1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 Jumlah pergerakan pesawat pada bandara semakin tahun semakin meningkat akibat dari jumlah penumpang yang akan menggunakan transportasi udara yang selalu tumbuh. Akan tetapi runway suatu bandara mempunyai kapasitas tertentu untuk menampung pergerakan pesawat yang akan menggunakan runway tersebut. Apabila jemlah pergerakan pesawat melebihi dari kapasitas runway yang telah ditentukan akan mengakibatkan terjadinya tundaan pergerakan pesawat. Salah satu solusinya adalah dengan penambahan parallel runway. Tugas akhir ini mencoba untuk memberikan simulasi dari kedua parallel runway untuk mendapatkan kapasitas yang paling maksimum. Di dalam tugas akhir ini ditinjau mengenai penentuan pola distribusi kedatangan dan keberangkatan, penentuan airspace separation criteria, penentuan segregated operation, penentuan ROT, penentuan aircraft mix, dan penentuan headway. Dari tinjauan yang dilakukan, dicoba simulasi sampai menemukan hasil yang maksimum untuk menetapkan kapasitas runway. Dengan adanya simulasi ini diharapkan dapat menjadi model bagi bandara - bandara yang akan menambah parallel runway. Dalam tugas akhir ini didapatkan komposisi maksimum untuk tiap kategori pesawat pada dua parallel runway sistem independent arrivals dan independent departure dengan jarak 4300 ft.. Perhitungan simulasi dengan memakai persentase komposisi kategori pesawat dominan C didapatkan kapasitas maksimum parallel runway untuk kedatangan saja (arrival only) sebesar 78 operasi per jam, keberangkatan saja (departure only) sebesar 102 operasi per jam, dan operasi campuran (mixed) sebesar 88 operasi per jam dengan komposisi, B: 10%, C: 70%, dan D : 20%. Kata kunci: Parallel Runway, Simulasi , Komposisi Kategori Pesawat, Kapasitas Maksimum I. PENDAHULUAN andar udara atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu (runway) namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600- 800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter Selama dua tahun terakhir, pengguna jasa Bandara di Indonesia naik mencapai 19 persen. Pergerakan penumpang yang begitu signifikan tersebut diikuti oleh pergerakan pesawat. Sehingga di Indonesia sering terjadi delay. Jumlah penumpang pesawat terus tumbuh dan pergerakan pesawat di masing-masing bandara juga terus meningkat, sedangkan setiap bandara memiliki keterbatasan kapasitas runway dalam melayani jumlah pergerakan pesawat tiap jam. Hal ini mengakibatkan sejumlah bandara yang ada menjadi kelebihan kapasitas (over capacity). Dari kedua latar belakang tersebut, ada dua variable yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas runway, yaitu jumlah runway dan komposisi kategori pesawat. Untuk mengoptimalkan kinerja dua parallel runway, perlu adanya evaluasi pola operasional runway (departure arrival berlaku untuk kedua runway atau ada pemisahan, misal runway 1 untuk arrival dan runway 2 untuk departure). Dari pola operasional ini akan dianalisa jumlah dan komposisi jenis pesawat yang akan menghasilkan kapasitas maksimum dua paralel runway. Hasil akhir dari tugas akhir ini menghasilkan grafik komposisi pesawat untuk arrival vs departure dalam 1 jam. II. METODE PENELITIAN MULAI STUDI LITERATUR PENGOLAHAN DATA: DATA PERGERAKAN PESAWAT DATA KELAS PESAWAT PENENTUAN PEAK HOUR PENETUAN KAPASITAS RUNWAY EKSISTING KAPASITAS RUNWAY EKSISTING CAMPURAN PESAWAT METODE MATEMATIS SIMULASI KAPASITAS RUNWAY EKSISTING METODE TIME SPACE SIMULASI KAPASITAS MAKSIMUM PARALLEL RUNWAY GRAFIK KEDATANGAN VS KEBERANGKATAN SELESAI KATEGORI PESAWAT KECEPATAN LANDING / TAKE OFF MINIMUM SEPARATION RUNWAY OCCUPANCY TIME Gambar 1 Metodologi Tugas Akhir SIMULASI PENENTUAN JUMLAH DAN KOMPOSISI PESAWAT MAKSIMUM PADA DUA PARALLEL RUNWAY Satrio Rekso Wilogo, Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]B
5
Embed
KAPASITAS RUNWAY EKSISTING CAMPURAN PESAWAT … · PESAWAT x DATA KELAS PESAWAT PENENTUAN PEAK HOUR PENETUAN KAPASITAS RUNWAY EKSISTING ... pesawat sebesar 43 pergerakan. Perhitungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
Jumlah pergerakan pesawat pada bandara semakin
tahun semakin meningkat akibat dari jumlah penumpang
yang akan menggunakan transportasi udara yang selalu
tumbuh. Akan tetapi runway suatu bandara mempunyai
kapasitas tertentu untuk menampung pergerakan pesawat
yang akan menggunakan runway tersebut. Apabila jemlah
pergerakan pesawat melebihi dari kapasitas runway yang
telah ditentukan akan mengakibatkan terjadinya tundaan
pergerakan pesawat. Salah satu solusinya adalah dengan
penambahan parallel runway.
Tugas akhir ini mencoba untuk memberikan
simulasi dari kedua parallel runway untuk mendapatkan
kapasitas yang paling maksimum. Di dalam tugas akhir ini
ditinjau mengenai penentuan pola distribusi kedatangan dan