KATA PENGANTAR Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) merupakan instansi pemerintah di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balitkabi sesuai madat dan tupoksinya yaitu melakukan riset dibidang tanaman anek kacang dan umbi, oleh kaena itu sebagai instansi pemerintah wajib membuat dan menyampaikan laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN). Penyusunan laporan kinerja Balitkabi pada tahun 2016 ini telah mengacu pada pedoman penyusunan LAKIP yang disusun oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) dan Permen PAN-RB No.29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi ini disusun berdasarkan indikator- indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2015-2019, dan menyajikan pencapaian tujuan dan sasaran strategi organisasi yang didukung oleh pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup Balitkabi. Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada Koordinator Program Balitkabi, Ketua Kelompok Peneliti (Kelti), penanggung jawab RPTP/RDHP tahun 2016 serta seluruh staf atas tersusunnya LAKIP ini. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Balitkabi dalam kegiatan penelitian di masa mendatang. Malang, Desember 2016 Kepala Balai, Dr. Didik Harnowo NIP.19581221 1985003 1 002
87
Embed
KATA PENGANTAR - Balai Penelitian Tanaman Aneka …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/05/LAKIP... · Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
(Balitkabi) merupakan instansi pemerintah di bawah
koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Balitkabi sesuai madat dan tupoksinya yaitu
melakukan riset dibidang tanaman anek kacang dan umbi,
oleh kaena itu sebagai instansi pemerintah wajib membuat
dan menyampaikan laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN).
Penyusunan laporan kinerja Balitkabi pada tahun 2016 ini telah mengacu pada
pedoman penyusunan LAKIP yang disusun oleh Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja (LAKIN) dan Permen PAN-RB No.29/2011 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi ini disusun berdasarkan indikator-
indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2015-2019, dan menyajikan
pencapaian tujuan dan sasaran strategi organisasi yang didukung oleh pelaksanaan
kegiatan penelitian di lingkup Balitkabi.
Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada Koordinator
Program Balitkabi, Ketua Kelompok Peneliti (Kelti), penanggung jawab RPTP/RDHP
tahun 2016 serta seluruh staf atas tersusunnya LAKIP ini. Semoga laporan ini
bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik
dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Balitkabi dalam kegiatan penelitian di
masa mendatang.
Malang, Desember 2016 Kepala Balai,
Dr. Didik Harnowo
NIP.19581221 1985003 1 002
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi 2016
ii
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................... v
I. I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
II. II. PERENCANAAN KINERJA ........................................................................... 6
5.3. PEMECAHAN MASALAH ........................................................................ 72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi 2016
iii
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi SDM BALITKABI Berdasarkan Pendidikan, Tanggal 31
Desember 2016. .................................................................................. 3
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Balitkabi Tahun 2016. ............................................. 18
Tabel 3. Capaian Kinerja Kegiatan Perakitan Varietas Unggul Tahun 2016. ........ 35
Tabel 4. Capaian Kinerja Teknologi Budidaya Tahun 2016. ............................... 43
Tabel 5. Produksi ubikayu di lahan pasang surut Kecamatan Wanaraya
menggunakan pemupukan dan fitohormon ......................................... 47
Tabel 6. Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering ............ 49
Tabel 7. Capaian Kinerja Produksi Benih Sumber Tahun 2016. .......................... 52
Tabel 8. Capaian Kinerja Jumlah Publikasi Ilmiah Tahun 2016. .......................... 54
Tabel 9. Berbagai bentuk distribusi publikasi dari Balitkabi, 2016....................... 55
Tabel 10. Data Pengunjung Website Balitkabi selama tahun 2016. ...................... 58
Tabel 11. Kegiatan pameran dan sosialisasi yang dilakukan tahun 2016. ............. 62
Tabel 12. Nilai IKM Layanan Balitkabi, 2016 ....................................................... 66
Tabel 13. Belanja Modal Balitkabi untuk Mendukung Capaian Kinerja 2016 .......... 68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi 2016
iv
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi. ......................................................................... 3
Gambar 2. Capaian knerja kegiatan pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya genetik tahun 2016. ................................................ 36
Gambar 3. Perbandingan target dan capaian kinerja perakitan VUB Akabi
tahun 2016. ................................................................................ 39
Gambar 4. Keragaan dan kegiatan diseminasi VUB kedelai Deja 1. ................. 40
Gambar 5. Keragaan dan kegiatan diseminasi VUB kedelai Deja 2. ................. 41
Gambar 6. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Detap 1. .......................... 41
Gambar 7. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Devon 2. ........................ 42
Gambar 8. Perbandingan target dan capaian kinerja teknologi budidaya Akabi tahun 2015 dan 2016. ....................................................... 43
Gambar 9. Keragaan kedelai varietas Tanggamus pada lahan pasang
surut kejenuhan Al 20% (A), 30% (B), dan 41% tanpa dolomit (C), dan varietas Anjasmoro dengan paket teknologi anjuran
4. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman aneka kacang dan umbi.
5. Melaksanakan penelitian penanganan hasil tanaman aneka kacang dan umbi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
3
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6. Memberikan pelayanan teknis penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.
7. Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.
8. Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan Balitkabi.
Balitkabi dalam melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya didukung
sejumlah peneliti, tenaga administrasi dan tiga pejabat eselon IV (Sub Bagian
Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknik dan Seksi Jasa Penelitian). Selain itu,
pembinaan pengembangan disiplin keilmuan dan kegiatan penelitian, para
peneliti Balitkabi dikelompokkan berdasarkan disiplin ilmu menjadi tiga kelompok
peneliti (Kelti) yaitu:
1. Pemuliaan dan Plasma Nutfah yang bertugas melakukan eksplorasi, evaluasi,
pelestarian dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman aneka kacang dan umbi
untuk perakitan varietas unggul.
2. Ekofisiologi Tanaman melakukan penelitian aspek fisiologi tanaman, teknologi
budidaya, agroekosistem dan analisis komponen teknologi; Gugus keilmuan
Pasca Panen dan Sosial Ekonomi digabungkan kedalam Kelompok Peneliti
(Kelti) Ekofisiologi Tanaman.
3. Hama dan Penyakit Tanaman melakukan penelitian pada bidang bioekologi,
epidemiologi, musuh alami dan pengendalian hama/penyakit terpadu.
Balitkabi memiliki karyawan sebanyak 208 orang yang terdiri dari; 21 orang
berpendidikan S3, 31 orang S2, dan 53 orang S1, 2 orang SM, 5 orang D3, 60
orang SLTA, 18 orang SLTP, 18 orang SD (Tabel 1). Berdasarkan golongan dan
kepangkatan, SDM Balitkabi 33 orang Golongan IV, 95 orang Golongan III, 65
orang Golongan II dan 15 orang Golongan I. Peneliti sejumlah 58 orang terdiri
dari 30 orang Golongan IV dan 28 orang Golongan III. Struktur organisasi
Balitkabi disajikan pada Gambar 1.
Tabel 1. Komposisi SDM BALITKABI Berdasarkan Pendidikan, Tanggal 31 Desember 2016.
Unit Kerja S3 S2 S1 SM D3 SLTA SLTP SD Total
Balitkabi 21 31 53 2 5 60 18 18 208
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
4
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Upaya pembinaan sumberdaya manusia melalui peningkatan kemampuan
dan profesionalisme terus ditingkatkan, baik melalui pelatihan maupun
pendidikan di dalam dan luar negeri. Selama tahun 2016 sebanyak 4 orang
pegawai Balitkabi mendapat tugas belajar di dalam negeri dan luar negeri, atas
biaya Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan penelitian di Balitkabi didukung dengan berbagai fasilitas penelitian
berupa: laboratorium, rumah kaca, kebun percobaan dan koleksi plasma nutfah.
Terdapat delapan unit laboratorium yaitu; laboratorium Pemuliaan, Benih,
KEPALA BALAI
SEKSI PELAYANAN TEKNIS
SUB-BAGIAN TATA USAHA
SEKSI JASA PENELITIAN
KELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
5
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Analisis Tanah dan Tanaman, Hama dan Penyakit Tanaman, Biopestisida serta
laboratorium Kimia dan Teknologi Pangan. Selain laboratorium, Balitkabi juga
dilengkapi dengan 10 unit rumah kaca dan 4 unit rumah kasa, satu unit bengkel
mekanisasi. Tiga unit ruang dingin (cold storage) terdiri dari satu unit chiller dan
dua unit freezer yang digunakan sebagai tempat penyimpanan plasma nutfah
kacang-kacangan. Plasma nutfah umbi-umbian dipelihara sebagai koleksi hidup di
pertanaman. Balitkabi memiliki lima Kebun Percobaan (KP) yaitu: KP Kendalpayak
dan KP Jambegede (keduanya di Kabupaten Malang), KP Muneng (Probolinggo),
KP Ngale (Ngawi), dan KP Genteng (Banyuwangi).
Beberapa laboratorium di lingkungan Balitkabi sudah memperoleh akreditasi
dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 26 Mei 2011, sedangkan
akhir tahun 2014 melakukan re-akreditasi yang pertama. Pada Tahun 2015
mendapatkan reakreditasi laboratorium uji mutu benih, laboratorium kimia tanah,
laboratorium kimia pangan dan mendapatkan sertifikat berlaku hingga 28 Juli
2019. Tahun 2016 akreditasi sedang dipersiapkan untuk laboratorium Hama dan
Penyakit ruang lingkup penyakit terbawa benih. Pembenahan laboratorium dalam
jangka panjang (ke depan), dilakukan dengan penggantian peralatan yang sudah
rusak dan daya kerjanya lambat maupun melengkapi peralatan laboratorium
yang belum ada secara bertahap. Hal ini dilakukan karena laboratorium sebagai
pendukung penelitian atau pelayanan publik.
Keberhasilan pengembangan komoditas tanaman aneka kacang dan umbi
berdampak positif terhadap penyediaan/keamanan pangan bagi kehidupan
bangsa dan perekonomian masyarakat luas. Bagi petani, hal tersebut berdampak
pada peningkatan aktivitas usahatani, hasil pertanian, dan pendapatannya. Bagi
industri, keberhasilan tersebut akan mendorong tumbuh-berkembangnya industri
yang beragam dalam jenis maupun skalanya, sehingga pada gilirannya akan
menyediakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian masyarakat.
Senjang hasil tanaman aneka kacang dan umbi di tingkat petani masih
cukup tinggi. Guna meningkatkan produksi nasional aneka kacang dan umbi,
baik melalui peningkatan produktivitasnya maupun melalui perluasan areal
menunjukkan rata-rata masih rendah. Untuk itu, diperlukan dukungan teknologi
inovatif yang produktif dan efisien untuk menjamin diperolehnya hasil panen
yang tinggi dan berkualitas. Sehubungan dengan itu, Balitkabi terus melaksana-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
6
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
kan penelitian yang semakin terfokus, berorientasi pada penemuan teknologi
yang semakin maju sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sesuai untuk
berbagai ekosistem. Selama itu Balitkabi juga terus mendiseminasikan teknologi
yang telah dihasilkan melalui spektrum diseminasi multi channel (SDMC).
Konservasi, karakterisasi, dan evaluasi plasma nutfah sangat penting sebagai
upaya dalam memperoleh dan mempertahankan sumber genetik unggul.
Pembentukan varietas unggul baru (VUB) sebagai perbaikan varietas
sebelumnya, diupayakan pada perbaikan satu atau lebih karakter yakni potensi
hasil, umur (lebih genjah), ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik/lahan-
lahan suboptimal, serta kualitas produk sesuai dengan preferensi petani/pasar.
Teknologi budidaya terus dikaji untuk menghasilkan inovasi teknologi tanaman
aneka kacang dan umbi yang unggul untuk lahan optimal dan suboptimal/
potensial, berdaya saing, dan responsif terhadap dinamika perubahan lingkungan
strategis mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan. Balitkabi dalam
menghadapi tuntutan dan tantangan yang semakin besar, terus berupaya
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian, melalui peningkatan
kapasitas sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan prasarana penelitian.
Pagu awal Balitkabi tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 55.191.760.000,- dan
mengalami revisi karena ada penambahan target PNBP yang harus masuk di
DIPA sehingga pagu menjadi Rp. 44.200.450.000,- yang terdiri dari belanja
pegawai Rp. 16.567.870.000,-, belanja barang Rp.13.613.273.000,- dan belanja
modal Rp. 14.019.307.000,-. Realisasi anggaran Balitkabi sampai dengan 30
Desember 2016 sebesar Rp. 41.947.969.428,- atau 94,90% terdiri dari belanja
pegawai Rp. 16.066.137.468,- atau 96,97%, belanja barang Rp.12.394.411.012,-
atau 91,05% dan belanja modal Rp. 13.487.420.948,- (96,21%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
7
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
II.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
8
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. PERENCANAAN STRATEGIS
Visi
Visi Puslitbang Tanaman Pangan adalah:”Menjadi Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan terkemuka di dunia dalam Mewujudkan Sistem
Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan”.
Mengacu pada visi dari Puslitbangtan maka visi Balitkabi adalah sebagai
berikut:”Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi menjadi lembaga
penelitian dan pengembangan tanaman aneka kacang dan Umbi terkemuka dan
terpercaya dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan”.
Misi
Misi yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut adalah:
1. Pengayaan, pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya genetik aneka
kacang dan umbi
2. Menghasilkan inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan umbi yang
unggul untuk lahan optimal dan suboptimal/potensial, berdaya saing, dan responsif terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis mendukung
pertanian bioindustri berkelanjutan.
3. Meningkatkan penguasaan dan aplikasi teknologi informasi pada
tanaman aneka kacang dan umbi serta peningkatan scientific recognition.
4. Meningkatkan pemanfaatan inovasi teknologi akabi untuk mendukung bioindustri berkelanjutan (impact recognition) melalui spektrum diseminasi multi channel (SDMC)
Tujuan dan Sasaran
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi secara umum
bertujuan untuk menghasilkan inovasi teknologi tinggi, strategis, dan unggul
tanaman Akabi yang diperlukan dalam membangun sektor pertanian yang
tangguh. Secara rinci hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
9
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi
budidaya, dan teknologi pasca panen primer tanaman aneka kacang dan
umbi dengan memanfaatkan bio-sains dan bio-enjinering.
2. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan
pengembangan tanaman aneka kacang dan umbi.
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity building)
dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman aneka
kacang dan umbi, mendiseminasikan iptek, serta membangun jejaring
kerjasama nasional dan internasional.
4. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional
(networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi (scientific
recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian pada
tanaman aneka kacang dan umbi (impact recognition).
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan tanaman aneka kacang
dan Umbi terkemuka dan terpercaya dalam mewujudkan sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan, maka sasaran strategis Balitkabi yang tertuang
dalam Renstra tahun 2015-2019 adalah:
1. Tersedia dan terdistribusinya varietas unggul dan benih dasar bermutu,
teknologi budidaya, dan teknologi pasca panen primer tanaman aneka
kacang dan umbi dengan memanfaatkan bio-sains dan bio-enjinering
berdasarkan SMM ISO 9001-2008 pendukung bioindustri.
2. Meningkatnya kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan
pengembangan tanaman aneka kacang dan umbi.
3. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity building)
dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman aneka
kacang dan umbi, mendiseminasikan iptek, serta membangun jejaring
ubijalar terevaluasi ketahanan terhadap hama tungau puru, 10 aksesi
kacang tunggak terevaluasi sifat fisiko kimia dan komponen bioaktif, 73
aksesi kacang gude terkarakterisasi terhadap morfologi dan agronomi.
4. Konservasi sebanyak 530 aksesi kacang tanah dan kedelai termonitor daya
tumbuhnya, terupdate statusnya.
Sasaran 2:
Jumlah Perakitan Varietas Unggul Baru Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Capaian sasaran kinerja perakitan VUB Akabi tahun 2016 dapat diukur
dengan tiga indikator kinerja yaitu; VUB kedelai, kacang hijau dan ubijalar (Tabel
3). Dari tiga indikator kinerja tersebut di atas hanya calon VUB ubijalar yang tidak
dapat terealisasi, kondisi ini disebabkan oleh waktu tanam terlambat, lokasi uji
multi lokasi di luar pulau Jawa sehingga membutuhkan pendanaan lebih. Efisiensi
anggaran sebanyak tiga kali menyebabkan pengumpulan data dukung tersendat-
sendat sehingga penyusunan naskah pelepasan varietas juga sangat terganggu.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
41
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Hingga Lakip ini dibuat penyusunan naskah masih berlangsung dan diharapkan
dapat mengejar jadwal sidang pelepasan pada bulan Desember 2016. Dari segi
kuantitas capaian target VUB Akabi sudah dapat tercapai 100% meskipun dua
calon VUB kacang hijau masih menunggu proses sidang pelepasan VUB pada
tanggal 20 Desember 2016.
Capaian kinerja perakitan VUB kedelai mencapai 200% karena dari yang
ditargetkan hanya dua akan tetapi terealisasi mencapai empat VUB. VUB kedelai
yang dapat dilepas pada tahun 2016 adalah; Deja 1 & Deja 2 yaitu kedelai
toleran jenuh air pada fase reproduktif, Detap yaitu kedelai toleran pecah polong,
dan Devon 2 yaitu calon VUB yang tidak memiliki kandungan isoflavon yang
cukup tinggi. Deja 1 dan Deja 2 merupakan calon VUB yang toleran jenuh air
yang dipersiapkan untuk mengantisipasi adanya perubahan iklim global yang
tidak menentu terkadang hujan sepanjang tahun sehingga kondisi lahan basah.
Sementara itu, Detap meruapakan VUB kedelai tahan pecah polong yang
dipersiapkan untuk mengantisipasi kekurangan tenaga kerja untuk prosesing
pembijian sehingga biji tetap aman di dalam polong meskipun proses pembijian
terlambat. Devon 2 adalah calon VUB yang berfungsi sebagai functional food
karena mampu menghambat radikal bebas, cukup baik untuk menghambat
proses degeratif bagi kaum hawa yaitu menghambat fase monopuse,
menghambat penyakit kanker, dan menurunkan kolesterol dalam darah.
Tabel 3. Capaian Kinerja Kegiatan Perakitan Varietas Unggul Tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Realisasi (%)
VUB kedelai 2 4 200
VUB kacang tanah - -
VUB kacang hijau 2 2 100
VUB ubijalar 2 -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
42
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Capaian indikator kinerja Balitkabi pada tahun 2016 lebih rendah jika
dibandingkan dengan realisasi target IKU VUB pada tahun 2015 (Gambar 3).
Tahun 2015 indikator kinerja yang ditargetkan oleh Kementan untuk Balitkabi
ada empat VUB, namun dapat terealisasikan tujuh VUB sehingga capaian kinerja
mencapai 175%. Kondisi ini disebabkan pada tahun 2015 materi yang akan
dilepas sudah uji multi lokasi penuh sehingga pada tahun tersebut hanya tinggal
menyusun naskah pelepasan dan sidang. Sedangkan pada tahun 2016 seluruh
materi masih dalam taraf uji multi lokasi dan harus menunggu data panen yang
lengkap sehingga proses penyusunan naskah juga terhambat ditambah efisiensi
anggaran. Karakter dan keunggulan seluruh valon VUB tanaman Akabi yang
dilepas pada tahun 2016 dotampilkan pada Gambar 7 s/d 11.
Gambar 3. Perbandingan target dan capaian kinerja perakitan VUB Akabi tahun 2016.
Deja 1
Deja 1 adalah VUB kedelai toleran jenuh air, hasil persilangan varietas
Tanggamus dengan Anjasmoro. Potensi hasil 2,6 t/ha dengan rata-rata hasil
mencapai 2,18 t/ha. Sifat keunggulan adalah memiliki kandungan protein 40.1%
dan kandungan lemak 17.3%. Keunggulan lainnya antara lain agak tahan
terhadap penyakit karat daun, agak tahan hama penghisap polong dan peka
hama ulat grayak (Gambar 4).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
43
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 4. Keragaan dan kegiatan diseminasi VUB kedelai Deja 1.
Deja 2
Deja 2 VUB kedelai toleran jenuh, hasil persilangan antara Sibayak dan
Lokal Jawa Tengah. Potensi hasil 2,87 t/ha, dengan rata-rata hasil mencapai 2,39
t/ha. Sifat keunggulan yaitu: kandungan protein 39,6%, kandungan lemak
17,3%, berumur genjah, biji sedang, agak tahan terhadap penyakit karat daun,
agak tahan hama penghisap polong dan rentan hama ulat grayak (Gambar 5).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
44
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 5. Keragaan dan kegiatan diseminasi VUB kedelai Deja 2.
Detap 1.
Varietas unggul baru kedelai Detap 1 ini merupakan hasil seleksi
persilangan antara G511H dengan varietas Anjasmoro. Potensi hasil 3,39 t/ha,
dengan rata-rata hasil 2,74 t/ha, biji besar, tahan pecah polong, agak tahan
pengisap polong, penggerek polong dan pemakan daun (Gambar 6).
Gambar 6. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Detap 1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
45
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Devon 2
Varietas unggul baru kedelai ini merupakan hasil persilangan antara
G511H dengan varietas Anjasmoro. Potensi hasil 2,90 t/ha, rata-rata hasil 2,67
t/ha, mengandung isoflavon dan lebih tinggi dibandingkan Devon 1, biji besar
dan sangat sesuai untuk bahan pembuatan tempe, agak tahan pengisap polong
dan penggerek polong, rentan terhadap penyakit pemakan daun. (Gambar 7).
Gambar 7. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Devon 2.
Sasaran 3:
Jumlah teknologi budidaya, panen, dan pasca panen primer tanaman aneka
kacang dan umbi.
Target teknologi budidaya, panen, pasca panen primer tanaman Akabi
dapat pada tahun 2016 harus merakit enam teknologi budidaya Akabi terutama
di lahan sub-optimal dan dapat terealisasi mencapai 100%. Target IKU teknologi
tersebut melekat pada kegiatan; (1) Perbaikan komponen teknologi budidaya
untuk peningkatan produktivitas kedelai di lahan sub-optimal (2 teknologi); (2)
Perbaikan komponen teknologi budidaya untuk peningkatan produktivitas
tanaman ubikayu dan ubijalar mendukung bioindustri pada berbagai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
46
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
agroekosistem (1 teknologi); (3) Perbaikan komponen teknologi budidaya kacang
tanah, kacang hijau dan koro pedang di lahan sub-optimal (2 teknologi); dan (4)
Integrasi pengendalian hama dan penyakit utama kacang tanah, kacang hijau
dan koro pedang di lahan sub-optimal (1 teknologi) (Tabel 4).
Tabel 4. Capaian Kinerja Teknologi Budidaya Tahun 2016.
No. Indikator Kinerja Target Realisasi %
1
Perbaikan komponen teknologi budidaya untuk peningkatan produktivitas kedelai di lahan suboptimal.
2
2
100
2 Perbaikan Komponen Teknologi Budidaya untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Ubikayu dan Ubijalar Mendukung Bioindustri pada Berbagai Agroekosistem.
1
1
100
3 Perbaikan komponen teknologi budidaya kacang tanah, kacang hijau dan koro pedang di lahan suboptimal.
2
2
100
4 Integrasi Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Aneka Kacang dan Umbi untuk Menekan Kehilangan Hasil dan Perbaikan Kualitas Hasil Guna Mendukung Bioindustri.
1
1
100
Capaian kinerja perakitan teknologi budidaya Akabi pada tahun 2016 sebesar
100%, tidak seperti capaian kinerja pada tahun 2015 yang mencapai 160% atau
meningkat sebesar 60% (Gambar 8). Pada tahun 2015 hanya terjadi efisiensi
anggaran satu kali, sedangkan tahun 2016 terjadi efisiensi anggaran sebanyak
tiga kali dalam setahun sehingga kegiatan penelitian terutama yang di luar pulau
khususnya untuk lahan sub-optimal banyak yang mengalami hambatan karena
dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pengamatan data dukung
beberapa kali ke lokasi akhirnya terbengkelai sehingga data dukung kurang
lengkap.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
47
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 8. Perbandingan target dan capaian kinerja teknologi budidaya Akabi tahun 2015 dan 2016.
Perbaikan komponen teknologi budidaya untuk peningkatan
produktivitas kedelai di lahan suboptimal.
Pada kegiatan ini diperoleh 2 teknologi yang dihasilkan yaitu:
1. Teknologi budidaya kedelai lahan pasang surut di antara tanaman sawit muda.
Usahatani kedelai di lahan pasang surut, cukup menjajikan karena
perbaikan paket teknik budidaya di lahan ini mampu meningkatkan produktivitas
kedelai dari 0,6-1,2 t/ha menjadi 1,6-1,8 t/ha. Penerapan teknologi budidaya
dilakukan di lahan pasang surut di Kabupaten Barito Kuala - Kalimantan Selatan.
sebagai berikut: hasil tiga varietas kedelai pada kejenuhan Al berbeda di
lahan pasang surut Barito Kuala Kalimantan Selatan 2016 (Gambar 9).
Gambar 9. Keragaan kedelai varietas Tanggamus pada lahan pasang surut kejenuhan Al 20% (A), 30% (B), dan 41% tanpa dolomit (C), dan varietas Anjasmoro dengan paket teknologi anjuran (D).
2. Integrasi serbuk biji mimba dan nuclear polyhedrosis virus untuk pengendalian hama pada tanaman kedelai di lahan pasang surut.
Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) dan Serbuk biji
mimba (SBM) adalah dua insektisida nabati yang diketahui efektif untuk
mengendalikan beberapa hama penting pada tanaman kedelai. Serbuk biji
mimba (SBM) adalah ramuan alami dengan bahan dasar biji tumbuhan mimba
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
49
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Azadirachta indica). SBM dengan senyawa utama Azadiractin efektif
menekan hama lalat kacang, Thrips, kutu cabuk (Aphis) dan kutu kebul B.
tabaci, serta berbagai jenis hama polong kedelai. SBM mengandung senyawa
metabolit sekunder diantaranya azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan
nimbidin yang memiliki pengaruh menghambat proses ganti kulit serangga,
penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak
serangga sangat menurun, penghalau (repellent) yang mengakibatkan
serangga hama enggan mendekati dan berfungsi sebagi anti-virus,
bakterisida, dan fungisida sehingga selain hama juga sangat bermanfaat
untuk mengendalikan penyakit tanaman (Gambar 10).
Gambar 10. Hasil panen kedelai Argomulyo pada perlakuan tanpa pengendalian, biopestisida pemantauan, biopestisida mingguan, dan kimia pemantauan pada areal kelapa sawit muda (Desa Sidomulyo, Kec. Wanaraya, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan. MK 2016)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
50
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Perbaikan Komponen Teknologi Budidaya untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Ubikayu dan Ubijalar Mendukung Bioindustri pada Berbagai Agroekosistem.
Pada penelitian ini diperoleh 1 teknologi yang dihasilkan yaitu:
1. Teknologi pemupukan dan aplikasi fitohormon pada ubikayu di lahan pasang surut Kalimantan Selatan.
Lahan pasang surut merupakan daerah yang potensial untuk
pengembangan tanaman ubikayu meskipun ada beberapa kendala antara lain;
fisiko-kimia lahan berupa genangan air, kondisi fisik lahan, tingginya kemasaman
tanah, adanya zat beracun (Al, Fe dan H2S), intrusi air garam dan rendahnya
kesuburan tanah. Di Kalimantan Selatan, lahan pasang surut yang banyak
diusahakan untuk usaha tani adalah tipe C dan D.
Varietas unggul ubikayu yang disukai oleh konsumen di lahan pasang
surut Kalimantan Selatan adalah ubikayu Kristal yang memiliki tekstur lunak,
keset, agak halus, sedikit punel (lekat) dan warna umbi putih.
Pupuk organic yang diperlukan antara 2,5 – 10 t/ha (pupuk kandang
kotoran ternak, kompos atau campuran di antara keduanya). Takaran pupuk
yang diperlukan untuk memperoleh hasil optimal adalah: 135 kg N + 108 kg
P2O5 + 150 kg K2O + 300 kg Dolomit. Tanah dengan kemasaman agak tinggi
perlu ditambahkan dolomit untuk meningkatkan ketersdiaan hara Ca dan Mg dan
meningkatkan pH tanah. Hormon auksin untuk merangsang pertumbuhan akar,
hormon sitokinin untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun, dan
hormon giberelin untuk merangsang perkembangan umbi.
Produksi yang diperoleh di kedua lokasi berbeda, hasil tertinggi dengan
pemupukan tanpa fitohormon di Desa Sidomulyo mampu mencapai 30,66 ton
setara dengan perlakuan pemupukan ditambah fitohormon auxin dan cytokinin
yaitu 30,22 ton/hektar (Tabel 5).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
51
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tabel 5. Produksi ubikayu di lahan pasang surut Kecamatan Wanaraya menggunakan pemupukan dan fitohormon
Perlakuan
Produksi (ton/ha)
Desa Kolam Makmur
Desa Sidomulyo
Pupuk Kg (N, P, K) a. 90 + 54 + 90 25.98 25.40 b. 112.5 + 72 + 120 + 300 dolomit 27.83 27.49 c. 135 + 108 + 150 + 300 dolomit 22.68 30.66
2. Teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering
Pada umumnya kacang hijau dibudidayakan pada lahan sawah setelah
panen padi pada musim kemarau, atau pada lahan kering pada awal atau akhir
musim hujan. Pada lahan kering petani menanam kacang hijau secara
tumpangsari dengan jagung atau kedelai, tanpa jarak tanam, tanpa pupuk dan
tanpa penyiangan pengendalian hama/penyakit. Tanaman kacang hijau
memanfaatkan pupuk yang diberikan pada tanaman utama, yaitu jagung atau
kedelai.
Paket teknologi budidaya pemupukan pada kacang hijau di lahan kering
yang dirakit oleh Balitkabi pada tahun 2016 mampu meningkatkan hasil dan
memperbaiki status hara tanah setelah panen kacang hijau terutama di lahan-
lahan kering. Paket teknologi yang dikembangkan sebagai berikut; varietas
unggul yang sudah dilepas oleh Balitkabi (Sriti, Kutilang, Perkutu, Murai) dapat
dianjurkan terutama yang toleran penyakit embun tepung (Erysiphe polygoni).
Pada tanah kurang subur kacang hijau perlu dipupuk 50 kg Urea atau ZA + 50-
100 kg SP-36 + 50-100 kg KCl/ha. Apabila pupuk tunggal sulit diperoleh atau
tidak tersedia, maka kacang hijau dapat dipupuk 150 kg Phonska/ha. Pupuk
organik berupa pupuk kandang sapi atau ayam dengan takaran 2,5–5,0 t/ha
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
53
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dapat dianjurkan pada paket teknologi ini. Pemupukan dilakukan pada saat
tanam dengan cara dilarik atau ditugal di samping baris tanaman.
Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering yang
dikembangkan oleh Balitkabi pada tahun 2016 mampu meningkatkan hasil dari
1,64 t/ha menjadi 1,74 t/ha atau meningkat sebesar 6,7%. Paket teknologi
pemupukan terhadap kacang hijau dan status hara tanah setelah panen kacang
hijau pada lahan kering di Probolinggo disajikan pada Tabel 5.
Tabel 6. Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering
Integrasi pengendalian hama dan penyakit utama aneka kacang dan umbi untuk menekan kehilangan hasil dan perbaikan kualitas hasil guna mendukung bioindustri.
Pada penelitian ini diperoleh 1 teknologi yang dihasilkan yaitu:
Be-Bas: Formulaasi biopestisida dari konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman
Be-Bas merupakan formulasi biopestisida yang mengandung bahan aktif
dari konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana. Be-Bas sangat efektif
untuk mengendalikan hama dari berbagai jenis ordo terutama Coleoptera. Efikasi
dapat diketahui dari keampuhan dalam membunuh seluruh stadia serangga, baik
nimfa/larva maupun imago. Kelebihan formulasi Be-Bas adalah bersifat ovisidal
yaitu mampu menggagalkan penetasan telur hama dari ordo Coleoptera,
Takaran Pupuk (kg/ha)
Hasil biji Kacang hijau
(t/ha)
Biomas Panen kacang hijau
(t/ha)
C-organik (%)
P O -total 2 5 (mg/100 g)
K O-total 2 (mg/100 g
Tanpa pupuk 1,63 2,68 0,55 162 595 50 ZA + 50 SP36 + 100 KCl
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
57
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Perbandingan target produksi benih sumber tanaman Akabi pada tahun
2016 sama dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 53 ton (Gambar 11). Namun
capaian kinerja produksi benih sumber UPBS Balitkabi pada tahun 2015 jauh
lebih tinggi yaitu mencapai 62,73 ton atau mengalami peningkatan realisasi
sebesar 18.35% dari target yang dibebankan Balitbangtan ke Balitkabi.
Sementara itu, capaian target produksi benih sumber pada tahun 2016 terealisasi
sebesar 53.72 ton atau meningkat hanya 1,3%. Tahun 2016 sudah
merencanakan dan melaksanakan kegiatan produksi benih sesuai dengan
proposal SOP yang berlaku, namun karena karena pengaruh musim hujan yang
cukup panjang sehingga hasil panen banyak yang mengalami pembusukan
karena terbatasnya tenaga kerja dan sarpras pendukung seperti mesin pengering
yang kurang memadai di kebun percobaan sebagai tempat produksi benih. Selain
itu, produksi benih sumber yang dilakukan di KP. Muneng (Probolinggo) banyak
yang mengalami hampa terutama untuk calon benih kedelai karena serangan
hama pengisap polong (Riptortus linearis) dan kutu kebul (Bemisia tabaci). Oleh
karena itu beberapa kegiatan harus terpaksa tanam ulang untuk memenuhi
indikator kinerja yang sudah ditargetkan.
Gambar 12. Perbandingan capaian kinerja produksi benih sumber Akabi 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
58
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sasaran 5:
Publikasi Ilmiah untuk Diseminasi Iptek
Publikasi merupakan media yang efektif untuk diseminasi informasi
teknologi maupun lembaga Balitkabi kepada pengguna. Salah satu
keunggulannya adalah sifatnya yang dapat menyimpan teknologi dalam waktu
lama, dapat diulang/ditelusuri, efektif menyampaikan informasi yang detail, serta
jangkauan penyebaran yang luas. Selama 2016 Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
dapat dibuplikasi pada jurnal nasional maupun internasional mencapai 33 artikel
yang dapat diakses secara online. Sebanyak 22 judul publikasi sejumlah 26.700
eksemplar (Tabel 8 & Gambar 11).
Tabel 8. Capaian Kinerja Jumlah Publikasi Ilmiah Tahun 2016.
No. Judul Publikasi Eksemplar
1. Edaran Seminar Nasional 300
2. Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 300
3. Laporan Tahunan 2015 300
4. Buku Deskripsi VUB Akabi, 2016 (updated) 1.000
5. Buku Panduan Umum Produksi dan Distribusi Benih Sumber Kedelai (2016).
2.000
6. Leaflet, Produk Olahan Kedelai (2016). 1.500 7. Identifikasi Masalah Keharaan Tanaman Kedelai (2015). 1.000 8. Leaflet, Varietas unggul kedelai, k. tanah, k. hijau, ubikayu, ubijalar
(2016). 2.000
9. Leaflet, Resep Produk Olahan Aneka kacang dan umbi (2016). 5.000 10. Managemen Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2016). 200 11. Booklet, Teknologi Produks aneka kacang dan umbi (2016) 5.000 12. Buletin Palawija Vol. 14 No. 1 Tahun 2016 300 13. Leaflet teknologi (3 judul) 3.000 14. Kalender Balitkabi 500 15. Profil Balitkabi 2.000 16. Profil UPBS 1.000 17. Profil Laboratorium 1.000 18. Buletin Palawija Vol. 14 No. 2 Tahun 2016 300 19. Pedoman Budidaya Ubikayu di Indonesia In process 20. Penyakit Penting Pada Ubikayu In process 21. Poster showroom (Beta 1, 2 dan 3; Antin 1, 2 dan 3; Dega 1; Deja 1, 2 In process 22. Dena 1; Detam 1, 2, 3 dan 4; Tala 1, 2; Talam 1, 2, 3 In process
JUMLAH 26.700
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
59
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 13. Berbagai jenis bentuk publikasi ilmiah yang dicapai Balitkabi 2016.
Publikasi-publikasi terbaru telah dikirimkan melalui jasa Pos kepada
pengguna sasaran utama yakni BPTP seluruh Indonesia, para eselon I dan II
lingkup kementan, serta seluruh Eselon II dan III yang terkait lingkup
Balitbangtan, serta perguruan tinggi. Daftar alamat pengiriman ini secara terus-
menerus diperbarui (update) sesuai dengan perkembangan dan informasi yang
diterima, dan saat ini meliputi 187 alamat. Pengiriman tahun 2016 melalui pos ke
alamat-alamat tersebut, sebanyak 1.687 eksemplar.
Selain itu penyebaran publikasi juga dilkukan melalui pemberian kepada
tamu pencari informasi yang berkunjung ke Balitkabi dan Kebun Percobaan, baik
perorangan maupun kelompok. Penyebaran juga dilakukan melalui berbagai
pameran dan temu lapang, pelatihan-pelatihan, maupun pendampingan di
berbagai daerah. Jumlah distribusi melalui saluran ini mencapai 19.311
eksemplar, sehingga total keseluruhan publikasi yang terdistribusi mencapai
20.998 eksemplar (Tabel 9).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2016
60
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tabel 9. Berbagai bentuk distribusi publikasi dari Balitkabi, 2016.
No Distribusi Jumlah (eksp)
1. Pengiriman melalui jasa POS 1.687
2. Tamu Perorangan 1.372
3. Tamu Kelompok 5.243
4. Dibagikan dalam Pameran 4.045
5. Dibagikan dalam Temu Lapang 1.497
6. Dibagikan dalam Pelatihan, Seminar 4.580
7. Dibagikan dalam pelatihan/sosialilasi Instansi lain 2.574
JUMLAH 20.998
Layanan Informasi
Pada tahun 2016, Balitkabi dikunjungi oleh 52 rombongan tamu yang