KEJADIAN KANKER PARU DISERTAI EFUSI PLEURA DI RSUP DR KARIADI PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31 DESEMBER 2011 Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan senior Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Donatila Novrinta A. 22010111200059 Fajar Pramadu 22010110200185 Lenora Sandra 22010110200082 Rischa Jean 22010110200 Tezza D 22010110200192 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEJADIAN KANKER PARU DISERTAI EFUSI PLEURA DI RSUP
DR KARIADI PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31 DESEMBER 2011
Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan senior Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Donatila Novrinta A. 22010111200059
Fajar Pramadu 22010110200185
Lenora Sandra 22010110200082
Rischa Jean 22010110200
Tezza D 22010110200192
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus besar dengan :
Judul : Kejadian Kanker Paru disertai Efusi Pleura di RSUP Dr Kariadi
Periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011
Bagian : Radiologi
Pembimbing :dr. L.P.E Santi Maryani
Diajukan :Juni 2012
Semarang, Juni 2012
Residen Pembimbing, Dosen Pembimbing,
dr. L.P.E Santi Maryani dr. Bambang Satoto, Sp.Rad(K)
2
BAB 1PENDAHULUAN
Tingginya angka merokok pada masyarakat menjadikan kanker paru sebagai
salah satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya.
Peningkatan angka kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat
dari hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan
angka kematian karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 19901. Data
yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan
yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan,
bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit
ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika
penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita
kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka tahan hidup 5 tahunan stage
I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika
dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan.1
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan
dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan
ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin
kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli
paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan
ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau
penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk
mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat
memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan
penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera
dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap berbagai jenis
pengobatan. Bahkan dalam beberapa kasus penderita kanker paru membutuhkan
penangan sesegera mungkin meski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan. Kanker paru
3
dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang
berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru).1
Semakin meningkatnya insidensi kanker paru, maka peneliti
ingin meneliti lebih lanjut mengenai jenis dan distribusi kanker paru
yang menyebabkan efusi paru di RSUP Dr Kariadi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mencari gambaran lebih lanjut
mengenai karakteristik dan distribusi kanker paru yang menyebabkan
efusi paru pada penderita yang di rawat di Rumah Sakit Dokter
Kariadi Semarang. Data diperoleh dari catatan Rekaman Medik
Penderita di RS. Dr.Karadi Semarang, periode Januari 2010 sampai
dengan Desember 2011.
4
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fungsi Paru
Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex (puncak) di atas
dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikukula di dalam dasar leher. Fungsi utama
paru sebagai organ adalah untuk pertukaran gas O2 dan CO 2 yang ada di dalam darah
dengan udara pernapasan.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin ia
bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil,
yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru adalah elastik,
berpori dan seperti spon.
Paru-paru dapat dikembangkempiskan melalui dua cara: (1) diafragma bergerak
turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada, dan (2) depresi dan
elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior
rongga dada. Pernapasan normal dan tenang dapat dicapai dengan hampir sempurna
melalui metode pertama dari kedua metode tersebut, yaitu melalui gerakan diafragma.
Jika kemampuan mengembang dinding toraks atau paru menurun sedangkan
tahanan saluran napas meningkat, maka tenaga yang diperlukan oleh otot pernapasan
guna memberikan perubahan volume serta tenaga yang diperlukan kerja pernapasan
akan bertambah. Hal ini berakibat kebutuhan oksigen juga bertambah atau meningkat.
Jika paru-paru tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen, akhirnya akan menimbulkan
sesak nafas.
Gangguan mekanik dari alat pernapasan yang disebabkan oleh beberapa
penyakit paru akan meningkatkan kerja otot pernapasan yang melebihi pemasokan
energi aliran darah dengan akibat terjadi penumpukan bahan-bahan metabolik. Bahan
5
metabolik merangsang reseptor sensoris yang terdapat di dalam otot dan akan
menimbulkan sensasi sesak nafas.
2.2 Massa di Paru
1.Tumor Perifer
Pada 40-60% penderita dengan karsinoma bronkus terdapat massa yang
berlokasi di bagian perifer dengan bentuk sferis, oval dan dumb bell. Ukuran dari tumor
perifer bervariasi, tapi umumnya tidak teridentifikasi sampai nodul berukuran 10 mm.
Karsinoma bronkus dapat tampak sebagai kalsifikasi pada bagian nekrotik (pemeriksaan
patologi anatomi) dan kalsifikasi neoplasma (CT- Scan) tetapi keadaan ini masih jarang
terdiagnosis.
Faktor lain yang perlu dipikirkan pada kalsifikasi adalah kalsifikasi granuloma
dan letak tumor pada tempat insiden tertinggi terjadinya tuberkulosis dan jamur yaitu
pada lobus atas dan segmen superior dari lobus bawah. Secara praktis jika lesi dibatasi
oleh dinding ireguler, pertumbuhan menyerupai kanker paru atau diameter > 30 mm
dapat dicurigai sebagai kanker paru.
Pada 15% kanker paru perifer mengandung kavitas berisi udara sentral dan air
fluid level. Kavitas sering muncul berupa gambaran eksentrik, dinding ireguler
bersamaan dengan nodul tumor. Kavitas pada Karsinoma Sel Squamosa lebih sering
didapatkan daripada karsinoma tipe sel yang lain. Kavitas dari neoplasma mempunyai
diameter >8mm, sedangkan kavitas dari infeksi mempunyai dinding halus dan
diameter>8mm.
Dilatasi bronkus yang berisi mukus terlihat pada distal karsinoma. Paru yang
mengalami dilatasi bronkus akan memberikan gambaran aerasi, drift air collateral dan
mukosel yang terlihat pada tubulus perifer atau Tail dapat dilihat pada lesi massa perifer
dan pleurs. Fenomena ini terjadi pada lesi jinak dan ganas.12
2. Tumor Sentral
Definisi dari karsinoma bronkus sentral adalah karsinoma yang berlokasi di
pohon bronkus sentral termasuk cabang dan segmen bronkus. Tanda dari tumor sentral
terbagi menjadi tumor marker itu sendiri dan tanda obstruksi jalan nafas. Pembesaran
hilus unilateral merupakan gambaran karsinoma primer yang muncul di sentral atau
6
pembesaran kelenjar limfe yang berupa metastasis. Secara radiologi berupa gambaran
superposisi, peningkatan densitas pada hilus, walaupun tanpa pembesaran karena
densitas massa meningkat pada bayangan hilus yang normal.6,12,15
Penyumbatan tumor pada lumen bronkus terkadang dapat diidentifikasikan pada
foto thorax dan terlihat berupa gambaran atelektasis pada lobus atau seluruh lapangan
paru. Pada CT Scan didapatkan gambaran lumen bronkus yang sempit dan ireguler
akibat adanya tumor atau massa ireguler. Obstruksi pada bronkus mayor memberikan
gambaran atelektasis yang mengurangi fungsi ventilasi pada paru yang terkena dan
konsolidasi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekret bronkus.
Infeksi sekunder yaitu pneumonia sering muncul dan terkadang muncul pneumonia
obstruktif tanpa atelektasis.6,7,8 Pada pemeriksaan kontras CT Scan, kolap dari paru akan
terlihat jelas sebagai area enhancement homogen yang diikuti oleh gambaran massa
tumor hipodens dengan latar belakang parenkim paru yang kolap.8,15
3. Metastasis dari kelenjar Limfe, Hilus dan Mediastinum
Keterlibatan kelenjar limfe, hilus dan mediastinum dapat muncul pada diagnosis
awal, hal ini banyak terjadi pada adenokarsinoma dan karsinoma sel squamosa yang
tidak terdifferensiasi. Tanda yang muncul adalah pembesaran dari hilus. Pemeriksaa CT
Scan dan MRI lebih sensitif dibanding foto thorax untuk mengetahui pembesaran
kelenjar limfe.6,14
4. Invasi Mediastinum
Karsinoma paru dapat menginvasi mediastinum dan nervus phrenicus. Invasi
nevus phrenicus ditandai dengan hemidiafragma yang tinggi pada foto thorax. Kolap
lobus bisa menjadi tanda dari elevasi hemidiafragma dan efusi pleura. Fluoroskopi bisa
menbantu untuk membedakannya. Pengenalan invasi mediastinum pada CT Scan atau
MRI tergantung pada penampakan tumor pada mediastinum, esofagus dan bkronkus
proksimal. Jika sepertiga lingkaran mediastinum kontak dengan tumor, invasi dari
mediastinum dapat terdiagnosis.13
5. Invasi Dinding Dada
Invasi dinding dada berupa dekstruksi tulang costa dan vertebra dapat dilihat
dari foto thorax. Invasi pada jaringan lunak dapat dideteksi terbaik dengan
menggunakan CT Scan atau MRI, tapi diagnosis metastasis sulit didagnosis dengan alat
7
ini. Tebalnya dinding pleura pada penilaian CT tidak mengindikasikan suatu invasi
tergantung dari derajat, kontak dan penebalan pleura. MRI dapat merupakan alat terbaik
untuk menunjukkan lapisan lemak ekstrapleural pada proyeksi optimum apex paru dan
derupsi pada garis ini menunjukkan invasi dinding dada.12,14
6. Tumor Sulcus Superior ( Tumor Pancoast )
Tumor sulcus superior yang telah menginvasi dinding dada dan pleksus
brachialis memberikan gambaran klinis sakit pada bahu dan lengan dan sindroma
Hoerner. Gambaran radiologis berupa massa relatif kecil yang mudah terlihat didaerah
apex paru.12,15
7. Pleural Involvement
Efusi pleura bisa merupakan bagian dari karsinoma paru berkaitan dengan
pneumonia, invasi ke pleura, obstruksi sistem limfe atau berkaitan dengan gagal
jantung. Penderita dengan aspirasi cairan pleura negatif terhadap sel tumor non
sanguinus dan bukan suatu eksudat bukan merupakan bagian dari karsinoma paru.6,12
Cairan pleura berupa eksudat bisa disebabkan olehb infeksi infark paru atau keganasan.
8. Metastasis
Metastasis jauh pada karsinoma paru dapat mencapai paru, otak dan tulang.
Metastasis tulang yang sering adalah pada pelvis, kolumna vertebra, costa, femur bagian
proksimal, humerus bagian proksimal dan tengkorak. Gambaran radiologik metastasis
ada 3 jenis yaitu : osteolitik, ostoblastik dan campuran. Pada karsinoma paru sepertiga
dari jumlah kasus merupakan jenis osteolitik.13
2.3 Definisi, Frekuensi dan Etiologi Kanker Paru
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
pernafasan. Kanker paru tumbuh dari salah satu jenis sel yang ada di dalam saluran
pernafasan yaitu epitel bronkus.3
8
Gambar 2.1 : Anatomi Paru dan Kanker Paru4
Titik tumbuh karsinoma paru berada di percabangan segmen atau subsegmen
bronkus. Pada tempat pertumbuhan tumor tampak berupa nodul kecil kemudian tumbuh
menjadi gumpalan dan meluas ke arah sentral atau sentripetal dan ke arah pleura. Paru
merupakan tempat paling umum untuk metastatis kanker dari berbagai tempat.
Penyebaran limfatik (karsinomatosa limfangitis) menyebabkan suatu perselubungan
linier pada paru, biasanya disertai pembesaran kelenjar getah bening hilus.3,4
Karsinoma paru dapat menyerang laki-laki dan wanita. Frekuensi kasus laki-laki
dibanding perempuan adalah 10:1. Penyakit ini 1% menyerang penderita umur kurang
dari 40 tahun, dengan insidensi tertinggi pada umur 55-60 tahun. Di Indonesia terdapat
kecenderungan kenaikan insidensi karsinoma paru sepanjang tahun.
Etiologi karsinoma paru sampai sekarang masih belum jelas. Ada beberapa
faktor yang dianggap berperan terhadap terjadinya karsinoma paru, antara lain:
a. Faktor merokok (sigaret)
Terutama perokok berat (lebih dari 20 batang sehari). Bahan karsinogenik dalam
“tar” dapat menimbulkan: karsinoma skuamosa dan undifferentiated type
carcinoma.
b. Faktor pencemaran udara
Udara dicemari oleh bahan lung carcinogen antara lain asbes, arsen, kromat,
14. Wargener, Otto. Whole Body Computed Tomography 2nd ed. Boston, Boston
Blackwell Scientific Publication: 1993
15. Simon George. X Ray Diagnostic for Clinical Student 3rd ed. London, Better
Warths, 1975: 187 – 225
16. Boyle P and Ferlay J, Cancer incidence and mortality in Europe, 2004. Annal
Oncol (2005):16;481–488
17. Ferlay J, Bray F, Pisani P and Parkin DM. GLOBOCAN 2002: Cancer
Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide. IARC CancerBase No. 5,
Version 2.0, Lyon: IARC Press, 2004.
35
LAMPIRAN I
TABEL DATA PASIEN KANKER PARU DENGAN EFUSI PLEURA DI RSUP DR KARIADI PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31
DESEMBER 2011
No. Nama No CM Usia (tahun)
Diagnosa Keterangan Faktor Risiko
1. Tn. Rumo Hadianto
C254950 67 Adenocarcinoma paru kanan
MSCT Scan Thorax dengan kontras 6 November 2010:
- Pada segmen 1 dan 2 PARU KANAN tampak massa bulat ukuran 5,98x6,14x5,65 cm densitas heterogen, batas tegas dengan speculated margin disertai reaksi paru di sekitarnya. Tak tampak kalsifikasi di dalamnya dan destruksi di sekitarnya. Pada pasca injeksi kontras tampak enhencement inhomogen. Massa tidak menyebabkan perdesakan ke trachea.
- PARU KIRI corakan bronkovaskuler normal , tak tampak infiltrat massa maupun ateletaksis. Bronkus utama kiri tak menyempit
- Tak tampak efusi pleura- OESOPHAGUS tak melebar, dinding
tak tampak menebal, tak tampak massa dan pendesakan
- COR tak tampak membesar- AORTA tak tampak kalsifikasi arcus
Merokok sejak remaja ±1 bungkus/hari
36
aorta- Tak tampak nodul pada potongan hepar
yang terlihat- Tak tampak efusi pleura kanan kiri
Kesan: Massa segemn 1,2 paru kanan ukuran
5,98x6,14x5,65 cm (T2b N0 Mx) disertai infiltrat di sekitarnya
Tak tampak nodul pada kedua paru dan hepar
2. Ny. Siti Kotimah
C228640 42 Karsinoma sel squamosa paru kiri T4N2Mx stadium 3B
Bronkoskopi: Stenosis kompresi di muara bronkus utama kiri
- Retrocardiac space tampak menyempit dan retrosternal space sulit dievaluasi (superposisi dengan opasitas homogen)
- PULMO: Corakan bronkovaskular normal, tak tampak bercak kesuraman pada kedua lapangan paru, tak tampak coin lesion pada kedua lapangan paru
- Tampak massa dengan densitas jaringan jaringan lunak di perihiler kanan, yang pada foto lateral tampak terlihat di daerah anterior
- Tampak perselubungan homogeny pada daerah laterobasal hemithorax kanan yang pada foto lateral tampak penebalan
merokok
37
fissure mayor kanan- Diafragma sisi kanan setinggi costae 9
posterior- Sinus kostofrenikus kiri kanan lancip- Tak tampak lesi litik maupun sklerotik
pada tulangKESAN: Cor tak membesar, massa dengan densitas jaringan jaringan lunak di perihiler kanan cenderung gambaran massa mediastinum (tymoma), efusi pleura kanan, tak tampak destruksi pada tulang
PA 12 Agustus 2010: Kesimpulan sitologi FNA: Squamous cell carcinoma
X-Foto thorax PA/Lateral 18 -02 – 2011
- COR: CTR < 50%, bentuk dan letak normal
- Retrosternal dan retrokardiak space tidak menyempit
- PULMO: Corakan bronkovaskular meningkat, tampak opasitas multiple non uniform dengan tepi berspiculate pada perihiler kanan, tampak opasitas dengan fibrotic line pada perihiler kiri
- Diafragma sisi kanan setinggi costae 9 posterior
- Sinus kostofrenikus kiri kanan lancip- Tak tampak lesi litik, sklerotik, destruktif
pada os kosta, scapula dan klavikula
38
- KESAN: Cor tak membesar, opasitas multiple non uniform dengan tepi berspiculate pada perihiler kanan MASSA PARU KANAN, opasitas dengan fibrotic line pada perihiler kiri LIMFADENOPATI ?, Tak tampak metastasis pada tulang
MSCT Scan thorax dengan kontras perbandingan (11 agustus 2010) 18 Febuari 2011:
KESAN:
- Ukuran massa paru yang terletak dekat mediastinum anterior relatif berkurang dibandingkan sebelumnya
- Pericardial thickening- Infiltrat pada segmen 2,3 paru kanan
dan pada segmen 1,2 paru kiri cenderung suatu pneumonia disertai suatu penebalan pleura irregular kanan kiri
- Tak tampak limfadenopati
Foto thorax PA/Lateral perbandingan (10/03/2011) 3 mei 2011:
- Konfigurasi jantung relatif sama- Masih tampak fibrosis yang relatif
sama dengna foto lama- Masih tampak peningkatan corakan
bronkovaskuler- Tampak bercak pada paracardial
kanan yang belum tampak jelas pada
39
foto sebelumnya- Tampak massa dengan bentuk
globuler/lobulated pada daerah hilus kanan dengan struktur inhomogen yang masih tampak relatif sama dengan foto sebelumnya
- Diafragma sisi kanan setinggi costae 9 posterior
- Sinus kostofrenikus kiri kanan lancip
4. Tn. Dwi Purwanto
C236960 49 Adenokarsinoma paru kanan
22 OKTOBER 2010X-Foto thorax AP-Lateral perbandingan dengan 19 – 10 – 2010:
- Tampak terpasang WSD pada hemithorax kanan dengan ujung distal setinggi SIC VII dengan interrupted line terletak pada cavum thorax
- masih tampak efusi pleura masif kanan yang bila dibandingkan dengan foto lama relatif sama
- masih tampak deviasi trakea dan jantung ke kontralateral
jantung tertutup perselubungan, apex jantung bergeser ke lateral kiri
- Retrocardiac dan retrosternal space tertutup perselubungan
- PULMO: Corakan bronkovaskuler paru kiri normal, tak tampak bercak, nodul pada lapangna paru kiri
- Tampak kesuraman homogen pada hampir seluruh hemithorax kanan
- Hemidiafragma kanan sulit dinilai karena tertutup perselubungan, diafragma kiri setinggi costa X posterior
- Sinus kostofrenikus kanan tertutup perselubungan, kiri lancip
- Tak tampak lesi litik, destruktif pada os kosta, scapula dan klavikula yang terlihat
KESAN:
- Cor sulit dinilai, tak tampak kelainan pada pulmo kiri, kesuraman homogen pada hampir seluruh hemithorax kanan efusi pleura kanan massif, tak tampak metastase/kelainan pada os kosta, scapula dan klavikula yang terlihat
15 OKTOBER 2010X-Foto thorax AP/Lateral
- Tampak deviasi trakea ke kiri- COR: sulit dinilai- Retrokardiak space sulit dievaluasi- PULMO: Corakan vaskuler tampak
41
meningkat, tak tampak bercak pada kedua lapangan paru
- Hemidiafragma kanan sulit dievaluasi, kiri setinggi costa X posterior
- Sinus kostofrenikus kanan suram – kiri lancip
- Tampak perselubungan homogeny di laterobasal hemithoraks kananKESAN:Cor tak membesar, gambaran efusi pleura kanan massif DD/ massa paru kananUSUL: CT Scan
PA Cairan pleura 04/08/2010:Kesimpulan: Efusi pleura D, sitologi: Adenocarcinoma
5 AGUSTUS 2010MSCT scan thorax dengan kontrasKESAN:
- Penebalan pleura parietal kanan dengan bentuk dan tepi irregular
- efusi pleura kanan massif- gambaran massa pada paru kanan
kiri tidak terlihat
5. Tn. Nasoka C244789 86 Massa paru kiri 6 DESEMBER 2010X Foto thorax PA Lateral
- Kardiomegali (LV)- Opasitas lobulated batas tak tegas
tepi irregular dengan spiculate margin pada paratrakea kiri setinggi V.Th. 4-8. Cenderung massa paru kiri.
6. Ny. Supik Atun C244270 55 Massa paru kiri dengan efusi
15 SEPTEMBER 2010X FOTO THORAKS PA LATERAL
KESAN:- Kardiomegali (LV)- Opasitas multiple lobulated tepi
sebagian ireguler pada daerah setinggi hilus kiri , limfadenopati hilus kiri DD/ massa paru kiri
- tak tampak metastase pada tulang
18 SEPTEMBER 2010MSCT SCAN THORAX DENGAN KONTRASKESAN:
- Massa pada segmen 6 & 9 paru kiri disertai efusi pleura kiri
- tak tampak limfadenopati region mediastinal
Perokok pasif
7. Ny. Noor Muslimatun
C244790 49 Adenokarsinoma paru kanan
06 OKTOBER 2010MSCT SCAN THORAX DENGAN KONTRAS perbandignan dengan 25 Mei 2010:
Riwayat tinggal di sekitar pabrik mebel
43
- Efusi pleura kanan tampak bertambah- Pada PARU KANAN masih tampak
massa yang relatif bertambah besar densitas inhomogen batas tegas tepi irregular pada segmen 6 yang sulit dipisahkan dengan dengan paru yang kolap dengan berkurangnya aerasi pada paru kanan, ukuran sekitar 4,97x3,74x6,16 cm. Tak tampak kalsifikasi intramass. Paska injeksi kontras tampak enchancement heterogen. Bronkus utama kanan tampak terdesak dan menyempit menyebabkan penyempitan dan ateletaksis segmental.
- PARU KIRI corakan bronkovaskuler normal. Tak tampak massa, nodul, infiltrat maupun ateletaksis. Bronkus utama kiri tak menyempit.
- Masih tampak limfadenopati subcarina dan paratracheal kanan, pada perbronchial kanan tak tampak jelas.
- TRAKEA takt ampak terdesak- OESOPHAGUS tak melebar, dinding
tak tampak menebal, tak tampak massa dan pendesakan
- COR tak tampak membesar- AORTA tak tampak melebar, tak
tampak kalsifikasi dinding dan thrombus.
44
- Tak tampak destruksi tulang- Masih tampak nodul hipodens pada
superoposterior (segmen 7) potongan hepar yang terlihat
KESAN: dibandingkan foto lama tidak tampak lebih baik
08 OKTOBER 2010X FOTO THORAKS (PERBANDINGAN DENGAN 18-09-2010)
- Masih tampak terpasang WSD tube dengan interrupted line pada hemithoraks posterior kanan dengna ujung distalnya setinggi costa 7,8 posterior
- Tampak perselubungan pada hemithoraks kanan berkurang (gambaran air fluid level), dan tampak penebalan fisura minor disertai area lusensi avaskuler
- Batas kanan dan konfigurasi jantung relative sama
- hemidiafragma kiri setinggi kosta 10 posterior
- sinus kostofrenikus kiri tampak tumpul
29/9/2010SITOLOGI sediaan hapus dan blok cairan pleuraDx: adenoca paruTak tampak sel ganas pada sediaan ini
8. Tn. EKo Sudiyanto
C144620 39 Massa paru dextra 30/3/2009Dx: empiema dengan fistel
- Riwayat TB pengobatan 6
45
Sitologi hapusan dan blok sikatan bronkus: tak ditemukan sel ganas pada sediaan ini
17/3/2009Dx: empyema et causa DD/ TB paruKeganasanSitologi sediaan hapus dan blok pungsi pleura: tak tampak sel ganas pada sediaan ini
07/03/2009Dx: Efusi pleuraSitologi cairan fistelKESIMPULAN: Efusi pleura, sitologi: PROSES PERADANGAN
bulan- Pekerjaan
buruh
9. Ny. Sri Wahyuni 6367556 39 AdenoCa mamae Metastasis paru
14 JULI 2010X FOTO THORAX AP (INSPIRASI KURANG)Cor: bentuk dan letak normalPulmo: corakan bronkovaskuler memadat, tak tampak kesuraman maupun coin lesion pada kedua paruHemidiafragma kanan setinggi kosta 6 posteriorKedua sudut kostofrenikus baikTak tampak destruksi kosta dan klavikulaTampak gambaran ground glass pada abdomenKESAN:Cor tak membesar, tak tampak gambaran metastasis pada pulmo dan tulangGambaran ground glass pada abdomen, asites
28 OKTOBER 2010X FOTO THORAX PA PERBANDINGAN DENGAN 18-09-2010
- Tak tampak terpasang drain- masih tampak perselubungan
homogen pada hemithorax kanan
Metastasis ca mamae
46
dibandingkan foto lama relatif berkurang
- tampak bercak pada lapanan atas paru kanan
- hemidiafragma dan sinus kostofrenikus kanan tertutup perselubungan