BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya
tujuan pembangunan nasional. Melalui pendidikan, manusia
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap sehingga
dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap
permasalahan yang dihadapi.Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok atau
inti. Sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa
sebagai anak didik (Slameto, 2003). Proses pembelajaran
menghasilkan suatu perubahan dan hal ini dapat diketahui dari hal
yang paling mendasar misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang malas menjadi rajin karena keingintahuannya terhadap
sesuatu. Artinya siswa dapat belajar sendiri dengan mencari
sesuatu. Dengan demikian proses belajar tidak hanya dilakukan di
lembaga formal tetapi belajar juga dapat digali secara individual
berdasarkan pengalaman.
Dalam belajar juga tak lepas dari sebuah kesulitan misalnya gaya
belajar dan kemampuan mengatur waktu belajar. Sehingga mengelola
waktu merupakan tujuan yang layak untuk diusahakan. Beberapa orang
juga berpendapat bahwa pengelolaan waktu yang tidak efektif dapat
menggagalkan sebuah usaha, walaupun kita memiliki waktu yang
banyak, tetap tidak berguna jika tidak dapat mengelolanya. Oleh
karena itu berhasil tidaknya siswa dalam mencapai prestasi sangat
berkaitan dengan cara mereka belajar dan pengelolaan
waktu.Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang ataupun menanti saat
yang cocok untuk mulai menyempurnakan catatan, membaca buku
pelajaran, menghafal bahan pelajaran adalah hal yang sangat
penting. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini kebanyakan siswa
kurang mampu dalam mengelola waktu belajar mereka. Mereka lebih
memilih gaya belajar sistem SKS (sistem kebut semalam). Gaya
belajar seperti itu sebenarnya tidak efisien dan hasilnya pun tidak
bertahan lama dalam ingatan serta pemahamannya pun hanya berpusat
pada teori. Biasanya gaya seperti inilah yang lebih banyak
digunakan dan memang, kadang hasil yang diperoleh pun bisa sama
dengan gaya belajar yang efektif (gaya belajar step by step). Namun
demikian pasti terdapat perbedaan yaitu pada tingkat pemahaman.
Seseorang yang belajar dengan banyak latihan, ia akan lebih bisa
menghargai waktu luang, dimana waktu itu digunakan untuk
belajar.
Dengan gaya seperti itu maka kemampuan mengingat pun dapat
bertahan lama. Gaya belajar yang efisien dapat mengurangi beban
siswa ketika menjelang tes atau ujian. Sebaliknya gaya belajar
sistem kebut semalam memberatkan otak siswa dan kadang hasilnya
sangat minim, hal itu dapat dilihat ketika terjadi kemungkinan
bahwa hafalan yang telah dipelajari pada malam hari bisa hilang
seketika pada waktu tes. Hal ini karena memori otak yang belum
dapat menerima masukan yang terlalu banyak dalam waktu yang
singkat. Salah satu penyebab semua itu adalah ketidakmampuan dalam
mengatur waktu belajar, padahal jika setiap siswa mampu
mempergunakan waktu, mungkin akan banyak hasil yang dapat diraih
dan dengan waktu pula, mereka mampu menerapkan gaya belajar yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Siswa siswi di SMA Negeri 1 Patuk saat ini, jika kita cermati
ternyata juga banyak yang menerapkan gaya belajar sistem kebut
semalam dengan dalih kurangya waktu belajar akibat banyaknya
kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain diluar sekolah. Siswa
yang kurang waktu belajar tersebut, rata-rata prestasi belajarnya
tidak maksimal dimana nilai mata pelajaran pada umumnya kurang
memuaskan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana pengaruh gaya belajar tersebut terhadap prestasi belajar
siswa di SMA Negeri 1 Patuk.B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas , pertanyaan yang akan
dibahas dalam penelitian ini meliputi :1. Bagaimana gaya belajar
yang dilakukan siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?3.
Bagaimanakah pengaruh gaya belajar sistem kebut semalam (SKS)
terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini meliputi
:
1. Mengetahui gaya belajar siswa SMA Negeri 1 Patuk.
2. Mengetahui prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk.
3. Mengetahui pengaruh gaya belajar sistem kebut semalam (SKS)
terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk.D. Manfaat
Penelitian
1. Bagi siswa
a. Agar menjadi bahan pertimbangan siswa sehingga bisa
memanfaatkan waktu belajar dengan baikb. Melatih keterampilan dalam
mengumpulkan informasi
2. Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan dan pertimbangan bahwa perlu pengawasan yang
lebih baik terutama dalam memandu waktu belajar siswa b. Sebagai
bahan untuk mengevaluasi kegiatan belajar siswa di SMA Negeri 1
PatukE. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan dengan observasi dan analisis yang
sederhana mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan
pengamatan dan penelusuran pustaka, sehingga dapat memberi
kesempatan pada peneliti lain untuk mengkajinya secara lebih
detail.F. Sistematika Penulisan Penyusunan karya tulis ini terdiri
dari lima bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka,
metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, dan penutup.
Bab I membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tinjauan
pustaka, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.
Pada bab II membahas mengenai teori-teori gaya belajar, prestasi
belajar dan deskripsi gaya belajar siswa di SMA Negeri 1 PATUK.
Kemudian pada bab III membahas metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Bab ini berisi penjelasan mengenai desain
penelitian, lokasi, dan objek penelitian, data dan metode
pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan dari data yang
diperoleh. Pada pembahasan ini berisi gaya belajar dan prestasi
siswa di SMA Negeri 1 Patuk, pengaruh gaya belajar sistem kebut
semalam (SKS) terhadap prestasi siswa di SMA Negeri 1 Patuk. Dan
yang terakhir dibahas adalah bab V yang berisi simpulan dan saran
dari hasil penelitian serta keterbatasan dari penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKABelajar merupakan hal terpenting yang harus
dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang
senantiasa berubah setiap waktu. Oleh karena itu hendaknya
seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang
dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya
termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan
perkembangan globalisasi.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh murid sebagai peserta didik.
Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi
individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).Proses
pembelajaran menghasilkan suatu perubahan dan hal ini dapat
diketahui dari hal yang paling mendasar misalnya dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang malas menjadi rajin karena
keingintahuannya terhadap sesuatu. Artinya siswa dapat belajar
sendiri dengan mencari sesuatu. Dengan demikian proses belajar
tidak hanya dilakukan di lembaga formal tetapi belajar juga dapat
digali secara individual berdasarkan pengalaman.
Seorang anak harus belajar dengan suasana dan cara yang dia
inginkan karena masing-masing anak memiliki tipe atau gaya belajar
sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan
pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun
prestasi belajarnya di sekolah karena di rumah anak dipaksa belajar
tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi
pelajaran dengan menggunakan cara belajarmereka masing-masing.
A. Gaya Belajar Siswa
Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah
kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat
tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan
individu dalam memproses informasi. Gaya belajar tersebut adalah
sebagai berikut :1. Visual(Visual Learners)Gaya Belajar ini
menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya
belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu
buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa
karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya
belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu
(informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik,
keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima
terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran
secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata
atau ucapan.
2. Auditori (Auditory Learners)Gaya belajar ini mengandalkan
pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.
Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat
dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki
gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi
dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan
menulis ataupun membaca.
3. Kinestetik (Kinesthetic Learners)Gaya belajar ini
mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja
ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua
orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya.
Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini
bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Dengan mengenal gaya belajar yang dimiliki, setiap siswa
diharapkan mampu untuk lebih memahami suatu mata pelajaran di
sekolah maupun dilingkungan sekitarnya sehingga dapat menghasilkan
prestasi belajar yang meningkat.B. Prestasi Belajar
Muhibbin (2004) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan
taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan Gagne dan
Briggs (1992) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan
yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Artinya,
prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan
dimiliki murid setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.
Sementara itu Soedijarto (1993) mendefinisikan prestasi belajar
sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan.Dengan demikian dari beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh seseorang melalui usaha belajar, berupa kemampuan
seseorang dalam mencapai pengetahuan, sikap dan keterampilan baik
mempelajari, memahami maupun mengerjakan tugas yang telah diberikan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan angka.
Cara mengukur prestasi belajar yang selama ini digunakan adalah
dengan tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Tes dibagi menjadi
dua yaitu: tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes
yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung, sedangkan
tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan
kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian akhir
semester.Prestasi belajar bisa dinilai dari tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif adalah aspek
penilaian yang menyangkut pada kemampuan berfikir, menganalisa dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan kerja otak. Aspek afektif
yaitu aspek yang berkaitan dengan sikap, nilai dan perilaku atau
lebih pada pengelolaan emosi dan rasa. Aspek psikomotorik adalah
aspek yang berkaitan dengan kemampuan fisik dalam merespon setiap
informasi atau pengetahuan baru, sering disebut dengan
keterampilan. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang digunakan
adalah nilai dari aspek kognitif dan psikomotorik yang diolah
menjadi satu dalam bentuk angka yang tercantum dalam rapor.
C. Gaya Belajar Siswa Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Belajar
di SMA Negeri 1 Patuk
Dalam belajar juga tak lepas dari sebuah kesulitan misalnya gaya
belajar dan kemampuan mengatur waktu belajar. Sehingga mengelola
waktu merupakan tujuan yang layak untuk diusahakan. Beberapa orang
juga berpendapat bahwa pengelolaan waktu yang tidak efektif dapat
menggagalkan sebuah usaha, walaupun kita memiliki waktu yang
banyak, tetap tidak berguna jika tidak dapat mengelolanya. Oleh
karena itu berhasil tidaknya siswa dalam mencapai prestasi sangat
berkaitan dengan cara mereka belajar dan pengelolaan
waktu.Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang ataupun menanti saat
yang cocok untuk mulai menyempurnakan catatan, membaca buku
pelajaran, menghafal bahan pelajaran adalah hal yang sangat
penting. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini kebanyakan siswa
kurang mampu dalam mengelola waktu belajar mereka. Mereka lebih
memilih gaya belajar sistem SKS (sistem kebut semalam). Gaya
belajar seperti itu sebenarnya tidak efisien dan hasilnya pun tidak
bertahan lama dalam ingatan serta pemahamannya pun hanya berpusat
pada teori. Biasanya gaya seperti inilah yang lebih banyak
digunakan dan memang, kadang hasil yang diperoleh pun bisa sama
dengan gaya belajar yang efektif (gaya belajar step by step). Namun
demikian pasti terdapat perbedaan yaitu pada tingkat pemahaman.
Seseorang yang belajar dengan banyak latihan, ia akan lebih bisa
menghargai waktu luang, dimana waktu itu digunakan untuk
belajar.
SMA Negeri 1 Patuk saat ini misalnya, jika kita cermati ternyata
juga banyak yang menerapkan gaya belajar sistem kebut semalam
dengan dalih kurangya waktu belajar akibat banyaknya kegiatan
ekstrakurikuler maupun kegiatan lain diluar sekolah. Siswa yang
kurang waktu belajar tersebut, rata-rata prestasi belajarnya tidak
maksimal dimana nilai mata pelajaran pada umumnya kurang
memuaskan.Sebagai infomasi yang diperoleh melalui wawancara
beberapa siswa dari kelas XI IPS1 diperoleh data bahwa sebagian
mereka menggunakan gaya belajar sks dalam menghadapi ulangan maupun
tes yang lain. Contoh dari pernyataan siswa antara lain
:.................................................................
(sumber :MA, XI
IPS1).................................................................
(sumber :MA, XI IPS1)
.................................................................
(sumber :MA, XI IPS1)BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif ini adalah
untuk mendapatkan gambaran detail dari sebuah situasi atau keadaan
yang sebenarnya dari suatu objek penelitian. Dipilihnya jenis
penelitian deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan yaitu dengan
mendeskripsikan dalam bentuk prosentase.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Patuk
dengan alasan bahwa sekolah ini telah memenuhi syarat sebagai
sekolah yang terakreditasi A. Selain itu SMA Negeri 1 Patuk juga
menjadi sekolahan yang tidak kalah dengan sekolahan lain, yang
memiliki prestasi baik di Tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun di Tingkat Kabupaten Gunungkidul. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah bahwa SMA Negeri 1 Patuk memiliki budaya
sikap disiplin yang tinggi. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada
bulan Desember 2014 sampai awal bulan April 2015.C. Metode dan
Desain PenelitianMetode penelitian merupakan cara yang dilakukan
oleh peneliti dalam mengumplkan data. Dalam penelitian dikenal
beberapa metode antara lain interview, studi pustaka, observasi dan
kuesioner. Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis
adalah metode studi pustaka dan kuesioner yang disebarkan kepada 30
siswa perwakilan kelas di SMA Negeri 1 Patuk.Dalam melakukan
penelitian ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini
pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kualitatif.
D. Populasi dan Sampel Penelitian1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri
tertentu atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel yang
memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitan. Dalam
penelitian ini populasinya adalah siswa SMA Negeri 1 Patuk tahun
pelajaran 2014/2015.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan
untuk penelitian yang mewakili populasi sebagai subyek penelitian.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 siswa.E.
Analisis Data
Metode yang digunakan peneliti adalah dengan mencari jumlah
responden untuk masing-masing pilihan jawaban dalam kuesioner
dibagi dengan jumlah subyek yang diteliti dan disajikan dalam
bentuk prosentase yaitu melalui tabel atau diagram.BAB
IVPEMBAHASANA. Proses Pengambilan DataDalam penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang dibuat sendiri
oleh peneliti dan telah dikonsultasikan kepada guru pembimbing
selama 03 Maret 2015 24 Maret 2015. Pembuatan kuesioner mengacu
pada kuesioner yang telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Kuesioner disebarkan secara acak kepada siswa SMA
Negeri 1 Patuk kelas X, XI, dan XII. Penyebaran kuesioner dilakukan
pada tanggal 10 April 2015. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 30
kuesioner dan berhasil kembali adalah sebanyak 30 kuesioner yang
berarti bahwa 100 % responden memberikan perhatian yang tinggi
untuk menjawab kuesioner yang diberikan. Setelah dilakukan
pemeriksaan kelengkapan jawaban, semua kuesioner yang kembali
tersebut telah lengkap dan selanjutnya dapat diolah. Hasil
rekapitulasi kuesioner yang diperoleh kembali disajikan dalam Tabel
4.1 berikut.
Tabel 4.1 Rekapitulasi penyebaran
kuesionerKeteranganJumlahPersentase
Kuesioner yang disebar 30100 %
Kuesioner yang kembali dan dapat diolah 30100 %
Kuesioner yang tidak kembali 0 0 %
Sumber: Data primer diolah (2015)
Pengambilan data dari penelitian ini, dilakukan dengan mengambil
sampel sebanyak 30 responden dari populasi siswa SMA Negeri 1 Patuk
yang berjumlah 300 orang atau sebesar 10% dari jumlah populasi.
Menurut Guy and Diehl (1995) pada pennelitian yang bersifat
deskriptif jumlah minimal sampel yang diambil adalah 10% dari
jumlah populasi keseluruhan. Sehingga apabila jumlah siswa
keseluruhan 300 orang maka diasumsikan jumlah sampel minimal yang
diambil adalah sebesar 30 orang.
n = 10% x N (rumus I)
dimana,
n : jumlah sampel
N : jumlah populasiSedangkan pada metode lain yang juga sering
digunakan dalam menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus
Slovin (Sevilla et. al., 1960), yaitu:
(rumus II)dimana,
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan
dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan
batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian
dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan
jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Untuk penelitian ini,
digunakan rumus (I) dengan pertimbangan bahwa untuk efisiensi waktu
dan biaya sehingga hanya diambil sampel dengan jumlah minimal yaitu
30 orang responden.B. Deskripsi Responden
Adapun responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa
SMA Negeri 1 Patuk dari kelas X, XI, dan XII yang diambil secara
acak. Dari hasil yang diperoleh, ternyata dari 30 responden yang
berjenis kelamin perempuan 14 orang (46,67%) dan laki-laki 16 orang
(53,33%).C. Hasil dan Pembahasan Analisis hasil dan pembahasan yang
akan dikaji pada bab ini meliputi jawaban-jawaban dari pertanyaan
yang diajukan ke responden antara lain :1. Frekuensi belajar
siswaDari responden yang diambil yaitu sebanyak 30 orang siswa SMA
Negeri 1 Patuk, ternyata sebanyak 14 orang (46,7%) menyatakan bahwa
mereka sering atau tetap belajar walaupun esok harinya tidak ada
ulangan, tugas, ataupun ujian. Kemudian ada 11 orang (36,6%)
menyatakan bahwa mereka kadang-kadang belajar setiap harinya, 4
orang (13,3%) jarang belajar setiap harinya dan 1 orang (3,3%)
tidak pernah belajar setiap harinya. Hal tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Frekuensi belajar siswa SMA Negeri 1 Patuk
Jadi, dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa SMA Negeri 1 Patuk yaitu sekitar 46,7% yang sering belajar
setiap harinya walaupun esok harinya tidak ada ulangan, ujian atau
tugas-tugas sekolah.2. Aktivitas membaca ulang materi pelajaran
yang telah dipelajariDari responden yang diambil yaitu sebanyak 30
orang siswa SMA Negeri 1 Patuk, ternyata sebanyak 15 orang (50%)
menyatakan bahwa mereka hanya kadang-kadang saja membaca ulang
materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran di
kelas setiap harinya. Kemudian ada 11 orang (36,7%) menyatakan
bahwa mereka jarang membaca ulang materi pelajaran di rumah setiap
harinya, 3 orang (10%) sering membaca ulang materi pelajaran yang
telah mereka dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya,
dan 1 orang (3,3%) tidak pernah membaca ulang materi pelajaran yang
telah mereka dapatkan setiap harinya. Hal tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.2 Aktivitas membaca ulang materi pelajaran oleh siswa
SMA Negeri 1 Patuk
Jadi, dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil
siswa SMA Negeri 1 Patuk yaitu sekitar 10% yang sering membaca
ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan di kelas setiap
harinya.3. Semangat tinggi dalam belajar Dari responden yang
diambil yaitu sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 1 Patuk, ternyata
sebanyak 19 orang (63,3%) menyatakan bahwa mereka hanya
kadang-kadang saja membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka
dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya. Kemudian ada 11
orang (36,7%) menyatakan bahwa mereka jarang membaca ulang materi
pelajaran di rumah setiap harinya, 3 orang (10%) sering membaca
ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran
di kelas setiap harinya, dan 1 orang (3,3%) tidak pernah membaca
ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan setiap harinya.
Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 19 orang
menyatakan bahwa mereka sering memiliki semangat tinggi dalam
belajar, 6 orang kadang-kadang memiliki semangat yang tinggi, 11
orang jarang memiliki semangat tinggi dan 1 orang tidak pernah
memiliki semangat tinggi dalam belajar.Jadi para siswa SMA Negeri 1
Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering memiliki semangat
tinggi dalam belajar.
4. Saya membuat ringkasan atau rangkuman dari materi pelajaran,
terutama tentang materi yang tidak saya pahami
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang
menyatakan bahwa mereka sering membuat ringkasan atau rangkuman
dari materi pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya
pahami, 11orang kadang-kadangmembuat ringkasan atau rangkuman, 5
orang jarang membuat ringkasan atau rangkuman dan tidak ada orang
tidak pernah membuat ringkasan atau rangkuman dari materi
pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami.
a. Kesimpulan
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka sering membuat ringkasan atau rangkuman dari materi
pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami5. Saya
menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk
pelajaran besok
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 21 orang
menyatakan bahwa mereka sering menyiapkan buku pelajaran atau
menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok, 7 orang
kadang-kadang menyiapkan buku pelajaran secara teratur, 3 orang
jarang menyiapkan buku pelajaran secara teratur dan tidak ada orang
yang tidak pernah menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal
secara teratur untuk pelajaran besok.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka sering menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara
teratur untuk pelajaran besok .
6. Saya tidak menyia-nyiakan waktu atau dapat memanajemen waktu
dengan baik
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang
menyatakan bahwa mereka sering memanajemen waktu dengan baik dan
tidak menyia-nyiakan waktu, 16 orang kadang-kadang bisa memanajemen
waktu dengan baik, 4 orang jarang bisa memanajemen waktu dengan
baik dan 1 orang yang tidak pernah menyiapkan buku pelajaran atau
menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka kadang-kadang bisa memanajemen waktu denagan baik dan tidak
menyia-nyiakan waktu.
7. Setelah KBM di Sekolah selesai, saya menghabiskan waktu untuk
bermain
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 13 orang
menyatakan bahwa mereka sering menghabiskan waktu untuk berbain
setelah KBM di Sekolah selesai, 5 orang kadang-kadang menghabiskan
waktu untuk bermain setelah KBM selesai, 9 orang jarang
menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM selesai dan 3 orang
yang tidak pernah menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM di
sekolah selesai.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata
mengatakan bahwa mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain
setelah KBM di Sekolah selesai.8. Saya mengerjakan tugas atau PR
apabila sudah ditagih oleh guru
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang
menyatakan bahwa mereka sering mengerjakan tugas atau PR apabila
sudah ditagih oleh guru, 10 orang kadang-kadang mengerjakan tugas
atau PR apabila sudah ditagih oleh guru, 5 orang jarang mengerjakan
tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru dan 6 orang yang
tidak pernah mengerjakan tugas atau PR walaupun sudah ditagih oleh
guru.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka kadang-kadang mengerjakan tugas atau PR apabila sudah
ditagih oleh guru.9. Saya tidak ingat/lupa pada materi pelajaran
yang baru saja diselesaikan hari ini di kelas
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang
menyatakan bahwa mereka sering ingat/lupa pada materi yang baru
saja diselesaikan, 16 orang kadang-kadang ingat/lupa pada materi
yang baru saja diselesaikan, 3 orang jarang ingat/lupa pada materi
yang baru saja diselesaikan 4 orang yang tidak ingat/lupa pada
materi yang baru saja diselesaikan
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka kadang-kadang ingat/lupa pada materi yang baru saja
diselesaikan.
10. Saya sulit berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa
lelah karena aktivitas di luar sekolah
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang
menyatakan bahwa mereka sering sulit berkonsentrasi untuk belajar
apabila badan terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah, 9
orang kadang-kadang sulit berkonsentrasi untuk belajar, 3 orang
jarang bisa berkonsentrasi dan 4 orang tidak pernah bisa
berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa lelah karena
aktivitas di luar sekolah.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka sering sulit berkonsentrasi untuk belajar apabila badan
terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah
11. Saya lebih senang belajar menggunakan model belajar SKS
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju dengan belajar menggunakan
model belajar SKS, 5 orang setuju dengan model belajar SKS, 3 orang
tidak setuju dengan model SKS dan 4 orang sangat tidak setuju
dengan belajar menggunakan model SKS.Jadi para siswa SMA Negeri 1
Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sangat setuju dengan
belajar menggunakan model SKS.
12. Saya merasa lebih paham apabila belajar dengan metode
SKS
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju belajar dengan metode SKS dan
merasa lebih paham, 11 orang setuju metode SKS akan lebih paham, 9
orang tidak setuju metode SKS akan lebih paham dan 1orang sangat
tidak setuju belajar dengan metode SKS dan merasa lebih paham.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka setuju dengan belajar dengan metode SKS dan merasa lebih
paham.
13. Model belajar Sistem Kebut Semalam (SKS) merupakan metode
alternatif yang tepat untuk menghadapi ulangan harian/ujian
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju SKS merupakan metode
alternative untuk menghadapi ulangan harian/ ujian, 10 orang setuju
SKS merupakan metode alternatif , 3 orang tidak setuju SKS
merupakan metode alternatif dan tidak ada orang yang sangat tidak
setuju SKS merupakan metode alternatifJadi para siswa SMA Negeri 1
Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sangat setuju SKS merupakan
metode alternative untuk menghadapi ulangan/ujian. 14. Keterlibatan
saya di berbagai kegiatan luar KBM membuat saya kesulitan dalam
mengatur waktu belajar sehingga membuat saya belajar dengan metode
SKS
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju kegiatan di luar KBM membuat
sulit mengatur waktu senhingga belajar menggunakan metode SKS, 10
orang setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk mengatur waktu, 9
orang tidak setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk mengatur waktu
dan 3orang sangat tidak setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk
mengatur waktu .
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka setuju kegiatan di luar KBM membuat sulit mengatur waktu
sehingga belajar menggunakan metode SKS.
15. Prestasi di Sekolah cenderung meningkat setelah saya
menerapkan model belajar SKS
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju menerapkan belajar SKS
prestasi cenderung meningkat, 8 orang setuju belajar dengan metode
SKS , 11 orang tidak setuju belajar dengan metode SKS dan 3 orang
sangat tidak setuju belajar dengan metode SKS .
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka tidak setuju belajar dengan metode SKS prestasi akan
cenderung meningkat.
16. Dengan menggunakan model belajar SKS, hasil nilai ulangan
saya rata-rata rendah
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 6 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju menggunakan model SKS hasil
ulangan rata-rata rendah, 8 orang setuju belajar dengan SKS nilai
rata-rata rendah, 9 orang tidak setuju belajar dengan SKS nilai
rata-rata rendah dan 7 orang sangat tidak setuju belajar dengan SKS
nilai rata-rata rendah.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka tidak setuju belajar dengan metode SKS nilai ulangan
rata-rata rendah.
17. Gaya belajar dengan model SKS dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh saya
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 10 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh, 8 orang setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh, 3 orang tidak setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
dan 3 orang sangat tidak setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka setuju metode SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. 18.
Gaya belajar dengan model SKS dapat mempengaruhi psikologi saya
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS dapat mempengaruhi
psikologi, 13 orang setuju SKS dapat mempengaruhi SKS dapat
mempengaruhi psikologi, 7 orang tidak setuju SKS dapat mempengaruhi
psikologi dan 2 orang sangat tidak setuju SKS dapat mempengaruhi
psikologi.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka setuju metode SKS dapat mempengaruhi psikologi.
19. Model belajar SKS dianjurkan untuk diterapkan pada siswa
untuk belajar yang lebih baik
Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 10 orang
menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS diterapkan untuk
belajar yang lebih baik, 10 orang setuju SKS untuk belajar yang
lebih baik, 9 orang tidak setuju SKS untuk belajar yang lebih baik
dan 2 orang sangat tidak setuju SKS untuk belajar yang lebih baik
.
Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa
mereka menggunakan belajar metode SKS untuk belajar yang lebih
baik.SKS atau Sistem Kebut Semalam merupakan sebuah sistem dimana
kita belajar semalam suntuk untuk menghadapi ujian besoknya. SKS
sering menjadi alternatif utama para pelajar ketika menghadapi
ujian semester. Biasanya dilakukan oleh pelajar yang kurang
memiliki minat belajar secara rutin. Mereka belajar hanya ketika
ada ulangan atau ujian sekolah. Semalam suntuk berusaha mati-matian
mempelajari materi yang begitu banyaknya.
SKS ini ternyata tidak efektif untuk dilakukan. Bayangkan saja,
dalam waktu satu malam kita harus mengingat semua materi.
Mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang efektif jika
ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak
kita.
Terkadang siswa sering panik saat menghadapi ujian, apalagi jika
belum sempat belajar. Daripada pasrah, detik-detik terakhir yang
bisa mereka manfaatkan adalah membaca atau belajar sampai larut
malam dan inilah yang kita sebut Sistem Kebut Semalam atau istilah
akrabnya SKS. Untuk mengantisipasi hal tersebut memanajemen waktu
untuk belajar dalam periode tertentu jauh lebih efektif daripada
menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa SKS bukanlah cara yang
efektif untuk mencapai tujuan yang diingikan. Misalnya, SKS dalam
hal belajar tidak akan membawa siswa pada prestasi terbaik tetapi
malah sebaliknya. Dengan demikian, siswa yang menyadari akan
pentingnya membagi waktu akan lebih mudah dalam mendapatkan yang
diingikan. Namun pada kenyataanya saat ini, banyaknya aktivitas di
luar pembelajaran intrasekolah malah justru menjadi hal yang utama
daripada belajar. Hal tersebut menyebabkan siswa kesulitan untuk
memanajemen waktunya antara untuk belajar dan kegiatan di luar
intrasekolah sehingga membuat siswa melakukan SKS sebagai
alternatif mereka. Padahal salah satu akibat dari siswa melakukan
SKS adalah menurunya prestasi belajar siswa.
Dalam menyikapi hal tersebut, memanajemen waktu sangatlah
penting. Sebanyak apapun kegiatan yang kita ikuti, jika kita pandai
dalam memanajemen waktu akan terasa ringan tanpa terbebani karena
semuanya akan terlaksana sesuai rencana.
Kenyataan yang menunjukkan bahwa pada saat ini SKS dijadikan
alternatif utama bagi para pelajar khususnya, perlu dicarikan
pemecahan. Seringnya menerapkan SKS sebagai alternatif siswa dapat
terjadi karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya
memanajemen waktu, proses belajar yang kurang efektif, terlalu
memporsir diri atau bahkan terlalu dipaksakan. Proses belajar yang
lebih menyenangkan dan tidak membosankan dapat meminimalisir siswa
dalam menerapkan SKS sebagai alternatif mereka dalam proses
pembelajaran. Kurangnya kepedulian orang tua dalam melakukan
pemantauan terhadap siswa khususnya belajar dapat membuka celah
atau peluang bagi siswa untuk menerapkan SKS. Sehingga diperlukan
adanya pihak lain khususnya orang tua atau lingkungan sekitar siswa
yang turut mendukung siswa khususnya dalam hal belajar.BAB
VPENUTUP
Berdasarkan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh belajar SKS terhadap prestasi belajar siswa kelas
X, X1,X11 SMA N 1 Patuk tahun pelajaran 2014-2015, maka penulis
mencoba menulis kesimpulan dan saran sebagai berikut:A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Metode belajar SKS yang diterapkan siswa kelas X, X1, X11
akan mempengaruhi prestasi, psikologi dan kesehatan tubuh.2.
Prestasi belajar siswa kelas X, X1, X11 SMA 1 Patuk cenderung
menurun setelah belajar menggunakan metode SKSB. Saran
1. Siswa
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menerapkan metode
belajar yang tepat
b. Untuk menghindari metode belajar SKS harus bisa memanajemen
waktu
2. Sekolah
a. Untuk tidak terlalu menekankan kegiatan kepada siswa di
sekolahb. Untuk membuat skala prioritas kegiatan yang sesuai untuk
mengembangkan bakat dan kreativitas siswaDAFTAR
PUSTAKAAnonim.Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli.
http://Pengertian%20Prestasi%20Belajar%20Menurut%20Para%20Ahli%20%20%20Blog%20Pendidikan.htm
(Diakses tanggal 1 November 2014)Lepank.Pengertian Pengaruh Menurut
Beberapa Ahli.
http://pengertian-pengaruh-menurut-beberapa.html
(Diakses tanggal 1 November 2014)
Anonim.Tulisan Belajar SKS (Sistem Kebut
Semalam).http://tulisan-belajar-sks-sistem-kebut.html (Diakses
tanggal 16 November 2014)
Lutfi,Fadloli.Manajemen
Waktu.http://MANAJEMEN%20WAKTU%20%C2%AB%20Fadloliluthfi%E2%80%99s%20Blog.htm
(Diakses tanggal 22 November 2014)
Anonim.Manajemen Waktu.
http://manajemen-waktu.html (Diakses tanggal 22 November
2014)
Hasan, Alwi. Dkk.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2.
Jakarta: Balai Pustaka
Bobbi De Porter, Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Quantum Learning: Unleashing The
Genius In You), (Bandung: Kaifa, 2002).LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari 4
alternatif jawaban.
2. Jawablah dengan memberikan tada silang (x) atau centang ()
pada kolom yang telah disediakan.
Alternatif jawaban : SL = selalu
SS = Sangat Setuju
SR= sering
S =Setuju
KD= kadang-kadang
TS = Tidak Setuju
TP = tidak pernah
STS = Sangat Tidak Setuju
1. Sistem Kebut Semalam merupakan metode alternative untuk
menghadapi ulangan.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kegiatan (ekstra) yang saya ikuti tidak membebani saya dalam
memanajemen waktu.
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Tidak setuju
D. Sangat tidak setuju
3. Keterlibatan saya di berbagai kegiatan di luar pembelajaran
membuat saya kesulitan dalam memanajemen waktu sehingga membuat
saya belajar dengan metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Saya merasa kurang paham apabila belajar menggunakan metode
SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tdak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan pengawasan produktifitas waktu terhadap aktivitas
atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
6. Saya selaku siswa SMA Negeri 1 Patuk sudah seharusnya
menyadari apa itu manajemen waktu sehingga tidak menimbulkan
digunakannya metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Metode SKS yang saya gunakan akan mempengaruhi prestasi
belajar saya.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Prestasi belajar adalah nilai atau hasil pencapaian nyata
dari aktivitas belajar siswa.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Metode belajar SKS adalah hal yang penting dalam keseharian
saya.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Prestasi saya cenderung meningkat setelah saya menerapkan
metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Saya selaku siswa SMA N 1 Patuk sudah seharusnya memahami
apa itu SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
12. SKS adalah system dimana kita belajar semalaman untuk
menghadapi ujian/ulangan di pagi harinya.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Saya lebih senang belajar menggunakan metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Saya selaku siswa SMA N 1 Patuk sudah menyadari dan
mengetahui akibat/pengaruh dari belajar menggunakan metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Dengan menggunakan metode SKS, hasil nilai ulangan saya
rata-rata rendah.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
16. Saya merasa lebih paham apabila belajar dengan metode
SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
17. Belajar saya sudah maksimal apabila menggunakan metode
SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
18. Metode SKS adalah cara efektif untuk belajar.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
19. Saya lebih memilih metode SKS daripada mempersiapkan belajar
jauh-jauh hari.
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Tdak setuju
D. Sangat tidak setuju
20. Orang tua mendukung saya belajar dengan metode SKS.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setujuNo NamaJenis KelaminKelas
1Afifah SalamahPXI
2Aditya HafidhsLXI
3Wahyu LXI
4Febriana PXI
5Erditya Singgih LXI
6Iis Tri SetyawatiPXI
7Frida NorestianaPXI
8Riky IndraLXI
9Nobpri CahyaPXI
10Fitri AstutiPXI
11Diana Puspa PXI
12Andika PutraLX
13Anas Purba NLX
14Kurnia Nur FPXII
15Debby RifaiLXII
16Dwi AstutiPXII
17Melisa APXI
18T WidyastutiPXI
19AnangLXII
20Dewi NurviaPX
21FarhanLX
22Renaldo ALX
23FadnhaPX
24AnggaLX
25SoifLX
26Kurnia NurPXII
27AndarestaLXII
28Sudrajad HLXII
29NovanLXI
30Kevin RLXI
4