PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI RS IMANUEL, FK UKRIDA I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn B Umur : 33 tahun Alamat : Sukabumi, Lampung Agama : Kristen. Tanggal masuk RS : 28 Nov 2010 II. ANAMNESIS Alloanamnesis dari keluarga pasien tanggal 28 Nov 2010 Keluhan utama : Pingsan setelah kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS Keluhan tambahan : Luka di kepala, tangan dan kaki kanan. Kaki patah serta tampak tulang. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1 jam SMRS, seorang lelaki umur 33 tahun datang dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Os terjatuh dari speda motor dengan posisi kepala terbentur setelah ditabrak oleh mobil dari sisi kanan pasien. Saudara os mengatakan setelah kecelakaan os tidak muntah, tidak ada keluar cairan dari hidung dan telinga. Keluarga Os mengaku, yang Os dalam keadaan mabuk ketika itu. Os kemudiannya dibawa ke unit gawat darurat RS Imanuel. 1 Topik : Syok Hipovolemik, CKB Nama : Zahril Akmal b Usaili NIM : 11-2009-100 Dokter Pembimbing : dr. Humisar S. SpAn
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRESENTASI KASUSKEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI
RS IMANUEL, FK UKRIDA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn B
Umur : 33 tahun
Alamat : Sukabumi, Lampung
Agama : Kristen.
Tanggal masuk RS : 28 Nov 2010
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis dari keluarga pasien tanggal 28 Nov 2010
Keluhan utama : Pingsan setelah kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS
Keluhan tambahan : Luka di kepala, tangan dan kaki kanan. Kaki patah serta tampak tulang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 jam SMRS, seorang lelaki umur 33 tahun datang dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Os terjatuh dari speda motor dengan posisi kepala terbentur setelah ditabrak oleh
mobil dari sisi kanan pasien. Saudara os mengatakan setelah kecelakaan os tidak muntah, tidak ada
keluar cairan dari hidung dan telinga. Keluarga Os mengaku, yang Os dalam keadaan mabuk ketika itu.
Os kemudiannya dibawa ke unit gawat darurat RS Imanuel.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak ada.
1
Topik : Syok Hipovolemik, CKBNama : Zahril Akmal b UsailiNIM : 11-2009-100Dokter Pembimbing : dr. Humisar S. SpAn
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Sopor
Berat badan : 70 kg
GCS : E1 M4 V3
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 80 / 60 mmHg
- Frekuensi nadi : 120 kali / menit
- Frekuensi napas : 16 kali / menit
- Suhu : 36,4 oc
- Saturasi O2 : 96%
Kepala :Normocephal, rambut warna hitam, pertumbuhan rambut terdistribusi merata, muka
simetris, luka robek pada dahi dan frontal, luka lecet di pipi kanan dan dagu, .
Mata : Palpebra udem (+), pupil anisokor kanan lebih besar dari kiri, refleks cahaya (+/+),
L : kulit – luka (+) , merah (+), tampak sianosis di ujung2 jari, Tampak bula2. jaringan lunak – bengkak (+), atrofi (-). tulang – Tampak tulang pada daerah 1/3 media sebesar 5 cm x 2cm.
F : kulit – suhu hangat, sensoris normal, keringat (+). jaringan lunak – nyeri tekan (+), deformitas (+), teraba tegang dan keras,
pulsasi A. dorsalis pedis dan A. tibialis posterior teraba lemah, pengisian kapiler = 1 s.
tulang – nyeri tekan (+), deformitas (+).M : aktif – ROM terhambat oleh nyeri hebat.
pasif – ROM terhambat oleh nyeri hebat. tahanan – stabilitas, kekuatan lemah, refleks normal.
Regio Brachii dan Antebrachii dekstra:
L : kulit – luka (+) , merah (+), tampak sianosis di ujung2 jari. jaringan lunak – bengkak (+), atrofi (-). tulang – Tampak deformitas pada daerah 1/3 media antebrachii dan 1/3 proximal
brachii.F : kulit – suhu hangat, sensoris normal, keringat (+),.
jaringan lunak – nyeri tekan (+), deformitas (-), teraba tegang dan keras, pulsasi A. radialis teraba lemah, pengisian kapiler = 1 s.
tulang – nyeri tekan (+), Deformitas (+).M : aktif – ROM terhambat oleh nyeri hebat.
pasif – ROM terhambat oleh nyeri hebat. tahanan – stabilitas, kekuatan lemah.
V. STATUS FISIK (ASA)
ASA IV - Pasien dengan penyakit sistemik berat tidak dapat melakukan aktivitas
rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
VI. DIAGNOSA KERJA
a. Cedera kepala berat dengan perdarahan subdural.
b. Syok hipovolemik Derajat III-IV.
c. Vulnus Laceratum di region frontal-parietal, supraorbital dx, brachii dx.
4.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Sediaan Plasma Substitute
a) Whole blood
Kelebihan:
Kapasitas angkut oksigen
Kapasitas hemostatik
Kekurangan:
Penyediaan lama
Waktu penyimpanan pendek
Reaksi anafilaktik ringan sampai parah
Alloimunisasi
Reaksi hemolisis
Reaksi infeksi
Viskositas meningkat
Overload volume
Hiperkalium, hiperkalsium, asidosis
Harga maha
b) Larutan elektrolite
Kelebihan:
Lebih mudah tersedia dan murah
Komposisi serupa dengan plasma (Ringer Asetat / Ringer Laktat)
Bisa disimpan pada suhu kamar
16
Bebas dari reaksi anafilaktik
Komplikasi minimal
Kekurangan:
Edema bisa mengurangi ekspansibilitas dinding dada
Oksigenasi jaringan terganggu karena bertambahnya jarak kapiler dan sel
Memerlukan volume 4 kali lebih banyak
c) Larutan human albumin
Kelebihan:
Ekspansi volume plasma tanpa ekspansi volume interstitial
Ekspansi volume lebih besar
Durasi lebih lama
Oksigenasi jaringan lebih baik
Gradien O2 alveolar-arterial lebih sedikit
Insiden edema paru dan atau edema sistemik lebih rendah
Kekurangan:
Reaksi anafilaksis
Koagulopati
Albumin bisa memperberat depresi miokard pada pasien syok
d) Larutan dekstran
Kelebihan:
Efek volume panjang atau lama
17
Efek anti trombotik
Kekurangan:
Ekspansi ekstravaskuler dan dehidrasi kompartemen interstitial
Gangguan hemostasis
Batasan dosis
Reaksi anafilaksis fatal
Gangguan fungsi renal
Akumulasi pada sistem retikuloendotelial
Gangguan pada blood grouping dan cross matching
e) HES
Kelebihan:
Efek volume panjang atau lama
Efek anti trombotik
Kekurangan:
Ekspansi ekstravaskuler dan dehidrasi kompartemen interstitial
Gangguan hemostasis
Batasan dosis
Reaksi anafilaksis fatal
Akumulasi pada sistem retikuloendotelial
f) Haemaccel
18
Kelebihan:
Iso-osmotik
Mempertahankan keseimbangan cairan
Efek volume optimal
Perbaikan fungsi renal
Tidak mengganggu hemostasis
Tidak mengganggu blood grouping
Tidak terjadi akumulasi pada RES
Ekonomis
Kekurangan:
Reaksi anafilaktoid
4.4 Cairan Rumatan.
Tabel 2: Macam- Macam Cairan Rumatan
Jenis Cairan IndikasiKA-EN 1B Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum
diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
KA-EN 3A & KA-EN 3B
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan supan oral terbatas
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
19
KA-EN MG3 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium 20 mEq/L
Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada
pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKA-EN 4B Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia
kurang 3 tahun Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga
meminimalkan risiko hipokalemia
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikMARTOS-10 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita
diabetik. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen
seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
Mengandung 400 kcal/LAMIPAREN Stres metabolik berat
Luka bakar Infeksi berat Kwasiokor Pasca operasi Total Parenteral Nutrition
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menitAMINOVEL-600 Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
Penderita GI yang dipuasakan Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar,
trauma dan pasca operasi) Stres metabolik sedang
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)PAN-AMIN G Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik
ringan Nitrisi dini pasca operasi
20
Tifoid
5.0 Teknik Pemberian
Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui rute
enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian terapi cairan dalam
waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan
tangan, lengan bawah atau daerah cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah
punggung kaki, depan mata kaki dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir
dapat dilakukan melalui vena umbilikalis.
Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena perifer
biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan.
Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang
ditusukkan pada vena femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna
yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.
6.0 Kesuksesan Terapi Cairan
Terapi cairan yang berhasil digambarkan dengan peningkatan indeks kardiak, pengangkutan
oksigen dan konsumsi oksigen; serta penurunan resistensi vaskuler pulmonal dan resistensi
vaskuler sistemik.
21
Pendekatan Transfusi Darah Pada Kasus Syok Hipovolemik.
1.0 Pendahuluan
Darah merupakan komponen yang essensial pada makluk hidup. Dalam bentuk fisiologis,
darah selalu berada dalam pembuluh darah. Ia berfungsi untuk membawa oksigen, nutrisi, hasil
metabolisme, enzim, Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis
dan lain-lain. Volume darah pada pria adalah kira-kira 3,5 liter dan pada wanita adalah sebanyak
3 liter.
Komponen utama darah adalah terdiri dari:
(a) Plasma darah yaitu bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah(albumin, globulin, fibrin).
(b) Butir-butir darah yang terdiri eritrosit, leukosit dan trombosit .
(c) Plasma darah di kurangi protein darah disebut serum.
2.0 Transfusi darah
22
Respon tubuh terhadap perdarahan tergantung pada volume, kecepatan, dan lama
perdarahan. Keadaan pasien sebelum perdarahan akan berpengaruh pada respon yang diberikan.
Pada orang dewasa sehat, perdarahan 10% jumlah volume darah tidak menyebabkan perubahan