Top Banner
IMPLEMENTASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 SIDOWALUYO KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MUHAMAD SYAHRIL NIM:822 464 784 Email:[email protected] ABSTRAK Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) ini dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1 mata pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam tiga tahapan, prasiklus dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2014, siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 November 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 November 2014. Pada kegiatan prasiklus hasil belajar siswa masih sangat rendah, setelah dilakukan penelitian pada siklus I ketuntasan KKM siswa sebanyak 16 siswa ( 53,33% ), yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (46,67%). Dan siklus II hampir seluruh siswa dapat menuntaskan KKM pada pelajaran Matematika yaitu sebanyak 27 siswa (90,00%), artinya hanya sebanyak 3 siswa (10,00%) yang belum tuntas. Dari hasil penelitian dengan adanya peningkatan disetiap siklusnya dapat disimpulkan bahwa implementasi diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: perbaikan pembelajaran, metode diskusi terbimbing, prestasi belajar. 1
29

Karil Muhamad Syahril

Jul 20, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Karil Muhamad Syahril

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAMUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VSDN 2 SIDOWALUYO KECAMATAN SIDOMULYO

KABUPATEN LAMPUNG SELATANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

MUHAMAD SYAHRILNIM:822 464 784

Email:[email protected]

ABSTRAK

Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) ini dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1 mata pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam tiga tahapan, prasiklus dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2014, siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 November 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 November 2014. Pada kegiatan prasiklus hasil belajar siswa masih sangat rendah, setelah dilakukan penelitian pada siklus I ketuntasan KKM siswa sebanyak 16 siswa ( 53,33% ), yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (46,67%). Dan siklus II hampir seluruh siswa dapat menuntaskan KKM pada pelajaran Matematika yaitu sebanyak 27 siswa (90,00%), artinya hanya sebanyak 3 siswa (10,00%) yang belum tuntas. Dari hasil penelitian dengan adanya peningkatan disetiap siklusnya dapat disimpulkan bahwa implementasi diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

Kata kunci: perbaikan pembelajaran, metode diskusi terbimbing, prestasi belajar.

1

Page 2: Karil Muhamad Syahril

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Problematika pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang

dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi yang ada,

pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Kondisi dilapangan saat ini menunjukkan bahwa masih diberlakukannya

sistem guru kelas di SD, cara pendekatan konvensional (ceramah) yang

tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan siswa di dalam kelas serta

pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoristik.

Konsekwensi dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan

sekaligus ujung tombak pencapaian pembaruan pendidikan, mereka berada

di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan

nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak langsung guru

dituntut lebih profesional, inovatif, perspektif dan proaktif dalam

melaksanakan tugas pembelajaran.

Pendekatan yang masih konvensional berpengaruh pada prestasi belajar

Matematika siswa. Hal ini terbukti dari rendahnya ulangan harian siswa

kelas V SDN 2 Sidowaluyo pada mata pelajaran Matematika. Sehingga

penulis memandang perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran.

Dalam perbaikan pembelajaran ini digunakan metode Diskusi Terbimbing,

yaitu pembelajaran dengan menerapkan sistem diskusi yang dibimbing

oleh guru secara mendalam. Sumber data peneliti menilai aktivitas belajar

siswa yaitu:

1. Daya serap terhadap pelajaran

2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan Judul “Implementasi Metode Diskusi Terbimbing Dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

2

Page 3: Karil Muhamad Syahril

Matematika Kelas V SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran

penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat adalah sebagai

berikut :

a. Rendahnya prestasi / hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika.

b. Anak belum berani bertanya untuk hal yang belum jelas kepada

guru.

c. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

2. Analisis Masalah

Dari hasil refleksi dengan teman sejawat ditemukan kendala-kendala

yang dihadapi, dan diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat

penguasaan siswa terhadap meteri pelajaran Matematika adalah

sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran kurang tepat sehingga rendahnya prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

2. Untuk memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran maka digunakan metode Diskusi Terbimbing.

3. Sebagai akibat kurang tepatnya dalam memilih metode

pembelajaran maka siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Hal-hal yang dapat mengatasi hal ini dikembalikan lagi pada

permasalahan yang ada di atas:

1. Lebih diperdalam lagi materi yang akan diajarkan

2. Dikurangi tingkat kecepatan dalam menyampaikan materi

3. Beri kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

jelas

4. Memposisikan siswa sebagai sahabat dalam proses pembelajaran

5. Gunakan media sesuai materi yang diajarkan.

3

Page 4: Karil Muhamad Syahril

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

a. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan Daya serap

terhadap pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun

2014?

b. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SDN 2

Sidowaluyo tahun 2014?

c. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini adalah:

a. Meningkatkan daya serap terhadap pelajaran

b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

a. Bagi Siswa

Yaitu untuk memudahkan bagi siswa memahami materi pembelajaran

sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat.

b. Bagi Guru

Yaitu agar guru dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya

metode Diskusi Terbimbing, sehingga guru lebih kreatif,

berpengalaman dan lebih inovatif.

c. Bagi Sekolah

Yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan SDN 2 Sidowaluyo.

4

Page 5: Karil Muhamad Syahril

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Mata Pelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang

teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi

di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal,

masalah terbuka dengan solusi masalah tidak tunggal, dan masalah dengan

berbagai macam cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami

masalah, membuat model Matematika, menyelesaikan masalah, dan

menafsirkan solusinya.

Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,

atau menjelaskan gagasan pernyataan Matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5

Page 6: Karil Muhamad Syahril

Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika

serta sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

B. Pengertian Belajar

Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku

sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan.

Belajar juga bisa dimaknai sebagai suatu proses mental yang terjadi di dalam

diri seseorang sehingga munculnya perubahan perilaku dan mengajar adalah

suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar (Aunnurahman, 2009: 3).

Di pihak lain Slameto (dalam Kurnia, dkk. 2007: 1) merumuskan belajar

sebagai proses suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungan.

Belajar adalah merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan.

Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan

kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal

yang harus dipelajari. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai

pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mereka mempelajari

sesuatu. Kemampuan awal itu akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi

pengetahuan yang baru. Dalam teori belajar konstruktivistik guru berperan

sebagai membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya,

melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri

(Budiningsih, 2005: 58-59).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi

secara terus menerus dengan lingkungannya. Apabila di dalam proses

pembelajaran seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan

kuantitas kemampuan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut

mengalami kegagalan di dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa

6

Page 7: Karil Muhamad Syahril

belajar merupakan upaya seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku, baik kualitas dan kuantitas melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.

C. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah “prestasi” dalam kamus Bahasa Indonesia berarti “hasil yang

dicapai”. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang

setelah melakukan usaha belajar.

Sutrisno, dkk. (2007: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif permanen dari keadaan sebelum belajar ke keadaan

setelah belajar. Maksud dari pernyataan ini bahwa kata kunci hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku. Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) menyatakan

bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar.

Anitah. W, dkk (2008: 2.19) juga mengatakan bahwa hasil belajar merupakan

kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar

harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan tingkah laku

yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu penilaian akibat dari proses interaksi siswa dengan lingkungan,

termasuk didalamnya adalah materi pembelajaran, baik aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor.

D. Pengertian Metode

Menurut Puspita (dalam Hairudin, dkk. 2007: 2), bahwa dalam dunia

pembelajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh

dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Sagala

(dalam Ruminiati, 2007: 2) juga menyatakan bahwa pengertian metode adalah

cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa

fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam

suatu strategi. Joni (dalam Anitah.W,dkk. 2008: 1.24) metode adalah berbagai

cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan

tertentu.

7

Page 8: Karil Muhamad Syahril

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kerangka pikir

untuk memulai sesuatu pekerjaan. Dalam konteks pembelajaran, metode

adalah cara untuk mengembangkan proses pembelajaran.

E. Pengertian Metode Diskusi

Menurut Aisyah (2007: 6) metode diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar

informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan

maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti

tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan

bersama.

Menurut Sanjaya, dkk. (dalam Abimanyu, 2008: 6) bahwa metode diskusi

diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif

pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Dalam percakapan

itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu

masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. Dalam diskusi ini

guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan

tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa yang dianggap cakap, walaupun

demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin

oleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi apabila siswa dalam kelas dibagi

menjadi beberapa kelompok diskusi, terutama pada kelas dengan jumlah

siswa banyak. Pemimpin diskusi harus mengorganisir kelompok yang

dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif,

dengan kata lain guru harus aktif membimbing kelompok diskusi.

Menurut Anitah. W, dkk (2008: 5.20) metode diskusi merupakan cara

mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu

problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau

keputusan secara bersama.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa

aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi siswa dapat bertukar pendapat dalam menanggapi sebuah

masalah pembelajaran Matematika, melatih siswa untuk bekerja sama, belajar

8

Page 9: Karil Muhamad Syahril

berdemokrasi, menghargai pendapat teman, sehingga dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

F. Tujuan Metode Diskusi

Menurut Abimanyu (2008: 6-18) tujuan metode diskusi adalah: (1)

Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik

yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan. (2) Mengembangkan

keberanian siswa mengemukakan pendapat. (3) Mengembangkan sikap

toleransi terhadap pendapat yang berbeda. (4) Melatih siswa mengembangkan

sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat,

menafsirkan dan menyimpulkan pendapat. (5) Melatih dan membentuk

kestabilan sosial-emosional.

G. Keunggulan Metode Diskusi

Menurut Abimanyu (2008: 6-18) keunggulan metode diskusi adalah : (1)

Dapat bertukar pikiran. (2) Dapat menghayati permasalahan. (3) Merangsang

siswa untuk berpendapat. (4) Mengembangkan rasa tanggung jawab. (5)

Membina kemampuan berbicara. (6) Belajar memahami pendapat atau pikiran

lain. (7) Memberikan kesempatan belajar.

H. Kelemahan Metode Diskusi

Menurut Abimanyu (2008: 6-18) kelemahan metode diskusi adalah : (1)

Relatif memerlukan waktu cukup banyak. (2) Jika siswa tidak memahami

konsep dasar permasalahan, maka diskusi tidak akan efektif. (3) Materi

pelajaran dapat menjadi luas. (4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja.

I. Macam-Macam Diskusi

Diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau

lebih/kelompok, untuk mendukung efektivitas penggunaan metode diskusi

perlu dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.

Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah

diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan

menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

Macam-macam diskusi antara lain : (1) Whole Group: bentuk diskusi kelas di

mana para peserta duduk setengah lingkaran; (2) Diskusi terbimbing (guided

discussion): Diskusi yang terdiri dari 4-6 orang peserta; (3) Buzz Group:

9

Page 10: Karil Muhamad Syahril

bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang di bagi-bagi menjadi kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta; (4) Panel: suatu bentuk

diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik

tertentu, dan duduk dalam bentuk semi melingkar; (5) Syndicate Group:

dalam bentuk diskusi ini kelas di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang

terdiri dari 3-6 peserta; (6) Symposium: dalam symposium biasanya terdiri

dari pembawa makalah penyangah, moderator, dan notulis, serta beberapa

peserta symposium; (7) Informal Debate: bentuk diskusi di bagi menjadi dua

tim yang seimbang; (8) Fish Bowl: diskusi ini terdiri dari beberapa orang

peserta dan pimpinan oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan; (9)

The Open Discussion Group: bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa

agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam

mengemukakan pendapat, Hasibuan (2004: 20).

J. Diskusi Terbimbing

Menurut Tri Mulyani (2006: 2) Metode diskusi terbimbing adalah proses

interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar

pengalaman, informasi dan memecahkan masalah dengan bimbingan dari

guru agar diskusi dapat berjalan dengan lancar.

Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran

dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan

ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan

pengajaran, Moedjiono (2004: 22).

Pendapat tersebut didukung oleh Syaiful Bahri yang menyatakan metode

diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan

kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang

bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama, Syaiful Bahri

(2000: 99). Metode diskusi dalam batas tertentu dapat dilaksanakan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Dari berbagai macam metode diskusi, dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode diskusi terbimbing saat pelaksanaan Penetitian

Perbaikan Pembelajaran pada semester ganjil SDN 2 Sidowaluyo dengan

tujuan memperoleh umpan balik mengenai sejauh mana tingkat keberhasilan

10

Page 11: Karil Muhamad Syahril

pembelajaran dapat dicapai serta membantu siswa yang pendiam untuk

mengemukakan pendapatnya.

Menurut Moedjiono (2004: 22) Diskusi kelas adalah salah satu diskusi yang

guru sebagai penyaji suatu masalah kepada siswa dan siswa sebagai anggota

diskusi menanggapi pokok masalah yang disampaikan. Menurutnya,

pimpinan diskusi tidak selalu guru tetapi dapat dilakukan oleh siswa dan

pembicaraan diatur ketua dan sekertaris diskusi. Lebih lanjut Moedjiono

berpendapat bahwa dalam diskusi kelas ini permasalahan yang diajukan akan

dicari jalan keluarnya dengan cara menampung berbagai pendapat, ide atau

gagasan. Guru atau siswa yang ditunjuk sebagai pemimpin diskusi mengambil

keputusan atas jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

Menurut Roestiyah (2001: 23) pemimpin diskusi haruslah seorang siswa yang

mengatur pembicaraan agar diskusi berjalan lancar. Seorang pemimpin

diskusi haruslah seorang yang memahami dan menguasai masalah yang akan

didiskusikan, berwibawa, dan disegani teman-temannya, berbahasa baik dan

lancar, dapat bertindak tegas, adil dan demokratis serta memiliki keterampilan

mengatur teman-temannya. Lebih lanjut menurutnya seorang guru harus dapat

berperan antara lain :

1. Pengatur lalu lintas pembicaraan

Pemimpin diskusi harus dapat mengatur duduk siswa sesuai teknik diskusi

bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut, menjaga agar

peserta tidak berebut dalam berbicara, dan mendorong peserta yang

pendiam dan pemalu.

2. Benteng penangkis

Bertugas mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi apabila

diperlukan dan memberi petunjuk apabila mengalami hambatan.

3. Penunjuk jalan

Bertugas memberi petunjuk umum mengenai kemajuan yang telah dicapai

dalam kelompok diskusi itu.

Dalam bagian akhir diskusi, kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan antara

lain : (a) memperhatikan permasalahan yang dibahas telah cukup dibicarakan

dan memberi bahan pertimbangan untuk membuat pemecahan atau

11

Page 12: Karil Muhamad Syahril

kesimpulan; (b) menyimpulkan berbagai pendapat; (c) diperlukan tindak

lanjut dalam bentuk tugas atau dicukupkan sampai pada kesimpulan; (d)

menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berhasil dengan baik dan

menghasilkan tujuan yang diharapkan.

Secara umum, menurut Moedjiono (2004: 24) peranan guru dalam diskusi

kelas antara lain :

1. Sebagai fasilitator

Guru hendaknya berusaha memberikan berbagai kemudahan belajar siswa

dengan cara memberikan berbagai kemungkinan sehingga siswa dapat

memanfaatkan fasilitas, bahan, alat yang diperlukan untuk menunjang

kegiatan belajar siswa melalui diskusi.

2. Sebagai pengawas

Guru sebaiknya mengawasi pelaksanaan diskusi dari segi teknis, materi,

aktifitas, dan arah serta sasaran sesuai dengan tujuan diskusi yang

diharapkan.

3. Sebagai ahli atau expert atau agent of instruction

Guru sebaiknya menguasai materi permasalahan yang didiskusikan agar

menjadi sumber dan pengarah siswa yang berdiskusi.

4. Sebagai penghubung kemasyarakatan atau sosializing agent

Guru dituntut untuk menguasai dan menunjukkan berbagai kemungkinan

ke arah pemecahan sesuai dengan perkembangan, kenyataan, dan nilai-

nilai dalam masyarakat.

Dari berbagai pendapat di atas mengenai metode diskusi terbimbing dapat

disimpulkan bahwa diskusi terbimbing merupakan proses komunikasi dua

arah dengan cara memberikan kesempatan pada kedua belah pihak untuk

dapat mencurahkan perasaan secara lebih terbuka sehingga memberikan

peluang untuk berkembangnya ide-ide dari seluruh siwa yang terlibat dan

berpartisipasi didalamnya secara lebih bebas.

K. Fungsi Diskusi Terbimbing

Metode diskusi terbimbing memang belum terbiasa digunakan oleh guru

untuk mata pelajaran Matematika. Mungkin hal ini disebabkan guru belum

mengerti bahwa metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangat

12

Page 13: Karil Muhamad Syahril

efektif untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya materi pelajaran

Matematika dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu mungkin guru

memang tidak tahu manfaat dari diskusi terbimbing, Zain (1995: 85).

Kemungkinan yang lain guru merasa khawatir kalau siswanya menjadi ribut

dan mengacaukan kelas bila menggunakan metode diskusi terbimbing.

Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran

dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan

ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan

pengajaran, Moedjiono (2004: 22).

Diskusi merupakan suatu pengalaman belajar yang melibatkan dua atau lebih

individu dan saling berhadapan muka serta berinteraksi secara verbal

mengenai tujuan dan sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi,

mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah, Wahab (1986: 320).

Pengalaman berdiskusi banyak memberikan keuntungan kepada siswa yang

menunjukkan kelebihan-kelebihan metode diskusi terbimbing antara lain: (a)

dapat berfungsi mengulangi bahan pelajaran yang telah disajikan; (b) dapat

menumbuhkan dan memperkembangkan sikap dan cara berpikir ilmiah; (c)

dapat membina bahasa para pelajar; (d) dapat memperkecil atau

menghilangkan rasa malu/takut serta dapat memupuk keberanian siswa; (e)

dapat memupuk kerja sama, toleransi dan rasa sosial, Moedjiono (2004: 26).

Kebaikan-kebaikan metode diskusi yang tersebut di atas, didukung oleh

Wahab dengan menyebutkan keuntungan-keuntungan penggunaan metode

diskusi, antara lain: siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam

memecahkan suatu masalah, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

masalah-masalah penting, dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan

berkomunikasi serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan, Wahab, (1986: 3.20).

Lebih lanjut Wahab mengemukakan bahwa diskusi dapat dilaksanakan dalam

kelompok besar dan dapat pula dalam kelompok kecil. Kegiatan dalam

kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar menukar informasi belum

tentu dapat disebut diskusi bila tidak memenuhi persyaratan tertentu. Menurut

Wahab (1986: 3.21) mengatakan bahwa kegiatan dan percakapan dalam

13

Page 14: Karil Muhamad Syahril

kelompok baru dapat disebut diskusi bila memenuhi syarat-syarat : (a)

melibatkan kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 anggota; (b) berlangsung

dalam interaksi tatap muka secara informal dimana semua anggota kelompok

mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar serta berkomunikasi secara

bebas dan langsung; (c) mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam kerja

sama antar anggota kelompok; (d) berlangsung menurut proses yang teratur

dan sistematis menuju suatu kesimpulan.

L. Langkah-langkah Penerapan Metode Diskusi Terbimbing

Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi terbimbing menurut Abimanyu

(2008: 6-20-6-21) meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Kegiatan Persiapan

1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi.

2. Mengidentifikasi masalah yang cukup sulit berupa problematik dan

memerlukan jenis diskusi yang cocok untuk memecahkannya.

3. Menentukan jenis diskusi yang cocok yang akan dikembangkan

apakah itu jenis diskusi kelas, kelompok kecil, simposium, atau

jenis diskusi panel. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang

ingin dicapai misalnya : jika tujuan diskusi merupakan persoalan

yang kompleks, maka kita pilih diskusi kelompok kecil, sedangkan

jika tujuannya untuk mengembangkan gagasan atau ide siswa maka

jenis diskusi simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang paling

tepat.

b. Kegiatan Pelaksanaan Metode Diskusi Terbimbing

1. Kegiatan pembukaan : Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang

harus dilakukan oleh guru, yaitu :

a. Guru menanyakan materi pelajaran yang pernah diajarkan

(apersepsi).

b. Guru mengemukakan permasalahan yang ada dimasyarakat yang

ada kaitannya dengan masalah yang akan didiskusikan.

c. Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara yang harus

diperhatikan dalam diskusi.

2. Kegiatan inti pembelajaran

14

Page 15: Karil Muhamad Syahril

a. Guru mengemukakkan materi pelajaran yang berupa problematik

yang akan didiskusikan, dan menjelaskan secara garis besar

hakikat permasalahan tersebut

b. Guru berusaha memusatkan perhatian peserta diskusi dengan

cara antara lain : mengingatkan arah dan cara diskusi yang

sebenarnya, mengakui kebenaran gagasan siswa dengan

menggalang bagian penting yang telah diucapkan siswa,

merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu sebelum

berpindah pada masalah berikutnya

c. Memperjelas uraian pendapat siswa karena ide yang

disampaikan kurang jelas sehingga sukar dimengerti oleh

anggota diskusi.

d. Menganalisis pandangan siswa karena terjadi perbedaan

pendapat antar anggota diskusi dengan jalan meneliti apakah

pernyataan dan alasan siswa tersebut mempunyai dasar yang

kuat dan benar, kemudian guru memperjelas hal-hal yang telah

disepakati dan yang tidak disepakati oleh anggota diskusi.

3. Kegiatan Penutup

a. Meminta siswa atau wakil kelompok melaporkan hasil diskusi.

b. Memi nta siswa lain atau kelompok lain mengomentari dan

melengkapi rumusan hasil diskusi.

c. Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses diskusi.

d. Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi.

III.PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

1. Lokasi

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika

tentang materi konsep perbandingan dilaksanakan di SDN 2

Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

2. Waktu

15

Page 16: Karil Muhamad Syahril

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika

tentang materi konsep perbandingan pra siklus dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 28 Oktober 2014, siklus pertama dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 3 November 2014 dan pada siklus ke kedua dilaksanakan

pada hari Kamis tanggal 6 November 2014.

Tabel 1. Uraian Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/Tanggal WaktuMata

Pelajaran Keterangan

1.

Selasa,

28 Oktober

2014

07.30 - 09.15 Matematika

Rencana

pembelajaran

( Pra Siklus )

2.

Senin,

3 November

2014

07.30 - 09.15 Matematika

Perbaikan

Pembelajaran

( Siklus 1 )

3.

Kamis,

6 November

2014

07.30 - 09.15 Matematika

Perbaikan

Pembelajaran

( Siklus 2 )

3. Mata pelajaran

Mata pelajaran yang diambil dalam melaksanakan penelitian untuk

dilakukan Perbaikan Pembelajaran adalah mata pelajaran Matematika.

4. Kelas

Kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas V ( Lima ) SDN

2 Sidowaluyo dengan jumlah siswa 30 siswa terdiri dari 9 siswa laki-

laki dan 21 siswa perempuan.

5. Karakteristik Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama proses

pembelajaran di SDN 2 Sidowaluyo input siswa masih sangat rendah.

Rendahnya input siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

adalah rendahnya pendidikan yang ditempuh orang tua siswa, berakibat

pada rendahnya perhatian orang tua siswa dalam mendukung

pendidikan yang ditempuh anaknya. Secara khusus karakteristik siswa

16

Page 17: Karil Muhamad Syahril

kelas V SDN 2 Sidowaluyo yang menjadi objek perbaikan

pembelajaran yaitu rendahnya prestasi belajar siswa, kurang berani

bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan kurang aktif dalam

proses pembelajaran.

B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran

Penelitian Perbaikan Pembelajaran pada mata pelajaran Matematika

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam proses belajar

mengajar selama 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ).

Berdasarakan fokus perbaikan dalam perumusan masalah dalam

pembelajaran Matematika, maka langkah-langkah yang diambil dalam

rencana perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Pra siklus

Materi pembelajaran Matematika pada siklus ini adalah tentang konsep

perbandingan.

a. Perencanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun perencaan,

sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pembelajaran.

2. Menyiapkan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran

yaitu metode diskusi terbimbing.

3. Menyusun tes awal

4. Menyusun tes akhir

b. Pelaksanaan

1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan

pertanyaan -pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman

siswa sehari-hari.

3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

4. Memperlihatkan contoh benda yang akan dibandingkan

harganya.

17

Page 18: Karil Muhamad Syahril

5. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.

6. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa

dengan bimbingan guru.

7. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran

yang telah disampaikan.

c. Pengamatan

Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervise

kelas ( obeservasi pelaksanaan proses belajar mengajar ). Dengan

menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran

dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan

mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan

menuju sasaran yang diharapkan.

d. Refleksi

Setelah pembelajaran pra siklus dilakasanakan, maka peneliti

bersama teman sejawat mengadakan kolaborasi untuk membuat

analisa, sintesa, interprestasi, atau penjelasan ( eksplanasi )

terhadap semua informasi yang diperoleh dalam proses

pembelajaran berlangsung dengan teman sejawat, kemudian

hasil temuan tadi didiskusikan untuk mengetahui persentase

pelaksanaan pra siklus dan ternyata hasil yang diperoleh belum

memuaskan dan temuan yang diperoleh adalah rendahnya

prestasi/hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika hal ini

disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat.

Dengan harapan untuk dapat diperoleh hasil yang lebih baik maka

peneliti melanjutkan pada siklus 1.

2. Siklus Kesatu

Pada Siklus 1 materi pembelajaran adalah konsep perbandinga

jumlah siswa yang ada didalam kelas.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil tindakan pra siklus maka peneliti menyusun :

18

Page 19: Karil Muhamad Syahril

1. Rencana perbaikan pembelajaran.

2. Membuat tes awal.

3. Menyiapkan metode yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

4. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu.

b. Pelaksanaan

1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-

hari.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

4. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode diskusi

terbimbing.

5. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi.

6. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa

7. Mengadakan tanya jawab tentang hal - hal yang belum

diketahui siswa.

8. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa

dengan bimbingan guru.

9. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran yang telah

disampaikan.

c. Pengamatan

Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas

(observasi pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan

menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui

sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana

yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh

proses yang terjadi dapat dilakasanakan menuju tujuan yang

diharapkan.

d. Refleksi

19

Page 20: Karil Muhamad Syahril

Semua yang telah ditemukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung didiskusikan dengan teman sejawat, hasil temuan

didiskusikan untuk mengetahui persentase pelaksanaan siklus 1 dan

hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan jenis

tindakan siklus 2, dan hasil siklus 1 masih belum optimal seperti

penulis harapkan sebab masih ada beberapa siswa yang kurang

aktif dalam proses pembelajaran berlangsung hal ini disebabkan

kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran.

3. Siklus Kedua

Pada siklus ke 2 materi pembelajarannya tentang dampak dari

globalisasi.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil tindakan siklus1, peneliti menyusun :

1. Rencana perbaikan pembelajaran

2. Membuat tes awal,

3. Pada siklus 2 tindakan yang direncanakan adalah penyesuaian

siswa terhadap materi pelajaran melalui metode diskusi

terbimbing.

4. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi

pembelajaran tentang konsep perbandingan.

5. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu.

b. Pelaksanaan

1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek kehadiran

siswa.

2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan –

pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-

hari.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

4. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melaksanakan

diskusi yang langsung dibimbing oleh guru.

5. Menjelaskan materi pembelajaran tentang konsep perbandingan.

20

Page 21: Karil Muhamad Syahril

6. Membimbing siswa dengan maksimal dalamdiskusi agar siswa

aktif dalam proses pembelajaran.

7. Mengadakan tanya jawab tentang hal – hal yang belum

diketahui siswa dengan menggunakan metode tanya jawab.

8. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

9. Mengerjakan evaluasi akhir pada pemahaman siswa dapat

diukur.

c. Pengamatan

Peneliti dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas

(observasi Pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan

menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran

dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui

seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju

sasaran yang diharapkan.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 ini hasil pembelajaran yang

diperoleh siswa sudah cukup baik, siswa dapat memahami materi

pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajar siswa sudah

memuaskan, antusiasme untuk bertanya kepada guru dan aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung.

C. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dikumpulkan

kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif bersumber dari analisis hasil evaluasi belajar

dan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.

Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa lembar kerja siswa dan tes

akhir, apabila hasil tes pada pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami

peningkatan maka, dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Diskusi

Terbimbing dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pelajaran Matematika dengan materi konsep Perbandingan.

21

Page 22: Karil Muhamad Syahril

Sedangkan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan adalah

banyak siswa yang mencapai KKM dihitung kemudian dipersentasekan,

dengan demikian peneliti dapat memperoleh gambaran keberhasilan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika dengan implementasi

metode diskusi terbimbing.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan dalam rangka perbaikan

pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2

Sidowaluyo dirasakan cukup berhasil, hal ini di lihat dari hasil evaluasi

siswa dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pada pra siklus

rata-rata kelas nilai pelajaran Matematika adalah 55,17 dengan nilai

terendah 28 dan nilai tertinggi 80. Ketuntasan hanya mencapai 30,00% dan

belum tuntas mencapai 70,00%.

1. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus I

a. Perencanaan pembelajaran

Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan

yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan

RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang

akan diajarkan. Pada siklus yang pertama ini guru sudah

menyiapkan RPP perbaikan. Setelah semuanya sudah siap guru

melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:

Kegiatan awal

1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan

pentingnya materi pembelajaran

2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep

perbandingan yang diketahui siswa

Kegiatan inti

Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep

perbandingan. Penjelasan disertai dengan tanya jawab agar

22

Page 23: Karil Muhamad Syahril

siswa aktif dalam proses pembelajaran, adapun dalam

penelitian ini siswa dibagi menjadi enam kelompok yang

masing-masing anggotanya terdiri dari lima siswa.

Kegiatan akhir

Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu.

b. Pelaksanaan tindakan

• Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan

sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan

• Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik

• Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses

pembelajaran.

c. Observasi

Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran

yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika.

d. Analisis Data

Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-

aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran.

2. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus II

a. Perencanaan pembelajaran

Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan

yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan

RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang

akan diajarkan. Pada siklus yang kedua ini guru sudah menyiapkan

RPP perbaikan yang kedua. Setelah semuanya sudah siap guru

melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:

Kegiatan awal

23

Page 24: Karil Muhamad Syahril

1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan

pentingnya materi pembelajaran

2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep

perbandingan yang diketahui siswa

Kegiatan inti

Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep

perbandingan dengan memperhatikan benda yang akan di

bandingkan harganya yang sudah disiapkan. Penjelasan

disertai dengan tanya jawab agar siswa aktif dalam proses

pembelajaran, adapun dalam penelitian ini siswa dibagi

menjadi enam kelompok yang masing-masing anggotanya

terdiri dari lima siswa. Setelah diskusi mempresentasikan

hasil diskusi.

Kegiatan akhir

Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu.

b. Pelaksanaan tindakan

• Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan

sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan

• Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik

• Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses

pembelajaran.

c. Observasi

Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran

yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran, pada dasarnya sama dengan sasaran observasi pada

siklus I, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika.

d. Analisis Data

Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-

aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa

24

Page 25: Karil Muhamad Syahril

dalam proses pembelajaran. Analisis data pada siklus II sama

dengan siklus I, perbedaannya terletak pada hasil yang diperoleh.

Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi terbimbing yang lebih mendalam dapat juga membantu

mencapai hasil yang memuaskan. Jadi, pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi terbimbing pada mata pelajaran Matematika

dengan materi konsep perbandingan dapat dikatakan berhasil. Lebih

jelasnya perbandingan hasil pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II

dapat di lihat pada diagram di bawah ini:

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil analisis yang dilakukan bahwa implementasi metode diskusi

terbimbing dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada umumnya berjalan sesuai rencana dan tujuan yang diinginkan. Pada

siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 62,33 setelah sebelumnya nilai rata-

rata 55,17 pada pra siklus, tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran

dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkat

dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus yang belum menggunakan

metode diskusi terbimbing.

Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 72,33

setelah sebelumnya nilai rata-rata 62,33 pada perbaikan pembelajaran

siklus I, aktifitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi terbimbing juga sudah cukup baik. Suasana

pembelajaran dapat kondusif, karena hampir seluruh siswa ikut

berpartisipasi dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga dapat

diperoleh hasil belajar yang maksimal yakni 90,00% siswa berhasil

mencapai hasil belajar yang memuaskan yaitu mencapai kriteria

ketuntasan minimal ( KKM ) pada pelajaran matematika kelas V SDN 2

Sidowaluyo. Adapun kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang sudah

ditetapkan adalah 65.

V. SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

25

Page 26: Karil Muhamad Syahril

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

a. Hasil belajar melalui implementasi diskusi terbimbing menunjukkan

hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang

mencapai 90% pada siklus II.

b. Peranan guru sebagai fasilitator sangat terasa, kehadiran guru sebagai

pembimbing dan sumber belajar pada setiap pembelajaran juga

berpengaruh besar dalam peningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Metode diskusi terbimbing dapat memotivasi belajar siswa

dengan baik serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat

belajar siswa.

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi diskusi terbimbing,

hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yang

signifikan. Secara berturut-turut berdasarkan Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II , hasil belajar Matematika kelas V SDN 2 Sidowaluyo

Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan dengan rata-rata

prestasi kelas sebesar 55,17 pada Pra Siklus, siklus I sebesar 62,33 dan

72,33 pada siklus II.

e. Implementasi metode diskusi terbimbing dan menggunakan alat peraga

benda nyata dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2 Sidowaluyo

Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

2014/2015. Itu terbukti dari peningkatan prosentase yang dicapai

siswa, dari 30,00% siswa yang tuntas menjadi 90,00%.

B. Saran Dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberi beberapa saran

yang perlu disampaikan oleh seorang guru dalam mengelola proses

pembelajaran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah :

26

Page 27: Karil Muhamad Syahril

a. Membuat kebijakan serta dukungan dalam pengembangan proses

belajar mengajar di sekolah.

b. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar

yang aktif disekolah.

2. Bagi Siswa :

a. Meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran

b. Meningkatkan pemahaman pada pelajaran bagi siswa sendiri.

3. Bagi Guru :

a. Dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran.

b. Hendaknya menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran

Matematika khusunya materi konsep perbandingan.

c. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan

menggunakan metode diskusi terbimbing yang maksimal yang

sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa lebih aktif dan

kreatif.

Sehubungan dengan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan untuk

dapat memanfaatkan dan mengembangan Penelitian Perbaikan

pembelajaran sehingga guru-guru yang memiliki masalah dalam

pembelajaran dapat menemukan solusi yang tepat.

Demikian laporan ini dibuat sebagai tindak lanjut dari kegiatan Penelitian

Perbaikan pembelajaran pada pelajaran Matematika. Besar harapan penulis

dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti

Depdiknas.

27

Page 28: Karil Muhamad Syahril

Aisyah, N. (2007). Pengembangan pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti.

Depdiknas.

Anitah, W. Sri dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Asra, dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti.

Depdiknas.

Aunurrahman. (2009). Penelitian pendidikan. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hairudin, dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dikti

Departemen Pendidikan Nasional.

Hasibuan. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kurnia, Ingridwati. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Ditjen

Dikti. Depdiknas.

Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:

Ditjen Dikti Depdiknas.

Sutrisno, Leo, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen pendidikan nasional.

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

TIM FKIP-UT. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional(PKP)-PGSD.

Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Wahab. (1986). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Wahab, A. A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

28

Page 29: Karil Muhamad Syahril

Zain, A. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

29