-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah(Allium Ascalonicum L.) Hasil Induksi Iradiasi Sinar Gamma
(Physiological Characters and Heritability Estimation of M1
Onion (Allium ascalonicum L.)Induced by Gamma Ray Irradiation)
L. Alfariatna, F. Kusmiyati, dan S. AnwarAgroecotechnology,
Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro
University
Tembalang Campus, Semarang 50275 – IndonesiaCorresponding E-mail
: [email protected]
ABSTRACT
The aim of the research was to determine the physiological
characters, heritability estimation, andinformation of lethal doses
(LD50) of M1 onion plant induced by gamma ray irradiation. The
researchwas arranged in monofactor experiment with Complete
Randomized Design (CRD) with 6 treatmentsand 5 replications, each
replication consisted of 5 onion bulbs was irradiated by gamma ray
of 0, 3, 6, 9,12, 15 Gy. Parameters observed were the percentage of
germination, chlorophyll content, nitratereductase activity,
heritability estimation and LD50. The data were analyzed by anova
and followed byBNT 5% level. The result showed that irradiation
significantly affected chlorophyl content and nitratereductase
activity. LD50 of onion was 7.64 Gy. Heritability value ranged from
52.22 – 80.51%.
Keywords : Allium ascalonicum L.,irradiation, LD50,
heritability
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek iradiasi sinar
gamma terhadap karakter fisiologi dannilai heritabilitas M1 tanaman
bawang merah (Allium ascalonicum). Penelitian menggunakan
percobaanmonofaktor dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri
dari 6 perlakuan iradiasi sinar gamma dengan5 ulangan, setiap
ulangan terdiri dari 5 umbi bawang merah dengan dosis penyinaran 0,
3, 6, 9, 12, dan15 Gy. Data yang diperoleh diolah secara statistik
menggunakan analisis sidik ragam (anova) dandilanjutkan uji BNT
taraf 5%. Parameter yang diamati meliputi presentase hidup,
kandungan klorofil,aktivitas nitrat reduktase, LD50 dan
heritabilitas bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwairadiasi sinar gamma memberikan pengaruh nyata terhadap
kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total(a+b) dan ANR.
Nilai LD50 bawang merah adalah 7,64 Gy. Nilai heritabilitas
berkisar antara 52,22 –80,51%.
Kata kunci : Allium ascalonicum L., iradiasi gamma, LD50,
heritabilitas.
PENDAHULUAN
Bawang merah (Allium ascalonicum L.)merupakan salah satu
komoditas sayuran utamayang sangat potensial dan terus
mengalamipeningkatan permintaan dan konsumsi. Wilayahproduksi
bawang merah di Indonesiaterkonsentrasi di Propinsi Jawa Tengah,
JawaTimur dan Jawa Barat. Badan Pusat Statistik(2015) mencatat
produksi bawang merah pada
tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah mencapai519,356 ton, Provinsi
Jawa Timur mencapai293,179 ton dan di Jawa Barat mencapai
130,082ton.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian(2015) mencatat
konsumsi bawang merah padatahun 2011 sebesar 2,36 kg/kapita/tahun
dan terusmeningkat hingga pada tahun 2014 konsumsinyamencapai 2,49
kg/kapita/tahun. Kendala yangdihadapi dalam pemenuhan kebutuhan
bawang
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 19
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
merah yaitu, (1) bawang merah lebih banyakdiperbanyak secara
vegetatif melalui organ umbidibandingkan menggunakan biji. (2)
produksibawang merah dalam negeri masih rendah yaitu10,22 ton/ha
(Taufik, 2015) dibandingkan dengannegara lain seperti Thailand dan
Filipina denganrata-rata produksi 12 ton umbi kering/ha(Departemen
Pertanian, 2005). Salah satupenyebabnya adalah kualitas bibit yang
rendahdan tidak bersertifikat (Thamrin et al., 2003).Salah satu
cara meningkatkan produksi bawangmerah adalah dengan merakit
tanaman bawangmerah dengan meningkatkan keragaman genetik.
Perbanyakan vegetatif yang dilakukan secaraterus-menerus dengan
jangka waktu yang lamadapat mengakibatkan keragaman genetik
yangsempit (Sadhu, 1989). Perbaikan sifat genetikbawang merah
umumnya tidak dilakukan denganpersilangan karena kemampuan berbunga
yangterbatas khususnya pada penanaman di dataranrendah dan tangkai
bunga yang dihasilkan setiapindividu sangat terbatas (Permadi,
1995).Keterbatasan bunga bawang merah menyebabkanhibridisasi sulit
dilakukan, sehingga pembentukankeragaman dapat dilakukan dengan
mutasi, baikmutasi induksi maupun mutasi alami (Syukur etal.,2015).
Mutasi dapat mengubah ekspresigenetik pada materi genetik sehingga
induksimutasi fisik dengan iradiasi sinar gammamemungkinkan untuk
membentuk sekaligusmeningkatkan keanekaragaman genetik
tanamanbawang merah.
Mutasi merupakan perubahan pada materigenetik dan menyebabkan
perubahan ekspresi.Perubahan dalam struktur gen baik yang
terjadisecara buatan maupun spontan denganmenggunakan agensia fisik
atau kimia (Jusuf,2001). Mutasi yang dilakukan secara
induksiterdapat proses lanjutan berupa perbanyakan darihasil
mutasi, seleksi mutasi yang solid dan stabil,serta pengujian lapang
dan pelepasan varietas(Syukur et al., 2015).Upaya untuk
meningkatkankeragaman dengan cara induksi mutasimenyebabkan
perubahan ekspresi dalam bahangenetik (RNA atau DNA), baik di
tingkat urutangen (mutasi titik) serta di tingkat kromosom.Mutasi
dapat digunakan untuk meningkatkankeragaman genetik sehingga
memungkinkan bagipemulia tanaman membuat seleksi sesuai
dengangenotip yang diinginkan (Griffiths et al.,2005).
Sinar gamma merupakan radiasi pengion danberinteraksi pada atom
atau molekul untukmenghasilkan radikal bebas dalam sel. Radikal
inidapat merusak atau memodifikasi komponenpenting dari sel tanaman
dan telah dilaporkanmempengaruhi morfologi, anatomi,
fisiologitanaman yang terjadi secara berbeda pada tingkatiradiasi.
Hal inilah yang menyebabkan perubahanstruktur tumbuhan dan
metabolisme tanaman(Rahimi dan Bahrani, 2011). Iradiasi sinar
gammamenginduksi berbagai karakter fisiologi dan lajubiosintesis
pada tanaman. Iradiasi pada tanamandengan dosis tinggi mengganggu
keseimbanganhormon, pertukaran gas pada daun, pertukaran airdan
aktivitas enzimatik (Hameed et al., 2008).Efek yang ditimbulkan
termasuk akumulasisenyawa fenol, laju fotosintesis, modulasi
darisusunan antioksidan, perubahan struktur seltanaman dan
metabolisme seperti pembesaranmembran tilakoid (Wi et
al.,2007).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dosisiradiasi sinar
gamma terhadap karakter fisiologidan nilai heritabilitas pada M1
tanaman bawangmerah (Allium ascalonicum L.).
MATERI DAN METODEMateri
Penelitian telah dilaksanakan pada bulanJanuari – Maret 2017.
Penyinaran sinar gammadilaksanakan di Pusat Aplikasi Isotop dan
RadiasiBadan Tenaga Nukilr Nasional (PAIR BATAN),Pasar Jumat,
Jakarta. Percobaan dilaksanakan diLaboratorium Fisiologi dan
Pemuliaan Tanaman,Fakultas Peternakan dan Pertanian,
UniversitasDiponegoro, Semarang. Materi yang digunakanantara lain
umbi bawang merah varietas BimaBrebes. Media tanam yang digunakan
terdiri daricampuran tanah dan pupuk organik. Pupukorganik berupa
pupuk kandang ayam dosis 6ton/ha,pupuk urea 200 kg /ha, 250 kg
SP-36/ha,200 kg KCl kg/ha.
Metode
Penelitian ini menggunakan percobaanmonofaktor Rancangan Acak
Lengkap (RAL)terdiri dari 6 perlakuan (L0 = 0 Gy, L1 = 3 Gy, L2= 6
Gy, L3 = 9 Gy, L4 = 12 Gy, L5 = 15 Gy) dan 5ulangan. Setiap satuan
percobaan terdiri dari 5
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 20
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
tanaman. Penelitian terdiri dari beberapa tahapyaitu persiapan
bahan tanam umbi bawang merahdan perlakuan iradiasi, penanaman
danpemeliharaan. Tahap persiapan dilakukan denganmenyiapkan pot
berukuran 30x30 cm yang telahberisi campuran tanah dan pupuk
kandang sebagaipupuk dasar. Perlakuan iradiasi dilakukan
denganmembawa umbi bawang merah ke BATAN untukdiradiasi. Iradiasi
yang dilakukan adalah iradiasitunggal menggunakan Gamma Chamber
4000 Adengan dosis paparan 0 Gy, 3 Gy, 6 Gy, 9 Gy, 12Gy dan 15 Gy.
Bahan tanam yang telah diradiasisegera dipindahkan ke dalam pot
dengan mediacampuran tanah dan pupuk kandang sebagaipupuk dasar.
Tahap pemeliharaan berupapenyiraman dan pemupukan menggunakan
Urea200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, Sp-36 250 kg/ha(Sumarni dan Hidayat,
2015).
Parameter yang diamati meliputi presentasehidup tanaman dan
nilai LD50, kandungan klorofildaun, nilai aktivitas nitrat
reduktase, danheritabilitas. Analisis kandungan klorofil
daunmenggunakan metode Sumenda et al. (2011),
sedangkan analisis ANR dilakukan sesuaiprosedur Hartiko (1987)
yang telah dimodifikasisecara in vivo. Heritabilitas diperoleh
denganmenggunakan rumus pada Tabel 1 (Syukur et al.,2015).
Analisis Data
Analisis data dilakukan denganmenggunakan analisis ragam (anova)
pada taraf5% dan jika terdapat perbedaan akan dilanjutkandengan uji
lanjut BNT. Data yang tidak homogenditransformasi kedalam bentuk
akar kuadrat danLog10 sebelum dianalisis ragam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Presentase Hidup dan Lethal Dose 50 (LD50)
Presentase hidup bawang merah pada dosis 0Gy sebesar 100%, dosis
3 Gy sebesar 96%, dosis6 Gy sebesar 92%, dosis 9 Gy sebesar 20%,
dosis12 Gy sebesar 0% dan dosis 15 Gy sebesar 0%.
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 21
Tabel 1. Analisis ragam dan nilai harapan untuk tanaman bawang
merah
Sumber keragaman Db Kuadrat Tengah
Nilai harapan E (MS)
Ulangan (r-1)Genotipe/Tanaman (g-1) M2 σ2e+rσ2gGalat
(n-1)-((r-1)+(g-1)) M1 σ2eσ2e = MIσ2e + r σ2g = M2M1 + rσ2g = M2
rσ2g = M2 – M1 σ2g = M2 – MI
rσ2p = σ2g+ σ2eh2(BS) = σ 2 g x 100%
σ2p
h2(BS) = Heritabilitas arti luasσ2g = Ragam genotipe/tanamanσ2e
= Ragam lingkunganσ2p = Ragam fenotipeR = Ulangan
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
Perlakuan dosis 12 Gy, dan 15 Gy hanya bertahanhidup sampai 2
MST sedangkan dosis 9 Gy hanyaterdapat 5 tanaman yang bertahan
hidup sampaimasa panen namun tidak mampu menghasilkanumbi. Gejala
yang ditunjukkan tanaman ditandaidengan daun menguning dimulai dari
ujung daun,layu, mengering kemudian tanaman mati. Hasilpengamatan
presentase tumbuh bawang merahtersaji pada Ilustrasi 1.
Presentase tumbuh bawang merah pada dosis0, 3, 6, 9, 12, 15 Gy
tiga dosis iradiasi sinargamma menujukkan bahwa semakin tinggi
dosisiradiasi presentase hidup tanaman semakinmenurun. Hal ini
diduga disebabkan oleh sinargamma mengganggu aktifitas sintesis
protein yangberperan dalam fase perkecambahan. MenurutPellegrini et
al. (2000) penyinaran sinar gammadosis 10,30, 60, 90, 150 Gy
menghambatperkecambahan umbi bawang putih. Abdel-Hadyet al.(2008)
menyatakan bahwa peningkatanjumlah kematian tanaman disebabkan oleh
sinargamma pada perkecambahan mungkinmempengaruhi aktifitas RNA
atau sintesis protein
yang berperan dalam tahap awal perkecambahansetelah bibit
diiradiasi.
Persamaan hasil curve-fit analysis 4.0menghasilkan persamaan
matematika y = 12,897 –0,105x sehingga diperoleh estimasi LD50
sebesar7,64Gy. Kurva Linear Fit LD50 tersaji padaIlustrasi 2.
Radiosensitivitas yang tinggi mampumenyebabkan terbentuknya
mutan letal, Datta(2001) selain dengan LD50, radiosensitivitas
atautingkat sensitivitas jaringan terhadap radiasi dapatdiamati
dari adanya hambatan pertumbuhan atauletalitas. Abdullah et al.
(2009) menyatakanbahwa kisaran dosis LD50 berguna untukmemprediksi
konsentrasi atau dosis yang sesuaiuntuk menginduksi mutasi. Menurut
Sudrajat danZanzibar (2009) iradiasi yang dilakukan padakisaran
dosis yang menyebabkan 50% kematiandengan pertimbangan bahwa
kerusakan fisiologisberimbang dengan perubahan genetik
yangdiperoleh. Berdasarkan persentase hidup tanamanbawang di atas,
maka untuk evaluasi parameterselanjutnya (karakter fisiologi dan
nilai
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 22
Ilustrasi 1. Penampilan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Akibat PemberianBeberapa Dosis Sinar Gamma.
100%
0 Gy
96%
3 Gy
92%
6 Gy
9 Gy
20%
9 Gy
0%
12 Gy
0%
15 Gy
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
heritabilitas) menggunakan data dengan perlakuan0, 3, dan 6 Gy
saja.
Karakter Fisiologi
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwadosis iradiasi sinar gamma
berpengaruh nyataterhadap ANR, kandungan klorofil a, klorofil b,dan
klorofil total (a+b). Perlakuan iradiasi sinargamma dosis 3 Gy dan
6 Gy tidak berbeda nyataterhadap kandungan klorofil a bawang
merah,namun berbeda nyata dengan dosis 0 Gy.Kandungan klorofil a
dosis 3 Gy dan dosis 6 Gylebih besar dibandingkan dosis 0 Gy.
Iradiasi sinargamma dosis 3 Gy dan 6 Gy tidak berbeda nyataterhadap
kandungan klorofil b bawang merah,
namun berbeda nyata dengan dosis 0Gy.Kandungan klorofil bdosis 3
Gy dan dosis 6Gy lebih tinggi dibandingkan dosis 0 Gy.
Iradiasisinar gamma dosis 3 Gy dan dosis 6 Gy tidakberbeda nyata
terhadap kandungan klorofil total(a+b) bawang merah, namun berbeda
nyatadengan dosis 0 Gy. Kandungan klorofil total (a+b)dosis 3 Gy
dan 6 Gy lebih tinggi dibandingkandosis 0 Gy. ANR, kandungan
klorofil a, klorofil b,dan klorofil total (a+b) tersaji pada Tabel
2.
Kandungan klorofil dosis 3 Gy dan 6 Gylebih tinggi dibandingkan
0 Gy menunjukkanbahwa dosis tersebut dapat meningkatkankandungan
klorofil bawang merah. Menurut Wi etal. (2007) efek yang
ditimbulkan oleh penyinaraniradiasi gamma termasuk perubahan
struktur sel
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 23
S = 20.63746016r = 0.92798071
Dosis Iradiasi Sinar Gamma
Pre
sent
ase
Hid
up B
awan
g M
erah
0.0 2.8 5.5 8.3 11.0 13.8 16.5
Ilustrasi 2. Kurva Linear Fit LD50.
Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Dosis Sinar Gamma
terhadap Karakter FisiologiBawang Merah
Parameter F 0 Gy 3 Gy 6 GyKlorofil a (mg/g) * 0,08b 0,20a
0,26aKlorofil b (mg/g) * 0,07b 0,17a 0,13aKlorofil total (a+b)
(mg/g) * 0,15b 0,37a 0,39a
ANR (mol NO₂/gram/jam) * 15,98b 43,69a 40,82aSuperskrip berbeda
pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
tanaman dan metabolisme seperti pembesaranmembran tilakoid.
Mutasi yang terjadi padaklorofil dimungkinkan adanya mutasi yang
terjadidi dalam genom inti. Sugimoto et al. (2004)menyatakan bahwa
genom inti mengkode proteinkloroplas. Diferensiasi kloroplas
terjadi karenaimpor protein yang dikodekan oleh genom intiserta
sitoplasma yang terlibat dalam penargetanprotein, sehingga
kloroplas membutuhkankoordinasi ekspresi dari gen-gen inti.
Perlakuan iradiasi sinar gamma menunjukkanbahwa dosis 3 Gy dan
dosis 6 Gy tidak berbedanyata terhadap ANR bawang merah,
namunberbeda nyata dengan dosis 0 Gy. ANR dosis 0 Gylebih kecil
dibandingkan dosis 3 Gy dan 6 Gy.Peningkatan aktivitas nitrat
reduktase pada dosis 3Gy dan 6 Gy diduga karena induksi sinar
gammamasuk ke dalam rantai polipeptida yang disandioleh gen inti
dalam sel, Salisbury dan Ross (1995)menyatakan bahwa reaksi reduksi
nitrat yangdikatalisis oleh nitrat reduksate terjadi dalamsitosol
di luar setiap organela. NR terdiri dari duasubunit rantai
polipeptida yang kembar dandisandi oleh gen inti di dalam sel. Wang
et al.(2017) ANR pada tanaman mutan Arabidobsistidak terdeteksi
karena mutan tersebut tidak dapatmenggunakan nitrat sebagai
satu-satunya sumbernitrogen. Tanaman arabidobsis diinduksi
olehmutagen kimia 2,5 mM NH4-succinate, 2,5 mMNH4NO3, dan 5 mM
KNO3.
Pendugaan Heritabilitas
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwapada semua karakter yaitu
klorofil a, klorofil b,klorofil total (a+b), dan ANR memiliki
nilaiheritabilitas lebih dari 50%. Hasil perhitunganheritabilitas
bawang merah hasil iradiasi sinargamma tersaji pada Tabel 3.
Kandungan klorofil a, klorofil b, klorofiltotal (a+b), dan ANR
memiliki nilai dugaanheritabilitas tinggi yaitu >50%.
Heritabilitas tinggimenunjukkan bahwa pengaruh genetik lebihdominan
dibandingkan pengaruh lingkungansehingga dapat dilakukan seleksi
berdasarkankarakter tersebut. Syukur et al. (2015) menyatakanbahwa
pendugaan nilai heritabilitas digunakanuntuk melihat peranan faktor
genetik relatifterhadap faktor lingkungan dalam
memberikanpenampilan akhir atau fenotipe yang diamati.Menurut Nura
(2015) nilai heritabilitas sangatbermanfaat dalam proses seleksi.
Seleksi akanefektif apabila suatu populasi memiliki
nilaiheritabilitas yang tinggi. Menurut Roy (2000)keberhasilan
seleksi sangat ditentukan oleh adanyakeragaman yang dikendalikan
oleh faktor genetik.Hal ini sejalan dengan pendapat Nura et al.
(2015)bahwa nilai heritabilitas merupakan komponengenetik yang
menunjukkan seberapa besar suatusifat diturunkan kepada turunannya.
Nilai rendahhingga medium menunjukkan bahwa tingginyapengaruh
faktor lingkungan jika dibandingkandengan faktor genetiknya,
sedangkan nilai tinggimenunjukkan bahwa tingginya penharuh
faktorgenetik dibandingkan dengan faktor lingkungan.
Keragaman Bawang Merah
Hasil analisis klaster 75 tanaman asalbawang merah setelah
diiradiasi sinar gammaterbagi ke dalam dua kelompok pada
jaraktaksonomi 25. Hasil dari dendogram atau pohonfilogenik
menunjukkan keragaman yang rendahpada karakter klorofil a, klorofil
b, klorofil total(a+b) dan ANR. Dendogram tersebutmenunjukkan hanya
terdapat 2 kelompok utamapada jarak takson 25 yang
menunjukkankedekatan antar klon. Dua kelompok tersebut
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 24
Tabel 3. Nilai Dugaan Heritabilitas (HE) Bawang Merah
Parameter CV (%) Ragam E Ragam G He (%) KriteriaKlorofil a 0,67
0,0000464 0,00005072 52,22 TinggiKlorofil b 0,41 0,0000172
0,00001956 53,21 TinggiKlorofil a+b 1,01 0,0001 0,00014 58,33
TinggiANR 16,70 0,067 0,2768 80,51 TinggiKeterangan : HEbs ≤ 20 %
(rendah), 20% ≤ HEbs ≤ 50% (sedang), HEbs > 50% (tinggi),
Ragam-E(Ragam lingkungan), Ragam-G (Ragam genotipe).
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok Bkemudian membentuk
dua sub kelompok besaryaitu kelompok C dan D. Kelompok A
hanyaterdiri dari satu tanaman yaitu tanaman nomor 59yang merupakan
tanaman yang tergolong ekstrim
karena memisah dari klon klon lain. Kelompok Bterdiri dari 74
nomor tanaman, namun hanyaterdapat empat nomor tanaman yang
tergolongekstrim yaitu 1 nomor tanaman pada kelompok Cdan 3 nomor
tanaman pada kelompok D. Tanaman
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 25
C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num
+---------+---------+---------+---------+---------+ 3 60 ─┐ 3 63
─┼─┐ 2 47 ─┘ ││ 1 6 ─┐ │ 1 11 ─┤ │ 1 15 ─┤ ├─┐ 1 21 ─┤ ││ │ 1 23 ─┤
│ │ 1 1 ─┤ │ │ 1 2 ─┼─┘ │ 1 7 ─┤ │ 1 25 ─┤ │ 1 5 ─┤ │ 1 18 ─┤ │ 1
19 ─┤ │ 1 24 ─┤ │ 1 16 ─┤ │ 1 13 ─┘ │ 1 4 ─┐ │ 2 30 ─┤ │ 1 14 ─┤ │
2 45 ─┤ │ 1 20 ─┤ │ 2 31 ─┤ │ 2 36 ─┤ │ 2 38 ─┤ │ 3 58 ─┤ │ 3 66 ─┤
│ 2 32 ─┤ │ 2 42 ─┤ │ 2 33 ─┤ │ 3 54 ─┤ │ 3 53 ─┤ │ 3 61 ─┤ │ 3 51
─┤
├───────────────────────────────────────────┐├───────────────────────────────────────────┐
2 26 ─┤ │ │ 2 44 ─┤ │ │ 3 64 ─┤ │ │ 3 74 ─┤ │ │ 3 56 ─┤ │ │ 3 68 ─┤
│ │ 2 43 ─┤ │ │ 3 73 ─┤ │ │ 3 67 ─┤ │ │ 3 75 ─┤ │ │ 3 65 ─┤ │ │ 3
69 ─┤ │ │ 3 62 ─┤ │ │ 3 71 ─┤ │ │ 3 70 ─┤ │ │ 2 28 ─┤ │ │ 2 40 ─┤ │
│ 2 27 ─┤ │ │ 1 3 ─┤ │ │ 2 34 ─┤ │ │ 2 41 ─┤ │ │ 2 46 ─┼─┐ │ │ 3 55
─┤ │ │ │ 3 57 ─┤ │ │ │ 2 37 ─┤ │ │ │ 2 39 ─┤ │ │ │ 2 29 ─┤ │ │ │ 1
12 ─┤ │ │ │ 2 50 ─┤ │ │ │ 1 9 ─┤ ├─┘├─┘ │ 2 35 ─┤ │ │ 2 48 ─┤ │ │ 2
49 ─┤ │ │ 1 22 ─┤ ││ │ 1 17 ─┤ │ │ 1 8 ─┤ │ │ 3 72 ─┤ │ │ 1 10 ─┘ │
│ 3 52 ───┘ │
3 59
─────────────────────────────────────────────────┘─────────────────────────────────────────────────┘
Ilustrasi 3. Dendogram 75 Tanaman Bawang Merah Varietas
Bimalustrasi 3. Dendogram 75 Tanaman Bawang Merah Varietas
Bimalustrasi 3. Dendogram 75 Tanaman Bawang Merah Varietas
BimaBrebes Hasil Iradiasi Sinar Gamma.
D
C
B
A
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
kelompok C yaitu tanaman nomor 52, tanamankelompok D yaitu
tanaman nomor 47, 60 dan 63.Namun tanaman pada kelompok D
merupakantanaman yang mati, sehingga hanya terdapat duanomor
tanaman yang paling berpeluang untukseleksi pada tahap selanjutnya
yaitu tanamannomor 59 dan 52. Tanaman nomor 59 dan 52merupakan
tanaman hasil dari penyinaran dosis 3Gy. Hasil analisis karakter
kuantitatif berupadendogram tersaji pada Ilustrasi 3.
Analisis kekerabatan yang dilakukan denganmelakukan
karakterisasi karakter kuantitatif, yaituberdasarkan nilai ANR,
kandungan klorofil a,klorofil b dan klorofil total (a+b),
sedangkankarakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen.Hal ini
sejalan dengan Syahruddin (2012) bahwakarakter kuantitatif
merupakan karakter yang tidakdapat dibedakan secara sederhana namun
harusdiukur dengan alat ukur tertentu yang hasilnyabersifat
kuantitatif karena karakter kuantitatifdikendalikan oleh banyak
gen. Hartati danDarsana (2015) menyatakan bahwa keragamandapat
terjadi pada tingkat spesies yang disebabkanoleh faktor genetik dan
lingkungan. Menurut Sari(2016) nilai keragaman yang dihasilkan
cukuprendah (
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
Miller. 2005. Introduction to GeneticAnalysis. WH. Freeman and
Company,New York.
Hameed. A., T. M. Shah, dan B. M. Atta. 2008.Gamma irradiation
effects on seedgermination and growth, protein content,peroxidase
and protease activity, lipidperoxidation in desi and kabuli
chickpea.Pak. J. Bot. 40 (3) : 1033 – 1041.
Hartati, S., dan L. Darsana. 2015. Karakterisasianggrek alam
secara morfologi dalamrangka pelestarian plasma nutfah. J.
AgronIndonesia. 43 (2) : 133 – 139.
Hartiko. 1987. Optimasi Metode PengukuranKegiatan Aktifitas
Nitrat Reduktase In VivoDaun Berbagai Spesies Tanaman
Produksi.Laboratorium Biokimia, Fakultas BiologiUniversitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Herison, C., Rustikawati, H. S. Surjono, S. I.Aisyah. 2008.
Induksi mutasi melalui sinargamma terhdap benih untuk
meningkatkankeragaman populasi dasar jagung (Zeamays L.) Akta
Agrosia. 11 (1) : 57 – 62.
Jusuf, M. 2001. Genetika I Struktur dan EkspresiGen. Sagung
Seto, Jakarta.
Kadir, A., S. H. Sutjahjo, G. A. Wattimena, dan I.Mariska. 2007.
Pengaruh sinar gamma padapertumbuhan kalus dan keragaan
planlettanaman nilam. J. AgroBiogen. 3 (1) : 24 –31.
Kim, J. H., B. Y. Chung, K. J. Sung, dan S. G. Wi.2005. Effets
of planta gamma-irradiaton ongrowth, photosynthesis and
antioxidativecapacity of red pepper (Capsicum annumL.) plants. J.
Of Plant Biology. 48 (1) : 47 –56.
Pellegrini, C. N., C. A. Croci, dan G. A. Orioli.2000.
Morphological changes induced bydifferent does of gamma irradiation
in garlicsprouts. Radiaton Physics and Chemistry.57 : 315 –
318.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2015.Outlook Bawang
Merah. Pusat Data danSistem Informasi Pertanian,
KementrianPertanian.
Permadi, A. H. 1995. Pemuliaan Bawang Merah:Teknologi Produksi
Bawang Merah. PusatPenelitian dan Pengembangan
Hortikultura,Jakarta.
Rahimi, M. M., dan A. Bahrani. 2011. Influence ofgamma
irradtiation on some physiologicalcharacteristics and grain protein
in wheat(Triticum aestivum L.) World AppliedScience Journal. 15 (5)
: 654 – 659.
Sadhu, M. K. 1989. Plant Propagation. New AgeInternational, New
York.
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. PlantPhysiology. 4rd Ed.
Wadsworth PublissingCompany. California.
Sari, N. K. Y., M. Pharmawati, dan I. K. Junitha.2012. Pengaruh
mutagen kimia sodiumazida terhadap morfologi tanaman cabaibesar
(Capsicum annuum L.). J. Metamorf.1 (1) : 25 – 28.
Soeranto, H. 2003. Peran iptek nuklir dalampemuliaan tanaman
untuk mendukungindustri pertanian. Prosiding Pertemuan
danPresentasi Ilmiah Peelitian Dasar IlmuPengetahuan dan Teknologi
Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003. PuslitbangTeknologi
Isotop dan Radiasi, BATAN.
Sudrajat, D. J., dan M. Zanibar. 2009. Prospekteknologi iradiasi
sinar gamma dalampeningkatan mutu benih tanaman hutan.Info Benih.
13 : 158 – 163.
Sugimoto, H., K. Kusumi, Y. Tozawa, J. Yazaki,N. Kishimoto, S.
Kikuchi dan K. Iba. 2004.The virescent-2 mutation
inhibitiontranslation of plastid transcripts for theplastic genetic
system at an early stage ofchloroplast differentiation. Plant
CellPhysiol. 45 (8) : 185 – 210.
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 27
-
J. Agro Complex 2(1):19-28, February 2018DOI:
https://doi.org/10.14710/joac.2.1.19-28
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joacISSN 2597-4386
Sumenda, L., H. L. Rampe, dan F. R. Mantiri.2011. Analisis
kandungan klorofil daunmangga (Mangifera indica L.) pada
tingkatperkembangan daun yang berbeda. J.Bioslogos. 1 (1) : 20 –
24.
Sutarto, I., N. K. Dewi, dan Arwin. 2004.Pengaruh iradiasi sinar
gamma 60 coterhadap pertumbuhan tanaman bawangputih (Allium sativum
L.) varietas lumbuhijau di dataran rendah. Risalah SeminarIlmiah
Penelitian dan PengembanganAplikasi Isotop dan Radiasi,
Jakarta.
Syahruddin, K. 2012. Analisis Keragaman GenetikBeberapa Genotipe
Durian (Duriozibenthinus Murr.) Menggunkan PenandaMorfologi Dan
Molekuler (ISSR). [Tesis].
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yuniati. 2015.Teknik Pemuiaan
Tanaman. PenebarSwadaya, Jakarta.
Thamrin, M., Ramlan, Armiati, Ruchjaningsih,dan Wahdania. 2003.
Pengkajian sistemusahatani bawang merah di SulawesiSelatan. J.
Pengkajian dan Pengemb.Teknol. Pert. 6 (2) : 141 - 153
Wi, S. G., B. Y. Chung, dan J. S. Kim. 2007.Effects of gamma
irradiation onmorphological changes and biologicalresponses in
plants. Micron, 38 (2) : 553 –564.
Karakter Fisiologi dan Pendugaan Heritabilitas Tanaman M1 Bawang
Merah (Alfariatna et al.) 28