1 The Content of Amonia (N-NH3), and pH Silage Rumen Contents By Different Species of Lactic Acid Bacteria and molasses additives Level Against Abstract Isnandar . This Study was to determine the role of the six inoculum L. acidophilus, L. cacei, L. plantarum, L. Spp (rumen contents), and L. blend (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, and L. Spp) and L 0 (without the use of inoculants) dominant molasses additive on 3 levels (0%, 4% and 8%) and time ensilase 3 weeks (21 days) of the acetic acid, butiric acid content and pH silage. Rumen contents of 71.43 g and 28.57 g dry cassava mixed evenly (about 35% dry matter), given three different treatments uses molasses (0%, 4%, and 8%), and each level of the use of molasses were six kinds of treatments using LAB inoculant (L. acidophilus, L. cacei, L. plantarum, L. Spp (rumen contents), and a mixture of L. (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, and L. Spp) and L 0 (without the use of inoculants)), as much as 0.1%, mixed thoroughly incorporated in a plastic jar capacity of 2 kg (as silos) compacted, sealed, and stored at room temperature (about 23 o C). The combination of six different inoculant treatments and three levels of use of molasses, formed a pattern completely randomized design factorial study (6 x 3), with five replications. Variables to be evaluated is the quality of silage in laboratory. It was concluded that the use of inoculant of Lactobacillus plantarum, followed by 2 best inoculant of Lactobacillus and Lactobacillus mixture of rumen contents, and the level of use of molasses 8% yield best silage rumen contents (P <0.05) with the lowest NH3 content and lowest pH of the silage. Key Words: Lactic Acid Bacteria, Rumen Content, Silage Quality, Silo, additive, Duration Kandungan Amonia (N-NH3) dan pH Silase Isi Rumen Pada Penggunaan Berbagai Spesies Bakteri Asam Laktat dan Level Penggunaan Bahan Aditive Molases Intisari ) Isnandar Penelitian ini untuk mengetahui peran enam inokulum L. acidophilus, L. cacei, L. plantarum, L. Spp (isi rumen), dan L. campuran (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, dan L. Spp) dan L 0 (tanpa penggunaan inokulan) dominan pada 3 tingkat aditif molases (0%, 4% dan 8%) dan waktu ensilase 3 minggu (21 hari) terhadap kandungan asam laktat dan pH silase. Isi rumen 71,43 g dan onggok kering 28,57 g yang dicampur merata (bahan kering sekitar 35%), diberi tiga macam perlakuan penggunaan molasses (0%, 4%, dan 8%), dan masing-masing tingkat penggunaan molases diberi enam macam perlakuan penggunaan inokulan BAL (L. acidophilus, L. cacei, L. plantarum, L. Spp (isi rumen), dan L. campuran (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, dan L. Spp) dan L 0 (tanpa penggunaan inokulan)), sebanyak 0,1%, dicampur secara merata dimasukkan dalam toples plastik kapasitas 2 kg (sebagai silo) dipadatkan, ditutup rapat, dan disimpan pada temperatur kamar (sekitar 23 o C). Kombinasi perlakuan enam macam inokulan dan tiga level penggunaan molasses, terbentuk pola penelitian rancangan acak lengkap faktorial (6 x 3), dengan lima kali ulangan. Peubah yang dievaluasi adalah kualitas silase secara laboratorium. Disimpulkan bahwa penggunaan inokulan Lactobacillus plantarum, diikuti 2 inokulan paling baik Lactobacillus campuran dan Lactobacillus dari isi rumen, dan level penggunaan molases 8% menghasilkan silase isi rumen paling baik (P<0,05) dengan kandungan NH3 dan pH silase paling rendah. Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat, Isi Rumen, Ensilase, Kualitas Silase, Silo bahan aditif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
The Content of Amonia (N-NH3), and pH Silage Rumen Contents By Different
Species of Lactic Acid Bacteria and molasses additives Level Against
Abstract
Isnandar
. This Study was to determine the role of the six inoculum L. acidophilus, L. cacei, L.
plantarum, L. Spp (rumen contents), and L. blend (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, and L.
Spp) and L 0 (without the use of inoculants) dominant molasses additive on 3 levels (0%, 4% and
8%) and time ensilase 3 weeks (21 days) of the acetic acid, butiric acid content and pH silage.
Rumen contents of 71.43 g and 28.57 g dry cassava mixed evenly (about 35% dry matter), given three different treatments uses molasses (0%, 4%, and 8%), and each level of the use of molasses were six kinds of treatments using LAB inoculant (L. acidophilus, L. cacei, L. plantarum, L. Spp (rumen contents), and a mixture of L. (L. acidophilus, L. plantarum, L. cacei, and L. Spp) and L 0 (without the use of inoculants)), as much as 0.1%, mixed thoroughly incorporated in a plastic jar capacity of 2 kg (as silos) compacted, sealed, and stored at room temperature (about 23oC). The combination of six different inoculant treatments and three levels of use of molasses, formed a pattern completely randomized design factorial study (6 x 3), with five replications. Variables to
be evaluated is the quality of silage in laboratory. It was concluded that the use of inoculant of
Lactobacillus plantarum, followed by 2 best inoculant of Lactobacillus and Lactobacillus
mixture of rumen contents, and the level of use of molasses 8% yield best silage rumen
contents (P <0.05) with the lowest NH3 content and lowest pH of the silage.
Sumber : Hasil análisis Laboratorium Nutrisi Loka Sapi Potong Grati – Pasuruan dan
Laboratorium Pakan Ternak Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu.
Isi rumen mempunyai kandungan BO dan PK cukup tinggi (85,34% dan 11,23%)
lebih tinggi dibanding onggok yang kebanyakan digunakan sebagai bahan penyusun
konsentrat sapi perah. Kandungan BK onggok kering + 85% lebih tinggi dari kandungan
BK isi rumen, ditambahkan kedalam campuran bahan silase agar diperoleh kandungan BK
campuran menjadi + 35%.
Keadaan setelah ensilase
Pengamatan silase dilakukan setelah waktu ensilase 21 hari, data selengkapnya
tersaji pada Tabel Tabel 3 dan 4.
Penggunaan inokulan Aras penggunaan molases
0% 4% 8% Rata-rata
Acidophilus 3,98 m 3,78 l 3,04 j 3,60 a
Casei 3,96 m 3,79 l 2,98 j 3,57 a
Plantarum 3,92 m 3,74 l 2,67 i 3,44 a
BAL mix 4,00 m 3,74 l 2,97 j 3,57 a
BAL Rumen 3,99 m 3,85 lm 2,98 j 3,61 a
10
Tanpa inokulan BAL 6,52 n 6,29 n 3,14 jk 5,32 b
Rata-rata molases 4,39 b 4,20 b 2,96 a
Tabel 3. Kandungan amonia (%N-NH3/%BK), dan pH silase
Perlakuan pH Amonia (N-NH3)
Inokulan BAL
L. acidophilus 4,09 a 3,60 a
L. casei 4,08 a 3,57 a
L. plantarum 3,95 a 3,44 a
BAL.Mix 3,96 a 3,57 a
BAL.Rumen 4,13 ab 3,61 a
BAL.0 4,22 b 5,32 b
Molases
0% 4,23 b 4,39 b
4% 4,09 b 4,20 b
8% 3,90 a 2,96 a
Interaksi
ac.m0 4,20 b 3,98 m
ac.m4 4,14 ab 3,78 l
ac.m8 3,94 a 3,04 j
ca.m0 4,21 b 3,96 m
ca.m4 4,13 ab 3,79 l
ca.m8 3,91 a 2,98 j
pl.m0 3,99 ab 3,92 m
pl.m4 4,02 ab 3,74 l
pl.m8 3,84 a 2,67 i
bm.m0 4,07 ab
bm.m4 3,97 ab
bm.m8 3,84 a
br.m0 4,45 c
br.m4 4,16 b
br.m8 3,79 a
b0.m0 4,46 ab
b0.m4 4,15 b
b0.m8 4,06 ab
a, b, c, d : Superskrip yang berbeda pada kolom rata-rata menunjukkan perbedaan nyata perlakuan penggunaan inokulan (P<0,05)
11
a, b, c : Superskrip yang berbeda pada baris rata-rata menunjukkan perbedaan nyata perlakuan penggunaan molases (P<0,05)
i – v : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata interaksi antara perlakuan penggunaan inokulan dengan level penggunaan molases (P<0,05)
i – m : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata interaksi antara perlakuan penggunaan inokulan dengan level penggunaan molases (P<0,05)
pH silase. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan
dan penggunaan bahan aditif molases berpengaruh sangat nyata (P < 0,01)
terhadap proses fermentasi dan nilai pH silase. Terdapat interaksi antara
penggunaan inokulan dan penggunaan bahan aditif molases pada proses
fermentasi dan nilai pH silase. Uji jarak berganda Duncan pada perlakuan
penggunaan molases mempunyai pengaruh nyata (P < 0,05) terhadap proses
fermentasi asam laktat dan penurunan pH. Penggunaan molases 8%
menghasilkan pH rata-rata 3,90 lebih rendah diikuti penggunaan molases 4% dan
tanpa menggunakan molases.
Kandungan asam asetat. Hasil análisis ragam tertera dalam Tabel 3
menunjukkan bahwa masa ensilase 21 hari dengan temperatur rata-rata 30O dan
bahan kering 35% penggunaan BAL plantarum menghasilkan as. asetat 0,97%
secara nyata lebih rendah dari pada inokulan BAL yang lain, diikuti berturut – turut
BAL isi rumen 1,14%, BAL campuran 1,18%, BAL casei 1,18%, BAL acidophilus
1,38% dan tanpa penggunaan inokulan 1,51%. Inokulan BAL yang menghasilkan
kandungan asam asetat yang lebih rendah karena kemampuan kecepatan
fermentasi untuk menghasilkan asam laktat secara cepat dan segera
merendahnya pH dalam silase dan tertekanannya pertumbuhan bakteri asam
asetat. Menurut Kung (2001), bahwa penggunaan inokulan Lactobacillus buchneri
12
dapat mempercepat menurunkan ketersediaan oksigen dan meningkatkan
kecepatan fermentasi asam laktat sehingga segera dicapai pH rendah dan
tertekannya bakteri asam asetat dalam silase. Adanya interaksi antara
penggunaan inokulan L dengan level penggunaan bahan aditif molases terhadap
kandungan asam asetat silase.
Kandungan asam butirat
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan BAL
berpengaruh secara nyata (P < 0,05) terhadap kandungan asam butirat silase.
Penggunaan BAL plantarum menghasilkan silase dengan kandungan asam butirat
0,15% secara nyata (P < 0,05) lebih rendah dibandingkan perlakuan penggunaan
BAL. yang lain, berturut-turut BAL. campuran 0,21%, BAL. isi rumen 0,23%, BAL.
casei 0,23%, BAL. acidophilus 0,38% dan B0 atau tanpa penggunaan inokulan
0,41%.
Penggunaan inokulan BAL menunjukkan pola fermentasi asam laktat yang
lebih cepat dan tercapainya pH rendah, menurunnya aktivitas clostredia dan
produksi asam butirat sehingga kandungan nutrien bahan silase tidak banyak
terdegradasi (Buckmaster, 2009). Menurut Kung (2001), rendahnya kandungan
asam butirat (<0,5%/BK) pada silase, menunjukkan proses fermentasi asam laktat
selama ensilase berjalan baik dan tertekannya pertumbuhan clostredia. Lebih
lanjut menurut Kung (2001), bahwa kandungan asam butirat yang tinggi dalam
silase, akan diikuti rendahnya kandungan nutrien pakan, kandungan serat kasar
yang tinggi dan degradasi kandungan nutrien. Berdasarkan kreteria kandungan
asam butirat dan berlangsungnya proses fermentasi asam laktat, silase isi rumen
termasuk berkualitas baik dengan kandungan asam butirat 0,15 – 0,41%.
13
Kesimpulan
Penggunaan inokulan bakteri asam laktat dan penggunaan bahan aditif
molases berpengaruh nyata terhadap pH silase, kandungan asam asetat, dan
asam butirat silase isi rumen. Rata-rata kualitas silase paling baik (pH silase,
kandungan asam asetat, dan kandungan asam butirat paling rendah) dihasilkan
berturut - turut penggunaan inokulan L plantarum, L campuran dan L isi rumen.
Adanya interaksi antara penggunaan inokulan bakteri asam laktat dengan level
penggunaan molases, hasil paling baik oleh inokulan BAL plantarum dan molases
8%. Menggunakan inokulan BAL dari isi rumen yang telah dilakukan isolasi lebih
dahulu dapat digunakan sebagai inokulan silase dengan masa ensilase 21 hari.
Silase isi rumen dengan kandungan nutrien yang cukup tinggi, masih diperlukan
kajian lebih lanjut tentang waktu ensilase paling pendek dari berbagai perlakuan
penggunaan inokulan paling baik pada level molases paling baik
Daftar Pustaka
BoGohl. 1981. Tropical feeds. Feeds information summaries and nutritive value FAO, Rome
Buckmaster, D. 2009. Bacterial Inoculants For Silage. Associate Professor, Agricultural Engineering. Beth Lundmark, Research Assistant.
Church, D.C. 1986. Feed and Feeding. Prentice Hill A Division of Simon and Schuster., Inc. Englewood Cliffs, NY, United Stated of America.
Isnandar. 2001. Kajian Tentang Penggunaan Silase Isi Rumen Dalam Ransum Konsentrat Sapi Perah Peranakan Friesan Holland (PFH) Terhadap Penampilan Produksi Susu
Jouane, J.P. 1991. Rumen Microbial Metabolism And Ruminant Digestion. Institut National De La Recherche Agronomique. 147, rue de I’Universite – 75338 Paris cedex 07.
Judoamidjojo, R.M., E.G. Sa’id, dan L.Hartoto. 1989. Biokonversi. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.
Kung, L., and R. Shaver. 2001. Interpretation and Use of Silage. Fermentation
Analysis Reports.
14
Kung, L.Jr., and R. Shaver. 2001. Interpretation and Use of Silage Fermentation
Analysis Reports. Arcadia, Wisconsin. Contact: Dave Taysom, (608) 323-
Kung, L.Jr. 2001. What the Smells From Silages Can Tell You. University of Delaware.
L.’t Mannetje, 1999. Silagr Making in the Tropics with Particular Emphasis on Smallholders. Proceeding of the FAO Electronic Conference on Tropical Silage.
Messersmith, T.L. 1973. Evaluation of Dried Paunch Feed as Roughages Source in Ruminant Finishing Rations. M.A. Thesis. Department of Animal Science. University of Nebraska.
Nahm, K.H. 1992. Practical Guide to Feed, Foreage and Water Analysis. Yoo Han Publishing, Seoul. Korea.
Sewell, H.B. and H.N. Wheaton. 1993. Corn Silage for Beef Cattle. Agricultural Publication G02061-Reviewed October 1, 1993. University of Missouri-Columbia.
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Tedjowahjono S. 1987. Potensi Tetes sebagai Hasil Samping Pabrik Gula dan Manfaatnya. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan.
Tilley, J.M.A. and R.A. Terry, 1963. A Two-Stage Technique for The In-Vitro Digestion for Forage Crops. Brit. Agric. Grassl. Soc. 18 : 104-111.
Witherow, J.L. and S.Lammers. 1976. Pounch and Viscera Handling.Pp.37-66 In Workshop (1973) On in-Plant Waste Reduction In The Meat Industry. Compiled by J.L.Witherow On J.F.Scief.Environ. Prot.Technol.Ser.EPA-600/2-76-214.