KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
99
Embed
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Nai.pdf · Judul Skripsi : KARAKTERISTIK DAN ... selaku HRD & GA HEAD di Berastagi Supermarket.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Oleh :
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
2
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN 2013 Nama Mahasiswa : Sri Isnaini Ritonga
No. Induk Mahasiswa : 111021013
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Kesehatan Lingkungan
Tanggal Lulus : 20 November 2013
Disahkan Oleh
Komisi Pembimbing
ii
Abstrak
Pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan sampel petugas kebersihan yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian, karakteristik responden di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar, paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun : 10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria : 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMA: 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun: 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam: 22 orang (100%), pernah merasakan keluhan iritasi kulit 8 orang (36,4%). Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket, paling banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun: 10 orang (55,6%), jenis kelamin adalah pria: 13 orang (55,6%), pendidikan terakhir SMA: 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun: 17 orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam: 18 orang (100%), tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit 18 orang (100%). Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik. Disarankan kepada Dinas Pasar Dan Dinas Kebersihan untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja kepada petugas kebersihan baik di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar maupun pasar modern Berastagi Supermarket. Kata Kunci : Limbah Padat, Keluhan Iritasi Kulit, Petugas Kebersihan, Pasar Tradisional dan Pasar Modern.
iii
Abstract Market is area where the buying and selling of goods with the seller more than one good something called the shopping centre traditional market, supermarket, shops, mal, plaza, central trade and others. Research is to give in idea of the characteristics and solid waste management market and complaint skin irritation on janitor in the traditional market and modern market in Medan city 2013. This research is descriptive with sample janitor which totaled 40 people. The characteristic of respondents in the traditional market Penampungan Pusat Pasar the most common being a janitor ≥ 26 years: 10 people (45,5%), gender is a man: 13 people (59,1%), last high school education: 13 people (59,1%), long work ≥ 1 years: 15 people (68,2%), working hour ≥ 5 hours: 22 people (100%), ever had complaints of skin irritation: 8 people (36,4%). The characteristic of respondents in the modern market Berastagi Supermarket, a janitor at most 15-20 years old: 10 people (55,6%), gender is a man: 13 people (55,6%), last high school education: 18 people (100%), long work ≤ 1 years: 17 people (94,4%), working hour ≥ 5 hours: 18 people (100%), never had complaints of skin irritation: 18 people (100%). The market Penampungan Central Market using traditional Markets do not waste separation while in the modern market made Berastagi Supermarket waste separation, between the organic and inorganic waste. Advices to departement of market and department of cleansing to provide counseling and socialization regarding waste management which is right and the importance of the use of a protective self (APD) while working to janitor both in traditional market Penampungan Central Market and modern market Berastagi Supermarket. Keywords: Solid waste, Skin irritation complaint, Janitors, Traditional market and Modern market.
iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sri Isnaini Ritonga
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 11 Oktober 1989
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak ke : 1 dari 1 Bersaudara
Alamat Rumah : Jln. Surya Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara, RantauPrapat-Labuhan Batu
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri 112134 RantauPrapat
2. Tahun 2001-2004 : SMP Negeri 1 Rantau Selatan
3. Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 1 Rantau Selatan
4. Tahun 2008-2011 : D3 Kimia Analis USU
5. Tahun 2011-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat Serta Keluhan Iritasi Kulit Pada
Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan
Tahun 2013”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayah
Amri Ritonga dan Ibu Hj. Linda Sriwati Nasution yang tiada henti memberikan
kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan selalu memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi kepada penulis dalam membuat skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S, selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi
ini.
4. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes dan Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku dosen
penguji.
vi
5. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH, selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen
dan Staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan bekal ilmu
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
7. Ibu Dessy Wulansari Harahap, S.Sos, selaku Kabag Kepegawaian di Kantor
Dinas PD Pasar
8. Bapak H. Pardamean Siregar, SH, MAP, selaku Kepala Dinas Kebersihan Kota
Medan
9. Bapak Harlen Lubis, SE, selaku HRD & GA HEAD di Berastagi Supermarket.
10.Untuk Nenek, Mak Ayang, Nantulang, Etek Ta dan etek Na serta sepupu-
sepupu yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang selalu memberikan semangat
dan senantiasa mendo’akan penulis.
11.Untuk teman-teman seperjuanganku: Dessy Irfi, Dina Rizkha Utami, Tri Annisa
Rukmana, Bestty Pohan, Yuliana, Bang Jun Edy, Kak Wiwit dan semua
teman-teman FKM dan D3 Kimia Analis yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
12.Teman-teman PBL rumah 5: Latifah Hanum Harahap, Suliyanti, Helena
Sipahutar, Putri Ruth Sibarani, Suryani Harahap, Sri Milola Sitompul, Ayu
Sirait, Kak Rumondang, Kak Ance, Bang Erwinsyah, Pak Sogirin yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
vii
kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, November 2013
Sri Isnaini Ritonga
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................. ii ABSTRACT .......................................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL......... ……….….... ................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 5 1.3 2 Tujuan Khusus ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Pengertian Pasar............ ................................................................. 6 2.1.1 Pembagian Tata Ruang Pasar ......................... .................. 7 2.1.2 Klasifikasi Barang Dagangan ............................................. 7 2.1.3 Tempat Sampah Sementara ................................................ 8 2.1.4 Saluran Untuk Limbah Cair ................................................ 8
2.2 Pengertian Limbah Padat Pasar .................................................... 9 . 2.2.1 Jenis Sampah ................................................................... 10
2.2.2 Sumber-sumber Sampah ..................................................... 11 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah ...................... 13 2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah .............................................. 15 2.2.5 Hubungan Sampah Padat dengan Kesehatan Lingkungan.. 16
2.4.1 Anatomi Kulit .................................................................. 25 2.4.2 Fungsi Kulit .............. .......................................................... 26 2.4.2 Penyebab Iritasi Kulit .............. ........................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 32 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 32 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................... 32 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................... 32
3.3 Populasi dan Sampel .......... ........................................................... 32 3.3.1 Populasi ................ ............................................................ 32 3.3.2 Sampel .................. ............................................................... 33
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33
ix
3.4.1 Data Primer ......... ............................................................... 33 3.4.1 Data Sekunder ...... ............................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ..... ................................................................. 40
4.1 Lokasi Geografis ................ .......................................................... 40 4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern .. 41 4.2.1 Umur Responden .............................................................. 41 4.2.2 Jenis Kelamin ...................................................................... 41 4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden ......................................... 42 4.2.4 Lama Bekerja ...................................................................... 43 4.2.5 Jam Kerja ............................................................................. 43 4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan ...................................... 44 4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan .................................................. 46 4.2.8 Tindakan Petugas Kebersihan ............................................ 48 4.2.9 Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 49 4.3 Tabulasi Silang .............................................................................. 50 4.3.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit 50 4.3.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit .......................................................................... 50 4.3.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 51 4.3.4 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit .......................................................................... 52 4.3.5 Tabulasi Silang antara Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................................................................................... 52 4.3.6 Tabulasi silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 53 4.3.7 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit 53 4.3.8 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................................................................................... 54 4.4 Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket .......... ............. . 54
BAB V PEMBAHASAN .............. ................................................................. 58
5.1 Karakteristik Responden .... .......................................................... 58 5.2 Tabulasi Silang .............................................................................. 61 5.2.1 Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit ................................... 61 5.2.2 Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................... 62 5.2.3 Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ............ 62 5.2.4 Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ...................... 63 5.2.5 Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ............................ 64 5.2.6 Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit .......... 64 5.2.7 Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit .................................... 65 5.2.8 Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit ............................. 65
x
5.3 Penanganan Limbah Padat .. .......................................................... 66 5.4 Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan . .......................... 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 72
No. Hal 1. Tabel 1 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................................... 41 2. Tabel 2 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................... 41 3. Tabel 3 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... 42 4. Tabel 4 Distribusi responden Berdasarkan Lama Bekerja sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..... 43 5. Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Sampah Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ................................................................................ 44 6. Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... 46 7. Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............... 46 8. Tabel 8 Distribusi Sikap Responden sebagai Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................................. 48 9. Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............... 48 10.Tabel 10 Distribusi Tindakan Responden sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... 49 11.Tabel 11 Distribusi Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... 49 12. Tabel 12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... 50
xii
No. Hal 13. Tabel 13 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... 50 14. Tabel 14 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............. 51 15. Tabel 15 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ................... 52 16. Tabel 16 Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... 53 17. Tabel 17 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Lampiran 1. Daftar Kuisioner ............................................................ 76
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya: jerami,
sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas,
pasir, sisa-sisa pembakaran (arang).
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah dari peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-kotoran ternak,
sisa-sisa makanan, dan bangkai binatang.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampah
Menurut Chandra (2005), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah
sampah:
13
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah
yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktifitas pembangunan,
perdagangan, dan industri.
2) Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan dengan truk.
3) Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi
bagi golongan tertentu.
4) Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai,
atau di dataran rendah.
5) Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang
hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah
pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
6) Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7) Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air,
atau penyaringan air limbah.
14
8) Kebiasaan Masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman,
sampah makanan itu akan meningkat.
9) Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh: plastik,
kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.
10) Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya.
2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah
Menurut Azwar (1996), beberapa cara pembuangan sampah yang lazim
dipergunakan dewasa ini antara lain:
1. Hog feeding, penggunaan sampah jenis garbage untuk makanan ternak (mis.,
babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu
(dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan
trichinosis ke hewan ternak.
2. Inceneration, pembakaran sampah secara besar-besaran melalui fasilitas pabrik
yang khusus dibangun untuk itu. Cara pembuangan sampah jenis ini memang
menguntungkan karena dapat memperkecil volume sampah sampai
sepertiganya.
3. Sanitary landfill, pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sehingga sampah tidak berada di alam
terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat
binatang bersarang.
15
4. Composting, pengolahan sampah menjadi pupuk, yakni dengan terbentuknya
zat-zat organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
5. Discharge to sewers, sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang
ke dalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah
tangga ataupun dikelola secara terpusat di kota-kota.
6. Dumping, pembuangan sampah dengan meletakkan begitu saja di lapangan,
jurang atau tempat sampah.
7. Dumping in water, sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan
bahaya banjir.
8. Landfill, disini sampah dibuang di tanah rendah, tanpa ditimbun dengan
lapisan tanah. Sama halnya dengan sistem dumping, cara ini banyak
kerugiannya.
9. Individual inceneration, pembakaran sampah yang dilakukan secara
perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika
tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
10. Recycling, pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali hal-hal
yang masih bisa dipakai (mis., kaleng dan kaca). Cara ini berbahaya untuk
kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan.
11. Reduction, menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan
hasilnya dimanfaatkan.
16
12. Salvaging, pemanfaatan beberapa macam sampah yang dipandang dapat
dipakai kembali, misalnya pemakaian kertas bekas untuk pembungkus
makanan.
2.2.5 Hubungan Limbah Padat Dengan Kesehatan Lingkungan
Limbah padat mengakibatkan gangguan kesehatan, terutama bila di dalam
limbah padat tersebut terdapat mikroorganisme pathogen ataupun bahan berbahaya
atau beracun. Disamping itu, proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan
limbah padat biasanya menghasilkan gas-gas yang dapat mengganggu estetika
(Mulia, 2005).
Menurut Soemirat (2006), pengaruh sampah terhadap kesehatan manusia
dikelompokkan menjadi 2 kelompok:
1. Efek langsung
Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan
sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh,
yang karsinogenik, dan teratogenik. Selain itu ada pula sampah yang mengandung
kuman pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit.
2. Efek tidak langsung
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,
pembakaran dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi
secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oxigen
telah habis.
Menurut Mukono (2005), pengelolaan sampah mempunyai pengaruh terhadap
masyarakat dan lingkungan.
17
1. Pengaruh yang positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut: (Chandra, 2005)
1. Sampah yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa
dan dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh
buruk sampah tersebut terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang
biak serangga atau binatang pengerat.
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan
sampah.
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.
8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan
suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Pengaruh negatif
Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah ini tampak pada 3 aspek:
a. Aspek Kesehatan
- Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit, seperti:
serangga, tikus, cacing dan jamur.
- Dari vektor yang tersebut diatas dapat menimbulkan penyakit, antara lain:
18
1. Insect borne disease
Lalat : diare, cholera, typus
Nyamuk : DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
2. Rodent borne disease
Pes, murine typhus
3. Vektor jamur
Penyakit kulit dan candidiasis
4. Vektor cacing
Taenia, hookworm, cacing gelang dan cacing kremi
b. Aspek lingkungan
- Estetika lingkungan
- Penurunan kualitas udara
- Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air.
c. Aspek sosial masyarakat
- Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status
keadaan sosial masyarakat.
- Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan
hasrat turis untuk berkunjung.
2.3 Penanganan Limbah Padat
Menurut UU No.18 tahun 2008 dalam buku Sarudji (2010) pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi:
1) Pembatasan timbulnya sampah.
2) Pendaur ulangan sampah.
19
3) Pemanfaatan kembali sampah.
Sedangkan penanganan sampah meliputi:
1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan
jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.
2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.
3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemprosesan akhir.
4) Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan
jumlah sampah.
5) Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dalam dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Menurut Mulia (2005), pengelolaan limbah padat meliputi pengumpulan sampai
dengan pemusnahan/pembuangannya. Pengelolaan limbah padat harus
memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat didalam limbah padat
tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan
adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian pengelolaannya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya.
Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila
memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang sehingga dapat
bermanfaat kembali. Bila tidak memungkinkan, limbah jenis ini dapat dibakar agar
terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya menjadi lebih kecil (Mulia, 2005).
20
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah yang dianggap
baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit
serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu
penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak
mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak
menimbulkan kebakaran (Azwar, 1996).
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembicaraan tentang pengelolaan sampah
meliputi tiga hal pokok, yakni:
1. Penyimpanan Sampah (refuse storage)
Penyimpanan sampah maksudnya tempat sampah sementara, sebelum sampah
tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan).
Tentu saja dalam penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya
disediakan tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah tertentu.
Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan ialah:
a. Konstruksi kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah
berserakannya sampah.
b. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan.
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu
orang.
2. Pengumpulan Sampah
Sampah yang disimpan sementara di rumah, kantor, atau restoran, tentu saja
selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk kemudian diangkut dan dibuang atau
21
dimusnahkan. Tempat pengumpulan sampah ini tentunya harus pula memenuhi
syarat kesehatan. Syarat yang dianjurkan ialah:
a. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan lainnya
untuk mengeluarkan sampah.
c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya
lalat.
d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai.
e. Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus.
f. Tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan
mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.
Sama halnya dengan penyimpanan sampah, maka dalam pengumpulan sampah
ini, sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Untuk itu dikenal dua macam, yakni:
a) Sistem duet, artinya disediakan dua tempat sampah yang satu untuk sampah
basah dan lainnya untuk sampah kering.
b) Sistem trio, yakni disediakannya tiga bak sampah, yang pertama untuk sampah
basah, kedua untuk sampah kering yang mudah di bakar serta yang ketiga
untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar (kaca dan kaleng).
3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah biasanya dilakukan didaerah tertentu agar tidak mengganggu
kesehatan manusia. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangun
tempat pembuangan sampah adalah:
a) Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber
air lainnya yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi, dan sebagainya)
22
b) Tidak pada tempat yang sering terkena banjir.
c) Di tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia.
Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari
perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta 200 m dari sumber air.
Menurut Soemirat (2006), pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai
pertimbangan:
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit.
2. Konservasi sumber daya alam.
3. Mencegah gangguan estetika.
4. Memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan.
5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
Kenyataan yang ada saat ini ialah bahwa sampah sulit dikelola oleh karena
berbagai hal:
1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan
keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang
termasuk bidang persampahan.
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan
permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga
tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau, dan memperbanyak,
populasi lalat dan tikus.
5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas.
23
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir
sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan
sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.
7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai
tempat pembuangan sampah.
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang
panas.
10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya dan memelihara kebersihan.
11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini
kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.
12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor
non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat
dan bersih.
2.4 Pengertian Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira
15% berat badan. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastik dan sensitif,
bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan
hitam, warna merah muda, pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam
kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Djuanda, dkk., 2007).
24
2.4.1 Anatomi Kulit
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu:
1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum
germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular
atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.
2. Dermis atau korium merupakan lapisan dibawah epidermis dan di atas
jaringan subkutan.
3. Jaringan subkutan (subkutis atau hypodermis) merupakan lapisan yang
langsung dibawah dermis (Harahap, M. 2000).
2.4.2 Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi yang bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh
dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah: (Harahap, 2000)
1) Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-
benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melamin yang
memberi warna pada kulit untuk melindungi kulit dari akibat sinar ultraviolet.
2) Pengatur Suhu
Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna
mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di
kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat,
sehingga tubuh dapat terjaga tidak terlalu panas.
3) Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut
dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang
25
larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran
darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit.
4) Indera Perasa
Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam
kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri, perabaan,
panas dan dingin.
5) Fungsi Pergetahan
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah
sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar
keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur.
2.4.3 Penyebab Iritasi Kulit
Eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan untuk suatu inflamasi
khusus pada kulit, dermatitis kontak mengarah kepada inflamasi semacam itu yang
disebabkan oleh dari zat-zat dari luar (external agents). Istilah eczema dan dermatitis
digunakan untuk keadaan inflamasi kulit lainnya yang bukan terjadi karena faktor-
faktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor endogen (Fregert, 1988).
Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme
yaitu iritasi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritan/penyebab iritasi) atau
reaksi alergi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergi). Pada orang yang peka,
reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga
beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu.
Dermatitis kontak kerapkali menyerang kedua belah tangan sehingga dapat
menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung untuk menjadi kronik
melalui kontak yang berulang. Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang
26
ringan dengan bengkak yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam tersebut
terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-gelembung kecil yang gatal.
Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut
menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan
segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara
pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu.
Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan
banyak sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak yang tidak tahu atau
menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali
lokasi awal ruam merupakan suatu petunjuk penting (Harahap, 2000).
2.5 Karakteristik Petugas Kebersihan
1. Golongan Umur
Golongan umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang
dihitung sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu
proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai
perubahan perilaku (tujuan).
3. Lama Bekerja
Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-
masing pekerjaan atau jabatan (Siagian, 2008).
4. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
27
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Untuk
mengukur pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 2003).
Dalam domain kognitif ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan, yaitu:
1) Tahu (knows)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
28
Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
5. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2003).
6. Tindakan
Tindakan merupakan gerak/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan
ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan
seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai
kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
a. Persesi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek.
b. Respons Terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai.
c. Mekanisme (Mecanism)
Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan.
d. Adopsi (Adoption)
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
29
2.6 Kerangka Konsep
Penanganan Limbah Padat di Pasar Tradisional dan Pasar Modern meliputi: - Pengumpulan Sampah - Penyimpanan Sampah - Pembuangan Sampah
Keluhan Iritasi Kulit
Karakteristik Petugas Kebersihan - Umur - Tingkat Pendidikan - Lama Bekerja - Pengetahuan - Sikap - Tindakan
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yang akan memberikan
gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan
iritasi kulit pada petugas kebersihan dipasar tradisional dan pasar modern Kota
Medan Tahun 2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
Supermarket. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:
1. Termasuk pasar tradisional yang besar di Kota Medan.
2. Termasuk pasar modern (Berastagi Supermarket) yang besar di Kota Medan
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
Oktober tahun 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah petugas kebersihan yang bertugas dalam
menangani kebersihan pasar tradisional dan pasar modern.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Menurut Winarno
(1978) dalam buku Kasjono (2009), jika jumlah populasi terbatas maka seluruh
populasi dimasukkan sebagai sampel (subjek yang diteliti). Dengan demikian tidak
31
dilakukan penarikan sampel. Untuk penelitian deskriptif (survei) pada manusia
jumlah sampelnya ≤ 100 subjek. Dengan jumlah populasi sebesar 40 orang, maka
besar sampelnya juga 40 orang, dimana 22 orang bekerja sebagai petugas kebersihan
di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan 18 orang bekerja sebagai petugas
kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Diperoleh dari wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan
daftar pertanyaan (quisioner) dan pengamatan langsung (observasi) ke pasar
tradisional dan pasar modern di Kota Medan.
3.4.2 Data Sekunder
Diperoleh dari Kantor PD Pasar, Kantor Dinas Kebersihan dan Kantor
Pemasaran Berastagi Supermarket di Kota Medan.
3.5 Definisi Operasional
1. Pasar tradisional adalah pasar yang ditandai dengan pembeli dan penjual yang
bertemu secara langsung serta proses jual beli melalui proses tawar-menawar
harga.
2. Pasar modern (Berastagi Supermarket) adalah pasar yang berada dalam
bangunan yang bersih dan pelayanannya dilakukan secara mandiri dengan
melihat harga yang tercantum pada barang atau dilayani oleh pramuniaga.
3. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung
sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
32
4. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu
proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai
perubahan perilaku (tujuan).
5. Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-
masing pekerjaan atau jabatan.
6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas kebersihan
tentang pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Pasar Modern
Berastagi Supermarket.
7. Sikap adalah respon yang diberikan oleh petugas kebersihan terhadap
pengelolaan sampah.
8. Tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan
ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan.
Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh
berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut
9. Keluhan iritasi kulit adalah keluhan yang dirasakan oleh petugas kebersihan
berupa gatal-gatal pada kulit tangannya.
3.6 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah mengukur perilaku responden yang meliputi
pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003) dan observasi penanganan
sampah pasar.
A. Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang
telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dan total skor sebesar 10 dengan
kriteria pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban dengan keterangan:
33
1. Jika jawaban benar mendapat skor 1
2. Jika jawaban salah mendapat skor 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut pengetahuan diklasifikasi dalam 3 kategori
yaitu baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut (Pratomo dan Sudarti,
1986):
a. Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar ≥ 70%
b. Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 40-70%
c. Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden benar ≤ 40%
B. Sikap
Sikap diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan. Sistem
penilaian dilakukan sesuai dengan skala Guttman, yang memberikan pilihan jawaban
yang bersifat jelas/tegas dan konsisten (Riduwan, 2002) dengan kriteria yaitu:
1. Jawaban a (Sangat Setuju) = 3
2. Jawaban b (Setuju) = 2
3. Jawaban c (Ragu-ragu) = 1
4. Jawaban d (Tidak Setuju) = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
a. Baik, jika jawaban responden setuju > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7 dari
pertanyaan yang ada.
b. Buruk, jika jawaban responden tidak setuju < 50% atau memiliki nilai skor ≤ 7
dari pertanyaan yang ada.
C. Tindakan
Tindakan diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan
kuisioner observasi dengan kriteria yaitu:
34
1. Jawaban sesuai/benar = 1
2. Jawaban tidak sesuai/salah = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
a. Baik, jika jawaban responden sesuai/benar > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7
dari pertanyaan yang ada.
b. Buruk, jika jawaban responden tidak sesuai/salah < 50% atau memiliki nilai
(skor) ≤ 7 dari pertanyaan yang ada.
D. Observasi Sistem Penanganan Sampah Pasar
Kriteria penilaian ini berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989
tentang pengawasan pengelolahan sampah sebagai berikut:
a. Penyimpanan Sampah
Untuk menilai penyimpanan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai kedap air, tidak
mudah dilubangi tikus, rata bagian dalam/halus,
mempunyai tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta
mudah dibersihkan.
Tidak memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai tidak kedap air,
mudah dilubangi tikus, tidak mempunyai tutup, hanya
berupa tumpukan biasa dan mudah berserakan.
b. Pengumpulan sampah
Untuk menilai pengumpulan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila terdapat peralatan pengumpulan, peralatan
tidak bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 1 kali
sehari, mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan
35
dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan
tidak mudah membusuk, desain TPS mudah untuk
memasukkan/mengosongkan sampah dan tidak mudah
berserakan, TPS tidak terlalu penuh oleh sampah,
sampah tidak berserakan, dan tidak menimbulkan bau.
Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak terdapat peralatan pengumpulan,
peralatan bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 3 kali
sehari, tidak mempunyai petugas pelaksana yang tetap,
tidak dibedakan tempat sampah yang mudah
membusuk dan tidak mudah membusuk, hanya berupa
tumpukan biasa, tumpukan sampah melebihi daya
tampung TPS, sampah berserakan dan menimbulkan
bau.
c. Pembuangan sampah
Untuk menilai pembuangan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang
dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk
tidak merupakan tempat perindukan serangga dan
binatang pengerat serta memperhatikan prinsip
estetika.
Tidak memenuhi syarat : Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang
dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk
terdapat tempat perindukan serangga dan binatang
pengerat serta tidak memperhatikan prinsip estetika.
36
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara:
1. Editing
Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan,
misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.
2. Koding
Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan
pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk
memberikan simbol-simbol tertentu.
3. Tabulasi
Mengelompokkan data dalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang
dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi langsung dan wawancara dengan
petugas kebersihan dengan menggunakan kuisioner, kemudian data dianalisis dan
dinarasikan.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Lokasi Geografis a. Pasar Tradisional Lokasi pasar tradisional penampungan Pusat Pasar Medan berada di sepanjang
jalan Veteran yang termasuk dalam 3 Kelurahan, yaitu: Kelurahan Gang Buntu,
Kelurahan Pusat Pasar, dan Kelurahan Pandau Hulu. Pasar tradisional Penampungan
Pusat Pasar Medan merupakan pasar yang khusus menjual sayur-sayuran yang
berasal dari daerah penghasil sayur-sayuran di Sumatera Utara.
Secara geografis lokasi pasar tradisional Pusat Pasar Medan berbatasan dengan:
Sebelah Timur : Jalan MT. Haryono
Sebelah Barat : Jalan Bulan
Sebelah Utara : Jalan Thamrin
Sebelah Selatan : Jalan Sutomo
b. Pasar Modern
Lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berada di jalan Jenderal Gatot
Subroto No. 288 Medan yang mulai berdiri tahun 2006. Pasar modern Berastagi
Supermarket ini menjual semua kebutuhan manusia, mulai dari peralatan rumah
tangga hingga sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang dijual di Berastagi Supermarket
merupakan sayur-sayuran yang berkualitas dan nomor satu dimana sebagian sayur-
sayuran tersebut di impor dari luar negeri.
Secara geografis lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berbatasan
dengan:
Sebelah Timur : Jalan Piring
Sebelah Barat : Jalan Ayahanda
Sebelah Utara : Jalan Panci
38
Sebelah Selatan : Jalan Jendral Gatot Subroto
4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern
4.2.1 Umur Responden
Responden berdasarkan data umur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Umur (Tahun) Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 15-20 Tahun 3 13,6 10 55,6 2 21-26 Tahun 9 40,9 8 44,4 3 ≥ 26 Tahun 10 45,5 0 0
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut
umur di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah responden dengan umur
15-20 tahun dengan jumlah 3 orang (13,6 %), responden dengan umur 21-26 tahun
dengan jumlah 9 orang (40,9 %) dan responden dengan umur > 26 Tahun sebanyak
10 orang (45,5 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang paling
banyak berumur 15-20 tahun dengan jumlah 10 orang (55,6 %), sedangkan responden
dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 8 orang (44,4 %).
4.2.2 Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin yang bekerja sebagai petugas kebersihan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Jenis Kelamin Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut
jenis kelamin di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang paling banyak
adalah laki-laki sebanyak 13 orang (59,1 %) sedangkan perempuan sebanyak 9 orang
(40,9 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket jenis kelamin responden yang paling
banyak adalah laki-laki sebanyak 10 orang (55,6%) sedangkan perempuan sebanyak 8
orang (44,4%).
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden dikategorikan dari SD (Sekolah Dasar), SMP
(Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut
tingkat pendidikan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah tingkat
pendidikan responden dari SD sebanyak 2 orang (9,1 %), SMP sebanyak 7 orang
(31,8%) dan SMA sebanyak 13 orang (59,1 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket
bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 18
orang (100%).
40
4.2.4 Lama Bekerja
Responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Lama Bekerja Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 ≤ 1 Tahun 7 31,8 17 94,4 2 ≥ 1 Tahun 15 68,2 1 5,6
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 7 orang
(31,8 %) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang (68,2 %). Sedangkan di
Berastagi Supermarket responden yang memiliki lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 17
orang (94,4%) dan yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 1 orang (5,6%).
4.2.5 Jam Kerja
Jam kerja petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar Medan dapat
dilihat bahwa petugas kebersihan yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22
orang (100%). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang memiliki jam
kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%).
4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan
Tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada
tabel berikut:
41
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. Pertanyaan Jawaban Pasar
Tradisional Pasar
Modern n % n %
1. Pengertian Sampah a. Sesuatu yang tidak dipakai dan harus dibuang
b. Tidak Tahu
20 2
88,8
11,2
18 0
100
0 Total 22 100,0 18 100,0
No. Pertanyaan Jawaban Pasar
Tradisional Pasar
Modern n % n %
2. Pembagian Sampah
a. Sampah Organik dan Anorganik
b. Tidak Tahu
18 4
63,6
36,4
18 0
100,0
0
Total 22 100,0 18 100,0 3. Sampah Organik a. Sisa-sisa sayuran
b. Tidak Tahu 14 8
63,6 36,4
18 0
100 0
Total 22 100,0 18 100,0 4. Sampah
Anorganik a. Plastik, kayu dan
kaca b.Tidak Tahu
14 8
63,6
35,4
18 0
100
0 Total 22 100,0 18 100,0
5. Syarat Tempat Pengumpulan Sampah Sementara yang Baik
a. Konstruksi kuat, mudah dijangkau dan dikosongkan maksimal
1 x 24 b. Tidak menjadi
perindukan serangga dan tikus
c. Tidak Tahu
14 5 3
63,6
22,8
13,6
18 0 0
100
0
0
Total 22 100,0 18 100,0 6. Berapa lama
sampah di simpan dalam kontainer sampah sebelum dibawa oleh truk Dinas Kebersihan
a. 1 x 24 Jam b. 2 x 24 Jam
22 0
100 0
16 2
88,8 11,2
Total 22 100,0 18 100,0 7. Cara Penanganan
sampah yang baik a. Memisahkan sampah
organik dan 10
45,5
18
100
42
anorganik, kemudian sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang
b. Dipisahkan sampah organik dan sampah anorganik dan dibuang begitu saja ke tempat sampah
c. Tidak Tahu
9
3
40,9
13,6
0 0
0
0 Total 22 100,0 18 100,0
No. Pertanyaan Jawaban Pasar
Tradisional Pasar
Modern n % n %
8. Dampak yang akan timbul apabila limbah padat pasar tidak dikelola dengan baik
a. Sampah tersebut akan akan menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit dan menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir
b. Tidak Tahu
19 3
86,4
13,6
18 0
100
0 Total 22 100,0 18 100,0
9. Efek positif dari pengelolaan sampah
a. Sampah dapat dijadikan pupuk atau makanan ternak
22 100 18 100
Total 22 100,0 18 100,0 10. Efek negatif dari
pengelolaan sampah
a. Sampah dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor yang dapat menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir
22 100 18 100
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator pengetahuan, maka
variabel pengetahuan dapat dikategorikan baik, sedang dan buruk. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
43
Tabel 6. Distribusi tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pengetahuan
Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Baik 14 63,6 18 100 2 Sedang 8 36,4 0 0
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang
penanganan sampah sebanyak 14 orang (63,6 %) dan yang memiliki tingkat
pengetahuan sedang tentang penanganan sampah sebanyak 8 orang (36,4 %).
Sedangkan di Berastagi Supermarket, responden yang memiliki tingkat pengetahuan
tentang penanganan sampah adalah baik sebanyak 18 orang (100 %).
4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan
Sikap yang diukur dalam penelitian ini menyangkut perasaan sangat setuju,
setuju, Ragu-ragu dan tidak setuju terhadap item-item pernyataan yang diberikan
tentang sikap petugas kebersihan. Hasil jawaban responden berdasarkan sikap dapat
dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemakaian APD di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. Pernyataan
Pasar Tradisional Pasar Modern
SS S R TS SS S R TS
n % n % n % n % n % n % n % n %
1. Pada saat bekerja anda harus memakai pakaian khusus
0 0 19 86,4 0 0 3 13,6 18 100,0 0 0 0 0 0 0
44
2. Pada saat bekerja anda harus memakai sarung tangan
0 0 20 88,8 0 0 2 11,2 18 100,0 0 0 0 0 0 0
3. Pada saat bekerja anda harus memakai masker
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
4. Pada saat bekerja anda harus memakai sepatu
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
No. Pernyataan
Pasar Tradisional Pasar Modern
SS S R TS SS S R TS
n % n % n % n % n % n % n % n %
5. Mencuci tangan setelah selesai bekerja
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
6. Sebaiknya mencuci tangan dengan menggunakan sabun
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
7. Mencuci tangan harus menggunakan air bersih dan mengalir
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
n 22 18 Sikap petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar bahwa
petugas kebersihan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik
sebanyak 22 orang (100 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket sikap petugas
kebersihan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 18
orang (100 %).
45
Tabel 8. Distribusi sikap responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Sikap Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Baik 22 100 18 100 2 Buruk 0 0 0 0
Total 22 100,0 18 100,0
4.3.8 Tindakan Petugas Kebersihan
Tindakan responden sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemakaian APD di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. Pertanyaan Jawaban Pasar
Tradisional Pasar
Modern n % n %
1. Apakah anda memakai pakaian khusus?
a. Ya b. Tidak
14 8
63,6 36,4
18 0
100,0 0
2. Jika ya, apakah anda mengganti pakaian (min. 1 kali sehari)
a. Ya b. Tidak
22 0
100,0 0
18 0
100,0 0
3. Apakah anda memakai sarung tangan saat bekerja? (observasi)
a. Ya b. Tidak
10 12
45,5 54,5
16 2
88,8 11,2
4. Apakah anda memakai masker saat bekerja? (Obervasi)
a. Ya b. Tidak
3 19
13,6 86,4
0 18
0 100,0
5. Apakah anda memakai sepatu saat bekerja? (Observasi)
a. Ya b. Tidak
17 5
82,4 17,6
18 0
100,0 0
6. Apakah anda selesai bekerja mencuci tangan?
a. Ya b. Tidak
22 0
100,0 0
18 0
100,0 0
7. Apakah anda menggunakan sabun pada saat mencuci tangan?
a. Ya b. Tidak
14 8
63,6 36,4
18 0
100,0 0
Total 22 18
46
Tabel 10. Distribusi tindakan responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tindakan Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Baik 14 63,6 18 100 2 Buruk 8 36,4 0 0
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 14
orang (63,6 %) dan responden yang menunjukkan tindakan buruk sebanyak 8 orang
(36,4%). Sedangkan di Berastagi Supermarket yang menunjukkan tindakan yang
baik sebanyak 18 orang (100%).
4.2.9 Keluhan Iritasi Kulit
Keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Distribusi keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tindakan Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Pernah 8 36,4 0 0 2 Tidak Pernah 14 63,6 18 100
Total 22 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 8 orang (36,4 %) dan responden yang tidak pernah merasakan keluhan
iritasi kulit sebanyak 14 orang (63,6 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket
responden tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang (100 %).
47
4.3 Tabulasi Silang
4.3.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 11. Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Umur
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Pernah Tidak Pernah n Pernah Tidak
Pernah n
1 15-20 Tahun 3 0 3 0 0 2 21-26 Tahun 3 6 9 0 10 10 3 ≥ 26 Tahun 2 8 10 0 8 8
Total 8 14 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 11. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
umur yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan
Pusat Pasar sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 14 orang sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang.
4.3.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Jenis Kelamin
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Berdasarkan tabel 12. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
jenis kelamin yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar adalah laki-laki sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah
48
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 4 orang. Untuk perempuan yang pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang dan yang tidak pernah merasakan
keluhan iritasi kulit sebanyak 7 orang. Sedangkan dipasar modern Berastagi
Supermarket petugas kebersihan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 18 orang.
4.3.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 13. Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Total 8 14 22 0 18 18 Berdasarkan tabel 13. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
tingkat pendidikan yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar adalah SD sebanyak 5 orang, SMP sebanyak 3 orang dan
yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit adalah SD sebanyak 2 orang, SMP
sebanyak 10 orang dan SMA sebanyak 2 orang. Sedangkan di pasar modern
Berastagi Supermarket tingkat pendidikan yang tidak pernah mengalami keluhan
iritasi kulit adalah SMA sebanyak 18 orang.
49
4.3.4 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 14. Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Lama Bekerja
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Pernah Tidak Pernah n Pernah Tidak
Pernah n
1 ≤ 1 Tahun 8 3 11 0 17 17 2 ≥ 1 Tahun 0 11 11 0 1 1
Total 8 14 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 14. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
lama bekerja yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar adalah ≤ 1 tahun sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang. Untuk ≥ 1 tahun yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 11 orang. Sedangkan di pasar modern
responden yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit adalah ≤ 1 tahun
sebanyak 17 orang dan ≥ 1 tahun sebanyak 1 orang.
4.3.5 Tabulasi Silang antara Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit
Berdasarkan tabulasi silang antara jam kerja dengan keluhan iritasi kulit pada
petugas kebersihan dapat diketahui bahwa di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar memiliki jam kerja ≥ 5 Jam yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8
orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di
pasar modern Berastagi Supermarket yang respondennya memiliki jam kerja ≥ 5 Jam
yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
50
4.3.6 Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 15. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pengetahuan
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Pernah Tidak Pernah n Pernah Tidak
Pernah n
1 Baik 0 11 11 0 18 18 2 Sedang 8 3 11 0 0 0
Total 8 14 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 15. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
tingkat pengetahuan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar sebanyak 11 orang, untuk pengetahuan sedang
yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang. Sedangkan di pasar modern
Berastagi Supermarket tingkat pengetahuan baik yang tidak pernah mengalami
keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang.
4.3.7 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit
Berdasarkan tabulasi silang antara sikap dengan keluhan iritasi kulit pada
petugas kebersihan dapat diketahui bahwa di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar memiliki sikap baik yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan
yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar
modern Berastagi Supermarket yang respondennya memiliki sikap baik yang tidak
pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
51
4.3.8 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Tabel 16. Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tindakan
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern
Pernah Tidak Pernah n Pernah Tidak
Pernah n
1 Baik 0 14 14 0 18 18 2 Buruk 8 0 8 0 0 0
Total 8 14 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 16. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut
tindakan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar sebanyak 14 orang dan tindakan buruk yang pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang sedangkan di pasar modern
Berastagi Supermarket yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
4.4 Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan
Pasar Modern Berastagi Supermarket Kota Medan
Untuk mengambil data-data ini penulis mengadakan tinjauan langsung ke
lapangan dengan cara melihat langsung petugas kebersihan dan kondisi di sekitar
tempat pembuangan sampah sementara di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar
dan pasar modern Berastagi Supermarket.
a. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak
memenuhi kriteria tentang pengelolaan sampah dimana sampah dikumpulkan begitu
saja tanpa dilakukan pemisahan, tumpukan sampah melebihi daya tampung TPS dan
menimbulkan bau. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket memenuhi
criteria pengelolaan sampah karena dibedakan sampah organik dan sampah
52
anorganik, TPS mudah untuk memasukkan/mengosongkan sampah, sampah tidak
berserakan dan tidak menimbulkan bau.
Jenis sampah yang paling banyak dibersihkan di pasar tradisional Penampungan
Pusat Pasar adalah sisa-sisa sayuran yang bersumber dari pedagang yang berjualan,
sampah yang telah di kumpulkan oleh petugas kebersihan dan diletakkan di sudut
pasar sebelum dibuang ke kontainer sampah. Tempat pengumpulan sampah yang
digunakan adalah keranjang rotan, yang bersifat ringan dan mudah dibersihkan ada
juga petugas kebersihan yang menggunakan gerobak sampah. Peralatan yang
digunakan dalam pengumpulan sampah adalah sapu lidi dan sekop. Sampah yang
telah dikumpulkan di kontainer pada saat sore hari akan di bawa oleh truk sampah
dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pasar modern Berastagi Supermarket jenis sampah yang paling banyak
dikumpulkan adalah sisa-sisa buah dan sayuran yg telah layu dan bekas kardus buah
dan sayur. Sampah tersebut dikumpulkan di tong sampah yang memiliki roda
sehingga bisa dibawa kemana saja. Peralatan yang digunakan dalam pengumpulan
sampah di pasar modern Berastagi Supermarket adalah sapu ijuk dan serokan.
Sampah yang telah dikumpulkan di tong sampah pada saat sore hari akan di buang ke
tempat pembuangan sementara yang terletak di belakang Berastagi Supermarket dan
besok harinya akan dibawa oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
b. Penyimpanan Sampah
Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dalam hal penyimpanan
sampah tidak memenuhi persyaratan kesehatan dimana tempat sampah yang
digunakan tidak mempunyai tutup, sampah masih berserakan di sekitar kontainer
53
sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tempat penyimpanan sampahnya
memenuhi persyaratan kesehatan karena tempat sampah yang digunakan memiliki
tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan.
Tempat penyimpanan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang
digunakan yaitu tempat sampah yang kuat dan tidak mudah bocor, di pasar ini pada
saat penyimpanan sampah tidak dilakukan pemisahan, waktu penyimpanan sampah
sebelum diangkut oleh truk Dinas Kebersihan adalah 1 x 24 jam. Lokasi tempat
penyimpanan sampah sementara di pasar ini terletak di sudut pasar yang tidak begitu
jauh dari pedagang berjualan.
Pasar modern Berastagi Supermarket menggunakan tong sampah yang kuat dan
tidak mudah bocor untuk tempat penyimpanan sampahnya. Pasar modern Berastagi
Supermarket ini pada saat penyimpanan sampah dilakukan pemisahan sampah, waktu
penyimpanan sampah sebelum diangkut oleh truk Dinas Kebersihan adalah 1 x 24
jam. Lokasi tempat penyimpanan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket
terletak di bagian belakang bangunan pasar modern.
c. Pembuangan Sampah
Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar ini sangat tidak memenuhi kriteria pengelolaan sampah dimana sampah di
sekitar kontainer masih berserakan dan menimbulkan bau yang tidak enak yang
bersumber dari sisa-sisa sayuran yang sudah membusuk. Sedangkan kondisi tempat
pembuangan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket ini sudah memenuhi
kriteria pengelolaan sampah karena telah dilakukan pemisahan sampah antara sampah
organik dan sampah anorganik.
54
Sistem pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar ini di
kumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan sampah sementara atau kontainer
sebelum di angkut semuanya oleh truk kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Untuk pasar modern Berastagi Supermarket sistem pembuangan sampah di
pasar modern Berastagi Supermarket ini di kumpulkan ditempat pembuangan
sementara sebelum di angkut semuanya oleh truk kebersihan ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Tempat pembuangan sampah sementara di pasar modern Berastagi
Supermarket berbentuk bangunan yang memiliki dua ruangan yaitu untuk sampah
organik dan sampah anorganik.
55
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa petugas kebersihan menurut umur
di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah responden dengan umur 15-20
tahun dengan jumlah 3 orang (13,6 %), responden dengan umur 21-26 tahun dengan
jumlah 9 orang (40,9 %) dan responden dengan umur ≥ 26 Tahun sebanyak 10 orang
(45,5 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang paling banyak
berumur 15-20 tahun dengan jumlah 10 orang (55,6 %), sedangkan responden dengan
umur 21-26 tahun dengan jumlah 8 orang (44,4 %).
Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar kebanyakan
berumur ≥ 26 tahun sebanyak 10 orang (45,5 %) dikarenakan mereka menganggap
pekerjaan sebagai petugas kebersihan merupakan pekerjaan utama mereka sedangkan
di pasar modern Berastagi responden yang paling banyak berumur 15-20 tahun
sebanyak 10 orang (55,6 %) kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petugas
kebersihan hanya pekerjaan sampingan.
Menurut penelitian Eviyani (2007) bahwa tidak selamanya umur seseorang
menentukan apa yang dia kerjakan dan bagaimana hasil pekerjaannya. Umur hanya
menunjukkan seberapa lama dan seberapa kuat dia melakukan pekerjaannya tersebut.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jenis kelamin responden di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar paling banyak adalah laki-laki sebanyak 13
orang (59,1%) dan yang paling sedikit adalah perempuan sebanyak 9 orang (40,9%)
sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket responden yang paling banyak
56
adalah laki-laki sebanyak 10 orang (55,5%) dan responden yang paling sedikit adalah
perempuan sebanyak 8 orang (44,4%).
c. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian untuk pendidikan terakhir responden dipasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar terbanyak yaitu responden dengan pendidikan
terakhir SMA sebanyak 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMP sebanyak 7
orang (31,8%) dan pendidikan terakhirnya SD sebanyak 2 orang (9,1%) sedangkan
untuk pendidikan terakhir responden di pasar modern Berastagi Supermarket adalah
SMA sebanyak 18 orang (100%).
Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar rata-rata pendidikan terakhirnya
adalah SMA sebanyak 13 orang (59,1 %) sedangkan di pasar modern Berastagi
Supermarket semua petugas kebersihan pendidikan terakhirnya adalah SMA
sebanyak 18 orang (100 %) dan sebagian dari mereka ada yang sedang melanjutkan
pendidikan di bangku perkuliahan.
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa manusia yang memiliki sumber daya
manusia yang lebih baik, dalam arti tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan
semakin mengerti dan semakin mudah memahami manfaat dari suatu hal.
d. Lama Bekerja
Berdasarkan hasil penelitian bahwa selama menjadi petugas kebersihan di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan, responden memiliki lama bekerja ≤ 1
tahun sebanyak 7 orang (31,8%) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang
(68,2%) sedangkan untuk pasar modern Berastagi Supermarket Medan, responden
yang memiliki lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 17 orang (94,4%) dan yang lama
bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 1 orang (5,6%). Menurut Siagian (2008) bahwa lama
57
bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing
pekerjaan atau jabatan.
e. Jam Kerja
Berdasarkan hasil penelitian bahwa petugas kebersihan yang bekerja di pasar
tradisional penampungan Pusat Pasar Medan memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22
orang (100%) sedangkan petugas kebersihan yang bekerja di pasar modern Berastagi
Supermarket Medan juga memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%).
f. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian untuk ttingkat pengetahuan responden tentang
penanganan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang
terbanyak adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang
(63,6%) dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (36,4%), untuk sikap
responden dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 22
orang (100%) dan responden yang menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 14
orang (63,6%) dan responden yang menunjukkan tindakan buruk sebanyak 8 orang
(36,4%). Tingkat pengetahuan responden di pasar modern Berastagi Supermarket
Medan tentang penanganan sampah adalah baik sebanyak 18 orang (100%), untuk
sikap responden dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak
18 orang (100%) dan responden yang menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 18
orang (100%).
Menurut Sari S. (2006), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam
upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan
memberi hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku kesehatan. Hal ini
sesuai dengan Rogers dalam Sari S. (2006) yang menyatakan bahwa
58
pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya
perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan yang baik.
Jika di bandingkan dengan persentase pengetahuan dan sikap responden yang
hampir semuanya tergolong baik, tindakan responden sedikit berbeda. Responden
yang sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang personal hygiene
dan sanitasi dasar belum tentu akan melakukan tindakan yang baik pula, bahkan bisa
melakukan tindakan sebaliknya. Hal itu terjadi karena suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).
5.2 Tabulasi Silang
5.2.1 Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan menurut umur 15-20 tahun pernah mengalami
keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang, umur 21-26 tahun sebanyak 3 orang dan umur
≥ 26 tahun sebanyak 2 orang sedangkan umur 21-26 tahun yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 6 orang dan ≥ 26 tahun sebanyak 8 orang.
Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden menurut umur 15-20 tahun
yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 10 orang dan umur 21-26
tahun sebanyak 8 orang.
5.2.2 Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan menurut jenis kelamin laki-laki yang pernah
59
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 3 orang
dan jenis kelamin laki-laki yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 7 orang sedangkan di Pasar Modern
Berastagi Supermarket dari 18 responden menurut jenis kelamin laki-laki yang tidak
pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 10 orang dan perempuan sebanyak 8
orang.
Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar paling banyak
berjenis kelamin laki-laki, biasanya mereka kurang memperhatikan kebersihan dan
jarang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga mereka bisa saja
mengalami keluhan iritasi kulit.
5.2.3 Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan menurut tingkat pendidikan yang pernah
mengalami keluhan iritasi kulit dari kategori SD sebanyak 5 orang, SMP sebanyak 3
orang dan yang tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit dari kategori SD
sebanyak 2 orang, SMP sebanyak 10 orang, SMA sebanyak 2 orang sedangkan di
Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden yang tidak pernah merasakan
keluhan iritasi kulit adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang.
Pendidikan yang rendah pada petugas kebersihan dapat menyebabkan keluhan
iritasi kulit karena mereka kurang mendapatkan informasi pada saat bersekolah dulu.
Pendidikan yang rendah disebabkan karena kurangnya biaya untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat selanjutnya.
60
5.2.4 Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan menurut lama bekerja ≤ 1 tahun yang pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah sebanyak 3
orang sedangkan lama bekerja ≥ 1 tahun tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 11 orang. Untuk Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden
menurut lama bekerja ≤ 1 tahun yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 17 orang dan lama bekerja ≥ 1 tahun tidak pernah mengalami keluhan iritasi
kulit sebanyak 1 orang.
Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan
pernah mengalami keluhan iritasi kulit pada saat ≤ 1 tahun mereka bekerja. Ini
dikarenakan pada saat awal bekerja sebagai petugas kebersihan mereka tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap.
5.2.5 Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam yang pernah
mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi
kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dari 18
responden yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam yang tidak pernah mengalami iritasi kulit
sebanyak 18 orang.
5.2.6 Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki tingkat pengetahuan baik yang tidak
pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 11 orang untuk pengetahuan sedang
61
yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang sedangkan di Pasar Modern
Berastagi Supermarket dari 18 responden tidak pernah mengalami keluhan iritasi
kulit sebanyak 18 orang.
Hasil yang didapat terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan pekerja
kategori baik. Hal tersebut didukung oleh tingkat pendidikan pekerja yang sebagian
besar tingkat SMA. Dipasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sebanyak 8
orang yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit dikarenakan mereka memiliki
pengetahuan yang kurang tentang penanganan sampah yang benar.
5.2.7 Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki sikap baik yang pernah mengalami
iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak
14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket yang respondennya
memiliki sikap baik yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan
kecenderungan dan kesediaan untuk bertindak dan disertai dengan perasaan-perasaan
yang dimiliki oleh individu tersebut. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman
masa lalu maka timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu,
dalam menanggapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak.
5.2.8 Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan yang melakukan tindakan baik yang tidak pernah
mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar
62
sebanyak 14 orang dan tindakan buruk yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit
sebanyak 8 orang sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dari 18
responden yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
Tindakan petugas kebersihan yang selalu menggunakan sarung tangan dan
sepatu dengan tepat akan menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja baik
jumlah maupun lama perjalanan dermatitis kontak. Kenyataannya tindakan petugas
kebersihan banyak termasuk kategori kurang baik dikarenakan petugas kebersihan
sering mengabaikan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker,
sarung tangan dan sepatu.
5.3 Penanganan Limbah Padat
a. Pengumpulan Sampah
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengumpulan sampah di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar Medan berada pada kategori tidak memenuhi syarat
kesehatan karena TPS tidak dilengkapi dengan tutup, masih banyak sampah yang
berserakan, TPS menimbulkan bau dan tidak dibedakannya tempat sampah yang
mudah membusuk dan tidak mudah membusuk. Menurut Chandra (2007) sampah
basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk
memudahkan pemusnahannya, sedangkan pasar modern Berastagi Supermarket sudah
memenuhi syarat kesehatan dimana TPS telah memiliki tutup karena berbentuk
bangunan permanen yang memiliki 2 ruangan untuk sampah organik dan sampah
anorganik, sampah tidak berserakan, mudah diisi dan dikosongkan serta mudah
dibersihkan.
Petugas kebersihan dalam melaksanakan pengumpulan sampah dilengkapi
dengan alat pengumpul sampah seperti sekop, sapu lidi, dan keranjang atau tong
63
sampah yang jumlah dan kondisinya cukup baik. Agar pengumpulan sampah dapat
dilakukan dengan baik maka dilakukan pembagian kerja yang jelas bagi setiap
petugas kebersihan.
Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sampah yang telah
dikumpulkan di kontainer pada saat sore hari akan dibawa oleh truk sampah dari
Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sedangkan pada pasar
modern Berastagi Supermarket, sampah yang telah dikumpulkan pada saat sore hari
akan dibuang ke tempat pembuangan sementara dan besok harinya akan dibawa oleh
truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menurut Azwar (1996), adapun persyaratan tempat pengumpulan sampah yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu: Dibangun di atas permukaan setinggi kendaraan
pengangkut sampah, mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah
dan yang lain untuk mengeluarkannya, perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat
kasa untuk mencegah masuknya lalat, tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus,
tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan mempergunakannya
ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.
b. Penyimpanan Sampah
Penyimpanan sampah di pasar tradisional dan pasar modern berbeda dimana
pada pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan pada saat penyimpanan
sampah tidak dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah
anorganik, sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket Medan pada saat
penyimpanan sampah dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan
sampah anorganik.
64
Menurut Chandra (2007), tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang
digunakan harus memenuhi persyaratan seperti berikut ini: Konstruksi harus kuat dan
tidak mudah bocor, memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan, dan
ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
c. Pembuangan Sampah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembuangan sampah di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket sama
dimana sampah yang telah di kumpulkan dibuang ke tempat pembuangan sampah
sementara atau kontainer sebelum di angkut oleh truk sampah Dinas Kebersihan ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pengangkutan sampah harus memenuhi syarat sesuai dengan keputusan Dirjen
PPM dan PLP DepKes RI (1989) adalah:
1. Alat pengangkut sampah harus mempunyai wadah yang mudah dibersihkan bagian
dalamnya serta dilengkapi dengan penutup.
2. Setiap keluar dari TPA sampah, semua kendaraan pengangkut sampah selalu dalam
keadaan bersih
3. Petugas yang mengangkut sampah harus menggunakan perlengkapan kerja sebagai
berikut: pakaian kerja khusus, sarung tangan, masker, topi dan memakai sepatu.
Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar Medan sangat tidak teratur dimana sampah di sekitar kontainer masih
berserakan menimbulkan bau yang tidak enak yang bersumber dari sisa-sisa sayuran
yang sudah membusuk. Menurut Chandra (2007), pengelolaan sampah yang kurang
baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit,
seperti lalat atau tikus dan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata
65
sedangkan tempat pembuangan sampah sementara di pasar modern Berastagi
Supermarket berbentuk bangunan yang memiliki dua ruangan yaitu untuk sampah
organik dan sampah anorganik. Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar modern
ini sudah teratur karena telah dilakukannya pemisahan sampah antara sampah organik
dan sampah anorganik.
a. Sampah organik
1. Dampak terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan dari sampah organik
sebagai berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorrhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak
melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak terhadap Lingkungan
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas
ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
66
b. Sampah Anorganik
1. Gangguan Kesehatan
a. Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat
mendorong penularan infeksi;
b. Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus
2. Menurunnya kualitas lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan
tidak indah untuk dipandang mata (Anwar, 2012)
5.3 Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional
Penampungan Pusat Pasar pernah merasakan dampak negatif/menderita penyakit
iritasi kulit karena kurangnya kepedulian dalam pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD), yang mereka rasakan adalah kulit tangan mereka terasa sangat gatal, memerah
dan muncul lepuhan yang berair tetapi mereka tidak pernah memeriksakannya ke
dokter atau puskesmas karena mereka berfikir keluhan iritasi kulit biasa dan tidak
berbahaya. Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut
menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan
segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara
pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu. Menurut
Harahap (2000), banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang
bersentuhan dengan kulit mereka seringkali menunjukkan lokasi awal ruam.
Petugas kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket tidak pernah
merasakan dampak negatif/menderita penyakit iritasi kulit akibat pekerjaan yang
ditekuninya tersebut. Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara garis besar
67
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh
langsung terhadap kesehatan disebabkan karena adanya kontak langsung antara
manusia dengan sampah tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah yang korosif
terhadap tubuh, sampah yang karsinogenik, teratogenik, dan sebagainya. Selain itu,
ada pula sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat menimbulkan
penyakit. Sampah ini bisa berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri.
Pengaruh tidak langsung umumnya disebabkan oleh adanya vektor yang membawa
kuman penyakit yang berkembang biak di dalam sampah kepada manusia.
Menurut Fregert (1988), menyatakan salah satu penyebab terjadinya penyakit
kulit adalah agen-agen biologis dan kimia seperti mikroorganisme maupun parasit
kulit dan zat-zat kimia lainnya.
68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Tradisional Penampungan
Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket Medan mengenai karakteristik
dan penanganan limbah padat serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan
dapat disimpulkan:
1. Karakteristik responden yang bekerja di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar Medan dan pasar modern Berastagi Supermarket yang meliputi: umur, jenis
kelamin, pendidikan lama bekerja dan jam kerja dalam melakukan penanganan
sampah sudah baik. Karakteristik responden di pasar tradisional penampungan
Pusat Pasar paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun sebanyak
10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria sebanyak 13 orang (59,1%),
pendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun
sebanyak 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22 orang (100%).
Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket paling
banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun sebanyak 10 orang
(55,6%), jenis kelamin adalah pria sebanyak 10 orang (55,6%), pendidikan
terakhir SMA sebanyak 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 17
orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%).
2. Penanganan limbah padat di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan
dan pasar modern Berastagi Supermarket yang meliputi: pengumpulan sampah
(dilengkapi dengan alat pengumpul seperti sekop, sapu lidi, dan keranjang atau
tong sampah), penyimpanan sampah (di pasar tradisional Penampungan Pusat
Pasar Medan tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan di pasar modern
69
Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah) dan pembuangan sampah
(sampah di pasar tradisional dibuang ke kontainer sedangkan sampah di pasar
modern dibuang di tempat pembuangan sampah sementara sebelum diangkut oleh
truk sampah Dinas Kebersihan).
3. Petugas kebersihan yang bekerja di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar
Medan sebanyak 8 orang (36,4%) pernah merasakan keluhan iritasi kulit seperti
gatal-gatal, kulit memerah dan melepuh sedangkan di pasar modern Berastagi
Supermarket Medan tidak pernah merasakan keluhan iritasi pada kulit mereka.
6.2 Saran
1. Perlu ditingkatkan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang
benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja dari
Dinas Pasar dan Dinas Kebersihan kepada petugas kebersihan baik di pasar
tradisional Penampungan Pusat Pasar maupun pasar modern Berastagi
Supermarket.
2. Adanya pemberian Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan dan masker secara
gratis dari Dinas Pasar maupun Dinas Kebersihan kepada petugas kebersihan
untuk menggantikan APD petugas kebersihan yang telah rusak.
3. Bagi penelitian selanjutnya dilakukan lebih lanjut mengenai program pemisahan
sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di pasar tradisional Kota
Medan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Angiopora, M. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Anwar. 2012. Sampah Organik dan Anorganik. Diakses pada tanggal 21 Oktober