BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk
pati, kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi
dari aldehida atau keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai
sumber energi tubuh, tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan baku
untuk pembentukan senyawa baru yang memiliki kegunaan tertentu.
Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah menjadi etinol
dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.
Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat
paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan
gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering
diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa yang terdiri dari dua
monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida
terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun
dari banyak monosakarida.
Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia
Prancis dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O.
Dimana, dua unsur berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir
sama dengan unsur H dan O pada air. Perbandingan unsur H dan O
tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum Cn(H2O)m dimana n = m
merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki rumus
C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan
karbohidrat, seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan
molekul yang sama dengan karbohidrat.
Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan
diidentifikasikan berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian
tersebut akan memberikan reaksi yang spesifik. Untuk mengetahui
pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah percobaan ini
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Percobaan uji karbohidrat secara khusus ini dilakukan dengan
maksud untuk mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi
Molisch
2. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi
Benedict
3. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi
Fehling
4. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi
Tollens
1.3 Prinsip Percobaan
Penentuan sifat beberapa golongan karbohidrat dengan melakukan
pengamatan terhadap endapan sewaktu dipanaskan dan didinginkan
dengan pereaksi Molisch, Benedict, Fehling dan Tollens.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi
penting dalam tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat umumnya
digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida atau gula
sederhana yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8
atau 10 satuan monosakarida, contoh maltosa dan sukrosa,
polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang terdiri
dari ratusan bahkan ribuan contoh pati dan selulosa bila
polisakarida ini dihidrolisis maka akan dihasilkan satuan-satuan
monosakarida (Tim Dosen Biomedik, 2004).
Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdiri atas C, H, dan
O, nama-nama karbohidrat ini berasal dari percobaan. Bila gula
didalam tabung reaksi yang terbuka dibakar untuk waktu yang lama
maka akan memberikan sisa karbon hitam dan tetesan air yang
menembus pada dinding tabung, berdasarkan hasil dari hidrolisis
maka karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga yaitu, monosakrida,
oligosakarida, dan polisakarida (Wilbraham dan Matta, 1992).
Monosakarida atau gula sederhana pada hakekatnya adalah
merupakan aldehid dan keton polihidrokasi, walaupun dapat mencakup
pula glikoaldehida yang mempunyai satu gugus hidroksil.Monosakarida
berupa senyawa tanpa warna, aktif optic, dan laru dalam air serta
sebagian besar berupa rantai karbon lurus (Wilbraham dan Matta,
1992).
Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil
berada pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan
apakah gula termasuk deret D atau L. kedua deret gula terdapat di
alam walaupun L arabinose merupakan satu-satunya gula L yang lazim,
(sebagai komponen banyak polisakarida yang dapat atau terdapat
bebas dalam kayu Coniferae). Rumus aldehida rantai terbuka
disajikan agar memudahkan walaupun kita ketahui bahwa gula biasanya
terdapat sebagai hemiasetal siklik karena struktur seperti itu
mungkin. Heksosa lebih sering dijumpai sebagai cincin piranosa
anggota enam. Tetapi dalam beberapa kasus dapat dijumpai pula
sebagai cincin furanosa atau cincin piranosa. (Wilbraham dan Matta,
1992).
Gula bebas utama dalam tumbuhan monosakarida, yaitu glukosa dan
fruktosa (dan disakarida, yaitu sukosa) bersama-sama dengan
sesepora xilosa, ramose, an glaktosa. Gula lain yang terdapat dalam
jumalah sesepora ialah gula fosfat, yang terlibat dalam
metabolisme, senyawa ini mudah sekali, terhidrolisis menjadi gula (
Pine, dkk., 1998 )
Ada lima gula yang biasanya dijumpai sebaai komponen glikosida
dan polisakarida serta kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut
pemisahan dan identifikasi mereka. Dua berupa heksosa, yaitu
glukosa dan galaktosa, dua lagi berupa xilosa dan arabinose dan
satu lagi berupa metil pentosa yaitu ramnosa. Yang terdapat agak
umum ialah asam uronat yaitu asam glukuronat dan galakturonat.
Hetiga yaitu menosa, juga terdapat umum dalam polisakarida. Gula
pentosa, yaitu ribose dan doksiribosa, yang berturut-turut
merupakan komponen RNA dan DNA, perlu disebutkan disini, tetapi
jenis gula ini jarang dijumpai dalam tumbuhan ( Pine, dkk., 1998
).
Oligosakarida adalah polimer yang terbentuk dengan,
menggabungkan beberapa satuan monosakarida melalui ikatan
glikosida. Walaupun oligosakarida menurut perjanjian terbatas dalam
molekul yang mengandung satuan monosakarida kurang dari sepuluh,
oligosakarida paling umum hanya mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan
satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu kasus yang aneh
ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli
(Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan
akrena itu dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan
polisakarida. Kelompok rafinosa dan platinosa yang termaksud dalam
oligosakarida, keduanya terdapat secara luas dalam tumbuhan tinggi,
rafinosa mungkin lebih tersebar luas. Oligosakarida larut dalam
air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan dari monosakarida
dengan cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat
mereduk hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat
merenduksi atau tidak mereduksi, bergantung pada apakah gugus
karbonil yang berpotensi mereduksi atau tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan gilkosida atau tidak oligosakarida terdapat pula
sbagai komponen glikosida. Misalnya, rutinose merupakan bagian
senyawa flafonoid rutin dan hesferidin tetapi tampaknya tidak
trdapat dalam bentuk bebas. Oligosakarida langkah lain yang
merupakan bagian dari glikosida steroid dan triterpenoid. Beberapa
fruktosil sukrosa (ketosa) yang terdapat dalam monocot mungkin
senyawa antara biosintesis fruktan. (Petrucci dan Suminar,
1985).
Polisakarida atau glikan berdasarkan kesepakatan didenifisikan
sebagai polimer monosakarida (dan turunannya) mengandung sepuluh
satuan atau lebih. (Petrucci dan Suminar, 1985).
Karbohidat adalah senyawa kompleks yang terdiri atas unsure
karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus molekul
CnH2nOn. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada
respirasi sel, satu gram molekul karbohidrat menghasilkan energi
4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan uap air. Hasil
pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian penting
dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan
dalam setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden dan Fessenden,
1999).
Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus
ini maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan
suatu karbon yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan
atom-atom tidak ada hubungan dengan molekul air. Dua jenis
karbohidrat yang lazim adalah pati dan selulosa. Keduanya mempunyai
molekul yang besar sekali dengan berat molekul sampai ratusan ribu.
Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul. Masing-masing
merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan
selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang
seperti halnya seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai.
Mata rantai pada selulosa sama dengan mata rantai pada pati, yaitu
unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi molekul glukosa
adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer.
(Fessenden dan Fessenden, 1999).
GULA
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon
dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya
menjulur diatas dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom
karbon glukosa itu berjumlah enam maka ia disebut heksosa. Dua
heksosa lain yang lazim didapat adalah galaktosa, gula yang
terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat dalam
madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang
sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya
berbeda-beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom
hydrogen dan gugus hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada
galaktosa gugus hidroksil menjulur keatas cincin sedangkan pada
glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang ikut membentuk
cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang
mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut
isomer. (Respati, 1986).
PATI
Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama
amilosa yang terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa
(disebut juga residu) yang linear dan tak bercabang. Yang kedua
adalah amilopektin yang bebrbeda dengan amilosa karena bercabang
banyaknya Jumlah seluruh residu glukosa didalam satu amilopektin
ada beberapa ribu. Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat
dimanfaatkan sebagai depot penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang
kelebihan glukosa merubahnya menjadi pati sebagai simpanan. Sebelum
pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati tersebut harus dicerna
dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak kembali
Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk
membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur
amilopektin , tetapi cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih
banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)
SELULOSA
Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling
banyak terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar
dari bahan yang diperlukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian
besar terdiri atas selulosa sedangkan kapas dan kertas hampir
merupakan selulosa murni (Sastrohamidjojo, 2005)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan
Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak
nitrat, larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa
10 %, larutan amilum 10 %, larutan iodium , larutan tembaga sulfat
( Pb(NO3)2 ) 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, larutan AgNO3, larutan
natrium hidroksida ( NaOH ) 2 M dan larutan FeCl3 0,1 M
3.2 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia,
lampu spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 MONOSAKARIDA
A. Reaksi Glukosa dengan Larutan perak Beramoniak
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.
Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali,
selanjutnya memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa
10 %. Mengocok dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia
yang berisi air panas selama beberapa menit. Mengamati perubahan
yang terjadi.
B. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1
ml larutan fehling B kocok, menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %.
Memasukkan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi air panas
selama 1 menit. Mengamati Perubahan yang terjadi.
C. Uji Benedict
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict.
Menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke
dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit.
Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi.
3.3.2 DISAKARIDA
A. Reaksi Sukrosa dengan Larutan perak Beramoniak
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.
Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali,
selanjutnya memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa
10 %. Mengocok dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia
yang berisi air panas selama beberapa menit. Mengamati perubahan
yang terjadi.
B. Uji Benedict
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict.
Menambahkan 1 ml larutan sukrosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke
dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit.
Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi.
3.3.3 POLISAKARIDA
A. Reaksi Amilim dengan Yodium
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %.
Menambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 M. Mengamati perubahan yang
terjadi. Memanaskan tabung reaksi selama beberapa menit.
Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi selanjutnya.
B. Hidrolisis amilum
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2 %,
menambahkan 10 tetes larutan HCl pekat, memanaskan tabung reaksi
sampai larutan mendidih selama beberapa menit.
Menambahkan beberapa tetes NaOH 10 % sampai larutan bersifat
basa. Mengambil 3 mil larutan ini dan memasukkna ke dalam tabung
reaksi yang lain dan manambahkan 2 ml larutan benedict kemudian
panaskan selama 5 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.
C. Reaksi Trommer
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %.
Menambahkan 10 tetes larutan NaOH 10 % kemudia menambahkan tetes
per tetes larutan CuSO4 0,1 M sambil dikocok sampai endapan yang
terjadi tepat larut kembali, kemudian memanaskan tabung reaksi
perlahan lahan dan mengamati perubahan yang terjadi.BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Pengamatan
A.Monosakarida
1.Reaksi Adisi
Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan
AgNO3 + sedikit NH4OHPutih keruh
AgNO3 kelebihan NH4OHBening
AgNO3 + NH4OH + glukosaBening
AgNO3 + NH4OH + glukosa dipanaskanEndapan cermin perak
2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan
Fehling A + Fehling BBiru jernih
Fehling + GlukosaBiru Keruh
Fehling + Glukosa dipanaskanEndapan merah bata
3. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan
Benedict + GlukosaBiru
Benedict + Glukosa dipanaskanEndapan merah bata
B. Disakarida
1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan
Larutan perak beramoniakBening
Larutan perak beramoniak + SukrosaBening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa dipanaskan Endapan cermin
perak
2. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan
Benedict + SukrosaLarutan biru
Benedict + Sukrosa dipanaskanLarutan biru
C. Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium
Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan
Larutan amilumBening
Amilum + I2Biru ungu
Amilum + I2 panasBening
Amilum + I2 dinginBiru
2. Reaksi Trommer
Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan
Amilum + NaOH + CuSO4Biru muda
Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 1 menitEndapan biru muda ke
bawah
Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 2 menitEndapan biru muda ke
atas
Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 3 menitEndapan biru muda ke
bawah
4. 2 Reaksi
4.2.1 Monosakarida
Mutarotasi
Glukosa + Perak Beramoniak
AgNO3 + NH4OH Ag2O + NH4NO3 Ag2O + NH4OH 2[ Ag(NH3)2]+ +
5OH-
+ 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-
+ 2Ag + 4NH3 + 4H2O
cermin perak
Glukosa + Fehling
+ 2CuO + Cu2O
orange
Glukosa + Benedict
+ 2CuO + Cu2O
merah bata
4.2.2 Disakarida
Sukrosa + Perak Beramoniak
HOH2C O H
O OH H + 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-
CH2OH
H OH
Sukrosa + Benedict
HOH2C O H
O OH H + 2CuO
CH2OH
H OH
4.2.3 Polisakarida
Amilum + Iodium
n
CH2OH
O
H
O
OH H
H OH
CH2OH
CH2OH
O O
H H
O O O
OH H OH H didinginkan
H OH H OH n
Reaksi Trommer
CH2OH CH2OH
O O
H H H H
O +
OH OH H OH H OH
H OH H OH
+ 2CuO + Cu2O
merah bata4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan
dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada
dinding tabung reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan
dengan larutan fehling maka akan memberikan endapan merah bata,
yang merupakan endapan dari Cu2O. Kedua hasil tersebut sesuai
dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa larutan glukosa dapat
mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan endapan
kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata.
Setelah lerutan benedict ditambahkan larutan glukosa, aldehida akan
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ yang ditandai dengan berubahnya
larutan dari biru menjadi merah bata.
Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika
direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan
cermin perak pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan, hal ini
karena bila dipanaskan iodnya akan hilang atau lemas. Bila
direaksikan dengan larutan benedict akan memberikan warna biru
muda. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan larutan perak
beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan hasil
reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi
monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal
ini yaitu glukosa yang beraksi dengan larutan perak beramoniak
membentuk cermin perak
Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah
amilum, jika amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan
larutan yang berwarna biru, yang disebabkan adanya molekul amilosa
pada amilum yang membentuk senyawa dengan I2, bila larutan
dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan jernih,
tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini
disebabkan karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan
semu yaitu ikatan yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer
warna larutan sebelum dipanaskan biru dan setelah dipanaskan
terdapat endapan biru yang merupakan hasil oksidasi
Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan
dengan teori yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan
dalam skala pencampuran dan pengamatan reaksi serta kurang cermat
dalam penentuan warna hasil reaksi faktor yang lain yaitu alat yang
digunakan belum bersih sehingga larutan dapat bereaksi dengan zat
lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi
positif dengan membentuk cermin perak
2. Sukrosa tidak bereaksi dengan larutan perak beramoniak dan
benedict
3. Amilim bereaksi positif dengan larutan iod dan Trommer.
5.2 Saran
Alangkah baiknya bila asisten menjelaskan lebih rinci lagi
mengenai prosedur kerja percobaan yang akan dilakukan.
Asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya dalam
melakukan percobaan
- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan
hendaknya memadai jumlahnya.
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR PUSTAKAFassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia
Organik, Erlangga, Jakarta.
Pine, S. H., Hendrickson, J. B., Cram, D., Jack Hammand, Kimia
Organik 2, ITB, Bandung.
Petrucci, R. dan Suminar, 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern, Erlangga, Jakarta.
Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara
Baru, Jakarta.
Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University
Press, Jogjakarta.
Wilbraham, C. A. dan Matta, S. M., 1992, Pengantar Kimia Organik
dan Hayati, ITB, Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KARBOHIDRAT
NAMA : Muh. Mulyadi Nahrun
NIM
: H31106023
GOL/ KELOMPOK : MIPA 5/ III
HARI/ Tgl PERCOBAAN : SELASA/ 14 November 2006
ASISTEN
: Erna Mayasari
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2006
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H OH
H OH
CH2OH
O
H H H
OH OH H OH
H OH
CH2OH CH2OH
O O
H H
O O O + n NaOH
OH H OH H
H OH H OH n
CH2OH CH2OH
O I O
H H
O O O
OH H OH H
I
H OH H OH n
CH2OH
I O
H
O O
OH H
I
H OH n
CH2OH
O
H H
OH OH H
H OH
CH2OH
O
H H
OH OH H
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
O O
H H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
OH O
H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H OH
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H H
H OH
CH2OH
O
H H H
OH OH H OH
H OH
CH2OH
OH O
H H
C
OH OH H H
H OH
Makassar, 14 November 2006
Praktikan
( Muh. Mulyadi Nahrun )
Asisten
( Erna Mayasari )