i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya, Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Tahun Anggaran 2013 dapat diselesaikan. Laporan Tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja BBPOPT sebagai instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang perlindungan tanaman, khususnya dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, serta sebaagi rujukan proteksi tanaman. Dalam laporan ini berisi berbagai informasi kegiatan dan komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh BBPOPT selama tahun 2013. Pelaksanaan kegiatan dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2013. Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kegiatan yang sudah dicapai serta sebagai bahan evaluasi untuk penyempuraan lebih lanjut. Semoga kegiatan yang telah dilaksanakan dapat memberikan manfaat dan menunjang Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Sawsembada dan Swasembada Berkelanjutan, khususnya dalam bidang perlindungan tanaman melalui Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Jatisari, Januari 2014 Kepala Balai, Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM. NIP. 19560502 198202 1 001
177
Embed
KATA PENGANTAR - bbpopt.id · i . KATA PENGANTAR . Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya, Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya, Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Tahun Anggaran 2013 dapat diselesaikan. Laporan Tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja BBPOPT sebagai instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang perlindungan tanaman, khususnya dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, serta sebaagi rujukan proteksi tanaman. Dalam laporan ini berisi berbagai informasi kegiatan dan komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh BBPOPT selama tahun 2013. Pelaksanaan kegiatan dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2013. Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kegiatan yang sudah dicapai serta sebagai bahan evaluasi untuk penyempuraan lebih lanjut. Semoga kegiatan yang telah dilaksanakan dapat memberikan manfaat dan menunjang Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Sawsembada dan Swasembada Berkelanjutan, khususnya dalam bidang perlindungan tanaman melalui Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Jatisari, Januari 2014 Kepala Balai, Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM. NIP. 19560502 198202 1 001
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 76/Permentan/OT.140/11/2011, tanggal 30 Nopember 2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya. BBPOPT menyelenggarakan fungsi: a) penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; b) pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu perkembangan OPT; c) pelaksanaan dan penyusunan perumusan peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT; d) pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT); e) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT; f) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP); g) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT; h) pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; i) pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional; j) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. Sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang BBPOPT dalam mendukung Program Peningkatan Produksi. Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, pada Tahun 2013 melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Capaian kinerja kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan diukur berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan meliputi: 1) Jumlah Informasi Peramalan Serangan OPT (unit), 2) Jumlah Teknologi Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT
(Model), dan 3) Jumlah Provinsi yang Menerapkan Teknologi Pengamatan, Peramalan dan
Pengendalian OPT (Provinsi). Dukungan anggaran untuk melaksanakan kegiatan tersebut telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2013 yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2013 Nomor: DIPA-018.03.2.020072/2013 tanggal 5 Desember 2012 dengan pagu anggaran Rp. 12.500.000.000,-. Dalam perjalanannya, karena adanya perintah penghematan anggaran berdasarkan Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor 1313/KU.100/C1.1/05/2013 tanggal 15 Mei 2013 tentang Penghematan Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 dalam rangka Mengantisipasi kenaikan BBM, telah dilakaukan revisi anggaran. Pada tanggal 8 Oktober 2013 sesuai dengan Surat Pengesahan Revisi DIPA Tahun Anggaran 2013, Anggaran BBPOPT berubah menjadi Rp. 12.200.000.000,- atau mengalami revisi pengurangan sebesar Rp. 300.000.000 (2,40%).
iii
Realisasi serapan anggaran Tahun 2013 sebesar Rp. 11.815.893.016,- atau 96,85% dari pagu anggaran setelah revisi. Realisasi anggaran kurang dari 100%, namun demikian secara fisik kegiatan teknis dapat terlaksana sebesar 102,29%. 1. Gaji dan Tunjangan
Jumlah pegawai BBPOPT tercatat 93 orang PNS, dengan demikian gaji dan tunjangan pegawai secara kumulatif sebanyak 1.209 orang bulan (13 bulan x 103 orang). Pembayaran gaji dan tunjangan merupakan komponen kegiatan dari Output Kegiatan Layanan Perkantoran berupa belanja pegawai. Pagu anggaran gaji dan tunjangan Rp. 4.748.693.000,- dan realisasi sebesar Rp. 4.694.012.395,- atau mencapai 98,85%. Capaian fisik kumulatif pembayaran gaji dan tunjangan pegawai sebanyak 1.116 OB (orang bulan) atau sebesar 92,31% dari rencana 1.209 OB, karena adanya pegawai pensiun 3 orang (Ir. Purwatiningsih, Ir. Firdaus Natanegara, M.M., dan Tuti Heryanti).
2. Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Komponen kegiatan operasional dan pemeliharaan perkantoran termasuk dalam jenis belanja barang mengikat dan barang umum, meliputi 7 sub-komponen kegiatan, yaitu a) perawatan gedung kantor, b) perbaikan peralatan kantor, c) perawatan kendaraan bermotor roda-4, d) perawatan kendaraan bermotor roda-2, e) langganan daya dan jasa, f) pengadaan pakaian dinas pegawai, dan g) operasional perkantoran dan pimpinan. Operasional dan pemeliharaan perkantoran mempunyai pagu anggaran setelah revisi sebesar Rp. 791.094.000,-. Realisasi sampai dengan akhir Desember 2013 sebesar Rp. 747.089.071,- atau besarnya serapan 94,44%. Kegiatan operasional dan pemeliharaan perkantoran dapat dilaksanakan sepanjang tahun (12 bulan) dengan realisasi fisik sebesar 100,00%
3. Pengembangan Peramalan Serangan OPT Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT Tahun 2013 mempunyai tujuan memberikan dukungan pengamanan produksi dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi pengamatan, peramalan, dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (P3OPT). Kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT masuk dalam jenis belanja barang, Kegiatan teknis pengembangan peramalan serangan OPT mempunyai pagu anggaran pada Tahum 2013 sebesar Rp. 5.796.619.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 5.488.342.114,- atau 94,68% dari pagu setelah revisi. Namun demikian realisasi fisik dari kegiatan teknis pengembangan peramalan serangan OPT 116,32% lebih tinggi dari realisasi anggaran. Sisa anggaran yang dikembalikan dari kelompok kegiatan ini sebesar Rp.308.276.886,-. Besarnya sisa anggaran yang dikembalikan terutama terjadi pada Output Kegiatan Layanan Diseminasi Informasi P3OPT Rp.152.883.886,-, Pelatihan P3OPT Rp.97.653.000,-, Administrasi Pelaksanaan Kegiatan Rp.26.900.355,- dan Model Peramalan OPT Rp. 21.973.050,- Pencapaian kinerja BBPOPT sesuai dengan kegiatan utama pengembangan peramalan serangan OPT diukur berdasarkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis BBPOPT Tahun 2010-2014. Secara rinci pencapaian kinerja BBPOPT sesuai dengan indikator kinerja kegiatan dapat dilaporkan sebagai berikut:
iv
3.1. Informasi Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Pencapaian kinerja BBPOPT dalam kegiatan informasi prakiraan serangan OPT diukur berdasarkan standar indikator luas serangan OPT di lapangan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah data prakiraan luas serangan yang diberikan pada saat awal tanam/sebelum musim tanam. Evaluasi dilakukan pada akhir musim dengan membandingkan jumlah data luas serangan OPT yang dikumpulkan secara bertahap dari Koordinator Pengendali OPT (POPT) kabupaten/kota. LPHP dan UPTD-BPTPH dengan prakiraan serangannya. Secara kuantitatif indikator kinerja informasi prakiraan serangan OPT yang ditargetkan dalam Tahun 2013 berjumlah 48 unit yang diukur berdasarkan jumlah komoditas (4 komoditas; padi. jagung. kedelai dan ubi kayu), (10 OPT Padi, 7 OPT Jagung, 6 OPT Kedelai dan 1 OPT Ubi Kayu) dan disampaikan sebanyak 2 kali dalam setahun (musim kemarau 2013 dan musim hujan 2013/2014). Tingkat dan arah yang diharapkan dalam penyebaran informasi prakiraan luas serangan OPT ke daerah adalah adanya upaya serius dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam menyikapi informasi prakiraan yang didapat. Penyebaran informasi prakiraan luas serangan OPT disajikan dalam bentuk tabulasi dan peta prakiraan serangan OPT menurut provinsi di Indonesia. Angka prakiraan serangan OPT telah disebarkan dan disampaikan secara formal ke seluruh provinsi (33 provinsi) di Indonesia. a. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT MT. 2013
Evaluasi prakiraan serangan OPT utama Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu MT. 2012/2013 dan prakiraan serangan pada MT. 2013 sebagian telah didistribusikan kepada peserta daerah (provinsi) yang hadir pada saat dilaksanakan Pertemuan Evaluasi Peramalan OPT Pangan pada tanggal 24 – 26 April 2013 di Garden Permata Hotel Bandung, Jawa Barat dan sisanya melalui Jasa Pos. Evaluasi prakiraan serangan dilakukan tiap bulan dan secara kumulatif dilakukan pada akhir musim tanam.
b. Prakiraan Serangan OPT MT. 2013/2014 Angka prakiraan serangan OPT utama padi, jagung, kedelai dan ubi kayu MT. 2013/2014 disajikan pada Tabel 5, 6, 7, dan 8. Informasi prakiraan MT. 2013/2014 telah didistribusikan kepada 33 provinsi, sebagian disampaikan kepada peserta daerah (provinsi) yang hadir pada saat pelaksanaan Pertemuan Penyusunan Rumusan Peramalan OPT di Bandung pada tanggal di Gono Peruci Hotel Bandung selama 3 (tiga) hari, dari mulai tanggal 1 hingga 3 Desember 2013 dan sisanya dikirim melalui jasa Pos.
Dalam mendukung penyebaran informasi prakiraan serangan OPT dan teknologi P3OPT, BBPOPT selain menyusun prakiraan serangan OPT musiman juga melaksanakan beberapa kegiatan. yaitu: a. Data dan informasi ramalan serangan OPT pangan yang meliputi
kegiatan pengamatan keadaan lapangan secara intensif dan bimbingan pengamatan dan pengendalian pada OPT padi, jagung, kedelai dan umbi. Anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 1.625.389.000,- dan dapat terealisasi 99,88%. Target fisik 70 Data dengan realisasi 72 Data (102,86%), terdiri dari :
v
§ OPT Padi target 42 Data, realisasi 42 Data (100,00%) § OPT Jagung target 14 Data, realisasi 15 Data (107,14%) § OPT Kedelai target 12 data, realisasi 12 Data (100,00%), dan, § OPT Aneka Umbi target 2 Data, realisasi 3 Data (150,00%). Pelaksanaan kegiatan ini menjangkau 114 kabupaten/kota yang menyebar di 25 provinsi (Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggaran, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).
b. Layanan diseminasi informasi P3OPT dengan anggaran sebesar Rp. 1.144.494.000,- dengan realisasi 86,64%, sedangkan realisasi fisik mencapai 108,05%. Kegiatan ini meliputi: § Mengikuti Pameran Pembangunan Tanaman Pangan (Agrinek
Ekspo di Jakarta Convention Center; Agrifood Ekspo di Jakarta Convention Center; Hari Pangan Sedunia di Sumatera Barat, dan Pekan Peramalan OPT di Jatisari, Karawang).
§ Melaksanakan Pekan Peramalan OPT Pangan § Penerbitan Majalah/Jurnal (Vol. 12 No. 1 April 2013 dan Vol. 12
OPT utama jagung, OPT utama kedelai, dan Perbanyakan Corynebacterium) / Poster (Pengelolaan PBP, Pengelolaan WBC, Pengendalian HDB dan Pengelolaan Tikus Sawah)
§ Pengembangan Website BBPOPT § Pengembangan Optimalisasi SMS based server § Sosialisasi pengamanan produksi padi melalui siaran Radio (RRI
Bandung, Leo Cirebon, Top FM Sukoharjo, dan ADS Kotabaru, Karawang) dan Televisi (TVRI Yogyakarta, TATV Solo, dan RCTV Cirebon).
3.2. Teknologi pengamatan. peramalan dan pengendalian OPT Perlindungan tanaman merupakan suatu strategi pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang komprehensif yang meliputi pengamatan. peramalan dan pengendaliannya (P3OPT). Keberhasilan kegiatan perlindungan tanaman pangan akan sangat ditentukan oleh kualitas dari teknologi P3OPT. Untuk mendapatkan teknologi P3OPT yang baik (akurat dan aplikatif) harus didukung dengan pengembangannya yang lebih komprehensif. Terlaksananya teknologi P3OPT yang baik dapat mendukung terlaksananya kegiatan perlindungan tanaman yang efektif dan efisien serta berdaya saing. Pencapaian kinerja pengembangan teknologi P3OPT diukur dari kumulatif jumlah teknologi P3OPT yang lebih banyak dibandingkan dengan kumulatif teknologi yang didapat sebelumnya. Kegiatan ini dievaluasi berdasarkan jumlah penambahan teknologi P3OPT menurut jenis OPT, komoditas, dan model. Tingkat dan arah kinerja yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya penemuan teknologi P3OPT baru. baik jenis OPT. komoditi. model maupun perbaikan (upgrade) paket teknologi yang telah ada.
vi
Secara kuantitatif indikator kinerja pengembangan teknologi P3OPT yang ditargetkan dalam Tahun 2013 menurut Rencana Strategis sebanyak 8 (delapan) model. Namun dalam rencana kerja tahunan (RKT) menjadi 12 (duabelas) model yang diukur dari pelaksanaan kegiatan pengembangan teknologi P3OPT tingkat lapang sebanyak 8 (delapan) dan model 4 (empat) tingkat semi laboratorium. Sesuai dengan RKT Tahun 2013, Output Kegiatan Model Peramalan, komponen kegiatan Pengembangan Teknologi P3OPT Tingkat Lapang, terdiri dari kajiterap sebagai berikut: a. Metode Pengamatan hama Boleng (Cylas formicarius Fabricius) pada
Ubi Jalar (Ipomoea batata L.). b. Inventarisasi Pustaka Spektral pada OPT Utama Padi c. Efektifitas bakteri Corynebacterium dan Daun Sirih terhadap
Pengendalian Penyakit Busuk Pelepah (Sarocladium oryzae Sawada) pada Tanaman Padi
d. Pengembangan Model Peramalan OPT Utama Perusak Daun pada Tanaman Kedelai
e. Pengembangan Simulasi Model Peramalan Penggerek Batang Padi f. Pengembangan Model Peramalan Penggerek Batang pada Tanaman
Jagung g. Metode Pengamatan Penyakit Hawar Bakteri (Xanthomonas
campestris pv. manihotis) h. Operasional Pengendalian Tikus Skala Luas. Sedangkan komponen kegiatan Pengembangan Teknologi P3OPT Tingkat Semi Laboratorium terdiri dari kajiterap sebagai berikut: a. Pengaruh Umur Tanaman, Lamanya Masa Akuisisi dan Inokulasi
Aphis glycine terhadap Kemunculan Gejala Mozaik Virus pada Tanaman Kedelai
b. Pengamatan dan Pemetaan Patotipe Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi
c. Pengaruh Aplikasi Agens Hayati dan Pestisida Nabati terhadap Perkembangan Hama Utama Perusak Daun pada Tanaman Kedelai.
d. Efikasi dan Evaluasi Tingkat Parasitasi Trichogramma sp. Terhadap Penggerek Batang Padi
Dalam rangka pencapaian keluaran yang lebih baik. dalam pelaksanaan pengembangan teknologi P3OPT. BBPOPT melakukan kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangka kegiatan Inventarisasi Pustaka Spektral pada OPT Utama Padi dengan biaya dari APBN BB-POPT Tahun 2013
3.3. Penerapan teknologi P3OPT Pada Tahun 2013 sasaran BBPOPT dalam penerapan teknologi P3OPT dengan melakukan pengembangan, penyebarluasan dan bimbingan teknis secara intensif. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a. Optimalisasi sistem pelaporan cepat peringatan dini serangan OPT
melalui SMS yang meliputi kegiatan: Pengembangan optimalisasi pelaporan cepat melalui SMS Base Server (Main Server) di BBPOPT yang dapat terkoneksi secara langsung (link) dengan SMS Base Server (Mini Server) yang ada di 6 (enam) provinsi sasaran (Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur) yang meliputi 50
vii
kabupaten/kota. Pembekalan teknis operasional SMS Base Server (Mini Server) kepada petugas di 6 (enam) provinsi sasaran.
b. Bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT terdiri dari: § Bimbingan teknis petugas daerah dalam bidang pengamatan dan
pengendalian OPT disampaikan langsung melalui pertemuan/rapat/koordinasi, kegiatan gerakan di lapangan atau tidak langsung melalui siaran radio/televisi.
§ Bimbingan pengamatan dan pengendalian dilaksanakan sebagai tindak lanjut hasil pengamatan keadaan lapangan OPT pangan (padi, jagung dan kedelai).
§ Selama tahun 2013 bimbingan pengamatan dan pengendalian OPT di 11 provinsi (Sumatera Utara, Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimatan Timur).
c. Perbanyakan dan pemanfaatan produk agens pengendali hayati yang terdiri dari: § Agens Hayati Padat target 3.000 kg realisasi 100,13% dan telah
didistribusikan ke daerah sebanyak 3.003,4 Kg meliputi 26 prov. (Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Gorontalo, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Bali, NTB, NTT, dan Papua)
§ Agens Hayati Cair target 3.000 testube realisasi 110,00% dan dan telah didistribusikan ke daerah sebanyak 3.300 testtube meliputi 26 prov. (Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Gorontalo, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Bali, NTB, NTT, dan Papua).
d. Peningkatan kemampuan SDM dalam bidang P3OPT Pangan berupa Bimbingan Teknis P3OPT bagi Petugas Daerah yang dilaksanakan di BBPOPT target 60 orang (2 angkatan), realisasi 100,00% diikuti oleh Provinsi Aceh, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultra, Sulbar, Papua Barat, Papua, dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
e. Peningkatan kemampuan SDM BBPOPT dalam bidang P3OPT Pangan dengan keikutsertaan dalam diklat, pelatihan, magang, seminar dan workshop teknis di instansi lain, yaitu: § Workshop On Radar Meteorology and its Applications § Training of Trainer ( TOT ) PL 1 SLPHT § Program Magang dalam Bidang Multi Media dan Jaringan § Seminar Eppendorf-Day § Penyusunan SOP POPT § Bimtek pengadaan barang dan jasa § Pelatihan Menulis Berita § Pembinaan Karier bagi Pejabat Fungsional
f. Peningkatan kemampuan SDM untuk instansi terkait / petugas daerah dengan anggaran biaya sendiri melalui kegiatan Pelatihan/ Magang / Kunjungan / Konsultasi. sebagi berikut:
viii
4. Belanja Modal Peralatan dan Mesin. Kegiatan operasional BBPOPT berupa belanja modal terdiri dari pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi, peralatan dan fasilitas perkantoran dan pemeliharaan gedung. Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi sebanyak 43 unit, berupa komputer PC, printer, laptop, infocus dan sound system. Pengadaan lahperalatan dan fasilitas kantoran berupa pengadaan lemari, meja kursi kuliah, kursi laboratorium, pendingin ruangan, mesin potong rumput, vacum cleaner dan peralatan laboratorium berupa Spectrofotometer. Perawatan gedung dilaksanakan dalam rangka perawatan gedung seluas 8 m2. Secara fisik kegiatan ini dapat terealisasi 100%.
5. Rencana Kerja BBPOPT Tahun 2014. Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2013 telah direncanakan dan ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2013 pada tanggal 05 Desember 2013, Nomor: DIPA-018.03.2.020072/2014. Pagu anggaran Tahun 2014 sebesar Rp. 10.361.700.000,- yang meliputi Anggaran Layanan Perkantoran (Gaji, Upah dan Tunjangan Rp. 5.223.562.000,- dan Operasional Perkantoran Rp. 791.094.000,-) dan Anggaran Pembangunan/Teknis (11 output) Rp. 4.347.044.000,-. Rencana anggaran tersebut jika dibandingkan dengan TA. 2013 (setelah revisi) terdapat pengurangan sebesar Rp. 1.838.300.000,- atau 15,07%.
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………........ Xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….............. xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………........... xiii
I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
II UMUM ………………………………………………………............. 3
A. Kepegawaian dan Tata Usaha ………………….................... 5
B. Keuangan ………………………………………….................... 14
C. Rumah Tangga dan Perlengkapan ……………….................. 19
III PROGRAM DAN EVALUASI ……………………………................ 24
A. Program ……….………………………………………….......... 24
B. Pemantauan dan Evaluasi ………………..……………......... 32
IV PELAYANAN TEKNIS, INFORMASI DAN DOKUMENTASI …… 56
A. Pelayanan Teknis …………….……….………………............ 56
B. Informasi dan Dokumentasi ……….….………………........... 71
V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL …………………………… 101
VI KEGIATAN LAIN ...................................................................... 111
VII PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA ................................ 117
1. Daftar Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit Laboratoriu Agens Hayati Yang dipantau ......................................................................... 36
3 Pelaksanaan Kegiatan Data dan Informasi Ramalan Serangan OPT Pangan Selama Tahun 2013 ............................................... 55
4 Data Spesimen Penyakit Dalam Bentuk Awetan Basah di Laboratorium Fitopatologi BBPOPT Tahun 2013 ......................... 60
5 Spesimen Jamur Patogen dalam bentuk Preparat Tahun 2013 61
6 Data Varietas Padi Untuk Kegiatan Uji Embun Madu, Tahun 2013 di BBPOPT Jatatisari ...................................................................
62
7 Hasil Indentifikasi Isolat Bakteri .................................................... 64
8 Daftar Hasil Perbanyakan Varietas Indikator Penyakit HDB di BBPOPT Tahun 2013 .................................................................. 67
9 Varietas Padi Indikator Untuk Biotipe WBC, di Tanam di Rumah Kaca BBPOPT Tahun 2013 .......................................................... 68
10 Varietas Padi Indikator Untuk Tungro, di Tanam di Rumah Kaca BBPOPT Tahun 2013 ................................................................. 68
11 Varietas Padi Indikator Untuk Blas, di Tanam di Rumah Kaca BBPOPT Tahun 2013 .................................................................. 68
12 Daftar Koloni WBC di BBPOPT Tahun 2013 ................................ 69
15 Judul – judul Leaflet Yang Dicetak Pada Tahun Anggaran 2013 78
16 Jadual – Jadual Poster Yang Dicetak Pada TA. 2013 ................. 80
17 Jumlah Buletin, Poster dan Leaflet Yang Telah di Distribusikan sampai dengan Akhir Bulan Desember 2013 ................................ 82
xi
18 Kegiatan Peramalan Yang di Ikuti BBPOPT Selama Tahun 2013 84
19 Daftar Mini Server dan Main Server Sistem SMS ....................... 91
20 Komposisi Jenjang Jabatan Kelompok Fungsional BBPOPT Tahun 2013 ................................................................................ 102
21 Daftar Petugas Fungsional Yang Mengikuti Pelatihan/Workshop/ Seminar ....................................................................................... 104
22 Daftar Narasumber Pada Pelatihan di BBPOPT Tahun 2013 ...... 105
23 Daftar Narasumber di Instansi Daerah ........................................ 106
24 Judul Kegiatan Pengembangan P3OPT Tahun 2013 107
2 Pameran Hari Pangan Se Dunia di Padang (A), dan Pameran Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan di BBPOPT (B) ........ 85
3 Tampilan (konten) Website BBPOPT Versi Tahun 2013 ............. 86
4 Sebaran OPT Disajikan Dalam Peta Online Berbasis Googlemaps ................................................................................ 87
5 Submenu Serangan OPT Pada Website BBPOPT ..................... 88
6 Konten Website dengan Portal PPID Kementan Pertanian ........ 89
7 Dokumentasi Kegiatan Talk Show di Radio ADS Cikampek (A) dan Radio TOP Sukoharjo (B) ...................................................... 94
8 Dokumentasi Kegiatan Talk Show di TATV Solo ........................ 95
9 Kedatangan Bapak Wakil Menteri Pertanian RI (A), dan Kunjungan ke Stand Pameran Pada Pekan Peramalan OPT Pangan (B) ...................................................................................
99
xii
LAMPIRAN
1 Daftar Urut DUK Dalam 1 Tahun ..................................................... 121
2 Daftar Kenaikan Pangkat Reguler .............................................. 129
3 Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai BBPOPT Tahun 2013 132
4 Realisasi Pembayaran Gaji dan Tunjangan 31 Desember 2013 133
5 Rekapitulasi Hasil Kegiatan TA. 2013 .......................................... 134
6 Hasil dari Indentifikasi Sampel .................................................... 135
7 Daftar Jenis Tanaman di Kebun Koleksi BBPOPT ....................... 136
11 Daftar Distibusi Isolat Agens Hayati .............................................. 142
12 Daftar Kunjngan Pengguna ke BBPOPT Tahun 2013 ................. 143
13 Daftar Penggunan Yang Magang di BBPOPT .............................. 144
14 Daftar Penggunan Yang Melakukan Pelatihan di BBPOPT ......... 145
15 Daftar Pelanggan Yang Melakukan Konsultasi ke BBBPOPT ..... 146
16 Judul Kegiatan Pengembangan P3OPT Tahun 2014 ................. 150
xiii
47
I. PENDAHULUAN Gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama maupun penyakit
relatif tinggi setiap tahun. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara
optimal sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik berupa kehilangan
hasil, menurunkan mutu, terganggunya kontinuitas produksi, serta penurunan
pendapatan petani. Di masa depan diperkirakan gangguan OPT akan semakin
kompleks, yang antara lain akibat perubahan fenomena iklim global yang
berpengaruh terhadap pola musim/cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan
perkembangan OPT. Disamping itu permasalahan OPT akan terus muncul karena
masalah-masalah lain seperti dampak dari pemilikan lahan yang sempit, penggarap
yang bukan pemilik, terbatasnya modal, tingkat pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan petani, permasalahan irigasi, pasar dan harga produksi.
Selama Tahun 2013 Evaluasi Prakiraan OPT Utama Tanaman Padi MT. 2013
Penggerek Batang Padi (PBP) diprakirakan serangannya adalah 48.980 ha, Wereng
Batang Coklat (WBC) 30.708 ha, Tikus 60.732 ha, Tungro 3.871 ha, Blas 19.177
ha,dan BLB/Kresek 26.331 ha. Total prakiraan maksimum serangan OPT utama
padi di Indonesia MT. 2013 seluas 189.798 ha. Kejadian serangan OPT pada MT.
2013 di lapangan seluas 189.298 ha, jika dibandingkan dengan angka prakiraan
mencapai 99,74%. Realisasi tanam MT. 2013 seluas 9.748.071 ha. Prakiraan
serangan OPT utama pada tanaman Jagung di Indonesia pada MT. 2013 yaitu, lalat
bibit diprakirakan serangannya 625 ha, penggerek batang 2.024 ha, bulai 1.383 ha,
tikus 2.477 ha, penggerek tongkol 1.459 ha dan ulat grayak 775 ha. Total prakiraan
maksimum serangan OPT utama jagung MT. 2013 seluas 8.742 ha. Total kejadian
serangan OPT utama jagung di lapangan pada MT. 2013 mencapai 8.699 ha atau
99,51% dari angka prakiraan. Realisasi tanam jagung MT. 2013 mencapai 1.349.772
ha. Apabila total kejadian serangan OPT utama jagung MT. 2013 dibandingkan
dengan realisasi tanam, maka angka kejadiannya mencapai 0,64%. Prakiraan
serangan OPT utama pada tanaman kedelai di Indonesia pada MT. 2013 adalah
sebagai berikut, untuk penggerek polong diprakirakan serangannya berkisar antara
273 ha, lalat kacang 102 ha, ulat grayak 448 ha, tikus 110 ha, penggulung daun 380
ha dan ulat jengkal 444 ha. Total prakiraan maksimum serangan OPT utama kedelai
MT. 2013 di Indonesia seluas 1.757 ha. Total kejadian serangan OPT MT. 2013 di
lapangan mencapai 1.751 ha atau 99,68% dibandingkan dengan angka prakiraan.
2
Realisasi tanam MT. 2013 seluas 374.115 ha. Apabila angka kejadian serangan
OPT MT. 2013 dibandingkan dengan realisasi tanam, maka angka kejadiannya
mencapai 0,47%. Prakiraan serangan OPT utama pada tanaman ubi kayu di
Indonesia pada MT. 2013 yaitu 187 ha. Bila angka kejadian serangan OPT MT.
2013 di lapangan dibandingkan dengan angka prakiraan maka serangannya
mencapai 61,02% yaitu seluas 114 ha. Realisasi tanam MT. 2013 seluas 123.628
ha. Apabila angka kejadian serangan OPT MT. 2013 dibandingkan dengan realisasi
tanam, maka angka kejadiannya sudah mencapai 0,09%.
Sesuai dengan tugas dan fungsi BB-POPT telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2010-2014 untuk melaksanakan Kegiatan Pengembangan
Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Kegiatan tersebut secara
teknis mendukung pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berkaitan erat dengan pengembangan perlindungan tanaman,
antara lain:
a) Peningkatan kualitas pelayanan publik
b) Pengembangan teknologi perlindungan tanaman
c) Pengembangan pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT, dan dampak
perubahan iklim
d) Penguatan kelembagaan jaringan LPHP/LAH
e) Penguatan teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT
f) Peningkatan kemampuan SDM
Keluaran Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan adalah Tersedianya informasi dan model peramalan OPT sebagai
rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan dan hortikultura, diukur dari
tercapainya 3 (tiga) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), yaitu:
a) Jumlah informasi peramalan serangan OPT (unit)
b) Jumlah teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT (model)
c) Jumlah provinsi yang menerapkan teknologi pengamatan, peramalan, dan
pengendalian OPT (provinsi)
Sesuai dengan sumber daya yang tersedia, kegiatan yang telah direncanakan
secara umum dapat dilaksanakan. Selama pelaksanaan kegiatan tidak luput dari
adanya kendala dan permasalahan. Permasalahan utama dalam pelaksanaan
kegiatan ini antara lain adanya perubahan iklim global. keterlambatan diperolehnya
3
sumber data dasar untuk penghitungan prakiraan serangan, masih rendahnya
kemampuan SDM dan masih rendahnya pemahaman dan pemanfaatan informasi
peramalan serangan OPT. Dalam upaya mengatasi kendala dan permasalahan
tersebut perlu adanya peningkatan koordinasi dengan instansi terkait baik di pusat
maupun daerah dan peningkatan kemampuan SDM dalam pemahaman dan
pemanfaatan informasi peramalan.
4
II. UMUM
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 76/Permentan/ OT.140/11/2011,
tanggal 30 Nopember 2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) mempunyai tugas “Melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura”. Dalam melaksanakan
tugasnya BBPOPT menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
a) Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT,
dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;
b) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu
perkembangan OPT;
c) pelaksanaan dan penyusunan perumusan peramalan, pengamatan, dan
pengendalian OPT;
d) pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan,
dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT);
e) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan,
pengamatan, dan pengendalian OPT;
f) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP);
g) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan, dan
pengendalian OPT;
h) pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;
i) pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional;
j) pelaksanaan tatausahadanrumahtangga BBPOPT.
Susunan organisasi BBPOPT terdiri atas Kepala, Bagian Umum, Bidang Program
dan Evaluasi, Bidang Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi dan Kelompok
Jabatan Fungsional. Agar pelaksanaan peramalan serangan OPT serta tugas dan
fungsi BBPOPT lebih operasional maka pada tanggal 19 Juni 2012 telah ditetapkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 44/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Rincian
Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV pada BBPOPT.
5
Sebagai arah dan pedoman dalam pencapaian sasaran, maka disusunlah Rencana
Strategis Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (RENSTRA)
Tahun 2010 – 2014. Sebagaimana tercantum dalam Renstra, BBPOPT mempunyai Visi: “Menjadi Lembaga Terpercaya dan Pusat Pengembangan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2014”. Untuk mencapai visi yang
diinginkan pada tahun 2014, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan melaksanakan misi sebagai berikut :
a) Meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang pengamatan,
peramalan dan pengendalian OPT
b) Menciptakan model peramalan yang tepat dan akurat
c) Menciptakan metode pengamatan yang tepat dan akurat
d) Merakit dan mengembangkan teknologi pengendalian tepat guna yang efektif,
efisien dan aman
e) Menerapkan dan mengembangkan teknologi PHT spesifiklokasi
f) Meningkatkan pelayanan dan diseminasi informasi pengamatan, peramalan dan
teknologi pengendalian OPT
Urusan kepegawaian, tata usaha, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan serta
penyimpanan dan pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional
merupakan tugas Bagian Umum. Dalam melaksanakan fungsinya, Bagian Umum
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Pelaksanaan urusan kepegawaian, surat menyurat dan kearsipan.
b) Pelaksanaan urusan keuangan.
c) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
d) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum dibantu oleh Subbagian
Kepegawaian dan Tata Usaha, Keuangan serta Rumah Tangga dan Perlengkapan.
2.1. Kepegawaiandan Tata Usaha Urusan kepegawaian, surat menyurat dan kearsipan dilaksanakan oleh
Subbagian Kepegawaian dan Tata usaha, dengan uraian tugas sebagai
berikut:
a) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran
Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha.
b) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan
pengembangan pegawai.
6
c) Melakukan penyiapan bahan mutasi pegawai.
d) Melakukan penyiapan bahan pengembangan pegawai.
e) Melakukan urusan Tata Usaha Kepegawaian.
f) Melakukan penyiapan bahan penyusunan kelembagaan, ketatalaksanaan,
reformasi birokrasi, dan pengembangan pelaksanaan budaya kerja.
g) Melakukan urusan surat menyurat.
h) Melakukan urusan kearsipan.
i) Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan pimpinan baik
lisan maupun tertulis sesuai dengan bidang tugasnya.
j) Melakukan penyusunan dan penyajian laporan kegiatan serta penyusunan
pertanggungjawaban keuangan Subbagian Kepegawaian dan Tata
Usaha.
k) Melakukan penyiapan dan pemeliharaan dokumen kegiatan Subbagian
Kepegawaian dan Tata Usaha.
Urusan kepegawaian dan tata usaha BBPOPT selama tahun 2013
melaksakan akan kegiatan sebagai berikut:
2.1.1. Urusan Kepegawaian Keadaan jumlah pegawai BBPOPT pada awal tahun 2013 berjumlah 93
orang, pada akhir bulan Desember 2013 berjumlah 90 orang. Selama tahun
2013 telah terjadi mutasi pegawai sebanyak 3 orang karena pensiun sebagai
Pegawai Negeri Sipil, sehingga pada akhir tahun 2013 pegawai BBPOPT
berjumlah 90 orang (Lampiran.1). Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dalam satu
tahun dibuat dua kali yaitu bulan Juni dan Desember sesuai dengan Sistem
Informasi Pegawai (SIMPEG), sehingga pegawai yang mengalami mutasi
seperti Kenaikan Pangkat Reguler, Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah,
dan Pensiun dapat segera diinformasikan. Daftar Urut Kepangkatan ini
dilaporkan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
a. Mutasi Pegawai
Keadaan jumlah pegawai BBPOPT pada awal Januari 2013 sebanyak 93
orang, pada akhir bulan Desember 2013 berjumlah 90 orang. Secara
umum formasi kenaikan pangkat meliputi kenaikan pangkat reguler,
setiap bulan ke Sekretaris Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Selama
tahun 2013 tidak ada pengiriman barang peralatan laboratorium.
d. Untuk mengetahui sisa stok barang pestisida baik secara administrasi
dan sisa fisik di gudang, dilaksankan kegiatan pembukuan secara rutin
dan opname persediaan pestisida setiap semester. Laporan pengelolaan
pestisida disampaikan secara periodik yaitu bulanan, semesteran dan
tahunan ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Sekretariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jakarta. Selama tahun 2013 tidak
ada penerimaan dan pengeluaran pestisida.
e. Berdasarkan hasil kegiatan penghapusan barang, Subbagian Rumah
Tangga dan Perlengkapan melaksanakan kegiatan lelang barang. Pada
tahun 2013 daftar barang yang di lelang berupa peralatan dan mesin
sejumlah 599 unit.
f. Dalam rangka tertib administrasi dan menindaklanjuti hilangnya Barang
Milik Negara berupa peralatan dan mesin yaitu: sumur dengan pompa
dan AWS, Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan mengusulkan
bebas dari TGR (Tuntutan Ganti Rugi) ke Direktur Jenderal Tanaman
Pangan.
g. Menindaklanjuti Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional R.I. Nomor 186/PMK.06/2009 Nomor 24
tahun 2009 tentang Pensertifikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah,
dan pada tahun 2013 semua tanah yang dikuasai BBPOPT telah atas
nama Republik Indonesia (RI) yaitu sebanyak 11 sertifikat.
h. Melaksanakan kegiatan rekonsiliasi internal (SIMAK-BMN dan SAKPA)
sebagai bahan rekonsiliasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAI) dengan
KPPN Karawang, yang selanjutnya dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian sebagai koordinator wilayah Provinsi Jawa Barat.
24
III. PROGRAM DAN EVALUASI
Pengelolaan penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan
tugas Bidang Program dan Evaluasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang
Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana, program dan anggaran peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
b) Pelaksanaan kerjasama peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
c) Pemantauan dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
d) Penyusunan laporan hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh Seksi
Program dan Seksi Pemantauan dan Evaluasi.
3.1. Program Rincian tugas pekerjaan seksi Program sampai denga akhir Desember 2013
masih mengacu pada Keputusan Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman
Pangan Nomor : 03/Kpts/OT.140/C/01/2011 tanggal 24 November 2011 yaitu:
a. Melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data peramalan,
pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi Tanaman Pangan
dan Hortikultura;
b. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program, dan rencana kerja
peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran peramalan,
pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi Tanaman Pangan
dan Hortikultura;
d. Melakukan penyiapan bahan kerjasama peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
25
3.1.1 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Peramalan, Pengembangan Peramalan OPT, dan Rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data peramalan OPT Padi di
Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung,
Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua
Barat dan Papua.
b. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Aceh sebanyak 2 kali dan menghasilkan 10 model peramalan
OPT utama Tanaman Padi.
c. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
d. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Barat menghasilkan 10 model peramalan OPT utama
Tanaman Padi.
e. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Riau sebanyak 2 kali dan menghasilkan 6 model peramalan
OPT utama Tanaman Padi.
f. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Jambi sebanyak 1 kali dan menghasilkan 6 model peramalan
OPT utama Tanaman Padi.
g. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Bengkulu sebanyak 1 kali dan menghasilkan 10 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
h. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
26
i. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Lampung sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
j. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Banten sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model peramalan
OPT utama Tanaman Padi.
k. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Jawa Barat sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
l. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
m. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 2 kali dan menghasilkan
8 model peramalan OPT utama Tanaman Padi.
n. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi Spesipik Lokasi di
Provinsi Jawa Timur sebanyak 2 kal idan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
o. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi Spesipik Lokasi di
Provinsi Bali sebanyak 2 kalidan menghasilkan 10 model peramalan OPT
utama Tanaman Padi.
p. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 2 kali dan menghasilkan 10
model peramalan OPT utama Tanaman Padi.
q. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 1 kali dan menghasilkan 2
model peramalan OPT utama Tanaman Padi.
r. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2 kali dan menghasilkan 10 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
s. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 2 kali dan menghasilkan 6 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
27
t. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 2 kali dan menghasilkan 7 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
u. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 1 kali dan menghasilkan 10 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
v. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 2 kali dan menghasilkan 12 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
w. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 2 kali dan menghasilkan 10 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
x. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Gorontalo dan menghasilkan 6 model peramalan OPT utama
Tanaman Padi.
y. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali dan menghasilkan 6 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
z. Pengembangan Peramalan OPT Tanaman Padi spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 1 kali dan menghasilkan 8 model
peramalan OPT utama Tanaman Padi.
aa. Pengamatan Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Papua,
Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa
Timur, DI Yogyakarta, Bangka Belitung, Riau, Lampung, Sumatera
Selatan Sumatera Utara, Jambi, dan Bengkulu.
28
3.1.2 Melakukan penyiapan bahan penyusunan program, dan rencana kerja peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura a. Pelaksanaan rincian tugas Seksi Program meliputi :
v Melaksanakan Konsultasi Penyusunan Program, rencana kerja
peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi
tanaman pangan dan hortikultura dengan Instansi terkait di Pusat dan
Daerah untuk Tahun Anggaran 2014
v Melaksanakan Penyusunan Rencana Kerja/Kegiatan (Renja) Balai
Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran
2014.
v Melaksanakan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Tahun Anggaran 2014
v Melaksanakan Perbaikan/Updating Penyusunan Rencana Strategis
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun
2010 – 2014
b. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan meliputi :
v Pertemuan Koordinasi penyusunan program dan rencana lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2014
v Pertemuan Pemantapan Penyusunan Program dan rencana kerja
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2014
v Pertemuan Koordinasi Perlindungan Tanaman Pangan dalam rangka
Pengamanan sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013
v Pertemuan Evaluasi Perlindungan Tanaman Pangan dalam rangka
Pengamanan sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013
v Pertemuan Masyarakat Perlindungan Tanaman dan Hewan Indonesia
Tahun 2013 dalam rangka Pengamanan sasaran Produksi Tanaman
Pangan Tahun 2013
v Pertemuan Koordinasi Penyusunan sasaran tanaman, sasaran panen
dan sasaran produksi Tanaman Pangan Tahun 2013 tingkat pusat di
Jakarta.
29
v Pertemuan Koordinasi Penyusunan sasaran tanam, sasaran panen
dan sasaran produksi tanaman pangan tahun 2013 tingkat regional I -
V.
v Pertemuan koordinasi Pengamanan Produksi Tanaman Pangan
Tingkat Pusat di Jakarta Tahun 2013
v Bimbingan Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan ke Daerah
Binaan di Provinsi Aceh Tahun 2013
v Bimbingan Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan ke Daerah
Binaan Provinsi Kalimantan Tengah. Tahun 2013
v Bimbingan Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan ke Daerah
Binaan di Provinsi Bali Tahun 2013. 3.1.3 Melakukan Penyusunan Rencana Anggaran Peramalan, Pengembangan
Peramalan OPT, dan Rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. a) Pelaksanaan Rincian tugas Seksi Program meliputi :
v Menyusun Kegiatan Tahun 2014 (Pagu Indikatif Rencana Anggaran
tahun 2014)
v Melaksanakan Pertemuan Penelaahan dan Verifikasi Rencana
kegiatan dan Anggaran Kegiatan tahun 2014 (Draft DIPA dan POK
Rencana Anggaran Tahun 2014) dengan Biro Perencanaan
Kementerian Pertanian sebanyak 3 kali
v Melaksanakan Pertemuan Penelaahan dan Verifikasi Rencana
kegiatan dan Anggaran Kegiatan tahun 2014 (Draft DIPA dan POK
Rencana Anggaran Tahun 2014) dengan Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian sebanyak 3 kali
v Melaksanakan Penyusunan Rencana kerja dan Anggaran Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Tahun
Anggaran 2014
v Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Anggaran Kegiatan
Tahun 2014 (Pagu Sementara Anggaran Tahun 2014) dengan
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
v Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Perencanaan Anggaran Kegiatan
Tahun 2014 (Pagu Definitif Anggaran Tahun 2014)
30
v Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Anggaran Kegiatan
Tahun 2014 (Pagu Definitif Anggaran Tahun 2014) dengan Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
v Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Perencanaan Anggaran Kegiatan
Tahun 2014 (Pagu Definitif Rencana Anggaran Tahun 2014)
v Melaksanakan Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Balai
Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran
2014.
v Melaksanakan Penyusunan Rincian Alokasi Biaya (RAB) Kegiatan
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun
Anggaran 2014.
v Melaksanakan Koordinasi Penyusunan Rencana Penarikan Anggaran
BBPOPT Tahun 2014
v Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Anggaran DIPA dan
Anggaran kegiatan BBPOPT Tahun 2014 dengan Direktorat Jenderal
Anggaran Kementerian Keuangan. b) Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, tentang program dan perencanaan, seperti :
v Pertemuan Koordinasi Perencanaan Anggaran Kegiatan Tahun 2014
(Pagu Sementara Anggaran tahun 2014)
v Pertemuan Koordinasi Penandatanganan Pertemuan Koordinasi
Penyusunan Rencana kegiatan dan anggaran Kementerian/Lembaga
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
v Pertemuan Pemantapan Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
Kementerian/Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
v Pertemuan Koordinasi/Sinkronisasi Program Pembangunan Tanaman
Pangan Tahun 2014
v Pertemuan Koordinasi Perencanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman
Pangan Tahun 2014
v Pertemuan Sosialisasi Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementeriaan/Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
v Pertemuan Koordinasi Perencanaan Anggaran Kegiatan Tahun 2014
(Usulan Rencana Anggaran Tahun 2014)
31
3.1.4 Melaksanakan Kerjasama Peramalan OPT, Pengembangan Peramalan OPT, dan Rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Seksi Program telah melaksanakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan
penyusunan program, rencana kerja peramalan, pengembangan peramalan
OPT, dan rujukan proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
a. Pelaksanaan rincian tugas Seksi Program meliputi :
· Melaksanakan Konsultasi Penyusunan Program, rencana kerja
peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi
dan sasaran produksi tanaman pangan tahun 2013 tingkat regional I -
V.
· Pertemuan koordinasi Pengamanan Produksi Tanaman Pangan
Tingkat Pusat di Jakarta
· Bimbingan Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan ke Daerah
Binaan di Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, dan Bali.
3.1.5 Melaksanakan Kerjasama Peramalan OPT, Pengembangan Peramalan OPT, dan Rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Pada Tahun 2013, Seksi Program telah melaksanakan serangkaian kegiatan
yang terkait dengan pelaksanaan kerjasama peramalan OPT, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura,
meliputi :
a. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat
b. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Timur
c. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara
d. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Gorontalo
e. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan
f. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Utara
33
g. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
h. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah
i. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
j. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi
k. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara
l. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Bangka Belitung
m. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
n. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
o. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
p. Pelatihan Peramalan dan Pemetaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
pada Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Tengah
q. Kerjasama dengan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
untuk Studi/Kajian Hawar Daun Bakteri di Kabupaten Karawang.
r. Kerjasama dengan BPPT untuk Studi/Kajian Hama Wereng Batang
Coklat di Kabupaten Sukoharjo.
34
s. Kerjasama dengan BPPT untuk Studi/Kajian Hama Wereng Batang
Coklat di Kabupaten Pemalang.
t. Kerjasama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPTPH) Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian Pengembangan Model
Pengamatan Hama Tungau Merah pada Ubi Kayu di Kabupaten
Sukabumi
u. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Cianjur
v. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Cirebon
w. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Indramayu
x. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Sumedang
y. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Subang
z. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Majalengka
aa. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Bekasi
bb. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Timur untuk Studi/Kajian
Pengembangan Teknologi Pengendalian Virus Mosaik pada Tanaman
Kedelai di Kabupaten Jombang
cc. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Timur untuk Studi/Kajian
Pengaruh Aplikasi Beberapa Agens Hayati terhadap Populasi Penggerek
Tongkol dan Penyakit Hawa daun Jagung di Kabupaten Sidoarjo
35
dd. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Ngawi
ee. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat untuk Studi/Kajian
Pengembangan Pemetaan OPT Tanaman padi berdasarkan Informasi
Cuaca dan Iklim di Kabupaten Tasikmalaya
ff. Kerjasama dengan BPTPH Provinsi Jawa Tengah untuk Studi/Kajian
Pengembangan Model Peramalan Ulat Grayak dan Ulat Polong pada
Tanaman Kedelai di Kabupaten Cianjur
gg. Kerjasama dengan Konsultan Manajemen (Nadya Consultant) untuk
Tumbuhan (BBPOPT). Hasil kerjasama secara detail disajikan dalam
dokumen Rancangan Akreditasi BBPOPT
3.2. Pemantauan dan Evaluasi Tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi serta
penyusunan hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan
proteksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan tugas Seksi
Pemantauan dan Evaluasi dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran
Seksi Pemantauan dan Evaluasi.
b. Melakukan penyiapan bahan pemantauan hasil peramalan,
pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan
dan hortikultura.
c. Melakukan penyiapan bahan evaluasi hasil peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
d. Melakukan penyusunan laporan kegiatan BBPOPT.
e. Melakukan penyiapan bahan perencanaan pelaksanaan dan pelaporan
Sistem Pengendalian Intern (SPI) Tim Satuan Pelaksana Pengendalian
Intern.
f. Melakukan penyiapan bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksanaan
(LHP) BBPOPT.
g. Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan pimpinan baik
lisan maupun tertulis sesuai dengan bidang tugasnya.
36
h. Melakukan penyusunan dan penyajian laporan kegiatan serta penyusunan
pertanggungjawaban keuangan Seksi Pemantauan dan Evaluasi.
i. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kegiatan Seksi
Pemantauan dan Evaluasi.
Sesuai dengan uraian tugasnya, Seksi Pemantauan dan Evaluasi pada
Tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
3.2.1. Pemantaun hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Pemantauan hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan
proteksi tanaman pangan dan hortikultura dilakukan melalui beberapa
kegiatan, secara rinci disajikan sebagai berikut:
a. Pemantauan Mutu Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit dan Agens
Hayati
Dalam rangka mengevaluasi mutu Laboratorium Pengamatan Hama dan
Penyakit /Laboratorium Agens Hayati (LPHP / AH) saat ini, maka pada
tahun 2013 telah melaksanakan pemantauan 24 Laboratorium yang
menyebar di 8 provinsi. Hasil pemantauan dan evaluasi disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/ Laboratorium Agens Hayati yang dipantau
No. Provinsi LPHP/LAH Petugas pelaksana Kelas Mutu
LPHP/LAH
1.
Aceh Peureulak Memed Jamhari, SST. D
Pulo le Memed Jamhari, SST. C
2. Sumatera Utara Medan Nurpiah C
Padang Balangka Samsu C
3. Jawa Tengah Ungaran Tei Srimulyati B
4. Bali Tangguwisi Fitrah Rahmatullah C
Celuk Fitrah Rahmatullah C
5. Lampung Trimurjo Aam Mulyani, SE. D
Gadingrejo Aam Mulyani, SE. D
37
1 2 3 4 5
6. Sumatera Selatan
Suka Rame Aam Mulyani, SE. D
Belitang Aam Mulyani, SE. C
7. Sumatera Barat Bandar Buat Kurnaen B
Bukit Tinggi Kurnaen C
8. Sulawesi Tengah
Biromaru Fitrah Rahmatullah C
Dolago Fitrah Rahmatullah C
9. Sulawesi Utara Manado Edi Suwardiwijaya, SP. C
10. Sulawesi Tenggara
Kendari Nurpiah C
Lambuya Aris Sutoaji D
11. Gorontalo Gorontalo Edi Suwardiwijaya, SP. C
12. NTB Narmada Aris Sutoaji C
13. Kalimantan Timur
Samarinda Memed Jamhari,SST. E
14. Jambi Kayu Aro Samsu D
Sie Tiga Samsu C
15. Banten Cangring Aam Mulyani, SE. D
b. Pemantauan Kegiatan Lapang Balai Besar Peramalan OPT
Pengembangan P3OPT Tingkat lapangan
Kegiatan pemantauan dilaksanakan meliputi kegiatan; Pemantauan kajian,
Pemantauan kepuasan pelanggan Produk Jasa BBPOPT, Pemantauan
pemanfaatan produk agens hayati cair dan padat.
1) Pemantauan kegiatan kajian/ model peramalan OPT dilaksanakan 8
kali sejak bulan Februari sampai bulan Desember 2013 sesuai jumlah
model kajian tingkat lapang.
2) Pemantauan kepuasan pelanggan dilaksanakan di 15 provinsi dan 24
LPHP/LAH dengan sasaran petugas pertanian yang pernah melakukan
dan atau menggunakan produk jasa BBPOPT, berupa: Teknologi
Pengamatan, Peramalan dan Penegndalian OPT(P3OPT), bahan
publikasi, dan system layanan publik BBPOPT. Jumlah responden
yang terjaring sebanyak 69 orang, dengan hasil sebagai berikut :
· Tidak mengetahui produk jasa BBPOPT 18,81%;
· Mengetahui 36,54%;
38
· Memahami 18,97%;
· Menerapkan 19,96%; dan
· Mengembangkan 8,72%.
3) Untuk mengetahui pemanfaatan produk pengendali hayati dari
BBPOPT yang didistribusikan kedaerah dilakukan pemantauan, ke
daerah yang menerima bantuan produk tersebut. Hasil evaluasi dari
pemanfaatan produk pengendali hayati secara umum mempunyai
respon yang sangat baik dari penerima bantuan. Hal ini terlihat dari
banyaknya minat petani/kelompok tani untuk memperbanyak agens
hayati secara mandiri. Kendala yang dihadapi oleh petani/kelompok
tani dalam perbanyakan agens hayati adalah tidak tersediannya isolat.
Sehubungan dengan hal tersebut, penyediaan isolat agens pengendali
hayati dari pemerintah / instansi terkait menjadi penting.
3.2.2. Evaluasi hasil peramalan dan pengembangan peramalan serangan OPT pangan dan hortikultura. Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT Tahun 2013 mempunyai
tujuan memberikan dukungan pengamanan produksi dan pemasyarakatan
teknologi pengamatan, peramalan, dan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan (P3OPT). Kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT
merupakan kegiatan teknis yang terdiri dari 11 (sebelas) output kegiatan,
yaitu:
1). Rancangan Kerja BBPOPT; 2).Data dan informasi ramalan serangan OPT
Pangan; 3). Operasional laboratorium pengelolaan OPT; 4). Produk agens
pengendali hayati padat; 5). Produk agens pengendali hayati Isolat; 6). Model
peramalan OPT; 7). Layanan desimininasi P3OPT; 8). Penerapan dan
pengembangan peramalan OPT; 9). Pelatihan P3OPT Pangan; 10).
Administrasi pelaksanaan kegiatan; 11). Laporan kegiatan pengembangan
peramalan serangan OPT; 12). Layanan perkantoran; 13). Perangkat
pengolah data dan komunikasi; 14). Peralatan dan fasilitas perkantoran; dan
15). Gedung/bangunan
Pagu anggaran kegiatan teknis pengembangan peramalan serangan OPT
tahun 2013 sebesar Rp. 6.660.213.000,- (Enam Milyar Enam Ratus Enam
Puluh Juta Dua Ratus Tiga Ribu Rupiah) dengan realisasi Rp.
39
6.276.106.010,- (Enam Milyar Dua Ratus Tujuh Enam Juta Seratus Enam
Ribu Sepuluh Rupiah) dengan sisa anggaran Rp. 384.106.981 (Tiga Ratus
Delapan Puluh Empat Juta Seratus Enam Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Satu Rupiah), Realisasi fisik kegiatan teknis pengembangan peramalan
serangan OPT mencapai 102,29%, lebih tinggi dari realisasi anggaran. Sisa
anggaran tersebut di atas terutama diakibatkan tidak keseluruhan anggaran
kegiatan terserap antara lain layanan diseminasi informasi P3OPT dan
pelatihan pengamatan peramalan dan pengendalian OPT.
Pencapaian kinerja BBPOPT sesuai dengan IKK dapat dilaporkan secara rinci
sebagai berikut:
1). Informasi prakiraan serangan OPT disampaikan kepada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura atau Unit Pelaksana Teknis Daerah
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH)
Provinsi. Informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar dalam
menyusun strategi dan antisipasi serta koordinasi dalam peningkatan
kewaspadaan (peringatan dini) terhadap serangan OPT dan kesiapan
dini untuk menyusun upaya antisipasi. Dengan strategi dan antisipasi
serta koordinasi dimaksud akan menghasilkan keluaran berupa
berkurangnya luas serangan OPT dengan terkendalinya perkembangan
populasi dan serangan OPT di lapangan. Prakiraan serangan OPT
dimaksud adalah menghitung prakiraan luas serangan OPT berdasarkan
jenis OPT. komoditi dan luas (ha) dengan menggunakan model prakiraan
OPT (musiman) yang dikembangkan oleh BBPOPT berdasarkan data
luas serangan OPT musim sebelumnya.
2). Pencapaian kinerja BBPOPT dalam kegiatan informasi prakiraan serangan
OPT diukur berdasarkan standar indikator luas serangan OPT di
lapangan lebih rendah dibandingkan dengan data prakiraan luas
serangan yang diberikan pada saat sebelum musim tanam. Evaluasi
dilakukan pada akhir musim dengan membandingkan data luas serangan
OPT yang dikumpulkan secara bertahap dari Koordinator Pengendali
OPT (POPT) kabupaten/kota. LPHP dan UPTD-BPTPH dengan prakiraan
serangannya.
3). Secara kuantitatif indikator kinerja informasi prakiraan serangan OPT yang
ditargetkan dalam Tahun 2013 berjumlah 42 unit yang diukur berdasarkan
40
jumlah komoditas (4 komoditas; padi. jagung. Kedelai dan ubi kayu), (7
OPT Padi, 7 OPT Jagung, 6 OPT Kedelai dan 1 OPT Ubi Kayu). dan
disampaikan sebanyak 2 kali dalam setahun (musim kemarau 2013 dan
musim hujan 2012/2013). Tingkat dan arah yang diharapkan dalam
penyebaran informasi prakiraan luas serangan OPT ke daerah adalah
adanya upaya serius dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam menyikapi
informasi prakiraan yang didapat. Penyebaran informasi prakiraan luas
serangan OPT disajikan dalam bentuk tabulasi dan peta prakiraan
serangan OPT menurut provinsi di Indonesia.
4). Angka prakiraan serangan OPT telah disampaikan secara formal ke
seluruh provinsi (33 provinsi) di Indonesia. Angka prakiraan serangan
OPT utama Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu pada MT. 2013
didistribusikan melalui Jasa Pos. Evaluasi prakiraan serangan dilakukan
tiap bulan dan secara kumulatif dilakukan pada akhir musim tanam a. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT. 2013.
Prakiraan serangan OPT utama pada tanaman padi di Indonesia MT.
mengikuti Instruksi Kerja (IK) Penanganan Sampel yang telah dibuat
oleh Fungsional.
Pada tahun 2013 sampel yang telah teridentifikasi oleh Fungsional
pelaksana identifikasi sampel sebanyak 11 sampel. Hasil dari
identifikasi sampel terdapat pada Lampiran 6.
b) Operasional Laboratorium Entomologi Kegiatan di laboratorium Entomologi tahun 2013, yaitu pembuatan
spesimen hama dan musuh alami, dan kegiatan uji embun madu. a. Uji Embun Madu
Kegiatan uji embun madu tahun 2013 dilakukan sebanyak 2 kali, untuk
2 koloni (Lampung Timur dan Cirebon). Daftar varietas padi yang
digunakan untuk kegiatan uji embun madu, terdapat pada tabel berikut. Tabel 6. Data Varietas Padi Untuk Kegiatan Uji Embun Madu, Tahun
2013 di BBPOPT, Jatisari. No Varietas Waktu
1 IR 42 27 Desember dan 30 Desember 2013 2 Ciliwung 27 Desember dan 30 Desember 2013 3 Silogonggo 27 Desember dan 30 Desember 2013 4 Inpari 13 27 Desember dan 30 Desember 2013 5 Ciherang 27 Desember dan 30 Desember 2013 6 WAB 27 Desember dan 30 Desember 2013 7 Situ Bagendit 27 Desember dan 30 Desember 2013 8 Cigeulis 27 Desember dan 30 Desember 2013 9 Cibogo 27 Desember dan 30 Desember 2013 10 Intani 27 Desember dan 30 Desember 2013 11 Inpari 6 27 Desember dan 30 Desember 2013 12 Cisadane 27 Desember dan 30 Desember 2013 13 Mekongga 27 Desember dan 30 Desember 2013 14 Sarinah 27 Desember dan 30 Desember 2013 15 Pelita 27 Desember dan 30 Desember 2013 16 Sintanur 27 Desember dan 30 Desember 2013
63
Pengujian embun madu tidak dapat dilaksanakan untuk semua koloni
karena Wereng Batang Coklat (WBC) yang di rearing di rumah kaca
diduga terkontaminasi virus atau tidak murni. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemurnian terhadap WBC. Pemurnian WBC dapat
menggunakan tanaman genjer. b. PembuatanSpesimen Hama dan Musuh Alami
Pembuatan spesimen hama dan musuh alami di laboratorium
Entomologi, tahun 2013, diambil dari tanaman Kedelai. Jumlah
spesimen yang dibuat sebanyak 6 boks spesimen, yang terdiri dari
spesimen hama yang berisi: Penghisap polong kedelai, perusak daun
Tabel 11. Varietas Padi Indikator untuk Blas, di Tanam di Rumah
Kaca BBPOPT Tahun 2013. No. Varietas Padi Jumlah (Pot) Produksi (Gram) 1. Asahan 5 109,10 2. Cisanggarung 5 110 3. Cisadane 5 112 4 Kencana Bali 5 124 5. IR-64 5 96,2 6. Cisokan 5 88,7 7. Krueng Aceh Belum panen
2. Rearing Wereng Batang Coklat (WBC)
Rearing WBC bertujuan untuk mendapatkan WBC yang bebas dari
pengaruh pestisida dan juga untuk koleksi WBC (koleksi koloni WBC).
Koloni WBC yang di pelihara di rumah kaca BBPOPT Jatisari, diambil
dari beberapa daerah.
Selama tahun 2013 telah dilakukan rearing WBC dari 7 koloni. Hasil
rearing koloni WBC di rumah kaca seperti terlihat pada tabel berikut.
69
Tabel 12. Daftar Koloni WBC di BBPOPT Tahun 2013.
No. Koloni Waktu Rearing
1. Cirebon Desember 2. Bantul Desember 3. Cianjur Desember 4. Sukoharjo Mei – Desember 5. Gresik Juli – Desember 6. Lampung Timur Desember 7. Sidoarjo September – Desember
3. Pemeliharaan tanaman lain Selain memelihara padi, kegiatan di rumah kaca juga memelihara
tanaman budidaya lainnya. Jenis tanaman yang dibudidayakan antara
Tanaman Pangan Tahun 2013 Surat Pembaca Menanyakan tentang Pengelolaan Burung Hantu sebagai Predator
Hama Tikus Sawah. Info Peramalan Prakiraan Serangan 7 OPT Padi pada MK.2013 Stop Press Menuju Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan Fokus/Info Khusus Rencana Aksi P2BN Tahun 2012 – 2014 Menuju Surplus Beras 10
Juta Ton 2014 Kartun Petugas POPT yang Sedang Memandu Petani dalam Pengamatan
di sawah Intermezzo Kotoran Sapi Rasa Vanila Teknologi Perlintan Atasi Penyakit Blas Pada Tanaman padi Mimbar Proteksi Penyakit Busuk Batang Bakteri Pada Jagung di Pulau Lombok Topik Utama Ketahanan Pangan dan Kebutuhan Indonesia Reportase SBY Panen Padi di Karawang Liputan Khusus Agrinex Expo 2013
76
Topik Judul Kolom Nabati Paitan Bahan Alternatif Bio Pestisida Resep Tradisional Atasi Diabetes Melitus Klinik Tanaman Konsultasi/menanyakan tentang PGPR Sketsa Figur Seorang Petugas POPT yang Mengembangkan AH
Pada Edisi 2/2013 Buletin Peramalan (Vol. 12 No.2 Hal 1-38 Karawang
November 2013), dengan fokus informasi Pelaksanaan Pekan
Peramalan OPT Tanaman Pangan. Penyelenggaraan kegiatan Pekan
Peramalan OPT Tanaman Pangan yang dilaksanakan oleh BBPOPT
merupakan salah satu wujud partisipasi dalam mendukung Program
P2BN, yaitu dengan melakukan sosialisasi berbagai teknologi praktis
untuk penanganan OPT baik melalui teknologi pengamatan, peramalan
OPT dan penerapan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan.
Penyelenggaran kegiatan Pekan Peramalan OPT ini telah melibatkan
berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan bidang perlindungan tanaman. Berikut ini adalah outline Buletin Peramalan edisi
2/2013 dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Outline Buletin Peramalan Edisi 2/2013
Topik Judul Catatan Redaksi Wakil Menteri Pertanian (Dr. Rusman Heriawan) dalam Rapat
Surat Pembaca Menanyakan Bagaimana Tanda Serangan Aphis, Bioekologi, dan Cara Pengendaliannya.
Info Peramalan Prakiraan Serangan OPT Utama Padi pada MH.2013/2014 Teknologi Perlintan Paket Pengendalian OPT Utama Padi
Atasi Kepinding Tanah Waspadai Penyakit Gosong Palsu
Reportase Berdayakan Pangan Lokal Untuk Capai Kemandirian Pangan Info Khusus Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, yang dilaksanakan
di Jatisari 26 – 30 Agustus 2013 Klinik Tanaman Hama Apa yang Menyerang Pada Tanaman Kedelai Muda Kliping Berita Panen Sayuran Di Tanah Marjinal Album Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan Mimbar Proteksi Kiat Jitu Atasi Wereng Kolom Nabati Racikan Pesnab Atasi Hama Wereng Profil Petani Merajut Asa Lewat Agens Hayati Agro Iptek Mengintip Daun Padi “ Kegiatan Spektral Daun Tanaman Padi
Akibat Serangan Wereng Batang Coklat”
77
Selanjutnya dapat dilihat Cover Buletin Peramalan OPT Edisi 1/2013 dan Edisi 2/2013 di bawah ini
Gambar 1. Cover Buletin Peramalan OPT Edisi 1/2013 (kiri) dan Edisi
2/2013 (kanan) 4.2.3. Pembuatan Leaflet dan Poster
Leaflet/poster merupakan salah satu bentuk media cetak yang
ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada pengguna dengan
bentuk penyampaian yang ringan dan komunikatif serta berisi informasi
yang aplikatif, jelas, padat, dan singkat. Dengan gaya penyampaian
yang ringan dan bahasa yang mudah dimengerti, pembaca (petani,
petugas) leaflet/poster dapat mentransformasikan apa yang
disampaikan di dalamnya sebagai panduan untuk melaksanakan
kegiatan sehari-hari dibidang perlindungan tanaman.
Pencetakan leaflet dan poster pada tahun 2013 dilakukan dalam 2
(dua) tahap yaitu pada bulan April dan Oktober 2013, dengan
pertimbangan waktu tersebut adalah awal musim pertanaman baru.
Selain itu banyaknya permintaan oleh petani maupun petugas terkait
dengan kondisi pertanaman dengan munculnya berbagai jenis OPT
yang menjadi permasalahan di lapangan. Leaflet dan poster yang telah
dipublikasikan oleh Balai Besar Peramalan OPT pada tahun 2013
tercantum pada Tabel 15 dan 16.
78
Tabel 15. Judul-judul Leaflet yang Dicetak Pada Tahun Anggaran 2013
No. Judul Penyusun Abstrak Jml
(lbr)
1.
Yoyo K. Dianto M.S, Achmad Imroni Urip Slamet R.
Kemampuan Wereng Batang Coklat (WBC) sangat tinggi, bertelur banyak (100 – 600 butir). Laju perkembang- biakan pada varietas peka dengan lingkungan optimum dalam satu musim tanam dapat mencapai 2.000 kali. Demikian pula pengaruh faktor iklim mikro yang lembab dan hangat. Tidak hanya musim hujan tetapi musim kemarau yang basah menjadi pendorong perkembangan dan ledakan WBC
2.350
2.
Yadi Kusmayadi Ketut Suarsana Urip Slamet R.
Tikus sawah merupakan salah satu hama utama padi, menyerang sejak pada persemaian sampai menjalang panen. Oleh karena itu strategi pengendalian tikus dilaksanakan pada saat persiapan tanam (persemaian dan pengolahan tanah sawah). Upaya tanam serentak pada satuan hamparan yang luas merupakan prasyarat penerapan PHT tikus untuk lebih efektif dan efisien.
2.350
3.
Cahyadi Irwan Nur Ikhsan Ani Widarti Urip Slamet R.
Corynebacterium merupakan salah satu agen hayati yang benyak dikembangkan untuk mengendalikan/menekan perkem- bangan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau kresek yang disebabkan oleh bakteri patogen Xanthomonas oryzae. Aplikasi dilakukan mulai dengan perendaman benih selama 15 menit dan penyemprotan bibit di persemaian. Selanjutnya penyemprotan pada pertanaman dilakukan pada umur 14, 28 dan 42 hst.
2.350
79
No. Judul Penyusun Abstrak Jml
(lbr)
4.
Yadi Kusmayadi Yoyo K. Urip Slamet R.
Serangan Penggerek Batang Padi (PBP) akan menimbulkan gejala sundep, jika menyerang tanaman padi pada masa vegetatif. Pucuk batang padi menjadi kering, berwarna kuning dan mudah dicabut. Jika batang padi digerek pada waktu tanaman berbunga (masa generatif), bulir menjadi hampa disebut gejala beluk.
2.350
5.
Urip Slamet R.
OPT merupakan salah satu penyebab penurunan produksi pada komoditi jagung. OPT utama yang banyak menyerang jagung diantaranya Penggerek Batang Jagung, Ulat Grayak dan Penggerek Tongkol. Kerusakan akibat serangan ke 3 OPT tersebut dapat mencapai kerugian sampai 80 %. Penanganan yang dapat dilakukan mulai dengan sanitasi lahan, pengolahan tanah intensif, pemanfaatan agens hayati, dan pengamatan secara berkala.
2.350
6
M. Antulat T. Wayan M. Urip Slamet R.
Kedelai merupakan salah satu komoditi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Namun untuk mencapai swasembada, banyak mengalami kendala terutama oleh serangan OPT utama. Serangan OPT yang terjadi pada pertanaman kedelai ditemukan pada mulai periode tanaman muda hingga saat fase pemasakan polong bahkan menjelang panen atau pengeringan biji.
2.350
80
Tabel 16. Judul-judul Poster yang Dicetak Pada TA. 2013
No. Judul Poster Penyusun Abstrak Jml
(lbr)
1.
Urip Slamet R Cahyadi Irwan
Pengendalian penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB), dilakukan mulai dari pratanam melalui sanitasi tanaman inang (tanaman yang sakit), perendaman benih dengan Corynebacterium dengan dosis 5 cc/liter selama 15 menit. Pada pertanaman dapat dilakukan aplikasi dengan menggunakan Corynebacterium pada umur 14, 28 dan 42 hst.
630
2.
Urip Slamet R Yadi K.
Tikus merupakan hama utama padi, menyerang sejak pada persemaian sampai menjalang panen. Oleh karena itu strategi pengendalian tikus dilaksanakan mulai saat persiapan tanam (pengolahan tanah/persemaian), tanaman muda, tanaman tua (primodia) dan pemasakan bulir. Upaya tanam serentak pada satuan hamparan yang luas merupakan prasyarat penerapan PHT tikus untuk lebih efektif dan efisien.
630
3.
Urip Slamet R, Yoyo K.
Untuk keberhasilan dalam pengendalian Penggerek Batang Padi (PBP) dapat dilakukan mulai dari persemaian dan tanaman muda dengan melakukan pengumpulan kelompok telur, eradikasi selektif tanaman terserang (pencabutan sundep) bila memungkinkan atau pencabutan gejala beluk segar sampai bagian bawah malai. Dan penggunaan insektisida yang diijinkan bila beluk di atas 10 %.
630
81
No. Judul Poster Penyusun Abstrak Jml
(lbr)
4.
Urip Slamet R.
Wereng Batang Coklat (WBC) memilik laju perkembangbiakan yang sangat tinggi khususnya pada varietas peka dengan lingkungan optimum. Fase tanaman muda (< 40 hst) merupakan fase kritis Tanaman yang terserang berat WBC perlu dilakukan seleksi/eradikasi. Penggunaan insektisida efektif untuk WBC, harus terdaftar dan diijinkan untuk tanaman padi. Aplikasi pada saat mencapai ambang pengendalian populasi ≥ 10 ekor/rumpun pada tanaman berumur < 40 hst.
630
4.2.4. Distribusi Bahan Publikasi Majalah, Poster, Leaflet dan Brosur
Distribusi atau penyaluran bahan publikasi tersebut dimaksudkan agar
informasi yang terkandung dalam setiap bahan publikasi terutama
dibidang perlindungan tanaman dapat sampai tepat ke sasaran, yaitu
kepada para pelanggan seperti petani, petugas lapang, peneliti,
mahasiswa dan masyarakat umum lainnya yang membutuhkan.
Pendistribusian dilakukan dengan berbagai cara, diberikan langsung
kepada petani atau petugas saat kunjungan ke lapangan; diberikan
saat studi banding, latihan, kunjungan ataupun magang di BBPOPT;
dibagikan saat mengikuti berbagai kegiatan pameran pembangunan
pertanian dan kegiatan perlindungan tanaman lainnya; dan
didistribusikan secara kedinasan ke 33 BPTPH se-Indonesia. Distribusi
bahan publikasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17
82
Tabel 17. Jumlah Buletin, Poster, dan Leaflet yang telah Didistribusikan s/d Akhir Bulan Desember 2013
No Judul Majalah Jumlah yang Dicetak (Eks)
Terdistribusi ( Eks)
Sisa (Eks)
1 Buletin Peramalan OPT Vol.11 No. 1 Hal. 1 – 38 Karawang, April 2013
715
661
54
2 Buletin Peramalan OPT Vol.11 No. 2 Hal. 1 – 38 Karawang, November 2013
690
60
630
No Judul Leaflet Jumlah yang Dicetak (Eks)
Terdistribusi ( Eks)
Sisa (Eks)
1 Wereng Batang Coklat 2.350 1.864 486
2 Pengendalian Tikus Sawah 2.350 2009 341
3 Perbanyakan Corynebacterium
2.350 1887 463
4 Penggerek Batang Padi 2.350 60 2.290
5 Hama Utama Kedelai 2.350 60 2.290
6 Hama Utama Jagung 2.350 60 2.290
No Judul Poster Jumlah yang Dicetak (Eks)
Terdistribusi ( Eks)
Sisa (Eks)
1 Pengendalian Hawar Daun Bakteri
630 537 93
2 Pengelolaan Tikus Sawah 630 514 116
3 Pengelolaan Wereng Batang Coklat
630 60 570
4 Pengelolaan Penggerek Batang Padi
630 60 570
83
No. Judul Brosur Jumlah yang Dicetak (Lbr)
Terdistribusi (Lbr)
Sisa (Lbr)
1 Pengelolaan Penyakit Hawar Daun Bakteri
3.000 2.707 293
2 Perbanyakan Parasitoid Trichogramma sp.
3.000 2.707 293
3 Pengelolaan Penyakit Blas 3.000 2.707 293
4 Pembuatan Pestisida Nabati “Mimba”
3.000 2.707 293
5 Pengelolaan Burung Hantu “Tyto alba”
3.000 2.707 293
6 Bakteri Merah 3.000 2.707 293
7 Perbanykan Massal Cendawan Beuveria dan Metharizium
3.000 2.707 293
8 Perbanyakan PGPR 3.000 2.707 293
9 Pengelolaan Hama Tikus Sawah
3.000 2.707 293
10 Pengelolaan Hama Penggerek Batang Padi
3.000 2.707 293
4.2.5. Kegiatan Pameran
Pameran merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi secara
visual dan verbal yang ditujukan untuk menyebarkan informasi dan
teknologi kepada petani, petugas teknis, praktisi, peneliti, dan
masyarakat umum sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk
berdiskusi dan berkomunikasi, serta saling bertukar informasi diantara
masyarakat perlindungan tanaman dengan masyarakat pelaku
kegiatan pertanian lainnya. Oleh karena itu, mengikuti pameran
merupakan sebuah kesempatan besar untuk dapat mempromosikan
hasil-hasil kegiatan dan teknologi perlindungan tanaman yang dimiliki
BBPOPT.
84
Pameran merupakan salah satu agenda kegiatan yang selalu diikuti
oleh BBPOPT setiap tahun. Selama tahun 2013, BBPOPT telah
mengikuti berbagai kegiatan pameran pembangunan pertanian baik
yang diselenggarakan di daerah ataupun yang bersifat nasional.
Beberapa kegiatan pameran pembangunan tanaman pangan yang
diikuti BBPOPT tersaji pada Tabel 18. Pada Gambar 2 dapat pula di
lihat pelaksanaan kegiatan pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) dan
Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan yang diikuti BBPOPT pada
tahun 2013.
Tabel 18. Kegiatan Pameran Yang Diikuti BBPOPT Selama Tahun
2013
No. Judul Pameran Tanggal Pelaksanaan Lokasi
1. Agrinex Expo Tahun 2013 5 April – 7 April 2013 Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta
2. Agro and Food Tahun 2013 23 – 27 Mei 2013 Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta
4. Masyarakat Perlindungan Tanaman Hewan Indonesia (MPTHI) XI
20 – 22 Agustus 2013 Balikpapan, KalimantanTimur
5 Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan
26 – 30 Agustus 2013 BBPOPT Jatisari, Karawang
6 Hari Pangan Se Dunia (HPS) 31 Okt – 3 Nov 2013 Di Padang
85
Gambar 2. Pameran Hari Pangan Se Dunia di Padang (A), dan
Pameran Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan di BBPOPT (B)
4.2.6. Pengembangan Website
Salah satu perwujudan nyata penerapan e-government (e-gov) adalah
pemanfaatan website sebagai media publikasi bagi instansi pemerintah
untuk mendukung reformasi birokrasi dan keterbukaan informasi bagi
publik. Data dan informasi yang tersedia di website dapat dengan
mudah diakses oleh masyarakat dimanapun dan kapan pun. Interaksi antara pemerintah dengan pengguna internet (user) secara langsung
juga dapat dilakukan dengan menggunakan media website, sehingga dapat memperkecil jarak (gap) antara masyarakat dan pemerintah
sebagai penentu kebijakan publik.
Tuntutan pengembangan sistem informasi berbasis internet mendorong
BBPOPT berperan serta dalam penerapan e-gov. Langkah pertama
yang telah dilakukan adalah membangun website untuk dapat mewakili
identitas BBPOPT dalam jaringan internet global sebagai instansi
pemerintah yang menangani bidang teknis Pengamatan, Peramalan
dan Pengendalian OPT (P3OPT). Ketersediaan website ini diharapkan
dapat memperluas penyebaran informasi kegiatan BBPOPT dalam
penerapan manajemen P3OPT dan informasi teknologi P3OPT terkini
ke seluruh masyarakat, terutama masyarakat perlindungan tanaman.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor :
28/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Penggunaan Nama Domain
.go.id untuk Situs Web Resmi Pemerintah Pusat dan Daerah, maka
BBPOPT pada tahun 2010 telah mengajukan permohonan ke Pusdatin
86
Kementerian Pertanian untuk merubah dan menyesuaikan alamat website BBPOPT dengan peraturan tersebut, dengan cara me-redirect
alamat web BBPOPT ke alamat baru dibawah domain Kementerian
Pertanian danDirektorat Jenderal Tanaman Pangan dengan alamat:
http://www.bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id
Seiring dengan dirilis ulangnya website Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan pada tahun 2011 dengan alamat baru:
http://tanamanpangan.deptan.go.id yang sebelumnya
http://www.deptan.go.id/ditjentan, maka perlu dilakukan penyesuaian
alamat website BBPOPT sesuai dengan alamat baru website Ditjen
Tanaman Pangan selaku instansi induk, alamat baru tersebut adalah: http://bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id atau http://tanamanpangan.deptan.go.id/bbpopt.
Gambar 3. Tampilan (konten) website BBPOPT versi tahun 2013
Selama tahun 2013 dilaksanakan 12 kajian yang terdiri dari 8 kajian
lapang dan 4 kajian semi laboratorium. Judul kegiatan
pengembangan P3OPT tersaji dalam tabel 24, sedangkan ringkasan
hasil kajian terlampir (Lampiran 15).
Tabel 24. Judul kegiatan pengembangan P3OPT tahun 2013
No Judul Kegiatan dan Hasil
1 2
1 Pengembangan Metode Pengamatan Hama Boleng (Cylas formicarius Fabricius) Pada Tanaman Ubi Jalar
2 Metode Pengamatan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas manihotis) Pada Tanaman Ubi Kayu
3 Inventarisasi Pustaka Spektral OPT Utama Tanaman Padi
4 Pengembangan Model Peramalan Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis)
5 Pengembangan Model Peramalan OPT Utama Perusak Daun Pada Tanaman Kedelai
6 Pengembangan Simulasi Model Peramalan Penggerek Batang Padi
7 Operasional Pengendalian Tikus Sawah Skala Luas
8 Efektivitas Bakteri Corynebacterium sp. Dan Ekstrak Daun Sirih Untuk Pengendalian Penyakit Busuk Pelepah (Sarocladium oryzae Sawada) di Tingkat Lapangan
108
1 2
9 Pengamatan dan Pemetaan Patotipe Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae) Pada Tanaman Padi
10 Pengaruh Aplikasi Agens Hayati dan Pestisida Nabati Terhadap OPT Utama Perusak Daun Pada Tanaman Kedelai
11 Efikasi dan Evaluasi Tingkat Parasitasi Trichogramma sp. Terhadap Penggerek Batang Padi
12 Pengaruh Umur Tanaman, Lamanya Akuisisi dan Inokulasi Aphis glicine Terhadap Kemunculan Gejala Mosaik Virus Pada Tanaman Kedelai
5.5.2. Perbanyakan Agens Hayati Padat dan Cair
Selama tahun 2013 BBPOPT mengadakan kegiatan perbanyakan
agens hayati padat sejumlah 3004 kg dan agens hayati cair sejumlah
3300 liter. Kelompok fungsional bertindak sebagai pelaksana dengan
surat penugasan oleh Kepala Balai sebanyak 7 orang.
5.5.3. Perbanyakan Parasitoid Trichogramma
Kegiatan perbanyakan parasitoid Trichogramma meliputi rearing
Corcyra, eksplorasi, dan perbanyakan Trichogramma. Operasional
laboratorium Trichogramma dilakukan oleh 4 orang pejabat fungsional.
Selama tahun 2013 pias Trichogramma yang dihasilkan sebanyak
3432 pias.
5.5.4. Pembuatan Koleksi
a. Koleksi 4 spesies lalat buah ditempatkan di laboratorium VHT.
Spesimen tersebut adalah Bactrocera papayae 78 generasi,
buah terhadap panas dengan Vapor Heat Treatment/VHT
(susceptibility test by VHT) untuk menentukan stadia B. Papayae yang
paling tahan terhadap panas (The most heat tolerance stage B.
Papayae) temperatur 45, 46, 46.5, 47, 47.5oC, humidity 95% RH,
dengan holding time 0 menit; (3) Uji mortalitas skala kecil dengan VHT
(Small scale mortality test by VHT) untuk menentukan kondisi
perlakuan dengan VHT (temperature, holding time, humidity)
temperatur 47oC, humidity 95% RH, holding time 0, 10, 20, 30 menit;
(4) Uji mortalitas skala besar (Large scale mortality test by VHT) untuk
mengkonfirmasi 100% mortalitas lebih dari 30 lalat buah, temperatur
47oC, humidity 90% RH, dan holding time 30 menit; (5) Uji kerusakan
buah dengan VHT (Fruit injury test by VHT) untuk memastikan tidak
111
terjadi kerusakan pada buah uji (mangga gedong) dengan kematian
lalat buah 100%.
5.6. Pengumpulan dan penyusunan data OPT 5.6.1. Pest list OPT Kedelai
Kegiatan pestlist bertujuan untuk menyusun daftar OPT kedelai di
lapangan. Pestlist meliputi kegiatan pengambilan sampel, pemeliharaan
dan penanganan sampel sebelum identifikasi, identifikasi, pembuatan
koleksi dan menyusun database. Pelaksana kegiatan pest list dari
kelompok fungsional sebanyak 10 orang.
5.6.2. SMS Server
Kegiatan sms server dilaksanakan oleh 6 orang fungsional dengan
kegiatan updating system dan sosialisasi penggantian pulsa ke daerah
yang meliputi provinsi : Banten, Lampung, Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Jawa Barat.
5.7. Pertemuan Fungsional Selama tahun 2013 kelompok fungsional melakukan rapat sebanyak 4 kali.
Dalam pertemuan fungsional dibahas tentang rencana kegiatan dan
penyusunan struktur organisasi laboratorium tahun 2014.
112
V. KELOMPOK LAIN
5.1. Dharma Wanita BB-POPT 5.5.1 Organisasi
Kepengurusan Dharma Wanita Balai Besar peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan periode masa bakti 2011 – 2014 ditetapkan pada
bulan April 2011 dengan susunan sebagai berikut:
Pembina : Kepala Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Jatisari
Ketua : Ny. Sarsito Wahono Gaib Subroto
Wakil Ketua : -
Sekretaris : Ny. Ketut Suarsana
Bendahara : Ny. Wayan Murdita
Bidang Pendidikan :
- Ketua : Ny. Mustaghfirin
- Anggota : Ny. M. Antulat T.
Bidang Ekonomi :
- Ketua : Ny. Edi Suwardiwijaya
- Anggota : Ny. Edi Suryadi
Bidang Sosial Budaya :
- Ketua : Ny. Baskoro S. W.
- Anggota : Ny. Indriyanto
5.1.1. Kegiatan Pada tahun 2013, Dharma Wanita BB-POPT melaksanakan kegiatan, sebagai
berikut:
1. Mengikuti Lomba Hias Tumpeng dalam rangka hari Kartini tingkat
Dharma Wanita Kementerian Pertanian tanggal 18 April 2013
2. Mengikuti Lomba Pembuatan Kue Non Beras dan Non Terigu, dan
Lomba Penata Buah – buahan Segar dan Lomba Busana Kartini tanggal
22 April 2013
3. Mengikuti Pertemuan Rutin Dharma Wanita dan mengadakan Bazar
113
4. Menghadiri Undangan Seminar sehari dengan tofik “ Mencegahan
Kanker Sedini Mungkin” narasumbr dr. Bonar A. Neinggolan dan Joko
Setiawan.
5. Menghadiri Undangan dalam rangka Isro Mi’raj dan Menyambut Bulan
Suci Ramadhan 1434 Hijriah di Setdijen Tanaman Pangan.
6. Dalam melaksanakan kegiatan Dharma Wanita BB-POPT selain
mengikuti kegiatan di Jakarta Dharma Wanita membantu dalam
memberikan pelayanan akomodasi dan konsumsi dalam rangka
pelatihan yang di selenggarakan oleh BB-POPT maupun pihak luar.
a. Pelatihan P3OPT Pangan di Jatisari tanggal 16 – 29 Juni 2013
b. Pelatihan Agens Hayati dari Tanjung Jabung yang di selenggarakan
oleh Dinas Pertanian Tanjung Jabung tanggal 17 - 20 Juni 2013 di
BB-POPT Jatisari
7. Mengikuti Kursus membuat aneka pasta yang dibawakan oleh Ibu Rini
Anggoro, bertempat di ruangan P2BN dari BBPOPT mewakili Dharma
Wanita 3 orang yaitu Ibu ketua Dharma Wanita BBPOPT, Lia Lisnawati,
Rina Herdiana.
8. Menghadiri Undangan Halal bi halal dan arisan dari Dharma Wanita
Pusat Setditjen Tanaman Pangan.
9. Menerima kunjungan Dharma Wanita Persatuan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan diselengarakan di ruangan Rapat BBPOPT dengan
Acara Demo Hantaran oleh Ibu Somantri Dharma Wanita BBPOPT yang
sebelumnya dibuka oleh ibu Ketua Dharma Wanita BBPOPT (Ibu Sarsito
Wahono Gaib Subroto) dan sambutan Ibu Ketua Dharma Wanita
Persatuan Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ibu Rini
Anggoro).
10. Menghadiri Undangan Dharma Wanita Persatuan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, yaitu
a. Menghadiri Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Mesjid
Nurul Iman Pusat Kementerian Pertanian tanggal 14 November
2013
b. Mengikuti Acara Santunan di hari Lebaran untuk Anak Yatim pada
10 Muharam 1435 H, dilaksanakan pada tanggal 15 November
2013 di ruang rapat P2BN Ditjen Tanaman Pangan
114
c. Mengikuti Pelatihan Kepribadian dan Master of Ceremonies (MC)
di selenggarakan tangga 22 November 2013, bertempat ruang
Rapat P2BN Ditjen Tanaman Pangan dengan narasumber Ibu
Endah Handayani.
11. Menghadiri Undangan Persiapan Peringatan HUT Dharma Wanita
Persatuan ke 14 tahun 2013 pada tanggal 13 Desember 2013 di ruang
rapat P2BN Ditjen Tanaman Pangan
12. Mengikuti Undangan Seminar Kiat Sukses menjadi Ibu Rumah Tangga
Sekaligus Menjadi Wanita Karier, tanggal 27 Desember 2013, bertempat
ruang Rapat P2BN Ditjen Tanaman Pangan dengan narasumber Ibu Ir.
Ellen Tendean.
5.2. Ikatan Karyawati BB-POPT Organisasi merupakan kegiatan untuk mengikat agar dalam kelompok
tersebut dapat meningkatkan kegiatan dan mendapatkan output sesuai
dengan sasarannya. Karyawati Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), membentuk organisasi dengan nama
Ikatan Karyawati (Ikawati), BBPOPT sesuai dengan SK Kepala Balai, nomor :
71/KP.340.C.8/6/2012. Pembentukan Ikawati BBPOPT berdasarkan SK
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, yang ditetapkan oleh Sekretaris
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku Ketua KORPRI Ditjen Tanaman
Pangan. Ikawati dibentuk dalam rangka membangun dan menumbuhkan tali
silaturahmi diantara karyawati BBPOPT, serta meningkatkan kinerja
Karyawati.
Karyawati BBPOPT pada awal tahun 2013 sebanyak 27 orang (30% dari total
pegawai BBPOPT), sedang pada akhir tahun 2013 sebanyak 24 orang,
karena yang 2 orang sudah purna tugas,
Kegiatan Ikawati BBPOPT bersinergi dengan kegiatan Dharma Wanita
BBPOPT, agar tercapai sesuai dengan sasaran. Kegiatan yang dilakukan
meliputi: kegiatan sosial, pendidikan, kesenian dan olah raga.
Kepengurusan Ikawati pada tahun 2013 mengalami perubahan, disebabkan
karena kesibukan dari beberapa pengurus. Kepengurusan yang diganti yaitu
bendahara, dimana pada awal pembentukan dipegang oleh Teti Sri Mulyati,
karena kesibukan sebagai bendahara penerimaan di BBPOPT, yang
115
bersangkutan mengundurkan diri dan diganti oleh Ani Widarti, S.Si.
Penggantian bendahara ini berdasarkan kesepakan, yaitu pada bulan April
2013. Adapun susunan kepengurusan yang baru adalah sebagai berikut : 5.2.1. Organisasi
Pelindung : Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Pengarah : Ir. Elwidar Is
Ketua : Ir. Lilik Retnowati
Wakil Ketua : -
Sekretaris : Rospina Limbong
Bendahara : Ani Widarti, S.Si
Bidang – Bidang Kepengurusan :
1. Pendidikan dan Pembinaan Mental : 1. Ir. Dini Suhadaniah
2. Tri Murniningtyas P.L.
2. Sosial dan Usaha : 1. Dewi Nirwati, SP.
2. Rosalia Maryana,A Md
3. Kesenian dan Olahraga : 1. Aam Mulyani, SE.
2. Anik Kurniati, SP
4. Hubungan Masyarakat : 1. Retno Ayu P, SP
2. Sudarti, SP.
Setiap pengurus Ikawati diharapkan selalu proaktif, agar Ikawati BB-
POPT menjadi organisasi yang mempunyai kompetensi dan mandiri.
Kemandirian Ikawati diwujudkan dengan adanya keaktivan dari
masing-masing bidang, yaitu :
1. Bidang Sosial dan Usaha
Bidang Sosial dan Usaha menyediakan barang-barang bagi
Karyawati yang memerlukannnya. Barang yang ditawarkan oleh
pengurus yaitu kebutuhan keluarga, seperti gelas, piring, rak piring,
lemari, dan lain-lain.
116
Modal untuk penyediaan barang rumah tangga dari simpanan
wajib, dan simpanan pokok. Bidang Sosial dan Usaha diberi modal
sebesar Rp. 3.000.000,- Setiap pembelian barang, dikenakan jasa
3% per bulan, dengan maksimal cicilan selama 10 bulan.
2. Bidang Kesenian dan Olah Raga
Bidang Kesenian dan Olah Raga pada tahun 2013 belum dapat
mewujudkan tujuan dan sasarannya, yaitu usaha karaoke yang
rencananya akan dilakukan pada jam istirahat di ruang Pakar
3. Bidang Pendidikan dan Pembinaan Mental
Bidang Pendidikan dan Pembinaan Mental pada tahun 2013 belum
mempunyai rencana.
4. Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)
Bidang hubungan masyarakat pada tahun 2013 mempunyai
kegiatan yanitu pasar murah “Baju bekas layak pakai”, yang
dilaksanakan di Desa Balonggandu, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang, pada bulan Ramadhan 1434 H.
Bidang Humas juga memberikan kenang-kenangan pada Karyawati
yang sudah Purna tugas, yaitu I Dewa Ayu Alit A, Ir. Purwatiningsih dan
Tuti Heryanti.
Selain dari pengurus, Ikawati BBPOPT juga berusaha secara mandiri
untuk mendapatkan dana, yaitu dengan membuka tabungan bagi
Karyawati yang berminat untuk menabung. Uang tabungan dapat
dijadikan modal untuk mendukung kegiatan Ikawati. Jumlah karyawati
yang menabung sebanyak 12 orang atau 50% dari jumlah seluruh
karyawati BBPOPT. Sumber dana lain yang dapat mendukung dan
mengembangkan kegiatan Ikawati BBPOPT yang juga dilakukan pada
tahun 2013 adalah simpan pinjam.
117
5.3. Koperasi Mitra Usaha Koperasi Mitra Usaha beranggotaan 93 orang yang mempunyai 3 unit usaha
yaitu simpan pinjam, aneka usaha dan usaha toko. Dalam pelaksanaan ke 3
unit usaha tersebut sangat membatu terhadap anggota. Kegiatan Koperasi
Mitra Usaha pada tahun 2013 sebagai berikut:
a. Keanggotaan:
Pada bulan Agustus 2013 Satu orang anggota keluar yaitu Ir.
Purwatiningsih, dan disusul pada bulan September Ir. Firdaus
Natanegara, MM. Keanggotan koprasi pada bulan Desember 2013
dengan jumlah anggota 91 orang.
b. Simpan Pinjam
Unit simpan pinjam melayani pinjaman anggota dengan jasa 2% per
bulan. Hingga Akhir tahun 2013, terdapat 66 anggota sebagai debitur aktif
di unit simpan pinjam.
c. Aneka Usaha
Pinjaman aneka usaha ditujukan untuk modal usaha bagi anggota dengan
jasa 5% menurun. Pada bulan Maret sampai Desember 2013 terdapat
256 transaksi.
d. Usaha Toko
Menyediakan aneka snack, makanan, minuman, barang kelontong dan
alat tulis kantor. Pada Bulan Desember, stok opname barang di toko
koperasi sejumlah 1645 barang. Unit simpan pinjam melayani pinjaman
anggota dengan jasa 2% per bulan. Hingga Bulan Desember, terdapat 65
anggota sebagai debitur aktif di unit simpan pinjam.
5.3.1. Kegiatan 1. Pada bula April Koprasi Mitra Usaha mengadakan Rapat Anggota
Koperasi yang dilaksanakan pada tangal 15 April 2013.
2. Menghadiri Seminar Pajak pada tangggal 12 Desember 2013, di karawang.
118
VI. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
A. Permasalahan 1. Penetapan status penggunaan BMN belum semua diajukan (hanya
kendaraan dinas yang sudah ada status penggunaannya)
2. Masih ada empat sertifikat tanah BB-POPT yang belum atas nama RI
3. Gudang belum tertata baik
4. Penetapan harga sewa rumah Negara belum diketahui (masih dalam
proses pengajuan)
5. Perubahan AKUN 521219 (Belanja Barang Operasional) ke 524114
(Belanja Perjalanan Paket Meeting Dalam Kota), sehingga seluruh biaya
bantuan transport dalam kota tidak dapat diproses.
6. Terjadinya Pagu Minus pada Belanja Gaji Pegawai dan Tunjangan
7. Ada bebera kegiatan yang realisasi pelaksanaan baru sekitar 50 %
seperti SMS server dikarenakan ada pemblokiran akun.
8. Lambatnya penarikan spj bahan untuk kajian.
9. Pengurusan sertifikat tanah pengalihan hak terdapat perselisihan dengan
pihak kelurahan dan kecamatan
10. Ruang laboratorium belum ada daftar barang yang terbaru
11. Penanggung jawab ruangan belum ditetapkan
12. Penginputan data barang lelang belum dilakukan (data tidak dapat diinput
dalam aplikasi SIMAK-BMN)
13. Masih tingginya pengambilan Uang persedian (UP) dan Tambahan
Uangan Persediaan (TUP) ke Kas Negara.
14. Kelengkapan dokumen dan pemahaman pelaksanaan akreditasi masih
kurang optimal
15. Opname BMN di asrama belum dilaksanakan
16. Target perbanyakan parasitoid trichogramma tidak tercapai karena ada
gangguan dari tikus pada tabung peneluran Corsyra.
119
B. Pemecahannya 1. Mengajukan permohonan status penggunaan BMN yang belum dengan
menyiapkan dokumen pendukungnya.
2. Melakukan pemantauan secara terus menerus proses pensertipikatan
tanah yang belum atas nama RI.
3. Melakukan penataan gudang secara berkala.
4. Menelusuri ke instansi terkait perihal dokumen pendukung untuk
menetapkan besaran sewa rumah Negara.
5. Pengajuan Revisi Perubahan Akun 521219 ke Akun 524114 ke Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bandung
- Pengajuan Revisi Perubahan Akun (Revisi I) telah dilaksanaan
pada Bulan Mei (3 Mei 2013), namun pengajuan tersebut ditolak
karena DIPA Ditjen Tanaman Pangan masih diblokir oleh Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
- Pengajuan Revisi Perubahan Akun (Revisi II) telah dilaksanaan
pada Bulan Juli (5 Juli 2013), namun pengajuan tersebut ditolak
karena DIPA Ditjen Tanaman Pangan masih diblokir oleh Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
6. Perbaikan Petunjuk Operasionak Kegiatan (POK) pada output yang
ditemukan pagu minus (belanja gaji pegawai dan tunjangan)
- Mengajukan Revisi Perubahan Petrunjuk Operasional Kegiatan
(POK) Kuasa pengguna Anggaran Kegiatan Pengembangan
Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
7. Sekarang sedang dilaksanakan optimalisasi pelaksanaan SMS based
server agar cepat terealisasi.
8. Pemberian batas waktu penarikan spj bahan
9. Melakukan pemantauan secara intensif proses pensertipikatan tanah
(pengalihan hak)
10. Melakukan opname barang seluruh ruang laboratorium
11. Mengajukan nama penanggung jawab ruangan untuk di SK-kan
12. Melakukan konsultasi ke KPKNL terkait pemutakhiran data BMN untuk
penginputan data BMN hasil lelang
13. Kesesuaian antara perencanaan dan realisasi anggaran kegiatan
120
14. Melakukan sosialisasi searah terus menerus kepada pegawai RTP untuk
pelaksanaan akreditasi
15. Melakukan opname BMN asrama sebelum kegiatan rekonsiliasi Semester
2 dan Tahunan diselenggarakan (7 Januari 2014)
16. Pemasangan perangkap tikus dan penaburan rodentisida
121
VII. PENUTUP
Selama Tahun 2013, BBPOPT Jatisari telah melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan melaksanakan kegiatan teknis dan administrasi yang dibiayai dari anggaran
DIPA Tahun Anggaran 2013. Secara umum seluruh kegiatan dapat dilaksanakan
dengan baik, dengan tingkat realisasi fisik 100,00% dan keuangan 96,85%. Capaian
kinerja BBPOPT berdasarkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kegiatan mencapai 102,08%
atau menurun dari capaian tahun tahun 2012 (111,43%).
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan BB-POPT ke depan diperlukan penguatan SDM
dan koordinasi untuk mendapatkan dukungan data dan informasi yang akurat, tepat
waktu dan sistematik.
Agar pengembangan teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian dapat
diterapkan diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang baik antara BBPOPT dengan
instansi terkait baik di pusat maupun di daerah.
122
Lampiran 1. Daftar Urutan DUK dalam 1 Tahun
USIA
GOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 IR. SARSITO WAHONO GAIB SUBROTO, MM ISLAM IV/c 01-04-2011 KEPALA BALAI 29-11-2010 32 8 DIKLAT PIM.II 2002 STIE IPWIJA MANAJEMEN KEUANGAN 57 Tahun
195605021982021001/080051822 BALAI BESAR PERAMALAN OPT 29-11-2010 S2 Tahun : 1997 7 BulanSURAKARTA, 02-05-1956
2 IR. ELWIDAR IS ISLAM IV/a 01-04-2007 KEPALA BAGIAN UMUM 04-01-2011 26 9 DIKLAT PIM. III 2009 IPB HAMA & PENYAKIT 54 Tahun195902171987032002/080084023 BAGIAN UMUM 01-07-2009 S1 Tahun : 1984 10 BulanMANINJAU, 17-02-1959
3 IR. BASKORO SUGENG WIBOWO ISLAM IV/a 01-10-2011 KEPALA BIDANG PELAYANAN TEKNIS, INDOK 04-01-2011 26 8 DIKLAT PIM. III 2011 UNIV. GADJAH MADA ILMU HAMA TUMBUHAN 53 Tahun196012151989031001/080099815 BIDANG PELAYANAN TEKNIS, INDOK 04-01-2011 S1 Tahun : 1986 0 BulanSURAKARTA, 15-12-1960
4 IR. M. ANTULAT TAUFIEQURRACHMAN ISLAM III/d 01-07-2001 KEPALA SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI 04-01-2011 22 9 ADUM 2001 UNIV. JEND. SOEDIRMAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 51 Tahun196204111991031002/080105885 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI 28-10-2004 S1 Tahun : 1988 8 BulanCIREBON, 11-04-1962
5 IR. MUSTAGHFIRIN ISLAM III/d 01-04-2005 KEPALA SEKSI PROGRAM 04-01-2011 25 8 DIKLAT PIM.IV 2008 INST. PERTANIAN BOGOR HAMA & PENYAKIT TUMB. 51 Tahun196209011989031002/080097557 SEKSI PROGRAM 28-10-2004 S1 Tahun : 1987 3 BulanJOMBANG, 01-09-1962
6 IR. LILIK RETNOWATI ISLAM III/d 01-10-2006 KEPALA SEKSI PELAYANAN TEKNIS 04-01-2011 22 9 DIKLATPIM. IV 2010 UNIV. BRAWIJAYA HAMA & PENYAKIT TUMB. 48 Tahun196512061991032001/080105326 SEKSI PELAYANAN TEKNIS 01-07-2009 S1 Tahun : 1989 0 BulanKEDIRI, 06-12-1965
7 IR. DINI SUHADANIAH ISLAM III/d 01-10-2009 KOORDINATOR ADMINISTRASI - - 21 4 UNIV. ISLAM NUSANTARA HAMA & PENYAKIT TUMB. 47 Tahun196601201997022001/080120794 SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TU S1 Tahun : 1989 11 BulanBANDUNG, 20-01-1966
8 MELIAWATI ISLAM III/d 01-04-2010 KEPALA SUBBAG KEUANGAN 04-01-2011 28 8 DIKLATPIM. IV 2005 SMEA NEGERI KARAWANG TATA USAHA 53 Tahun196008041982022001/080049772 SUBBAG KEUANGAN 28-10-2004 SLTA Tahun : 1979 4 BulanJAKARTA, 04-08-1960
9 SUWARMAN, SP ISLAM III/d 01-04-2012 POPT AHLI MUDA 01-10-2008 20 1 UNIV. ACHMAD YANI SOSIAL EKONOMI PERT. 45 Tahun196807201989021001/080096787 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 1998 5 BulanSUBANG, 20-07-1968
10 DADAN HARDYANA, B.SC ISLAM III/c 01-04-2008 POPT TERAMPIL PENYELIA 01-10-2008 27 8 AKADEMI PERTANIAN PERTANIAN 54 Tahun195911211987021001/080081508 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TANJUNG SARI SM Tahun : 1983 1 BulanBANDUNG, 21-11-1959
NO. NAMA PEGAWAI PANGKAT JABATAN LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJA
MASA
TMT NIP BARU / LAMA
TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA
121
123
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1411 EDI SURYADI ISLAM III/c 01-04-2010 KEPALA SUBBAG RT DAN PERLENGK - - 27 2 DIKLATPIM IV 2013 SPP-SPMA BANDUNG PERTANIAN 51 Tahun
196210031987021001/080080227 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN - - SLTA Tahun : 1981 2 BulanSUBANG, 03-10-1962
12 AAM MULYANI, SE ISLAM III/c 01-04-2010 KOORDINATOR ADMINISTRASI - - 19 3 UNIV. SINGAPERBANGSA MANAJEMEN 46 Tahun196703031992032001/080111129 SEKSI PROGRAM S1 Tahun : 2001 9 BulanSUBANG, 03-03-1967
13 EDI SUWARDIWIJAYA, SP ISLAM III/c 01-10-2012 KEPALA SEKSI PEMANTAUAN DAN E 04-01-2011 27 2 DIKLAT PIM IV 2012 UNIV. ISLAM NUSANTARA HAMA & PENYAKIT TUMB. 53 Tahun196006111987021001/080080947 SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUAS 04-01-2011 S1 Tahun : 2007 6 BulanCIAMIS, 11-06-1960
14 YOYO KUSPRAYOGIE ISLAM III/c 01-10-2012 POPT TERAMPIL PENYELIA 01-09-2012 27 5 SPP SPMA MAJALENGKA PERTANIAN PEMBANGUNAN 53 Tahun196011281987021001/080080681 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1981 1 BulanMAJALENGKA, 28-11-1960
15 ARIF HIDAYAT SULISTYA, SH ISLAM III/c 01-04-2013 PENGADMINISTRASI DAN PENYAJI D - - 8 11 UNIV. JEND. SOEDIRMAN ILMU HUKUM 33 Tahun198001102005011002/080134697 SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TU S1 Tahun : 2002 11 BulanKLATEN, 10-01-1980
16 DEVIED APRIYANTO S, SP ISLAM III/c 01-04-2013 PENGADMINISTRASI DAN PENYAJI D - - 8 11 UNIV. LAMPUNG BUDIDAYA PERTANIAN 31 Tahun198204142005011001/080134755 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTA S1 Tahun : 2004 8 BulanKOTABUMI, 14-04-1982
17 MEMED JAMHARI, S.ST ISLAM III/c 01-04-2013 ANALIS TINDAK LANJUT LHP - - 21 8 STP PERTANIAN BOGOR PENYULUH PERTANIAN 47 Tahun196605151992031002/080107698 SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUAS S1 Tahun : 2004 7 BulanKARAWANG, 15-05-1966
18 ADE SUHENDAR ASYARI ISLAM III/b 01-04-2009 PENGELOLA LABORATORIUM - - 21 2 SMA PGRI CIKAMPEK IPS 46 Tahun196704011989031002/080098944 SEKSI PELAYANAN TEKNIS SLTA Tahun : 1987 8 BulanKARAWANG, 01-04-1967
19 KT. SUARSANA, SP,MM HINDU III/b 01-04-2010 POPT AHLI PERTAMA 01-04-2007 27 8 STIE IPWIJA MANAJEMEN 52 Tahun196106271982021002/080051549 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S2 Tahun : 2006 6 BulanBULELENG BALI, 27-06-1961
20 GUNAWAN ISLAM III/b 01-04-2010 PETUGAS SIMAK-BMN - - 20 8 SMEA PEMBINA NEGERI TATA USAHA 53 Tahun196002011991031001/080103726 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN CIREBON SLTA Tahun : 1980 10 BulanINDRAMAYU, 01-02-1960
22 WAYAN MURDITA, SP HINDU III/b 01-10-2011 POPT AHLI MUDA 01-10-2013 21 8 UNIV. ISLAM '45 SOSIAL EKONOMI 49 Tahun196402241991031001/080103725 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2003 10 BulanNAGARI, 24-02-1964
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
122
124
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1423 SUTIMAN ISLAM III/b 01-04-2012 SATPAM - - 25 7 SMA INSTITUT INDONESIA IPS 50 Tahun
196305311992031001/196305311 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTA Tahun : 1982 7 BulanPURWOREJO, 31-05-1963
24 WAHYUDIN ISLAM III/b 01-10-2012 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-08-2006 27 2 SPP SPMA 52 Tahun196107291987021001/080080206 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1981 5 BulanKARAWANG, 29-07-1961
25 MARYONO ISLAM III/b 01-10-2012 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-11-2009 21 8 SPP - SPMA 47 Tahun196609121992031003/080107695 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1986 3 BulanBANJARNEGARA, 12-09-1966
27 TRI MURNININGTYAS PUJI LESTARI HINDU III/b 01-04-2013 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-11-2009 21 8 SPP - SPMA PERTANIAN PEMBANGUNAN 46 Tahun196701171994032001/080116059 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1986 11 BulanBREBES, 17-01-1967
28 DEDI DARMADI, SP ISLAM III/b 01-04-2013 POPT AHLI PERTAMA 01-10-2010 4 11 UNIV. PADJADJARAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 39 Tahun197409072009011006/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2001 3 BulanKUNINGAN, 07-09-1974
29 YADI KUSMAYADI, SP ISLAM III/b 01-10-2013 POPT AHLI PERTAMA 01-04-2011 21 8 UNIV. SINGAPERBANGSA AGRONOMI 47 Tahun196603171992031001/080107460 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2003 9 BulanGARUT, 17-03-1966
30 SUDARTI, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. JEMBER HAMA & PENYAKIT TUMB. 39 Tahun197412282009122001/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 1998 0 BulanPATI, 28-12-1974
31 ANTON YUSTIANO, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. JEND. SOEDIRMAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 37 Tahun197602232009121001/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2001 10 BulanCIAMIS, 23-02-1976
32 ANIK KURNIATI, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. GADJAH MADA HAMA & PENYAKIT TUMB. 32 Tahun198103052009122005/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2004 9 BulanKLATEN, 05-03-1981
33 IDAH FARIDAH, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. JEMBER HAMA & PENYAKIT TAN. 35 Tahun197804042009122003/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2005 8 BulanINDRAMYU, 04-04-1978
34 BERRY BUDHIARSA AGUSTINA, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. PADJAJARAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 34 Tahun197908182009121003/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2005 4 BulanBANDUNG, 18-08-1979
35 RETNO AYU PRASETYANINGTIYAS, ISLAM III/a 01-12-2009 PETUGAS SARANA DAN PRASARANA - - 4 0 UNIV. SEBELAS MARET ILMU TANAH 29 Tahun198402182009122002/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2005 10 BulanTEMANGGUNG, 18-02-1984
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
126
127
128
125
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1436 ULFAH NUZULULLIA, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. PADJADJARAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 30 Tahun
198306282009122003/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2006 6 BulanBANDUNG, 28-06-1983
37 DEWI NIRWATI, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. LAMPUNG PROTEKSI TANAMAN 30 Tahun198308222009122002/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2006 4 BulanPURWOSARI, 22-08-1983
38 ANI WIDARTI, S.SI ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. GADJAH MADA BIOLOGI 29 Tahun198404232009122006/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2007 8 BulanBANTUL, 23-04-1984
39 UMI KULSUM, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. PADJADJARAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 28 Tahun198505062009122005/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2008 7 BulanPURWAKARTA, 06-05-1985
40 DWITYA RIZQILLAH GABRIEL, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 UNIV. JEND. SOEDIRMAN HAMA & PENYAKIT TUMB. 27 Tahun198602032009122004/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2008 10 BulanKARAWANG, 03-02-1986
41 BUSYAIRI LATIFUL ASHAR, SP ISLAM III/a 01-12-2009 POPT AHLI PERTAMA 01-07-2011 4 0 INST. PERTANIAN BOGOR HAMA & PENYAKIT TUMB. 27 Tahun198605312009121008/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2009 7 BulanKLATEN, 31-05-1986
42 OYA KUSMAYA ISLAM III/a 01-04-2010 BENDAHARA PENERIMA - - 21 8 SMA NEGERI BANDUNG IPS 51 Tahun196211041994031001/080117671 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 1984 1 BulanSUMEDANG, 04-11-1962
43 DIANTO MOMON SUMONO ISLAM III/a 01-04-2010 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-04-2010 21 8 SPP-SPMA MAJALENGKA 50 Tahun196310081992031003/080107693 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1984 2 BulanMAJALENGKA, 08-10-1963
44 MASALAH ISLAM III/a 01-04-2010 PENATA USAHA BARANG MILIK NEG - - 21 8 SMA IPS 51 Tahun196207271994031001/080117420 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTA Tahun : 1981 5 BulanCIREBON, 27-07-1962
45 ACHMAD IMRONI ISLAM III/a 01-04-2010 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-11-2009 21 8 SPP-SPMA 48 Tahun196508011992031002/080107697 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1986 4 BulanJAKARTA, 01-08-1965
46 SRI MURTIATI, SP ISLAM III/a 01-01-2011 POPT AHLI PERTAMA 01-09-2012 2 11 UNIV.JEND.SOEDIRMAN ILMU HAMA & PENY.T. 37 Tahun197611102011012004/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2000 1 BulanSEMARANG, 10-11-1976
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
126
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1447 SUJIONO, SP ISLAM III/a 01-01-2011 POPT AHLI PERTAMA 01-09-2012 2 11 UNIV. PADJADJARAN HAMA & PENYAKIT 35 Tahun
197809012011011005/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2003 3 BulanBANDUNG, 01-09-1978
48 WILLING BAGARIANG, SP KRISTEN III/a 01-01-2011 POPT AHLI PERTAMA 01-09-2012 2 11 UNIV. SUMATERA UTARA HAMA & PENYAKIT TUMB. 32 Tahun198104022011011007/ - KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2004 8 BulanDUMAI, 02-04-1981
49 RAHMAD GUNAWAN, SP ISLAM III/a 01-01-2011 POPT AHLI PERTAMA 01-09-2012 2 11 UNIV. BRAWIJAYA HAMA & PENYAKIT 31 Tahun198209192011011004/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL S1 Tahun : 2007 3 BulanBOYOLALI, 19-09-1982
50 YOSHI FUTAKI, S.IP ISLAM III/a 01-01-2011 PENATA USAHA BARANG MILIK NEG - - 2 11 UNIV. PADJADJARAN ADM. NEGARA 30 Tahun198306082011011011/- SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN S1 Tahun : 2009 6 BulanJEMBER, 08-06-1983
51 CAHYADI IRWAN ISLAM III/a 01-10-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA LANJU 01-04-2011 21 8 SPP-SPMA CIANJUR POLYVALEN 47 Tahun196606051993031003/080112483 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1985 6 BulanCIANJUR, 05-06-1966
52 ERI BUDIYANTO, SP ISLAM III/a 01-04-2012 PENATA USAHA DOKUMEN - - 3 11 UNIV. SINGAPERBANGSA AGRONOMI 35 Tahun197812222005011001/080135008 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTA SLTA Tahun : 2000 0 BulanTRIYOKO, 22-12-1978
53 SYAHIDIN ISLAM III/a 01-04-2013 PENGADMINISTRASI KEUANGAN - - 20 7 SMEA NEGERI 29 TATA NIAGA 49 Tahun196402201998031002/080124661 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 1984 10 BulanJAKARTA, 20-02-1964
54 YAYAN KURNIADI ISLAM III/a 01-04-2013 PENGHIMPUN DAN PENGOLAH DATA - - 19 8 SPP - SPMA PADALARANG 49 Tahun196412061998031001/080125060 SEKSI PROGRAM BANDUNG SLTA Tahun : 1984 0 BulanBANDUNG, 06-12-1964
55 ARIS SUTOAJI ISLAM III/a 01-04-2013 PENATA USAHA DOKUMEN - - 18 8 SPP - SPMA KARAWANG 51 Tahun196208271998031001/080124660 SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUAS SLTA Tahun : 1982 4 BulanCIKAMPEK, 27-08-1962
56 URIP SLAMET RIYADI ISLAM III/a 01-04-2013 PENGADMINISTRASI DAN PENYAJI D - - 16 8 STM PERTANIAN SATYA PROD. PERTANIAN 46 Tahun196701151998031001/080125061 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTA PRAJA SLTA Tahun : 1986 11 BulanPEMALANG, 15-01-1967
57 DULHALIM, SP ISLAM III/a 01-10-2013 PENGADIMINISTRASI DAN PENYAJI D - - 19 6 UNIV.SINGAPERBANGSA AGROTEKNOLOGI 45 Tahun196805162002121001/080132583 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTA S1 Tahun : 2013 7 BulanSUBANG, 16-05-1968
58 RASIMUN ISLAM II/d 01-04-2010 PENGADMINISTRASI KEUANGAN - - 26 8 SMA YAPSI JAKARTA IPA 51 Tahun196206141998031001/080124659 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 1984 6 BulanKEMRANGGON, 14-06-1962
59 TATO YANUAR SANTOSO ISLAM II/d 01-04-2010 KOORDINATOR ADMINISTRASI - - 24 7 SMA NEGERI CIKAMPEK IPS 45 Tahun196801281998031001/080124099 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTA Tahun : 1986 11 BulanBANDUNG, 28-01-1968
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
125
127
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1460 WAWAN GUNAWAN ISLAM II/d 01-04-2011 SATPAM - - 23 8 SMEA Purwakarta TATA NIAGA 49 Tahun
196408261999031001/080127468 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTA Tahun : 1986 4 BulanKARAWANG, 26-08-1964
61 ITA SUMIRTA ISLAM II/d 01-04-2011 PENGELOLA LAHAN PRAKTEK - - 23 8 SPP - SPMA CIANJUR POLYVALEN 50 Tahun196307271999031001/080127565 SEKSI PELAYANAN TEKNIS SLTA Tahun : 1983 5 BulanCIANJUR, 27-07-1963
62 MAMAT RAHMAT ISLAM II/d 01-04-2012 PENYUSUN LAPORAN - - 23 6 SPP-SPMA TASIKMALAYA POLYVALEN 50 Tahun196305042000031001/080129179 SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUAS RAYON BOGOR SLTA Tahun : 1983 7 BulanTASIKMALAYA, 04-05-1963
63 TETI SRI MULYATI ISLAM II/d 01-04-2012 BENDAHARA PENGELUARAN - - 21 3 SMA RIMBA MADYA BOGOR IPS 43 Tahun197009022000032001/080129178 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 1989 3 BulanCIANJUR, 02-09-1970
64 EKO HERMANTO ISLAM II/d 01-04-2012 PENGADMINISTRASI KEUANGAN - - 17 2 SMA SEJAHTERA 1 DEPOK IPA 43 Tahun197001041999031002/080126586 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 1989 11 BulanJAKARTA, 04-01-1970
65 IWAN SAPUTRA ISLAM II/d 01-04-2013 PRAMU PUBLIKASI - - 25 8 SMA PAKET C IPS 48 Tahun196508151988031001/080095139 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTP Tahun : 2009 4 BulanJAKARTA, 15-08-1965
66 TOTO HENDARTO ISLAM II/c 01-10-2009 PETUGAS PERPUSTAKAAN - - 23 8 SPP - SPMA PANDEGLANG 44 Tahun196905041999031004/080127564 SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTA SLTA Tahun : 1988 7 BulanCIAMIS, 04-05-1969
67 SAMSU ISLAM II/c 01-04-2010 PENYUSUN RENCANA KEG.DAN ANG - - 24 5 SPP - SPMA CIAMIS 47 Tahun196608102001121001/080130608 SEKSI PROGRAM SLTA Tahun : 1986 4 BulanCIAMIS, 10-08-1966
68 SURONO, A.MD ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV. PADJADJARAN PERLIND. TANAMAN 35 Tahun197810302011011003/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2000 2 BulanCIREBON, 30-10-1978
69 TURYADI, A.MD ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV. PADJADJARAN PENGEND. HAMA T. 33 Tahun198002272011011006/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2001 10 BulanSUMEDANG, 27-02-1980
70 SUCI NISCAHYA BHAKTI, A.MD ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV. PADJADJARAN PERLIND. TANAMAN 31 Tahun198202052011012009/ KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2003 10 BulanTASIKMALAYA, 05-02-1982
71 ROSALIA MARYANA, A.MD ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV. PADJADJARAN PERLIND. TANAMAN 31 Tahun198203132011012011/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2003 9 BulanBANDUNG, 13-03-1982
72 RINA NURDIANA, A.MD ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV. PADJADJARAN PERLIND.TANAMAN 30 Tahun198302072011012009/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2005 10 BulanBANDUNG, 07-02-1983
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
128
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1473 SHINTA STEPHANIE DIAN LESTARI, A ISLAM II/c 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-09-2012 5 11 UNIV.PADJAJARAN PERLIND. TANAMAN 29 Tahun
198409022011012010/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL D3 Tahun : 2005 3 BulanCIREBON, 02-09-1984
74 SIYAM ISLAM II/c 01-04-2011 PENGELOLA LABORATORIUM - - 21 8 STM SWASTA YP3 I PROD. PERTANIAN 46 Tahun196702022002121001/080132584 SEKSI PELAYANAN TEKNIS SLTA Tahun : 1987 10 BulanDANARAJA, 02-02-1967
75 NURPIAH ISLAM II/c 01-04-2011 PENGEVALUASI RENCANA - - 21 8 SPP - SPMA KARAWANG TAN. PANGAN DAN HORT. 42 Tahun197111102002122001/080132582 SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUAS SLTA Tahun : 1991 1 BulanKARAWANG, 10-11-1971
76 KURNAEN ISLAM II/c 01-10-2012 PETUGAS SAK - - 19 7 SMA PERSAMAAN NEGERI IPS 46 Tahun196704181998031003/080125058 SUBBAG KEUANGAN SLTA Tahun : 2003 8 BulanKARAWANG, 18-04-1967
77 ROSPINA LIMBONG KRISTEN II/c 01-04-2013 SEKRETARIS PIMPINAN - - 19 8 SMEA PELITA KEUANGAN 43 Tahun197009112005012001/080134953 SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TU SLTA Tahun : 1990 3 BulanPANDAN, 11-09-1970
78 SUDARNO ISLAM II/b 01-04-2010 SATPAM - - 21 8 SMA PROGRAM PAKET C IPS 44 Tahun196906082006041013/080136797 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SLTA Tahun : 2005 6 BulanBOYOLALI, 08-06-1969
79 SUWANDI IRAWAN ISLAM II/b 01-04-2010 PENGELOLA LABORATORIUM - - 7 8 SPP-SPMA NEGERI BUD. PERIKANAN 26 Tahun198706282006041001/080135566 SEKSI PELAYANAN TEKNIS TANJUNGSARI SLTA Tahun : 2005 6 BulanJAKARTA, 28-06-1987
80 RIDWAN MAULANA ISLAM II/b 01-04-2013 KOORDINATOR ADMINISTRASI - - 9 7 SMU PGRI CIKAMPEK IPS 28 Tahun198503172008121003/- SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TU SLTA Tahun : 9 BulanPURWAKARTA, 17-03-1985
81 TARSIM ISLAM II/b 01-04-2013 AGENDARIS - - 5 11 SMA PAKET C PURWAKARTA IPS 36 Tahun197704162008121004/- SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TU SLTA Tahun : 2005 8 BulanJATISARI, 16-04-1977
82 FITRAH RAHMATULLAH ISLAM II/b 01-10-2013 PRAMU PUBLIKASI - - 9 7 SMA IPS 35 Tahun197809042009101002/- SEKSI PROGRAM SLTA Tahun : 1997 3 BulanKARAWANG, 04-09-1978
83 SAWADI ISLAM II/a 01-12-2009 POPT TERAMPIL PELAKSANA 01-10-2013 4 0 SPP PERTANIAN SUBANG TANAMAN PANGAN 29 Tahun198401232009121005/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 2004 11 BulanJAGAPURA KULON, 23-01-1984
84 LIA LISNAWATI ISLAM II/a 01-12-2009 POPT TERAMPIL PELAKSANA PEMUL 01-11-2011 4 0 SPP PERTANIAN TAN. PANGAN & HORT. 25 Tahun198803272009122003/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL GEGERKALONG SLTA Tahun : 2006 9 BulanBANDUNG, 27-03-1988
85 ATEP BUDIMAN ISLAM II/a 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA PEMUL 01-09-2012 2 11 SPP HORTIKULTURA DAERAH 31 Tahun198212302011011010/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TASIKMALAYA SLTA Tahun : 2002 0 BulanCIAMIS, 30-12-1982
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
129
USIAGOL. / NAMA JABATAN TMT KINI THN BLN NAMA TAHUN NAMA JURUSAN
RUANG UNIT KERJA TMT LALU TAHUN LULUS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1486 GUN GUN GUNAWAN ISLAM II/a 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA PEMUL 01-09-2012 2 11 SPP PEMDA TK I. JABAR 35 Tahun
197807302011011004/- KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SLTA Tahun : 1997 5 BulanBANDUNG, 30-07-1978
87 NANAR A.CAHYANA ISLAM II/a 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA PEMUL 01-09-2012 2 11 SMKN 1 PERTANIAN CIGUGUR 35 Tahun197807122011011007/ - KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KUNINGAN SLTA Tahun : 1998 5 BulanCIREBON, 12-07-1978
88 NUR IKHSAN HIDAYAT ISLAM II/a 01-01-2011 POPT TERAMPIL PELAKSANA PEMUL 01-09-2012 2 11 SMKN 1 PERTANIAN 30 Tahun198312042011011013/ - KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TEMANGGUNG SLTA Tahun : 2004 0 BulanMAGELANG, 04-12-1983
89 SOMANTRI ISLAM II/a 01-04-2013 SATPAM - - 17 8 SMA PAKET C 50 Tahun196305121997031001/080121184 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SD Tahun : 1975 7 BulanKARAWANG, 12-05-1963
90 TARYONO KUSUMO ISLAM I/d 01-04-2013 KOORDINATOR ADMINISTRASI - - 20 8 SD 45 Tahun196802141998031002/080124633 SUBBAG RT DAN PERLENGKAPAN SD Tahun : 1984 10 BulanCIKAMPEK, 14-02-1968
NIP BARU / LAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR
AGAMA TMT
JABATANMASA
LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN AKHIRKERJANO. NAMA PEGAWAI PANGKAT
130
Lampiran 2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala Tahun 2013
Lampiran 3. Daftar Kenaikan Pangkat Reguler BBPOPT Tahun 2013
No Nama/NIP Kenaikan Pangkat
Periode Ket.
1 Arif Hidayat S., S.H 198001102005011002
III.b ke III.c April KP. Reguler
2 Devied Apriyanto S., S.P. 198204142005011001
III.b ke III.c April KP. Reguler
3 Nursih 196009051994032001
III.a ke III.b April KP. Reguler
4 Syahidin 196402201998031002
II.d ke III.a April KP. Reguler
5 Yayan Kurniadi II.d ke III.a April KP. Reguler 6 Aris Sutoaji
196208271998031001 II.d ke. III.a April KP. Reguler
7 Urip Slamet Riyadi II.d ke III.a April KP. Reguler 8 Rospina Limbong
197009112005012001 II.b ke II.c April KP. Reguler
9 Tarsim 197704162008121004
II.a ke II.b April KP. Reguler
10 Ridwan Maulana 198503172008121003
II.a ke II.b April KP. Reguler
11 Iwan Saputra 196508151988031001
II.c ke II.c April KP. Penyesuaian Ijazah
12 Somantri 196305121997031001
I.d ke II.a April KP. Penyesuaian Ijazah
13 Tri MPL 196701171994032001
III.a ke III.b April KP. Fungsional
14 Dedi Darmadi 197409072009011006
III.a ke III.b April KP. Fungsional
15 Memed Jamhari, S.ST. II.d ke III.a Oktober KP. Reguler 16 Fitrah Rahmatullah
197809042009101002 II.d ke III.a Oktober KP. Reguler
17 Wayan Murdita, S.P. 196402241991031001
III.b ke III.c Oktober KP. Fungsional
18 Yadi Kusmayadi, S.P. 196603171992031001
III.a ke III.b Oktober KP. Fungsional
19 Sawadi 198401232009121005
II.a ke II.b Oktober KP. Fungsional
134
Lampiran 4. Realisasi Pembayaran Gaji dan Tunjangan Akhir 31 Desember 2013
Penanggungjawab/PelaksanaKegiatan
(1) (2) (3) (4) (7) (8) (11)1768.994 Layanan Perkantoran : Umum
001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 4.748.693.000 4.694.012.395 98,85 Umum
002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 791.094.000 747.089.071 94,44 Umum
5.539.787.000 5.441.101.466 98,221768.002 Rancangan Kerja Balai Besar Peramalan OPT 693.120.000 685.493.450 98,90 Progrev
1768.003 Data dan Informasi Ramalan Serangan OPT Pangan 1.625.389.000 1.625.199.755 99,99 Progrev1768.004 Operasional Laboratorium Pengelolaan OPT 427.684.000 424.071.240 99,16 YantekIndok1768.005 Produk Agens Pengendali Hayati (Padat) 61.100.000 61.089.900 99,98 YantekIndok1768.006 Produk Agens Pengendali Hayati (Cair/Isolat) 60.500.000 60.353.300 99,76 YantekIndok1768.007 Model Peramalan OPT 422.200.000 403.749.734 95,63 YantekIndok
1768.008 Layanan Diseminasi Informasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT 1.144.494.000 987.374.014 86,27 YantekIndok
1768.009 Penerapan dan Pengembangan Peramalan OPT 292.149.000 291.718.500 99,85 Progrev
1768.010 Pelatihan Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT 297.000.000 214.263.000 72,14 Umum
1768.012 Administrasi Pelaksanaan Kegiatan 470.430.000 469.558.645 99,81 Umum
1768.013 Laporan Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 301.800.000 290.731.700 96,33 Progrev
5.795.866.000 5.513.603.238 95,131768.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 314.640.000 313.585.312 99,66 Umum1768.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 535.521.000 533.417.000 99,61 Umum1768.998 Gedung/Bangunan 14.186.000 14.186.000 100,00 Umum
84 Guru SMKN 1 Jatisari Konsultasi PKL 2 Desember 1
85 Guru SMKN 1 Jatisari Mengantar surat ijin PKL 5 Desember 1
86 Petugas BBPPMBTPH Cimanggis
Pengumpulan data dan konsultasi
11 Desember 2
87 Guru SMKN 1 Banyusari Mengantar siswa magang
16 Desember 1
Jumlah 150
151
Lampiran 16. Hasil Kegiatan Model Peramalan OPT BBPOPT, TA. 2013
1. METODE PENGEMBANGAN PENGAMATAN HAMA BOLENG (Cylas formicarius FABRICIUS) PADA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) Sujiono, Rina Nurdiana, Gun Gun Gunawan, Eri Budiyanto, Suwandi Irawan
Kumbang Cylas formicarius Fabricius merupakan hama utama pada ubi jalar dan dapat menyebabkan kerusaklan baik di lapangan maupun di tempat penyimpanan. Pada musim kemarau, kehilangan hasil akibat serangan hama boleng berkisar antara 10 – 80%.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui metode yang paling efektif untuk pengamatan hama Cylas formicarius. Sasaran dari kegiatan ini adalah diketahuinya metode yang paling efektif dan efisien untuk pengamatan hama C. formicarius.
Kegiatan kajian pengembangan metode pengamatan hama boleng (C. formicarius) pada ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Oktober 2013, bertempat di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Kegiatan kajian ini bersifat eksperimental dan dilaksanakan di lapangan. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimana terdapat 5 (lima) perlakuan dengan 4 (empat) ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Parameter utama yang diamati adalah hasil penghitungan/ pencacahan jumlah kumbang C. formicarius yang tertangkap perangkap dan data mengenai intensitas serangan. Kedua data tersebut dilengkapi dengan deskripsi morfologi pada tanaman ubi jalar bergejala.
Selama satu periode pengamatan, perlakuan perangkap feromon dapat menarik kumbang C. formicarius, sedangkan perlakuan perangkap mandiri (tanpa feromon seks) tidak diperoleh hasil tangkapan kumbang C. formicarius (nihil). Rata-rata jumlah tangkapan kumbang C. formicarius tertinggi pada petak percobaan perangkap botol + feromon seks terjadi pada saat usia tanaman 17 mst yaitu mencapai 72,00 ekor, sedangkan untuk perangkap water pan + feromon seks terjadi pada saat usia tanaman 19 dan 20 mst yaitu mencapai 157,5 ekor. Perangkap feromon yang ditempatkan dekat dengan permukaan tanah (perangkap water pan) memperoleh jumlah tangkapan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perangkap feromon yang ditempatkan diatas permukaan tanah (perangkap botol). Persentase serangan hama C. formicarius terendah berada pada petak perlakuan perangkap botol + feromon seks (A) sebesar 7,555%, sedangkan persentase tertinggi terjadi pada petak perlakuan perangkap pitfall (D) yaitu sebesar 14,184%. Hubungan antara jumlah tangkapan kumbang C. formicarius dengan intensitas serangan pada umbi ubi jalar relatif rendah. Persamaan garis regresi yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk memperkirakan intensitas serangan berdasarkan jumlah tangkapan kumbang C. formicarius yang diketahui. Hubungan antara populasi kumbang C. formicarius dengan suhu dan kelembaban relatif kuat. Dari persamaan regresi menunjukkan ada pengaruh positif (searah) antara suhu dan kelembaban dengan populasi kumbang C. formicarius. Pengamatan tanaman ubi jalar bergejala efektif dilakukan pada saat umur tanaman mencapai 10 – 11 mst karena pada saat itu keberadaan lubang kecil bekas gerekan C. formicarius lebih
152
jelas terlihat dan mudah ditemukan seiring dengan muncul dan keluarnya kumbang dari dalam umbi ubi jalar dengan cara melakukan penggalian tanah.
2. METODE PENGAMATAN HAWAR BAKTERI (Xanthomonas manihotis) PADA TANAMAN UBI KAYU DI KABUPATEN TASIKMALAYA Dianto Momon Sumono, Idah Faridah, Surono, Aris Sutoaji
Peran ubi kayu akhir-akhir ini semakin menunjukkan perkembangan yang sangat baik, bahkan pengembangan komoditas ini sangat besar.Salah satu penyakit penting ubi kayu adalah penyakit hawar bakteri.Gejala serangan penyakit ini yaitu pada daun terdapat bercak kebasah-basahan dengan bentuk tidak teratur dan bersudut, dikelilingi oleh warna hijau tua.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui metode pengamatan hawar bakteri pada tanaman ubi kayu. Sasaran dari kegiatan ini adalah diketahuinya perkembangan serangan, karakteristik pola sebaran dan metode pengamatan hawar bakteri.
Kegiatan pengamatan penyakit hawar bakteri dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, pada bulan April – Desember 2013. Lokasi pengamatan dilakukan di 3 (tiga) Kecamatan, yaitu; Manonjaya, Gunung Tanjung dan Cineam. Untuk masing-masing kecamatan ditentukan 3 (tiga) desa dan setiap desa dipilih 3 (tiga) hamparan yang dianggap mewakili luas hamparan.Masing-masing hamparan diamati 20 pohon contoh. Kegiatan pengamatan dilakukan sebanyak 13 kali, pengamatan pertama dimulai pada pertanaman ubi kayu berumur 30 hari setelah tanam (HST). Pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval 2 (dua) mingguan. Pengamatan terhadap penyakit hawar bakteri dilakukan secara visual dengan menghitung intensitas serangan pada ketiga bagian daun (bawah, tengah dan atas). Masing-masing bagian daun dari pohon contoh (sampel pohon) diamati 3 daun, dengan jarak antar bagian daun (atas, tengah dan bawah) berselang 2 (dua) daun.
Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji DMRT pada P=0,05 bertujuan untuk menentukan bagian daun mana yang harus diamati dan analisis karakteristik serangan dengan menggunakan CA indeks.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil uji DMRT pada P=0,05 menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan
yang nyata dalam pola sebaran infeksi penyakit hawar daun bakteri pada semua stadia tanaman dan bagian tanaman;
2. Pengamatan terhadap hawar bakteri pada tanaman ubi kayu di lapangan pada setiap umur tanaman dilakukan dengan teknik dan jumlah contoh yang sama, yaitu; Pengamatan dilakukan pada 3 (tiga) bagian daun untuk setiap pohon contoh/sampel pohon yaitu dengan mengamati penyakit hawar bakteri pada bagian daun atas, tengah dan bawah. Hasil uji Duncan’s pada P=0,05 menunjukan bahwa pengamatan terhadap penyakit hawar bakteri cukup dilakukan pada bagian daun tengah dengan cara mengamati 3 (tiga) daun secara acak sistimatis pada setiap sampel tanaman contoh;
3. Jumlah pohon contoh yang dibutuhkan dalam pengamatan lapang terhadap hawar bakteri di 3 (tiga) desa contoh (masing – masing tiga hamparan
153
contoh) adalah 18 (delapan belas) pohon tingkat kepercayaan 70% (D = 0,3) dan 36 pohon untuk tingkat kepercayaan 80% (D = 0,2).
3. INVENTARISASI PUSTAKA SPEKTRAL OPT UTAMA TANAMAN PADI Rahmad Gunawan, Dewi Nirwati, Willing Bagariang, Ulfah Nuzulullia, Urip Slamet Riyadi
Padi merupakan salah satu tanaman pangan utama di Indonesia. Gejala hama dan penyakit penting pada padi seperti wereng batang coklat, BLB dan Tungro harus diwaspadai sejak awal agar segera dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan kerusakan berat atau sampai gagal panen. Perubahan fisiologis pada daun padi, baik dari sisi warna ataupun struktur daun dapat dideteksi atau diamati dengan melihat nilai pantulan cahaya pada permukaan daun tersebut.Untuk mengetahui perubahan tersebut digunakan informasi panjang gelombang warna daun padi dalam menganalisis suatu objek (spectral signatures).
Tujuan kajian ini adalah didapatkan pustaka spektral pada gejala serangan OPT utama tanaman padi dan mendapatkan metode pengamatan gejala serangan OPT dengan menggunakan Spektrometer. Sasaran kajian ini adalah pustaka spektral digunakan sebagai referensi dalam pengolahan citra satelit dan didapatkan metode perekaman pustaka spektral sebagai pedoman perekaman pustaka spektral.
Kegiatan ini dilaksanakan pada daerah endemis BLB, Tungro dan WBC di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat pada bulan Juli - Desember 2013. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: Pengumpulan informasi kejadian serangan OPT, persiapan alat Spektrometer, pengambilan sampel, dan perekaman sampel pustaka spektral.
Berdasarkan hasil pengamatan maka didapatkan hasil pustaka spektral daun padi sehat dan daun padi bergejala BLB, Tungro dan WBC sebanyak 40 pustaka. Pustaka spektral daun padi tersebut dikategorikan ke dalam 4 stadia yaitu Stadia 1 ( umur < 40 hst), Stadia 2 ( umur 40-60 hst), Stadia 3 ( umur 60-90 hst) dan Stadia 4 ( umur 90 hst – panen). Pengukuran pustaka spektral dilakukan pada berbagai varietas tanaman padi. Varietas tanaman padi yang terinventarisasi pustaka spektralnya adalah 12 varietas yaitu Ciherang, IR64, Mekongga, Situ bagendit, Cisadane, Hibrida, Ketan, Towuti, IR42, Pandan wangi, Lokal, dan Muncul.
4. PENGEMBANGAN MODEL PERAMALAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN JAGUNG Wahyudin, Wayan Murdita, Dwitya Rizqillah G, Lia Lisnawati, Yayan Kurniadi
Penggerek batang (Ostrinia furnacalis Guenee) merupakan salah satu hama utama pada tanaman jagung sehingga keberadaannya perlu diwaspadai. Kehilangan hasil akibat penggerek batang jagung mencapai 20-80%. Besarnya kehilangan hasil dipengaruhi oleh padat populasi larva penggerek batang jagung serta umur tanaman saat terserang. Penggerek batang jagung menyerang pada semua bagian tanaman jagung, gejala serangan penggerek batang jagung berupa lubang gorokan pada daun, batang, bunga jantan, dan atau pangkal tongkol.
154
Kegiatan ini bertujuan mendapatkan model peramalan serangan penggerek batang jagung spesifik lokasi dalam musim dan antar musim.Sasaran yang ingin dicapai yaitu tersedianya model peramalan serangan penggerek batang jagung spesifik lokasi dalam musim dan antar musim. Kegiatan ini dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Cimangkok dan Sukalarang, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, mulai bulan Mei sampai dengan Oktober 2013.
Metode yang digunakan adalah penentuan lokasi sebanyak 20 blok hamparan dengan ukuran 250 – 500 m2. Dalam 1 hamparan ditentukan 10 guludan, tiap guludan 10 rumpun, diambil secara sistematik.Pengamatan lapang dilakukan terhadap gejala serangan penggerek batang jagung pada fase vegetatif dan generatif.Tingkat serangan penggerek batang jagung dihitung dengan metode serangan mutlak. Hasil analisa pola perkembangan serangan menunjukkan bahwa : 1. Serangan penggerek batang jagung terjadi pada umur 21-28 HST. 2. Serangan penggerek batang jagung tertinggi terjadi pada umur 56 HST (fase
pembungaan). 3. Model serangan penggerek batang jagung spesifik lokasi dalam musim,
Log Y70 = 0.6342 Log (X49+2) + 0.1376 ; R2= 0.61, N= 20, Sig= 0.0000, CL= 0.06, dimana Y70 adalah serangan penggerek batang jagung pada umur 70 HST (%) dan X49 adalah serangan penggerek batang jagung pada umur 49 HST (%).
4. Model serangan penggerek batang jagung spesifik lokasi dalam musim, Log Y21 = 1,0128 * Log (X7+1)2 –1,2471* Log (X7+1) + 1,0598 ; R2= 0,63, N= 15, Sig= 0.002, CL= 0.04, dimana Y21 adalah serangan penggerek batang jagung pada umur 21 HST (%) dan X7 adalah populasi tangkapan ngengat penggerek batang jagung pada umur 7 HST (ekor/trap).
5. Model seranganpenggerek batang jagung spesifik lokasi antar musim, LogYmh = 0.8615 Log (Xmk+10) + 0.1678 (R2= 0.68, N= 18, Sig= 0.0000, CL= 0.07), danLog Ymk = 1.0641 Log (Xmh+10) - 0.0899 (R2= 0.75, N= 22, Sig= 0.0000, CL= 0.07), dimana Y adalah prakiraan serangan kumulatif luas tambah serangan (ha), X adalah kejadian serangan kumulatif luas tambah serangan (ha), mh adalah musim hujan, dan mk adalah musim kemarau.
5. PENGEMBANGAN MODEL PERAMALAN OPT UTAMA PERUSAK DAUN PADA TANAMAN KEDELAI Suwarman, Sri Murtiati, Ita Sumirta, Nanar A. Cahyana
Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian.Salah satu faktor pembatas dalam berproduksi tanaman pangan khususnya kedelai adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Untuk dapat mengendalikan serangan hama perusak daun pada pertanaman kedelai dengan baik harus disusun suatu perencanaan dengan menggunakan strategi dan teknik sesuai dengan karakteristik OPT. Dalam penyusunan perencanaan diperlukan informasi dalam bentuk prakiraan/ramalan yang akurat agar resiko yang akan terjadi akibat serangan perusak daun dapat ditekan.
155
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari pola umum perkembangan populasi OPT utamaperusak daun pada tanaman kedelai dan mengembangkan model peramalan OPT utamaperusak daun pada tanaman kedelai. Sasaran dari kegiatan iniadalah diketahuinya pola umum perkembangan populasi OPT utamaperusak daun pada tanaman kedelai dan didapatkannya model peramalan OPT utamaperusak daun pada tanaman kedelai.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada bulan Juni – Desember 2013. Metode dari kegiatan ini yaitupengamatan tetap dilakukan dengan mengamati pertanaman kedelai yang ditentukan secara purposif di 3 (empat) kecamatan masing-masing kecamatan sebanyak 3 (tiga) desa dan masing-masing desa diambil 5 (lima) hamparan/kebun contoh. Setiap kebun contoh diamati 3 (tiga) titik secara diagonal, setiap titik dipilih 10 (sepuluh) rumpun contoh yang ditentukan secara acak sistematik.
Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil pengamatan lapang, larva ulat grayak selama satu musim tanaman
kedelai mengalami dua generasi, generasi pertama terjadi pada umur tanaman 34 HST dan generasi ke dua pada umur tanaman 69 HST, dengan perbedaan puncak populasi selama 35 hari.
2. Populasi larva ulat penggulung daun kedelai selama satu musim tanam kedelai mengalami dua generasi, generasi pertama terjadi pada umur tanaman 27 HST dan generasi ke dua terjadi pada umur tanaman 55 HST, dengan perbedaan puncak populasi 28 hari.
3. Pendugaan intensitas serangan ulat grayak fase generatif (5 - 11 Mst) berdasarkan populasi fase generatif (5 - 11 Mst): Y = 5,106(X) + 3,526 (R2; 70) Y = Intensitas serangan (%) pada fase generatif (5 - 11 Mst) X = Populasi ulat grayak ekor/rumpun pada fase generatif (5 - 11 Mst)
4. Pendugaan populasi ulat grayak pada fase generatif (5 - 11 Mst), berdasarkan populasi pada fase vegetatif (1 - 4 Mst); Y = 2,2115(X) + 0,1377 (R2; 67) Y = Populasi ulat grayak ekor/rumpun pada fase generatif (5 - 11 Mst) X = Populasi ulat grayak ekor/rumpun pada fase vegetatif (1 - 4 Mst)
5. Pendugaan intensitas serangan ulat grayak pada fase generatif (5 - 11 Mst) berdasarkan populasi fase vegetatif (1 s/d 4 Mst); Y = 11,51(X) + 1,308 (R2; 61) Y = Intensitas serangan (%) pada fase generatif (5 - 11 Mst)
X = Populasi ulat grayak ekor/rumpun pada fase vegetatif (1 - 4 Mst) 6. Pendugaan intensitas serangan ulat penggulung daun pada fase generatif
(5 - 11 Mst) berdasarkan populasi pada fase generatif (5 - 11 Mst): Log (Y+1) = 1,254(X+1) + 0,103 (R2; 0,61) Y = Intensitas serangan (%) pada fase generatif (5 - 11 mst) X = Populasi ulat penggulung daun ekor/rumpun pada fase generative (5 -
11 Mst)
156
7. Pendugaan populasi ulat penggulung daun pada fase generatif (5 - 11 Mst) berdasarkan populasi fase vegetatif (1 - 4 Mst): Log (Y+1) = 1,2708 Log (X+1) + 0,0168 (R2;0,76) Y = Populasi ulat penggulung daun ekor/rumpun pada generatif (5 - 11
Mst) X = Populasi ulat penggulung daun ekor/rumpun pada fase vegetatif (1 - 4
Mst) 8. Pendugaan intensitas serangan ulat penggulung daun pada fase generatif
(5 - 11 Mst) berdasarkan populasi fase vegetatif (1 - 4 Mst); Log (Y+1) = 1,715 Log (X+1) + 0,124 (R2;0,64) Y = Intensitas serangan (%) pada fase generatif (5 - 11 Mst) X = Populasi ulat penggulung daun ekor/rumpun pada fase vegetatif (1 - 4
Mst) 9. Pendugaan populasi belalang daun pada fase generatif (5 - 11 Mst)
berdasarkan populasi fase genetarif fase generatif (5 - 11 Mst): Y = 1,603(X) + 1,172 (R2; 0,61) Y = Intensitas serangan (%) pada fase generatif (5 - 11 Mst) X = Populasi belalang daun ekor/m2 pada fase generatif (5 - 11 Mst)
10. Pendugaan populasi belalang daun fase generatif (5 - 11 Mst) berdasarkan populasi fase vegetatif (1 s/d 4 Mst): Y = 1,717(X) + 1,428 (R2; 0,68) Y = Populasi belalang daun ekor/m2 pada fase generatif (5 -11 Mst) X = Populasi belalang daun ekor/m2 pada fase vegetatif (1 - 4 Mst)
11. Pendugaan kehilangan hasil akibat serangan belalang daun, ulat penggulung daun dan ulat grayak pada fase generatif (11 mst): Log Y= 0,3383 + 0,8395 Log X1 + 0,0058 Log X2 + 0,1466 Log X3 (R2; 0,72) Y = Kehilangan hasil akibat serangan hama perusak daun kedelai (%) per
tanaman X1 = Intensitas serangan ulat grayak fase generatif (11 mst) (%) X2 = Intensitas serangan belalang daun fase generatif (11 mst) (%) X3 = Intensitas serangan ulat penggulung daun fase generatif (11 mst)
(%)
6. PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL PERAMALAN PENGGEREK BATANG PADI Busyairi Latiful Ashar, Achmad Imroni, Maryono, Yoyo Kusprayogie, Atep Budiman
Salah satu hama penting dalam produksi padi adalah penggerek batang padi (PBP). Serangan PBP yang tinggi dapat mengakibatkan penurunanproduksi padi hingga puso. Intensitas serangan dapat diramalkan berdasarkan bioekologi penggerek batang padi untuk mengurangi resiko serangan hama tersebut. Kemajuan teknologi komputer menghasilkan suatu cara pendekatan yang disebut kecerdasan buatan (Artificial Inteligence Techniques). Salah satu pengembangan kecerdasan buatan diantaranya adalah simulasi model (model simulation). Simulasi model dapat dikembangkan untuk membuat simulasi peramalan PBP.
157
Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat program simulasi model peramalan penggerek batang padi.Sasaran dari kegiatan ini adalah diperoleh program simulasi model peramalan penggerek batang padi.
Metode pelaksanaan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap.Tahap pertama melakukan pengumpulan data lapang.Pengamatan dilakukan di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon.Setiap kabupaten diamati 3 (tiga) hamparan, setiap hamparan diamati 3 (petak ulangan) dan setiap petak diamati 10 (sepuluh) rumpun contoh.Lokasi pengamatan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) isolasi jarak yaitu isolasi jarak pendek (<5 km), jarak menengah (5-10 km), dan jarak jauh (>10 km).Hasil pengamatan lapang digunakan untuk memvalidasi dan mengevaluasi data hasil simulasi. Tahap kedua yaitu pembuatan progam yang dibagi dalam 6 kegiatan: 1. Menyusun database dengan query waktu pengamatan 2. Menyusun modul program; modul PBP, modul intensitas serangan, modul
pengendalian dan musuh alami, dan modul kehilangan hasil 3. Merancang user interfacemenggunakan software Corel Draw X3 4. Merancang sistem menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 5. Pengepakan program (packaging) dalam bentuk portable agar dapat
dioperasikan di komputer lain) Program simulasi yang dikembangkan berupa softwareaplikasi portable
berbasis Windows yang diberi nama Pak Odi (Pakar OPT Padi) versi 1.1 berdimensi 600x450 pixel. Spesifkasi minimal yang diperlukan yaitu: processor Pentium III 600 Mhz, kapasitas RAM 128 MB dengan sistem operasi Windows XP. Proses simulasi memerlukan input paramater yaitu tanggal pengamatan, umur tanaman, waktu awal penerbangan (HST), kepadatan ngengat (ekor/m2), Fase perkembangan (telur, instar 1-5, pupa dan imago), jumlah kelompok telur (KT/ m2), tingkat parasitasi kelompok telur (%), intensitas serangan (%) dan estimasi keefektifan pengendalian. Apabila semua inputan parameter tersebut telah diisi, selanjutnya dilakukan simulasi dengan cara meng-klik tombol simulasi. Hasil simulasi meliputiperamalan intensitas serangan, peramalanwaktu penerbangan, waktu efektif untuk pengendalian dan estimasi kehilangan hasil.
Program simulasi yang dihasilkan adalahaplikasi portable yang diberi nama Pak Odi (Pakar OPT Padi) versi 1.1. Dari hasil validasi, hasil simulasi memiliki tingkat kesalahan berdasarkan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) sebesar 34,6%. Hasil analisis jarak menunjukkan, isolasi jarak dekat (<5 km) tidak ada perbedaan fase perkembangan antar hamparan.Isolasi jarak menengah (5-10 km) terdapat perbedaan satu hingga tiga fase perkembangan, sedangkan isolasi jarak jauh (>10 km) tidak mampu menggambarkan fase perkembangan antar hamparan karena terdapat overlapping generasi dan perbedaan umur pertanaman.Hasil analisis intensitas serangan berdasarkan keberadaan sumber cahaya menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan yang signifikan antara lokasi yang dekat sumber cahaya dengan lokasi yang jauh dari sumber cahaya.
Hingga saat ini hama tikus masih merupakan salah satu organisme pengganggu penting di indonesia. Berdasarkan Informasi Perkembangan Serangan OPT Padi tahun 2010, 2009 dan rerata 5 tahun, 2004-2008, serangan tikus tahun 2010 mencapai areal seluas 198.618 ha (puso 5.124 ha). Masih luasnya serangan hama tikus disebabkan upaya pengendalian yang dilakukan belum maksimal dan tidak berkesinambungan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dalam penerapan teknologi pengendalian yang sudah tersedia.Dalam upaya pengendalian tikus, sosial ekonomi merupakan hal yang sangat penting. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada TA 2013 BBPOPT Jatisari telah melaksanakan kegiatan Operasional Pengendalian Hama Tikus Skala Luas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan model mengendalian tikus sawah di pertanaman padi, sasarannya adalah terlaksananya kegiatan Operasional Pengendalian Tikus Sawah Skala Luas di pertanaman padi, dan diperolehnya Model Pengendalian Hama Tikus Sawah.
Kegiatan dilaksanakan pada lahan dengan waktu tanam tidak serempak di Kabupaten Klaten, Kecamatan Karang Anom, Desa Ngabeyan, Kelompok Tani Prasojo, pada areal seluas 32,2 ha. Kegagalan panen akibat serangan Tikus disebabkan oleh waktu tanam tidak serempak, sanitasi kurang baik, topografi bergelombang, banyak lahan belum diolah, sehingga dijadikan tempat persembunyian/sarang tikus, dan dikelilingi oleh sungai.Pada umumnya petani dalam melakukan upaya pengendalian dilakukan secara sendiri-sendiri, teknologi seadanya, prasarana dan sarana pengendalian sangat sederhana, kaidah pengendalian 5 Tepat belum dilaksanakan, fungsi sarana penggerak belum maksimal.Dengan demikian hasil pengendalian kurang berdampak secara positif terhadap peningkatan produksi.
Metode Pelaksanaan kegiatan dilapangan meliputi : Pemetaan Hamparan, perencanaan kegiatan di lapangan, penerapan teknologi pengendalian secara konprehensif. Penerapan teknologi pengendalian disesuaikan dengan keadaan lapang hasil pemetaan hamparan dan perencanaan, antara lain : Gropyokan dilakukan secara massal. Sanitasi lingkungan, kebersihan sawah dan lingkungan sekitar sawah penting untuk diperhatikan, agar tikus tidak bersarang.Pemerangkapandi pertanaman menggunakan metode Trap Barrier System (TBS) atau sistem tanaman perangkap, Linier Trap Barrier System (LTBS), atau perangkap bubu linier.Pengasapan beracun/fumigasi, pengumpanan beracun menggunakan rodentisida antikoagulan. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan teknologi yang telah dilaksanakan maka dilakukan evaluasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerusakan tanaman akibat serangan Tikus tertinggi pada umur tanaman 8 sampai dengan 12 mst. Hasil tangkapan TBS dan LTBS, 425 ekor, hasil gropyokan 630 ekor, fumigasi/emposan 73 ekor dan tikus mati akibat pengumpaan beracun mencapai 1134 ekor. Total tikus tertangkap/mati 2262 ekor. Kerusakan akhir di pertanaman menunjukkan, di lokasi pengendalian hanya 2,62 % pada tanaman berumur 11-12 mst, lokasi kontrol I, 5,22 - 70,77 %, lokasi kontrol II, 14,95 - 48,17 %. Kerusakan tanaman di lokasi pengendalian lebih rendah dibandingkan lokasi kontrol 1 dan 2. Rata-rata hasil panen/produksi di lokasi pengendalian mencapai 6.027 ton/ha, kontrol I,
159
3.792,52 ton/ha, lokasi kontrol II, 0,770 ton/ha. Dengan demikian hasil panen/produksi di lokasi operasional pengendalian paling tinggi dibandingkan lokasi lainnya.
Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa upaya pengendalian tikus pada waktu tanam tidak serempak akan berhasil dengan menerapkan strategi pengendalian sebagai berikut : 1. Koordinasi dengan instansi terkait yaituDinas Pertanian Provinsi, UPT-BPTPH, LPHP, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Koordinator POPT-PHP, Penyuluh dan petani., 2. Pemetaan hamparan., 3.Pertemuan perencanaan., 4.Penerapan Paket Teknologi Pengendalian di lapangan (Gropyokan, Sanitasi/kebersihan lingkungan, LTBS, TBS, Pengemposan, Pengumpanan beracun). Dari kegiatan tersebut diperoleh Model, yaitu: a). Gropyokan dilaksanakan pada awal tanam (pengolahan tanah), b). Sanitasi lingkungan dilaksanakan dari mulai awal tanam sampai dengan panen. c). Metode LTBS dilaksanakan pada daerah yang merupakan jalur lalu-lintas tikus. d). Metode TBS dilaksanakan pada pertanaman berumur 8 mst dan atau pada daerah dengan intensitas serangan tinggi. e). Pengemposan (empos gali) dilaksanakan sepanjang ada pertanaman. f). Pengumpanan beracun dilaksanakan hingga stadia tanaman bunting, menggunakan rodentisida antikoagulan.Keberhasilan pengendalian tidak ada maknanya apabila tidak disertai dengan sosialisasi.Upaya tersebut telah dilakukan oleh petani, kelompok tani, petugas, Dinas Pertanian, LPHP melalui kegiatan pertemuan, kunjungan ke lokasi kegiatan dan gelar teknologi.Pengendalian adalah kewajiban petani, teknologi pengendalian telah tersedia, untuk keberhasilan upaya pengendalian diperlukan strategi yang tepat dan mudah dilaksanakan oleh petani.Kiat keberhasilan pengendalianadalah, KOMPAK, BERSAMA-SAMA, AREAL LUAS, SKALA DAN WAKTU. Orang Bijak mengatakan “KITA BERTINDAK MENGATASI MASALAH TANPA BERFIKIR MENGAPA MASALAH ITU TERJADI”
8. EFEKTIVITAS BAKTERI Corynebacterium sp DAN EKSTRAK DAUN SIRIH UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK PELEPAH (Sarocladium oryzae Sawada) DI TINGKAT LAPANGAN Cahyadi Irwan, Ani Widarti, Suci Niscahya Bhakti, Dulhalim
Penyakit busuk pelepah pada tanaman padi(Sarocladium oryzaeSawada) merupakan salah satu penyakit yang berpotensi besar menurunkan produksi beras. Gejala serangan dan tingkat penyebaran penyakit busuk pelepah diperkirakan berpotensi meningkat dalam beberapa tahun ke depan sehingga diperlukan teknologi pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan. Pada Tahun 2012, Balai Besar Peramalan OPT telah melakukan kajian semi laboratorium pengendalian penyakit busuk pelepah menggunakan Corynebacterium sp dan ekstrak daun sirih sebagai kajian pendahuluan. Sampai saat ini belum ada kajian atau penelitian tingkat lapang yang membuktikan bahwa corynebacterium dan daun sirih efektif digunakan untuk menekan penyakit busuk pelepah.Kajian ini dilakukan sebagai studi awal dalam pengendalian busuk pelepah tingkat lapang mengacu pada hasil kajian Tahun 2012.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui informasi perkembangan epidemiologi penyakit busuk pelepah di tingkat lapang dan mengetahui waktu aplikasi Corynebacteriumsp dan ekstrak daun sirih yang efektif untuk mengendalikan penyakit busuk pelepah tingkat lapang pada beberapa
160
kategori umur tanaman padi.Sasarannya adalah diketahuinya 1 (satu) informasi epidemiologi penyakit busuk pelepah di tingkat lapang dan diketahuinya 1 (satu)waktu aplikasi Corynebacteriumsp dan ekstrak daun sirih yang efektif untuk mengendalikan penyakit busuk pelepah di tingkat lapang pada beberapa kategori umur tanaman padi.
Kajian dilaksanakan di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat pada Bulan April – September 2013.Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Banyaknya perlakuan adalah 6 (enam) perlakuan dan 1 (satu) kontrol. Adapun perlakuannya adalah perlakuan Corynebacterium C1 (perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,6, 8 dan 10 mst); Perlakuan Corynebacterium C2 (perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,6, dan 8 mst); Perlakuan Corynebacterium C3 (perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,dan 6 mst ); Perlakuan Daun sirih S1 (perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,6, 8 dan 10 mst); Perlakuan Daun sirih S2(perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,6, dan 8 mst); dan Perlakuan Daun sirih S3 (perendaman benih, aplikasi pesemaian, aplikasi pertanaman 2,4,dan 6 mst).
Hasil kajian menunjukkan bahwa Penyakit busuk pelepah mulai muncul umur tanaman 8 mst (pada kontrol). Perlakuan C1 dan S1 lebih efektif untuk mengendalikan penyakit busuk pelepah di tingkat lapang dengan anjuran perlakuan perendaman benih, dan waktu aplikasi pesemaian serta pertanaman pada umur 2, 4, 6, 8, dan 10 mst. Dari hasil berat 1000 butir, agens hayati Corynebacteriumsp dan pestisida nabati ekstrak daun sirih memberikan hasil yang lebih tinggi sebesar 27,25 gr tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol ﴾24,46 gr).
9. PENGAMATAN DAN PEMETAAN PATOTIPE PENYAKIT HAWAR DAUN
BAKTERI (Xanthomonas oryzae) PADA TANAMAN PADI Anik Kurniati, Rosalia Maryana, Nur Ikhsan Hidayat, Ade Suhendar A.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada padi yang disebabkan olehXanthomonas oryzaepv. oryzae merupakan salah satu penyakit yang sangat penting di negara-negara penghasil padi termasuk Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Di Indonesia kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tersebut dapat mencapai 70-80%. Salah satu penyebab meningkatnya serangan penyakit HDB adalah karena penanaman satu jenis varietas padi yang terus menerus tanpa adanya pergiliran varietas dan tanpa adanya pergiliran tanam dengan jenis tanaman lain. Penanaman varietas tahan yang terus menerus akan mendorong dan mempercepat timbulnya patotipe baru sebagai akibat tekanan seleksi yang sangat kuat untuk mematahkan ketahanan varietas. Setiap patotipe terdapat golongan varietas padi yang peka terhadap patotipe tersebut. Dengan diketahuinya patotipe di daerah tersebut, maka dapat diketahui varietas apa saja yang peka terhadap penyakit HDB. Maka dari itu dilaksanakan kegiatan pengamatan patotipe di daerah Subang.
161
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi patotipe penyakit hawar daun bakteri dan mengevaluasi reaksi varietas padi di Kabupaten Subang. Sasaran yang ingin dicapai yaitu mendapatkan peta sebaran patotipe penyakit hawar daun bakteri di Kabupaten Subang. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah kaca BBPOPT selama kurun waktu 8 (delapan) bulan dari mulai Bulan April sampai dengan Desember 2013 dengan daerah pengambilan sampel di Kabupaten Subang. Kajian ini dilakukan dengan metode sampling untuk pengambilan sampel dan inokulasi pathogen ke tanaman indikator. Sampel-sampel daun yang bergejala diisolasi untuk mendapatkan isolate murni dari Xanthomonas oryzae. Isolat yang diperoleh kemudian dilakukan iji hipersensitivitas untuk mengetahui apakah isolate tersebut pathogen atau bukan. Isolat yang merupakan isolate murni Xanthomonas oryzae kemudian dilakukanuji terhadap lima varietas indikator.
Dari hasil pengambilan sampel dan isolasi pathogen Xanthomonas oryzae telah berhasil di inokulasi sebanyak 62 isolat dari 24 kecamatan ke lima tanaman indikator.Data hasil identifikasi patotipe dari 62 isolat adalah 17,7 % patotipe IV, 14,5 % patotipe VIII, 9,7 % patotipe XI , 8,1 % patotipe VI, 6,5 % patotipe III, 6,5 % patotipe X, 6,5 % sebagai patotipe VII, 3,2 % patotipe IX, 3,2 % patotipe XII, 3,2 % patotipe II, 3,2 % patotipe V dan 16,1 % tidak bisa diklasifikasikan patotipe.Dominasi patotipe di Kabupaten Subang yaitu patotipe IV, VIII dan XI. Berdasarkan data distribusi patotipe di Kabupaten Subang dapat diketahui bahwa dengan lokasi dan varietas yang sama dapat menghasilkan patotipe yang berbeda, ini membuktikan tingkat virulensi dari pathogen mempengaruhi kemunculan gejala.
10. PENGARUH APLIKASI AGENS HAYATI DAN PESTISIDA NABATI TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA UTAMA PERUSAK DAUN PADA TANAMAN KEDELAI Dadan Haryana, Berry Budhiarsa , Dedi Darmadi, Shinta Stephanie DL.
Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang sering mendapat gangguan hama serangga, mulai dari tanaman muda sampai dengan tanaman menjelang panen. Serangan hama serangga pada daun mengakibatkan proses fotosintesis menjadi terganggu dan akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas beberapa agens hayati dan pestisida nabati dalam menekan perkembangan hama utama perusak daun pada tanaman kedelai. Sasaran dari kegiatan ini adalah diketahuinya efektivitas 3 (tiga) jenis pestisida nabati dan 2 (dua) jenis agens hayati terhadap perkembangan hama utama perusak daun pada tanaman kedelai. Metode yang digunakan pada Kegiatan ini adalah metode uji lapangan dengan 6 (enam) perlakuan, yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4(empat) kali. Perlakuan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :
A. Aplikasi rebusan daun mimba 75 gr/ltr + 2 gr detergen B. Aplikasi rebusan daun mindi75 gr/ltr + 2 gr detergen
162
C. Aplikasi rebusan umbi gadung 50 gr/ltr + 2 gr detergen D. Aplikasi Metharizium dosis 100 gr/ltr E. Aplikasi Beauveria dosis 100gr/ltr F. Kontrol tanpa aplikasi Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan
masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali.Hasil pengamatan kegiatan pengendalian hama utama perusak daun pada tanaman kedelai dengan menggunakan agens hayati dan pestisida nabati dianalisa dengan menggunakan analisis beda nyata DMRT pada tingkat kepercayaan 95%. Dari data hasil pengamatan selama satu musim yang telah dianalisis maka dapat disimpulkan : 1. Pengaruh aplikasi beberapa Agens Hayati dan Pestisida Nabati sampai
dengan 5 (lima) hari setelah aplikasi perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara masing-masing perlakuan terhadap perkembangan jumlah daun per-rumpun tanaman kedelai.
2. Pengaruh aplikasi beberapa Agens Hayati dan Pestisida Nabati tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara masing-masing perlakuan terhadap perkembangan kepadatan populasi hama Belalang (Locustasp.)danKumbang Daun (Phaedonia inclusa Stal.)per-rumpun, namun menunjukkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan perlakuan Kontrol.
3. Pengaruh aplikasi beberapa Agens Hayati dan Pestisida Nabati sampai dengan 9 (sembilan) hari setelah aplikasi masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan perlakuan Kontrol terhadap perkembangan Intensitas serangan hama Kumbang Daun (Phaedonia inclusa Stal.) dan masing-masing perlakuan Agens Hayati relatif tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibanding perlakuan aplikasi Pestisida Nabati.
4. Pengaruh aplikasi beberapa Agens Hayati dan Pestisida Nabati sampai dengan 5(lima) hari setelah aplikasi masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan perlakuan Kontrol terhadap perkembangan Intensitas serangan Belalang (Locustasp.), dan pada saat 9(sembilan) hari setelah aplikasi perlakuan Agens Hayati lebih baik dan menunjukkan perbedaan yang nyata dibanding perlakuan Pestisida Nabati.
11. EFIKASI DAN EVALUASI TINGKAT PARASITASI Trichogramma sp TERHADAP PENGGEREK BATANG PADI Sudarti, Turyadi, Siyam
Padi (Oryza sativa L) merupakan komoditi pangan yang mendapat prioritas utama dalam pembangunan sebab merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perubahan menu dari non beras menjadi beras, maka kebutuhan akan beras di Negara kita juga terus meningkat. Dalam upaya peningkatan produksi beras sering ditemui beberapa hambatan.Salah satu hambatan yang selalu mengancam produksi beras adalah serangan penggerek batang padi.Hama penggerek batang padi khususnya penggerek
163
batang padi kuning (Scirpophaga incertulas) merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Salah satu alternatif pengendalian hama penggerek batang padi secara hayati yaitu dengan menggunakan parasitoid.
Kegiatan ini bertujuan mengetahui tingkat parasitasi Trichogramma sp hasil perbanyakan di laboratorium dan jarak yang efektif pelepasan Trichogramma sp. Sasaran dari kegiatan ini adalah diketahuinya tingkat parasitasi Trichogramma sp hasil perbanyakan di laboratorium, tingkat parasitasi Trichogramma sp terhadap kelompok telur PBP yang ada di lapangan secara alami, jarak efektif pelepasan Trichogramma sp. Pengambilan sampel untuk evaluasi tingkat parasitasi lapang dilakukan di 3 wilayah golongan air, masing-masing wilayah air dambil sebanyak 2 hamparan dan masing-masing hamparan diambil 25 sampel kelompok telur yang kemudian dipelihara di laboratorium sampai menetas. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah larva, dan parasitoid yang keluar dari kelompok telur.
Perlakuan uji jarak dilakukan di kebun percobaan BBPOPT dengan jarak uji 2, 4,6,8 , 10 dan 12 m dari stasiun pelepasan. Telur perangkap di pasang di 4 penjuru mata angin.Telur perangkap diambil 3 hari setelah aplikasi, kemudian dipelihara di laboratorium sampai Trichogramma hasil perangkap menetas, kemudian dihitung jumlah Trichogramma yang tertangkap telur perangkap. Uji efikasi dilakukan di kebun percobaan dan di Patokbeusi.Pengambilan kelompok telur dilakukan pada sebelum dan 3 hari setelah aplikasi Trichogramma.Masing-masing diambil 50 sampel.Data yang diperoleh dari uji jarak dianalisis dengan analisis faktor SPSS 16.0 Data hasil uji efikasi dianalisis dengan t test.
Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata populasi tertinggi pada jarak 2 m dari stasiun pelepasan parasitoid, efektif pada jarak 4 m dari stasiun pelepasan. Tingkat parasitasi Trichogramma sp. lapang tergolong rendah baik di persemaian, vegetatif maupun generatif berkisar antara 0,33 – 6,45%. Tingkat parasitasi tertinggi di Kecamatan Blanakan pada fase vegetatif yaitu 7,10%. Hasil identifikasi spesies Trichogramma yang ditemukan pada lokasi kajian dominan adalah Trichogramma japonicum, kecuali di Pabuaran adalah Trichogramma chilotrae. Hasil uji efikasi Trichogramma sp. menunjukkan perbedaan nyata sebelum dan sesudah pelepasan Trichogramma sp. Rata-rata sebelum pelepasan adalah 1,06% dan sesudah pelepasan adalah 6,36%.
12. PENGARUH UMUR TANAMAN, LAMANYA MASA AKUISISI, DAN INOKULASI Aphis glycinesMATSUMURA TERHADAP KEMUNCULAN GEJALA MOZAIK VIRUS PADA TANAMAN KEDELAI Anton Yustiano, Retno Ayu P., Tri Murniningtyas PL.
Salah satu OPT utama pada kedelai adalah SMV (Soybean Mozaik Virus). Penularan virus melalui vektor yaitu Aphis glycines Matsumura. Gejala tanaman kedelai yang terinfeksi virus SMV yaitu berupa vein clearing yang kemudian berkembang menjadi warna kuning pada daun, tanaman kerdil, Terdapat bercak pada benih, dan ukuran benih lebih kecil dibandingkan benih
164
yang sehat (Susilowati, 2009). Informasi mengenai bioekologi dan epidemiologi SMV dan Aphis glycines Matsumura masih terbatas.Untuk mengantisipasi gangguan penyakit SMV secara dini dipandang perlu untuk mengoptimalkan kegiatan Pengembangan Pengendalian Penyakit SMV.
Tujuan dari kajian ini adalah mengembangkan teknologi pengendalian SMV (Soybean Mozaic Virus) pada tanaman kedelai. Sasaran dari kajian ini adalah : (1) Terlaksananya 1 (satu) jenis pengembangan teknologi pengendalian SMV pada tanaman kedelai. (2) Diketahuinya 1 (satu) jenis pengendalian yang efektif untuk mengendalikan SMV pada tanaman kedelai.
Kegiatan dilaksanakan di rumah kaca BBPOPT selama kurun waktu 4 (empat) bulan dari mulai Bulan Agustus sampai dengan Nopember 2013.Kajian ini terdiri dari 3 percobaan yaitu; (1) Pengaruh Umur Tanaman terhadap Kemunculan Gejala Mozaik Virus pada tanaman Kedelai.(2) Pengaruh Lama Waktu Akuisisi terhadap Kemunculan Gejala Mozaik Virus pada tanaman Kedelai.(3) Pengaruh Lama Waktu Inokulasi terhadap Kemunculan Gejala Mozaik Virus pada tanaman Kedelai.Percobaan mengunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan tiap perlakuannya. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan umur tanaman 10 dan 20 hstmemunculkan gejala mozaik virus terbanyak.Strain virus yang paling infeksius adalah dari Jombang. Perlakuan lama waktu akuisisi45 dan 60 menit memunculkan gejala mozaik virus terbanyak.Strain virus yang paling infeksius adalah dari Jombang. Perlakuan lama waktu inokulasi45 dan 60 menit memunculkan gejala mozaik virus terbanyak. Strain virus yang paling infeksius adalah dari Jombang.