai

penanggungjawab penyeleggara penyediaan rumah yang layak huni bagi

seluruh rakyat Indonesia, telah menyusun beberapa peraturan perundang-

undangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Bebarapa draft peraturan yang telah disusun antara lain:

1. Rapermen PUPR tentang Bantuan Stimulan PSU;

2. Rapermen tentang PPPSRS;

3. Rapermen tentang, AD/ART dan Pengelolaan Rusun Milik;

4. Rapermen Permen SPM PSU Lingkungan Rumah Susun (P.40(4));

5. Permen tentang Sistem PPJB (UU 1/2011, P.42 (3));

6. Rapermen Revisi Kepmen Kimpraswil No 403/KPTS/M/2002 Tentang

Pedoman Teknis “Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat”

(Rapermen Perencanaan dan Perancangan Rumah);

7. Rapermen PUPR tentang Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku

Pembangunan Rumah Tunggal/Rumah Deret (Rumah Tapak);

8. Penyusunan SE Menteri PUPR tentang Kriteria Rumah Layak Huni dalam

Rangka Pemberian Kredit KPR Bersubsidi Bagi MBR;

9. Rapermen tentang Revisi Bantuan PSU Perumahan Umum.

Dalam penyusunan NSPK ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari

penyusunan mastek sampai legalisasi dari NSPK tersebut, yaitu:

1. Penyusunan Mastek;

2. Konsultasi Publik menjaring masukan;

3. Penyusunan Draft Rapermen dan Pembahasan bersama Bag. Hukum

Ditjen Penyediaan Perumahan;

4. Penyampaian Draft Rapermen ke Setditjen/ Bag. Hukum;

5. Telaahan Bag. Hukum Ditjen Penyediaan Perumahan;

6. Harmonisasi dan Sinkronisasi Rapermen dengan Biro Hukum;

7. Paraf Persetujuan Es.II, Es.I, Sekjen, Menteri PUPR;

8. Penandatanganan Menteri dan Penomoran Peraturan Menteri;

9. Diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI);

Page 50: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

40 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

10. Legalisasi Peraturan Menteri.

Dari 9 NSPK yang disusun, yang sudah selesai legalisasi ada 2 peraturan, yaitu:

1. Permen PUPR tentang Bantuan Stimulan PSU Nomor: 03/PRT/M/2018;

2. Permen PUPRtentang PPPSRS, Nomor 23/PRT/M/2018.

Gambar 9 Penyelenggaraan Perumahan

D. Penyediaan Tanah

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman juga meliputi

penyediaan tanah, dimana dalam hal ini Pemerintah Pusat memiliki

kewenangan dalam hal pembinaan salah satunya dalam hal pengaturan

penyediaan tanah. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman pada pasal 105 ayat 1 dan ayat 2 serta

Pasal 106 menyebutkan bahwa Ketersediaan tanah termasuk penetapannya di

dalam rencana tata ruang wilayah merupakan tanggung jawab pemerintahan

daerah, bahkan pada pasal 18 huruf e menyebutkan bahwa Pemerintah

berwenang dalam melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman. Amanat undang-undang ini perlu

diantisipasi untuk mempersiapkan pelaksanaannya baik oleh Pemerintah

maupun pemerintah daerah. Pemda sebagai otoritas di daerah dimungkinkan

dapat memanfaatkan tanah-tanah Milik Negara yang belum dimanfaatkan.

Penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan terus dilakukan Pemerintah

Pusat untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau untuk

MBR, termasuk memanfaatkan tanah yang tercatat sebagai aset Kementerian

Page 51: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

41

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, aset pemerintah daerah maupun aset

ex-BPN.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan pendataan lahan

perumahan, antara lain:

Tidak lengkapnya data sekunder sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan,

dimana daftar alamat aset tanah tidak sesuai sehingga objek tanah tidak

ditemukan;

Terbatasnya informasi legalitas hak atas tanah;

Adanya okupasi tanah aset oleh masyarakat sekitar;

Tidak adanya papan informasi dan tanda batas secara permanen

(pilar/patok) pada aset tanah;

Standarisasi model input data dalam pembentukan basis data pertanahan

belum ada kesesuaian yang dapat terintegrasi dengan aplikasi yang sudah

dibangun;

Ketimpangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan (demand);

Keterbatasan kapasitas pengembang (developer) yang belum didukung

oleh regulasi yang bersifat insentif;

Pembangunan perumahan, khususnya di area perkotaan terkendala

dengan proses pengadaan tanah.

Dari hasil kegiatan identifikasi yang telah dilakukan melalui fasilitasi penyediaan

lahan, pendataan lahan yang diperoleh sampai saat tahun 2018 antara lain:

1. 754 Ha lahan yang teridentifikasi;

2. 746 Ha lahan yang terverifikasi;

3. 95.8 Ha lahan yang siap dibangun.

Dengan rincian sebagai berikut:

1. Lahan Bina Marga

a. Lahan Teridentifikasi : 36 BidangLuas : 123 Ha

b. Lahan Terverifikasi : 35 Bidang Luas : 230 Ha

c. Lahan Siap Bangun : 14 BidangLuas : 44 Ha

2. Lahan Pemerintah Daerah

a. Lahan Teridentifikasi : 35 Bidang Luas : 230 Ha

b. Lahan Terverifikasi : 30 Bidang Luas : 223 Ha

c. Lahan Siap Bangun : 9 BidangLuas : 20 Ha

Page 52: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

42 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

3. Lahan Eks BPPN (Kemenkeu)

a. Lahan Teridentifikasi : 27 BidangLuas : 385 Ha

b. Lahan Terverifikasi : 27 BidangLuas : 385 Ha

c. Lahan Siap Bangun : 3 BidangLuas : 33,4 Ha

E. Bantuan Stimulan PSU

Kebijakan pemerintah menyebutkan bahwa penyediaan Prasarana, Sarana, dan

Utilitas Umum (PSU) Rumah Umum merupakan kelengkapan dasar fisik

lingkungan fasilitas penunjang dan sarana penunjang untuk pelayanan

lingkungan perumahan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam

pembangunan perumahan secara keseluruhan. Pada pasal 6 ayat 2 UU No 1

Tahun 2011 menyatakan bahwa dalam melaksanakan pembinaan, Menteri

melakukan koordinasi lintas sektoral, lintas wilayah, dan lintas pemangku

kepentingan, baik vertikal maupun horizontal. Berdasarkan hal diatas, maka

dalam rangka mendorong pemenuhan kebutuhan rumah bagi MBR perlu

dilakukan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan juga

pelaku pembangunan perumahan. Dalam rangka mewujudkan hunian layak

huni yang didukung PSU yang memadai bagi MBR maka pembangunan Bantuan

PSU harus dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku serta memperhatikan

spesifikasi mutu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perlu adanya

monitoring dan evaluasi untuk mengetahui tahap demi tahap pembangunan

Bantuan PSU agar progres dan masalah yang terjadi di lapangan dapat diketahui

secara jelas.

Selain itu, Bantuan PSU untuk Perumahan Umum merupakan jenis belanja

barang yang hasil pelaksanaannya harus diserahterimakan kepada Pemerintah

Kabupaten/kota. Sejalan dengan ketentuan pasal 27 ayat 1 yang mengatur

tentang penggunaan barang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara untuk pembangunan bantuan PSU wajib melakukan

pengalihan PSU kepada Pemerintah Daerah atau Instansi penerima bantuan

melalui Hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wujud koordinasi yang dapat dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Umum dan

Komersial guna mendorong pelaksanaan Bantuan PSU Untuk Perumahan Umum

yaitu dengan memberikan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatannya. Hal

ini sekaligus sebagai sarana untuk menyebarluaskan dan menjaring usulan,

potensi dan permasalahan/kendala penyelenggaraan Bantuan PSU.

Page 53: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

43

Tujuan dilaksanakannya pemantauan bantuan PSU adalah untuk mengawasi

dan mengendalikan pelaksanaan bantuan PSU Rumah Umum agar dapat

dilaksanakan dengan hasil yang optimal terkait kualitas dan kuantitas, sehingga

dengan terbangunnya PSU yang sesuai dengan RAB, gambar dan spesifikasi

teknis sehingga dapat dimanfaatkan MBR.

Pelaksanaan pemantauan bantuan PSU dilakukan melalui rapat monitoring dan

evaluasi yang dimaksudkan sebagai forum bagi pemerintah daerah dan pelaku

pembangunan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran seputar pelaksanaan

Bantuan PSU dengan Kementerian PUPR. Dalam rapat ini, Pemerintah daerah

dan pengembang dapat berkontribusi untuk menyampaikan infomasi terkait

status kemajuan dan kendala masalah pembangunan fisik PSU dilapangan

kepada Dit RUK secara terbuka, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan bantuan PSU, antara lain:

1. Distribusi material yang terlambat seringkali mengakibatkan progress

pembangunan fisik mundur dari rencana yang telah ditetapkan;

2. Bantuan Stimulan PSU berlokasi jauh dan sulit diakses dari pusat kota

sehingga memerlukan waktu dan persiapan yang lebih panjang;

3. Bantuan Stimulan PSU yang sudah selesai dibangun, harus segera

diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah sebagaimana ketentuan

dalam UU No 9 tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana,

Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah, namun

prosesnya masih belum selesai;

4. Bantuan Stimulan PSU belum menyentuh perumahan yang sudah

terbangun dan terhuni lama, namun PSU-nya sudah rusak;

5. Pengajuan program bantuan pemerintah, yaitu program bantuan

prasarana, saranadan utilitas umum (PSU), memiliki beberapa

persyaratan yang dianggap cukup memberatkan, khususnya bagi pelaku

pembangunan yang memiliki modal terbatas.

Dengan adanya Informasi mengenai progress dan permasalahan dalam

pembangunan fisik PSU dapat terpetakan sejak awal, pihak Dit. RUK dapat

melakukan penanganan yang tepat, keterlambatan progress pembangunan fisik

PSU dapat terdeteksi sejak dini dan dapat segera melakukan tindak lanjut dan

penanganan yang cepat, antara lain:

Page 54: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

44 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

1. PPK agar memerintahkan penyedia jasa untuk mencari alternatif

pemasok material yang dapat mendistribusikan bahan dan alat yang

lebih cepat dan dekat dari lokasi perumahan;

2. Meminta Pemda dan SNVT untuk membantu pengawasan pelaksanaan

pembangunan bantuan stimulan PSU;

3. Perlu kebijakan baru untuk memberikan bantuan bagi perumahan yang

sudah lama;

4. Persyaratan yang lebih lunak untuk program bantuan PSU, khususnya

bagi para pelaku pembangunan yang memiliki modal terbatas, sehingga

program bantuan ini tidak saja hanya dinikmati oleh para pelaku

pembangunan yang memiliki modal yang besar.

F. Program Sejuta Rumah

Strategi untuk menyelenggarakan Program Satu Juta Rumah tersebut dilakukan

melalui penyediaan perumahan yang dibangun menggunakan APBN/APBD

maupun swasta/masyarakat itu sendiri. Pemerintah menyumbang+ 20 persen

dari total rumah yang dibangun melalui APBN/APBD, sementara sisanya

merupakan kontribusi pelaku pembangunan (pengembang) yang membangun

rumah bersubsidi sebesar +30 persen dan kontribusi pelaku pembangunan (non

subsidi) dan swadaya masyarakat sebesar +50 persen.

Dalam upaya menyelenggarakan perumahan tersebut, masih terdapat berbagai

kendala maupun permasalahan yang dihadapi Pemerintah dan seringkali malah

mengakibatkan terhambatnya program itu sendiri. Kendala dan permasalahan

tersebut meliputi kualitas rumah yang dibangun pelaku pembangunan, terkait

perizinan pembangunan perumahan, kondisi prasarana, sarana dan utlitas, dan

keterlambatan program penyediaan perumahan yang dibangun oleh

Kementerian PUPR. Untuk itu diperlukan adanya pemantauan dan pengendalian

terhadap jalannya program penyediaan perumahan tersebut untuk memastikan

setiap kendala/masalah yang muncul dapat terpetakan faktor penyebabnya dan

dapat dilakukan penanganan secara komprehensif.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam melakukan pendataan pembangunan

rumah baru, yaitu:

1. Kesulitan memperoleh data rencana maupun data realisasi

pembangunan perumahan terutama dari pelaku pembangunan, yang

disebabkan:

Page 55: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

45

- Tidak adanya kewajiban dari pelaku pembangunan tersebut untuk

melaporkan progres pembangunan perumahan yang telah

dilakukan kepada asosiasi perumahan;

- Terdapat pelaku pembangunan yang belum terdaftar sebagai

anggota asosiasi perumahan sehingga pembangunan perumahan

yang dilakukan pelaku pembangunan ini tidak terdata;

2. Belum diterapkannya PP 64 Tahun 2016 oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota yang menyebabkan:

- Masih panjangnya waktu proses perizinan sehingga menyebabkan

terlambatnya pembangunan perumahan;

- Belum tersusunnya struktur organisasi DPM PTSP secara lengkap

khususnya yang menangani perizinan dari sektor terkait;

3. Masih sulitnya calon pembeli MBR yang berprofesi

nonformal/wiraswasta untuk mendapatkan akses kredit perbankan

untuk mendapatkan rumah, meskipun program satu juta rumah

diprioritaskan untuk MBR

4. Proses pembayaran oleh perbankan kepada pelaku pembangunan atas

pembelian rumah oleh masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kredit

perbankan berlangsung lama, sementara pembayaran oleh pihak

perbankan tersebut menjadi modal pembangunan perumahan

selanjutnya. Pembiayaan dari perbankan baru dapat diterima oleh

pelaku pembangunan setelah unit-unit rumah telah terbangun serta

terjual, dan setelah ada akad jual beli rumah.

Rekomendasi yang dapat diberikanuntuk menghadapi kendala tersebut, yaitu:

1. Pemerintah memberikan kemudahan kepada anggota asosiasi atau

bantuan pemerintah dapat disalurkan melalui asosiasi perumahan.

Setelah mendapatkan akses program bantuan pemerintah, parapelaku

pembangunan ini memiliki kewajiban untuk melaporkan proses

pembangunan perumahan yang telah dilakukan baik melalui asosiasi

maupun kepada pemerintah langsung;

2. pemerintah memberikan sosialisasi yang lebih mendalam kepada

pemerintah daerah untuk segera membentuk payung

hukum/regulasi/kebijakan, sehingga DPM PTSP ini dapat segera

berfungsi secara optimal;

Page 56: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

46 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

3. Adanya kebijakan dari pemerintah khususnya untuk MBR yang

berprofesi nonformal/wiraswasta dalam bentuk jaminan bersyarat

sehingga MBR yang berprofesi nonformal/wiraswasta ini dapat

memenuhi persyaratan bantuan kredit dari perbankan;

4. Menyusun program pemerintah berupa bantuan modal pembangunan

bagi para pelaku pembangunan, khususnya pelaku pembangunan yang

membangun rumah umum bagi MBR. Pemberian bantuan modal ini

diberikan dengan syarat yang ketat, seperti rekam jejak (track record)

pelaku pembangunan yang baik, adanya bank garansi dan rekomendasi

dari asosiasi perumahan.

G. Hunian Berimbang

Hunian Berimbang merupakan bagian dari upaya penyelenggaraan

pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang berkelanjutan dan

berkeadilan dan merupakan alat/instrument/strategi dalam rangka

pengurangan backlog (penyediaan perumahan), segresi sosial (harmonisasi)

atau keduanya, untuk memenuhi rumah yang layak huni dan terjangkau

Sebagianbesar pemerintah daerah telah mengetahui dan memahami mengenai

Konsep Hunian Berimbang, namun belum memasukkan ketentuan hunian

berimbang kedalam Peraturan Daerah, sehingga ketentuan ini belum

sepenuhnya dijalankan oleh para pelaku pembangunan perumahan.Selain itu,

sampai saat ini rancangan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyattentang Penyelenggaraan Perumahan dengan Hunian Berimbang yang

merupakan perubahan peraturan Kemenpera Nomor 7 tahun 2012 dan

Kemenpera Nomor 10 2013 tentang Penyelenggaraan Perumahan dengan

Hunian Berimbangmasih dalam tahap pembahasan.

Salah satu cara agar penyelenggaraan perumahan dengan hunian berimbang

dapat diterapkan di daerah, diperlukan koordinasi dan sinergi antar seluruh

pemangku kepentingan, yakni antara pemerintah, pengembang, dan

perbankan, yaitu:

1. Pemerintah:

Membentuk komite percepatan pembangunan dan rencana tata

ruang hunian berimbang (rumah murah);

Page 57: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

47

Membuat dan menggalakkan aturan wajib membangun hunian

berimbang bagi pengembang besar, yang disertai insentif;

Membentuk Bank Tanah secepat mungkin;

2. Pengembang:

Pemanfaatan teknologi konstruksi tepat guna (kualitas prima,

harga murah);

Menciptakan win win situation dengan skala ekonomi

dibandingkan pematokan harga tinggi;

Mengimplementasikan aturan Pemerintah untuk membangun

hunian berimbang (rumah murah) sesuai proporsi;

3. Perbankan:

Memastikan pengembang terproteksi dari pergerakkan bunga;

Memberi bunga yang menguntungkan bagi MBR;

Memberi waktu periode maksimum bagi MBR.

Adapun uraian permasalahan belum berjalannya konsep penyelenggaraan

perumahan dengan hunian berimbang di daerah dikarenakan:

1. Kurangnya sosialisasi akan pentingnya pelaksanaan penyelenggaraan

perumahan dengan hunian berimbang;

2. Kurang pahamnya pemerintah daerah dan pelaku pembangunan akan

pentingnya pelaksanaan penyelenggaraan perumahan dengan hunian

berimbang;

3. Konsep hunian berimbang banyak disalahpahami sebagai hanya sekedar

menguransi backlog, padahal filosofi utamanya adalah untuk menjaga

keserasian sosial dalam masyarakat melalui hidup berdampingan

diantara beragam strata sosial dalam satu lingkungan hunian;

4. Belum adanya reward & punishment serta penegakkan hukum (law

enforcement) yang kuat dan jelas, terkait penyelenggaraan perumahan

dengan hunian berimbang di daerah;

5. Tidak terkendalinya harga tanah akibat dilepas ke pasar;

6. Konsep hunian berimbang belum terakomodasi/terinternalisasi ke

dalam skema Rencana Tata Ruang;

7. Penerapan skema hunian berimbang kurang mengakomodasi konsep

sejenis yang telah ada sebelumnya, seperti skema Kawasan Siap Bangun

(Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba).

Page 58: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

48 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Masukan untuk penerapan kebijakan hunian berimbang, antara lain:

Mempercepat proses pengesahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat tentang Penyelenggaraan Perumahan dengan Hunian

Berimbang;

Mendorong Pemerintah Daerah untuk memasukkan ketentuan Hunian

Berimbang kedalam Peraturan Daerah khusunya Penerapan hunian

berimbang di daerah melalui kontrol izin site plan;

Penerapanhunian berimbang menjadi salah satu syarat pengajuan bantuan

rumah umum (berupa PSU). Pelaku pembangunan perumahan tidak akan

memperoleh bantuan rumah umum (PSU) jika tidak melampirkan Surat

Pernyataan kesanggupan membangun dengan konsep hunian berimbang ke

dalam surat usulan mereka;

Penerapan konsep hunian berimbang perlu memperhatikan keberagaman

daerah (kearifan lokal), dan tidak menerapkan skema “one fit for all”;

Sedangkan bagi pelaku pembangunan perumahan di daerah. Disarankan juga

perlu dilakukan semacam diseminasi atau workshop terkait penerapan

hunian berimbang di daerah.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan, penerapan

kebijakan hunian berimbang berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat

Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Permukiman dengan Hunian Berimbang, sudah diterapkan di 54

kabupaten/kota dari 78 kabupaten/kota yang telah dilakukan survei lapangan.

H. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS)

Akhir-akhir ini banyak permasalahan rumah susun yang mencuat dipermukaan,

hal tersebut dikarenakan tingginya investasi rumah susun yang tidak dibarengi

dengan pengetahuan hukum yang terkait dengan rumah susun di kalangan

masyarakat luas. Sejak 5 (lima) tahun terakhir yang mewarnai hampir diseluruh

penghunian rumah susun di Jabodetabek khususnya dan Indonesia pada

umumnya, bersamaan dengan semakin maraknya pembangunan rumah susun,

muncul permasalahan pengelolaan kepenghunian seperti pembentukan

Persatuan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS). Permasalahan

yang sangat rumit dan menyita waktu berbagai pihak, termasuk masyarakat

pemilik maupun penghuni satuan rumah susun (sarusun) tersebut, antara lain

persoalan melambungnya biaya pengelolaan, layanan yang tidak maksimal oleh

Page 59: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

49

pengelola, kecurigaan pengurus PPPSRS yang diduga menjalin kerjasama

dengan pelaku pembangunan, pelaku pembangunan yang tidak beritikad baik

untuk melepaskan aset berupa bagian bersama, benda bersama dan tanah

bersama kepada pemilik setelah dilakukannya perjanjian jual beli sampai pada,

uji materiil Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Dengan telah terbitnya Permen PUPRtentang PPPSRS, Nomor 23/PRT/M/2018,

diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas dapat teratasi. Karena

dalam Permen PUPRtentang PPPSRS ini telah mengatur pembentukan pengurus

PPPSRS yang pemilihan pengurus dan pengawas PPPSRS dilakukan dengan

musyawarah dan keputusan dengan suara terbanyak, Jangka waktu struktur

organisasi PPPSRS ditetapkan selama 3 tahun untuk diadakan penggantian

kepengurusan, dan bila ada konflik diantara pengurus dan pemilik, maka akan

diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

I. Latihan

Berikan ulasan mengenai pelaksanaan pemantauan dan evaluasi bantuan PSU!

J. Rangkuman

Pelaporan dan evaluasi merupakan wujud pertanggungjawaban atas

keberhasilan dan kegagalan kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial

selama kurang lebih 11 (sebelas) bulan dimulai sejak bulan Januari sampai

dengan bulan Nopember dan disampaikan dalam bentuk laporan

penyelenggaraan kegiatan Direktorat RUK. Prinsip dari pelaksanaan

pemantauan adalah:

1. Pemantauan dan evaluasi harus dilakukan terus-menerus;

2. Pemantauan dan evaluasi harus menjadi umpan terhadap perbaikan

kegiatan program organisasi;

3. Pemantauan dan evaluasi harus memberi manfaat baik terhadap

organisasi maupun terhadap pengguna produk atau layanan;

4. Pemantauan dan evaluasi harus dapat memotifasi staf dan sumber

daya lainnya untuk berprestasi;

5. Pemantauan dan evaluasi harus berorientasi pada peraturan yang

berlaku;

6. Pemantauan dan evaluasi harus obyektif;

7. Pemantauan dan evaluasi harus berorientasi pada tujuan program.

Page 60: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

50 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 61: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

51

BAB 5

PENUTUP

Page 62: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

52 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Penutup

A. Simpulan

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, maka Penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman khususnya di Lingkungan Direktorat

Rumah Umum dan Komersial, antara lain bertujuan untuk menjamin

terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang

sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya, di Derktorat RUK selain menjalankan kebijakan yang

menjadi tugas dan fungsi, mulai dari perencanaan, penyusunan NSPK dan

fasilitasi kegiatan penyediaan tanah, fasilitasi hunian berimbang, fasilitasi

penyediaan tanah dan fasilitasi bantuan stimulan PSU, juga mendapat tugas

untuk menjalankan kebijakan Nawacita dari Bapak Presiden Jokowi yaitu

Program Satu Juta Rumah. Dimana program ini dilaksanakan dalam rangka

penyediaan rumah bagi MBR dengan target membangun rumah baru sebanyak

satu juta rumah per tahun.

B. Tindak Lanjut

Untuk mengetahui capaian kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat RUK

yang disesuaikan dengan indikator yang termuat dalam Renstra Direktorat

Jenderal Penyediaan Perumahan dan dijabarkan ke dalam Indikator Kinerja,

maka perlu dilakukan evaluasi, dimana kegiatan evaluasi kinerja Direktorat RUK

memiliki peran yang sangat strategis serta dapat memberikan informasi penting

antara lain:

1. Me-review perkembangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan

Direktorat Rumah Umum dan Komersial, sehingga dapat diidentifikasi

permasalahan yang ditemui, dalam pengelolaan dan pelaksanaan

kegiatan dan penyebabnya, serta dapat diketahui kemungkinan solusi

dalam penyelesaiannya;

2. Mengevaluasi keberhasilan/kegagalan pencapaian output/outcome

sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja;

Page 63: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

53

3. Menjelaskan pencapaian kinerja dengan ukuran keberhasilan berupa

indikator kinerja;

4. Hasil evaluasi kinerja menjadi bahan masukan bagi perbaikan kinerja

Direktorat Rumah Umum dan Komersial di tahun berikutnya terutama

mengenai kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan.

Penerapan hunian berimbang ini perlu diterapkan di seluruh daerah, sehingga

penyediaan perumahan antara perumahan umum dan komersial dapat

diselaraskan berdasarkan kebutuhan masyarakat, yang sebagian besar adalah

masyarakat berpenghasilan rendah.

Page 64: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

54 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 65: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

55

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 03 Tahun 2018

tentang Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum untuk Rumah

Umum

Page 66: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

56 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

GLOSARIUM

Bantuan

Prasarana,

Sarana, dan

Utilitas Umum

untuk perumahan

umum yang

selanjutnya

disebut Bantuan

PSU

adalah pemberian komponen psu bagi perumahan

yang membangun rumah umum berupa rumah

tunggal atau rumah deret, yang bersifat stimulan di

lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku

pembangunan

Perumahan Adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang

dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas

umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang

layak huni

Rumah

adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan

keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya

serta aset bagi pemiliknya.

Rumah Umum Rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan bagi masyarakat berpenghasilan rendah

Perumahan

Umum

adalah perumahan yang diselenggarakan untuk

memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat

berpenghasilan rendah, yang di dalamnya terdiri dari

kumpulan rumah yang dilengkapi dengan prasarana,

sarana, dan utilitas umum

Prasarana

adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan

bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan

nyaman

Page 67: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

57

Sarana

adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang

berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan

pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan

ekonomi

Utilitas Umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan

lingkungan hunian

Masyarakat

Berpenghasilan

Rendah yang

selanjutnya

disingkat MBR

adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan

daya beli sehingga perlu mendapat dukungan

pemerintah untuk memperoleh rumah

Direktorat RUK Direktorat Rumah Umum dan Komersial

Peyelenggaraan

Perumahan dan

Kawasan

Permukiman

adalah kegiatan perencanaan, pembangunan,

pemanfaatan dan pengendalian, termasuk didalamnya

pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem

pembiayaan serta peran masyarakat yang

terkoordinasi dan terpadu

Page 68: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

58 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan

Rumah Umum dan Komersial

Page 69: KATA PENGANTAR - Kementerian Pekerjaan Umum...KATA PENGANTAR Modul Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan RUK bertujuan ... Dalam rangka penerapan pencapaian good governance

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Rumah Umum dan Komersial

59

BAHAN TAYANG