-
Karakteristik Pencangkokan Asam Akrilat dan Akrilamida pada
Serbuk Selulose dengan Inisiasi Sinar Gamma(Yanti S. Soehianto)
KARAKTERISTIK PENCANGKOKAN ASAM AKRILATDAN AKRILAMIDA PADA SERB
UK SELULOSA
DENGAN INISIASI SINAR GAMMA
Yanti S.Soebiantol,Ambyah Suliwarnol, Ratna Puspita Sari2
danA.Mun'im Chatib2IPuslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi (P3TIR)
- BATAN
JI. Raya Cinere, Pasar Jumat, JakartalFakultas Farmasi,
Universitas Pancasila
JI. Raya Lenteng Agung, Jakarta xcvnxncx
ABSTRAK
KARAKTERISfIKPENCANGKOKANASAMAKRILATDAN
AKRILAMIDAPADASERBUKSEWLOSE
DENGAN INISIASI SINAR GAMMA. Serbuk selulose diperoksidasi
dengan sinar-y kemudian dicangkok denganasam akrilat (AA),
akrilamid (AAm), dan campurannya (III) dalam pelarut air. Reaksi
pada 70°C di bawah aliran gas
N2, dosis serap, konsentrasi monomer, dan waktu reaksi sebagai
parameter. Oerajat pengembangan dalam air (%S),analisis spektrum IR
dan termogram OSC untuk karakterisasi hasil pencangkokan.
Pencangkokan berawal daripermukaan, pertumbuhan rantai cangkok
tergantung difusi monomer: AAm homopolimerisasi pada
permukaan,sedangkan AA dan campuran AAI AAm (III) tergantung pada
dosis serap. Pada dosis rendah tercangkokdipermukaan, dan pad a
dosis tinggi terjadi pencangkokan di dalam substrat. Oosis tinggi
merusak strukturmikroselulose, mempermudah difusi monomer ke dalam
substrat. Pencangkokan menurunkan %S selulose, tetapimeningkatkan
ketahanan terhadap panas, karena terbentuknya ikatan antara
rantai-rantai tercangkok.
Kata kunci: Iradiasi sinar gamma, pencangkokan, asam akrilat,
akrilamida, serb uk selulosa
ABSTRACT
CHARACfERISTIC OFGAMMA RAYS INDUCED GRAFT POLYMERIZATION OF
ACRYLIC ACID
AND ACRYLAMID ONTO CELLULOSE POWDER. Acrylic acid (AA),
Acrylamid (AAm), and its mixture (III)were grafted onto radiation
peroxidized cellulose in the aqueous solution. Grafting reaction
was carried out at 70°C
under N2 flow, and the parameters were total absorbed dose,
monomer concentration, and reaction time. The graftedsamples were
characterized by swelling in water, IR and thermal analysis (OSC).
The beginning of grafting is on thesurface, and the growth of the
grafted chains is determined by monomer diffusion: AAm tends to
homopolymerizeon the surface, while AA and its mixture (III) depend
on the total absorbed dose. Low and higH-doses inducesurface and
bulk polymerization, respectively. High doses disrupted the
microstructure of cellulose, and it enhancedthe monomer diffusion
into the substrate. Grafting reduced swelling of the original
cellulose, but improved itsthermal stability by the linking of the
grafted chains.
Key worda : Gamma irradiation, grafting, acrylic acid,
acrylamid, cellulose powder
PENDAHULUAN
Memherikan sifat khas pada substratpolimer atau peningkatan
sifat mekanik perludilakukan untuk memperluas pemakaian
substrattersebut. ModifikasidiantaTanyadilakukandenganmencangkokkan
(grafting) monomer tidakjenuhdengan gugus fungsi yang dikehendaki
secarakimia. Proses pencangkokan adalah mekanismeradikal yang dapat
diinisiasi secara kimia(inisiator), fisika (sinar uv, radiasi
pengion), ataumekanik[ 1]. Pencangkokan dengan inisiasi
sinar-y atau berkas elektron dipercepat(Radiation Induced Graft
Polymerization,RIGP) adalah salah satu teknik pencangkokanyang
sudah cukup lama dikembangkan[2-4].Keunggulan teknik ini antara
laindapat dilakukanterhadap berbagai bentuk substrat (serat,
film,serbuk). Produknya tidak mengandung residuinisiator, sehingga
tidak mempercepat degradasipada aplikasinya. Kerapatan dan
distribusi rantaitercangkok dapat diatur dari dosis serap yang
177
-
Prosiding Simposium Nasio'lal Polimer V
diterima substrat, kondisi clan fase reaksipencangkokan[ 5].
Pada kondisi reaksi normal,mekanisme,pencangkokannya adalah
radikal.Radikal substrat clanmonomer terbentuk bersama
selama iradiasi (simultan), atau radikal substrathasil iradiasi
akan menginisiasi reaksipencangkokan (iradiasi awal,
pre-irradiation).
Pencangkokan konvensional maupunRIGP adalah reaksi dalam sistem
heterogen.Difusimonomer ke dalam substratuntuk mencapaipusat aktif
sang at berperan, sehingga dapatdibedakan pencangkokan pada
permukaan(surface grafting) atau pencangkokan di dalamsubstrat
(bulk)[6].
Selulose adalah salah satu polimer alamyang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (greenpolymer) yang penggunaannya sangat luas
didalam industri. Modifikasi secara kimia telah
banyak dilakukan, dan gugus yang tersubstitusiadalah hirdroksil
(OH). Menurut Rowell, tidaklahmudah melakukan reaksi kimia
untuk
mensubstitusi gugus [7]. Dengan RIGPdiharapkan modifikasi
selulose akan lebih banyakberhasil, meskipun selulose termasuk
degradedpolymers on exposure to ionizing radiation.Hal ini dapat
dilakukan dengan mengaturparameter iradiasi dan kondisi
reaksipencangkokan. Iradiasi terhadap selulosemengakibatkan
perubahan strukturmikronya,tetapi dapat dikontrol supaya sifat
fisikmekaniknya tidak menurun.
Selulose terdiri dari unit-unit D-glukosayang berikatan
P-glikosida. Ikatan hidrogen yangterbentuk antar rantai molekul
yang berbentukheliks membuat selulose mempunyai derajatkekristalan
yang tinggi, tidak larut di dalam air,dan merupakan polisakarida
struktur[8].Pemutusan ikatan akibat iradiasi adalah acak, clan
pembentukan radikal pada posisi C. memutusikatan
glikosida,menyebabkan depolimerisasi[9].Iradiasi dalam media udara
menghasilkan radikalyang terjebak dalam fasa kristalin, dan
produkoksidasi yang terdistribusi di dalam fasa amorfdiantaranya
gugus peroksida yang dapatdimanfaatkan untuk menginisiasi
pencangkokan.Radikalyangbermigrasike permukaun
krista!,clanperoksida selulose yang terdekomposisi dalamlarutan
monomer di atas SullUruang akan menjadi
178
ISSN 14/0-8720
pusat aktif pencangkokan. Reaksi pencangkokanberlangsungdi
interfasaantara kristalinclanamorf,dan sangat ditentukan oleh
difusi monomer kedalam fasa amorf[1 0].
Pada percobaan ini dilakukanpencangkokan monomer hidrofilik asam
akrilat(AA),dan akrilamid (AAm) pada serbuk selulosealbasiayang
sudah diiradiasi terlebih dulu dengansinar-y untuk mempelajari
karakteristikpencangkokan kedua monomer besertacampurannya (111).
Serbuk selulose dipilih,karena merupakan polimer alam yang
mudahdidapat di dalam negeri, banyak dipak.aisebagaibahan
dasaradsorben clanfasa diam kromatografi.Teknik pencangkokan
iradiasi awal dalam mediaudara dipilih, karena lebih
sederhanapelaksanaannya
METODEPERCOBAAN
Bahan
Serbuk selulose kayu Albasia (AlbaziaFalcataria) diperoleh dari
Balai Besar Pulp clanKertas, Bandung. Dicuci dengan air,
dibilasdengan metanol, kemudian dikeringkan di dalamoven 60°C
selama 24 jam. Asam A-krilat
(CH2=CHCOOH, AA), dan Akrilamid(CH2 =CHCONH2, AAm) pro-analysis
buatanMerck. Metanol teknis untuk semua pencucian.
Iradiasi
Masing-masing 1g serbuk dalam kantongplastik berklip diiradiasi
sinar-y dari 6OCOdalammedia udara pada suhu ruang untuk
membentukpusat aktif pencangkokan yang berupa peroksida.Total dosis
serap 30 kGy , 40 kGy , dan 50 kGy
dengan laju 9 kGy/j~.
Pencangkokan
Reaksi pada suhu 70°C dalam penangasair. Serbuk iradiasi
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi berisi 25 mL larutan monomer,
dan dialiri gas N2 mumi selama pemanasan.Konsentrasi larutan AA
adalah 30% (v/v),
40% (v/v), dan 50% (v/v), larutanAAm adalah7,5% (v/v) , 10%
(v/v), dan 12,5% (b/v).Campuran AA/AAm (1/1) dibuat larutan30%
(b/v), 40% (b/v), dan 50% (b/v). Sebagai
,
-
Karakteristik Pencangkokan Asam Akrilat dan Akrilamida pada
Serbuk Selulose dengan Inisiasi Sinar Gamma(Yanti S. Soebianto)
8
.. 1 ~ .-
'E 2 --------- - - -------~---:_~.-------
~ \----~, •• :~ :-:_~-'.!_~~~-~.-------
~7e"
~ 6 I _e _~ 54---o.Of: _~ 4
-
120
..."----=-~-~ ..~_._--_.-
Pros;d;ng S;mpos;um Nas;onal Polimer V
sebaliknya teIjadi peningkatan viskositas larutanpencangkok.
Pengentli~qlarutanpencangkokmenandakan terjadinya homopolimerisasi
AA,karena reaksi perpindahan rantai pada monomeryang berlebih. Efek
ini dikenal dengan efekTromsdorf[2]. Terlihat %0 terus
meningkatdengan waktu, hal ini karena homopolimer yangsulit untuk
dipisah dengan pencucian yangdilakukan.
Akrilarnida(AAm)
Peningkatan %0 terhadap waktu reaksipad a pencangkokan AAm
berbeda denganpencangkokan AA (Oambar 2). Padapencangkokan AAm
konsentrasi monomerberpengaruh pad a semua dosis serap,
danpencangkokan cenderung tidak berlanjut setelahwaktu reaksi di
atas 45 men it.
35 f- --
- ••• - 30 kGy, 7.5%
~ 30 _ •••• 30 kGy. 12.5'/0 ------,~ SOkGy, 7.S~. -r:i 25
_SOkGy,12,W. ---------.--J
.::0: -.-----.--
~ 20 t-·-- - .- ..- ...-.-~ -- -_._-~._----------c•• ju _._.. _C
15 -.-- . - - I
I .-, 1
~ 1 . I
'" 10 [ .. -------.---. -J
'f • .. -:-;-;-'--_._- i~ --'0 5 -
I • --.--.----.o ._.';-;~.:-~-~-=--~-=~--~_.-------,------
o 15 30 45 60
waktu reaksi (menit)
Gambar 2. Derajat pencangkokan AAmdengan variasi dosis serap
(kGy) dankonsentrasi monomer (%). Suhu reaksi 70"C,aliran N2
kontinu.
ISSN 1410-8720
Hal ini terjadi karena AAm cenderungberpropagasi (k = 6000 ±
1000 l/mol.det danpk, = 14,5 ± 2,0 x 1O-6l/mol.det). Pada sistemAA,
propagasi berjalan jauh lebih lambat
(kp =650 l/mol.det dan kt=2,6 x 10-6l/mol.det),sehinggamonomer
masih marnpu untuk berdifusike dalarn substrat [11].
Akibat kecenderungan AAm untukberpropagasidan
kristalinitasseluloseyang tinggi,maka dapat diduga pencangkokan
hanya terjadipada daerah permukaan substrat (surfacegrafting).
Campuran AN AAIn (111)
Oambar 3 menunjukkan karakteristikpencangkokan campuran AAIAAm
(1/1).Dengan dosis serap yang sarna, %0 sistemcampuranjauh
lebihtinggidibandingdengansistemtunggal,karenayang tercangkok
adalah kopolimerbersamadenganhomopolimer
darimasing-masingmonomer.Dalamhalini,reaktivitasmasing-masingmonomer
harus diperhatikan. Akrilamid (AAm)
mengandung gugus NH2 yang mendeaktifkanikatan rangkap, sehingga
memperlambatpembentukan radikal bebas [8].
,.", • 30 kGy.3O%i
6' ]00 1- -'... - 30 kGy,50% i-'- - -- u'$. -SOkGy.3O%1
'C' 80 ----'__ so ~Dy.SO"I0 :~ '---'-'-'- '-"o""-
if 60~!!. 40.i,E~ 20
Pada 30 kOy terjadi pencangkokanpermukaan (surface grafting), %0
meningkatdengan waktu. Pencangkokan meningkat dengankenaikan
konsentrasi monomer, dan berhentijikamonomer habis. Kopolimer yang
terbentuk padapermukaan mempunyai komponen PAAm lebih
Gambar 3. Derajat pencangkokan AA/AAm(Ill) dengan variasi dosis
serap (kGy) dankonsentrasi monomer (%). Suhu reaksi 70 "C,aliran N2
kontinu.
Nilai %0 yang dapat dicapai pada sistemAAm lebih tinggi
dibanding AA untuk dosisserap yang sarna dengan konsentrasi
monomeryang lebih rendah. Berat molekul keduamonomer hampir sarna
(AA = 72,06, danAAm = 71,08), tetapi ,larutan AAm dengankonsentrasi
yangjauh lebih rendah memberikan%0 sekitar empat kali lebih besar
dari AA. Jadi,rantai tercangkok PAAm lebih panjang dibandingrantai
PAA pada j umlah pusat aktif yang sarna.
Homopolimerisasi juga lebih cepatpada sistem AAm, oleh sebab
ituproses pencangkokan tidak berlanjut.
180
oo 15 30
_ktu rekasi (mrnit)
45 60
-
Karakteristik Pencangkokan Asam Akri/at dan Akrilamida pada
Serbuk Selulose dengan Inisiasi Sinar Gamma(Yanti S. Soebianto)
Tabel 1. Puneak serapan IR selulose awai dan selulose
tereangkok
Selulose tereangkokSelulose AAAAmAN AAmawal (III)
663,51
663,51898,25
896,76898,33896,38Finger print
(melemah)(600-1500em-l)
1044,351049,271042,051041,03(me1emah) 1298,581430,10
1412,451429,531427,971600,69
1596,781635,63 1674,58
1677,111705,07 Gugus fungsi
1727,561711,54(1500-4000 em-I)
2912,382904,422898,492890,64(melemah) 3327,46
3327,463209,543242,15(melebar) 3587,59
3542,35
panjang dari PAA, tetapi yang tereangkok lebih
dahulu adalah komponenAAPada 50 kGy difusi monomer berperan,
sehinggaAA juga sangat mungkin tt:reangkok didalam substrat, dan
pada permukaan tereangkokkopolimer PAA-co-PAAm.
Akibatkereaktifannya maka reaksi-reaksi AA lebih cepatberlangsung,
oleh sebab itu pada awal
peneangkokan (15 menit sampai dengan30 menit) ditunjukkan oleh
karakteristikAA, danpada periode berikutnya terlihat
karakteristik
pencangkokanAAm. Jadi, pencangkokan terjadidi dalam maupun
permukaan substrat.
Karakterisasi Selulose Tercangkok
Spektrum IR
Tabel 1 menunjukkanpuneak-puneak
serapan selulose awal dan yang sudah dieangkok."Puneak-puneak
finger print selulose awaladalah regang QO eter (1044,35 em-I);
lentur
OH (1430 em-I), regang C=O dan C-H aldehid
(1705 dan 2912,38 em-f), serta regang O-H
tidak bebas dari alkohol (3327,46 em-I). Puneakserapan 1635,63
em-I menunjukkan air terserap(adsorbed water) [12].
Pada se1ulose-g-PAA (7%G) terjadi
pelemahan beberapa serapanfinger print, dantimbul serapan. barn
pada 1298,58 em-) yaitu
rentang C-O karboksilat. Serapan 1727,56 em-I
adalah regang C=O karboksilat, dan terjadipelebaran puneak
regang O-H tidak be bas
(3327,46 em-I). Hal ini menunjukkan bahwaAA
tercangkok pada selulose, dan perubahan puncakserapan finger
print selulose menunjukkanperubahan struktur dasarnya. Hal ini
memperkuatdugaan,bahwapeneangkokanterjadisampaikedalam
substrat.
Pada Selulose-g-PAAm (32,4%G) fingerprint selulose tidak
berubah, timbul serapan barngugus fungsi amida: Jentur N-H (1600,69
em-I),
rentang C=O (1674,58 em-I), dan rentang N-H(3587,59 em-I). Jadi,
pencangkokanAAm adalahpada daerah permukaan serat, tidak
mernsakstruktur dasar selulose.
Pad a selulose-g-PAA-co-PAAm(111 %0), puneak serapan yang kedua
monomer
dan selulosenya tampak bersama. Puneak
serapan 1635,63 em-I yang berasal dari airterserap tidak tampak
pada selulose tereangkok.
Analisis Termal
Perubahanfinger print dan gugus fungsiselulose yang diakibatkan
oleh peneangkokanakan mengubah sifat fisik serat selu1ose.
Tabel2menunjukkan hasil analisis termal selulose denganmetode DSC.
Selulose awal mulai meleleh
(on set) pada 342,6 °C, berakhir (offset) pada
181
'\
-
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
Tabel2. Data pelelehan selulose awal dan selulose
tercangkok')
On setOff setTmLuas(0e)
(0e)(0e)puncak
Selulose awal
342,6404,5377,37,555
Se lulose-g- PAA (%G = 7)365,1372,4350,01,876
Selulose-g-PAAm (%G = 32,4)354,5399,9375,812,587
Selulose-g-P AA-co-P AAm (%G = Ill)377,6442,7407,96,836
*)Berat sample yang dipakai 10 ± O,lmg
ISSN /410-8720
404,5 °e, dan titik leleh (Tm) fasa kristalinnyapada 377,3
°e.
Pencangkokan meningkatkan suhu awalpelelehan:dengan kata
laindiperlukan energi lebihtinggi untuk memutus ikatan hasil
pencangkokan.Selulose-g-PAA-co-PAAm (lll %G) palingtahan panas, dan
selulose-g-PAAm (32 %G)hampir mendekati selulose awalnya. Titik
lelehselulose-g-PAA (7 %G) menurun sampai365,Ioe menandakan
terjadinya penurunankristalinitas selulose akibat pencangkokan.
Halini sesuai dengan pelemahan puncak serapan
finger print pada spektrum IR. Dengan demikianpelelehan berakhir
lebih cepat (373°C) dibandingseluIose awal. PencangkokanAAm hampir
tidakmengubah titik leleh selulose (375,8 °e), karenapencangkokan
hanya terjadi pada permukaan.Pada selulose-g-PAA-co-PAAm (lII
%G)pencangkokan terjadi di dalam dan padapermukaan substrat, maka
baru meleleh pada377,6 °e, titik lelehnya tertinggi (407,9 0c),
danberakhir pada 442 °e.
Pada pengukuran ini nilai ~Hf pelelehantidak dapat dikonversikan
pada nilai llmol, karenatidak dipakai sarnple standar. Pendekatan
yang
dipakai untuk memperkirakan nilai ~Hfadalahdengan membaca luas
puncak masing-masingtermograrn. Dengan menggunakanberat yangsama
serta semua sampel diperlakukan relatifsarna, maka luas puncak
termograrnnya dapatdibandingkan. Luas puncak termograrn
dapatdipakai untuk mengestimasi entalfi pelelehan fasakristalin
sarnpel yang diukur [13].
Pencangkokan AA (7 %G) sangat
menurunkan luas puncak, yang berarti ~Hfnyasangat kecil, hal ini
menunjukkan kristalinitas
182
selulose mengalami kerusakan yang berat.Selulose tercangkokAAm
(32 %G) mempunyailuas puncak jauh lebih besar daripadaselulose
awal: diperlukan energi tambahan untukmemutus ikatan rantai
tercangkok selainmelelehkan fasa kristalin selulose. Selulose
tercangkokAAlAAm(lII)(l11 %G)mempunyaientalfi di antara entalfi
masing-masing monomer.Energi yang dibutuhkan untuk melelehkan
tidaksetinggi pada selulose tercangkok AAm, karenakristalintas
selulose juga mengalarni kerusakanakibat pencangkokan AA pada
sebagiandalam substrat.
Hasil pengukuran entalfi yang diperolehpada percobaan ini
sejalan dengan perubahankristalinitas serat rayon iradiasi yang
dicangkokdengan sistem yang sarna. Perubahan kristalinitasdilihat
dari difraktogram sinar-x: kristalinitassangat menurun pada
rayon-g-PAA, tidaknyata menurun pada rayon-g-PAAm,
danrayon-g-PAA-co-PAAm mendekati difraktogramrayon-g-PAAm [14].
Pengembangan di DalamAir
Sifat hidrofilik selulose adalah karena
adanya gugus-gugus OH yang terorientasi kearah
luarheliks,dapat mengikat molekuI air~ 0), danmenyebabkan
pengembangan (swelling) biladirendam di dalam air [8].
Gambar 4 menunjukkan pengaruh derajatpencangkokan (%G) terhadap
derajatpengembangan selulose (%S).· Selulose awalmempunyai %S
sebesar 785, karenakristalinitasnyayangtinggi (dibanding serat
rayon%S sebesar 1800). Pencangkokan sangatmenurunkan
pengembangannya, karena sebagian
-
Karakte!'istik Pencangkokan Asam Akrilat dan Akrilamida pada
Serbuk Selulosf! dengan Inisiasi Sinar Gamma(Yanti S.
Soebianto)
900
Derajal pencangkokan ("/0)
o +---------~--_.--- ..-- "o w m ~ ~ m W M ~
Gambar 4. Pengaruh derajat pencangkokanterhadap derajat
pengembangan selulosadalam air. Perendaman pada suhu ruangselama 24
jam.
homopolimerisasi akan tercangkok pada daerahpermukaan, dan total
dosis serap yang diterimasusbstrat menentukan pencangkokan
monomeryang marnpu berdifusi ke dalarn substrat. Bilakedua monomer
dicampur dengan perbandinganyang sarna, kopolimer akan tercangkok
pad apennukaan, dan bisa mencapai bagian dalarnsubstrat j ika ada
difusi kedalamnya.
Pencangkokan mengurangi pengembanganselulose di dalarn air,
karena sebagian gugus OHtersubstitusi oleh rantai monomer.
Selulose
tercangkok mempunyai kestabilan tennal yanglebih baik, karena
ikatan yang terjadi antara rantaitercangkoknya.
--+--SeI-g·AA- •• SeI-g·AAm_SeI-g.AAlAAm
•
~800~~700:i"-e:•'Em.."-i 300'0; __'f 200 _Q 100 + --~._-
gugus OH pada pennukaan serat tersubstitusiolehrantai
tercangkok.
Pencangkokan AA pada awalnyamenurunkan %S, tetapi kemudian
meningkat lagipada %G yang lebih tinggi. Diduga peningkatan%S ini
adalah karena hidrofilisitas PAA yangtercangkok sarnpai ke dalam
substrat. PadapencangkokanAAm penurunan %S tidak diikutipeningkatan
lagi pada %G yang lebih tinggi.Diduga konfonnasi rantai AAm
tercangkok padapennukaan telahmenghalangipembentukanikatanhidrogen
antara substrat dengan molekul air. Halinijuga penyebab mengapa
pencangkokanAAmtidak mencapai bagian dalarn substrat.
Pencangkokan monomer carnpuran (Ill)memberikan pengembangan yang
merupakangabungan an tara sifat PAA dan PAAm.Peningkatan%S
setelahpenurunannyaadalah sifatPAA, kemudian konfonnasi rantai
kopolimerPAA-co-PAAm diduga menghambatpembentukan ikatan hidrogen
molekul selulosedengan air, sehingga %S tidak meningkat lagi.
KESIMPULAN
Telah dilakukan pencangkokanAA, AAm,dan campurannya (III) patla
serbuk selulose yangtelah diiradiasi dengan sinar-y.
Karakteristikpencangkokan sang at tergantung strukturmonomer dan
dosis serap yang diterima serbuk.Pencangkokan berawal pada
pennukaan substrat,tetapi pertumbuhan rantai tercangkok
tergantungpada difusi monom~rnya. Monomer cenderung
DAFfAR PUSTAKA
[1]. ALLCOCK H.R., and LAMPE F.W.Contemporary Polymer Chemistry
2nded. Prentice Hall Int. Inc. Singapore (1989)
[2]. CHAPIRO A. Radiation Chemistry ofPolymeric System.
Interscience, N.Y.(1962)
[3]. CHARLES BY A Atomic Radiation onPolymers. Pergamon Press,
Oxford U.K.(1960)
[4]. WOODS R.J, and PIKAEV AK. AppliedRadiation Chemistry:
RadiationProcessing. J. Wiley & Sons, New York,(1994)
[5]. IVANOV V.S. Radiation Chemistry ofPolymers VSP Utrech, The
Netherland(1992)
[6]. NASEF M.M and HEGAZY E.A, Prog.Polym. Sci., 29, (2004)
499-561
[7]. ROWEL R.M., Chemical Modification ofLignocelluloics.
Proceedings Int.Workshop on Frontiers of SurfaceModification and
Characierization ofLignocelluloic Fibres. P Gatenholm andT Chinani,
Eds. Fiskebacksil. Sweden(1996) 31-47
[8]. MORRISON R.T and BOYD R.N.Organic Chemistry 6 th ed.,
Prentice HallInt. Inc. New Jersey (1992)
[9]. VON SONTAG C. and SCHUCHMANNH.P., Carbohydrates. In
RadiationChemistry. Present Status and Future
183
-
,Prosiding Simposium N(Jsional Polimer V
Trends. JONAH C.D. and RAO B.S.M.,ElseVier. Amsterdam (2001)
481
[lO].GRODZINSKI J.J. HeterogeneousModification of Polymers. J.
Wiley &Sons, New York. (1997)
[1 1]. ERIC A.G. Polymer Process Engineering,PTR Prentice Hall,
New Jersey (1994)
[12].IYER P.B, IYER K.R.K and PATILN.B.,
J Appl. Polym. Sci. 28, (1983) 879-881[13].HATAKEYAMA T., and
QUlIN F.X.
Thermal Analysis. Fundamentals andApplications to Polymer
Science. J. Wiley& Sons, Chichester (1994)
[14].FATMUANIS B. SintesisdanKarakterisasi
Kopolimer Grafting Radiasi Asam Akrilat,
Akrilamoda, dan Campurannya pada SeratRayon Sebagai Penukar Ion.
Thesis S-2.Pogram Studi Magister Ilmu Kimia, Program
Pascasarjana, Universitas Indonesia (2000)
184
ISSN 1410-8720
..•••
1: Daftar isi