1 KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA KEHAMILAN DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU DI RUANG NIFAS DI RSU DEWI SARTIKA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH DiajukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikanPendidikanPada Program Studi Diploma III JurusanKebidananPoltekkesKemenkesKendari OLEH: SUMIATI P00324013031 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANn 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA MASAKEHAMILAN DENGAN PENGELUARAN ASI PADA
IBU DI RUANG NIFAS DI RSU DEWI SARTIKATAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikanPendidikanPadaProgram Studi Diploma III JurusanKebidananPoltekkesKemenkesKendari
4. Masuk Poltekkes Depkes Kendari Jurusan Kebidanan tahun 2013
sampai sekarang.
iv
5
ABSTRAK
Hubungan Perawatan Payudara Pada Masa Kehamilan Dengan PengeluaranAsi pada Ibu di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika
Tahun 2017Sumiati1 Askrening2 Waode Asma Isra3
Latar belakang: Data yang diperoleh di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun2011 prevalensi ibu menyusui yang memberikan ASI Esklusif adalah 54,81%,kemudian pada tahun 2012 hanya sekitar 33,48% dan pada tahun 2013 semakinmenurun hingga 30,14% ibu yang memberikan ASI Esklusif.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan perawatan payudara padamasa kehamilan dengan pengeluaran ASI pada Ibu nifasMetode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik denganpendekatan cross sectional dengan populasi semua Ibu nifas yang berada diruang nifas RSU Dewi Sartika pada periode Januari tahun 2017 berjumlah 144Ibu nifas tehknik pengambilan sampel penelitian diambil secara accidentalsampling berjumlah 36 Ibu nifas. Data di kumpulkan adalah data primer denganmenggunakan kuisioner .Hasil Penelitian: Dari 36 Ibu nifas 91,67 % menyatakan tidak melakukanperawatan pada masa kehamilan ,8,33 % menyatakan melakukan perawatanpayudara pada masa kehamilan. Dari 36 Ibu nifas yang melakukan perawatanpayudara 66,67% yang ASI nya lancar dan 33,33% yang ASI nya tidak lancar.Hasil uji statistik menggunakan chi square test untuk melihat hubungan antaraperawatan payudara pada masa kehamilan dengan pengeluaran ASI, di peroleh2 = > 2 tabel, di mana peroleh 2 hitung = 6,65 > 2 tabel =3,481 sehinggadapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara perawatan payudara padamasa hamil dengan pengeluaran ASI.Kesimpulan: ada hubungan antara perawatan payudara pada masa hamildengan pengeluaran ASI.pada Ibu NifasSaran: Ibu hamil senantiasa rutin merawat payudara dimasa hamil danberkonsultasi kepada Bidan sehingga pengeluaran ASI menjadi lancar setelahmelahirkan
Kata Kunci : Perawatan payudara ,Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUANA. LatarBelakang ..................................................................................... 1B. RumusanMasalah ............................................................................... 4C. TujuanPenelitian.................................................................................. 5D. ManfaatPenelitian................................................................................ 5E. KeaslianPenelitian............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. TinjauanTentangPengeluaran ASI ....................................................... 8B. TinjauanTentangPerawatanpayudara .................................................. 14C. LandasanTeori..................................................................................... 21D. KerangkaTeori ..................................................................................... 25E. KerangkaKonseppenelitian.................................................................. 26F. Hipotesis.............................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIANA. JenisPenelitian .................................................................................... 27B. Waktudantempatpenelitian .................................................................. 28C. PopulasidanSampel............................................................................. 28D. Variabelpenelitian................................................................................ 29E. DefinisiOperasional .............................................................................. 29F. Jenisdancarapengumpulan data.......................................................... 30G. Instrument Penelitian........................................................................... 31H. PengelolaandanPenyajian Data .......................................................... 31I. Analisis Data ....................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
viii
9
A. HasilPenelitian ..................................................................................... 34B. Pembahasan ....................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ......................................................................................... 47B. Saran .................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
ix
10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin pengambilan data awal penelitian
2. Surat persetujuan responden
3. Kuisioner penelitian
4. Lembar observasional
5. Master Table
6. Hasil uji chi-square
7. Surat keterangan pengambilan data awal
8. Surat izin penelititian dari RSU Dewi Sartika
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel I : Distribusi ibu yang melakukan dan tidak melakukanperawatan payudara pada masa kehamilan di RSUDewi Sartika Kota Kendari tahun 2017………………………. 38
Tabel 2 : Distribusi ibu yang pengeluaran ASInya lancardan melakukan perawatan di RSU Dewi SartikaKota Kendari tahun 2017………………………………………. 39
Tabel 3 : Hubungan antara perawatan payudara pada masakehamilan dengan pengeluaran ASI Di RSUDewi Sartika Kota Kendari tahun 2017………………………. 40
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 :Perawatan Payudara ………………………………………. 15
Gambar 2:Kerangka Teori…………………………………………......... 25
Gambar 3:Kerangka Konsep………………………………………......... 26
Gambar 4:Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional………...... 27
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama
bagi bayi. World Health Organization (WHO) menghimbau agar setiap
Ibu memberikan bayinya ASI Eksklusif sampai bayinya berusia 6 bulan
faktanya, hanya 39% bayi di bawah 6 Bulan mendapatkan ASI
Eksklusif. Banyak masalah yang muncul di hari pertama pemberian
ASI (Hesti, 2013).
Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon
orang tua dan keluarga.Calon orang tua terutama calon ibu perlu
memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk hamil, melahirkan dan
menyusui anak. Dalam era pembangunan ini menyusui bayi
mempunyai arti ekonomi yang besar, dari 214 juta jiwa penduduk
Indonesia terdapat kurang lebih 15 juta jiwa anak-anak usia di bawah
dua tahun. Bila seluruh bayi disusukan sampai usia dua tahun, maka
jumlah ASI yang di hasilkan oleh 15 juta ibu yang menyusui kurang
lebih 15 juta perliter perhari. Perawatan payudara merupakan salah
satu bagian penting yang harus di perhatikan sebagai persiapan untuk
menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ
esensial penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga
perawatannya harus dilakukan sedini mungkin (Rulina, 2012).
Perlunya di lakukan perawatan payudara demi terpenuhinya
1
2
kebutuhan ASI untuk bayinya kelak, karena selama kehamilan ASI
sudah mulai di produksi. Salah satu faktor yang mendukung produksi
ASI yaitu perawatan payudara.Sejak kehamilan trimester akhir, ibu
yang tidak mempunyai resiko kelahiran premature dapat melakukan
perawatan payudara untuk menghindari masalah dalam menyusui
(Pseter, 2010).
Pemberian ASI yang tidak eksklusif juga memberi dampak yang
tidak baik bagi bayi. Adapun dampakyang dapat terjadi pada bayi yang
tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare
3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif
(Kemenkes, 2010).
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah
kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
mastitis, penyakit fibrocustic terus meningkat, dimana penderita kanker
payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan
12% di antaranya merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada
wanita pasca post partum. Data ini kemudian di dukung oleh The
American Cancer Society yang memperkirakan 211.240 wanita di
Amerika Serikat akan di diagnosis menderita kanker payudara invasive
(stadium I-IV) tahun ini dan 40.140 orang akan meninggal karena
penyakit ini. Sebanyak 3 persen kasus kematian wanita di Amerika
disebabkan oleh kanker payudara.Sedangkan di Indonesia hanya
0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis (Depkes
3
RI, 2008). Berdasarkan laporan dari Survei Demograf dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2008 – 2009 menunjukkan bahwa 55% ibu
menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet, kemungkinan hal
tersebut disebabkan karena perawatan payudara yang tidak benar.
Berdasarkan survei yang di lakukan oleh badan penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan, pada tahun 2010 di dapatkan
46% ketidak lancaran ASI terjadi akibat perawatan payudara yang
kurang 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 14%
akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut
maupun kronis (Depkes, 2010)
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2012
persentase cakupan pemberian ASI di Indonesia sebesar 48,6%.
Persentase pemberian ASI tertinggi adalah di provinsi Nusa Tenggara
Barat sebesar 69,84% dan sedangkan Jawa Tengah sendiri
menempati urutan 6 terendah yaitu sebesar 34,38% (Dinkes, 2013).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
pemberian ASI pada bayi dibawah 6 bulan belum memuaskan.
Pemberian ASI pada umur 0-1 bulan 45,4%, 2-3 bulan 38,3%, dan 4-5
bulan 31%.Secara keseluruhan cakupan pemberian ASI eksklusif di
Indonesia tahun 2010 hanya 20% jauh dari target yang ditetapkan
yaitu 80%. Dari hasil Riskesdas, jenis makanan prelaktal yang paling
banyak diberikan ialah susu formula 71,3% (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di suatu rumah
4
bersalin,telah ditemukan sekitar 20% ibu menyusui mengalami
masalah dalam pemberian ASI. Tidak lancarnya pemberian ASI pada
awal masa laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, dan air
susu tersumbat. Hal ini disebabkan oleh faktor ibu-ibu yang belum
mengetahui teknik perawatan payudara (Ronald, 2010).
Data yang diperoleh di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun
2011 prevalensi ibu menyusui yang memberikan ASI Esklusif adalah
54,81%, kemudian pada tahun 2012 hanya sekitar 33,48% dan pada
tahun 2013 semakin menurun hingga 30,14%ibu yang memberikan
ASI Esklusif (Profil Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara,
2013).
Menurut data di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2016 di
mana jumlah ibu nifas sebanyak 385 yang berada di RSU Dewi
Sartika. Dari jumlah 385 ibu Nifas pada Tahun 2016 , terdapat 144 ibu
nifas pada Bulan Januari 2017 (Data RSU Dewi Sartika, 2017).
Berdasarkan Latar Belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Hubungan Perawatan Payudara pada
Masa Kehamilan dengan Pengeluaran ASIdi Ruang Nifas RSU Dewi
Sartika Kota Kendari tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian dapat di rumuskan “
Apakah ada Hubungan Perawatan Payudara Pada Masa Kehamilan
5
Dengan Pengeluaran ASI di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika Kota
kendari tahun 2017 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk megetahui Hubungan Perawatan Payudara Pada Masa
Kehamilan dengan Pengeluaran ASI di Ruang Nifas RSU Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Perawatan Payudara Pada Masa Kehamilan
Ibu di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika tahun 2017.
b. Untuk mengetahui Pengeluaran ASI pada Ibu di Ruang Nifas
RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017.
c. Untuk menganalisa Hubungan Perawatan Payudara Pada Masa
Kehamilan dengan Pengeluaran ASI pada Ibu di Ruang Nifas
RSU Dewi SartikaKota Kendari tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pengetahuan dan penambah wawasan penelitian
tentang Hubungan Perawatan Payudara Pada Masa Kehamilan
dengan Pengeluaran ASI serta sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
6
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi, masukkan
dan sumbangan fikiran agar masyarakat dapat memahami tentang
perawatan payudara dalam masa kehamilan, terutama bagi ibu
hamil.
3. Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan bacaan bagi civitas akademi dan referensi
bagi peneliti selanjutnya
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini sebelumnya pernah diteliti oleh Pipit Safitri (2013),
dengan judul Gambaran Sikap Ibu tentang Perawatan Payudara
Selama Hamil tentang Perawatan Payudara Selama Hamil di Pos
Kesehatan Desa Pundungrejo. Metode yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah
seluruh ibu hamil dengan teknik subjek penelitian sehingga semua
populasi dijadikan sampel penelitian yaitu sejumlah 23 orang .Alat ukur
yang digunakan yaitu kuesioner.Menggunakan analisis data univariat.
Hasil penelitian : Sikap Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara
Selama Hamil di Pos Kesehatan Desa Pundungrejo Tawangsari
Sukoharjo Tahun 2013 mayoritas sikap responden umur 21-34 tahun
sebanyak 20 orang (87%), mayoritas responden berdasarkan
karakteristik pendidikan yaitu SLTA sebanyak 12 orang (52,2%),
mayoritas responden berdasarkan karakteristik gravida yaitu
7
multigravida sebanyak 15 orang (65,2%), dan mayoritas responden
sumber informasinya diperoleh dari tenaga kesehatan sebanyak 17
orang responden (73,9%). Sikap ibu hamil tentang perawatan
payudara selama hamil di Pos Kesehatan Desa Pundungrejo
Tawangsari Sukoharjo Tahun 2013 berdasarkan karakteristik
responden meliputi : mayoritas umur 21-34 tahun dengan sikap baik,
mayoritas pendidikan SLTA dengan sikap baik, mayoritas multigravida
dengan sikap baik, dan mayoritas informasi dari tenaga kesehatan
dengan sikap baik sumber informasi yang diperoleh.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah
terletak pada Jenis penelitian, metode penelitian, tempat, dan lokasi
penelitian. Jika pada penelitian tersebut menggunakan penelitian
deskriftif, maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian
observasional analitik menggunakan metode cross sectional yang
dilakukan di RSU Dewi Sartika Tahun 2016 .
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Pengeluaran ASI
1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan putih yang di hasilkan
oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari
berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama
selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali
dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui kadar
lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali tinggi daripada awal
menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode
laktasi. Keberhasilan laktasi di pengaruhi oleh kondisi sebelum dan
saat kehamilan di tentukan oleh perkembangan payudara saat lahir
dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu Trimester II payudara
mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari
lobular dan sel epitel payudara. Suatu lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam organik yang di eksresikan oleh kelenjar
payudara Ibu sebagai makanan bagi bayi.
Laktasi adalah pembentukan,penyimpanan dan pengeluaran
ASI.ASI merupakan makanan pokok bagi bayi,makanan yang
terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamiah, bagi tiap Ibu yang
melahirkan akan tersedia makanan bagi bayinya dari Ibu sendiri.
8
9
Dengan demikian bagi Ibu yang menyusui akan selalu dekat
dengan anaknya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam
pelukan Ibunya, merasa tentram, aman, hangat, akan kasih sayang
ibunya. Hal ini merupakan faktor bagi perkembangan jiwa anak
selanjutnya. Menyusui tampaknya tidak begitu penting, tetapi bila di
tinjau secara psikologis, akan sangat memberikan keuntungan yang
bersifat psikologis, maupun ada keuntungan material, yaitu
:Keuntungan material, dengan menyusui anak berarti lebih murah,
ekonomis, karena ibu tidak usah membeli dan membuat susu
buatan, dan tentu saja harus menyediakan biaya dan waktu. Mudah
di dapatkan, karena merupakan makanan alamiah, sudah di bawa
sejak lahir, dan tidak di dapat di tempat lain
2. Proses Laktasi
Selama kehamilan, hormoneestrogen dan progesteron
menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiferus di dalam
payudara. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadinya
peristiwa penurunan kadar hormone esterogen. Penurunan kadar
esterogen ini nantinya juga akan mendorong naiknya kadar
prolaktin, hormon yang mengambil peran penting dalam proses
menyusui.
Produksi ASI merupakan hasil rangsangan payudara oleh
hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior. Bila
bayi menghisap maka ASI akan di keluarkan dari sinus laktiferus.
10
Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf di sekitar
payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hipofise anterior untuk
memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan di alirkan
ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan
ASI. Hal ini di sebut reflex pembentukan ASI atau reflex prolaktin.
Menurut Hesti (2013), komposisi ASI yaitu :
1) Kolostrum yang merupakan cairan yang pertama kali di sekresi
oleh kelenjar payudara mengandung jaringan dan desidua
material yang terdapat alveola dan duktus payudara sebelum
dan setelah masa puerpurium.
2) Protein
Whey (protein) yang mudah di cerna banyak terdapat dalam ASI
daripada casein(Protein yang sulit di cerna).
3) Lemak
4) Kalori dalam ASI lebih mudah di cerna karena sudah dalam
bentuk emulsi.
5) Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI yang berfungsi
sebagai sumber energi, meningkatkan absobsi kalsium dan
merangsang pertumbuhan laktobasillus bifidus.
6) Vitamin A
Dalam ASI mengandung vitamin A sekitar 200IU/dl.
11
7) Zat besi
Walaupun dalam ASI hnaya terdapat sedikit zat besi sekitar 0,5-
1,0 mg/liter, bayi yang di beri ASI jarang mengalami kekurangan
zat besi dan zat besinya lebih mudah di cerna.
8) Taurin
Taurin berupa asam amino yang berfungsi sebagai
neurotransmitter, berperan penting dalam kematangan otak.
9) Lactobacillus
Lactobacillus ini sangat bermanfaat dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.colli yang sering
menyebabkan terjadinya diare pada bayi.
10)Laktoferin
Fungsi yang terkandung dalam laktoferin ini memungkinkan
bakteri sehat tertentu untuk berkembang. Memiliki efek langsung
pada antibodiotic berpotensi berbahaya seperti staphylococci
dan E.coli.
11)Lisozim
Lisozim berfungi meghancurkan bakteri berbahaya dan
keseimbangan bakteri dalam usus.
Pada waktu menyusu, bayi akan memeras ASI dari sinus
kemudian acini akan memproduksi lagi dan menambah ASI
kedalam saluran, selanjutnya ke sinus. Keseluruhan proses ini di
pengaruhi oleh system neuro hormonal yang kompleks. Secara
12
singkat ada dua hormon yang berperan, yaitu prolaktin yang di
hasilkan oleh bagian anterior kelenjar hipophise.Prolaktin
berfungsi merangsang terbentuknya ASI di dalam acinus,
sedangkan oksitosin mempunyai peran untuk merangsang sel
Mycepithel mengeluarkan ASI dari acinus. Keluarnya hormon-
hormon tersebut terjadi karena adanya rangsangan pada putting
susu ibu berupa isapan bayi terhadap putting susu ibu yang
terjadi segera setelah di lahirkan merupakan hal yang sangat
penting bagi keberhasilan proses menyusui. Isapan bayi tersebut
merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan proses
menyusui.
Isapan bayi tersebut merupakan rangsangan pada serabut
saraf sensoris yang ada pada putting susu. Rangsangan ini di
teruskan ke kelenjar hipophise juga di rangsang untuk
menghasilkan oksitosin.Dengan melalui darah kedua hormon
tersebut sampai ke payudara untuk menghasilkan dan
mengeluarkan ASI. Dengan demikian menyusukan yang sering
dan pengesongan payudara yang baik merupakan cara yang
paling baik untuk mendapatkan ASI yang banyak.
3. Jenis-jenis ASI
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning keemasan
yang di hasilkan oleh kelenjar
13
payudara setelah ibu melahirkan yang keluar antara 2-4 hari.
2) Transitional milk (ASI peralihan)
Air susu peralihan adalah air susu ibu yang di hasilkan
setelah keluarya kolostrum. ASI peralihan ini keluar antara
8-20 hari, di mana kadar lemak Laktosa, vitamin larut air
lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah serta
mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum.
3) Mature milk ( ASI matur)
ASI matang adalah ASI yang di hasilkan sekitar 21 hari
setelah melahirkan dengan volume bervariasi ntara kurang
lebih 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi
saat laktasi. ASI mature mengandung sekitar 90% air yang di
perlukan memelihara hidrasi bayi, dan 10% karohidrat,
protein, dan lemak untuk perkembangan bayi (Hesti,2013).
4. Upaya-upaya untuk memperlancar ASI
Pemberian ASI segera 30 menit pertama setelah lahir,
menyusui bayi sering siang atau malau atau setia kali bayi
minta, menyusui payudara kiri dan kanan secara
keseluruhan pindah ke payudara lain, cara menyusui yang
benar sangat penting sekali dalam upaya memperbanyak
ASI, dukungan psikologis dari keluaraga dan sekitarnya,
susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman, rawat gabung
dan anjurkan ibu banyak mengkonsumsi makanan bergizi
14
dan istirahat yang cukup.
Untuk memperoleh ASI yang baik, cukup pada masa
hamil ibu harus makan makanan yang bergizi baik, hidup
teratur, tenang dan jauhkan dari ketegangan pikiran,
pakailah BH yang dapat menahan payudara jangan
memakai BH yang menekan, melakukan perawatan
payudara yang di mulai pada kehamilan 6-7 bulan lakukan
2x sehari sebelum mandi (Winkjosastro, 2009).
B. Tinjauan tentang Perawatan Payudara pada Masa Kehamilan
1. Anatomi payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di
bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram,
saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram (Maritalia,2014).
Gambar 1. Anatomi payudara
15
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu: korpus
(badan) yaitu bagian yang membesar, areola yaitu bagian yang
kehitaman di tengah, papilla atau putting yaitu bagian yang
menonjol di puncak payudara.
2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting
yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui
nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial
penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga
perawatannya harus dilakukan sedini mungkin (Rulina, 2012).
Gambar 2. Perawatan payudara
Langkah-langkah perawatan payudara selama
kehamilan:
1) Pemijatan
a) Siapkan air hangat dan air dingin dengan wadah
berbeda, minyak kelapa atau baby oil, handuk, dan juga
kapas.
16
b) Pertama, bersihkan dulu payudara menggunakan air
hangat, lalu lakukan pemijatan menggunakan minyak.
Caranya, pijat di sekeliling payudara memutar searah
jarum jam, lalu kebalikannya.
c) Cara pemijatannya dengan menggunakan kedua tangan
sekeliling payudara di urut memutar searah jarum jam
kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah
itu lakukan pengurutan dari pangkal menuju putting.
Namun putting tidak perlu di pijat
d) Lakukan gerakan menekan payudara secara perlahan
dengan menggunakan sisi dalam telapak tangan dari
atas menuju arah puting susu untuk masing-masing
payudara
e) Pengetokan dengan buku-buku jari ke tangan kanan
dengan cepat dan teratur
f) Setelah itu, bersihkan putting payudara dengan
menggunakan kapas yang di beri minyak. Minyak ini
berfungsi agar putting lembab sehingga tidak mudah
terluka.
g) Terakhir, bersihkan payudara menggunakan air hangat
lalu air dingin gunanya untuk memperlancar sirkulasi
darah di bagian payudara
h) Keringkan menggunakan handuk lembut
17
2) Senam payudara ketika hamil
Hal ini yang bisa di lakukan untuk merawat payudara
ketika hamil adalah dengan melakukan senam.Bertujuan
memperkuat otot-otot di dada sehingga payudara menjadi
lebih padat dan produksi ASI akan menjadi lebih maksimal.
Senam ini bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi.
Berikut ini adalah caranya :
a) Posisi berdiri :
Tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri
dekat siku, sebaliknya bagian kiri memegang lengan
bawah kanan (seperti orang bersidekap), kemudian
tekan kuat-kuat kearah dada dengan cara mempererat
pegangan agar otot-otot dasar payudara tertarik,
lakukan berulang dan lemaskan kembali.
b) Pegang bahu dengan kedua ujung tangan kemudian
siku di putar ke depan sehingga lengan bagian dalam
tidak sengaja mengurut payudara kearah atas. Di
teruskan gerakan tangan ke atas dan kebelakang dan
kembali ke posisi semula,lakukan berulang.
c) Memakai Bra yang pas
Mengenakan bra yang nyaman juga adalah salah satu
cara dalam merawat payudara. Karena jika payudara
terlalu sesak justru akan menghambat perkembangan
18
kelenjar payudara, tetapi jika terlalu longgar pun akan
tampak jatuh ke bawah dan sakit ketika nanti menyusui.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung dari
stimulasi pada kelenjar payudara.Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan produksi ASI antara lain :
1) Makanan
Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan
Menurunnya jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal
ini di sebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi
yang di konsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan
cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan di gunakan
sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi
selama menyusu.
2) Ketenangan jiwa dan pikiran
Ibu yang cemas dan stres dapat menganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran
ASi. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang
merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut di perlukan untuk
mengkaji dampak dari berbagai tipe stress ibu khususnya
kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI. Penyakit
infeksi baik yang kronik maupun yang mengganggu proses
laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
19
3) Perawatan payudara
Perawatan payudara yang di mulai dari kehamilan bulan 7-8
memegang peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara
yang tlerawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara
yang baik, maka putting tidak akan lecet sewaktu di isap bayi.
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu
dilakukan, yaitu dengan mengurut selama 6 minggu terakhir
masa kehamilan. Pengurutan tersebut di harapkan apabila
terdapat penyumbatan pada duktus katiferus dapat di hindari
sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
4) Anatomis payudara
Jumah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI.
Selain itu, perlu di perhatikan juga bentuk anantomis papilla
atau putting susu Ibu.
5) Faktor fisiologi
ASI terbentuk karena pengaruhi dari hormone prolaktin yang
menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.
6) Faktor Isapan bayi
Isapan mulut bayi akan menstimulus kelenjar hipotalamus pada
bagian hipofisis Anterior dan posterior. Hipofisis anterior
menghasilkan rangsangan (rangsangan prolaktin) untuk
meningkatkan sekresi (pengeluaran) hormon prolaktin. Hormon
20
prolaktin bekerja pada kelenjar susu (Alveoli) untuk
memproduksi ASI isapan bayi tidak sempurna atau putting susu
ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormone
oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menurun dan ASI
akan terhenti.
7) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi premature di simpulkan bahwa
produksi ASI akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari
selama bulan pertama setelah melahirkan. Studi lain yang di
lakukan pada ibu degan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa
frekuensi penyusuan kurang lebih 10 kali perhari selama 2
minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan
peningkatan produksi ASI.
8) Berat badan lahir
Ada hubungan berat badan bayi dengan volume ASI.Hal ini
berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan
lama penyusuan di banding bayi yang lebih besar. Berat bayi
pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan
dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan
inti yang besar di banding bayi yang mendapat susu formula.
9) Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan saat melahirkan dan berat badan lahir
mempengaruhi produksi ASI. Hal ini di sebabkan bayi yang
21
lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 Minggu) sangat
lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak
prematur dapat di sebabkan berat badan yang rendah dan
belum sempurnanya fungsi organ.
10) Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
menganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.
Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Mesikpun
minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran
ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi
oksitosin.
C. Landasan Teori
Proses laktasi Selama kehamilan, di mana hormon estrogen
dan progesteron menginduksi perkembangan alveolus dan duktus
laktiferus di dalam payudara. Sesudah bayi di lahirkan, disusul
kemudian terjadinya peristiwa penurunan kadar hormone esterogen.
Penurunan kadar esterogen ini nantinya juga akan mendorong naiknya
kadar prolaktin, hormon yang mengambil peran penting dalam proses
menyusui.
Perawatan payudara yang dilakukan ibu pada masa kehamilan
22
dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar produksi ASI.
Perawatan payudara pada masa kehamilan memiliki banyak manfaat
antar lain menjaga kebersihan payudaraterutama kebersihan putting
susu,merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI
banyak dan lancar. Perawatan payudara yang dilakukan ibu pada
masa kehamilan dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
produksi ASI.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :
perawatan payudara dan anatomis payudara, makanan, ketenangan
jiwa dan pikiran, faktor fisiologi, faktor isapan anak, frekuensi
penyusuan, berat badan lahir bayi, umur kehamilan saat melahirkan
dan konsumsi rokok dan alkohol.
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara
mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan
oksitosin.Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi
ASI. Selain itu, perlu di perhatikan juga bentu anatomis papilla atau
putting susu ibu. ASI terbentuk karena pengaruh hormon prolaktin
yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.
Makanan yang di konsumsi ibu sangat berpengaruh
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan
Gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan
23
dengan lancar.
Stres dan penyakit akut (ketenangan jiwa dan pikiran). Ibu
yang cemas dan stress dapat menganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Semakin sering bayi
menyusu pada payudara ibu maka produksi dan pengeluaran ASI akan
semakin banyak.
Umur kehamilan dan berat badan lahir mempengaruhi
produksi ASI. Hal ini di sebabkan bayi yang lahir prematur (Umur
kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada
bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada
bayi prematur dapat di sebabkan berat badan yang rendah dan belum
sempurnanya fungsi organ.
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
menganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.
Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin
akan menghambat pelepasan oksitosin. Meskipun minum alkohol dosis
rendah dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu
pengeluaran ASI namun di satu sisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin.
Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI di sebut laktasi.
24
Keberhasilan laktasi di pengaruhi oleh kondisi hormonal setelah dan
saat kehamilan.Sementara kondisi sebelum kehamilan di tentukan oleh
perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.
Proses terjadinya pengeluaran air susu di mulai atau di
rangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan
tersebut merangsang kelenjar pictuitary Anterior untuk memproduksi
sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran
Air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let Down
Refleks di mana hisapan putting dapat merangsang kelenjar pictuitary
posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin yang dapat
merangsang serabut otot halus di dalam saluran susu sehingga air
susu dapat keluar.
25
D. Kerangka Teori
Gambar 2. Kerangka Teori modifikasi Lawrence Green(Notoatmodjo,2003), Proverawati (2010), dan Ambarwati (2008).
Faktor penyebab
1. Makanan
2. Perawatan
payudara pada
masa kehamilan
3. Anatomi Payudara
4. Faktor isapan bayi
atau penyusuan
5. Berat Lahir bayi
Faktor Pendukung
1. Umur kehamilan
saat melahirkan
2. Konsumsi rokok
dan alkohol
Faktor Pendorong
1. Ketenangan jiwadan pikiran
Pengeluaran ASI
26
E. Kerangka Konsep
Keterangan:
: variabel yang di teliti
: Hubungan antara variable
F. Hipotesis
Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha = ada hubungan antara perawatan payudara masa hamil dengan
pengeluaran ASI pada Ibu nifas
Perawatan payudarapada masa kehamilan
Pengeluaran ASI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik
dengan melakukan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,
2012).
Gambar 3.1 Skema penelitian Cross Sectional
SAMPEL
Tidak memelakukanperawatan
Melakukanperawatan
ASIlancar
ASI tidaklancar
ASI tidaklancar
ASI lancar
27
28
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di Ruang Nifas RSU Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan dari unit di dalam
pengamatan yang akan dilakukan (Hastono & Sabri, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang berada
di Ruang nifas di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Periode Januari
2017 .Di mana jumlah populasi 144 orang.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu Nifas yang melahirkan
di RSU Dewi Sartika Kota Kendari periode Januari tahun 2017 yang
di tentukan dengan metode Accidental Sampling. Dengan kriteria
inklusi :
Apabila jumlah populasi lebih dari 100,maka diambil 10-25 % atau
lebih dari populasi yang ada. Sedangan apabila jumlah populasi
kurang dari 100 lebih baik diambil semua dari populasi yang ada
untuk di jadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini diambil
sebanyak 25% dari total populasi yaitu :
Sampel = 25% x ∑Populasi=25% x 144 Populasi
29
=36 Orang (Arikunto, 2006)
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
menyusui berada di Ruang Nifas di RSU Dewi Sartika Kota Kendari
D. Variabel Penelitian
a. Variabel terikat (dependen variable)
Variabel terikat (dependen variable) adalah pengeluaran ASI.
b. Variabel Bebas (Idependent variable)
Variabel Bebas(Idependent variable) adalah perawatan payudara
pada masa kehamilan.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Perawatan payudara adalah salah satu cara atau metode tertentu
yang dapat di lakukan seseorang ibu nifas berusaha untuk
menghasilkan produk ASI yang baik dan mencegah terjadinya
kalainan-kelainan payudara yang sering di alami oleh ibu menyusui
Kriteria objektif perawatan payudara :
a. Melakukan perawatan payudara (jika semua di kerjakan sesuai
Standar Operasional Penatalaksanaan (SOP) Perawatan
payudara pada masa kehamilan ).
b. Tidak di lakukan perawatan payudara (Jika tidak di kerjakan
sesuai Standar Operasional Penatalaksanaan (SOP) Perawatan
payudara pada masa kehamilan, atau ada satu langkah yang
tidak di kerjakan). (wulandari, 2008)
30
2. Pengeluaran ASI adalah proses terjadinya pengeluaran air susu di
mulai atau di rangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu
ibu.
Kriteria objektif pengeluaran ASI :
a. Lancar (Jika pengeluaran ASI kurang dari 2 Hari)
b. Tidak lancar (Jika pengeluaran ASI lebih dari 2 hari)
(Wulandari, 2008)
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo,
2013). Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari pengisian
kuesioner tentang perawatan payudara pada masa kehamilan
pada ibu nifas dan wawancara.
a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden.
31
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan keterangan
atau bercakap-cakap berhadapan muka (face to face) dengan
orang tersebut (Notoatmodjo, 2012). Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal dari
responden.
c. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi dan kondisi).Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak
terlalu besar.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang di gunakan berupa
kuesioner dan Observasional langsung untuk mendapatkan data.
H. Pengolahan Dan Penyajian Data
Pengolahan data dilakukan secara sederhana dengan cara
manual dengan mengunakan kalkulator kemudian di sajikan dalam
bentuk tabel
32
I. Analisis Data
a. Analisis univariabel
Analisis ini menggunakan perhitungan statistik secara sederhana
untuk mengetahui presentase satu variabel dengan menggunakan
rumus :
Keterangan :
P = Presentase hasil yang dicapai
f = frekuensi variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
k = konstanta (Arikunto, 2010).
b. Analis Bivariabel
Untuk mengetahui hubungan variable dependent dan variable
independent degan menggunakan uji statistic chi square.
Adapun rumus Uji Chi Square,yaitu:
= ∑ ( − )²Keterangan∑ = jumlah
= statistic chi kuadrat hitung
= nilai observasi/ nilai pengumpulan data
= K
33
= frekuensi harapan (Alimul, 2007).
Interpretasi hasil :
1. Jika chi-squere hitung ≥ chi square table maka hipotesis diterima
2. Jika chi-squere hitung < chi square tabel maka hipotesis ditolak
(Sugiyono, 2008).
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengantar
Penelitian ini di laksanakan di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari tahun 2017 Sejak Juni tanggal 2 Juni sampai tanggal 22
juni Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Accidental
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang sampel.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, dan
lembaran observasional selain itu pengolahan data di lakukan
secara manual dan menggunakan excel, selanjutnya data dianalisis
menggunakan uji Chi square.
2. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak Geografis
RSU Dewi Sartika Kendari terletak di Jalan Kapten Piere
Tendean No.118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Ibu Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena
berada ditengah-tengah lingkungan pemukiman penduduk dan
mudah dijangkau dengan kendaraan umum karena berada disisi
jalan raya dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara : Perumahan penduduk
- Sebelah selatan : Jalan raya Kapten Piere Tendean
- Sebelah timur : Perumahan penduduk
34
35
- Sebelah barat : Perumahan penduduk
b. Lingkungan fisik
RSU Dewi Sartika Kendari berdiri diatas tanah seluas
1.624 m² dengan luas bangunan 957,90 m². RSU Dewi Sartika
Kendari selama kurun waktu 5 tahun sejak berdirinya tahun
2009 sampai dengan tahun 2014 telah melakukan
pengembangan fisik bangunan sebanyak 2 kali sebagai bukti
keseriusan untuk berbenah dan memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat khususnya masyarakat kota kendari.
c. Status
RSU Dewi Sartika Kendari yang mulai dibangun
/didirikan tahun 2009 dengan izin operasional sementara dari
walikota Kendari No.56/IZN/XI/2010/001 tanggal 5 november
2010, maka rumah sakit ini resmi berfungsi dan melakukan
kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pencari jasa kesehatan dibawah naungan Yayasan Widya
Ananda Nugraha Kendari yang sekaligus sebagai pemilik rumah
sakit. RSU Dewi Sartika Kendari telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI menjadi Rumah sakit type D.
d. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Kendari
Tugas pokok RSU Dewi Sartika Kendari adalah
melakukan upaya kesehatan secara efisien dan efektif dengan
36
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
tersebut diatas RSU Dewi Sartika Kendari mempunyai fungsi :
1) Menyelenggarakan pelayanan medik
2) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
3) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
6) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di RSU Dewi Sartika
Kendari adalah sebagai berikut :
1) Pelayanan medis yang ada di RSU Dewi Sartika antara lain:
a. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan terdiri dari : Poliklinik obsgyn,
Poliklinik umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik