I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan Tanggal : 15 oktober 2012 diisi oleh Nama: Sri marlina ayu NIM : H1A 005046 Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada Pasien Keterangan Nama Ny. Ratnayu Istri Tn.T Umur / tgl. Lahir 56 tahun/31 Desember 1956 Alamat Dusun lembuak mekar indah, Narmada Jenis kelamin Perempuan Agama Islam Pendidikan SD Pekerjaan Pedagang Status perkawinan Menikah Kedatangan yang ke 1 Pasien datang sendiri Telah diobati Belum Diagnosis sebelumnya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan
Tanggal : 15 oktober 2012 diisi oleh Nama: Sri marlina ayu NIM : H1A 005046
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Pasien Keterangan
Nama Ny. Ratnayu Istri Tn.T
Umur / tgl. Lahir 56 tahun/31 Desember 1956
Alamat Dusun lembuak mekar indah,
Narmada
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pedagang
Status perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke 1 Pasien datang sendiri
Telah diobati sebelumnya Belum Diagnosis sebelumnya Diabetes Melitus
Alergi obat Tidak
Sistem pembayaran ASKES Suami pasien pensiunan pegawai negeri
1
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. T . Keluarga Tn.
T merupakan keluarga inti (nuclear family). Keluarga Tn. T terdiri atas suami dan istri
serta satu keluarga tambahan yakni cucunya. Tn. T merupakan kepala keluarga dalam
keluarga ini dan sebagai pemegang keputusan serta yang bertanggung jawab terhadap
keluarga ini. Tn. T tinggal dalam satu rumah di wilayah lembuak, narmada bersama
dengan istri dan cucunya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh
pada saat kunjungan pertama:
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama H. Teguh Wiriono Kepala Keluarga (Suami
Ny. Ratnayu)
Umur 60 tahun
Alamat Lembuak mekar indah, narmada
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pensiunan
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Huriatun Cucu
2
Umur 12 tahun
Alamat Lembuak mekar indah, narmada.
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan Tidak bekerja
Status -
Kelurga Tn. T secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut:
Ikhtisar Keluarga Tn. Taliah:
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
3
: anggota keluarga yang menderita DM.
: anggota keluarga yang diintervensi
III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
Aspek Pemeriksaan
Ayah (Tn.T)
Ibu (Ny.R) Cucu
BB 60 kg 66,5 kg 45 kg
TB 168 cm 147cm 148 cm
TD 130/80 140/90 110/70
N 87x/mnt 90x/mnt 80x/mnt
RR 22x/mnt 18x/mnt 20x/mnt
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Anamnesis
(dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien tanggal 15 oktober 2012 di Poli umum
Puskesmas Narmada)
Alasan kedatangan/keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan utama kesemutan pada jari – jari kaki dan tangan. Pasien juga
merasakan panas pada kaki dan tangnnya. Keluhan dirasakan sejak ± 1,5 tahun yang lalu.
Pasien juga mengeluh selalu lemas. Pasien merasa terganggu untuk melakukan kegitan
sehari – harinya karena penyakitnya tersebut. Harapan pasien, ia dapat sembuh dari
penyakitnya tersebut dan beraktivitas seperti biasa
Keluhan lain /tambahan
4
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya, keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum
meriksakan diri ke puskesmas. Sebelumnya pasien sering mengalami keluhan yang sama.
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien mengeluh kesemutan pada jari – jari kaki dan tangan. Pasien juga merasakan panas
pada kaki dan tangnnya tersebut. Keluhan dirasakan sejak ± 1,5 tahun yang lalu. Pasien juga
mengeluh selalu lemas Pasien juga mengeluh banyak makan dan minum, namun berat badan
pasien tidak bertambah, sebaliknya dari berat yang 75 kg turun menjadi 66,5 kg. Pasien juga
mengeluhkan sering kencing dalam jumlah yang banyak, Pasien bahkan mengeluh sering
terbangun di malam hari untuk BAK. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak pernah merasa
badannya segar dan selalu lemas serta sering merasa mengantuk.
Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga lain yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yakni
keponakannya (anak dari saudara laki – laki pasien) yang memilki usia yang hampir sama
dengan pasien. Ketika ditanyakan kemungkinan orang tua pasien juga menderita penyakit
yang sama, pasien mengatakan tidak mengetahuinya. Namun pasien mengatakan orang
tuanya pernah sangat gemuk kemudian mengalami penurunan berat badan yang sangat
drastis. Namun karena saat itu keluarga pasien tidak mengenal tentang pengobatan modern,
pasein tidak pernah mengetahui penyebab orang tuanya mengalami hal tersebut.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-), asma (-), batuk lama (-), riwayat operasi (-),
riwayat dirawat di Rumah Sakit (-), sakit mag/gastritis (+)
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
5
Nadi : 90 x/mnt
RR : 18 x/menit
Tax : 36,90 C
Berat Badan : 66,5 kg
Status Generalis
Kepala :kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
V.1 Keadaan Lingkungan
Keluarga Tn. T tinggal di lembuak mekar indah, Narmada. Tempat tinggalnya
tersebut merupakan tempat tinggal sendiri yang dibangun dan ditempati sejak tahun 1981.
Luas rumah Tn.T kira-kira 127,5 m2, dimana panjangnya ±15 m dan lebarnya ± 8,5 m,
dan menghadap ke timur. Rumah Tn.T berlantai keramik, beratap genteng, berflavon
bambu, dan terdiri dari teras, ruang tamu, ruang ekstra di depan dan memiliki lantai dua,
dengan kamar tidur di atasnya, ruang keluarga, lima kamar tidur, dapur dan kamar mandi.
Dapur terletak di belakang, berdekatan dengan kamar mandi dan halaman belakang
rumah. Terdapat beberapa kamar tidur yang kosong tidak dihuni dan diisi oleh perabot
rumah yang lain. Hanya dua kamar tidur yang digunakan. Kamar tidur yang di depan
rumah dan ruang ekstra disewakan. Dengan biaya sewa Rp. 3.500.000,00 / tahun.
7
Rumah Tn.T mempunyai halaman depan yang berukuran ± 4x4,5 m, yang di
tanami dengan bunga dan tanaman hias lainnya. Depan rumah pasien langsung
menghadap ke jalan depan gang rumah pasien. Batas sebelah selatan dan utara rumahnya
adalah rumah tetangga dengan jarak ± 2 m dan dipisahkan oleh tembok pagar rumah
pasien di antaranya. Di bagian belakang berbatasan dengan musola kampung dan terdapat
kebun yang ditanami dengan pohon buah – buahan.
Dinding rumah Tn. T bercat warna putih. Perabotan rumah tangga tertata dengan
rapi, hanya di bagian dapur penataannya masih sedikit berantakan. Pencahayaan bagus, di
setiap ruangan memiliki jendela dan pintu, pada malam hari lampu yang digunakan juga
terang. Di bagian depan dan halaman belakang terdapat lubang sampah yang terbuat
dengan menggali tanah yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Sampah –
sampah tersebut biasanya dibakar.
Tn. T mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, ia dan keluarga
menggunakan air yang diambil dari sumur bor di belakang rumahnya.. Air tersebut
digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Menurut Ny.R, air yang digunakan untuk minum tersebut dimasak terlebih dahulu. Jarak
sumur bor dengan jamban/WC di rumah Tn. T ini ± 5 m.
Ny.R selain sebagai ibu rumah tangga dia juga bekerja sebagai pedagang, beliau
menjual telur yang sudah dimasak, dengan penghasilan kira – kira Rp. 900.000/ bulan. Ny.R
rajin mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pengajian, arisan atau berkumpul
dengan ibu-ibu tetangga. Namun apabila ia sakit, ia jarang mengikuti pengajian. Di bawah ini
adalah denah secara skematis rumah keluarga Tn. T.
8
Denah Rumah Tn. T:
15 m
Keterangan:
a : teras
b : ruang tamu
c : ruang keluarga
d : ruang ekstra
e : kamar tidur I (berada diatas ruang ekstra/lantai dua)
f : kamar tidur II
g : kamar tidur III
h : kamar tidur IV
i : ruang makan
j : kamar tidur V
k : dapur + tempat meletakkan perabotan dapur
l : kamar mandi
9
8,5m
lj
i
d
f
g
h
b
a
c
e
k j
m j
m : lanjutan dapur
: jendela
: pintu
: sumur bor
Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal Tn. T:
Rumah Keluarga Tn. T Tampak Depan
10
Dapur
Jamban Keluarga + kamar mandi
11
V.2. Sosial Ekonomi
Tn. T adalah kepala keluarga sekaligus sebagai tulang punggung keluarga. Tn. T
sudah tidak bekerja lagi, beliau adalah pensiunan pegawai negeri. Sekarang ini untuk
kebutuhan hidup sehari – hari Tn. T dan keluarga mengandalkan uang pensiunan yang
berjumlah Rp. 2.500.000,-/bulan. Selain dari uang pensiunan, keluarga ini juga mendapat
uang tambahan dari hasil jualan Ny. R di pasar, dengan rata – rata penghasilan perbulan
sebesar Rp. 900.000,-/bulan, serta dari uang menyewakan kamar depan sebesar Rp.
3.500.000,-/tahun.
V.3. Budaya
Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok
pada umumnya. Biasanya kalau makan, nasinya lebih banyak dari pada lauknya, belum
makan kalau belum makan nasi, makan nasi lauknya mie dll.
12
VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama keluarga
binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam
keluarga Tn. T tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. Tn. T - - Tidak
ditemukan
masalah
kesehatan
2. Ibu (Ny.Munirin)
Diabetes Melitus
Kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan berlemak tinggi dan dengan penyedap rasa serta makanan berpengawet.
Diet tidak teratur dan tidak seimbang
Jarang melakukan aktivitas fisik.
Riwayat DM dalam keluarga
Masalah
diketahui
saat
kunjungan
pasien ke
Puskesmas.
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
3 Cucu - - Saat
kunjungan
rumah tidak
ada masalah
kesehatan
13
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama,
masalah kesehatan hanya dialami oleh Ny. R. Melalui wawancara, dapat diketahui
beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah
tersebut.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah kesehatan yang
dialami oleh Ny. R tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu
aspek biologis/genetic, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan
kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:
Ibu (Ny.M) à Diabetes Melitus
Dari 4 determinan kesehatan, Ny.R memiliki masalah kesehatan yang
terkait utama pada perilaku atau gaya hidup, pada aspek biologis (karena
penyakit DM adalah penyakit metabolik yg berkaitan dengan genetik)
serta sedikit dari aspek pelayanan kesehatan.
Masalah kesehatan yang teridentifikasi adalah berasal dari Ny.R. Ny.R dalam
hal ini yang merupakan istri Tn. T dalam keluarga inti datang ke puskesmas Narmada
pada tanggal 15 oktober 2012 untuk memeriksakan penyakit Diabetes Melitus yang
dideritanya sejak kurang lebih sejak ± 1,5 tahun. Pada kunjungan pertama diperikaran
rencana upaya intervensi terhadap masalah kesehatan Ny.R. Rencana upaya interfensi
tersebut antara lain seperti di bawah ini:
VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
Anggota
Keluarga
Masalah Kesehatan
Anggota Keluarga
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
Ibu (Ny.M) Diabetes Melitus Penyuluhan mengenai
penyakit DM, faktor resiko
dan komplikasinya.
14
Penyuluhan mengenai pola
diet pasien DM, pentingnya
aktivitas fisik, dan mengurangi
kebiasaan makan-makanan
dengan penyedap rasa atau
yang berpengawet terlalu
banyak.
Konsultasi dengan ahli gizi.
Pengawasan minum obat
secara teratur serta kontrol
teratur.
Pengukuran kadar gula darah
secara berkala.
VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn. T bila terdapat anggota
keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Pengobatan yang dilakukan adalah
berobat ke puskesmas. Pasien dan keluarga juga menggunakan obat tradisonal berupa
ramuan – ramuan herbal. Biasanya pasien menggabungkan baik obat dari puskesmas dan
obat herbal tersebut. Untuk penyakit yang lebih serius pasien dan keluarga mencari
pengobatan ke rumah sakit.
15
VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien
16
USIA
Usia 56 tahun termasuk usia dengan resiko penyakit degenerative dan metabolic. Selain itu kegagalan organ pancreas memproduksi
insulin karena faktor usia
Anggapan masyarakat bahwa mengkonsumsi
makanan fast food akan memiliki status sosial
lebih tinggi (lebih bergengsi)
BIOLOGIS/PERSONAL
PERILAKU
Kebiasaan mengkonsumsi makanan- makanan dengan penyedap rasa dan makanan instant (berpengawet) serta
berlemak terlalu banyak
Anggapan Masyarakat yang Kurang Mengenai Hidup
Sehat (>> masyarakat mengangap gemuk itu sehat)
PELAYANAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
GENETIK
Faktor keturunan memiliki peran dalam penyakit
degenerative dan metabolik. pasien memiliki riwayat DM
Kebiasaan pola makan yang tidak teratur
DIABETES
MELITUSSosio Ekonomi
Pengetahuan Keluarga yang Kurang Mengenai
Penyakit Metabolik
Exercise/aktivitas fisik yang kurang
Penyuluhan tentang penyakit metabolic jarang
dilakukan
VII.2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien datang dengan keluhan utama kaki dan tangannya merasa kesemutan dan terasa
panas serta merasa nyeri pada ulu hatinya.. Pasien mengeluhkan hal ini sejak ± 1,5 tahun
yang lalu, dan saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke puskesmas karena ingin
sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat
beraktivitas seperti biasa lagi..
Aspek Klinik
Diabetes Melitus
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan wanita yang berumur 56 tahun dimana pada usia ini rentan terkena
penyakit degeneratif dan metabolik seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu keponakannya, anak tertua dari saudara laki –
lakinya yang memilki usia yang sama dengan pasien juga menderita DM. Selain itu gaya
hidup yang dijalani oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat
ini.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolik seperti
Diabetes Melitus. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola
makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap
rasa, berlemak serta berpengawet terlalu banyak,kurangnya latihan fisik serta anggapan
yang masih salah mengenai hidup sehat.
Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
17
VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek personal Evaluasi:- Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasienIntervensi:- Edukasi kepada ibu pasien
mengenai penyakit Diabetes Melitus dan tatalaksananya, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.
Pasien 1 minggu - Kekhawatiran ibu pasien mengenai kondisi pasien akan berkurang
2. Aspek klinik
Diabetes Melitus
Evaluasi:- Pemantauan perbaikan
kondisi klinis pasien, kepatuhan terhadap diet, keteraturan untuk melakukan aktivitas fisik,termasuk perbaikan gejala DM
- Kontrol pengobatan DM setiap habis obat
- Keteraturan meminum obat- Pemantauan kadar gula darah
pasien, pemeriksaan proteinurin.- Pencegahan terhadap
komplikasi yang terjadi.
Terapi:- Non Farmakologis:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah yang mendekati normal
2. Menjaga tekanan darah <130/80 mmHg
3. Menjaga berat badan senormal mungkin
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu - Perbaikan gejala klinis
- Dilakukan kontrol kesehatan teratur setiap habis obat
- Pasien teratur dan selalu disiplin meminum obat
- Pasien mulai menjaga diet dan aktif melakukan aktivitas fisik
- Terjadinya Komplikasi dapat dicegah
18
4. Menjaga diet: Karbohidrat tidak boleh
lebih dari 55-65 % dari total kebutuhan energi sehari
Protein: jumlah kebutuhan protein sekitar 10-15 % dari total kalori perhari.
Lemak:lemak jenuh maksimal 10 % dari total kebutuhan kalori per hari
5. Latihan jasmani Frekuensi: olahraga
perminggu, 3-5 x perminggu
Intensitas: ringan dan sedang
Durasi: 30-60 menit Jenis: jalan, jogging
- Farmakologis : Oral Anti Diabetikum;
Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid 2,5 mg/hari
1x1 Vitamin B complex
tablet: 2x1 perhari
Edukasi:- Menjelaskan tentang DM,
faktor resiko, serta tatalaksana pengobatannya termasuk pentingnya keteraturan berobat, serta menjaga gaya hidup sehat
- Pentingnya dilakukan kontrol gula darah dan proteinurin.
- Pentingnya terapi non farmakologis
19
Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
3. Aspek Resiko Internal
Genetika
Edukasi:- Mengenai keadaan kesehatan
pada usia tersebut- Mengenai resiko berat badan
pasien terdahulu yang melebihi berat normal (BB=75 kg).
- Gaya hidup memiliki peranan penting terhadap terjadinya DM
Edukasi:Mengenai faktor resiko penyakit DM dari aspek keturunan/faktor genetic
Pasien
Pasien
1 minggu
1 minggu
- Pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit degeratif dan penyakit metabolik
- Persepsi ibu pasien lebih tepat mengenai hidup sehat (tidak dari indikator gemuk atau kurusnya seseorang)
- Pasien mengerti bahwa penyakit DM juga merupakan penyakit keturunan. Orang tua pasien juga menderita DM.
20
No. Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
4. Aspek psikososial
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit metabolik seperti DM
Edukasi:- Mengenai penyakit DM,
termasuk bahaya dan komplikasinya
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu - pasien mengerti dan mampu memahami mengenai penyakit DM
Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya mengkonsumsi makan-makanan instant (berpengawet), yang menggunakan penyedap rasa dan yang berlemak terlalu banyak.
Edukasi:- Pentingnya mengusahakan
memasak makanan sehat sendiri tanpa penyedap rasa.
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu - Pasien dan keluarga pasien dapat mengurangi mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa
Kecenderungan penyakit metabolik pada keluarga pasien.
Edukasi:- Mengenai kemungkinan
timbulnya diabetes melitus pada pasien dan keluarga pasien karena adanya faktor genetik.
- Pentingnya pengaturan gaya hidup sehat;mengurangi makanan berlemak, perbanyak konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur.
- Anjuran untuk melakukan skrining tekanan darahgula darah secara teratur.
- Awasi munculnya gejala dan tanda DM secara dini pada anggota keluarga yang lain
Keluarga pasien
1 minggu - Ibu pasien mengerti mengenai kemungkinan diturunkannya penyakit metabolik (DM).
- Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat.
21
VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kedatangan pertama
(16 oktober 2012)
Evaluasi:
- Pada kedatangan pertama ini, dievaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat OAD (Obat Anti Diabetik), dan mengenai pola makan pasien.
Hasil :- Pasien minum obat yang telah diberikan secara teratur, dan didapatkan perbaikan gejala klinis.
Pola makan pasien yang kurang baik yaitu lebih suka makan-makanan yang berpengawet dan mengandung banyak lemak teramati pada evaluasi pertama ini.
- Pembina menambahkan data-data yang belum lengkap.Intervensi:
- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai penyakit DM (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya pengobatan secara teratur dan disiplin serta pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.
- Menjelaskan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang tidak lepas dari obat sehingga pasien harus selalu dan disiplin mengkonsumsi obat.
- Juga dilakukan edukasi untuk menjaga pola makan dan menerapkan hidup sehat.- Edukasi untuk memperbaiki pola makan pada pasien dan mengurangi makan-makanan
berpengawet, berlemak dan menggunakan penyedap rasa terlalu banyak. Menyarankan untuk lebih banyak makan sayur dan buah.
- Edukasi kepada pasien untuk menjaga agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakitnya tersebut(misalnya dengan cara menyarankan agar terbiasa menggunakan sandal jepit agar tidak terjadi luka pada kaki)
TINDAK LANJUT I
(22 oktober 2012)
Evaluasi:
- Evaluasi dari intervensi sebelumnya Hasil:- Pasien minum obat secara teratur dan mulai dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pemahaman
pasien mengenai penyakit DM serta faktor resikonya sudah lebih baik, namun pasien masih belum memeriksakan kadar gula darahnya.
- Frekuensi mengkonsumsi makan-makanan berlemak sudah berkurang, namun masih mengalami kesulitan makan karena masih belum terbiasa dengan makanan tanpa penyedap rasa. Pasien mulai mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.
Intervensi:Edukasi:- Aspek personal: Edukasi kepada pasien mengenai penyakit DM dan tatalaksananya, serta hal
yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.- Aspek klinik:
o Menjelaskan tentang DM, faktor resiko, penyebab, serta tatalaksana pengobatannya
termasuk pentingnya keteraturan berobat dan pengobatan yang akan dilakukan serta rajin mengontrol kadar gula darah serta menjaga hidup sehat.
22
o Pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan
meningkatkan daya tahan tubuh, serta pentingnya mengurangi jumlah cemilan, makan-makanan berlemak serta yang menggunakan penyedap rasa agar berat badan tetap terjaga.
- Aspek risiko internal: o Edukasi mengenai keadaan pasien dengan penyakit DM tersebut memiliki faktor resiko
genetika dan usia dari pasien itu sendiri.- Menjelaskan pentingnya gizi seimbang, kegiatan aktivitas fisik, dan mengontrol makanan-
makanan yang berlemak dan dengan penyedap rasa. - Aspek sosial:
o Edukasi mengenai pengolahan dan penyusunan menu makanan untuk pasien dengan
DM(konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada)o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan
anjuran untuk meningkatkan gaya hidup sehat (makanan, olahraga/aktivitas fisik), serta anjuran deteksi dini pada anggota keluarga lainnya dengan mempelajari gejala-gejala pada penyakit DM.
TINDAK LANJUT II
(29 oktober 2012)
Evaluasi:
- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, namun pasien belum memeriksakan kadar gula darah pasien dengan alasan ada tetangganya yang meninggal sehingga pasien tidak sempat ke puskesmas.
- Pola makan pasien sudah agak membaik, frekuensi dan jumlah makannya mulai disesuaikan dengan diet pasien DM.
- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah mulai dikurangi.
- Pasien belum melakukan olahraga teratur namun sudah mulai melakukan aktivitas fisik seperti biasa.
Edukasi:
- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol rutin ke puskesmas.- Menyarankan agar pasien mengecek gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,
tinggi serat, kaya buah dan sayuran serta berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.
TINDAK LANJUT III (5 oktober 2012)
Evaluasi:
- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, pasien rajin kontrol ke puskesmas- Pasien sudah mengecek kadar gula darahnya.- Pola makan pasien telah membaik, frekuensi dan jumlah makannya diatur sesuai
dengan diet pasien DM (konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada).- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien
sudah dikurangi.- Pasien sudah mulai melakukan olahraga lebih sering (2x seminggu) dan melakukan
aktivitas fisik.
23
Edukasi:
- Agar meneruskan keteraturan meminum obat dan kontrol ke puskesmas- Menyarankan agar mengecek ulang gula darahnya di puskesmas secara teratur.- Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, rendah lemak,
tinggi serat, kaya buah dan sayuran.- Menyarankan agar mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.- Menyarankan untuk berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selama 30 menit.- Kebiasaan positif yang sudah dilakukan disarankan untuk terus dilakukan.- Meneruskan semua pola hidup sehat yang telah dianjurkan
VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
- Aspek personalPasien datang dengan keluhan utama kaki dan tangan terasa kesemutan dan panas. Pasien mengeluh hal ini sejak ± 1,5 tahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya. Saat ini pasien telah mengaku selalu kontrol ke Puskesmas karena ingin sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia sangat ingin sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi.
- Aspek klinik Diabetes Melitus
- Aspek risiko internal Pasien merupakan wanita yang berumur 56 tahun dimana pada usia ini rentan terkena penyakit metabolic seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu keponakan pasien yang menderita DM. Di samping itu gaya hidup yang dialami oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.
- Aspek psikososial keluarga
àKurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolic seperti Diabetes Melitus.
à Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola makan yang tidak teratur dan sering
mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap rasa, berlemak serta berpengawet,kurangnya latihan fisik
serta anggapan yang masih salah mengenai hidup sehat.
Kurangnya anggota keluarga yang bisa mengingatkan pasien untuk lebih bisa menaati pola hidup sehat
- Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
24
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
- Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.- Keadaan social ekonomi yang cukup, membantu pasien untuk mampu menerapkan pola makan yang sesuai
untuk pasien DM, serta untuk menerapkan pola hidup yang sehat.- Keinginan yang kuat dari pasien untuk bisa sembuh dari penyakitnya.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
- Kesulitan merubah pola makan pasien yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.- Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai pedagang di pasar yang cenderung
kurang memiliki aktivitas fisik dan kurang memilki kesadaran untuk hidup sehat sehingga sulit untuk terbebas dari penyakit metabolik
- Pasien hanya tinggal dengan suami dan cucunya sehingga tidak banyak orang yang bisa membantu pasien untuk menerapkan segala hal berkaitan dengan kesehatannya.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
- Edukasi untuk selalu meminum OAD (Obat Anti Diabetes) secara teratur dan terkontrol samapai dengan mencapai kadar gula darah yang diharapkan/kadar gula darah yang terkontrol.
- Terus menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah pada laboratorium pemerikssaan di pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdekat.
- Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan penyakit ini (mencegah terjadinya penyakit DM dengan mengurangi faktor resiko yang ada)
25
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT