Top Banner
KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)dengan tingkat kinerja yang selalu meningkat. Bentuk perwujudan pertanggungjawaban penyelenggara tersebut harus tepat, jelas dan nyata secara periodik. Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) tahun 2017 adalah melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2017. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dimana tiap pimpinan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, diwajibkan membuat laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal ILMATE 2015-2019, telah dijabarkan visi pembangunan industri, yakni “Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan” Visi dimaksud telah dituangkan pada Misi, Tujuan, dan Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2017. Sepanjang tahun 2017, Direktorat Jenderal ILMATE telah melaksanakan berbagai fokus pengembangan industri yang menjadi prioritas. Program-program tersebut secara umum dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Permasalahan- permasalahan yang menjadi penghambat pelaksanaan tugas dan ketercapaian taget yang telah ditetapkan sudah dapat diidentifikasi dan dianalisis untuk ditindaklanjuti dengan rekomendasi kebijakan-kebijkan yang mampu mendorong percepatan pencapaian target kinerja. Dari aspek capaian kinerja makro, dilihat dari sisi pertumbuhan tahun 2017 sampai dengan triwulan IV, sektor industri pengolahan non migas tumbuh sebesar 5,23 persen, lebih tinggi apabila dibanding pertumbuhan ekonomi (5,00 persen). Pada tahun 2017, pertumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sampai triwulan IV sebesar 4,41 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,88 persen. Kontribusi Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terhadap industri non migas sampai triwulan IV tahun 2017 sebesar 4,86 persen. i
124

KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Apr 03, 2019

Download

Documents

tranthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata

kepemerintahan yang baik (Good Governance)dengan tingkat kinerja yang selalu

meningkat. Bentuk perwujudan pertanggungjawaban penyelenggara tersebut harus

tepat, jelas dan nyata secara periodik.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) tahun 2017 adalah melalui Laporan

Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2017. Hal ini sejalan dengan Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dimana

tiap pimpinan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah,

Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, diwajibkan membuat laporan akuntabilitas kinerja

secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya.

Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal ILMATE 2015-2019, telah dijabarkan visi

pembangunan industri, yakni “Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan

Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan” Visi dimaksud

telah dituangkan pada Misi, Tujuan, dan Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2017.

Sepanjang tahun 2017, Direktorat Jenderal ILMATE telah melaksanakan berbagai

fokus pengembangan industri yang menjadi prioritas. Program-program tersebut secara

umum dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Permasalahan-

permasalahan yang menjadi penghambat pelaksanaan tugas dan ketercapaian taget

yang telah ditetapkan sudah dapat diidentifikasi dan dianalisis untuk ditindaklanjuti

dengan rekomendasi kebijakan-kebijkan yang mampu mendorong percepatan

pencapaian target kinerja.

Dari aspek capaian kinerja makro, dilihat dari sisi pertumbuhan tahun 2017 sampai

dengan triwulan IV, sektor industri pengolahan non migas tumbuh sebesar 5,23 persen,

lebih tinggi apabila dibanding pertumbuhan ekonomi (5,00 persen). Pada tahun 2017,

pertumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sampai triwulan IV

sebesar 4,41 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,88 persen. Kontribusi

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terhadap industri non migas

sampai triwulan IV tahun 2017 sebesar 4,86 persen.

i

Page 2: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pada periode 2016 sampai dengan 2017 diperkirakan pertumbuhan nilai ekspor

produk ILMATE sebesar -4,26 persen. Tahun 2017 nilai ekspor produk ILMATE diprognosakan

sebesar US$ 31,99 miliar. Rata-rata Neraca Perdagangan Industri sektor ILMATE dari tahun

2016-2017 sebesar -42,42 persen. Capaian Investasi sektor ILMATE tahun 2017 sebesar 85,1

persen dengan jumlah tenaga kerja sektor ILMATE yang diserap pada tahun 2017

diprognosakan sebanyak 2.118.000 orang yang meningkat 275.300 dari tahun 2016.

Pada tahun 2017 Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

menetapkan 2 (dua) prespektif dalam perjanjian kinerja yaitu perspektif pemangku

kepentingan (stakeholder) dan perspektif proses internal. Pada perspektif pemangku

kepentingan (stake holder) terdiri atas 2 (dua) sasaran strategis dengan 4 (empat)

Indikator Kinerja Utama. Pada perspektif proses intermal terdapat 2 (dua) sasaran strategis

dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama.

Sasaran-sasaran strategis perspektif stakeholder sebagaimana ditetapkan dalam

dokumen Penetapan Kinerja tahun 2017 berhasil dicapai Direktorat Jenderal ILMATE

dengan nilai rata-rata capaian sebesar 92,53 persen. Untuk perspektif proses internal nilai

rata-rata capaian sebesar 120 persen hal ini tidak terlepas dari adanya kebijakan

pemotongan dan penghematan anggaran yang diambil oleh pemerintah.

Secara garis besar Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya

dalam pencapaian kinerja Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika tahun 2017. Beberapa sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang

ditetapkan dapat dicapai, meskipun belum semuanya menunjukkan hasil sebagaimana

yang ditargetkan. Keberhasilan Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika disamping ditentukan oleh kinerja faktor internal juga didukung oleh dukungan

eksternal. Hasil lebih rinci secara keseluruhan tergambar dalam Laporan Akuntabilitas

Kinerja Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Tahun 2017.

Jakarta 17 Januari 2018

Direktorat Jenderal

Harjanto

ii

Page 3: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................

Halaman

i

iii

v

Vii

Viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................................................ 1

B. Peran Strategis ............................................................................................................... 1

C. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................................. 6

A. Rencana Strategis 2015-2019 ............................................................................... 6

B. Rencana Kinerja Tahun 2017 ................................................................................ 11

C. Perjanjian kinerja Tahun 2017 ............................................................................... 13

D. Rencana Anggaran ................................................................................................. 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDRAL ILMATE ........................................... 18

A. Analisis Capaian Kinerja Makro ILMATE ........................................................... 18

B. Analisis Capaian Kinerja Pemangku Kepentingan..................................... 26

C. Analisis Capaian Kinerja Proses Internal .......................................................... 35

D. Analisis Capaian Keuangan Tahun 2017 ........................................................ 45

E. Analisis Capaian Target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RP JMN) 2015-2019 .......................................................................... 61

F. Program Prioritas Pengembangan ILMATE..................................................... 83

iii

Page 4: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

BAB V PENUTUP ........................................................................................................................................ 88

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 88

B. Permasalahan dan Kendala ................................................................................ 88

C. Rekomendasi ............................................................................................................... 89

iv

Page 5: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perubahan antara Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan 2017 ................. 13

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Perspektif Pemangku Kepentingan ..................................... 14

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Perspektif Bisnis Internal ............................................................. 15

Tabel 2.4 Pagu anggaran Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

dan Elektronika .................................................................................................................. 16

Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Pengolahan Non Migas 2012-

2017 (persen) ...................................................................................................................... 19

Tabel 3.2 Kontribusi PDB Sektor Industri terhadap PDB Nasioanal (persen) ................ 20

Tabel 3.3 Perkembangan Ekspor dan Kontribusi Ekspor ILMATE terhadap

Industri Nasional ................................................................................................................. 22

Tabel 3.4 Rasio impor Bahan Baku terhadap PDB Industri Non migas .......................... 23

Tabel 3.5 Neraca ekspor-impor produk ILMATE ....................................................................... 24

Tabel 3.6 Penambahan Investasi Industri (triliun rupiah) ..................................................... 25

Tabel 3.7 Jumlah Tenaga Kerja ILMATE (juta orang) ............................................................. 26

Tabel 3.8 Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika besar sedang yang tumbuh Per Tahun .......................................... 28

Tabel 3.9 Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika besar sedang yang tumbuh Per Triwulan ...................................... 29

Tabel 3.10 Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika Per Tahun ................................................................. 30

Tabel 3.11 Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika Per Triwulan ............................................................. 31

v

Page 6: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.12 Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional Per 32

Tahun .....................................................................................................

Tabel 3.13 Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional Per 33

Triwulan ...........................................................................................

Tabel 3.14 Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam,

mesin, alat transportasi, dan elektronika Per Tahun ......................................... 34

Tabel 3.15 Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam,

mesin, alat transportasi, dan elektronika Per Triwulan ..................................... 35

Tabel 3.16 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang

diselesaikan per Triwulan…………………………………………… ..................... 36

Tabel 3.17 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang

diselesaikan per Tahun ................................................................................................... 37

Tabel 3.18 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per

Triwulan .................................................................................................................................. 39

Tabel 3.19 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per

Tahun………………………………………………………………………. 39

Tabel 3.20 Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau

PTC per Triwulan................................................................................................................. 40

Tabel 3.21 Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau

PTC per Tahun ..................................................................................................................... 41

Tabel 3.22 Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan

elektronika yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri 42

(TKDN) Per Triwulan ..........................................................................

vi

Page 7: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.23 Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan

elektronika yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri 43

(TKDN) Per Tahun ............................................................................

Tabel 3.24 Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk per

Triwulan .................................................................................................................................. 44

Tabel 3.25 Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk Per Tahun

44

Tabel 3.26 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per Unit

Eselon II .................................................................................................................................. 46

Tabel 3.27 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per

IKU ............................................................................................................................................ 49

Tabel 3.28 Capaian Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material

Dasar Logam ....................................................................................................................... 61

Tabel 3.29 Capaian Program Penumbuhan Industri Alat Transportasi

Darat ....................................................................................................................................... 65

Tabel 3.30 Capaian Program Penumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan

dan Alat Pertahanan ...................................................................................................... 68

Tabel 3.31 Capaian Program Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian............................................................................................................................... 72

Tabel 3.32 Capaian Program Penumbuhan Industri Elektronika dan

Telematika ............................................................................................................................ 79

Tabel 3.33 Capaian Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ............................... 82

Tabel 3.34 Capaian Program Prioritas Ditjen ILMATE ............................................................... 84

vii

Page 8: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Ditjen ILMATE ....................................................... 4

viii

Page 9: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 3.1 Tenaga Kerja Per Kategori Sektor Industri........................................ 26

ix

Page 10: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Evaluasi RPJMN Kementerian Perindustrian Tahun 2017

Lampiran 2 Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017

x

Page 11: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor

107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perindustrian. Direktorat

Jenderal ILMATE mempunyai tugas menyelengarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya

saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi

industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta

peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,

industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan telematika.

Dalam menjalankan tugas Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika termasuk penyusunan peta paduan pengambangan klaster Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika termasuk pengembangan klaster Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi, dan Elektronika;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika; dan

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika.

B. PERAN STRATEGIS

Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional tercermin dari dampak

kegiatan ekonomi sektor rill bidang industri. Dalam hal ini sektor industri berperan sebagai

pemicu kegiatan ekonomi yang berdampak ekspansif meluas ke berbagai sektor jasa

keteknikan, penyediaan bahan baku, transportasi, distribusi atau perdagangan dan

sebagainya. Pembangunan sektor industri menjadi sangat penting karena kontribusinya

1

Page 12: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam

pembentukan PDB sangat besar dan berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

(prime mover) karena kemampuannya dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi.

Selain itu juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan

pekerjaan, yang berarti meningkatnya kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan.

Walaupun telah dicapai berbagai perkembangan yang cukup penting dalam

pengembangan industri, namun dirasakan industri belum tumbuh seperti yang

diharapkan. Permasalahan yang dihadapi oleh industri, diantaranya meliputi:

1. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa bahan baku, bahan

penolong, barang setengah jadi maupun komponen;

2. Keterkaitan antar sektor industri dengan ekonomi lainya relatif lemah;

3. Struktur industri hanya didominasi oleh beberapa cabang industri yang tahapan

industrinya pendek; dan

4. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi.

Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

merupakan bagian dari pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri

harus diarahkan untuk menjadikan industri yang mampu memberikan sumbangan

berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, tidak hanya ditujukan untuk

mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh

melemahnya daya saing dan krisis gobal yang melanda dunia saat ini saja, melainkan

juga harus mampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakan dasar-

dasar membangun industri andalan masa depan.

Dengan memperhatikan masalah nasional dan masalah yang dihadapi oleh

sektor industri khususnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, maka

telah ditetapkan proses yang harus dilakukan Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yaitu: (1) perumusan kebijakan; (2) pelayanan

fasilitas; (3) pengawasan, pengendalian dan evaluasi yang secara langsung

menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika dijabarkan kedalam program penumbuhan Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang didasarkan pada pengembangan klaster,

peningkatan utilisasi kapasitas produksi, daya saing industri mencakup pengembangan

industri yang berdaya saing gobal dan berbasis sumber daya alam lokal, serta

2

Page 13: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

pengembangan ekspor yang diarahkan pada peningkatan ekpor non migas dalam

upaya memenuhi kebutuhan devisa.

Kegiatan yang mendukung pencapaian program penumbuhan Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, adalah: 1. Perumusan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,

peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis

dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada

industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri

elektronika dan telematika; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,

peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis

dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada

industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri

elektronika dan telematika; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman dan

penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha,

promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri,

pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan

penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat

transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika; 4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di

bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,

pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,

teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta

peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,

industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendalaman dan penguatan

struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi

industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan

industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam

negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim,

dan industri elektronika dan telematika;

3

Page 14: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika;

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-

IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terdiri atas:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;

2. Direktorat Industri Logam;

3. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian;

4. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan;

5. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika;

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Ditjen ILMATE

Tugas dan Fungsi masing-masing unit eselon II sebagai berikut:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal ILMATE

Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif

kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika.

2. Direktorat Industri Logam

Direktorat Industri Logam mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan,

4

Page 15: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang industri logam.

3. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri permesinan dan alat

mesin pertanian.

4. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan mempunyai

tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan.

5. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

Direktorat Industri Elektronika dan telematika mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri elektronika dan

telematika.

5

Page 16: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika tahun 2016-2019 dimaksudkan untuk merencanakankontribusi yang

signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan industri

sebagaimana diamnatkan pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-

2019, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kebijakan Industri

Nasional (KIN), serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap

pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika tahun 2010-2014, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan

strategis nasional maupun global serta pengembangan industri kedepan.

1. Visi Direktorat Jenderal ILMATE

“Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai

industri andalan masa depan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi”

2. Misi Direktorat Jenderal ILMATE

a. Memperkuat dan memperdalam struktur industri logam, mesin, alat transportasi

dan elektronika untuk mewujudkan industri nasional yang berdaya saing, maju

dan berwawasan lingkungan.

b. Meningkatkan nilai tambah industri logam, mesin, alat transportasi dan

elektronika di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang

berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi.

c. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.

3. Tujuan Direktorat Jenderal ILMATE

Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika merupakan

bagian dari pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri harus

diarahkan untuk menjadikan industri yang mampu memberikan sumbangan

berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik indonesia. Pembangunan

sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, tidak hanya

ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang

disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis gobal yang melanda dunia

saat ini saja, melainkan juga harus mampu turut mengatasi permasalahan

nasional, serta meletakan dasar-dasar membangun industri andalan masa depan.

6

Page 17: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Secara kuantitatif peran Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

harus tampak pada kontribusi dalam Produk Domestik Bruto (PDB), Investasi,

Tenaga Kerja, Nilai Ekspor dan Nilai Impor. Maka dijabarkan tujuannya adalah

kokohnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai industri

andalan masa depan yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. 4. Arah Pengembangan ILMATE

Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan dicapai maka arah

pengembangan ILMATE adalah sebagai berikut:

a. Industri Logam

Pengembangan Industri Logam tahun 2015-2019:

1) Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

pengembangan industri logam;

2) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian

informasi industri logam;

3) Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan

industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan industri, pengamanan dan penyelamatan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri logam;

4) Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kritaria di

bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;

5) Menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis dan super visi di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;

6) Melaksanakan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri

hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada Industri logam;

7) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

b. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 2015-2019:

1) Melakukan revisi Peraturan Menteri Perindustrian mengenai TKDN

pembangkit listrik;

2) Mengembangkan kemampuan industri penunjang untuk memenuhi

kebutuhan energi;

7

Page 18: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

3) Meningkatkan akses pasar dalam dan luar negeri;

4) Meningkatkan pengawasan penerapan standar;

5) Mengembangkan kemampuan design dan engineering untuk memproduksi

barang modal;

6) Memanfaatkan hasil riset untuk pengembangan produks industri komponen;

7) Meningkatkan kerja sama dengan industri luar negeri dalam bentuk MoU;

8) Pengembangan Alsintan Center di beberapa daerah potensial

c. Industri Maririm, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan tahun

2015-2019:

1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapal

nasional untuk mampu mensuplai kebutuhan komponen kapal dalam negeri;

2) Pusat Design dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN)/ National Ship Design

and Enggineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dan semakin kiat

dalam mendukung industri perkapalan/galangan kapal nasional;

3) Meningkatnya peran P3DN Industri Alat Pertahanan;

4) Meningkatkan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

Pertahanan yang bersertifikat;

5) Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan

komponennya;

6) Meningkatkan kerja sama industri otomotif, industri bahan baku dan

perguruan tinggi;

7) Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional;

8) Meningkatkan kerja sama industri dengan industri kendaraan bermotor

utama di dunia;

9) Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen

kendaraan bermotor.

d. Industri Elektronika dan Telematika

Pengembangan Industri Elektrinika dan Telematika 2015-2019:

1) Produk elektronika konsumsi mulai dikembangkan kearah produk berbasis

digital/ICT dan ramah lingkungan/green produk;

2) Berkembangnya produk elektronika konsumsi berbasis digital/ICT dan ramah

lingkungan/green produk serta hemat energi;

8

Page 19: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

3) Mulai dikembangkan industri peralatan medis dan industri alat kontrol/alat ukur;

4) Mendorong dan memperkuat upaya peningkatan TKDN produk telematika;

5) Memperkuat kerja sama litbang dan teknologi dengan institusi litbang MNC's;

6) Mendorong upaya untuk menghasilkan produk-produk inovatif dari produk

software, animasi, dan konten serta produk-produk telekomunikasi;

7) Mendorong dan memperkuat kemampuan RICE dan IBC dalam

menghasilkan SDM yang berkompetensi tinggi;

8) Mendorong aliansi strategis dari industri telematika dalam negeri dengan

mitra luar negeri;

9) Mendorong dan meningkatkan kemampuan Rancang Bangun dan

Rekayasa Industri Telematika Nasional;

10) Pendirian dan pengembangan Kawasan Khusus Telematika, Technopark

serta infrastruktur pendukung lainnya.

5. Sasaran Direktorat Jenderal ILMATE

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematik yang

dijabarkan kedalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi perspaktif

pemangku kepentingan (stakeholder), perspektif pelaksanaan tugas pokok dan

perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat dirinci sebagai berikut:

a. Perspektif Pemangku Kepentingan (stakeholder)

Sasaran Strategis I: Meningkatnya peran industri dalam perekonomian

nasional, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Laju pertumbuhan PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika;

2. Kontribusi PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

terhadap PDB nasional.

Sasaran Strategis II: Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri,

dengan Indikator Kinerja Utama: Kontribusi ekspor produk ILMATE terhadap

ekspor nasional.

Sasaran Strategis III: Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri,

dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor

ILMATE.

9

Page 20: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Sasaran Strategis IV: Menguatnya struktur industri, dengan Indikator Kinerja

Utama: Rasio impor bahan baku, bahan penolong, barang modal,

terhadap PDB Industri non migas.

b. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis I: Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah

dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA),

dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP);

2. Tersusunnya Peraturan Presiden (Perpres);

3. Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen).

Sasaran Strategis II: Meningkatnya daya saing industri melalui

pengembangan standardisasi industri, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI);

2. Jumlah SNI wajib yang diberlakukan

Sasaran Strategis III: Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi

pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, dengan Indikator Kinerja Utama: Nilai

investasi di sektor industri

Sasaran Strategis IV: Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri, dengan

Indikator Kinerja Utama: Produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika yang tersertifikasi Tingkat Kompone Dalam Negeri (TKDN).

Sasaran Strategis V: Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya alam

(nikel, tembaga, migas), dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah industri

strategis yang dibangun

Sasaran Strategis VI: Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui

pendidikan dan pelatihan, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Jumlah SKKNI;

2. Jumlah tenaga kerja industri yang bersertifikasi kompetensi

Sasaran Strategis VII: Meningkatnya ketersediaan data sektor industri

melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional, dengan

Indikator Kinerja Utama:

1. Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional

2. Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional

10

Page 21: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

c. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis I: Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana

pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, dengan Indikator Kinerja Utama:

Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja

Sasaran Strategis II: Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran,

dengan Indikator Kinerja Utama: Tingkat kesesuaian rencana kegiatan

dengan dokumen perencanaan.

Sasaran Strategis III: Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan

dan anggaran, dengan Indikator Kinerja Utama: Nilai SAKIP Ditjen ILMATE.

Sasaran Strategis IV: Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui

monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dengan Indikator Kinerja

Utama: Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri.

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2017

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

sebagaimana tercantum dalam RENSTRA Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2015-2019,

berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2014 maka pada tahun 2017 telah ditetapkan

Indikator Kinerja Utama (IKU) dari masing-masing sasaran strategis yang akan dicapai

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada

tahun 2017 sesuai yang terinci sebagai berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan

a. Meningkatnya poulasi dan persebaran industri

Meningkatnya poulasi dan persebaran industri diindikasikan dengan Unit industri

besar dan industri sedang yang tumbuh dan Nilai investasi yang dicapai.

Sasaran strategis ini akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:

1) Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang

yang tumbuh dengan target pada tahun 2017 sebanyak 412 Unit;

2) Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 102,6 - 110,6 Triliun

a. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri ini dimaksudkan agar

mutu dan kapasitas produksi industri dalam negeri semakin berkualitas dan

meningkat dan produk-produk industri dalam negeri juga diharapkan dapat

bersaing secara sehat dan kompetitif dipasar domestik maupun global serta

11

Page 22: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

tentunya perlu ditunjang dengan peningkatan SDM yang kerkompeten.

Sasaran strategis ini akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:

1) Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika terhadap ekpor nasional, dengan target pada tahun 2017

sebesar 19,8 – 20,00 persen;

2) Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika, dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 696,8 Juta.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Tersedianya kebijakan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika yang efektif ini dimaksudkan agar pemerintah perlu melakukan

intervensi melalui perumusan kebijakan-kebijakan yang protektif terhadap

industri dalam negeri. Strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama:

1) Peraturan perundangan yang diselesaikan, dengan target pada tahun

2017 sebanyak 1 PP/Perpres/Permen;

2) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI), dengan target sebanyak

pada tahun 2017 sebanyak 15 RSNI;

3) Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib, dengan

target pada tahun 2017 sebanyak 7 Regulasi SNI Wajib.

b. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya

saing dan berkelanjutan ini merupakan tindakan untuk memproteksi industri dalam

negeri selain dari sasaran strategis sebelumnya yakni terkait dengan perumusan

kebijakan/regulasi, atau sasaran strategis ini dapat juga dikatakan sebagai

pelaksanaan atas kebijakan/regulasi yang telah ditetapkan untuk kepentingan

industri nasional. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:

1) Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target pada

tahun 2017 sebanyak 450 Sertifikat;

2) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk dengan target pada tahun 2017

sebanyak 13 SKKNI.

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun dengan dukungan pembiayaan

yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkan kinerja yang akan dicapai.

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150/M-

12

Page 23: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal

ILMATE telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2017 secara berjenjang sesuai dengan

kedudukan, tugas dan fungsi yang ada.

Perjanjian kinerja merupakan tekad atau janji rencana kerja tahunan yang akan

dicapai antara Direktur Jenderal ILMATE dengan Menteri Perindustrian untuk

pengembangan industri di tahun 2017. Penetapan kinerja ini menggambarkan

capaian kinerja pembangunan industri yang akan diwujudkan tahun 2017 dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Perjanjian kinerja ini ditetapkan

pada bulan januari 2017 dengan asumsi bahwa indikator-indikator yang

dipergunakan sebagai alat ukur pencapaian kinerja dapat diperoleh dalam kurun

waktu tahun berjalan atau paling lambat bulan februari tahun 2017.

Perjanjian kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan pada tahun-tahun

sebelumnya telah dievaluasi seingga perjanjian kinerja tahun 2017 mengalami perubahan.

Berikut adalah perbandingan perjanjian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2017:

Tabel 2.1

Perubahan antara Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan 2017

Perubahan Tahun 2016 Tahun 2017

Perspektif Terdiri dari 3 perspektif, antara lain: Terdiri dari 2 perspektif, antara

perspektif pemangku kepentingan lain: perspektif pemangku

(stakeholder), perseptif proses kepentingan, dan perseptif

internal, dan persektif proses bisnis internal.

pembelajaran organisasi.

Sasaran strategis Dari 3 perspektif tersebut diatas, Dari 2 perspektif tersebut diatas,

masing-masing memiliki 4 sasaran masing-masing memiliki 2 sasaran

strategis sehingga terdapat 12 strategis sehingga terdapat 4

sasaran strategis. sasaran strategis.

Indikator Kinerja Dari 12 sasaran strategis tersebut Dari 4 sasaran strategis tersebut

diatas, diindikasikan menjadi 16 diatas, diindikasikan menjadi 9

indikator kinerja. indikator kinerja.

Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat bahwa jumlah perspektif, sasaran

strategis, dan indikator kinerja tahun 2017 lebih sedikit dari tahun 2016, namun hasil

evaluasi ini sudah mewakili seluruh substansi kerja sebagaimana tugas dan fungsi di

lingkungan Direktorat Jenderal ILMATE, bahkan terlihat lebih simple dan rill.

13

Page 24: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran strategis

Indikator Kinerja

Target

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

Meningkatnya 1. Unit industri logam, mesin, alat 412 Unit

transportasi, dan elektronika besar

poulasi dan

sedang yang tumbuh

persebaran industri

2. Nilai investasi di sektor industri

102,6 - Rp. Triliun

logam, mesin, alat transportasi, dan 110,6

elektronika

Meningkatnya daya 1. Kontribusi ekspor produk industri 19,8 – persen

logam, mesin, alat transportasi, dan

20,00

saing dan

elektronika terhadap ekpor

produktivitas sektor

nasional

industri

2. Produktifitas dan kemampuan sdm

696,8 Rp. Juta

industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika

Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Tersedianya 1. Peraturan perundangan yang 1 PP/Perpres/Permen

diselesaikan

kebijakan

2. Rancangan Standar Nasional

15

RSNI pembangunan

Indonesia (RSNI)

industri logam,

3. Regulasi teknis pemberlakuan SNI,

7

Regulasi mesin, alat

ST, dan/atau PTC secara wajib

transportasi, dan

elektronika yang

efektif

14

Page 25: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Terselenggaranya 1. Produk industri logam, mesin, alat 450 Sertifikat

transportasi, dan elektronika yang

urusan

tersertifikasi Tingkat Komponen

pemerintahan di

Dalam Negeri (TKDN)

bidang Perindustrian

2. Infrastruktur kompetensi yang 13 SKKNI yang berdaya saing

terbentuk

dan berkelanjutan

D. RENCANA ANGGARAN

Dalam mewujudkan kinerja yang talah ditetapkan untuk tahun 2017, Ditjen

ILMATE didukung oleh dana APBN sebesar Rp. 130.355.734.000,- (seratus tiga puluh

miliar tiga ratus lima puluh lima juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu rupiah). Dalam

perjalanannya, anggaran Ditjen ILMATE terkena penghematan anggaran sebesar Rp.

10,806,645,000,-(sepuluh miliar delapan ratus enam juta enam ratus empat puluh lima

ribu rupiah) sehingga anggaran yang dapat digunakan hingga akhir tahun 2017

menjadi Rp. 119.549. 089.000,-(seratus sembilan belas miliar lima ratus empat puluh

sembilan juta delapan puluh sembilan ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.4

Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

Output/Rincian Akun Pagu Total Penghematan Pagu setelah

Penghematan

Program Penumbuhan dan

130.355.734.000

10.806.645.000

119.549.089.000

Pengembangan ILMATE

Penyusunan dan Evaluasi

Program Penumbuhan dan 39,499,022,000 977,046,000 38,521,976,000

Pengembangan ILMATE

Penumbuhan dan

Pengembangan Industri 12,855,984,000 1,144,475,000 11,711,509,000

Logam

Penumbuhan dan 21,579,093,000 2,417,217,000 19,161,876,000

Pengembangan Industri

15

Page 26: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

Penumbuhan dan

Pengembangan Industri 19,915,964,000 2,045,659,000 17,870,305,000

Maritim, Alat Transportasi

dan Alat Pertahanan

Penumbuhan dan

Pengembangan Industri 36,505,671,000 4,222,249,000 32,283,422,000

Elektronika dan Telematika

Pelaksanaan penghematan anggaran sebagaimana pada tabel diatas dilakukan

terhadap output/kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal ILMATE dengan mengacu

pada Pedoman Pengehematan Belanja Tahun Anggaran 2017, sebagai berikut:

a. Efisiensi Belanja Barang meliputi:

1) Perjalanan dinas dan paket meeting,

2) Honorarium tim/kegiatan,

3) Belanja operasional perkantoran,

4) Belanja jasa,

5) Belanja pemeliharaan, dan

6) Belanja barang operasional dan non operasional lainnya.

b. Efisiensi belanja barang tidak termasuk belanja barang dari :

1) Pinjaman dan hibah dalam/luar negeri,

2) Rupiah Murni Pendamping kecuali tidak dapat dilaksanakan

sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2017,

3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pendapatan Badan

Layanan Umum (BLU),

4) Tambahan belanja hasil pembahasan Undang-Undang Mengenai APBN

5) Tahun Anggaran 2017 (Dana Optimalisasi) yang tidak sesuai

kriteria menurut reviu BPKP, dan

6) Output Cadangan.

16

Page 27: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL ILMATE

Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan capaian

kinerja Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2017 mencakup analisis capaian kinerja yang

terdiri dari analisis kinerja makro Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika, analisis kinerja pemangku kepentingan dan analisis kinerja proses bisnis

internal, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tahun 2017.

A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA MAKRO ILMATE

Faktor Penurunan/ melambatnya dan peningkatan capaian makro di Sektor

ILMATE sejauh ini analisisnya hanya dapat dilakukan secara umum, misalnya aspek

kondisi perdagangan dunia, nilai tukar rupiah, permintaan pasar, situasi politik dan

lain-lain. Hal ini disebabkan karena jika dilihat dari Pengelompokan Produk maupun

cara pengambilan Sampel maka dapat dikatakan bahwa data yang dirilis oleh

BPS belum dapat dijadikan sebagai bahan analisis yang akurat. Dengan demikian

kedepannya untuk memperoleh data primer perlu dilakukan dengan

mengoptimalkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) dan penggunaan Jasa

Profesi untuk Mengidentifikasi dan Menganalisis kondisi Industri sangat dibutuhkan. 1. Meningkatnya Peran Industri dalam Perekonoman Nasional

Laju Pertumbuhan Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronka

Pembangunan industri nasional hingga saar ini telah mencapai kemajuan yang

berarti, berdasarkan data yang dirilis BPS yakni Produk Domestik Bruto (PDB) atau

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,07 persen (y-on-

y), angka ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2014.

Industri non migas selama tahun 2017 tumbuh sebesar 4,84 persen, angka ini

mengalami peningkatan dari tahun 2016 yakni sebesar 4,43 persen, namun selama

peride 2015 sampai dengan 2017 pertumbuhan industri non migas terbesar yaitu terjadi

pada tahun 2015 dengan angka 5.05 persen (lebih besar dari pertumbuhan ekonomi)

Pada sektor Industri, pertumhuhan PDB tertinggi dialami pada sektor industri

Agro yaitu sebesar 6,5 8 persen, diikuti dengan sektor ILMATE sebesar 3,75 persen,

dan sektor IKTA sebesar 2,91 persen.

Khusus untuk sektor ILMATE, peningkatan PDB terbesar terjadi pada sektor industri

logam yaitu sebesar 6,33 persen. Peningkatan PDB ini tidak terlepas dari beberapa hal

diantaranya adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap industri baja seiring

17

Page 28: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dengan menggeliatnya proyek kontruksi/infrastruktur, selain itu juga terkait dengan

pengembangan kawasan (smelter).

Selanjutnya pertumbuhan PDB terbesar kedua adalah pada sektor industri

maritim, alat transportasi dan alat pertahanan yaitu sebesar 3,68 persen, angka ini

menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,52 persen.

Penurunan ini sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor dinataranya adalah

industri alat angkutan: yang mana pada triwulan II tahun 2017 mengalami

penurunan sebesar 0,62 persen (Q - t0 - Q) karena ekspor kendaraan dan

bagiannya turun sebesar 1,54 persen (Q - t0 - Q ).

Berikutnya adalah peningkatan PDB industri mesin dan alat mesin pertanian

yaitu sebesar 2,07 persen. Pertumbuhan ini lebih besar dari pertumbuhan PDB

tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,76 persen. Peningkatan ini terkait dengan

beberapa faktor diantaranya adalah industri mesin dan perlengkapan mengalami

peningkatan sebesar 6,72 persen (y-ony) pada triwulan II tahun 2017 dikarenakan

naiknya permintaan alat berat dari sektor Pertambangan dan kontruksi.

Pertumbuhan PDB terendah terjadi pada sektor industri elektronika dan telematika,

dimana selama tahun 2017 sebesar -0,85 persen. capaian ini menurun drastis dari tahun

sebelumnya (8,98 persen). Penurunan ini terkait dengan beberapa faktor diantaranya

adalah indonesia hanya menjadi pasar produk ponsel dari berbagai negara dan impor

ponsel selalu meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak ditunjang dengan proses

pembangunan atau pengembangan manufaktur/produksinya.

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Pengolahan Non Migas 2012-2017 (persen)

Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.

18

Page 29: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB sektor ILMATE

pada tahun 2017 sebesar 3,75 persen menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar

3,91 persen. Penurunan terbesar terjadi pada sektor industri elektronika dan telematika.

Sebaliknya peningkatan terbesar disumbang dari industri logam.

Kontribusi PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terhadap

PDB Nasional

Kontribusi PDB sektor industri pengolahan non migas terhadap PDB Nasional

pada tahun 2017 sebesar 17,89 persen. Apabila dilihat selama periode 2015

sampai dengan 2017 menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri pengolahan,

rata-rata mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 kontribusi

industri pengolahan non migas terhadap PDB sebesar 18,20 persen sedangkan

pada tahun 2016 kontribusinya meningkat menjadi 18.21 persen dan sedikit

mengalami penurunan pada tahun 2017 yakni 17,89 persen.

Pada tahun 2017 kontribusi sektor industri non migas terbesar terhadap PDB

ekonomi adalah Industri Agro sebesar 8,61 persen diikuti dengan kontribusi industri

logam, mesin, alat transportasi dan elektronika sebesar 4,75 persen. Dan terakhir

kontribusi industri Kimia, Tekstil, dan Aneka sebesar 4,54 persen. Dari data tersebut,

kontribusi Industri Alat Transportasi sebesar 1,82 persen, kontribusi industri Logam

sebesar 1,53 persen, kontribusi industri permesinan sebesar 0,83 persen, dan

kontribusi industri Elektronika sebesar 0,57 persen terhadap terhadap PDB Nasional.

Tabel 3.2

Kontribusi PDB Sektor Industri Terhadap PDB Nasional (persen)

Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.

19

Page 30: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Salah satu faktor yang menghambat kontribusi ekspor adalah belum disepakatinya

sejumlah kerja sama perdagangan dengan negara di dunia. Upaya yang perlu

dilakukan yaitu melakukan perjanjian free trade agreement (FTA) yang

mennguntungkan dan memperbaiki regulasi internal. Selain itu, saat ini industri

fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri dan fasilitas insenftif ekspor yang masih

belum menarik bagi industri. 2. Meningkatnya Penguasaan Pasar di Dalam dan Luar Negeri

Kontribusi Ekspor Produk ILMATE terhadap Ekspor Nasional

Pada tahun 2017 total nilai ekspor nasional diproyeksikan mencapai US$ 167,91

miliar, ekspor non migas sebesar US$ 152, 75 miliar dan industri non migas sebesar US$

125,57 miliar. Capaian ekpor terbesar tahun 2017 untuk industri non migas adalah

Sektor Industri Agro dengan nilai US$ 53,70 miliar, selanjutnya diikuti dengan Sektor

Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) dengan nilai US$ 39,88 miliar dan Industri Logam,

Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dengan nilai US$ 31,99 miliar.

Ekspor ILMATE hingga triwulan IV tahun 2017 diproyeksikan sebesar US$ 23,20

miliar dan capaian ekpor produk ILMATE tahun 2017 (US$ 31,99 miliar) lebih besar

dari nilai ekspor ILMATE tahun sebelumnya (US$ 28,29 miliar).

Sektor industri logam menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor produk

ILMATE dengan nilai US$ 7,42 miliar, diikuti dengan sektor industri alat transportasi

dengan nilai US$ 6,51 miliar, selanjutnya sektor industri elektronika dengan nilai US$ 5,83

miliar dan industri mesin diposisi terendah dengan nilai ekspor US$ 3,44 miliar

Tabel 3.3 Perkembangan Ekspor dan Kontribusi Ekspor ILMATE Terhadap Industri Nasional

Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.

20

Page 31: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Negara-negara yang menjadi 7 Besar tujuan ekspor industri pengolahan

adalah Amerika Serikat (US$ 1.314,90 Juta), Republik Rakyat Tiongkok(US$ 1.077,32

Juta), Jepang (US$ 778,08), singapura (679,30 Juta), India (US$ 631,91 Juta),

Malaysia (US$ 439,12 Juta) dan Filipina (US$ 337,29 Juta) dan 7 komoditas terbesar

yang diekpor adalah Makanan, Kayu, Tekstil, Pruduk Berbahan Kulit, Komputer,

Barang Elektronik, dan Optik, Karet dan Biji Kopi dan Kopi.

Komputer, Barang Elektronik, dan Optik merupakan salah satu produk terpilih

ILMATE yang banyak diekpor keluar seperti Singapura. Produk yang biasa diekpor

umummya berupa semi konduktor dan komponen elektronik seperti aluminium

electrolytic dan tantalum, serta perlengkapan komputer seperti optical character

readers dan documen/image scanners. Merek produk elektronik asal Indonesia

yang diekspor diantaranya Maspion yang berupa barang-barang rumah tangga

seperti setrika, blender, dan kipas angin. Selain itu ada juga Polytron yang

memproduksi barang-barang elektronik rumah tangga seperti televisi dan radio.

Produk ILMATE terpilih lainnya antara lain produk logam dasar hulu, komponen

KBM, komponen KBM Roda 4, dan perkapalan.

Negara-negara 7 besar yang menjadi asal impor industri pengolahan

adalah: Republik Rakyat Tiongkok (US$ 1.883,65 Juta), Jepang (US$ 1.119,34),

Thailand ( US$ 706,91 Juta, Singapura (US$ 562,19 Juta), Korea Selatan (US$ 503,57

Juta), Malaysia (US$ 376,04 Juta dan Amerika Serikat (US$ 358,72 Juta).

3. Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor ILMATE

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor ILMATE

Jumlah tenaga kerja sektor ILMATE pada tahun 2017 sebanyak 1,955.6 juta orang,

meningkat sebanyak 3,230 juta orang jika dibandingkan dengan tahun 2016. Rincian

tenaga kerja sektor ILMATE tahun 2017 sebagai berikut : 1) Industri Logam sebanyak

755.3 ribu orang; 2) Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebanyak 525.4 ribu

orang; 3) Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan sebanyak 460.6 ribu

orang; dan 4) Industri Elektronika dan Telematika sebanyak 214.3 ribu orang.

21

Page 32: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Kerja ILMATE (juta orang)

Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.

Grafik 3.1

9000

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

Tenaga Kerja Per Kategori Sektor Industri

ILIPA

MPI

MAT

AP

I L

I L I L

ILIPA

MPI

MAT

AP

IPAM

PIM

ATA

P

I L I P A M P I M A T A P I P A M P I M A T A P

I P A M P

IMA

TAP

I E T

I E T

IET

IET

IET

IET

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Investasi

Total investasi di Industri Non Migas pada Tahun 2017 sebesar 271,272 triliun rupiah

dari target sebesar 350,000 atau tercapai sebesar 77,51 persen. Nilai Investasi terbesar

terdapat pada sektor IKTA dengan nilai investasi sebesar 96,710 triliun rupiah, diikuti

22

Page 33: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dengan sektor Agro sebesar 90,352 triliun rupiah, selanjutnya nilai investasi sektor

ILMATE sebesar 84,210 triliun rupiah dari target sebesar 108,567 atau tercapai

sebesar 77,56 persen. Investasi sektor ILMATE pada tahun 2017 menurun sebesar

14,341 Triliun rupiah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Nilai investasi terbesar di sektor ILMATE adalah Industri Logam dengan nilai

investasi sebesar 49,694 triliun rupiah. Sementara investasi yang paling kecil adalah

sektor industri permesinan sebesar 7,860 triliun rupiah.

Tabel 3.5 Penambahan Investasi Industri (triliun rupiah)

Sumber: BKPM, diolah oleh Kemenperin.

Salah satu penyebab target investasi tidak tercapai yaitu insentif pajak berupa tax

allowance dan tax holiday yang ditawarkan pemerintah kepada industri sangat sulit

didapatkan, padahal hal tersebut sebagai sweetner tumbuhnya investasi atau insentif bisa

men-trigger (memicu) industri untuk ekspansi (ex: tidak ada satupun industri logam dasar/

smelter yang mendapatkan tax holiday, padahal dikategorikan sebagai industri pionir).

Selain itu, terdapat inkonsintensi kebijakan pemerintah di bidang penyediaan sumber daya

alam sebagai raw material berupa kebijakan relaksasi export sumber daya mineral.

23

Page 34: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

4. Menguatnya Struktur Industri

Rasio Impr Bahan Baku terhadap PDB Industri Non Migas

Total rasio bahan baku terhadap PDB industri non migas sebesar 35,85

persen, sedangkan rasio impor bahan baku dan komponen ILMATE terhadap PDB

industri non migas pada tahun 2017 termasuk cukup rendah yaitu sebesar 8,89

persen, sedangkan rasio impor bahan baku untuk sektor Industri Kimia, Tekstil dan

Aneka (IKTA) merupakan yang tertinggi yaitu dengan rasio 16,96 persen.

Tabel 3.6 Rasio Impor Bahan Baku Terhadap PDB Industri Non Migas

Industri 2016 2017 2017 2017 2017 2017

Tw I Tw II Tw III Tw IV

Total Rasio Bahan Baku 35,45

35,85

38,19

39,29

37,32

35,85

Terhadap PDB Industri

Non Migas

Agro 5,83 6,01 6,09 6,03 5,91 6,01

IKTA 17,01 16,96 17,33 17,64 17,45 16,96

ILMATE

8,92 8,89 9,52 9,76 9,25 8,89

Logam 8,33 8,36 8,94 9,17 8,68 8,36

Mesin 0,05 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03

Alat Transportasi 0,08 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06

Elektronika 0,40 0,44 0,48 0,49 0,46 0,44

Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.

Neraca Ekspor – Impor ILMATE

Pada tahun 2016 dan tahun 2017 neraca ekpor impor ILMATE mengalami

penurunan yakni -32,5 turun menjadi -37,3, yang artinya nilai impor lebih besar

dibanding ekspor, sementara terjadi peningkatan ekspor pada tahun 2017 sebesar

11,08 persen dibanding tahun 2016.

24

Page 35: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.7

Neraca Ekspor Impor Produk ILMATE

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PEMANGKU KEPENTINGAN

Pencapaian kinerja sasaran seperti yang telah ditetapkan sebagai perjanjian

kontrak dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2017 merupakan tahapan dari upaya

pencapaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun 2016-2019.

Dengan adanya revisi rentra kementerian perindustrian tahun 2016-2019 yang tentunya

berdampak langsung terhadap perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU), maka hampir semua

capaian Sasaran Strategis/IKU tahun 2017 tidak dapat dibandingkan dengan capaian Sasaran

Strategis/IKU pada tahun-tahun sebelumnya (2015 sampai dengan tahun 2016), kecuali IKU

Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap

ekpor nasional pada sasaran strategis Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor

industri, karena pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 IKU Kontribusi ekspor produk

industri logam, mesin, alat transportasi, dan

25

Page 36: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

elektronika terhadap ekpor nasional merupakan IKU dari sasaran strategis

Meningkatkan penguasa pasar di dalam dan luar negeri.

berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, sehingga pada

laporan kinerja Ditjen ILMATE tahun 2017 ini hanya menyampaikan mengenai Target

RPJMN, Target Rentra, capaian sasaran strategis/IKU per tahun dan per triwulan serta

data pembanding lainnya yang diperlukan.

Kinerja sasaran yang ditetapkan dalam penetapan kinerja Direktorat Jenderal

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun 2017 mencakup 2 (dua) sasaran

strategis dalam perspektif pemangku kepentingan yang diukur melalui 4 (empat) Indikator

Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tampak pada penjabaran berikut:

1. Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Peran pembina industri dalam meningkatkan populasi dan persebaran industri

diukur melalui Indikator Kinerja Utama:

a. Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang

tumbuh dengan target tahun 2017 sebesar 412 Unit;

b. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

dengan target sebesar Rp. 102,6 - 110,6 Triliun.

Pertumbuhan industri

Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang

tumbuh dihitung atas dasar data Realisasi Izin Usaha Industri (IUI) baik izin usaha baru

maupun perluasan dari BKPM dan diolah oleh kemenperin(Ditjen ILMATE). Dari jumlah

izin usaha yang dikeluarkan akan terlihat bahwa suatu perusahaan telah

mematangkan rencananya untuk menambah perluasan dari luas sebelumnya atau

membangun usaha baru di tempat tertentu sesuai rencana perusahaan tersebut.

Peran Ditjen ILMATE dalam mendorong penumbuhan industri adalah dengan

mempersiapkan tenaga kerja industri yang berkompoten, merevitalisasi

mesin/peralatan, merumuskan kebijakan yang mendukung perkembangan

industri, dan melakukan koordinasi dalam rangka ketersediaan infrastruktur.

Kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan tenaga kerja industri yang

berkompoten adalah dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi, Kegiatan yang

dilakukan untuk mendukung revitalisasi mesin/peralatan industri adalah dengan

melakukan bantuan mesin/peralatan, Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung

perumusan kebijakan yang mendukung perkembangan industri adalah dengan

26

Page 37: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

melakukan koordinasi dengan intansi terkait guna penyusunan/revisi peraturan,

dan Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung ketersediaan infrastruktur adalah

dengan melakukan koordinasi dengan BPPI dan instansi lainnya terkait

pengembangan 14 kawasan industri. Capaian-capaian kegiatan ini selanjutnya

dapat dilihat pada capaian RPJMN per Sektor ILMATE.

Tabel 3.8

Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar

sedang yang tumbuh Per Tahun

Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan

strategis

Meningkatnya Unit industri Target 900 Unit s.d 2019 Unit

logam, RPJMN

poulasi dan

mesin, alat

Target n/a

n/a

412

persebaran

transportasi, Renstra

industri

dan

Realisasi 396

467

470 Unit

elektronika

besar

sedang

yang

tumbuh

RPJMN Tahun 2015-2019 pada Akselerasi Industri Manufaktur dengan sasaran

jumlah industri berskala menengah dan besar menargetkan meningkat sekitar 9.000

Unit usaha selama 5 tahun ke depan, sementara khusus untuk IKU Unit industri logam,

mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang tumbuh sampai dengan

tahun 2017 telah memeberikan kontribusi sebanyak 1322 Unit dan tampak pada tebel

diatas bahwa Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar

sedang yang tumbuh mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun , yakni pada tahun

2015 sebanyak 396 Unit, meningkat menjadi 467 Unit yang tumbuh pada tahun 2016,

serta sedikit mengalami peningkatan pada tahun 2017 yakni sebesar 470 Unit.

Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang

yang tumbuh ini tidak ditargetkan pada tahun 2015 dan 2016 (n/a) atau pada

periode tersebut IKSS ini belum digunakan sebagai IKU, sebagaimana revisi terkini

pada tahun 2017 barulah IKSS ini dijadikan sebagai salah satu IKU pada SS

Meningkatnya poulasi dan persebaran industri.

27

Page 38: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang

tumbuh ini pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 412 Unit, tahun 2018 sebanyak 528

Unit dan tahun 2019 sebanyak 1530 Unit. Dengan terealisasinya 470 Unit pada tahun

2017, maka baru tercapai sebesar 30,71 persen terhadap kumulatif target yaitu

sebanyak 1530 Unit sehingga sisa unit yang belum dipenuhi sampai dengan tahun 2019

adalah sebanyak 1060 Unit atau masih belum terpenuhi sebesar 69,29 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah-langkah strategis ataupun

mekanisme kebijakan yang efektif agar dapat memenuhi target pada tahun 2019,

dalam hal ini diharapkan dapat terealisasi sebanyak 530 Unit pada tahun 2018 dan

530 Unit pada tahun 2019. Strategi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika antara lain: 1) dijadikan sebagai

program atau kegiatan prioritas dan 2) mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan

yang berdampak langsung terhadap pencapaian target yang diperjanjikan.

Tabel 3.9

Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar

sedang yang tumbuh Per Triwulan

Sasaran Target Realisasi 2017

strategis IKU

Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Meningkat Unit industri logam, 412 104 132 106 113 470

Unit mesin, alat

nya poulasi

transportasi, dan

dan

elektronika besar

persebaran

sedang yang

industri

tumbuh

Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang

yang tumbuh di tahun 2017 sebanyak 470 Unit atau tercapai 114,07 persen dari

target yang ditetapkan, yang mana capaian tertinggi pada triwulan II sebanyak

132 Unit, selanjutnya diikuti dengan triwulan IV sebanyak 113 Unit, triwulan III 106

Unit dan triwulan 1 sebanyak 104 Unit.

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

(SS) Meningkatnya populasi dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama

(IKU) Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh ditargetkan

28

Page 39: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

sebanyak 1.703 Unit dan dapat terealisasi sebanyak 2194 Unit atau dapat terpenuhi

sebesar 129 persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya populasi

dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Unit industri logam, mesin, alat

transportasi dan elektronika besar sedang yang tumbuh ditargetkan sebanyak 412 Unit

dan dapat terealisasi sebanyak 470 Unit atau dapat terpenuhi sebesar 114,07 persen.

Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator

Kinerja Utama Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh sebesar

21,42 persen dan sekitar 78 persennya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.

Tabel 3.10

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Unit industri pengolahan non-migas besar

sedang yang tumbuh)

Instansi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen

Utama

Kemenperin Meningkatnya Unit industri 1703 2194 129

populasi dan pengolahan

persebaran industri non-migas

besar sedang

yang tumbuh

ILMATE Meningkatnya Unit industri 412 470 114,07

populasi dan logam, mesin,

persebaran industri alat transportasi

dan elektronika

besar sedang

yang tumbuh

Investasi

Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

dihitung atas dasar data penanaman modal yang dilakukan oleh investor asing

maupun investror dalam negeri. Data ini diperoleh dari BKPM dan selanjutnya

diolah oleh kemenperin(Ditjen ILMATE).

Peran Ditjen ILMATE dalam upaya menarik para investor untuk melakukan investasi

29

Page 40: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

adalah dengan melakukan promosi, merumuskan kebijakan yang memberikan

kemudahan bagi investor, dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Capaian dari kegiatan-kegiatan terkait promosi dan kebijakan dapat dilihat pada

realisasi RPJMN per Sektor ILMATE.

Tabel 3.11

Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika Per Tahun

Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan

strategis

Meningkatnya

Nilai investasi di Target 519,5 594,8 678,8 Rp. Triliun

sektor industri RPJMN poulasi dan

logam, mesin,

persebaran

alat

industri

transportasi,

Target 9,7 15,75 102,6- Rp. Triliun

dan elektronika Renstra 110,6

Realisasi 74,094 98,551 84,21 Rp. Triliun

RPJMN Tahun 2015-2019 pada Penguatan Investasi dengan sasaran

Meningkatnya investasi PMA dan PMDN menjadi Rp 933 triliun pada tahun 2019

dengan kontribusi PMDN yang meningkat menjadi 38,9 persen, sementara khusus

untuk IKU Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika sampai dengan tahun 2017 telah memberikan kontribusi sebesar Rp.

265,115 Triliun dan tampak pada tebel diatas bahwa Nilai investasi di sektor industri

logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika mengalami fluktuarif dari tahun ke

tahun, yakni pada tahun 2015 sebesar Rp. 74,094 Triliun dan meningkat menjadi Rp.

98,551 Triliun serta pada tahun 2017 menurun menjadi Rp. 84,21 Triliun.

Salah satu penyebab target investasi tidak tercapai yaitu insentif pajak

berupa tax allowance dan tax holiday yang ditawarkan pemerintah kepada

industri sangat sulit didapatkan, padahal hal tersebut sebagai sweetner

tumbuhnya investasi atau insentif bisa men-trigger (memicu) industri untuk ekspansi

(ex: tidak ada satupun industri logam dasar/ smelter yang mendapatkan tax

holiday, padahal dikategorikan sebagai industri pionir). Selain itu, terdapat

inkonsintensi kebijakan pemerintah di bidang penyediaan sumber daya alam

sebagai raw material berupa kebijakan relaksasi export sumber daya mineral.

30

Page 41: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

PMA

Selama tahun 2017, perusahaan asing dengan izin usaha industri (IUI) Baru

sebanyak 162 perusahaan dengan total investasi sebesar US$ 4.905.441.800 dan

perusahaan asing yang melakukan perluasan sebanyak 40 perusahaan dengan

total investasi sebesar US$ 856.355.400.

PMDN

Selama tahun 2017, perusahaan dalam negeri dengan izin usaha industri (IUI)

Baru sebanyak 133 perusahaan dengan total investasi sebesar Rp.

6.680.403.000.000,- (enam trilun enam ratus delapan puluh miliar empat ratus tiga

juta rupiah) dan perusahaan dalam negeri yang melakukan perluasan sebanyak

23 perusahaan dengan total investasi sebesar Rp. 3.921.000.600.000,- (tiga triliun

sembilan ratus dua puluh satu miliar enam ratus ribu rupiah).

Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 9,7 Triliun danterealisasi sebesar Rp.

98,551 Triliun atau tercapai sebesar 1015,98 persen, selanjutnya pada tahun 2016

ditargetkan sebesar Rp. 15,75 dan terealisasi sebesar Rp. 74,094 Triliun atau

tercapai sebesar 470,43 persen, kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebesar

Rp. 102,6 Triliun sampai dengan Rp. 110,6 Triliun dan terealisasi sebesar Rp. 84,21

Triliun atau tercapai sebesar 90 persen.

Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar Rp. 265,11 Triliun

terhadap target kumulatif yakni tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 385,25 Triliun atau

tercapai sebesar 68,81 persen, maka sisa target yang belum terpenuhi sampai

dengan tahun 2019 adalah Rp. 120,14 Triliun atau sebesar 31,19 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis

maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar dapat memenuhi target yaitu

tersisa Rp. 120,14 Triliun antara lain: 1) mengoptimalkan penyusunan kebijakan

guna penciptakan iklim usaha yang kondusif dan 2) menyederhanakan

mekanisme yang rumit bagi pihak industri atau pelaku usaha (investor).

31

Page 42: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.12

Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika Per Triwulan

Sasaran Target Realisasi 2017

strategis IKU

Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Meningkat Nilai investasi di sektor 102,6- 22,79 26,15 34,1 9,43 84,21 Rp.

industri logam, mesin, 110,6

Triliun nya poulasi

alat transportasi, dan

dan

elektronika

persebaran

industri

Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

di tahun 2017 sebesar RP. 84,21 Triliun atau tercapai 90,12 persen dari target yang

ditetapkan, yang mana capaian tertinggi pada triwulan III sebesar Rp. 34,1 Triliun,

diikuti dengan triwulan II sebesar Rp. 26,15 Triliun, triwulan I sebesar Rp. 22,79 Triliun

dan triwulan IV sebesar Rp. 9,43 Triliun.

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Meningkatnya populasi dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Nilai

investasi di sektor industri pengolahan non-migas ditargetkan sebesar 325 – 350 Triliun

dan dapat terealisasi sebesar 275,4 Triliun atau dapat tercapai sebesar 85 Persen,

sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya populasi dan

persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Nilai investasi disektor industri

logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar 102,6 – 110,6 Triliun

dan dapat terealisasi sebesar 92,47 Triliun atau dapat tercapai sebesar 90 Persen.

Berdasarkan realisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika terhadap Indikator

Kinerja Utama Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas sebesar 34

Persen dan sekitar 66 Persennya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.

32

Page 43: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.13

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Nilai investasi di sektor industri pengolahan

non-migas)

Instansi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen

Utama

Kemenperin Meningkatnya Nilai investasi di sektor 325 – 350 275,4 85

populasi dan industri pengolahan

persebaran non-migas

industri

ILMATE Meningkatnya Nilai investasi disektor 102,6 – 84,21 90

populasi dan industri logam, mesin, 110,6

persebaran alat transportasi, dan

industri elektronika

2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

Peran pembina industri dalam hal ini Direktorat Jenderal ILMATE dalam upaya

mendorong peningkatan daya saing dan produktifitas sektor industri diukur melalui

Indikator Utama:

a. Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

terhadap ekpor nasional dengan target pada tahun 2017 sebesar 19,8 – 20,00

persen.

b. Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 696,8 Juta.

Kontribusi ekpor produk ILMATE

Kontribusi ekpor produk ILMATE terhadap ekspor nasional diukur melalui

penghitungan perbandingan nilai ekspor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

dan Elektronika terhadap nilai ekspor nasional. Data ini diperoleh dari BPS dan

selanjutnya diolah oleh Kemenperin (Ditjen ILMATE).

Peran Ditjen ILMATE dalam rangka mendorong peningkatan ekpor produk industri

logam, industri permesinan, industri alat transportasi, dan industri elektronika dilakukan

dengan mendukung ketersediaan alat uji yang memadai dan mendukung

pembuatan prototype. Dengan adanya alat uji yang memadai maka kualitas dan

mutu produksi terjamin dan dapat berdaya saing. Dengan adanya pembuatan

33

Page 44: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

prototype untuk alat pertanian dan alat transportasi diharapkan kedepannya dapat

memberikan respon yang positif terhadap industri dalam negeri agar mampu

berinovasi dan kreatif dalam mendesain dan mampu memproduksi mesin/peralatan

yang berkualitas dan berdaya saing di pasaran lokal maupun dapat diekspor.

Namun tak bisa dipungkiri bahwa sejauh ini produk ILMATE yang diekpor

masih didominasi oleh produk setengah jadi atau bahan baku, diantaranya bijih

besi, nikel, tembaga, bauksit, dan logam tanah jarang. Hal inilah yang mendorong

pemerintah (Ditjen ILMATE) untuk terus berupaya melakukan langkah-langkah

yang rill dan konkrit dalam rangka pembangunan dan pengembangan smelter di

indonesia. Capaian kegiatan dalam mendukung pembangunan dan

pengembangan smelter, pembuatan prototype, dan bantuan mesin/peralatan

dapat dilihat pada realisasi RPJMN per Sektor ILMATE.

Tabel 3.14

Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika terhadap ekpor nasional Per Tahun

Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan

strategis

Meningkat Kontribusi ekspor Target 44 47 51 Persen

produk industri RPJMN

nya daya

logam, mesin, alat

Target 12,65 19,13 19,8 – Persen saing dan

transportasi, dan Renstra

20,00

produktivita

elektronika

Realisasi 18,6 19,24 19,05 Persen s sektor

terhadap ekpor

industri

nasional

RPJMN Tahun 2015-2019 pada Perdagangan Luar Negeri khususnya

Peningkatan pangsa ekspor produk manufaktur di targetkan sampai dengan

tahun 2019 menjadi 65 persen, yang mana ditargetkan naik secara bertahap

setiap tahunnya, yakni pada tahun 2015 sebesar 44 persen, tahun 2016 sebesar 47

persen, tahun 2017 sebesar 51 persen, tahun 2018 sebesar 57 persen dan tahun

2019 sebesar 65 persen, sementara pada target ini kontribusi dari produk ILMATE

setiap tahunnya adalah pada tahun 2015 sebesar 18,6 persen, tahun 2016 sebesar

19,24 persen, dan tahun 2017 sebesar 19,05 persen.

Salah satu faktor yang menghambat kontribusi ekspor adalah belum

34

Page 45: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

disepakatinya sejumlah kerja sama perdagangan dengan negara di dunia. Upaya

yang perlu dilakukan yaitu melakukan perjanjian free trade agreement (FTA) yang

mennguntungkan dan memperbaiki regulasi internal. Selain itu, saat ini industri

fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri dan fasilitas insenftif ekspor yang masih

belum menarik bagi industri.

Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika terhadap ekpor nasional pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 12,65

persen dan terealisasi sebesar 18,6 persen atau tercapai sebesar 147,03 persen,

selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 19,13 persen dan terealisasi

sebesar 19,24 persen atau tercapai sebesar 99,68 persen, kemudian pada tahun

2017 ditargetkan sebesar 19,8 sampai dengan 20,00 persen dan dapat terealisasi

sebesar 19,05 persen atau dapat tercapai sebesar 96 persen. selain itu pada tahun

2018 ditargetkan sebesar 19.9 sampai dengan 20,0 persen dan tahun 2019

ditargetkan sebesar 19,9 sampai dengan 20,0 persen.

Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar 56,89 persen terhadap

target kumulatif hingga tahun 2019 yaitu sebesar 71,58 persen atau sampai dengan

tahun 2017 telah tercapai sebesar 79,47 persen. target kontribusi ekspor yang belum

terealisasi sebesar 14,69 persen atau sebesar 20,53 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis

maupun mekanisme kebijakan tepat guna mendukung peningkatan kontribusi

ekpor, salah satunya antara lain: 1) optimalisasi pelaksanaan bantuan mesin dan

peralatan, 2) optimalisasi pelaksanaan koordinasi terkait Hak Kekayaan Intelektual,

3) optimalisasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka promosi dan penyusunan

kebijakan terkait peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

35

Page 46: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.15

Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika terhadap ekpor nasional Per Triwulan

Sasaran

IKU

Target Realisasi 2017

strategis

Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Meningkat Kontribusi ekspor 19,8 –

Persen produk industri 20,00 17,62 19,08 19,67 19,73 19,05 nya daya

logam, mesin, alat

saing dan

transportasi, dan

produktivita

elektronika

s sektor

terhadap ekpor

industri

nasional

Tahun 2017 capaian Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional sebesar 19,05 persen atau

tercapai sebesar 96,21 persen dari target yang ditetapkan, yang mana capaian

tertinggi pada triwulan III sebesar 19,67 persen, diikuti dengan triwulan IV sebesar

17,73 persen, triwulan II sebesar 19,08 persen, dan triwulan I sebesar 17,62 persen.

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator Kinerja

Utama Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor

nasional ditargetkan sebesar 76,8 – 77,0 Persen dan dapat terealisasi sebesar 74,09

atau atau dapat tercapai sebesar 96 Persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada Sasaran

Strategis Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator

Kinerja Utama Kontribusi ekpor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika terhadap ekspor nasional ditargetkan sebesar 19,8 – 20,0 Persen dan dapat

terealisasi sebesar 19,05 Persen atau dapat tercapai sebesar 96 Persen.

Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap Indikator Kinerja Utama Kontribusi ekspor produk industri pengolahan

non-migas terhadap ekspor nasional sebesar 26 Persen dan sekitar 74 Persennya

merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.

36

Page 47: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.16

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Kontribusi ekspor produk industri pengolahan

non-migas terhadap ekspor nasional)

Perjanjian Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persen

Kinerja Strategis

Kemenperin Meningkatnya Kontribusi ekspor produk 76,8 – 77,0 74,09 96

daya saing dan industri pengolahan non-

produktifitas migas terhadap ekspor

sektor industri nasional

ILMATE Meningkatnya Kontribusi ekpor produk 19,8 – 20,0 19,05 96

daya saing dan industri logam, mesin, alat

produktifitas transportasi, dan elektronika

sektor industri terhadap ekspor nasional

Produktifitas dan kemampuan SDM ILMATE

Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika diukur melalui jumlah tenaga kerja terampil dan berkompoten. Yang

dimaksud dengan terampil dan berkompoten adalah tenaga kerja yang telah

mengikuti pelatihan pada bidang ILMATE dan dinyatakan lulus serta diberikan tanda

berupa piagam/sertifikat. Penilaian terhadap peserta pelatihan bukan hanya sejauh

mana peserta tersebut dapat memahami teori dan mampu mempratekkannya,

melainkan atitude/etika juga merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian.

Peran Ditjen ILMATE dalam mendukung sasaran ini adalah dengan mengadakan

pelatihan dan penyusunan SKKNI. Capaian kegiatan mengenai pelatihan dapat

dilihat pada realisasi RPJMN per Sektor ILMATE dan untuk SKKNI dapat dilihat pada

perspektif proses bisnis internal dengan IKU Infrastruktur kompetensi yang terbentuk.

37

Page 48: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.17

Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika Per Tahun

Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan

strategis

Meningkatnya Produktifitas Target Keahlian tinggi 14 persen, Persen

dan RPJMN keahalian menengah 42

daya saing

kemampuan

persen s.d 2019

dan

sdm industri

produktivitas Target n/a n/a 696,8 Rp. Juta

logam, mesin, Renstra

sektor industri

alat

Realisasi 497,2

477,6

735,8 Rp. Juta

transportasi,

dan

elektronika

RPJMN 2015-2019 pada Peningkatan Daya saing dan Tenaga Kerja khususnya

sasaran mengenai peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja dengan

memperbesar proporsi jumlah tenaga kerja yang berkompoten dan diakui secara

nasional dan internasional melalui serangkaian proses sertifikasi menargetkan untuk

tenaga kerja berkeahlian tinggi dari 8,4 persen (2014) menjadi 14 persen (2019)

dan keahlian menengah dari 30 persen (2014)menjadi 42 persen (2019), sementara

Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika sejauh ini telah berkontribusi sebanyak 1.749,23 juta orang dengan rata-

rata kontribusi per tahun sebanyak 494,07 juta orang yang tersertifikasi.

Disamping memperbesar proporsi tenaga kerja, tujuan lainya adalah

mengembangkan standar kompetensi regional (regional competency standard

framework) untuk sektor jasa yang diprioritaskan dalam masyarakat ekonomi

ASEAN, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam hal ini kegiatan

yang dilakukan Ditjen ILMATE adalah penyusunan SKKNI.

IKSS Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika pada tahun 2015 belum digunakan sebagai IKU namun sebagai target

Makro dapat terealisasi sebesar Rp. 497,2 Juta demikian pula halnya pada tahun 2016

IKSS ini belum dijadikan sebagai IKU namun dapat terealisasi sebesar Rp. 477,6 Juta.

Pada tahun 2017 Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar 696,8 persen dan terealisasi sebesar

38

Page 49: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Rp. 735,8 Juta atau tercapai sebesar Rp. 105,59 Juta.

Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebesar Rp. 1710 Juta

terhadap target kumulatif yakni hingga 2019 yaitu sebesar Rp. 2317 Juta atau

tercapai sebesar 73,80 persen. target produktifitas dan kemampuan SDM yang

belum terpenuhi sebesar Rp. 607 Juta atau sebesar 26,2 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis

maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar target sisa yakni Rp. 607 Juta

dapat terpenuhi di tahun 2019 melalui: 1) tindak lanjut progrram pendidikan

Vokasi, 2) pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi, dan 3) optimalisasi

pelaksanaan koordinasi dan kegiatan yang berdampak langsung terhadap

peningkatan produktifitas dan SDM industri.

Tabel 3.18

Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika Per Triwulan

Sasaran Target Realisasi 2017

strategis

Satuan IKU Tw I Tw II Tw III Tw IV

Meningkat Produktifitas dan 696,8 535,1 553,9 571,2

735,8 Rp.

kemampuan sdm Juta nya daya

industri logam,

saing dan

mesin, alat

produktivita

transportasi, dan

s sektor

elektronika

industri

Capaian Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika pada tahun 2017 sebesar Rp. 735,8Juta atau tercapai sebesar 105,59

persen dari target yang ditetapkan, yang mana capaian tertinggi terjadi pada triwulan III

sebesar Rp. 571,2 Juta, selanjutnya diikuti dengan triwulan II sebesar Rp. 553,9 Juta, triwulan

I sebesar Rp. 535,1 Juta, dan Triwulan 535,1 IV sebesar Rp. 506,3Juta.

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator Kinerja

Utama Produktifitas SDM industri ditargetkan sebanyak Rp. 398,5 Juta dan dapat

terealisasi sebesar Rp. 364,59 atau dapat tercapai sebesar 91,49 Persen, sementara

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

39

Page 50: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor

industri dengan Indikator Kinerja Utama Produktifitas dan kemampuan SDM Industri

logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar Rp. 696,8 Juta dan

dapat terealisasi sebesar Rp. 735,8 Juta atau dapat tercapai sebesar 105,59 Persen

Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika terhadap Indikator

Kinerja Utama Produktifitas SDM industri sebesar 201,81 Persen.

Tabel 3.19

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Produktifitas SDM industri)

Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen

Kinerja Utama

Kemenperin Meningkatnya daya Produktifitas SDM 398,5 364,59 91,49

saing dan produktifitas industri

sektor industri

ILMATE Meningkatnya daya Produktifitas dan 696,8 735,8 105,59

saing dan produktifitas kemampuan SDM

sektor industri Industri logam, mesin,

alat transportasi, dan

elektronika

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PROSES BISNIS INTERNAL

1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi,

dan elektronika yang efektif

Sasaran strategis ini dimaksudkan agar pembina industri merumuskan

penyusunan dan penetapan kebijakan/regulasi untuk mengintervensi

penumbuhan dan pengembangan industri dalam negeri, terutama dalam

merumuskan kebijakan/regulasi untuk melindungi kepentingan industri dalam

negeri. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:

a. Peraturan perundangan yang diselesaikan dengan pada tahun 2017

sebanyak 1 PP/Perpres/Permen.

Tahun 2017 capaian Peraturan perundangan yang diselesaikan sebanyak 4

Permen atau tercapai sebesar 400 persen dari target yang ditetapkan, yang

mana Indikator Kinerja Utama ini dapat terealisasi pada triwulan I, dikarenakan

40

Page 51: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

peraturan dimaksud mulai disusun pada tahun sebelumnya dan triwulan III.

Peraturan perundang-undangan /Permen yang diselesaikan pada tahun

2017 di Ditjen ILMATE ada 4 Peraturan yaitu:

Peraturan Menteri Perindustrian No. 04/M-IND/PER/2/2017 Ketentuan Dan

Tata Cara Penilaian Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk Pembangkit

Listrik Tenaga Surya;

Peraturan Menteri Perindustrian No 05/M-IND/PER/2/2017 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-

IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri

Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

Peraturan menteri Perindustrian No. 29/M-IND/PER/7/2017 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam

Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam dan Komputer Tablet;

Peraturan Menteri Perindustrian No. 34/M-IND/PER/9/2017 tentang Industri

Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih;

Tabel 3.20 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan per Triwulan

IKU Target Realisasi 2017 Satuan

TW I TW II TW III TW IV Total

Peraturan 1 2 - 2 - 4 PP/Perpres/Permen

perundangan

yang

diselesaikan

Peraturan Perundangan yang diselesaikan sampai dengan periode 2015 sampai

dengan 2019 ditargetkan sebanyak 5 (lima) Peraturan yang mana setiap tahunnya

ditargetkan sebanyak 1 (satu) peraturan. Sampai dengan tahun 2017 telah terealisasi

sebanyak 5 (lima) Peraturan yakni pada tahun 2016 terealisasi 1 (satu) Peraturan dan 4

(empat) Peraturan terealisasi pada tahun 2017, dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa target ini sudah dapat dipenuhi dalam 3 (tiga) tahun berjalan yaitu periode

2015 sampai dengan 2017, jadi pada tahun 2019 realisasinya akan lebih dari target

yang ditetapkan.

Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan 1 PP/Perpres/Permen

setiap tahunnya yakni periode 2015 sampai dengan 2019 maka targetnya sebanyak 5

41

Page 52: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

PP/Perpres/Permen, sementara pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 5 Peraturan,

tahun 2016 sebanyak 3 peraturan dan tahun 2017 sebanyak 4 peraturan jadi kumulatif

realisasi Peraturan perundangan yang diselesaikan sebanyak 12 peraturan terhadap

target 5 peraturan atau telah tercapai sebesar 240 persen (> target).

Kondisi tersebut tentunya tidak terlepas dari peran aktif Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dalam hal perumusan dan

penyusunan kebijakan khususnya yang terkait dengan penguatan struktur industri dan

penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Tabel 3.21

Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan per Tahun

IKU Target Realisasi Satuan

2015 2016 2017 Total

Peraturan 5 - 1 4 5 PP/Perpres/Permen

perundangan

yang diselesaikan

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Tersediannya kebijakan pembangunan industri yang efektif dengan Indikator Kinerja

Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan sebanyak 8 Peraturan

yakni 4 (empat) PP, 3 (tiga) Perpres, dan 1 (satu) Permen dapat terealisasi sebanyak 1

(satu) PP, 1 (satu) Perpres dan 1 (satu) Permen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran

Strategis Tersediannya kebijakan pembangunan industri yang efektif dengan Indikator

Kinerja Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan sebanyak 1

PP/Perpres/Permen dan dapat terealisasi sebesar 4 Permen atau dapat terpenuhi

sebesar 400 Persen.

Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator Kinerja

Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan sebesar 50 Persen dan sekitar 50

persennya merupakan kontribusi dari sektor Kemenperin lainnya.

42

Page 53: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.22

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Peraturan perundangan yang diselesaikan)

Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen

Kinerja Utama

Kemenperin Tersediannya kebijakan Peraturan 8 3 37,5

pembangunan industri perundangan

yang efektif yang diselesaikan

ILMATE Tersediannya kebijakan Peraturan 1 4 400

pembangunan industri perundangan

yang efektif yang diselesaikan

b. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dengan target pada tahun

2017 sebanyak 15 RSNI;

Penerapan kebijakan standardisasi produk industri ILMATE memiliki sasaran untuk

mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa,

proses, serta sistem. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing,

perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya

di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup seperti

yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 Tentang

Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) yang telah disusun oleh Ditjen

ILMATE pada tahun 2017 sebanyak 19 RSNI dengan rincian sebagai berikut:

i. RSNI Dit. IL

RSNI Baja Tulangan Beton;

RSNI Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj D);

RSNI Baja Lapis Alumunium (Bj LAM) (Sudah Konsensus);

RSNI Baja Lembaran Pelat dan Gulungan Canai Panas untuk Aplikasi

Struktur Umum dan Struktur Las (Bj PS) ( Sudah Konsensus);

RSNI Alumunium Sheet ( Sudah Pra Konsensus);

ii. RSNI Dit. IPAMP

Penyusunan RSNI keselamatan permesinan-prinsip-prinsip umum untuk

desain-penilaian risiko dan risiko pengurangan (ISO 12100-2010(E), IDT;

Penyusunan RSNI boiler dan bejana bertekanan bagian 2 : material;

43

Page 54: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Penyusunan RSNI pintu gulung tahan api untuk penggunaan

dibangunan atau gedung-syarat mutu dan metode uji;

Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan

bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (CNG) sebagai sistem

penggeraknya;

Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan

bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (LPG) sebagai sistem

penggeraknya;

Penyusunan RSNI mesin streaching keju-bagian 1 mesin streaching

keju-syarat mutu dan metode uji;

Penyusunan RSNI mantel rol gilingan tebu untuk kapasitas hingga

10.000 TCD dan 15.000 TCD;

Penyusunan RSNI traktor roda rantai dengan menggunakan bajak rotar.

iii. RSNI Dit. IET

Rancangan SNI Peralatan Pendingin Rumah Tangga –Karakteristik dan

Metode Uji –Bagian 1 : Persyaratan Umum;

Rancangan SNI Peralatan Pendingin Rumah Tangga –Karakteristik dan

Metode Uji –Bagian 3 : Konsumsi Energi dan Volume;

Rancangan SNI Pengkondisi Udara Pendinginan Udara dan Pompa

Panas Udara Ke Udara –Cara Pengujian dan Penghitungan Faktor

Kinerja Musiman –Bagian 1: Faktor Kinerja Pendinginan Musiman;

Rancangan SNI Pengkondisi Udara Pendinginan Udara dan Pompa

Panas Udara Ke Udara –Cara Pengujian dan Penghitungan Faktor

Kinerja Musiman –Bagian 1: Faktor Kinerja Tahunan;

Rancangan SNI Pengkondisi Udara Jenis Saluran dan Pompa Panas

Udara Ke-Udara-Pengujian dan Rating Untuk Kinerja;

Rancangan SNI Pengkondisi Udara Multi –Split –dan Pompa Panas Udara

Ke-Udara –Pengujian dan Rating Untuk Kinerja.

Tabel 3.18 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per Triwulan

IKU

Target Realisasi 2017

Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Rancangan Standar 15 - - 3 16 19 RSNI

Nasional Indonesia

(RSNI)

44

Page 55: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) periode 2015 sampai dengan

2019 ditargetkan sebanyak 79 RSNI. Sampai dengan tahun 2017 telah

terealisai sebanyak 40 RSNI.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) pada tahun 2015

ditargetkan sebanyak 5 RSNI dan terealisasi sebanyak 8 RSNI atau tercapai

sebesar 160 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 10

RSNI dan terealisasi sebanyak 13 RSNI atau tercapai sebesar 130 persen,

kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 15 RSNI dan terealisasi

sebanyak 19 RSNI atau tercapai sebesar 126,66 persen.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) periode 2015

sampai dengan 2017 telah terealisasi sebanyak 40 RSNI terhadap target

kumulatif hingga 2019 yakni 76 RSNI atau tercapai sebesar 52,63 persen .

selain itu pada tahun 2018 ditargetkan sebanyak 23 RSNI, demikian pula

pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 23 RSNI. sisa target yang belum

dipenuhi sebanyak 36 RSNI atau tarsisa 47,37 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah

strategis maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar pada tahun 2018 RSNI

minimal dapat terealisasi sebanyak 18 RSNI dan pada tahun 2019 juga demikian

yakni minimal 18 RSNI. adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan

adalah: 1) optimalisasi pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung

terhadap tersusunnya RSNI, 2) koordinasi intensif dengan stakeholder.

Tabel 3.19

Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per Tahun

IKU

Target Realisasi 2017

Satuan 2015 2016 2017 Total

Rancangan Standar 76 8 13 19 40 RSNI

Nasional Indonesia

(RSNI)

c. Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib dengan

target pada tahun 2017 sebanyak 7 Peraturan.

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

45

Page 56: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke

depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu

dokumen perencanaan dan kebijakan-kebijakan yang mendukung tercapainya

rencana tersebut. Salah satunya penyusunan regulasi teknis pemberlakuan SNI,

ST, dan/atau PTC secara dengan capaian tahun 2017 sebanyak 8 regulasi dan

nilai tersebut memenuhi target yang ingin dicapai selama tahun 2017.

Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib yang

dikeluarkan oleh Ditjen ILMATE selama tahun 2017 adalah:

Dit. IL

SNI Wajib Kawat Baja Beton Pratekan untuk keperluan kontruksi beton secara

wajib ( Nomer SK Menperin 28/M-IND/Per/7/2017 tanggal 11 Juli 2017);

SNI Wajib Kawat Ban ( Bead Wire) SNI 8347-2016;

Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI

Wajib Baja Tulangan Beton (SNI 2052-2017)

Dit. IPAMP

Penyusunan rancangan peraturan Menteri Hand Spayer Gendong Semi

Otomatis secara Wajib

Dit. IET

Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI

Wajib Audio/Video

Dit. IMATAP

Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI

wajib Sepeda

SNI Wajib yang tidak terlaksana karena belum siapnya Lab. Uji yaitu :

SNI Wajib Pompa Air Sentrifugal untuk irigasi-Unjuk kerja dan cara uji

Amandemen 1 (SNI 0141:2009/Amd 1:2011);

SNI Wajib Mesin Perontok Padi-Cara Uji Unjuk Kerja (SNI 02-0831-1989)

Regulasi Teknis yang terbit di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika selama Tahun 2017 adalah:

Peraturan Menteri Perindustrian No 13/M-IND/PER/4/2017 tentang Lembaga

46

Page 57: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan

Standar Nasional Indonesia Regulator Tekanan Rendah Untuk Tabung Baja

LPG Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 14/M-IND/PER/4/2017 tentang

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kabel Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 18/M-IND/PER/5/2017 tentang Lembaga

Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar

Nasional Indonesia Baja Batangan Untuk Keperluan Umum Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 28/M-IND/PER/7/2017 tentang

Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kawat Baja Beton Pratekan

Untuk Keperluan Konstruksi Beton Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 06/M-IND/PER/2/2017 tentang

Konversi Nomor Pos Tarif Pada Barang Yang Diberlakukan Standar

Nasional Indonesia Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 31/M-IND/PER/8/2017 tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-

IND/PER/2/2010 Tentang Daftar Mesin, Barang, Dan Bahan Produksi

Dalam Negeri Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri

Dalam Rangka Penanaman Modal.

Peraturan Menteri Perindustrian No 35/M-IND/PER/9/2017 tentang

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pelek Kendaraan Bermotor

Kategori M,N,O, Dan L Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian No 36/M-IND/PER/9/2017 tentang Lembaga

Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar

Nasional Indonesia Terhadap Produk Industri Elektronika Yang Diberlakukan

Secara Wajib.

Tabel 3.20

Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC per Triwulan

IKU Target Realisasi 2017 Satuan

Regulasi teknis Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

pemberlakuan SNI,

7 1 3

4 - 8 Peraturan ST, dan/atau PTC

secara wajib

47

Page 58: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Regulasi Teknis yang terbit ditriwulan III merupakan realisasi tertinggi, kemudian diikuti

dengan Triwulan II sebanyak 3 Peraturan dan Triwulan I sebanyak 1 Peraturan,

sementara pada Triwulan IV tidak ada Regulasi Teknis yang terbit di lingkungan

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika.

Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib pada

tahun 2015 ditargetkan sebanyak 5 Peraturan dan terealisasi sebanyak 5 peraturan

atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak

5 peraturan dan terealisasi sebanyak 3 peraturan atau tercapai sebesar 60 persen,

kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 7 peraturan dan terealisasi

sebanyak 8 peraturan atau tercapai sebesar 114 persen. sementara pada tahun 2018

ditargetkan sebanyak 8 peraturan dan tahun 2019 juga sebanyak 8 peraturan.

Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib selama

periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 16 peraturan terhadap

target kumulatif hingga 2019 sebanyak 33 peraturan atau tercapai sebesar 48,48

persen. sisa peraturan yang harus dipenuhi guna pencapaian target pada 2019

adalah 17 peraturan atau sebesar 51,52 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,

Alat Transpotasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis

maupun mekanisme kebijakan yang efektif antar lain: 1) optimalisasi koordinasi

penyusunan peraturan perundangan, 2) penyusunan peraturan dibidang standar,

dan 3) koordinasi intensif dengan stakeholdel.

Tabel 3.21

Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC per Tahun

Target Realisasi 2017

IKU

Satuan 2015 2016 2017 Total

Regulasi teknis 33 5 3 8 16 Peraturan

pemberlakuan SNI, ST,

dan/atau PTC secara

wajib

2. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya

saing dan berkelanjutan

Peran Direktorat Jenderal ILMATE dalam meleksanakan Terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan ini diukur

48

Page 59: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

melalui Indikator Kinerja Utama:

a. Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target pada tahun 2017

sebanyak 450 Sertifikat

Program Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN) merupakan

upaya Pemerintah untuk mendorong kemajuan industri dalam negeri. Salah satu

bentuknya adalah dengan mewajibkan instansi pemerintah untuk

memaksimalkan penggunaan hasil produksi dalam negeri dalam kegiatan

pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD. Dengan demikian,

barang/jasa yang telah memiliki Sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri

(TKDN) akan memperoleh preferensi dari panitia lelang.

Capaian untuk produk ILMATE yang tersertifikasi TKDN pada tahun 2017

mencapai 724 nilai tersebut diatas dari target yang telah ditetapkan. Dengan

rincian sebagai berikut:

Sektor ILMATE Perusahaan Sertifikat (>40 persen) Produk

Dit. Industri Logam 31 128 128

Dit. IPAMP 68 150 150

Dit. IMATAP 49 100 100

Dit. IET 40 129 129

49

Page 60: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Keseriusan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika dalam upaya Peningkatan Penggunaa Produk Dalam Negeri (P3DN)

guna mendukung penguatan struktur industri dan peningkatan daya saing dapat

tercermin dari jumlah dan kualitas regulasi yang diterbitkan. Dalam hal ini dapat

terlihat bahwa dari 4 (empat) Peraturan Perundangan yang diterbitkan selama

tahun 2017, 3 (tiga) diantaranya merupakan Peraturan pendukung P3DN, dapat

dikatakan pula bahwa regulasi yang ada sudah efektif dalam mendukung

pencapaian IKU Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika

yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Tabel 3.22

Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Per Triwulan

IKU

Target Realisasi 2017

Satuan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Produk industri logam, 450 45 175 95 192 507 Sertifikat

mesin, alat transportasi,

dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam

Negeri (TKDN)

Berdasarkan capaian ini dapat terlihat bahwa jumlah Sertifikat TKDN yang

diterbitkan selama Triwulan I sampai dengan Triwulan IV fluktuatif, dengan realisasi

tertinggi terjadi pada triwulan IV yakni 192 Sertifikat, selain itu perlu untuk diketahui

juga bahwa 1 (satu) sertifikat TKDN yang diterbitkan terdiri dari beberapa Produk.

Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator Kinerja

Utama Produk industri tersertifikat tingkat komponen dalam negeri sebesar 50,7 Persen

dan sekitar 50 Persenya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.

Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada tahun 2015 ditargetkan

sebanyak 200 sertifikat dan terealisasi sebanyak 299 sertifikat atau tercapai sebesar

149,5 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 210 sertifikat dan

50

Page 61: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

terealisasi sebanyak 675 sertifikat atau tercapai sebesar 321,42 persen, kemudian

pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 450 sertifikat dan terealisasi sebanyak

507 sertifikat atau tercapai sebesar 112,66 persen. selain itu pada tahun 2018

ditargetkan sebanyak 350 sertifikat, demikian pula pada tahun 2019 IKSS ini

ditargetkan sebanyak 350 sertifikat.

Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) selama periode 2015 sampai

dengan 2017 telah terealisasi sebesar 1481 sertifikat atau tercapai terhadap target

kumulatif hingga 2019 yaitu 1560 maka tercapai sebesar 94,93 persen. target sisa

yang belum terpenuhi adalah sebanyak 79 sertifikat atau 5,07 persen.

Kondisi tersebut tergolong baik karena besar kemungkinan IKSS ini sudah

dapat dipenuhi pada tahun 2018. Trend positif seperti ini juga perlu

diimplementasikan IKSS yang lainnya.

Tabel 3.23

Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Per Tahun

IKU

Target Realisasi

Satuan

2015 2016 2017 Total

Produk industri logam, 1720 299 675 507 1481 Sertifikat

mesin, alat transportasi,

dan elektronika yang

tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam

Negeri (TKDN)

Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) periode 2015 sampai dengan 2019

ditargetkan sebanyak 1720 Sertifikat, yang mana hingga tahun 2017 telah

terealisasi sebanyak 1481 Sertifikat atau telah terealisasi sebesar 86 persen.

melihat capaian setiap tahunnya yang berada di kisaran 200 sampai dengan

600 sertifikat yang diterbitkan maka dapat disimpulkan bahwa target ini dapat

dipenuhi pada tahun 2019.

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Terselenggaranya urusan pemerintahan dibidang perindustrian yang berdaya saing

51

Page 62: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dan berkelanjutan dengan Indikator Kinerja Utama Produk industri tersertifikat

tingkat komponen dalam negeri ditargetkan 900 Produk dan terealisasi sebesar

1000 Produk atau dapat terpenuhi sebesar 111 Persen, sementara Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika pada Sasaran Strategis Terselenggaranya urusan pemerintahan

dibidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan Indikator

Kinerja Utama Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika

tersertifikasi tingkat komponen dalam negeri ditargetkan sebesar 450 Sertifikat

dan terealisasi sebesar 507 Sertifikat atau dapat terpenuhi sebesar 123 Persen.

Tabel 3.23

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Peraturan perundangan yang diselesaikan)

Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen

Kinerja Utama

Kemenperin Terselenggaranya Produk industri 900 1000 111

urusan pemerintahan logam, mesin, alat

dibidang transportasi, dan

perindustrian yang elektronika yang

berdaya saing dan tersertifikasi Tingkat

berkelanjutan Komponen Dalam

Negeri (TKDN)

ILMATE Terselenggaranya Produk industri 450 507 123

urusan pemerintahan logam, mesin, alat

dibidang transportasi, dan

perindustrian yang elektronika yang

berdaya saing dan tersertifikasi Tingkat

berkelanjutan Komponen Dalam

Negeri (TKDN)

b. Infrastruktuk kompetensi yang terbentuk dengan target tahun 2017 sebanyak

13 RSKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) diperlukan sebagai standar

yang dipakai untuk mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi

kebutuhan dunia industri sesuai dengan kompetensinya. Standar tersebut berisi

rumusan mengenai kemampuan kerja bagi pelaksanaan tugas atau jabatan

52

Page 63: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

tertentu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau

keahlian serta sikap kerja dalam rangka menyiapkan tenaga professional di

bidang industri.

Peran Kementerian Perindustrian (Ditjen ILMATE) dalam hal ini adalah

menyusuan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(RSKKNI) sementara penetapan sebagai SKKNI merupakan ranah

Kemenaker.

53

Page 64: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.24

Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk per Triwulan

Realisasi 2017

IKU Target

Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Infrastruktur kompetensi 13

- - - - 0 RSKKNI

yang terbentuk

Pada tahun 2017 ini capaian untuk IKU ini tidak tercapai karena masih dalam tahap

pembahasan di direktorat terkait. Selain itu, Penyusunan RSKKNI tidak dapat

dilaksanakan karena judul-judul RSKKNI untuk bidang mekatronika telah disusun pada

tahun sebelumnya dan tidak ada usulan penyusunan judul lainnya dari asosiasi terkait.

RSKKNI rolling mill sudah dibahas tetapi belum selesai pembahasannya.

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk pada tahun 2015 ditargetkan

sebanyak 8 RSKKNI dan terealisasi sebanyak 7 RSKKNI atau tercapai sebesar 87,5

persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 8 RSKKNI dan terealisasi

sebanyak 10 RSKKNI atau tercapai sebesar 125 persen, kemudian pada tahun 2017

ditargetkan 13 RSKKNI namun tidak dapat terealisasi. Selain itu pada tahun 2018

ditargetkan sebanyak 13 RSKKNI dan tahun 2019 ditargetkan 10 RSKKNI.

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk selama periode 2015 sampai

dengan 2017 sebanyak 17 RSKKNI terhadap target kumulatif yakni 48 RSKKNI

atau tercapai sebesar 35,41 persen. target yang belum terpenuhi hingga 2019

adalah sebanyak 31 RSKKNI atau 64,69 persen.

Tabel 3.25

Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk Per Tahun

IKU Target Realisasi 2017

Satuan

2015 2016 2017 Total

Infrastruktur

kompetensi yang 7 10 - 17 RSKKNI

terbentuk

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) priode 2015

sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 17 (tujuh belas) RSKKNI, sementara pada

tahun 2016 salah satu Rancangan yang disusun telah menjadi standar yaitu SKKNI

54

Page 65: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Bidang Industri Aluminium Ekstrusiakan adapun catatan mengenai RSKKNI/SKKNI

selama periode 2015 sampai 2017 dapat dijabatkan sebagai berikut:

Dit. IPAMP (tahun 2015)

1) RSKKNI Bidang Pekerjaan Pengerjaan Metalworking;

2) RSKKNI Bidang Pekerjaan Pemeliharaan dan Diagnostik Elektronika Mesin Perkakas;

3) RSKKNI Bidang Pekerjaan Disain Rekayasa Manufaktur;

4) RSKKNI Bidang Pekerjaan Supervisi Industri Logam Mesin;

5) RSKKNI Bidang Pekerjaan Rekayasa Pengecoran;

1) RSKKNI Proses Tempa (Forging)

2) RSKKNI Komunikasi di Lingkungan Produksi dan Pelayanan Pelanggan

3) RSKKNI Proses Fabrikasi

4) RSKKNI Pemeliharaan dan Diagnostik

5) RSKKNI Proses Permesinan (Machining)

6) RSKKNI Proses Perakitan (Assembling)

7) RSKKNI Merencanakan Produksi (Planning)

8) RSKKNI Instalasi dan Uji Kelayakan dan K3

9) RSKKNI Proses Pengecoran (Casting)

10) RSKKNI Membuat Perkakas Presisi

1) RSKKNI Industri Besi Baja Dasar

2) RSKKNI Industri Aluminium Ekstrusi

Dit. Industri Logam (tahun 2016)

Pada tahun 2016 RSKKNI tidak terealisasi , namun dapat tersusunnya SKKNI

Bidang SKKNI Bidang Industri Aluminium Ekstrusi

Industri Aluminium Ekstrusi

Dit. Industri Logam (tahun 2017)

Pada tahun 2017 RSKKNI tidak terealisasi (SKKNI rolling milll masih dalam tahap

pembahasan)

Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis

Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing

55

Page 66: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dan berkelanjutan dengan Indikator Kinerja Utama Infrastruktur kompetensi yang

terbentuk ditargetkan 44 SKKNI dan terealisasi sebesar 14 SKKNI atau dapat tercapai

sebesar 31,8 Persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan

Indikator Kinerja Utama Infrastruktur kompetensi yang terbentuk ditargetkan sebesar 13

SKKNI namun tidak dapat terealisasi akan tetapi ditahun 2016 dapat berkontribusi

sebesar 75 Persen dan pada tahun 2015 berkontribusi sebesar 22 Persen.

Tabel 3.26

Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Infrastruktur kompetensi yang terbentuk)

Instansi Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Persen

Kinerja

Utama

Kemenperin Terselenggaranya urusan Infrastruktur 44 14 31,8

pemerintahan di bidang kompetensi

perindustrian yang berdaya yang

saing dan berkelanjutan terbentuk

ILMATE Terselenggaranya urusan Infrastruktur 13 - -

pemerintahan di bidang kompetensi

perindustrian yang berdaya yang

saing dan berkelanjutan terbentuk

D. ANALISIS KINERJA PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

1. Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi

dan Elektronika yang kompeten, profesional dan berkepribadian

A. Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika (Nilai rata-rata prestasi kerja seluruh pegawai

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

yang dinilai dari SKP)

Penilaian prestasi kerja sesuai dengan PP No 46 Tahun 2011 adalah suatu proses

penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran

kerja pegawai dan perilaku kerja ASN. Nilai prestasi kerja pegawai Ditjen ILMATE

dihitung berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang di inputkan para

56

Page 67: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

pegawai di Intranet setiap bulannya.

Adapun Rata-rata Nilai Prestasi Kerja Pegawai Ditjen ILMATE periode 2015

sampai dengan 2017 sebagai berikut:

Tabel 3.27

Rata-rata Nilai Prestasi Kerja Pegawai Ditjen ILMATE

periode 2015-2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Terwujudnya Rata-rata 2015 2016 2017

Nilai

Target 78 79 80 ASN

Prestasi

Realisasi 78,9 89,55 86,32 Kementerian

Kerja

Perindustrian Capaian 101,15 113,35 107,9

Pegawai

yang

Ditjen

Profesional

ILMATE

dan

Berkepribadian

Pada tahun 2015 Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang dinilai berdasarkan SKP

ditargetkan sebesar dengan Nilai 78 dan terealisasi sebesar 78,9 atau tercapai

sebesar 101,15 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditergetkan dengan Nilai

79 dan dapat terealisasi sebesar 85,55 atau tercapai sebesar 113,5 persen,

kemudian pada tahun 2017 ditargetkan dengan Nilai 80 dan terealisasi sebesar

86,32 atau tercapai sebesar 107,9 persen. selain itu pada tahun 2018

ditargetkan dengan Nilai 81 dan pada tahun 2015 ditargetkan dengan Nilai 82.

Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika selama periode 2015 sampai dengan 2017 telah

terealisasi sebanyak 254,77 terhadap target kumulatif yaitu sebesar 400 atau

dapat tercapai sebesar 63,69 persen. total nilai yang masih belum terpenuhi

hingga 2019 adalah 145,23 atau sebesar 26,31 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika minimal Nilai pertahunnya yang dapat terealisasi

sebesar 72,615, baik tahun 2018 maupun tahun 2019 agar dapat memenuhi target

yang ditetapkan sampai dengan tahun 2019. Salah satu Langkah strategis

57

Page 68: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

yang dilakukan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika dalam rangka menjaga komitmen dalam menjaga rata – rata nilai

SKP agar tetap melebihi target adalah dengan pemberian Reward dan

Punishment yaitu dengan memberi apresiasi kepada pagawai dengan Nilai SKP

tertinggi dan teguran terhadap pegawai yang memiliki nilai SKP terendah.

Dapat disimpulkan bahwa pegawai Ditjen ILMATE telah melaksanakan

tugas dan fungsinya dengan baik sesuai Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

B. Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Jumlah jam produktifitas rata-rata

pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika per tahun)

Produktivitas kinerja pegawai dihitung berdasarkan absensi setiap Pegawai

ASN di lingkungan Ditjen ILMATE. Pada tahun 2017 diproyeksikan rata-rata

produktivitas kinerja minimum pegawai Ditjen ILMATE

Adapun Rata – rata Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Ditjen ILMATE

periode 2015 sampai dengan 2017 sebagai berikut:

Tabel 3.28

Rata – rata Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Ditjen ILMATE periode

2015-

2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Terwujudnya Rata – rata 2015 2016 2017

Produktivitas

Target 1320 1320 1320 ASN

Kinerja

Realisasi 1837,5 1845 1792,5 Kementerian

Minimum

Perindustrian Capaian 139,2 139,77 135,79

Pegawai

yang

Ditjen

Profesional

ILMATE

dan

Berkepribadian

Pada tahun 2015 Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ditargetkan sebesar

1320 jam kerja atau 7,30 jam per hari. Untuk indikator ini selama periode 2015

sampai dengan 2019 ditargetkan sama yaitu 1320 jam kerja.

Page 69: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

58

Page 70: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pada tahun 2015 dapat terealisasi sebesar 1837,5 jam kerja pertahunnya atau

tercapai sebesar 139,2 persen, selanjutnya pada tahun 2016 terealisasi sebanyak

1845 jam kerja atau tercapai sebesar 139,77 persen, kemudian pada tahun 2017

terealisasi sebanyak 1792,5 jam kerja atau tercapai sebesar 135,79 persen.

Selama periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 5475 jam

kerja terhadap target kumulatif sampai dengan 2019 sebesar 6600 jam kerja

atau tercapai sebesar 82,95 persen.

Jam kerja yang belum terpenuhi hingga 2019 adalah sebanyak 1125 jam

kerja atau 17,05 persen. bercermin dari tren positif setiap tahunnya dapat

dikatakan bahwa target ini dapat terpenuhi pada tahun 2018.

Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pegawai

dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika memiliki produktifitas kinerja yang baik setip tahunnya yakni

dapat dibuktikan dengan terpenuhinya target yang ditetapkan.

2. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

A. Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja Mencapai Tingkat 3 (Merupakan hasil

evaluasi tingkat kematangan penerapan SPIP)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai

terhadap 4 (empat) hal yaitu: 1) tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian

tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara; 2) kehandalan pelaporan

keuangan; 3) pengamanan aset negara; dan 4) ketaatan terhadap Paraturan

Perundang undangan.

Adapun tingkat kematangan SPIP sebagai berikut:

Tabel 3.29

Penerapan SPIP dilingkungan Ditjen ILMATE periode 2015-2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Terwujudnya Tingkat 2015 2016 2017

birokrasi yang kematangan

Target n/a n/a 80

efektif, efisien, SPIP Satuan

Realisasi n/a n/a 3,191 dan Kerja

berorientasi Mencapai Capaian n/a n/a 106

pada layanan Tingkat 3

prima

59

Page 71: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

IKSS ini pada Periode 2015 sampai dengan 2016 belum dijadikan sebagai IKU

dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika sebagaimana tampak pada tabel tersebut.

Pada tahun 2017 Tingkat Kematangan SPIP dilingkungan Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ditargetkan sebesar

80 persen dan dapat terealisasi dengan Nilai 3,191 atau tercapai sebesar

106 persen. selain itu ditahun 2018 ditargetkan sebesar 100 persen dan

tahun 2019 juga demikian.

Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dapat menerapkan

SPIP dengan baik yakni dapat dibuktikan dengan terpenuhinya target yang

ditetapkan.

3. Tersusunnya Perencanaan Program, pengelolaan keuangan serta pengendalian

yang berkualitas dan akuntabel (Terkelolanya anggaran pembangunan secara

efisien dan akuntabel)

A. Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN (Kualitas laporan keuangan dan

BMN yang dinilai oleh Biro Keuangan)

Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN dimaksudkan untuk melihat

sejauh mana kualitas perencanaan dan penganggaran yakni melalui

perencanaan yang aplikatif, terukur, dan akuntabel.

Penilai untuk laporan keuangan dan BMN memiliki indikator yaitu Kesesuian SAP,

Kecukupan info yang terdapat di laporan keuangan, Ketaatan terhadap

aturan perundang-undangan, dan Efektivitas pengendalian internal.

Adapun Kualitas laporan keuangan dan BMN yang dinilai oleh biro

keuangan sebagai berikut:

Tabel 3.30

Kualitas laporan keuangan dan BMN yang dinilai oleh Biro Keuangan

(2015-2017)

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Tersusunnya Kualitas 2015 2016 2017

laporan

Target 75-100 75-100 75-100 Perencanaan

keuangan

Realisasi 84 79 0

60

Page 72: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Program, dan BMN Capaian 100 100 0

pengelolaan yang dinilai

keuangan serta oleh biro

pengendalian keuangan

yang berkualitas

dan akuntabel

Pada tahun 2015 sampai dengan 2019 Kualitas laporan keuangan dan BMN

yang dinilai oleh biro keuangan terhadap Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika ditargetkan dengan Capaian Standar

Tertinggi (75-100), yang mana pada tahun 2015 dapat terealisasi dengan Nilai

84 atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya pada tahun 2016 dapat

terealisasi denngan Nilai 79 atau tercapai sebesar 100 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan

keuangan dan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi dan Elektronika sudah baik, yakni hal ini dapat dibuktikan

Nilai Capaian Standar tertinggi (75 – 100).

B. Status Pengelolaan BMN Ditjen ILMATE (Jumlah Penetapan Pengelolaan BMN

Ditjen ILMATE)

Dalam rangka pelaksanaan, pengelolaan dan tanggung jawab atas BMN

maka status pengelolaan BMN perlu dimotoring dan dievaluasi secara

berkala dalam hal ini digunakan sebagai salah satu indikator capaian

kinerja pemerintah

Adapun Status Pengelolaan BMN Ditjen ILMATE sebagai berikut:

Tabel 3.31

Status pengelolaan BMN Ditjen ILMATE peride 2015-2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Tersusunnya Status 2015 2016 2017

Pengelolaan

Target 13 13 13 Perencanaan

BMN Ditjen

Program, Realisasi 37,88 59,9 61

ILMATE

pengelolaan

Capaian 291,38 460,76 469,23

keuangan

serta

61

Page 73: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

pengendalian

yang

berkualitas

dan akuntabel

Status Pengololaan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada tahun 2015 ditargetkan

sebesar 13 persen dan dapat terealisasi sebesar 37,88 persen atau dapat

tercapai sebesar 291,38 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan

sebesar 13 persen dan terealisasi sebesar 59,9 persen atau tercapai sebesar

460,76 persen, kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 13 persen

dan terealisasi sebesar 61 persen atau tercapai sebesar 469,23 persen. selain

itu pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 16 persen dan pada tahun 2019

ditargetkan sebesar 20 persen.

Kumulatif target sampai dengan tahun 2019 adalah sebesar 76 persen dan selama

periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar 158,78 persen atau

tercapai sebesar 211,70 persen, jadi dapat dikatakan bahwa realisasi terhadap IKSS

Status Pengelolaan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi dan Elektronika sudah melampaui target.

C. Anggaran Ditjen ILMATE yang diblokir (Proporsi anggaran Ditjen ILMATE yang

masuk dalam catatan halaman IV DIPA)

Proporsi anggaran yang masuk dalam halaman IV DIPA merupakan

anggaran yang tidak dapat digunakan yang mana usulan ini berasal dari

masing – masing K/L dan disahkan oleh Menteri keuangan.

Adapun Anggaran Ditjen ILMATE yang diblokir sebagai berikut:

Tabel 3.32

Status pengelolaan BMN Ditjen ILMATE peride 2015-2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Tersusunnya Anggaran 2015 2016 2017

Ditjen

Target 10 10 10 Perencanaan

ILMATE yang

Realisasi 16,60 1,10 1,54

62

Page 74: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Program, diblokir Capaian 100 100 100

pengelolaan

keuangan

serta

pengendalian

yang

berkualitas

dan akuntabel

Anggaran Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika yang diblokir pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 10 persen

dan terealisasi sebesar 16,60 persen atau tercapai sebesar 100 persen,

selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 10 persen dan terealisasi

sebesar 1,10 persen atau dapat tercapai sebesar 100 persen, kemudian

pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 10 persen dan terealisasi 1,54 persen

atau tercapai sebesar 100 persen. selain itu untuk tahun 2018 ditargetkan

sebesar 25 persen dan pada tahun 2019 ditargetkan sebesar 15 persen.

Semakin sedikit anggaran yang diblokir menujukan bahwa semakin

tajamnya penyusunan program dan penganggaran.

Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun

kualitas penyusunan Program dan Penganggaran semakin membaik, hal ini

dapat dibuktikan dengan semakin sedikitnya anggaran yang diblokir.

D. Kesesuaian rencana Program dan kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan (Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen

Trilateral Meeting)

Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen Trilateral

Meeting ini dapat mengacu pada pada Rencana Kerja Anggaran (RKA),

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK). Adapun Kesesuaian rencana Program dan kegiatan

prioritas dengan dokumen perencanaan sebagai berikut:

63

Page 75: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Tabel 3.33

Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan periode 2015-2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Tersusunnya Kesesuaian 2015 2016 2017

rencana

Target 90 90 90 Perencanaan

Program dan

Program, Realisasi 90 80 100

kegiatan

pengelolaan

prioritas Capaian 100 90 100

keuangan

dengan

serta

dokumen

pengendalian

perencanaan

yang

berkualitas

dan akuntabel

Pada tahun 2015 Kesesuaian rencana Program dan kegiatan prioritas

dengan dokumen perencanaan ditargetkan sebesar 90 persen dan

terealisasi sebesar 90 persen atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya

pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 90 persen dan dapat terealisasi

sebesar 80 persen atau tercapai sebesar 90 persen, kemudian pada tahun

2017 ditargetkan sebesar 90 persen dan dapat terealisasi sebesar 100

persen. selain itu pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 95 persen dan pada

tahun 2019 ditargetkan sebesar 100 persen.

Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana Program dan

kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan dilingkungan Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sudah sesuai.

4. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas Laporan Kinerja

A. Nilai SAKIP Ditjen ILMATE

Dalam rangka pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran dilingkungan

Kementerian Perindustrian yang bersih, transparan, terukur, dan tepat sasaran

maka harus dibuktikan dengan kualitas dokumen SAKIP yang baik agar

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) dapat

64

Page 76: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

terwujud.

Dokumen SAKIP ILMATE merupakan dukungan terhadap dokumen SAKIP

Kemenperin. Dokumen SAKIP Eselon I dan Eselon II yang dinilai oleh Biro

Perencanaan bersama Itjen antara lain: Rentra, Renja, Perkin, Rencana Aksi,

LAKIP, PP 39 dan Dokumen pendukung lainnya.

Tabel 3.34

Nilai SAKIP Ditjen ILMATE periode 2015 – 2017

Sasaran IKU Pengukuran Periode

Kinerja

Tersusunnya Nilai SAKIP 2015 2016 2017

Ditjen ILMATE

Target n/a B B Perencanaan

Program, Realisasi n/a 55,9 82,44

pengelolaan

Capaian n/a C A

keuangan

serta

pengendalian

yang

berkualitas

dan akuntabel

Periode 2015 IKSS ini belum dijadikan sebagai IKU atau tidak ditargetkan

(n/a) sebagaimana tampak pada tabel tersebut.

Periode 2016 sampai dengan 2019 Nilai SAKIP Ditjen ILMATE ditargetkan dengan

Predikat B, pada tahun 2016 nilai SAKIP Ditjen ILMATE terealisasi dengan Nilai

55,9 yakni mendapat Predikat C. Selanjutnya pada tahun 2017 nilai SAKIP Ditjen

ILMATE terealisasi dengan Nilai 82,44 dengan memperoleh Predikat A.

Berdasarkan kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas Program,

Evaluasi dan Pelaporan dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat transportasi, dan Elektronika semakin membaik.

E. ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN 2017

Dalam mewujudkan kinerja yang talah ditetapkan untuk tahun 2017, Ditjen ILMATE

didukung oleh dana APBN sebesar Rp. 130.355.734.000,- (seratus tiga puluh miliar tiga ratus

65

Page 77: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

lima puluh lima juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu rupiah). Dalam perjalanannya, anggaran

Ditjen ILMATE terkena penghematan anggaran sebesar Rp. 10,806,645,000,-(sepuluh miliar

delapan ratus enam juta enam ratus empat puluh lima ribu rupiah) sehingga anggaran yang

dapat digunakan hingga akhir tahun 2017 menjadi Rp. 119.549. 089.000,-(seratus sembilan

belas miliar lima ratus empat puluh sembilan juta delapan puluh sembilan ribu rupiah). Adapun

rincian penyerapan anggaran per unit Eselon II sebagai berikut:

Tabel 3.35

Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per Unit Eselon II

Unit Pagu Realisasi Persen Sisa

Direktorat Jenderal ILMATE

119.549.089.000 99.211.367.868 82,99 20.337.721.132

Sesditjen ILMATE 38.521.977.000 36.962.333.270 95,95 1.559.643.730

Direktorat IL 11.711.509.000 10.265.284.886 87,65 1.446.224.114

Direktorat IPAMP 19.161.876.000 15.761.244.458 82,25 3.400.631.542

Direktorat IMATAP 17.870.305.000 15.029.981.353 84,11 2.840.323.647

Direktorat IET 32.283.422.000 21.192.523.901 65,65 11.090.898.099

Berdasarkan penyerapan anggaran yang tampak pada tabel diatas, dapat

dijabarkan capaian fisik dari masing –masing sektor sebagai berikut:

1. Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran

keuangan sebesar 97,17 persen dan sasaran fisik sebesar 98,99 persen, sedangkan

realisasi keuangan sebesar 95,95 persen atau sebesar Rp. 36.962.333.270,- dan realisasi

fisik sebesar 98,99 persen. Realisasi fisik dari per outout sebagai berikut:

Perencanaan sebesar 30 persen;

Layanan Dukungan Manajemen Eselon I sebesar 99,96 persen;

Layanan Internal (Overhead) sebesar 100 persen;

layanan perkantoran sebesar 100 persen;

sedangkan untuk output cadangan tidak dapat digunakan kerena dibintangi

oleh DJA.

2. Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Logam sampai dengan Triwulan IV tahun

66

Page 78: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

2017 memiliki sasaran keuangan sebesar 100 persen dan sasaran fisik sebesar 100

persen, dengan realisasi keuangan sebesar 87,65persen atau sebesar Rp.

10.265.284.886,- dan realisasi fisik sebesar 98,07 persen. Realisasi Fisik per output

sebagai berikut:

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri

Logam sebesar 99,33 persen;

Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan

daya saing dan produktifitas Industri Logam sebesar 97,74 persen;

Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Logam sebesar 95,95 persen;

Perusahaan industri logam yang telah menerapkan standar mutu sebesar 99,28

persen;

Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam sebesar 99,45 persen;

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor

Industri Logam sebesar 96,83 persen;

SDM Sektor Industri Logam yang Terlatih sebesar 99,59 persen;

Produk industri logam yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) sebesar 94,80 persen;

Promosi Kemampuan Industri Logam sebesar 99,72 persen;

Layanan Internal (Overhead) sebesar 95,95 persen.

3. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran keuangan

sebesar 100 persen dan sasaran fisik sebesar 100 persen, dengan realisasi

keuangan sebesar 87,65 persen atau sebesar Rp. 10.265.284.886 ,- dan realisasi fisik

sebesar 98,07 persen. Realisasi Fisik per output sebagai berikut:

Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100 persen;

Calon Investor yang memperoleh informasi potensi investasi di Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100 persen;

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian sebesar 100 persen;

Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian sebesar 77,72 persen;

Perusahaan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang menerapkan

standar mutu dan proses produksi sebesar 100 persen;

67

Page 79: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pengawasan SNI Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar

51,99 persen;

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 68,80 persen;

SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang disertifikasi 100 persen;

SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang terlatih sebesar 100 persen;

Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

sebesar 66,48 persen;

Produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 100 persen;

Promosi Kemampuan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100

persen;

Layanan Internal (Overhead) sebesar 100 persen.

4. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan

Alat Pertahanan sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran keuangan

sebesar 95,92 persen dan sasaran fisik sebesar 98,45 persen, dengan realisasi

keuangan sebesar 84,11 persen atau sebesar Rp. 15.029.981.353,- dan realisasi fisik

sebesar 48,55 persen. Realisasi Fisik per output sebagai berikut:

Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri

Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan sebesar 62,78 persen;

Perusahaan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang

menerapkan standar mutu dan proses produksi sebesar 80 persen;

SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang disertifikasi

sebesar 65,25 persen;

Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

sebesar 38,62 persen;

Pusat Pengembangan Teknologi Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

Pertahanan sebesar 25 persen;

Produk Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang

tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 45 persen;

Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

sebesar 44 persen;

Layanan Internal (Overhead) sebesar 31,09 persen.

5. Program penumbuhan Industri Elektronika dan telematika sampai dengan Triwulan IV

68

Page 80: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

tahun 2017 memiliki sasaran keuangan sebesar 83,67 persen dan sasaran fisik sebesar

87,17 persen, dengan realisasi keuangan sebesar 65,65 persen atau sebesar Rp.

21.192.523.901,- dan realisasi fisik sebesar 71,65 persen. Realisasi Fisik per output

sebagai berikut:

Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri

Elektronika dan Telematika sebesar 83,88 persen;

Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing dan

produktifitas Industri Elektronika dan Telematika sebesar 100 persen;

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Elektronika dan

Telematika sebesar 100 persen;

Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Elektronika dan Telematika

sebesar 60 persen;

Mesin dan/atau peralatan Uji dalam rangka penerapan standar mutu sebesar

22,12 persen;

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri

Elektronika dan Telematika sebesar 24,50 persen;

Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika sebesar

85,05 persen;

Produk Industri Elektronika dan Telematika yang tersertifikasi Tingkat Komponen

Dalam Negeri (TKDN) sebesar 76 persen;

Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika dan Telematika sebesar 75 persen;

Layanan Internal (Overhead) sebesar 79,92 persen.

Selain rincian realisasi keuangan Per Unit Eselon II, adapun realisasi Anggaran dari

masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Realisasi Anggaran Belanja

Bulanan Dipa Tahun Anggaran 2017sebagai berikut:

Tabel 3.36

Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per IKU

Sasaran

IKU Target

Realis

Output kegiatan Pagu Realisasi Strategis asi

Meningka Unit 412 470 Unit Mengembangkan 1.607.506.000 1.023.329.027

tnya industri Kerja Kbm Multiguna

poulasi logam, Pedesaan

69

Page 81: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dan mesin, alat Mengembangkan 1.785.200.000 1.747.684.200

persebara transporta Pdrkn

n industri si, dan Menyusun 360.931.000 205.870.920

elektronika Rekomendasi

besar Kebijakan Penguatan

sedang Industri Elektronika

yang Konsumsi Dan

tumbuh Komponen

Menyusun 333.600.000 293.505.024

Rekomendasi

Kebijakan Penguatan

Pusat Pengembangan

Software Konten

Merumuskan 683.600.000 571.393.761

Rekomendasi

Kebijakan Low

Carbon Emission Car

(lcec)

Merumuskan 582.600.000 383.867.904

Rekomendasi

Kebijakan Industri Alat

Transportasi Darat

Menyusun 632.600.000 600.828.210

Rekomendasi

Kebijakan Industri Alat

Transportasi Darat

Merumuskan 1.455.200.000 898.590.836

Rekomendasi

Kebijakan Industri Alat

Transportasi Udara,

Kereta Api Dan Alat

Pertahanan

Menyusun 381.900.000 277.430.300

Rekomendasi

Kebijakan Penguatan

Industri Teknologi

Informasi Dan

Komunikasi

Menyusun 383.600.000 364.707.353

Rekomendasi

Kebijakan Penguatan

Industri Elekronika

Konsumsi Dan

Komponen

Melaksanakan Forum 349.306.000 200.355.050

Koordinasi

Pengembangan

Technopark

Telematika

Melaksanakan 6.053.762.000 4.761.294.990

Pengembangan Pusat

Riset Dan Inovasi

Produk Telematika

70

Page 82: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Menyusun Roadmap 1.080.100.000 982.459.687 Pengembangan

Teknologi Industri

Sektor Ipamp

Melakukan Trial 370.000.000 342.635.028

Produksi Prototype

Produk Sektor Ipamp

Memberikan Bantuan 3.328.145.000 536.925.044

Mesin Dan/atau

Peralatan Untuk Pusat

Pengembangan

Teknologi Sektor

Ipamp

Pengembangan 369.393.000 343.972.085

Industri Logam Khusus

Meningka Nilai 102,6 - 84,21 Nilai Fgd Penyusunan 460.600.000 446.124.600

tnya investasi di 110,6 Investas Rekomendasi

poulasi sektor i Kebijakan

dan industri Internasional

persebara logam, Menghadiri Sidang- 771.000.000 654.526.296

n industri mesin, alat sidang Internasional

transporta Terkait Industrimaritim,

si, dan Alat Transportasi Dan

elektronika Alat Pertahanan

Memfasilitasi Promosi 832.600.000 688.894.433

Kemampuan Industri

Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat

Pertahanan

Memfasilitasi 267.780.000 236.967.191

Penanganan Isu-isu

Aktual

Melaksanakan Temu 1.016.800.000 641.410.022

Bisnis/promosi

Kemampuan Produk

Elektronika Dan

Telematika

Fgd Posisi Ilmate 461.445.154 477.401.154

Dalam Kerangka

Kerjasama

Internasional

Pameran Dalam 350.446.000 345.310.700

Negeri

Pameran Luar Negeri 123.492.000 119.077.192

Menyelenggarakan 426.600.000 351.275.335

Temu Bisnis Dalam

Rangka Promosi

Investasi

Melaksanakan 798.600.000 771.551.026

Pameran

Kemampuan Produk

Sektor Ipamp

71

Page 83: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Perencanaan Dan Tim 134.700.000 125.794.700 Teknis Penciptaan

Dan Peningkatan Iklim

Usaha Dan Iklim

Investasi Yang

Kondusif

Penciptaan Dan 51.150.000 39.550.000

Peningkatan Iklim

Usaha Sektor Industri

Logam

Penciptaan Dan 1.187.407.000 1.119.256.333

Peningkatan Iklim

Investasi Yang

Kondusif Pada Industri

Logam

Monitoring Dan 32.143.000 29.898.500

Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan Penciptaan

Dan Peningkatan Iklim

Usaha Dan Iklim

Investasi Yang

Kondusif Pada Industri

Logam

Perencanaan Dan Tim 313.222.000 303.459.758 Teknis

Pengembangan

Kerjasama

Internasional Pada

Industri Logam

Perencanaan Dan Tim 81.726.000 78.660.000

Teknis Pelaksanaan

Bantuan Promosi

Pengembangan

Industri Logam

Pelaksanaan Promosi 173.454.000 163.566.200

Pengembangan

Industri Logam

Evaluasi Pelaksanaan 175.400.000 174.450.000 Bantuan Promosi

Pengembangan

Industri Logam

Meningka Kontribusi 19,8- 19,05 Kontrib Perencanaan Dan Tim 128.206.000 127.265.700

tnya daya ekspor 20,00 usi Teknis Persiapan

saing dan produk ekspor Pengembangan

produktivit industri Industri Pengolah Hasil

as sektor logam, Tambang Mineral

industri mesin, alat Menjadi Produk Dan

transporta Jasa Industri

si, dan Pengembangan 473.449.000 433.090.120

elektronika Industri Pengolah Hasil

terhadap Tambang Mineral

ekpor Menjadi Produk Dan

nasional Jasa Industri

72

Page 84: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Perencanaan Dan Tim 150.811.000 137.620.556 Teknis Persiapan

Pengembangan

Industri Logam Khusus

Optimalisasi 467.684.000 449.906.254

Kerjasama

Internasional Dalam

Rangka Peningkatan

Daya Saing Industri

Logam

Meningka Produktifit 696,8 735,5 Sertifika Melaksanakan 180.541.000 171.410.900

tnya daya as dan t sdm Bimbingan Teknis Dan

saing dan kemampu dan Sertifikasi Produk

produktivit an sdm produk Komponen

as sektor industri Perkapalan

industri logam,

mesin, alat

transporta

si, dan

elektronika

Meningkatkan 737.600.000 731.695.200

Kemampuan Dan

Sertifikasi Sdm Jasa

Keteknikan Kbm Roda

2 Dan Kbm Roda 4

Meningkatkan 564.760.000 509.227.860

Kemampuan Dan

Mensertifikasi Sdm

Pengelasan Kapal

Melalui Sertifikasi Kelas

Posisi 3g Dan 3f Di

Kawasan Indonesia

Barat

Meningkatkan 597.440.000 575.619.370

Kemampuan Dan

Mensertifikasi Sdm

Pengelasan Kapal

Melalui Sertifikasi Kelas

Posisi 3g Dan 3f Di

Kawasan Indonesia

Timur

Meningkatkan 481.900.000 466.563.300

Kemampuan Sdm

Pengelasan Smaw

Bidang Perkapalan

Meningkatkan 481.900.000 463.635.223

Kemampuan Sdm

Pengelasan Fcaw

Bidang Perkapalan

Meningkatkan 581.200.000 561.226.615

Kemampuan Dan

Sertifikasi Sdm Juru

Blasting/coating

Bidang Perkapalan

73

Page 85: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Membuat Desain 1.782.658.000 1.678.763.100 Kapal Nasional

Melaksanakan 9.473.668.000 7.729.848.062

Fasilitasi Peralatan

Serta Program

Technopark

Melaksanakan Gelar 712.425.000 495.743.938

Kompetisi

Melaksanakan 347.000.000 140.900.000

Fasilitasi Hki Produk

Telematika

Melaksanakan 544.664.000 476.779.300

Pelatihan Dan

Sertifikasi Sdm Industri

Elektronika

Melaksanakan 1.987.569.000 1.829.536.680

Pelatihan Dan

Sertifikasi Sdm Industri

Software

Melaksanakan 538.088.000 485.853.400

Pelatihan Dan

Sertifikasi Sdm Industri

Tik

Melaksanakan 823.513.000 677.853.994

Pelatihan Dan

Sertifikasi Sdm Industri

Animasi Dan Games

Melaksanakan 243.721.000 234.686.126

Pembinaan Dan

Pengembangan Hak

Atas Kekayaan

Intelektual

Melakukan Pelatihan 1.343.200.000 1.313.854.339

Sdm Industri Berbasis

Kompetensi

Meningkatkan 667.823.000 613.019.360

Kemampuan Pusat

Pengembangan

Teknologi Sektor

Ipamp

Perencanaan Dan Tim 200.786.000 198.930.700

Teknis Pelatihan

Berbasis Kompetensi

Sektor Industri Logam

Pelaksanaan 700.776.000 684.111.700

Pelatihan Berbasis

Kompetensi Sektor

Industri Logam

Evaluasi Pelaksanaan 81.698.000 78.896.220

Pelatihan Berbasis

Kompetensi Sektor

Industri Logam

Tersediany Peraturan 1 3 Paratur Menyusun Peraturan 941.543.000 901.047.090

a perundan an Pendukung Uu

kebijakan gan yang Perindustrian

74

Page 86: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

pembang diselesaika Konsinyiring 299.550.000 286.955.486 unan n Penyusunan Peraturan

industri Di Bidang Standar

logam, Konsinyering 215.414.000 186.590.040

mesin, Rekomendasi Iklim

alat Usaha

transporta Konsinyering 193.658.000 194.105.379

si, dan Penyiapan Insentif

elektronik Ilmate

a yang Menyusun 189.900.000 187.340.649

efektif Rekomendasi Kebijakan Insentif

Fiskal

Menyusun 183.800.000 183.065.600

Rekomendasi

Kebijakan Insentif Non

Fiskal

Menyusun 189.300.000 182.028.185

Rekomendasi

Kebijakan Disinsentif

Mendiseminasi 183.400.000 174.102.100

Kebijakan Iklim

Investasi Rancanga 15 19 RSNI Merumuskan Rsni 483.600.000 426.777.366 n Standar Produk Elektronika

Nasional Konsumsi Dan

Indonesia Komponen

(RSNI)

Perumusan Dan 494.097.000 461.103.068

Penerapan Rsni

Produk Industri Logam

Besi

Perumusan Dan 386.077.000 377.000.156

Penerapan Rsni

Produk Industri Logam

Bukan Besi

Perumusan Dan 659.618.000 574.931.043

Penerapan Rsni

Produk Industri Logam

Hilir

Regulasi 7 6 Regulas Melaksanakan 363.021.000 209.555.750

teknis i Sosialisasi Dan

pemberlak Penyusunan

uan SNI, Pemberlakuan Sni

ST, Wajib Produk

dan/atau Elektronika Konsumsi

PTC Dan Komponen

secara Melaksanakan 4.983.600.000 145.980.300

wajib Bantuan

Mesin/peralatan Uji

Dalam Rangka

Penerapan Dan

Pengawasan Sni

Menginisiasi Kontrol 793.572.000 500.211.749

Imei

75

Page 87: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pengawasan Standar 150.742.000 141.371.896 Produk Ilmate

Menyusun 1.577.900.000 1.556.477.554

Rancangan Dan/atau

Revisi Standar

Nasional Indonesia

Produk Ipamp

Menetapkan Standar 651.866.000 598.022.702

Nasional Indonesia

Wajib Produk Ipamp

Mendiseminasi 286.600.000 278.554.873

Kebijakan Terkait Sni

Dan Standar Mutu

Lainnya Di Lingkungan

Binaan Ipamp

Melaksanakan 361.600.000 344.726.835

Pengawasan

Penerapan Sni Wajib

Sektor Ipamp

Perencanaan 61.246.000 61.203.100

Pemberlakuan Sni

Wajib Produk Industri

Logam

Perumusan Regulasi 359.006.000 330.218.976

Teknis Dan Penerapan

Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar

Nasional Indonesia

(sni) Produk Industri

Logam Besi Secara

Wajib

Perumusan Regulasi 368.973.000 293.177.220

Teknis Dan Penerapan

Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar

Nasional Indonesia

(sni) Produk Industri

Logam Bukan Besi

Secara Wajib

Perumusan Regulasi 349.039.000 284.418.200

Teknis Dan Penerapan

Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar

Nasional Indonesia

(sni) Produk Industri

Logam Hilir Secara

Wajib

Perencanaan Dan Tim 177.482.000 159.630.500

Teknis Bimbingan

Teknis Penerapan

Pemberlakuan

Standar Nasional

Indonesia (sni) Wajib

Produk Industri Logam

76

Page 88: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pelaksanaan 500.000.000 492.862.900 Bimbingan Teknis

Penerapan

Pemberlakuan

Standar Nasional

Indonesia (sni) Wajib

Produk Industri Logam

Evaluasi Pelaksanaan 114.308.000 107.828.550

Bimbingan Teknis

Penerapan

Pemberlakuan

Standar Nasional

Indonesia (sni) Wajib

Produk Industri Logam

Perencanaan Dan Tim 101.971.000 91.993.000

Teknis Pengawasan

Penerapan

Pemberlakuan Sni

Wajib Produk Industri

Logam

Perumusan Dan 180.193.000 131.362.000

Penetapan Regulasi

Teknis (petunjuk

Teknis) Pengawasan

Standar Nasional

Indonesia (sni) Produk

Industri Logam Secara

Wajib

Pelaksanaan 609.876.000 481.541.900

Pengawasan Standar

Nasional Indonesia

(sni) Produk Industri

Logam Secara Wajib

Evaluasi Pelaksanaan 55.658.000 52.429.900

Kegiatan

Pengawasan

Penerapan

Pemberlakuan Sni

Wajib Produk Industri

Logam

Perumusan Dan 369.813.000 337.143.098 Penerapan Standar

Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia

(skkni) Sektor Industri

Logam Besi

Perumusan Dan 529.819.000 439.105.002

Penerapan Standar

Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia

(skkni) Sektor Industri

Logam Hiir

77

Page 89: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Terseleng Produk 450 507 Sertifika Melaksanakan 1.066.850.000 1.003.258.100 garanya industri t Sertifikasi Tkdn Produk

urusan logam, Industri Maritim, Alat

pemerinta mesin, alat Transportasi Dan Alat

han di transporta Pertahanan

bidang si, dan Melaksanakan 133.000.000 105.160.000

Perindustri elektronika Evaluasi Penerapan

an yang yang Tkdn

berdaya tersertifikas Forum 178.240.000 159.785.800 saing dan i Tingkat Pengembangan

berkelanju Kompone Kebijakan P3dn

tan n Dalam Lingkup Ilmate

Negeri Memverifikasi Dan 1.657.900.000 1.599.411.600

(TKDN) Mensertifikasi Tkdn Produk Ipamp

Menyusun 169.500.000 160.250.842

Rekomendasi

Kebijakan Tkdn

Evaluasi Penerapan 260.078.000 258.369.800

Tkdn Sektor Ipamp

Memonitoring 450.739.000 443.078.301

Penerapan Tkdn

Produk Ipamp

Perencanaan Dan Tim 146.838.000 137.231.010

Teknis Program

Peningkatan

Penggunaan Produksi

Dalam Negeri Sektor

Industri Logam

Program Peningkatan 100.000.000 98.750.000

Penggunaan Produksi

Dalam Negeri (p3dn)

Sektor Industri Logam

Sosialisasi Program 143.180.000 101.449.200

Peningkatan

Penggunaan Produksi

Dalam Negeri Sektor

Industri Logam

Evaluasi Pelaksanaan 108.966.000 102.220.000

Program Peningkatan

Penggunaan Produksi

Dalam Negeri Sektor

Industri Logam

Infrastruktu 13 dala RSKKNI Menyusun Rskkni 573.600.000 531.047.120

r m Sektor Ipamp

kompeten proses

si yang (-)

terbentuk

Melakukan Pelatihan 3.266.200.000 3.236.580.900

Dan Sertifikasi Sdm

Industri Sektor Ipamp

78

Page 90: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Merumuskan 528.600.000 104.968.000 Penyusunan Rskkni

Sektor Teknologi

Informasi Dan

Komunikasi

Berdasarkan tabel realisasi anggaran Per IKU dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang

tumbuh ditergetkan sebesar 412 Unit dan dapat terealisasi sebesar 470 Unit, dari 16

kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar RP. 13.534.849.419

(tiga belas miliar lima ratus tiga puluh empat juta delapan ratus empat puluh

sembilan ribu empat ratus sembilan belas rupiah). capaian ini mencerminkan

bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula

bawa untuk menumbuhkan 1 (satu) Unit Industri Besar Sedang membutuhkan

anggaran sekitar Rp. 33.000.000 (tiga puluh tiga juta rupiah).

2. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

ditergetkan sebesar 102,6 – 110,6 Triliun dan dapat terealisasi sebesar 84,21 Triliun,

dari18 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp.

6.767.173.440 (enam miliar tujuh ratus enam puluh tujuh juta seratus tujuh puluh tiga

ribu empat ratus empat puluh rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu

adanya penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini

dapat memenuhi target yang ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa

untuk meningkatkan Nilai investasi sebesar 1 (satu) Triliun membutuhkan anggaran

sekitar Rp. 67.000.000 (enam puluh tujuh juta rupiah).

3. Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

terhadap ekpor nasional ditergetkan sebesar 19,8 – 20,0 Persen dan dapat

terealisasi sebesar 19,05 Persen, dari 4 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan

anggaran sebesar Rp. 1.147.882.630 (satu miliar seratus empat puluh tujuh juta

delapan ratus delapan puluh dua ribu enam ratus tiga puluh rupiah). capaian ini

mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat

dikatakan pula bawa untuk meningkatkan Kontribusi ekspor sebesar 1 (satu) Persen

membutuhkan anggaran sekitar Rp. 61.000.000 (enam puluh satu juta rupiah).

4. Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan

elektronika ditergetkan sebesar 696,8 Juta dan dapat terealisasi sebesar 735,5 juta, dari

21 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 20.118.155.387

(dua puluh miliar seratus delapan belas juta seratus lima puluh lima ribu tiga ratus

79

Page 91: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

delapan puluh tujuh rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu adanya

penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini dapat memenuhi

target yang ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk meningkatkan

Produktifitas dan kemampuan sdm sebanyak 1 (satu) Juta orang atau sertifikat

membutuhkan anggaran sekitar Rp. 29.000.000 (dua puluh sembilan juta rupiah). 5. Peraturan perundangan yang diselesaikan ditergetkan sebanyak 1

PP/Perpres/Permen dan dapat terealisasi sebanyak 3 Permenperin, dari 8 kegiatan

yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 2.295.234.529 (dua miliar

dua ratus sembilan puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu lima ratus dua

puluh sembilan rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk

IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan

penyusunan Peraturan perundangan sebanyak 1 (satu) Peraturan membutuhkan

anggaran sekitar Rp. 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta rupiah). 6. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) ditergetkan sebanyak 15 RSNI dan

dapat terealisasi sebanyak 19 RSNI, dari 4 kegiatan yang dilaksanakan

menggunakan anggaran sebesar Rp. 1.839.811.633 (satu miliar delapan ratus tiga

puluh sembilan juta delapan ratus sebelas ribu enam ratus tiga puluh tiga rupiah).

capaian ini mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai.

Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan penyusunan Rancangan

Standar sebanyak 1 (satu) RSNI membutuhkan anggaran sekitar Rp. 123.000.000

(seratus dua puluh tiga juta rupiah). 7. Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib ditergetkan sebanyak

7 Regulasi dan dapat terealisasi sebanyak 6 Regulasi, dari 21 kegiatan yang

dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 7.037.816.005 ( tujuh miliar tiga

puluh tujuh juta delapan ratus enam belas ribu lima rupiah). capaian ini mencerminkan

bahwa perlu adanya penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk

IKU ini dapat memenuhi target yang ditetapkan. capaian ini mencerminkan bahwa

alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula bawa

untuk melakukan penyusunan Regulasi teknis sebanyak 1 (satu) regulasi membutuhkan

anggaran sekitar Rp. 1.180.000.000 (satu miliar seratus delapan puluh juta rupiah). 8. Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditergetkan sebesar 450 Sertifikat dan dapat terealisasi

sebesar 507 Sertifikat, dari 11 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran

sebesar Rp. 4.168.964.653 (empat miliar seratus enam puluh delapan juta sembilan ratus

80

Page 92: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah). capaian ini mencerminkan

bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula

bawa dari proses awal hingga penerbitan Sertifikat TKDN sebanyak 1 (satu) sertifikat

membutuhkan anggaran sekitar Rp. 9.00.000 (sembilan juta rupiah).

9. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk ditergetkan sebesar 13 RSKKNI namun tidak

dapat terealisasi karena RSKKNI Rolling mill masih dalam proses pembahasan dan

Pembahasannya akan dianjutkan pada tahun anggran 2018, dari 3 kegiatan yang

dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 3.872.596.020 (tiga miliar

delapan ratus tujuh puluh dua juta lima ratus sembilan puluh enam ribu dua puluh

rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu adanya penambahan anggaran

sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini dapat memenuhi target yang

ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan penyusunan

Rancangan standar sebanyak 1 (satu) RSKKNI membutuhkan anggaran sekitar Rp.

298.000.000 (dua ratus sembilan puluh delapan juta rupiah).

F. ANALISIS CAPAIAN TARGET RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH (RPJMN) 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019)

merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perpres No. 2 Tahun 2015 yang

telah ditanda tangani tanggal 08 Januari 2015. Capaian RPJMN 2015-2019 akan selalu

dievaluasi dan dimonitor pencapaian setiap tahunnya sehingga target-target yang

ditetapkan dapat terwujud. Ditjen ILMATE sendiri memiliki tugas membina industri yang

menjadi sasaran capaian pada RPJMN 2015-2019. Untuk tahun 2017, capaian target

RPJMN 2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam

Tabel 3.37

Capaian Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Revitalisasi dan Meningkatnya Terbangunnya Industri 1 1 100

Populasi Industri Industri Pengolah

Penumbuhan

Sedang dan Besar Hasil Tambang

81

Page 93: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Industri Material Material Dasar Mineral menjadi

Dasar Logam Logam (Quickwins: Produk dan Jasa

Hilirisasi Hasil Industri

Tambang ke Produk

Terfasilitasinya Industri 1 1 100

dan Jasa pengembangan

Industri Material

Dasar Logam

Revitalisasi Industri Bantuan Peralatan Paket 1 0 0

Material Dasar dan Mesin

Logam Penumbuhan

Industri Material

Dasar Logam

Meningkatnya Tersusunnya SNI 3 5 167

Daya Saing Industri Standar Nasional

Material Dasar Indonesia Produk

Logam Industri Material

Dasar Logam

Peningkatan Usulan 33 36 109

Kerjasama, Iklim

Usaha, Promosi

dan Investasi

Industri Material

Dasar Logam

Meningkatnya Orang/ 1 0 0

Kompetensi SDM RSKKNI

dan tersusunnya

RSKKNI Industri

Material Dasar

Logam

Hilirisasi hasil Terfasilitasinya Industri 2 2 100

tambang ke produk Pembangunan Yang

dan jasa industri Industri: 1. Smelter Terfasilita

Baja di Batu Licin si

82

Page 94: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

(Kalsel) dan

Medan (Sumatera

Utara) 2. Alumina

Refinery di

Menpawah dan

Ketapang (Kalbar)

3. Smelter

Tembaga di

Gresik (Jatim),

Sangata (Smelter)

4. Smelter Nickel

di Morowali

(Sulteng),

Pomalaa (Sultra),

Sangata (Smelter)

a. Sasaran Meningkatnya Populasi Industri Sedang dan Besar Material Dasar

Logam (Qiuckwins: Hilirisasi Hasil Tambang ke Produk dan Jasa Industri, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terbangunnya industri pengolahan hasil tambang Mineral menjadi

Produk dan Jasa Industri pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 1 Industri dan

terealisai 1 atau tercapai 100 persen. Anggaran yang digunakan dalam

rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 663.000.000,- (enam ratus

enam puluh tiga juta rupiah). Kegiatan yang dilakukan Direktorat Industri

Logam sehingga dapat terpenuhinya pencapaian target ini adalah

pelaksanaan Steel Conference pada Mei 2017 dalam rangka fasilitasi

pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon dan pelaksanaan fasilitasi

pengembangan industri di Morowali.

2) Indikator Terfasilitasinya pengembangan industri material dasar logam khusus

ditargetkan sebesar 1 Industri dan terealisai 1 atau tercapai 100 persen.

Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian target adalah sebesar

Rp. 570.000.000,- (lima ratus tujuh puluh juta rupiah). Terpenuhinya pencapaian

target ini ditandai dengan Telah ditandatangani MOU dengan 6 K/L antara lain

Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Riset, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN, Badan Tenaga Nuklir Nasional, BPPT.

83

Page 95: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

b. Sasaran Revitalisasi Industri Material Dasar Logam dengan indikator bantuan

peralatan dan mesin penumbuhan industri material dasar logam memiliki target

1 paket bantuan pada tahun 2017 namun tidak dianggarkan karena

keterbatasan anggaran.

c. Sasaran Meningkatnya daya saing industri material dasar logam dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Tersusunnya Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material

Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 3 SNI dan terealisai 5 SNI

atau tercapai 167 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka

pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 1.450.000.000,- (satu miliar empat

ratus lima puluh juta rupiah). Rincian standarnya antara lain RSNI BTB, RSNI

Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj D), RSNI Baja Lapis

Alumunium (Bj LAM), RSNI Baja Lembaran Pelat dan Gulungan Canai Panas

untuk Aplikasi Struktur Umum dan Struktur Las (Bj PS), RSNI Alumunium Sheet.

2) Indikator Peningkatan Kerjasama, Iklim Usaha, Promosi dan Investasi Industri

Material Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 33 Usulan dan

terealisai 36 atau tercapai 109 persen. Anggaran yang digunakan dalam

rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 2.672.000.000,- (dua miliar

enam ratus tujuh puluh dua juta rupiah). Rincian usulannya adalah Usulan

BMDTP, Usulan transposisi HS 2017dalam rangka AJCEP, dan 36 peserta

pameran dengan 44 stand.

3) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM dan Tersusunnya RSKKNI Industri

Material Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 1

Orang/RSKKNI namun didak terealisasi karena tidak dianggarkan.

d. Sasaran Hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri dengan indikator

Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin (Kalsel) dan Medan

(Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter

Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata (Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng),

Pomalaa (Sultra), Sangata (Smelter) pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 2 Industri

Yang Terfasilitasi dan terealisasi 2 Industri Yang Terfasilitasi atau tercapai 100 persen.

Terpenuhinya indikator ini ditandai dengan Beroperasinya PT. Indonesia Guang Ching

Nickel and Stainless Steel; Beroperasinya PT. Virtue Dragon; Beroperasinya PT. COR

Indonesia; Beroperasinya PT. Indonesia Ruipu Nickel and Chrome; Perluasan Pabrik Alloy

& Billet PT. Inalum. Indikator pada sasaran ini

84

Page 96: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

yang tidak dinggarkan pada tahun 2017 antara lain Terfasilitasinya

pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri Baja di Kalimantan

Selatan 2. Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri

berbasis Nikel di Sulteng; Terfasilitasinya Pembangunan Laboratorium Logam

Tanah Jarang untuk Bahan Baku Industri; Terfasilitasinya Penelitian

pemanfaatan Logam Tanah Jarang untuk produk Industri; dan Terfasilitasinya

Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang.

2. Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat

Tabel 3.30 Capaian Program Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 6 4 67

Daya Saing Industri Standardisasi

Industri Alat

Alat Transportasi Bidang Industri

Transportasi Darat

Darat Alat Transportasi

Darat

Meningkatnya Orang 120 60 50

Kompetensi SDM

Industri Alat

Transportasi Darat

Meningkatnya Unit 3 3 100

Kemampuan (Jenis)

Teknologi Industri

Alat Transportasi

Darat

Penguatan Struktur Terbuatnya Unit 1 1 100

Industri Melalui prototype kereta

Keterkaitan antara penumpang

Industri Hulu (dasar),

Kapasitas Produksi Persen 40 10 25

Intermediate dan kereta

Industri Hilir (light) penumpang

Bertambahnya Persen 25 0 0

85

Page 97: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

jumlah dan jenis

industri komponen

Meningkatnya Orang 120 60 50

tenaga kerja yang

bersertifikat

Penguasaan Merk 6 3 50

teknologi KBM dalam

multiguna negeri

pedesaan di (Unit)

bidang perakitan

Meningkatnya Unit 30 0 0

jumlah industri (perusah

komponen aan)

teknologi KBM

multiguna

pedesaan di

bidang

komponen

Tersusunnya Regulasi 1 0 0

regulasi low

carbon emission

car

a. Sasaran meningkatnya daya saing industri Alat Transportasi Darat, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat

ditargetkan sebanyak 6 Standar dan tahun 2017 terealisasi sebanyak 4 Standar

atau tercapai sebesar 67 persen, Rincian 4 standar dimaksud sebagai berikut:

revisi permenperin terkait SNI Wajib Sepeda (termasuk juga Sepeda

Anak dan Sepeda Listrik)masih dalam proses pembahasan.

pembahasan 3 RSNI dibidang Sepeda Motor Listrik sudah mncapai

tahap pra konsensus.

2) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Alat Transportasi Darat dengan

target tahun 2017 sebanyak 120 orang dan realisasinya sebanyak 60 orang atau

86

Page 98: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

tercapai 50 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian

target ini adalah sebesar Rp. 737.600.000,- (tujuh ratus tiga puluh tujuh juta

juta enam ratus ribu rupiah). Pencapaian target ini terdiri dari 3 angkatan

dengan masing-masing angkatan sebanyak 20 orang dengan rincian

kegiatan sebagai berikut:

penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga

kerja IATD di Solo, Jawa Tengah tanggal 17-22 April 2017.

penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga

kerja IATD di Solo, Jawa Tengah tanggal 25-30 April 2017.

penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga

kerja IATD di Makassar, Sulawesi Selatan tanggal 2-7 Oktober 2017.

3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Alat Transportasi Darat

dengan target sebesar 3 Unit/Jenis dan realisasinya sebesar 3 unit/jenis atau 100

persen. alokasi anggaran untuk indikator ini sebesar Rp. 3. 390.000.000,- (tiga

miliar tiga ratus sembilan puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.

2.702.000.000 (dua miliar tujuh ratus dua juta rupiah). Kegiatan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknologi industri Alat

Transportasi Darat sampai dengan tahun 2017 adalah pengembangan

prototype rear axle KBM, pengembangan prototype front axle KBM

multiguna pedesaan, dan pengembangan prototype pintu KBM.

b. Sasaran Tersedianya Kendaraan Angkutan Umum Murah dengan indikator

Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM)

tidak dianggarkan pada TA 2017.

c. Sasaran Penguatan Struktur Industri Melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar),

Industri Intermediate dan Industri Hilir (light), dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Terbuatnya prototype kereta penumpang dimana telah tersusunnya design

engineering komponen interior kereta dengan target sebesar 1 Unit dan

realisasinya 1 Unit atau tercapai sebesar 100 persen pada tahun 2017.

Terpenuhinya capaian ini ditandai dengan sudah dilaksanakan kajian

mengenai desain interior kereta penumpang.

2) Indikator Kapasitas Produksi Kereta Penumpang dengan target 40 persen

dengan realisasi sebesar 10 persen atau telaksanakan sebesar 25 persen.

tidak terpenuhinya indikator ini disebabkan tidak tercapai target ekspor.

3) Untuk indikator Bertambahnya Jumlah dan Jenis Industri Komponen dengan

87

Page 99: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

target 25 persen dan tidak dapat terealisasi. Karena industri komponen

kereta penumpang yang ada dapat memenuhi pasar dalam negeri yakni

komponen yang diproduksi dengan low techmologi namun belum mampu

memproduksi komponen kereta yang menggunakan high technologi.

4) Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja yang Bersertifikat dengan target sebanyak

120 orang dan realisasinya sebanyak 60 orang atau tercapai sebesar 50 persen.

5) Penguasaan Teknologi KBM Multiguna Pedesaan di bidang perakitan

dengan target 6 merk dalam negeri (unit) dan realisasi 3 merk dalam negeri

(unit) atau dapat tercapai 50 persen pada tahun 2017. Anggaran yang

digunakan dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp.

1.607.500.000,- (satu miliar enam ratus tujuh juta lima ratus ribu rupiah).

6) Meningkatnya Jumlah Industri Komponen Teknologi KBM Multiguna

Pedesaan di bidang komponen ditargetkan 30 unit (perusahaan) tidak

dapat terealisasi. Karena industri komponen KBM yang ada dapat

memenuhi kebutuhan KBM Multiguna Pedesaan.

7) Tersusunnya regulasi low carbon emision car tidak dapat direalisasikan, namun

masih dalam proses yaitu Kemenperin telah mengirimkan surat ke Kemenkeu

yang dilengkapi dengan kajian terkait dengan usulan insentif LCEC. Anggaran

yang digunakan dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp.

877.600.000,- (delapan ratus tujuh puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah).

3. Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan

Tabel 3.38

Capaian Program Penumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 5 2 40

Daya Saing Industri Standardisasi

Industri Maritim,

Maritim, Bidang Industri

Kedirgantaraan

Kedirgantaraan Maritim,

dan Alat

dan Alat Kedirgantaraan

Pertahanan

Pertahanan dan Alat

Pertahanan

88

Page 100: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Meningkatnya Orang 380 120 31

Kompetensi SDM

Industri Maritim,

Kedirgantaraan

dan Alat

Pertahanan

Meningkatnya Unit 1 1 100

Kemampuan

Teknologi Industri

Maritim,

Kedirgantaraan

dan Alat

Pertahanan

Terlaksananya Promosi 10 3 30

promosi dan

kerjasama Industri

Maritim,

Kedirgantaraan

dan Alat

Pertahanan

Penguatan Struktur Terevitalisasinya PDRKN 1 1 100

Industri Melalui pusat desain dan

Keterkaitan antara rekayasa kapal

Industri Hulu (dasar), nasional

Intermediate dan

Terevitalisasinya Lokasi 9 7 77

Industri Hilir (light) industri galangan

kapal di 9 lokasi

(pembangunan

atau renovasi

bantuan alat

peningkatan SDM

bersertifikat)

Tersusunnya RPP RPP 1 1 100

tentang fasilitas

89

Page 101: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

PPN tidak

dipungut atas

penyerahan kapal

Terevisinya PP No. PP 1 1 100

52 Tahun 2011

Tervasilitasinya BMDTP 50 1 2

BMDTP khusus

sesuai karakteristik

industri

perkapalan

Terfasilitasinya kebijaka 1 1 100

harmonisasi bea n

masuk komponen

Terfasilitasinya kebijaka 1 1 100

keringanan tarif n

penyewaan lahan

untuk galangan

kapal BUMN

dengan PT.

Pelindo dan

khusus PT. PAL

dengan TNI AL

Meningkatnya jenis dan 40 0 0

jumlah jenis dan kompon

komponen en

pesawat N219

yang bersertifikat

a. Sasaran Meningkatnya Daya Saing Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan

Alat Pertahanan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan,

dan Alat Pertahanan dengan target 5 standar dan realisasinya 2 Standar atau

sebesar 40 persen. Capaian yang dimaksud adalah Desain standar untuk

kapal ikan.

90

Page 102: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

2) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Maritim, Kedirgantaraan,

dan Alat Pertahanan dengan target tahun 2017 sebanyak 380 Orang dan

realisasi sebanyak 120 Orang atau 31 persen. Anggaran yang digunakan

dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 2.707.000.000,-

(dua miliar tujuh ratus tujuh juta rupiah). Indikator ini sesuai dengan target

Prioritas yakni Perpres No 16 Tahun 2017 mengenai maritim.

3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Maritim,

Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan dengan target 1 Unit dan realisasinya

1 Unit atau tercapai 100 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka

pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 1.600.000.000,- (satu miliar enam

ratus tujuh juta rupiah). Pencapaian target ini ditandai dengan Pembuatan

Desain Standart Kapal Purse Seine Pelagis Kecil 1.600.000.000, 150 GT dan

Kapal Gillnet (Jaring Insang) Oceanic 150.

4) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerja sama Industri Maritim,

Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan dengan target sebanyak 10 promosi

tetapi capaian realisasi 3 promosi atau 30 persen. Kegiatan yang dilakukan

dalam rangka Terlaksananya Promosi dan Kerja sama Industri Maritim,

Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan adalah Fasilitasi Pameran INAMARINE

di Surabaya, Majalah IMATAP dan Singapore Airshow.

b. Sasaran Penguatan Struktur Industri melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar),

Industri Intermediate, dan Industri Hilir (light) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terevitalisasinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional dengan

target 1 PDRKN dan realisasinya 1 PDRKN atau tercapai sebesar 100 persen

pada tahun 2017. Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian

target tersebut sebesar Rp. 1.785.000.000,- (satu miliar tujuh ratus delapan puluh

lima juta rupiah). kegiatan yang dilakukan Direktorat IMATAP untuk pencapaian

target ini adalah berupa Bantuan Hardware dan Software.

2) Indikator Terevitalisasinya Industri Galangan Kapal di 9 lokasi

(pembangunan/renovasi, bantuan alat, dan peningkatan SDM bersertifikasi)

dan realisasi yang dicapai tahun 2017 adalah 7 lokasi atau 77 persen.

Kegiatan yang dilakukan Direktorat IMATAP untuk pencapaian target ini

adalah pelaksanaan Diklat dan sertifikasi SDM perkapalan (serang,

bandung, solo, surabaya, makasar).

3) Indikator Tersusunnya RPP tentang Fasilitasi PPN tidak dipungut atas penyerahan

91

Page 103: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

kapal dengan capaian realisasi sebesar 100 persen atau 1 RPP ditahun 2015.

Fasilitasi PPN tidak dipungut merujuk kepada PP Nomor 69 Tahun 2015 dan

PMK Nomor 193/PMK/03/2015.

4) Indikator Terevisinya PP No. 52 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas

peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2007 tentang fasilitas pajak

penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu

dan/atau didaerah-daerah tertentu dengan target 1 PP dengan realisasi 1

PP atau tercapai sebesar 100 persen pada tahun 2017.

5) Indikator Terfasilitasinya BMDTP khusus sesuai karateristik industri perkapalan

dimana target 50 BMDTP dan hanya dapat direalisasikan sebanyak 1 BMDTP

atau sebesar 2 persen. Tahun 2018 akan menggunakan mekanisme chapter 98.

6) Indikator Terfasilitasinya harmonisasi bea masuk komponen dengan target

pada tahun 2017 sebanyak 1 kebijakan dan realisasinya 1 Kebijakan atau

tercapai sebesar 100 persen di tahun 2017.

7) Indikator Terfasilitasinya keringanan tarif penyewaan lahan untuk galangan

kapal BUMN dengan PT. Pelindo dan khusus PT. PAL dengan TNI AL. Target

pada tahun 2017 sebanyak 1 kebijakan dan realisasinya 1 Kebijakan atau

dapat terlaksanakan sebesar 100 persen.

8) Indikator Meningkatnya Jumlah Jenis dan Komponen Pesawat N219 yang

bersertifikat dengan target 40 jenis dan tidak dapat terealisasi. Karena

tingginya standar komponen pesawat dan peluang terbentuknya kawasan

industri kedirgantaraan masih dalam kajian.

4. Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Tabel 3.39

Capaian Program Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 15 8 53

Daya Saing Industri Standardisasi

Industri

Permesinan dan Bidang Industri

Permesinan dan

Alat Mesin Permesinan dan

Alat Mesin

Pertanian Alat Mesin

92

Page 104: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pertanian Pertanian

Meningkatnya Orang 300 400 133

Kompetensi SDM

Industri

Permesinan dan

Alat Mesin

Pertanian

Meningkatnya Unit 5 2 40

Kemampuan

Teknologi Industri

Permesinan dan

Alat Mesin

Pertanian

Terlaksananya Promosi 7 9 128

promosi dan

kerjasama Industri

Permesinan dan

Alat Mesin

Pertanian

Terbentuknya pusat 1 0 0

pusat pengem

pengembangan bangan

teknologi Industri

Mesin perkakas

dan Industri Alat

Kesehatan

(pembangunan

dan

kelembagaan)

Terbentuknya dan lokasi 6 2 33

berkembangnya

ALSINTAN Center

di Luar Pulau Jawa

(Sumbar, Kalbar,

93

Page 105: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Sulsel, NTB, NTT

dan Kaltim)

(pembangunan

dan

kelembagaan)

a. Sasaran meningaktnya daya saing Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terlaksananya standarisasi bidang Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian dengan target 15 standar dan realisasi sebanyak 8 Standar

atau tercapai sebanyak 53 persen. Anggaran yang digunakan untuk

pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

per satu RSNI, jadi kumulatif anggaran yang dugunakan guna pencapaian

target ini adalah sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah).

Rincian 8 RSNI tersebut adalah:

Penyusunan RSNI keselamatan permesinan-prinsip-prinsip umum untuk

desain-penilaian risiko dan risiko pengurangan (ISO 12100-2010(E), IDT.

Penyusunan RSNI boiler dan bejana bertekanan bagian 2 : material.

Penyusunan RSNI pintu gulung tahan api untuk penggunaan

dibangunan atau gedung-syarat mutu dan metode uji.

Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan

bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (CNG) sebagai

sistem penggeraknya.

Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan

bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (LPG) sebagai sistem

penggeraknya.

Penyusunan RSNI mesin streaching keju-bagian 1 mesin streaching

keju-syarat mutu dan metode uji.

Penyusunan RSNI mantel rol gilingan tebu untuk kapasitas hingga

10.000 TCD dan 15.000 TCD.

Penyusunan RSNI traktor roda rantai dengan menggunakan bajak rotar.

Selain RSNI ada juga satu Permenperin SNI yang disusun Direktorat

IPAMP adalah Penyusunan rancangan peraturan Menteri Hand

Spayer Gendong Semi Otomatis secara Wajib di Jakarta.

2) Indikator Meningkatnya kompetensi SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin

94

Page 106: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pertanian dengan target tahun 2017 sebanyak 300 Orang dan terealisasi

sebanyak 400 Orang atau tercapai sebesar 133 persen. Direktorat IPAMP

menyelenggarakan 20 pelatihan dengan jumlah peserta berkisar 10 sampai

dengan 25 orang. Anggaran yang digunakan untuk pencapaian target ini

adalah sebesar Rp. 2.880.000.000,- (dua miliar delapan ratus delapan puluh

juta rupiah). rincian pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM

SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebagai berikut:

Pelatihan Peningkatan Kemampuan SDM Industri Alsintan di Bidang

Pengelasan melalui Sertifikasi Kompetensi Skema Las SMAW Pelat

untuk mendukung Pedal Tresel, di Banda Aceh, tanggal 6 s/d 15

Maret 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000

dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri alat pertanian

melalui sertifikasi kompetensi skema SMAW dasar pengelasan untuk

mendukung pembuatan komponen dryer" di Kudus tanggal 28

Agustus s.d. 11 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar

Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik bidang permesinan sub.

bidang keahlian pengoperasian mesin bubut untuk part power sprayer

di Tangerang tanggal 17 s.d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi

kompetensi skema mengoperasikan mesin CNC untuk mendukung

pembuatan komponen mesin diesel" di Semarang tgl. 28 Agustus s.d.

11 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.

200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pembayaran Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Teknik Bidang

Permesinan Sub Bidang Keahlian Pengopersaian Mesin CNC Dasar,

di Bandung tanggal 17 s/d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi

kompetensi skema membuat dasar untuk mendukung pembuatan

komponen bed rumah sakit" di Jogyakarta tanggal 28 Agustus s.d. 11

Agustus 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000

95

Page 107: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan uji kompetensi proses permesinan dengan

menggunakan mesin bubut dan mesin freis tingkat lanjut" di

surabaya tanggal 9 s.d 20 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan sertifikasi SDM industri berbasis kompetensi di bidang

pengelasan logam menggunakan arus listrik (SMAW) dasar" di Ciawi

- Bogor, tanggal 17 s.d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi

kompetensi skema las GMAW dasar untuk medukung pembuatan

alat bantu produksi" di Semarang, tanggal 28 Agustus s.d 11

September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000

dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan uji kompetensi las SMAW, GMAW, GTAW untuk posisi

vertical (3G)" di Surabaya tanggal 9 s.d 20 Oktober 2017. Anggaran

yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta

sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan uji kompetensi inspektur las tingkat dasar" di Surabaya tgl.

9 s.d. 20 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.

200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Teknik Bidang Pengecoran Logam

Sub Bidang Keahlian Inpseksi Benda Cor dan Operasi Tanur Peleburan,

di Tangerang tanggal 17 s/d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik bidang pengecoran

logam sub. bidang keahlian pembuatan cetakan dan inti secara

manual" di Klaten, tanggal 28 Agustus s.d 11 Septemberi 2017.

Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah

peserta sebanyak 20 Orang.

Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik skema menggambar CAD

mekanik" di Surabaya, tanggal 12 Agustus s.d 23 Oktoberi 2017.

Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah

peserta sebanyak 20 Orang.

96

Page 108: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Pelatihan dan sertifikasi peningkatan kemampuan SDM industri

berbasis kompetensi di bidang inspektur Las I" di Bandung, tanggal

13 s.d 24 Nopember 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.

100.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 10 Orang.

Pelatihan dan sertifikasi peningkatan kemampuan SDM industri

berbasis kompetensi di bidang inspektur Las II" di Bandung, tanggal

13 s.d 24 Nopember 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.

100.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 10 Orang.

Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri berbasis

kompentensi di bidang pengecoran baja di Jakarta, tanggal 4 – 14

September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000

dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.

Pelatihan pengembangan kompetensi kerja pengelasan pada

industri permesinan dan alat mesin pertanian di Solo tangal 16

Agustus – 29 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar

Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.

Pelatihan peningkatan kemapuan SDM ind. permesinan di bidang

pengejaan logam (Metal Working) untuk pemograman mesin CNC

di Bandung tanggal 25 September – 6 Oktober 2017. Anggaran yang

digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak

25 Orang.

Pelatihan SDM industri alsintan di bidang fabrikasi mesin-mesin alsintan di

Banjarmasin tanggal 9 – 18 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.

3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian dengan target 5 Unit dan terealisasi sebanyak 2 Unit atau

tercapai sebesar 40 persen. Anggaran yang digunakan Direktorat IPAMP

guna pelaksanaan dua kegiatan ini adalah sebesar Rp. 647.100.00,- (enam

ratus empat puluh tujuh juta seratus ribu rupiah). Rincian dari indikator ini

sebagai berikut:

Penyusunan Roadmap Pengembangan Teknologi Sektor Industri

Alat kesehatan dan industri pelestarian lingkungan. Anggaran yang

digunakan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

Penyusunan roadmap pengembangan teknologi sektor industri alat

97

Page 109: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

mesin pertanian dan mesin perkakas. Anggaran yang digunakan

sebesar Rp. 447.100.000,- (empat ratus empat puluh tujuh juta rupiah).

4) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian dengan target sebanyak 7 Promosi dan terealisasi

sebanyak 9 Promosi atau tercapai sebesar 128 persen. Rincian promosi yang

dilaksanakan sebagai berikut:

Fasilitasi dan desain booth pada pameran Indomediacare Expo

2017" di Jakarta tgl. 28 - 30 Nopember 2017.

Fasilitasi dan desain booth pada pameran From Farm To Table (FFTT)

Expo 2017" di Jakarta tgl. 6 - 9 Desember 2017.

Fasilitasi dan desain booth pada pameran pameran romansa

Purworejo Expo di Purworejo tanggal 1 – 5 Nopember 2017.

Fasilitasi dan desain booth pada Pameran The 3rd International Farming

Technology (IFT) Expo di Jakarta tanggal 28 – 30 September 2017.

Fasilitas dan desain booth pada Pameran Refrigeration & HVC

Indonesia di Jakarta tanggal 28 – 30 September 2017.

Fasilitasi dan desain booth pada Pameran Pekan Kreatif Nusantara

2017 di Ungaran tanggal 7 – 10 Desember 2017.

Fasilitasi dan Desain Booth pada Pameran Indonesia Energy

Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE) 2017

di Jakarta tanggal 9 – 10 Mei 2017.

Fasilitasi dan Desain Booth pada Pameran Power Plant, Manufacturing-

Automation Expo (POWERMAX 2017) di Jakarta tanggal 26 – 28 Juli 2017.

Temu usaha penggunaan teknologi dalam upaya tingkatkan daya

saing produk perikanan tangkap di Aceh tanggal 3 Nopember 2017.

5) Indikator Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas

dan Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan) dengan target

sebesar 1 Pusat Pengembangan namun tidak dapat terealisasi karena

Pengadaan Lift tidak dapat terwujud disebabkan waktu pelaksanaan yang

terlalu pendek dan kesulitan memperoleh izin K3L dari ITB.

6) Indikator Terbentuknya dan Berkembangnya Alsintan Center di Luar Pulau Jawa

(Sumbar, Kalbar, Selsel, NTB, NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan

Kelembagaan) dengan target ditahun 2017 sebesar 6 Lokasi dan terealisasi

sebanyak 2 Lokasi atau tercapai sebesar 33 persen. anggaran yang digunakan

98

Page 110: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

guna pencapaian target ini masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) jadi kumulatfi yang digunakan sebesar 100.000.000

(seratus juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

Workshop pengembangan daya saing melalui fasilitasi

pengembangan pusat layanan teknis permesinan dan alat mesin

pertanian" di Pontianak (Kalbar) pada tanggal 25 Juli 2017.

Workshop dalam rangka koordinasi program pengembangan industri

alsintan di daerah potensial pertanian di Padang tanggal 26 Oktober

2017.

5. Penumbuhan Industri Elektrinika dan Telematika

Tabel 3.40

Capaian Program Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya ICT 5 5 100

Daya Saing Industri pembangunan Center

Industri Elektronika

Elektronika dan dan

dan Telematika

Telematika pengembangan 5

(lima) ICT Center

dalam bentuk

Incubator Bussines

Center (IBC) Rice

Technopark

Pembangunan 5 Daerah 5 5 100

(lima) Science &

Technopark di

daerah-daerah

Kab./Kota

Terlaksananya Standar 2 6 300

Standardisasi

Bidang Industri

Elektronika dan

Telematika

99

Page 111: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Meningkatnya Orang 285 550 193

Kompetensi SDM

Industri Elektronika

dan Telematika

Meningkatnya Unit 2 2 100

Kemampuan (produk)

Teknologi Industri

Elektronika dan

Telematika

Terlaksananya Promosi 2 2 100

promosi dan

kerjasama Industri

Elektronika dan

Telematika

a. Sasaran Meningkatnya Daya Saing Industri Elektronika dan Telematika dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Indikator Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 ICT Center

dalam bentuk Incubator Bussines Center (IBC), RICE dan Technopark) dapat

terealisasi sebanyak 5 ICT Center atau tercapai sebesar 100 persen. Alokasi

anggaran yang diperuntukan guna pencapaian target ini sebesar Rp.

20.800.000.000,- (dua puluh miliar delapan ratus juta rupiah) dengan realisasi

anggaran sebesar 81,86 persen atau sebesar Rp. 17.026.880.000,- (tujuh belas

miliar dua puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah). kegiatan

dilakukan antara lain pelatihan dan sertifikasi pada technopark, FGD dan

Workshop. Selain itu Fasilitasi Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan, yaitu

telah dilakukannya serah terima pada triwulan IV tahun 2017.

2) Indikator Pembangunan 5 Science dan Technopark di Daerah-daerah

Kabupaten/Kota dapat terealisasi di 5 Daerah atau tercapai sebesar 100

persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna pencapaian target ini

sebesar Rp. 20.800.000.000,- (dua puluh miliar delapan ratus juta rupiah) dengan

realisasi anggaran sebesar 81,86 persen atau sebesar Rp. 17.026.880.000,- (tujuh

belas miliar dua puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

100

Page 112: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

kegiatan dilakukan antara lain pelatihan dan sertifikasi pada technopark, FGD

dan Workshop. Selain itu Fasilitasi Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan,

yaitu telah dilakukannya serah terima pada triwulan IV tahun 2017.

3) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika

dengan target sebanyak 2 Standar dan terealisasi sebanyak 6 Standar atau

tercapai sebesar 300 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna

pencapaian target ini sebesar Rp. 1.370.000.000,- (satu miliar tiga ratus tujuh

puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 88,25 persen atau sebesar

Rp. 1.209.025.000,- (satu miliar dua ratus sembilan juta dua puluh lima ribu

rupiah). Untuk Standardisasi di Elektronika memiliki Target 2 RSNI dan 2 RSKKNI,

pada tahun 2017 menghasilkan 6 RSNI dibidang industri elektronika.

4) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika

dengan target sebanyak 285 Orang dan terealisasi sebanyak 550 Orang

atau tercapai sebesar 193 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan

guna pencapaian target ini sebesar Rp. 4.050.000.000,- (empat miliar lima

puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 88,12 persen atau

sebesar Rp. 3.568.860.000,- (tiga miliar lima ratus enam puluh delapan juta

delapan ratus enam puluh ribu rupiah).

5) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri dan Telematika

dengan target 2 unit (produk) dan realisasinya 2 unit (produk) atau sebesar

100 persen. Untuk indikator ini telah masuk kedalam technopark karena

salah satu fungsi technopark adalah pusat riset dan pengembangan, tahun

ini telah dibuat beberapa prototype Software pendeteksi BMN, Software

analisis menggunakan media sosial.

6) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektronika dan

Telematika dengan target 2 Promosi dan terealisasi 2 Promosi atau tercapai

sebesar 100 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna pencapaian

target ini sebesar Rp. 3.260.000.000,- (tiga miliar dua ratus enam puluh juta

rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 63,08 persen atau sebesar Rp.

2.056.408.000,- (dua miliar lima puluh enam juta empat ratus delapan ribu

rupiah). Pada Triwulan I telah dilaksanakan Pameran CeBIT 2017 di Hannover,

Jerman, Pada Triwulan II telah dilakukan Pameran Industri Elektronika dan

Telematika di Plaza Industri dan Pameran Communic Asia 2017 di Singapore,

Pada Triwulan IV telah dilakukan pameran IIXS 2017 di JCC.

101

Page 113: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

6. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi

dan Elektronika

Tabel 3.41

Capaian Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

KEGIATAN

Penyusunan dan Penguatan Struktur Terbentuknya 1 Unit 1 1 100

Industri melalui Mould and Dies

Evaluasi Program

Keterkaitan antara Center

Penumbuhan

Industri Hulu (dasar), (pembangunan

Industri Logam,

intermediate, dan dan

Mesin, Alat

Industri Hilir (light) Kelembagaan)

Transportasi dan

Elektronika

a. Sasaran Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi dan Elektronika dengan indikator Penguatan Struktur Industri

melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar), Intermediate, dan Industri Hilir

(light), dengan target Terbentuknya 1 mould and dies center (Pembangunan

dan Kelembagaan) sudah terealisasi pada tahun 2015.

G. PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN ILMATE

Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, Direktorat Jenderal

ILMATE telah menetapkan fokus pengembangan industri prioritas di bidang industri

logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang akan dikembangkan sampai

dengan tahun 2019. Industri prioritas Sektor ILMATE antara lain:

b. Industri Logam Dasar

Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar

Industri pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi

Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth) dan bahan nuklir

c. Industri Alat Transportasi

Industri kendaraan bermotor

Industri kereta api

102

Page 114: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Industri perkapalan

Industri kedirgantaraan

d. Industri Elektronika dan Telematika

Industri Elektronika

Industri Komputer, Industri Peralatan Komunikasi

e. Industri Barang Modal, Komponen Bahan Penolong dan Jasa Industri

Industri Mesin dan Perlengkapan

Jasa Industri

f. Industri Pembangkit Listrik

Industri Alat Kelistrikan: Motor/generator listrik, Baterai, Solar cell.

Dari fokus pengembangan industri prioritas berdasarkan RIPIN, Direktorat Jenderal

ILMATE menurunkannya menjadi Kegiatan Prioritas. Rincian capaian kegiatan prioritas

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.42

Capaian Program Prioritas Ditjen ILMATE

No Program/kegiatan Pagu Target Realisasi satuan

(Rp. Juta)

Program Penumbuhan dan Pengembangan ILMATE

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

1 Sertifikasi TKDN produk industri MAA 1200 100 100 Sertifikat

2 Pengembangan PDRKN 3500 1 1 PDRKN

3 Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri Alat 3750 220 220 Sertifikat

Transportasi dan Alat Pertahanan

4 Desain kapal nasional 4000 2 2 Desain

5 Kajian kebijakan tentang pembangunan 3500 1 - Kajian

Maintenance, Repair and Overhaul (MRO)

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika

6 Pusat riset dan pengembangan produk 13000 1 1 Pusat riset

telematika

103

Page 115: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

7 Pusat pertumbuhan industri konten 17000 4 4 Pusat

pertumbu

han

8 Penguatan Infrastruktur Lab Uji Dalam 7000 1 1 Mesin/Per

Rangka pengembangan industri telepon

alatan

seluler

9 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 700 1 - RSKKNI

Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri

elektronika dan telematika

10 Rancangan Standar Nasional Indonesia 500 2 6 RSNI

(RSNI) Produk Industri Elektronika dan

Telematika

11 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib 500 2 - SNI

Produk Industri Elektronika dan Telematika

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

12 Peningkatan Kompetensi dan sertifikasi SDM 3.266 280 280 Orang

Industri sektor Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian

13 Peningkatan Kompetensi SDM Industri sektor 1.343 100 100 Orang

Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

14 Pusat Pengembangan Teknologi 5.446 1 1 Pusat

Teknologi

15 Peningkatan Kemampuan Industri 287 2 2 Perusaha

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang

an

Memiliiki Keterbatasan Dalam Penerapan

SNI Wajib

16 Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib 362 2 - Perusaha

Produk Logam di Pabrik

an

17 Sertifikasi TKDN produk Industri Permesinan 1.658 150 150 Sertifikat

dan Alat Mesin Pertanian

18 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 574 10 - RSKKNI

Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri

104

Page 116: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

19 Rancangan Standar Nasional Indonesia 1.578 8 8 RSNI

(RSNI) Produk Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

20 Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam 499 100 128 Sertifikat

Negeri Industri Logam

21 Peningkatan Kemampuan Industri Logam 795 20 25 Perusaha

yang Memiliiki Keterbatasan Dalam

an

Penerapan SNI Wajib

22 Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib 948 15 15 Perusaha

Produk Logam di Pabrik

an

23 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 900 2 0 RSKKNI

Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri Logam

24 Rancangan Standar Nasional Indonesia 1.540 5 5 RSNI

(RSNI) Produk Industri Logam

25 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib 1.138 3 3 SNI

Produk Industri Logam

Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan secara keseluruhan terpenuhi, baik

Sertifikasi TKDN, Pengembangan PDRKN, Sertifikasi SDM Industri, dan Desain kapal.

Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah Kajian

kebijakan tentang pembangunan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) karena

penghematan anggaran, maka tahapan pelaksanaan hanya mencakup FGD dan

pelatihan. Penyusunan kajian kebijakan tentang MRO akan dilaksanakan tahun 2018.

Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Elektronika dan Telematika secara keseluruhan terpenuhi, baik pengembangan Pusat riset,

pertumbuhan industri konten, Penguatan Infrastruktur Lab Uji, dan Rancangan Standar Nasional

Indonesia (RSNI). Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika adalah Rancangan Standar Kompetensi

Kerja Nasional Industri (RSKKNI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib karena untuk SNI

Draft sudah disampaikan kepada Biro Hukum sejak bulan November

105

Page 117: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

2017 namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut sedangkan untuk RSKKNI

disebabkan oleh adanya penghematan anggaran. Recananya penyusunan RSKKNI

akan dilaksanakan tahun 2018.

Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian secara keseluruhan terpenuhi, baik Peningkatan

Kompetensi dan sertifikasi SDM, Peningkatan Kompetensi SDM Industri, Pusat

Pengembangan Teknologi, Peningkatan Kemampuan Industri yang Memiliiki Keterbatasan

Dalam Penerapan SNI Wajib, Sertifikasi TKDN, dan Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI). Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian adalah Pengawasan

Pemberlakuan SNI Wajib Produk Logam di Pabrik, dan Rancangan Standar Kompetensi

Kerja Indonesia (RSKKNI) karena kurangnya koordinasi dengan pihak terkait(SNI) dan judul-

judul SKKNI untuk bidang mekatronika telah disusun pada tahun sebelumnya dan tidak ada

usulan penyusunan judul lainnya dari asosiasi terkait.

Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Logam secara keseluruhan terpenuhi, baik Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam

Negeri, Peningkatan Kemampuan Industri yang Memiliiki Keterbatasan Dalam Penerapan

SNI Wajib, Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib, Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI), dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib. Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi

pada Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam adalah Rancangan

Standar Kompetensi Kerja Indonesia (RSKKNI) karena RSKKNI Rolling mill masih dalam proses

pembahasan dan Pembahasannya akan dianjutkan pada tahun anggran 2018.

106

Page 118: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ditinjau dari aspek pencapain kinerja yang diamanahkan dalam rencana strategis,

rencana kerja, dan kinerja sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja Ditjen ILMATE Tahun 2017, maka secara garis besar Ditjen ILMATE

telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diemban. Hal

tersebut tercermin dari keberhasilan pencapaian sasaran strategis dan kinerja

lainnya sebagaimana diuraikan dalam BAB III, yang merupakan dampak dari

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Ditjen ILMATE. Adapun kesimpulannya dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Sasaran- sasaran strategis perspaktif pemangku kepentingan sebagaimana

ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017 berhasil dicapai

Ditjen ILMATE dengan nilai rata-rata capaian sebesar 92,67 persen. Nilai capaian

ini sudah menggambarkan beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam

hal penetapan indikator dan target maupun strategi pencapaiannya.

b. Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal sebagaimana ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017 berhasil dicapai Ditjen ILMATE

dengan nilai rata-rata sebesar 124,6 persen. capaian ini sudah menggambarkan

beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam hal penetapan indikator,

dan target maupun strategi pencapaiannya.

B. PERMASALAHAN DAN KENDALA

Faktor yang mempengaruhi tinggi /rendahnya atau tercapai/ tidak tercapainya

sasaran kinerja dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Faktor Internal Pemerintah

a. Adanya pemotongan dan penghematan anggaran oleh DJA.

b. Pengelompokan jenis industri dan penentuan sampel perusahaan yang

dilakukan oleh BPS belum bisa mewakili kondisi industri yang sesungguhnya.

c. Pemanfaatan BMDTP sangat minim.

d. adanya tumpang tindih regulasi.

107

Page 119: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

2. Faktor internal ILMATE

a. Kegiatan yang outputnya merupakan capaian Perkin kurang dioptimalkan.

b. Kegiatan yang outputnya merupakan capaian RPJMN kurang dioptimalkan.

c. Penyerapan Anggaran kurang optimal karena minimnya kegiatan yang

dilaksanakan di awal tahun sehingga menumpuk di akhir tahun.

d. Adanya capaian Perkin dan RPJMN yang tidak dapat dicapai.

3. Kondisi Industri

a. adanya komoditas yang sudah dapat diproduksi didalam negeri oleh

perusahaan A bahkan diekspor, sementara perusahaan B melakukan impor

terhadap komoditas tersebut.

b. harga gas untuk industri masih tinggi.

c. Ada beberapa daerah yang mempunyai potensi untuk dibangunnya

pabrik/kawasan industri namun terkendala ketersediaan energi.

d. Capaian Indusri secara makro masih didominasi oleh pengaruh investasi

dan pasar, sementara kemandirian manufaktur dan teknologi masih lemah.

C. REKOMENDASI

a. Perlu dikoordinasikan dengan baik agar kegiatan prioritas tidak terkena

pemotongan atau penghematan anggaran oleh DJA.

b. Ketersediaan data primer menjadi hal yang sangat penting untuk

mengidenifikasi dan menindaklanjuti permasalahan diindustri, oleh karena itu

optimalisasi pemanfaatan SIINAS perlu dilakukan.

c. Industri yang melakukan produksi berdasarkan order (misalnya industri

perkapalan), tidak dapat menggunakan fasilitas BMDTP karena membutuhkan

waktu yang cukup lama, oleh karena itu mekanisme BMDTP perlu disederhanakan.

d. Koordinasi antar Kementerian/Lembaga guna deregulasi perlu dilakukan.

e. Dalam pelaksanaan anggaran perlu perlu difokuskan kepada kegiatan yang

outputnya merupakan capaian Perkin.

f. Dalam pelaksanaan anggaran perlu difokuskan kepada kegiatan yang

outpunya merupakan capaian RPJMN.

g. Perlu dilakukan perencanaan dan persiapan yang baik agar optimalisasi

pelaksanaan kegiatan diawal tahun dapat terealisasi.

h. Perlu dilakukan pembahasan terkait adanya terget Perkin dan RPJMN yang tidak

dapat dicapai khususnya SKKNI, komponen Kereta Api dan Komponen Pesawat

108

Page 120: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

N219 serta tindaklanjutnya.

i. Ketersediaan informasi dan harmonisasi antar industri diindonesia perlu

dioptimalkan, selain itu pemerintah perlu melakukan kebijakan jangka pendek

untuk memfasilitasi biaya logistik.

j. Perlu dilakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM dan

Kementerian Keuangan untuk memberikan harga gas tertentu kepada industri

k. Informasi mengenai potensi dan kebutuhan energi perlu dikoordinasikan

dengan instansi terkait.

Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap para peneliti dan desainer.

109

Page 121: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

110

Page 122: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

EVALUASI RPJMN S.D TRIWULAN IV TAHUN 2017

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Capaian Indikator Anggaran Program (DIPA- Capaian Fisik Program

PROGRAM/ Program PP 39) (PP 39)

No SASARAN INDIKATOR SATUAN Ket KEGIATAN Target Realisasi Alokasi (miliar Realisasi Target (%) Realisasi

Rp) (%) (%)

2017 2017 2017 2017 2017 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 13 14

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan

i Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat

Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat Standar 6 4 - Tidak dianggarkan pada TA 2017 Industri Alat Transportasi Darat - Tahap revisi permenperin terkait SNI Wajib Sepeda

(termasuk juga Sepeda Anak dan Sepeda Listrik)

- Sepeda Motor Listrik terdapat 3 RSNI yang sedang disusun

dan tinggal rapat konsensus

Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Alat Transportasi Darat Orang 120 60 Terdapat 3 angkatan @20 orang dan sudah terlaksana pada

0,7376 tahun 2017

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Alat Transportasi Darat Unit (jenis) 3 3 Mohon penjelasan 3 jenis yang dibantu Tersedianya Kendaraan Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah -

Angkutan Umum Murah (KAUM) Tidak dianggarkan pada TA 2017

Penguatan struktur industri Terbuatnya prototype kereta penumpang Unit 1 1 Sudah dilaksanakan kajian mengenai desain interior kereta melalui keterkaitan antara penumpang

industri hulu (dasar), industri

Kapasitas produksi kereta penumpang Persen 40 10 Tidak tercapai target ekspor

intermediate dan industri hilir

Bertambahnya jumlah dan Jenis industri komponen Persen 25 Hitung IUI dari BKPM (light)

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang Bersertifikat Orang 120 60

Terdapat 3 angkatan @20 orang dan sudah terlaksana pada

tahun 2017 Penguasaan Teknologi KBM Multiguna Pedesaan di bidang perakitan Merk Dalam 6 3

Negeri (unit) 1,6075 Terdapat 3 model kendaraan pedesaan yang telah didesain

Meningkatnya jumlah Industri Komponen Teknologi KBM Multiguna Unit 30

Pedesaan di bidang komponen (perusahaan)

Tersusunnya regulasi Low Carbon Emision Car Regulasi 1

- Kemenperin telah mengirimkan surat ke Kemenkeu yang

dilengkapi dengan kajian terkait dengan usulan insentif LCEC 0,8776

II Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan

Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Standar 5 2 Desain standar untuk kapal ikan sebanyak 2 standar Industri Maritim dan Alat Pertahanan

Kedirgantaraan dan Alat Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Orang 380 120 Tidak terdapat anggaran dan sesuai dengan target Prioritas

Pertahanan Pertahanan 2,707 Perpres no 16 tahn 2017 mengenai maritim

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Maritim, Kedirgantaraan Unit 1 1 Pembuatan Desain Standart Kapal Purse Seine Pelagis Kecil dan Alat Pertahanan 1.600.000.000

1,6 150 GT dan Kapal Gillnet (Jaring Insang) Oceanic 150

Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Maritim, Kedirgantaraan Promosi 10 3 - Pameran yang telah dilaksanakan 3, yaitu : dan Alat Pertahanan

Penguatan struktur industri Terevitalisasinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional PDRKN 1 1 1,785 Bantuan Hardware dan Software melalui keterkaitan antara Terevitalisasinya industri galangan kapal di 9 lokasi Lokasi 9 7

Diklat dan sertifikasi SDM perkapalan (serang, bandung, solo, industri hulu (dasar), industri (Pembangunan/Renovasi, Bantuan Alat, Peningkatan SDM bersertifikasi)

sama dg row 94

intermediate dan industri hilir surabaya, makassar) (light) Tersusunnya RPP tentang Fasilitasi PPN tidak dipungut atas penyerahan RPP 1 1

kapal Sudah terbit peraturan

Terevisinya PP No. 52 Tahun 2011 PP 1 1 Sudah terbit peraturan Terfasilitasinya BMDTP khusus sesuai karakteristik industri perkapalan BMDTP 50 1

- Tahun 2018 akan menggunakan mekanisme chapter 98

Terfasilitasinya harmonisasi bea masuk komponen Kebijakan 1 1 draft permenperin sedang disusun dan diharapkan pada akhir 2017 selesai

Terfasilitasinya keringanan tarif penyewaan lahan untuk galangan kapal Kebijakan 1 1 Penyelesaiannya keringan tarif telah diselesaikan pada tingkat BUMN dengan PT Pelindo,dan khusus PT PAL dengan TNI AL Menko dan Menteri BUMN

Meningkatnya Jumlah Jenis dan komponen pesawat N219 yang Jenis dan 40

bersertifikat Komponen

III Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

Page 123: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Meningkatnya daya saing Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 (lima) ICT Center Sudah dilakukan pelatihan dan sertifikasi pada technopark, Industri Elektronika dan dalam bentuk Incubator Business Center (IBC), RICE dan Technopark

ICT Center 5 5 20,8 81,86% 100,00% 85,05% FGD dan Workshop, saat ini sudah selesai untuk Fasilitasi Telematika

Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan serah terima pada triwulan IV Pembangunan 5 Science and TechnoPark di daerah-daerah Sudah dilakukan pelatihan dan sertifikasi pada technopark, Kabupaten/Kota

Daerah 5 5 20,8 81,86% 100,00% 100,00% FGD dan Workshop, saat ini sudah selesai untuk Fasilitasi

Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan serah terima pada triwulan IV

Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika Untuk Standardisasi di Elektronika memiliki Target 2 RSNI dan

Standar 2 6 1,37 88,25% 100,00% 300,00% 2 RSKKNI, pada tahun 2017 menghasilkan 6 RSNI dibidang

industri elektronika

Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika Telah dilaksanakan pelatihan dan Sertifikasi dibidang industri

Elektronika dan Telematika, realisasi fisik mencapai 192 %

Orang 285 550 4,05 88,12% 100,00% 192,98% dibulan Desember Tahun 2017

- Pada bulan Desember target SDM nya sudah mencapai 550

orang

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika Untuk indikator ini telah masuk kedalam technopark karena

salah satu fungsi technopark adalah pusat riset dan

Unit (produk) 2 2

pengembangan, tahun ini telah dibuat beberapa prototype

Software pendeteksi BMN, Software analisis menggunakan

media sosial, dll

Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektroika dan Telematika

Pada Triwulan I telah dilaksanakan Pameran CeBIT 2017 di

Hannover, Jerman, Pada Triwulan II telah dilakukan Pameran

Promosi 2 2 3,26 63,08% 100,00% 100,00% Industri Elektronika dan Telematika di Plaza Industri dan

Pameran Communic Asia 2017 di Singapore, Pada Triwulan IV

telah dilakukan pameran IIXS 2017 di JCC

IV Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Penguatan struktur industri Terbentuknya 1 Mould and Dies Center (Pembangunan dan Kelembagaan) Unit 1

melalui keterkaitan antara

industri hulu (dasar), industri

intermediate dan industri hilir (light)

V Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Permesinan dan Alat Mesin Standar 15 8 53,33 8 RSNI terlampir di halaman berikut Industri Permesinan dan Alat Pertanian

Mesin Pertanian Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Orang 300 400 133,33 Terlampir di hal berikut Pertanian

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Unit 5 2 40,00 Terlampir di halaman berikut Pertanian

Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Permesinan dan Alat Mesin Promosi 7 9 128,57 Terlampir di halaman berikut Pertanian

Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas Pusat 1 - 0,00 Pengadaan Lift tidak dapat terwujud karena waktu dan Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan) Pengembangan pelaksanaan yang terlalu pendek dan kesulitan memperoleh

izin K3L dari ITB Terbentuknya dan berkembangnya Alsintan Center di luar Pulau Jawa Lokasi 6 2

33,33 Pengembangan Alsintan Center di Kalbar dan Inisiasi Alsintan (Sumbar, Kalbar, Sulsel, NTB,NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan Kelembagaan) Center di Sumatera Barat

VI Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam

Meningkatnya Populasi Industri Terbangunnya Industri Pengolah Hasil Tambang Mineral menjadi Produk Industri 1 1 0,663 92,6 100 100 Steel Conference pada Mei 2017 dalam rangka fasilitasi Sedang dan Besar Material Dasar dan Jasa Industri pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon, fasilitasi

Logam (Quickwins: Hilirisasi

pengembangan industri di Morowali

Hasil Tambang ke Produk dan

Terfasilitasinya pengembangan industri material dasar logam khusus Industri 1 1 0,570 92,1 100 100 Telah ditandatangani MOU dengan 6 K/L antara lain Jasa Industri)

Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN,

Badan Tenaga Nuklir Nasional, BPPT.

Revitalisasi Industri Material Bantuan peralatan dan mesin penumbuhan industri material dasar logam Paket 1 - Tidak dianggarkan pada tahun 2017 karena keterbatasan Dasar Logam anggaran

Meningkatnya daya saing Tersusunnya Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material Dasar SNI 3 5 1,540 91,8 100 166,7 RSNI BTB, RSNI Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj Industri Material Dasar Logam Logam D), RSNI Baja Lapis Alumunium (Bj LAM), RSNI Baja Lembaran

Pelat dan Gulungan Canai Panas untuk Aplikasi Struktur

Umum dan Struktur Las (Bj PS), RSNI Alumunium Sheet

Peningkatan Kerjasama, Iklim Usaha, Promosi dan Investasi Industri Usulan 33 36 2,672 94,8 100 109,1 Usulan BMDTP, Usulan transposisi HS 2017dalam rangka Material Dasar Logam AJCEP, 36 peserta pameran dengan 44 stand

Page 124: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,

Meningkatnya Kompetensi SDM dan tersusunnya RSKKNI Industri Material Orang/RSKKNI 1 - SKKNI industri penggilingan Baja Dasar Logam

Hilirisasi hasil tambang ke Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin Industri Yang 2 2 100 100 Beroperasinya PT. Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless produk dan jasa industri (Kalsel) dan Medan (Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah Terfasilitasi Steel; Beroperasinya PT. Virtue Dragon; Beroperasinya PT.

dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata

COR Indonesia; Beroperasinya PT. Indonesia Ruipu Nickel and

(Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng), Pomalaa (Sultra),

Chrome; Perluasan Pabrik Alloy & Billet PT. Inalum Sangata (Smelter)

Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri Baja Industri Yang -

di Kalimantan Selatan 2. Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Terfasilitasi Tenaga Kerja Industri berbasis Nikel di Sulteng Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Pembangunan Laboratorium Logam Tanah Jarang untuk Laboratorium -

Bahan Baku Industri Yang terfasilitasi Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Penelitian pemanfaatan Logam Tanah Jarang untuk produk Penelitian yang -

Industri terfasilitasi Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang Pilot Plant Yang -

Terfasilitasi Tidak dianggarkan