KARSINOMA SEL BASAL Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa kasus karsinoma sel basal ditinjau dari ilmu patologi anatomi Petunjuk Praktikum 1. Mahasiswa diberikan ilustrasi kasus disertai beberapa gambar 2. Mahasiswa mempersiapkan mikroskop dan preparat sesuai skenario 3. Mahasiswa mengamati, mengevaluasi, dan menganalisa preparat sesuai skenario. 4. Mahasiswa mengambar hasil mikroskopis yang telah diamati 5. Mengerjakan tugas-tugas pertanyaan yang telah disediakan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KARSINOMA SEL BASAL
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa kasus karsinoma sel basal
ditinjau dari ilmu patologi anatomi
Petunjuk Praktikum
1. Mahasiswa diberikan ilustrasi kasus disertai beberapa gambar
2. Mahasiswa mempersiapkan mikroskop dan preparat sesuai skenario
3. Mahasiswa mengamati, mengevaluasi, dan menganalisa preparat sesuai
skenario.
4. Mahasiswa mengambar hasil mikroskopis yang telah diamati
5. Mengerjakan tugas-tugas pertanyaan yang telah disediakan
Dasar Teori
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah keganasan kulit yang paling sering. Jarang
bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat menyebabkan
destruksi jaringan sekitarnya termasuk tulang rawan hidung dan sering rekuren.
Kira-kira 80% kasus ditemukan di kepala dan leher.
Seorang pria berusia 60 tahun dengan borok pada kaki kanan yang tidak sembuh-
sembuh walaupun dengan pengobatan antibiotika yang memadai. Borok tersebut
memberi aroma busuk yang khas. Dokter memutuskan operasi; jaringan hasil
operasi dikirm ke patologi anatomi.
Gambar 6. Penderita karsinoma sel skuamosa
Makroskopis :
Sepotong jaringan berkulit ukuran 7x5x2 cm dengan ulcus bergaris tengah,
terbesar 2 cm. Bagian tepi ulcus mengeras dan rapuh. Dibuat sayatan untuk
pemeriksaan patologi.
Mikroskopis :
Sediaan massa tumor berupa genjel-genjel terdiri dari sel-sel bentuk bentuk ovoid
13
sampai polighedral dengan sitoplasma berkeratin. Inti sel polimorfi bulat sampai
polyhedral, dan mitosis ditemukan, sitoplasma banyak eosinofilik. Ditemukan
mutiara tanduk.
Gambar 7. Mikroskopis karsinoma sel skuamosa
Kesimpulan : Karsinoma sel skuamosa
Tugas
1. Buat gambar yang terdapat pada mikroskop pratikum, beri keterangan
lengkap!
2. Bagaimana patofisiologi terjadinya karsinoma sel skuamosa?
3. Jelaskan perbedaan karsinoma sel skuamosa dengan melanoma!
4.
14
MELANOMA
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa kasus melanoma ditinjau dari
ilmu patologi anatomi
Petunjuk Praktikum
1. Mahasiswa diberikan ilustrasi kasus disertai beberapa gambar
2. Mahasiswa mempersiapkan mikroskop dan preparat sesuai skenario
3. Mahasiswa mengamati, mengevaluasi, dan menganalisa preparat sesuai
skenario.
4. Mahasiswa mengambar hasil mikroskopis yang telah diamati
5. Mengerjakan tugas-tugas pertanyaan yang telah disediakan
Dasar Teori
Melanoma
Melanoma adalah tumor ganas dari sel melanosit. Melanosit adalah sel yang
menghasilkan warna gelap melanin yang bertanggung jawab terhadap warna kulit.
Melanin dapat ditemukan diseluruh permukaan kulit termasuk pada mata dan
rektum. Melanoma dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh mengandung
melanosit.
15
Melanoma merupakan keganasan kulit yang jarang terjadi, tetapi mempunyai
prognosis yang buruk karena hampir 75% kematian akibat keganasan kulit
disebabkan oleh melanoma. Tiap tahunnya kurang lebih ditemukan 160.000,
kasus baru. Insidensi tertinggi ada pada negara Australia, New Zealand, North
America, and Northern Europe. Berdasarkan data WHO kira-kira48.000 kematian
diakibatkan oleh melanoma pertahun.
Terapi melanoma meliputi pembedahan, chemotherapy, immunotherapy, or
radiation therapy. Kesempatan sembuh sangat tinggi bila ditemukan melanoma
ditemukan pada stadium rendah dan dapat diangkat seluruhnya.
Penyebab
Melanoma dapat terjadi jika UV photon menyerang bagian chromophore pada sel
kulit. chromophore adalah bagian molekul yang dapat memberi warna kulit.
Ketika khromophore dirusak oleh sinar UV maka akan terbentuk radikal bebas O2
atau OH yang kemudian dapat merusak DNA yang kemudian menimbulkan
mutasi inti sel melanosit.
16
Genetik
Pada beberapa kasus, melanoma dapat terjadi pada keluarga. Beberpa gen dapat
menyebakan melanoma seperti gen MC1R, CDKN2A,CDK4, XP, MDM2
SNP309.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala melanoma dapat diketahui dengan cara melihat nodul kehitaman
kulit dengan ketentuan ABCDE, terutama pada melanoma yang baru tumbuh
Asymmetry
Borders (irregular)
Color (variegated), and
Diameter (greater than 6 mm (0.24 in), about the size of a pencil eraser)
Evolving over time
Untuk klasifikasi lanjut perlu tambahan pemeriksaan
Elevated above the skin surface
Firm to the touch
Growing.
Melanoma yang telah bermetastasis dapat menyebabkan non-specific
paraneoplastic symptoms termasuk mual, muntah dan fatigue.
17
Klasifikasi
Melanoma dibedakan menjadi beberapa type:
Lentigo maligna
Lentigo maligna melanoma
Superficial spreading melanoma
Acral lentiginous melanoma
Mucosal melanoma
Nodular melanoma
Polypoid melanoma
Desmoplastic melanoma
Amelanotic melanoma
Soft-tissue melanoma
Diagnosis
Melanoma ditegakkan diagnosis dengan histopatologi. Pemeriksaan fisik sangat
diperlukan untuk menemukan kasus-kasus baru terutama tahap awal.
Pemeriksaan itu adalah dengan metode ABCDE.
18
Gambar 8. ABCD rule illustration. On the left side from top to bottom: melanomas showing (A) Asymmetry, (B) a border that is uneven, ragged, or notched, (C) coloring of different shades of brown, black, or tan and (D) diameter that had changed in size. The normal moles on the right side do not have abnormal characteristics (no asymmetry, even border, even color, no change in diameter).
Gambar 9. Mikroskopis superficial spreading melanoma