Top Banner
KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI DAN KETINGGIAN TEMPAT DI HUTAN KEMASYARAKATAN ARTHAGIRI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI Oleh Miftahul Irsyadi Purnama C1L016061 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2020
125

KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI

TUTUPAN VEGETASI DAN KETINGGIAN TEMPAT

DI HUTAN KEMASYARAKATAN ARTHAGIRI

KABUPATEN SUMBAWA

SKRIPSI

Oleh

Miftahul Irsyadi Purnama

C1L016061

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

Page 2: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

ii

KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI

TUTUPAN VEGETASI DAN KETINGGIAN TEMPAT

DI HUTAN KEMASYARAKATAN ARTHAGIRI

KABUPATEN SUMBAWA

SKRIPSI

Oleh

Miftahul Irsyadi Purnama

C1L016061

Skripsi ini Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Pertanian, Universitas

Mataram

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

Page 3: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Miftahul Irsyadi Purnama

NIM : C1L016061

menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya yang belum pernah diajukan

untuk mendapatkan gelar pada perguruan tinggi manapun, dan bukan merupakan

duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain yang diterbitkan atau yang

tidak diterbitkan, kecuali kutipan berupa data atau informasi yang sumbernya

dicantumkan dalam naskah dan Daftar Pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan

bertanggung-jawab, dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila

terbukti melakukan duplikasi terhadap karya ilmiah lain yang sudah ada.

Mataram, 10 Juli 2020

Miftahul Irsyadi Purnama

C1L016061

Page 4: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang telah diajukan oleh:

Nama : Miftahul Irsyadi Purnama

NIM : C1L016061

Program Studi : Kehutanan

Jurusan : Kehutanan

Judul skripsi : Karakteristik Tanah Pada Berbagai Tutupan Vegetasi dan

Ketinggian Tempat di Hutan Kemasyarakatan Arthagiri

Kabupaten Sumbawa.

telah berhasil dipertahankan di depan Dosen Penguji yang terdiri atas: Muhamad

Husni Idris, SP., M.Sc., Ph.D., Dr. Ir. Markum, M.Sc., dan Dr. Hairil Anwar,

S.Hut., MP., pada 8 Juli 2020, dan diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan. Pada Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.

Menyetujui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Muhamad Husni Idris, SP., M.Sc., Ph.D Dr. Ir. Markum, M.Sc

NIP. 19701231 199512 1 001 NIP. 19631030 199003 1 001

Mengetahui:

Dekan Ketua

Fakultas Pertanian, Jurusan Kehutanan,

Ir. Sudirman, M.Sc., Ph.D Muhamad Husni Idris, SP., M.Sc., Ph.D

NIP. 19610616 198609 1 001 NIP. 19701231 199512 1 001

Tanggal Pengesahan : _______________________

Page 5: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

v

KATA PENGANTAR

وبركات ه الله ورحمة عليك م السلام

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhana Wata’ala yang telah

menciptakan alam semesta raya dengan segala fenomenanya sehingga kami dapat

mempelajari kebesaran-kebesaran dan keagungan-Nya.

Pada selembar kertas ini penulis menyampaikan penghargaan kepada

berbagai pihak yang telah membantu, mendukung, menemani penulis baik secara

lansung maupun tidak lansung dalam menyelesaikan Sarjana dan Skripsi ini. Oleh

sebab itu penulis ucapkan terima kasih yang sangat besar, yang mungkin ucapan

terima kasih tidak akan cukup atas dedikasi yang telah diberikan kepada,

1. Kedua orang tua Ibunda tercinta Heni Sri Mulyanti dan Ayahanda tercinta

Drs. Sudirman, MM. terima kasih atas segala doa dan pengorbanan yang

diberikan sehingga dapat mengantar penulis dalam meraih gelar sarjana.

2. Kedua Dosen Pembimbing Bapak Muhamad Husni Idris, SP. M.Sc., Ph.D

dan Bapak Dr. Ir. Markum, M.Sc yang telah membimbing penulis dalam

menyusun skripsi.

3. Seluruh Dosen Universitas Mataram, khususnya kepada Dosen Prodi

Kehutanan dan Staf Prodi Kehutanan, yang telah mengajarkan, mendidik,

dan membina kami.

4. Seluruh saudara, sahabat, kolega, saudara-saudara Kehutanan angakatan

2016, Himasylva PC-Unram, dan kekasih yang telah menemani dan

mewarnai perjalanan di bangku perkuliahan ini.

5. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, yang telah memberikan beasiswa kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan sarjana dengan baik dan lancar.

6. Pengelola HKm Swagortha Arthagiri dan KPH Brang Rea Puncak Ngengas,

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

Semoga Allah Subhana Wata’ala dapat membalas segala bantuan yang tak terbilang

selama ini dengan kebaikan yang lebih banyak lagi.

Page 6: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

vi

Akhirnya semoga skrispsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

memerlukannya…

و السلام عليك م ورحمة الله وبركات ه

Mataram, 10 Juli 2020

Penulis

Miftahul Irsyadi Purnama

C1L016061

Page 7: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...……………………………….……………...……….. i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

RINGKASAN ................................................................................................ xii

I. PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................3

1.4 Hipotesis Penelitian .........................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................5

2.1 Hutan Kemasyarakatan ...................................................................5

2.2 Geografis dan Demografi Lokasi Penelitian ...................................6

2.3 Vegetasi dan Tutupan Vegetasi .......................................................7

2.4 Topografi dan sifat tanah ................................................................8

2.5 Tanah ...............................................................................................9

2.6 Sifat Karateristik Tanah ..................................................................9

III. METODE PENELITIAN ..........................................................................15

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................15

Page 8: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

viii

3.2 Bahan dan Alat ..............................................................................15

3.3 Metode Penelitian..........................................................................16

3.4 Jenis Data dan Sumber Data .........................................................16

3.5 Variable Pengukuran .....................................................................17

3.6 Teknik Pengambilan Data .............................................................17

3.7 Analasis Data ................................................................................20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................26

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................26

4.2 Komposisi Vegetasi ......................................................................27

4.3 Karakteristik Tanah .......................................................................38

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................50

5.1 Kesimpulan ...................................................................................50

5.2 Saran ..............................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................52

Page 9: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.5.1 Variabel Pengukuran……………………………………. 17

3.6.2.1 Ketinggian tempat dan kemiringan lahan setiap kelas .... 20

3.7.3.1 Deskripsi tipe-tipe struktur tanah……………………….. 22

3.7.7.1 Kelas Porositas Tanah…………………………………... 24

3.7.9.1 Analisis Keragaman ANOVA One Way………………... 25

3.7.9.2 Analisis Keragaman ANOVA Two Way………………... 25

4.2.1.1 Indeks Nilai Penting (INP) Seleruh plot………………… 28

4.2.1.2 Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi semak perdu dan

hutan alam……………………………………………….

30

4.2.1.3 Indeks Nilai Penting (INP) ketinggian tempat dalam

vegetasi semak perdu……………………………………

31

4.2.1.4 Indeks Nilai Penting (INP) ketinggian tempat dalam

vegetasi hutan alam……………………………………...

32

4.3.1.1 Tekstur Tanah…………………………………………... 38

4.3.2.1 Struktur Tanah………………………………………….. 40

4.3.3.1 Warna Tanah……………………………………………. 41

4.3.6.1 Analisis Keragaman ANOVA Kedalaman lapisan tanah

(faktor ketinggian dan kemiringan) di vegetasi semak

perdu……………………………………………………..

47

4.3.6.2 Analisis Keragaman ANOVA kedalam lapisan tanah

(faktor ketinggian dan kemiringan) di vegetasi hutan

alam………………………………………………….......

47

Page 10: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.6.2.1 Peta Lokasi Penelitian……………………………… 18

3.6.2.2 Lokasi Titik Sample………………………………… 19

4.1.1 Peta Desa Sabedo………………………...…………. 26

4.2.2.1 Keanekaragaman Jenis Vegetasi Seluruh Plot……… 34

4.2.2.2 Keanekaragaman jenis vegetasi semak perdu (V1)

dan hutan alam (V2)…………………………………

35

4.2.2.3 Keanekaragaman jenis pada ketinggian tempat dalam

vegatasi semak perdu (V1)…………………………..

36

4.2.2.4 Keanekaragaman jenis pada ketinggian tempat dalam

vegatasi hutan alam (V2)…………………….

37

4.3.4.1 Bulk Denisty………………………………………... 43

4.3.5.1 Porositas……………………………………………. 44

4.3.6.1 Kedalaman Lapisan Tanah…………………………. 46

4.3.7.1 pH Tanah …………………………………………… 48

Page 11: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Letak Plot……………………………………………………...

2. Vegetasi………………………………………………………..

61

62

3. Indeks Nilai Penting…………………………………………... 75

4. Keanekaragaman Jenis………………………………………... 78

5. Tekstur Tanah………………………………………………… 85

6. Struktur Tanah………………………………………………... 87

7. Warna Tanah………………………………………………….. 88

8. Bulk Density………………………………………………….. 89

9. Porositas Tanah………………………………………………. 92

10. Kedalaman Lapisan Tanah…………………………………… 95

11. pH Tanah……………………………………………………… 96

12. Analisis ANOVA SPSS Bulk Density………………………... 97

13. Analisis ANOVA SPSS Porositas……………………………. 100

14. Analisis ANOVA SPSS Kedalaman Lapisan Tanah…………. 103

15. Analisis ANOVA SPSS pH Tanah…………………………… 105

16. Segitiga Tekstur Tanah……………………………………….. 108

17. Peta Ketinggian Per Plot……………………………………… 109

18. Peta Kemiringan Per Plot……………………………………...

19. Foto Kegiatan Penelitian………………………………………

110

111

Page 12: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

xii

RINGKASAN

HKm Swagotra Arthagiri berada di Desa Sabedo Kecamatan Utan

Kabupaten Sumbawa. HKm Arthagiri memiliki kondisi landscape didominasi oleh

perbukitan dengan kondisi umum adalah lahan kering tadah hujan dengan tutupan

vegetasi pada hulu yaitu semak perdu dan hutan alam serta pada bagian hilir yaitu

vegetasi agroforestry dan ladang persawahan. HKm Arthagiri dikelola oleh

penduduk sekitar untuk diambil jasa lingkungan berupa air. dalam pengelolaan

tersebut penting untuk dilakukan identifikasi karateristik tanah di kawasan

tersebut. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui karateristik tanah pada

berbagai tutupan vegetasi dan ketinggian tempat di HKm Arthagiri. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengkelasan

tutupan vegetasi dan pembagian interval ketinggian tempat. Hasil dalam penelitian

ini, ditemukan 2 tipe tutupan vegetasi yaitu hutan semak perdu dan hutan alam.

dimana pada hutan semak perdu ketinggian 0-150 mdpl dan 150-300 mdpl

memiliki tekstur tanah yaitu lempung, lempung berdebu dan lempung liat berpasir,

struktur tanah berbentuk granuler, warna tanah berwarna brown dan dark redish

brown, bulk density berkisar antara 0.77 g.cm-3 – 0.87 g.cm-3, porositas berkisar

antara 56,52 % - 66,53%, kedalaman lapisan tanah berkisar antara 32.7 cm – 100

cm, dan pH tanah berkisar antara 3,8 – 5,0. Sedangkan pada hutan alam ketinggian

150-300 mdpl dan >300 mdpl memiliki tekstur tanah yaitu lempung dan lempung

berdebu, struktur tanah berbentuk granuler, warna tanah berwarna brown dan dark

redish brown, bulk density berkisar antara 0.68 g.cm-3 – 0.97 g.cm-3, porositas

berkisar antara 53,45 % - 66,98%, kedalaman lapisan tanah berkisar antara 18,3 cm

– 38,3 cm, dan pH tanah berkisar anntara 3,4 – 5,4.

Page 13: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB), Provinsi NTB memiliki luas kawasan hutan sebesar

1.071.722 ha atau 50% dari luas total Pronvinsi NTB. Suradiredja et al (2017)

memaparkan penetapan kawasan hutan di NTB lebih banyak didasarkan pada

kondisi fisik wilayah terutama menyangkut topografi akibat pengaruh pegunungan

terutama Rinjani, Tambora, Pucak Ngengas, dan sebagainya. Kondisi ini bermakna

pada satu sisi memberi perlindungan terhadap daerah bawahan, dan di sisi lain

dipandang sebagai penghambat pembangunan karena perizinan penggunaan

kawasan hutan yang cukup rumit. Perkembangan sejarah mencatat adanya

perubahan paradigma pengelolaan hutan dari pengelolaan hutan oleh negara (state

based forest management) ke arah pengelolaan hutan bersama masyarakat, yaitu

pengelolaan hutan yang harus melibatkan dan mensejahterakan masyarakat sekitar

hutan, Kebijakan tersebut saat ini dikenal sebagai Hutan Kemasyarakatan (HKm).

Salah satu HKm yang terdapat di Provinsi NTB adalah HKm Swagotra

Arthagiri yang berada di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa, atau

sering disebut HKm Wanagiri. HKm Wanagiri ditetapkan melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutananan RI Nomor 36/MENHUT-II/2014 dengan luas 200 Ha.

Pengelolaan hutan di HKm Wanagiri dikatakan berhasil, karena dalam

pengelolaannya, HKm Wanagiri dapat memasok kebutuhan air sepanjang tahun di

lahan yang kering, dengan rata-rata bulan kering selama 8 bulan, rata-rata bulan

basah antra 3-4 bulan dan dengan klasifikasi iklim Shimdt dan Ferguson yaitu tipe

D (Markum, 2014). Kondisi lanskap HKm Wanagiri didominasi oleh perbukitan

dengan kondisi umum adalah lahan kering tadah hujan dengan tutupan vegetasi

pada hulu yaitu semak perdu dan hutan alam serta pada bagian hilir yaitu vegetasi

agroforestry dan ladang persawahan. Dalam memenuhi kebutuhan air, masyarakat

di HKm Wanagiri telah melalukan penanaman pohon yang dapat menyimpan air

Page 14: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

2

seperti pohon beringin dan pohon ara. Namun dalam proses penanaman pohon

tersebut, tidak semua pohon dapat tumbuh, terutama pada kawasan yang

bervegetasi semak perdu dan kebanyakan pohon hanya bisa tumbuh pada kawasan

hutan alam saja.

Menurut Siaahan (2018) Cit Sparling et al (2014) penutupan oleh vegetasi

memberi efek positif bagi daerah yang ternaungi, penutup lahan nantinya akan

mengurangi aliran permukaan, mencegah erosi tanah dan banjir, serta menjaga suhu

tanah dan daerah sekitar. Persebaran vegetasi dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik

lahan yang ada, diantaranya adalah kondisi topografi lahan dan karateristik tanah.

Tanah adalah sistem yang kompleks yang merupakan bagian dari ekosistem.

Sebagai bagian dari ekosistem, tanah dan tumbuhan merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Kehidupan tumbuhan di atas tanah sangat dipengaruhi kondisi

tanah sebagai media penyedia hara dan air. Sementara keberadaan tumbuhan dapat

menentukan sifat tanah. Tumbuhan akan berperan sebagai sumber utama bahan

organik. Selain menjadi sumber bahan organik ke tanah, kanopi tanaman, sistem

akar, dan serasahnya dapat mempengaruhi sifat morfologi dan kimia tanah.

Berdasarkan penjelasan di atas perlu dilakukannya studi karakteristik tanah

di HKm Arthagiri, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karateristik tanah dan

pengaruh keanekaragaman vegetasi, kontur lahan, dan kemiringan lahan pada

karateristik tanah. Hal ini penting dilakukan, sebagai basis data dan informasi dalam

pengelolaan HKm Arthagiri yang merupakan sumber mata air masyrakat sekitar

kawasan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik sifat tanah; tekstur, struktur, warna, bulk density,

porositas, kedalaman lapisan tanah, dan pH tanah pada berbagai tutupan

vegetasi di HKm Arthagiri Kabupaten Sumbawa?

2. Bagaimana karakteristik sifat tanah; tekstur, struktur, warna, bulk density,

porositas, kedalaman lapisa tanah, pH tanah pada berbagai ketinggian tempat

di HKm Arthagiri Kabupaten Sumbawa?

Page 15: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

3

3. Apakah variabel bulk density, porositas, kedalaman lapisan, dan pH Tanah

terdapat perbedaan disetiap tutupan vegetasi dan ketinggian tempat di HKm

Arthagiri Kabupaten Sumbawa?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik sifat tanah; tekstur, struktur, warna, bulk

density, porositas, kedalaman lapisan tanah, dan kemasaman (pH) tanah pada

berbagai tutupan vegetasi di HKm Arthagiri Kabupaten Sumbawa.

2. Untuk mengetahui karakteristik sifat tanah; tekstur, struktur, warna, bulk

density, porositas, kedalaman lapisan tanah, dan kemasaman (pH) tanah, pada

tiap ketinggian di HKm Arthagiri Kabupaten Sumbawa.

3. Untuk mengetahui perbedaan variabel bulk density, porositas, kedalaman

lapisan tanah, dan pH tanah pada berbagai tutupan vegetasi dan ketinggian

tempat di HKm Arthagiri Kabupaten Sumbawa.

1.4 Hipotesis Penelitian

H0 = Tidak terdapat perbedaan variabel bulk density pada berbagai tutupan

vegetasi dan ketinggian tempat.

H1 = Terdapat perbedaan variabel bulk density pada berbagai tutupan vegetasi

dan ketinggian tempat.

H0 = Tidak terdapat perbedaan variabel porositas tanah pada berbagai tutupan

vegetasi dan ketinggian tempat.

H1 = Terdapat perbedaan variabel porositas tanah pada berbagai tutupan vegetasi

dan ketinggian tempat.

H0 = Tidak terdapat perbedaan variabel kedalaman lapisan tanah pada berbagai

tutupan vegetasi dan ketinggian tempat.

H1 = Terdapat perbedaan variabel kedalaman lapisan tanah pada berbagai tutupan

vegetasi dan ketinggian tempat.

H0 = Tidak terdapat perbedaan variabel pH tanah pada berbagai tutupan vegetasi

dan ketinggian tempat.

H1 = Terdapat perbedaan variabel pH tanah pada berbagai tutupan vegetasi dan

ketinggian tempat.

Page 16: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

4

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi syarat kelulusan Sarjana Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

2. Memberikan informasi kepada masyrakat, pemerintah dan instansi terkait

tentang karakteristik tanah pada berbagai tutupan vegetasi di Arthagiri

Kabupaten Sumbawa.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 17: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Kemasyarakatan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.88/Menhut-II/2014 mendefinisikan

Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya

ditunjukan untuk masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil

dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan dan lingkungan

hidup. Secara teknis, HKm adalah hutan negara yang diprioritaskan

pemanfaatannya untuk tujuan pemberdayaan masyarakat. HKm merupakan salah

satu dari 5 skema perhutanan sosial disamping Hutan Desa, Hutan Adat, Kemitraan

Kehutanan dan Hutan Tanaman Rakyat yang dikembangkan oleh Kementerian

Kehutanan secara kolaboratif bersama masyarakat. Skema HKm ini dapat

diterapkan pada kawasan hutan lindung, hutan produksi dan kawasan pelestarian

alam pada zonasi tertentu yang tidak dibebani hak-hak lain dibidang kehutanan atau

izin kelola, dimana kawasan tersebut telah menjadi sumber mata pencaharian

masyarakat di sekitarnya (Suradiredja, et al, 2017)

Sopar (2010) cit Waznah (2006) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh

bagi masyarakat, pemerintah dan lingkungan terhadap fungsi hutan kemasyrakatan

yaitu:

a. Bagi Masyarakat, HKm dapat: (a) memberikan kepastian akses untuk turut

mengelola kawasan hutan, (b) menjadi sumber mata pencarian, (c) ketersediaan

air yang dapat dimanfaatkan untuk rumah tangga dan pertanian terjaga, dan (d)

hubungan yang baik antara pemerintah dan pihak terkait lainnya.

b. Bagi pemerintah, HKm dapat: (a) sumbangan tidak langsung oleh masyarakat

melalui rehabilitasi yang dilakukan secara swadaya dan swadana, dan (b)

kegiatan HKm berdampak kepada pengamatan hutan.

c. Bagi fungsi hutan dan restorasi habitat (a) terbentuknya keanekaragaman

tanman, (b) terjaganya fungsi ekologis dan hidrologis, melalui pola tanam

Page 18: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

6

campuran dan teknis konservasi lahan yang diterapkan, dan (c) menjaga

kekayaan alam flora dan fauna yang telah ada sebelumnya.

Data dinas LHK Provinsi NTB tahun 2019 menunjukkan luas kekelola

hutan kemasyarakatan di NTB memiliki luas total 24271.6 hektar, dengan luas

kekelola HKm hutan lindung seluas 14348.09 hektar dan luas kelola HKm hutan

produksi seluas 9923.51 hektar, dimana kabupaten dengan luas kelola HKm

terbanyak ada pada kabupaten Lombok Barat dan Sumbawa barat.

Hasil evaluasi HKm di hutan produksi yang diwakili oleh HKm Unit

Sambelia menunjukkan bahwa HKm di hutan produksi berada pada kondisi sedang

dengan skor 47,36. Faktor pembatas dari aspek teknik yang menyebabkan kondisi

HKm di hutan produksi berada dalam kondisi sedang adalah kondisi biofisik dan

kondisi tanaman. Sedangkan hasil evaluasi HKm di hutan lindung yang diwakili

oleh HKm Sesaot dan HKm Darussadiqien menunjukkan bahwa HKm dihutan

lindung berada pada kondisi sedang dengan skor masing-masing 53,17 (HKm

Sesaot) dan 45,77 (HKm Darussadiqien). Faktor pembatas dari aspek teknik

yang menyebabkan kondisi HKm di hutan lindung berada dalam kondisi sedang

adalah usaha tani dan konservasi (Nandini, 2013).

2.2 Geografis dan Demografi Lokasi Penelitian

Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak di ujung barat

Pulau Sumbawa, terletak pada koordinat 116" 42' -118" 22' BT dan 8" 8' - 9" 7' LS

dengan luas wilayah 6.643,98 km2. Topografi Kabupaten Sumbawa cenderung

berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 0 hingga 1.730 mdpl, dimana

41,81 % berada pada ketinggian 100-500 mdpl. Kabupaten Sumbawa merupakan

daerah yang beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim

kemarau. Pada tahun 2011 temperatur maksimum mencapai 36,6° C yang terjadi

pada bulan Oktober dan temperatur minimum 32,0° C yang terjadi pada bulan

Januari. Rata-rata kelembaban udara tertinggi selama tahun 2011 mencapai 89%

pada bulan Januari dan terendah mencapai 70% pada bulan Agustus dan September,

serta tekanan udara maksimum 1.011,1 mb dan minimum 1.006,5 mb

(Sumbawakab, 2020).

Page 19: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

7

Wanagiri adalah satu kesatuan pemukiman warga pendatang dari Bali yang

menetap di Kabupaten Sumbawa. Banjar Wanagiri didiami oleh etnis Bali yang

secara geografis keberadaanya dikelilingi oleh komunitas etnis Samawa

(Sumbawa), dengan jumlah penduduk sebanyak 135 KK dan total luas lahan

perkebunan (khususnya lahan kering) seluas 400 Ha. Secara administratif, Desa

Sabedo termasuk dalam wilayah Kecamatan Utan dengan batas wilayah sebagai

berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Jorok, sebelah selatan Berbatasan

dengan kawasan hutan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Rhee dan sebelah

barat berbatasan dengan Desa Jorok. Kondisi lanskap didominasi perbukitan

menjadikan wilayah ini sebagai lahan pertanian yang luas. Hal ini tergambar dari

data penggunaan lahan dimana lahan pertanian menempati 4.639 Ha atau sekitar

99.16% dari luas lahan di Desa Sabedo (Markum, 2014).

2.3 Vegetasi dan Tutupan Vegetasi

Vegetasi merupakan keseluruhan tumbuhan dari suatu area, vegetasi

berfungsi sebagai area penutup lahan, Penutupan oleh vegetasi memberi efek positif

bagi daerah tersebut, penutup lahan nantinya akan mengurangi aliran permukaan,

mencegah erosi tanah dan banjir, serta menjaga suhu tanah dan daerah sekitar.

Persebaran vegetasi dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik lahan yang ada,

diantaranya adalah kondisi topografi lahan (Maryantika et al, 2011).

Menurut Irwan (2015) Vegetasi memiliki peran dalam ekosistem sebagai

berikut:

1. Sebagai perubah terbesar dari lingkungan karena mempunyai fungsi sebagai

perlindungan sehingga dapat mengurangi radiasi matahari, mengurangi

temperature yang ekstrim, proses transpirasi dapat mengalirkan air dari tanah

ke udara dan serasah dapat menambah humus pada tanah.

2. Sebagai pengikat energy untuk seluruh ekosistem. Hanya vegetasi yang dapat

memanfaatkan energi surya secara lansung dan mengubahnya menjadi berguna

bagi organisme lain, melalui proses fotosintesis.

3. Sebagai sumber hara mineral, kehidupan memerlukan karbon, hydrogen,

oksigen, kalsium dan unsur lainya yang terdapat dalam tanah dan atmosfer.

Page 20: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

8

Unsur-unsur tersebut tersedia bagi organisme hidup lainya setelah melalui

proses-proses sintesis yang terjadi dalam tanaman.

Kelas penutup lahan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu daerah

bervegetasi dan daerah tak bervegetasi. Semua kelas penutupan lahan dalam

kategori daerah bervegetasi diturunkan dari pendekatan konseptual struktur

fisiognomi yang konsisten dari bentuk tumbuhan, bentuk tutupan, tinggi tumbuhan

dan distribusi spasialnya. Sedangkan dalam kategori tak bervegetasi, pendetailan

kelas mengacu pada aspek permukaan tutupan, distribusi atau kepadatan dan

ketinggian atau kedalaman objek (SNI 7645:2010).

2.4 Topografi dan sifat tanah

Topografi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pembentuk

tanah (Nugroho 2016 cit Hardjowigeno, 2003; Pairunan et al. 1997). Kondisi

topografi yang beragam menyebabkan variasi didalam sifata-sifat tanah masing-

masing posisi lereng. Tanah pada lereng bagian atas cenderung lebih dangkal akibat

dari proses pengikisan tanah (Hardjowigeno, 2003; Hanafiah 2012). Tanah pada

lereng bagian bawah cenderung mempunyai solum tanah yang dalam sebagai akibat

dari timbunan tanah yang terkikis dari lereng di atasnya. Sifat tanah yang berkaitan

dengan relief ialah solum tanah, bulk density (BD), porositas tanah, partikel density

(PD), pH tanah, basa-basa tukar didalam tanah dan lain-lain (Arsyad, 1989;

Purwowidodo, 1991; Hardjowigeno, 2003). Meurut Nugroho (2006) sifat yang

terpengaruh sebagai akibat perbedaan kelerengan ialah kedalam efektif akar, persen

batuan yang menunjukkan rintangan mekanis akar dan persen perakaran didalam

horizon/profil tanah.

Menurut Adrian et al (2014) di daerah tropis secara umum dicirikan oleh

keadaan iklim yang hampir seragam, namun dengan adanya perbedaan geografis

seperti perbedaan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl) akan

menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan pada tempat tersebut,

terutama suhu, kelembaban dan curah hujan. Unsur-unsur cuaca dan iklim tersebut

banyak dikendalikan oleh letak lintang, ketinggian, jarak dari laut, topografi, jenis

tanah dan vegetasi. Pada dataran rendah ditandai oleh suhu lingkungan, tekanan

Page 21: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

9

udara dan oksigen yang tinggi. Sedangkan dataran tinggi banyak mempengaruhi

penurunan tekanan udara dan suhu udara serta peningkatan curah hujan. Laju

penurunan suhu akibat ketinggian memiliki variasi yang berbeda-beda untuk setiap

tempat (Sangadji, 2001).

2.5 Tanah

Tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) yang terletak

dipermukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan

dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk,

iklim, (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan

topografi pada suatu priode waktu tertentu. Salah satu penciri utama tanah adalah

secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri-ciri lainnya. Umumnya berbeda

dibanding bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor-faktor

pembentuk tanah tersebut (Hanafiah, 2014).

Hanafiah (2014) juga mendefinisikan tanah sebagai lapisan permukaan

bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran

penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air da udara, secara

kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi(senyawa organik

N, P, K, Ca, M, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lainya) dan secara biologis berfungsi

sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara

tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman. Yang ketiganya

secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan

biomassa da produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan,

maupun kehutanan.

2.6 Sifat Karateristik Tanah

Beberapa sifat tanah yang diamati agar dapat mencirikan suatu tanah,

mencakup sifat-sifat fisik dan kimiawi tanah.

2.6.1 Tekstur

Terdapat tiga fraksi utama yang menyusun massa tanah yaitu fraksi

lempung (Clay), debu (Silt) dan pasir (sand). Sifat kasar halusnya tanah yang

Page 22: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

10

merupakan jelmaan perbandingan nisbi fraksi pasir, debu lempung dalam suatu

massa tanah disebut tekstur tanah. Tekstur tanah menetukan sifat fisik tanah yang

terutama ikut menentukan tata air di dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi,

penetrasi dan kemapuan pengikat air oleh tanah serta menentukan ketahanan tanah

terhadap erosi (Ma’shum, 2012).

Sembiring (2008) menjelaskan tekstur tanah dapat menentukan kecepatan

absorpsi air, kemampuan memegang air, dan aerasi tanah. Tekstur halus banyak

mengabsorpsi air, bersifat plastis dan lekat bila basah serta padat dan kohesiv bila

kering. Tekstur memegang peranan penting terhadap erosi. Penghancuran tanah

oleh pukulan butiran hujan meningkat dengan bertambahnya ukuran partikel tanah.

Tetapi transportasi akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel tanah.

Oleh sebab itu tekstur liat lebih sukar dihancurkan daripada pasir, tetapi lebih

mudah diangkut.

2.6.2 Struktur

Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan atau pengaturan butir tanah

primer menjadi partikel sekunder atau agregat. Struktur tanah sangat berpengaruh

terhadap proses vital dalam ruang ligkup tanah dan tanaman, yakni melalui gerakan

air, udara dan perkembangan akar. Ketiga hal tersebut dikendalikan oleh

keberadaan system pori dalam tanah (Ma’shum, 2012).

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah,

akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut

ped (terbentuk karena proses alami). Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-

beda yaitu Lempeng (plety), Prismatik (prismatic), Tiang (columnar), Gumpal

bersudut (angular blocky), Gumpal membulat (subangular blocky), Granular

(granular), Remah (crumb) (Hardjowigeno 2007). Arsyad (2005) mengemukakan,

struktur adalah kumpulan butir-butir tanah disebabkan terikatnya butir-butir pasir,

liat dan debu oleh bahan organik, oksida besi dan lain-lain. Struktur tanah yang

penting dalam mempengaruhi infiltrasi adalah ukuran pori dan kemantapan pori.

Pori-pori yang mempunyai diameter besar (0,06 mm atau lebih) memungkinkan air

Page 23: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

11

keluar dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik, pori pori tersebut juga

memungkinkan udara keluar dari tanah sehingga air dapat masuk.

2.6.3 Warna

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan

untuk pendeskrispsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek lansung

terhadap tanaman tetapi secara tidak lansung berpengaruh lewat dampaknya

terhadap temperature dan kelembapan tanah. Warana tanah dapat meliputi putih,

coklat, kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan.

Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu,

coklat, dan bercak (rust), kerapkali 2-3 warna tejadi dalam bentuk spot-spot, disebut

karatan (mottling) (Hanafiah, 2014).

Agus dan Marwanto (2006) menjelaskan warna tanah merupakan salah satu

ciri tanah yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga

sifat-sifat tanah antara lain: kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase

tanah dan lain-lainnya. Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan

warna spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma menunjukkan

intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah

dengan warna baku pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan warna meliputi :

warna dasar tanah (matrix) dan warna karatan (jika ada). Karena kelembaban

mempengaruhi warna yang terbentuk, maka penentuan warna dilakukan pada

kondisi kering dan lembab. Penulisan warna ditulis menurut urutan hue, value,

chroma, misalnya 10 YR ¾ (coklat).

Warna tanah merupakan sifat morfologi tanah yang paling mudah

dibedakan. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Warna hitam

menunjukkan kandungan bahan organik tinggi yang menggambarkan tingkat

kesuburan tanah yang baik. Warna merah menunjukkan bahwa tanah tersebut sudah

mengalami pelapukan yang lebih lanjut, ditandai adanya oksida besi bebas (tanah

tanah yang teroksidasi). Warna abu-abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi.

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang terdapat

pada buku Munsell Soil Color Chart, warna dinyatakan dalam tiga satuan yaitu

Page 24: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

12

kilapan (hue), nilai (value) dan khroma (Chroma). Kilapan (hue) berhubungan erat

dengan panjang gelombang cahaya, nilai (value) berhubungan erat dengan

kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lainnya menunjukkan gelap terangnya

warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Khroma (Chroma)

menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.

2.6.4 Bulk Density

Bulk density adalah perbandingan antara berat tanah kering oven dengan

volume tanah. Semakin padat suatu tanah, maka makin tinggi bulk densitynya,

artinya semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Tanah

kurang padat mempunyai bulk density yang lebih kecil dari tanah yang lebih padat.

umumnya tanah lapisan atas (top soil) pada tanah mineral mempunyai nilai bulk

density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya. Nilai bulk

density tanah mineral berkisar 1—1,6 gr/cc, sedangkan tanah organik umumnya

memiliki nilai bulk density antara 0,1—0,9 gr/cc. Bulk density dipengaruhi oleh

tekstur, struktur, dan kandungan bahan organik. Selain itu, bulk density dapat cepat

berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya (Hardjowigeno 2007).

Bulk Density (BD) yaitu bobot padatan (pada kering konstan) dibagi total

volume (padatan + pori), BD tanah yang ideal berkisar antara 1,30 -1,35 g cm-3, BD

pada tanah berkisar > 1,65 g cm-3 untuk tanah berpasir; 1 -1,60 g cm-3 pada tanah

geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1

g.cm-3 pada tanah dengan kandungan BO tinggi. BD sangat bervariasi antar horizon

tergantung pada tipe dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk density sangat

sensitif terhadap pengolahan tanah (Sari 2019 Cit. Parlindungan, 2018).

Pemadatan dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah

penggunaan alat-alat berat, pembukaan lahan perkebunan dalam jangka waktu

lama, pemukiman, hingga tempat yang terbuka dan terjadi berbagai aktivitas

manusia yang bersifat fisik di atasnya. Pemadatan yang terjadi terlalu besar akan

menurunkan laju infiltrasi sehingga dapat menyebabkan penggenangan yang akan

memperburuk aerase tanah, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan

tanaman (Perdana, 2015 Citt. Bagheri et al., 2012)

Page 25: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

13

2.6.5 Porositas Tanah

Porositas adalah proposi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat

dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga

merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poros berarti

tanah yang cukup mempunyai pori untuk pergerakan air dan udara masuk keluar

tanah secara leluasa, sebaliknya jika tanag tidak poreus (Hanafiah, 2014).

Porositas merupakan proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat

ditempati oleh udara dan air, dan sebagai indikator kondisi aerasi dan drainase

tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan pori-

pori halus (mikro). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah

hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler atau

udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah

liat. Tanah yang banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air sehingga

tanahnya mudah kekeringan. Tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori

makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir (Hardjowigeno, 2007).

2.6.6 Kedalaman Tanah

Proses pembentukan tanah terjadi akibat beberapa faktor yang saling

beinteraksi sehingga dapat membentuk tanah. Faktor-faktor tersebut adalah iklim,

organisme, topografi (relief), bahan induk, dan waktu. Kelima faktor tersebut

dikenal dengan istilah faktor pembentuk tanah. Sebenarnya banyak sekali faktor

lain yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tanah, akan tetapi kelima

faktor inilah yang dianggap paling berperan penting dalam proses pembentukan

tanah (Anhar, 2016 Cit Gerrard, 1980).

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus

akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta

dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai akar

tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah

(Anhar, 2016 Cit Hardjowigeno, 1985).

Page 26: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

14

2.6.7 Derajat Keasaman Tanah (pH)

Keasaman tanah yang dinyatakan dalam Eksponen Hidrogen (pH)

merupakan aspek kimia tanah yang tetap diperlukan. Hal ini disebabkan karena

pengaruh pH yang sangat besar terhadap kesesuaian lahan dan pertumbuhan

tanaman. pH tanah berhubungan erat dengan jumlah kalsium (Ca) dan magnesium

(Mg). Ca dan Mg ini merupakan salah satu dari unsur hara makro. Ca merupakan

komponen dinding sel, berperan dalam struktur dan permeabilitas membran,

sedangkan Mg merupakan penyusun klorofil dan ensim aktivator. Pengukuran pH

dilakukan pada horison A maupun B dengan menggunakan alat-alat testing

lapangan sederhana pada ketelitian 0,1 satuan. Meskipun parameter pH merupakan

faktor yang dinamis, tetapi tetap diperlukan dalam kaitannya dengan pengelolaan

lahan (Sumawinata et al., 2015).

Barchia (2009) tanah masam adalah tanah dengan nilai pH<7.0, walaupun

masalah serius yang berhubungan dengan kemasaman tanah jarang ditemukan pada

pH tanah di atas 5.5. nilai pH sesungguhnya menunjukkan kosentrasi ion H+ di

dalam tanah berdasarkan ionasi molekul air.

H2O ===== H+ + OH-

Jika kosentrasi ion H+ dan OH- seimbang, maka reaksi tanah akan netral,

dan tentunya pada tanah mineral masam kosentrasi ion H+ lebih besar dari ion OH-

Page 27: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

15

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Artagiri

(Wanagiri), Desa Sabedo, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa untuk

pengambilan sampel tanah. Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium

Kimia Tanah dan Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian

Universitas Mataram. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan dari bulan

Februari sampai Mei 2020.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel tanah utuh

(undisturbed soil sample), sampel tanah terganggu (disturbed soil sample),

K2Cr2O7, H2SO4, NaOH dan Aquades.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat yang digunakan dalam pengambilan data dilapangan yaitu GPS (Global

Positioning System), ring sampel tanah berukuran 5 cm dan 10 cm, cangkul,

sekop, meteran, kantong plastik, pita ukur, kertas label, pH tester, munsel chat

soil, clinometer, haga meter dan kompas.

2. Alat yang digunakan dalam analisis sifat fisika dan kimia tanah di laboratorium

yaitu tabung erlemeyer ukuran 50 ml, timbangan digital, timbanganan analitik,

pengukur waktu, ayakan 50-60 mest, ayakan 20 mest, labu ukur 100 ml, gelas

ukur 50 ml, corong , batang pengaduk, desikator, cawan dan oven.

3. Alat tulis.

Page 28: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

16

3.3 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir

(1988) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status suatu

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Jenis

data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka yaitu berupa kalimat

sedangkan jenis data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka yang

berbentuk data pengukuran.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,

menurut Ruslan (2003) yang dimaksud dengan data primer dan sekunder adalah:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan. Data

tersebut merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan

perhitungan sifat fisika dan kimia tanah.

2. Data Sekunder merupakan data dalam bentuk yang sudah jadi atau tersedia

melalui publikasi instansi dan informasi yang dapat berupa majalah jurnal atau

dokumen, data ini dapat berupa sejarah perkembangan kawasan, hasi-hasil

penelitian terkait, kelompok dan petani HKm.

Page 29: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

17

3.5 Variable Pengukuran

Variable pengukuran dalam penelitian ini antara lain :

Table 3.5.1 Variabel Pengukuran

Variabel Kedalaman Tipe sempel tanah Keterangan

Tekstur tanah

Warna tanah

Kedalaman

Lapisan Tanah

Struktur Tanah

Bulk density

Porositas tanah

pH tanah

0-15 cm

15-25 cm

0-15 cm

15-25 cm

100 cm

0-15 cm

15-25 cm

0-15 cm

15-25 cm

0-15 cm

15-25 cm

0-15 cm

15-25 cm

Contoh tanah terganggu (disturbed

soil sample)

Contoh tanah terganggu (disturbed

soil sample)

Contoh tanah terganggu (disturbed

soil sample)

Contoh tanah terganggu (disturbed

soil sample)

Contoh tanah utuh (undisturbed

soil sample)

Contoh tanah utuh (undisturbed

soil sample)

Contoh tanah terganggu (disturbed

soil sample)

Komposit

Tunggal

Tunggal

Tunggal

Tunggal

Tunggal

Tunggal

3.6 Teknik Pengambilan Data

3.6.1 Penetapan Titik Sampling

Penetapan titik pada penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu

pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel tanah berdasarkan strata tutupan vegetasi,

ketinggian, dan kemiringan lahan. Dari survey yang telah dilakukan didapatkan

tutupan vegetasi yaitu hutan alam dan hutan semak perdu, ketinggian tempat dibagi

menjadi 3 interval yaitu; 0-150 mdpl, 150-300 mdpl, dan >300 mdpl, kemiringan

lahan dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu; 0-8 % dan 9-15 %.

Page 30: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

18

3.6.2 Jumlah dan Ukuran Petak Ukur

Gambar 3.6.2.1 Peta Lokasi Penelitian

Jumlah petak ukur dibagi berdasarkan pengkelasan dan diberikan kode

yaitu; tutupan vegetasi (V) terbagi kedalam 2 strata yaitu strata vegetasi semak

belukar (V1) dan strata vegetasi hutan alam (V2), ketinggian tempat (C) yang

terbagi kedalam 3 interval ketinggian yaitu ketinggian 0-150 mdpl (C1), ketinggian

150-300 mdpl (C2) dan ketinggian >300 mdpl (C3), kemiringan lahan (S) yang

terbagi kedalam 2 kelas kemiringan lahan yaitu kemiringan lahan 0-8 % (S1) dan

kemiringan lahan 9-15 % (S2).

a. vegetasi semak perdu ketinggian 0-150 mdpl kemiringan 0-8% (V1C1S1)

b. vegetasi semak perdu ketinggian 0-150 mdpl kemiringan 9-15% (V1C1S2)

c. vegetasi semak perdu ketinggian 150-300 mdpl kemiringan 9-15% (V1C2S2)

d. vegetasi semak perdu ketinggian 150-300 mdpl kemiringan 0-8% (V1C2S1)

e. vegetasi hutan alam ketinggian 150-300 mdpl kemiringan 0-8% (V2C2S1)

f. vegetasi hutan alam ketinggian 150-300 mdpl kemiringan 9-15% (V2C2S2)

g. vegetasi hutan alam ketinggian >300 mdpl kemiringan 9-15% (V2C3S2)

h. vegetasi hutan alam ketinggian >300 mdpl kemiringan 0-8% (V2C3S1)

Page 31: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

19

Gambar 3.6.2.2 Lokasi Titik Sample

Dari 8 kelas terdapat petak ukur per kelas sebanyak 3 plot dengan total petak

ukur seluruh kelas yaitu sebanyak 24 plot. Ukuran petak ukur yang digunakan

dalam pengambilan sempel tanah adalah 20 m x 20 m. Berdasarkan SNI 7724: 2011

untuk pengukuran tingkat pohon digunakan ukuran petak ukur 20 m x 20 m, 10 m

x 10 m untuk tiang, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang, serta 2 m x 2 m untuk tingkat

semai.

Page 32: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

20

Tabel 3.6.2.1 Ketinggian tempat dan kemiringan lahan setiap kelas

No Kelas rata-rata ketinggian (mdpl) rata-rata kemiringan (%)

1 V1C1S1 48.33 6.33

2 V1C1S2 101.67 9.00

3 V1C2S2 225.00 11.00

4 V1C2S1 260.00 7.33

5 V2C2S1 191.67 6.33

6 V2C2S2 208.33 9.00

7 V2C3S2 318.33 10.00

8 V2C3S1 356.67 8.00

Sumber: Data Primer, 2020

3.6.3 Metode Pengambilan Contoh Tanah

Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

tanah yang tercampur dengan tanah lainya, dan tanah tidak terganggu (undistrubed

soil) yaitu tanah yang masih alami yang tidak terganggu maupun tercampur. Sampel

tanah diambil di beberapa titik pada lokasi pengambilan sampel menggunakan

tabung contoh untuk tanah tidak terganggu dan karung untuk tanah terganggu.

Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang mewakili tanah di lokasi

pengambilan sampel.

3.7 Analasis Data

Data hasil pengukuran di lapangan yaitu data vegetasi dan tanah akan diolah

untuk memperoleh nilai sifat fisik, kimia dan biologi tanah pada berbagai tutupan

vegetasi di HKm Wanagiri untuk selanjutnya dilakukan perbandingan.

3.7.1 Analisis Vegetasi

3.7.1.1 Indeks Nilai Penting

Menurut Rusdiana (2012) cit Soerianegara dan Indrawan (2002), kerapatan

tegakan, frekuensi, dominansi dan INP dihitung dengan menggunakan rumus:

Kerapatan suatu spesies = Jumlah individu suatu spesies

Luas area

Kerapatan relatif suatu spesies (KR) = Jumlah kerapatan suatu spesies

Jumlah kerapatan seluruh spesies x 100%

Frekuensi suatu spesies = Jumlah petak ukur yang ditemukan suatu spesies

Jumlah seluruh petak ukur

Page 33: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

21

Frekuensi Relatif suatu spesies (FR) = Jumlah nilai frekuensi suatu spesies

Jumlah nilai frekuensi seluruh spesies x 100%

Dominansi suatu spesies = Jumlah luas basal area suatu spesies

Luas basal area

Basal area = 1

4ℼd2

Dominansi relatif suatu spesies (DR) = Dominansi suatu spesies

Dominansi seluruh spesies x 100%

Indeks Nilai Penting (semai) = KR + FR

Indeks Nilai Penting (pancang, tiang dan pohon) = KR + FR + DR

3.7.1.2 Keanekaragaman jenis vegetasi

Keanekaragaman jenis vegetasi dapat dianalisis menggunakan rumus

Shannon-Wiener, yaitu :

H’ = - ∑ (𝑝𝑖)(𝑙𝑛 𝑝𝑖)𝑠𝑖=1

Keterangan : H’ = Indeks keragaman Shannon Wiener

Pi = Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah total Individu

3.7.2 Tesktur

Sampel tanah dianalisis dengan metode sedimentasi dan pengendapan di

dalam tabung erlemeyer. Satu set tabung erlemeyer terdiri dari 3 buah tabung

dengan volume masing-masing 50 ml. Pada tabung I (pertama) dimasukkan contoh

tanah hingga mencapai ukuran 15 ml, kemudian ditambahkan larutan pendispersi

yaitu larutan NaOH 1N, dan kemudian ditambahkan sejumlah air hingga mencapai

¾ volume tabung, lalu dikocok selama 5 menit, hingga sampel tanah terdispersi [3

fraksi penyusun tanah (pasir, debu dan liat) terpisah satu dengan yang lainnya].

Setelah itu tabung yang berisi supsensi tanah tersebut dibiarkan mengedap selama

3 menit untuk mendapatkan jumlah pasir. Supsensi yang mengandung debu dan liat

dipindahkan ketabung II (dua), dan diendapkan selama 30 menit untuk

mendapatkan jumlah debu. Supsensi yang hanya mengandung liat yang melayang-

layang dipindahkan ke tabung III (tiga). Kemudian dihitung persentase pasir, debu

dan liat, untuk mengetahui kelas tekstur digunakan segitiga tekstur USDA dengan

Page 34: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

22

memasukkan fraksi tanah yang telah diperoleh (Sari 2019 Cit. Silamon et al, 2016).

Untuk memperoleh persentase pasir, debu dan liat menggunakan persamaan

berikut:

Persentase pasir = Volume pasir

Volume awal tanah 𝑥 100%

Persentase debu = Volume debu

Volume awal tanah 𝑥 100%

Persentase liat = 100% - % pasir - % debu

3.7.3 Struktur

Penetapan struktur dengan metode langsung melihat di lapangan dengan

berdasarkan acuan deskripsi tipe-tipe struktur tanah (Sari 2019 Cit. Hanafiah,

2013). Kedalaman pengambilan contoh tanah pada pengukuran ini adalah sedalam

0-15 cm, dan >15-25 cm. Deskripsi tipe-tipe sktuktur tanah antara lain :

Table 3.7.3.1 Deskripsi tipe-tipe sktuktur tanah

Tipe struktur Deskripsi ped Lokasi horizon

1. Granuler

2. Remah

3. Lempeng

(platy)

4. Balok bersudut

5. Balok persegi

6. Prismatik

(prismatic)

Relatif tak poreus, kecil dan agak bulat,

tidak terikat membentuk ped.

=1 tetapi relatif poreus, antara ped tidak

terikat.

Bentuk struktur tanah jika sumbu vertikal

struktur tanah lebih pendek dari sumbu

horisontal.

Seperti balok-balok yang terbentuk dari

ikatan ped-ped yang sisi-sisinya tersudut

tajam. Ikatan antar ped ini sering putus

membentuk balok-balok kecil.

=4, tetapi ped-ped penyusun bersisi-sisi

jika struktur tanah memiliki sumbu

vertikal lebih panjang dari sumbu

horizontal dan sisi atas tidak membulat.

A

A

E tanah hutan atau

Bt tanah liat Bt

Bt

Bt

Bt

Page 35: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

23

7. Tiang

(Columnar)

jika struktur tanah memiliki sumbu

vertikal lebih panjang dari sumbu

horizontal dan sisi-sisi atas membulat

Sumber : Sari (2019) cit Hanafiah (2013)

3.7.4 Warna

Penetapan warna tanah dengan metode langsung melihat di lapangan

dengan berdasarkan acuan skala warna kartu Munsell pada hue 2.5 YR tanah. Di

lampangan tanah diambil secukupnya (kira-kira 5 g) kemudian dicocokkan dengan

buku Munsell. Pengukuran warna tanah dilakukan pada kedalaman 0-15 cm dan

>15-25 cm (Sari 2019 Cit. Hanafiah, 2013).

3.7.5 Kedalaman Lapisan Tanah

Nilai kedalaman tanah diketahui dengan menggali atau mengebor tanah

sampai dengan lapisan batuannya. Kedalam tanah dihitung dari permukaan tanah

sampai dengan lapisan batuan.

3.7.6 Bulk Density

Analisis bulk density tanah dengan metode Gravimetri (Sari 2019 Cit.

Azmul et al, 2018) yaitu :

𝐵𝐷 = BTK

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ

BTK = 100

100+KA 𝑥 Berat tanah awal

Keterangan :

BD = Bulk Density (𝑔/𝑐m3 )

BTK = Berat tanah kering

KA = kadar air

Volume tanah =r2t

t = tinggi ring sampel (cm)

r = jari-jari (cm)

= 3,14

Page 36: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

24

Prosedur dalam pengukuran bulk density adalah sebagai berikut :

1. Sebanyak 30-50 g sampel tanah ditimbang pada cawan aluminium atau

porselen, kemudian sampel tanah dikeringkan dalam oven pada

suhu 105 C selama 24 jam.

2. Setelah diovenkan, sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam desikator untuk

didinginkan, kemudian timbang tanah beserta cawan sampelnya.

3. Selanjutnya keluarkan sample tanahnya lalu timbang cawan sampelnya.

3.7.7 Porositas

Sari 2019 Cit. Hanafiah (2013) menjelaskan porositas merupakan selisih

bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering oven. Pengukuran porositas dilakukan

dengan menggunakan metode ruang pori total dengan menggunakan perbandingan

antara kepadatan tanah (Bulk Density) dan Partikel Density (Agus & Marwanto,

2006) :

Porositas = (1- 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

Berat jenis (𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 ) )x 100%

Berat Jenis = MS

V2−V1

Prosedur dalam pengukuran porositas tanah adalah sebagai berikut:

1. Gunakan sempel tanah dari pengukuran bulk density.

2. Isi gelas ukur besar dengan aquades sebanyak 30 ml (V1).

3. Tambahkan sebanyak 20 g (MS) contoh tanah halus yang telah kering oven dan

lolos ayakan 2 mm dengan menggunakan corong, aduk beberapa saat.

4. Sesudah 10 menit, baca volume suspensi air dan tanah (V2).

Table 3.7.7.1 Kelas Porositas Tanah

No Porositas Kelas

1.

2.

3.

4.

5.

6.

100

60-80

50-60

40-50

30-40

<30

Sangat poraus

Poraus

Baik

Kurang baik

Jelek

Sangat jelek

Sumber:Sari 2019 cit Arsyad (2006)

Page 37: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

25

3.7.8 Derajat Keasaman Tanah (pH Tanah)

Analisis pH Tanah dilakukan dengan metode langsung melihat di lapangan

dengan alat soil tester. Alat ini ditancampkan pada tanah yang lalu diukur pHnya

kemudian lihat skala sampai berhenti berputar, selanjutnya baca nilai pH pada alat

tersebut. Skala bagian atas menunjukkan pH tanah sedangkan skala bagian bawah

menunjukkan kelembaban tanah.

3.7.9 Analisis Keragaman (ANOVA)

Variabel yang dinalisis menggunakan ANOVA adalah variabel bulk

density, porositas, kedalaman lapisan, dan pH tanah dengan faktor tutupan vegetasi

menggunakan analisis ANOVA One Way serta pada faktor ketinggian dan

kemiringan lahan menggunakan analisis ANOVA Two Way (Faktorial). Data

variabel yang diperoleh kemudian dianalisis/diolah secara statistik dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20 untuk menentukan keragamannya.

Tabel 3.7.9.1 Analisis Keragaman ANOVA One Way

Sumber

Kergaman

Derajat

Bebas (db)

Jumlah

Kuadran (JK)

Kuadran

Tengah (KT)

F

Hitung

F Tabel

5%

Perlakuan k - 1 JKP JKP/(k-1)

Galat n - k JKS JKS/(n – 1)

Total n - 1 JKT

Tabel 3.7.9.2 Analisis Keragaman ANOVA Two Way

Sumber

Kergaman

Derajat

Bebas (db)

Jumlah

Kuadran (JK)

Kuadran

Tengah (KT)

F

Hitung

F Tabel

5%

Perlakuan ab-1 JKP KTP/KTG

A a-1 JK(A) KT(A)/KTG

B b-1 JK(B) KT(B)/KTG

AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB)/KTG

Galat ab(r-1) JKG

Total abr-1 JKT

Keterangan: a=jumlah faktor A, b=jumlah faktor B, r=ulangan, JKP=Jumlah

Kuadran Perlakuan, JK(A)= Jumlah Kuadran A, JK(B)= Jumlah

Kuadran B, JK(AB)= Jumlah Kuadran AB, JKT=Jumlah Kuadran

Total, KTP=Kuadrat Tengah Perlakuan, KTG=Kuadrat Tengah Galat

Page 38: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4.1.1 Peta Desa Sabedo

Sumber: Data Desa sabedo, 2017

HKm Wanagiri ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutananan

RI Nomor 36/MENHUT-II/2014 (Markum, 2014). HKm Swagotra Arthagiri

berada pada wilayah administrasi Dusun Wanagiri Desa Sabedo Kecamatan Utan

Kabupaten Sumbawa. Secara administratif Dusun Wanagiri Desa Sebedo termasuk

dalam wilayah kecamatan Utan, jarak tempuh dari ibu kota kabupaten 48 Km

(Rencana Umum Pengelolaan HKm Swagotra Arthagiri. 2014). Secara geografis

wilayah Dusun Wanagiri Desa Sabedo termasuk dalam wilayah administratif

Kecamatan Utan dengan batas-batas wilayah:

▪ Sebelah Utara : Desa Jorok dan Bale Berang

▪ Sebelah Selatan : Kawasan Hutan

▪ Sebelah Barat : Desa Jorok

▪ Sebelah Timur : Desa Rhee Loka

Page 39: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

27

Kantor Kepala Desa berada di Desa Sabeo II, Kecamatan Utan sekaligus

sebagai pusat Pemerintahan. Dusun Wanagiri Desa Sabedo Kecamatan Utan

mempunyai luas wilayah + 4.677,56 Ha yang terdiri dari Areal hutan seluas + 553

Ha, areal tanah perkebunan seluas + 178 Ha, areal yang tersisa digunakan untuk

lahan pemukiman dan fasilitas umum (Rencana Umum Pengelolaan HKm, 2014).

Desa Sabedo merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten

Sumbawa dengan tipologi “desa sekitar hutan”. Adapun luas kawasan hutan Desa

Sabedo yaitu 3.257 Ha, berfungsi sebagai Hutan Produksi Tetap dan Hutan

Lindung. Pada bulan Februari 2020 Kawasan Hutan Desa Sabedo termasuk

kedalam wilayah kerja KPH Brang Rea Puncak Ngengas. Jumlah penduduk Desa

Sabedo 2,905 jiwa dengan jumlah KK 726. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari sebagian besar penduduk bergantung pada sektor pertanian, peternakan,

kehutanan, perikanan, industri kerajinan, perdagangan dan pegawai negeri

(Julmansyah, 2007).

4.2 Komposisi Vegetasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Kawasasan Hutan

Kemasyarakatan Swagotra Arthagiri Kabupaten Sumbawa, Jumlah total jenis

spesies tumbuhan sebanyak 21 spesies dan total seluruh individidu adalah sebanyak

489 individu per 24 plot dimana pada tingkat pohon terdapat 127 indivu, tingkat

tiang sebanyak 143 individu, tingkat pancang sebanyak 141 individu, dan tingkat

semai sebanyak 78 individu. Jenis individu terbanyak pada tingkat pohon adalah

Pelas (Ficus racemosa (L.)) dengan jumlah sebanyak 40 individu dan jenis yang

paling sedikit yaitu Asem (Tamarindus indica), Gerupuk, Kelapa (Cocos nucifera),

Kenari (Canarium ovatum), dan Randu (Ceiba pentandra) dengan masing-masing

jumlah sebanyak 1 individu. Pada tingkat tiang jenis terbanyak adalah Pelas (Ficus

racemosa (L.)) dengan jumlah sebanyak 63 individu dan jumlah yang paling sedikit

adalah Asem (Tamarindus indica), Bemang, Kesambi (Schleichera oleosa), dan

Lamtoro (Leucaena leucocephala) dengan masing-masing jumlah sebanyak 1

individu. Pada tingkat pancang jenis terbanyak adalah Pelas (Ficus racemosa (L.))

dengan jumlah sebanyak 68 individu dan jenis yang paling sedikit yaitu Lamtoro

Page 40: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

28

(Leucaena leucocephala) dengan jumlah sebanyak 1 individu. Pada tingkat semai

jenis terbanyak adalah Pelas (Ficus racemosa (L.)) dengan jumlah sebanyak 30

individu dan jumlah yang paling sedikit adalah Bidara (Ziziphus mauritiana), Rapat

Bewe, Semeluh, Srikaya (Annona squamosal), dan Sukal dengan masing-masing

jumlah sebanyak 1 individu.

4.2.1 Index Nilai Penting (INP)

Tabel 4.2.1.1 Indeks Nilai Penting (INP) seluruh plot

No Nama Lokal Nama Ilmiah INP

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Asem Tamarindus indica 7.13 17.53 - -

2 Bebenang Saurauia pendula - 17.53 - -

3 Bidara Ziziphus mauritiana 16.66 40.57 13.47 3.90

4 Binong Tetrameles nudiflora 12.39 - - -

5 Gamal Gliricidia sepium - - - 5.23

6 Gerupuk

49.45 - - -

7 Jati Tectona grandis 5.90 23.44 22.95 -

8 Kelapa Cocos nucifera 5.60 - - -

9 Kenari Canarium ovatum 8.65 - - -

10 Kesambi Schleichera oleosa 45.59 20.35 24.22 -

11 Ketimus Protium javanicum 42.21 18.13 19.19 47.18

12 Kukun Spondias sp 12.19 53.63 58.91 45.74

13 Laban Vitex pinnata 10.94 - 21.15 -

14 Lamtoro Leucaena

leucocephala - 7.69 16.39 5.23

15 Mente Anacardium

occidentale 18.17 16.08 - -

16 Pelas Ficus racemosa (L.) 57.61 85.06 95.45 77.13

17 Randu Ceiba pentandra 7.51 - - -

18 Rapat Bewe

- - - 3.90

19 Semeluh Champereia manillana

(Blume) Merr. - - - 3.90

20 Srikaya Annona squamosa - - 28.27 3.90

21 Sukal Sapinduk rarak DC - - - 3.90

Berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) rata-rata tingkat pertumbuhan pada

di HKm Wanagiri, menunjukkan jenis yang paling dominan adalah Pelas (Ficus

racemosa (L.)). Berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species (2019)

taksonomi dari Pelas (Ficus racemose) adalah sebagai berikut :

Page 41: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

29

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rosales

Famili : Moraceae

Marga : Ficus

Species : Ficus racemosa (L.)

Habitat Ficus racemosa (L.) terdapat pada hutan subtropical dan hutan

tropical pada daerah dataran rendah. Daerah persebaran gerografis spesies yaitu

Australia, Bangladesh, Cambodia, China, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar,

Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste serta Viet Nam. Morfologi dari

spesies ini berdaun hijau tua, panjang daun sekitar 7-10 cm dengan bentuk

meruncing. Buah bergerombol pada batang pohon, berukuran kecil dan berjumlah

banyak, buah yang belum masak berwarna hijau dan ketika sudah masak berwarna

merah (Singh et al, 2013). Ficus racemosa bersifat sangat mudah untuk tumbuh

dan tidak memerlukan penanaman khusus (Zaharah, 2016 Citt. Rosandari et al.

2013). Ficus racemose sangat mudah mendominasi di Kawasan HKm Wanagiri

dikarenkan spesies ini memiliki banyak buah yang mudah tersebar, dan spesies ini

tidak memerlukan perlakuan khusus, serta kawasan HKm Wanagiri merupakan

habitat yang ideal bagi pertumbuhan Ficus racemose.

HKm Pejarakan di provinsi Bali dengan sistem pengelolaan agroforestry,

menunjukkan vegetasi yang paling mendominasi adalah Mahoni dan Lamtoro

(Ardhana, 2011). Hal ini tentunya berbeda dengan HKm Wanagiri dari segi

vegetasi yang dominan, dikarenakan pola pengelolaan kedua kawasan tersebut

berbeda, dimana agroforestry adalah pola pengelolaan sumber daya yang

memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan

penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman pertanian

sedangkan HKm Wanagiri dikelola hanya untuk diambil jasa lingkungan berupa air,

sehingga vegetasi alami cenderung terjaga.

Page 42: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

30

Tabel 4.2.1.2 Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi semak perdu dan hutan alam

Pada tingkat pertubuhan pohon tiang, pancang, dan semai baik di hutan

semak perdu dan hutan alam spesies yang mendominasi adalah Pelas (Ficus

racemosa (L.)). Spesies pada hutan semak perdu memiliki jumlah yang lebih

banyak dari pada jumlah spesies di hutan alam, dengan jenis spesies pada hutan

Kelas Nama Lokal Nama Ilmiah INP

Pohon Tiang Pancang Semai

Veg

etas

i se

mak

per

du

(V

1)

Asem Tamarindus indica 10.04 29.97 - -

Bidara Ziziphus

mauritiana - 31.25 - -

Binong Tetrameles

nudiflora 7.75 - - -

Gamal Gliricidia sepium - - - 13.59

Gerupuk 10.24 - - -

Jati Tectona grandis 8.63 49.51 48.31 -

Kelapa Cocos nucifera 6.88 - - -

Kenari Canarium ovatum 8.32 - - -

Kesambi Schleichera oleosa 28.99 - - -

Ketimus Protium javanicum 33.66 21.48 - 64.06

Kukun Spondias sp 13.82 51.99 72.47 27.19

Lamtoro Leucaena

leucocephala - 14.02 31.77 13.59

Mente Anacardium

occidentale 26.40 32.24 - -

Pelas Ficus racemosa (L.) 42.44 69.54 86.14 71.20

Srikaya Annona squamosa - - 61.32 10.37

Veg

etas

i huta

n a

lam

(V

2)

Bebenang Saurauia pendula 26.74 - -

Bidara Ziziphus

mauritiana 21.04 52.18 18.77 6.13

Binong Tetrameles

nudiflora 13.07 - - -

Kesambi Schleichera oleosa 42.61 30.96 32.29 -

Ketimus Protium javanicum 34.23 22.63 29.14 35.15

Kukun Spondias sp 7.05 66.89 61.64 55.66

Laban Vitex pinnata 12.82 - 26.19 -

Pelas Ficus racemosa (L.) 40.57 100.60 131.96 82.55

Randu Ceiba pentandra 8.40 - - -

Rapat Bewe 10.04 - - 6.13

Semulu Palaquium

obtusifolium Burck - - - 8.26

Sukal Sapinduk rarak DC 7.75 - - 6.13

Page 43: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

31

semak perdu terdapat jenis MPTS antara lain; MPTS pertanian dan MPTS rimba.

MPTS pertanian merupakan tanaman berkayu berhabitus pohon yang menghasilkan

komoditi pertanian berupa (kayu dan nir kayu), serta memiliki manfaat ekonomis

dan ekologis. dan MPTS rimba merupakan tanaman berkayu berhabitus pohon

yang menghasilkan komoditi kehutanan berupa (kayu dan nir kayu), serta memiliki

manfaat ekonomis dan ekologis. Terdapat tanaman MPTS seperti kelapa, sirsak,

gamal, jati, lamtoro, mente dan asam. Banyaknya jenis MPTS pada vegetasi hutan

semak perdu, menandakan bahwa telah terjadi konversi dan penggunaan lahan dari

hutan menjadi perkebunan. Berbeda dengan hutaan semak perdu, spesies hutan

alam terdiri dari tanaman kehutanan kayu keras seperti pelas, kukun binong, laban,

dan kesambi, hal ini menunjukkan bahwa hutan alam tidak ada terdapat pengelolaan

oleh penduduk sekitar.

Jenis tanaman serbaguna MPTS adalah jenis tanaman yang menghasilkan

kayu dan bukan kayu (getah, buah, daun, bunga, serat, pakan ternak, dan

sebagainya). Sehingga bisa didapatkan lebih dari satu manfaat dari tanaman MPTS

tersebut dan bernilai ekonomi (Permenhut, 2012).

Tabel 4.2.1.3 Indeks Nilai Penting (INP) ketinggian tempat dalam vegetasi semak

perdu

Kelas Nama Lokal Nama Ilmiah INP

Pohon Tiang Pancang Semai

Veg

etas

i se

mak

per

du (

V1)

ket

inggia

n 0

-

150 m

dpl

(C1)

Gamal Gliricidia

sepium

- - - 73.33

Jati Tectona grandis 33.66 118.70 97.68 -

Kelapa Cocos nucifera 29.09 - - -

Kenari Canarium

ovatum

41.78 - - -

Kesambi Schleichera

oleosa

55.48 - - -

Lamtoro Leucaena

leucocephala

- 35.16 53.27 73.33

Mente Anacardium

occidentale

104.60 82.24 - -

Srikaya

Annona

squamosa

- - 149.05 53.33

Page 44: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

32

Veg

etas

i se

mak

per

du (

V1)

ket

inggia

n 1

50

-300 m

dpl

(C2

)

Binong Tetrameles

nudiflora

12.99 - - -

Gerupuk 82.70 - - -

Kesambi Schleichera

oleosa

25.22 - - -

Ketimus Protium

javanicum

64.15 40.65 - 78.67

Kukun Spondias sp 25.97 76.16 119.80 33.57

Pelas Ficus racemosa

(L.)

88.96 125.09 180.20 87.76

Pada vegetasi semak perdu, spesies pada ketinggian 0-150 mdpl memiliki

jumlah yang lebih banyak dari pada spesies pada ketinggian 150-300 mdpl, dimana

pada kelas 0-150 mdpl speies yang mendominasi pada tingkat pertumbuhan pohon,

tiang, dan pancang adalah Mente, jati, dan Srikaya serta pada tingkat pertumbuhan

semai yaitu Gamal dan Lamtoro sedangkan pada kelas ketinggian 150-300 mdpl

seluruh tingkat pertumbuhan didominasi oleh pelas.

Pada vegetasi hutan semak perdu diketahui bahwa rata-rata spesies adalah

tanaman MPTS. setelah dibagi berdasarkan kelas ketinggian, tanaman MPTS

cenderung berada pada ketinggian 0-150 mdpl dan tanaman kehutanan kayu keras

berada pada ketinggian 150-300 mdpl, hal ini menunjukkan bahwa vegetasi pada

ketinggian di atas >150 mdpl masih cenderung belum terganggu oleh manusia.

Tabel 4.2.1.4 Indeks Nilai Penting (INP) ketinggian tempat dalam vegetasi hutan

alam

Kelas Nama Lokal Nama Ilmiah INP

Pohon Tiang Pancang Semai

Veg

etas

i huta

n a

lam

(V

2)

ket

inggia

n 1

50

-300 m

dpl

(C2)

Bidara Ziziphus

mauritiana 48.36 73.28 36.61 28.85

Binong Tetrameles

nudiflora 34.71 - - -

Kesambi Schleichera

oleosa 60.01 33.63 - -

Ketimus Protium

javanicum 36.40 28.50 28.70 8.85

Kukun Spondias sp - 51.70 81.56 50.77

Laban 32.88 - 57.39 -

Pelas Ficus racemosa

(L.) 66.63 83.19 95.73 76.15

Page 45: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

33

Randu Ceiba pentandra 21.02 - - -

Rapat Bewe - - - 8.85

Semulu

Palaquium

Obtusifolium

Burck

- - 17.69

Sukal Sapinduk rarak

DC - - - 8.85

Veg

etas

i huta

n a

lam

(V2)

ket

inggia

n >

300

mdpl

(C3)

Bidara Ziziphus

mauritiana - 54.63 - -

Kesambi Schleichera

oleosa 111.86 - 66.78 -

Ketimus Protium

javanicum 90.47 - 45.80 68.10

Kukun Spondias sp 30.92 104.74 57.07 53.81

Pelas Ficus racemosa

(L.) 66.75 140.63 130.35 78.10

Terdapat perbedaan jumlah spesies yang cukup signifikan dinatara kedua

ketinggian, dengan ketinggian 0-150 mdpl memiliki jumlah 11 spesies dan

ketinggian >300 mdpl memiliki jumlah spesies yang relatif sedikit yaitu 4 spesies.

Pada vegetasi hutan alam baik pada kelas ketinggian 150-300 mdpl dan >300 mdpl,

spesies yang mendominasi di tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang, dan

semai adalah Pelas. Menurut Asrianny et all, (2019) Indeks nilai penting suatu jenis

pada setiap tingkat pertumbuhan mengalami perubahan seiring dengan

pertambahan ketinggian.

4.2.2 Keanekaragaman Jenis Vegetasi

Dalam menentukkan keanekaragaman spesies dihitung dengan

menggunakan rumus Shannon-Wienner, dimana Jika nilai H’ < 1 maka komunitas

vegetasi dengan kondisi lingkungan kurang stabil. Jika nilai H’ > 2 maka komunitas

vegetasi dengan kondisi lingkungan sangat stabil. Jika nilai H’ antara 1-2 maka

komunitas vegetasi dengan kondisi lingkungan stabil (Kalima, 2007 Citt. Kent dan

Paddy, 1992)

Page 46: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

34

Gambar 4.2.2.1 Keanekaragaman Jenis Vegetasi Seluruh Plot Ukur

Grafik di atas menunjukkan bahwa pada semua kelas keanekaragaman jenis

baik tingkat pertumbuhan pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai

menunjukkan kriteria lingkungan yang stabil. Sebagai pembanding, nilai indeks

keragamanan jenis di Kawasan Sempadan Embung Bual, Desa Aik Bual Kecamatan

Kopang Kabupaten Lombok Tengah memiliki nilai 2.43 dengan kriteria kondisin

lingkungan yang sangat baik (Sari Diah Permata, 2019) dan di kawasan konservasi

Tahura Nuraksa memiliki nilai kenakearagaman jenis 2.5 dengan kondisi lingkugan

sangat baik (Pratama, 2019). Berdasarkan perbandingan tersebut kenakeragaman

jenis pada HKm wanagiri dikatakan relatif rendah dikarenakan, Hkm Wanigiri yang

berada di pulau sumbwa memiliki keadan curah hujan dan tipe iklim yang berbeda

dari pulau Lombok.

Pohon Tiang Pancang Semai Rata-rata

Seluruh Kelas 2.00 1.61 1.49 1.53 1.66

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

KE

AN

EK

AR

AG

AM

AN

JE

NIS

(H

')

Page 47: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

35

Gambar 4.2.2.2 Keanekaragaman jenis vegetasi semak perdu (V1) dan

hutan alam (V2)

Pada kelas vegetasi semak perdu dan hutan alam menunjukkan

keanekaragaman jenis pertumbuhan tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang

dan tingkat semai dengan kreteria lingkungan yang stabil, dimana nilai

keanekaragaman jenis pada kelas vegetasi semak perdu lebih tinggi dari pada nilai

keanekaragaman jenis pada vegetasi hutan alam. Keanekaragaman jenis yang lebih

besar pada hutan semak perdu dipengaruhi oleh adanya introduksi spesies oleh

penduduk sekitar kawasan HKm. Dalam Idris (2020), keragaman vegetasi, lokasi

HKm Aik Bual sedikit lebih tinggi (H’=1,78) dibandingkan Setiling-Non Ijin dan

Aik Bual-Non Ijin, masing dengan H’=1,04 dan H’=1,15 dan termasuk dalam

kategori sedang. Hasil ini mengisyaratkan kawasan hutan yang dikelola masyarakat

dengan ijin pengelolaan HKm berpotensi memiliki keanekaragaman vegetasi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan hutan yang dikelola tanpa ijin

pengelolaan. Hal ini juga serupa dengan penelitian Mansur (2015), dimana

keragaman jenis hutan sebelah selatan TNGR pada hutan sekunder lebih beragam

dari pada hutan primer.

Pohon Tiang Pancang Semai Rata-rata

V1 1.94 1.67 1.32 1.46 1.60

V2 1.71 1.18 1.34 1.42 1.41

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

KE

AN

EK

AR

AG

AM

AN

JE

NIS

(H

')

Page 48: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

36

Gambar 4.2.2.3 Keanekaragaman jenis pada ketinggian tempat (C) dalam vegatasi

semak perdu (V1)

Kenakeragaman jenis pada vegetasi hutan semak perdu, pada ketinggian 0-

150 mdpl menunjukkan rata-rata kondisi lingkungan yang stabil, namun pada

tingkat pertumbuhan tiang dan pancang menunjukkan kondisi lingkungan yang

tidak stabil. Sedangkan rata-rata pada ketinggian 150-300 mdpl menunjukkan

kondisi lingkungan yang stabil, dan hanya tingkat pancang saja yang memiliki

kondisi lingkungan yang tidak stabil. Pada ketinggian 0-150 mdpl memilili nilai rata

keanekaragaman jenis sedikit lebih banyak dari ketinggian 150-300 mdpl pada

tutupan vegetasi hutan semak perdu. Keanekaragaman jenis pada hutan semak

perdu memiliki hasil yang relative sama dengan hasil Keragaman jenis Wiryantara

(2014), dimana (H’) pada system agroforestri tumpang sari di DAS Mikro Desa

Tukad Sumaga tergolong keragaman jenis sedangyaitu 1,187. Dikarenakan pada

hutan semak perdu telah terdapat penduduk yang mengelola lahan, sehingga

keanekaragaman jenis pada vegetasi semak perdu relatif sama dengan pola

pengelolaan agroforestry.

Pohon Tiang Pancang Semai Rata-rata

V1C1 1.51 0.90 0.86 1.05 1.08

V1C2 1.25 1.04 0.67 1.02 1.00

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

KE

NA

KE

RA

GA

MA

N

JEN

IS (

H')

Page 49: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

37

Gambar 4.2.2.4 Keanekaragaman jenis pada ketinggian tempat (C) dalam vegatasi

hutan alam (V2)

Kenakeragaman jenis vegetasi hutan alam, pada ketinggian 150-300 mdpl

menunjukkan rata-rata dalam kondisi lingkungan yang stabil, pada tingkat

pertumbuhan pohon, tiang, pancang, dan semai juga menunjukkan kondisi

lingkungan yang stabil. Pada ketinggian >300 mdpl memimiliki rata-rata

keakeragaman jenis dengan kondisi stabil, dan pada tingkat pertumbuhan

menunjukkan kondisi lingkungan yang stabil, kecuali pada tingkat tiang memiliki

kondisi lingkungan yang tidak stabil. Ketinggian 150-300 mdpl memiliki nilai

kenakaragaman jenis yang lebih besar dari keeanekaragaman jenis pada ketinggian

>300 mdpl.

Dalam Kalima (2007) menunjukkan pada ketinggian 1.130 mdpl Indeks

keanekaragaman spesies Shannon adalah 2,82 dan ketinggian 1.250 mdpl adalah

2,56. Struktur vegetasi tidak menunjukkan perubahan signifikan terkait dengan

gradien lingkungan yang dianalisis, tetapi ketinggian dan aspek mempengaruhi

keragaman (Gallardo-Cruz, 2009).

Menurut hasil penelitian Zeng (2014) menunjukkan bahwa aspek lereng dan

posisi lereng memiliki pengaruh kuat pada keanekaragaman tanaman dan distribusi

spasial, tetapi sedikit berpengaruh pada kumpulan tanaman. Berendse (2015)

Pohon Tiang Pancang Semai Rata-rata

V1C2 1.68 1.44 1.36 1.42 1.47

V1C3 1.29 0.77 1.05 1.08 1.05

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

KE

AN

EK

AR

AG

AM

AN

JE

NIS

(H')

Page 50: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

38

menunjukkan bahwa hilangnya keanekaragaman spesies tanaman memiliki efek

penting pada ketahanan erosi lereng.

4.3 Karakteristik Tanah

4.3.1 Tekstur

Terdapat tiga fraksi utama yang menyusun massa tanah yaitu fraksi

lempung (Clay), debu (Silt) dan pasir (sand). Sifat kasar halusnya tanah yang

merupakan jelmaan perbandingan nisbi fraksi pasir, debu lempung dalam suatu

massa tanah disebut tekstur tanah (Ma’shum, 2012).

Tabel 4.3.1 Tekstur Tanah

Kelas Kedalaman Tanah

Vegetasi Ketinggian Kemiringan 0-15 (cm) 15-25 (cm)

V1

C1 S1 Lempung Lempung Liat Berpasir

S2 Lempung Lempung Liat Berpasir

C2 S2 Lempung Berdebu Lempung Liat Berpasir

S1 Lempung Berdebu Lempung Berdebu

V2

C2 S1 Lempung Berdebu Lempung

S2 Lempung Lempung

C3 S2 Lempung Lempung

S1 Lempung Berdebu Lempung

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Berdasarkan table, menunjukkan bahwa tekstur tanah pada keseluruhan

kelas memiliki tekstur tanah dominan lempung. pada tanah kedalaman 0-15 cm

perbandingan antara lempung dan lempung berdebu adalah sama, dimana tekstur

tanah lempung cenderung berada pada kemringan lahan 9-15 % dan dan tektur tanah

lempung berdebu cenderung berda pada kemiringan lahan 0-8 %, pada ketinggian

tempat dan vegetasi tekstur tanah memiliki persebaran yang rata. Pada kedalaman

tanah 15-25 cm menunjukkan perbedaan dengan kedalaman 0-15 cm, dimana

tekstur tanah terbagi kedalam kelas vegetasi, pada vegetasi semak perdu tekstur

tanah adalah lempung liat berpasir dan pada vegetasi hutan alam tekstur tanah

bersifat lempung, pada kemiringan lahan dan kontur tidak terjadi perbedaan

persebaran.

Page 51: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

39

Bedasarkan hasil penelitian Sari (2019). Menunjukkan bahwa tekstur tanah

pada hutan alam memiliki tekstur tanah lempung berliat dan pada lahan yang sudah

ditanami bertekstur lempung berpasir. Pada kedalaman tanah 15-25 cm pada

vegetasi semak perdu, memiliki tekstur tanah yang lempung liat berpasir dan pada

vegetasi hutan alam, tekstur tanah lempung. Hal ini menunjukkan bahwa pada

vegetasi hutan alam, tanah dengan persentasi fraksi pasir cenderung lebih sedikit

dari pada persentasi fraksi pasir pada vegetasi semak perdu.

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian Bauman (2008) yaitu proses

limpasan hujan di mikro-tropis didorong oleh kombinasi faktor-faktor seperti

karakteristik curah hujan, kondisi fisik tanah, gradien kemiringan dan tipe vegetasi.

Namun demikian, sifat fisik tanah seperti kondisi tekstur dan drainase lapisan tanah

serta kemiringan lereng merupakan faktor kunci dalam pengendalian limpasan di

bawah curah hujan tropis dengan intensitas kejadian badai tinggi dan akumulasi

curah hujan. Menurut hasil analisis Hakim (2007) menunjukkan tekstur tanah

berpengaruh terhadap debit puncak dan waktu menuju debit puncak, dimana tanah

bertekstur lempung memiliki debit puncak yang lebih tinggi dibandingkan pada

tanah bertekstur pasir dan liat, sedangkan untuk waktu menuju debit puncak dimana

tanah bertekstur liat memiliki waktu menuju debit puncak yang lebih cepat

dibandingkan dengan tanah bertekstur lempung dan pasir. Hal ini menjawab,

mengapa pada tekstur tanah di kedalaman 0-15 cm cenderung dipengaruhi oleh

kemiringan lahan, karena terdapat perbedaan kecepetan laju limpasan hujan,

dimana kemirngan lahan 9-15 % lebih cepat laju limpasanya dari pada kemringan

lahan 0-8%. Kemiringan lahan 0-8 % memiliki tekstur tanah cenderung berdebu,

dengan persentase fraksi pasir lebih sedikit dan persentase fraksi debu lebih banyak

dibandingkan dengan tanah bertekstur lempung pada kemiringan lahan 9-15%,

diketahui bahwa fraksi pasir lebih berat dari pada fraksi debu.

4.3.2 Struktur

Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan atau pengaturan butir tanah

primer menjadi partikel sekunder atau agregat. Struktur tanah sangat berpengaruh

terhadap proses vital dalam ruang ligkup tanah dan tanaman, yakni melalui gerakan

Page 52: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

40

air, udara dan perkembangan akar. Ketiga hal tersebut dikendalikan oleh

keberadaan system pori dalam tanah (Ma’shum, 2012).

Tabel 4.3.2.1 Struktur Tanah

Kelas Kedalaman Tanah

Vegetasi Ketinggian Kemiringan 0-15 cm 15-25 cm

V1

C1 S1 Granular Granular

S2 Granular Granular

C2 S2 Granular Granular

S1 Granular Granular

V2

C2 S1 Granular Granular

S2 Granular Granular

C3 S2 Granular Granular

S1 Granular Granular

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Berdasarkan tabel, struktur tanah pada keseluruhan kelas dan kedalam

menunjukkan struktur berbentuk granular, dikarenakan HKm wanagiri masih

memiliki tutupan vegetasi yang relatif baik. Granular adalah tanah berbentuk

polyhedral kecil, dengan permukaan melengkung atau sangat tidak beraturan

(Rayes, 2017). Kandungan bahan organik mempengaruhi porositas tanah (tingginya

porositas pada tanah dipengaruhi kandungan bahan organic yang tinggi), apabila

tanah berstruktur remah (granuler) maka mempunyai porositas yang lebih tinggi

daripada tanah-tanah yang memiliki struktur pejal (massive) (Hardjowigeno, 1992).

perbedaan lahan hutan dengan lahan pertanian, lahan pertanian lebih rentan

terhadap kerusakan tanah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya vegetasi atau

tanaman semak sebagai penahan hujan, rendahnya bahan organik yang berasal dari

seresah tanaman, sehingga hujan lebih mudah memecah butiran tanah (Arifin, 2010

Citt. Islami dan Utomo, 1995). Berdasarkan hasil tabel, tingkat kerapatan vegetasi

baik semak perdu maupun hutan alam, ketinggian, dan kemirangan lahan tidak

memiliki perbedaan struktur tanah, dikarenakan hasil yang didproleh struktur tanah

bersifat homogen.

Page 53: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

41

4.3.3 Warna

Agus dan Marwanto (2006) menjelaskan warna tanah merupakan salah satu

ciri tanah yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga

sifat-sifat tanah antara lain: kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase

tanah dan lain-lainnya. Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan

warna spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma menunjukkan

intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah

dengan warna baku pada Munsell Soil Color Chart.

Tabel 4.3.3.1 Warna Tanah

Kelas Kedalaman

Vegetasi Ketinggian Kemiringan 0-15 cm 15-25 cm

V1

C1 S1 3/2 5 YR drb 3/3 5 YR drb

S2 2.5/2 5 YR drb 2.5/2 5 YR drb

C2 S2 2.5/2 5 YR drb 3/2 5 YR drb

S1 2.5/1 5 YR b 2.5/2 5 YR drb

V2

C2 S1 2.5/1 5 YR b 3/2 5 YR drb

S2 2.5/1 5 YR b 2.5/2 5 YR drb

C3 S2 2.5/1 5 YR b 3/2 5 YR drb

S1 2.5/1 5 YR b 2.5/2 5 YR drb

Keterangan : b = brown, drb = dark redish brown, YR = hue, V1= Semak Perdu,

V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300 mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %,

S2= 9-15 %

Berdasarkan tabel diatas, warna tanah yang tampak pada keseluruhan kelas

terdiri dari 2 warna yaitu brown (coklat) dan dark redish brown (coklat gelap

kemerahan). Warna tanah pada kedalaman 0-15 cm pada vegetasi semak perdu

memiliki warna tanah coklat gelap kemerahan, kecuali pada vegetasi semak perdu

dengan kemiringan 0-8% yang memiliki warna coklat, sedangkan pada vegetasi

hutan alam, tanah seluruhnya bewarna coklat. Pada kedalaman 15-25 cm warna

tanah bersifat homogen dengan hanya terdapat 1 warna saja, yaitu coklat gelap

kemerahan. Sebagai pembanding warna tanah pada hutan alam yan berada di

Tahura Nuraksa pada kedalaman 5-15 cm, berwarna reddish black dan pada

kedalam 15-25 cm, berwarna dark reddish brorwn (Sari, 2019), menunjukkan

adanya perbedaan warna tanah pada tiap kedalaman dan tutupan vegetasi, karena

semakin banyak bahan organik terkandung dalam tanah, maka semakin gelap warna

Page 54: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

42

tanah tersebut, sedangkan berdasarkan hasil tabel, ketinggian dan kemiringan lahan

tidak mempengaruhi warna tanah.

Dalam Holillulah (2015) yang mengutip Eswaran dan Sys (1970), warna

tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bahan organik yang

menyebabkan warna gelap atau hitam, kandungan mineral primer fraksi ringan

seperti kuarsa dan plagioklas yang memberikan warna putih keabuan, serta oksida

besi seperti goethit dan hematit yang memberikan warna kecoklatan hingga merah.

Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Warna tanah

merupakan salah satu sifat fisik tanah yang berpengaruh terhadap temperatur dan

kelembapan tanah. Perbedaan warna tanah umumnya disebabkan oleh perbedaan

kandungan bahan organik, semakin tinggi kandungan bahan organik maka warna

tanah akan semakin gelap. Makin gelap warna tanah berarti makin tinggi

produktivitasnya dan cenderung lebih banyak menyerap energi matahari

dibandingkan benda yang berwarna terang, sehingga akan lebih mendorong laju

evaporasi (Lapadjati, 2016).

4.3.4 Bulk Density

Bulk density adalah perbandingan antara berat tanah kering oven dengan

volume tanah. Semakin padat suatu tanah, maka makin tinggi bulk densitynya,

artinya semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Tanah

kurang padat mempunyai bulk density yang lebih kecil dari tanah yang lebih padat.

mumnya tanah lapisan atas (top soil) pada tanah mineral mempunyai nilai bulk

density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya (Hardjowigeno

2007).

Page 55: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

43

Gambar 4.3.4.1 Bulk Denisty

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Pada grafik menunjukkan nilai kepadatan tanah paling padat berada pada

kelas vegetasi rapat kontur >300 mdpl kemiringan lahan 0-8 % dan kepadatan

terendah berada pada kelas vegetasi rapat kontur 150-300 mdpl kemiringan lahan

9-15 %. Berdasarkan kedalam tanah, dari 8 kelas vegetasi kontur dan kemeringan 6

kelas menunjukan tanah dengan kedalaman 15-25 cm cenderung lebih padat, dan 2

kelas menunjukkan kedalaman 0-15 cm lebih padat. Menurut (Parlinduang, 2018)

BD tanah yang ideal berkisar antara 1,30 -1,35 g cm-3, BD pada tanah berkisar >

1,65 g cm-3 untuk tanah berpasir; 1 -1,60 g cm-3 pada tanah geluh yang mengandung

BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1 g cm-3 pada tanah dengan

kandungan BO tinggi. Bulk density pada semua kelas dan kedalaman memiliki nilai

kurang <1 menandakan bahwa memiliki kepadatan yang rendah. Menurut Alabi

(2019) perakaran tanaman dapat menurunkan kepadatan tanah, bulk density juga

dapat mempengarahui laju infiltrasi pada tanah dan mengurangi limpasan air

permukaan (run-off) (Irawan, 2016)

Berdasarkan hasil uji two way ANOVA, antara faktor vegetasi semak perdu,

vegetasi hutan alam di kedalaman 0-15 cm dan kedalaman 15-25 cm menunjukkan

hasil nilai taraf signifikansi lebih dari 0.05 dimana nilai signifikansi vegetasi. Dapat

0.78

0.87

0.78

0.78

0.78

0.68

0.76

0.86

0.81

0.85

0.83

0.77

0.86

0.72

0.86

0.97

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00

S1

S2

S2

S1

S1

S2

S2

S1

Bulk Density (g.cm-3)

15-25 cm 0-15 cm

V2

V1

C1

C2

C2

C3

Page 56: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

44

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara bulk density vegetasi semak

perdu dan hutan alam, baik di kedalaman 0-15 cm dan kedalaman 15-25 cm.

Hasil uji Anova antara ketinggian dan kemiringan di vegetasi semak perdu

dan hutan alam, baik kedalaman 0-15 cm dan kedalaman 15-25 cm, memiliki nilai

taraf signifikansi pada semua perbandingan lebih besar dari 0.05, menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan bulk density antara ketinggian tempat dan kemiringan

dalam vegetasi semak perdu dan vegetasi hutan alam, baik dalam kedalaman 0-15

cm dan 15-25 cm.

4.3.5 Porositas

Porositas adalah proposi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat

dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga

merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poros berarti

tanah yang cukup mempunyai pori untuk pergerakan air dan udara masuk keluar

tanah secara leluasa, sebaliknya jika tanag tidak porous (Hanafiah, 2014).

Gambar 4.3.5.1 Porositas

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Berdasarkan gambar, menunjukkan pada kedalaman tanah 0-15 cm pada

semua kelas, termasuk kedalam porositas tanah 60-80 dengan kriteria porous,

60.85

61.51

61.40

61.70

58.52

64.05

59.93

53.45

66.02

56.52

66.19

66.53

66.42

66.98

64.44

61.40

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

S1

S2

S2

S1

S1

S2

S2

S1

Porositas Tanah %

0-15 cm 15-25 cm

V2

V1

C2

C1

C2

C1

Page 57: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

45

kecuali pada kelas vegetasi sedang kontur 0-150 mdpl kemiringan 9-15 %

memimiliki nilai porositas antara 50-60 dengan kreteria Baik. Pada kedalaman 15-

25 cm, porositas tanah lebih bervariasi, dimana pada kelas vegetasi sedang memiliki

porositas tanah antara 60-80 dengan kreteria porous, pada kelas vegetasi rapat

porositas tanah berkisar antara 50-60 dengan kretira baik, kecuali pada kontur 150-

300 mdpl kemiringan lahan 9-15 % yang masuk dalam kelas porous. Sebagai

pembanding dalam Sari (2019) porositas tanah pada hutan alam berkisar antara 60-

80 dengan kreteria porous. Hanafiah (2007) porositas atau ruang pori adalah rongga

antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam

permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat

pula permeabilitas tanah tersebut.

Porositas tanah berdasarkan uji ANOVA dengan taraf signifikansi 95%,

pada tingkat vegetasi semak perdu dan hutan alam tidak terdapat perbedaan nyata

porositas tanah antara vegetasi semak perdu dan vegetasi hutan alam, baik pada

kedalaman 0-15 cm dan kedalaman 15-25 cm.

Pada kelas ketinggian dan kemiringan lahan, berdasarkan hasil uji

keragaman ANOVA, tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai porositas antara

ketinggian dan kemiringan lahan di vegetasi semak perdu maupun di vegetasi hutan

alam baik kedalaman 0-15 dan kedalaman 15-25 cm. Dapat disimpulkan bahwa

ketinggian dan kemiringan di HKm Artagiri tidak berpengaruh terhadap nilai

porositas tanah dikawasan tersebut. Menurut Bintoro (2017) besar kecilnya

porositas tanah dipengaruhi oleh tingkat laju permeabilitas tanah, permeabilitas

umumnya diukur sehubungan dengan laju aliran air melalui tanah dalam suatu

massa waktu (Foth, 1991).

4.3.6 Kedalaman Lapisan Tanah

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat

ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar,

serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai

akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum

tanah (Anhar, 2016 cit Hardjowigeno, 1985)

Page 58: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

46

Gambar 4.3.6.1 Kedalaman Lapisan Tanah

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan terdapat perbedaan kedalaman

lapisan tanah di setiap kelas, dimana kedalaman tanah yang paling tinggi berada

pada kelas vegetasi semak perdu kontur 0-150 mdpl kemiringan lahan 0-8% dan

kedalam yang paling rendah terdapat pada kelas vegetasi hutan alam dengan kontur

lahan >300 mdpl kemiringan lahan 0-8 %. Kedalaman lapisan tanah biasanya

disebabkan oleh erosi, erosi didefinisikan sebagai peristiwa hilang atau terkikisnya

tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut dari suatu tempat ketempat

lain, baik disebabkan oleh pergerakan air, angin, es (Sumarna, 2015). Menurut

Arsyad (1989) yang dimaksud erosi air adalah kombinasi dua sub proses yaitu

penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbukan butir-

butir hujan yang jatuh menimpa tanah dan peredaman oleh air yang tergenang

(proses dispersi), dan pengangkutan butir-butir primer tanah oleh air yang mengalir

diatas permukaan tanah.

100

86.7

36.7

32.7

38.3

35.7

21.3

18.3

0 20 40 60 80 100

S1

S2

S2

S1

S1

S2

S2

S1

Kedalaman Lapisan Tanah (cm)

V2

V1

C3

C2

C2

C1

Page 59: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

47

Tabel 4.3.6.1 Analisis Keragaman ANOVA Kedalaman lapisan tanah (faktor

ketinggian dan kemiringan) di vegetasi semak perdu

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadra

n (JK)

Derajat

Bebas

(db)

Kuadran

Tengah

(KT)

F Sig.

Ketinggian 10325.3 1 10325.33 264.752 0.000

Kemiringan 65.33 1 65.33 1.675 0.232

Ketinggian*

Kemringan 225.33 1 225.33 5.778 0.043

Galat 312.00 8 39.00

Total 60080 12

Keterangan : Sig kurang dari 0,05 berbeda nyata

Hasil uji keragaman ANOVA faktorial antara ketinggian dan kemiringan

lahan di vegetasi semak pedu pada tabel di atas menunjukkan, terdapat perbedaan

nyata kedalaman lapisan tanah antara ketinggian 0-150 mdpl dan ketinggian 150-

300 mdpl pada vegetasi semak, namun antara kemiringan lahan 0-8 % dan 9-15 %

tidak terdapat perbedaan kedalaman lapisan tanah yang tedapat di vegetasi semak

perdu.

Tabel 4.3.6.2 Analisis Keragaman ANOVA kedalam lapisan tanah (faktor

ketinggian dan kemiringan) di vegetasi hutan alam

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadra

n (JK)

Derajat

Bebas (db)

Kuadran

Tengah

(KT)

F Sig.

Ketinggian 884.08 1 884.08 124.812 0.000

Kemringan .08 1 0.08 0.012 0.916

Ketinggian*

Kemringan 24.08 1 24.08 3.400 0.102

Galat 56.667 8 7.08

Total 10655 12

Keterangan : Sig kurang dari 0,05 berbeda nyata

Hasil uji keragaman ANOVA faktorial antara ketinggian dan kemiringan

lahan di vegetasi hutan alam pada tabel di atas menunjukkan, terdapat perbedaan

nyata kedalaman lapisan tanah antara ketinggian 150-300 mdpl dan ketinggian

>300 mdpl di vegetasi hutan alam, namun antara kemiringan lahan 0-8 % dan 9-15

Page 60: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

48

% tidak terdapat perbedaan nyata kedalaman lapisan tanah yang tedapat di vegetasi

semak perdu.

Kalima (2007) memaparkan semakin tinggi ketinggian tempat maka

vegetasi akan semakin berkurang, struktur vegetasi tidak menunjukkan perubahan

signifikan terkait dengan gradien lingkungan yang dianalisis, tetapi ketinggian dan

aspek mempengaruhi vegetasi (Gallardo-Cruz, 2009). Hal ini dapat mempengaruhi

laju erosi pada ketinggian tempat yang menyebabkan partikel tanah hanyut

ketempat yang lebih rendah apabila terjadi limpasan air (run-off) sehingga partikel

tanah menumpuk pada area yang lebih rendah.

4.3.7 Kemasaman (pH)

Kemasaman tanah memiliki sifat yang sangat penting, karena terdapat

beberapa hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara yang terkandung didalam

tanah, dan juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan

serta sifat-sifat tanah (Foth, 1994).

Gambar 4.3.7.1 pH Tanah

Keterangan: V1= Semak Perdu, V2= hutan alam, C1= 0-150 mdpl, C2= 150-300

mdpl, C3= >300 mdpl, S1=0-8 %, S2= 9-15 %

Berdasarkan diagram, nilai pH tanah disemua kelas berkisar antara 3.7-5.4

yang mendakan tanah cenderung masam. pH tertinggi pada kelas vegetasi rapat

5.0

4.2

4.0

3.9

5.4

4.3

3.4

4.0

3.8

4.9

4.1

3.8

4.7

4.4

3.7

4.3

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0

S1

S2

S2

S1

S1

S2

S2

S1

pH Tanah

0-15 cm 15-25 cm

V2

V1

C3

C2

C2

C1

Page 61: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

49

kontur lahan 150-300 mdpl kemiringan lahan 0-8%, dan pH tanah terendah pada

kelas vegetasi rapat kontur >300 mdpl kemringan lahan 15-25%. , menurut Iwan

(2010) dan Master Plan Kawasan Pertanian Di Provinsi Nusa Tenggara Barat

(2018) jenis tanah utama di Kabupaten Sumbawa yang banyak ditemukan adalah

berupa entisol. Tanah entisol berdasarkan penelitian Nariratih (2013) memiliki pH

tanah cenderung masam dimana rata-rata niali pH tanah bernilai 5. Menurut Barchia

(2009) tanah masam adalah tanah dengan nilai pH<7.0, kemasaman tanah jarang

ditemukan pada pH tanah di atas 5.5, tanah masam keseluruhan penampang

kontrolnya mempunyai pH-H2O kurang dari 5,5 atau pH-CaCl2 kurang dari 5,0

(Soil Survey Staff, 1999). Sebagai pembanding dalam Sari (2019) nilai pH tanah

pada hutan alam memiliki pH yang masam berkisar antara 5-7, dibandingkan

dengan pH tanah dengan lahan yang sudah diolah memiliki nilai pH yang lebih

tinggi.

Berdasarkan hasil uji keragaman ANOVA antara vegetasi semak perdu dan

vegetasi hutan baik pada kedalaman 0-15 cm dan 15-25 cm, tidak menunjukkan

perbedaan nyata pada nilai pH tanah. Uji keragaman ANOVA faktorial antara

ketinggian dan kemiringan lahan di hutan semak perdu baik di kedalaman 0-15 cm

dan 15-25 cm tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai pH tanah antara ketinggian

0-150 mdpl dan 150-300 mdpl, serta antara kemiringan 0-8%-9-15%. Pada vegetasi

hutan alam uji keragaman ANOVA factorial dengan faktor ketinggian dan

kemiringan pada kedalaman 0-15 cm tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai pH

tanah anatara ketinggian 150-300 mdpl dan >300 mdpl serta antara kemiringan 0-

8% dan 9-15 %. Namun pada kedalaman lapisan tanah 15-25 cm menunujukkan

perbedaan antara ketinggian 150-300 mdpl dan >300 mdpl serta antara kemiringan

0-8% dan 9-15 %.

Menurut Buol et al., (1980) faktor iklim, topografi, dan faktor bahan induk

tanah merupakan faktor pembentuk tanah yang paling dominan pengaruhnya di

Indonesia terhadap sifat dan ciri tanah yang terbentuk serta potensinya. Tanah

masam mempunyai penyebaran sangat luas mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung dan dapat terbentuk

dari berbagai macam bahan induk tanah (Subardaja, 2007).

Page 62: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

50

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa;

1. Karakteristik tanah pada berbagai tutupan vegetasi di HKm Artagiri adalah:

tekstur tanah pada vegetasi semak perdu berbentuk lempung hingga lempung

liat berpasir sedangkan pada vegetasi hutan alam berbentuk lempung dan

lempung berdebu. Struktur tanah pada vegetasi semak perdu dan hutan alam

bertipe sama yaitu granuler. Warna tanah pada vegetasi semak perdu dan hutan

alam berwarna sama yaitu brown dan dark redish brown. Bulk density pada

vegetasi semak perdu dan hutan alam masing-masing berkisar 0.77 g.cm-3 -

0.97 g.cm-3 dan 0.68 g.cm-3 - 0.97 g.cm-3. Porositas tanah pada vegetasi semak

perdu dan hutan alam masing-masing berkisar 56.52% - 66.53%, dan 53.45 %

- 66.98%. Kedalaman lapisan tanah pada vegetasi semak perdu dan hutan alam

masing-masing 32.7 cm - 100 cm dan 18.3 cm - 21.3 cm. pH tanah pada

vegetasi semak perdu dan hutan alam masing-masing 3.8 cm - 5.0 cm dan 3.4

- 5.4.

2. Karakteristik tanah pada berbagai ketinggian tempat di HKm Artagiri adalah:

tekstur tanah pada ketinggian 0-150 mdpl berupa Lempung dan lempung liat

berpasir, ketinggian 150-300 mdpl lempung, lempung berdebu dan lempung

liat berpasir, ketinggian >300 mdpl lempung dan lempung berdebu. Strukutur

tanah pada tiap ketinggian tidak ada perbedaan yaitu granuler. Warna tanah

pada ketinggian 0-150 mdpl adalah dark redish brown sedangkan pada

ketinggian 150-300 mdpl dan >300 mdpl berwarna dark redish brown dan

brown. Rata-rata bulk density pada ketinggian 0-150 mdpl, 150-300 mdpl, dan

>300 mdpl bernilai 0.83 g.cm-3 , 0.77 g.cm-3, dan 0.86 g.cm-3. Rata-rata

porositas tanah pada ketinggian 0-150 mdpl, 150-300 mdpl, dan >300 mdpl

bernilai 61.23 %, 63.97%, dan 59.80%. Rata-rata kedalaman lapisan tanah pada

Page 63: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

51

ketinggian 0-150 mdpl, 150-300 mdpl, dan >300 mdpl bernilai 93 cm, 35.8 cm,

dan 19.8 cm. Rata-rata pH tanah ketinggian 0-150 mdpl, 150-300 mdpl, dan

>300 mdpl bernilai 4.5, 4.3 dan 3.8.

3. Hasil analisis statistik ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata

antara setiap vegetasi, ketinggian tempat dan kemiringan lahan di variable bulk

density, porositas tanah dan pH tanah. Namun terdapat perbedaan nyata antara

setiap ketinggian dan setiap kemiringan lahan pada variable kedalaman lapisan

tanah.

5.2 Saran

Perlu dilakukanya penelitian lebih lanjut terkait dengan hubungan antara

karakteristik tanah kaitannya dengan laju infiltrasi, water catchment, erosifitas

tanah dikarenakan HKm Swagotra Arthagiri (Wanagiri) merupakan HKm yang

dimanfaatkan jasa lingkungannya berupa sumber mata air. Dimana penelitian-

penelitian selanjutnya dapat digunakan dalam mengelola kawasan dengan

suistaibale, agar kondisi Kawasan tetap terjaga dan memberikan manfaat bagi

perekonomian serta menjaga kelestarian kawasan.

Page 64: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

52

DAFTAR PUSTAKA

Agus F., Marwanto S. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor

Alabi, A.A., A.O. Adewale, B Adebo, A.S Ogungbe, J.O Coker, F.G. Akinboro,

Giwa Bolaji. 2019. Effects of different land uses on soil physical

and chemical properties in Odeda LGA, Ogun State, Nigeria. [Jurnal].

Environmental Earth Sciences 78:207.

Andrian, Supriadi, Purba Marpaung. 2014. PENGARUH KETINGGIAN

TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI

KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN

III TAPANULI SELATAN. [Jurnal]. Jurnal Agroekoteknologi . Vol.2, No.3

: 981 - 989

Anhar, Rizaldy. 2016. Estimasi Kedalaman Tanah Berdasarkan Faset Lahan Di

Daerah Aliran Sungai Cileungsi-Citeureup Kabupaten Bogor. [Skripsi].

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ardhana, I Putu Gede. 2011. TEKNIK AGROFORESTRI DI AREAL HUTAN

KEMASYARAKATAN DESA PEJARAKAN, KECAMATAN

GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI. [Jurnal].

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, hlm. 81-90.

Arifi, Moh. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan

Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. [Jurnal]. Pertanian

MAPETA. Vol. XII. No. 2: 72 – 144.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Arsyad, S. 2005. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Asrianny, Catarina Balqis Paweka, Amran Achmad, Ngakan Putu Oka, Nida Sari

Rachmah. 2019. Komposisi Jenis Dan Struktur Vegetasi Hutan Dataran

Rendah Di Kompleks Gunung Bulusaraung Sulawesi Selatan. [Jurnal].

Jurnal Perennial Vol. 15 No. 1: 32-41

Page 65: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

53

Azmul., Yusran., Irmasari. 2016. Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai Tipe

Penggunaan Lahan di Sekitar Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus

Desa Toro Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah). [Jurnal].

Warta Rimba ISSN: 2406-8373 Volume 4, Nomor 2 Hal: 24-31.

Bagheri, I., S. B. Kalhori, M. Akef dan F. Khormali. 2012. Effect Of Compaction

On Physical And Micromorphological Properties Of Forest Soil. [Jurnal].

American Journal of Plant Sciences., volume 3(1): 159-163.

Balai Besar Litbang Sumber Daya Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode

Analsisnya.

Barchia, Muhammad Faiz. 2009. Agroekosistem Tanah Mineral Masam. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Bauman, J., Rodriguez Morales, J.A., Arellano Monterrosas, J.L. 2008. The Effect

of Rainfall, Slope Gradient, and Soil Tecture on Hydrological Processes in

a Tropical Watershed. [Jurnal].

Buol S.W., F.D. Hole, and R.J. McCracken. 1980. Soil Genesis and Classification.

The Iowa State University Press.

DINAS LHK NTB.2019.Data Perkembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di

Provinsi NTB. https://dislhk.ntbprov.go.id/data/dataset/data-

perkembangan-hutan-kemasyarakatan-hkm-di-provinsi-ntb. [16 Juni 2020].

Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2017.

Statistik Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Tahun 2016.

Dotulong J.R. G., Kumolontang W.J. N., Kaunang D., Rondonuwu J.J.2015.

Identifikasi Keadaan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Tanaman Cengkeh

di Desa Tincep dan Kolongan Atas Kecamatan. [Jurnal]. Universitas

Ratulangi.

Eswaran, H. and C. Sys. 1970. An evaluation of the free iron in tropical andesitic

soils. Pedologie 20:62-65.

Eviati., Sulaeman. 2009. Petunjuk Teknis Edisi 2 Analisis Kimia Tanah, Tanaman,

Air dan Pupuk. Balai Peneliti Tanah. Bogor.

Foth, H. D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh S. Adisoemanto.

Erlangga. Jakarta.

Page 66: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

54

Foth, H.D. 1991. Fundamentals of Soil Science. Terjemahan Damiati: Dasar-Dasar

Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.

Gallardo-Cruz, J. Alberto, Eduardo A. Pe´rez-Garcı´a, Jorge A. Meave. 2009.

Diversity and Vegetation Structure as Influenced by Slope Aspect And

Altitude in a Sesaonally Dry Tropical Landscape. [Jurnal]. Landsacpe

Ecolocy 24, 473-482.

Gerrard AJ. 1992. Soil Geomorphology: An Integration of Pedology and

Geomorphology. New York.

Hakim, M. Lutfi, O. Haridjaja, Sudarsono, G. Irianto. 2007. Pengaruh Tekstur

Tanah Terhadap Karakteristik Unit Hidrograf dan Model Pendugaan Banjir

(Studi Kasus di DAS Separi, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur).

[Jurnal]. Jurnal Tanah dan Iklim No.26.

Hanafiah K A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hanafiah K.A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.

Hanafiah KA. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta

Hanafiah, A. S., T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah.

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hanafiah, Kemas Ali. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.

Depok.

Hardjowigeno S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Lahan. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Medityatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Holilullah, Afandi, dan Hery N. 2015. Karakterisitk Sifat Fisik Tanah Pada Lahan

Produksi Rendah Dan Tinggi Di PT Great Giant Pineapple. [Jurnal].

Agrotek Tropika 3(2):278-282.

Idris, Muhamad Husni, Sitti Latifah, Budhy Setiawan. 2020. Keadaan Vegetasi

Hutan Berbasis Masyarakat di Desa Aik Bual dan Desa Setiling, Pulau

Lombok. [Jurnal]. Jurnal Sylva Lestari ISSN (print) 2339-0913 Vol. 8 No.

2, Mei 2020 (218-229).

Page 67: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

55

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

2019. The IUCN Red List of Threatened Species Version 2019.

www.iucnredlist.org. [21 Mei 2020].

Irawan , Tomy dan Slamet Budi Yuwono. 2016. Infiltrasi Pada Berbagai Tegakan

Hutan Di Arboretum Universitas Lampung. [Jurnal]. Sylva Lestari. Vol. 4

No.3.

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2015. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan

dan Pelestarianya. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Islarni dan Utomo, WH. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP.

Semarang Press. Semarang.

Julmansyah. 2007. Prakarsa Di Tengah Krisis Air Kemiskinan & Praktek

Pembayaran Jasa Lingkungan Oleh Masyarakat Lokal. Samawa Center.

Sumbawa Besar.

Kalima, Titi. 2007. Keragaman Jenis Dan Populasi Flora Pohon Di Hutan Lindung

Gunung Slamet, Baturraden, Jawa Tengah. [Jurnal]. Penelitian Hutan dan

Konservasi Alam Vol. IV No. 2 : 151 – 160

Karlen, D.L., M.J. Mausbach, J.W. Doran, R.G. Cline, R.F. Harris, and G.E.

Schuman. 1997. Soil quality: A concept, definition, and framework for

evaluation. [Jurnal] Soil Science of America Journal 61: 4- 10

Kent, M. and C. Paddy. 1992. Vegetation Description and Analysis a Practical

Approach. Belhaven Press. London.

Keputusan Menteri Kehutananan RI Nomor 36/MENHUT-II Tahun 2014

Lapadjati, Karsapakyawan K., Wardah, Rahmawati. 2016. Sifat Fisik Tanah Pada

Hutan Tanaman Kemiri, Lahan Agroforestri Dan Lahan Hutan Sekunder Di

Desa Labuan Kungguma Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. [jurnal].

Warta Rimba Vol.4 No.2.

Ma’shum, Mansur dan Sukartono. 2012. Pengelolaan Tanah. Arga Puji Press.

Mataram.

Mansur, Muhammad. 2015. Struktur dan Komposisi Jenis-Jenis Pohon di Taman

Nasional Gunung Rinjani bagian Selatan, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

[Jurnal]. Jurnal Biologi Indonesia 12 (1): 87-98

Page 68: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

56

Margolang, Rizky Dharmawan, Jamilah, Mariani Sembiring. 2015. Karakteristik

Beberapa Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Pada Sistem Pertanian

Organik. [Jurnal]. Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No. 2337- 6597

Vol. 3, No. 2: 717 – 723.

Markum, Budhy Setiawan, Rahmat Sabanai. 2014. Hutan Kemasyrakatan: Sebuah

Ikhtiar Mewujudkan Hutan Lestari Masyrakat Sejahtera. RA Visindo dan

BPDAS Dodokan Moyosari. Bogor.

Maryantika, Norida, Lalu M.J., Andie S. 2011. Analisa Perubahan Vegetasi

Ditinjau Dari Tingkat Ketinggian Dan Kemiringan Lahan Menggunakan

Citra Satelit Landsat Dan Spot 4 (Studi Kasus Kabupaten Pasuruan).

[Jurnal]. GEOID Vol. 07, No. 01

Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.

Nandini, Ryke. 2013. Evaluasi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Pada

Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Pulau Lombok. [Jurnal]. Jurnal

Penelitian Hutan Tanaman Vol. 10 No.1, 43 - 55

Nariratih, Intan. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat

Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya Pada Tanaman Jagung.

[Jurnal]. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nugroho, Y. 2006. Sistem Perakaran Sengon Laut (Paraserianthes falcataria (L)

Nielsen Pada Lahan Bekas Penambangan Tipe C di Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman DIY

Nugroho, Y. 2016. PENGARUH POSISI LERENG TERHADAP SIFAT FISIKA

TANAH. [Jurnal]. Jurnal Hutan Tropis Volume 4 No. 3

Pairunan A, JL Nanere, SSR Arifin, RT Samosir, JR Lalopua, B Ibrahim, Hariadji

Asmadi. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Indonesia Timur. Badan

Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur (PKS-PTNINTIM).

Parlindungan E.S. 2018. Dinamika Kesuburan Tanah pada Pertanaman Ubi Kayu

(Manihot esculenta) dengan Teknologi Biofarming. [Skripsi]. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.88/Menhut-II/2014

Page 69: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

57

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2012. Tentang Pedoman Teknis

Kebun Bibit Rakyat.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No 83 Tahun 2016.

Perdana, Sandi dan Wawan. 2015. Pengaruh Pemadatan Tanah Gambut Terhadap

Sifat Fisik Pada Dua Lokasi Yang Berbeda. [Jurnal]. JOM Faperta Vol. 2

No. 2.

Pratama, Lalu Aditya. 2019. Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Tanaman

Koleksi Pada Blok Koleksi Segmen Desa Pakuan Tahura Nuraksa. [skripsi].

Unpublished.

Rayes, Mochtar Lutfi. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. UB Press. Malang.

Rencana Umum Pengelolaan HKm“Gapoktan Swagotra Arthagiri” Desa Sabedo

Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. 2014. Sumbawa.

Ritonga, Arif Ghazali, Abdul Rauf, Jamilah. 2016. Karakteristik Biologi Tanah

pada Berbagai Penggunaan Lahan di Sub DAS Petani Kabupaten Deli

Serdang Sumatera Utara. [Jurnal]. Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No.

2337- 6597 Vol.4. No.3, Juni 2016. (593)

Rosandari T, Thayib MH, Krisdiawati N. 2013. Variasi penambahan gula dan lama

inkubasi pada proses fermentasi cider kersen (Muntingia Calabura L).

Teknologi Industri Pertanian, unpublished.

Rusdiana, Omo, Rinal S.L. 2012. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik Tanah

terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) pada Hutan Sekunder. [Jurnal].

JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA Vol. 03 No. 01 April 2012, Hal. 14 –

21 ISSN: 2086-8227.

Ruslan, R. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sangadji, S. 2001. Pengaruh Iklim Tropis di Dua Ketinggian Tempat yang Berbeda

Terhadap Potensi Hasil Tanaman Soba (Fagopyrum esculentum Moench.).

[Tesis]. IPB. Bogor.

Sari, Diah Permata, Kornelia WB, Maiser Syaputra. 2019. Vegetasi Di Kawasan

Sempadan Embung Bual,Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten

Lombok Tengah. [Jurnal]. Jurnal Belantara Vol. 2, No. 2, Agustus 2019.

Page 70: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

58

Sari, Ni Nyoman Dewi Ratna. 2019. Karakteristik Sifat Fisika Dan Kimia Tanah

Pada Beberapa Model Pengelolaan Lahan Oleh Kelompok Masyarakat

Mitra Konservasi Di Kawasan Taman Hutan Raya Nuraksa. [Skripsi].

Jurusan Kehutanan Universitas Mataram. Mataram.

Sembiring, 2008. Sifat Kimia dan Fisik Tanah Pada Areal Bekas Tambang Bauksit.

[Jurnal]. Info Hutan Vol. 5, No. 2. Hal 123-134.

Setiawan, Iwan. 2010. Arahan Pengembangan Sektor Pertanian Kabupaten

Sumbawa Berbasis Komoditas Unggulan Daerah. Institur Pertanian Bogor.

Bogor.

Siahaan, Febriana Artauli, Rony Irawanto, Apriyono Rahadiantoro, Ilham Kurnia

A. 2018. Sifat Tanah Lapisan Atas di Bawah Pengaruh Tegakan Vegetasi

Berbeda di Kebun Raya Purwodadi. [Jurnal]. Jurnal Tanah dan Iklim Vol.42

No. 2.

Silamon R.F., Amiruddin, Kusnarta. IGM., Bagus. 2016. Survey Calon Petani

Calon Lokasi Perluasan Saah NTB Tahun 2016. Analisis Kesesuaian Lahan

Padi (Orya Sativa). Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas

Mataram.

SNI 7645. 2010. Klasisfikasi Penutup Lahan.

SNI 7724. 2011. Pengukuran dan penghitungan cadangan karbon Pengukuran

lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan (ground based forest

carbon accounting).

Soerianegara I, Indrawan A. 2002. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium

Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soil Quality Institute (SQI). 2001. Guidelines for Soil Quality Assessment in

Conservation Planning. Soil Quality Institute. Natural Resources

Consevation Service. USDA.

Soil Survey Staff. 1999. Soil Taxonomy. A Basic System for Making and

Interpreting Soil Surveys. Second Edition. USDA-NRCS Agric.

Sopar, Harlen. 2010. Efektivitas Hutan Kemasyarakatan Sebagai Wujud Kolaborasi

Pengelolaan Hutan Kasus Desa Air Naningan Kecamatan Air Naningan,

Page 71: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

59

Kabupaten Tanggamus, Lampung. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor

Sparling GP, Lewis R, Schipper LA, Mudge P, Balks M. 2014. Changes in Soil

Total C and N Contents At Three Chronosequences After Conversion From

Plantation Pine Forest to Dairy Pasture on a New Zealand Pumice Soil.

[Jurnal]. Soil Research 52:38-45.

Subardja, D,. 2007. Karakteristik dan Pengelolaan Tanah Masam dari Batuan

Volkanik untuk Pengembangan Jagung di Sukabumi, Jawa Barat. [Jurnal].

Tanah Dan Iklim No. 25.

Sukmawati. 2015. Analisis Ketersediaan C-Organik di lahan kering setelah

diterapkan berbagai model sistem pertanian hedgerow. [Jurnal]. Galung

Tropika. 4(2):115-120

Sumarna, Dede. 2015. Identifikasi Erosi Dan Pengaruhnya Terhadap Lapisan

Tanah Subur Pada Lahan Pertanian Produktif Studi Kasus: Daerah Aliran

Sungai (Das) Citarum Hulu. [Jurnal]. Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Sumawinata B., Djajakirana G., Handayani L. 2015. Penilaian Sifat Fisika, Kimia,

dan Biologi Tanah Gambut [Persentasi Power Point]. IPN Toolbox Tema B

Subtema B1. www.cifor.org/ipn-toolbx.

Sumbawakab. 2020. Geografi Kabupaten Sumbawa.

https://sumbawakab.go.id/geografi.html. [ 3 Juni 2020].

Suradiredja, Diah Y, Andi Pramaria, Markum, Wiji JS, M Ridha Haki. 2017.

Menoleh Jalan Panjang Hutan Kemasyrakatan Catatan Perjalanan Tiga

Dasawarsa Program Hutan Kemasyarakatan di Pulau Lombok. CV Bee

Media Nusantara. Mataram.

Tim Peneliti Fakultas Pertanian Unram. 2018. Penyusunan Master Plan Kawasan

Pertanian Di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinas Pertanian Dan

Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Fakultas Pertanian

Universitas Mataram

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

Utomo, W.H. 1989. Konservasi Tanah Di Indonesia. Rajawali Press. Jakarta.

Page 72: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

60

V. Wiratna Sujarweni. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka baru

Press.

Waznah. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Fakultas

Pertanian Universitas Bengkulu: Bengkulu.

Wiryantara, I Wayan Gede, et all. 2014. Analisis Vegetasi Sebagai Dasar

Pengembangan Agroforestri di DASMikro Desa Tukad Sumaga,

Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. [Jurnal]. AGROTROP, 4 (1):

89-98.

Zaharah, Putri, Nita Norika, Arief Pambudi. 2016. Analisis Vegetasi Ficus

racemosa L. Di Bantaran Sungai Ciliwung Wilayah Pangadegan Jakarta

Selatan. [Jurnal]. Bioma Vol.12.

Zeng, Xin H., Zhang WJ, Song YG, Shen HT. 2014. Slope Aspect and Slope

Position have Effects on Plant Diversity and Spatial Distribution in the Hilly

Region of Mount Taihang, North China. [Jurnal]. Food, Agriculture &

Environment Vol.12 (1): 391-397.

Page 73: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

61

Lampiran 1. Letak Plot

Kelas Plot ketinggian

(mdpl)

kemiring

an (%)

rata-rata

ketinggian

(mdpl)

rata-rata

kemiring

an (%)

V1C1S1

1 35 6

48.33 6.33 2 50 5

3 60 8

V1C1S2

4 100 9

101.67 9.00 5 115 9

6 90 9

V1C2S2

7 210 11

225.00 11.00 8 225 11

9 240 11

V1C2S1

10 265 8

260.00 7.33 11 275 6

12 240 8

V2C2S1

13 160 8

191.67 6.33 14 205 5

15 210 6

V2C2S2

16 200 9

208.33 9.00 17 215 9

18 210 9

V2C3S2

19 310 10

318.33 10.00 20 320 10

21 325 10

V2C3S1

22 340 8

356.67 8.00 23 360 8

24 370 8

Page 74: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

62

Lampiran 2. Vegetasi

Tally sheet tingkat pohon

Kelas Plo

t Jenis

Kelilin

g (cm)

Diameter

(cm)

Diameter

(m)

LDBS

(m2)

V1C1S

1

1

Mente 41 0.41 0.13

Mente 64 0.64 0.32

Mente 26 0.26 0.05

Mente 22 0.22 0.04

Mente 28.00 0.28 0.06

2

Mente 22 0.22 0.04

Kesambi 25 0.25 0.05

Mente 69 0.69 0.37

Kesambi 25 0.25 0.05

Kesambi 145.5 46.337579

6 0.46 0.17

3

Mente 44 0.44 0.15

Mente 30 0.30 0.07

Jati 19 0.19 0.03

Mente 98.3 31.31 0.31 0.08

Jati 90 28.66 0.29 0.06

Jati 77.2 24.59 0.25 0.05

V1C1S

2

4 Kesambi 88 28.03 0.28 0.06

5 asam 122.46 39.00 0.39 0.12

kenari 141.3 45.00 0.45 0.16

6 kelapa 100.48 32.00 0.32 0.08

V1C2S

2

7

kukun 82 26.11 0.26 0.05

kukun 132.6 42.23 0.42 0.14

pelas 102 32.48 0.32 0.08

pelas 88.1 28.06 0.28 0.06

pelas 70.5 22.45 0.22 0.04

8

ketimus 85.2 27.13 0.27 0.06

pelas 105 33.44 0.33 0.09

ketimus 88.5 28.18 0.28 0.06

ketimus 98 31.21 0.31 0.08

ketimus 76.1 24.24 0.24 0.05

ketimus 104 33.12 0.33 0.09

ketimus 88.5 28.18 0.28 0.06

9

pelas 123.4 39.30 0.39 0.12

ketimus 70.4 22.42 0.22 0.04

ketimus 69.4 22.10 0.22 0.04

Page 75: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

63

kesambi 70.4 22.42 0.22 0.04

V1C2S

1

10

pelas 94.5 30.10 0.30 0.07

pelas 88.2 28.09 0.28 0.06

ketimus 88 28.03 0.28 0.06

pelas 70.2 22.36 0.22 0.04

pelas 90.4 28.79 0.29 0.07

kukun 80.7 25.70 0.26 0.05

11

pelas 104.2 33.18 0.33 0.09

pelas 205 65.29 0.65 0.33

ketimus 113 35.99 0.36 0.10

pelas 117.3 37.36 0.37 0.11

ketimus 314 100.00 1.00 0.79

pelas 140 44.59 0.45 0.16

12

pelas 73.1 23.28 0.23 0.04

gerupuk 392.7 125.06 1.25 1.23

pelas 98.1 31.24 0.31 0.08

kesambi 121 38.54 0.39 0.12

kesambi 80.5 25.64 0.26 0.05

binong 90.2 28.73 0.29 0.06

pelas 111 35.35 0.35 0.10

V2C2S

1

13

bidara 73.4 23.38 0.23 0.04

bidara 111.1 35.38 0.35 0.10

pelas 100.4 31.97 0.32 0.08

pelas 17.2 5.48 0.05 0.00

bidara 121 38.54 0.39 0.12

pelas 70.6 22.48 0.22 0.04

14

laban 130 41.40 0.41 0.13

binong 71 22.61 0.23 0.04

laban 118 37.58 0.38 0.11

pelas 64 20.38 0.20 0.03

pelas 116 36.94 0.37 0.11

pelas 197.82 63.00 0.63 0.31

laban 91 28.98 0.29 0.07

laban 63 20.06 0.20 0.03

15

binong 184 58.60 0.59 0.27

kesambi 102 32.48 0.32 0.08

kesambi 163 51.91 0.52 0.21

laban 119.6 38.09 0.38 0.11

kesambi 70.2 22.36 0.22 0.04

V2C2S

2 16

kesambi 269.3 85.76 0.86 0.58

pelas 178 56.69 0.57 0.25

ketimus 113 35.99 0.36 0.10

bidara 67 21.34 0.21 0.04

Page 76: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

64

pelas 97.3 30.99 0.31 0.08

pelas 65 20.70 0.21 0.03

bidara 88 28.03 0.28 0.06

pelas 101 32.17 0.32 0.08

17

pelas 99 31.53 0.32 0.08

pelas 106 33.76 0.34 0.09

ketimus 86 27.39 0.27 0.06

pelas 103.4 32.93 0.33 0.09

bidara 98 31.21 0.31 0.08

ketimus 114 36.31 0.36 0.10

pelas 103.6 32.99 0.33 0.09

bidara 79 25.16 0.25 0.05

pelas 77 24.52 0.25 0.05

pelas 71 22.61 0.23 0.04

randu 129.7 41.31 0.41 0.13

bidara 87 27.71 0.28 0.06

18

kesambi 107.1 34.11 0.34 0.09

kesambi 98 31.21 0.31 0.08

kesambi 130.8 41.66 0.42 0.14

kesambi 104 33.12 0.33 0.09

ketimus 124 39.49 0.39 0.12

kesambi 111.1 35.38 0.35 0.10

bidara 87 27.71 0.28 0.06

V2C3S

2

19

kesambi 176 56.05 0.56 0.25

ketimus 108 34.39 0.34 0.09

ketimus 126 40.13 0.40 0.13

ketimus 199 63.38 0.63 0.32

kesambi 178 56.69 0.57 0.25

20

ketimus 155 49.36 0.49 0.19

kesambi 167 53.18 0.53 0.22

kesambi 154 49.04 0.49 0.19

21

kesambi 137 43.63 0.44 0.15

kesambi 108 34.39 0.34 0.09

pelas 88 28.03 0.28 0.06

pelas 80 25.48 0.25 0.05

pelas 77 24.52 0.25 0.05

pelas 79 25.16 0.25 0.05

V2C3S

1

22 pelas 80.6 25.67 0.26 0.05

ketimus 89 28.34 0.28 0.06

23

kukun 93.4 29.75 0.30 0.07

kesambi 107 34.08 0.34 0.09

kukun 98.2 31.27 0.31 0.08

24 ketimus 103 32.80 0.33 0.08

Page 77: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

65

pelas 98 31.21 0.31 0.08

ketimus 100 31.85 0.32 0.08

ketimus 131 41.72 0.42 0.14

kesambi 213.2 67.90 0.68 0.36

pelas 104 33.12 0.33 0.09

pelas 88.4 28.15 0.28 0.06

Tally sheet tingkat tiang

kelas Plo

t Jenis

Kelilin

g (cm)

Diameter

(cm)

Diamater

(m)

LDBS

(m2)

V1C1S

1

1

Mente 41 13.057 0.131 0.013

Mente 64 20.382 0.204 0.033

Mente 26.5 8.439 0.084 0.006

Mente 22 7.006 0.070 0.004

Mente 28 8.917 0.089 0.006

Mente 22 7.006 0.070 0.004

2

Jati 46 14.650 0.146 0.017

Jati 34.5 10.987 0.110 0.009

Jati 35 11.146 0.111 0.010

Jati 32 10.191 0.102 0.008

Jati 39 12.420 0.124 0.012

Jati 33 10.510 0.105 0.009

Jati 34 10.828 0.108 0.009

Jati 38 12.102 0.121 0.011

Jati 40 12.739 0.127 0.013

Jati 32 10.191 0.102 0.008

Jati 46 14.650 0.146 0.017

Jati 38.5 12.261 0.123 0.012

Jati 43 13.694 0.137 0.015

Jati 42 13.376 0.134 0.014

Jati 44 14.013 0.140 0.015

3 Jati 38 12.102 0.121 0.011

Jati 49 15.605 0.156 0.019

V1C1S

2

4 Asem 55 17.516 0.175 0.024

Lamtoro 32 10.191 0.102 0.008

5 _ _ #VALUE! #VALUE! #VALUE

!

6 Mente 34 10.828 0.108 0.009

Mente 36 11.465 0.115 0.010

V1C2S

2 7

Bidara 38 12.102 0.121 0.011

Kukun 39 12.420 0.124 0.012

Bidara 39.5 12.580 0.126 0.012

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

Page 78: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

66

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

8

Ketimus 35 11.146 0.111 0.010

Pelas 42 13.376 0.134 0.014

Bidara 38 12.102 0.121 0.011

Kukun 39 12.420 0.124 0.012

9

Bidara 39.5 12.580 0.126 0.012

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

V1C2S

1

10

Pelas 61.5 19.586 0.196 0.030

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

11

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 38 12.102 0.121 0.011

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Pelas 46 14.650 0.146 0.017

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Kukun 43 13.694 0.137 0.015

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

12

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

Pelas 35 11.146 0.111 0.010

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 39 12.420 0.124 0.012

Ketimus 35 11.146 0.111 0.010

Pelas 42 13.376 0.134 0.014

V2C2S

1

13

Bidara 39 12.420 0.124 0.012

Bidara 40 12.739 0.127 0.013

Bidara 59 18.790 0.188 0.028

Bidara 58 18.471 0.185 0.027

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 48 15.287 0.153 0.018

Pelas 44.5 14.172 0.142 0.016

14

Bemang 55 17.516 0.175 0.024

Kukun 44 14.013 0.140 0.015

Kukun 34 10.828 0.108 0.009

Kesambi 60 19.108 0.191 0.029

Kukun 39 12.420 0.124 0.012

Kukun 34 10.828 0.108 0.009

15 Kukun 43.2 13.758 0.138 0.015

Kukun 54.3 17.293 0.173 0.023

Page 79: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

67

Kukun 39 12.420 0.124 0.012

Bidara 38.1 12.134 0.121 0.012

Kukun 40.3 12.834 0.128 0.013

Kukun 45 14.331 0.143 0.016

Kukun 36.5 11.624 0.116 0.011

Pelas 50.5 16.083 0.161 0.020

Kukun 50.2 15.987 0.160 0.020

Pelas 47.5 15.127 0.151 0.018

V2C2S

2

16

Ketimus 46 14.650 0.146 0.017

Ketimus 44 14.013 0.140 0.015

Bidara 34 10.828 0.108 0.009

Ketimus 49 15.605 0.156 0.019

Pelas 43 13.694 0.137 0.015

Pelas 62 19.745 0.197 0.031

Pelas 31.5 10.032 0.100 0.008

Pelas 39 12.420 0.124 0.012

17

Pelas 57 18.153 0.182 0.026

Pelas 57 18.153 0.182 0.026

Pelas 38 12.102 0.121 0.011

Bidara 47 14.968 0.150 0.018

Bidara 39 12.420 0.124 0.012

Pelas 35 11.146 0.111 0.010

18

Pelas 10.000 0.100 0.008

Bidara 13.000 0.130 0.013

Bidara 13.000 0.130 0.013

Pelas 16.000 0.160 0.020

Bidara 16.000 0.160 0.020

V2C3S

2

19

Kukun 36.5 11.624 0.116 0.011

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Kukun 32 10.191 0.102 0.008

Pelas 35 11.146 0.111 0.010

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

Pelas 35 11.146 0.111 0.010

Pelas 42 13.376 0.134 0.014

Pelas 38 12.102 0.121 0.011

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

20

Pelas 36 11.465 0.115 0.010

Pelas 39 12.420 0.124 0.012

Pelas 36 11.465 0.115 0.010

Bidara 38 12.102 0.121 0.011

Kukun 32 10.191 0.102 0.008

Kukun 38 12.102 0.121 0.011

Page 80: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

68

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

21

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Pelas 46 14.650 0.146 0.017

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Kukun 43 13.694 0.137 0.015

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

Kukun 34 10.828 0.108 0.009

Kukun 32 10.191 0.102 0.008

V2C3S

1

22

Pelas 43 13.694 0.137 0.015

Pelas 32 10.191 0.102 0.008

Pelas 38 12.102 0.121 0.011

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

Pelas 33 10.510 0.105 0.009

Pelas 34 10.828 0.108 0.009

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Pelas 53 16.879 0.169 0.022

Kukun 36 11.465 0.115 0.010

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

23

Pelas 37 11.783 0.118 0.011

Bidara 42 13.376 0.134 0.014

Pelas 45 14.331 0.143 0.016

Kukun 60 19.108 0.191 0.029

Pelas 41 13.057 0.131 0.013

24 Kukun 41 13.057 0.131 0.013

Pelas 28 8.917 0.089 0.006

Tally sheet tingkat pancang

Kelas Plo

t Jenis

Kelilin

g (cm)

Diameter

(cm)

Diamater

(m)

LDBS

(m2)

V1C1S

1

1 _ _ #VALUE! #VALUE! #VALUE

!

2

Jati 27 8.599 0.086 0.006

Jati 19.2 6.115 0.061 0.003

Jati 28 8.917 0.089 0.006

3 Jati 24 7.643 0.076 0.005

V1C1S

2

4

Srikaya 28 8.917 0.089 0.006

Lamtoro 23 7.325 0.073 0.004

Srikaya 31 9.873 0.099 0.008

5 _ _ #VALUE! #VALUE! #VALUE

!

6 Srikaya 27 8.599 0.086 0.006

Srikaya 29 9.236 0.092 0.007

Page 81: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

69

Srikaya 22 7.006 0.070 0.004

Srikaya 29 9.236 0.092 0.007

Srikaya 23 7.325 0.073 0.004

Srikaya 23 7.325 0.073 0.004

V1C2S

2

7

Pelas 23 7.325 0.073 0.004

Pelas 10 3.185 0.032 0.001

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

Kukun 11 3.503 0.035 0.001

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

8

Kukun 13 4.140 0.041 0.001

Kukun 15 4.777 0.048 0.002

Kukun 14 4.459 0.045 0.002

Pelas 8 2.548 0.025 0.001

Pelas 8 2.548 0.025 0.001

Pelas 9 2.866 0.029 0.001

9

Pelas 10.5 3.344 0.033 0.001

Pelas 11 3.503 0.035 0.001

Pelas 11 3.503 0.035 0.001

Kukun 12 3.822 0.038 0.001

Pelas 13 4.140 0.041 0.001

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

Kukun 10 3.185 0.032 0.001

V1C2S

1

10

Pelas 23 7.325 0.073 0.004

Pelas 15 4.777 0.048 0.002

Pelas 9 2.866 0.029 0.001

Pelas 8.5 2.707 0.027 0.001

Pelas 17 5.414 0.054 0.002

11

Pelas 30 9.554 0.096 0.007

Kukun 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 10 3.185 0.032 0.001

Pelas 29 9.236 0.092 0.007

Pelas 19 6.051 0.061 0.003

12

Pelas 23 7.325 0.073 0.004

Pelas 10 3.185 0.032 0.001

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

Kukun 11 3.503 0.035 0.001

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

V2C2S

1 13

Kukun 23 7.325 0.073 0.004

Pelas 11 3.503 0.035 0.001

Pelas 14 4.459 0.045 0.002

Pelas 11 3.503 0.035 0.001

Pelas 13.5 4.299 0.043 0.001

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Page 82: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

70

Pelas 27 8.599 0.086 0.006

Bidara 15 4.777 0.048 0.002

Bidara 13.7 4.363 0.044 0.001

14

Laban 23 7.325 0.073 0.004

Laban 24 7.643 0.076 0.005

Laban 22 7.006 0.070 0.004

Laban 25 7.962 0.080 0.005

Laban 22 7.006 0.070 0.004

Pelas 20 6.369 0.064 0.003

15

Laban 15 4.777 0.048 0.002

Kukun 26 8.280 0.083 0.005

Kukun 11.2 3.567 0.036 0.001

Kukun 7.8 2.484 0.025 0.000

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

Kukun 9.8 3.121 0.031 0.001

Kukun 7.6 2.420 0.024 0.000

Kukun 12 3.822 0.038 0.001

Kukun 17 5.414 0.054 0.002

V2C2S

2

16

Ketimus 16.5 5.255 0.053 0.002

Kukun 21 6.688 0.067 0.004

Pelas 27 8.599 0.086 0.006

Ketimus 7 2.229 0.022 0.000

Bidara 18 5.732 0.057 0.003

Bidara 15 4.777 0.048 0.002

Pelas 14.5 4.618 0.046 0.002

Pelas 12.5 3.981 0.040 0.001

Pelas 12 3.822 0.038 0.001

Ketimus 9 2.866 0.029 0.001

Pelas 8 2.548 0.025 0.001

Pelas 19.5 6.210 0.062 0.003

17

Pelas 16 5.096 0.051 0.002

Pelas 10 3.185 0.032 0.001

Pelas 20.5 6.529 0.065 0.003

Ketimus 10 3.185 0.032 0.001

Kukun 26 8.280 0.083 0.005

Kukun 10 3.185 0.032 0.001

Kukun 18 5.732 0.057 0.003

18

Kukun 14.5 4.618 0.046 0.002

Kukun 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 9 2.866 0.029 0.001

Pelas 13 4.140 0.041 0.001

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Pelas 30 9.554 0.096 0.007

Page 83: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

71

Kukun 21.5 6.847 0.068 0.004

Pelas 10 3.185 0.032 0.001

Pelas 29 9.236 0.092 0.007

Pelas 9.5 3.025 0.030 0.001

V2C3S

2

19

Kesambi 25 7.962 0.080 0.005

Kesambi 26 8.280 0.083 0.005

Pelas 28 8.917 0.089 0.006

Kesambi 18 5.732 0.057 0.003

Pelas 12 3.822 0.038 0.001

Pelas 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 21 6.688 0.067 0.004

20

Pelas 13 4.140 0.041 0.001

Kukun 26 8.280 0.083 0.005

Kukun 12 3.822 0.038 0.001

Kukun 17 5.414 0.054 0.002

Kukun 9 2.866 0.029 0.001

Kukun 19 6.051 0.061 0.003

Kukun 17 5.414 0.054 0.002

Kukun 12 3.822 0.038 0.001

Kukun 17 5.414 0.054 0.002

21

Pelas 24 7.643 0.076 0.005

Pelas 24 7.643 0.076 0.005

Pelas 27 8.599 0.086 0.006

Pelas 28 8.917 0.089 0.006

Pelas 25 7.962 0.080 0.005

Pelas 19 6.051 0.061 0.003

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Kesambi 25 7.962 0.080 0.005

V2C3S

1

22

Pelas 19 6.051 0.061 0.003

Pelas 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 17 5.414 0.054 0.002

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Pelas 19 6.051 0.061 0.003

Ketimus 21 6.688 0.067 0.004

23

Kukun 20 6.369 0.064 0.003

Pelas 9 2.866 0.029 0.001

Pelas 13 4.140 0.041 0.001

Pelas 18 5.732 0.057 0.003

Pelas 30 9.554 0.096 0.007

Kukun 20 6.369 0.064 0.003

24 Pelas 19 6.051 0.061 0.003

Page 84: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

72

Pelas 20 6.369 0.064 0.003

Ketimus 21 6.688 0.067 0.004

Kesambi 22 7.006 0.070 0.004

Tally sheet tingkat pertumbuhan semai

Kelas Plot Jenis tinggi (cm)

V1C1S1

1 _

2 _

3

Gamal 124

Lamtoro 113

Gamal 72

Lamtoro 73

V1C1S2

4 Srikaya

5 _

6 _

V1C2S2

7

Pelas 63

Pelas 81

Kukun 92

Kukun 89

8

Ketimus 33

Ketimus 17

Pelas 59

Pelas 36

Pelas 96

9

Ketimus 55

Ketimus 33

Ketimus 44

Ketimus 26

V1C2S1

10

Pelas 66

Ketimus 61

Ketimus 99

Ketimus 82

Ketimus 50

11

Pelas 45

Kukun 55

Pelas 60

Kukun 88

Ketimus 33

12

Pelas 38

Pelas 49

Pelas 62

V2C2S1 13 Kukun 81

Page 85: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

73

Bidara 76

Pelas 74

14

Sukal 81

Semulu 20

Pelas 14

Pelas 20

15

Rapat Bewe 62

Kukun 38

Kukun 24

Pelas 63

V2C2S2

16

Ketimus 45

Pelas 74

Pelas 117

Kukun 62

Pelas 72

Kukun 50

17

Pelas 61

Pelas 53

Pelas 51.4

Pelas 59

18

Semulu 69

Pelas 83

Kukun 92

Kukun 89

Kukun 29

V2C3S2

19

Ketimus 44

Ketimus 26

Ketimus 33

Ketimus 17

20

Kukun 88

Kukun 67

Pelas 66

21

Ketimus 17

Pelas 59

Pelas 36

Pelas 96

V2C3S1

22

Ketimus 63

Ketimus 68

Ketimus 55

23

Pelas 25

Pelas 22

Kukun 98

24 Kukun 90

Page 86: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

74

Kukun 71

Pelas 34

Pelas 20

Page 87: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

75

Lampiran 3. Indeks Nilai Penting

Semua Kelas

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Asem Tamarindus indica 7.13 17.53 - -

2 Bemang

- 17.53 - -

3 Bidara Ziziphus mauritiana 16.66 40.57 13.47 3.88

4 Binong Tetrameles nudiflora 12.39 - - -

5 Gamal Gliricidia sepium - - - 5.20

6 Gerupuk

49.45 - - -

7 Jati Tectona grandis 5.90 23.44 22.95 -

8 kelapa Cocos nucifera 5.60 - - -

9 kenari Canarium ovatum 8.65 - - -

10 Kesambi Schleichera oleosa 45.59 20.35 24.22 -

11 ketimus Protium javanicum 42.21 18.13 19.19 46.83

12 kukun Spondias sp 12.19 53.63 58.91 45.45

13 laban

10.94 - 21.15 -

14 Lamtoro Leucaena leucocephala - 7.69 16.39 5.20

15 Mente Anacardium occidentale 18.17 16.08 - -

16 pelas Ficus racemosa (L.) 57.61 85.06 95.45 77.94

17 randu Ceiba pentandra 7.51 - - -

18 Rapat

Bewe

- - - 3.88

19 Semulu Palaquium obtusifolium

Burck

- - - 3.88

20 Srikaya Annona squamosa - - 28.27 3.88

21 Sukal Sapinduk rarak DC - - - 3.88

Vegetasi semak belukar (V1)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Asem Tamarindus indica 10.04 29.97 - -

2 Bidara Ziziphus mauritiana - 31.25 - -

3 binong Tetrameles nudiflora 7.75 - - -

4 Gamal Gliricidia sepium - - - 13.59

5 gerupuk

10.24 - - -

6 Jati Tectona grandis 8.63 49.51 48.31 -

7 kelapa Cocos nucifera 6.88 - - -

8 kenari Canarium ovatum 8.32 - - -

9 Kesambi Schleichera oleosa 28.99 - - -

10 ketimus Protium javanicum 33.66 21.48 - 64.06

11 kukun Spondias sp 13.82 51.99 72.47 27.19

12 Lamtoro Leucaena leucocephala - 14.02 31.77 13.59

Page 88: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

76

13 Mente Anacardium occidentale 26.40 32.24 - -

14 pelas Ficus racemosa (L.) 42.44 69.54 86.14 71.20

15 Srikaya Annona squamosa - - 61.32 10.37

Vegetasi hutan alam (V2)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Bebenang

26.74 - -

2 bidara Ziziphus mauritiana 21.04 52.18 18.77 6.13

3 binong Tetrameles nudiflora 13.07 - - -

4 kesambi Schleichera oleosa 42.61 30.96 32.29 -

5 ketimus Protium javanicum 34.23 22.63 29.14 35.15

6 kukun Spondias sp 7.05 66.89 61.64 55.66

7 laban

12.82 - 26.19 -

8 pelas Ficus racemosa (L.) 40.57 100.60 131.96 82.55

9 randu Ceiba pentandra 8.40 - - -

10 Rapat

Bewe

- - - 6.13

11 Semulu Palaquium obtusifolium

Burck

- - - 8.26

12 Sukal Sapinduk rarak DC - - - 6.13

Vegetasi semak perdu (V1) ketinggian 0-150 mdpl (C1)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Gamal Gliricidia sepium - - - 73.33

2 Jati Tectona grandis 33.66 118.70 97.68 -

3 kelapa Cocos nucifera 29.09 - - -

4 kenari Canarium ovatum 41.78 - - -

5 Kesambi Schleichera oleosa 55.48 - - -

6 Lamtoro Leucaena leucocephala - 35.16 53.27 73.33

7 Mente Anacardium occidentale 104.60 82.24 - -

8 Srikaya Annona squamosa - - 149.05 53.33

Vegetasi semak perdu (V1) ketinggian 150-300 mdpl (C2)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 binong Tetrameles nudiflora 12.99 - - -

2 gerupuk

82.70 - - -

3 kesambi Schleichera oleosa 25.22 - - -

4 ketimus Protium javanicum 64.15 40.65 - 78.67

5 kukun Spondias sp 25.97 76.16 119.80 33.57

6 pelas Ficus racemosa (L.) 88.96 125.09 180.20 87.76

Vegetasi hutan alam (V2) ketinggian 150-300 mdpl (C2)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

Page 89: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

77

1 bidara Ziziphus mauritiana 48.36 73.28 36.61 28.85

2 binong Tetrameles nudiflora 34.71 - - -

3 kesambi Schleichera oleosa 60.01 33.63 - -

4 ketimus Protium javanicum 36.40 28.50 28.70 8.85

5 Kukun Spondias sp - 51.70 81.56 50.77

6 laban

32.88 - 57.39 -

7 pelas Ficus racemosa (L.) 66.63 83.19 95.73 76.15

8 randu Ceiba pentandra 21.02 - - -

9 Rapat

Bewe

- - - 8.85

10 Semulu Palaquium obtusifolium Burck - - 17.69

11 Sukal Sapinduk rarak DC - - - 8.85

Vegetasi hutan alam (V2) ketinggian >300 mdpl (C3)

No Nama

Jenis

Nama Latin Tingkat Pertumbuhan

Pohon Tiang Pancang Semai

1 Bidara Ziziphus mauritiana - 54.63 - -

2 kesambi Schleichera oleosa 111.86 - 66.78 -

3 ketimus Protium javanicum 90.47 - 45.80 68.10

4 kukun Spondias sp 30.92 104.74 57.07 53.81

5 pelas Ficus racemosa (L.) 66.75 140.63 130.35 78.10

Page 90: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

78

Lampiran 4. Keanekaragaman Jenis Vegetasi

Keanekaragaman Jenis tingkat pohon

Semua Kelas

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 asam 1 0.007874 -4.84419 -0.03814

2 bidara 9 0.070866 -2.64696 -0.18758

3 binong 3 0.023622 -3.74557 -0.08848

4 gerupuk 1 0.007874 -4.84419 -0.03814

5 Jati 3 0.023622 -3.74557 -0.08848

6 kelapa 1 0.007874 -4.84419 -0.03814

7 kenari 1 0.007874 -4.84419 -0.03814

8 Kesambi 24 0.188976 -1.66613 -0.31486

9 ketimus 23 0.181102 -1.70869 -0.30945

10 kukun 5 0.03937 -3.23475 -0.12735

11 laban 5 0.03937 -3.23475 -0.12735

12 Mente 10 0.07874 -2.5416 -0.20013

13 pelas 40 0.314961 -1.15531 -0.36388

14 randu 1 0.007874 -4.84419 -0.03814 127

1.998268

V1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 asam 1 0.018182 -4.00733 -0.07286

2 binong 1 0.018182 -4.00733 -0.07286

3 gerupuk 1 0.018182 -4.00733 -0.07286

4 Jati 3 0.054545 -2.90872 -0.15866

5 kelapa 1 0.018182 -4.00733 -0.07286

6 kenari 1 0.018182 -4.00733 -0.07286

7 Kesambi 7 0.127273 -2.06142 -0.26236

8 ketimus 11 0.2 -1.60944 -0.32189

9 kukun 3 0.054545 -2.90872 -0.15866

10 Mente 10 0.181818 -1.70475 -0.30995

11 pelas 16 0.290909 -1.23474 -0.3592 55

1.935021

V2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 bidara 9 0.125 -2.07944 -0.25993

2 binong 2 0.027778 -3.58352 -0.09954

3 kesambi 17 0.236111 -1.44345 -0.34082

Page 91: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

79

4 ketimus 12 0.166667 -1.79176 -0.29863

5 kukun 2 0.027778 -3.58352 -0.09954

6 laban 5 0.069444 -2.66723 -0.18522

7 pelas 24 0.333333 -1.09861 -0.3662

8 randu 1 0.013889 -4.27667 -0.0594 72

1.709283

V1C1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 asam 1 0.058824 -2.83321 -0.16666

2 Jati 3 0.176471 -1.7346 -0.30611

3 kelapa 1 0.058824 -2.83321 -0.16666

4 kenari 1 0.058824 -2.83321 -0.16666

5 Kesambi 4 0.235294 -1.44692 -0.34045

6 Mente 7 0.411765 -0.8873 -0.36536 17

1.511897

V1C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 binong 1 0.030303 -3.49651 -0.10595

2 gerupuk 1 0.030303 -3.49651 -0.10595

3 kesambi 3 0.090909 -2.3979 -0.21799

4 ketimus 11 0.333333 -1.09861 -0.3662

5 kukun 1 0.030303 -3.49651 -0.10595

6 pelas 16 0.484848 -0.72392 -0.35099 33

1.25305

V2C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 bidara 9 0.195652 -1.63142 -0.31919

2 binong 2 0.043478 -3.13549 -0.13633

3 kesambi 9 0.195652 -1.63142 -0.31919

4 ketimus 4 0.086957 -2.44235 -0.21238

5 laban 5 0.108696 -2.2192 -0.24122

6 pelas 16 0.347826 -1.05605 -0.36732

7 randu 1 0.021739 -3.82864 -0.08323 46

1.678856

V2C3

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 kesambi 8 0.307692 -1.17865 -0.36266

2 ketimus 8 0.307692 -1.17865 -0.36266

3 kukun 2 0.076923 -2.56495 -0.1973

Page 92: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

80

4 pelas 8 0.307692 -1.17865 -0.36266 26

1.285293

Keanekaragaman tingkat tiang

Semua Kelas

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Asem 1 0.006993 -4.96284 -0.03471

2 Bemang 1 0.006993 -4.96284 -0.03471

3 Bidara 17 0.118881 -2.12963 -0.25317

4 Jati 17 0.118881 -2.12963 -0.25317

5 Kesambi 1 0.006993 -4.96284 -0.03471

6 Ketimus 5 0.034965 -3.35341 -0.11725

7 Kukun 29 0.202797 -1.59555 -0.32357

8 Lamtoro 1 0.006993 -4.96284 -0.03471

9 Mente 8 0.055944 -2.8834 -0.16131

10 Pelas 63 0.440559 -0.81971 -0.36113 143

1.608432

V1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Asem 1 0.016949 -4.07754 -0.06911

2 Bidara 7 0.118644 -2.13163 -0.2529

3 Jati 17 0.288136 -1.24432 -0.35853

4 Ketimus 2 0.033898 -3.38439 -0.11473

5 Kukun 6 0.101695 -2.28578 -0.23245

6 Lamtoro 1 0.016949 -4.07754 -0.06911

7 Mente 5 0.084746 -2.4681 -0.20916

8 Pelas 20 0.338983 -1.08181 -0.36671 59

1.672712

V2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bemang 1 0.012346 -4.39445 -0.05425

2 Bidara 10 0.123457 -2.09186 -0.25825

3 Kesambi 1 0.012346 -4.39445 -0.05425

4 Ketimus 3 0.037037 -3.29584 -0.12207

5 Kukun 23 0.283951 -1.25895 -0.35748

6 Pelas 43 0.530864 -0.63325 -0.33617 81

1.182478

V1C1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

Page 93: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

81

1 Asem 1 0.037037 -3.29584 -0.12207

2 Jati 17 0.62963 -0.46262 -0.29128

3 Lamtoro 1 0.037037 -3.29584 -0.12207

4 Mente 8 0.296296 -1.2164 -0.36041 27

0.895831

V1C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 4 0.125 -2.07944 -0.25993

2 Ketimus 2 0.0625 -2.77259 -0.17329

3 Kukun 6 0.1875 -1.67398 -0.31387

4 Pelas 20 0.625 -0.47 -0.29375 32

1.04084

V2C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bemang 1 0.02381 -3.73767 -0.08899

2 Bidara 11 0.261905 -1.33977 -0.35089

3 Kesambi 1 0.02381 -3.73767 -0.08899

4 Ketimus 3 0.071429 -2.63906 -0.1885

5 Kukun 11 0.261905 -1.33977 -0.35089

6 Pelas 15 0.357143 -1.02962 -0.36772 42

1.435996

V2C3

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 2 0.047619 -3.04452 -0.14498

2 Kukun 12 0.285714 -1.25276 -0.35793

3 Pelas 28 0.666667 -0.40547 -0.27031 42

0.77322

Keanekaragaman tingkat pancang

Semua kelas

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 4 0.028369 -3.56247 -0.10106

2 Jati 4 0.028369 -3.56247 -0.10106

3 Kesambi 5 0.035461 -3.33932 -0.11842

4 Ketimus 6 0.042553 -3.157 -0.13434

5 Kukun 39 0.276596 -1.2852 -0.35548

6 Laban 6 0.042553 -3.157 -0.13434

7 Lamtoro 1 0.007092 -4.94876 -0.0351

8 Pelas 68 0.48227 -0.72925 -0.3517

9 Srikaya 8 0.056738 -2.86932 -0.1628

Page 94: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

82

141

1.494295

V1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Jati 4 0.086957 -2.44235 -0.21238

2 Kukun 13 0.282609 -1.26369 -0.35713

3 Lamtoro 1 0.021739 -3.82864 -0.08323

4 Pelas 20 0.434783 -0.83291 -0.36213

5 Srikaya 8 0.173913 -1.7492 -0.30421 46

1.319083

V2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 4 0.042105 -3.16758 -0.13337

2 Kesambi 5 0.052632 -2.94444 -0.15497

3 Ketimus 6 0.063158 -2.76212 -0.17445

4 Kukun 26 0.273684 -1.29578 -0.35463

5 Laban 6 0.063158 -2.76212 -0.17445

6 Pelas 48 0.505263 -0.68268 -0.34493 95

1.336807

V1C1

No Jenis Jumlah Spesies di seluruh plot (phn)

1 Jati 4 0.307692 -1.17865 -0.36266

2 Srikaya 8 0.615385 -0.48551 -0.29877

3 Lamtoro 1 0.076923 -2.56495 -0.1973 13

0.858741

V1C2

No Jenis Jumlah Spesies di seluruh plot (phn)

1 Pelas 20 0.606061 -0.50078 -0.3035

2 Kukun 13 0.393939 -0.93156 -0.36698 33

0.670478

V2C2

No Jenis Jumlah Spesies di seluruh plot (phn)

1 Kukun 16 0.301887 -1.1977 -0.36157

2 Pelas 23 0.433962 -0.8348 -0.36227

3 Bidara 4 0.075472 -2.584 -0.19502

4 Laban 6 0.113208 -2.17853 -0.24663

5 Ketimus 4 0.075472 -2.584 -0.19502 53

1.360505

V2C3

No Jenis Jumlah Spesies di seluruh plot (phn)

1 Kesambi 5 0.119048 -2.12823 -0.25336

2 Ketimus 2 0.047619 -3.04452 -0.14498

Page 95: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

83

3 Kukun 10 0.238095 -1.43508 -0.34169

4 Pelas 25 0.595238 -0.51879 -0.30881 42

1.048831

keanekaragaman tingkat semai

Semua kelas

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 1 0.013158 -4.33073 -0.05698

2 Gamal 2 0.026316 -3.63759 -0.09573

3 Ketimus 20 0.263158 -1.335 -0.35132

4 Kukun 17 0.223684 -1.49752 -0.33497

5 Lamtoro 2 0.026316 -3.63759 -0.09573

6 Pelas 30 0.394737 -0.92954 -0.36692

7 Rapat

Bewe

1 0.013158 -4.33073 -0.05698

8 Semeluh 1 0.013158 -4.33073 -0.05698

9 Srikaya 1 0.013158 -4.33073 -0.05698

10 Sukal 1 0.013158 -4.33073 -0.05698 76

1.529578

V1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Gamal 2 0.064516 -2.74084 -0.17683

2 Ketimus 11 0.354839 -1.03609 -0.36765

3 Kukun 4 0.129032 -2.04769 -0.26422

4 Lamtoro 2 0.064516 -2.74084 -0.17683

5 Pelas 11 0.354839 -1.03609 -0.36765

6 Srikaya 1 0.032258 -3.43399 -0.11077 31

1.46394

V2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 1 0.021277 -3.85015 -0.08192

2 Ketimus 9 0.191489 -1.65292 -0.31652

3 Kukun 13 0.276596 -1.2852 -0.35548

4 Pelas 20 0.425532 -0.85442 -0.36358

5 Rapat

Bewe

1 0.021277 -3.85015 -0.08192

6 Semulu 2 0.042553 -3.157 -0.13434

Page 96: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

84

7 Sukal 1 0.021277 -3.85015 -0.08192 47

1.415673

V1C1

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Lamtoro 2 0.4 -0.91629 -0.36652

2 Gamal 2 0.4 -0.91629 -0.36652

3 Srikaya 1 0.2 -1.60944 -0.32189 5

1.05492

V1C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Pelas 11 0.423077 -0.8602 -0.36393

2 Kukun 4 0.153846 -1.8718 -0.28797

3 Ketimus 11 0.423077 -0.8602 -0.36393 26

1.015832

V2C2

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Bidara 1 0.038462 -3.2581 -0.12531

2 Ketimus 1 0.038462 -3.2581 -0.12531

3 Kukun 8 0.307692 -1.17865 -0.36266

4 Pelas 12 0.461538 -0.77319 -0.35686

5 Rapat

Bewe

1 0.038462 -3.2581 -0.12531

6 Semulu 2 0.076923 -2.56495 -0.1973

7 Sukal 1 0.038462 -3.2581 -0.12531 26

1.418069

V2C3

No Jenis Jumlah

Individu

Pi Ln Pi H'

1 Ketimus 8 0.380952 -0.96508 -0.36765

2 Kukun 5 0.238095 -1.43508 -0.34169

3 Pelas 8 0.380952 -0.96508 -0.36765 21

1.076987

Page 97: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

85

Lampiran 5. Tekstur Tanah

Kedalaman 0-15 cm

kelas Plot Pasir

(ml)

debu

(ml)

liat

(ml)

%

Pasir

%

Debu % Liat

V1C1S1

1 7 3 5 47 20 33

2 8 3 4 53 20 27

3 7 3 5 47 20 33

V1C1S2

4 7 3 5 47 20 33

5 7 3 5 47 20 33

6 7 4 4 47 27 27

V1C2S2

7 5 3 7 33 20 47

8 5 2 8 33 13 53

9 5 2 8 33 13 53

V1C2S1

10 4 2 9 27 13 60

11 3 2 10 20 13 67

12 4 2 9 27 13 60

V2C2S1

13 5 2 8 33 13 53

14 4 2 9 27 13 60

15 6 2 7 40 13 47

V2C2S2

16 5 3 7 33 20 47

17 4 2 9 27 13 60

18 7 2 6 47 13 40

V2C3S2

19 6 2 7 40 13 47

20 6 2 7 40 13 47

21 5 2 8 33 13 53

V2C3S1

22 5 2 8 33 13 53

23 5 1 9 33 7 60

24 4 2 9 27 13 60

Kedalaman 15-25 cm

Kelas Plot Pasir

(ml)

debu

(ml)

liat

(ml)

%

Pasir

%

Debu % Liat

V1C1S1

1 8 3 10 53.3 20.0 26.7

2 8 4 11 53.3 26.7 20.0

3 9 4 10 60.0 26.7 13.3

V1C1S2

4 7 3 11 46.7 20.0 33.3

5 7 4 12 46.7 26.7 26.7

6 7 3 11 46.7 20.0 33.3

V1C2S2

7 5 2 12 33.3 13.3 53.3

8 4 2 13 26.7 13.3 60.0

9 6 2 11 40.0 13.3 46.7

Page 98: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

86

V1C2S1

10 6 2 11 40.0 13.3 46.7

11 5 2 12 33.3 13.3 53.3

12 5 2 12 33.3 13.3 53.3

V2C2S1

13 6 2 11 40.0 13.3 46.7

14 6 2 11 40.0 13.3 46.7

15 6 2 11 40.0 13.3 46.7

V2C2S2

16 5 2 12 33.3 13.3 53.3

17 5 2 12 33.3 13.3 53.3

18 7 2 10 46.7 13.3 40.0

V2C3S2

19 6 2 11 40.0 13.3 46.7

20 6 2 11 40.0 13.3 46.7

21 5 2 12 33.3 13.3 53.3

V2C3S1

22 6 2 11 40.0 13.3 46.7

23 6 2 11 40.0 13.3 46.7

24 5 2 12 33.3 13.3 53.3

Page 99: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

87

Lampiran 6. Struktur Tanah

Kelas Plot Kedalaman

0-15 cm 15-25 cm

V1C1S1

1 Granular Granular

2 Granular Granular

3 Granular Granular

V1C1S2

4 Granular Granular

5 Granular Granular

6 Granular Granular

V1C2S2

7 Granular Granular

8 Granular Granular

9 Granular Granular

V1C2S1

10 Granular Granular

11 Granular Granular

12 Granular Granular

V2C2S1

13 Granular Granular

14 Granular Granular

15 Granular Granular

V2C2S2

16 Granular Granular

17 Granular Granular

18 Granular Granular

V2C3S2

19 Granular Granular

20 Granular Granular

21 Granular Granular

V2C3S1

22 Granular Granular

23 Granular Granular

24 Granular Granular

Page 100: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

88

Lampiran 7. Warna Tanah

Kelas Plot Warna tanah

0-15 cm 15-25 cm

V1C1S1

1 3/2 5YR 3/3 5YR

2 2.5/1 5YR 3/4 5YR

3 3/2 5YR 3/2 5YR

V1C1S2

4 2.5/2 5 YR 3/3 5YR

5 2.5/1 5 YR 2.5/1 5YR

6 2.5/2 5YR 2.5/2 5YR

V1C2S2

7 2.5/2 5YR 2.5/2 5YR

8 3/1 5YR 3/1 5YR

9 2.5/2 5YR 3/2 5YR

V1C2S1

10 2.5/2 5YR 2.5/2 5YR

11 3/1 5YR 3/2 5 YR

12 2.5/1 5YR 2.5/1 5YR

V2C2S1

13 2.5/2 5YR 3/2 5YR

14 2.5/1 5YR 2.5/2 5YR

15 2.5/1 5YR 3/1 5YR

V2C2S2

16 2.5/1 5YR 3/1 5YR

17 2.5/1 5YR 2.5/1 5YR

18 2.5/1 5YR 2.5/2 5YR

V2C3S2

19 2.5/2 5YR 3/2 5YR

20 2.5/1 5YR 2.5/2 5YR

21 2.5/1 5YR 3/1 5YR

V2C3S1

22 2.5/1 5YR 2.5/1 5YR

23 2.5/1 5YR 2.5/2 5YR

24 2.5/2 5YR 3/2 5YR

Page 101: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

89

Lampiran 8. Bulk Density

Kedalaman 0-15 cm

Kelas Plot Berat Awal Tanah

+ Cawan (g)

Berat Tanah

Kering+Cawan (g)

Berat

Cawan (g)

Berat Tanah

Kering (g)

Volume

(cm3)

Bulk Density

(g.m-3)

V1C1S1

1 50.94 40.43 3.58 36.85 49.06 0.7511

2 51.46 43.01 3.65 39.36 49.06 0.8022

3 55.1 42.63 3.58 39.05 49.06 0.7959

V1C1S2

4 70.61 53.18 3.84 49.34 49.06 1.0057

5 49.87 39.74 3.72 36.02 49.06 0.7340

6 54.52 46.29 3.67 42.62 49.06 0.8687

V1C2S2

7 54.49 40.54 3.87 36.67 49.06 0.7474

8 51.35 36.03 3.57 32.46 49.06 0.6616

9 65.24 49.11 3.6 45.51 49.06 0.9276

V1C2S1

10 68.63 50.21 6.35 43.86 49.06 0.8940

11 50.6 34.75 6.38 28.37 49.06 0.5782

12 63.92 48.6 6.5 42.1 49.06 0.8581

V2C2S1

13 66.23 52.51 6.37 46.14 49.06 0.9404

14 52.06 40.62 6.6 34.02 49.06 0.6934

15 51.97 41.02 6.21 34.81 49.06 0.7095

V2C2S2

16 56.43 43.23 6.45 36.78 49.06 0.7496

17 50.69 37.41 3.77 33.64 49.06 0.6856

18 46.25 34.32 4.56 29.76 49.06 0.6066

V2C3S2 19 60.9 44.59 4.74 39.85 49.06 0.8122

20 52.9 42.99 6.41 36.58 49.06 0.7456

Page 102: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

90

21 54.34 40.53 4.72 35.81 49.06 0.7299

V2C3S1

22 54.54 40.85 4.44 36.41 49.06 0.7421

23 63.83 48.33 4.65 43.68 49.06 0.8903

24 65.72 50.85 4.7 46.15 49.06 0.9406

Kedalaman 15-25 cm

Kelas Plot Berat Awal Tanah

+ Cawan (g)

Berat Tanah

Kering+Cawan (g)

Berat

Cawan (g)

Berat Tanah

Kering (g)

Volume

(cm3)

Bulk Density

(g/cm3)

V1C1S1

1 51.46 51.94 6.64 45.3 49.06 0.9233

2 49.26 43.12 6.32 36.8 49.06 0.7501

3 52.04 41.28 4.44 36.84 49.06 0.7509

V1C1S2

4 61.25 47.86 4.74 43.12 49.06 0.8789

5 52.56 41.95 4.8 37.15 49.06 0.7572

6 58.48 49.82 5.06 44.76 49.06 0.9123

V1C2S2

7 63.14 47.92 4.59 43.33 49.06 0.8832

8 57.24 41.86 3.67 38.19 49.06 0.7784

9 61.23 45.08 4.59 40.49 49.06 0.8253

V1C2S1

10 63.66 49.52 4.89 44.63 49.06 0.9097

11 49.25 34.14 7.17 26.97 49.06 0.5497

12 61.08 45.64 4.5 41.14 49.06 0.8385

V2C2S1

13 63.56 51.73 4.53 47.2 49.06 0.9620

14 60.01 47.38 4.7 42.68 49.06 0.8699

15 54.54 41.14 4.65 36.49 49.06 0.7437

V2C2S2

16 54.04 43.03 4.47 38.56 49.06 0.7859

17 50.86 37.83 5.01 32.82 49.06 0.6689

18 51.39 39.4 4.97 34.43 49.06 0.7017

V2C3S2 19 58.99 44.68 4.65 40.03 49.06 0.8159

Page 103: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

91

20 53.91 49.05 4.6 44.45 49.06 0.9060

21 60.3 46.22 4.57 41.65 49.06 0.8489

V2C3S1

22 59.27 45.16 4.97 40.19 49.06 0.8192

23 75.39 60.94 4.79 56.15 49.06 1.1445

24 69.35 51.31 5.01 46.3 49.06 0.9437

Page 104: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

92

Lampiran 9. Porositas Tanah

Kedalaman 0-15 cm

Kelas Plot

Berat

Tanah

(MS) (g)

Volume Air

(ml)

Suspensi

Tanah (ml)

Suspensi

Air (ml)

Total

Suspensi

(ml)

Berat

Jenis

(g/ml)

Bulk

Density

(g/cm3)

Porositas

(%)

V1C1S1

1 20 30 23 15 38 2.50 0.75 69.96

2 20 30 20 18 38 2.50 0.80 67.91

3 20 30 25 15 40 2.00 0.80 60.20

V1C1S2

4 20 30 21 19 40 2.00 1.01 49.71

5 20 30 24 16 40 2.00 0.73 63.29

6 20 30 20 20 40 2.00 0.87 56.56

V1C2S2

7 20 30 24 14 38 2.50 0.75 70.10

8 20 30 27 12 39 2.22 0.66 70.23

9 20 30 28 11 39 2.22 0.93 58.26

V1C2S1

10 20 30 25 13 38 2.50 0.89 64.24

11 20 30 30 9 39 2.22 0.58 73.98

12 20 30 26 13 39 2.22 0.86 61.38

V2C2S1

13 20 30 23 15 38 2.50 0.94 62.38

14 20 30 27 12 39 2.22 0.69 68.80

15 20 30 29 10 39 2.22 0.71 68.07

V2C2S2

16 20 30 27 13 40 2.00 0.75 62.52

17 20 30 27 13 40 2.00 0.69 65.72

18 20 30 30 9 39 2.22 0.61 72.70

V2C3S2 19 20 30 25 14 39 2.22 0.81 63.45

20 20 30 27 13 40 2.00 0.75 62.72

Page 105: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

93

21 20 30 27 12 39 2.22 0.73 67.15

V2C3S1

22 20 30 28 11 39 2.22 0.74 66.60

23 20 30 24 15 39 2.22 0.89 59.93

24 20 30 26 13 39 2.22 0.94 57.67

Kedalaman 15-25 cm

Kelas Plot

Berat

Tanah

(MS) (g)

Volume Air

(ml)

Suspensi

Tanah (ml)

Suspensi

Air (ml)

Total

Suspensi

(ml)

Berat

Jenis

(g/ml)

Bulk

Density

(g/cm3)

Porositas

(%)

V1C1S1

1 20 30 21 19 40 2.00 0.92 53.83

2 20 30 21 19 40 2.00 0.75 62.49

3 20 30 25 14 39 2.22 0.75 66.21

V1C1S2

4 20 30 23 16 39 2.22 0.88 60.45

5 20 30 23 15 38 2.50 0.76 69.71

6 20 30 20 20 40 2.00 0.91 54.38

V1C2S2

7 20 30 26 13 39 2.22 0.88 60.26

8 20 30 28 12 40 2.00 0.78 61.08

9 20 30 28 11 39 2.22 0.83 62.86

V1C2S1

10 20 30 21 19 40 2.00 0.91 54.51

11 20 30 30 10 40 2.00 0.55 72.51

12 20 30 27 13 40 2.00 0.84 58.07

V2C2S1

13 20 30 22 18 40 2.00 0.96 51.90

14 20 30 27 12 39 2.22 0.87 60.85

15 20 30 29 11 40 2.00 0.74 62.81

V2C2S2

16 20 30 21 19 40 2.00 0.79 60.70

17 20 30 23 17 40 2.00 0.67 66.55

18 20 30 29 11 40 2.00 0.70 64.91

V2C3S2 19 20 30 25 14 39 2.22 0.82 63.28

Page 106: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

94

20 20 30 27 13 40 2.00 0.91 54.70

21 20 30 28 11 39 2.22 0.85 61.80

V2C3S1

22 20 30 26 14 40 2.00 0.82 59.04

23 20 30 23 16 39 2.22 1.14 48.50

24 20 30 24 16 40 2.00 0.94 52.81

Page 107: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

95

Lampiran 10. Kedalaman Lapisan Tanah

Kelas Plot Kedalaman Tanah (cm)

V1C1S1

1 100

2 100

3 100

V1C1S2

4 80

5 80

6 100

V1C2S2

7 41

8 36

9 33

V1C2S1

10 35

11 33

12 30

V2C2S1

13 40

14 40

15 35

V2C2S2

16 35

17 32

18 40

V2C3S2

19 20

20 22

21 22

V2C3S1

22 20

23 18

24 17

Page 108: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

96

Lampiran 11. pH Tanah

Kelas Plot pH TANAH

0-15 15-25

V1C1S1

1 3.4 4.2

2 3.5 5.2

3 4.5 5.5

V1C1S2

4 6 3.9

5 3.6 3.8

6 5 5

V1C2S2

7 3.9 3.9

8 4 4

9 4.5 4

V1C2S1

10 4.2 5.5

11 3 3

12 4.1 3.1

V2C2S1

13 4.8 4.6

14 4.1 6.3

15 5.2 5.2

V2C2S2

16 4.2 4

17 4 3.9

18 5 5

V2C3S2

19 3.9 3.7

20 3.2 3

21 3.9 3.4

V2C3S1

22 3.9 3.5

23 4.4 3.9

24 4.7 4.5

Page 109: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

97

Lampiran 12. Analisis ANOVA SPSS Bulk Density

Tests of Normality Bulk Density

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Standardized Residual

for HASIL .087 48 .200* .989 48 .935

Dependent Variable: BD

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .006a 1 .006 .482 .495

Intercept 14.852 1 14.852 1190.273 .000

Vegetasi .006 1 .006 .482 .495

Error .275 22 .012

Total 15.133 24

Corrected Total .281 23

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Vegetasi) Kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: BD

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .008a 1 .008 .615 .441

Intercept 16.617 1 16.617 1210.655 .000

Vegetasi .008 1 .008 .615 .441

Error .302 22 .014

Total 16.927 24

Corrected Total .310 23

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan Kemiringan) Vegetasi Semak

Perdu Kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: BULK DENSITY

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .018a 3 .006 .361 .783

Intercept 7.720 1 7.720 457.353 .000

KETINGGIAN .007 1 .007 .418 .536

KEMIRINGAN .005 1 .005 .316 .589

Page 110: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

98

KETINGGIAN *

KEMIRINGAN .006 1 .006 .348 .571

Error .135 8 .017

Total 7.874 12

Corrected Total .153 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan Kemiringan) Vegetasi Semak

Perdu Kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: BULK DENSITY

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .011a 3 .004 .274 .842

Intercept 7.935 1 7.935 569.596 .000

KETINGGIAN .008 1 .008 .586 .466

KEMIRINGAN .003 1 .003 .211 .658

KETINGGIAN *

KEMIRINGAN .000 1 .000 .025 .878

Error .111 8 .014

Total 8.058 12

Corrected Total .123 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan Kemiringan) Vegetasi Hutan

Alam Kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: BULK DENSITY

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .048a 3 .016 1.723 .239

Intercept 7.125 1 7.125 774.322 .000

KETINGGIAN .029 1 .029 3.119 .115

KEMIRINGAN .019 1 .019 2.048 .190

KETINGGIAN *

KEMIRINGAN 2.161E-005 1 2.161E-005 .002 .963

Error .074 8 .009

Total 7.246 12

Corrected Total .121 11

Page 111: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

99

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan Kemiringan) Vegetasi Hutan

Alam Kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: BULK DENSITY

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .095a 3 .032 2.821 .107

Intercept 8.689 1 8.689 777.993 .000

KETINGGIAN .048 1 .048 4.260 .073

KEMIRINGAN .046 1 .046 4.151 .076

KETINGGIAN *

KEMIRINGAN .001 1 .001 .051 .827

Error .089 8 .011

Total 8.872 12

Corrected Total .184 11

Page 112: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

100

Lampiran 13. Analisis ANOVA SPSS Porositas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Si

g.

Standardized Residual for

Hasil .056 48 .200* .988 48

.9

01

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Vegetasi) kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 5.891a 1 5.891 .177 .678

Intercept 99270.203 1 99270.203 2988.116 .000

Vegetasi 5.891 1 5.891 .177 .678

Error 730.877 22 33.222

Total 100006.970 24

Corrected Total 736.767 23

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Vegetasi) kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 33.868a 1 33.868 1.003 .327

Intercept 86905.939 1 86905.939 2574.082 .000

Vegetasi 33.868 1 33.868 1.003 .327

Error 742.762 22 33.762

Total 87682.568 24

Corrected Total 776.630 23

Page 113: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

101

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan kemiringan) di vegetasi semak

perdu kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 213.313a 3 71.104 1.741 .236

Intercept 48873.280 1 48873.280 1196.463 .000

Ketinggian 77.787 1 77.787 1.904 .205

Kemiringan 72.594 1 72.594 1.777 .219

Ketinggian * Kemiringan 62.932 1 62.932 1.541 .250

Error 326.785 8 40.848

Total 49413.379 12

Corrected Total 540.099 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan kemiringan) di vegetasi semak

perdu kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1.216a 3 .405 .008 .999

Intercept 45185.504 1 45185.504 938.523 .000

Ketinggian .411 1 .411 .009 .929

Kemiringan .105 1 .105 .002 .964

Ketinggian * Kemiringan .701 1 .701 .015 .907

Error 385.163 8 48.145

Total 45571.883 12

Corrected Total 386.379 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan kemiringan) di vegetasi Hutan

Alam kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 57.166a 3 19.055 1.144 .389

Intercept 50402.737 1 50402.737 3024.864 .000

Ketinggian 42.827 1 42.827 2.570 .148

Kemiringan 9.738 1 9.738 .584 .467

Ketinggian * Kemiringan 4.600 1 4.600 .276 .614

Page 114: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

102

Error 133.302 8 16.663

Total 50593.205 12

Corrected Total 190.468 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Ketinggian dan kemiringan) di vegetasi Hutan

Alam kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: Porositas

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 172.281a 3 57.427 2.495 .134

Intercept 41754.302 1 41754.302 1814.399 .000

Ketinggian 63.434 1 63.434 2.756 .135

Kemiringan 108.180 1 108.180 4.701 .062

Ketinggian * Kemiringan .667 1 .667 .029 .869

Error 184.102 8 23.013

Total 42110.685 12

Corrected Total 356.383 11

Page 115: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

103

Lampiran 14. Analisis ANOVA SPSS Kedalaman Lapisan Tanah

Tests of Normality Kedalaman Lapisan Tanah

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Standardized Residual for

Hasil .111 24 .200* .928 24 .089

Tests of Between-Subjects Effects (faktor vegetasi) antara vegetasi semak perdu dan

vegetasi hutan alam

Dependent Variable: Kedalaman

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 7597.042a 1 7597.042 14.053 .001

Intercept 51245.042 1 51245.042 94.795 .000

Vegetasi 7597.042 1 7597.042 14.053 .001

Error 11892.917 22 540.587

Total 70735.000 24

Corrected Total 19489.958 23

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) di vegetasi semak

perdu

Dependent Variable: Kedalaman

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 10616.000a 3 3538.667 90.735 .000

Intercept 49152.000 1 49152.000 1260.308 .000

Ketinggian 10325.333 1 10325.333 264.752 .000

Kemiringan 65.333 1 65.333 1.675 .232

Ketinggian * Kemiringan 225.333 1 225.333 5.778 .043

Error 312.000 8 39.000

Total 60080.000 12

Corrected Total 10928.000 11

Page 116: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

104

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) di vegetasi hutan

alam

Dependent Variable: Kedalaman

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 908.250a 3 302.750 42.741 .000

Intercept 9690.083 1 9690.083 1368.012 .000

Ketinggian 884.083 1 884.083 124.812 .000

Kemiringan .083 1 .083 .012 .916

Ketinggian * Kemiringan 24.083 1 24.083 3.400 .102

Error 56.667 8 7.083

Total 10655.000 12

Corrected Total 964.917 11

Page 117: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

105

Lampiran 15. Analisis ANOVA SPSS pH Tanah

Tests of Normality pH

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Standardized Residual for

Hasil .126 48 .056 .958 48 .084

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Vegetasi) kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .107a 1 .107 .221 .643

Intercept 425.042 1 425.042 879.534 .000

Vegetasi .107 1 .107 .221 .643

Error 10.632 22 .483

Total 435.780 24

Corrected Total 10.738 23

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor Vegetasi) kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .000a 1 .000 .001 .982

Intercept 434.350 1 434.350 550.471 .000

Vegetasi .000 1 .000 .001 .982

Error 17.359 22 .789

Total 451.710 24

Corrected Total 17.360 23

Page 118: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

106

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) dalam vegetasi

semak perdu kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2.349a 3 .783 1.322 .333

Intercept 205.841 1 205.841 347.411 .000

Ketinggian .441 1 .441 .744 .413

Kemiringan 1.541 1 1.541 2.601 .145

Ketinggian * Kemiringan .368 1 .368 .620 .454

Error 4.740 8 .593

Total 212.930 12

Corrected Total 7.089 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) dalam vegetasi

semak perdu kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2.223a 3 .741 1.017 .434

Intercept 217.601 1 217.601 298.765 .000

Ketinggian 1.401 1 1.401 1.923 .203

Kemiringan .301 1 .301 .413 .538

Ketinggian * Kemiringan .521 1 .521 .715 .422

Error 5.827 8 .728

Total 225.650 12

Corrected Total 8.049 11

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) dalam vegetasi

hutan alam kedalaman 0-15 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1.709a 3 .570 2.486 .135

Intercept 219.307 1 219.307 956.978 .000

Ketinggian .907 1 .907 3.960 .082

Kemiringan .701 1 .701 3.058 .118

Ketinggian * Kemiringan .101 1 .101 .440 .526

Error 1.833 8 .229

Total 222.850 12

Corrected Total 3.542 11

Page 119: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

107

Tests of Between-Subjects Effects (Faktor ketinggian dan kemiringan) dalam vegetasi

hutan alam kedalaman 15-25 cm

Dependent Variable: pH

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 6.330a 3 2.110 5.664 .022

Intercept 216.750 1 216.750 581.879 .000

Ketinggian 4.083 1 4.083 10.962 .011

Kemiringan 2.083 1 2.083 5.593 .046

Ketinggian * Kemiringan .163 1 .163 .438 .526

Error 2.980 8 .373

Total 226.060 12

Corrected Total 9.310 11

Page 120: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

108

Lampiran 16. Segitiga Tekstur Tanah

Page 121: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

109

Lampiran 17. Peta Ketinggian Per Plot

Page 122: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

110

Lampiran 18. Peta Kemringan Per Plot

Page 123: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

111

Lampiran 19. Foto Kegiatan Penelitian

Page 124: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

112

Page 125: KARAKTERISTIK TANAH PADA BERBAGAI TUTUPAN VEGETASI …

113

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Miftahul Irsyadi Purnama dilahirkan di Kuripan pada

tanggal 17 September 1997 dari Ayah Drs. Sudirman, MM

dan Ibu Heni Sri Mulyanti. Penulis adalah anak pertama

dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah Penulis tempuh

adalah lulus pendidikan dasar dari SDN 2 Kuripan pada

tahun 2010, lulus pendidikan menengah dari SMPN 4

Gerung pada tahun 2013. Dan lulus pendidikan menengah

atas SMAN 1 Gerung pada tahun 2016. Pada bulan Agustus 2016 mulai tercatat

sebagai mahasiswa pada Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, Penulis pernah menjadi Co-asisten

Dosen Praktikum pada mata kuliah Statistik dan Hidrologi Hutan pada semester

Ganjil TA 2017/2018, Inventarisasi Sumber daya Hutan dan Biologi pada Semester

Genap TA 2018-2019, Sistem Informasi Geografis dan Sistem Teknologi Informasi

pada Semester Genap TA 2018/2019. Penulis juga aktif dalam kepanitian di

Organisasi Himasylva dan menjabat sebagai Koordinator Data dan Infomrasi, serta

aktif dalam kepanitian dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi

Kehutanan Universitas Mataram. Selama kuliah penulis mendapatkan Beasiswa

Unggulan (Fully Funded) dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dengan kegigihan dan keteguhan serta motivasi dan dukungan dari orang

tua dan keluarga serta dari berbagai pihak, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan

pengerjaan tugas akhir Skripsi ini dengan judul “Karakteristik Tanah Pada

Berbagai Tutupan Vegetasi dan Ketinggian Tempat di Hutan

Kemasyarakatan Arthagiri Kabupaten Sumbawa”.