Page 1
PENDAHULUAN
Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni pada
dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma ilmu pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti
yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang
yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan
sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek dan mengembangkan
seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu
aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan
manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini
dipimpin oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan
Page 2
banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
iptek modern membuat orang lalu mengagumi
1
dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi
sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Bukan hanya itu saja, pengaruh barat tidak hanya pada bidang
iptek saja, tetapi juga pada bidang seni. Misalnya penyanyi di jaman
sekarang sebagian besar memakai pakaian yang sangat minim, dan
tidak menutup aurat.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi
cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas muslim untuk
gigih memperjuangkan iptek dan seni yang islami.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk
beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah
kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu.
Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “
menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki
dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya
keimanan.
Page 3
Latar Belakang
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindera. Ilustrasi dan firasat sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasikan diorganisasi disistimasi dan dinterprestasikan sehingga menghasilkan
kebenaran objetif.
2
Teknologi merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan meskipun pada dasarnya teknologi mempunyaikarakteristik objek dan
netral sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budimanusia dengan segala
prosesnya dan merupakan ekspresi jiwa seorang dikembangkan menjadi bagian dari
budaya manusia karena seni itu diidentik dengan keindahan.
Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu
mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap
sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.
3
Page 4
PEMBAHASAN
1.Pengertian iptek dan seni dan kaitanya dengan islam
Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa
pengertian dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan
tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut
metode ilmiah (scientific method) .Sedang teknologi adalah
pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan
iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-
haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur
dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang
telah diharamkan syariah Islam.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan
mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda.
Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya
“Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilimu di
Page 5
Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih
adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
4
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan.
Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada
penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah
mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana
Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit
pun retak-retak?” [QS 50: 6].
2.Kewajiban mencari ilmu
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk
beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus
berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan
tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh
perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari
seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun
(keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-
Page 6
ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari
Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris
atau ilmu faroidh yang adil)
5
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada
selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas
pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya)
Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau
sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari
ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita
mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru
tetap dikejar.
Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang
wajib dituntut trlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang
dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang
sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua
bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya,
misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.
Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga
lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka
anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-
Page 7
kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali
memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari
ilmu-ilmu umum.
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang
paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian
diajarkan ilmu itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu Majah)
6
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau
menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah
sedekah yang paling utama dianding sedekah harta benda. Ini
dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti
menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya
bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat
dinikmati orang lain.
3. Keutamaan orang yang berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan
mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini
dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan
kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan
makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al
Page 8
Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran :
190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-A'limun” (al-A'nkabut :
43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai
nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
7
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini
ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat
istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para
malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah
dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang
menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-
Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua
(mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw
juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan
Page 9
dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari
api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga
diriwayatkan oleh Al-Hakim.
Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih) Jadi
setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu
yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar
atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
8
4. Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam
Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki
ketergantungan terhadap alam. Namun, di sisi lain, manusia justru
suka merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, juga menhancurkan
hingga tak bersisa.
Tiap sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang
kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunung atau laut. Para
ilmuwan mengumumkan ancaman meluasnya padang pasir, semakin
Page 10
berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air minum, menipisnya
sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis
tumbuhan dan hewan.
Sayangnya, meski nyata terasa dampak akibat kerusakan
tersebut, sebagian besar manusia sulit menyadarinya. Mereka
berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masa
depan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya; tragedi masa depan
itu sedang berjalan di depan kita. Dan, kitalah sesungguhnya yang
menjadi biang kerok dari tragedi masa depan tersebut.Manusia telah
diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan
kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan
tersebut.
9
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan
bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
Page 11
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’.
Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka
itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-
ruum: 41-42)
Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak
diperlukan. Tujuannya mengajarkan kepada masyarakat untuk
menjaga jangan sampai berbagai unsur lingkungan menjadi hancur,
tercemar, atau rusak.
Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai
ilmuwan harus bisa melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara
mengembangkan teknlogi ramah lingkungan, teknologi daur ulang,
dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.
10
A.Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)
Page 12
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah
diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam
kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena
seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang
yang banyak tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan
kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa
ilmu secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif
dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena
memiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat
digunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia
atau digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri.
11
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat
Page 13
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan
keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya
adalah nafsu bukan akal dan budi.Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Sumber ilmu pengetahuan
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya tidak
boleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntutan al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam
pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat
kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu
yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi
(relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEKS pada hakikatnya tidak lebih dari
sekedar menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan
menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam)
Interaksi iman, ilmu dan amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang
disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan
akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
12
Page 14
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat
tergambar dalam keutuhan inti ajarannya.
Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu memperhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti
sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya
menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka
ingat”.
Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal
atau syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon
yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan
suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman
diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam,
ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan
seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan
amal shaleh bukan kerusakan alam.
Keutamaan orang beriman dan beramal
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut
tidak dibangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. sama halnya dengan
perkembangan IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
13
Page 15
ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
kesempurnaannya karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama
adalah akal. Dan akal tersebut berfungsi untuk berpikir hasil pemikirannya adalah ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Menurut Al-Gazhali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan
sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya, tugas utama pendidik
adalah menyempurnakannya, membersihkan dan mengiringi peserta didik agar hatinya
selalu dekat kepada Allah swt, melalui perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, para pendidik akan selalu dikenang oleh anak didiknya. Kemudian al-Gazhali
memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan al-Qur’an as Sunnah, maupun
argumentasi secara rasional. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa mengajarkan ilmu
bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah swt, melainkan juga termasuk
khalifah Allah swt, karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah swt.
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai ‘abdun’ (hamba Allah) dan
sebagai khalifah Allah dibumi. Esensi dan “abdun’ adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah sedangkan esensi khalifah adalah
tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah swt
sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh
sang pencipta berupa potensi-potensi dan keikhlasan manusia menghambakan dirinya
kepada Allah akan mencegah kehambaan kepada sesama manusia termasuk kepada
dirinya.
14
Page 16
Manusia diciptakan dimuka bumi ini dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kencenderungan kepada perbuatan fasik, serta berfungsi sebagai
khalifah/wakil Allah dimuka bumi agar ia mampu mempunyai tanggung jawab untuk
menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat tinggalnya. Sehingga manusia
diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber daya alam serta dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi manusia juga harus dapat
menyadari terlebih dahulu bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk
memenuhi kebutuhan hidup apabila manusia tidak hanya menjaga
keseimbangannya.Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan
mengeksploitasi alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan
untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu saja.Terlepas dari pada itu kerusakan alam dan
lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri, mereka banyak
berkhianat terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah swt dan mereka tidak menjaga
amanat Allah swt untuk menjaga kelestarian alam ini. Sehingga telah nampak kerusakan
dilaut dan didarat yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia.
Untuk itu melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa
kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus untuk menghadapkannya dengan
tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik. Namun ia akan sadar akan
keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah swt baik
dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung maupun dalam
kontes ketaatan terhadap sunnatullah “hukum alam” perpaduan antara ibadah dan
khalifah akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat di dunia
dan diakhirat.
15
Page 17
Kata sains disadur dalam bahasa Indonesia menjadi ilmu pengethuan, sedangkan
dalm sudut padang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adlahn segala sesuatu yang dketahui manusia melalui tangapan panca indra
dan institusi, sedangakan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah
diinterpretasi, diorganisasi dan di sitematisasi sehingga menghasilkan kebenaran
objektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat di uji ulang secara ilmiah. Secara
etimologis kata ilmu berarti kejelasan, karena itu segala yang berbentuk dari akar
katanya mempunyai cirri kejelasan (M.Daud Ali, 1998:69).
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang dim
sebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan dapat di sebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhim syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut imu tercantum dalm apa yang
dinamakan dengan metode ilmiah (Jujun S. Suriasumantri, 1998:119). Ilmu dalam
kepustakaan Islam banyak diartikan sama dengan ma’rifah yaitu pengetahuan mengenai
sesuatu menurut yang sebenarnya atau kenyakinan.
Sumber pengetahuan pada hakikatnya adalah Allah SWT karena Dialah yang
memberikan berbagai macam pengetahuan kepada manusia. Dalm perkembangannya
manusia banyak belajar dan memperoleh pengetahuan dari proses pemikirannya dengan
melihat berbagai fenonema lingkungan dan alam sekitarnya. Oleh karena itu dalam
pemikiran Islam, terdapat dua sumber ilmu, yaitu wahyu dan alam, dalm istilah lain
disebut ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat Kauniyah. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangaan akalnya dengan catatan dalam pengembangannya tetap terikat dengan
wahyu dan tidak bertentangan dengan syari’at.
16
Page 18
Dalam perkembangan keiluan Islam sampai akhir abad ke-2 H, belum ada
pembedaan antara pengetahuan agama dan non agama, sebab yang berkembang
memang baru pengetahuan yang bersumber dari Al- Qur’an, seperti akidah, ibadah, dll.
Pembagian keilmuan menurut beberapa intelektual muslim bagaimana dikemukakan
oleh Muhammad Tholhah Hasan (2005), adlah sebagai berikut:
1. Menurut Jabir Ibnu Hayat
Dalam bukunya al-hudud dikatakan bahw ada dua macam pengetahuan, yaitu
pengetahuan agama (‘ilm ad-Din) dan pengetahuan duniawi (‘ilm ad-
dunya).Brangkali Jabir Ibnu Hayyan menyusun klasifikasi dengan urutan
pengetahuan agama lebih dulu daripada pengetahuan duniawi, didasarkan
kronologis historisnya yang memang perkembangan keilmuan agama
mendahului agama keilmuan duniawi.
2. Menurut Al-Kindy (260 H)
Al-Kindy membagi sistematika epistemologi dalam teoritis (nazhariyah) dan
praktis. Pengetahuan teoritis (nazhariyah) dibagi menjadi dua katagori, yaitu
pengetahuan teologis (ilmu al-umuur al-illaniyah) dan pengetahuan
kemakhlukan (ilmu al-umuur al-Masmuu’ah)atau ilmu kauniyah. Dalam
bukunya ar-Rasaail Al-Kindi juga membedakan antara pengetahuan yang
diperoleh secara emanasi (‘uluum al-Anbiya’) yang tidak memerlukan
pengujian rasional atau matematis, dengan pengetahuan yang diperoleh
melalui proses edukasi (‘uluum al-basyar) yang dikaji secara manthiqi
(logis).Klasifikasi Al-Kindy ini memberi kesan pentingnya pengetahuan
agama dalam percaturan keilmuan masa itu.
17
Page 19
3. Al- Faraby (339 H)
Al-Farabi adalah salah satu filosoft muslim yang banyak menulis tentang
kategori dan klasifikasi pengetahuan, melalui karya-karya tulisnyaseperti:
Ikshaa’al-Uluum, at-Tanbiih’ala Sabiil as-Sa’adah, al-Jam’u bayna Ra’yi
alakimimaini dll. Meskipun tidak jelas-jelas menempatkan kedudukan
pengetahuan agama dan system klasifikatori keilmuan yang dihadapakan
dengan pengetahuan lain, tapi al-Faraby denga tegas mengatakan bahwa
dalam salah satu sumber pengetahuan itu ada yang langsung dari Tuhan.
4. Al-Khawarizmy (387 H)
Dalam buku Mafaatih al-‘Uluum membagi keilmuan menjadi ilmu
pengetahuan syara dan kesusastraan Arab (al-Uluum asy-Syar’yyah wa maa
yaqtarinu bihaa min al-‘uluum al- Arabiyah) dan yang lain disebut ilmu
pengetahuan luarm, Yunani dan lan-lan(‘uluum al-‘Ajam min al-Yunaniyyin
wa ghairrihim min al-umam), termasuk di dalamnnya filsafat, logika,
kedokteran, kimia, dan lain sebagainnya. Disitu al-Khawarizmi mmberi
gambaran secara klasifikatoris antara pengetahuan yang berasal dari Arab dan
yang berasal dari luar Arab yang dikembangkan dalam cakrawala intelektual
Islam pada masa itu.
5. AL-Ghazali(505 H)
Dalam karya besarnya Ihya’Ulumuddin lebih terperinci dalm pembagian dalm
keilmaun itu jadi dua macam yaitu:pengetahuan agama dan pengetahuan non-
agama (sya’iyah wa ghairu syar’iyah).
18
Page 20
Yang dimaksud dengan pengetahuan agma ialah (akal) juga tidak dapat
diterima secara acoustic seperti ilmu bahasa. Sedngakan yang dimaksud
dengan ilmu pengetahuan non-agama terbagi dalm tiga macam yaitu lmu yang
terpuji (mamduuh) yaitu pengetahuan yang menyangkut kemshalatan duniawi
seperti ilmu kedokteran dan ilmu hitung. Kedua ilmu yang tercela
(madzmuum) yaitu pengetahuan destruktif seperti ilmu sihir, perdukunan dan
lai-lain. Dan yang diperbolehkan adalah seperti ilmu sejarah, dongeng dan
puisi.
6. Ibnu Khaldun (808 H)
Dalam bukunya “Mukaddimah” juga mengklasifikasikan pengetahuan ke
dalam dua kelompok. Yaitu Ululm hukmiyah falsafiyah, yaitu pengetahuan
yang alamiah bagi manusia yang dapat diperolehnya melalui potensi
penalarannya yang mugkin dapat dikuasai oleh manusia dengan kemampuan
penalarannya yang alamiah dan subjek permasalahan, argumentasi, dan aspek
metodologinnya dapat dipecahkan sendiri oleh intelek manusiawinya,
sehingga kebenaran atau kesalahannya analisis-analisis kajiannya. Dan yang
kedus adalah pengetahuan Naqliyah Wadh’iyah yang seluruhnya didasrkan
informasi (khabar) dari Tuhan, dan tidak ada otorita bagi rasio untuk
mencampurnya selain aplikasi masalah furu’ (masalah detail)yang dikaitkan
dengan prinsipil (usul).
Dari berbagi pendapat ilmuan Islam di atas pada hakekatnya pembagian
ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: ilmu agama (ulumuddin)
dan ilmu non agama.
19
Page 21
Pada dasarnya Islam tidak mengenal pemisahan antara ilmu agama dan ilmu
non agama atau memakai istilah Al-Ghazali umum syar’uyah dan ‘uum ghair
syar’iyah. Pada dasarnya Islam tidak mengenai dikotomi atau pemisahan
antara ilmu agama dan ilmu tyang bukan agama. Ilmu agama adalah ilmu
yang menjadi landasan segala cabang ilmu.
Teknologi adalah aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan, sehingga,
menghasilkan sesuatu yan berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-
prinsip ini dapat dalam lapangan teknik maupun social. Melalui apliksi
ilmiah, ilmu menemukan arti sosialnya, bukan hanya demi kepuasan
intelektual ilmuan semata. Dalam perkembangan kemudian, bukan hanya
teknologi yang menggantungkan diri pada penemuan penemuan ilmu(sains)
melainkan perkembangan sains mengikuti irama perkembangan teknologi.
Hal ini sangat jelas kelihatan pada sains dalam “hard siences”. Dengan
memanfaatkan hasil-hasil inovasi, teknologi, penelitian sains semakin terbuka
lebar. Interaksi dan interdepensi antara sains dan teknologi membuatnya tidak
dapat dipisahkan (Dedi Supriadi, 1999:122)
Teknolog adalah salh satu produk budaya, karena teknologi merupakan
aplikasi lmu pengetahuan dalam bentuk alat atau wahan kehidupan. Dengan
teknologi sesuatu yang sulit di lakukan menjadi mudah, sesuatu yang tidak
mungkin dilakukan menjadi mungkin. Teknologi selain menjadi aktualisasi
ilmu pengetahuan, juga merupakan wujud peradapan manusia dalm setiap
zamannya. Teknologi yang dihasilkan oleh suatu bangsa tidak selalu sama
dengan yang dihasilkan oleh bangsa yang lainnya. Semakin tinggi kepedulian
bangsa terhadap pengembangaan ilmu, semakin tinggi pula peradapan yang di
capai bangsa itu.
20
Page 22
Seni atau kesenian dalam pengertian yang luas adalah segala hasil daya
cipta atau buah pikiran manusia yang bersifat indh. Jadi, apa saja yang
merupakan hasil ungkapan pikiran dan daya cipta itu asalkan ia yang
berbentuk, memiliki sifat keindahan disebut seni. Adapun jika kata seni itu
ditambah dengan kata Islam, maka kesenian Islam adalah segala hsil usaha
dan daya upaya, buah pikirandari kaum muslim untuk menghasilkan sesuatu
yang indah. Seni Islam juga dapat diberi batasan sebagai suatu senimyang
dihasilkan oleh seniman muslimat atau dapat juga berupa seni yang sesuai
dengan apa yang dibayangkan oleh seorang muslim yang sesuai dengan
ungkapan pandangan hidup seorang muslim. Kesenian Islam bertujuan untuk
menggambarkan sikap pengabdian kepada ajaran atau petunjuk islam (Oloan
Situmirang 1998:9). Menurut Ernst Diez dalam Muhammad Abdul Jabbar
(1988:2) ciri-ciri seni Islam atau seni Islam adlah seni yang mengungkapkan
sikap pengabdian kepada Allah.
Demikinlah, seni atau keseian adalah ekspresi jiwa dalam bentuk keindahan.
Keindahan dapat diwujudkan ke dalm bentuk tulisan, kata-kata, ukiran,
musik, gerakan (tarian) dan lain-lain.
Berdasrkan pengertian diatas sesuatu bentuk kesenian menjadi Islamis jika
hasil seni itu sesuai dengan nilai-nilai Islam. Maka, hukum asal seni adalh
mubah, sebab seni sendiri adalah keindahan. Dan manusia sebagia hamba
Allah yang memiliki misi untuk mengaktualisasikan sifat-sifat Allah di muka
bumi, salah satu sifat Allah adalah indah. Oleh karena itu bagaiman manusia
dapat mengekspresikan keindahn dalam segala aktifitasnya.
21
Page 23
Dalam Islam iptek merupakan olah piker dan olah rasa manusia. iPtek
selalu berkembang sesuai dengan perkembangan akal budi manusia. Oleh
sebab itu perkembangan iptek sangat relatif. Sumber iptek dalam Islam adlah
wahyu Allah. Iptek yang Islami selalu mengutamakan kepentingan orang
banyak dan kemslahatan bagi kehidpan manusia. Untuk itu iptek dalam
pandangan Islam tidak bebas nilai. Integrasi iptek dengan agama merupakan
suatu keniscayaan untuk menghindari terjadinya proses sekularisasi yaitu
pemisahan antara doktrin-doktrin agama dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (HamdaMansoer, 2004:93).
B. Iman, Ilmu dan Amal Sebagai Kesatuan
Islam merupakan ajaran agama yang landasan pengembanganny adalah iman.
Iman adalah kepercayaan terhadap wujud Zat ysng Maha Mutlak yang menjadi tujuan
hiduop manusia. Iman merupakan fundaman dalam system ajaran Islam. Iman
merupakan potensi dasar yang harus dikembangkan dan pengembangannya adalah
dalam bentuk amal. Iman tanpa amal sama dengan potensi yang tak dikembangkan.
Supaya pengembangan ilmu bermakna dan berhasil guna maka perlu ilmu. Ilmu
merupakan motor mpenggerak untuk majunya Islam. Iman adalah kendali yang
mengarahkan motor tadi supaya mencapai tujuan.
22
Page 24
Menurut Kaylani HD (1992:198) bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang ditunjukan
untuk pembinaan iamn jumlahnya sangat banyak hal ini membuktikan bahwa Allah
menhendaki agar iamn itu tidak hanya diperoleh atas dasr naluri dan perasaan saja,
tetapi juga dimantapkan dengan wahyu Ilahi dan kemudian menjadi bertambah kokoh
dan berkembang melalui kerja dan tingkah laku. Bila iman itu perlu dibina dengan
pemahaman terhadap gejala-gejala alam semesta, maka imkan itu tidka bisa dipisahkan
dari ilmu.
Islam melihat bahwa IPTEK dan agama adalah sesuatu yang memiliki kaitan.
Sains tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan. Agama menjadi landasan
segala perilaku manusia termasuk didalamnya sains dan teknologi. Isalam melihat sains
sebagai sesuatu perkara yang amat penting karena dengan sains dan teknologi manusia
dapat:
1. Mengenal Tuhannya
2. Menegakan hakikat kebenaran
3. Membawa manusia kepada sikap tafakkur dan berfikir
4. Membantu manusia memenuhi keperluan material untuk kehidupannya
5. Membantu manusia dalam melaksanakan syariat
6. Menjaga keseimbangan danm keharmonisan alam.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun di atas landasan iman dan takwa. Sama halnya
pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan bernilai
23
Page 25
ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya. Apabila IPTEK tidak dkembangkan di atas dasar iman, maka
yang akan timbul adalah kerusakan dn kehancuran bagi kehidupan umat manusia.
C. Keutamaan Orang Beriman dan Berilmu
Berikut ini adalah beberapa ayat AL-Qur’an dan Hadist yang dapat di jadikan
sebagai dalil orang yang beriman dan berilmu memiliki keutamaan dan derajat yang
istimewa:
1. Surat Az-Zumar Ayat 9
Artinya:”Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?””
2. Surat Al- Mujaddah Ayat:11
Artinya:”Niscahaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.”
3. Surat Fathir Ayat:28
Artinya:”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya
adala ulama.”
4. Hadist Riwayat Bukhori
Artinya:”Barang siapa melalui suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
memudahkan jalan baginya ke syurga.”
5. Hadist Riwayat Tirmidzi (Sunan Tirmidzi Juz 4)
Artinya:”Dunia di laknat, dilaknat apa yang ada di dalmnya kecuali dzikir
kepada Allah Ta’ala dan orang alim (berilmu) atau penuntut ilmu.”
24
Page 26
6. Hadist Riwayat Tirmidzi
Artinya:” Keutamaan orang pandai terhadap orang yang beribadah adalah
sebagaimana keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian.”
Dilanjutkan:” Sesungguhnya Alla, malaikaNya, penhuni langit dan bumi
sampai semut didalam lubangnya dan juga ikan, mendo’akan kepada orang
yang mengajarkan kebaikan kepada manusia(ulama).”
7. Hadist Riwayat Tirmidzi
Artinya:”Keutamaan orang pandai terhadap orang ali ibadah seperti
keutamaan rembulan atas bintang-bintang yang lain. Dan sesungguhnya
ulama adalah pewaris Nabi. Dan para Nabi tidak diwariskan dinar atau
dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka, barangsiapa
mempelajiarinnya, akan mendapat bagian yang Dempurna.”
D. Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Alam Lingkungannya
Ada dua fungsi manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan
sebagai khalifah Allah di bumi. Tugas utama seorang abdun adalahm
mengaktualisasikan ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan
keadilan Allah. Adapun tugas utamanya sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah
memakmurkan dunia ini sekaligus menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat
mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-
sumber daya alam, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk
kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negative terhadap
lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri.
Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa menguasai IPTEK, fungsi hidup
manusia sebagi khalifah akan menjadi kurang dan kehidupan yang lebih baik tidak akan
25
Page 27
terwujud dan kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan alam
karena Allah menciptakan manusia. Seandainnya Allah tidak akan menciptakan
manusia. Maka Allah tidak perlu menciptakan alam. Oleh karena itu maka manusia
mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam agar terjaga kelestariannnyadan
keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia itu sendiri.
26
Page 28
E.Rangkuman
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang Allah karuniakan akal sebagai alat
untuk berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan
menciptakan teknologi, serta menghasilkan karya seni, sehingga daapat menciptakan
peradaban di muka bumi. Pengetahuan adalah segala fenonema alam yang dapat di
capai oleh indra manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah segala fenonema alam
yang dapat di capai oleh indra berdasar penelitian dengan menggunakan metode ilmiah.
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Karena teknologi adalah
pengenjawataan ilmupengetahuan dalam bentuk alat atu wahana kehidupan. Adapun
seni adalah ekspresi jiwa dalam bentuk keindahan. Dengan demikian dengan akal
manusia dapat memikirkan segala fenonema yang ada di sekitarnya, sehingga
melahirkan pengalaman. Sebagian pengalaman itu meningkat menjadi ilmu
pengetahuan setelah melewati seperangkat pembuktian melalui metode ilmu. Sebagian
dari ilmu pengetahuan dapat menjadi teknologi dengan perangkat akal yang di miliki
oleh manusia.
Dalam Islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (iptek) tidak bebas nilai,
akan tetapi terikat dengan nilai. Karena akal manusia sangat terbatas, maka akal perlu
tuntunan dari wahyu. Pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan,
tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat
manusia dan alam lingkungannnya. Apabila iptek tidak dikembangkan diatas dasar
keimanan, maka akan muncul kerusakan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu
iman, ilmu dan amal di dalam ajaran Islam adalah satu kesatuan dan terintegrasi.
27
Page 29
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan
rahmat dan petunjuk-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Mahasiswa
ini.
Pada kesempatan yang baik ini, tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada
Mbak Murdikah yang telah membimbing dan mengajari saya sehingga Karya Ilmiah
Mahasiswa ini dapat terselesaikan.
Saya mengharapkan adanya masukan dan kritik dari pembaca, sehingga Karya
Ilmiah Mahasiswa ini dapat tampil lebih baik lagi.
Indralaya, 29 Novenber 2010
Penulis
i
Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jabar, Muhammad, Seni dalam Peradaban Islam, Penerjemah:
Yustiona, Bandung: Pustaka,1998.
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali
Press, 1998
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dalam Prespektif Sosio Kultural,
Editor: Afifih Nadjih Anies, Jakarta: Lantabora Press, 2006
Kaelany, HD., Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta:
Bumi Aksara, 1992
Situmorang, Oloan, Seni Rupa Islam Perumbuhan dan Perkembangannya
Bandung Angkasa,1988
Supriadi, Dedi, Kreatiftas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek,
Jakarta: Alfabeta
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.
28
Page 31
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
Pendahuluan………………………………………………………………………. 1
Latar Belakang…………………………………………………………………… 2
Pembahasan………………………………………………………………………. 4
A.Kosep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni…………………………………. 11
B.Iman dan ILmu dan Amal Sebagai Kesatuan………………………………….. 22
C.Keutamaan Orang Beriman & Berilmu……………………………………….. 24
D.Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungannya…………………………… 25
Rangkuman………………………………………………………………………. 27
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….. 28
ii