1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.1 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ- organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III) ; paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan
prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.1
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain
mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal
maupun penyakit serebrovaskular.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena
alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa
disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung,
otak ataupun ginjal.
Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi
mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang
diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan
kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya
menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih
besar.
Obat-obatan yang banyak dikonsumsi masyarakat merupakan obat-obatan
kimia yang secara berkala harus selalu dikonsumsi sehingga menimbulkan
ketergantungan pada obat tersebut. Oleh sebab itu, perlu diadakan terapi yang
memberikan solusi tepat tanpa membebani masyarakat untuk senantiasa
bergantung pada obat. Terapi tersebut adalah terapi herbal yang menyeluruh.
Dalam hal ini, untuk penyakit hipertensi dibutuhkan herba Rosella (Hibiscus
sabdarifa Linn.) sebagai salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit hipertensi.
2
1.2 Rumusan Masalah
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Penderita hipertensi pada umunya
berusia 20 tahun ke atas. Faktor-faktor yang memengaruhi
hipertensi yaitu jenis kelamin, usia, obesitas, merokok, stress, dan
riwayat keluarga. Faktor-faktor tersebut memberikan kecenderungan
bahwa semua orang dapat dimungkinkan menderita penyakit
hipertensi. Pengobatan medis yang dilakukan oleh para penderita
menganjurkan mereka untuk mengkonsumsi obat -obatan yang
berbahan dasar kimia dari para ahli medis secara rutin. Hal tersebut
mengakibatkan para penderita terkadang merasa jenuh karena harus
mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Dengan demikian saya
membuat produk berbahan dasar bunga Rosella sebagai asupan yang
diharapkan mampu menarik minat penderita hipertensi untuk
mengkonsumsinya. Hal ini dimaksudkan untuk meminimali sasi efek
samping dari penggunaan obat -obatan yang berbahan dasar kimia
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memberikan gambaran terkait penyakit hipertensi dan memberikan solusi dengan
terapi herbal yaitu menggunakan Teh Rosella.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Penyakit
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan;
Jadi, Hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.)
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
2.1.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
1. Kategori normal yaitu keadaan dimana tekanan darah sistoliknya di bawah
130 mmHg dan tekanan darah diastoliknya di bawah 85 mmHg.
4
2. Kategori normal tinggi yaitu keadaan dimana tekanan darah sistoliknya
antara 130-139 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diantara 85-89
mmHg.
3. Kategori hipertensi ringan (stadium 1) yaitu keadaan dimana tekanan
darah sistoliknya antara 140-159 mmHg dan tekanan darah diastoliknya
diantara 90-99 mmHg.
4. Kategori hipertensi sedang (stadium 2) yaitu keadaan dimana tekanan
darah sistoliknya antara 160-179 mmHg dan tekanan darah diastoliknya
diantara 100-109 mmHg
5. Kategori hipertensi berat (stadium 3) yaitu keadaan dimana tekanan darah
sistoliknya antara 180-209 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diantara
110-119 mmHg
6. Kategori hipertensi maligna (stadium 4) yaitu keadaan dimana tekanan
darah sistoliknya 210 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastoliknya
120 mmHg atau lebih.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara; pertama, meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Kedua, arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena
itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada
usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Ketiga, bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
5
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan
menurun.
2.2 Etiologi Penyakit
2.2.1 Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Hipertensi Primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
secara pasti namun biasanya sebagai akibat dari sensitivitas garam, homeostasis
renin, resistansi insulin, tidur apneu, genetik (keturunan), umur, dan obesitas.
Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
2.2.2 Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu.
1. Penyakit Ginjal dengan kriteria stenosis arteri renalis, pielonefritis
glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista (biasanya
diturunkan), dan trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) atau akibat
terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal seperti Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing (sekresi
kortisol yang berlebihan), dan Feokromositoma. Tumor pada kelenjar adrenal
yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
3. Obat-obatan, biasanya jenis obat-obatan yang dikoonsumsi seperti pil KB,