i KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT OLEH : AMALIA ROSIDA NIM. P07220117042 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA 2020
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG
DI RAWAT DI RUMAH SAKIT
OLEH :
AMALIA ROSIDA
NIM. P07220117042
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
2020
ii
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG
DI RAWAT DI RUMAH SAKIT
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
OLEH :
AMALIA ROSIDA
NIM. P07220117042
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
2020
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun
baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Samarinda,………………………
Yang menyatakan
Amalia Rosida
NIM. P07220117042
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI
UNTUK DIUJIKAN
TANGGAL 14 MEI 2020
Oleh
Pembimbing
Ns. Grace C.Sipasulta, M.Kep.Sp.Kep.Mat
NIDN. 4013106302
Pembimbing Pendamping
Dr. Hj. Nina Mardiana, S.Pd, M.Kes
NIDN. 4025096101
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan Samarinda
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196803291994022001
v
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca Mammae yang dirawat di Rumah Sakit
Telah Diuji
Pada Tanggal 14 Mei 2020
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji
Rus Andraini, A.Kp.MPH : …………………….
NIDN. 4006027101
Penguji Anggota :
1. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat :……………………..
2. Dr. Hj. Nina Mardiana, S.Pd., M.Kes :……………………...
NIDN. 4025096101
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196803291994022001 NIP. 196508251985032001
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal Karya tulis Ilmiah (KTI) dengan judul Asuhan Keperawatan
Pasien dengan Ca Mammae yang dirawat di Rumah Sakit guna memenuhi
persyaratan tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan D-III Keperawatan.
Dalam penyusunan Proposal KTI ini, penulis banyak mengalami kesulitan
dan hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dan bimbingan
dari dosen serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. H. Supriyadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Penanggung Jawab
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur dan sekaligus sebagai pembimbing I
5. DR. Hj. Nina Mardiana, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing II yang bersedia
memberikan ilmu dan waktunya selama proses bimbingan berlangsung.
vii
6. Dosen dan seluruh staf pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik dalam
masa pendidikan.
7. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis
untuk menyelesaikaan penyusunan Karya tulis ilmiah ini.
8. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2017 Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur Program Studi D-III Keperawatan Kelas
Balikpapan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna dan mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi materi
maupun teknik penulisan dan penyusunan, untuk itu masukan, saran, serta kritik
sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya tulis ilmiah ini. Akhirnya hanya
kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat
memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah
dihadapan Allah SWT.
Balikpapan, Februari 2020
Amalia Rosida
viii
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG
DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
Kanker payudara merupakan suatu kondisi sel kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, pertumbuhan tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Aspek
psikologis pasien dipengaruhi oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan
hubungan sosial yang menyebabkan distres sehingga terjadi penurunan kualitas
hidup. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penelitian ini menggunakan metode studi literature review dengan
pendekatan Asuhan Keperawatan dengan mengambil dua kasus pasien dengan
Carsinoma mammae sebagai unit analisis. Metode pengambilan data
menggunakan format Virginia Henderson melalui identifikasi, menginterpretasi
dan menganalisa dari 2 sumber pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan
studi literatur. Analisa dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan
konsep teori.
Berdasarkan analisa data diperoleh pada pasien 1 dan pasien 2 terdapat
masalah keperawatan yang sama, yaitu nyeri kronis. Pada pasien 1 diagnosa
ditegakkan berdasarkan SDKI sedangkan pada pasien 2 ditegakkan berdasarkan
NANDA. Pada pasien 1 ditemukan 5 diagnosa dan pada pasien 2 ditemukan 6 dari
9 diagnosa yang sesuai dengan teori. Rencana Keperawatan pasien 1
menggunakan SLKI dan SIKI sedangkan pada pasien 2 tidak. Pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien sesuai dengan perencanaan.
Evaluasi pada kedua pasien tidak semua masalah keperawatan teratasi
Setelah dilakukan penelitian literature pada kedua pasien terdapat 5
masalah keperawatan yang teratasi dengan baik, 1 masalah keperawatan yang
teratasi sebagian dan 4 maslah keperawatan tidak teratasi. Di harapkan untuk
peneliti selanjutnya, agar dapat memberi asuhan keprawatan secara komprehensif
guna menangani dalam memberikan asuhan keperawatan pasien kepada pasien
carsinoma mammae sehingga hasil yang didapat lebih optimal.
Kata kunci : Carsinoma mammae, Asuhan Keperawatan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI .................................................................................................6
A. Konsep Dasar Kanker Payudara .................................................................... 6
1. Pengertian ......................................................................................................... 6
2. Anatomi Payudara ............................................................................................ 6
3. Fisiologi payudara ............................................................................................ 7
4. Etiologi ............................................................................................................. 9
5. Patofisiologi ................................................................................................... 10
6. Tanda dan gejala ............................................................................................. 11
7. Pemeriksaan penunjang .................................................................................. 12
8. Penatalaksanaan medis ................................................................................... 14
9. Komplikasi ..................................................................................................... 15
B. Konsep Masalah Keperawatan ..................................................................... 15
x
1. Pengertian .......................................................................................................... 15
2. Kriteria mayor dan minor .................................................................................. 15
3. Faktor yang berhubungan .................................................................................. 16
4. Pathway ............................................................................................................. 17
5. Masalah keperawatan ........................................................................................ 18
C. Konsep Dasar Keperawatan Virginia Henderson ........................................ 24
D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan............................................................. 25
BAB III ..................................................................................................................48
METODE PENELITIAN .......................................................................................48
A. Pendekatan/Desain Penelitian ...................................................................... 48
B. Subyek Penelitian......................................................................................... 48
E. Batasan Istilah (Definisi Operasional) ......................................................... 48
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 49
G. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 49
H. Metode dan instrument Pengumpulan Data ................................................. 49
I. Keabsahan Data ........................................................................................... 51
J. Analisis Data ................................................................................................ 51
BAB IV ..................................................................................................................41
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................41
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 41
1. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................................... 41
2. Hasil Asuhan Keperawatan .......................................................................... 139
B. Pembahasan................................................................................................ 195
1. Pengkajian .................................................................................................... 195
2. Diagnosa keperawatan .................................................................................. 199
3. Intervensi keperawatan ................................................................................. 205
4. Implementasi ................................................................................................ 210
5. Evaluasi keperawatan ................................................................................... 214
BAB V ..................................................................................................................216
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................216
A. Kesimpulan ................................................................................................ 216
B. Saran .......................................................................................................... 217
xi
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................219
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ..............................................................................................................139
Tabel 4.2 ..............................................................................................................140
Tabel 4.3 ..............................................................................................................143
Tabel 4.4 ..............................................................................................................146
Tabel 4.5 ..............................................................................................................147
Tabel 4.6 ..............................................................................................................151
Tabel 4.7 ..............................................................................................................152
Tabel 4.8 ..............................................................................................................151
Tabel 4.9 ..............................................................................................................155
Tabel 4.10 ............................................................................................................156
Tabel 4.11 ............................................................................................................157
Tabel 4.12 ............................................................................................................160
Tabel 4.13 ............................................................................................................162
Tabel 4.14 ............................................................................................................164
Tabel 4.15 ............................................................................................................171
Tabel 4.16 ............................................................................................................172
Tabel 4.17 ............................................................................................................180
Tabel 4.18 ...........................................................................................................188
Tabel 4.19 ............................................................................................................188
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Payudara .......................................................................... 7
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pathway ............................................................................................. 17
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsul
Lampiran 2 Format pengkajian
Lampiran 3 Lembar Analisa Data
Lampiran 4 Lembar Daftar Diagnosa Keperawatan
Lampiran 5 Lembar Intervensi
Lampiran 6 Lembar Implementasi
Lampiran 7 Lembar Evaluasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah
diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
benjolan atau massa (Putra, 2015).
Menurut data WHO (World Health Organization ) Kanker payudara
adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena
kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak 630.000 di antaranya meninggal
karena kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan kurangnya biaya
pengobatan (WHO, 2019). Para penderita kanker payudara kebanyakan
datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam
stadium lanjut, penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak
melakukan deteksi dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga
kasus ini terus mengalami peningkatan (Irawan, 2018).
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan
mencapai 3,1 juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2019). Angka kejadian
penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8
di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23 (Globocan, 2018). Angka
2
kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu
sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker
tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti
Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
penduduk (Riskesdas, 2018).
Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi
oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak
psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan
memengaruhi kualitas hidup pasien. Pemicu stres pada penderita kanker
payudara berasal dari tergganggunya fungsi tubuh, keputusasaan,
ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan citra diri (Utami, 2017).
Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu
mendapatkan status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi atau
kemampuan fisik seoptimal mungkin, seseorang yang memiliki kualitas hidup
yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup
menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari,
2019).
3
Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan
keperawatan dilakukan berdasarkan model keperawatan Virginia henderson.
Model keperawatan ini berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan
membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan mengembalikan
kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang dialami
(Desmawati, 2019).
Berdasarkan uraian fenomena diatas dan diperkuat pula dengan data
yang terdapat di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tahun 2019
terdapat 121 kasus ca mamae yang menjadi urutan terbanyak pertama, maka
peneliti tertarik mengangkat dan melakukan Asuhan Keperawatan dengan
pasien Ca Mamae di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tahun
2020.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan
masalah diatas adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca
Mammae yang dirawat di Rumah Sakit ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa dengan Kanker
Payudara.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Kanker Payudara.
b. Mengidentifikasi diagnose pasien dengan Kanker Payudara.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Literature
review Kanker Payudara.
d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Kanker
Payudara.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker
Payudara.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Kanker Payudara.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar
dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
saran dan bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Kanker Payudara.
3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu
dibidang keperawatan dalam Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
5
Kanker Payudara dan sebagai literatur dalam pembuatan Kaeya tulis
Ilmiah.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kanker Payudara
1. Pengertian
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
2. Anatomi Payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,
kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara
dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.
Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior
dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,
dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah
musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda
payudara terletak di atas costa II–IV.
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.
Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang
kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel
Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
7
Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan
berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu
apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri
mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi
tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava
superior sedangkan aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae,
kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan
demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No
Title, 2012).
Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)
3. Fisiologi payudara
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat
menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya
berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi
8
susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan
progesteron.
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan
yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa
pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya
duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan pembesaran
payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit
lemak.
Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama
menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga
menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan
nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus
lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara
menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin dimana
alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui
duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beregresi
dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan lemak
beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun
akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan
menggantung (No Title, 2012)
9
4. Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah
faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga
tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada
payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan
beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan
kanker payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
10
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena
kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar
pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.
5. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma
adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak
mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut
dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai
sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana
inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan
menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat
11
seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens
yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal atau
genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana
sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi
mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase
menunjukkan perilaku maligna.
6. Tanda dan gejala
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,
mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun
dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)
Adapun tanda dan gejala kanker payudara :
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)
atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit
jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul
satelit)
e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
12
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
awal-awalnya tidak terasa sakit.
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu
payudara
j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
a. Laboratorium meliputi
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
5) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
yang keluar dari ekskoriasi
b. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk
mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae
untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
13
c. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah
padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan
tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2
cm.
d. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae
atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
e. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
f. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif
terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi
terapi.
g. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara
pada organ lain
h. Pemeriksaan hematologi
14
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
8. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan
lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat
dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak
turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
4. Wide excision / mastektomi parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
b. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping:
15
kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada
nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
c. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
9. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis
payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).
B. Konsep Masalah Keperawatan
1. Pengertian
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017).
2. Kriteria mayor dan minor
16
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-
100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan
gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan
diagnosis (PPNI, 2017)
3. Faktor yang berhubungan
Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah
yang dapat menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis
atau masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul
pada pasien kanker payudara menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (PPNI, 2017)
17
4. Pathway
18
Bagan 2.1 Patway Kanker Payudara
(PPNI, 2017) & (Lodia Kristin, 2017)
5. Masalah keperawatan
19
Masalah keperawatan pada pasien dengan ca mammae (PPNI, 2017)
a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
1) Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat d berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung lebih d 3 bulan.
2) Data mayor :
Subjektif : Mengeluh nyeri, Merasa depresi (tertekan)
Objektif : Tampak meringis, Gelisah, Tidak mampu menuntaskan
aktivitas.
3) Data minor
Subjektif : Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif : Bersikap protektif (mis.menghindari nyeri), Waspada, Pola
tidur berubah, Anoreksia
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
(D.0129).
1) Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi daniatay Definisi ligamen).
2) Data mayor :
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit.
3) Data minor
20
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif : Nyeri, Perdarahan, Kemerahan, Hematoma.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
1) Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
2) Data Mayor :
Subjektif: Dispnea
Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan Parshall, Fase ekspirasi
memanjang, Pola napas abnormal (mis. takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)
3) Data minor
Subjektif :Ortopnea
Objektif : Pernapasan pursed-lip 1, Pernapasan cuping hidung,
Diameter thoraks anterior-posterior meningkat, Ventilasi semenit
menurun, Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun,
Tekanan inspirasi menurun, Ekskursi dada berubah.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).
1) Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
2) Faktor Risiko : Penyakit kronis (mis. diabetes melitus), Efek prosedur
invasif, Malnutrisi, Peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan, Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
21
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019).
1) Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhí kebutuhan
metabolisme.
2) Data mayor :
Subjektif : ( tidak tersedia )
Objektif : bearat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
3) Data minor
Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri
Objektif : Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Nafsu
makan menurun Otot menelan lemah, Membran mukosa pucat,
sariawan, Serum albumin turun, Rambut rontok berlebihan, Diare
Kondisi Klinis Terkait
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111).
1) Definsi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu.
2) Data mayor :
Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah
3) Data minor :
Subjektif : (tidak tersedia)
22
Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan
perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
1) Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
2) Data Mayor :
Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi
Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, Sulit tidur
3) Data Minor :
Subjektif : Mengeluh pusing, Anoreksia, Palpitasi, Merasa tidak
berdaya.
Objektif : Frekuensi napas meningkat, Frekuensi nadi meningkat,
Tekanan darah meningkat. Diaforesis, Tremor, Muka tampak pucat,
Suara bergetar, Kontak mata buruk, Sering berkemih, Berorientasi
pada masa lalu.
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
tubuh (D.0083).
1) Definisi : perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi
fisik individu.
2) Data mayor :
Subjektif : Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
23
Objektif : Kehilangan bagian tubuh, Fungsi/struktur tubuh berubah/
hilang
3) Data Minor :
Subjektif : Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian
tubuh, mengungkapkan perasaaan negatif tentang perubahan tubuh,
mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain,
mengungkapkan perubahn gaya hidup
Objektif : Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara
berleblhan, Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh,
fokus berlebihan pada perubahan tubuh, respon non verbal pada
perubahan dan presepsi tubuh, Fokus pada penampilan dan kekuatan
masa lalu, Hubungan sosial berubah.
i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
1) Definisi : Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan pasien Definisi seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.
2) Data Mayor :
Subjektif : Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong),
Merasa malu/bersalah, Merasa tidak mampu melakukan apapun,
Meremehkan kemampuan mengatasi masalah, Merasa tidak memiliki
kelebihan atau kemampuan positif, Melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri, Menolak penilaian positif diri sendiri
24
Objektif : Enggan mencoba hal baru, Berjalan menunduk, Postur
tubuh menunduk,
3) Data minor :
Subjektif : Merasa sulit konsentrasi, Sulit tidur, Mengungkapkan
keputusasaan
Objektif : Kontak mata kurang, Lesu dan tidak bergairah, Berbicara
pelan dan lirih, Pasif, Perilaku tidak asertif, Mencari penguatan secara
berlebihan, Bergantung pada pendapat orang lain, Sulit membuat
keputusan.
C. Konsep Dasar Keperawatan Virginia Henderson
Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan
sakit maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal
dengan damai, yang dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki
kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Handerson
mengemukakan teori tersebut dikarenakan keyakinan dan nilai yang dia
percayai yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Selain itu
dia juga mengatakan dalam mendefinisikan tentang keperawatan harus
memikirkan keseeimbangan fisiologisnya.
Henderson menghubungakan hal-hal tersebut dengan kegiatan sehari-
hari dan Ia juga memberikan gambaran tentang bagaimana tugas perawat
harus bisa mengkaji, menganalisis dan mengobservasi untuk bisa memberikan
dukungan dalam kesehatan dan proses penyembuhan atau pemulihan dengan
demikian individu tersebut mendapatkan kembali kemandirian dan kebebasan
25
yang merupakan tujuan mendasar dari teori tersebut. Ia juga berpendapat
dalam sudut Epistemologi karakteristik ilmu keperawatan, manusia adalah
makhluk yang unik, dan tidak ada yang memiliki kebutuhan dasar yang sama
yang dalam pemenuhannya memerlukan bantuan orang lain (Desmawati,
2019).
D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada
pengkajian menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan
mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi
yang dialami (Desmawati, 2019).
1. Pengkajian
a. Pengkajian Identitas
1) Identitas Pasien :
2) Identitas Penanggung Jawab :
b. Status Kesehatan
1) Keluhan Utama :
2) Penyakit yang pernah dialami :
3) Alergi :
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
5) Riwayat Penyakit Keluarga :
6) Diagnosa Medis dan therapy :
26
c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Pola Bernapas
2) Pola makan-minum
3) Pola Eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola istirahat dan tidur
6) Pola Berpakaian
7) Pola rasa nyaman
8) Pola Aman
9) Pola Kebersihan Diri
10) Pola Komunikasi
11) Pola Beribadah
12) Pola Produktifitas
13) Pola Rekreasi
14) Pola Kebutuhan Belajar
d. Pengkajian Fisik
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Data laboratorium yang berhubungan
2. Diagnosa keperawatan
Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang
27
bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan
terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi
Kusuma 2016) diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae
adalah (PPNI, 2017):
a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
(D.0129).
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019).
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111).
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
tubuh (D.0083).
i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0101).
3. Intervensi Keperawatan
Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria
28
hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2019) :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ekspetasi tingkat nyeri menurun.
2) Kriteria hasil :
a) kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
b) keluhan nyeri menurun
c) meringis menurun
d) sikap protektif menurun
e) gelisah menurun
f) kesulitan tidur menurun
g) menarik diri menurun
h) berfokus pada diri sendiri menurun
i) diaforesis menurun
j) perasaan depresi (tertekan ) menurun
k) perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
l) anoreksia menurun
m) perineum terasa tertekan menurun
n) uterus teraba membulat menurun
o) ketegangan otot menurun
p) pupil dilatasi menurun
q) muntah menurun mual menurun
29
r) frekuensi nadi membaik
s) pola nafas membaik
t) tekanan darah membaik
u) proses berpikir membaik
v) fokus membaik
w) fungsi berkemih membaik
x) perilaku membaik
y) nafsu makan membaik
z) pola tidur membaik
3) Intervensi :
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
30
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
(D.0129).
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan meingkat.
2) Kriteria hasil :
a) Elastisitas meningkat
b) Hidrasi meningkat
31
c) Perfusi jaringan meningkat
d) Kerusakan jaringan menurun
e) Kerusakan lapisan kulit menurun
f) Nyeri menurun
g) Perdarahan menurun
h) Kemerahan menurun
i) Hematoma menurun
j) Pigmentasi abnormal menurun
k) Jaringan parut menurun
l) Nekrosis menurun
m) Abrasi kornea menurun
n) Suhu kulit membaik
o) Sensasi membaik
p) Tekstur membaik
q) Pertumbuhan rambut membaik
3) Intervensi :
Perawatan luka (I.14564)
Observasi
a) monitor karakteristik luka
b) monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
a) lepaskan balutan dan plester secara perlahan
b) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
32
c) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik sesuai
kebutuhan
d) bersihkan jaringan nekrotik
e) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
f) pasang balutan sesuai jenis luka
g) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
h) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
i) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
j) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein
1,25-1,5 gram/kgBB/hari
k) Berikan suplemen vitamin dan mineral
l) berikan terapi tens, jika perlu
Edukasi
a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
a) kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
b) kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspektasi pola napas membaik.
33
2) Kriteria hasil :
a) Ventilasi semenit meningkat
b) Kapasitas vital meningkat
c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
d) Tekanan ekspirasi meningkat
e) Tekanan inspirasi meningkat
f) Dispnea menurun
g) Penggunaan otot bantu napas menurun
h) Pemanjangan fase ekspirasi menurun
i) Ortopnea menurun
j) Pernapasan pursed-lip menurun
k) Pernapasan cuping hidung menurun
l) Frekuensi napas membaik
m) Kedalaman napas membaik
n) Ekskursi dada membaik
3) Intervensi :
Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
34
a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
b) Posisikan semi-Fowler atau Fowler
c) Berikan minum hangat
d) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
g) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
h) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
b) Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ekspetasi tingkat infeksi menurun.
2) Kriteria hasil :
a) kebersihan tangan meningkat
b) kebersihan badan meningkat
c) nafsu makan meningkat
d) demam menurun
35
e) kemerahan menurun
f) bengkak menurun
g) vesikel menurun
h) cairan berbau busuk menurun
i) sputum berwarna hijau menurun
j) drainase purulen menurun
k) piuria menurun
l) periode malaise menurun
m) periode menggigil menurun
n) letargi menurun
o) gangguan kognitif menurun
p) kadar sel darah putih membaik
q) kultur darah membaik
r) kultur urine membaik
s) kultur sputum membaik
t) kultur area luka membaik
u) kultur feses membaik
v) kadar sel darah putih membaik
3) Intervensi
pencegahan infeksi (I.14539)
observasi
a) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
terapeutik
a) Batasi jumlah pengunjung
36
b) berikan perawatan kulit pada area edema
c) cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
d) pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b) ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c) Ajarkan etika batuk
d) ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f) anjurkan meningkatkan asupan cairan
kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diarapkan
ekspetasi status nutrisi membaik
2) Kriteria hasil :
a) Kekuatan otot pengunyah meningkat
b) Kekuatan otot menelan meningkat
c) Serum albumin meningkat
d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat
e) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
f) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat
37
g) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat
meningkat
h) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat
i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat
j) Perasaan cepat kenyang menurun
k) Nyeri abdomen menurun
l) Sariawan menurun
m) Rambut rontok menurun
n) Diare menurun
o) Berat badan membaik
p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
q) Frekuensi makan membaik
r) Nafsu makan membaik
s) Bising usus membaik
t) Tebal lipatan kulit trisep membaik
u) Membran mukosa membaik
3) Intervensi :
Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
38
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f) Berikan suplemen makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b) Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
b) Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111).
39
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ekspektasi tingkat pengetahuan meningkat
2) Kriteria hasil :
a) perilaku sesuai anjuran meningkat
b) verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat
d) kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang
sesuai dengan topik meningkat
e) perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
f) pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
g) persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
i) perilaku membaik
3) Intervensi :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
a) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
40
Edukasi
a) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
diharapkan ekspektasi tingkat ansietas menurun
2) Kriteria hasil:
a) verbalisasi kebingungan menurun
b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
c) perilaku gelisah menurun
d) perilaku tegang menurun
e) keluhan pusing menurun
f) anoreksia menurun
g) palpitasi menurun
h) frekuensi pernapasan menurun
i) frekuensi nadi menurun
j) tekanan darah menurun
k) diaforesis menurun
l) tremor menurun
m) pucat menurun
n) konsentrasi membaik
o) pola tidur membaik
41
p) perasaan keberdayaan membaik
q) kontak mata membaik
r) pola berkemih membaik
s) orientasi membaik
3) Intervensi :
Reduksi Ansietas (I. 09314)
Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stresor)
b) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan
c) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
c) Pahami situasi yang mernbuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan,
dan prognosis
42
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual
kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
tubuh (D.0083).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
diharapkan ekspektasi citra tubuh meningkat
2) Kriteria hasil :
a) Melihat bagian tubuh meningkat
b) menyentuh bagian tubuh meningkat
c) verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat
d) verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat
e) verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
f) verbalisasi kekhawatiran terhadap penolakan/reaksi orang lain
menurun
g) verbalisasi perubahan gaya hidup menurun
h) menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
i) menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun
j) fokus pada bagian tubuh menurun
43
k) fokus pada penampilan masa lalu
l) menurun fokus pada kekuatan masa lalu menurun
m) respon non verbal pada perubahan tubuh membaik
n) hubungan sosial membaik
3) Intervensi :
Promosi citra tubuh (I.09305)
Observasi
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt
citra tubuh
c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi
sosial
d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis,
luka, penyakit. pembedahan)
e) Diskusikan cara mengembangken harapan citra tubah secara
realistis
44
f) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
a) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra
tubuh
b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
c) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig,
kosmetik)
d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok
sebaya)
e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
f) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan)
g) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain
maupun kelompok
i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
diharapkan ekspektasi harga diri meningkat.
2) Kriteria hasil :
a) Penilaian diri positif meningkat
b) perasaan memiliki kelebihan/ kemampuan positif meningkat
c) penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat
d) minat mencoba hal baru meningkat
e) berjalan menampakan wajah meningkat
45
f) postur tubuh menampakan wajah meningkat
g) konsentrasi meningkat
h) tidur meningkat
i) kontak mata meningkat
j) gairah aktivitas meningkat
k) aktif meningkat
l) percaya diri berbicara meningkat
m) perilaku esertif meningkat
n) kemampuan membuat keputusan meningkat
o) perasaan malu menurun
p) perasaan bersalah menurun
q) perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
r) meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun
s) ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun
t) pencarian penguatan secara berlebihan menurun
3) Intervensi
Promosi Harga diri (I. 09331)
Observasi
a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia
terhadap harga diri
b) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri
c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
a) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
46
b) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru
c) Diskusikan pernyataan tentang harga diri
d) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
e) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
f) Diskusikan persepsi negatif diri
g) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
h) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga
diri yang lebih tinggi
i) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
j) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
k) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga
diri
Edukasi
a) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri pasien
b) Ankurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
c) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
d) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negatif
e) Anjurkan mengevaluasi perilaku
f) Ajarkan cara mengatasi bullying
g) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
h) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri
47
i) Latih cara berfikir dan berperilaku positif
j) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam
menangani situasi
4. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan
keperawatan perawat berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan
membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri,
saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/
ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan
kondisi saat ini (Desmawati, 2019).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan
yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan literatur review yaitu me-
review Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara yang
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Subyek studi kasus yang digunakan dalam review kasus keperawatan
adalah individu, individu di keluarga, dan variable dengan kasus yang akan
review secara rinci dan mendalam. Adapun kasus yang akan direview
minimal berjumlah dua kasus yang sama dengan subjek/pasien yang berbeda.
Dengan kriteria sebagai berikut.:
1. Kriteria Inklusi
Pasien dengan Ca Mammae
2. Kriteria Eksklusi
Pasien dengan penyakit lain
C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)
Definisi operasional karya tulis ini adalah :
1. Kanker Payudara
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam
49
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian Kanker payudara adalah
penyakit di mana ada pertumbuhan berlebihan atau tidak terkendali
pertumbuhan sel (jaringan) payudara.
2. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara adalah
suatu proses atau tahap tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang
diberikan langsung kepada pasien dengan Kanker Payudara dalam
berbagai tatanan pelayanan kesehatan meliputi metode askep atau asuhan
keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta
berkesinambungan dalam pemecahan masalah kesehatan pasien dewasa
dengan Kanker Payudara. Asuhan keperawatan di mulai dengan adanya
tahapan pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan penegakkan
masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian/evaluasi
tindakan keperawatan.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balikpapan pada tanggal 15 April 2020
sampai dengan tanggal 8 Mei 2020.
E. Prosedur Penelitian
1. Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut :
2. Mahasiswa melakukan ujian proposal.
3. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk
memproleh persetujuan pengambilan data.
50
4. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan metode literatur
review.
5. Mahasiswa melakukan identifikasi dan validasi laporan asuhan
keperawatan melalui media internet yang disetujui pembimbing.
6. Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian menggunakan
format Ramona T. Mercer antara konsep teori dengan kasus.
7. Mahasiswa membandingkan penegakan diagnose keperawatan
berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.
8. Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI
& SLKI antara konsep teori dengan kasus.
9. Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan
perencanaan berdasarkan SIKI & SLKI pada konsep teori.
10. Mahasiswa melihat kesesuaian pelaksanaan evaluasi terhadap tujuan dan
kriteria hasil dengan diagnosa yang ditegakkan.
11. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan
yang ditemukan dalam literatur review
12. Mahasiswa melakukan konsultasi kepada pembimbing.
13. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat konsultasi
dengan pembimbing.
F. Metode dan instrument Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan, antara lain :
51
a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien dewasa
dengan Kanker Payudara, keluhan utama, riwayat peyakit sekarang-
dahulu-keluarga dll). Sumber data dari pasien, keluarga, perawat
lainnya.
b. Pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik : inspeksi, auskultasi,
palpasi, perkusi/IAPP pada system tubuh pasien.
c. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostic)
2. Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format Asuhan
Keperawatan dengan model keperawatan Virginia Henderson, sesuai
ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan
Timur (instrument terlampir).
G. Keabsahan Data
Keabsahan data untuk membuktikan kualitas data atau informasi yang
diperoleh untuk mengumpulkan informasi utama langsung dari pasien dan
keluarga, data hasil pemeriksaan fisik dan catatan rekam medis, serta
perawatan diruangan pasien.
H. Analisis Data
Analisia data pada literature review yaitu data yang dikumpulkan sesuai
dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan konsep teori, prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah keperawatan.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian asuhan keperawatan
pada pasien dengan Carsinoma mammae dalam bentuk review kasus yang telah
dilaksanakan di Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan di
Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan
mengambil hasil laporan askep dari media internet dengan jumlah sampel 2
pasien. Pengambilan sampel pasien 1 diambil dari “Karya Tulis Ilmiah Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019” dan pengambilan sampel pasien
2 diambil dari “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E Dengan
Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2018”.
Adapun hasil penelitiannya diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pasien 1 dilakukan di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah No.1 Sidodadi,
Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda diresmikan pada tanggal 22 Februari 1986.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit tipe A yang memeiliki fasilitas antara
lain: intalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi farmasi,
laboratorium PA, laboratorium Pk, instalasi kedokteran nuklir, radiologi,
radiotrapi, instalasi penunjang medik, hemodialysis, ruang kemotrapi,
rehabilitasi medik, instalasi perawatan intensif, IGD 24 jam dan instalasi
bedah sentral.
Penulis menggunakan ruangan Aster dari tanggal 02 April-06
april 2019, ruangan ini adalah ruangan yang dikhususkan untuk pasien-
pasien pre dan post.
Operasi laki-laki dan perempuan baik tua dan anak-anak. Pasien
yang di rawat di ruangan ini sebagian besar adalah pasien pre dan post
operasi fraktur, tetapi banyak juga pasien dengan penyakit lain seperti
Carsinoma mammae.
Bangunan ruang Aster terdiri dari 10 kamar yang masing-masing
kamar dapat menampung 5-6 pasien, 1 ruangan isolasi untuk menampung
6 pasien, 1 ruangan tindakan, 1 ruang mushola, 1 ruang rapat dan ruang
perawat, 1 ruang dapur, 1 ruang untuk kepala ruangan dan wakil kpala
ruangan serta 2 kamar mandi pegawai.
Kasus yang dirawat di rungan Aster meliputi kasus Fraktur,
Anemia, Ulkus diabetic food , Laparatomy, Combutio, App perforasi,
Carsinoma mammae.
Lokasi penelitian pasien 2 dilakukan di Ruang Bougenville RSUD
Kota Yogyakarta.
139
2. Hasil Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil anamnesis Pengkajian identitas pasien dengan Ca.
Mammae Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
Nama (insial) Ny. S Ny. E
Umur 58 Tahun 57 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Status Perkawinan Menikah Menikah
Pekerjaan IRT IRT
Agama Islam Islam
Pendidikan terakhir Tidak tamat SD SPG
Alamat Jl.Perintis, Samarinda Suryodiningratan MJ II/897
No. Register 90.78.XX 40.9X.XX
Tanggal MRS 02 April 2019 28 Juni 2018
Tanggal Pengkajian 02 April 2019 2 Juli 2018
Diagnosa Medis Carsinoma Mammae Sinistra
Post MRM
Carsinoma Mammae
Identitas penanggung
jawab Pasien 1 Pasien 2
Nama (inisial) Tidak tercantum Tn. M
Umur Tidak tercantum 56 tahun
Pendidikan Tidak tercantum SMP
Hub. Dengan pasien Tidak tercantum Suami
Pekerjaan Tidak tercantum Penjual angkringan
Alamat Tidak tercantum Suryodiningratan MJ II/897
Genogram
Data Anamnesis
Sumber: (Tri Winarti, 2019), (Sugeng Laksono, 2018)
140
Berdasarkan tabel 4.1 data pengakajian dilakukan di hari yang
berbeda yaitu, pasien 1 pada selasa 02 April 2019 pada pukul 08.00
WITA didapatkan data pasien 1, yaitu Ny.S berusia 58 tahun, jenis
kelamin perempuan, telah menikah, suku jawa, beragama islam, dengan
tidak tamat SD, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat di Jl. Perintis,
Samarinda, pasien masuk di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda pada tanggal 02 April 2019 pukul 03.00 WITA
dengan No. Register 90.78.XX diagnosa medis Carsinoma mammae
sinistra yang telah melakukan MRM (Mastektomi Radikal Modifikasi).
Pasien 2 pada tanggal 2 juli 2018 didapatkan data pasien 2, yaitu Ny. E
berusia 57 tahun, jenis kelamin perempuan, berprofesi sebagai IRT,
beragama islam, pendidikan SPG, alamat di Suryodiningratan MJ II/897,
pasien masuk di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Juni 2018
dengan No. Register 40.9X.XX dengan diagnosa medis Carsinoma
mammae.
Tabel 4.2 Hasil Anamnesa status kesehatan pasien dengan
Carsinoma mammae
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri pada
area dada sebelah kiri sampai
ke lengan bagian atas
Pasien merasa nyeri karena ada
benjolan di payudara kiri.
Riwayat
penyakit
sekarang
Pasien mengatakan telah
terdiagnosa kanker payudara
sejak 3 tahun yang lalu,
awalnya muncul benjolan
kecil pada payudara kiri tanpa
menimbulkan rasa nyeri
pasien tidak memeriksakan
kesehatannya, beberapa bulan
kemudian benjolan semakin
Di payudara kiri ada benjolan
pada luka. Pasien sudah
menjalani pengobatan alternatif
selama 3 tahun tanpa
membuahkan hasil.
Ada benjolan di payudara kiri
berdiameter kira-kira 10cm dan
sudah ada luka.
141
besar dan menimbulkan rasa
nyeri disertai ulkus lalu pasien
pergi ke rumah sakit dan
terdiagnosa kanker payudara
pada akhir tahun 2017 pasien
melakukan MRM
(Mastektomi Radikal
Modifikasi) dan menjalankan
kemotrapi pada awal tahun
2018 hingga sekarang,
kemudian kurang lebih 6
bulan yang lalau benjolan
tumbuh lagi pada area dada
dan terus membesar serta
terasa nyeri. Pasien masuk
rumah sakit pada tanggal 02
April 2019 pukul 03.00 WITA
dengan mengeluh nyeri
menjalar ke lengan kiri. Saat
dilakukan pengkajian pada
tanggal 02 April 2019 pukul
08.00 WITA pasien masih
mengeluh nyeri pada area
dada sebelah kiri sampai ke
lengan. Nyeri yang dirasakan
akibat benjolan yang tumbuh
pada dada di bagian atas yang
semakin membesar, nyeri
terasa seperti ditusuk-tusuk ,
nyeri terasa disekitar area dada
kiri samapai ke lengan dengan
skala 5 (nyeri sedang) dan
berlangsung terus menerus.
Pasien direncanakan
kemotrapi yang ke 12 setelah
keadaan umum pasien
membaik.
Riwayat
kesehatan
dahulu
Pasien mengatakan bahwa
sudah keluar masuk dirawat di
rumah sakit karena penyakit
yang sama dan tidak pernah
dirawat di rumah sakit karena
penyakit serius lainnya.
Pasien mengatakan dulu di
payudara kanan pernah ada
benjolan, kemudian diobati
diobati dengan pengobatan
alternatif dan akhirnya benjolan
hilang di payudara kanan hilang.
Kemudian muncul di payudara
kiri, setelah 3 tahun menjalani
pengobatan alternatif benjolan
di payudara kiri tidak sembuh
dan malah ada luka.
142
Riwayat
penyakit
keluarga
Anak pasien mengatakan
bahwa tidak ada anggota
keluarga yang mengalami
penyakit keturunan (seperti,
kanker, hipertensi, diabetes
melitus, dan penyakit
jantung) serta penyakit
menular (seperti HIV, TBC,
hepatitis)
Ibu kandung mengalami
hipertensi dan
anak pertama Ny. E mengalami
kanker otak di usia 25 tahun .
Riwayat haid Pasien mengtakan dulu siklus
haid 1 bulan sekali dialami
teratur kurang lebih 5 hari
tidak ada masalah yang timbul
selama haid. Sekarang sudah
tidak mengalami haid lagi
Pasien mengatakan telah
menopause sejak usia 54 tahun.
Status kesehatan
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data pengkajian status
kesehatan pasien 1 (Ny. S) dan pasien 2 (Ny. E) didapatkan persamaan
data pada keluhan utama yaitu, kedua pasien mengeluh merasakan nyeri
pada payudara kiri. Selain itu benjolan yang terdapat pada kedua pasien
memiliki kesamaan yaitu terdapat luka pada benjolan yang muncul. Dari
data yang di daapat kedua pasien sama-sama mengeluhkan penyakit pada
3 tahun yang lalu. Terdapat perbedaan penanganan Pada pasien 1 (Ny. S)
dan pasien 2 (Ny. E). pada pasien 1 (Ny. S) pasien memeriksakan
penyakitnya setelah beberapa bulan kemudian setelah terdapat benjolan
karena mulai timbul rasa nyeri. Pasien 1 (Ny.S) sudah melakukan
kemoterapi sebanyak 11 kali, sedangkan pada pasien 2 (Ny. S) tidak
pergi ke RS untuk memeriksakan penyakitnya, dan hanya menjalankan
pengobatan alternatif selama 3 tahun. Dari data kesehatan keluarga
143
didapatkan data bahwa anak dari pasien 2 (Ny.S) juga mengalami kanker
yaitu, kanker otak. Kedua pasien sama-sama telah menoupouse.
Tabel 4.3 Hasil anamnesa Pola kebutuhan dasar (Data Bio-Psiko-
Sosio-Kultural-Spiritual) Carsinoma mammae Pola aktifitas sehari-
hari
Pasien 1 Pasien 2
Pola bernafas Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Adanya tanda kesulitan
bernafas, penggunaan otot
bantu bernafas, RR:
26x/menit, suara nafas
cepat.
Sebelum sakit :
Suara nafas vesikuler
Pasien mengatakan tidak
sesak nafas
Saat sakit :
Suara nafas vesikuler,
tidak ada wheezing, tidak
ada kesulitan bernafas,
pasien mengatakan tidak
sesak nafas.
Pola makan dan minum Sebelum sakit :
Pasien mengatakan diumah
makan 2x perhari,
nasi¸sayur, lauk (ikan,tahu,
tempe). Makan sering tidak
habis. Minum air putih 5-6
gelas perhari pada saat
setelah makan dan minum
Saat sakit :
Pasien mengatakan makan
3x perhari, nasi, sayur,
lauk, buah. Pasien
mengeluh tidak nafsu
makan. Hanya makan
setengah porsi. Pasien
minum air putih 2-3 gelas
perhari saat setelah makan
atau sewaktu-waktu
Sebelum sakit :
pasien mengtakan makan
3x perhari, nasi ,lauk
sayur
Saat sakit :
Pasien mengatakan
makan siang dan sore
sebelum operasi
Pola eliminasi Sebelum sakit :
Pasien mengatakn dirumah
BAB 1x per hari, BAK 3-
4x perhari, tidak ada
keluhan BAB dan BAK
Saat sakit :
Pasien mengatakn di RS
BAB 1x , BAK 3-5x
perhari, tidak ada keluhan
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAK
5x perhari, tidak ada nyeri
dan anyang-anyangan saat
BAK. BAB 1x sehari
dengan konsitensi lembek
dan warna kuning
Saat sakit :
Pagi hari sebelum operasi
144
BAB dan BAK
pasien sudah BAK sekali
dan sudah BAB juga.
Pola aktifitas dan latihan Sebelum sakit :
Pasien dapat beraktifitas
dengan cucu dan keluarga
Saat sakit :
Pasien terlihat hanya bisa
berbaring
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ibu
rumah tangga yang
membantu suaminya
berjualan angkringan
Saat sakit :
Pasien hanya tiduran saja
Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dirumah
tidur pukul 23.00-05.00
Saat sakit :
Pasien mengatakan sulit
tidur saat di RS, tidur pukul
05.00-07.00, mudah
terbangun saat ada oranf
datang.
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sehari-
hari bias tidur, tidak ada
keluhan untuk kebiasaan
tidurnya. Biasanya pasien
tidur antara jam 23.00 –
05.00
Saat sakit : pasien
mengatakan kadang –
kadang terbangun karena
nyeri payudara kiri
Pola berpakaian Sebelum sakit :
Dibantu oleh orang lain
(anaknya)
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Pasien dapat
melakukannya mandiri
(Barthel index)
Pola rasa nyaman Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Pola aman Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Pasien berhati- hati saat
melakukan mika-miki,
karena benjolan pada dada
kiri, dan pembengkakan
pada tangan kiri.
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Pasien tidak beresiko jatuh
(pengkajian resiko jatuh)
Pola kebersihan diri Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Saat dirumah : Pasien
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Pasien dapat melakukan
145
mengatakan saat dirumah
dimandikan anaknya 2x
perhari. Sikat gigi 1x
perhari, potong kuku
seminggu sekali.
Saat di RS : Pasien
mengatakan saat di RS
hanya diseka 1x perhari
dipagi hari oleh anaknya .
Tidak sikat gigi, dan belum
memotong kuku.
kebersihan diri (cuci
muka, menyisir rambut,
dan sikat gigi) secara
mandiri. ( Barthel Index)
Pola komunikasi Sebelum sakit :
menggunakan bahasa jawa
tetapi mengerti bahasa
Indonesia
Saat sakit :
menggunakan bahasa jawa
tetapi mengerti bahasa
Indonesia
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Saat di RS pasien
berkomunikasi baik
dengan petugas kesehatan.
Pola beribadah Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Pasien berusaha selalu
berdo’a
Pola produktifitas Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Pasien membantu suami
berjualan dan sebagai
seorang ibu
Saat sakit :
Tidak dapat membantu
suami berjualan lagi
Pola rekreasi Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Pola kebutuhan belajar Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Sebelum sakit :
Tidak tercantum
Saat sakit :
Tidak tercantum
Pola kebutuhan dasar
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
146
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data dari pasien 1 (Ny. S)
yaitu terjadi perubahan pada pola nafas pasien mengeluh sesak saat saat
bernafas, nafsu makan pasien menurun. Pola tidur pasien 1 (Ny. S)
mengalami perubahan menjadi sulit tidur selama di RS. Pola kebersihan
diri pasien pasien mengatakan di rumah sakit pagi tadi hanya diseka-
seka, selama di rumah sakit belum gosok gigi. Dari data yang didapat
Pola aktifitas Pasien 1 (Ny. S) dan dan pasien 2 (Ny.E) setelah
mengalami sakit hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pola produktifitas
pasien 2 (Ny. E) menjadi menurun karena tidak bisa membantu suaminya
lagi unruk berjualan.
Tabel 4.4 Hasil anamnesa status mental pasien dengan Carsinoma
mammae
Pemeriksaan status
mental Pasien 1 Pasien 2
Kondisi Kondisi emosi atau
perasaan pasien baik,
perasaan emosi stabil tidak
berubah-ubah
Pasien merasa cemas
dengan penyakitnya,
Orientasi Orientasi pasien mengenai
tempat (pasien tau
sekarang beraada di rumah
sakit), waktu (pasien tau
hari dan tanggal sekarang),
orang (pasien dapat
mengenali orang dan
mampu berinteraksi
dengan orang tersebut)
Orientasi pasien sesuai
kemampuan diri
(pengkajian resiko jatuh)
Proses berfikir Proses berfikir (ingatan,
atensi, keputusan,
perhitungan) pasien
kurang mengingat
bagaimna proses penyakit
yang pasien alami hingga
sekarang ini. Pasien bisa
mengambil keputusan
Tidak tercantum
147
dibantu oleh suami dan
anaknya
Motivasi Motivasi pasien ingin
sembuh agar bisa
berkumpul kembali
dengan cucunya
Pasien mengatakan ingin
sembuh dari penyakitnya
Persepsi Persepsi pasien
mengentahui tentang
penyakitnya, pasien
menerima dengan keadaan
nya sekarang
Pasien mengatakan tidak
tahu dengan penyakitnya.
Status Psikologis Status pisikologi pasien
baik, tidak stress
berlebihan interaksi pasien
baik dengan keluarga
maupun dengan orang
lain.
Pasien kooperatif dan
hubungan pasien dengan
petugas kesehatan baik.
Status mental
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
Data dari tabel diatas didapatkan bahwa kondisi emosi pasien 1
(Ny. S) baik dan stabil. Sedangkan pasien 2 (Ny.E) pasien merasa cemas
dengan penyakitnya. Secara keseluruhan status mental kedua pasien baik
dan kooperatif terhadap petugas dan pengobatan yang dijalankan.
Tabel 4.5 Hasil Anamnesa Pemeriksaan Fisik pasien dengan
Carsinoma mammae Pemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 2
Keadaan umum Compos mentis Compos Mentis, agak
gelisah
Tanda – tanda vital TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 26x/menit
SpO2 : 98%
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
S : 37C
Antropometri BB : 38 kg
TB : 150 cm
IMT : 16,8
LILA : 22 cm
BB : 66 kg
TB : 152 cm
IMT : 20,5
Skala nyeri - P: nyeri akibat benjolan
di dada kiri yang
membesar
- Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
- R: nyeri terasa di area
dada sampai ke lengan
- P: pasien
mengatakan nyeri
payudara kiri
- Q: terasa seperti
tertusuk tusuk
- R: payudara kiri
- S : Skala nyeri 4
148
tangan kiri
- S: skala nyeri 5
- T: nyeri berlangsung
terus menerus
- T: saat bergerak.
Pemeriksaan integumen Kulit terlihat kurang bersih,
badan pasien teraba hangat,
warna kulit pasien sawo
matang, turgor kulit baik
kembali dalam <2 detik,
kulit tampak kering dan
elastis, terlihat adanya
koloid bekas luka insisi
pada dada kiri.
Kulit bersih warna sawo
matang, turgor kulit,
tidak ada sianosis.
Pemeriksaan kepala Tidak tercantum Bentuk mesocephal,
bentuk simetis,rambut
dan kulit kepala bersih.
Mata ishokor, simetris,
visus normal.
Telinga simetris dan
bersih.
Pemeriksaan leher Tidak tercantum Tidak ada benjolan dan
tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
Pemeriksaan tengkuk Tidak tercantum Tidak ada benjolan dan
tidak ada kaku kuduk
Pemeriksaan payudara
dan ketiak
Payudara tidak simetris,
Pasien telah melakukan
MRM pada payudara
kirinya, warna payudara kiri
kecoklatan aerola kecoklatan
kelainan pada payudara
terlihat tunggal hanya tersisa
sebelah kanan dalam
keadaan puting normal tidak
ada kelainan, axsila terdapat
pembengkakan dan clavikula
tidak simetris antara kanan
dan kiri karena terdapat
penonjolan masa pada area
dada kiri
Di payudara kiri terdapat
benjolan dan ulkus,
tampak kemerahan, dan
kulit payudara
mengkerut seperti kulit
jeruk. Payudara teraba
benjolan yang mengeras
dan terasa nyeri serta
terdapat pembengkakan
di payudara kiri.
Pemeriksaan dada Inpeksi: bentuk thoraks tidak
simetris antara kanan dan
kiri (deformitas bentuk
dada) pernafasan
hiperventilasi RR 26x/m
Palpasi: adanya tanda
kesulitan bernafas
Inspeksi
Bentuk dada tidak
simetris karena ada
pembengkakan payudara
kiri.
Palpasi
Terdapat benjolan di
149
penggunaan otot bantu
pernafasan,getaran suara
(vocal premitus) simetris
anatara kanan dan kiri
Perkusi: suara dada kanan
dan kiri sonor
Auskultasi: suara nafas cepat
dan dalam, suara
ucapan intensitas dan
kualitas suara simetris, tidak
ada suara nafas tambahan
payudara kiri, bengkak
dan terasa nyeri, tidak
simetris, ada nyeri tekan
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Vesikuler
Pemeriksaan Punggung Tidak tercantum Tidak ada nyeri
punggung, tidak ada
skoliosis dan lordosis.
Pemeriksaan Abdomen Tidak tercantum Inspeksi
Warna kulit sawo
matang, simetris, tidak
ada kemerahan dan
kekuningan, tidak ada
bekas luka.
Auskultasi
Bising usus 20x/menit.
Perkusi
Terdengar redup, tidak
ada hepatomegaly
Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
Pemeriksaan Genetalia Tidak tercantum Anus dan Rectum
Pasien mengatakan tidak
pernah BAB darah dan
tidak ada benjolan di
anus.
Pasien mengatakan
genetalianya bersih, tidak
keluar sekret yang
berlebihan.
150
Pemeriksaan
musculoskeletal
(ekstermitas)
Kekuatan otot menurun,
terdapat pembengkakan
limfaderma pada tangan kiri,
tangan kiri tidak dapat
digerakan untuk beraktivitas,
kekuatan otot
5 2
4 4
Ekstermitas Atas
Mampu menggerakkan
tangan secara mandiri,
hanya lengan kiri terasa
agak nyeri, tidak teraba
benjolan dan terpasang
infus RL di lengan
kanan. Tidak ada
kelainan bentuk dan
fungsi.
Ekstermitas Bawah
Mampu menggerakkan
kaki secara mandiri dan
tidak teraba benjolan.
Pemeriksaan fisik
Sumber: Nur Rizki D P (2015), Tunnaim et al (2019)
Dari tabel pemeriksaan fisik pasien 1 (Ny. S) dan pasien 2 (Ny.E)
didapatkan data keadaan umum kedua pasien compos mentis,tatapi pada
pasien 2 pasien sedikit gelisah. Didapatkan data pasien 1 mengalami
kesenjangan yaitu RR: 26x/menit, IMT dibawah normal 16,8 dan pasien
2 mengalami sub febris 37C.
Pasien 1 (Ny.S) dan 2 (Ny.E) mengalami nyeri dengan skala 4-5.
Pada pemeriksaan integument pasien 1 (Ny.S) terdapat data terlihat
adanya koloid bekas luka insisi pada dada diri pasien. Pada pemeriksaan
payudara dan ketiak pasien 1 (Ny. S) didapatkan data payudara tidak
simetris, dikarenakan telah melakukan MRM pada payudara kiri. Pada
axila terdapat pembengkakan dan clavicula tidak simetris karena terdapat
penonjolan massa pada area dada kiri. Sedangkan pada pasien 2 (Ny. E)
payudara kiri terdapatbejolan dan ulkus, kulit payudara mengkerut seperti
kulit jeruk, terdapat benjolan yang mengeras padapayudara kiri.
151
Pada pemeriksaan dada kedua pasien mengalami
ketidaksimetrisan pada dada kanan dan kiri. Pada pasien 1 (Ny.S)
terdapat penggunaan otot bantu nafas. Pada pemeriksaan
muskuloskeletas kedua pasien mengalami penurunan kekuatan otot pada
tangan kiri.
Table 4.6 Hasil pemeriksaan penunjang pasien dengan Carsinoma
mammae
Pemeriksaan
penunjang
Pasien 1 Pasien 2
Laboratorium
Hematologi tanggal:
02/04/2019
Leukosit 15,70 H (4.80-
10.80
10 /µl)
Eritrosit 3,16 (4.20-5.40 10
/µl)
Hemoglobin 11,3 (12.0-16.0
g/dl)
Hematokrit 35.4 (37.0-54.0
%)
kimia klinik tanggal:
02/04/2019
GDS 118 (70-140 mg/dL)
Albumin 3.4 (3.5-5.5 g/L)
Hematologi tanggal:
29 / 06/ 2018
Leukosit 10,1 (4,4 – 11,3)
Eritrosit 4,24( 4,1 – 5,1)
Haemoglobin 5,1(12,3-15,3)
Trombosit 356 (350-470)
Masa perdarahan 2’9”(<6 menit)
Masa Penjendalan 7’48” (<12
menit)
GDS 174 (70-140)
SGOT 28 (<31)
SGPT 21(<32)
Ureum (10-50)
Creatinin 1,1(0.5-1.1)
HbsAg Negatif
Hematologi tanggal :
02/07/2018
Hemoglobin 11,2 (12,3-15,3)
USG Tidak tercantum
Rontgen
Foto thorax tanggal:
21/01/2019
Klinis: Ca mamae
Hasil:
-Pulmo tak tampak kelainan
-Cor dalam batas normal
-Tak tampak pulmo maupun
- Skeletal metastasis
Rontgen thorax tanggal :
28/06/2018
Cor n pulmodbn
EKG Tidak tercantum Tidak tercantum
Lain-lain Tidak tercantum Tidak tercantum
Pemeriksaan penunjang
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
152
Dari tabel diatas didapatkan data pemeriksaan penunjang pada
pasien 1 (Ny. S) didapatkan data pemeriksaan laboratorium dan rongen,
berdasarkan data hasil pemeriksaan laboratorium memiliki nilai
hematokrit di rentang normal, nilai leukosit lebih dari batas normal, nilai
hemoglobin dibawah batas normal dan albumin di bawah nila normal,
sedangkan dari hasil foto rongen menunjukan adanya pertumbuhan
Carsinoma mamme dan metastase tulang. Sedangkan pada pasien 2 (Ny.
E) didapatkan data pada tanggal 26 juni 2018 hemoglobin dibawah batas
normal, GDS diatas batas normal, pada tanggal 2 juli 2018 hemoglobin
naik menjadi 11,2.
Tabel 4.7 Hasil penatalaksanaan terapi pasien dengan Carsinoma
mammae
Penatalaksanaan terapi Pasien 1 Pasien 2
- IVFD Nacl 0,9% 20 Tpm
- Vit.K 2x1 ampul via IV
- Santagesik 3x1 ampul via
IV
- Ranitidin 3x1 ampul via
IV
- Nasakanul 6 liter
- Diet TKTP
- Injeksi Cefim 1
gram IV
- Injeksi Cefim
1gr/12 jam 1 gram
IV
- Injeksi Ketorolac
1A/12 jam 30mg
IV
- Injeksi Asam
Tranexamat 500 mg
IV 1A/8 jam
Penatalaksanaan terapi
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
Dari tabel data penatalaksanaan terapi didapatkan data
pemeberian IVFD Nacl 0.9% 20 tpm, Vit.K 2x1, santagesik 3x1,
ranitidin 3x1 semua obat diberikan melalui IV, alat bantu pernafasan
berupa nasakanul dengan konsentrasi 6 liter dan diberikan diet tinggi
karbohidrat tinggi protein. Sedangkan pada pasien 2 (Ny.E) yaitu, IV
153
Cefim 1gr, IV Cefim 1gr/12 jam, IV Ketorolac 1A/12 jam 30mg, IV
Tranexamat 500gr 1A/8 jam. Kedua pasien sama-sama mendapatkan obat
golongan onsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan pasien 1 (Ny.S) dengan Carsinoma mammae di
Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No. Tanggal
ditemukan Data
Problem
(masalah)
Etiologi
(penyebab)
1. Selasa,
02/04/2019
DS:
- Pasien mengatakan
nafasnya terasa
sesak
DO:
- Terlihat pergerakan
intercosta pada saat
bernafas
- Terlihat adanya
pernafasan cuping
hidung
- Terlihat terpasang
nasakanul 6L
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m
- SpO2: 98%
Pola nafas
tidak
efektif
Deformitas
dinidng
dada
2. Selasa
02/04/2019
DS:
- Pasien mengatakan
nyeri pada dada kri
dan tangan kirinya
sejak 6 bulan yang
lalu
- Pasien mengatakan
nyeri saat miring
kanan dan miring
kiri
- P: nyeri akibat
benjolan di dada
kiri yang membesar
- Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
- R: nyeri terasa di
Nyeri
kronis
Infltrasi
tumor
154
area dada sampai ke
lengan tangan kiri
- S: skala nyeri 5
- T: nyeri
berlangsung terus
menerus
DO:
- Pasien nampak
meringis
- Terdapat benjolan
di daerah dada kiri
yang membesar
dengan konsitensi
padat
3. Selasa,
02/04/2019
DS :
- Pasien mengatakan
berat badannya turn
sejak menidap
penyakit ini
- Pasien mengatakan
nafsu makan
menurun
- Anak pasien
mengatakan ibunya
selalu tidak
menghabiskan
makanannya
DO :
- IMT : 16,8
- Eritrosit 3,16 10
/µL
(menurun), HB 11,3
g/Dl(menurun),
albumin 3,4 g/L
(menurun), GDS
118 mg/Dl
- Kulit terlihat kering,
rambut rontok
berlebih
- Diit TKPT( Tinggi
Kalori Tinggi
Protein)
Defisit
nutrisi
Kurangnnya
asupan
makanan
4. Selasa
02/04/2019
DS :
- Pasien mengatakan
jarang mandi
- Pasien mengatakan
di RS hanya seka
Defsit
perawatan
diri
Kelemahan
155
oleh anak nya
DO :
- Pasien Terlihat
tidak mampu
mandi, makan,
dank e toilet
sendiri
- Pasien Nampak
lemah
5. Selasa,
02/04/2019
DS :
- Anak pasien
mengatakan
selama di RS
ibunya hanya tidur
pukul 05.00-07.00
- Pasien
mengatakan sulit
tidur saat di RS
- Pasien
mengatakan
mudah terbangun
saat ada orang
datang
DO :
- TD: 110/70
mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m
Gangguan
Pola Tidur
Kurangnnya
kontrol
tidur
Tabel 4.9 Diagnosa keperawatan pre op pasien 2 Ny.E di Ruang Bougenville
Rumah Sakit Jogja
No. Tanggal
ditemukan Data
Problem
(masalah)
Etiolpgi
(penyebab)
1. Senin,
02/07/2018
jam 09.00
DS:
- Pasien mengatakan
tidak tahu tentang
penyakitnya.
- Pasien mengatakan
selama ini hanya
periksa ke
pengobatan
alternatif.
DO:
- Pasien tidak mampu
menjawab
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakitnya
Kurang
terpapar
informasi
156
pertanyaan tentang
penyakitnya.
2. Senin,
02/07/2018
jam 09.00
DS :
- Pasien mengatakan
cemas mau
melakukan operasi
DO :
- Nampak gelisah
Cemas Krisis
situasi
(prosedur
tindakan
operasi)
3. Senin,
02/07/2018
jam 09.00
DS :
- Pasien mengatkan
nyeri payudara
sebelah kiri
DO :
- P: pasien
mengatakan nyeri
payudara kiri
- Q: terasa seperti
tertusuk tusuk
- R: payudara kiri
- S : Skala nyeri 4
- T: saat bergerak.
Nyeri akut Agen injuri
biologis
(luka
payudara)
Tabel 4.10 Diagnosa keperawatan post op pasien 2 Ny.E di Ruang Bougenville
Rumah Sakit Jogja
No Tanggal
ditemukan Data
Problem
(masalah)
Etiologi
( penyebab)
1. Senin,
02/07/2018
jam 11.30
DS: Pasien mengatakan
nyeri luka operasi
DO:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-sayat,
R: pada dada kiri,
S: skala: 5,
T: terus menerus setelah
operasi.
Nyeri akut Agen injuri
fisik
(tindakan
operasi)
2. Senin,
02/07/2018
jam 11.30
DS: -
DO: tindakan radikal
mastektomi, terpasang
drain di dada kiri,
terpasang infus di tangan
kanan,
Risiko
infeksi
Prosedur
invasif
(tindakan
operasi)
3. Senin,
02/07/2018
jam 11.30
DS:-Pasien mengatakan
merasa malu setelah
operasi payudara
kirinya tidak ada dan
merasa tubuhnya
menjadi berubah bentuk.
Gangguan
citra tubuh
Prosedur
bedah
157
DO: -Pasien tampak
menutupi payudara
kirinya dengan selimut.
Dari tabel 4.8 didapatkan Diagnosa keperawatan menurut SDKI
pada pasien 1 ( Ny. S) ada 5 diagnosa yaitu, Pola nafas tidak efektif b.d
deforitas dinding dada, nyeri kronis b.d infltrasi tumor, deficit nutrisi b.d
kurang nya asupan makanan, deficit perawatan diri b.d kelemahan, dan
gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur.
Sedangkan pada tabel 4.9 didapatkan Diagnosa keperawatan
menurut NANDA pada pasien 2 (Ny. E) saat pre op ada 3 diagnosa yaitu,
kurang pengetahuan tentang penyakitnya b.d kurang terpapar informasi,
cemas b.d krisis situasi, nyeri akut b.d agen injuri biologis. Diagnosa saat
post op pada tabel 4.10 terdapat 3 diagnosa yaitu Nyeri akut b.d agen
injuri fisik, risiko infeksi b.d prosedur invasis (tindakan operasi), dan
gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah.
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.11 Intervensi keperawatan pasien 1 (Ny.S) dengan Carsinoma mammae di
Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No. Dx keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria
hasil (NOC)
Perencanaan
(SIKI)
1. Pola nafas tidak efektif b.d
deformitas dinding dada
(D.0005)
Ditandai dengan:
DS:
- Pasien mengatakan
nafasnya terasa sesak
DO:
- Terlihat pergerakan
intercosta pada saat
bernafas
- Terlihat adanya
❖ Respiratory status
: Ventilasi
❖ Respiratory status
: airway patency
❖ Vital sign status
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan pola nafas
pasien menjadi efektif
Dengan
kriteria hasil :
Manajemen
pernafasan dan
pemantaua
Respirasi
1.4 Monitor pola
Nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha
nafas)
1.5 Monitor
saturasi oksigen
1.6 Posisikan
158
pernafasan cuping
hidung
- Terlihat terpasang
nasakanul 6L
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m
- SpO2: 98%
RR dalam batas
normal (16 -
20x/menit), jalan
nafas paten, suara
nafas vasikuler, pola
nafas normal, irama
nafas reguler, tidak
ada suara nafas
tambahan
semi fowler atau
fowler
1.7 Berikan
oksigen
2. Nyeri kronis b.d infiltrasi
tumor (D. 0078)
Ditandai dengan :
DS:
- Pasien mengatakan nyeri
pada dada kri dan tangan
kirinya sejak 6 bulan
yang lalu
- Pasien mengatakan nyeri
saat miring kanan dan
miring kiri
- P: nyeri akibat benjolan
di dada kiri yang
membesar
- Q: nyeri seperti tertusuk-
tusuk
- R: nyeri terasa di area
dada sampai ke lengan
tangan kiri
- S: skala nyeri 5
- T: nyeri berlangsung
terus menerus
DO:
- Pasien nampak meringis
- Terdapat benjolan di
daerah dada kiri yang
membesar dengan
konsitensi padat
❖ Pain level
❖ Pain kontrol
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan nyeri
pasien
hilang atau nyeri
berkurang
Dengan kriteria hasil :
- Skala nyeri
berkurang (skala
nyeri 2)
- Pasien mampu
mengontrol nyeri
dengan manajemen
nyeri non
farmakologis
Pasien mampu
menyatakan nyaman
setelah nyeri berkurang
Manajemen nyeri
2.5 Identifikasi
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas
nyeri
2.6 Identifikasi
respon nyeri
non verbal
2.7 Berikan
analgesic
sesuai terapi
2.8 Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
nyeri
3. Deficit nutrisi b.d kurang
nya asupan makanan
(D.0019)
Ditandai dengan :
DS :
❖ Nutrition status :
food and fluid
intake
❖ Weiht control
Setelah dilakukan
Manajemen nutrisi
a. Identifikasi
status nutrisi
b. Monitor
asupan
159
- Pasien mengatakan berat
badannya turn sejak
menidap penyakit ini
- Pasien mengatakan
nafsu makan menurun
- Anak pasien
mengatakan ibunya
selalu tidak
menghabiskan
makanannya
DO :
- IMT : 16,8
- Eritrosit 3,16 10 /µL
(menurun), HB 11,3
g/Dl(menurun), albumin
3,4 g/L (menurun), GDS
118 mg/Dl
- Kulit terlihat kering,
rambut rontok berlebih
Diit TKPT( Tinggi Kalori
Tinggi Protein)
tindakankeperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan nutrisi
pasien terpenuhi
Dengan kriteria hasil :
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan
- Adanya
peningkatan berat
badan
- IMT dalam rentang
normal
- Mampu
menghabiskanporsi
makannya
- Hasil laboratorium
menunjukan
albumin dalam
rentang normal
(3.5-5.5 g/L),
hemoglobin dalam
rentang normal
(3,12.0-16.0 g/dl)
makanan
c. Monitor
berat badan
d. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
e. Berikan
medikasi
sebelum atau
sesudah
makan
4. Deficit perawatan diri b.d
kelemahan (D.0109)
Ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan
jarang mandi
- Pasien mengatakan di
RS hanya seka oleh anak
nya
DO :
- Pasien Terlihat tidak
mampu mandi, makan,
dank e toilet sendiri
- Pasien Nampak lemah
❖ Mobility: physical
Impaired
❖ Self care deficit
hygiene
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan kemampuan
pasien dalam merawat
diri meningkat
Dengan kriteria hasil:
- Perawatan diri:
aktivitas kehidupan
seharii-hari (ADLs)
mampu untuk
melakukan
aktivitas perawatan
fisik dan pribadi
secara mandiri atau
dengan alat bantu
Dukungan
perawatan Diri
4.1 Monitor
tingkat
Kemandirian
4.2 Fasilitasi
kemandirian,
bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri
4.3 Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan
5. Gangguan pola tidur b.d
kurangnya kontrol tidur
(D.0055)
Ditandai dengan:
❖ Pain level
❖ Sleep : extent and
pattern
Setelah dilakukan
Dukungan tidur
5.1 Identifikasi
factor
pengganggu tidur
160
DS :
- Anak pasien
mengatakan selama di
RS ibunya hanya tidur
pukul 05.00-07.00
- Pasien mengatakan
sulit tidur saat di RS
- Pasien mengatakan
mudah terbangun saat
ada orang datang
DO :
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan pola tidur
pasien efektif
Dengan kriteria hasil :
- Jumlah jam tidur
dalam batas normal
6-8 jam/hari
- Perasaaan segar
setelah
bangun tidur
- Pasien mengetahui
Pentingnya waktu
tidur yang cukup
5.2 Monitor
kuantitas, kualitas
tidur pasien dan
perasaan setelah
bangun tidur
5.3 Modifikasi
lingkungan (mis.
kebisingan)
5.4 Anjurkan
menepati
waktu tidur
5.5 Jelaskan
pentngnya waktu
tidur
Tabel 4.12 Perencanaan keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) dengan Carsinoma
mammae di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
No.
Hari/
tgl
Diagnosa
keperawata
n
Perencanaan
Rasional Tujuan Intervensi
1.
Selasa
02/07/20
18
Cemas b.d
krisis situasi
(prosedur
tindakan
operasi)
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
1x24 jam
tingkat kecemasan
pasien menurun,
dengan KH:
- Pasien
mengatakan
cemasnya
berkuran
- Pasienmenunju
kkan cemas
berkurang,
wajah tampak
lebih rileks
1. Gunakan
pendekatan
yang tenang.
2. Jelaskan
prosedur
tindakan dan
apa yang
dirasakan
selama
tindakan.
3. Berikan
informasi yang
actual tentang
diagnosa,
tindakan dan
prognosis.
4. Ajarkan teknik
Relaksasi nafas
dalam.
5. Motivasi
keluarga untuk
mendampingi
pasien.
1. untuk
membina
hubungan
saling
percaya
2. memberikan
gambaran
tentang
prosedur
tindakan
dan proses
selama
tindakan
3. dengan
memberikan
informas
tsb. Akan
membuat
pasien lebih
jelas dan
tenang
4. relaksasi
untuk
mengurangi
kecemasan
161
2.
Senin,
02/07/20
18
Kurang
pengetahuan
tentang
prosedur
tindakan
operasi b.d
kurang
terpapar
informasi
Setekah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan
selama 1x20
menit pasien akan
mengethaui
tindakan yang
akan dilakukan,
dengan KH:
- pasien
mengatakan
sudah
memahami
tentang
tindakana
operasi
1. Kaji tingkat
pengetahua
pasien tentang
tindakan
operasi
2. Jelaskan
tentang
prosedur
tindakan
opreasi
3. Libatkan
keluarga dalam
pemberian
pendidikan
kesehatan.
4. Jelaskan secara
tepat
kemungkinan
komplikasi dan
perdarahan,
resiko yang
akan terjadi,
dan nyeri.
1. mengetahui
tingkat
pengetahuan
2. memberikan
gambaran
tentang
prosedur
operasi
3. agar
keluarga
mendapatka
n gambaran
tentang
prosedur
operasi,
resiko dan
komplikasi
sehingga
keluarga
siap dan
mampu
memberikan
motivasi
pada pasien
3.
Senin,
02/07
2018
Nyeri akut
b.d agen
injuri
biologis
(luka
payudara)
Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan 3x24
jam nyeri pasien
berkurang,dengan
KH:
- Pasien
mengatakan
nyeri berkurang
( skala 0-3)
- Pasien tidak
tampak
kesakitan/
menahan nyeri
1. Lakukan
pengkajian
nyeri
2. Observasi
respon
nonverbal dari
nyeri.
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
s (relaksasi).
4. Kolaborasi
pemberian
terapi anti
nyeri.
5. Monitor tanda-
tanda vital
pasien.
6. Tingkatkan
istirahat.
1. Mengetah
skala
intensitas,
durasi, nyeri
2.Menilai
tingkat nyeri
3.Mengura gi
rasa nyeri
tanpa obat
4.obat
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
5. Mengkaji
tanda tanda
nyeri
6.Mengurangi
nyeri
162
Tabel 4.13 Perencanaan keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) dengan Carsinoma
mammae di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
No.
Hari/tgl
Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Tujuan Intervensi
Senin, 02/07
Jam 13.30
Nyeri akut b.d
agen injuri
fisiologis
(tindakan operasi)
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
3x24 jam nyeri
pasien menurun,
dengan Kriteria hasil:
- Pasien tidak
melaporkan nyeri
(VAS :0-2)
- Tidak Menunjukkan
ekspresi nyeri
- Tidak menangis
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif,
meliputi: lokas
kualitas,
intensitas nyeri,
onset nyeri
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
nyeri.
3. Ajarkan teknik
non farmakologis
(relaksasi).
4. Kolaborasi
pemberian terapi
anti nyeri.
5. Monitor tanda-
tanda vital
pasien.
6. Tingkatkan
istirahat.
Senin, 02/07
Jam 13.30
Risiko infeksi Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
3x24 jam, pasien
tidak mengalami
infeksi, dengan
Kriteria Hasil:
- Tidak ada rembesan
luka operasi.
- Tidak ada
tanda tanda infeksi
1. Cuci tangan
sebelum
dan sesudah dari
tempat pasien.
2. Ajarkan
teknik cuci
tangan kepada
pasien dan
keluarga.
3. Terapkan
universal
precaution.
4. Terapkan
prinsip steril saat
melakukan
perawatan luka.
5. Dorong pasien
untuk
meningkatkan
nutrisi
163
6. Berikan antibiotik
bila perlu.
7. Batasi
pengunjung
8. Dressing infus
setiap 2 hari
sekali.
Senin, 02/07
Jam 13.40
Gangguan citra
tubuh b.d prosedur
bedah.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
3x20 menit gangguan
citr tubuh pasien dapat
teratasi dengan kriteria
hasil:
- Pasien tidak malu
terhadap
perubahan
tampilan fisik
- Pasien Mengatakan
Menerima keadaan
fisiknya setelah
tindakan operasi
1. Kaji secara
verbal dan non
verbal resposi
pasien terhadap
tubuhnya
2. Jelaskan tentang
pengobatan,
perawatan,
kemajuan dan
prognosis
3. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaanny.
4. Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
tindakan-
tindakan yang
akan
meningkatkan
penampilan.
5. Dorong keluarga
untuk
memberikan
dukungan dan
selalu
mendampingi
pasien.
Berdasarkan data perencanaan yang didapatkan terdapat
perbedaan perencanaan antara pasien 1 dan 2. Perencanaan yang dibuat
pada pada tabel 4.11 dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan pada
pasien 1 (Ny.S) untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang ada
pada pasien. Perencanaan tindakan yang akan dilakukan direncanakan
164
berdasarkan buku SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Sedangkan pada tabel 4.12 dan 4.13 dibuat sesuai diagnose keperawatan
pasien 2 (Ny.E) untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada
pasien. Perencanaan yang dilakukan dibuat berdasarkan buku NANDA
NIC NOC.
d. Implementasi
Tabel 4.14 Pelaksanaan keperawatan pasien 1 (Ny.S) Carsinoma
mammae di Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Hari/tgl
Jam
Implementasi
keperawatan
Evaluasi T
T
D
Selasa,
02/04
2019
08.15
1.3 Memposisikan pasien
semi fowler
5.1 Menanyakan apakah
pasien pagi ini sudah
mandi atau menggosok
gigi
1.3 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
DO:
- Terlihat pasien dalam posisi
semi fowler
5.1 DS:
- Pasien mengatakan belum
mandi dan menggosok gigi
- Pasien mengatakan ingin
dimandikan anaknya saja
DO:
- Pasien terlihat kurang bersih dan
kurang rapi
08.18 1.1 Menghitung dan
melihat respirasi serta
usaha nafas pasien
1.1 DS:
- pasien mengatakan masih sesak
DO:
- RR :28x/ menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
- Adanya otot bantu nafas
berupa otot intercostal
08.20 1.2 Mengecek saturasi
psien
1.2 DO: -SpO2 : 98%
165
09.00 2.3 Memberikan injeksi
santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter
3.5 Memberikan injeksi
ranitidin 1 amp (2cc)
via IV sesuai anjuran
dokter
09.03 3.2 melihat dan
menanyakan apakah
pasien menghabiskan
porsi makannya
3.2 DS:
- Anak pasien mengatakan
ibunya hanya makan 4
sdm
DO:
- Terlihat masih banyak
makanan di ransumnya
09.10 3.1 Menghitung indeks
massa tubuh pasien
dengan BB: 38kg TB:
150 cm
3.1 DO:
- Hasil IMT: 16,8 (berat badan
kurang)
- Status nutrisi kurang
09.30 2.2 Melihat ekspresi
pasien menahan nyeri
yang dirasakan
2.2DO:
- Pasien terlihat meringis
menahan nyeri
09.31 2.1 Menanyakan nyeri
yang dirasakan pasien
2.1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri di
dada kiri belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terus
menerus
DO:
- Pasien terlihat berhati-hati saat
bergerak memiringkan
tubuhnya
09.35 2.4 Mengajarkan teknik
nafas dalam untuk
meredakan rasa nyeri
2.4 DS:
- Pasien mengatakan dapat
melakukannya
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman namun tidak
mengurangi rasa nyeri
DO:
- Pasien terlihat mempraktikan
teknik nafas dalam
16.00 2.3 Memberikan
166
santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter
3.5 Memberikan ranitidin
1 amp (2cc) via IV sesuai
anjuran dokter
16.03 2.1 Menanyakan nyeri
yang dirasakan pasien
2.1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri di
dada kiri belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di
area dada sampai ke lengan
tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung
terusmenerus
DO:
- Pasien terlihat berhati-hati saat
bergerak memiringkan
tubuhnya
16.05 2.4 Megingatkan pasien
teknik nafas unutk
mengurangi nyeri
2.4 DS:
- Pasien mengatakan melakukan
teknik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman setelah menggunakan
teknik nafas dalam
DO:
- Pasien terlihat mempraktikan
teknik nafas dalam
20.00 5.1 Menanyakan
mengapa
pasien sulit untuk
tidur
5.1 DS:
- Pasien mengatakan sulit tidur
karena nyeri
DO:
- Pasien terlihat lesu
Rabu,
03/04
2019
09.00
1.4 Mengatur konsentrasi
oksigen sesuai terapi
pasien
1.4 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman dari sebelumnya
167
09.05 5.2 Menayakan kepada
pasien semalam
apakah bisa tidur?
5.2 DS:
- Pasien mengatakan tidur pukul
02.00 sampai 06.00 dan tidak
nyenyak
DO:
- Tidur kurang dari 8 jam
09.15 4.1 Menanyakan apakah
pasien pagi ini sudah
mandi
4.1 DS:
- Pasien mengatakan pagi ini
belum mandi karen anaaknya
belum datang
- Pasien mengatakan memakaai
baju yang tadi saja
09.20 4.2 Memandikan pasien
dan membantu pasien
menggosok gigi
4.2 DS:
- Pasien mengatakan mau
dimandikan oleh perawat
DO:
- Pasien terlihat bersih, rapi dan
tercium wangi
09.30 4.3 Meminta pasien
untuk
menggosok gigi setiap
pagi dan sesudah
makan
4.3 DS:
- Pasien mengatakan menunggu
anaknya saja
DO:
- Pasien terlihat enggan untuk
- Menggosok gigi secara mandiri
dan teratur
09.33 1.3 Mengatur posisi
pasien semi fowler
1.3 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman, sesak berkurang
09.35 1.1 Menghitung dan
melihat respirasi dan
usaha nafas pasien
1.1 DO:
- RR: 25x/m cepat dan dalam
- Penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan intercosta
09.45 2.3 Memberikan injeksi
santagesik 1 amp
(5cc) via IV sesuai
dengan anjuran dokter
3.5 Memberikan injeksi
ranitidin 1 amp (2cc)
via IV sesuai anjuran
dokter
10.00 2.1 Menanyakan nyeri
yang dirasakan pasien
2.1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri di
dada kiri belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
168
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri terus menerus
DO:
- Terlihat ada masa pada dada kiri
pasien
10.01 2.4 Megingatkan pasien
teknik nafas dalam
unutk mengurangi
nyeri
2.4 DS:
- Pasien mengatakan merasa
lebih
nyaman setelah menggunakan
teknik nafas dalam
13.00 3.2 Melihat dan
menanyakan apakah
pasien menghabiskan
posi makannya
3.2 DS:
- Anak pasien mengatakan ibunya
menghabiskan ½ porsi
DO:
- Terlihat pasien tidak
menghabiskan porsi makannya
16,00 2.3 Memberikan injeksi
santagesik 1 amp
(5cc) via IV sesuai
dengan anjuran dokter
3.5 Memberikan injeksi
ranitidin 1 amp (2cc)
via IV sesuai anjuran
dokter
16.03 2.2 Melihat ekspresi
wajah pasien
2.2 DO:
- Pasien terlihat meringis
menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan ketika
merubah posisinya
16.05 2.1 Menanyakan nyeri
yang dirasakan pasien
2.1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri di
dada kiri belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri terus menerus
DO:
- Terlihat ada masa pada dada kiri
pasien
21.00 5.4 menganjurkan pasien
untuk tidur
5.4 DS:
- Pasien mengatakan belum bisa
169
tidur
Kamis,
04/04/
2019
08.30
5.2 Menayakan kepada
pasien semalam
bagaimana
tidurnya,
apakah bisa
tidur?
5.2 DS:
- Anak pasien mengatakan ibunya
malam ini tidur lebih awal pukul
12.00
- bangun jam 06.00
- Pasien mengatakan malam ini
dapat tidur dengan lebih nyenyak
08.35 2.1 Menanyakan nyeri
yang dirasakan pasien
2.1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri di dada
kiri sedikit berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk –
tusukR: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 4
T: nyeri berlangsung terus
menerus
08.38 2.4 Megingatkan pasien
teknik nafas dalam unutk
mengurangi nyeri
2.4 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman setelah menggunakan
teknik nafas dalam
08.45 2.3 Memberikan injeksi
santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter
3.5 Memberikan injeksi
ranitidin 1 amp (2cc) via
IV sesuai anjuran dokter
09.05 2.2 Menghitung dan
melihat respirasi
pasien
2.2 DS:
- Pasien mengatakan nafasnya
masih terasa sesak
DO:
- RR: 28x/m cepat dan dalam
09.08 1.4 Memastikan nasa
kanul terpasang dengan
Benar
1.4 DO:
- Terlihat terpsang nasakanul
dengan konsentrasi 6 liter/menit
09.10 4.1 Menanyakan apakah
pasien pagi ini sudah
mandi
4.1 DS:
- Pasien mengatakan pagi ini
belum mandi
170
DO:
- Pasien terlihat memakai pakaian
yang kemarin
- Pasien terlihat tidak rapi
09.15 4.2 Memandikan pasien
dan membantu pasien
menggosok gigi
4.2 DS:
- Pasien mengatakan mau
dimandikan oleh perawat
- Pasien mengatakan merasa
senang
DO:
- Pasien terlihat bersih, rapi dan
tercium wangi
09.40 1.3 Mengatur posisi
pasien semi fowler
1.3 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
16.05 2.3 Memberikan
santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter
3.5 Memberikan ranitidin
1 amp (2cc) via IV sesuai
anjuran dokter
19.00 1.1 Menghitung dan
melihat respirasi dan
usaha nafas pasien
1.1 DS:
- Pasien mengatakan nafasnya
masih terasa sesak dan tidak ada
perubahan
DO:
- RR: 29x/m cepat dan dalam
- Terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan intercosta
19.03 1.3 Mengatur posisi
pasien semi fowler
1.3 DS:
- Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman dengan posisinya yang
sekarang
Tabel 4.15 Pelaksanaan keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma mammae
di di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
Hari/tgl
Jam
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi
Senin,
02/07/
2018
08.30
Cemas b.d
krisis situasi
(prosedur
tindakan
operasi)
1. Melakukan pendekatan
yang tenang.
2. Menjelaskan prosedur
tindakan dan apa yang
dirasakan selama
- S: Pasien merasa
lebih tenang
- O: wajah tampak
lebih tenang,
pasien tidak terlihat
171
tindakan.
3. Memberikan informasi
tentang diagnosa,
tindakan dan prognosis.
4. Menyarankan pasien
untuk relaksasi nafas
dalam.
5. Mendorong keluarga
untuk mendampingi
pasien.
gelisah, suami
mendampingi
pasien sampai
kamar operasi
- A: Masalah teratasi
- P: Hentikan
intervensi
08.30 Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakitnya
b.d kurang
paparan
informasi
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien
proses penyakitnya.
2. Menjelaskan tentang
proses penyakitnya pada
pasien
3. Melibatkan keluarga saat
pemberian pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kemungkinan
komplikasi dan
perdarahan, resiko
yang akan terjadi, dan
nyeri.
5. mendorong keluarga
untuk membantu pasien
dalam merubah
perilaku hidup sehat
- S: Pasien
mengatakan
mengerti tentang
proses penyakitnya
dan mau operasi.
- O:pasien mampu
menjawab
pertanyaan setelah
diberikan
pendidikan
kesehatan
- A: masalah teratasi
- P:Hentikan
intervensi
08.30 Nyeri akut b.d
agen injuri
biologis (luka
payudara)
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
3. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
(relaksasi).
4. Memonitor tanda-tanda
vital pasien.
- S: Pasien
mengatakan nyeri
payudarakiri.
- O:
P:Pasien
mengatakan nyeri
di payudara kiri
Q: terasa seperti
tertusuk- tusuk,R:
payudara kiri,
S: skala 4,
T: setiap kali
gerak.
- TD; 130/90 N; 78
S; 36,9
- A: Masalah belum
teratasi
- P:Lanjutkan
intervensi Rencana
172
dilakukan tindakan
dikamar operasi
Tabel 4.16 Pelaksanaan keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma mammae
di di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
Hari/
tgl
jam
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi
Senin
02/07
jam
21.00
Nyeri akut
b.d agen injuri
fisik
(tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, kualitas, intensitas
nyeri, onset nyeri
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
3. Mengajarkanteknik
nonfarmakologis
(relaksasi).
4. Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
5. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
6. Menganjurkan
pasienuntuk istirahat.
S: Pasien mengatakan
Luka operasi masih
terasa tersayat-sa
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-
sayat,
R: dada kiri,
S: skala 5,
T: terus menerus
setelah
operasi.
TD: 130/80, N:
88, RR: 20, S:
37oC.
- Pasien terlihat
meringis menahan
sakit.
A:Masalah
belum
Teratasi
P:Lanjutkan intervensi
- Evaluasi pengkajian
nyeri
- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan
istirahat
pasien
Senin,
02/07
jam
Risiko
infeksi
1. Mencuci tangan
sebelum dan sesudah dari
tempat pasien.
2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien dan
S: -
O: Masih Terpasang
drain, Balutan luka
tidak rembes, tidak
ada tanda infeksi pada
173
21.00
keluarga
3. Menerapkan universal
precaution.
4. Menerapkan prinsip steril
saat melakukan perawatan
luka.
5. Mendorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
6. Memerikan antibiotik bila
perlu.
7. Membatasi pengunjung.
8. Memonitor tanda infeksi
iv line
TD: 120/70, N: 76
RR:18, S:36,3oC.
A: Masalah belum
Teratasi
P:Lanjutkan
intervensi:
- Terapkan universal
precaution.
- Terapkan
prinsip steril saat
melakukan perawatan
luka.
Batasi pengunjung
Senin,
02/07
jam
21.00
Gangguan
citra tubuh
b.d prosedur
bedah
1. Mengkaji secara verbal
dan non verbal respon
pasien terhadap
perubahan tubuhnya
2. Memberikan informasi
tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
3. Memotivasi pasien
untuk mengungkapkan
perasaannya
4. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi
tindakan- tindakan yang
akan meningkatkan
penampilan.
5. Mendorong keluarga
untuk memberikan
dukungan dan selalu
mendampingi pasien.
S:Pasien mengatakan
Payudara kiri sudah
Tidak ada dan terasa
berat sebelah dan tidak
seimbang.
O:Pasien berusaha
Menutupi dada kiri,
Tida melihat
bagian dadanya.
A: Masalah belum
teratasi.
P:Lanjutkan intervensi
- Bantu menentukan
apakah perubahan
citra tubuh
berpengaruh pada
peningkatan isolasi
sosial.
- Bantupasien
mengidentifikasi cara
untuk menurunkan
dampak dari adanya
perubahan bentuk
melalui pakaian dan
kosmetik
Selas,
03/07
jam
07.30
Nyeri
akut
b.d agen
injuri
fisi
k (tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservasi reaksi
Non verbal dari nyeri.
3. Mengajarkanteknik non
S:Pasien
mengatakan
luka operasi masih
terasa nyeri.
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-
sayat,
R: dada kiri,
174
farmakologis (relaksasi).
4. Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
5. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
6. Menganjurkan pasien
untuk istirahat
S:VAS 4,
T: setiap saat.
TD: 130/80, N: 84,
S:36,7oC, RR: 20.
A:Masalah belum
teratasi.
P:lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian
nyeri
Evaluasikemampuan
relaksasi
- Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan istirahat
pasien
Selasa,
03/07
jam
07.30
Risiko
infeksi
1. Mencuci tangan sebelum
dan sesudah dari tempat
pasien.
2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien
dan keluarga.
3. Menerapkan universal
precaution..
4. Mendorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
5. Membatasi pengunjung
6. Memonitor tanda infeksi
S: Pasien mengatakan
sudah mulai makan
sedikit-sediki
O: Ku cukup,
CM, Perban luka
Operasi bersih, tidak
ada rembesa darah,
Terdapat drain di dada
kiri ,prduk 75cc.
Pasien sudah
menghabiskan
setengah porsi
makanan.
TD;120/80 , N:78
S: 36,5
A:Masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan
intervensi: Cuci
tangan sebelum dan
sesudah dari tempat
pasien.
Ajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien
dan keluarga.
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
Selasa,
03/07
jam
14.00
Nyeri akut
b.d agen
injuri fisik
(tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi,kualitas, intensitas
nyeri, onset nyeri.
2. Mengobservasi reaksi
non verbal dari nyeri.
S: Pasien
mengatakan nyeri luka
operasi sudah mulai
berkurang
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-
175
3. Mengajarkan teknik non
farmakologis (relaksasi).
4. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
5. Menganjurkan
pasien untuk istirahat.
sayat,
R: dada kiri,
S: VAS 4,
T: saat miring ke
kanan dan ke kiri
- Pasien terlihat
meringis menahan
sakit.
TD:120/80,N: 82, RR:
20, S: 36,4C.
A:Masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan
intervensi:
- Evaluasi pengkajian
nyeri
- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat
pasien
- Berikan injeksi anti
nyeri
Selasa,
03/07
jam
14.00
Risiko
infeksi
1. Mencuci tangan sebelum
dan sesudah dari tempat
pasien
2. Mengajarkan teknik
cuci tangan kepada
pasien dan keluarga.
3. Menerapkan universal
precaution.
4. Melakukan dresing infus.
5. Mendorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
6. Memerikan antibiotik bila
perlu.
7. Membatasi pengunjung.
8. .Memonitor tanda tanda
infeksi
S:Pasien mengatakan
sudah maka
O:Ku:cukup,
CM. Perban luka
operasi bersih, tidak
ada rembesan darah,
drain 50cc, Pasien
Sudah menghabiskan
setengah makanan,
Tidak ada tanda
phlebitis diarea
insersi infus, Pasien
masih salah
melakukan 6 langkah
cuci tangan.
TD:120/80, N:7.
S:36,7
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi:
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
tempat pasien.
Batasi pengunjun
- Dorong pasien untuk
176
meningkatkan nutrisi.
Selasa,
03/07
jam
14.00
Gangguan
citra tubuh
b.d prosedur
bedah
1. Mengkaji respon verbal
dan nonverbal terhadap
perubahan tubuhnya
2. Menentukan persepsi
pasien dan keluarga terkait
perubahan citra diri dan
realitas.
3. Menentukan apakan
perubahan citra tubuh
berpengaruh pada
peningkatan isolasi sosial.
4. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi tindakan-
tindakan yang akan
meningkatkan
penampilan.
S : pasien mengatakan
setelah operasi
keluarga tetap sayang /
perhatian dan selalu
menunggui pasien.
O: Pasien mulai bisa
melihat kenyataan dan
mulai mau menyentuh
bagian dada kiri.
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi:
Bantu pasien
mengidentifikasi cara
untuk mengurangi
dampak dar adanya
perubahan bentuk
melalui pakaian dan
kosmetik
Selasa,
03/07
jam
21.00
Nyeri
akut
b.d agen
injuri fisik
(tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
palliatif, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservas reaksi
nonverbal dari nyeri.
3. Mengajarkan teknik
Non farmakologis
(relaksasi).
4. Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
5. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
6. Menganjurkan pasien
untuk istirahat.
S:Pasienmengatakan
nyeri luka operasi
sudah mulai berkurang
dan sudah bisa miring
kekanan dan kir
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-
sayat,
R: dada kiri,
S: VAS: 3,
T: saat mencoba
duduk.
- Pasien sudah bisa
tersenyum.
TD: 120/80, N: 80,
RR: 18, S: 36,7C.
A:Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi:
- Evaluasipengkajian
nyeri
- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat
pasien
177
- Berikan injeksi anti
nyeri
Selasa,
03/07
jam
21.00
Risiko
infeksi
1. Mencuci tangan sebelum
dan sesudah dari tempat
pasien.
2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien dan
keluarga.
3. Menerapkan universal
precaution.
4. Mendorong pasien
untuk meningkatkan
nutrisi.
5. .Membatasi pengunjung.
6. Memonitor tanda tanda
infeksi
S:Pasien mengatakan
sudah makan
O:Ku: cukup,
CM. Perban luka
operasi bersih, tidak
ada rembesan darah.
Pasien sudah
menghabiskan ¾
makanan
TD: 120/80, N: 78
S: 36,7
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi:
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
tempat pasien.
- Berikan
antibiotic
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
Rabu,
04/07
jam
07.30
Nyeri
akut
b.d agen
injuri fisik
(tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
3. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
(relaksasi)
4. Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
5. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
6. Menganjurkan pasien
untuk istirahat.
S: Pasien mengatakan
nyeri luka operasi
sudah mulai
berkurang, sudah
bisa tidur semalam,
sudah tidak terasa
ngganjel tapi msh ada
drain dan sudah bisa
duduk.
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-
sayat,
R: dada kiri,
S: VAS: 3,
T: saat mencoba
duduk.
- Pasien sudah bisa
tersenyum.
Pasien mampu
melakukan relaksasi
TD: 120/80, N: 80,
RR:18, S: 36,1oC.
A:Masalah teratasi
178
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi:
- Evaluasi pengkajian
nyeri
- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat
pasien
- Berikan injeksi anti
Nyeri
Rabu,
04/07
jam
07.30
Risiko
infeksi
1. Mencuci tangaan
sebelum dan sesudah
dari tempat pasien.
2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien
dan keluarga.
3. Menerapkan universal
precaution.
4. Mendorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
5. Memerikan antibiotik
bila perlu.
6. Membatasi pengunjung
7. Memonitor tanda tanda
infeksi
S:Pasien mengatakan
sudah makan semua
makanan yang
disediakan RS
O:Ku:cukup, CM,
Luka operasi baik
tidak ada tanda-tanda
infeksi di luka dada
kiri.Luka bersih, tidak
Ada rembesan darah
atau pus.Pasien sudah
menghabiskan1porsi
makanan. Bekas infus
tidak ada tanda-tanda
plebitis.
TD: 120/80 N: 78
S:36,8
A:Masalah teratasi
P:Hentikan intervensi
Rabu,
04/07
jam
14.00
Nyeri
akut
b.d agen
injuri
fisi
k (tindakan
operasi).
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
3. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
(relaksasi)
4. Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
5. Monitor tanda-tanda
vital pasien.
6. Menganjurkan pasien
untuk istirahat.
S: Pasien mengatakan
nyeri luka operasi
sudah
banyak berkurang,
sudah bisa tidur
dengan drain masih
terpasang di dada kiri.
O: P: nyeri luka
operasi,
Q: terasa tersayat-
sayat,
R: dada kiri,
S: VAS:2,
T: mencoba berdiri.
- Pasien sudah bisa
tersenyum, Pasien
mampu melakukan
relaksasi,
179
TD:120/80, N: 80,
RR: 18, S:
36,3oC.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Rabu,
04/07
Jam
14.00
Gangguan
citra tubuh
b.d prosedur
bedah
1. Menentukan persepsi
pasien dan keluarga
terkait perubahan citra
diri dan realitas.
2. Menentukan apakan
perubahan citra
tubuh berpengaruh pada
peningkatan isolasi
sosial.
3. Mendentifikas cara
untuk mengurangi
dampak dari adanya
perubahan bentuk
melalui pakaia atau
kosmetik.
S:Pasien mengatakan
Sudah menerima
Payudaranya yang
hanya 1 buah saja dan
tidak merasa malu lagi
denga bentuk
tubuhnya
O: Pasien
menggunakan
kaos longgar dan
jilbab
agar area dada
tertutup.
Suami Ny.E
selalu
mendampingi pasien.
A: Masalah teratasi.
P: Hentikan intervensi.
Dari data yang didapat kedua pasien terdapat persamaan yaitu
pelaksanaan tindakan dilakukan selama 3 hari. Dari tabel 4.14 didapatkan
data Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien 1 (Ny. S) yang
telah dibuat sesuai dengan buku SIKI, pelaksanaan dilakukan selama 3
hari yaitu pada tanggal 2 april 2019 sampai dengan 4 april 2019.
Sedangkan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien 2 (Ny.E)
pada tabel 4.15 dan 4.16 dilakukan selama 3 hari dimulai tanggal 2 juli
2018 sampai dengan 4 juli 2018.
e. Evaluasi
Tabel 4.17 Evaluasi keperawatan pasien 1 (Ny.S) Carsinoma Mammae di Ruangan
Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Hari /tgl No. Dx Subyektif/Obyektif/Analisa/Planning
180
Hari ke 1
Selasa,
02/04/2019
I S:
- Pasien mengatakan masih sesak
O:
- RR: 28x/m
- Pernafasan cepat dan dalam
- Adanya otot pernafasan tambahan
berupa otot intercosta
- SpO2 98%
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan pemantauan
respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler
1.4 Berikan oksigen
Selasa,
02/04/2019
II S:
- Pasien mengatakan nyeri di dada kiri
belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam
namun tidak mengurangi rasa nyeri
O:
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Pasien terlihat berhati-hati saat bergerak
terutam asaat memiringkan
- Tubuhnya
A: Masalah Nyeri Kronis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
181
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Selasa,
02/04/2019
III S:
- Anak pasien mengatakan ibunya hanya
makan 4 sdm
O:
- IMT 16,8 (berat badan kurang)
- Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya
- Tidak ada peningkatan BB
- Belum ada hasil lab yang terbaru
- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),
hemoglobin 11,3 g/dL (menurun),
Albumin 3.4 g/L (menurun), GDS 118
mg/dL
A: Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berikan medikasi sebelum atau sesudah makan
Selasa,
02/04/2019
IV S:
- Pasien mengatakan belum mandi dan
menggosok gigi
- Pasien mengatakan ingin dimandikan
anaknya saja
O:
- Pasien terlihat kurang bersih dan kurang
rapi
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan
182
aktivitas sehari-hari secara mandiri
A: Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
Selasa,
02/04/2019
V S:
- Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
O: -
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien dan
perasaan setelah
bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur
Hari ke 2
Rabu,
03/04/2019
I S :
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman,
sesak berkurang
O:
- RR: 25x/m cepat dan dalam
- Terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan intercostal
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler
183
1.4 Berikan oksigen
Rabu,
03/04/2019
II S:
- Pasien mengatakan nyeri di area dada kiri
belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S:skala nyeri 5
T: nyeri terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam
namun tidak mengurangi rasa nyeri
O:
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan ketika meubah
posisinya
A: Masalah Nyeri Kronis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Rabu,
03/04/2019
III S:
- Anak pasien mengatakan ibunya
menghabiskan ½ porsi
O:
- Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya
- Belum ada hasil lab yang terbaru
- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),
hemoglobin 11,3 g/dL (menurun), Albumin
3.4 g/L (menurun), GDS 118 mg/dL
184
A: Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3.5 Berikan medikasi sebelum atau sesudah
makan
Rabu,
03/04/2019
IV S:
- Pasin mengatakan mau dimandikan oleh
perawat
- Pasien mengatakan tidak mau mengosok
gigi
- Pasien mengatakan memakai baju yang tadi
dipakai saja
O:
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan
aktivitas sehari - hari secara mandiri
A: Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan
perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai
Kemampuan
Rabu,
03/04/2019
V S:
- Pasien mengatakan kurang tidur dan
tidurnya tidak nyenyak
-
O:
- jumlah waktu tidur pasien kurang dari 8
jam
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
185
Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien dan
perasaan setelah
bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur
Hari ke 3
Kamis,
04/04/2019
I S:
- Pasien mengatakan nafasnya masih
terasa sesak dan tidak ada perubahan
O:
- RR: 29x/m cepat dan dalam
- Terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan intercostal
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan pemantauan
respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler
1.4 Berikan oksigen
Kamis,
04/04/2019
II S:
- Pasien mengatakan nyeri di area dada
kiri sedikit berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S: skala nyeri 4
T: nyeri terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam
O:
186
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
A: Masalah Nyeri Kronis teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan terapi analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kamis,
04/04/2019
III S:
- Anak pasien mengatakan ibunya
menghabiskan ½ porsi
O:
- Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya
- Belum ada hasil lab yang terbaru
- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),
hemoglobin 11,3 g/dL (menurun), Albumin
3.4 g/L (menurun), GDS 118 mg/dL
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3.5 Berikan medikasi sebelum atau sesudah
makan
Kamis,
04/04/2019
IV S:
- Pasin mengatakan merasa senang
dimandikan oleh perawat
O:
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan
aktivitas sehari - hari secara mandiri
A: Masalah Defisit perawatan diri belum
187
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
Kamis,
04/04/2019
V S:
- Anak pasien mengatakan ibunya malam
ini tidur lebih awal pukul 12.00 bangun
jam 06.00
- Pasien mengatakan tidurnya tidak
nyenyak, sering terbangun - bangun
O:
- jumlah waktu tidur pasien kurang dari 8
jam
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien
dan perasaan setelah bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur
Tabel 4.18 Evaluasi keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma Mammae di
RSUD Yogyakarta
Hari /tgl No. Dx Subyektif/Obyektif/Analisa/Planning
Senin, 02/07
/2018
Jam 08.30
I (Cemas) S: Pasien merasa lebih tenang
O: wajah lebih tenang, pasien tidak
terlihat gelisah, suami mendampingi pasien
sampai di kamar operasi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Senin, 02/07
/2018
Jam 08.30
II
(Kurang
penegtahuan
tentang
S: Pasien mengatakan mengerti tentang
penyakitnya dan mau operasi.
O: pasien mampu menjawab pertanyaan
setelah diberikan pendidikan kesehatan
188
prosedur
tindakan operasi
b.d kurang
terpapar
informasi)
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Senin, 02/07
/2018
Jam 08.30
III ( Nyeri akut
b.d agen injuri
fisiologis )
S: Pasien mengatakan nyeri payudara kiri.
O:
− P: pasien mengatakan nyeri di payudara
kiri, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk,
− R: payudara kiri,
− S: VAS 4,
− T: setiap kali gerak.
− TD; 130/90 N; 78 S; 36,9
A: Masalah belumteratasi
P: Lanjutkan intervensi
Rencana dilakukan tindakan operasi di kamar
operasi
Tabel 4.19 Evaluasi keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma Mammae di
RSUD Yogyakarta
Hari/tgl/
Jam Pelaksanaan Evaluasi
Dx. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (tindakan operasi)
Senin,
02/07
jam
16.00
Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif,
meliputi: palliatif, kualitas,
intensitas nyeri, onset nyeri.
S: Pasien mengatakan luka operasi
masih terasa tersayat sayat.
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-sayat,
R: dada kiri,
S: VAS: 5,
T: terus-menerus setelah operasi.
TD: 130/80, N: 88, RR: 20, S:
37oC.
Pasien terlihat meringis menahan
sakit.
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi kemampuan relaksasi
Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan istirahat pasien
16.15 Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
16.40 Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
17.30 Mengajarkan teknik
nonfarmakologis (relaksasi).
20.00 Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
Senin,
02/07
jam
21.30
Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
S: Pasien mengatakan nyeri luka
operasi masih terasa nyeri.
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat sayat,
R: dada kiri, 22.00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
189
06.30 Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
S: VAS: 5,
T: setiap saat.
TD: 130/80, N: 84, S: 36,7oC,
RR: 20. Pasien kurang nyenyak
idurnya semalam karena nyeri
luka operasi dan ada selang
drain.
A: Masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi Kemampuan relaksasi
- Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan istirahat pasien
07.15 Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif,
meliputi: lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset nyeri.
Selasa,
03/07
jam
07.30
Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif,
meliputi: lokasi, kualitasi,
intensitas nyeri, onset nyeri.
S:Pasien mengatakan nyeri
luka operasi sudah mulai
berkurang
O: P: nyeri luka operasi,
Q:terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 4, T: saat miring
kekanan dan kekiri. Pasien
terlihat meringis menahan sakit.
TD: 120/80, N: 82, RR: 20, S:
36,4oC.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi kemampuan relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan injeksi anti nyeri
08.00 Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
10.00 Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
10.15 Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
12.00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
13.00 Menganjurkan pasien untuk
melakukan relaksasi
Selasa,
03,07
jam
15.00
Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif,meliputi:
palliatif, kualitas, intensitas
nyeri, onset nyeri.
S: Pasien
Mengatakan nyeri luka operasi
sudah mulai berkurang
Dan sudah bisa
miring ke kana dan kiri
O: P: nyeri luka operasi, Q:
terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 4, T: saat
mencoba duduk. Pasien sudah
bisa tersenyum.
TD: 130/80, N:
84, RR: 20, S: 36, 7oC.
16.00 Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
16.15 Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
16.30 Menganjurkan pasien untuk
melakukan relaksasi
190
20.00 Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan injeksi anti nyeri
Selasa,
03/07
jam
21.45
Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri.
S: Pasien Mengatakan nyeri luka
operasi
Sudah mulai berkurang,
sudah bisa tidur semalam,
O: P: nyeri luka operasi, Q:
terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 3, T: saat
mencoba
duduk. Pasien sudah
bisa tersenyum. Pasien mampu
melakukan relaksasi
TD: 120/80, N: 78x, RR: 18, S:
36,1oC.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasikemampuan relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
07.00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
07.30 Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
Melakukan
Pengkajian nyeri secara
komprehensif, meliputi:
lokasi, intensitas nyeri, onset
nyeri.
Rabu,
04/07
jam
07.30
Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif,
meliputi: lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset nyeri.
S: Pasien mengatakan nyeri luka
operasi sudah banyak berkurang,
sudah bisa tidur dengan drain
masih terpasang
di dada kiri.
O: P: nyeri luka operasi, Q:
terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 2, T: mencoba
berdiri. Pasien sudah bisa
tersenyum. Pasien mampu
melakukan relaksasi,
TD: 120/70, N: 76, RR: 18, S:
36,3oC.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
08.00 Menganjurkan pasien
untuk melakukan
relaksasi
10.00 Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
Memonitor tanda-tanda vital
pasien.
Dx. Risiko infekssi
Senin, 02/07
Jam
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
S: Pasien mengataka nyeri luka
operasi sudah banyak berkurang,
191
16.00 sudah bisa tidur dengan drain
masih terpasang di dada kiri.
O:
P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-sayat,
R: dada kiri,
S: VAS: 2,
T:mencoba berdiri. Pasien sudah
bisa tersenyum, .Pasien mampu
melakukan relaksasi
TD: 120/80, N: 78, RR:18, S:
36,5oC.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
- Gunakan universal Precaution
- Lakukan perawatan luka
dengan teknik steril
- Batasi pengunjung
16.05 Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien dan
keluarga.
16.30 Menganjurkan pembesuk
untuk masuk ke tempat
pasien bergantian dua-dua
orang.
17.30 Mendorong pasien untuk
makan
19.00 Memberikan antibiotik
Cefim 1gr IV
Senin, 02/07
Jam
21.15
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
S: Pasien sudah mulai makan
sedikit-sedikit
O: Ku: cukup, CM. Perban luka
operasi bersih, tidakada rembesan
darah. Terdapat drain di dada
kiri, produk 75cc.
Pasien sudah setengah porsi
makanan.
A : Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah dari tempat pasien.
- Ajarkan teknik cuci tangan
kepada pasien dan keluarga.
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
07.00 Memberikan antibiotik
Cefim 1gr IV
07.15 Mendorong pasien untuk
makan
Selasa,
03/07
Jam
07.30
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
S: Pasien mengatakan sudah
makan
O: Ku: cukup, CM. Perban luka
Operasi bersih, tidak ada
rembesan darah. Drain 50cc.
Pasien sudah menghabiskan
setengah makanan
Tidak ada tanda plebitis di
area insersi infus.
Pasien masih salah melakukan 6
langkah cuci
tangan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
08.00 Melakukan dressing infus
11.15 Mengganti cairan infus
pasien Futrolit 20 tpm
11.30 Mengevaluasi kemampuan
mencuci tangan pasien
12.00 Mendorong pasien untuk
menghabiskan makanan
192
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah dari tempat pasien.
- Batasi pengunjung
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
Selasa,
03/07
jam
16.15
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
S:Pasien mengatakan sudah makan
O: Ku: cukup, CM. Perban luka
operasi bersih, tidak ada rembesan
darah.
Pasien sudah menghabiskan ¾
makanan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah dari tempat pasien.
- Berikan antibiotic
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi
17.30 Menganjurkan pembesuk
untuk masuk ke
tempat pasien bergantian
dua-dua orang.
19.00 Mendorong pasien untuk
menghabiskan
makanan dan memakan
makanan tinggi
protein seperti putih telur
dan ikan.
20.00 Memberikan antibiotik
Cefim 1gr IV
Selasa,
03/07
jam
21.30
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
S: Pasien mengatakan sudah
makan
O: Ku: cukup, CM. Perban luka
operasi bersih, tidak ada rembesan
darah. Drain: 25cc.
Pasien sudah menghabiskan 1
porsi makanan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah dari tempat pasien.
- Batasi pengunjung
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
07.00 Memberikan antibiotik
Cefim 1gr IV
07.15 Mendorong pasien untuk
menghabiskan
makanan dan memakan
makanan tinggi
protein seperti putih telur
dan ikan.
07.30 Menganjurkan pasien untuk
minum susu.
Rabu,
04/07
jam
07.30
Mencuci tangan sebelum ke
tempat pasien
Mengevaluasi kemampuan
cuci tangan pasien.
S: Pasien Mengatakan sudah
makan semua makanan yang
disediakan RS
O: Ku: cukup, CM. Luka
operasi baik, tidak ada tanda-
tanda infeksi di luka dada kiri.
Luka bersih, tidak ada rembesan
darah atau pus.
Pasien sudah menghabiskan 1
porsi makanan. Bekas infus
tidak ada tanda-tanda plebitis.
TD:120/80 N 78 S: 36,5
A: Masalah teratasi
10.00 Melakukan perawatan luka
dengan prinsip
Steril
12.00 Melepas infus pasien dan
memonitor tanda
infeksi
Mengevaluasi makanan yang
193
sudah dimakan
Pasien
P: Hentikan intervensi
Dx. Gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah
Senin,
02/07
jam
14.30
Mengkaji secara verbal dan
non verbal respon pasien
terhadap perubahan
tubuhnya
Membantu pasien untuk
mengidentifikasi
tindakan-tindakan yang
akan meningkatkan
penampilan.
S: Pasien mengatakan
payudaranya kiri sudah tidak
ada dan terasa berat sebelah dan
tidak seimbang.
O: Pasien berusaha
menutupi dada kiri, tidak mau
melihat bagian adanya.
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
- Bantu menentukan apakah
perubahan citra tubuh
berpengaruh pada peningkatan
isolasi sosial.
- Mengidentifikasi cara untuk
mengurangi dampak dari
adanya perubahan bentuk
melalui pakaian dan kosmetik
14.45 Memotivasi pasien untuk
mengungkapkan
Perasaannya
16.00 Memberikan informasi
tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan
prognosis
Selasa,
03/07
jam
08.15
Mengkaji respon verbal
dan nonverbal terhadap
perubahan tubuhnya.
Menentukan persepsi pasien
dan keluarga terkait
perubahan citra diri dan
realitas.
S: Pasien mengatakan setelah
operasi keluarga masih
sayang/perhatian dan selalu
menunggui pasien.
O: Klen mulai bisa melihat dan
mau menyentuh bagian dada
kiri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Bantu mengidentifikasi cara
untuk mengurangi dampak
dari adanya perubahan bentuk
melalui pakaian dan kosmetik
08.30 Menentukan apakan
perubahan citra tubuh
berpengaruh pada
peningkatan isolasi sosial.
194
08.40 Membantu pasien untuk
menidentifikasi tindakan-
tindakan yang akan
meningkatkan penampilan.
Rabu,
04/07
jam
08.00
Menentukan persepsi
pasien dan keluarga
terkait perubahan citra diri
dan realitas.
Menentukan apakan
perubahan citra tubuh
berpengaruh pada
peningkatan isolasi sosial.
S:Pasien mengatakan sudah
menerima payudaranya yang
hanya 1 buah saja dan sudah
tidak merasa malu lagi dengan
perubahan pada bentuk tubuhnya
O: Pasien menggunakan kaos
longgar dan jilbab agar area
dada tertutup. Suami Ny.E
selalu mendampingi pasien.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi.
09.30 Mendentifikasi cara untuk
mengurangi dampak dari
adanya perubahan bentuk
melalui pakaian atau
kosmetik.
Berdasarkan tabel 4.17 Evaluasi keperawatan pasien 1 (Ny. S)
ada 5 (lima) evaluasi masalah keperawatan, ada 4 (empat) masalah
keperawatan yang belum teratasi yaitu, pola nafas tidak efektif, defisit
nutrisi, defisit perawatan diri dan gangguan pola tidur, keempat masalah
tersebut tidak menunjukan perubahan yang diharapkan sesuai kriteria
hasil yang di harapkan dan 1 (satu) masalah keperawatan lainnya yaitu,
nyeri kronik yang teratasi sebagian pada hari ketiga, skala nyeri menurun
dari 5 menjadi 4 dan pasien mengatakan lebih nyaman saat nyeri
berkurang.
Pada pasien 2 (Ny.E) terdapat 6 evaluasi keperawatan yang dibagi
menjadi 2 yaitu, evaluasi keperawatan pre op pada tabel 4.18 yang
dilakukan pada hari pertama evaluasi terdiri dari 3 diagnosa dan evaluasi
keperawatan post op pada tabel 4.19 terdiri dari 3 diagnosa. Dari evaluasi
keperawatan pada saat pre op 2 diagnosa teratasi yaitu cemas dan kurang
195
pengetahuan b.d tindakan operasi, kemudian satu diagnose belum teratasi
yaitu nyeri akut b.d agen injuri fisiologis. Kemudian pada tabel 4.19
evaluasi keperawatan post op 2 semua diagnosa teratasi pada hari ketiga.
B. Pembahasan
Peneliti akan membahas tentang literature review asuhan
keperawatan pada 2 pasien dengan diagnosa medis Carsinoma mammae.
Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun
intervensi, melakukan implementasi keperawatan dan melakukan
evaluasi keperawatan. Adapun bahasan tiap bagian sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan di rumah
sakit yang berbeda yaitu pada pada pasien 1 di Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan pasien 2 di RSUD
Kota Yogyakarta. Pasien 1 berusia 58 tahun, sedangkan pasien 2
berusia 56 tahun. Dengan kedua pasien merupakan ibu rumah
tangga. Pada pasien 1 dan pasien 2 ditemukan keluhan utama yang
sama yaitu muncul benjolan mengalami nyeri pada payudara, hal ini
sesuai dengan teori menurut Nurarif dan Kusuma 2015, yaitu gejala
carcinoma berupa benjolan yang mucul kadang tidak nyeri dan
kadang muncul rasa nyeri.
Pada pasien 1 Ny.S nyeri pada payudara kiri dirasakan
sampai pada lengan bagian atas, sehingga bentuk dada menjadi tidak
196
simetris antara kanan dan kiri. Awalnya benjolan yang muncul tidak
menimbulkan nyeri, kemudian setelah beberapa bulan kemudian
muncul rasa nyeri beserta ulkus, pada 2017 pasien menjalankan
MRM dan kemoterapi yang ke 12, setelah itu benjolan kembali
muncul, tanda gejala yang dialami pasien 1 Ny.S sesuai dengan teori.
Menurut Nurarif dan Kusuma tahun 2015, Benjolan yang muncul
tidak selalu langsung menimbulkan rasa nyeri, salah satu factor
resiko terjadinya Ca mammae yaitu sebelum nya pasien telah pernah
terdiagnosa Ca mammae dan melakukan pengangkatan kanker,
kemudian adanya benjolan yang mumcul pada axila, biasanya
apabila benjolan merupakan kanker benjolan hanya muncul pada
salah satu payudara.
Pengkajian pada penelitian ini menggunakan format
pengkajian Virginia Henderson yaitu, pada pengkajian pola nafas
pada Ny.S, ditemukan data yaitu bernafas menggunakan otot bantu
pernafasan berupa pergerakan interkosta, adanya pernafasan cuping
hidung dan respirasi rate 26x/m.
Kemudian pada pengakajia data nyeri di ungkapkan dengan
PGRST, P=Provokate, faktor pencetus timbulnya nyeri, Q=Quality,
kualitas nyeri yang diungkpkan oleh pasien, R=Region, lokasi
dirasakan nyeri, S=Saver, tingkat keparahan biasanya
menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang,
atau berat dan T=Timing, seberapa sering nyeri dirasakan.
197
Pengukuran skala nyeri dapat menggunakan alat ukur NRS Numeric
Rating Scale.
Berdasarkan data yang didapat pada pasien 1 Ny.S
ditemukan data P: nyeri akibat benjolan di area dada payudara yang
membesar kurang lebih sudah 3 bulan, Q: nyeri seperti tertusuk-
tusuk, R: nyeri terasa di area dada sampai ke ketiak, S: skala nyeri 4,
T: nyeri berlangsung hilang timbul dan terlihat ekspresi wajah
meringis menahan nyeri.
Pada saat pengkajian pola makan ditemukan data pada pasien
1 Ny.S yaitu, Pasien mengatakan berat badannya turun sejak
menidap penyakit ini, Pasien mengatakan nafsu makan menurun,
Anak pasien mengatakan ibunya selalu tidak menghabiskan
makanannya, IMT : 16,8 L, albumin 3,4 g/L menurun,Kulit terlihat
kering, rambut rontok berlebih.
Pada pengkajian pola berpakaian dan kebersihan diri
ditemukan data pasien 1 Ny.S tidak dapat melakukan ADLs secara
mandiri, pasien terlihat kotor tidak rapi dan tidak ada yang
memandikannya sehingga harus membutuhkan bantuan dari perawat
dan anaknya. Selain itu, ada pasien 1 Ny.S ditemukan data Pasien
mengatakan sulit untuk tidur saat berada dirumah maupun di rumah
sakit.
Sedangkan pada pengkajian pasien 2 Ny.E didapatkan data
pasien mengeluh nyeri dikarenakan adanya benjolan yang mengeras
198
pada payudara kiri dan sudah menimbulkan ulkus yang tidak
sembuh. Payudara tampak kemerahan, selain itu kulit payudara
mengkerut sepeti kulit jeruk. Pasien mengatakan sebelumnya pernah
ada benjolan di payudara kanan kemudian sembuh setelah
melakukan pengobatan alternatif, tetpi setelah itu benjolan muncul
pada payudara kiri. Tanda gejala yang muncul pada pasien 2 sesuai
dengan teori Nurarif dan Kusuma 2015 yaitu, muncul benjolan pada
salah satu payudara yang dapat menimbulkan nyeri dan luka yang
sulit sembuh. Payudara mengalami pembengkakan dan kemerahan,
kemudian kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk.
Berdasarkan pengkajian pada pasien 2 Ny E didapatkan hasil
bahwa pasien belum mendapatkan informasi tentang prosedur
tindakan operasi dari petugas kesehatan, mengungkapkan
ketidaktahuan tentang prosedur
Dari hasil pengkajian didapatkan data pasien dapat
merasakan kecemasan karena akan dilakukannya prosedur operasi
yang dapat menyebabkan perubahan psikologisnya. Hal tersebut
ditandai dengan mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan
dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat, peningkatan
kekhawatiran, dan perasaan takut.
Selain itu, Dari data pengkajian yang di dapat Ny E
mempunyai faktor resiko diantaranya ,mengalami ulkus , pertahanan
primer yang tidak adekuat, penurunan haemoglobin, dilakukan
199
prosedur invasif. Sehingga diagnose yang diangkat sesuai dengan
teori.
Berdasarkan pengkajian status mental Ny E mengungkapkan
merasa malu dengan dilakukannya operasi payudara dan
mengungkapkan kekhawatirannya akan bentuk tubuhnya.
Kesimpulan dari data pengkajian yang didapat tanda dan
gejala yang muncul pada kedua pasien sesuai dengan teori.
2. Diagnosa keperawatan
Dari 9 sembilan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
teori, pada pasien 1 Ny.S terdapat 3 tiga diagnosa keperawatan yang
muncul, yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
deformitas dinidng dada D.0005, nyeri kronis berhubungan dengan
infiltrasi tumor D.0078, defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan D.0019, dan ada
2 dua diagnosa keperawatan yang diluar dari teori, yaitu defisit
perawatan diri berhubungan dengan kelemahan D.0109 dan
gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
D.0055. Ada 6 enam diagnosa keperawatan yang tidak muncul, yaitu
gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan
sirkulasi D.0139, risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
D.0142, deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi D.111, ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi D.0080, gangguan citra rubuh berhubungan dengan
200
perubahan struktur tubuh D.0083, harga diri rendah kronis
berhubungan dengan D.0086.
Pada pasein 2 Ny.E diagnosa yang ditegakkan dibuat
berdasarkan buku NANDA, Sedangkan teori yang saya buat
diagnosa yang ditegakkan dibuat berdasarkan buku SDKI. Dari 6
enam diagnosa yang diangkat setelah disesuaikan dengan buku
SDKI maka terdapat 4 empat diagnosa yang sesuai dengan teori,
yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi D.0111, Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi D.0080, Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit
kronis D.0142, dan Gangguan citra rubuh berhubungan dengan
perubahan struktur tubuh D.0083. Ada 2 dua diagnosa keperawatan
yang diluar dari teori, yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan agen
injuri biologis D.0077 dan Nyeri Akut berhubungan dengan agen
injuri fisiologis D.0077. Terdapat 4 empat diagnosa yang tidak
muncul yaitu, Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan
saraf D.0078, Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
prubahan sirkulasi D.0129, Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan ekspansi paru menurun D.0005, Defisit nutrisi berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme D.0019, dan Harga diri
rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
D.0101.
201
Berikut uraian dari masing-masing diagnosa yang muncul
pada kedua pasien dalam studi kasus ini, sebagai berikut:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas
dinding dada D.0005
Pola nafas tidak efektif merupakan masalah pada
pernafasan berupa inspirasi dan atau ekspirasi sehingga
memberikan ventilasi yang tidak adekuat. Biasanya ditandai
dengan respiratory rate meningkat, adanya penggunaan otot
pernafasan pada saat bernafas, adanya pergerakan cuping hidung
saat bernafas menurut SDKI, 2016.
Pola nafas tidak efektif yang muncul pada pasien 1 Ny.S
sesuai dengan teori yaitu ca mamae dapat bermetastase ke
jaringan yg lain kemudian menekan paru dan menyebabkan pola
nafas tidak efektif menurut WOC, 2017.
b. Nyeri kronis berhubungn dengan infltrasi tumor D.0078
Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat d berintensitas
ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih d 3
bulan. Menurut data WOC, 2017 dalam penyakit Carsinoma
mammae nyeri merupakan tanda gejala yang umum terjadi
karena akibat pertumbuhan massa yang mendesak organ lain,
202
dan terjadi penekanan syaraf. Terdapat kesenjangan data antara
teori dan yang terjadi pada pasien. Berdasarkan teori diagnosa
yang diangkat penyebab dari nyeri krosis adalah penekanan
syaraf, sedangkan penyebab dari diagnosa yang di angkat adalah
infltrasi tumor.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan
makanan D.0019
Defisit nutrisi merupakan Asupan nutrisi yang tidak cukup
untuk memenuhí kebutuhan metabolisme SDKI, 2016. Menurut
WOC, 2017, deficit nutrisi pada pasien Ca mammae
dikarenakan suplai nutrisi terbagi ke jaringan ca mammae dan
jaringan lain sehingga menyebabkan berat badan menurun,
selain itu deficit nutrisi disebabkan pula nafsu makan pasien
yang menurun akibat nyeri yang dirasakan. Dari data yang
didapat maka diagnose yang diangakat pada pasie 1 Ny.S sudah
sesuai dengan syarat mengangkat diagnosa defisit nutrisi.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
D.0109.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi seseorang
tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan
diri dikarenakan keterbatasan fisik atau kelemahan pada fisik,
tanda dan gejala menolak melakukan perawatann diri, tidak
mampu melakukan mandi, mengenakan pakaaian,ke toilet
203
mandi, berhias secara mandiri dan melakukan perawatan diri
kurang SDKI, 2017.
Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC, 2017
diagnosa ini tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis harus
mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul pada saat
pengkajian pasien 1 Ny.S
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang nya
kontrol tidur D.0055
Gangguan pola tidur merupakan suatu gangguan kualitas
dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal. SDKI, 2017.
Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC, 2017
diagnosa ini tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis harus
mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul saat
pengkajian paien 1 Ny.S.
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi D. 0111
Defisit pengetahuan merupakam ketiaadaan atau kurang
nya informasi menurut SDKI 2017. Kognitif yang berkaitan
dengan topic tertentu. Pada pasien 2 Ny.E penegakkan diagnosa
keperawatan diangkat sesuai NANDA . Untuk penegakan
diagnosa Defisit pengetahuan Berdasarkan SDKI terdapat
gejala/tanda mayor 80-100% untuk validasi diagnosis dan
terdapat tanda minor : tanda/gejala tidak harus ditemukan,
204
namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosa.
Dari data pengkajian yang didapat tanda mayor dan minor yang
muncul pada pasien 2 sudah sesuai dengan teori.
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
D.0080
Pada pasien 2 Ny.E terdapat diagnosa cemas yang
diangkat berdasakan NANDA, 2015, Ansietas adalah perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom sumber sering kali tidak spesifik perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya
yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman. Sedangkan menurut SDKI
cemas merupakan, Ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi. Untuk menegakkan diagnosa ansietas maka
diperluka data gejala/tanda mayor 80-100% untuk validasi
diagnosis dan terdapat tanda minor: tanda/gejala tidak harus
ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan
diagnosa.Dari data pengkajian yang didapat tanda mayor minor
sudah sesuai dengan teori.
h. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis
Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC 2017
diagnosa nyeri akut tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis
205
harus mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul pada
pasien. Dari data pengkajian pasien 2 Ny.E yang didapat tanda
mayor minor sudah sesuai dengan teori.
i. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
Mneurut SDKI 2017 Risio infeksi merupakan daignosa
yang diangkat diakarenakan seseorang yang memiliki risiko atau
peningkatan untuk terserang organisme patogenik. Pada kasus
pasien 2 diagnosa yang diangkat berdasaran NANDA, 2015.
Menurut SDKI 2017, Untuk menegakkan diagnose Risiko
infejsi maka diperlukan data gejala/tanda mayor 80-100% untuk
validasi diagnosis dan terdapat tanda minor: tanda/gejala tidak
harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung
penegakan diagnosa. Dan tanda mayor minor pada pasien 2
Ny.E sudah sesuai dengan teori, sehingga diagnose dapat
diangkat.
j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/fungsi tubuh D.0083
Dari data yang didapat kasus pasien 2 Ny.E diagnose
diangkat sessuai NAND. Dari data pengkajian yang didapat data
mayor minor telah susai denga syarat mengangkat diagnose
menurut SDKI Sehingga diagnosa ini dapat ditegakkan, dan
sesuai teori.
3. Intervensi keperawatan
206
Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia menrut Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018 dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil
dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018
kriteria hasil dari masalah pola nafas tidak efektif, yaitu Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas membaik
dengan kriteria hasil Ventilasi semenit meningkat, Kapasitas vital
meningkat, Diameter thoraks anterior-posterior meningkat, Tekanan
ekspirasi meningkat, Tekanan inspirasi meningkat, Dispnea
menurun, Penggunaan otot bantu napas menurun, Pemanjangan fase
ekspirasi menurun, Ortopnea menurun, ernapasan pursed-lip
menurun, Pernapasan cuping hidung menurun, Frekuensi napas
membaik ,Kedalaman napas membaik, Ekskursi dada membaik.
Pada penyusunan intervensi telah disusun berdasarkan SIKI
2018 yaitu pada pola nafas tidak efektif tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan antara lain, yaitu monitor pola nafas frekuensi,
kedalaman, usaha nafas, monitor saturasi oksigen, posisikan semi
fowler atau fowler, berikan oksigen.
Dalam intervensi diagnose nyeri kronis pada pasien 1
didapatkan data bahwa kriteria hasil dibuat berdasarkan NIC 2015,
sedangkan menurut SLKI 2018 kriteria hasil dari masalah Nyeri
207
kronis yaitu, Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil kemampuan
menuntaskan aktivitas meningkat, keluhan nyeri menurun, meringis
menurun , sikap protektif menurun, gelisah menurun, kesulitan tidur
menurun, menarik diri menurun, berfokus pada diri sendiri menurun,
diaforesis menurun, perasaan depresi/tertekan menurun, perasaan
takut mengalami cedera berulang menurun, anoreksia menurun,
perineum terasa tertekan menurun, uterus teraba membulat menurun,
ketegangan otot menurun, pupil dilatasi menurun, muntah menurun
mual menurun, frekuensi nadi membaik, pola nafas membaik,
tekanan darah membaik, proses berpikir membaik, fokus membaik,
fungsi berkemih membaik, perilaku membaik, nafsu makan
membaik, pola tidur membaik.
Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan, yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi respon nyeri non
verbal, berikan analgesik sesuai terapi, ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Dalam kasus pasien 1 didapatkan data intervensi tindakan
masalah defisit nutrisi bahwa kriteria hasil dibuat berdasarkan NIC
2015, sedangkan menurut SLKI 2018 kriteria hasil dari masalah
Nyeri kronis yaitu, Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil Serum
208
albumin meningkat, Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi
meningkat, Perasaan cepat kenyang menurun, Rambut rontok
menurun, Berat badan membaik, Indeks Massa Tubuh IMT
membaik, Frekuensi makan membaik, Nafsu makan
membaik,Membran mukosa membaik
Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan, yaitu identifikasi status nutrisi, monitor asupan
makanan, monitor berat badan, monitor hasil pemeriksaan
laboratorium dan berikan medikasi sebelum atau sesudah makan.
Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil
dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018
kriteria hasil dari masalah Defisit perawatan diri yaitu, Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil perawatan diri meningkat dengan
kriteria hasil kemampuan mandi meningkat, kemampuan
menggunakan pakaian meningkat, kemampuan makan meningkat,
dan kemampuan ke toilet meningkat.
Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan, yaitu monitor tingkat kemandirian, fasilitasi
kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri dan
njurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan.
209
Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil
dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018
kriteria hasil dari masalah Gangguan pola tidur yaitu, setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola tidur membaik
dengan kriteria hasil keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering
terjaga menurun, keluhan pola tidur berubah menurun, keluhan
istirahat tidak cukup menurun, dan kemampuasn beraktifitas
meningkat.
Menurut SIKI 2018 ada beebrapa tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan, yaitu identifikasi faktor pengganggu tidur, monitor
kuantitas dan kualitas tidur pasien, modifikasi lingkungan mis.
kebisingan, anjurkan menepati waktu tidur dan jelaskan pentngnya
waktu tidur.
Rencana keperawatan pada diagnosa ansietas pada pasien 2
Ny.E yang dibuat menurut buku SIKI 2018 yaitu dengan reduksi
ansietas. Sedangkan pada kasus pasisen 2 Ny.E tindakan dilakukan
berdasarkan NANDA NIC NOC, 2015.
Dari data Rencana tindakan pada pasien 2 masalah
keperawatan nyeri akut ditegakkan berdasarkan NANDA, 2015
Pelaksaan menurut SIKI 2018 dapat dilakukan dengan melakukan
manajemen nyeri, sedangkan pada kasus pasien 2 Ny.E ini asuhan
dilakukan menurut NANDA.
210
Rencana tindakan pada risiko infeksi menurut SIKI 2018,
yaitu dengan pencegahan infeksi yang terdiri dari obseravsi,
terapeutiik, edukasi dan kolaborasi. Rencana tindakan pada kasus
ini, yaitu meliputi; cuci tangan sebelum dan sesudah dari tempat
pasien, ajarkan teknik cuci tangan pada pasien dan keluarga,
terapkan Universal Precaution, Terapkan prinsip steril saat
melakukan perawatan luka, dorong pasien untuk meningkatkan
nutrisi, berikan antibiotik bila perlu, batasi pengunjung, dressing
setiap 2 hari sekali.
Penegakan intervensi pada diagnose gangguan citra tubuh
pada kasus pasien 2 masih menggunakan NANDA sedangkan
menurut SIKI 2018 dapat melakukan intervensi promosi citra tubuh
sesuai tinajauan teori. Sedangkan untuk memberi asuhan menurut
NANDA yaitu Kaji secara verbal dan non verbal respon pasien
terhadap perubahan tubuhnya, Jelaskan tentang pengobatan,
perawatan dan prognosis, dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaannya, bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan
yang akan meningkatkan penampilan, dorong keluarga untuk
memberi dukungan dan selalu mendampingi pasien.
4. Implementasi
Berikut beberapa tindakan yang telah dilakukan pada
diagnose yang muncul pada pasien 1, yaitu pada diagnosa pola nafas
tidak efektif yang telah dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu melihat
211
pola nafas yaitu frekuensi, kedalaman, usaha nafas, menghitung
saturasi oksigen, mengatur posisi semi fowler atau fowler, memasang
oksigen sesuai terapi.
Pada diagnosa nyeri telah dilaksanakan selama 3x24 jam
yaitu mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, meidentifikasi respon nyeri non verbal,
mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan
dilakukan kolaborasi obat analgesik yang bertujuan membantu dalam
mengurangi nyeri.
Pada diagnosa defisit nutrisi beberapa tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu mengidentifikasi
status nutrisi pasien dengan menghitung IMT, memantau asupan
nutrisi pasien dengan melihat seberapa banyak makanan yang
masuk, dan memeberikan ranitidin untuk mencegah mual.
Pada diagnosa defisit perawatan diri beberapa tindakan yang
telah dilakukan selama 3x24 jam yaitu menanyakan pasien apakah
pasien sudah melakukan hygine secara mandiri, membantu pasien
untuk mandi, menyarankan pasien untuk menggosok gigi secara
teratur.
Pada diagnosa gangguan pola tidur beberapa tindakan
keperawatan yang telah dilakukan selama 3x24 jam yaitu,
menemukan faktor penyebab sulit tidur, memantau kualitas dan
kuantitas tidur pasien, menyarankan pasien untuk tidur, memberika
212
informasi pentingnya tidur bagi orang yang sakit. Adapun hasil dari
tindakan keperawatan gangguan pola tidur pada pasien 1 Ny.S
dengan hasil evaluasi akhir waktu tidur pasien kurang dari 8 jam,
pasien masih mengeluh sulit tidur.
Dari data pelaksanaan tindakan pasien 2 Ny.E didapatkan
data beberapa tindakan yang telah dilakukan Berikut beberapa
tindakan yang telah dilakukan pada diagnose yang muncul pada
pasien 2 Ny.E, yaitu pada pada diagnose kurang terpapar informasi
menurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu menggunakan
pendekatan yang menenangkan, menjelaskan semua tindakan , dan
apa yang akan dirasakan selama tindakan, memberikan informasi
aktual tentang diagnosa, tindakan dan prognosis, menyarankan
pasien untuk relaksasi dengan cara nafas dalam, mendorong keluarga
untuk mendampingi pasien.
Pada diagnosa ansietas beberapa tindakan yang telah
dilakukan menurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu menggunakan
pendekatan yang menenangkan, menjelaskan semua tindakan , dan
apa yang akan dirasakan selama tindakan, memberikan informasi
aktual tentang diagnosa, tindakan dan prognosis, menyarankan
pasien untuk relaksasi dengan cara nafas dalam, mendorong keluarga
untuk mendampingi pasien
Pada diagnosa nyeri akut beberapa tindakan yang telah
dilakukan meneurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu, mengkaji
213
lokasi, kualitas,intensitas dan onset nyeri, mengobservasi reaksi non
verbal dari nyeri, mengajarkan teknik non farmakologi/relaksasi,
memberikan injeksi analgetik ketorolac 30 mg iv, memonitor tanda
vital pasien.
Pada diagnosa risiko infeksi Beberapa tindakan yang telah
dilakukan meneurut NOC 2015 selama 3x24 jam yaitu mencuci
tangan sebelum dan sesudah dari tempat pasien, mengajarkan teknik
cuci tangan pada pasien dan keluarga, menerapkan universal
precaution, menerapkan prinsip steril saat melakukan perawatan
luka, memotivasi untuk meningkatkan nutrisi, memberikan antibiotik
bila perlu, membatasi pengunjung.
Pada diagnose gangguan citra tubuh beberapa tindakan yang
telah dilakukan meneurut NOC 2015 selama 3x24 jam yaitu
Mengkaji secara verbal dan nonverbal respon pasien terhadap
perubahan tubuhnya, memberikan informasi tentang pengobatan,
perawatan dan prognosis, memotivasi pasien untuk mengungkapan
perasaannya, membantu pasien mengidentifikasi tindakan-tindakan
yang akan meningkatkan penampilan, membantu mengidentifikasi
cara untuk mengurangi dampak dari perubahan bentuk tubuh melalui
pakaian atau kosmetik, membantu menentukanpersepsi pasien dan
keluarga terkait perubahan citra diri dan realitas, mengidentifikasi
apakah perubahan citra tubuh berpengaruh terhadap peningkatan
isolasi sosial.
214
5. Evaluasi keperawatan
Berdasarkan evaluasi hasil keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis masalah keperawatan pola nafas tidak efektif pada Ny.S
tidak teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.
Kemudian pada diagnose nyeri akut hari pertama selasa 02
April 2019 yaitu nyeri di dada kiri belum berkurang dengan sekala
nyeri 5 nyeri terasa terus menerus, pada hari kedua rabu 03 April
yaitu nyeri di dada kiri juga tidak kunjung berkurang dengan skala
nyeri 5 nyeri terasa terus menerus dan pada hari ketiga kamis 04
April yaitu nyeri sedikit berkurang dengan skala nyeri 4 nyeri terasa
hilang timbul, pasien dapat mengontrol nyeri dengan teknik nafas
dalam. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah
dilakukan oleh penulis masalah keperawatan nyeri pada pasien 1
Ny.S teratasi sebagain pada keperawatan hari ketiga.
Adapun hasil dari tindakan keperawatan pada pasien 1 Ny.S
pada hari selasa 02 April yaitu IMT 16,8 yang berarti berat badan
kurang, pasien hanya menghabiskan 4 sdm dari porsi makannya,
pada hari rabu 03 April dan kamis 04 April yaitu asupan makanan
meningkat, pasien menghabiskan ½ dariporsi makannya. Jadi,
berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan oleh
penulis masalah keperawatan defisit nutrisi pada pasien 1 Ny.S tidak
teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.
215
Kemudian hasil dari tindakan keperawatan defisit perawatan
diri pada pasien 1 Ny.S dengan hasil evaluasi akhir pasien tidak
mampu melakukan aktifitas perawatan fisik dan pribadi secara
mandiri. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah
dilakukan oleh penulis masalah defisit perawatan diri pada pasien 1
Ny.S tidak teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai
tujuan.
Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis masalah gangguan pola tidur pada pasien 1 Ny.S tidak
teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.
Sedangkan evaluasi keperawatan pada pasien 2 Ny.E yaitu,
dari diagnose defisit pengetahuan pada pasien 2 Ny.E yaitu masalaha
teratasi pada hari pertama dengan ketretangan yaitu pasien
mengatakan mengerti tentang penyakitnya dan bersedia dilakukan
operasi.
Evaluasi diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi teratasi pada hari pertama, yaitu saat pasien akan
melakukan operasi pasien mengatakan merasa lebih tenang, dan
nampak tidak gelisah.
Evaluasi dari diagnosa nyeri akut pasien 2 teratasi pada hari
ketiga, yaitu pasien Pasien mengatakan nyeri luka operasi sudah
banyak berkurang, sudah bisa tidur.
216
Evaluasi dari diagnosa risiko infeksi adalah rencana tindak
lanjut dilakukan discharge planing kepada pasien dan keluarga.
Hasil evaluasi dari diagnosa ganggaun citra tubuh teratasi
pada hari ketiga, yaitu pasien 2 Ny.E mengatakan sudah
menerima payudaranya yang hanya 1 buah saja dan sudah tidak
merasa malu lagi dengan perubahan pada bentuk tubuhnya, Pasien
menggunakan kaos longgar dan jilbab agar area dada tertutup,
selain itu Ny. E mengatakan suami selalu mendampinginya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan asuhan keperawatan
pada pasien Carsinoma Mammae pada pasien 1 (Ny.S) dan pasien 2 (Ny.E)
maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dari data Pemeriksaaan fisik yang didapat pada pasien 1(Ny.S)
dan pasien 2 (Ny .E) didapatkan persamaan data yaitu pada kedua pasien
muncul benjolan yang mengeras dan menimbulkan ulkus pada payudara
kiri. Pengkajian menggunakan format pengkajian menurut Virginia
Henderson.
2. Diagnosa
217
Pada pasien 1 diagnosa keperawatan diteggakan berdasarkan SDKI
sedangkan pada pasien 2 diagnosa ditegakkan berdasarkan NANDA dan
sesuai dengan teori
3. Intervensi
Perencanaan pada pasien 1 menggunkan SLKI dan SIKI sedangkan
pada pasien 2 menggunkan NIC NOC.
4. Impelementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien 1 dilakukan
berdasarkan intervensi yang ada sedangkan pada pasien 2 sesuai dengan
NIC NOC.
5. Evaluasi
Evaluasi pada pasien 1 terdapat 5 masalah tidak teratasi sedangkan
pada pasien 2 hanya 1 masalah yang tidak teratasi.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi
acuan yang berkaitan dengan penyakit carcinoma mammae maupun juga
dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae
sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi
bahan informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan carcinoma mammae secara spesifik dan
218
komprehensif sehingga waktu perawatan pada pasien dengan carcinoma
mammae dapat diminimalkan penyembuhannya dan angka kematian
pasien dengan carcinoma mammae tidak dapat terjadi.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat
menambah keluasan ilmu khususnya keperawatan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae dan juga
memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan pembandingan
dalam melakukan penelitian pada pasien dengan carcinoma mammae.
219
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.
Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker
Payudara.
Globocan. (2018). angka kejadian kanker di dunia. https://gco.iarc.fr/
Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health Sciences
and Pharmacy Journal, 3(2), 54. https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138
Irawan, E. (2018). Faktor-faktor pelaksanaan SEDARI. Jurnal Keperawatan BSI,
6(1). https://doi.org/10.31311/.V6I1.3690
Kemenkes RI. (2019). angka kejadian kanker payudara.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html
Lodia Kristin. (2017). WOC Kanker Payudara.
https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-PAYUDARA
No Title. (2012).
Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2015). cancer mammae.
Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2018). Cancer Mammae.
http://www.perawatciamik.com/2018/03/laporan-pendahuluan-ca-mamae-
nanda-nic.html?view=timeslide
PPNI, T. P. S. D. (2017). No Title.
220
Putra, S. R. (2015). Buku lengkap kanker.
Riskesdas. (2018). prevelensi kanker di Indonesia.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-
2018.pdf
SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Sugeng Laksono. (2018). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E
Dengan Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2147
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Tri Winarti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.
Utami, S. S. (2017). ASPEK PSIKOSOSIAL PADA PENDERITA KANKER
PAYUDARA : Pendahuluan Metode. 20(2), 65–74.
https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.503
WHO. (2019). Angka kejadian ca mamae di dunia. https://www.who.int/news-
room/detail/18-12-2019-who-prequalifies-first-biosimilar-medicine-to-
increase-worldwide-access-to-life-saving-breast-cancer-treatment
221
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT HENDERSON
ASUHAN KEPERAWATAN PADA :
DENGAN DIAGNOSA MEDIS :
DI RUANGAN :
TANGGAL :
1. Pengkajian Identitas
b. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
Diagnosa Medis :
c. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Hub. Dengan Pasien :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
• Saat MRS :
• Saat inI :
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami :
Pernah dirawat :
Alergi :
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
4) Diagnosa Medis dan therapy :
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Bernapas
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
b. Pola makan-minum
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
c. Pola Eliminasi
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
d. Pola aktivitas dan latihan
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
e. Pola istirahat dan tidur
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
f. Pola Berpakaian
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
g. Pola rasa nyaman
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
h. Pola Aman
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
i. Pola Kebersihan Diri
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
j. Pola Komunikasi
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
k. Pola Beribadah
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
l. Pola Produktifitas
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
m. Pola Rekreasi
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
n. Pola Kebutuhan Belajar
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = ………, Suhu = …………., TD =………, RR =………
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
2) Dada :
• Paru :
• Jantung :
3) Payudara dan ketiak :
4) Abdomen :
5) Genetalia :
6) Integumen :
7) Ekstremitas :
• Atas :
• Bawah :
8) Neurologis :
• Status mental dan emosi :
• Pengkajian saraf kranial :
• Pemeriksaan refleks :
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan :
2) Pemeriksaan radiologi :
3) Hasil konsultasi :
4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :
ANALISA DATA
Nama Pasien : Jenis Kelamin :
Umur : Ruangan :
No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Jenis Kelamin :
Umur : Ruangan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi
INTERVENSI
Nama Pasien : Jenis Kelamin :
Umur : Ruangan :
No Hari/Tgl/Jam Diagnose
Keperawatan
Tujuan & Kriteria
Hasil
Rencana
Tindakan
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Jenis Kelamin :
Umur : Ruangan :
No Hari/Tgl/Jam Tindakan
Keperawatan
Evaluasi Paraf
EVALUASI
Nama Pasien : Jenis Kelamin :
Umur : Ruangan :
No. Hari/Tgl/Jam Dx. Kep. Evaluasi (S O A P)