Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pulau Bali merupakan sebuah pulau kecil yang sangat menawan,
sehingga banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Pulau Bali sangat menonjol dengan objek wisatanya, seperti
wisata alam dan wisata budaya. Bahkan tidak jarang orang asing lebih tahu
Pulau Bali daripada Indonesia, atau dapat dikatakan bahwa nama Bali
lebih terkenal dibandingkan dengan nama Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa Pulau Bali memiliki daya tarik yang sangat kuat di mata
internasional. Bahkan dalam buku “Indonesians Portraits from an
Archipelago” yang ditulis oleh Ian Charles Stewart, Pulau Bali disebutkan
sebagai “Permata” di ujung timur Pulau Jawa. Maka, terbukti bahwa Pulau
Bali menjadi lahan potensial yang menjanjikan bagi industri pariwisata
Indonesia untuk wisatawan mancanegara, khusunya Australia dan Jepang
yang keduanya merupakan Negara di kawasan Asia Pasifik.
Wisatawan mancanegara merupakan wisatawan yang berasal dari
luar negeri, atau orang yang berekreasi ke negara lain. Australia
merupakan negara yang berada di sebelah tenggara Indonesia dan
dipisahkan dari Asia oleh Laut Arafura dan Laut Timor. Sedangkan Jepang
adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur dan berada di
sebelah utara Indonesia. Australia dan Jepang merupakan 2 negara dengan
Page 2
jumlah wisatawan terbanyak diantara negara-negara lain yang berkunjung
ke pulau Bali.
Pulau Bali menjadi daerah yang mempunyai pendapatan asli
daerah terbesar di sektor pariwisata di seluruh wilayah Indonesia.
Berkenaan dengan urusan pendapatan asli daerah Bali di atas (ditekankan
bahwa pendapatan asli daerah (PAD) disini hanya berkaitan dengan sektor
pariwisata), maka jumlah wisata pun menjadi sangat penting disini.
Dari tahun ke tahun jumlah wisatawan Australia dan Jepang yang
datang ke Pulau Bali tidak selalu konstan atau mengalami kenaikan bahkan
mengalami penurunan. Penulis merasa lebih tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang pengaruh banyaknya wisatawan Australia dan Jepang
terhadap Pendapatan Asli Daerah Bali pada Tahun 2010-2013. Oleh sebab
itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul
“Pengaruh Banyaknya Wisatawan Australia dan Jepang terhadap
Pendapatan Asli Daerah Bali pada Tahun 2010-2013”
1.2 Rumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki
beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1. Bagaimana perkembangan jumlah wisatawan Australia
di pulau Bali pada tahun 2010-2013 ?
Page 3
2. Bagaimana perkembangan jumlah wisatawan Jepang di
pulau Bali pada tahun 2010-2013 ?
3. Bagaimana perkembangan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Bali pada tahun 2010-2013 ?
4. Bagaimana pengaruh banyaknya wisatawan Australia dan Jepang
terhadap Pendapatan Asli Daerah Bali pada Tahun 2010-2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai setelah
penelitian ini selesai dilakukan, yaitu :
1. untuk mengetahui perkembangan jumlah wisatawan
Australia di pulau Bali pada tahun 2010-2013 ;
2. untuk mengetahui perkembangan jumlah wisatawan
Jepang di pulau Bali pada tahun 2010-2013 ;
3. untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Bali pada tahun 2010-2013 ;
4. untuk mengetahui pengaruh banyaknya wisatawan Australia dan
Jepang terhadap Pendapatan Asli Daerah Bali pada Tahun 2010-2013.
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada saat study tour
SMAN 1 Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni
2015 sampai dengan 13 Juni 2015 di Pulau Bali. Dengan
Page 4
beberapa objek wisata yang dikunjungi, seperti ; Tanah Lot,
Desa Panglipuran, Danau Bedugul, Pulau Penyu, Pantai
Pandawa, Pantai Soka, Pantai Kute, dan Joker.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis
melakukan beberapa metode untuk memperoleh data-data
yang diperlukan, yaitu :
1. Studi Pustaka, yaitu dengan mempelajari buku-buku
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung ke lokasi pengamatan.
3. Studi Internet, yaitu dengan mengunggah situs-situs
dan melakukan pencarian data yang dibutuhkan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun uraian mengenai isi karya tulis ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, terdiri atas latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, waktu dan
Page 5
tempat penelitian, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi uraian mengenai
definisi wisatawan mancanegara yang meliputi wisatawan
Australia dan Jepang, pendapatan asli daerah, dan
statistika.
BAB III PEMBAHASAN MASALAH, berisi pembahasan
data statistik, pengolahan data, dan presentasi data.
BAB IV PENUTUP, sebagai penutup dari penulisan
karya ilmiah yang berisi simpulan dan saran.
Page 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Wisatawan Mancanegara Meliputi Australia dan
Jepang
Wisatawan mancanegara adalah warga negara suatu
negara yang melakukan perjalanan wisata ke luar
lingkungan dari negaranya (memasuki negara lain). Dalam
pengertian wisatawan mancanegara menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, wisatawan mancanegara adalah
wisatawan yang berasal dari luar negeri.
Australia terletak di belahan bumi bagian selatan antara Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Benua Australia membentang dari garis
lintang 10o 41'LS sampai garis lintang 43o 39'LS dan dari garis bujur 113o
09'BT sampai 153o 39'BT. Australia saling berbagi lautan dengan
tetangga-tetangganya yang terdekat, yakni Indonesia dan Papua Nugini.
Australia terletak di sebelah tenggara Indonesia. Pada titik batasnya yang
terdekat, Australia dan Indonesia hanya terpisah beberapa kilometer saja.
Jepang merupakan negara berbentuk kepulauan yang dinamakan
oleh orang Jepang sendiri adalah Nippon, serta mempunyai julukan
Negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang berada di sebelah utara
Page 7
Indonesia, dengan letak astronomis 30º LU-47º LU dan 128º BT-146º BT,
dan letak geografis di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia,
di sebelah timur benua Asia dan sebelah barat Samudera Pasifik.
Dari data yang diambil oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali,
Australia menempati ranking pertama dalam daftar sepuluh negara
penyuplai wisatawan terbanyak ke Bali. Berdasarkan kepala dari badan
pemerintah ini, I Gede Suarsa menambahkan bahwa warga Australia terus
menerus datang ke Bali karena mereka menganggap Bali sebagai rumah
mereka yang kedua. Ini berarti warga Australia merasa nyaman tinggal di
Bali, baik karena keunikan pulau ini ataupun karena kecenderungan warga
Australia yang ingin menghindar sejenak dari kesibukan di negara mereka.
Selain itu, alasan utama banyaknya wisatawan Australia yang berkunjung
ke Bali adalah karena posisi geografis dari Bali dan Australia yang
berdekatan, serta keunikan yang ditawarkan Bali kepada para wisatawan
Australia.
Tak jauh berbeda dengan wisatawan Australia, wisatawan Jepang
pun banyak berkunjung ke pulau Bali karena keistimewaan dan keunikan
dari pulau Bali itu sendiri. Walaupun lokasi Negara Jepang terbilang
cukup jauh dari Indonesia, namun turis-turis Jepang termasuk wisatawan
asing yang paling banyak dan sering datang ke Bali setelah wisatawan
Australia. Mereka menyukai pulau Bali dan tempat-tempat wisata
sejarahnya seperti Bajra Sandhi dan bangunan bersejarah lainnya.
Page 8
2.2 Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya
sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004). Kemudian Abdul Halim (2004:64) mengatakan
bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan
daerah yang berasal dari sumber-sumber ekonomi daerah.
Dari kedua definisi tersebut, penulis mengambil kesimpulan
Bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah semua penerimaan daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan diperoleh dari wilayahnya sendiri.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali Periode 2010-2013
dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
secara positif. Peningkatan pada nilai pertumbuhan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara ini berarti akan semakin meningkatnya tingkat
jumlah hunian hotel, baik yang berbintang maupun yang tidak berbintang,
serta meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat obyek-
obyek wisata, baik itu wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya
Page 9
yang ada di Provinsi Bali. Selain itu juga akan meningkatkan jumlah hotel
dan restoran yang pada nantinya berdampak pada peningkatan penerimaan
pajak daerah maupun retribusi daerah yang pada akhirnya akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri.
2.1.1 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan UU No 25 tahun 1999 diatas sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik itu kabupaten/kota terdiri dari :
1. Hasil Pajak Daerah.
2. Hasil Retribusi Daerah.
3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengolahan kekayaan daerah
lainnya.
4. Pendapatan Asli Daerah lainnya yang sah.
Adapun maksud pengertian dari masing-masing sumber-sumber
pendapatan asli daerah tersebut berdasarkan UU No 25 tahun 1999 adalah
sebagai berikut :
1. Hasil Pajak Daerah
Yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang tidak dapat dipaksakan dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahaan daerah, yang
terdiri dari :
a. Pajak Hotel.
Page 10
b. Pajak Restoran.
c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame.
e. Pajak Penerangan Jalan.
f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C.
g. Pajak Parkir.
2. Hasil Retribusi Daerah
Yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah dengan imbalan langsung dan tidak dapat dipaksakan dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, yang
terdiri dari :
a. Retribusi Jasa Umum.
b. Retribusi Jasa Usaha.
c. Retribusi Perijinan Tertentu.
3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengolahan
kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain :
a. Bagian laba.
b. Deviden .
c. Penjualan saham milik daerah.
Page 11
4. Pendapatan Asli Daerah lainnya yang sah, seperti penjualan
asset tetap daerah dan jasa giro.
Berdasarkan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi dalam
bukunya (DIPENDA,2003), mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD)
adalah penerimaan yang diperoleh daerah sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang, yang
bersumber dari :
A. Pajak Daerah
1) Pajak Propinsi.
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air (PKB).
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air
(BBNKB).
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
2) Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel.
b. Pajak Restoran.
c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame
Page 12
e. Pajak Penerangan Jalan Umum.
f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C.
g. Pajak Parkir.
B. Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
atas pelayanan dan penggunaan fasilitas-fasilitas umum yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah bagi kepentingan masyarakat, sesuai Peraturan
Daerah yang berlaku.
C. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah
lainnya yang dipisahkan.
D. Pendapatan Asli Daerah lainnya yang disahkan seperti penjualan asset
tetap daerah dan jasa giro.
2.3 Statistika
2.3.1 Dasar Statistika
Menurut Wikipedia ( https://id.wikipedia.org/wiki/Statistika )
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan
data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.
Page 13
Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik'
(statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang
statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika
pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk
menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika
deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori
probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit
sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik
ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial
(termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi,
dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai
macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang
paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah
prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum
pemilihan umum), serta hitung cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau
quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam
pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
2.3.2 Sejarah Statistika
Penggunaan istilah statistika / statistics berakar dari istilah istilah
dalam bahasa latin modern statisticum collegium ("dewan negara") dan
Page 14
bahasa Italia statista ("negarawan" atau "politikus"). Dalam kamus bahasa
Inggris akan kita jumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua kata itu
mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya “ilmu statistik”,
sedang kata statistic diartika sebagai “ukuran yang diperoleh atau berasal
dari sampel,” yaitu sebagai lawan dari kata “parameter” yang berarti
“ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi”.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa
Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data
kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)".
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai
pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan
nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi,
statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai
lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus
berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk
memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak
digunakan terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat
luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi,
dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh
Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode
regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel
Page 15
berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat
dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari
astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan
cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh
statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan
seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang
dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika
sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari
sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di
dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
2.3.3 Pengelompokan Statistika Sebagai Metode Analisa
.
a. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah bidang ilmu pengetahuan statistika yang
berkaitan dengan kegiatan pencatatan dan peringkasan hasil pengamatan
terhadap kejadian-kejadian atau karakteristik-karakteristik manusia, tempat
dan sebagainya, secara kuantitatif, atau statistik yang mempelajari cara-
cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian dan penggambaran data
yang telah dikumpulkan terhadap suatu penelitian.
Page 16
Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada kategori ini, antara lain
kegiatan pengumpulan data, pengelompokan data, penentuan nilai dan
fungsi statistik, pembuatan grafik, diagram dan gambar. Catatan-catatan
mengenai jumlah kelahiran, kematian dan perkawinan per tahun disebut
statistik. Demikian pula deskriptif mengenai usia, tingkat pendidikan, serta
komposisi ernik penduduk yang tinggal di suatu daerah.
Tujuan utama dari operasi statistika deskriptif adalah memudahkan
orang untuk membaca data serta memahami maksudnya. Adapun ruang
lingkup yang meliputi statistik deskriptif:
1) Distribusi frekuensi
2) Pengukuran nilai sentral (Mean, modus, median dan standar deviasi),
dispersi, skewness dan kurtosis.
3) Penyajian data dalam bentuk grafik (histogram, polygon, ogive)
4) Angka Indeks
5) Time series atau deret waktu
b. Statistika Inferensial
Statistika inferensial adalah bidang ilmu statistika yang mempelajari
tata cara penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan populasi
berdasarkan data yang ada (sampel) atau statistik yang berkaitan dengan
kegiatan penarikan kesimpulan dari fakta-fakta, serta pengambilan
keputusan berdasarkan fakta-fakta itu.
Page 17
Di dalam staistik inferensial berisi estimasi parameter, uji hipotesis,
prediksi dan perhitungan derajat asosiasi antar variabel. Adapun ruang
lingkup dari statistik inferensial meliputi:
1) Probabilitas.
2) Distribusi data.
3) Estimasi parameter
4) Uji hipotesis termasuk di dalamnya uji chi square dan analisis variansi.
5) Analisis regresi.
6) Analisis korelasi.
2.3.4 Manfaat Statistika
2.3.4.1 Statistik Sebagai Bahan Perencanaan
Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan,
penganalisaan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan
keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan.
Dengan kata lain setiap data yang dibutuhkan adalah data yang
dapat dipercaya dan tepat waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan
tepat waktu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan
menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.
Kemungkinan- kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk
dieliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan
Page 18
dalam statistik, akan sangat membantu didalam setiap kegiatan
perencanaan program.
2.3.4.2 Statistik Sebagai Bahan Monitoring
Seperti telah tersebut dalam arti sempit bahwa statistik adalah
merupakan data ringkasan berbentuk angka maka hal ini sangat membantu
didalam suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara umum yang
dilakukan dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan
dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang
berbentuk data ringkasan (misalnya : jumlah bayi yang ditimbang, jumlah
penduduk, jumlah peserta KB, jumlah balita yang diimunisasi dan lain
sebagainya).
2.3.4.3 Statistik Sebagai Bahan Evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka
selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang
buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat
membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari sampel
yang kecil kepada populasi.
2.3.4 Bentuk Penyajian Data
Page 19
2.3.5.1 Tabel
Tabel yang lebih tepat disebut tabel baris kolom ini adalah tabel-
tabel yang dibuat selain dari tabel kontingensi dan distribusi frekuensi
yaitu tabel yang terdiri dari baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak
terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan
merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok.
Contoh Tabel daftar IP seorang Mahasiswa Pendidikan Matematika
No. Semester IP
1 I 3,12
2 II 3,00
3 III 3,39
4 IV 3,37
5 V 2,9
6 VI 3,3
7 VII 3,4
2.3.5.1 Diagram Lingkaran
Penyajian Data statistic dalam persen atau derajat dapan
menggunakan diagram lingkaran. Kelebihannya, tempat untuk membuat
diagram lingkaran tidak terlalu besar. Diagram lingkaran sangat berguna
untuk menunjukkan dan membandingkan proporsi dari data.
Page 20
Kekurangannya, diagram lingkaran tidak dapat menunjukkan
frekuensinya.
Contoh Diagram Lingkaran
2.3.5.2 Grafik Histogram/ Diagram Batang
Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu
variable. Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang.
Sebagai sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas
atau nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan
frekuensi. Untuk distribusi bergolong atau berkelompok yang menjadi
absis adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. (Drs. Ating Somantri,
2006:113).
Page 21
Contoh Grafik Histogram
Page 22
2.3.5.3 Diagram Garis
Diagram garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan
suatu keadaan. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan
Nampak secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat
garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan
variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu
diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada
garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.
(Dr. Sugiyono, 2002:34).
Contoh Diagram Garis
Page 24
2.3.5.3 Korelasi Person
Korelasi Person merupakan suatu Teknik Statistik yang
dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 Variabel dan juga
untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara 2 Variabel tersebut
dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2
variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan tersebut ERAT,
LEMAH, ataupun TIDAK ERAT sedangkan bentuk hubungannya adalah
apakah bentuk korelasinya Linear Positif ataupun Linear Negatif.
Kekuatan Hubungan antara 2 Variabel biasanya disebut dengan
Koefisien Korelasi dan dilambangkan dengan symbol “r”. Nilai Koefisian
r akan selalu berada di antara -1 sampai +1.Koefisien Korelasi akan selalu
berada di dalam Range -1 ≤ r ≤ +1 .
Koefisien Korelasi Pearson disebut juga dengan Koefisien Korelasi
Sederhana karena rumus perhitungan Koefisien korelasi sederhana ini
dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu seorang ahli Matematika yang
berasal dari Inggris.
Page 25
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi
Sederhana adalah sebagai berikut :
(Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment)
Keterangan :
n = Banyaknya Pasangan data X dan Y
ΣX = Total Jumlah dari Variabel X
ΣY = Total Jumlah dari Variabel Y
ΣX2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
ΣY2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
ΣXY= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Pola / Bentuk Hubungan antara 2 Variabel :
1. Korelasi Linear Positif (+1)
Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai
Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika Nilai
Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan ikut naik. Jika
Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Variabel Y akan ikut
Page 26
turun. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1 (positif Satu)
berarti pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki Korelasi
Linear Positif yang kuat/Erat.
2. Korelasi Linear Negatif (-1)
Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai
Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang berlawanan. Jika
Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan turun. Jika
Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Nilai Variabel Y akan
naik. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati -1 (Negatif Satu) maka
hal ini menunjukan pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki
Korelasi Linear Negatif yang kuat/erat.
3. Tidak Berkorelasi (0)
Kenaikan Nilai Variabel yang satunya kadang-kadang
diikut dengan penurunan Variabel lainnya atau kadang-kadang
diikuti dengan kenaikan Variable yang lainnya. Arah hubungannya tidak
teratur, kadang-kadang searah, kadang-kadang berlawanan. Apabila Nilai
Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol) berarti pasangan data Variabel X
dan Variabel Y memiliki korelasi yang sangat lemah atau
berkemungkinan tidak berkorelasi.
r Kriteria Hubungan
Page 27
0 Tidak ada Korelasi
0 – 0.5 Korelasi Lemah
0.5 – 0.8 Korelasi sedang
0.8 – 1 Korelasi Kuat / erat
1 Korelasi Sempurna
Page 28
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Perkembangan Pengunjung Wisatawan Australia ke Pulau Bali
Pada Tahun 2010-2013
Australia merupakan negara yang letaknya dekat dengan Indonesia, dan
secara otomatis Australia dekat pula dengan pulau Bali. Banyak wisatawan
Australia yang berkunjung ke pulau Bali karena keelokan dan keunikan pulau Bali
itu sendiri, dan banyak pula wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali karena
jarak yang tidak terlalu jauh antara Australia dan pulau Bali. Jumlah wisatawan
Australia yang berkunjung ke Pulau Bali pada tahun 2010-2013 relatif meningkat.
Berikut adalah data jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke Pulau Bali
pada tahun 2010-2013.
Tabel 3.1 Jumlah Wisatawan Australia ke Pulau Bali Pada Tahun
2010-2013
No Tahun Jumlah Wisatawan Australia
1 2010 647.872
2 2011 790.965
3 2012 823.821
4 2013 826.385
Page 29
Dari data diatas kita dapat melihat jumlah wisatawan Australia yang
berkunjung ke pulau Bali dari tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami
peningkatan. Artinya, pulau Bali semakin diminati oleh wisatawan Australia,
sehingga semakin banyak wisatawan Australia yang berkunjung ke pulau Bali.
3.1.1 Penyajian Data
a. Diagram Batang
Gambar 3.1.1 Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013 dalam
diagram batang
b. Diagram Garis
2010 2011 2012 20130
100200300400500600700800900
647.872
790.965 823.821 826.385
Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013
Page 30
Gambar 3.1.2 Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013 dalam diagram garis
3.2 Perkembangan Pengunjung Wisatawan Jepang ke Pulau Bali
Pada Tahun 2010-2013
Pulau Bali telah banyak dilirik dunia karena keindahannya, banyaknya
objek wisata yang ada di pulau Bali, serta keunikan-keunikan disetiap objeknya
membuat wisatawan mancanegara tertarik untuk berkunjung ke pulau Bali,
termasuk negara Jepang yang letaknya cukup jauh dari Indonesia. Meskipun
demikian, wisatawan Jepang banyak yang berkunjung ke pulau Bali. Namun, pada
tahun 2010-2011 jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke Indonesia sempat
mengalami penurunan, dan pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan.
2010 2011 2012 20130
100000200000300000400000500000600000700000800000900000
647972
790965 823821 826385
Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013
Page 31
Berikut data jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun
2010-2013.
Tabel 3.2 Jumlah Wisatawan Jepang ke Pulau Bali Pada Tahun 2010-
2013
Dari data diatas kita dapat melihat jumlah wisatawan Jepang yang
berkunjung ke pulau Bali dari tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami
penurunan dan peningkatan. Penurunan terjadi pada tahun 2011, sedangkan
peningkatan terjadi pada tahun 2012-2013.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Kadek Subhiksu, banyak
faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah wisatawan Jepang ke Bali, salah
satunya penutupan jalur penerbangan langsung Japan Airlines (JAL) Narita-
Ngurah Rai pada 1 Oktober 2010 silam. Salah satu alasan JAL menutup jalur
penerbangan langsung ke Denpasar, dikarenakan masalah finansial yang membelit
No Tahun Jumlah Wisatawan Jepang
1 2010 246.465
2 2011 183.284
3 2012 191.836
4 2013 208.115
Page 32
maskapai penerbangan tersebut. Dengan begitu, jalur penerbangan langsung
Tokyo-Denpasar hanya dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Lebih lanjut
Subhiksu menyatakan, selain penutupan jalur penerbangan JAL, kasus
terbunuhnya dua wisatawan Jepang pada tahun 2009 dan bencana 11 Maret 2011,
juga berpengaruh terhadap penurunan jumlah wisatawan Jepang ke Bali. Namun
pada tahun selanjutnya jumlah wisatawan Jepang kembali meningkat, hal ini
terjadi karena Pesawat Garuda mulai terbang ke bandara Haneda di tengah kota
Tokyo, kemudian seiring berakhirnya kasus terbunuhnya 2 wisatawan jepang serta
bencana pada 11 Maret 2011.
Jadi, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah
wisatawan Jepang yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun 2011, 3 diantaranya
karena penutupan jalur penerbangan langsung Japan Airlines (JAL) Narita-
Ngurah Rai pada 1 Oktober 2010 silam, kemudian kasus terbunuhnya dua
wisatawan Jepang pada tahun 2009 dan bencana pada tanggal 11 Maret 2011.
Walaupun demikian, pada tahun selanjutnya jumlah wisatawan Jepang mengalami
peningkatan kembali karena Pesawat Garuda mulai terbang ke bandara Haneda di
tengah kota Tokyo, kemudian seiring berakhirnya kasus terbunuhnya 2 wisatawan
jepang serta bencana pada 11 Maret 2011.
Page 33
3.2.1 Penyajian Data
a. Diagram Batang
Gambar 3.2.1 Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013 dalam
diagram batang
b. Diagram Garis
Gambar 3.2.2 Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013 dalam
diagram garis
2010 2011 2012 20130
50
100
150
200
250246.465
183.284 191.836 208.115
Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013
2010 2011 2012 20130
50
100
150
200
250
300246.465
183.284 191.836 208.115
Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Jepang Tahun 2010-2013
Page 34
3.3 Perbandingan jumlah wisatawan Australia dan Jepang ke pulau
Bali Pada Tahun 2010-2013
Jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun
2010-2013 lebih banyak dari jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke pulau
Bali pada tahun 2010-2013. Jumlah wisatawan Australia terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya, sedangkan jumlah wisatawan Jepang sempat
mengalami penurunan. Sehingga terlihat secara jelas perbandingan jumlah
wisatawan Australia dan Jepang pada tahun 2010-2013. Berikut merupakan data
perbandingannya.
Tabel 3.3 Perbandingan jumlah wisatawan Australia dan Jepang ke
pulau Bali Pada Tahun 2010-2013
No Tahun Jumlah Wisatawan
Australia
Jumlah Wisatawan Jepang
1 2010 647.872 246.465
2 2011 790.965 183.284
3 2012 823.821 191.836
4 2013 826.385 208.115
Page 35
3.3.1 Penyajian Data
a. Diagram Batang
Gambar 3.3.1 Perbandingan Jumlah Wisatawan Australia dan Jepang
Tahun 2010-2013 dalam diagram batang
b. Diagram Garis
Gambar 3.3.2 Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013 dalam
diagram garis
2010 2011 2012 20130
100200300400500600700800900
647.872
790.965 823.821 826.385
246.465183.284 191.836 208.115
Perbandingan Jumlah Wisatawan Australia dan Jepang Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Australia Jumlah Wisatawan Jepang
2010 2011 2012 20130
100200300400500600700800900
647.872
790.965 823.821 826.385
246.465183.284 191.836 208.115
Perbandingan Jumlah Wisatawan Austral ia dan Jepang Tahun 2010-
2013
Jumlah Wisatawan Australia Jumlah Wisatawan Jepang
Page 36
3.4 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali Pada Tahun
2010-2013
No Tahun PAD Pulau Bali (Rp)
1 2010 196.185.384
2 2011 215.866.366
3 2012 236.455.421
4 2013 257.971.060
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali Periode 2010-2013 dipengaruhi
oleh pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara secara positif.
Peningkatan pada nilai pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara,
termasuk wisatawan Australia dan Jepang ini berarti akan membuat meningkatnya
tingkat jumlah hunian hotel, baik yang berbintang maupun yang tidak berbintang,
serta meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat obyek-obyek
wisata, baik itu wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya yang ada di
pulaui Bali. Selain itu juga akan meningkatkan jumlah hotel dan restoran yang
pada nantinya berdampak pada peningkatan penerimaan pajak daerah maupun
retribusi daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di pulau Bali itu sendiri.
Tabel 3.4 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali Pada Tahun
2010-2013
Page 37
Jadi, dari data di atas kita dapat simpulkan bahwa pada tahun 2010-2011
keadaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali relatif meningkat. Hal ini
dipengaruhi karena meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara, termasuk
Australia dan Jepang yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun 2010-2011.
3.4.1 Penyajian Data
a. Diagram Batang
Gambar 3.4.1 Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013 dalam
diagram batang
2010 2011 2012 20130
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
300000000
196185384215866366
236455421257971060
Jumlah PAD Pulau Bali Tahun 2010-2013
PAD Pulau Bali (Rp)
Page 38
b. Diagram Garis
Gambar 3.4.2 Jumlah Wisatawan Australia Tahun 2010-2013 dalam
diagram garis
3.5 Pengaruh banyaknya wisatawan Australia dan Jepang terhadap
Pendapatan Asli (PAD) pulau Bali Tahun 2010-2013
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali dipengaruhi oleh banyaknya
wisatawan domestik ataupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke pulau
Bali itu sendiri. Dalam hal ini, cakupan wisatawan mancanegara meliputi
wisatawan Australia dan Jepang yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun 2010-
2013. Dalam hal ini dibutuhkan data untuk mengetahui bentuk hubungan antara
jumlah wisatawan Australia dan Jepang dengan Pendapatan Asli Daerah Bali pada
2010 2011 2012 20130
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
300000000
196185384215866366
236455421257971060
Jumlah PAD Pulau Bali Tahun 2010-2013
PAD Pulau Bali (Rp)
Page 39
tahun 2010-2013 untuk menentukan hasil yang sifatnya kuantitatif. Tabel di
bawah ini memperlihatkan hubungan jelas wisatawan Australia terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali.
Tabel 3.5 Jumlah Wisatawan Australia Terhadap Pulau Bali Tahun
2010-2013
Tahun Jumlah Wisatawan
Australia
PAD Pulau Bali
(Rp)
2010 647.872 196.185.384
2011 790.965 215.866.366
2012 823.821 236.455.421
2013 826.385 257.971.060
Page 40
Gambar 3.5 Jumlah Wisatawan Australia Terhadap PAD pulau Bali
Tahun 2010-2013 dalam diagram garis.
Dengan jumlah pengunjung terbanyak dalam kategori wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke pulau Bali, jumlah wisatawan Australia
tentunya sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli di daerah pulau Bali.
Buktinya kita dapat melihat grafik jumlah wisatawan Australia terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali tahun 2010-2013 meningkat.
3.5.2 Pengolahan Data
Untuk mengetahui korelasi atau hubungan jumlah wisatawan Australia
dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali pada tahun 2010-2013, berikut
merupakan data jumlah wisatawan Australia dengan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pulau Bali pada tahun 2010-2013.
600 650 700 750 800 850150
170
190
210
230
250
270
Jumlah Wisatawan Australia Bali Terhadap PAD Pulau Bali Tahun 2010-2013
Jumlah WIsatawan Australia (Dalam Ribu)
PAD
Pula
u Ba
li (D
alam
Juta
Rup
iah)
2010
20112012
2013
Page 42
nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
(4)(705,826,113,087,779) – (3.089.043)(906.478.231)
√{(4)( 2,406,956,967,875) – (3.089.043)²} {(4)
(207.547.226.783.084.000) – (906.478.231)2}
23,154,218,228,183
26,958,523,014,911
0.858883041
r² = 0.737680078134467 = Koefisien Determinasi 73%
Jika r = 0.858883041 artinya korelasi kuat / erat, dengan koefisien
determinasi atau presentasenya mencapai 73%. Jadi jumlah wisatawan
Australia sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah pulau Bali
Tahun 2010-2013, dengan presentase mencapai 73%.
r =
r =
r =
r =
Page 43
Jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan Australia, jumlah wisatawan
Jepang memang tidak lebih dari wisatawan Australia. Berikut merupakan data
jumlah wisatawan Australia terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali
pada tahun 2010-2013.
Tabel 3.5.2 Jumlah Wisatawan Jepang Terhadap Pulau Bali Tahun
2010-2013
Tahun Jumlah Wisatawan
Australia
PAD Pulau Bali
(Rp)
2010 246.465 196.185.384
2011 183.284 215.866.366
2012 191.836 236.455.421
2013 208.115 257.971.060
Page 44
Gambar 3.5.2 Jumlah Wisatawan Jepang Terhadap PAD pulau Bali Tahun 2010-2013
Pada grafik data di atas, walaupun jumlah wisatawan Jepang sempat
mengalami penurunan di tahun 2011, jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pulau Bali tetap meningkat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah wisatawan
Jepang pengaruhnya lemah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali
pada tahun 2010-2013.
3.5.3 Pengolahan Data
Untuk mengetahui korelasi atau hubungan jumlah wisatawan Jepang
dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali pada tahun 2010-2013. Berikut
merupakan data jumlah wisatawan Jepang dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pulau Bali pada tahun 2010-2013 .
2013
2010
2011
2012
170 180 190 200 210 220 230 240 250 260180190200210220230240250260270280
Jumlah Wisatawan Jepang Terhadap PAD Pulau Bali Tahun 2010-2013
Jumlah Wisatawan Jepang Tahun (Dalam Ribu)
PAD
Pula
u Ba
li (D
alam
Juta
Rup
iah)
Page 46
nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
(4) (186.965.990.988.360) – (829.700) (906.478.231)
√{(4)(174.450.925.002) – (829.700)²} {(4)
(207.547.226.783.084.000) – (906.478.231)2}
- 4,241,024,307,260
8,932,145,709,095
- 0.474804649
r² = 0.225439454609558 = Koefisien Determinasi 22%
Jika r = -0.474804649 artinya korelasi lemah , dengan koefisien
determinasi atau presentasenya mencapai 22% .Jadi jumlah wisatawan Jepang
sedikit berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah pulau Bali Tahun 2010-
2013, dengan presentase mencapai 22%.
r =
r =
r =
r =
Page 47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Berdasarkan analisis penulis dapat disimpulkan bahwa perkembangan
jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke pulau Bali pada tahun
2010-2013 relatif meningkat karena daya tarik wisatawan yang semakin
tinggi terhadap keelokan pulau Bali.
2. Sedangkan jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke pulau Bali pada
tahun 2010-2013 sempat mengalami penurunan di tahun 2011 karena
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, 3 diantaranya karena
penutupan jalur penerbangan langsung Japan Airlines (JAL) Narita-
Ngurah Rai pada 1 Oktober 2010 silam, kemudian kasus terbunuhnya dua
wisatawan Jepang pada tahun 2009 dan bencana pada tanggal 11 Maret
2011. Namun pada tahun selanjutnya jumlah wisatawan Jepang
mengalami peningkatan kembali karena Pesawat Garuda mulai terbang ke
bandara Haneda di tengah kota Tokyo, kemudian seiring berakhirnya
kasus terbunuhnya 2 wisatawan jepang serta bencana pada 11 Maret 2011.
3. Keadaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali pada tahun 2010-2013
relatif meningkat. Hal ini salahsatunya dipengaruhi oleh meningkatnya
jumlah wisatawan mancanegara, termasuk Australia dan Jepang yang
berkunjung ke pulau Bali pada tahun 2010-2011.
Page 48
4. Jumlah wisatawan Australia yang meningkat sangat berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah pulau Bali Tahun 2010-2013, yakni dengan
presentase mencapai 73%. Sedangkan jumlah wisatawan Jepang yang
sempat mengalami penurunan, sedikit berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah pulau Bali Tahun 2010-2013, yakni dengan presentase
mencapai 22%.
4.2 Saran
1. Penulis menghimbau agar wisatawan mancanegara termasuk wisatawan
Australia dan Jepang memiliki antusiasme yang lebih besar lagi untuk
mengunjungi pulau Bali dengan objek-objek wisata yang ada di dalamnya.
Agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) pulau Bali meningkat lebih banyak
lagi.
2. Pulau Bali yang memiliki alam yang indah, budaya yang begitu kental,
serta objek-objek wisata yang unik dan menawan, alangkah baiknya jika
dan lestarikan semua itu dengan sebaik-baiknya sebagai salahsatu bukti
kecintaan kita terhadap alam Indonesia.