JURNAL PERANCANGAN VISUAL BOOK PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI MENJADI PUPUK KARYA DESAIN Oleh: Yoga Sasmita TugasAkhiriniDiajukankepadaFakultasSeniRupa InstitutSeni Indonesia Yogyakarta Sebagai Salah SatuSyaratuntukMemperoleh Gelarsarjana S-1 DalamBidangDesainKomunikasi Visual 2018 i UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
15
Embed
KARYA DESAIN - digilib.isi.ac.iddigilib.isi.ac.id/4047/8/JURNAL.pdfA. Pendahuluan Sawah membawa banyak manfaat bagi banyak orang, seperti petani, mereka mendapatkan pekerjaan mengolah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
HALAMAN PERSETUJUAN JurnalTugasAkhirKaryaDesainBerjudul: PERANCANGAN VISUAL BOOK PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI MENJADI PUPUKdiajukan oleh Yoga Sasmita, NIM 131 2272 024, Program Studi S-1 Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Ketua Program StudiDesain Komunikasi Visual/ Anggota
Hay is a residue of rice farming that is usually considered unimportant. Rice farmer usually takes care of their leftover hay by giving it to their fam animal or by burning it down. Burning hay is something rice farmer usually do to clean their field so they can start planting new plants already. But, the hay burning gives negative consequences to the rice farmer and those around them.
The smoke and the degredation of soil quality become some of the effecrs of hay burning. One of the solution to make hay gives better impact is reusing it as fertilizer. Reusing hay imto fertilizer also increase the quality of the soil by giving nutrition from hay to the soil.
Seeing that problem, the creation of visual book in how to reuse the hay residue from farming was done to give guidance in order to create hay-based fertilizer with quick and easy way. With this illustrated book, it is expected that this book can be understood by its target audience and give them more knowledge on hay.
Keyword: Hay, Fertiliser, and visual book
v
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
A. Pendahuluan
Sawah membawa banyak manfaat bagi banyak orang, seperti
petani, mereka mendapatkan pekerjaan mengolah sawah dan mendapatkan
hasilnya saat musim panen tiba, lalu pihak koperasi, menyediakan
kebutuhan petani dalam pekerjaannya, dan yang terakhir adalah
masyarakat Indonesia yang merasakan hasil panennya untuk konsumsi
sehari-hari. Sebenarnya banyak yang diuntungkan, pabrik pupuk, toko
yang menjual dan pabrik beras yang mengelola hasil dari padi.
Sawah benar-benar memiliki banyak manfaat bagi banyak pihak,
tetapi bukan berarti sawah tidak memiliki hal negatif, sawah memiliki
limbah yaitu jerami yang dianggap sampah bagi mayoritas petani. Limbah
jerami sangat banyak, bahkan mungkin melebihi banyaknya padi yang
dihasilkan oleh sawah itu sendiri. Dapat dilihat, padi hanya berada di atas
atau di ujung tanaman, sedangkan tangkai dan daun padi mendominasi
tanaman tersebut. Sehingga setiap musim panen terdapat tumpukan jerami
yang banyak dan menggunung yang siap untuk dibakar.
Masyarakat desa yang terkadang kurang menerima hal baru karena
mereka belum terbiasa dan nyaman dengan kebiasaan lama yang mereka
kerjakan. Mengubah pola pikir orang tua menurut saya adalah salah satu
hal yang sangat susah apalagi terkadang anak muda sering dipandang
sebelah mata. Hal tersebut menjadi hal yang menarik jika dipandang oleh
perspektif yang berbeda. Para petani mencoba untuk mengolah pupuk dari
jerami dan mereka dapat mengelolanya dengan baik dan menjualnya, lalu
mendapat uang tambahan untuk kehidupannya. Hal ini menjadi cukup
beralasan untuk dicoba, meskipun pada awalnya cukup sulit.
Program dari pemerintah untuk memanfaatkan jerami menjadi
pupuk sebenarnya sudah ada pada tahun 2009, namun sekarang sudah
tidak ada program lagi dari pemerintah. Program pemerintah sekarang
adalah Kedaulatan Pangan, dimana yang diutamakan adalah
meminimalisir impor beras dan memiliki persediaan makanan yang cukup
untuk negara. Pemerintah menyediakan fasilitas pupuk petroganik, pupuk
1
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
yang disubsidi untuk petani. Jika petani bisa membuat pupuk sendiri untuk
mencukupi kebutuhan sawah mereka maka bisa mengurangi devisa negara
dan petani bisa menghasilkan padi yang berkualitas dan harga jual tinggi.
Visual book adalah salah satu media yang dipilih sebagai jalan
keluar untuk menjelaskan kepada para petani dan pemilik sawah bahwa
membakar limbah jerami bukanlah hal yang tepat. Selain merugikan orang
lain, membakar juga merusak lahan sawah itu sendiri. Visual book dipilih
sebagai sarana atau media karena memiliki fungsi yang bisa dibaca
berulang-ulang dan dapat dibagikan kepada petani lain sebagai bahan
makaakanmembuatlebihmudahuntukdimengertioleh para pembaca.
9
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
G. DaftarPustaka
Arief Patanga dan Nurheti Yuliarti. 2016. Pembuatan, Aplikasi dan Bisnis Pupuk Organik dari Limbah Pertanian, Peternakan, dan Rumah Tangga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.