Top Banner
KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian Yang dimaksud dengan karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan Sunda dengan istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan Pada kehidupan orang Sunda pada masa lalau sejak mereka lahir secara tidak langsung telah didekatkan dengan alunan sekar. Sejak mereka lahir sang ibu menimang, meninabobokan dengan menggunakan sekar. Dalam mengajak bermain, dalam tahap-tahap mulai belajar bicara, belajar berjalan, sekar sangat sering didengarkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Itulah sebabnya lagu- lagu dalam meninabobokan atau ngayun ngambing anak selalu populer dari masa ke masa, dalam arti kelestariannya terlihat karena selalu dilakukan dari generasi ke generasi. Seperti telah diterangkan di atas, sekar mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam kehidupan karawitan, walaupun pada dasarnya sekar berbeda dengan bicara biasa, sekar sangat dekat bahkan terkadang sangat dominant dengan lagam bicara atau dialek. Dialek Cianjur, Garut, Ciamis, Majalengka dalam mengungkapkan percakapan seringkali seolah-olah bermelodi seperti bernyanyi. Oleh karena kesan dialek yang sangat erat itulah kiranya banyak orang luar daerah Sunda yang secara tidak langsung menyebutkan bahwa cara bicara orang Sunda seperti bernyanyi. Memang erat dengan penggunaan kata-kata di dalamnya tetapi kata-kata dalam sekar telah diolah sedemikian rupa sehingga berbentuklah penampilan secara utuh menjadi sebuah komposisi lagu. Dengan demikian, jelaslah bahwa kata dalam kedudukan sekar merupakan salah satu alat pengungkap masalah atau tema yang diketengahkan. Kata yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai lagu/melodi, menurut kehendak rasa seni si pencipta itu sendiri. Akan tetapi tanpa disadari bahwa terkadang dalam kehidupan sekar tidak selalu dipergunakan kata secara utuh, sering terdengar suara bunyi dijadikan lagu. Hal ini sering terjadi dalam lagu- lagu tertentu, misalnya hanya mempergunakan bunyi a saja atau nang neng nong atau hm dan lain-lain. Penggunaan kata yang tidak jelas sering didapati apabila bersenandung atau ngahariring/hariring.
26

KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Feb 01, 2018

Download

Documents

dothien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

KARAWITAN VOKAL/SEKARAN

Pengertian

Yang dimaksud dengan karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan Sunda dengan

istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia.

Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan

suara manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang

sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan

dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan

Pada kehidupan orang Sunda pada masa lalau sejak mereka lahir secara tidak langsung telah

didekatkan dengan alunan sekar. Sejak mereka lahir sang ibu menimang, meninabobokan dengan

menggunakan sekar. Dalam mengajak bermain, dalam tahap-tahap mulai belajar bicara, belajar

berjalan, sekar sangat sering didengarkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Itulah sebabnya lagu-

lagu dalam meninabobokan atau ngayun ngambing anak selalu populer dari masa ke masa, dalam

arti kelestariannya terlihat karena selalu dilakukan dari generasi ke generasi.

Seperti telah diterangkan di atas, sekar mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam

kehidupan karawitan, walaupun pada dasarnya sekar berbeda dengan bicara biasa, sekar sangat

dekat bahkan terkadang sangat dominant dengan lagam bicara atau dialek. Dialek Cianjur, Garut,

Ciamis, Majalengka dalam mengungkapkan percakapan seringkali seolah-olah bermelodi seperti

bernyanyi. Oleh karena kesan dialek yang sangat erat itulah kiranya banyak orang luar daerah

Sunda yang secara tidak langsung menyebutkan bahwa cara bicara orang Sunda seperti

bernyanyi. Memang erat dengan penggunaan kata-kata di dalamnya tetapi kata-kata dalam sekar

telah diolah sedemikian rupa sehingga berbentuklah penampilan secara utuh menjadi sebuah

komposisi lagu. Dengan demikian, jelaslah bahwa kata dalam kedudukan sekar merupakan salah

satu alat pengungkap masalah atau tema yang diketengahkan. Kata yang sama dapat

diungkapkan dalam berbagai lagu/melodi, menurut kehendak rasa seni si pencipta itu sendiri.

Akan tetapi tanpa disadari bahwa terkadang dalam kehidupan sekar tidak selalu dipergunakan

kata secara utuh, sering terdengar suara bunyi dijadikan lagu. Hal ini sering terjadi dalam lagu-

lagu tertentu, misalnya hanya mempergunakan bunyi a saja atau nang neng nong atau hm dan

lain-lain. Penggunaan kata yang tidak jelas sering didapati apabila bersenandung atau

ngahariring/hariring.

Page 2: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Dari kesimpulan itu, dapatlah ditarik beberapa hal yang sangat erat bertalian dengan sekar,

yaitu: Lagam bicara dialek adalah khas daerah tertentu dalam berbicara sehari-hari yang dari

ungkapannya dapat kita tarik satu garis melodi yang sangat erat bertalian dengan nada. Contoh

dapat ditemukan dalam kata Punten, Masya Allah di daerah Cianjur. Khusus untuk lagam bicara

ini dalam gending karesmen, sering ditemukan teknik bernyanyi dan lagu yang dipergunakan

dalam dialog yang secara utuh mempergunakan lagam bicara. Hanya dalam pengungkapannya

dilakukan lagam bicara. Jadi, dia berbicara dalam nada. Sifatnya kebanyakan datar atau

melengking tinggi. Lagu yang demikian dikenal dengan sebutan sekar biantara (nyanyian

bicara). Dalam pergelaran wayang golek sangat terasa sekali dalam memerankan/antawacana

tokoh-tokoh tertentu yang selalu mempergunakan lagu bicara, sangat terasa pula dalam nyandra.

Contoh kata-kata yang sangat lekat dengan lagu dalam lagam bicara antara lain:

a) Pun……ten

b) Sorangan bae yeuh…….!

c) Tunjuk-tunjuk hey, sakali deui…hey!

Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara di

bawah ini:

Aduh aduh ngeran

Sumangga ieu abdi lurah Semar Kudapawana nyanggakeun sembah pangbakti

Ageung alit kalepatan mugia ngahapunten, Ngeran……..

Beberapa sebutan yang berkaitan dengan sekaran

1.1. Ngahariring (Senandung)

Sifat dari ngahariring biasanya dibawakan secara halus sekali, pemakaian kata dalam lagu

lebih menonjol kata bunyi. Pengertian halus disini lain sekali dengan dinamika lagu. Halus

dalam membawakan hariring adalah makna dari sikap yang cenderung bernyanyi untuk diri

Page 3: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

sendiri. Ngahariring dalam kehidupan sehari-hari sangat erat hubungannya dengan pengisi jiwa

sambil bekerja. Ngahariring dapat bersifat improvisasi ataupun lagu yang telah ada. Kata bekerja

lain dari ngaharirirng adalah bersenandung dengan volume suara yang halus, lunak agar

penampilannya itu tidak berisik sehingga mengganggu orang lain. Sering pula hal ini terjadi bila

seseorang sedang mempelajari lagu yang belum dikuasai. Suasana ngahariring timbul lebih

cenderung dalam keadaan gembira sambil bekerja. Dalam penampilannya, ngahariring dapat

saja menjadi lain, hal ini tergantung dari kalimat yang dipergunakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ngahariring adalah bernyanyi hanya

ungkapannya lebih dalam untuk diri sendiri atau dengan kata lain kesannya lebih subjektif.

1.2. Ngahaleuang

Pada dasarnya ngahaleuang berarti bernyanyi. Haleuang berarti nyanyian/sekar. Kalau

dilihat dari sifat penyajiannya ngahaleuang terasa lebih terbuka, lebih keluar dan lantang. Jadi,

pengaruh terhadap surupan itu sendiri sangat kuat sekali. Lagu-lagu Tembang sangat jarang

ditafsirkan sebagai ngahaleuang. Dilihat dari tempo lagu, biasanya istilah ngahaleuang banyak

mempergunakan tempo sedang.

1.3. Galindeng

Kata Galindeng erat sekali dengan sekar, bahkan sering sekali menunjukan arti suara dari

seorang penyanyi yang biasanya lebih tepat pada suara-suara yang empuk, halus. Ngagalindeng

artinya suara (nyanyian) yang dibawakan secara penuh perasaan, terutama pada suara-suara

(bagian melodi) yang penuh dengan mamanis (kembangan-kembangan)

1.4. Babaung

Penempatan kata babaung adalah tahap kata yang kasar untuk bernyanyi. Biasanya kalau

suaranya tidak enak atau membetulkan agar nyanyiannya dilakukan yang benar. Itu pun terbatas

pada kelakar atau sindiran tertentu saja, dilakukan pada orang yang lebih muda atau sesama yang

sudah akrab.

Page 4: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

1.5. Kakawihan dan Tetembangan

Walaupun pada dasarnya Tembang dan Kawih berbeda lagam, pengertian kakawihan dan

tetembangan mempunyai arti yang sama. Kakawihan atau Tetembangan ialah menyanyikan lagu

dengan cara-cara seenaknya, cenderung mengisi suasana untuk diri sendiri. Sebagai contoh

ketika sedang mandi, sedang berdandan, melakukan pekerjaan dan lain-lain. Lagunya yang telah

hapal atau sering pula diberi improvisasi- improvisasi spontan.

2. Pembagian Sekar Menurut Bentuk

Menurut bentuk ditinjau dari penggunaan irama, karawitan sekar dibagi dua bagian besar

yaitu : Sekar Irama Merdeka (bebas irama) dan Sekar Tandak (ajeg, tetap)

2.1. Sekar Irama Merdeka

Yang dimaksud dengan sekar irama merdeka ialah sekar (vokal, nyanyian) yang dalam

membawakan lagunya tidak terikat oleh irama. Panjang pendeknya dalam membawakan lagu,

terutama pada bagian-bagian frase lagu (kenongan, goongan) bebas menurut keinginan juru sekar

itu sendiri. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa kebebasan itu bisa berlanjut panjang tanpa

ketukan sama sekali, ketukan masih tetap ada, hanya sifatnya semu yang bersatu dalam

ungkapan perasaan pada waktu membawakan lagunya. Para tokoh tembang lebih cenderung

menyebutnya dengan istilah wirahma.

Lagu-lagu yang dibawakan sekar irama merdeka biasanya bersifat lagu anggana (solo)

dengan melodi lagu yang masih bisa dikembangkan oleh pribadi-pribadi penyanyi terutama

dalam menghias mamanis-mamanisnya. Mamanis-mamanis itu akan terasa pada senggol-senggol

atau pedotan kenongan dan goongan lagu. Dikenal beberapa istilah seperti : Leot, Cacag,

Galasar, Reureueus, Gedag dan lain-lain.

Materi-materi sekar yang terdapat pada kelompok sekar irama merdeka antara lain: Tembang,

Beluk, Kakawen.

Page 5: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

2.1.1. Tembang

Tembang Sunda sangat populer sekali dalam masyarakat Sunda. Tembang Sunda dikenal

sebagai musik kamar (kamermuziek). Cirri khas dalam iringan tembang Sunda adalah iringan

kacapi sulingnya. Pada awalnya Tembang Sunda hidup dalam lingkungan menak-menak (elite).

Isi ungkapan yang diketengahkan dalam tembang Sunda antara lain tentang:

a. Sanjungan terhadap leluhur, terutama pada kejayaan dan “tilemnya” kerajaan Pajajaran

b. Keindahan-Keindahan alam Priangan

c. Ungkapan percintaan. Tema percintaan yang diketengahkan banyak gambaran tentang

seseorang yang jatuh cinta atau merasa sakit hati karena dikhianati cintanya.

Tembang sangat erat bersentuhan dengan kesusatraan. Satu hal yang paling menojol adalah

Pupuh. Ada beberapa pendapat bahwa kehadiran dan perkembangan tembang banyak tali-

temalinya dengan pengaruh pupuh yang masuk pada jaman Mataram dahulu. Walaupun

demikian, banyak pula yang tidak mempergunakan pupuh sebagai “ugeran” (patokan) untuk

rumpakanya (syair lagu), yaitu dengan mempergunakan bentuk papantunan. Bahkan pada

perkembangan sekarang, tidak menutup kemungkinan menggunakan sajak-sajak bebas. Dari

kekebasan penggunaan rumpaka atau iringan, terbetiklah bentuk lain yang lebih bersifat style

(gaya), diantaranya dikenal dengan nama-nama: Papantunan, Jejemplangan, Rarancagan.

Sedangkan lagam-lagam dari Tembang Sunda diketahu ada Lagam Cianjura, Ciawian,

Cigawiran, Garutan, Sumedangan.

Memang demikianlah bahwa nama daerah itu akhirnya yang menjadi nama dari lagam-lagam

itu. Kalau kita lihat dari penyajian karawitan memang terdapat kebedaan-kebedaan yang cukup

menyolok. Misalnya saja antara bentuk Cianjuran dan Ciawian. Perbedaannya banyak pula

dipengaruhi oleh penggunaan laras. Cianjuran kebanyakan berlaras pelog, sedangkan Ciawian

banyak mempergunakan laras salendro. Hal lain banyak terletak pada interpretasi ungkapan lagu.

Sekaligus membedakan dalam menempatkan unsure-unsur mamanis didalamnya.

Kalau masyarakat luas lebih banyak mengenal Tembang Cianjuran tentunya bukan berpijak

pada nilai-nilai yang terkandung dalam kedua lagam itu, tetapi dari histories penyebarannya,

Page 6: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

lagam Cianjuran ternyata lebih meluas. Sampai-sampai ada keinginan untuk menyebut tembang

Sunda itu sebagai tembang Cianjuran saja.

Beberapa nama lagu dalam Tembang Sunda: Papatet, Mupu Kembang, Jemplang Titi,

Liwung, Asmarandana Degung, Jemplang Karang dan lain-lain.

Dalam sekar tembang Sunda Cianjuran, yang menjadi ciri utamanya adalah ornamentasi atau

dongkari. Dongkari adalah teknik menghasilkan suara yang diolah dengan cara tertentu guna

memberikan mamanis pada lagu. Dalam praktik vokal tembang Sunda Cianjuran, kedudukan

dongkari sangat penting karena merupakan dasar utama bagi vokal tembang Sunda Cianjuran.

Oleh sebab itu, materi ini perlu diberikan terlebih dahulu sebagai dasar pijakannya. Apabila

semua dongkari ini sudah dapat dikuasai dengan baik, maka untuk mempelajari lagu-lagu

selanjutnya tidak akan sukar. Sekurang-kurangnya, dongkari dalam vokal tembang Sunda

Cianjuran terdiri dari 17 macam yaitu: riak, reureueus, gibeg, kait, inghak, jekluk, rante/beulit,

lapis, gedag, leot, buntut, cacag, baledog, kedet, dorong, galasar, dan golosor. Untuk lebih

jelasnya, ketujuh belas dongkari tersebut adalah sebagai berikut.

2.1.1.1. Riak

Menurut Kamus Umum Basa Sunda, riak artinya nimbulkeun cahaya nu siga ombak-

ombakan (menimbulkan cahaya seperti gelombang). Sedangkan menurut Bakang Abubakar,

istilah riak sama dengan istilah ombak banyu yang artinya gelombang air (Sarinah

l994:121). Adapun teknik penyuaraan dongkari riak yaitu mengeluarkan getaran suara pada

nada yang tetap yang menyerupai gelombang air. Getaran suara dikeluarkan tanpa tekanan, tetapi

secara halus tanpa terputus. Contoh: 5 artinya nada 5 (la) dibunyikan dengan halus tanpa

terputus menyerupai gelombang air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lagu Papatet baris

pertama, yaitu:

5 . 5 . 5 5 . 5 54 5 . 5451 2

Pa- ja - jaran ka-ri nga- ran

Page 7: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

2.1.1.2. Reureueus

Reureueus pada umumnya digunakan oleh para penembang untuk menamakan semua jenis

dongkari dalam tembang Sunda Cianjuran. Namun demikian istilah reureueus yang digunakan

Euis Komariah memiliki pengertian yang berbeda. Reureueus adalah salah satu macam dongkari

yang pada prinsipnya sama dengan riak. Sedikit yang membedakannya yaitu teknik penyuaraan

pada dongkari riak tidak mendapat tekanan, sedangkan teknik penyuaraan

reureueus yaitu getaran suara yang dikeluarkan pada nada yang tetap mendapat

tekanan. Contoh: 5, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lagu Papatet baris kedua,

contoh:

2 15 5 . 5554 3451 2 15 5 22 2 . 2 15

Pangra- ngo geus narik ko- lo - t

2.1.2.3. Gibeg

Gibeg menurut Kamus Umum Basa Sunda artinya yaitu ngobahkeun awak ka gigir make tanaga

sarta rikat (menggerakkan badan ke samping dengan gerak cepat). Teknik penyuaraan dongkari

gibeg yaitu mengeluarkan suara pada nada yang tetap disertai tekanan, dan dilakukan dengan

gerak cepat seolah-olah digibegkeun. Sebagai contoh dapat dilihat pada frase pembuka lagu

wanda papantunan, sebagai berikut:

03- 2 2 2 . 1212 2 222 1212 23 . 3 34 3 5

Daweu - eung diajar lu- deu- ng

2.1.2.4. Kait

Kait artinya sama dengan nyangkol yaitu menempel keras karena lilitan tali. Dalam istilah

dongkari tembang Sunda Cianjuran, istilah kait mengandung pengertian yaitu gabungan dua

buah nada dari nada tinggi ke nada rendah di mana nada pertama dongkari kait menempel/sama

dengan nada sebelumnya, kemudian diikuti oleh satu nada yang lebih rendah. Teknik

penyuaraannya yaitu bunyi terakhir dari suku kata yang akan diikuti oleh dongkari kait,

Page 8: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

dibunyikan kembali sebagai jembatan untuk membunyikan suku kata berikutnya. Sebagai

contoh dapat dilihat pada frase pembuka lagu wanda papantunan, yaitu:

03- 2 2 2 . 1212 2 222 1212 23 . 3 34 3 5

Daweu - eung diajar lu- deu- ng

2.1.1.5. Inghak

Istilah inghak diambil dari peristiwa menangis yang diterapkan pada dongkari tembang Sunda

Cianjuran. Teknik penyuaraannya yaitu pada waktu membunyikan suku kata yang mengandung

vokal huruf hidup (a, i, u, e, o), udara sedikit dikeluarkan dengan diberi tekanan sehingga

menghasilkan suara yang bunyinya seperti /h/. Diusahakan posisi bibir tidak bergerak saat

mengeluarkan udara. Contoh:

03- 2 2 2 . 1212 2 222 1212 23 . 3 34 3 5

Daweu - eung diajar lu- deu- ng

2.1.1.6. Jekluk

Dongkari jekluk yaitu gabungan dua buah nada dari nada rendah ke nada tinggi. Misalnya dari

nada 1 ke 5, 4 ke 3. Sebelum membunyikan dongkari jekluk, senantiasa diawali oleh nada yang

lebih rendah. Misalnya dari nada 1 ke nada 5, senantiasa diawali dengan nada 2. Dari nada 4 ke

nada 3, senantiasa diawali dengan nada 5. Teknik penyuaraan dongkari jekluk harus

menggunakan tenaga perut. Contoh, pada lagu Papatet, baris kedua.

02 15 5 . 5554 3451 2 15 5 22 2 . 2 15 .

Pangra- ngo geus narik ko- lo - t

Page 9: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

2.2.1.7. Rante/beulit

Dongkari rante/beulit yaitu gabungan dua buah nada atau lebih yang disuarakan dengan cara

mengulang nada-nada tersebut sehingga menghasilkan suara yang bila digambarkan menyerupai

bentuk spiral atau rante. Contoh dongkari rante/beulit ini bisa dilihat pada lagu Mupu Kembang

yang dibawakan oleh A. Tjitjah pada baris kelima, sebagai beriku:

02 15 5 . 4545 4 51 . 2 2 15 5 2 2 2 321

Nya cada - s cada - s ha -re- ra- ng

2.1.1.8. Lapis

Dongkari lapis yaitu penyuaraan satu buah nada yang mengikuti nada sebelumnya. dongkari

lapis ini seolah-olah mengulang lagi nada yang sudah dibunyikan oleh dongkari lain. Sebagai

contoh bisa dilihat pada lagu Mupu Kembang baris kedua yang dibawakan oleh Euis Komariah,

sebagai berikut:

03- 2 2 2 . 1 2 2 2 21 2 . 2 15 0

Angkat ba- ri re- rendenga - n

2.1.1.9. Gedag

Dongkari gedag yaitu menyuarakan satu nada yang tetap dengan mendapat tekanan. Nada

tersebut seolah-olah disuarakan dua kali (diulang). Penempatan dongkari gedag senantiasa di

awal kata. Sebagai contoh bisa dilihat pada lagu Mupu Kembang baris pertama yang dibawakan

oleh Euis Komariah, yaitu

02 2 . 2 2 . 2 2 2 . 12 0

Payung hiji ku dua - an

Page 10: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

2.1.1.10. Leot

Dongkari leot yaitu gabungan dua buah nada, dari nada tinggi ke nada rendah misalnya dari nada

5 (la) ke nada 1 (da), nada 2 (mi) ke 3 (na), dan seterusnya. Contoh pada lagu Mupu Kembang

baris pertama yaitu:

02 2 . 2 2 . 2 2 2 . 1 2 .

Payung hiji ku dua - an

2.1.1.11. Buntut

Dongkari buntut pada prinsipnya sama dengan dongkari lapis. Perbedaannya terletak pada

penempatannya. Kalau dongkari lapis diletakkan di tengah kata dan senantiasa diikuti lagi

dengan dongkari lainnya, sedangkan buntut ditempatkan di akhir kata atau kalimat lagu (frase

lagu) dan diikuti oleh satu nada yang lebih tinggi. Contoh bisa dilihat pada lagu Mupu Kembang

baris keempat dan kelima, sebagai berikut:

03- 2 2 . . 2 2 2 1212 2 1 . 5 5 . 54

Nya keusik - keusik ba-re - n-ti - k

02 15 5 . 5554 3451 2 2 15 5 2 2 2 . 21

Nya ca-da - s cada - s hare - ra - ng

2.1.1.12. Cacag

Dongkari cacag yaitu penyuaraan satu buah nada dengan teknik memberikan tekanan pada nada

tersebut secara berulang-ulang dan tidak terputus-putus. Contoh dongkari cacag bisa dilihat

pada lagu Jemplang Panganten baris ketujuh.

Page 11: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

01 1 222 15 . 3 3 3 3454 23 3454

Kieu ka-ja-di-an- na - na

2.1.1.13. Baledog

Dongkari baledog yaitu gabungan dua buah nada yang disuarakan tanpa tekanan. Dongkari ini

senantiasa ditempatkan mengikuti dongkari lainnya seperti gibeg dan gedag. Sebagai contoh

bisa didengar pada lagu Mupu Kembang baris kedua, dan Randegan baris kedua yang dibawakan

oleh Euis Komariah.

03- 2 2 2 1 2 2 2 212 . 2 15 0

Angkat ba- ri re- rendenga - n

0 3- 2 . 2 1 2 12 . 2 15 0 03-3- 2 3-2 . 2 1

Me -la-------k bako di ba - si - sir

2.1.1.14. Kedet

Dongkari kedet senantiasa ditempatkan di akhir kalimat lagu yang berfungsi untuk madakeun

(mengakhiri) lagu. Dongkari ini biasa digunakan dalam lagu wanda jejemplangan. Sebagai

contoh bisa dilihat pada frase lagu pembuka wanda jejemplangan berikut ini:

04 4 .4 4 4 34543454 32 . 2 23 . 5

birit leuwi peu - peunta - san

2.1.1.15. Dorong

Dongkari dorong pada dasarnya merupakan dinamika dari suara yang tidak mendapat tekanan

menuju nada berikutnya dengan mendapat tekanan. Biasanya dongkari dorong selalu diikuti

Page 12: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

oleh reureueus. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lagu Jemplang Panganten baris kedua

sebagai berikut:

2 2 2 . 1 2222 15 0

Linta ----------------- ng salira anjeunna

Atau bisa juga dilihat pada lagu Jemplang Cidadap baris kelima sebagai berikut:

02 2 2 2 . 1 2222 15 0

Dirungsi -----------------ng

2.1.1.16. Galasar

Dongkari galasar yaitu gabungan dua atau tiga buah nada yang disuarakan seperti diayun, tanpa

terputus, dan mendapat tekanan. Sebagai contoh dapat dilihat pada lagu Jemplang Cidadap baris

pertama berikut ini:

4 3 3 3 3333 32 0 3 3454 23 3 3454 4

Alap-ala----------p nyorang tuna

Contoh lain dapat dilihat pada lagu-lagu wanda papantunan, misalnya pada frase pembuka lagu-

lagu wanda papantunan berikut ini:

03- 2 2 2 . 1212 2 222 1212 23 . 3 34 3 5

Daweu --------------------ng diajar lu- deu- ng

2.1.1.17. Golosor

Dongkari golosor yaitu gabungan beberapa nada dengan teknik penyuaraan tanpa

tekanan. Wilayah nadanya yaitu dari nada tinggi menuju ke nada rendah. Sebagai contoh bisa

dilihat pada lagu Rajamantri baris keenam, yaitu:

Page 13: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

3 .2 34545 5

Hanja------kal saumur-umur

2.1.2. Beluk

Karawitan sekar beluk ini sudah langka sekali. Beluk lebih dikenal pada upacara selamatan 40

hari bagi bayi yang baru dilahirkan. Beluk sangat erat dengan pergelaran nembang wawacan.

Memang pada dasarnya kesenian beluk hanya menembangkan cerita dalam wawacan yang

tersusun ceritanya dalam bentuk puisi terutama pupuh. Wawacan adalah cerita yang disusun

menggunakan pupuh dengan maksud untuk dinyanyikan atau didangdingkeun.

Teknik penyajian beluk dibantu oleh juru ilo. Juru ilo dalah orang yang membacakan cerita

dalam bentuk prosa (membaca biasa) yang ditujukan kepada penembang beluk untuk bahan kata-

kata yang akan dinyanyikannya. Secara spontan dan penuh variasi, juru beluk menyanyikan kata-

kata itu. Frekwensi nada yang digunakan adalah nada yang tinggi sehiingga semakin mahir

bermain lagu dalam nada-nada yang tinggii makin tinggilah kemampuan ki juru beluk itu.

Teknik bersuara banyak mempergunakan nasal hidung (sengau). Kata-kata yang dinyanyikan

sebenarnya kurang begitu jelas terucapkan karena yang lebih penting bagi pendengar adalah

teknik-teknik bernyanyinya itu sendiri. Kalau mereka ingin tahu tentang kata-katanya, sebelum

dinyanyikan telah disebutkan secara jelas oleh juru ilo.

Beluk sudah dianggap sebagai kesenian buhun (kolot, tua, lama). Penggunaan sekar irama

merdekanya memberikan cirri yang tersendiri dari bentuk kesenian rakyat sebab kebanyakan

lagu-lagu rakyat Pasundan banyak mempergunakan irama tandak (terikat)

Kalau dilihat dari penyajiannya, dimana ada unsur cerita yang dinyanyikan, maka mungkin

sekali dasar-dasar “gending karesmen” di dalam karawitan Sunda banyak berpijak dari

perkembangan beluk dengan nembang wawacannya.

Page 14: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

2.1.3. Kakawen

kakawen lebih dikenal sebagai nyanyian ki dalang pada waktu pergelaran wayang. Isi kakawen

antara lain banyak mengisahkan tentang pergantian babak cerita, karakter tokoh wayang,

kemarahan-kemarahan, kedatangan tamu dan kekuatan tokoh wayang dalam mengunggulkan

dirinya, misalnya pada ajimat-ajimatnya atau kekuatan lainnya. Pada dasarnya kakawen banyak

mempergunakan irama bebas merdeka. Hanya pada bagian-bagian tertentu sajalah terdapat

bentuk yang tandak. Inipun masih tidak utuh sebab perpaduan panjang pendeknya lagu masih

tergantung kepada ki juru dalang itu sendiri.

Pengaruh kakawen masuk pula secara utuh pada Tembang Sunda lagam Cianjuran. Hanya

namanya sudah bukan kakawen lagi melainkan dengan nama sebrakan. Sebrakan ini

dinyanyikan setelah lagu dalam laras pelog dan sorog/madenda telah selesai atau disajikan secara

khusus.

Motif-motif sekar irama merdeka pada pergelaran wayang digunakan pula oleh beberapa tokoh

wayang tertentu yang dalam bicaranya dibawakan dengan lagu, seperti untuk tokoh Semar,

Rahwana, Dursasana (patet yang digunakan patet Nem), Sangkuni, Togog, Narada (patet yang

digunakan patet Manyura). Hal seperti ini disebut antawacana berlagu.

Dalam penyajiannya, kakawen dapat dibeda-bedakan menjadi

a. Murwa

Adalah sekaran permulaan yang dibawakan dalang dengan rumpaka/bahasa Kawi atau

pujangga. (Kakawi-an menjadi Kakawen)

Pada prakteknya Murwa terbagi atas

(1) Murwa Umum

Murwa yang dapat dipergunakan untuk bermacam-macam adegan/jejeran, seperti:

Dene utamaning nata

Page 15: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Berbudi bawa laksana

Lire berbudi mangkana

Lela legawa ing dria

Agung denya paring dana

Anggeganjar saban dina

Lire kang bawa laksana

Anatepi pangandika

(2) Murwa Khusus

Murwa yang hanya digunakan khusus untuk suatu adegan/jejeran. Contohnya:

Lengleng ramya nikang, sasangka kum,enyar mangrenge rumning puri

Mangkin tanpa siring, haleb nikang umah, mas lwir nurub ing langit.

Tekwan sarwa manik, tawingnya sinawung sasat sekar sinuji

Ungwan Banowati ywuna amren lalangen nwang nata Duryudana

b. Nyandra

Prolog dalang yang menggambarkan situasi/keadaan sifat, watak, tata hidup dan kehidupan

raja dan masyarakatnya dengan segala yang digarapnya dan sebagainya, contoh:

Sri Nalendra ajujuluk ………(.nama raja yang bersangkutan dari suatu Negara)

Mila kinarya bubukaning carita

Jalaran nagri panjang punjung

Page 16: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Pasirwukir loh jinawi

Gemah ripah kerta raharja

c. Renggan

Sekaran dengan rumpaka yang bertemakan gambaran suatu keadaan yang sedang dihadapi

agar lebih jelas dan lebih indah didengar, contoh:

Kayu Agung babar wite

Samia rembel gogonge samia rogol yan pangrange

Sekar mekar ing galihe pandele si pandan arum

d. Sendon

Sekaran yang mempergunakan rumpaka untuk menggambarkan adegan sedih/kesedihan,

contoh:

Rebeng rebeng cinanda layan kaherin

Wis pinandak perlambange

Perlambang simungkumi

2.2. Sekar Tandak

Sekar tandak ialah nyanyian yang terikat oleh ketentuan-ketentuan ketukan dan matra

(wiletan, gatra). Dari ikatan ketukan dan matra-matra banyak berdampingan dengan irama

lagu yang dipergunakan. Peraturan-peraturan itu sudah merupakan kaidah tersendiri dari

bentuk paduan tandak di antara sekar dan gending. Adapun lagu-lagu dalam ragam sekar

tandak dapat kita ketahui sebagai berikut.

Page 17: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

(1) Sindenan

Kata Sindenan lebih dikenal pada pergelaran wayang dan kiliningan. Disebut sindenan

karena yang membawakannya biasa disebut sinden (waranggana, penyanyi wanita). Lagu-

lagu yang dibawakan banyak berpangkal pada bentuk klasik dan tradisional. Walaupun

demikian, kreasi-kreasi baru banyak pula dibawakan walaupun dalam beberapa hal telah

sedikit berubah warnanya. Perubahan itu sebenarnya banyak dipengaruhi oleh teknik warna

suara yang telah khas pada tiap pesinden. Kebanyakan lagu-lagu sinden adalah lagu anggana.

Kalau ada beberapa yang bersifat rampak biasanya bersifat kreasi saja. Dalam beberapa

penampilan tertentu sindenan mempunyai lagam daerah tersendiri. Lagam itu lebih

cenderung disebut pula sebagai gaya (style). Ada dua bagian besar gaya dalam kepesindenan,

yaitu: gaya Priangan dan gaya Kaleran.

Yang dimaksud dengan gaya Priangan adalah yang melingkupi daerah Bandung dan

sekitarnya, termasuk Priangan Timur. Daerah kaleran antara lain daerah-daerah pesisir utara,

seperti Cirebon, Subang dan Karawang.

Salah satu perbedaan yang paling jelas bila kita bandingkan dengan daerah Priangan adalah

dalam senggol, dialek dan laras-larasnya. Mengenai hal laras, sindenan gaya Cirebon lebih

banyak mempergunakan lagu laras pelog surupan sorog dengan patet Manyuro.

Perbedaannya dengan gaya Karawangan banyak terletak pada dialek bahasa dan pada

senggol-senggol yang lebih sederhana. Perbedaan dalam senggol terkenal dengan istilah

buntut dan buntet. Priangan pada akhir lagu selalu panjang (buntut), sedangkan rata-rata pada

senggol kaleran (Subang, Karawang) lebih pendek (buntet). Tetapi karena adanya

pembauran, maka sekarang sudah sangat sukar dibedakannya karena baik Cirebon, Karawang

maupun Subang sudah melihat Bandung sebagai barometernya. Secara langsung mereka

kehilangan kekhasannya. Sebaliknya gaya Prianganpun banyak pula berakibat pada gaya

kaleran, terutama Karawang yang lebih banyak diwarnai dengan iringan tepak jaipongan.

Pada dasarnya lagu-lagu sinden banyak mempergunakan laras salendro. Lagu-lagu ageng

yang pertama mereka pelajari kebanyakan lagu lagu ageng yang berlaras salendro. Mungkin

Page 18: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

hal ini disebabkan oleh beberapa pendapat di kalangan para nayaga yang menyebutkan

bahwa salendro merupakan “rajana laras”

Satu hal yang tidak bisa dikesampingkan ialah lagu-lagu sindenan selalu diiringi dengan

gamelan salendro. Walaupun dalam beberapa hal dibawakan lagu yang tidak berlaras

salendro, pirigan (iringan) tetap menggunakan laras salendro dengan mengambil jalur

tumbuk. Tumbuk ialah nada-nada yang sama dari laras yang berbeda. Nama-nama lagu

sindenan antara lain : Macan Ucul, Senggot, Kulu Kulu Bem, Tablo, Gawil, Kawitan,

Badaya, Papalayon Ciamis dan lain sebagainya

(2) Kawih

Salah satu lagam dari khazanah seni suara Sunda. Pengertian kawih pada mulanya sama

dengan sindenan, tetapi perkembangan memecah kedudukan yang berbeda antara kawih dan

sindenan. Perbedaan itu bukan saja terletak pada pergelaran dan teknik-teknik bernyanyi saja,

melainkan juga lingkunganna.

Menurut pengamatan yang bersumber pada buku Siksa Kandanf Karesian tahun 1518,

masyarakat Sunda telah mengenal kawih dahulu sebelum tembang (pupuh) masuk pada

zaman Mataram (abad XVI). Cuplikan dari buku itu mengatakan bahwa telah dikenal

bermacam-macam kawih, anatara lain:

Ø Kawih Tangtung

Ø Kawih Panjang

Ø Kawih Lalangunan

Ø Kawih Bongbongkaso

Ø Kawih Parerane

Ø Kawih Sisindiran

Ø Kawih Bwatuha

Page 19: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Ø Kawih Babatranan

Ø Kawih Porod Eurih

Ø Kawih Sasambatan

Ø Kawih Igel-igelan

Ahli seni suara biasa disebut paraguna. Jelaslah bahwa lagam kawih jauh telah lama hidup

dalam khazanah karawitan Sunda. Masalahnya sekarang bahwa hal yang tertera di atas hanya

merupakan nama saja karena sudah sangat jarang sekali orang-orang yang tahu tentang lagu-lagu

kawih yang disebutkan tadi.

Lagu-lagu kawih lebih banyak berorientasi pada lagu-lagu perkembangan (kreasi baru),

sedangkan pada lagu sindenan adalah lagu-lagu klasik dan tradisional. Memang yang paling

menonjol sekarang pada kawih ialah segi perkembangan lagu-lagu barunya. Lagu-lagu itu lebih

banyak bergerak pada lingkungan pendidikan dan kaum remaja tertentu. Hal-hal yang

berhubungan dengan pendidikan, dimana lagu-lagu kawih banyak diciptakan oleh para juru

sanggi (komponis) secara khusus untuk kebutuhan program pengajaran. Tokoh-tokoh seperti Rd.

Machyar Anggakusumadinata, Mang Koko, OK Jaman, Ujo Ngalagena, Nano. S dan lain-lain

membuat buu-buku pelajaran seni suar dalam bentuk kawih.

Kawih berkembang bukan pada bentuk anggana saja, melainkan mulai berkembang pula pada

bentuk-bentuk lain, yaitu dengan bentuk-bentuk paduan suara.

Kawih mempunyai “sejak” yang tersendiri. Hal ini bisa kita perhatikan dari pergelarannya,

iringannya dan teknik bernyanyi termasuk didalamnya pemanis-pemanis. Laras-laras kawih

dalam lagu-lagu remaja kebanyakan berlaras pelog dan madenda. Laras salendro terasa sangat

jarang sekali. Hal ini banyak bersumber pada kreativitas para juru sangginya yang memang

sangat jarang menciptakan lagu-lagu dalam laras salendro. Lagam kawih yang terdapat pada

tembang adalah pada lagu panambih (ekstra). Lagu panambih adalah lagu tambahan setelah

sekar irama merdeka, irama yang dipergunakan tandak. Perbedaan yang menyolok hanya soal

Page 20: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

surupan saja, dimana kalau tembang surupan rendah (da = G), sedangkan kalau lagam kawih

lebih tinggi surupannya (da = A = 440 Hz).

(3) Ketuk Tilu

Lagu-lagunya kebanyakan berirama tandak. Cirri khas dari lagu ketuk tilu adalah dalam

iringannya serta melodi lagu yang melengking tinggi dengan warna suar penyanyi wanita yang

lincah segar. Keunikan dari penampilan lagu ketuk tilu banyak diwarnai pula dengan kehadiran

senggak. Ketuk tilu tanpa senggak rasanya sepi sekali. Keakraban ini telah menjalin suatu warna

yang khas yang memberikan warna kemeriahan dan suasana pedesaan (lembur). Senggak adalah

suara manusia yang tidak beraturan untuk meramaikan suasana.

Laras-laras yang dipergunakan dalam lagu ketuk tilu kebanyakan laras salendro. Sangat sedikit

sekali yang mempergunakanlaras pelog atau madenda. Laras salendro dipergunakan pada ketuk

tilu, semarak membawa warna pedesaan, dimana lagu-lagu rakyat banyak dihias dengan warna-

warna salendro. Lagu-lagu ketuk tilu buhun sampai kini tetap lestari, tetapi dalam perkembangan

akhir-akhir ini banyak lagu-lagu ketuk tilu yang diubah larasnya ke dalam laras degung dan

sekaligus diiringi gamelan degung. Tentu saja dalam penjiwaannya kurang sesuai karena

lingkungan degung dan ketuk tilu jauh berbeda. Tetapi karena beberapa hal, antara lain rumpaka,

teknik menyanyikan, surupan sudah sedemikian rupa diolah ke dalam bentuk kawih, maka tidak

jarang orang menganggap seolah-olah lagu itu merupakan ciptaan baru. Nama-nama lagu ketuk

tilu yang populer dan terkenal sampai sekarang, antara lain : Polostomo, Geboy, Gaya,

Cikeruhan, Bardin.

Penyanyi ketuk tilu mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu mereka harus bisa bernyanyi

sambil menari (panggilannya disebut; Ronggeng). Isi lagu-lagu ketuk tilu banyak

mengetengahkan sindiran-sindiran cinta atau pikatan supaya “seseorang” mmberi imbalan

materi. Dahulu penyanyi ketuk tilu biasa disebut Ronggeng/Doger. Istilah ini kini jarang dipakai,

mungkin karena sebutan itu sendiri sedikit berbau/menyerempet tata susila moral tertentu

Page 21: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

(4) Lagu Indria

Biasa pula disebut sekar dolanan atau lagu dolanan untuk anak-anak. Secara tradisi lagu-lagu

anak banyak terungkap dalam lagu-lagu kaulinan urang lembur. Lagunya dinamis dan sangat

akrab dengan gerak. Bahkan dari keakraban itu sendiri berkembang menjadi permainan anak-

anak. Pada kesenggangan sore hari, mereka berkumpul, bernyanyi dan bermain. Lagu-lagu yang

terkenal seperti Cing cangkeling, Perepet Jengkol, Sasalimpetan, Slep Dur dan lainnya,

kebanyakan berlaras Salendro.

Pada perkembangan selanjutnya, lagu anak-anak banyak yang merupakan sanggian-sanggian

baru. Laras-laras yang dipergunakan sudah tidak lagi dominant oleh laras salendro saja, tetapi

pelog, madenda dan degungpun masuk didalamnya. Bahkan dari jumlah buku-buku nyanyian

yang pernah diterbitkan, kebanyakan berupa lagu anak-anak, seperti: Kawih Murangkalih, Sari

Arum sanggian Rd. Machyar Anggakusumadinata, Resep Mamaos, Taman cangkurileung, Seni

suara Sunda, Sekar Mayang, Bincarung sanggian mang Koko, Sekar Ligar kumpulan uUo

Ngalagena. Tercatat khusus untuk kegiatan lagu kawih anak-anak, Mang Koko membuat

Yayasan Cangkurileung yang anggota-anggotanya terdiri dari murid-murid sekolah dasar dan

lanjutan di seluruh Jawa Barat, setelah mang Koko meninggal dunia kegiatan di sekolah-sekolah

dasar dan lanjutan menjadi berkurang.

Beberapa cirri tertentu dari lagu anak-anak, antara lain:

A. Melodi dan Ritme yang sederhana

B. Jangkauan interval suara dan tinggi rendah nada yang terbatas

C. Tema lagu yang banyak berorientasi pada kehidupan anak-anak, seperti permainan,

kebersihan, sopan santun dan lain-lain.

Khusus untuk lagu-lagu permainan Mang Koko dan MO Koesman mengolah secara khusus

dalam buku Taman Bincarung dengan laras yang dipergunakan salendro. Dalam buku ini selain

mereka belajar lagu juga diajarkan teknik permainan yang bersumber dari tema lagu. Istilah yang

dipakai disebut Gerak Indriya Bincarung.

Page 22: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Selain bentuk-bentuk kawih dalam lagu anak-anak, juga lagu pupuh yang berjumlah 17,

diajarkan sebagai dasar-dasar tembang Sunda. Kebanyakan pupuh-pupuh itu dalam bentuk

rancagan, artinya tidak banyak diberi variasi seperti halnya lagu-lagu tembang yang lain.

(5) Lagu-Lagu Rakyat

Lagu yang telah merakyat dan populer di masyarakat. Masalahnya sekarang akan batas kurun

waktu. Umpamanya berapa tahun lagu itu bisa digolongkan sebagai lagu rakyat. Memang

diketahui bahwa kebanyakan lagu-lagu rakyat anonim dan telah lama hidupnya. Ada pula yang

diketahui pengarangnya, diketahui populernya lagu itu dan kini telah menjelma menjadi sebutan

lagu rakyat. Dengan demikian, kurun waktu untuk pengertian lagu-lagu rakyat bukan merupakan

suatu jaminan sebab banyak lagu-lagu yang telah lama justru hilang dan tidak diketahui oleh

umum.

Kebanyakan lagu-lagu rakyat hidup di kalangan lagu anak-anak. Lagu ini seiring dengan gerak-

gerak permainan. Lagu-lagu rakyat biasanya lebih sederhana, tidak berliku-liku dalam

melodinya. Sifatnya spontan. Gambaran lagu kalau dilihat dari tema-temany adalah permainan,

kelakuan seseorang, perjuangan dan lain-lain. Dalam beberapa hal sering didapati bahwa kata-

katanya itu tidak diketahui/dimengerti. Lagu-lagu rakyat Sunda banyak yang tidak diketahui

maksudnya. Bahkan generasi sekarang hanya mengenal lagunya saja, tanpa mengetahui isi dari

kata-katanya.

Di kota-kota besar lagu-lagu rakyat itu sudah sangat jarang diketahui oleh anak-anak. Mungkin

dalam beberapa hal mereka merasa asing. Kalaupun ada, mereka mendengar dari hasil rekaman

yang telah banyak diolah ke dalam tangga nada diatonis. Apa yang sering dikumandangkan oleh

remaja-remaja sekarang tentang lagu rakyat pengolahannya sudah diatonis. Dari penampilan

mereka terkadang dirasakan menjadi sangat asing, karena interpretasi mereka terhadap lagu

rakyatnya sudah sangat lain sekali. Kelainan mereka itu mungkin karena dua hal. Pertama karena

tangga nadanya sudah diatonis, kedua karena mereka hanya tahu dari mulut ke mulut tanpa

mempelajari secara khusus dengan pengertiannya sekaligus.

Page 23: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

Lagu-lagu rakyat yang masih populer hingga sekarang antara lain: Cing cangkeling, Ayang-

ayang gung, Pacublek-cublek uang, Ambil-ambilan, Sorban Palid, Es Lilin, Warung Pojok dan

lain sebagainya..

Kebanyakan dari lagu-lagu rakyat yang erat hubungannya dengan gerak-gerak dan permainan,

mempergunakan laras salendro, sedangkan beberapa lagu yang sebenarnya tidak erat dengan

permainan mempergunakan laras pelog atau madenda.

Lagu-lagu rakyat akan terus berkembang selama para kreatornya terus berkreasi. Hanya mungkin

dari sekian jumlah ciptaannya paling-paling hanya beberapa buah saja yang akan sangat populer

dan merakyat di masyarakat. Contohnya lagu Es Lilin dan Warung Pojok yang bisa menembus

untuk diakui sebagai lagu rakyat (Lagu-lagu ini diketahui penciptanya).

(6) Lagu Pupujian

Lagu berbentuk syair berisi tentang pengajaran agama Islam, nasihat, puji kepada Allah, salawat

untuk serta do’a, Lagu pupujian tanpa menggunakan iringan sering dibawakan di masjid atau

madrasah, biasa sebelum dilaksanakan shalat, ceramah dan kegiatan lainnya. Saat ini lagu-lagu

pupujian berbahasa Sunda (Tagoni, Qasidah) telah berkembang pesat dengan bentuk dan nama

yang baru seperti “Nasyid”, penyajiaanya tidak hanya di masjid atau madrasah, tetapi telah pula

ditempat-tempat keramaian, termasuk dalam perayaan keagamaan, khitanan, pernikahan dan lain

sebagainya. Mang Koko dengan Rumpaka dari RAF banyak membuat lagu-lagu Pupujian ini,

seperti lagu Hamdan, Ajilu, Shalawat Bani Hasim, dsbnya.

3. Penyajian Sekar

Berdasarkan kepada penyajiannya, sekar dapat dibagi menjadi: Anggana Sekar, Rampak

Sekar, Layeutan Suara, Sekar Catur, Drama Suara.

3.1. Anggana Sekar

Sekar yang dibawakan oleh satu orang. Penyanyi sekar secara mandiri ini bermacam-macam

namanya; dalam Tembang disebut Juru Mamaos atau Penembang, dalam kawih biasa disebut

juga Juru Sekar/Juru Kawih, dalam kiliningan biasa disebut Sinden, dan pada Ketuk Tilu Buhun

Page 24: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

disebut Ronggeng. Nama-nama itu adalah nama-nama yang mandiri dan biasanya ditujukan

kepada penyanyi wanita. Penyanyi pria lebih dikenal dengan sebutan Wira Swara.

Lagu-lagu klasik kebanyakan bersifat anggana, jarang sekali dibawakan secara bersama, kecuali

telah mendapat sentuhan kreatifitas untuk disajikan menjadi bentuk lain. Keistimewaan lagu-lagu

anggana adalah kebebasan dalam berimprovisasi, terutama dalam pengisian

mamanis/ornament/dongkari. Makin tinggi teknik-teknik dalam pengolahan sekar, maka makin

semaraklah lagu itu. Tentu saja dalam beberapa hal harus diperhatikan adu manisnya agar dalam

mengolah lagu itu tidak menjadi berlebihan.

3.2. Rampak Sekar

Nyanyian yang sama dalam satu tahap suara dibawakan bersama-sama. Rampak Sekar sangat

populer pada lagu-lagu Kawih. Lingkungan yang banyak mengetengahkan lagu-lagu rampak

sekar adalah para pelajar. Hal ini sebenarnya berlanjut dari system klasikal dalam pelajaran

bernyanyi di kelas. Sebelum mengenal istilah rampak sekar (Rampak=Bersama,

Sekar=Nyanyian) terlebih dahulu dikenal istilah Panembrama. Pada dasarnya rampak sekar

maupun panembrama sama saja. Lagu yang dibawakan satu tahap suara. Perbedaan hanya

terletak pada pemilihan lagu-lagunya. Dalam Panembrama jiwa lagunya kebanyakan mengambil

lagu-lagu yang mempunyai gerakan anca, isi rumpakanya menggambarkan kegembiraan, ucapan

selamat kepada para tamu dan maksud dari diselenggarakan pergelaran. Lagunya antara lain

Kadewan.

Dalam rampak sekar tema lagu dan sanggiannya lebih berpariasi, bisa bernafaskan

kepahlawanan, cinta tanah air, keindahan alam dan lain sebagainya. Istilah Karatagan (Mars)

sering digunakan mengawali judul lagu untuk menggambarkan tema kepahlawanan.

Rampak Sekar kebanyakan diiringi dengan waditra Kacapi, apabila menggunakan iringan

gamelan maka biasa disebut Gerongan.

Page 25: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

3.3. Layeutan Swara

Karena pada mulanya rampak sekar itu merupakan lagu yang dibawakan dalam satu tahap suara

saja, maka perkembangan kreasi baru terasa menuntut lain tentang pengertian ini. Apa yang

dikatakan rampak sekar sekarang sudah tidak lagi mengetengahkan satu tahap suara saja, tetapi

sudah berkembang menjadi dua tahap, tiga tahap bahkan empat tahap suara. Untuk bentuk

penyajian lagu yang demikian maka lahirlah istilah Layeutan Suara. Istilah ini banyak

dipopulerkan oleh kreasi-kreasi Mang Koko. Layeutan Suara identik dengan istilah Paduan

Suara dalam musik.

Jumlah peserta layeutan suara dapat berjumlah dari 10 orang sampai 30 orang. Jumlah itu tidak

tetap, bisa dikembangkan menurut kebutuhannya. Pada perkembangan sekarang, lagu-lagu

Sunda sudah bisa diketengahkan dalam suatu aubade, dimana jumlah penyanyinya bisa mencapai

ratusan bahkan ribuan. Untuk istilah layeutan suara, Pak Machyar Anggakusumadinata

menyebutnya dengan istilah Pra Lagam (banyak lagamnya). Contoh:

3.4. Sekar Catur

Lagu yang dibawakan secara berdialog disebut Sekar Catur (Sekar=nyanyian, Catur=ceritera,

obrolan). Bentuk seperti ini sangat banyak sekali. Pada lagam sindenan, lagam kawih, lagu sekar

catur ini sangat dikenal sekali. Begitu pula pada bentuk jenaka Sunda. Para kanca Indihiang

pimpinan Mang Koko pada tahun empat puluhan menjadi pelopor dalam pengembangan bentuk

lagu-lagu sekar catur.

Bentuk lagu Sekar Catur ini biasanya mempunyai tema masalah. Masalahnya dapat diambil dari

kehidupan sehari-hari, problem suami istri, percintaan atau kritikan-kritikan terhadap

kepincangan yang ada di masyarakat. Ungkapan lagu yang dinyanyikan dalam tekniknya

mempergunakan jalur Sekar Biantara, artinya nyanyian yang dinyanyikan dalam lagam bicara,

jadi fungsi pemanis-pemanis lagu tidak terlalu menonjol karena beberapa hal kejelasan kata-kata

dalam lagu sangat penting sekali.

Page 26: KARAWITAN VOKAL/SEKARAN Pengertian · PDF fileContoh dapat ditemukan dalam kata Punten, ... Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara

3.5. Drama Suara

Ceritera yang dibawakan dengan media suara sebagai penghantarnya. Drama Suara ini lebih

dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Gending Karesmen. Berbeda dengan bentuk lagu sekar

catur, maka dalam bentuk drama swara sekar atau vocal secara langsung mendominasi ungkapan

yang akan diketengahkan kepada penontonnya.

Dalam drama suara, sekar mempergunakan berbagai laras. Transposisi dan modulasi sangat kaya

sekali dalam bentuk ini. Juru Sekar dituntut kemampuan yang lebih sebagai pemain drama suara.

Selain mempunyai suara yang baik, dituntut pula kemampuan “pemeranan” (gerak, acting,

menari, menghapal naskah, dan sebagainya).

Semua bentuk sekar dapat diketengahkan dalam bentuk drama suara, baik tembang, kawih, ketuk

tilu maupun sindenan. Tetapi ada pula drama suara yang hanya mengetengahkan salah satu

bentuk sekaran saja, misalnya drama suara dalam media tembang. Namun ada beberapa

kekurangan yang harus diperhatikan apabila drama suara hanya mengambil bentuk tembang saja

yaitu:

(1) Lagam dialog yang terlalu mementingkan mamanis, sehingga berakibat kurang terarah

pada tema ceritra atau ungkapan dialog itu sendiri untuk diketahui maksudnya.

(2) Takaran jiwa tembang yang telah mengendap secara khusus. Dalam hal ini sering terjadi

pemerkosaan terhadap jiwa lagu dari tembang itu sendiri karena kebutuhan dialog yang

diungkapkan.

(3) Surupan yang terlalu rendah dan motif lagu yang monoton kurang memberi suasana

terhadap jalur ceritera yang diketengahkan. Hal ini akan terasa pada nafas-nafas kemarahan

yang terkadang kurang terjangkau oleh tembang.

Drama suara yang baik sebenarnya cenderung untuk disanggi secara khusus. Apabila akan

menambahkan beberapa lagu tradisi atau bentuk sekar lainnya, alangkah baiknya apabila jiwa

lagu itu disesuaikan dengan kata-katanya. Drama suara merupakan cirri khas dari karawitan

daerah Sunda (Jawa Barat)