Page 1
1
Kasus 5
Pendengaran Terganggu
Seorang anak berusia 8 tahun dibawa ke dokter oleh ibunya dengan keluhan
pendengarnnya terganggu sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien
menderita batuk dan pilek. Bila hidungnya sedang tersumbat, ia merasa telinganya
juga seperti ikut tersumbat. Pasien juga mengeluh kepalanya seperti berputar.
Menurut dokter yang memeriksa, keluhan ini mungkin disebabkan karena adanya
infeksi saluran pernapasan atas yang berhubungan dengan sistem pendengaran dan
keseimbangan.
STEP 1
a. Batuk
Batuk adalah refleks fisiologi di saluran pernapasan yang merupakan gejala
suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi tenggorokan.
b. Pilek
Pilek adalah penyakit menular pada sistem pernapasan terutama di bagian
hidung yang dapat disebabkan oleh virus.
c. Infeksi
Infeksi merupakan adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai dengan gejala klinis.
d. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
ISPA adalah penyakita infeksi akut yang mencakup organ saluran pernapasan,
hidung, sinus, faring, dan laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
STEP 2
1. Bagaimana struktur telingan?
2. Bagaimana jaras pendengaran?
Page 2
2
3. Bagaimana mekanisme pendengaran dan keseimbangan?
4. Mengapa keluhan pada pendengaran berhubungan dengan keseimbangan?
5. Sinus-sinus paranasal?
6. Hubungan organ pembau dengan pendengaran?
7. Mengapa muncul gejala-gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, kepala
seperti berputar?
STEP 3
1. Bagaimana struktur telingan?
A. Telinga Luar
1) Aurikula
2) Meatus auditorius eksterna
3) Membran timpani
B. Telinga Tengah
1) Maleus
2) Incus
3) Stapes
4) Saluran tuba eustachius
5) Muskulus tensor timpani
6) Muskulus stapedius
C. Telinga Dalam
1) Koklea
2) Duktus media, duktus timpani, duktus vestibula
Page 3
3
3) Membran basalis
4) Cairan kental endolimfe dan sel rambut
5) Organ corti : canalis semisirkularis
6) Utrikulus
7) Saculus
2. Bagaimana jaras pendengaran?
Saraf ganglion spiral corti → nucleus cochlearis dan ventralis (di medulla
spinalis bagian atas) berjalan menyilang → nucleus olfactorius superior →
lemnikus lateralis → colliculus inferior → nucleus genikulatum medial →
radiosio auditorius (cortex auditorik) bagian gyrus superior dan lobus
temporalis.
Otot stapedius berkontraksi, rangkaiana tulang semakin kaku melindungi dari
suara yang keras.
3. Bagaimana mekanisme pendengaran dan keseimbangan?
a. Mekanisme pendengaran
Energi bunyi ditangkap daun telinga → menggerakan membran timpani →
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi
getar yang telah di amplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakana tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibulae
bergerak. Getaran diteruskan melalui membran reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan geraka relative anatara membran
basilaris dan membran tektoria.
Page 4
4
b. Mekanisme keseimbangan
Canalis semisirkularis berisi cairan dan berfungsi menjaga keseimbangan
membantu gerakan kepala. Setiap gerakan kepala tergantung pada arah
gerakan kepala. Saluran ini mengandung sel-sel rambut yang memberikan
respon terhadap gerakan cairan. Kemudian sel-sel rambut ini membentuk
gel. Saraf yang kemudian di hantarkan ke otak. Hal ini tergantung pada
arah kepala bergerak
4. Mengapa keluhan pada pendengaran berhubungan dengan keseimbangan?
Karena organ pendengaran yaitu telinga merupakan organ pendengaran juga
keseimbangan. Telinga juga disarafi oleh saraf cranial, nervus
vestibulacochlearis yang terdiri dari 2 cabang yaitu. Saraf auditorius dan saraf
vestibularis.
Jika terjadi pada canalis semisirkularis pada telinga dalam akibat infeksi,
telinga tengah dapat berhubungan menimbulkan vertigo.
Saat mengarahkan kepala, cairan pada canalis semisirkularis diam, jika kepala
diam cairannya bergerak.
5. Sinus-sinus paranasal?
a) Sinus frontalis
Muara : meatus nasi media
Inervasi : nervus supraorbitalis
Vaskularisasi : arteri ethmoidale anterior
b) Sinus maxilaris
Muara : meatus nasi media
Inervasi : nervus infraorbitalis
Vaskularisasi : arteri infraorbitalis
Page 5
5
c) Simus sphenoidalis
Muara : ressus sphenoidalis
Inervasi : nervus ethmoidales superior
Vaskularisasi : arteri ethmoidalis superior
d) Sinus ethmoidalis
6. Hubungan organ pembau dengan pendengaran?
Di nasopharing terdapat muara dari saluran eustachius yang menghubungkan
rongga telinga tengah dengan kerongkongan
7. Mengapa muncul gejala-gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, kepala
seperti berputar?
Gejala awal ISPA diawali dengan batuk, pilek
↓
Virus
↓
Masuk melalui pertikel udara
↓
Melekat pada sel epitel hidung
↓
Masuk ke bronkus
↓
Kemudian ke traktus respiratorius
↓
Terjadi gejala
Page 6
6
STEP 4
1. Bagaimana struktur telingan?
D. Telinga Luar
1. Aurikula : mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke
saluran telinga luar.
2. Meatus auditorius eksterna : mengarahkan gelombang suara ke membran
timpani.
3. Membran timpani : bergetar seacra sinkron dengan gelombang suara
yang mengenainya menyebabkan tulang tengah
bergetar.
E. Telinga Tengah
1) Maleus : berbentuk seperti paku melekat pada gendang telinga
2) Incus : menghubungkan maleus dan stapes
3) Stape : melekat pada jendela oval dipintu masuk telinga dalam
4) Saluran eustachius : menghubungkan rongga telinga tengah sampai
belakang faring
5) Muskulus tensor timpani : meleekat pada maleus untuk menjaga gendang
telinga
6) Muskulus stapedius : melekat pada stapes untuk menstabilkan hubungan
antara stapedius dan jendela oval, menjaga keseimbangan tekanan udara
F. Telinga Dalam
1) Koklea : organ pendengaran
2) Organ corti : bagian koklea yang peka terhadap rangsang bunyi
meneruskan getaran bunyi ke saraf auditor
3) canalis semisilkularis : untuk keseimbangan
Page 7
7
4) Utrikulus dan Saculus : pangkala canalis semisirkularis berisi cairan
endolimfe dan butiran Ca2+
7. Mengapa muncul gejala-gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, kepala
seperti berputar?
1) Tuba eustachius eodeum sehingga saluran menuju telinga tertutup
2) Vius masuk sebagai antigen pada saluran pernapasan
3) Kerusakan dindin saluran napas menyebabkan penegeluaran cairan
mukosa melebihi normal
INDERA
Telinga Telinga
Jaras Struktur dan fungsi
mekanisme
pendengaran keseimbangan
sinus
Korelasi
gejala
pusingpilek
batuk
Page 8
8
STEP 5
1. Struktur indera pendengaran?
a. Bagian telinga yang berperan untuk fungsi pendengaran
b. Hubungan antara telinga dan saluran napas atas
c. Sel dan jaringan ikat yang terdapat pada telinga
2. Mekanisme pendengaran dan keseimbangan?
a. Letak reseptor untuk fungsi pendengaran dan keseimbangan
b. Saraf cranial yang berfungsi
c. Jalur rangsang dari reseptor sampai pusat resepsi pendengaran
d. Sel-sel stereosilia berperan dalam fungsi pendengaran
3. Bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan?
STEP 6
Balajar Mandiri
STEP 7
1. Struktur indera pendengaran?
a. Bagian telinga yang berperan untuk fungsi pendengaran
Struktur Fungsi
Telinga luar Mengumpulkan dan menyalurkan
gelombang suara ke telinga tengah
Pinna (daun telinga) Mengumpulkan gelombang suara
dan menyalurkannya ke saluaran
telinga
Meatus auditorius eksterna Mengarahkan gelombang suara ke
Page 9
9
membran timpani
Membran timpani Membran timpani bergetar,
sehingga memacu tulang
pendengaran bergetar
Telinga tengah Memindahkan getaran membran
timpani ke cairan di koklea
Osikulus (maleus, incus, stapes) Bergetar secara sinkron dengan
getaran membran timpani
danmemicu gerakan berebentuk
gelombang di perilimfe koklea
dengan frekuensi yang sama
Tuba eustachius Memisahkan bagian telinga
tengah dengan nasofaring
Telinga dalam Mengandung sistem sensorik
untuk mendengar
Skala vestibule Mengandung perilimfe yang
digerakan oleh gerakan jendela
oval yang ditimbulkan oleh getarn
tulang pendengaran
Skala timpani Mengandung perilimfe yang
berhubungan dengan skala
vestibule
Skala media (koklea) Mengandung endolimfe berisi
membran basilaris
Organ corti Mengandung sel rambut, reseptor
untuk suara
Page 10
10
Membran tektorium Sebagai bagian stasioner sehingga
rambut sel reseptor dibengkokan
dan mengalami potensial aksi
(Lauralee Sherwood; 2012; 246)
Page 11
11
b. Hubungan antara tellinga dan saluran napas atas
Page 12
12
Tuba eustachius menghubungkan ruang telinga tengah dengan nasopharing
saluran ini dilapisi oleh epitel saluran pernafasan. fungsi tuba eustashius
adalah sebagai saluran udara dan nasofharing ke telinga tengah untuk
menyeimbangkan tekanan dari kedua sisi membran timpani. organ ini
menutup secara pasif pada saat istirahat dan membuka jika ada aksi m.
tensor veli palatini (dipersyarafi oleh N. vertibularis) sehingga membuka
secara singkat saat menelan disfungsi tuba eustachius dapat
mengakibatkan tekanan negatif dan akumulasi cairan serasa diruang
telinga tengah. (Lauralee Sherwood; 2012; 234)
Bagian dalam gendang telinga yang menghadap ke rongga telinga tengah
juga terpejan ke tekanan atmosfer melalui tuba eustakhius (auditorius),
yang menghubungkan telinga tengah ke faring (bagian belaknag
tenggorokan). Tuba eustachius dalam keadaan normal tertutup, tetapi dapat
terbuka oleh gerakan menguap, mengunyah dan menelan. Pembukaan ini
memungkinkan tekanan udara di telinga tengah menyamai tekanan
atmosfer sehingga tekanan di kedua sisi membrane timpani setara.
(Lauralee Sherwood; 2012; 234)
Page 13
13
c. Sel dan jaringan ikat yang terdapat pada telinga
Pada telinga terdapat sel dan jaringan ikat yang terdapat pada telinga sel
rambut dan sel penyokong. Sel rambut terdiri atas sel rambut luar dan sel
rambut dalam. Sel rambut luar dan sel rambut dalam memiliki fungsi yang
berbeda. Sel rambut dalam merupakan sel yang mengubah gaya
mekanisme suara menjadi rangsangan listrik pendengaran (potensial aksi
yang menyampaikan pesan pendengaran ke korteks cerebri) yang
berkontak dengan membran tektorium, sedangkam sel rambut luar tidak
member sinyal ke otak tentang suara yang datang. (Lauralee Sehrwood;
2012; 235)
Sel penyokong, sel silindris tinggi, dalam organ korti terdapat suatu
terowongan yang berjalan sepanjangkoklea dibatasi pada basalnya yang
membran basilarisnya dan medial serta lateral oleh sel tiang dalm dan sel
tiang luar. Sel tiang dalam adalah sel bebrbentuk kerucut dengan bagian
basal yang lebar mengandung inti dan berdiri pada membran basilaris. Sel
tiang luar adalah lebing panjang dari sel tiang dalam jumlah sel tiang
dalam lebih banyak dari sel tiang luar. (C Roland Lesson; 1996; 578)
Page 14
14
2. Mekanisme pendengaran dan keseimbangan?
a. Letak reseptor untuk fungsi pendengaran dan keseimbangan
Organ corti adalah organ reseptor yang membangkitkan impuls saraf
sebagai respons terhadap getaran membran basilar pada permukaan serabut
basilar. Reseptor sensorik yang ada di organ corti adalah sel rambut dalam
dan sel rambut luar, peranan sel ini dalam mendeteksi suara. Sel rambut
dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara menjadi impuls
listrik pendengaran yang disampaikan ke korteks cerebri., karena
berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan stasioner, maka
stereosilia sel-sel reseptor terbentuk maju mundur. Sel rambut luar tidak
member sinyal ke otak tentang suara yang datang. (William F Ganong;
2008; 181)
Page 15
15
Pada bagian dasar saluran semisirkularis terdapat bagian membesar yang
disebut ampulla. Didalam ampulla tersusun banyak sel rambut kecil
bersilia yang berfungsi sebagai reseptor dan di namakan crista ampullaris.
Crista ampullaris rebenam dalam suatu zat seperti gelatin yang di sebut
kupula. Apabila kepala kita melakukan gerakan menggeleng, cairan
perilimfe akan bergoyang dan menstimulasi sel-sel rambut untuk
mengirimkan impuls saraf ke otak. Bagian ini berperan dalam
keseimbangan gerakan (vesibulum), tersusun atas sakulus dan utrikulus
yang berisi cairan endolimfe. Adanya perubahan gravitasi saat kepala
menunduk atau menggeleng dapat menyebabkan otolit bergerak
mengakibatkan silia melengkung sehingga menstimulasi impuls saraf
untuk dikirim menuju otak. (William F Ganong; 2008; 181)
b. Saraf cranial yang berfungsi
Sel-sel rambut membentuk sinaps dengan ujung terminal neuron aferen
yang aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk
membentuk nervus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan nervus
auditorius dari koklea untuk membentuk nevus vestibulocochlearis.
Nervus ini Terdiri dari 2 berkas sesnsorik : n. vestibularis dan n. cochlearis
1) Serabut vestibularis berhubungan dengan keseimbangan merupakan
jalur sentral yang terdapat di ganglion vestibularis
2) Serabut cochlearis berhubungan dengan pendengaran jalur sentral dari
ganglion spiral cochlea pada saat memasuki pons serabut-serabut saraf
terbagi menjadi 2, satu cabang masuk ke dalam nucleus cochlearis
posterior, dan cabang yang lain masuk ke dalam nucleus cochlearis
anterior, kedua nucleus terletak dipermukaan pudenculus cerebellaris
inferior yang mengirimkan akson-aksonnya yang berjalan ke medial
melalui pons dan berakhir di corpus trapezoideum dan nucleus
olivarius berjalan kedalam nucleus corporis trapezoidei posterior.
Selanjutnya melalui bagian posterior pons dan lemnikus lateralis
yangberisis neuron tingkat ketiga dari kedua sisi. Serabut lemnikus
Page 16
16
lateralis, baik yang berakhir di nucleus coliculus inferior maupun yang
tersususn ke dalam corpus genikulatum medial akan berjalan menuju
korteks auditorius hemispherium cereberi melalui radiotio acustica
capsula interna. Korteks auditori primer (area 41 dan 42) gyrus
temporalis. (Richard S Snell; 2007; 383)
Page 17
17
c. Jalur rangsang dari reseptor sampai pusat resepsi pendengaran
Jaras ini menunjukkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis corti
memasuki nucleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak pada bagian
atas medulla. Pada titik ini, semua serabut sinaps, dan neuron tingkat dua
berjalan terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di
nucleus olivarius superior. Beberapa serabut tingkat kedua lainnya juga
berjalan ke nucleus olivarius superior pada sisi yang sama. Dari nucleus
olivarius superior, jaras pendengaran kemudian berjalan ke atas melalui
nucleus lemnikus lateralis. Beberapa serabut berakhir di nucleus lemnikus
lateralis, tetapi sebagian besar melewati nucleus ini dan berjalan ke
kolikulus inferior, tempat semua atau hampir semua serabut pendengaran
bersinaps. Dari sini, jaras berjalan ke nucleus genikulatum medial, tempat
semua serabut bersinaps. Akhirnya, jaras berlanjut melalui radiasio
auditorius ke korteks auditorik, yang terutama terletak pada girus superior
lobus temporalis. (Arthur C Guyton ; 2012; 688)
Page 18
18
d. Sel-sel stereosilia berperan dalam fungsi pendengaran
Stereosilia adalah "rambut" yang menonjol dari ujung-ujung sel
rambut stereosilia memiliki struktur yang kaku karena memliki jaringan
protein yang kaku. setiap sel rambut memiliki sekitar 100 stereosilia pada
tepi apikalnya. stereosilia ini menjadi semakin panjang pada sisi sel
rambut yang menjauhi modiolus, dan ujung-ujung stereosilia yang pendek
akan didekatkan oleh filamen tipis kesisi belakang stereosilia didekatnya
yang lebih panjang. oleh karena itu, setiap silia membelok ke arah silia
yang lebih panjang. ujung stereosilia yang lebih kecil akan tertarik keluar
dari permukaan sel rambut. hal ini menyebabkan mekanisme transduksi
yang membuka 200 sampai 300 kanal penghantar kation, yang
memungkinkan ion kalsium yang bermuatan fositiv bergerak dengan cepat
Page 19
19
dari cairan skala media masuk kedalam stereosilia, sehingga menyebabkan
depolarisasi pada membran sel rambut. (Arthur C Guyton; 2012; 728)
3. Bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan?
Bagian yang berfungsi dalam keseimbangan adalah apparatus
vestibularis yang mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan
member masukan yang penting bagi pemeliharaan postur dan keseimbangan.
Terdiri dari :
a) Kanalis semisirkularis, tiga saluran setengah lingkaran yang tersusun
dalam bidang tiga dimensi bersudut tegak lurus satu sama lain dekat
koklea, berfungsi mendeteksi percepatan dan perlambatan rotasional atau
angular
b) Organ otolit, member informasi tentang posisi kepala relative terhadap
gravitasi (kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan
gerakan lurus.
1) Utrikulus, untuk mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi vertical
dan akselerasi dan deselerasi linear dalam arah horizontal
2) Sakulus, untuk mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi horizontal
dan akselerasi dan deselerasi linear dalam arah vertical. (Lauralee;
2012; 246)
Page 20
20
d. Sel-sel stereosilia berperan dalam fungsi pendengaran
Stereosilia adalah "rambut" yang menonjol dari ujung-ujung sel rambut
stereosilia memiliki struktur yang kaku karena memliki jaringan protein
yang kaku. setiap sel rambut memiliki sekitar 100 stereosilia pada tepi
apikalnya. stereosilia ini menjadi semakin panjang pada sisi sel rambut yang
menjauhi modiolus, dan ujung-ujung stereosilia yang pendek akan
didekatkan oleh filamen tipis kesisi belakang stereosilia didekatnya yang
lebih panjang. oleh karena itu, setiap silia membelok ke arah silia yang lebih
panjang. ujung stereosilia yang lebih kecil akan tertarik keluar dari
permukaan sel rambut. hal ini menyebabkan mekanisme transduksi yang
membuka 200 sampai 300 kanal penghantar kation, yang memungkinkan
ion kalsium yang bermuatan fositiv bergerak dengan cepat dari cairan skala
Page 21
21
media masuk kedalam stereosilia, sehingga menyebabkan depolarisasi pada
membran sel rambut. (Arthur C Guyton; 2012; 728)
4. Bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan?
Bagian yang berfungsi dalam keseimbangan adalah apparatus vestibularis yang
mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan member masukan yang
penting bagi pemeliharaan postur dan keseimbangan. Terdiri dari :
c) Kanalis semisirkularis, tiga saluran setengah lingkaran yang tersusun
dalam bidang tiga dimensi bersudut tegak lurus satu sama lain dekat
koklea, berfungsi mendeteksi percepatan dan perlambatan rotasional atau
angular
d) Organ otolit, member informasi tentang posisi kepala relative terhadap
gravitasi (kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan
gerakan lurus.
3) Utrikulus, untuk mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi vertical
dan akselerasi dan deselerasi linear dalam arah horizontal
4) Sakulus, untuk mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi horizontal
dan akselerasi dan deselerasi linear dalam arah vertical. (Lauralee;
2012; 246)
Page 22
22
Daftar Pustaka
Ganong, Willian F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.
Page 23
23
Guyton, Arthur C dan John Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi Edisi 5. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Snell, Richard S. 2007. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.
Jakrta: EGC.