BAB I
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP
ANALISIS KARBOHIDRAT
OLEH
KELOMPOK III
1. VIVI AFRIANI2. YULIANTI PATTANG
3. MELISA AMIR
4. UMMU SUMAYAH
5. RISYAH
6. DILLA PARAMITA
7. GRACE TRIFENA
GOLONGAN SABTUASISTEN : SITTI KHULIQAT AQNA
MAKASSAR
2 0 1 3
BAB IPENDAHULUANI.1. Latar BelakangKarbohidrat sangat akrab
dengan kehidupan manusia. Karbohidrat adalah sumber energi utama
manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat
adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran
dan lain sebagainya.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang
berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1
gram karbohidrat hanya 4 kal (kkal) bila di banding protein dan
lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu
beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary
fiber) yang berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan
lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat
dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Banyak cara untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu
bahan antara lain dengan uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji
kualitatif karbohidrat diantaranya yaitu: uji Molisch, uji Iod, uji
Fehling, uji Seliwanoff, uji Bial, dan lainnya. Pada praktikum kali
ini akan dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan uji Molisch,
Tollens, Seliwanorf, Benedict, Fehling, Iod, Bial, Barfoed, dan
hidrolisis amilum.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami beberapa cara mengidentifikasi
senyawa-senyawa karbohidrat.
I.2.1. Tujuan Percobaan
Mengetahui sampel yang merupakan karbohidrat dan bukan
karbohidrat pada uji molisch, uji tollens, uji benedict, uji
seliwanorf, uji fehling, uji iod, uji bial, uji barfoed dan uji
hidrolisis amilum pada sampel sukrosa, laktosa, fruktosa, terigu,
pisang, air kelapa, gula Tropicana Slim, tepung beras, urin, dan
urin patologis.I. 3 Prinsip Percobaan
1. Uji Molisch
Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi
monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh
asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural
atau hidroksil metil furfural dengan -naftol akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian
asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi -naftol
melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna ungu yang
terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat pekat. Dehidrasi pentosa oleh asam akan
dihasilkan furfural, dehidrasi heksosa menghasilkan hidroksi metil
furfural dan dehidrasi ramnosa menghasilkan metil furfural.
(5:79)
2. Uji Seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih
cepat jika dibandingkan dengan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal
ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih dahulu
mengalami transformasi menjadi ketosa. Dengan demikian aldosa akan
bereaksi negatif pada uji Seliwanoff. Pada pengujian ini furfural
yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan
resorcinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Sebagai zat
untuk dehidrator dapat digunakan asam klorida 12% atau asam asetat
atau asam atau asam sulfat alkoholik. (5:79)
3. Uji Barfoed
Larutan Barfoed (campuran kupri asetat dan asam asetat) akan
bereaksi dengan gula reduksi sehingga dihasilkan endapan
kuprooksida. Dalam suasana asam ini gula reduksi yang termasuk
dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat
dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah
kecuali pada waktu percobaan yang diperlama. Uji ini untuk
menunjukkan gula reduksi monosakarida. (5:80)4. Uji Iodin
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan
larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis
karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru,
amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen
maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat. (2:63)5.
Uji Fehling
Larutan fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat,
Na-K-tartrat dan NaOH dengan gula reduksi dan dipanaskan akan
terbentuk endapan yang berwarna hijau,kuning-orange atau merah
bergantung dari macam gula reduksinya. (2:65)6. Uji Benedict
Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga sulfat dalam larutan
natrium karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi glukosa.
Dimana glukosa terlebih dahulu dioksidasi dalam bentuk garam asam
glukoronat. Reaksi ini juga akan membentuk endapan merah bata Cu2O
dan produk oksidasi lainnya. (5:82)7. Uji Hidrolisis Amilum
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati
dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang
akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir
ditegaskan dengan uji Benedict. (2:64)8. Uji Tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton.Pembuatan Pereaksi
Tollens dengan mencampurkan AgNO3dengan NaOH 10% akan menghasilkan
pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat dan
ditambahkan larutan amonia, amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak yang digunakan untuk meguji sampel termasuk ke
dalam senyawa aldehid atau senyawa keton dengan terjadi perubahan
warna larutan menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna
hitam, kemudian dipanaskan terjadi lagi perubahan yaitu warna
larutan abu-abu keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada
dinding tabung reaksi dan endapan berwarna kehitaman, setelah
larutan didinginkan warna larutan berubah lagi menjadi bening
kehijauan dan endapannya berwarna hitam merupakan senyawa aldehid,
dan terjadi perubahan warna pada sampel berubah menjadi coklat dan
terbentuk endapan abu abu kemudian pada saat dipanaskan warna
larutan berubah warna dan terdapatnya endapan hitam atau ungu
merupakan senyawa keton. (2:69)9. Uji Bial
Uji Bial digunakan untuk mengidentifikasi adanya pentosa. Dasar
teori dari uji bial adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat
menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol (3,5-dihidroksi
toluena) dalam pereaksi Bial akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. (2:71)BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1. Teori
Umum
II. 1. 1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat yaitusenyawa organik terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan
perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat
adalahkomposisi yang terdiri dari elemen karbon, hydrogen dan
oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum,
umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam tumbuhan
(Pekik, 2007).Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan anhidrat
(H2O). Rumus umumnya dikenal sebgai Cx(H2O)n. (1:6)
Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang
berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui
proses fotosintesis, sedangkan hewan tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. Karbohidrat merupakan
sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme.
(2:42)
Karbohidrat merupakan salah satu makromolekul alam yang banyak
ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Pada tanaman
karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan
molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis
: (1:6)
nCO2 + nH2O
(CH2O)n + nO2II. 1. 2. Penggolongan Karbohidrat
Adapun karbohidrat sederhana dapat digolongkan menjadi :
(2:44-46)1. MonosakaridaSebagian besar monosakarida dikenal sebagai
heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom
hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara
terpisah atau sebagai gugus hidroksil(-OH). Ada tiga jenis heksosa
yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan
jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6
atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan
atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon.
Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan
dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut.Monosakarida yang terdapat di alam pada
umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil
ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya
dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa
lain dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai
lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa.
a. Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat
luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah,
sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu.
Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa
merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi.b. Fruktosa, dinamakan juga
levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun
strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot
kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.c. Galaktosa,
tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa,
akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.d. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun
pasir, seperti di Israel terdapat di dalam makanan yang mereka olah
untuk membuat roti.e. Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan
makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak terlalu
dibutuhkan sebagai sumber energi.2. DisakaridaAda empat jenis
disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan
trehaltosa.Trehaltosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi, oleh
karena itu akan dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas
dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi
kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan
glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini
biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan
membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya
karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa
yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua
molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat
pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah
fruktosa dan galaktosa.a. Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula
tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri
atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui
proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banyak
digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui
proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam
buah, sayuran, dan madu.b. Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas
di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang
terjadi pada tumbuh- tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah
dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.
c. Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri
atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase
ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak
dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh,
yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang
tua. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam
manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.d.
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan
dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur
terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.3.
Gula AlkoholGula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula
dibuat secara sintesis. Ada empat jenis gula alkohol yaitu
sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.a. Sorbitol, terdapat di
dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa.
Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam
glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Struktur kimianya dapat dilihat di
bawah. Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus
pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat
kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa,
diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa.
Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa.
Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare
pada pasien diabetes.b. Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang
dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di
dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo
manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol
ini banyak digunakan dalam industri pangan.c. Inositol merupakan
alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam
banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.4.
OligosakaridaOligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh
monosakarida.a. Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah
oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat du dalam biji
tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah oleh
enzim-enzim perncernaan.b. Fruktan adalah sekelompok oligo dan
polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat
dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam serealia,
bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan
secara berarti. Sebagian ebsar di dalam usus besar
difermentasi.Adapun karbohidrat kompleks dapat digolongkan menjadi:
(2:47-48)
1. PolisakaridaKarbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai
tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai
panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam
ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida
nonpati.a. Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam
tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan
manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian,
biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya
dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain, bergantung jenis
tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain
dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya
mengentalkan, dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit
glukosa yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin adfalah polimer
yang susunannya bercabang-cabang dengan 15-30 unit glukosa pada
tiap cabang.b. Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan
pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin
merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube
feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin,
maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari
sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih
kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare.c. Glikogen dinamakan
juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di
dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati
dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan
selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan
untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen
dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan
semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya
dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam
jaringan lemak.2. Polisakari dan Nonpati/SeratSerat akhir-akhir ini
banyak mendapat perhatian karena peranannya dalam mencegah berbagai
penyakit. Ada dua golongan serat yaitu yang tidak dapat larut dan
yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air adalah
selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air
adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal.Karbohidrat
mempunyai fungsi yang amat penting dalam kehidupan seluruh
organisme. Kabohidrat bisa dalam bentuk sederhana (monomerik) dan
dalam bentuk komponen (polimerik). Karbohidrat digolongkan juga
atas karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan dapat dicerna. Yang
dalam bentuk karbohidrat mudah dicerna adalah pati, amilum yang
strukturnya dalam bentuk alpha 1,4 dan alpha 1,6 sedangkan
karbohidrat serat biasanya berbentuk struktur beta 1,6 misalnya
pektin dan selulosa. (6:21)Adapun gugus aldehida dapat ditunjukkan
dengan : (5:78)1. Adisi HCN menghasilkan siano hidrin dan perubahan
dari senyawa ini menjadi heptanoat.
2. Reduksi glukosa menjadi sorbitol C6H14O6.3. Okisidasi glukosa
menjadi asam glukonat, asam glukonat dapat dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam glukorat, menunjukkan bahwa glukoa mengandung pula
gugus CH2OH. Glukosa membentuk penta asetat, sedang sarbitol
membentuk asetat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehid atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa
ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil
(sebagai aldehid atau keton) dan banyak gugus hidroksil. (7:241)II.
1. 3. Struktur KarbohidratMolekul karbohidrat terdiri atas atom
atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh
molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6sedangkan rumus
sukrosa adalah C12H22O11.Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom
hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1,
sedangkan pada sukrosa 22:11. (6:24)Dengan demikian dahulu orang
berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena inilah maka
dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari karbon yang berarti
mengandung unsur karbon dan hidrat yang berarti air. (6:24)Pada
senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu gugus
OH, gugus aldehid atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain
mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus
fungsi, ada pula hubungannya dengan sifat fisika, dalam hal ini
aktifitas optik. (5:35)Rumus Fischer : molekul KH terbentuk dari
rantai atom C & tiap atom C mengikat atom/gugus atom C mengikat
4 atom dengan tiap sudut 109o tetrahedron dengan atom C sebagai
pusatnya.a. Bila C mengikat 4 atom/gugus yang berlainan: atom C
asimetrik/tidak simetrik.b. Struktur senyawa yang membentuk
bayangan cermin senyawa semula : pasangan enansiomer.c. Rumus
proyeksi:
Rumus struktur gliseraldehida punya titik lebur & kelarutan
dalam air yang sama, perbedaan sifat pada pemutaran bidang getar
cahaya terpolarisasi/rotasi optik. Senyawa yang dapat menyebabkan
rotasi optik. Enansiomer yang memutar cahaya terpolarisasi ke kanan
diberi tanda (+) atau D (dekstro); yang memutar ke kiri diberi
tanda (-) atau L (levo).
a. Besarnya sudut putar/rotasi () tergantung jenis senyawa,
suhu, panjang gelombang cahaya terpolarisasi & banyaknya
molekul pada jalan yang dilalui.b. Rotasi spesifik : rotasi yang
dihasilkan 1 gr senyawa dalam 1 ml larutan dalam suatu sel
sepanjang 1 dm pada suhu & panjang gelombang yang ditentukan
(589,3 mu atau 5893 A ~ garis D natrium, 20). (4:27)
= rotasi spesifik menggunakan cahaya D natrium pada suhu 20C =
sudut rotasi yang diamati pada polarimeter
I = Panjang sel dalam (dm)
c = konsentrasi larutan (gr/ml)
Harga rotasi spesifik KH pada 20 dengan sinar
natrium_________________________________________________________D
fruktosa- 92,4
sukrosa+ 66,5D galaktosa+ 80,2
maltosa+ 130,4L arabinosa+ 104,5gula invert- 19,8D manosa+
14,2
dekstrin+ 195D arabinosa- 105
amilum+ 196 lebihD xilosa
+ 18,8
glikogen+ 196 197a. Rumus HaworthJika kristal glukosa murni
dilarutkan dalam air maka larutannya akan memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila dibiarkan, terlihat sudut
putaran berubah menjadi makin kecil hingga tetap.
MUTAROTASI : perubahan rotasi/putaran. Sir Walter Norman Haworth
(1883-1950) ahli kimia Inggris mengusulkan rumus struktur KH :
bentuk cincin FURAN atau PIRAN
b. Rumus fischer
Seperti senyawa organik lainnya, molekul karbohidrat terbentuk
dari rantai atom karbon dan tiap atom karbon mengikat atau gugus
tertentu. Apabila atom karbon mengikat empat buah atom atau gugus,
maka terbentuk sudut antara dua ikatan yang besarnya 1090C.II. 1.
4. Sifat Kimia Berbeda dengan sifat fisika yang telah diuraikan,
yaitu aktifitas optik, sifat kimia karbohidrat berhubungan erat
dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya, yaitu OH, gugus
aldehida dan gugus keton. (9:27)1. Sifat MereduksiMonosakarida dan
beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam
suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk
keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif.
Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau
keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi
reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat
pada pereaksi-pereaksi tertentu.
2. Pembentukan FurfuralDalam larutan asam yang encer, walaupun
dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan
dengan kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau
derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi
atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.Pentosa-pentosa
hampir secara kuantitatif semua terdrhidrasi menjadi furfural.
Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetil
furfural. Oleh karena furfural dan derivatnya dapat membentuk
senyawa yang berwarna apabila direaksikan dengan naftol atau timol,
reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal karbohidrat.3.
Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazina
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik
lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat
penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat
dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa
monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat
dalam urine wanita dalam masa menyusui.4. Pembentukan Ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya
ester apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai
beberapa gugus OH dan dengan asam fosfat. Ester yang penting dalam
tubuh kita adalah D glukosa-6-fosfat dan D-fruktosa-1,6-difosfat.
Kedua jenis ester ini terjadi dari reaski monosakarida dengan
adenosintrifosfat (ATP) dengan bantuan enzim tertentu dalam tubuh
kita Proses esterifikasi dengan asam fosfat yang berlangsung dalam
tubuh kita disebut juga proses fosforilasi. Pada glukosa dan
fruktosa, gugus fosfat dapat terikat pada atom karbon nomor 1,2,3,4
atau 6. Pada D-glukosa-6-fosfat, gugus fosfat terikat pada atom
nomor 6, sedangkan pada dan D-fruktosa-1,6-difosfat dua gugus
fosfat terikat pada atom karbon nomor 1 dan 6.5. Isomerisasi
Kalau dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak
demikian halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer.
Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah sebagai menjadi
fruktosa dan manosa. Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan
keseimbangan. Demikian pula apabila yang dilarutkan itu fruktosa
atau manosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida akan tercapai
juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruon van
Eckenstein yang berlangsung melalui proses enosisasi.6. Pembentukan
Glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metil alkohol, menghasilkan
dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain
dan keduanya tidak memiliki sifat aldehid. Keadaan ini membuktikan
bahwa yang menjadi pusat reaski adalah gugus OH yang terikat pada
atom karbon nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan
disebut secara umum glikosida. Ikatan yang terjadi antara gugus
metil dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dab gugus OH
yang bereaksi disebut gugus OH glikosidik.II. 1. 5. Proses
Metabolisme Karbohidrat
Proses-proses pada metabolisme karbohidrat : (9:184-196) 1.
Glikolisis
Glikogen adalah molekul polisakarida yang tersimpan dalam
sel-sel hewan bersama dengan air dan digunakan sebagai sumber
energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi
glukosa, sumber energi yang penting bagi hewan. Banyak penelitian
telah dilakukan pada glikogen dan perannya dalam tubuh ,sejak itu
glikogen diakui sebagai bagian penting dari sistem penyimpanan
energi tubuh.
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa
dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah
satu prosesmetabolismeyang paling universal yang kita kenal, dan
terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenisseldalam hampir
seluruh bentukorganisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan
lebih sedikitenergipermolekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi
aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalamsenyawa
organik berupa adenosine triphosphateatau yang lebih umum dikenal
dengan istilahATPdanNADH. Terjadi dalam semua sel tubuh manusia.
Degradasi an-aerob glukosa menjadi laktat. Proses penguraian
karbohidrat menjadi piruvat. Juga disebut jalur
metabolismeEmden-Meyergoffdan sering diartikan pula sebagai
penguraian glukosa menjadi piruvat. Proses ini terjadi dalam
sitoplasma.Glikolisis anaerob: proses penguraian karbohidrat
menjadi laktat melalui piruvat tanpa melibatkan oksigen. Proses
penguraian glukosa menjadi CO2 dan air seperti juga semua proses
oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses penguraian glukosa ini
adalah 690 kilo-kalori (kkal).
Jumlah energi ini sebenarnya jauh lebih besar daripada jumlah
energi yang dapat disimpan secara sangkil dalam bentuk energi kimia
ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian tersebut. Dengan adanya
oksigen (dalam suasana aerob), glikolisis menghasilkan piruvat,
atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat.
Glikolisis menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratom tiga dari
satu senyawa beratom enam; pada proses ini terjadi sintesis ATP
dari ADP + Pi. menunjukkan proses glikolisis secara keselurhan.
Seperti halnya reaksi dengan glukokinase (reaksi tahap pertama) dan
fosfofruktokinase (reaksi tahap ketiga), reaksi dengan piruvat
kinase ini juga merupakan reaksi yang tidak reversibel, sehingga
merupakan salah satu tahap reaksi pendorong glikolisis.
Reaksi kebalikannya yang merupakan reaksi tahap pertama
glukoneogenesis merupakan suatu reaksi yang kompleksyang melibatkan
beberapa enzim dan organel sel yaitumitokondrion, yang diperlukan
untuk terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat sebelum
terbentuknya fosfoenol piruvat. Pada jalan metabolisme ini, piruvat
diangkut kedalam mitokondria dengan cara pengangkutan aktif melalui
membran mitokondrion. Selanjutnya piruvat bereaksi dengan CO2
menghasilkan asam oksalasetat. Reaksi ini dikatalis oleh piruvat
karboksilase (enzim yang terdapat pada mitokondria tetapi tidak
terdapat pada sitoplasma), dan memerlukan koenzim biotin dan
kofaktor ion maggan, serta ATP sebagai sumber energi.
Dalam mekanisme reaksinya, biotin (sebagai gugus biotinil) yang
terikat pada gugus lisina dari piruvat karboksilase, menarik CO2
atau HCO3 dalam mitokondrion kemudian mengkondensasikan dengan asam
piruvat (dengan bantuan ATP dan Mn-2) menghasilkan asam
oksalasetat. Asam oksalasetat kemudian direduksi menjadi asam malat
oleh NADH dan dikatalis malat dehidrogenase. Asam malat diangkut
keluar mitokondria dengan cara pengangkutan aktif melalui membran
mitokondrion yang kemudian dioksidasi kembali menjadi asam
oksalasetat oleh NAD+ dan malat dehidrogenase yang terdapat dalam
sitoplasma.
Akhirnya oksalasetat dikarboksilasi dengan CO2 dan difosforilasi
dengan gugus fosfat dari GTP (guanosin trifosfat, sebagai sumber
energi yang khas disamping ATP) dan dikatalis oleh fosfoenolpiruvat
karboksikinase menghasilkan fosfoenolpiruvat. Dengan demikian untuk
mengubah satu molekul piruvat menjadi fosfoenolpiruvat diperlukan
energi sebanyak satu ATP plus satu GTP dan melibatkan paling
sedikit empat macam enzim.
Dibandingkan dengan reaksi kebalikannya, yaitu perubahan sat
molekul fosfoenol piruvat menjadi piruvat, dihasilkan satu ATP dan
melibatkan satu macam enzim saja. Dilihat dari keseluruhan,
glikolisis terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama meliputi
tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari
glukosa sampai dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat., yang
menggunaka dua molekul ATP tiap satu molekul glukosa yang
dioksidasi. Bagian kedua meliputi tahap reaksi yang menghasilkan
energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-fosfat sampai
dengan piruvat. Dari bagian kedua ini dihasilkan dua molekul NADH
dan empat molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi
(atau untuk dua molekul gliseraldehid 3-fosfat yang dioksidasi).
Karena satu molekul NADH yang masuk rantai pengangkutan elektron
dapat menghasilkan tiga molekul ATP, maka tahap reaksi bagian kedua
ini menghasilkan 10 molekul ATP. Dengan demikian, keseluruhan
proses glikolisis menghasilkan 10-2 = 8 molekul ATP untuk tiap
molekul glukosa yang dioksidasi.
Sebaliknya, untuk mensintesis satu molekul glukosa dari dua
molekul piruvat dalam proses glukoneogenesisdiperlukan energi dari
4 molekul ATP, 2 GTP (sebanding dengan 2 ATP) dan 2 NADH (= 6 ATP)
atau sebanding dengan 12 molekul ATP.
2. GlikogenesisGlikogenesis adalah poses pembentukan glikogen
dari glukosa. Glikogenolisis adalah proses penguraian Glikogen
menjadi Glukosa. Fermentasi adalah Penguraian Glukosa menjadi
Senyawa antara (asam laktat, alkohol) karena penguraian glukosa
dalam suasana Anaerob. Respirasi adalah sebutan penguraian Glukosa
menjadi CO2 dan H2O dalam suasana Aerob. Pada metabolisme
karbohidrat pada manusia dan hewan secara umum, setelah melalui
dinding usus halus sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran
darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami sintesis
menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan
untuk dibawa dengan aliran darah kebagian tubuh yang memerlukannya
sebagaimana digambarkan sbb.
Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ
tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Karena
pengaruh berbagai faktor dan hormon insulinyang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas, maka hati dapat mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glkosa dalam darah meningkat sebagai akibat
naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesis
glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya bila kadar
glukosa menurun, misalnya akibat latihan olahraga, glikogern
diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami proses
katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP)
yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut. Kadar glukosa
dalam darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran
kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-90 mg/100
ml.Keadaan dimana kadar glukosa berada di bawah 70mg/100ml
disebuthipoglisemia, sedangkan diatas 90mg/100ml
disebuthiperglisemia. Hipoglisemia yang ekstrem dapat menghasilkan
suatu rentetan reaksi goncangan yang ditunjukkan oleh gejala
gemetarnya otot, perasaan lemah badan dan pucatnya warna kulit.
Hipoglisemia yang serius dapat menyebabkan kehilangan kesadaran
sebagai akibat kekurangan glukosa dalam otak yang diperlukan untuk
pembentukan energi, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen
dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa.
Kadar glukosa antara 140 dan 170 mg/100 ml disebut kadarambang
ginjal, karena pada kadar ini glukosa diekskresi dalam kemih
melalui ginjal. Gejala ini disebutglukosuriayaitu keadaan
ketidakmampuan ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang telah
mengalami filtrasi melalui sel tubuh. Kadar glukosa dalam darah
diatur oleh beberapa hormon. Insulin dihasilkan oleh kelenjar
pankreas menurunkan kadar glukosa dengan menaikkan pembentukan
glikogen dari glukosa.Adrenalin (epineprin) yang juga dihasilkan
oleh pankreas, dan glukagon berperan dalam menaikkan kadar glukosa
dalam darah. Semua faktor ini bekerjasama secara terkoordinasi
mempertahankan kadar glukosa tetap normal untuk menunjang
berlangsungnya proses metabolisme secara optimum.
Proses pembentukan glikogen ringkasnya sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari
glukosa, dengan bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan
energi dari ATP dan fosfat.
b. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi
glukosa-1-fosfat.
c. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat)
dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkanuridin difosfat
glukosa(UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
d. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan
glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai
glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa.
Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara
dalam prosesglikogenesisatau pembentukan glikogen dari glukosa.
Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi glukosa yang
disebut glikogenolisis juga melibatkan terjadinya kedua senyawa
antara tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda seperti
digambarkan pada Gambar dibawah. Senyawa antara UDP-glukosa
(Glukosa Uridin Difosfat) terjadi pada jalur pembentukan tetapi
tidak pada jalur penguraian glikogen. Demikian pula enzim yang
berperan dalam kedua jalur tersebut juga berbeda.
Gambar GlikogenesisGugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam
reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dsari glukosa diberikan oleh
ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi. Sedang
enzim yang mengkatalisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan
fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi
menjadi glukosa 1-fosfat.
Gambar Pembentukan Uridin Di Phosphat Glucosa
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP)
dikatalis oleh glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan
uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa)dan pirofosfat (PPi).
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum
untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai
tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari
glukosa dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam
hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis
oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang
kemudian dengan enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi
sukrosa. 3. GlikogenolisisTahap pertama penguraian glikogen adalah
pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan
glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya
adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah
menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi
kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa
6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase,
dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus
fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP
dari ADP dan fosfat. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan
digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energi,
yang energi itu terekam/tersimpan dalam bentuk ATP. Istilah yang
berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa Dibagi menjadi
dua :
a. Fermentasi (Respirasi Anaerob)
Fermentasiatau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia
glukosa tanpa oksigen melalui proses Glikolisis yang menghasilkan
asam Piruvat , namun tidak berlanjut dengan siklus krebs dan
transport Elektron karena suasana reaksi tanpa oksigen. Asam
Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen menjadi Asam piruvat
(Fermentasi Asam Piruvat) atau Asam Piruvat menjadi Asetal dehide
kemudian Alkohol dalam Fermentasi Alkohol. Fermentasi menghasilkan
gas CO2.b. Respirasi Aerob
Respirasi aerobadalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila
sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam arti
yang lebih khusus adalah prosesproses penguraian glukosa dengan
menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk
energi kimia, ATP).4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa
yang bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk
menyediakan glukosa, apabila didalam diet tidak mengandung cukup
karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes, jaringan embrio
dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama penghasil
energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga
senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa
diperlukan untuk membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan
anaerobik.Untuk membersihkan darah dari asam laktat yang selalu
dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol yang
dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang
bisa memanfaatkannya.Pada hewan memamah biak, asam propionat
merupakan bahan utama untuk glukoneogenesis.Jalur yang dipakai
dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari jalur
Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat.II. 1. 6. Fungsi
karbohidratFungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber biokalori
dalam bahan makanan, disamping itu juga sebagai bahan pengental
atau GMC pada teknologi makanan sebagai bahan penstabil, bahan
pemanis (sukrosa, glukosa, fruktosa) dan bahan bakar, misalnya pada
glukosa dan pati dan sebagai penyusun struktur sel, misalnya
selulosa dan khitin. (Sudarmadji, 1996). (5:76)Karbohidrat
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan seperti rasa, warna dan tekstur. Sedangkan fungsi
karbohidrat di dalam tubuh adalah: (5:79)1. Fungsi utamanya sebagai
sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah
langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh, dan sebagian lagi
disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Ada beberapa
jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit hanya dapat
menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.2. Melindungi
protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi.3. Kebutuhan
tubuh akan energi merupakan prioritas pertama, bila karbohidrat
yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan
jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan
lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan
fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian
protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
Apabila keadaan ini berlangsung terus-menerus, maka keadaan
kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.4.
Membantu metabolisme lemak dan protein, dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang
berlebihan.5. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat
toksik tertentu.6. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi
khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu
penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen yang penting dalam
asam nukleat.7. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak
dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk
pencernaan, seperti selulosa, pektin dan lignin.Kekurangan
karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus, semangat kerja
atau belajar menurun, dan daya tahan terhadap penyakit berkurang.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat
adalah diabetes melitus, galaktosemia, glycogen storage disease dan
milk intolerance. (6:32)II. 1. 8. Penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan Karbohidrat
1. Diabetes Mellitus (2:10)Pada defesiensi insulin, glukosa
tidak dapat masuk ke dalarn sel-sel, sehingga kadar gula darah
meninggi, namum timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan
untuk rnenghasilkan enersi untuk keperluan sel-sel yang
membutuhkannya. Glukosa yang tertumpuk itu dibuang melalui ginjal
ke dalam urine, sehingga terjadi glukosuria.
Karena glukosa tidak dapat dipergunakan sebagai penghasil
enersi, maka lemak dan protein lebih banyak dipecah untuk
menghasilkan enersi yang dibutuhkan, sehingga terjadi peningkatan
glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak akan menghasilkan
keton bodies, sehingga bila keton bodies ini meninggi dalam darah
(ketosis) akan mengakibatkan penurunan pH darah, sehingga terjadi
asidosis.
2. Karies dentis (2:10)Hubungan antara konsumsi karbohidrat
dengan terjadinya karies dentis ada kaitannya dengan pembentukan
plaque pada permukaan gigi. Plaque terbentuk dari sisa-sisa makanan
yang melekat di sela-sela gigi. Plaque ini akhirnya akan ditumbuhi
bakteri yang dapat mengubah pH rongga mulut menurun sampai dengan
pH 4,5. Pada keadaan demikian maka struktur email gigi akan
terlarut (email tidak larut pada pH 5,41). Konsumsi gula murni
(permen, coklat, karamel) sering, akan menyebabkan keasaman rongga
mulut menjadi permanen, sehingga semakin banyak email yang
terlarut. Kerusakan email yang parah, disebut dengan karies dentis.
Dari berbagai penelelitian sukrosa (gula bit dan gula tebu)
mempunyai efek kariogenik lebih tinggi dibandingkan dengan
fruktosa, glukosa dan maltosa. Sedangkan karbohidrat kompleks
seperti amilum dan dekstrin, efek kariogeniknya tidak ada sama
sekali.II. 2. Uraian Bahan
1. Aquades (7:96)
Nama Resmi: Aqua Destillata
Nama Lain: Aquades
Rumus Molekul: H2O
Berat Molekul: 18,02
Pemerian: Cairan Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kegunaan: Pelarut
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
2. Asam Sulfat (7:58)
Nama Resmi: Acidum Sulfuricum
Nama Lain: Asam Sulfat
Rumus Molekul: H2SO4Berat Molekul: 98,07
Pemerian: Cairan Kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna,
jika ditambah dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
3. Asam Klorida (7:53)
Nama Resmi: Acidum Chloridum
Nama Lain: Asam Klorida
Rumus Molekul: HCl
Berat Molekul: 36,06
Pemerian: Tidak berwarna, berasap, bau merangsang
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
4. Natrium Karbonas (8:400)
Nama Resmi: Natrii Carbonas
Nama Lain: Natrium Karbonas
Rumus Molekul: Na2CO3Berat Molekul: 306
Pemerian: Hablur, tidak berwarna/serbuk hablur putih
Kelarutan: Mudah larut dalam air
5. Tembaga II Sulfat (8:731)
Nama Resmi: Cuprii Sulfas
Nama Lain: Tembaga II Sulfat
Rumus Molekul: CuSO4
Berat Molekul: 249,68
Pemerian: Serbuk hablur biru
Kelarutan: Larut dalam 3 bagian air, dan 3 bagian gliserol dan
sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
6. Asam Asetat Glasial (7:42)
Nama Resmi: Acidum Acetacum
Nama Lain: Asama Asetat Glasial
Rumus Molekul: C2H2O2
Berat Molekul: 60,05
Pemerian: Cairan Jernih tidak berwarna, bau tajam, jika
dicampurkan dengan air rasa asam.
Kelarutan: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat7. Alkohol (7:65)
Nama Resmi: Aethonolum
Nama Lain: Alkohol
Rumus Molekul: C2H2O
Berat Molekul: 46,0
Pemerian: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, bau
khas, rasa panas.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
8. Fehling B (8:1127)Nama Resmi: Fehling B
Kandungan: Na. tetrat 176 g, NaOH 77 g, Aquades 500 ml.
Pemerian: Cairan tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan: Mudah larut air
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
9. Iod (8:316)
Nama Resmi: Iodum
Nama Lain: Iod
Rumus Molekul: I
Berat Molekul: 126,91
Pemerian : Keping, hablur, hitam kelabu, warna biru.
Kelarutan: Larut dalam 3/20 bagian air, dalam 13 bagian etanol
(95%) P dan dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih
kurang 4 bagian karbon disulfida P, larut dalam kloroform P dan
karbon tetrahedroksida P
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
10. Natrium Hidroksida (7:412)
Nama Resmi: Natrii Hidroksida
Nama Lain: Natrium Hidroksidum
Rumus Molekul: NaOH
Berat Molekul: 40,06
Pemerian: Bentuk batang, masa hablur, rapuh, mudah meleleh,
basah
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air dan etanol
Kegunaan: Reagen uji hidrolisis amilum
11. Tembaga II Asetat (8:730)
Nama Resmi: Cuprii Asetat
Nama Lain: Tembaga II asetat
Rumus Molekul: Cu (CH3COO)2
Pemerian: Serbuk hablur, warna hijau biru, bau lemah
Kelarutan: Larut dalam air, larut jenuh
Kegunaan: Reagen uji Barfoed
12. Natrium Sitrat (8:406)
Nama Resmi: Natrii Citrus
Nama Lain: Natrium Sitrat
Rumus Molekul: C6H5Na2O3.2H2O
Berat Molekul: 294,10
Pemerian: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur putih
Kelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut dalam etanol.
Kegunaan: Reagen uji Benedict
13. Resordinol (8:740)
Nama Resmi: Resorandum
Nama Lain: Resordinol
Rumus Molekul: C6H6O2Berat Molekul: 110,11
Pemerian: Serbuk, hablur bentuk jarum, putih
Kelarutan: Mudah larut dalam etanol, gliserol P, eter P, sukar
larut dalam air
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
14. Kegunaan: Reagen uji Seliwanorf
15. -Naftol (8:708)
Nama Resmi: 1-Naftol
Nama Lain: -Naftol
Sinonim: -Naftol
Rumus Molekul: C10H7OH
Pemerian: Hablur, tidak berwarna/putih, serbuk hablur putih bau
khas
Kelarutan: Larut dalam 5 bagian etanol (95%) P
Kegunaan: Reagen uji Molisch
16. Oscinol (8: 719)
Nama Resmi: Oscinol
Nama Lain: Orcin
Rumus Molekul: C7H8O2Berat Molekul: 124,13
Pemerian: Hablur, rasa manis tidak enak, teroksidasi oleh udara
menjadi kemerahan
Kelarutan: Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
eter P, sukar larut dalam kloroform, P, dalam karbon disulfida P
dan dalam benzen P.
Kegunaan: Sebagai bahan pereaksi uji Bial
17. Perak Nitrat (7:79)
Nama Resmi: Argenti Nitras
Nama Lain: Perak Nitrat
Rumus Molekul: AgNO3 Berat Molekul: 169,87
Pemerian: Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih,
tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya.
18. Amonia (7:86)
Nama Resmi: Ammonia
Nama Lain: Amonia
Rumus Molekul: NH4OH
Berat Molekul: 35,05
Pemerian: Cairan jernih tidak berwarna, bau khas, menusuk
kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk.
Kegunaan: Pereaksi
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan di antaranya yaitu gelas beaker, gelas ukur,
pipet tetes, tabung reaksi, dan penangas air.III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan -naftol, larutan H2SO4, larutan HCl Pekat,
larutan Iod, pereaksi bial, pereaksi fehling A, pereaksi fehling B,
pereaksi Seliwanorf, pereaksi tollens, reagen barfoed, reagen
benedict, dan sampel (Sukrosa, Laktosa, Fruktosa, Terigu, Pisang,
Air kelapa, Tropicana Slim, Tepung beras, Urin, dan Urin
Patologis).III.2. Prosedur Kerja
1. Uji Molisch
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 3 tetes -naftol dan 2 ml H2SO4
d. Diamati perubahan yang terjadi (hasil positif lapisan ungu)2.
Uji Tollens
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan pereaksi tollens
d. Diamati perubahan yang terjadi (hasil positif terbentuk
cermin perak)
3. Uji benedict
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 1 ml reagen benedict, kemudian dipanaskan 2
menit.
d. Didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi (hasil positif
endapan merah bata)
4. Uji seliwanoff
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 3 tetes pereaksi seliwanoff, kemudian
dipanaskan.
d. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif warna merah
cerry)
5. Uji fehling
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan pereaksi fehling A
d. Ditambahkan pereaksi fehling B, kemudian panaskan.
e. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif endapan merah
bata)
6. Uji iod
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 1 tetes larutan iod dan dipanaskan.
d. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif warna biru
hilang)
7. Uji bial
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 4 tetes pereaksi bial
d. Ditambahkan 1 ml HCL pekat, kemudian di panaskan.
e. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif terbentuk warna
biru)
8. Uji barfoeda. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan reagen barfoed, kemudian panaskan
d. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif terbentuk endapan
merah bata)
9. Uji hidrolisis amilum
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 3 ml sampel (amilum 3 %) ke dalam tabung
reaksi
c. Ditambahkan 1 ml HCL pekat, kemudian dipanaskan
d. Ditambahkan 10 tetes NaOH 10 %
e. Dipisahkan larutan tadi kedalam 2 tabung reaksi masing masing
2 ml
f. Di tambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B pada tabung
pertama.
g. Ditambahkan pereaksi benedict pada tabung ke dua
h. Dipanaskan kedua tabung.
i. Amati perubahan yang terjadi (hasil positif terbentuk endapan
merah bata).
BAB IV
HASIL PENGAMATANIV. 1 Tabel Hasil Pengamatan
KLP.SAMPELUJI KARBOHIDRAT
UJI
MO-LISCHUJI IODI-UMUJI BAR-FOEDUJI BENE-DICTUJI
BIALUJI
SELLIWA-
NORFUJI
FEH-LINGUJI
TOL-LENSUJI
AMI-LUM
1Sukrosa+-----+-(*)
Tepung Terigu++-+----(*)
2Laktosa--++--++(*)
Pisang--++--++(*)
3Fruktosa--++-+-+(*)
Air Kelapa--------(*)
4Tropicana+--+--+++
Urin---------
5Tepung Beras++-+--+-(*)
Urin DM(*)(*)(*)+(*)(*)(*)(*)(*)
Urin Normal(*)(*)(*)-(*)(*)(*)(*)(*)
KET:
+ : Hasil Positif
Pada Uji :
1. Uji Molisch: warna ungu yang terbentuk berupa cincin.2. Uji
Seliwanoff: terbentuk senyawa kompleks berwarna merah.3. Uji
Barfoed: terbentuk endapan merah.4. Uji Iodin
: Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan
iodin akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan
iodin akan berwarna merah coklat.
5. Uji Fehling: terbentuk endapan yang berwarna hijau,
kuning-orange atau merah (bergantung dari macam gula
reduksinya).
6. Uji Benedict : terbentuk endapan merah bata Cu2O.
7. Uji Hidrolisis Amilum : terbentuk ikatan kompleks berwarna
biru sampai tidak berwarna.8. Uji Tollens: a. terjadi perubahan
warna larutan menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna
hitam, dipanaskan berwarna abu-abu keruh dan terbentuknya endapan
cermin perak pada dinding tabung reaksi dan endapan berwarna
kehitaman, didinginkan berwarna bening kehijauan dan endapannya
berwarna hitam merupakan senyawa aldehid.b. terjadi perubahan warna
menjadi coklat dan terbentuk endapan abu abu, dipanaskan warna
berubah warna dan terdapatnya endapan ungu merupakan senyawa keton.
9. Uji Bial
: terbentuk senyawa kompleks berwarna biru.- : Hasil Negatif
(*) : Tidak Dilakukan UjiIV. 2. Gambar Hasil Pengamatan Kelompok
1LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Molisch
Sampel : (a) Sukrosa (b) Tepung Terigu Uji : Bial
Sampel : (a) Sukrosa
(b) Tepung Terigu
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Molisch
Sampel : (a) Sukrosa
(b) Tepung Terigu Uji : Barfoed
Sampel : (a) Sukrosa
(b) Tepung Terigu
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Benedict
Sampel : (a) Sukrosa
(b) Tepung Terigu Uji : Iod
Sampel : (a) Tepung Terigu
(b) Sukrosa
Kelompok 2LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Benedict
Sampel : (a) laktosa
(b) PisangUji : Fehling
Sampel : (a) Laktosa
(b) Pisang
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Tollens
Sampel : (a) Laktosa
(b) PisangUji : Seliwanorf
Sampel : (a) Laktosa
(b) Pisang
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Bial
Sampel : Pisang Uji : Fehling
Sampel : (a) Laktosa
(b) Pisang
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Tollens
Sampel : (a) Laktosa
(b) Urin Uji : Barfoed
Sampel : Laktosa
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Molisch
Sampel : (a) Laktosa
(b) Pisang
KELOMPOK 3LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Tollens
Sampel : (a) Fruktosa (+)
(b) Air kelapa (-) Uji : Iod
Sampel : (a) Fruktosa (-)
(b) Air kelapa (-)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Barfoed
Sampel : (a) Fruktosa (+)
(b) Air kelapa (-) Uji : Bial
Sampel : (a) Fruktosa (-)
(b) Air kelapa (-)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Selliwanorf
Sampel : (a) Fruktosa (+)
(b) Air kelapa (-) Uji : Molisch
Sampel : (a) Fruktosa (-)
(b) Air kelapa (-)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Benedict
Sampel : (a) Fruktosa (+)
(b) Air kelapa (-) Uji : Fehling
Sampel : (a) Fruktosa (-)
(b) Air kelapa (-)
KELOMPOK IVLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Barfoed Sampel : (a) Tropicana Slim (b) Urin Uji : Bial
Sampel : (a) Urin (b) Tropicana Slim
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Molisch Sampel : (a) Urin
(b) Tropicana Slim Uji : Iod Sampel : (a) Urin
(b) Tropicana Slim
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Tollens
Sampel : (a) Tropicana Slim
(b) Urin Uji : Selliwanorf
Sampel : (a) Tropicana Slim
(b) Urin
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Fehling
Sampel : Urin
KELOMPOK V
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Tollens
Sampel : Tepung Beras (-) Uji : Iod
Sampel : Tepung Beras (+)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Barfoed
Sampel : Tepung Beras (-) Uji : Bial
Sampel : Tepung Beras (-)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Selliwanorf
Sampel : Tepung Beras (-) Uji : Molisch
Sampel : Tepung Beras (+)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINLABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Benedict
Sampel :
(a) Tepung Beras + Fehling A + B (-)
(b) Tepung Beras + Benedict (+) Uji : Fehling
Sampel : Tepung Beras (+)
LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Uji : Benedict
Sampel : (a) Urin (-)
(b) Urin DM (+)
(c) Tepung Beras (+)
IV. 3. Reaksi
1. Uji Molisch:
2. Uji Seliwanorf:
3. Uji Barfoed:
4. Uji Iodin
:
Reaksi amilum dengan Iodium sebelum pemanasan:
Reaksi amilum setelah pemanasan:
5. Uji Fehling:
6. Uji Benedict :
O O
R C H + Cu2+ + 2OH- R C OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata7. Uji Hidrolisis Amilum :
Reaksi amilum dengan asam dan basa
Reaksi Fehling A dan Fehling B
a. Reaki Glukosa dengan Fehling A dan Fehling B
b. Reaksi glukosa dengan benedict
+ Cu2+ + Cu2O8. Uji Tollens:
Glukosa reagen Tollens asam glutamat cermin perak9. Uji Bial
:
+ HCl + Pentosa
Furfural orsinol(kompleks berwarna biru)BAB V
PEMBAHASANKarbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia
sebagai sumber energi utama manusia. Karbohidrat adalah
polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain
itu, tersusun oleh beberapa monosakarida yang dikenal sebagai
polisakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu
membuat para ahli kimia terdahulu menganggap karbohidrat adalah
hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui
tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena sangat
berperan penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Pada praktikum ini membahas mengenai uji kualitatif karbohidrat
yang dapat dijelaskan sebagai berikut ini.Pada uji molisch, asam
sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik menghasilkan
monosakarida yang selanjutnya di dehidrasi menjadi furfural dan
turunannya.
Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang
berwarna ungu ketika direaksikan dengan -naftol dan asam sulfat
pekat. Konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula membentuk furfural dan
turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan -naftol untuk
membentuk produk berwarna. Apabila ditambahkan asam sulfat
pekatakan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua
lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi
kondensasi antara furfural dengan -naftol.Berdasarkan percobaan,
hasil ujimenunjukkan sampel sukrosa, tepung terigu, gula Tropicana
Slim, dan tepung beras membentuk cincin yang berwarna ungu. Namun
pada sampel laktosa, pisang, fruktosa, air kelapa, dan urin setelah
ditetesi -naftol terjadi perubahan pada sampel uji menjadi lebih
kuning, namun setelah ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk warna
hitam pada larutan, menandahkan bahwa sampel tidak mengandung
karbohidrat, namun berdasarkan pustaka, laktosa merupakan
karbohidrat yang termasuk golongan disakarida dan fruktosa
merupakan karbohidrat yang termasuk golongan monosakarida dan
pisang serta air kelapa memiliki senyawa karbohidrat.
Pada uji barfoed bertujuan untuk membedakan monosakarida dan
disakarida dengan mengontrol kondisi pH dan waktu pemanasan. Uji
ini dilakukan pada suasana asam untuk membedakan monosakarida dan
disakarida dapat dilihat dengan pembentukan ion kupri. Larutan
Barfoed hanya dapat direduksi oleh monosakarida. Pereduksi ini
disebabkan sakarida mempunyai gugus aldehid atau keton bebas, yang
mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui dengan
menambahkan ion kupri dalam suasana alkalis ke dalam larutan
barfoed yang nantinya terbentukendapan Cu2O yang berwarna merah
bata. Pada disakarida sulit terbentuk ion kupri pada suasana asam
dengan reagen barfoed karena disakarida merupakan pereduksi lemah,
sedangakan monosakarida merupakan pereduksi kuat dan mampu
membentuk ion kupri dengan reagen barfoed dalam suasana asam. Pada
karbohidrat disakarida diperlukan pemanasan yang lebih lama untuk
memutuskan ikatan glikosidik sehingga sehingga dapat mereduksi dan
terbentuk endapan.
Berdasarkan percobaan, hasil ujimenunjukkan sampel fruktosa,
laktosa, dan pisang terbentuk endapan merah. Namun pada sampel
sukrosa, tepung terigu, air kelapa, gula Tropicana Slim, urin, dan
tepung beras tidak terbentuk endapan merah pada larutan,
menandahkan bahwa sampel tidak mengandung karbohidrat, namun
berdasarkan pustaka, sukrosa, merupakan karbohidrat yang termasuk
golongan disakarida serta tepung terigu dan tepung beras termasuk
golongan pati, air kelapa, gula Tropicana Slim memiliki senyawa
karbohidrat.Uji iodium ini digunakan untuk menunjukkan adanya
polisakarida atau tidak. Jika amilum dengan iodium akan membentuk
kompleks biru, jika amilopeptin akan memberikan warna merah ungu
dan dengan glikogen akan membentuk warna merah coklat. Reaksi
antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek
seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks
sehingga tidak dapat berikatan dengan iodine.Berdasarkan percobaan,
hasil ujimenunjukkan sampel tepung terigu dan tepung beras terjadi
perubahan warna menjadi warna biru dan coklat muda kekuningan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung polisakarida
dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan pada sampel fruktosa, laktosa,
pisang, sukrosa, air kelapa, gula Tropicana Slim, dan urin bukan
merupakan karbohidrat golongan polisakarida, sehingga tidak
memiliki rantai heliks tiap glukosanya. Selain itu juga tidak
memiliki kandungan amilosa dan amilopeptin sehingga tidak memberi
warna larutan yang spesifik.
Uji Benedict menggunakan sampel ditambahkan larutan Benedict dan
dipanaskan selama 2 menit. Hasil yang didapat adalah endapan merah
pada dasar tabung reaksi. Munculnya endapan merah karena sakarida
dengan bentuk gugus aldehid (aldosa), dapat berperan sebagai
reduktor yang mereduksi Cu2+ pada reagen benedict menjadi Cu+ pada
Cu2O yang merupakan endapan pada akhir reaksi ini. Adanya natrium
karbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa
lemah. Larutan tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akanmembentuk
kuprooksida (CuO). Endapan yang terbentuk dapat berwarna merah
bata, hijaukebiruan, hijau dan kuning. Warna endapan ini bergantung
kepada konsentrasikarbohidrat yang diuji.
Berdasarkan percobaan, hasil ujimenunjukkan sampel fruktosa,
laktosa, pisang, tepung terigu, gula Tropicana Slim, urin DM, dan
tepung beras terbentuk endapan yang berwarna merah bata yang
menunjukkan sakarida pada sampel mampu mereduksi Cu2+ pada reagen
benedict, sedangkan pada sampel sukrosa, air kelapa, dan urin tidak
terbentuk endapan. Namun berdasarkan pustaka sampel sukrosa
memiliki gugus aldehid sehingga seharusnya mampu mereduksi Cu2+
pada reagen benedict.Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya
gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah
Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan Kalium/Na. Tartarat).
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada
sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH-
membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang
terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam
karboksilat.Berdasarkan percobaan, hasil ujimenunjukkan sampel
sukrosa, laktosa, gula Tropicana Slim, tepung beras, dan pisang
terbentuk endapan merah. Namun pada sampel tepung terigu, air
kelapa, air kelapa, fruktosa, dan urin tidak terbentuk endapan
merah pada larutan, menandahkan bahwa sampel tidak mengandung
karbohidrat, namun berdasarkan pustaka, fruktosa merupakan
karbohidrat yang termasuk golongan monosakarida serta tepung terigu
dan air kelapa memiliki senyawa karbohidrat.Uji
Bialbertujuanmengidentifikasi adanya pentosa. Dasar teori dari uji
bial adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural
dan dengan penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Berdasarkan
percobaan, hasil uji dari sampel tidak ada sampel yang menunjukkan
hasil positif dengan tidak berubahnya warna larutan menjadi
biru.
Pada uji Seliwanorf bertujuanmembuktikan adanya ketosa
(fruktosa). Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat
menghasilkan hidroksi metilfurfural dan dengan penambahan
resorcinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah jingga.Berdasarkan percobaan, sampel yang
menunjukkan hasil yang positif dengan berubahnya warna larutan
menjadi berwarna merah jingga adalah fruktosa.Pada uji Tollens,
aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada
umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Uji Tollen merupakan
salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk
senyawa aldehid dengan keton. Aldehid lebih mudah dioksidasi
dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah
atom karbon yang sama. Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi
alkohol juga dapat mengoksidasi suatu aldehid.
Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji
ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Untuk mencegah
pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu tinggi, maka
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk
kompleks larut air dengan ion perak. Pereaksi Tollens sering
disebut sebagai perak amoniak, merupakan campuran dari AgNO3 dan
amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O
yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak.
Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akan
menjadi cermin perak. Oleh karena itu, Pereaksi Tollens sering juga
disebut pereaksi cermin perak. Aldehid dioksidasi menjadi anion
karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi
logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu
mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol
sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak
dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini
disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel
pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan
keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan aldehid. Ikatan
antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus, memberikan
hasil-hasil oksidasi dengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit
daripada bahan keton asalnya. Terkecuali dalam oksidasi keton
siklik, karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Berdasarkan hasil
percobaan, diperoleh bahwa sampel laktosa, fruktosa, pisang, dan
gula Tropicana Slim terbentuk cermin perak pada dinding tabung
reaksi, sedangkan pada sampel sukrosa, tepung terigu, air kelapa,
urin, dan tepung beras tidak terbentuk cermin perak.
Pada percobaan hidrolisis amilum, amilum yang direaksikan dengan
HCl menjadi berwarna bening. kemudian jika dihidrolisis dan
ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna ungu kehitaman. Hal
ini karena ada 2 macam amilum atau pati yang larut dan pati yang
tidak larut. Contoh pati yang larut adalah amilosadanpati yang
tidak larut adalah amilopektin. Jika amilosa direaksikan dengan
iodium maka akan berwarna biru, sedangkan jika amilopektin
direaksikan dengan iodium akan menghasilkan warna ungu kehitaman.
Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi
senyawa yang lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna.
Hasil percobaan yang diperoleh bahwa gula Tropicana Slim
direaksikan dengan HCl menjadi berwarna bening. kemudian jika
dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna ungu
kehitaman. sedangkan pada sampel urin direaksikan dengan iodium
maka akan berwarna biru.Adapun faktor kesalahan yang terjadi dalam
praktikum yang mempengaruhi hasil uji yaitu telah rusaknya larutan
yang digunakan, peralatan uji yang telah terkontaminasi, pengamatan
yang kurang teliti, hingga kesalahan dalam menerapkan metode kerja
dalam percobaan.BAB VIPENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan :1. Sampel tepung terigu, pisang, tepung beras, gula
Tropicana Slim, serta urin DM mengandung Karbohidrat.2. Larutan
sukrosa dan laktosa merupakan karbohidrat golongan disakarida,
fruktosa merupakan karbohidrat golongan monosakarida, serta tepung
terigu dan tepung beras merupakan karbohidrat golongan polisakarida
(pati).
3. Saampel urin dan air kelapa positif tidak mengandung
karbohidrat.VI. 2. Saran
Diharapkan agar air dalam laboratorium disediakan agar praktikan
tidak perlu membawa air.DAFTAR PUSTAKA
1. Willbraham, dan Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan
Hayati. Bandung: ITB.
2. Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Sumatera Utara: USU
digital library.3. Tim Dosen Kimia. 2002. Kimia Dasar 2 Tahun
Pertama. Makassar: Universitas Hasanuddin.
4. Kusnawidjaja, K..1987. Biokimia Dasar. Bandung: Alumni.
5. Respati.1980. Pengantar Kimia Organik. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
6. Anna, P..1999. Dasar Biokimia. Jakarta: Yayasan
Cendrawasih.
7. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Depkes RI.8. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Depkes RI.
9. Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
ASLINDA ARSYAD
MARCE DATU RANDA
TAUFIK ASHARI
KWAN KRISTINA KWANDOU
ARDI ARISANDY
SYAMSUL ALAM
3
OOH
Na
Na
Na
Na
HCl
NaOH
O O
Cu2+asetat
R C H R C OH + Cu2O(s) + CH3COOH
Kalor
n-glukosa endapan merah bata
monosakarida
_1444751815.unknown
_1444751817.unknown
_1423920840.unknown
_1423923481.unknown